You are on page 1of 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anatomi dan Fisiologi
Gigi”. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang Mata Kuliah
Formulasi Kosmetik I yang nantinya dapat digunakan mahasiswa untuk
menambah wawasan dan pengetahuannya.
Penulis menyadari bahwa dalam proses Penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penyusunannya. Namun
demikian, penulis telah berupaya dengan kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, masukan,
saran, kritik, dan usul yang sifatnya untuk perbaikan dari berbagai pihak
khususnya Bapak/Ibu sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Banten, Maret 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Gigi .......................................................................... 3
B. Fisiologi ................................................................................. 11
C. Histologi ................................................................................. 13
D. Perkembangan Gigi ................................................................ 18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 21
B. Saran ........................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 22

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cavum oris atau rongga mulut merupakan ruangan fungsional
yang menjadi bagian pertama dalam pencernaan. Cavum oris merupakan
pokok bahasan ilmu dalam kedokteran gigi. Mempelajari cavum oris
dapat membantu dalam penatalaksanaan kasus – kasus kedokteran gigi
seperti dalam konservasi gigi, prostodonsia, orthodonsia, oral medicine,
bedah mulut, periodonsia, dan kedokteran gigi anak. Cavum oris
memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai pencernaan awal yang dibantu
dengan sekresi glandula salivarius, memanipulasi bunyi yang dihasilkan
oleh laring, dan untuk pernapasan karena berhubungan dengan faring. Jika
kesehatan rongga mulut terganggu, fungsi rongga mulut juga dapat
terganggu.
Cavum oris terletak di inferior cavum nasi. Cavum oris dikelilingi
labium oris dan pipi pada bagian samping dan anterior, palatum molle dan
palatum durum di bagian atap, bagian dasar terdiri dari lingua dan gigi –
geligi. Bagian belakang cavum oris membuka ke oropharynx melalui
isthmus oropharyngeus. Otot utama pipi adalah m. buccinators yang
bersama dengan lidah mengatur supaya makanan tetap berada di gigi
molar saat dikunyah.
Mempelajari cavum oris berarti ikut mempelajari gigi geligi dan
komponen- komponennya. Terdapat dua periode gigi yaitu decidui dan
permanen. Gigi decidui berjumlah 20 (masing-masing kuadran terdiri
dari 5) dan gigi permanen berjumlah 32 (masing-masing kuadran terdiri
dari 8). Gigi terbentuk dari email, dentin, cementum, pulpa yang terdiri
dari jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Penjelesan komponen gigi
tersebut akan dijelaskan dalam pembahasan makalah ini.
Dengan mempelajari cavum oris dan jaringan sekitarnya dapat
membantu tenaga kesehatan gigi dalam mengetahui gejala klinis atau
penyakit yang terjadi sehingga dapat menjalani pengobatan dan
1
pencegahan guna mempertahankan fungsi dan struktur cavum oris dan
jaringan sekitar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi gigi manusia?
2. Bagaimana fisologi gigi manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi gigi manusia.
2. Untuk mengetahui fisiologi gigi manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Gigi
Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher, dan akar. Mahkota gigi
menjulang di atas gusi, lehernya dikelilingi gusi dan akarnya berada di
bawahnya. Gigi dibuat dari bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di dalam
pusat strukturnya terdapat rongga pulpa.
Orang dewasa memiliki 32 gigi, 16 tertanam di dalam proses alveolaris
maksila dan 16 di dalam mandibula. Yang disebut gigi permanen ini didahului
oleh satu set sebanyak 20 gigi desidua, yang mulai muncul sekitar 7 bulan
setelah lahir dan lengkap pada umur 6-8 tahun. Gigi ini akan tanggal antara
umur enam dan tiga belas, dan diganti secara berangsur oleh gigi permanen,
atau suksedaneus. Proses penggantian gigi ini berlangsung sekitar 12 tahun
sampai gigi geligi lengkap, umumnya pada umur 18, dengan munculnya molar
ketiga atau gigi kebijakan. Semua gigi terdiri atas sebuah mahkota yang
menonjol di atas gusi atau gingival, dan satu atau lebih akar gigi meruncing
yang tertanam di dalam lubang atau alveolus di dalam tulang maksila atau
mandibula. Batas antara mahkota dan akar gigi disebut leher atau serviks.
Manusia memiliki susunan gigi primer dan sekunder, yaitu:
1. Gigi primer, dimulai dari tuang diantara dua gigi depan yang terdiri dari 2
gigi seri, 1 taring, 3 geraham dan untuk total keseluruhan 20 gigi
2. Gigi sekunder, terdiri dari 2 gigi seri, 1 taring, 2 premolar dan 3 geraham
untuk total keseluruhan 32 gigi.
Fungsi gigi adalah dalam proses matrikasi (pengunyahan). Mengunyah
ialah menggigit dan menggiling makanan di antara gigi atas dan bawah.
Gerakan lidah dan pipi membantu dengan memindah-mindahkan makanan
linak ke palatum keras 3ensit gigi-gigi. Makanan yang masuk kedalam mulut di
potong menjadi bagian-bagian kecil dan bercamput dengan saliva unutk
membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

3
1. Bagian Gigi
Gigi memiliki bagian mahkota dan akar (Gambar 2.1). Secara
anatomi, yang disebut mahkota gigi adalah bagian yang dilapisi oleh
enamel, sedangkan akar gigi adalah bagian yang dilapisi oleh cementum.
Namun secara klinis, yang disebut mahkota gigi adalah bagian yang dapat
terlihat dan akar gigi adalah bagian yang tertanam sehingga tidak terlihat
(Gambar 2.2). Batas antara mahkota dan akar disebut cementoenamel
junction (cervical line).

Gambar 2.1 Potongan Melintang dari Gigi dan Jaringan Periodonsium

Gambar 2.2 Gambaran Klinis Mahkota Gigi Molar Rahang Atas


Mahkota gigi molar rahang atas tampak lebih panjang
akibat resesi dari gingiva dan hilangnya tulang
4
2. Bentuk Gigi
Total gigi permanen jika telah tererupsi semua ada 16 pasang,
sedangkan pada gigi susu terdapat 10 pasang. Pada tiap rahang terdapat 4
bentuk gigi pada gigi permanendan 3 bentuk gigi pada gigi susu (Gambar
2.3), yaitu:

Gambar 2.3 Gambaran Anatomi Gigi Geligi

a. Gigi Insisivus (gigi seri)


Bentuknya seperti sekop dengan tepi yang lebar untuk
menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisivus terbagi menjadi
gigi insisivus sentral dan lateral di setiap kuadran, jadi jumlah gigi
insisivus ada delapan. Jika dilihat dari sisi mesial, mahkota gigi sisi
lingual insisivus sentral lebih cekung daripada gigi insisivus lateral.

5
Gambar 2.4 Gigi insisivus rahang atas, tampak mesial.
F: Fasial; L: Lingual

b. Gigi Kaninus (gigi taring)


Gigi ini kuat dan menonjol di sudut mulut, hanya mempunyai
satu akar, dan berfungsi untuk merobek makanan atau benda lain.
Jumlahnya ada empat.
c. Gigi Premolar (gigi graham kecil)
Mahkotanya bulat, mempunyai dua tonjolan di sebelah pipi dan
di sebelah lidah, umumnya mempunyai satu akar (namun ada beberapa
premolar yang mempunyai dua akar). Gigi premolar berfungsi untuk
menggilas atau mengunyah makanan dan benda lain. Jumlahnya ada
delapan.
d. Gigi molar (gigi graham besar)
Gigi-gigi besar di sebelah belakang dalam mulut yang
berfungsi untuk melumat makanan. Semua gigi molar mempunyai
mahkota persegi, seperti blok-blok bangunan, dan memiliki jumlah
tonjolan yang bervariasi. Gigi molar rahang atas mempunyai tiga akar
dan gigi molar rahang bawah mempunyai dua akar. Jumlah gigi molar
ada dua belas. Yang disebut dengan gigi anterior adalah gigi insisivus
sentral dan lateral, serta gigi kaninus. Sedangkan yang disebut dengan
gigi posterior adalah gigi premolar dan gigi molar.

6
3. Jaringan Gigi
Jaringan dental dibagi menjadi 2, yaitu jaringan keras (enamel,
cementum, dentin) dan jaringan lunak (pulpa).(Gambar 2.1).
a. Enamel
Enamel atau email merupakan lapisan yang melindungi
permukaan mahkota gigi, dan merupakan bagian terkeras dari tubuh
kita. Enamel kaya akan mineral, yaitu 95% mineral dan 5% air dan
matriks enamel.2 Enamel akan terdemineralisasi pada pH ≤5,5.
b. Dentin
Dentin adalah jaringan keras berwarna kekuningan di bawah
enamel dan cementum. Dentin terletak di bawah email, terdiri atas
rongga-rongga berisi cairan. Apabila lubang telah mencapai dentin,
cairan ini akan menghantarkan rangsang ke pulpa, sehingga pulpa yang
berisi pembuluh saraf akan menghantarkan sinyal rasa sakit itu ke otak.
Dentin bersifat semitranslusen dalam keadaan segar, dan berwarna agak
kekuningan. Komposisi kimianya mirip tulang namun lebih keras.
Bahannya 20% organic dan 80% anorganik.
Komposisi dentin terdiri dari 70% mineral, 18% bahan organik
(terutama kolagen), 12 % air. Dentin memiliki tubulus yang berisi
perpanjangan sitoplasma odontoblas. Sel-sel odontoblas mengelilingi
ruang pulpa dan kelangsungan hidupnya bergantung kepada penyediaan
darah dan drainase limfatik jaringan pulpa. Oleh karena itu dentin cukup
peka terhadap berbagai rangsangan.
c. Cementum
Cementum adalah lapisan luar dari akar gigi yang berwarna
kuning. Komposisinya terdiri dari 65% kalsium hidroksiapatite, 35%
bahan organik (terutama kolagen), dan 12% air. Akar gigi ditutupi
lapisan sementum tipis, yaitu jaringan bermineral yang sangat mirip
tulang. Melihat sifat fisik dan kimiawinya, sementum lebih mirip tulang
dari jaringan keras lain dari gigi. Ia terdiri atas matriks serat-serat
kolagen, glikoprotein, dan mukopolisakarida yang telah mengapur.

7
Bagian servikal dan lapis tipis dekat dentin adalah sementum aselular.
Sisanya adalah sementum selular, dimana terkurung sel-sel mirip
osteosit, yaitu sementosit, dalam 8ensit dalam matriks. Perbatasan antara
enamel di mahkota gigi dan cementum di akar gigi disebut
cementoenamel junction (CEJ).
d. Pulpa
Pulpa adalah jaringan lunak di dalam rongga gigi yang kaya akan
pembuluh darah dan saraf, yang masuk melalui foramen apikal di akar
gigi. Bagian pulpa pada mahkota gigi disebut ruang pulpa dan bagian
pulpa pada akar gigi disebut kanal pulpa.
Pulpa merupakan bagian yang lunak dari gigi. Bagian atap pulpa
merupakan bentuk kecil dari bentuk oklusal permukaan gigi. Pulpa
mempunyai hubungan dengan jaringan peri- atau interradikular gigi,
dengan demikian juga dengan keseluruhan jaringan tubuh. Oleh karena
itu, jika ada penyakit pada pulpa, jaringan periodontium juga akan
terlibat. Demikian juga dengan perawatan pulpa yang dilakukan, akan
memengaruhi jaringan di sekitar gigi.
Bentuk kamar pulpa hampir menyerupai bentuk luar dari
mahkota gigi, misalnya tanduk pulpa terletak di bawah tonjol gigi. Pada
gigi dengan akar lebih dari satu, akan terbentuk lantai kamar pulpa yang
mempunyai pintu masuk ke saluran akar, disebut orifisum. Dari orifisum
ke foramen apical disebut saluran akar. Bentuk saluran akar ini sangat
bervariasi, dengan kanal samping yang beragam, selain kadang-kadang
juga ditemukan kanal tambahan (aksesori) yang ujungnya buntu, tidak
bermuara ke jaringan periodontal. Bahan dasar pulpa terdiri atas 75% air
dan 25% bahan 8ensiti, yaitu:
1) Glukosaminoglikan
2) Glikoprotein
3) Proteoglikan
4) Fibroblas sebagai sintesis dari kondroitin sulfat dan dermatan sulfat.

8
Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut
saraf. Pada saluran akar ditemui pembuluh darah, jaringan limfe, juga
jaringan saraf, yang masuk ke rongga pulpa dan membentuk
percabangan jaringan yang teratur serta menarik. Jaringan yang
memasok darah dari pulpa, masuk dari foramen apical, tempat arteri dan
vena masuk serta keluar. Selain pembuluh darah dan jaringan limfe,
jaringan saraf masuk juga ke pulpa melalui foramen 9ensit.
Pulpa memiliki fungsi antara lain:
1) Formatif : Terdapat odontoblast (sel yang memproduksi dentin),
sehinggasering disebut sebagai dentin sekunder.
2) Sensori : Ujung saraf pada pulpa menyampaikan rasa sakit atau
ngilu
dariberbagai rangsangan sehingga kita dapat merasakannya.
3) Nutritif : Pembuluh darah menyalurkan nutrisi dari aliran darah ke
sel
pulpadan odontoblast.
4) Protektif : Oleh odontoblast, pulpa membentuk dentin reparatif
sebagai
responterhadap kerusakan yang timbul.
4. Jaringan Periodontal
Jaringan periodontal merupakan jaringan penyangga (pendukung)
gigi di dalam mulut (Gambar 2.1; 2.5), terdiri atas empat bagian, yaitu:
a. Tulang Alveolar
Tulang alveolar adalah bagian dari tulang maksilaris dan
mandibularis yang mengelilingi akar gigi. Pembuluh darah dan saraf
menembus tulang ini melalui foramen apikal untuk masuk ke dalam
pulpa. Tulang alveolar dapat teresorpsi setelah hilangnya gigi permanen
atau setelah periodontitis.
b. Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang menutupi gigi dan
tulang alveolar. Bagian tepi gingiva yang mengelilingi gigi seperti kerah

9
disebut free gingival(marginal gingiva), sedangkan bagian yang
menempel tetap pada tulang alveolar disebut attached gingiva. Di antara
free gingiva dan gigi terdapat jarak yang disebutgingival sulcus
(crevice), kedalaman normalnya sekitar 1-3 mm.

Gambar 2.5 Periodonsium


c. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal adalah ligamen yang menghubungkan
cementum dan tulang alveolar. Ligamen ini berfungsi menahan gigi
pada tempatnya, namun masih memungkinkan sedikit gerakan.
d. Cementum
Cementum adalah bagian yang melapisi akar gigi.
5. Permukaan Gigi
Istilah yang dipakai untuk permukaan gigi antara lain (Gambar 2.6) :
a. Apikal : permukaan ujung akar
b. Labial : permukaan depan (menghadap bibir) untuk gigi anterior
c. Bukal : permukaan depan (menghadap pipi) untuk gigi posterior
d. Lingual: permukaan belakang (menghadap lidah) untuk rahang bawah
e. Palatal : permukaan belakang (menghadap palatum) untuk rahang atas

10
f. Insisal : permukaan mahkota gigi anterior
g. Oklusal: permukaan mahkota gigi posterior
h. Distal : permukaan yang menjauhi garis tengah
i. Mesial : permukaan yang mendekati garis tengah

Gambar 2.6 Permukaan Gigi

B. Fisiologi
Mulut terdiri atas dua bagian : bagian luar yang sempit atau vestibula
yaitu ruang antara gusi, gigi, bibir dan pipi. Bagian rongga mulut bagian
dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,
palatum, dan mandibularis, di sebelah belakang bersambung dengan faring.
Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, dibawahnya
terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini kaya
akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir syaraf sensoris.
Dalam rongga mulut terdapat kelenjar ludah, gigi dan lidah. Kelenjar
ludah (glandula saliva) membantu pencernaan dalam mulut secara kimiawi.
Enzim dalam air liur di sebut enzim ptialin. Enzim ini dapat memecah
polisakarida menjadi disakarida. Terdapat tiga pasang kelenjar ludah (glandula
saliva) :

11
1. Kelenjar parotis adalah kelenjar ludah terbesar dan ditemukan melilit ramus
mandibula . Sekresi serosa yang dihasilkan terutama di alam dan
memasuki rongga mulut melalui duktus Stensen itu .
2. Kelenjar submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah
rahang bawah, unggul dari otot digastric . Sekresi yang dihasilkan adalah
campuran dari kedua cairan serosa dan lendir , dan memasuki rongga
mulut melalui duktus Wharton . Sekitar 70% dari air liur dalam rongga
mulut yang dihasilkan oleh kelenjar submandibula, meskipun mereka jauh
lebih kecil daripada kelenjar parotis.
3. Kelenjar sublingual adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah lidah,
anterior kelenjar submandibula. Sekresi lendir yang dihasilkan terutama di
alam, namun dikategorikan sebagai kelenjar campuran. Berbeda dengan
dua kelenjar utama lainnya, sistem duktus kelenjar sublingual tidak
memiliki saluran lurik, dan keluar 8-20 saluran ekskretoris. Sekitar 5% air
liur memasuki rongga mulut berasal dari kelenjar ini.
Gigi ada dua macam :
1. Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Lengkap pada
2.5 tahun jumlahnya 20 buah, disebut pula gigi susu. Terdiri dari delapan
buah gigi seri (dens insisivus), empat buah gigi taring (dens kaninus) dan
delapan buah gigi geraham (molare).
2. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun, jumlahnya 32
buah, terdiri dari delapan buah gigi seri (dens insisivus), empat buah gigi
taring ( dens kaninus), delapan buah gigi geraham (molare) dan 12 buah
gigi geraham (premolare).
Fungsi gigi seri untuk memotong makanan. Gigi taring digunakan
untuk memutus makanan yabg keras dan liat dan gigi geraham gunanya untuk
mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.

12
Gambar 2.7 Susunan Gigi Sulung.

Gambar 2.8 Susunan Gigi Tetap


Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir,
kerja otot lidah ini dapat digerakkan ke seluruh arah. Lidah dibagi atas tiga
bagian, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah) dan
apeks lingua ( ujung lidah). Pada pangkal lidah yang belakang terdapat
epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan
makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas. Punggung lidah
(dorsum lingua) terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.
Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah
kira-kira ditengah, jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir. Flika

13
sublingua terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua, disini terdapat
pula lipatan selaput lendir. Pada prtengahan Flika sublingua ini terdapat
saluran dari glandula parotis, submaksilaris, dan glandula sublingualis.

C. Histologi
Struktur Terkait Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap
(permanen), tersebar dalam 2 lengkung simetris bilateral dalam tulang maksila
dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap kuadrannya: 2 insisivus, 1
kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20 gigi susu
(desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi),
bagian mahkota (korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang
menahan gigi dalam soket tulang yang disebut alveolus. Korona ditutupi oleh
email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum. Kedua pelapis ini
bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung
materi lain yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang
dikenal sebagai rongga pulpa. Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran
radiks), tempat sebuah muara (foramen apikal) memungkinkan masuk dan
keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dari rongga pulpa.
Ligamen (membran periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen yang
tertanam dalam sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat pada
soket tulangnya (alveolus).
1. Dentin
Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih
keras karena kandungan garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat
kering). Terutama terdiri atas serat kolagen tipe 1, glikosaminoglikan dan
garam kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Matriks organik dentin
dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi permukaan dalam gigi,
memisahkan dari rongga pulpa.
Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya
menghasilkan matriks organik pada permukaan dentin. Sel-sel inti

14
memiliki struktur sel penghasil sekret terpolarisasi dengan gradul sekresi
yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini mengandung sebuah inti
pada basisnya. Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma halus yang
menerobos secara tagak lurus terhadap lebar dentin yaitu juluran
odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur memanjang seiring
dengan menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul
dentin yang bercabang dekat batas dentin dan email. Juluran odontoblas
berangsur menipis ke arah ujung distalnya. Matriks yang dihasilkan
odontoblas belum mengandung mineral dan disebut predentin.
Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel
bermembran (vesikel matriks) mulai muncul, mengandung kristal
hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat nukleasi
bagi pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.
Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan
bermineral untuk waktu yang lama setelah musnahnya odontoblas. Karena
dimungkinkan untuk mempertahankan gigi yang pulpa serta
odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. Pada gigi orang dewasa,
pengrusakan email penutup oleh erosi akibat pemakaian atau karies dentis
(lubang gigi) biasanya memicu reaksi dalam dentin yang menyebabkan
membuat komponen-komponennya.
2. Email
Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling
banyak mengandung kalsium. Ia terdiri atas lebih berkurang 95% garam
kalsium (terutama hidroksiapatit), 0,5% materi organik dan sisanya adalah
air. Email dibentuk oleh sel-sel ektodermal, kebanyakan struktur lain dari
gigi berkembang dari mesodermal atau sel kristal neural. Matriks organik
email tidak terdiri atas serabut-serabut kolagen tetapi terdiri atas sekurang-
kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan
enamelin. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral dari email
sedang. Email terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit
memanjang, batang (prisma) email digabung menjadi satu oleh email

15
antar-batang. Email antar-batang dan batang email dibentuk oleh kristal
hidroksiapatit, hanya berbeda dalam orientasi kristalnya. Setiap batang
terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel
silindris tinggi ini mempunyai banyak mitokondria di daerah di bawah inti.
Retikulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik,
terdapat di atas inti. Setiap ameloblas memiliki juluran apikal dikenal
sebagai prosesus tomes, mengandung banyak granul sekresi. Granul ini
mengandung protein yang menyusun matriks email.
3. Pulpa
Pulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar. Unsur utamanya ialah
odontoblas, fibroblas, serabut kolagen halus dan substansi dasar dengan
glikosaminoglikans. Pulpa adalah jaringan dengan banyak saraf dan
pembuluh darah. Pembuluh darah dan serat saraf bermielin memasuki
foramen apikal dan bercabang banyak. Beberapa serat saraf hilang
selubung mielinnya dan menyusup untuk jarak tertentu ke dalam tubul
dentin. Serabut-serabut ini peka terhadap nyeri, satu-satunya sensasi pada
gigi.
4. Stuktur Terkait
Struktur yang berfungsi mempertahankan gigi dalam tulang dan
maksila dan mandibula terdiri atas sementum, ligamen periodontal, tulang
alveolus dan gingiva.
a. Sementum
Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa
tulang, meskipun tidak ada sistem Havers dan pembuluh darah. Pada
bagian apikal radiks lebih tebal, terdapal sel-sel yang mirip osteosit,
yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka terkurung dalam lakuna yang
saling berhubungan melalui kanalikuli. Seperti jaringan tulang,
sementum adalah labil dan bereaksi dengan resorpsi atau produksi
jaringan baru sesuai dengan stres yang dialaminya. Bila ligamen
periodontal dihancurkan, sementum akan mengalami nekrosis dan

16
mungkin diserap. Produksi sementum mengatur pertumbuhan normal
gigi dan memelihara kontak erat antara radiks gigi dan soketnya.
b. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg
serat-seratnya masuk ke dalam sementum gigi dan menambatnya pada
dinding tulang sakunya. Berfungsi sebagai periosteum bagi tulang
alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar dapat menahan
tekanan sewaktu mengunyah, hal ini mencegah pemindahan tekanan
langsung pada tulang, suatu proses yang akan menimbulkan resorpsi
setempat.
Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan
pergantian protein yang tinggi dan banyak mengandung kolagen yang
larut. Celah-celah diantara serat-seratnya terisi dengan
glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang tinggi dalam
ligamen periodontal memberi peluang bagi proses-proses yang
mempengaruhi pembuatan kolagen atau protein, misalnya defisiensi
protein atau vitamin C mengakibatkan atrofi pada ligamen ini.
c. Tulang Alveolus
Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen
periodontal. Tulang dari jenis belum dewasa ini (tulang primer) dengan
serat-serat kolagen yang tidak disusun menurut pola berlamel khas
pada tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada akar gigi
membentuk soket gigi. Pembuluh dan saraf melintasi tulang alveolus
ini menuju foramen apikal dan radiks untuk memasuki pulpa.
d. Gingiva
Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat
pada periosteum tulang maksila atau mandibula. Ia terdiri atas epitel
berlapis gepeng dan banyak papil jaringan ikat. Epitel ini melekat pada
email gigi oleh kutikula yang menyerupai lamina basal tebal dan
membentuk perlekatan epitel Gottlieb. Sel-sel epitel melekat pada

17
kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel terdapat celah
gingiva, lekukan sempit di sekeliling korona.

D. Perkembangan Gigi
Pada minggu keenam kehamilan, lapis basal epitel mulut (ektoderm)
berproliferasi dan tumbuh ke dalam ektomesenkim di bawahnya, yang
berkembang dari krista neural. Sabuk berbentuk tapal kuda yang dikenal
sebagai lamina dentis dibentuk pada tiap rahang. Penjuluran ektodermal ini
membentuk sungkup di atas kelompok ektomesenkim dan setiap kelompok sel
(kuncup gigi) akan berkembang menjadi gigi desidua. Ektomesenkim
dibentuk oleh sel-sel mesenkim sehubungan dengan sel krista neural yang
berasal dari ektoderm. Sel-sel ektodermal kemudian berdegenerasi dan
menghilang. Komponen ektodermal kuncup gigi membentuk organ email
yang berfungsi untuk menghasilkan email. Komponen ektomesenkim
membentuk papila dentis yang akan mengembangkan sel odontoblas (sel yang
menghasilkan dentin) dan struktur pulpa dentis lainnya. Mesenkim juga
memadat disekitar organ email dan akhirnya berkembang menjadi
sementoblas (sel yang membentuk sementum) dan ligamen periodontal.
Organ email terus membesar dan mengambil bentuk genta pada
minggu ke-8 kehamilan. Epitel email luar (eksterna), yang berhubungan
dengan lamina dentis bertakuk oleh banyak pembuluh kapiler. Sel berbatasan
dengan papila dentis menjadi silindris dan menyusun epitel email dalam
(interna). Sel ini berkembang menjadi ameloblas (sel yang akan menghasilkan
email). Sel epitelial di antara lapis luar dan dalam menyusun retikulum stelata
dan stratum intermedium.
Sebelum ameloblas mulai mensekresi email, mereka merangsang sel-
sel lapisan superfisial dari papila dentis untuk memanjang dan berkembang
menjadi odontoblas. Odontoblas mulai mensekresi predentin, yang
merangsang pembentukan email oleh ameloblas.
1. Pembentukan Dentin

18
Odontoblas mensekresi prokolagen yang bergabung menjadi serabut
kolagen dari predentin. Sel-sel ini juga memperantarai mineralisasi serabut
kolagen, yang berakibat terbentuknya dentin. Badan sel odontoblas
terdesak mundur ke dalam rongga pulpa sementara dentin menimbun, tetapi
cabangnya tetap terdapat dalam tubuli dentin yang terbentang di seluruh
tebal dentin.
2. Penbentukan Email
Ameloblas adalah sel epitel luar biasa karena bagian dasarnya,
yang berbatasan dengan lamina basal, menjadi permukaan sekresinya.
Taut kedap dijumpai di sekitar apeks histologis (basis fungsional) dan
basis histologis (apeks fungsional) setiap sel. Retikulum endoplasma kasar
dan sebuah kompleks golgi luas terdapat dalam sitoplasama di antara inti
dan apeks fungsional sel ini. Ameloblas berfungsi menghancurkan lamina
basal yang memisahkan sel-sel ini dari odontoblas dan dentin. Juluran
pendek berbentuk kerucut dari ameloblas (prosesus Tomes) merupakan
tempat sekresi dari matriks email. Permukaan lateral prosesus Tomes
menghasilkan matriks organik dari email antar-batang, sedangkan
permukaan apikal berfungsi meletakkan matriks dari batang email.
Peranan ameloblas dalam mineralisasi belum jelas, tetapi kristal
hidroksiapatit dibentuk pada matriks organik. Matriks ini hampir
seluruhnya dibuang oleh ameloblas. Setelah pembentukan email selesai,
organ email terdiri atas epitel berlapis gepeng yang cepat terkikis habis
bila gigi muncul dalam rongga mulut.
3. Perkembangan Akar Gigi
Setelah perkembangan korona selesai dan sebelum erupsi,
lengkung servikal bertumbuh ke apikal membungkus papila dentis dan
membentuk selubung akar Hertwig, yang terdiri atas penyatuan epitel
email luar dan dalam. Lapis dalam menginduksi pembentukan odontoblas
yang menghasilkan dentin dari akar gigi. Bila dentin telah dibentuk,
selubung akar hancur dan dentin yang baru dibentuk ini menginduksi
perkembangan sementoblas dari sel mesenkim sakus dentis di sekitarnya.

19
Sementoblas menghasilkan sementum, yaitu jaringan mirip tulang yang
membungkus akar gigi.
4. Gigi Tetap (permanen)
Pada sisi labial setiap lamina dentis terjulur ke luar suatu massa sel
ektodermal dan membentuk lamina suksesional. Sel-sel lamina dentis
menggali ke belakang dan bakal gigi molar permanen berturut-turut
terlepas. Bakal gigi molar kedua dan ketiga tidak dibentuk sampai sesudah
lahir.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Rongga mulut adalah bagian awal dari saluran pencernaan. Rongga


mulut terbentang mulai dari permukaan dalam gigi sampai orofaring.
Atapnya dibentuk oleh palatum durum dan mole, dasarnya dibentuk oleh
lidah, dan dinding kiri dan kanan dibentuk oleh otot-otot pipi.
2. Gigi merupakan salah satu organ penting yang terdapat dalam rongga
mulut. Gigi terdiri dari dua macam, yaitu gigi decidui dan gigi permanen.
Bagian-bagian dari gigi meliputi: email, dentin, pulpa, dan sementum.

B. Saran
1. Perlu dikaji lebih lanjut tentang penyakit-penyakit pada gigi dan
pengobatannya.
2. Perlunya dikaji tentang formulasi-formulasi sediaan kosmetik yang
digunakan pada gigi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta: EGC.

Harshanur, Itjiningsih Wangidjaja. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC.

Maulani, Chaerita. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak, Panduan Orang Tua dalam
Merawat dan Menjaga Kesehatan Gigi bagi Anak-Anaknya. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.

Pearce, Evelyn C.2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:


Gramedia.

Swartz, Mark H. 2012. Textbook of Physical Diagnosis. Philadelphia: W.B.


Saunders Company.

Tarigan, Rasinta. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta: EGC.

Wibowo, Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Gramedia.

22

You might also like