You are on page 1of 47

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan pada Ny.Z


dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Cairan dan Elektrolit : Gagal
Ginjal Kronik di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Anggraini, Tika

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2725
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Ny.Z dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit : Gagal Ginjal
Kronik di RSUD Dr.Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
Tika Anggraini
142500057

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. Z
dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit : Gagal Ginjal
Kronik di RSUD Dr. Pirngadi Medan ”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Dan saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih banyak terkhusus untuk
kedua orang tua saya tercinta, terima kasih atas doa dan support yang diberikan
kepada penulis selama ini . Dan oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Setiawan, S.Kp, MNS, PhD. Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Keperawatan Univeritas Sumatera Utara.
3. Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep.Sp.KMB. Selaku Pembantu Dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara.
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep.Sp.Mat. Selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Keparawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep.Ns, M.Kep. Selaku Ketua Program Studi
DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep. Selaku Sekretaris Program Studi DIII
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Rosina Br Tarigan, SKp., Mkep., Sp.KMB. Selaku Dosen Pembimbing saya
yang telah membimbing dan meluangkan waktu dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.

ii
Universitas Sumatera Utara
8. Ns. Asrizal, S.kep., M.kep., RN., WOC(ET)N., CHt.N. Selaku Dosen Penguji
yang telah memberikan waktunya serta kritik dan saran supaya Karya Tulis
Ilmiah ini jauh lebih baik lagi.
9. Terkhusus untuk Kedua orang tua saya yang saya sayangi, papa (Sutikno) dan
mama (Tri Indayani) yang selalu memberi doa, nasehat, motivasi moril dan
materil kepada penulis.
10. Terima kasih kepada sahabat since 2014 fakultas ilmu keperawatan program
studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang banyak
memberikan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dan
semoga dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat bagi semua yang
membacanya.

Medan, Juli 2017


Penulis,

Tika Anggraini

iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................... 2
1.3 Manfaat ..................................................................................... 2

BAB II KELOLAAN KASUS .................................................................... 4


2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit................................................................. 4
2.1.1 Definisi ......................................................................... 4
2.1.2 Fungsi Cairan ................................................................ 5
2.1.3 Volume Cairan Tubuh .................................................. 5
2.1.4 Penambahan Cairan Tubuh ........................................... 5
2.1.5 Pergerakan Cairan Tubuh ............................................. 6
2.1.6 Cara Pengeluaran Cairan .............................................. 6
2.1.7 Pengaturan Keseimbangan Cairan ................................ 7
2.1.8 Regulasi Elektrolit ........................................................ 8
2.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit ..................................................... 9
2.1.10 Faktor Lain yang Mengendalikan Kehilangan Cairan .. 10
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ........................................ 10
2.2.1 Pengkajian .................................................................... 10
2.2.2 Analisa Data ................................................................. 12
2.2.3 Rumusan Masalah ......................................................... 13
2.2.4 Perencanaan ................................................................. 13
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus ............................ 15
2.3.1 Pengkajian..................................................................... 17
2.3.2 Analisa Data.................................................................. 27
2.3.3 Rumusan Masalah ......................................................... 29
2.3.4 Perencanaan .................................................................. 30
2.3.5 Implementasi dan Evauasi ........................................... 33

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 35


3.1 Kesimpulan .............................................................................. 35
3.2 Saran ........................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 37


LAMPIRAN
1. Catatan Perkembangan Pasien

iv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gagal ginjal kronik adalah penyakit yang bisa timbul karena kerusakan
pada filtrasi dan sekresi ginjal akan berujung pada gagal ginjal kronik atau disebut
chronic kidney disease (CKD). Chronic kidney disease sendiri disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu hipertensi, glomerulonefritis, nefropatik analgesik,
nefropatik diabetic, nefropatik refluk, ginjal polikistik, obstruksi dan gout
(Mansjoer, 2007).
Penyakit ginjal kronik (PGK) kini telah menjadi persoalan kesehatan
serius masyarakat di dunia. Penyakit ginjal dan saluran kemih telah menyebabkan
kematian sekitar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa
penyakit ini menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian atau peringkat
ke-17 angka kecacatan. Saat ini terdapat satu juta penduduk dunia yang sedang
menjalani terapi pengganti ginjal (dialisis) dan angka ini terus bertambah sehingga
di perkirakan pada 2010 terdapat dua juta orang yang menjalani dialisis.
Gagal ginjal kronis dimana fungsi ginjal rusak sehingga diperlukan terapi
cuci darah (dialisis) setiap jangka waktu tertentu atau transpalantasi (Arifin, 2009)
menyatakan bahwa penderita gagal ginjal tahap akhir dengan terapi penggatian
ginjal di indonesia mengalami peningkatan dengan insiden rata-rata tahun 2006
sebesar 30,7%. Di medan, di RSUD dr.Pirngadi medan di jumpai sebanyak 109
kasus gagal ginjal yang rutin menjalani hemodalisis.
Di indonesia, berdasarkan Pusat Data & Infomasi Perhimpunan Rumah
Sakit Indonesia (PDPERS) jumlah penderita PGK dianggarkan sekitar 50 orang
per satu juta penduduk. Pada tahun 2006 terdapat sekitar 100.000 orang penderita
gagal ginjal kronis di Indonesi. Pelayanan asuhan keperawatan ditujukan untuk
mempertahankan, meningkatkat kesehatan dan menolong individu untuk
mengatasi secara tepat masalah kesehatan sehari-hari, penyakit, kecelakaan, atau
ketidakmampuan bahkan kematian (Depkes, 2005).

1
Universitas Sumatera Utara
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan Kaya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan Asuhan
Keperawatan yang komprehensif bagi pasien Gagal Ginjal Kronis dengan
perioritas masalah kebutuhan dasar cairan dan elektolit pada Ny.Z.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan karya tulis ilmiah yaitu penulis mampu
menggambarkan, mengetahui, menentukan, memahami, menjelaskan, dan
mendeskripsikan :
1. Pengkajian pada Ny.Z dengan perioritas masalah kebutuhan dasar cairan dan
elektrolit
2. Penentuan diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.Z dengan perioritas
masalah kebutuhan dasar cairan dan elektrolit
3. Penyusunan intervensi keperawatan yang tepat untuk Ny.Z dengan perioritas
masalah kebutuhan dasar cairan dan elektrolit
4. Implementasi keperawatan pada Ny.Z dengan perioritas masalah kebutuhan
dasar cairan dan elektrolit
5. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada Ny.Z dengan perioritas masalah
kebutuhan dasar cairan dan elektrolit.

1.2.3 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah (KTI) bagi penulis adalah untuk
menambah wawasan bagi peneliti dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien gagal ginjal kronik dengan masalah kebutuhan dasar cairan dan
elektrolit Bagi Rumah Sakit
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi rumah sakit yaitu dapat
digunakan sebagai salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan
keperawatan bagi pasien khususnya dengan masalah kebutuhan dasar cairan
dan elektrolit

2
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi Perawat
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi perawat yaitu perawat dapat
menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat pada pasien
dengan masalah kebutuhan dasar cairan dan elektrolit Bagi Instansi
Akademik
Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai
referensi bagi institutsi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang
asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar cairan dan elektrolit
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi pasien dan keluarga yaitu
supaya pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang cairan
dan elektrolit beserta perawatan yang benar bagi klien agar penderita
mendapat perawatan yang tepat dalam keluarganya.
4. Bagi Pembaca
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah bagi pembaca yaitu menjadi sumber
referensi dan informasi bagi orang yang membaca karya tulis ilmiah ini
supaya mengetahui dan lebih mendalami bagaimana cara merawat pasien
yang terkena gagal ginjal kronik.

3
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar


Cairan dan Elektrolit
2.1.1 Definisi
Cairan tubuh adalah air yang berada di dalam tubuh dan solute atau zat
terlarut yang terdiri dari elektrolit, seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium,
karbohidrat, korida, sulfat, fosfat, dan bikarbonat dan non elektrolit (seperti
glukosa, asam urat, kreatinin dan bilirubin) (Toto & Abdul, 2009).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan(Toto & Abdul, 2009).
Komponen utama cairan tubuh adalah air. Jumlah total air dalam tubuh
adalah 60% berat tubuh. Cairan tubuh terdistribusi di dalam tiga komponen yang
dipisahkan satu sama lainnya oleh membran sel, yaitu :
1. Kompartemen cairan intrasel
2. Kompratemen cairan ekstrasel, terdiri dari :
a. Kompratemen interstisial
b. Kompratemen ekstravaskuler
Keseimbangan cairan adalah keseimbangan cairan akibat kadar cairan
yang tidak normal atau tidak di inginkan (Judith, 2002)
Keseimbangan elektrolit adalah keseimbangan elektrolit akibat dari serum
yang tidak normal atau tidak di inginkan (misalnya kalsium, kalium, magnesium,
natrium, dan fosfat dalam serum (Judith, 2002). Cairan elektrolit adalah cairan
saline atau cairan yang memiliki tetap. Contoh cairan elektrolit yaitu cairan
ringer’s, cairan ringer’s laktat, cairan ringer’s buffer’s.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamika karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologi dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan
ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan
atau kekurangan (Tarwoto, 2006).

4
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Fungsi Cairan
Komponen yang paling besar dalam tubuh manusia adalah air yang
mempunyai fungsi yang sangat besar. Fungsi cairan antara lain:
1. Fungsi cairan antara lain : nutrien, partikel kimiawi, partikel darah, energi,
dan lain-lain.
2. Pengatur suhu tubuh
3. Pembentuk struktur tubuh yaitu kekurangan cairan tubuh dapat menyebabkan
kematian sel. Sementara unit dasar fungsional tubuh adalah sel. Sel-sel inilah
yang membentuk struktur tubuh. Dengan demikian, keberlangsungan proses
pembentukan atau perbaikan jaringan tubuh tidak terlepas dari peranan cairan
tubuh.
4. Memfalitasi reaksi kimia dalam tubuh, misalnya metabolisme tubuh (Asmadi,
2008).

2.1.3 Volume Cairan Tubuh


Total jumlah volume cairan tubuh (total body water) kira-kira 60% dari
berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung
pada kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan
cairan, lemak pada wanita lebih banyak dari pada pria sehingga jumlah volume
cairan wanita lebih rendah dari pada pria. Usia juga berpengaruh terhadap jumlah
volume caian, semakin tua usia semakin sedikit kandungan airnya. Sebagai
contoh, bayi baru lahir jumlah cairan tubuhnya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60%
dari BB, usia pubertas sampai dengan usia 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan
wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47%
dari BB,sedangkan pada usia diatas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita
46% dari BB (Tarwoto & Wartonah, 2006).

2.1.4 Penambahan Cairan Tubuh


Pengeluaran cairan tubuh akan seimbang dengan pemasukan cairan.
Pengeluaran cairan tubuh dapat melalui ginjal, kulit, paru-paru, fases, dan
menstruasi. Sumber pemasukan cairan sebagian besar berasal dari makanan, yang
disebut profermed water. Pemasukan cairan dapat berasal dari :

5
Universitas Sumatera Utara
1. Minuman : 1,25 liter atau 1.250 ml pe hari.
2. Makanan : 1,0 liter atau 1.000 ml per hari.
Konsumsi makanan padat memberikan konstribusi cairan kurang lebih 1,0
liter per hari. Daging sebagai contoh, kira-kira 70% mengandung air, buah-
buahan dan sayuran kira-kira 90% mengandung air.
3. Proses metabolik : 0,35 liter atau 350 ml per hari. Kira-kira 200 ml air
dihasilkan setiap hari oleh oksidasi karbohdrat, protein dan lemak ( Toto
suharyanto & Abdul Madjid,2009, Hal ; 31).

2.1.5 Pergerakan Cairan Tubuh


Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses yaitu :
1. Difusi
Adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari
konsetrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan
dan elektrolit didifusikan menembus membran sel. Kecepatan difusi
dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsentrasi larutan dan temperatur.
2. Osmosis
Adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran
semipermiabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi
yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
3. Transpor aktif
Adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena adanya daya
aktif dari tubuh seperti pompa jantung (Patricia & Anne, 2005).

2.1.6 Cara Pengeluaran Cairan


Pengeluaran cairan terjadi melalui orga-organ seperti :
1. Ginjal
a. Merupakan pengaturan utama keseimbangan cairan yang menerima 170
liter darah untuk disaring setiap hari.
b. Produksi urin untuk semua usia 1 ml/kg/jam.
c. Pada orang dewasa produksi urin sekitar 1,5 lt/hari.

6
Universitas Sumatera Utara
d. Jumlah urin yang di produksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan
aldosteron.
1) Haluaran urin normal : <1.500 ml/hari
2) Oligurin : haluaran urin <400ml/hari
3) Anuri : haluaran urin <100ml/hari
4) Polinuri : haluaran urin >1.500ml/hari (Toto suharyanto,2009).
2. Kulit
a. Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
merangsang aktivitas kelenjar keringat.
b. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,
temperatur lingkungan yang meningkatdan demam.
c. Disebut juga Isensible Water Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/hari.
3. Paru-paru
a. Menghasilkan IWL sekitar 400ml/hari.
b. Meningkatnya cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan
kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam.
4. Gastrointestinal
a. Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari
sekitar 100-200ml.
b. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kg BB/24 jam,
dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat
celcius (Tarwoto & Wartonah,2003, Hal : 30).

2.1.7 Pengaturan Keseimbangan Cairan


1. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga:
a. Penurunan fungsi ginjal meragsang pelepasan renin, yang pada akhirnya
menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang
hipotalamus untuk melepaskan substrat neural yang beranggung jawab
terhadap sensasi haus.
b. Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi peningkatan tekanan osmotik
dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa
dahaga.

7
Universitas Sumatera Utara
2. Anti diuretik hormon (ADH)
ADH dibentu di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis dari
hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan
osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Hormon ini meningkatkan
reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan demikian dapat menghemat air.
3. Aldosteron
Hormon ini disekresioleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal
untuk meningkatkan absorpsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh
perubahan konsentrasi kalium, natrium serum dan sistem angiotensin renin
dan sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.
4. Prostaglandin
Prostaglandin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam jaringan dan
berfungsi dalam merespon radang, oengendalian tekanan darah, kontraksi
uterus dan mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal, prostaglandin berperan
mengatur sirkulasi ginjal, respon natrium dan efek ginjal pada ADH.
5. Glukokortikoid
Meningkatkan responsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan
terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan
perubahan pada keseimbangan volume darah (Tarwoto,2003).

2.1.8 Regulasi Elektrolit


Katon : kation utama dalam cairan tubuh adalah natrium (Na+), kalium
(K+), kalsium (Ca²+), dan magnesium (Ma²+). Pergantian kation terjadi saat satu
kation meninggalkan sel dan digantikan oleh kation yang lain. Hal ini terjadi
karena sel cenderung mempertahankan keseimbangan elektrolit normal.
1. Regulasi natrium
Natrium adalah kation yang paling banyak (90%) dalam cairan ekstraselular.
Ion natrium memiliki peran besar untuk memprtahankan keseimbangan
cairan, melalui efeknya pada osmolaritas serum, transmisi implus saraf,
regulasi keseimbangan asam basa, dan partisipasi dalam reaksi kimia sel

8
Universitas Sumatera Utara
2. Regulasi kalium
Kalium adalah elektrolit teresar dan kation utama pada sel intraseluler.
Kalium mengatur banyak metabolisme dan diperlukan untuk menyimpan
glikogen dalam hati dan otot rangka, transmisi dan konduksi implus saraf,
konduksi kardiak normal, serta kontraksi rangka dan otot halus
3. Regulasi kalsium
Kalsium disimpan dalam tulang, plasma, dan sel tubuh. Sembilan puluh
sembilan persen (99%) kalsium berada pada tulang , dan hanya 1% yang
berada dalam cairan ekstraseluler. Sekitar 50% kalsium yang berada pada
plasma berkaitan dengan protein, terutama albumin, dan 40% merupakan
kalsium yang bebas terionisasi. Sebagian kecil kalsium berkaitan dengan
anion non protein seperti fosfat, sitrat, dan karbonat
4. Regulasi magnesium
Magnesium sangat penting untuk aktivitas enzim, aktivitas neurokimia, serta
eksibilitas otot jantung dan rangka. Konsetrasi magnesium dalam plasma
adalah sebesar 1,5-2,5 mEq/L. Magnesium serum diregulasi melalui asupan
makanan, mekanisme ginjal, dan hormon paratiroid (PTH). Sekita 50-60%
magnesium tubuh berada dalam tulang dan hanya 1% berada dalam cairan
ektraseluler, dan sisanya berada dalam sel( Tarwoto,2006 ).

2.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan


Elektrolit
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh,metabolisme yang
diperlukan dan berat badan.
2. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebih menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan
NaCl melalui keringat sebanyak 15-30g/hari.
3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecahkan cadangan
energi, proses ini akan menimbulkan cairan dari interstisial ke intraseluler.

9
Universitas Sumatera Utara
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi
urine.
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung,
gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan (Tarwoto,2003).

2.1.10 Faktor Lain yang Mengendalikan Kehilangan Cairan


1. Dehidrasi berat
Dehidrasi berat mengakibatkan penurunan tekanan darah dan penurunan
filtrasi glomerulus, mengakibatkan penurunan utine output.
2. Kelebihan volume cairan
Kelebihan volume cairan akan meningkatkan tekanan darah dan filtrasi
glomerulus, mengakibatkan peningkatan urine output.
3. Hiperventilasi
Hiperventilasi meningkatan kehilangan cairan melalui penguapan air di dalam
paru-paru.
4. Muntah dan diare
Muntah da diare meningkatkan kehilangan cairan melalui saluran
gastrointestinal.
5. Panas, pengeluaran keringat yang banyak dan luka bakar meningkatkan
kehilangan cairan melalui kulit (Toto & Abdul, 2009).

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
Merupakan hal yang penting untuk memahami pentingnya kesimbangan
cairan, elektrlit, dan asam basa untuk mempertahankan homeostasi. Dengan
mengumplkan data pengkajian melalui riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
dan menggunakan kemampuan berfikir kritis, perawat mengidentifikasi klien
yang memiliki resiko, sehingga membantu dalam penyusunan diagnosis

10
Universitas Sumatera Utara
keperawatan yang tepat. Ajukan pertanyaan yang spesifik dan fokus yang
berhubungan dengan keseimbangan cairan dan elektrolit (Potter & perry, 2009,
Hal : 106), hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
1. Keluhan utama
Keluhan utama yang didapati biasanya berbeda, mulai dari urine output
sedikit sampai dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidak selera
makan (anoreksia) mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas
berbau, dan gatal pada kulit.
2. Riwayat kesehatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mngganggu status cairan.
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan.
3. Pengukuran Klinik
a. Berat Badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan:
1) ± 2% : ringan
2) ± 5% : sedang
3) ±10% : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
b. Keadaan umum
1) Pengukuran tanda tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan
pernafasan.
2) Tingkat kesadaran.

11
Universitas Sumatera Utara
c. Pengukuran masukkan cairan
1) Cairan oral : NGT dan oral.
2) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV.
3) Makanan yang cenderung mengandung air.
4) Irigasi kateter dan NGT.
d. Pengukuran keluaran cairan
1) Urin : volume, kejernihan/kepekatan.
2) Fases : jumlah dan konsistensi.
3) Muntah.
4) Tube drainase.
5) IWL.
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat
Normalnya sekitar ±200 CC.
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolt difokuskan pada :
1) Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot,
tetani, dan sensasi rasa.
2) Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan
bunyi jantung.
3) Mata : cekung, air mata kering.
4) Neurolgi : refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
5) Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,muntah-
muntah, dan bising usus.
5. Pemeriksaan penunjang
6) Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat jenis urin dan analisis
gas darah (Tarwoto & Wartonah, 2003).

2.2.2 Analisa Data


Pengelompokkan analisa data dapat dilakukan melalui :
1. Data Subjektif
Data subjektif ialah data yang didapatkan dari hasil keluhan klien itu sendiri.
a. Klien mengatakan nyeri dibagian pinggang sebelah kiri.

12
Universitas Sumatera Utara
b. Klien mengatakan mengalami kesulitan saat buang air kecil (BAK)
c. Klien mengatakan BAK dalam 1 harinya 1 kali, dan urin yang
dikeluarkan sebanyak 30ml.
2. Data Objektif
Data objektif ialah data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik, dan
hasil penglihatan perawat terhadap klien.
a. Urine output sedikit.
b. Sulit buang air kecil (BAK).
c. Rasa lelah.
d. Mulut terasa kering.
e. Nafas berbau ureum (ArifMutaqqin,2011).

2.2.3 Rumusan Masalah


Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah kesehatan itu yang dapat diintervensikan dengan asuhan
keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang memerlukan tindakan
medis. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut
Maslow : keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam
kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan. Contohnya seperti
perioritas masalah kelebihan volume cairan.

2.2.4 Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi, atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada
diagnosa keperawatan.
1. Kaji adanya edema ekstermitas
Untuk mencurigai adanya gagal ginjal kongestif atau kelebihan volume
cairan.
2. Istirahatkan pasien untuk tirah baring pada saat edema masih terjadi.
Untuk menjaga klien dalam keadaan tirah baring selama beberapa hari
mungkin diperlukan untuk meningkatkan dieresis yang bertujuan mengurangi
edema.

13
Universitas Sumatera Utara
3. Beri oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai dengan indikasi.
Untuk membantu klien meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan
miokard untuk melawan efek hipoksia/iskemia (ArifMutaqiin,2011).

14
Universitas Sumatera Utara
2.3 Asuhan Keperawatan Kasus
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

2.3.1 Pengkajian
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.Zaniar
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 54 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Utama, Gg. Johar No.19
Tanggal Masuk RS : 15-05-2017
No.Register : 00.87.18.57
Ruangan/kamar : Asoka 2
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 18-05-2017 / kamis
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : CKD (Chronic kidney disease)

II. KELUHAN UTAMA


Pasien mengatakan mual, muntah, menggigil. Dan pasien demam selama
kurang lebih 1 minggu.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


A. Provocative / palliative
1. Apa penyebabnya :
Pasien kurang dalam mengkonsumsi air mineral
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Tindakan medis dan melakukan cek kesehatan

15
Universitas Sumatera Utara
B. Quantity / quality
1. Bagaimana dirasakan :
Pasien mengatakan bahwa nyeri pada area pinggang sebelah kiri
2. Bagaimana dilihat :
Pasien tampak lemas dan berbaring di tempat tidur
C. Region
1. Dimana lokasinya :
Pinggang sebelah kiri
2. Apakah menyebar :
Tidak
D. Severity
Klien mengatakan sakit yang dialaminya saat ini sangat mengganggu
akitivitasnya
E. Time
Pada saat klien merasa kecapekan setelah melakukan aktivitas yang berlebih

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami :
Pada saat pasien mengandung anak ke dua, ketika pasien BAK ada seperti
butiran batu kecil yang keluar beserta dengan urine.
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan :
Pasien memeriksa keluhannya ke rumah sakit dan ke dokter.
C. Pernah dirawat / dioperasi :
Pernah
D. Lama dirawat :
Kurang lebih 1 minggu
E. Alergi :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi
F. Imunisasi :
Imunisasi pasien lengkap

16
Universitas Sumatera Utara
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua :
Tidak memiliki riwayat penyakit yang parah
B. Saudara kandung :
Tidak ada saudara kandung yang memiliki riwayat penyakit keturunan.
C. Penyakit keturunan yang ada :
Tidak memiliki penyakit keturunan
D. Anggota keluarga yang memiliki gangguan jiwa :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan
E. Anggota keluarga yang meninggal :
Tidak ada

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Persepsi pasien tentang penyakitnya :
Ny.Z mengatakan bahwa penyakitnya akan sembuh apabila pasien rajin
mengkonsumsi obat dan melakukan terapi yang rutin.
B. Konsep Diri :
 Gambaran diri:
Klien mengatakan merasa percaya diri .
 Ideal diri:
Klien mengatakan ia menerima keadaannya sekarang dengan penyakit
yang dialaminya.
 Peran diri:
Klien mengatakan ia merasa terganggu dengan penyakit yang
dialaminya.
 Identitas:
Klien mengatakan ia adalah seorang ibu untuk anak-anaknya dan
cucunya.
C. Keadaan emosi:
Tidak stabil

17
Universitas Sumatera Utara
D. Hubungan sosial :
 Orang yang berarti :
Klien mengatakan bahwa orang yang sangat berari adalah keluarga.
 Hubungan dengan keluarga:
Klien mengatakan bahwa hubungannya dengan keluarga sangat baik dan
akrab.
 Hunbungan dengan orang lain:
Klien mengatakan hubungannya dengan orang lain sangat baik.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Tidak ada, klien mengatakan hubungannya dengan orang lain tidak ada
hambatan.
E. Spiritual :
 Nilai dan keyakinan:
Pasien yakin bahwa dibalik semua penyakit yang dialami nya akan ada
kesembuhan yang diberikan dari tuhan kepadanya.
 Kegiatan ibadah:
Baik.

VII. STATUS MENTAL


 Tingkat kesadaran : - Tidak mampu memulai pembicaraan.
o Bingung/orientasi
o Sedari
o Supor
 Penampilan : - Tidak rapi
o Rapi
o Tidak rapi
o Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Alam perasaan : - lesu
o Lesu
o Ketakutan
o Putus asa
o Gembira berlebihan

18
Universitas Sumatera Utara
 Pembicaraan : - lambat
o Cepat
o Keras
o Gagap
o Inkoheren
o Apatis
o Lambat
o Membisu
 Afek : - Datar
o Datar
o Tumpul
o Labil
o Tidak sesuai
 Interaksi selama wawancara : - kontak mata kurang
o Bermusuhan
o Tidak kooperatif
o Mudah tersinggung
o Kontak mata kurang
o Defensif
o Curiga
 Memori : - Gangguan daya ingat jangka panjang
o Gangguan daya ingat jangka panjang
o Gangguan daya ingat jangka pendek
o Gangguan daya saat ini
o Konfabulis.

19
Universitas Sumatera Utara
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadann umum
Pasien tampak terlihat lemas berbaring diatas tempat tidur.
B. Tanda-tanda vital
 Suhu tubuh : 37,5ºC
 Tekanan darah : 140/90 mmhg
 Nadi : 80x/i
 Pernafasan : 20x/i
 Skala nyeri : 4
 TB : 153 cm
 BB : 44 Kg
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
 Bentuk:
Bentuk kepala klien bulat dan simetris
 Ubun-ubun:
Ubun-ubun klien tertutup dengan rambut dan ubun-ubun keras
 Kulit kepala :
Kulit kepala klien bersih dan tidak kotor
Rambut
 Penyebaran rambut :
Penyebaran rambut normal keseluruhan, tidak ada kebotakan pada kepala
 Bau :
Rambut Tidak berbau
 Warna kulit :
Warna kulit kepala pucat
Wajah
 Warna kulit :
Warna kulit klien kuning langsat
 Struktur wajah :
Struktur wajah oval dan simetris

20
Universitas Sumatera Utara
Mata
 Kelengkapan dan kesimetrisan:
Struktur mata lengkap dan kedua mata simetris
 Palpebra:
Tidak ada tanda radang dan tidak terdapat edema
 Konjungtiva dan sklera:
Terlihat pucat dan sklera berwana hitam
 Pupil:
Normal, saat diberikan reflek pencahayaan maka pupil mengecil.
 Cornea dan iris:
Normal
 Visus :
-
 Tekanan bola mata:
Tidak dilakukan
Hidung
 Tulang hidung dan posisi sputum nasi :
Normal dan simetris
 Lubang hidung:
Lubang hidung bersih, tidak ada kotoran dan tanda peradangan dan
simetris kanan dan kiri
 Cuping hidung:
Ada dan simetris
Telinga
 Bentuk telinga:
Normal, simetris pada keduanya dan tidak ada kelainan
 Ukuran telinga:
Normal/anatomis
 Lubang telinga:
Lubang telinga bersih, tidak ada kotoran dan tanda peradangan
 Ketajaman pendengaran:
Pendengaran pasien masih normal,tidak ada masalah dalam pendengaran

21
Universitas Sumatera Utara
Mulut dan faring
 Keadaan bibir:
Mukosa bibir kering
 Keadaan gusi dan gigi:
Tidak ada perdarahan pada gigi dan gusi pada saat dilakukan pengkajian
 Keadaan lidah:
Kurang bersih
 Orofaring:
Normal, tidak ada tanda radang
Leher
 Posisi trachea :
Normal
 Thyroid :
Tidak ada pembengkakan thyroid
 Suara :
Suara masih terdengar dengan jelas
 Kelenjar limfe :
Tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe
 Vena jugularis :
Teraba dengan jelas
 Denyut nadi karotis :
Teraba lambat
Pemeriksaan integrumen
 Kebersihan :
Kulit terlihat bersih
 Kehangatan :
Kulit teraba hangat pada ekstermitas atas dan bawah
 Warna :
Warna kulit kuning langsat
 Turgor :
Normal

22
Universitas Sumatera Utara
 Kelembaban :
Kulit tampak tidak lembab
 Kelaina pada kulit :
Kulit tampak seperti bersisik atau kering
Pemeriksaan payudara dak ketiak
 Ukuran dan bentuk payudara:
Ukuran payudara normal dan berbentuk bulat
 Warna payudara dan areola:
Kuning langsat dan areola berwarna hitam
 Kondisi payudara dan puting:
Normal, tidak terdapat kelainan pada payudara dan puting
 Produksi ASI:
Klien tidak memproduksi ASI kembali
 Aksila dan clavicula :
Normal
Pemeriksaan thoraks/dada
 Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, pigeon chest, flail chest, kifos
koliasis):
Normal, tidak ada kelainan pada dada
 Pernafasan (frekuensi, irama):
Pernafasan normal, tidak ada suara tambahan dan frekuensi 20x/menit
 Tanda kesulitan bernafas :
Tidak ada mengalami kesulitan bernafas
Pemeriksaan paru
 Perkusi:
Resonan
 Auskultasi (suara nafas, suara ucapan, suara tambahan) :
Normal, tidak ada suara tambahan
Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi (bentuk, benjolan):
Simetris dan tidak terdapat benjolan

23
Universitas Sumatera Utara
 Auskultasi:
Peristaltik
 Palpasi :
Nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan atau pun kelainan lainnya

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


I. Pola makan dan minum
 Frekuensi makan/hari : 3x sehari
 Nafsu/selera makan : Nafsu makan berkurang
 Nyeri uluh hati : Ada
 Alergi : klien tidak memiliki alergi
 Mual dan muntah : klien mengalami mual muntah
 Waktu pemberian makan : pagi jam 07.00 wib, siang jam 12.30
wib, dan sore jam 17.00 wib.
 Jumlah dan jenis makanan : porsi kecil dan jenis makanan yang
diberikan nasi, lauk, pauk, dan buah.
 Waktu pemberian cairan/minum : Tidak menentu
 Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah):
ya, karena klien mengatakan bahwa mulut terasa pait
II. Perawatan diri/personal hygiene
 Kebersihan tubuh : Tubuh bersih dan tidak berbau
 Kebersihan gigi dan mulut : bau mulut dan gigi tidak bersih
 Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan kuku tangan bersih
III. Pola kegiatan/aktivitas
 Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminas, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebagian, atau total :
Pasien hanya mampu melakukan sebagian aktivitas nya pada saat dirawat
di rumah sakit, dan segala sesuatu kebutuhan pasien dibantu oleh anak-
anaknya.
 Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit :
Selama pasien sakit dan di rawat di rumah sakit, kegiatan ibadah pasien
masih tetap berjalan, karena pasien mengerjakan ibadah nya sambil tirah
baring diatas tempat tidur.

24
Universitas Sumatera Utara
IV. Pola eliminasi
1. BAB
 Pola BAB : BAB klien tidak lancar,
1x per hari
 Karater fases : Keras
 Riwayat perdarahan : Tidak memiliki riwayat
perdarahan
 BAB terakhir : 20 Mei 2017
 Diare : Tidak ada diare
 Penggunaan laktasif : klien tidak pernah
menggunakan laktasif
2. BAK
 Pola BAK : Tidak menentu, Volume
400ml/hari
 Karakter urine : Kuning keruh
 Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Klien mengatakan nyeri
pada saat buang air kecil
 Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Ada
 Penggunaan diuretik : Klien pernah
menggunakan diuretik
 Upaya mengatasi masalah : Hemodialisis, dan
Pemasangan kateter
V. Mekanisme koping
Adaptif :
 Klien mampu menyelesaikan masalahnya dengan keluarga
 Bicara dengan orang lain
 Mampu menyelesaikan masalah
 Teknik relaksasi
 Aktivitas konstruksi
 Olah raga

25
Universitas Sumatera Utara
Maladaptif :
 Reaksi Klien berbicara lambat
 Minum alkohol
 Reaksi lambat/berlebihan
 Bekerja berlebihan
 Menghindar
 Mencederai diri

26
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Analisa Data
Masalah
No Data Penyebab
Keperawatan
1. DS : Klien jarang Kelebihan
 Ny.Z mengatakan bahwa mengkonsumsi air volume cairan
sulit untuk buang air kecil putih
(BAK), dan output urine
hanya sedikit.
Nefropati toksi
 Ny.Z mengatakan bahwa
klien jarang minum air
Kerusakkan fungsi
putih, perhari hanya 3-4
ginjal
gelas.

DO : Kerusakkan
 Ny.Z tampak lemah, glomerulus
edema pada bagian
ekstrmitas, cairan infus
Filtrasi glomerulus
RL 10 tts/m.
menurun
 Cairan obat yang
(GFR menurun)
diberikan melalui IV.
 Output urin 300ml/24 jam
dan warna urine kuning Retensi cairan

keruh.
 Ny. Z di pasang kateter. Edema
 Ny. Z menjalani terapi
cuci darah(hemodialisis)
Kelebihan volume
dengan rentang waktu 4-5
cairan
jam per 2 kali dalam 1
minggu
 Edema terjadi pada
jaringan intrasel
 Asupan cairan yang

27
Universitas Sumatera Utara
masuk pada Ny. Z
dibatasi : 900cc/24 jam
 TD : 140/90 mmhg,
 RR : 20x/m,
 HR : 80x/m,
 T : 37,5ºC,
 BB : 44kg
 Kreatinin : 13,74mg/dl
 Ureum : 53mg/dl
 Natrium : 133,000
 Kalium : 4,30
2. DS : Mual dan muntah Nutrisi kurang
 Ny.Z mengatakan bahwa (anoreksia) dari kebutuhan
badan terasa lemah dan
lemas, kepala terasa
Hilangnya nafsu
pusing.
makan
 Ny.Z mengatakan bahwa
nafsu makan berkurang,
pemenuhan nutrisi
mengkonsumsi makanan
dalam tubuh tidak
dalam jumlah yang sangat
tercukupi
sedikit.
 Ny.Z mengatakan bahwa
ada rasa mual dan muntah Berat badan menurun
dikarenakan mulut terasa
pait dan perut terasa
Nutrisi kurang dari
seperti masih kenyang
kebutuh

DO :
 Ny.Z tampak lemas
terbaring diatas tempat
tidur.

28
Universitas Sumatera Utara
 Makanan yang diberikan
pada Ny.Z nasi,ikan,
sayur labu dan buah
pepaya dan makanan
yang diberikan terkadang
masih utuh.
 Mukosa bibir kering.
 Turgor kulit kurang
bagus, terlihat seperti
kering bersisik dan
mengkilap
 TD : 130/90 mmHg
 RR : 20x/m
 HR : 80x/m
 T : 36º
 BB : 44kg
 IMT : 18,80
 HB : 8,4 g/dl
 Albumin : 3,30 mg/dl

2.3.3 Rumusan Masalah


Masalah keperawatan
1. Kelebihan volume cairan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan

Diagnosa Keperawatan (Perioritas)


1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan volume cairan
ditandai dengan retensi urine
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah dengan
BB : 44kg

29
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Perencanaan
No Dx Perencanaa Keperawatan
1. Kelebihan Tujuan dan kriteria hasil :
volume Tujuan keperawatan :
cairan Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan,
diharapkan kelebihan volume cairan cairan dapat
dikurangi yang dibuktikan dengan keseimbangan cairan,
dan keseimbangan elektrolit asam dan basa.
Kriteria hasil :
 Klien bebas dari edema.
 Keseimbangan asupan dan pengeluaran dalam 24
jam.
 Urine dalam batas normal.
Rencana Tindakan Rasional
Tindakan mandiri :
1. Kaji edema 1. Curiga adanya kelebihan
ekstermitas volume cairan
2. Anjurkan klien untuk 2. Menjaga klien dalam
tirah baring keadaan tirah baring
selama beberapa hari
mungkin diperlukan
untuk meningkatkan
dieresis yang bertujuan
mengurangi edema
3. Ukur tekanan darah 3. Untuk mengetahui
peningkatan cairan yang
dapat diketahui dengan
meningkatkan kerja
jantung yang dapat
diketahui dari
meningkatnya tekanan
darah

30
Universitas Sumatera Utara
4. Ukur intake dan 4. Penurunan curah jantung,
output urine mengakibatkan gangguan
perfungsi ginjal, retensi
natrium/ air, dan
penurunan urine output
5. Anjurkan pembatasan 5. Mencegah banyaknya
cairan untuk klien pemasukkan cairan ke
dalam tubuh
6. Ubah posisi klien 6. Mencegah terjadinya
setiap 2 jam sekali decubitus pada klien
7. Dialisis akan
7. Lakukan dialisis menurunkan volume
cairan yang berlebih
No Dx Perencanaan keperawatan
2. Nutrisi Tujuan dan kriteria hasil :
kurang dari Tujuan keperawatan :
kebutuhan Mempertahankan masukkan nutrisi yang adekuat
berhubungan Kriteria hasil :
dengan mual  Mempertahankan berat badan dalam batas normal
dan muntah  Adanya pertambahan berat berat badan
 Menunjukkan protein albumin stabil
Rencana tindakan Rasional
Tindakan mandiri :
1. Awasi masukkan 1. Mengidentifikasi
makanan dan cairan kurangnya nutrisi
2. Perhatikan adanya 2. Menurunkan pemasukan
mual dan muntah makanan
3. Berikan makanan 3. Porsi lebih kecil dapat
sedikit tapi sering meningkatkan masukkan
makanan
4. Berikan perawatan 4. Menurunkan ketidak
mulut nyamanan dan

31
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi masukkan
makanan
5. Motivasi keluarga 5. Memberikan semangat
untuk selalu klien untuk
memberikan menghabiskan makanan
dorongan kepada yang telah diberikan
klien untuk
menghabiskan
makanan

Tindakan kolaboratif:
6. Kolaborasi dengan 6. Asupan nutrisi dapat
ahli gizi dalam terpenuhi sesuai dengan
pemberian makanan kondisi penyakit yang
yang tepat dialami klien
7. Berikan informasi 7. Keluarga dapat
yang tepat pada mengetahui cara
keluarga tentang memnuhi kebutuhan
bagaimana memenuhi nutrisi klien
kebutuhan nutrisi

32
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Implementasi
Hari/ No.
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Tanggal Dx
Kamis, 1  Mengkaji adanya edema S :
19-mei- pada bagian ekstermitas Ny.Z mengatakan masih sulit
2017  Mengukur tekanan darah untuk buang air kecil (BAK)
dengan hasil yang di O :
dapatkan TD : 140/90 Ny.Z masih tampak lemah
mmHg, HR : 80x/m, RR : dan berbaring diatas tempat
20x/m. tidur, masih adanya edema
 Mengukur intake dan pada tangan ny.z, out put
output : intake cairan : urine : 300ml/ 24 jam, TD :
900cc/24 jam, out put : 140/90 mmHg, RR: 20x/m,
300ml/24 jam HR : 80x/m, T : 37,5ºC

 Melakukan dialisis, A :
hemodialisis dilakukan 2 Masalah belum teratasi
kali dalam 1 minggu dan P :
dengan rentang waktu 4-5 Intervensi di lanjutkan, untuk
jam perharinya. tetap memantau intake dan
output urine Ny.Z , serta
memantau apakah masih
adanya edema pada bagian
ekstermitas Ny.Z
Kamis, 2  Memperhatikan adanya S :
19-mei- mual dan muntah Ny.Z mengatakan bahwa
2017  Memberikan makanan nafsu makan sudah mulai
sedikit tapi sering sedikit bertambah
 Memotivasi keluarga untuk O :
selalu memberi dorongan Ny. Z masih tampak
kepada klien untuk lemah,kulit masih tampak
menghabiskan makanan bersisik atau kering, TD :
yang telah diberikan 130/90 mmhg. HR : 80x/m,

33
Universitas Sumatera Utara
 Kolaborasi dengan ahli gizi RR : 20x/m, BB : 44kg, IMT
untuk pemberian makanan : 18,80
yang tepat A:
Masalah sebagian teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan, untuk
tetap memantau apakah
masih ada mual dan muntah.
 Memantau seberapa
banyak porsi makanan
yang telah di habiskan
oleh Ny.Z, apakah nafsu
makan sudah bertambah
atau belum.

34
Universitas Sumatera Utara
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Karya tulis ilmiah ini membahas kasus pada Ny.Z yang berusia 54 tahun,
berjenis kelamin perempuan, dengan diagnosa medis gagal ginjal kronik, klien
masuk rumah sakit pada tanggal 15-mei-2017. Pasien datang dengan keluhan
deman ±1 minggu dan mual muntah . Pada klien telah dilakukan pengkajian, dan
di dapatkan hasil data subjektif bahwa : Ny.Z mengatakan bahwa sulit untuk
buang air kecil (BAK), dan output urine hanya sedikit. klien mengatakan bahwa
klien jarang minum air putih, perhari hanya 3-4 gelas. Dan di dapatkan hasil dari
data objektif bahwa : Ny.Z tampak lemah, edema pada tangan sebelah kanan,
cairan infus RL 20 tts/m. cairan obat yang diberikan melalui IV. output urin
300ml/24 jam dan warna urine kuning keruh. Ny.Z di pasang kateter. TD : 140/90
mmhg RR : 20x/m, HR : 80x/m, T : 37,5ºC, BB : 44kg. Dan dari hasil pengkajian
tersebut, maka dapat di tegakkan diagnosis keperawatan ( perioritas ) dengan hasil
diagnosis :
1. Masalah keperawatan
a. Kelebihan volume cairan
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan
2. Diagnosa keperawatan (perioritas)
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan volume cairan
ditandai dengan retensi urine
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah
dengan BB : 44kg
Setelah diagnosa keperawatan di tegakkan, maka dapat di lakukan
interven, implementasi, dan evaluasi. Dan penjelasan mengenai pembahasan
kasus yang di ambil.
Cairan tubuh adalah air yang berada di dalam tubuh dan solute atau zat
terlarut yang terdiri dari elektrolit, seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium,
karbohidrat, korida, sulfat, fosfat, dan bikarbonat dan non elektrolit (seperti
glukosa, asam urat, kreatinin dan bilirubin.

35
Universitas Sumatera Utara
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamika karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologi dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan
ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan
atau kekurangan.

3.2 Saran
Untuk praktik keperawatan sebaiknya seorang perawat meningkatkan
kreatifitasnya dalam merawat pasien yang sedang mengalami penyakit yang
dideritanya dan membantu serta merawat dalam proses penyembuhan penyakit
yang dialami seorang pasien.

36
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, A. (2009). Instalasi Hemodialisa RSUD. Diunduh dari http://hemodialisa


rsudulinbanjarmasin.blogspot.com/

Asmadi. 2008. Konsep dan AplikasiKebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba


Medika.

Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan.


Jakarta: Depkes RI

Mansjoer, A. (2007). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Muttaqin, A. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.


Jakarta: Salemba Medika

Potter, A. P dan P, G. Anne. (2005). Fundamental Keperawatan. Volume 2.


Jakarta : ECG.

Potter, A. P dan Perry, G. A. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Ed. 7.


Jakarta: Salemba Medika.

Potter, A. P dan Perry, G. A. (2010). Fundamental Of Nursing. Volume 3. Edisi 7.


Penerjemah: Diah Nur Fitriani, dkk. Jakarta: Salemba Medika

Purnama, S. (2011). Diperoleh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle


/123456789/52763/Cover. pdf?sequence=6&isAllowed=y

Suharyanto, T & Madjid, A. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan


Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta-timur: CV. Trans Info Media.

Tamsuri, A. 2009. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wartonah, T. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Wartonah, T. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika

Wilkinson, J. M. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

37
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/
Pukul Tindakan Keperawatan
Dx Tanggal
1. Rabu, 20.00 WIB  Melihat status Ny.Z
18-Mei-2017  Pengkajian tahap awal ke pasien
22.15 WIB  Menganjurkan pasien untuk beristirahat
00.30 WIB  Mengatur posisi klien, dengan posisi
semi fowler
05.00 WIB  Menginjeksikan obat ke klien
06.00 WIB  Melakukan TTV
07.00 WIB  Menganjurkan pasien untuk personal
hygiene
07.15 WIB  Membagikan diet
 Mencatat hasil pengkajian :
 TD : 140/90mmHg
 RR : 20x/m
 HR : 80x/m
 T : 37,3ºC
 BB : 44kg
 TB : 153cm

38
Universitas Sumatera Utara
No. Hari/
Pukul Tindakan Keperawatan
Dx Tanggal
2. Kamis, 08.00 WIB  Melihat status Ny.Z
19-Mei-2017 09.30 WIB  Mengkaji ulang keadaan Ny.Z
11.00 WIB  Memantau intake dan output Ny.Z
 Mengkaji adanya Mual dan Muntah
13.00 WIB  Mengajarkan Ny.Z tirah baring
 Mencatat hasil pengajian :
 Output urine : 300ml/24 jam
 TD : 140/90mmHg
 RR : 20x/m
 HR : 80x/m
 T : 37,5ºC
 Nafsu makan Ny.Z belum bertambah,
karena mulut terasa pait

39
Universitas Sumatera Utara
No. Hari/
Pukul Tindakan Keperawatan
Dx Tanggal
3. Jumat, 08.00 WIB  Mengkaji keadaan umum Ny.Z untuk
20-Mei-2017 menjalani HD
 Memantau intake dan output cairan
 Memantau adanya mual dan muntah
13.00 WIB  Menganjurkan Ny.Z untuk mobilisasi,
untuk mencegah terjadinya decubitus
 Mencatat hasil pengkajian :
 Kondisi Ny.Zsetelah menjalani HD
mulai membaik
 Nafsu makan sedikit bertambah
 Pola tidur sudah efektif
 BAK sedikit lancar
 Urine output : 400ml/24 jam
 TD : 130/90 mmHg
 RR : 20x/m
 HR : 80x/m
 T : 36,5ºC
 BB : 44kg

40
Universitas Sumatera Utara

You might also like