You are on page 1of 4

LONGCASE

Nama : Redhy Satya Caesarinka


NIM : 20174011001
Bagian : IKK Puskesmas Kotagede II

BIOLOGIS: PSIKOLOGIS: SOSIOKULTURAL:


Diagnosis  Diabetes Millitus Type II Tidak Ketakutan akan bertambah Kurangnya pengetahuan
Terkontrol beratnya penyakit yang tentang penyakit yang
diderita. diderita.

PATIENT CENTERED FAMILY FOCUS COMMUNITY ORIENTED


Apa yang paling perlu anda Apakah masalah yang paling Apa masalah komunitas
perhatikan dari pasien? penting dari keluarga pasien? yang berpotensi dari
kesehatan pasien?
Pengetahuan pasien tentang Tingkat pengetahuan dan Pemahaman dan
penyakit yang diderita. perhatian keluarga terhadap penyampaian yang keliru
sakit yang diderita pasien terhadap sakit pasien
yang disampaikan
masyarakat sekitar.
Manajemen Komprehensif
Promotif Apakah tujuan promotif pada Memberikan pengetahuan yang benar mengenai penyakit
pasien anda? (definisi, etiologi, patofisisologi, faktor resiko, manifestasi
klinis, terapi dan komplikasi) yang diderita sehingga pasien
sadar dan mau mengambil sikap atas sakit yang diderita
dengan harapan bisa mengubah gaya hidup menjadi lebih
baik.
Preventif Apakah pencegahan yang paling  Tidak merokok dan minum alkohol
penting bagi pasien anda?  Konsumsi makanan sehat
 Membatasi konsumsi makanan dan minuman
dengan kadar gula yang tinggi
 Olahraga secara teratur
 Menhindari stress
 Diit dan mengontrol berat badan
 Menjaga kadar gula
 Kontrol dan minum obat secara teratur
Kuratif Masalah kesehatan apa saja yang Diabetes Millitus type II
dapat anda “kuratif”?  Metformin 500 mg diberikan 2x sehari sebanyak 80
tablet
Rehabilitatif Apakah tujuan rehabilitative pada Mengembalikan fungsi yang terganggu agar fungsi kembali
pasien anda? menjadi normal sebagaimana semestinya.
Paliatif Apakah tujuan paliatif pada Memberikan penguatan terhadap keluarga dan pasien
pasien anda? tentang resiko-resiko yang dapat terjadi dengan tujuan
pasien maupun keluarga siap dengan resiko terburuk yang
dapat disebabkan dari penyakit pasien, dengan harapan
pasien menjadi lebih mendekatkan diri dengan ALLAH SWT
serta meningkatkan perhatian dan kepedulian keluarga
terhadap pasien.
Pertanyaan:
1. Bagaimanakah arah hubungan (interaksi) BIO-PSIKO-SOSIAL yang terjadi dalam kasus anda?
Pada kasus ini pasien didiagnosis dengan Diabetes Millitus type II . Seseorang dengan penyakit kronis terutama
lansia harus dipikirkan kemungkinan berbagai masalah psikologis. Pasien ini merasa masih khawatir ketika
kada gula tinggi padahal sudah rutin minum obat, ketakutan akan bertambah beratnya penyakit yang diderita
dan pasien juga masih kurang mengerti solusi mengontrol kada gula selain dengan rutin konsumsi obat.
Selain diagnosis diatas, pasien juga memiliki berbagai masalah antara lain tingkat pendidikan dan ekonomi
yang rendah, dan keluarga yang tidak ber-PHBS. Berbagai masalah tersebut tentunya dapat mempengaruhi
bagaimana perkembangan penyakit yang diderita.

2. Bagaimana pengaruh kesehatan pasien terhadap keadaan keluarga, dan pengaruh keadaan keluarga
terhadap kesehatan pasien?
Keluarga memainkan peranan penting dalam kesehatan anggota keluarganya, pada kasus ini,
 Pengaruh kesehatan pasien terhadap keadaan keluarga
Kondisi pasien mempengaruhi kehidupan keluarga karena setelah menderita sakit aktifitas pasien
menjadi terganggu dan cenderung memerlukan bantuan orang lain saat melakukan aktifitas sehari-
hari.
 Pengaruh keadaan keluarga terhadap kesehatan pasien
Rendahnya pengetahuan dan dukungan emosional dari keluarga membuat kondisi psikologis pasien
menjadi tidak stabil dan dapat memicu stress.

3. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat perbaikan pasien? Bagaimana cara anda mengantisipasinya?
Faktor yang dapat menghambat perbaikan pada pasien diantaranya,
 Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita dapat. Hal ini dapat diantisipasi dengan
melakukan konseling CEA terhadap pasien maupun keluarga sehingga pengetahuan pasien maupun
keluarga tentang penyakit yang diderita pasien akan semakin bertambah.
 Rendahnya dukungan emosional dari keluarga juga dapat menjadi salah satu faktor yang
menghambat perbaikan keadaan pasien, hal ini dapat diatasi dengan konseling CEA terhadap
keluarga.

4. Sejauh apa anda melibatkan diri dalam penanganan kasus tersebut? (Level LPI)
Level of Physician Involvment (LPI)
Level 1 : Minimal emphasize on the family
Level 2 : Providing medical information and advices
Level 3 : Providing feeling and support
Level 4 : Family assessment and counseling
Level 5 : Family Therapy
Dalam kasus ini, sebagai dokter muda saya melibatkan diri dalam level 2 dan 3.

5. Siapa saja professional lain yang ingin anda libatkan dalam manajemen pasien?
Dalam kasus ini professional lain yang ingin saya libatkan yaitu ahli gizi dalam hal pengaturan pola makan dan
juga psikolog untuk tetap menjaga kesehatan pasien dalam bidang psikologis agar kondisi psikis pasien dapat
terpantau sebagaimana mestinya setelah kita lakukan konseling. Walaupun kita sebagai dokter tahu makanan
apa saja yang harus dihindarkan atau dikurangi namun kita juga harus memikirkan bagaimana jumlah zat gizi
lainnya yang harus diperoleh, karena pasien belum mengetahui kebutuhan kalori dan jenis diet yang
seharusnya dijalani. Oleh sebab itu ahli gizi dan psikolog penting dilibatkan dalam penanganan pasien ini.

6. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi compliance pasien pada saat continuing care? Apakah faktor yang
paling dominan ada dalam kasus anda?
Compliance didefinisikan sebagai sebuah perpanjangan perilaku seseorang seperti dalam hal pertemuan,
pengobatan, dan perubahan perilaku terhadap saran kesehatan yang diberikan. Berbagai faktor yang
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam continuing care:
a) Pasien
a. Karakteristik demografik dan social seperti usia, jenis kelamin, kelompok etnis
b. Perilaku pasien terhadap sakitnya, penyedia layanan kesehatan, dan pengobatan medis
c. Pengetahuan tentang sakit dan terapinya
b) Penyakit
a. Peningkatan keparahan penyakit akan berhubungan dengan kepatuhan yang lebih baik
b. Tingkat kronisitas dari penyakit dapat menurunkan kepatuhan
c) Terapi
a. Regimen terapi membutuhkan perubahan perilaku yang biasanya berhubungan dengan
kepatuhan yang buruk
b. Semakin banyak jumlah dosis yang di resepkan semakin buruk kepatuhannya
c. Dosis yang rumit menyebabkan kepatuhan yang buruk
d. Metode administrasi obat juga akan mempengaruhi kepatuhan
e. Biaya yang keluarkan untuk terapi juga berhubungan dengan kepatuhan
d) Dokter
a. Kebiasaan dokter dalam meresepkan
b. Sikap dokter terhadap penyakit dan pasien itu sendiri

Pada kasus ini faktor yang paling dominan antara lain pasien dan dokter. Sikap dokter dalam menghadapi
pasien dan penyakitnya masih kurang karena kurangnya waktu yang tersedia saat pelayanan kesehatan. Yang
kedua yaitu karakteristik demografik dan social seperti usia pada pasien ini, dan pengetahuan tentang
sakitnya.

7. Jelaskan comprehensive care menurut “Stott-Davis Consultation Framework! Berada di posisi manakah
pasien anda di dalam framework tersebut? Apa yang akan anda lakukan menurut frame work tersebut?
Menurut Stott Davis Consultation Framework, comprehensive care terdiri dari beberapa uraian tugas yang
harus diterapkan oleh dokter. Tugas-tugas tersebut terdiri dari:
a) Manajemen dari permasalahan yang ada  setiap konsultasi harus menunjuk pada area ini. Selain
mengatasi keluhan yang ada, lebih baik apabila memperhatikan tugas atau masalah yang lain jika waktu
memungkinkan.
b) Modifikasi perilaku mencari bantuan  merupakan sesuatu yang perlu dalam hal mencari bantuan
seperti pasien menginginkan antibiotik padahal ia tidak membutuhkan.
c) Manajemen penyakit kronik  selalu mengacu pada pelayanan penyakit kronis setiap kali pasien
datang berkunjung. Waktu yang dicurahkan dalam hal ini akan menghasilkan kepuasan yang lebih baik
dan dapat menurunkan komplikasi dari penyakit kronik.
d) Promosi Kesehatan  dapat dilakukan untuk mengurangi onset penyakit yang berkaitan dengan gaya
hidup. Tetapi hal ini merupakan sebuah tantangan karena menerapkan gaya hidup sehat
membutuhkan perubahan kebiasaan yang lama
Stott Davis Consultation Framework dapat diperluas menjadi home care untuk orang yang lebih dewasa
dengan menambahkan dua area antara lain:
e) Penilaian Lingkungan  lingkungan dapat dilihat menjadi 2 bagian antara lain lingkungan fisik seperti
keadaan rumah, dan lingkungan social sperti kehadiran seorang caregiver dan keadaan finansial
f) Stabilisasi Fungsi  merupakan hal penting bagi orang dewasa karena daoat, menentukan status dasar,
pendeteksi penyakit seperti adanya depresi maupun penurunan fungsi, dan monitoring respon
terhadap pengobatan
Pada kasus ini pasien berada pada posisi 3 yaitu manajemen penyakit kronik. Dokter dalam kasus ini harus
menghabiskan waktu yang lebih banyak dalam hal penanganan penyakit kronik pada pasien. Penanganan yang
tepat pada pasien penyakit kronik tentunya dapat memperlambat terjadinya komplikasi yang akan terjadi.
Sedikitnya waktu yang ada saat jam pelayanan dapat menghambat penerapan dari poin 3 diatas, sehingga
dokter yang merawat dapat melakukan tindakan lebih lanjut seperti melakukan home visite.

8. Jelaskan apa yang di maksud dengan manajemen mutu pelayanan dokter keluarga?
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang
bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive),
pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive & spesific protection), pemulihan kesehatan (curative),
pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan
memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran

9. Jelaskan 5 tahap masa berkabung dalam paliatif care?


5 tahap masa berkabung dalam paliatif care:
a) Penyangkalan (Denial)
Reaksi pertama individu yang kehilangan adalah terkejut, tidak percaya, merasa terpukul dan
menyangkal pernyataan bahwa kehilangan itu benar-benar terjadi. Secara sadar maupun tidak sadar
seseorang yang berada pada tahap ini menolak semua fakta, informasi dan segala sesuatu. Pada tahap
ini seseorang tidak mampu berpikir apa yang seharusnya dia lakukan untuk keluar dari masalahnya.
Contoh seperti "Saya merasa baik-baik saja."; "Hal ini tidak mungkin terjadi, tidak pada saya.”
b) Marah (Anger)
Kemarahan yang dialami oleh seseorang dapat diungkapkan dengan berbagai cara. Individu mungkin
menyalahkan dirinya sendiri dan atau orang lain atas apa yang terjadi padanya, serta pada lingkungan
tempat dia tinggal. Pada kondisi ini individu tidak memerlukan nasihat, baginya nasihat adalah sebuah
bentuk pengadilan (judgement) yang sangat membuatnya menjadi lebih terganggu. Contoh seperti
"Kenapa saya? Ini tidak adil!"; "Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi pada saya?"; "Siapa yang
harus dipersalahkan?”
c) Menawar (Bargaining)
Apabila individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya, maka ia maju ke tahap tawar-
menawar. Pada tahap ini seseorang berpikir seandainya dia dapat menghindari kehilangan itu.
Seringkali seseorang yang berada tahap ini berusaha tawar menawar dengan Tuhan agar merubah apa
yang telah terjadi supaya tidak menimpanya. Sering juga dinyatakan dengan kata-kata“seandainya
saya hati-hati”, “kenapa harus terjadi pada keluarga saya”. Sesungguhnya bargaining yang dilakukan
seseorang tidak memberikan solusi apapun bagi permasalahan yang dia hadapi.
d) Depresi (Depression)
Individu pada tahap ini mengalami disorganisasi dalam batas tertentu dan merasa bahwa mereka tidak
mampu melakukan tugas yang di masa lalu dilakukan dengan sedikit kesulitan. Individu sering
menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau berbicara, takut, perasaan tidak menentu dan putus asa.
Seseorang yang berada pada tahap ini setidaknya sudah mulai menerima apa yang terjadi padanya
adalah kenyataan yang memang harus dia hadapi, "Saya akan mati.. Apa keuntungannya?";
e) Penerimaan (Acceptance)
Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Individu akan menyadari bahwa hidup
mereka harus terus berlanjut dan mereka harus mencari makna baru dari keberadaan mereka. Pikiran
yang selalu terpusat pada obyek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau menghilang.
Individu telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya, gambaran tentang obyek atau orang
yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap perhatian dialihkan kepada obyek yang baru,
"Semuanya akan baik-baik saja."; "Saya sebaiknya bersiap untuk hal itu."

10. Tuliskan nilai-nilai kehidupan keluarga yang anda dapatkan setelah 2 minggu koass di IKK?
Nilai-nilai kehidupan keluarga yang saya dapatkan selama koass 2 minggu di IKK adalah:
a) Nilai Cinta Kasih
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak,
suami dengan isteri, orang tua dengan anak-anaknya serta hubungan kekerabatan antar generasi
sehingga keluarga menjadi wahana utama kehidupan
b) Nilai Melindungi
Keluarga akan memberikan rasa aman dan kehangatan bagi setiap anggota keluarga
c) Nilai Reproduksi
Keluarga merupakan suatu mekanisme untuk melanjutkan atau menambah keturunannya yang
direncanakan sehingga dapat menunjang terciptanya kesejahteraan
d) Nilai Sosial dan Pendidikan
Orang tua memberikan peran terhadap para anggota keluarga lainnya untuk mendidik keturunannya
agar bisa mendapatkan ilmu dan derajat yang sesuai dengan yang diajarkan

You might also like