You are on page 1of 16

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razy

Di dunia Barat dikenal sebagai Rhazes, merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup
antara tahun 864 – 930. Ar-Razy juga diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap
sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Ia lahir di Razy, Teheran pada tahun 251
H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razy sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia,
matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di
Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Razy.
Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Sebagai seorang dokter
utama di rumah sakit di Baghdad.

Ar-Razy merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar. ar-Razy
diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan
pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan
timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Ar-Razy juga
merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk
melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti
tabung, spatula dan mortar. Ar-Razy juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari
merkuri. Semasa hidupnya ia menulis tidak kurang dari 200 buku ilmiyah. Karya Zakaiya Ar-Razy
antara lain sebagai berikut:
1. AL-HAWI (buku penyuluhan); buku ini dianggap sebagai buku induk dalam bidang
kedokteran
2. Ensiklopedia kedokteran yang terdiri dari 10 jilid, jilid ke 9 buku ini di tulis bersama
Al-Qanun Fi Al-Tibl karya Ibnu Shinna
3. ALJUDARI WAL HASABAH (cacar dan campak)
4. AL-KYMIA merupakan buku acuan penting dalam ilmu kimiya
5. AL-ASRAR (rahasia-rahasia)
Karya-karya besar ar-raji tersebut merupakan buku rujukan penting dalam perkembangan dunia
kedokteran. Saat itu dan untuk masa-masa berikutnya. Buku-buku karya banyak di jumpai di
musium-musium Eropa dan banyak digiunakan sebagai buku rujukan untuk dunia kedokteran di
dunia Barat. Selain itu banyak sekali penemuan monumental Ar-razi yang sangat berarti bagi
perlembangan ilmu kedokteran di antaranya:
1. Small-fox (penyakit cacar). Penemuan ini melembungkan namanya dalam dunia
medis, sebab ia adalah sarjana pertama yang meneliti penyakit tesebut. Ia membedakan
penyakit ini menjadi penyakit air (variola) dan cacar merah (vougella).
2. Air raksa (HG) yaitu salah satu penemuan besar beliau dan banyak manfaatnya di
dunia kedokteran.
3. Diagonsa Hipertensi ar-Razy adalah seorang dokter yang pertama kali melakukan
diagonsa terhadap hipertensi (darah tinggi). Ia melakukan penelitian dan pengobatan
kepala pening dengan pemanasan saraf. Ia pun melakukan pengobatan mirip cara
akupuntur yang sekarang telah amat populer.
Tentang pengobatan yang telah di lakukan ar-razi salah seorang dokter dari Barat
mengatakan,”ar-Razi mengobati penyakit kronos dengan cara seperti yang kita terapkan dewasa
ini, dan ia juga telah melakukan penjahitan pada luka-lika yang terbuka”. Beliau juga seorang
dokter klinia yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu penelitian Al-Kimi atau
sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia. Di dalam penelitiannya pada waktu itu Muhammad
Ibnu Zakaria Al-Razi sudah menggunakan peralatan khusus dan secara sistimatis hasil karyanya
dibukukan, sehingga orang sekarang tidak sulit mempelajarinya. Disamping itu Al-Razi telah
mengerjakan pula proses kimiawi seperti: Distilasi, Kalsinasi dan sebagainya dan bukunya
tersebut merupakan suatu buku pegangan Lboratorium Kimia yang pertama di dunia. Bidang lain:
Medicine, Ophthalmology, Smallpox, Chemistry, Astronomy.
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi

Sang Penemu Gips Era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun
ilmuan yang berasal dari Andalusia. Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah
tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini. Sebagai
seorang dokter era kekalifahan, dia sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang
penting bagi era modern ini.

Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang terletak di dekat Kordoba
di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara modern Spanyol di Eropa. Kota Al Zahra
sendiri dibangun pada tahun 936 Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman Al Nasir III yang berkuasa
antara tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi merupakan seorang penguasa kedelapan
dari Bani Umayyah di Andalusia yang bernama Abbas.

Menurut catatan sejarah keluarga ayah Al Zahrawi aslinya dari Madinah yang pindah ke
Andalusia.Al Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang hebat juga termasyhur karena
sebagai seorang Muslim yang taat. Dalam buku Historigrafi Islam Kontemporer, seorang penulis
dari perpustakaan Viliyuddin Istanbul Turki menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi.
Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia sering
kali tidak meminta bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia menganggap melakukan
pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian dari amal atau sedekah. Dia merupakan
orang yang begitu pemurah serta baik budi pekertinya.

Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter pribadi Khalifah Al
Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang merupakan putra dari Kalifah
Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam II sendiri berkuasa dari tahun 961 sampai tahun
976. Dia melakukan perjanjian damai dengan kerajaan Kristen di Iberia utara dan menggunakan
kondisi yang stabil untuk mengembangkan agrikultur melalui pembangunan irigasi. Selain itu dia
juga meningkatkan perkembangan ekonomi dengan memperluas jalan dan pembangunan
pasar.Kehebatan Al Zahrawi sebagai seorang dokter tak dapat diragukan lagi.

Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi
penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses
operasi. Dalam penyiapan obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi. Kitab Al Tasrif
sendiri begitu populer dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa oleh para penulis.
Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan judul Liber Theoricae nec
non Practicae Alsaharavii. Salah satu risalah buku tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa
Ibrani dan Latin oleh Simone di Genova dan Abraham Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab
Al Tasrif juga juga diterbitkan di Venice pada tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris. Risalah
lain dalam Kitab Al Tasrif juga diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerardo van Cremona di
Toledo pada abad ke-12 dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia. Dengan demikian kitab karya
Al Zahrawi semakin termasyhur di seluruh Eropa.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi dunia. Kitabnya yang
mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah yang digunakan Al Zahrawi ini menjadi
buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai kampus-kampus.Al Zahrawi menjadi pakar
kedokteran yang termasyhur pada zamannya. Bahkan hingga lima abad setelah dia meninggal,
bukunya tetap menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai belahan dunia. Prinsip-prinsip
ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa.
Abu Ali Al-Husein Ibnu Shina

Beliau dikenal dengan nama Ave Cenna, yang hidup antara tahun 986-1037 M. Seorang ilmuwan
muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais.
Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada
usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu, bidang keahliannya
adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga dibidang Medicine, Philosophy,
Mathematics, Astronomy. Penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu
kedokteran Barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC,Diabetes dan
penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.

Nama lengkapnya Abu Al-Husain Bin Abdullah Bin Ali Bin Sina. Ia lebih populer dengan sebutan
Ibnu Shina, orang Barat menyebutnya Avecenna. Ia lahir bulan safar 470 H/980 M di Afshanah,
Afghanistan dan meninggal pada tahu 1037 M. Ia merupakan seorang dokter dan filosof Muslim
yang ternama. Sejak kecil Ibnu Shina mempelajari al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama. Setelah itu, ia
mempelajari matematika, logika, fisika, geometri, astronomi, metafisika, dan kedokteran.
Profesinya di bidang kedokteran mualai pada usia 17 tahun ketika ia berhasil menyembuhkan
Nuh Bin Mansur, salah seorang penguasa Dinasti Samaniyyah. Pada masa Dinasti Hamdani ia
dua kali menjabat sebagai menteri. Kebesaran Ibnu Shina terlihat pada gealar yang diberikan
kepadanya . di bidang filsapat ia digelari asy-Syikh ar-Ra’is (guru para raja). Di bidang kedokteran
ia digelari Pangeran para dokter Ibnu Shina meninggalkan tidak kurang dari 200 karya tulis
kebnyakan tulisan itu menggunakan bahasa Arab. Sedangkan sebagaian lainnya menggunakan
bahasa Fersia. Buku-bukunya yang terkenal antara lain:
1. Asy-syifa (penyembuhan)
2. Al-qanum Fi-tibb (peraturan-peraturan dalam kedokteran)
3. Al-isyarat wa at-tanbihat (isyarat dan penjelasan)
4. Mantiq al-masyrikiyyin (logika timur)
Ahmad Yani – Pahlawan Nasional

Ahmad Yani – Pahlawan Nasional


Ahmad Yani lahir pada tanggal 19 Juni 1922 di Jenar, Purworejo, Jawa
tengah. Semua anggota keluarganya bekerja di pabrik gula milik orang
Belanda. Pada tahun 1927, Ahmad Yani bersama keluarganya pindah ke
Batavia, dimana ayahnya bekerja untuk General Belanda. Pada tahun 1940,
Ahmad Yani menjalani wajib militer dengan tentara Hindia-Belanda dan
meninggalkan sekolah tingginya.
Kemudian Ahmada yani belajar topografi di kota Malang, Jawa Timur. Pada
tahun 1942, proses belajar mengajarnya terganggu karena datangnya
pasukan dari Jepang. Pada waktu yang bersamaan, Ahad Yani dan
kelurganya pindah ke Jawa Tengah.
Pada tahun 1943, Beliau bergabung dengan dengan tentara militer yang di
sponsori Jepang Peta (Pembela Tanah Air) dan melanjutkan latihannya di
Magelang. Setelah selesai pelatihan ini, Ahmad Yani minta untuk di lantik
sebagai sebagai komandan peleton Peta dan kemudian dipindahkan ke
Bogor, Jawa Barat. Setelah bertugas disana, kemudian kembali ke Magelang
sebagai Instruktur.
As’ad Syamsul – Pahlawan Nasional

As’ad Syamsul – Pahlawan Nasional


K.H.R As’ad Syamsul Arifin lahir pada tahun 1897 di kota mekah dan wafat
pada tanggal 4 Agustus 1990 di Situbondo jawa Timur tepat di usia 93 tahun.
K.H.R As’ad adalah seorang ulama besar sekaligus seorang tokoh Nahdlatul
Ulama dan terakhir menjabat sebagai Dewan Penasehat (musytasar) dan
beliau menjabat di Nahdlatul Ulama hingga sampai akhir hayatnya. Selain
menjabat sebagai tokoh besar di Nahdlatul Ulama, beliau juga pengasuh
sebuah pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan
Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
K.H.R As’ad juga sebagai penyampai pesan (Isyarah) berupa tongkat yang
disertai dengan Ayat Al-Qur’an dan Kholil Al-Bangkalani untuk Hasyim Asy’ari
dan saat itu menjadi cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama.
Jendral Sudirman – Pahlawan Nasional

Jendral Sudirman – Pahlawan Nasional


Jendral Sudirman adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang memiliki
jabatan sebagai Jendral Besar TNI Anumerta Sudirman. Beliau mendapatkan
gelarnya di usia 31 tahun. Jendral Sudirman adalah seorang yang sangat
berjasa pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Pahlawan yang terkenal
dengan perang gerilya dan serangan pada tanggal 1 Maret 1949.
Jendral Sudirman diangakat menjadi panglima besar pada tanggal 18
Desember 1948 dan pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan
agresi Militer II untuk menduduki kota Yogyakarta. Sudirman bersama dengan
kelompok kecil dari tentara dan dokter pribadinya, selama tujuh bulan mereka
melakukan gerilya ke arah selatan.
Sudirman mengomandoi dalam kegiatan militer di pulau Jawa termasuk
serang 1 maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Kolonel Seharto.
Beliau wafat di Magelang pada tanggal 29 Januari 1950, tepatnya pada 34
tahun.
KH. Hasyim Asy’ari - Pendiri Nahdlatul Ulama

KH. Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal 10 April 1875, di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten
Jombang, Jawa Timur. Dan pada tanggal 25 Juli 1947 (72 tahun) beliau dimakamkan di Tebu Ireng,
Jombang. Beliau merupakan pendiri Nahdhatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia
serta putra dari Kyai Asy’ari. Beliau adalah ulama sekaligus pemimpin dari Pondok Pesantren Keras,
berada di selatan Jombang. Sementara ibunda beliau bernama Halimah, memiliki silsilah keturunan
dari Raja Brawijaya VI, yang dikenal dengan Lembung Peteng, ayahanda dari Jaka Tingkir (Raja
Pajang). Sedangkan keturunan ke delapan dari Jaka Tingkir adalah kakenya, Kyai Ustman yang
memimpin Pondok Pesantren Gedang, dengan seluruh santri berasal dari Jawa pada akhir 19. Ayah
dari kakek beliau yaitu Kyai Sihah yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Tambak Beras,
Jombang. Di kalangan Nahdhiyin dan ulama pesantren KH. Hasyim Asy’ari dijuluki Hadratus
Syeikh yang berarti maha guru.

KH. Hasyim merupakan putra ketiga dari sebelas bersaudara. Sejak beliau berumur 14 tahun telah
banyak mendapat wejangan serta pengajaran tentang ilmu agama langsung dari ayah dan kakek
beliau. Berbagai motivasi besar yang beliau dapatkan dari kalangan keluarga, serta minat besar dalam
menuntut ilmu yang beliau miliki, membuat KH. Hasyim Asy’ari muda tumbuh menjadi seorang yang
pandai. Beliau juga pernah mendapat sebuah kesempatan yang diberikan sang ayah untuk membantu
mengajar di pesantrennya, karena kepandaian beliau.

Ketika usia menginjak 15 tahun, beliau berkelana (mondok) di pesantren lain. Hal ini karena beliau
merasa belum cukup menimba ilmu yang diterima sebelumnya. Tak hanya satu pondek pesantren
saja beliau singgahi, tapi banyak pondok pesantren yang disinggahinya, antara lain menjadi santri di
Pesantren Wonokoyo (Probolinggo), Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Trenggilis (Semarang),
Pesantren Siwalan, Panji (Sidoarjo). Ketika beliau merantau di Ponpes Siwalan beliau belajar kepada
Kyai Jakub, dan akhirnya beliau dijadikan menantu Kyai Jakub.

Pada tahun 1892, KH. Hasyim Asy’ari menunaikan ibadah Haji, beliau di Mekkah sekaligus menimba
ilmu kepada Syech Ahmad Khatib dan Syech Mahfudh At-Tarmisi, merupakan guru di bidang Hadist.
Ketika pulang, KH. Hasyim Asy’ari menyempatkan diri untuk singgah ke Johor, Malaysia. Di sana beliau
mengajar kepada para santri sampai tahun 1899.
Kyai Hasyim Asy’ari mendirikan ponpes di Tebuireng yang kelak menjadi pesantren terbesar dan
terpenting di tanah Jawa pada abad ke-20. Mulai tahun 1900, beliau memosisikan Pesantren
Tebuireng menjadi pusat pembaruan bagi pengajaran Islam Tradisional.

Dalam pesantren tersebut bukan hanya ilmu agama yang diajarkan, namun juga pengetahuan umum
ikut mengiringi pengajaran agama Islam. Para santri belajar membaca huruf latin, menulis dan
membaca buku-buku yang berisi pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato. Cara demikian
mendapat sambutan tidak mengenakkan dirinya, karena dikecam bid’ah. Meskipun kecamatan itu
terus bergulir tapi beliau tetap teguh dalam pendiriannya.

Menurutnya, mengajarkan agama Islam berarti memperbaiki manusia. Mendidik para santri dan
menyiapkan mereka untuk terjun ke masyarakat, adalah salah satu tujuan utama perjuangan Kyai
Hasyim Asy’ari. Meski mendapat kecaman, pesantren Tebuireng menjadi masyur ketika para santri
angkatan pertama berhasil mengembangkan pesantren di berbagai daerah dan ikut manjadi besar.
KH. Hasyim Asy’ari - Pendiri Nahdlatul Ulama

KH. Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal 10 April 1875, di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten
Jombang, Jawa Timur. Dan pada tanggal 25 Juli 1947 (72 tahun) beliau dimakamkan di Tebu Ireng,
Jombang. Beliau merupakan pendiri Nahdhatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia
serta putra dari Kyai Asy’ari. Beliau adalah ulama sekaligus pemimpin dari Pondok Pesantren Keras,
berada di selatan Jombang. Sementara ibunda beliau bernama Halimah, memiliki silsilah keturunan
dari Raja Brawijaya VI, yang dikenal dengan Lembung Peteng, ayahanda dari Jaka Tingkir (Raja
Pajang). Sedangkan keturunan ke delapan dari Jaka Tingkir adalah kakenya, Kyai Ustman yang
memimpin Pondok Pesantren Gedang, dengan seluruh santri berasal dari Jawa pada akhir 19. Ayah
dari kakek beliau yaitu Kyai Sihah yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Tambak Beras,
Jombang. Di kalangan Nahdhiyin dan ulama pesantren KH. Hasyim Asy’ari dijuluki Hadratus
Syeikh yang berarti maha guru.

KH. Hasyim merupakan putra ketiga dari sebelas bersaudara. Sejak beliau berumur 14 tahun telah
banyak mendapat wejangan serta pengajaran tentang ilmu agama langsung dari ayah dan kakek
beliau. Berbagai motivasi besar yang beliau dapatkan dari kalangan keluarga, serta minat besar dalam
menuntut ilmu yang beliau miliki, membuat KH. Hasyim Asy’ari muda tumbuh menjadi seorang yang
pandai. Beliau juga pernah mendapat sebuah kesempatan yang diberikan sang ayah untuk membantu
mengajar di pesantrennya, karena kepandaian beliau.

Ketika usia menginjak 15 tahun, beliau berkelana (mondok) di pesantren lain. Hal ini karena beliau
merasa belum cukup menimba ilmu yang diterima sebelumnya. Tak hanya satu pondek pesantren
saja beliau singgahi, tapi banyak pondok pesantren yang disinggahinya, antara lain menjadi santri di
Pesantren Wonokoyo (Probolinggo), Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Trenggilis (Semarang),
Pesantren Siwalan, Panji (Sidoarjo). Ketika beliau merantau di Ponpes Siwalan beliau belajar kepada
Kyai Jakub, dan akhirnya beliau dijadikan menantu Kyai Jakub.

Pada tahun 1892, KH. Hasyim Asy’ari menunaikan ibadah Haji, beliau di Mekkah sekaligus menimba
ilmu kepada Syech Ahmad Khatib dan Syech Mahfudh At-Tarmisi, merupakan guru di bidang Hadist.
Ketika pulang, KH. Hasyim Asy’ari menyempatkan diri untuk singgah ke Johor, Malaysia. Di sana beliau
mengajar kepada para santri sampai tahun 1899.
Kyai Hasyim Asy’ari mendirikan ponpes di Tebuireng yang kelak menjadi pesantren terbesar dan
terpenting di tanah Jawa pada abad ke-20. Mulai tahun 1900, beliau memosisikan Pesantren
Tebuireng menjadi pusat pembaruan bagi pengajaran Islam Tradisional.

Dalam pesantren tersebut bukan hanya ilmu agama yang diajarkan, namun juga pengetahuan umum
ikut mengiringi pengajaran agama Islam. Para santri belajar membaca huruf latin, menulis dan
membaca buku-buku yang berisi pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato. Cara demikian
mendapat sambutan tidak mengenakkan dirinya, karena dikecam bid’ah. Meskipun kecamatan itu
terus bergulir tapi beliau tetap teguh dalam pendiriannya.

Menurutnya, mengajarkan agama Islam berarti memperbaiki manusia. Mendidik para santri dan
menyiapkan mereka untuk terjun ke masyarakat, adalah salah satu tujuan utama perjuangan Kyai
Hasyim Asy’ari. Meski mendapat kecaman, pesantren Tebuireng menjadi masyur ketika para santri
angkatan pertama berhasil mengembangkan pesantren di berbagai daerah dan ikut manjadi besar
BANGUN DATAR

BANGUN RUANG
Descriptive Text
Cats Bugel

We know, most cats look so cute and clean, so is my cat. My name is Bugel cat. My cat
named Bugel because she looked so cute, tail Bugel and makes me always want to hug
him and hug him every day. Do you want to know about my cat? Bugel I have gray fur and
white. It is so soft. And makes me always want to hug him. He has beautiful eyes. Its tail
Bugel.. And he also has sharp teeth and of course my scar. The whiskers in his mouth to
make the funny. However, although he looks very cute and funny, when he's angry or want
to catch prey such as mice, it is very scary for me. Claws are sharp and seem so long. Her
voice sounded like a tiger also changed. I never approached him when he was angry. That
cat Bugel.
Teks Prosedur Tentang Minuman
Cara Membuat Teh Manis

Bahan- bahan:
1. Siapkan 1 teh celup.
2. Siapkan gula secukupnya.
3. Air hangat.
Alat- alat:
1. Siapkan 1 gelas.
2. Siapkan sendok.
Cara membuat:
1. Langkah pertama adalah dengan memasukkan air hangat dengan takaran
yang sesuai dengan keinginan.
2. Langkah yang kedua ialah dengan menyelupkan teh gantung tersebut ke
dalam gelas yang sudah berisi dengan air.
3. Jangan lupakan untuk memasukkan gula secukupnya aduk air hingga gula
larut.
4. Jika sudah, maka teh sudah siap untuk di sajikan.
Report Text about Phone
Mobile Phone

A mobile phone (also known as a wireless phone, or cellular telephone) is a very small portable radio
telephone.

The mobile phone can be used to communicate over long distances without wires. It works by
communicating with a nearby base station (also called a "cell site") which connects it to the main phone
network. As the mobile phone moves around, if the mobile phone gets too far away from the cell it is
connected to, that cell sends a message to another cell to tell the new cell to take over the call. This is
called a "hand off," and the call continues with the new cell the phone is connected to. The hand-off is done
so well and carefully that the user will usually never even know that the call was transferred to another cell.

As mobile phones became more popular, they began to cost less money, and more people could afford
them. Monthly plans became available for rates as low as US$30 or US$40 a month. Cell phones have
become so cheap to own that they have mostly replaced pay phones and phone booths except for urban
areas with many people.
DINASTI ABBASIYAH
Al-Khawarizmi ( 780 M – 850 M)

Nama lengkapnya adalah Abu Ja'far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi. Ia


termasuk tokoh dalam bidang matematika. Dia dikenal sebagai bapak Aljabar. Di barat,
dikenal dengan sebutan Algoarismi / Algorism, yaitu aritmatika atau ilmu hitung desimal
dengan menggunakan angka arab. Istilah algoritma disandarkan pada namanya tersebut.
Ia juga ahli dalam bidang astronomi dan geografi.
Pemikiran Al-Kawarizmi dalam bidang matematika diakui oleh dunia, bahkan masih
berpengaruh dan dimanfaatkan hingga sekarang. Hasil karyanya adalah penemuan
angka nol, dan tabel-tabel trigonometri.
Aljabar dalam matematika merujuk pada karyanya, yaitu Hisab al-Jabr wal
Muqabalah (kalkulasi integral dan persamaan). Ia memiliki karya tentang teori segitiga
sama kaki, yang dijelaskan cara menghitung luas segitiga, jajar genjang, lingkaran, dan
cara menghitung tinggi sebuah segitiga sampai pada harga phi (π), perbandingan keliling
sebuah lingkaran terhadap garis tengah.
Karyanya dalam bidang astronomi adalah Zij As-Sindhind, yang menjelaskan tetnang
penanggalan, perhitungan letak matahari, bulan dan planet-planet secara benar. Buku ini
juga menjelaskan tetnang peredaran benda-benda angkasa, astrologi, perhitungan
gerhana dan penampakan bulan.
Dalam bidang geografi, Al-Khawarizmi menuulis buku Surah Al-Ardh (bentuk bumi), yang
membahas tentang garis lintang, garis bujur kota-kota, gunung-gunung, laut, pulau dan
sungai-sungai pada peta bumi. Dialah yang pertama kali menciptakan geografi bumi dan
menggambarkan peta Benua Afrika.
Para tokoh ilmuwan Muslim setelah Al-Khawarizmi adalah Al-Khazim, Giyatuddin Jamsid
al-Kasyi, Abu Wafa Al-Bayazani dan Umar Khayam
Al-Khazim adalah ilmuwan muslim dalam bidang matematika yang mampu memecahkan
soal-soal archimides. Ia berasal dari Khurasan. Karya-karyanya dalam bidang
matematika antara lain Al-Masail Al-Adadiyah, Mathalib Juz'iyyah fil Qura Al-Mustaqimah
dan Syakl Al-Katta.
Ghiyatuddin Jamsid al-Kasyi, adalah seorang tokoh dalam bindang ilmu falak. Teori
bilangannya dan teknik komputasinya tidak ada yang menandingi saat itu. Ia berhasil
memecahkan dalil binamial, menghitung nilai dan menciptakan mesin hitung. Hasil
karyanya yang terkenal adalah Ar Risalah al-Muhtiyyah.
Abu Wafa Al-bayazani ahli dalam bidang astronomi dan matematika. Ia mengembangkan
trigonometri. Karyanya antara lain Fi Ma Yahtaju Ilaihil Kitab wal Ummal min Ilmil Hisab.
Yang mebahas tentang aritmetika. Alkamil yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa.
Al Handasah yang ditulis dalam bahasa Rab dan persia.
DINASTI ABBASIYAH

Al – Kindi

Al Kindi adalah filsuf besar pertama Islam. Ia lahir pada tahun 801 M (pada masa
pemerintahan Harun ar-Rasyid) dan meninggal pada tahun 869 M. Pada masa
pemerintahan khalifah-khalifah besar Dinasti Abbasiyah, yaitu al-Amin, al-Ma’mun, al-
Mu’tasim, al-Wasiq, dan al-Mutawakkil, ia diangkat sebagai guru dan tabib kerajaan.
Al-Kindi lahir di Kufah dan nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak
bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin al-Asy’as bin Qais al-Kindi. Nama al-
Kindi berasal dari nama salah satu suku Arab yang besar sebelum Islam, yaitu suku
Kindah.
Al-Kindi dikenal sebagai filsuf muslim yang pertama karena ia adalah orang Islam
pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke-7 M, pengetahuan filsafat
masih didominasi orang-orang Kristen Suriah. Selain menerjemahkan, al-Kindi juga
menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Ia juga dikenal sebagai pemikir muslim
pertama yang menyelaraskan filsafat dan agama. Al-Kindi memandang filsafat sebagai
ilmu yang mulia. Ia melukiskan filsafat sebagai ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari
segala kearifan. Filsafat bertujuan untuk memperkuat kedudukan agama dan merupakan
bagian dari kebudayaan Islam
*) Karya Al Kindi
Karya-karya al-Kindi berjumlah kurang lebih 270 buah. Karya tersebut
kebanyakan berupa risalah-risalah pendek dan banyak yang sudah tidak ditemukan lagi.
Karya –karya itu dapat dikelompokkan dalam bidang filsafat, logika, ilmu hitung, musik,
astronomi, geometri, medis, astrologi, psikologi, politik, dan meteorologi. Salah satu karya
Al Kindi di bidang filsafat adalah Risalah fi Madkhal al Mantiq bi Istifa al Qawl fih yang
berisi tentang sebuah pengatar logika. Dari karya-karyanya itu dapat diketahui bahwa al-
Kindi adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam.

You might also like