Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
- Verbal
- Perilaku
Menyerang orang lain, melukai dir sendiri/orang lain, merusak lingkungan,
amuk/agresif.
- Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam, jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, mnyalahkan dan
menuntut.
- Intelektual
- Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral, dan
kreativitas terhambat.
2.4 Pathway
Berduka Disfungsional
Isolasi Sosial
Perubahan Persepsi
Sensosi Halusinasi
Perilaku kekerasan
Respon Adaptif
Respon Maldaptif
Kegagalan yang menimbulkan frustasi dapat menimbulkan respon pasif dan melarikan diri
atau respon melawan dan menentang. Respon melawan dan menantang merupakan respon yang
maladaptive yaitu agresif -kekerasan. Perilaku yang ditampakkan dimulai dari yang rendah
sampai tinggi. Umumnya klien dengan prilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah sakit
jiwa, sering tampak diikat secara tidak manusiawi disertai dengan bentakan dan pengawalan oleh
sejumlah anggota keluarga bahkan polisi. Perilaku kekerasan seperti memukul anggota keluaraga
atau orang lain, merusak alat rumah tangga, dean marah-marah merupakan alasan utama yang
paling banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan yang dilakukan oleh keluarga belum
memadai sehingga selama perawatan klien, seyogyanya keluarga mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang cara merawat klien dengan manajemen perilaku kekerasan (Keliat,1996).
Asertif Mengungapkan marah Karakter assertif sebagai berikut:
tanpa menyakiti, melukai
1. Moto dan kepercayaan
perasaan orang lain, tanpa
Yakin bahwa diri sendiri berharga demikian
merendahkan harga diri
juga orang lain. Asertif bukan berarti selalu
orang lain
menang, melainkan dapat menangani situasi
secara efektif. Aku punya hak, demikian juga
orang lain
2. Pola komunikasi
Efektif, pendengar yang aktif. Menetapkan
batasan dan harapan. Mengatakan pendapat
sebagai hasil observasi bukan penilaian.
Mengungkapkan diri secara langsung dan jujur.
Memeperhatikan perasaan orang lain.
3. Karakteristik
Tidak menghakimi. Mengamati sikap daripada
menilainya. Mempercayai diri sendiri dan orang
lain. Percaya diri, memiliki kesadaran diri,
terbuka, fleksibel, dan akomodatif. Selera
humor yang baik, mantap, proaktif, dan inisiatif.
Berorientasi pada tindakan. Realistis dengan
cita-cita mereka. Konsisten, melakukan
tindakan yang sesuai untuk mencapai tujuan
tanpa melanggar hak-hak orang lain.
4. Isyarat bahasa tubuh (Non Verbal cues) terbuka
dan gerak-gerik alami. Atentif, ekspresi wajah
yang menarik. Kontak mata langsung, percaya
diri, volume suara yang sesuai kecepatan bicara
yang beragam.
5. Isyarat Bahasa( Verbal cues)
a. “Aku memilih untuk…..”
b. “Apa opsi-opsi untukku?”
c. “Alternative apa yang kita miliki?”
6. Konfrontasi dan Pemecahan Masalah
a. Bernegosiasi, menawar, menukar, dan
kompromi
b. Mengkonfrontir masalah pada saat terjadi
c. Tidak ada perasaan negative yang muncul
7. Perasaaan yang dimiliki yaitu: antusiame,
mantap, percaya diri, dan harkat diri, terus
termotivasi, tahu dimana mereka berdiri.
(Keliat, 1996)
Frustasi Adalah respon yang timbul Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan
akibat gagal mencapai kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat
tujuan atau keinginan. menimbulkan kemarahan.
Pasif Sikap permisif/ pasif Sikap asertif merupakan ungkapan perasaan, pendapat,
adalah respon dimana dan kebutuhan kita secara jujur dan wajar. Kemampuan
individu tidak mampu untuk bersikap asertif ini sangat penting dimiliki sejak
mengungkapkan perasaan dini, karena hal ini akan membantu kita untuk bersikap
yang dialami, sifat tidak tepat untuk menghadapi situasi dimana hak-hak kita
berani, mengemukakan dilanggar. Salah satu alasan orang melakukan
keinginan dan pendapat permisif/pasif adalah karena takut atau malas/ tidak
sendiri,tidak ingin terjadi mau terjadi konflik. Lalu apakah konflik itu?. Apakah
konflik karena takut akan konflik adalah sesuatu yang negative? Sekarang tidak
tidak disukai atau jarang kita melihat perusahaan dengan sengaja
menyakiti perasaan orang menciptakan konflik di dalam perusahaannya untuk
lain. meningkatkan motivasi kerja karyawan (manajemen
konflik). Konflik bisa positif bila kita dapat mengatur
konflik itu sendiri.
Agresif Sikp agresif adalah sikap Perilaku agresif sering bersifat menghukum, kasar,
membela diri sendiri menyalahkan, atau menuntut. Hal ini termasuk
dengan cara melanggar hak mengancam, melakukan kontak fisik, berkata-kata
orang lain. kasar, komentar yang menyakitkan dan juga menjelek-
jelekkan orang lain di belakang. Sikap agresif
merupakan prilaku yang menyertai marah na,un masih
dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya
tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat
bahwa setiap orang harus bertarung utnuk mendapatkan
kepentingan sendiri dan mengaharapkan perlakuan
yang sama dari orang lain. Agresif memperlihatkan
permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang lain
dengan ancaman, member kata ancaman tanpa niat
melukai. Umumnya klien masih dapat mengontrol
prilaku untuk tidak melukai orang lain.
Kekera Disebut sebagai gaduh Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh orang
san gelisah atau amuk lain secara menakutkan, member kata-kata ancaman
melukai disertai melukai di tingkat ringan dan yang
paling berat adalah melukai/merusak secara serius.
Klien tidak mampu mengendalikan diri. Mengamuk
adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan control diri. Pada keadaan ini, individu
dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang
lain (Keliat,2002).
2.6 Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang merupakan factor predisposisi, artinya mungkin
terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika factor berikut dialami oleh individu
(Keliat,1996) adalah:
a. Faktor Psikologis
Psychoanalytical Theory. Teori ini mendukung bahwa prilaku agresif
merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berpendapat bahwa prilaku
manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama, insting hidup yang diekspresikan
dengan seksualitas dan kedua, insting kematian yang diekspresikan dengan
agresivitas.
d. Perilaku
a. Klien
Kelemahan fisik, keputus asaan, ketidakberdayaan, kurang percaya diri
b. Lingkungan
Rebut, kehilangan orang atau objek yang berharga, konflik interaksi social
Beberapa kiat pendekatan pada seseorang yang potensial melakukan tindak kekeraan
adalah sebagai berikut :
1. Memahami pola pikiran (the mindset) seseorang dengan hostilitas dan potensi melakukan
tindak kekerasan. Seseorang pada hakekatnya membutuhkan kesempatan untuk
menyampaikan pendapatnya, berkan kesempatan padanya untuk mengutarakan isi pikiran
sekalipun pemahamanya menyimpang.
2. Sikapt empati
3. Hindari konfrontatif mengancam.
4. Alternatif solusi penyelesaian masalah ( merumuskan pemecahan masalah yang menjadi
resolusi).
5. Bergerak ke arah yang win-win resolusi. Mengalihkan fokus dari apa yang tidak dapat
anda melakukan apa yang dapat anda lakukan (keliat, 1996).
2.10 Gejala Gejala Marah
Kemerahan ditanyakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan pengerusakan,
tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa. Gejala-gejala atau perbahanyang timbuh
pada klien dalam keadaan marah diantaranya adalah :
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Biodata Klien : Nama, umur, alamat, pendidikan, agama, status, pekerjaan, jenis kelamin,
No. RM, tanggal pasien MRS, tanggal pengkajian dan rang rawat pasien
3. Faktor Predisposisi
3) Riwayat trauma pasien seperti aniaya fisik, aniaya seksual, penolaka, kekerasan
dalam keluarga, dan tindakan kriminal
4. Pemeriksaan Fisik
TD : Tekanan Darah
N : Nadi
S : Suhu
P : Pernafasan
2) Antropometri
Mengkaji BB ( Berat Badan) dan TB (Tinggi Badan) apakah ada kenaikan atau
penurunan
3) Keluhan fisik
1) Genogram
2) Konsep Diri
a. Citra Tubuh
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
3) Hubungan social
4) Spiritual
b. Kegiatan Ibadah
6. Status Mental
a. Penampilan pasien : Tidak rapi, penggunaan pakaian tidak sesuai atau cara
berpakaian tidak seperti biasanya
c. Aktivitas Motorik/Psikomotorn
i. Isi pikir : Obsesi, Depersonalisasi, fobia, idea yang terkait, hipokondria, pikiran
magic
Waham : Agama, Nihilistik, somatic, sisip piker, kebesaran, siar piker, curiga,
control piker
n. Daya tilik diri : menghindari penyakit yang diderita, menyalahkan hal-hal diluar
dirinya
5) Isitirahat tidur
7) Pemeliharaan kesehatan
8. Mekanisme koping
Kurangnya pengetahuan pasien mengenai penyakit jiwa, factor presipitasi, koping, system
pendukung, penyakit fisik, obat-obatan dan lainnya.
1) Diagnosa Medis
- Klien mengumpat
dengan kata-kata Inefektif proses terapi
kotor
- Klien mengatakan
Berduka disfungsional
dendam dan jengkel
- Klien mengatakan
ingin berkelahi Isolasi social
- Klien menyatahkan
dan menuntut
Gangguan harga diri
- Klien meremehkan kronis
Data Objektif
- Mata
melotot/pandangan
tajam
Perubahan Persepsi
- Tangan mengepal
Sensosi Halusinasi
- Rahang mengatup
- Suara keras
Faktor –faktor yang berhubungan dengan masalah perilaku kekerasan antara lain adalah
sebagai berikut :
2) Stimulus lingkungan
3) Konflik interpersonal
4) Status mental
5) Putus obat
6) Penyalahgunaan narkoba/alkohol
1) Perilaku Kekerasan
5) Isolasi social
6) Berduka disfungsional
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria NIC Rasional
hasil
- Melihat
perkembangan dari
- Latih secara
pasien
social/verbal
- Agar hubungan social
pasien membaik
- Menolak dengan
- Agar bisa
baik
mengendalikan
amarah pasien
SP 4
- Evaluasi kegiatan
SP 1, SP 2, SP 3,
SP 4 - Melihat
perkembangan pasien
- Latih patuh obat :
minum obat secara - Pengobatan
teratur dan susun membantu
jadwal minum obat penyembuhan pasien
secara teratu
- Mengontrol perilaku
- Masukkan dalam pasien
jadwal harian
pasien
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
Evaluasi dibagi menjadi 2 yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, dimana evaluasi
formatif digunakan di bagian implementasi dan tidak menyeluruh sedangkan evaluasi sumatif
digunakan di bagian evaluasi dan bersifat menyeluruh dalam mengevaluasi pasien.
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
RSJ BANGLI
I. PENGKAJIAN
Alamat : Jalan Putra Yuda no 22 , Susut, Bangli Alamat : Jalan Putra Yuda No. 22 ,
Susut, Bangli
Pendidikan : SD
Pendidikan : SD
Agama : Hindu
Agama : Hindu
Pekerjaan : Buruh
Pekerjaan : Petani
No. RM : 123456
2. Alasan MRS
Keluarga pasien mengatakan 3 hari sebelum MRS, pasien bertingkah agresif, labil,
gelisah, bingung, marah-marah dan memukul istrinya karena keinginannya tidak
terpenuhi. Kemudian keluarga pasien membawa pasien ke RSJ Bangli untuk dirawat inap
kembali.
3. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan pasien masih merasa marah dan mengamuk serta memukul
pintu karena keinginannya tidak terpenuhi
4. Faktor Predisposisi
1) Pasien mengalami gangguan jiwa sejak berumur 23 Tahun dan pernah masuk
RSJ Bangli lebih dari 5 kali
2) Pasien control apabila pasien dibujuk dan putus obat selama 1 minggu
3) Pasien memiliki riwayat trauma aniaya fisik dan kekerasan dalam keluarga saat usia
5 tahun dengan pelaku ayah kandung pasien, dan saksi kakak pasien saat usia 7
tahun karena pasien ingin membeli mainan tetapi tidak diperbolehkan oeh ayahnya
dan pasien dipukul oleh ayahnya agar berhenti menangis dan tidak merengek untuk
membeli mainan. Kejadian tersebut berulang kali hingga umur pasien menginjak
18tahun.
5. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-Tanda Vital
S : 36,5ºC RR : 22 x/menit
2) Antropometri
BB : 57 Kg TB : 169 cm
3) Keluhan fisik
Pasien mengatakan jari-jari tangan kanannya nyeri dan luka karena memukul pintu
1) Genogram
88 th 86 th 88 th 87 th
53 th 45 th
56 th 54 th
24th 19 th
2) Konsep diri
a. Citra tubuh
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
Pasien mengatakan pasien takut tidak bisa dan tidak percaya diri untuk
membuat anak anaknya dan istrinya bahagia karena sikap pasien yang
temperamental dan ringan tangan apabila kehendak pasien tidak terpenuhi.
3) Hubungan social
a. Orang terdekat/berarti
Pasien mengatakan mempunyai orang terdekat dan pasien percaya yaitu
kakak kandung pasien dan istri pasien.
4) Spiritual
Pasien mengatakan pasien beragama hindu, dan meyakini bahwa apa yang
diberikannya saat ini merupakan suatu anugrah dari Tuhan. Saat di rumah pasien
rajin sembahyang di rumah dan apabila ada upacara di pura pasien, pasien selalu
dating untuk sembahyang. Saat di rumah sakit pasien jarang sembahyang
dikarenakan pasien merasa tidak ada gunanya untuk berdoa karena pasien tidak
sembuh.
7. Status mental
1) Penampilan
Penampilan pasien sedikit rapi, rambut pasien menyentuh telinga, gigi kuning, kulit
bersih. Cara berpakaian pasien rapi, baju dan celana pasien tidak terbalik. Pasien
menggunakan sandal.
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motoric/psikomotor
4) Alam perasaan
Pasien mengatakan perasaan pasien sesuai dengan keadaan pasien, jika suasana
sedih pasien tampak sedih dan jika suasana senang pasien gembira.
5) Afek
Masalah Keperawatan : Resiko tinggi mencederai orang lain atau diri sendiri
Masalah Keperawatan :
7) Persepsi
Saat pengkajian pasien mengatakan mendengar suara suara untuk memukul pintu
atau orang lain karena dirinya jahat; halusinasi pendengaran
8) Proses pikir
9) Isi pikir
Pasien memiliki pikiran obsesif, pemikiran tentang menginginkan sapi tetapi pasien
berusaha untuk menghilangkannya karena takut kejadian masa lalunya terjadi lagi.
Waham
pasien mampu mengorientasikan waktu, tempat dan orang yang disebutkan dengan
benar dan jelas saat wawancara. Pasien sempat bingung tetapi tetap melanjutkan
dan menjawab dengan benar dan jelas.
11) Memori
Pasien mengingat kejadian dimana dia dipukul oleh ayahnya saat ingin membeli
mainan di pasar.
Pasien mampu berhitung dengan baik dengan menghitung perjumlahan 5+5=10 dan
konsentrasi pasien mudah beralih oleh keadaan sekitar dan pertanyaan yang
mengecoh.
Saat wawancara pasien diberikan stimulus untuk memilih 2 pilihan sederhana yaitu
memilih makan atau tidur saat marah, pasien mampu mengambil pilihan tersebut
tanpa bantuan orang lain.
Saat wawancara pasien mengatakan jika dirinya mengalami gangguan jiwa dan
kambuh apabila keinginan pasien tidak terpenuhi
1) Makan
Pasien mengatakan saat di rumah pasien makan 3 x/sehari dengan cara yang baik
dan seperti biasanya tanpa bantuan orang lain dan pasien minum air sebanyak
kurang lebih 8 gelas/hari tanpa bantuan orang lain.
2) BAB/BAK
3) Mandi
Pasien mengatakan pasien saat di rumah mandi 2x/sehari dan tanpa bantuan orang
lain
4) Berpakaian/berhias
5) Istirahat tidur
Pasien mengatakan tidur siang selama 2 jam, tidur malam selama 7 jam dari jam
22.00 s.d 05.00 dengan berdoa sebelum tidur dan bercengkrama dengan istrinya
sebelum tidur.
6) Penggunaan obat
Dalam penggunaan obat pasien mengatakan jika pasien sakit, pasien dibantu untuk
minum obat oleh istri atau anak-anaknya.
7) Pemeliharaan kesehatan
9. Mekanisme koping
Pasien agak menarik diri dengan lingkungan karena pasien merasa jika sikapnya
akan membuat dia dijauhi oleh lingkungannya
3) Masalah pekerjaan
Bipolar
2) Terapi medic
Haloperidol : 3 x 5 mg
Risperidone : 2 x 2 mg
Data Objektif
Gangguan harga diri
- pandangan pasien kronis
tajam
- Tangan pasien
tampak mengepal
- Postur tubuh pasien Perubahan Persepsi
kaku Sensosi Halusinasi
Perilaku kekerasan
1) Perilaku Kekerasan
3) Distress spiritual
7) Resiko infeksi
Perilaku kekerasan yang berhubungan dengan perubahan persepsi sensori ditandai dengan
pasien mengumpat dengan kata-kata kotor, pasien mengatakan dirinya jengkel dan
dendam, pasien mengatakan pasien ingin berkelahi, pasien meremehkan orang lain,
pandangan pasien tampak tajam, tangan pasien tampak mengepal, postur tubuh pasien
kaku, suara pasien keras.
- Menyebutkan cara
- Latih cara fisik 2 : - agar pasien mampu
mengontrol
pukul kasur/bantal melampiaskan
perilaku kekerasan
kemarahannya tidak
- Mengontrol pada orang lain, diri
perilaku sendiri atau
kekerasannya lingkungan
dengan cara :
- Untuk mengetahui
Fisik apakah sudah
terlaksana
Social/verbal - Masukkan dalam
jadwal harian
Spiritual - Melihat
pasien
perkembangan dari
Terapi
pasien
Psikofarmaka
- Agar hubungan social
(obat)
pasien membaik
- Evaluasi kegiatan
SP 1 dan SP 2
- Mengontrol perilaku
pasien
- Latih secara
social/verbal
- Melihat
- Mengungkapkan perkembangan dari
dengan baik pasien
- Latih secara
spiritual : berdoa
- Mengontrol perilaku
atau sholat
pasien
- Masukkan dalam
- Melihat
jadwal harian
perkembangan pasien
pasien
- Evaluasi kegiatan - Pengobatan
SP 1, SP 2, SP 3, membantu
SP 4 penyembuhan pasien
- Masukkan dalam
jadwal harian
pasien
ORIENTASI
Perawat : “Selamat pagi Pak, Perkenalkan nama saya ayu , saya perawat yang. Bertugas
diruang Bratasena pada pagi hari ini. Hari ini saya yang akan merawat bapak dari
pukul 07.00 – 14.00. jika boleh saya tau, nama bapak siapa?”
Perawa :"Bapak dapat menceritakan penyebab bapak marah dan kesal kepada saya.
Apakah bapak bersedia?"
KERJA
Perawat : “Baiklah pak, sekarang bapak bisa menceritakan alas an bapak merasa marah Apa
yang menyebabkan Bapak marah?”
Pasien : "Saya kesal dan marah karena jika saya pulang ke rumah setelah dari kantor, saya
tidak melihat istri di rumah, rumah dalam keadaan berantakan, belum lagi saya
lapar dan istri tidak menyiapakan makanan. Saat itulah saya merasa marah ingin
sekali memarahi dan memukul istri saya".
Perawat : “ Pada saat penyebab kemarahan seperti ketika Bapak pulang ke rumah namun
istri belum menyediakan makanan, apa yang bapak rasakan ?”
Perawat : “ apakah bapak merasakan kesal kemudian dada Bapak berdebar – debar , mata
melotot, rahang terkatup dan tangan mengepal?”
Pasien : “ iya “
Perawat : “Begini pak, kalau tanda – tanda marah tadi sudah bapak rasakan, bapak dapat
mengontrol emosi dengan beberapa cara. Cara 1 yaitu dengan bapak berdiri lalu
tarik nafas dari hidung , kemudian tahan sebentar lalu keluarkan secara perlahan
– lahan melalui mulut , lakukan sebanyak 5 kali . Bagus sekali, bapak sudah bisa
melakukanya. Cara 2 bapak dapat mengontrol marah dengan kegiatan fisik yaitu
dengan memukul bantal atau kasur. Nah, sekarang coba lakukan pukul kasur dan
Bantalnya. Ya bagus sekali.
TERMINASI
Perawat : “ Sekarang bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi
?”
Pasien : "iya saya sekarang merasa lebih baik"
Pasien : "Cara 1 dengan berdiri kemuadian tarik nafas kemudian hembuskan secara perlahan
sebanyak 5 kali. Kemudian cara 2 yaitu dengan kegiatan fisik yaitu dengan.
Memukul kasur atau bantal."
Perawat : "Ya bagus sekali, bapak sudah dapat menyebutkan cara mengontrol emosi dengan
baik dan benar. Bagaimana, ada lagi yang ingin bapak tanyakan?"
Perawat : “Jika bapak merasakan keinginan untuk marah, gunakan kedua cara tadi ya pak.
Baiklah untuk hari ini sudah cukup. Besok pagi saya akan kembali datang untuk
berbincang – bincang kembali. Terimakasih dan sampai jumpa .
No Tanggal Dx SP EVALUASI
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan SP 1
1 SP 2
S : Pasien bernafas cepat dan jengkel
P : Lanjutkan SP 2
1 SP 3
S : pasien mengatakan marah dan jengkel dan ingin
memukul pintu
P : Lanjutkan SP 3
1 SP 4
S : pasien mengatakan tidak ada gunanya untuk
sembahyang karena penyakit pasien tidak kunjung
sembuh
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan SP 5