You are on page 1of 2

Konsep Ambulance

A. Kecepatan ambulance
Sebagai pengemudi ambulans, Anda pasti sering sekali diingatkan untuk
mengemudi dengan pelan dan hati-hati. Mungkin Anda akan berkelit dengan
mengatakan seperti, ”Bagaimana aku dapat membawa pasien dengan cedera serius
tepat waktu ke rumah sakit bila aku mengulur waktu? Kami tidak meminta Anda
untuk mengulur waktu. Tetapi kemudikanlah ambulans dengan mengingat hal-hal
yang tertera di bawah ini:

1. Batas kecepatan paling tinggi yang dimaksud dalam peraturan menteri


perhubungan republic Indonesia nomor pm 111 tahun 2015 tentang tata
cara penetapan batas kecepatan
a. Batas kecepatan jalan bebas hambatan paling rendah
60km/jamdalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100km/jam
untuk jalan bebas hambatan.
b. Batas kecepatan antar kota paling tinggi 80km/jam.
c. Batas kecepatan kawasan perkotaan paling tinggi 60km/jam.
d. Batas kecepatan di kawasan pemukiman paling tinggi 30km/jam.
2. Kecepatan yang berlebihan dapat menigkatkan kemungkinan terjadinya
tabrakan.
3. Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang labih panjang untuk
berhenti, sehingga dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan.
Ingatlah bahwa peraturan di beberapa negara mungkin memperbolehkan
Anda untuk tidak mematuhi peraturan lalu lintas dalam keadaan emergensi
yang sebenarnya dan dengan memperdulikan keselamatan orang lain.
Pengecualian dalam hal ini, mencakup aturan batas kecepatan, lampu
merah dan tanda berhenti, dan peraturan lain serta sejumalh batasan
larangan. Namun jangan lupa untuk selalu melintasi persimpangan dengan
lampu peringatan peringatan, hindari menikung tiba-tiba, dan selalu
menyalakan lampu penunjuk arah. Pastikan bahwa pengemudi ambulans
dan semua penumpang menggunakan sabuk pengaman saat ambulans
sedang berjalan.

B. Peraturan penggunaan sirine

Suara sirene dan lampu rotator ambulans kadang tidak serta merta
membuat para pengguna jalan memberinya prioritas. Alasannya, kadang
sudah siap-siap memberi jalan ternyata suara sirene tersebut bukan berasal
dari ambulans melainkan dari pihak yang tidak berhak. Contohnya, mobil
dan sepeda motor kalangan sipil yang mau meminta prioritas.

Ambulans merupakan salah satu yang mendapat hak utama di jalan raya.
Menurut Undang Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (LLAJ), pasal 134, ada beberapa pengguna jalan yang
memperoleh hak utama. Mereka terdiri atas:
1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.
2. Ambulans yang mengangkut orang sakit.
3. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.
4. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia.

Selain itu, kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga
internasional yang menjadi tamu negara, iring-iringan pengantar jenazah,
serta konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut
pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Cepatnya ambulans dan petugasmedis di lokasi kejadian diharapkan bisa


menolong korban yang berpotensi hidup. Karena itu, saat menuju lokasi
tujuan menjemput pasien, ambulans menyalakan lampu sirene dan lampu
rotatornya yang berwarna merah.

Nah yang dimaksud dengan “kepentingan tertentu” adalah kepentingan


yang memerlukan penanganan segera, antara lain, kendaraan untuk
penanganan ancaman bom dan kendaraan pengangkut pasukan. Selain itu,
kendaraan untuk penanganan huru-hara dan Kendaraan untuk penanganan
bencana alam.

C. Sumber

http://pinpoint-shock.blogspot.com/2011/02/prosedur-tetap-
mengoperasikan-ambulans.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Ambulans

https://edorusyanto.wordpress.com/2014/06/19/ambulans-aja-gak-nyalain-
sirbo/

You might also like