You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam urat merupakan penyakit kelainan metabolisme dimana terjadi

produksi asam urat berlebihan atau penumpukan asam urat dalam tubuh

secara berlebih. Peningkatan produksi asam urat menyebabkan peradangan

sendi dan pembengkakkan sendi. Asam urat adalah zat hasil metabolisme

purin dalam tubuh. Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil

pemeriksaan darah dan urine. Kadar darah asam urat normal pada laki-laki

yaitu 3,6-8,2 mg/dl, sedangkan pada perempuan yaitu 2,3-6,1 mg/dl

(Suiraoka, 2012).

World Health Organization (WHO, 2013), menyatakan prevalensi

asam urat di amerika serikat sekitar 13,6 kasus per 1000 laki-laki dan 6,4

kasus per 1000 perempuan. Prevelensi ini berbeda di tiap negara, berkisar

antara 0,27% di amerika hingga 10,3% selandia baru.

Prevalensi menurut hasil Riskesdas (2018), berdasarkan diagnosis

tenaga kesehatan di Thailand 9-11% dan di Indonesia 7,3%. Prevalensi

penyakit sendi pada umur > 15 tahun, Sedangkan di jawa tengah prevalensi

penderita penyakit sendi kira-kira 7,0% bervariasi berbagai populasi.

Dampak yang terjadi jika kadar asam urat dalam tubuh berlebih dapat

menimbulkan batu ginjal atau pirai di persendian. Walaupun asam urat tidak

mengancam jiwa, namun apabila penyakit ini sudah mulai menyerang,

penderitanya akan mengalami siksaan nyeri yang sangat menyakitkan, terjadi


pembengkakkan, hingga cacat pada persendian tangan dan kaki. Rasa sakit

pada pembengkakkan tersebut oleh endapan kristal monosodium urat yang

menimbulkan rasa nyeri pada daerah tersebut. Pada sebagian besar orang

yang menderita asam urat, biasanya juga mempunyai penyakit lain seperti

ginjal, diabetes ataupun hipertensi. Kadar asam urat tinggi biasanya

dipengaruhi oleh faktor keturunan dan makanan dengan senyawa purin tinggi

(fitriana, 2015).

Faktor yang berperan terhadap terjadinya asam urat yaitu faktor

keturunan dengan adanya riwayat asam urat dalam keluarga, pola makan

dengan tinggi protein dan kaya dengan senyawa purin, konsumsi alkohol

yang berlebihan, hambatan pembuangan asam urat karena penyakit tertentu,

penggunaan obat-obatan yang meningkatkan kadar asam urat, penggunaan

antibiotika secara berlebihan, penyakit tertentu pada darah yang

menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme tubuh, obesitas, serta faktor

lainnya seperti stres, cedera sendi, hipertensi, dan olahraga berlebihan

(Suiraoka, 2012). Beberapa cara untuk menangani asam urat tersebut, yaitu

dengan cara farmakologi dan non farmakologi.

Pengobatan secara Farmakologi yaitu Allupurinol, Diuretik,

Analgesik, Antiinflamasi non steroid, Colchin, Kortikosteroid (Brooker, 2008

dalam Senja Nur Hamidah, 2018). Non Farmakologi yaitu Diet dan Olahraga.

Olahraga untuk menurunkan kadar asam urat yaitu terdiri dari senam zumba,

senam lansia dan senam ergonomik


Adapun Salah satu cara untuk menurunkan kadar asam urat dalam

darah dengan cara olahraga ringan yang dapat dilakukan secara rutin yaitu

senam ergonomik, gerakan yang terkandung dalam senam ergonomik adalah

gerakan yang sangat efektif, dan mudah di pahami karena rangkaian

gerakannya merupakan rangkaian gerakan shalat yang sering di lakukan sejak

dulu dan mudah mengaplikasikan gerakan senam ini dalam kehidupan sehari-

hari, di lakukan 20 menit selama 3 kali dalam 1 minggu (Wratsongko, 2010).

Menurut Triwibowo pada tahun (2015), senam ergonomik bermanfaat

mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit, senam ini sangat bagus

dilakukan 2-3 kali seminggu selama 20 menit. Penelitian lain dilakukan oleh

Sangiran pada tahun (2012), senam ergonomik atau senam inti raga yaitu

senam untuk membetulkan posisi atau kelenturan sistem saraf dan

berpengaruh untuk pembakaran asam urat dari energi negatif dalam tubuh.

Hasil survey pendahuluan yang dilakukan kepada 7 warga yang

terkena asam urat di Desa Toko Kecamatan Penawangan Kabupaten

Grobogan, di dapatkan 3 warga yeng terkena asam urat mengeluh nyeri dan 4

warga yang terkena asam urat tidak mengeluh nyeri, untuk mengurangi

tersebut sebagian besar warga melakukan terapi farmakologi atau

mengkonsumsi obat warung dan ada juga yang membiarkannya begitu saja.

hasil wawancara dengan 7 warga yang mengalami asam urat tersebut belum

pernah melakukan senam ergonomik. Berdasarkan latar belakang di atas

peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh senam ergonomik terhadap


penurunan kadar asam urat tinggi di Desa Toko Kecamatan Penawangan

Kabupaten Grobogan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah pengaruh

senam ergonomik terhadap penurunan kadar asam urat tinggi di Desa Toko

Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan kadar asam urat tinggi di

Desa Toko Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan.

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasi asam urat tinggi sebelum melakukan senam

ergonomik warga di Desa Toko Kecamatan Penawangan.

b. Teridentifikasi penurunan kadar asam urat sesudah melakukan

senam ergonomik warga di Desa Toko Kecamatan Penawangan.

c. Menganalisa pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan kadar

asam urat tinggi di Desa Toko Kecamatan Penawangan


D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat di jadikan acuan untuk

memperdalam ilmu, memperkuat pengetahuan dan memperoleh

informasi tentang pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan

kadar asam urat tinggi.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai

pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan pengaruh senam ergonomik terhadap

penurunan kadar asam urat tinggi.

c. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan bacaan

dan literatur bagi pengembangan ilmu penentuan khususnya di

penelitian dibidang kesehatan dan diharapkan menjadi informasi

bagi semua pihak yang membutuhkan guna menujang ketrampilan

dan pengetahuan.
2. Manfaat praktisi

a. Bagi responden

Semoga penelitian ini dapat menambah wawasan

pengetahuan, referensi, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah

didapat.

b. Bagi instansi kesehatan

Sebagai wahana informasi yang dapat digunakan untuk

meningkatkan mutu dalam penentuan arah kebijakan program

kesehatan.

E. Penelitian Terkait

1. Penelitian ini dilakukan oleh Siti Fadlilah, Adi Sucipto (2018), dengan

judul Analisis faktor yang berhubungan dengan kadar asam urat pada

masyarakat dusun demangan wedomartani, ngemplak, sleman,

yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

rancangan cross sectional. Jumplah sempel diambil 78 responden dengan

teknik sampling menggunakan purposive sampling, dianalisa dengan

menggunakan uji chi square dan uji gamma. Instrumen yang digunakan

adalah kuesioner dan uric acid meter. Hasil analisis usia dengan kadar

asam urat didapatkan p value 0,000, dengan analisis jenis kelamin p

value 0,016, dengan analisis pendidikan p value 0,002, dengan analisa

tingkat pengetahuan nilai p value 0,001, dengan analisis perilaku

pencegahan nilai p value 0,000. Sehingga ada faktor yang berhubungan

dengan kadar asam urat pada masyarakat.


Perbedaan penelitian dengan judul pengaruh senam ergonomik terhadap

penurunan kadar asam urat tinggi di Desa Toko Kecamatan Penawangan

Kabupaten Grobogan. Terdapat pada metode penelitian sebelumnya

menggunakan kuantitatif dengan rancangan cross sectional dan

perbedaan yang digunakan peneliti yaitu dengan metode penelitian pre-

eksperimental rancangan one group pretest-posttest design.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Firman Ardhiatma, dkk (2017). dengan

judul hubungan antara pengetahuan tentang gout arthritis terhadap

perilaku pencegahan gout arthritis pada lansia. Penelitian ini merupakan

desain penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan rancangan

cross sectional. Teknik pengambilan sempel adalah accidental sampling,

jumplah sampel sebanyak 20 responden veriabel independen. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden

mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 8 responden (40,0%), dan

setengahnya responden 10 responden (50,0%) mempunyai perilaku baik

terhadap pencegahan gout arthritis. Berdasarkan hasil uji statistik

sperman rank didapatkan hasil p=0,001 p<0,05 dengan tingkat korelasi

0,001.

Perbedaan penelitian dengan judul pengaruh senam ergonomik terhadap

penurunan kadar asam urat tinggi di Desa Toko Kecamatan Penawangan

Kabupaten Grobogan. Terdapat pada desain penelitian sebelumnya

menggunakan korelasional dengan rancangan cross sectional dan


perbedaan yang digunakan peneliti yaitu dengan metode penelitian pre-

eksperimental rancangan one group pretest-posttest design.

3. Penelitian ini dilakukan oleh Tri Susilowati, Fitri Windawati (2016),

dengan judul senam ergonomik meningkatkan sensitivitas kaki pada

penderita diabetes melitus di kelurahan purwosari kecamatan laweyan

kota surakarta. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental

dengan rancangan pretest-postest two group. Pengambilan sempel

menggunakan teknik accidental sampel dengan jumlah responden 20

orang tiap grup, instrument penelitian menggunakan lembar observasi

sebelum dan sesudah perlakuan. Data dianalisis dengan menggunakan uji

wilcaxon dan uji mann whitnney test dengan taraf signifikan 5%. Hasil

pengujian dengan uji wilcoxon dengan sign <0,05 yaitu 0,000 pada

kelompok A dan 0,003 pada kelompok B sedang uji mann whitnney test

didapatkan Z 2.035 dengan sign 0,042.

Perbedaan penelitian dengan judul pengaruh senam ergonomik terhadap

penurunan kadar asam urat tinggi di Desa Toko Kecamatan Penawangan

Kabupaten Grobogan. Terdapat pada metode penelitian sebelumnya

menggunakan quasi eksperimental dengan rancangan pretest- postest two

group dan perbedaan yang digunakan peneliti yaitu dengan metode

penelitian pre-eksperimental rancangan one group pretest-posttest design.

You might also like