Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
1. Arif Yoga Setiawan (1601004)
2. Dwi Eka Rahmawati (1601008)
3. Eksa Angga Pradana (1601010)
4. Harisatun Niswah (1601013)
5. Junanto Surahman (1601015)
6. Novia Nurzuhriyanti (1601020)
7. Santi Nurhaliza (1601025)
8. Zeni Evilya Putri (1601033)
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep tentang citra tubuh?
2. Jelaskan asuhan keperawatan tentang konsep diri yaitu citra tubuh?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep tentang citra tubuh
2. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan tentang konsep diri yaitu citra tubuh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi
a. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh
Enterostomi, Mastaktomi, Histerektomi, Pembedahan kardiovaskuler, Pembedahan
leher radikal, Laringektomi
b. Amputasi pembedahan atau traumatik
c. Luka bakar
d. Trauma wajah
e. Gangguan makan
f. Obesitas
g. Gangguan muskuluskeletal
h. Gangguan integument
i. Lesi otak
Cerebrovaskular accident
Demensia
Penyakit parkinson
j. Gangguan afektif
Depresi
Skizofrenia
k. Penyalahgunaan bahan kimia
l. Nyeri
m. Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim)
Umpan balik interpersonal negative
Penekanan pada produktivitas
3. Pohon Masalah
Harga Diri Rendah
↑
Gangguan citra tubuh
↑
Penyakit Fisik
8. Faktor Presipitasi
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
mengancam kehidupan
b. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan
b) Transisi peran situasi
c) Transisi peran sehat /sakit
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi berdasarkan NIC dan kriteria hasil berdasarkan NOC
Individu :
1) Tujuan dan kriteria hasil
a. Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya.
b. Pasien dapat mengidentifikasi potensi ( aspek positif ) dirinya.
c. Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
d. Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
e. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu.
2) Tindakan Keperawatan
a. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini, perasaan
tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.Diskusikan
potensi bagian tubuh yang lain.
3) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
4) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a. Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan
pakaian yang baru.
b. Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara lengkap.
c. Bantu pasien menyentuh bagian tersebut.
d. Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada pembentukan
tubuh yang ideal.
5) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a. Susun jadwal kegiatan sehari-hari.
b. Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas keluarga dan
sosial.
c. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai peran
penting baginya.
d. Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.
Keluarga :
1) Tujuan dan kriteria hasil
a. Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh.
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
c. Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh.
d. Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian atas
keberhasilannya.
2) Tindakan Keperawatan
a. Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien.
b. Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
c. Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
a) Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah.
b) Memfasilitasi interaksi di rumah.
c) Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial.
d) Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien.
e) Ajarkan kepada keluarga untuk mengevaluasi perkembangan kemampuan
pasien seperti pasien mampu menyentuh dan melihat anggota tubuh yang
terganggu, melakukan aktifitas di rumah dan di masyarakat tanpa hambatan.
f) Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga.
3) TAK : stimulasi persepsi HDR.
4. Intervensi Spesialis
a. Terapi Individu : Terapi CBT, terapi kognitif.
b. Terapi Keluarga : Family system therapy, terapi komunikasi.
c. Terapi Kelompok : Logoterapi, terapi supportif.
d. Terapi Komunitas : Psikoedukasi.
5. Implementasi
Tindakan terhadap Perubahan Konsep Diri ( Gangguan Citra Tubuh )
Intervensi keperawatan membantu pasien memeriksa penilaian kognitif dirinya terhadap
situasi yang berhubungan dengan perasaan untuk membantu pasien meningkatkan
penghayatan diri dan kemudian melakukan tindakan untuk mengubah perilaku.
Pendekatan penyelesaian masalah ini memerlukan tingkat intervensi yang progresif,
sebagai berikut :
a. Meluaskan kesadaran diri
b. Eksplorasi diri
c. Evaluasi diri
d. Perencanaan yang realistic
e. Komitmen terhadap tindakan
Tabel 1.1 Intervensi keperawatan untuk mengubah konsep diri pada Tingkat 1
Prinsip Rasional Intervensi Keperawatan
Tabel 1.5 Intervensi Keperawatan terhadap perubahan konsep Gangguan Citra Diri
Tingkat 5
Prinsip Rasional Intervensi Keperawatan
Tujuan : Membantu Pasien agar Bertekat untuk Membuat Keputusan dan Mencapai
Tujuannya Sendiri
Bantu pasien Tujuan utama dalam Berikan kesempatan kepada pasien
melakukan tindakan meningkatkan untuk mengalami suatu keberhasilan.
yang diperlukan penghayatan adalah Dukung kekuatan, keterampilan, dan
untuk mengubah membuat pasien aspek yang sehat dari kepribadian
respons koping mengganti respons pasien.
maladaptif dan koping yang maladaptif Dukung pasien untuk memperoleh
mempertahankan dengan yang lebih bantuan (pekerjaan, finansial, pelayanan
respons koping yang adaptif. masyarakat ).
adaptif. Gunakan kelompok untuk meningkatkan
harga diri pasien.
Tingkatkan perbedaan diri pasien dalam
keluarga.
Beri pasien waktu yang cukup untuk
berubah.
Beri sejumlah dukungan yang sesuai
dan positif untuk membantu pasien
mempertahankan kemajuannya.
6. Evaluasi
Keberhasilan tindakan terhadap perubahan gambaran tubuh pasien dapat
diidentifikasi melalui perilaku pasien yaitu memulai kehidupan sebelumnya, termasuk
hubungan interpersonal dan sosial, pekerjaan dan cara berpakaian, mengemukakan
perhatiannya terhadap perubahan citra tubuh, memperlihatkan kemampuan koping,
kemampuan meraba, melihat, memperlihatkan bagian tubuh yang berubah,
kemampuan mengintegritasikan perubahan dalam kegiatan (pekerjaan, rekreasi dan
seksual), harapan yang disesuaikan dengan perubahan yang terjadi, mampu
mendiskusikan rekonstruksi (Keliat, 1998). Penyesuaian terhadap perubahan citra
tubuh melalui proses seperti berikut:
1) Syok psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan
dapat terjadi pada saat pertama pembuatan stoma ditetapkan sebagai tindakan
atau pada saat stoma telah ada (paska operasi). Syok psikologis digunakan
sebagai reaksi terhadapa ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan
perubahan tubuh membuat pasien menggunakan mekanisme pertahanan seperti
mengingkari, menolak, projeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
2) Menarik diri, pasien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan
tetapi karena tidak mungkin maka pasien menghindari/lari secara emosional.
Pasien menjadi positif, tergantung, tidak ada motivasi dan keinginan untuk
berperan dalam perawatannya.
3) Penerimaan/pengakuan secara bertahap. Setelah pasien sadar akan kenyataan
maka respon kehilangan/berduka muncul. Setelah fase ini pasien mulai
melakukan reintegrasi dengan citra tubuh yang baru.
4) Integrasi merupakan proses yang panjang dapat mencapai beberapa bulan, oleh
karena itu perencanaan pulang dan perawatan dirumah perlu dilaksanakan. Pasien
tidak sesegera mungkin dilatih (Keliat, 1998).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik
secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi
tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah kumpulan sikap
individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan terhadap dirinya.
Setiap orang harus bisa menerima apapun yang ada pada dirinya, sehingga jika
ada ketidakpuasan persepsi terhadap tubuhnya tidak membuat individu merubah dirinya
kearah yang negatif. Maka ketika individu berhasil untuk menerima dirinya sendiri dan
bisa mencapai sesuatu hal tersebut. Dan pada akhirnya pandangan manusia dalam
mendeskripsikan pandangan terhadap citra tubuhnya bukan memburuk tetapi berharap
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1993, Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa di Indonesia. III
Depkes RI.
Keliat,.B.A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.
Meridean L. Maas, et al. 2011. ASUHAN KEPERAWATAN GERIATRIK : DIAGNOSIS
NANDA, KRITERIA HASIL NOC, & INTERVENSI NIC. Jakarta : EGC.
Stuart, Gail Wiscarz. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta : EGC