Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Umur : 54 tahun
Agama : Katolik
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Pasien masuk ke UGD Jiwa RSKD pada tanggal 8 April 2019 untuk pertama kalinya
Nama : Ny. L
Agama : Katolik
Mengamuk
Seorang laki-laki datang ke UGD RSKD Dadi pertama kalinya diantar oleh
barang-barang pecah.
Pasien juga sering bilang bahwa ada orang di depan rumahnya. Padahal tidak
ada orang. Dan mengaku selalu melihat dua orang dirumahnya dan bilang
kamarnya. Dia merasa bahwa ada orang yang bakalan serang dia.
Dan sering mengunci pintu bahkan ibunya pernah dikuncikan dari dalam
rumah.
Sering juga pasien menyiram air ke ibunya, juga sering berbicara sendiri, dan
Tidur pasien kurang. Makan dan minum baik. Pasien tidak mandi sudah
hampir 4 hari.
Awal perubahan perilaku kurang lebih 2 tahun yang lalu. Saat bos pasien
Pasien kemudian mulai menyendiri dikamar dan tidak mau keluar rumah.
2 bulan akhir ini pasien sempat melihat orang berada didepan rumahnya dan
meminta kelurganya untuk datang melihat tetapi ternyata tidak ada orang sama
sekali. Dan kemudian pasien menjadi lebih waspada dan sering mengunci
3. Hendaya Fungsi
5. Hubungan gangguan sekarang dengan gangguan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya
Riwayat infeksi : -
Riwayat trauma : -
Riwayat kejang : -
Riwayat merokok: +
Riwayat alkohol : -
Riwayart NAPZA: -
Pasien lahir dalam normal dan cukup bulan di RS sentosa pada tanggal 01-12-1965.
- Aktivitas Sosial : Sebelum perubahan perilaku, termasuk orang yang baik, pergaulan
Pasien merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara (♂,♂,♀,♀,♂,♂). Pasien belum menikah
Saat ini pasien tinggal bersama ibunya dan adiknya. Tidak ada riwayat penyakit yang
sama di dalam keluarga pasien tetapi adiknya punya riwayat minum obat-obatan.
Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki / : Meninggal
: Menikah
: Pasien
F. Situasi Sekarang :
Pasien tinggal dengan ibu dan adik laki-lakinya dirumah milik ibunya.
Pasien merasa dirinya tidak sakit apalagi mengalami gangguan jiwa. Dan pasien
mengatakan bahwa dia tidak pantas disini karena dirinya bukanlah orang biasa. Dikenal
A. Deskripsi Umum :
1. Penampilan : Perawakan kurus, rambutnya lurus dan tidak tersisir serta dipenuhi
dengan keringat, wajah sesuai umur (54 tahun), memakai baju merah dan celana
2. Kesadaran : berubah
4. Pembicaraan : - Spontan
3. Orientasi :
D. Gangguan Persepsi :
E. Proses Berfikir :
1. Arus pikiran :
Produktivitas : berlebihan
Kontinuitas : relevan
Hendaya Berbahasa : tidak ada.
2. Isi Pikiran :
G. Daya Nilai :
H. Tilikan (Insight) : Tilikan derajat 1 (pasien menyangkal penuh bahwa dirinya sakit)
Pemeriksaan Fisik :
Status Internus : TD 120/80 mmHg, N = 88 x/I, S = 36,4 oC, P = 20x/i. Konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak icterus, jantung, paru, abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas
Status Neurologis
Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor
2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas
dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis. cara berjalan kesan normal,
keseimbangan baik.
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki umur 54 tahun datang ke UGD RSKD Dadi dengan keluhan
mengamuk. Pasien dan melemparkan barang-barang pecah dan melemparkan polisi asbak
rokok. Pasien juga sering bilang bahwa ada orang di depan rumahnya, meneriaki orang-
orang yang lewat didepan rumahnya, sering membawa benda-benda tajam. Dan sering
mengunci pintu. Sering juga pasien menyiram air ke ibunya, berbicara sendiri. Tidur
Awal perubahan perilaku kurang lebih 2 tahun yang lalu. Saat bos pasien
bangkrut dan perekonomian. Pasien mulai menyendiri dikamar dan tidak mau keluar
rumah. Pasien sering memainkan handphonenya. 2 bulan akhir ini pasien sempat melihat
orang berada didepan rumahnya dan meminta kelurganya untuk datang melihat tetapi
ternyta tidak ada orang sama sekali. Dan kemudian pasien menjadi lebih waspada dan
lancar dan intonasi sama kadang meninggi. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif.
Keadaan mood sulit dinilai, afek tumpul, empati tidak dapat diraba rasakan. Gangguan
prekokupasi, ada gangguan isi pikir yakni waham kebesaran dan . Tilikan derajat 1
Aksis I
yaitu pasien mengamuk dan memgang benda tajam. Keadaan ini menimbulkan rasa tidak
nyaman atau terganggu. Pasien juga jarang mandi sehingga menyebabkan disabilitas.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita
dimana pasien sering membawa benda tajam di dalam rumah, mengunci pintu dan
mengamuk. Dan menyatakan bahwa dirinya dikenal oleh seluruh orang di dunia. sehingga
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan,
tidak disebabkan oleh adanya penggunaan zat tertentu maupun kondisi medis tertentu
sehingga memenuhi gejala diagnosis Skizofrenia (F20.). Menurut PPDGJ III pasien
Aksis II
Sebelum sakit pasien orangnya ramah, baik tetatapi data ini belum cukup untuk
Aksis III
Tidak ada.
Aksis IV
Aksis V
GAF Scale saat ini : 50-41 (gejala berat (serious) , disabilitas berat)
VII. DAFTAR MASALAH
Organobiologik:
Psikologik:
Sosiologi:
Didapatkan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu
VIII. PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
kesembuhan pasien
dalam berobat
a. Psikofarmakoterapi
b. Psikoterapi
- Suportif
mungkin timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau minum
- Sosioterapi
keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta menciptakan lingkungan yang
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, tanda-tanda vital pasien
dan efektifitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.
XI.LAMPIRAN WAWANCARA
Definisi
dan “phren” yang artinya “jiwa”. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara
Skizofrenia adalah istilah psikosis yang menggambarkan mispersepsi pikiran dan persepsi yang
timbul dari pikiran/imajinasi pasien sebagai kenyataan, dan mencakup waham dan halusinasi.3
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap
Epidemiologi
Skizofrenia terjadi pada 15 - 20/100.000 individu per tahun, dengan risiko morbiditas
selama hidup 0,85% (pria/wanita) dan kejadian puncak pada akhir masa remaja atau awal
dewasa.2 Awitan skizofrenia di bawah usia 10 tahun atau di atas usia 60 tahun sangat jarang.
Laki-laki memiliki onset skizofrenia yang lebih awal daripada wanita. Usia puncak onset untuk
laki-laki adalah 15 sampai 25 tahun, dan untuk wanita usia puncak onsetnya adalah 25 sampai 35
tahun.6,7
Sejumlah studi mengindikasikan bahwa pria lebih cenderung mengalami hendaya akibat
gejala negatif daripada wanita dan bahwa wanita lebih cenderung memiliki kemampuan fungsi
sosial yang lebih baik daripada pria sebelum awitan penyakit. Secara umum, hasil akhir pasin
skizofrenia wanita lebih baik dibandingkan hasil akhir pasien skizofrenia pria.5
Etiologi
Sampai saat ini, belum ditemukan etiologi pasti penyebab skizofrenia. 7 Namun,
skizofrenia tidak hanya disebabkan oleh satu etiologi, melainkan gabungan antara berbagai
faktor yang dapat mendorong munculnya gejala mulai dari faktor neurobiologis maupun
1. Faktor Neurobiologis
a. Faktor Genetika
daerah yang saling berhubungan, sehingga disfungsi pada salah satu daerah
organik berupa pelebaran ventrikel tiga dan lateral, atrofi bilateral lobus
c. Faktor Neurokimia
dopamin.6
2. Faktor Psikososial
jelas dan sedikit tak logis.7 Penderita skizofrenia pada keluarga dengan
ekspresi emosi tinggi (expressed emotion [EE], keluarga yang berkomentar
kasar dan mengkritik secara berlebihan) memiliki peluang yang lebih besar
untuk kambuh.7,8
b. Faktor Stressor
kejadian hidup yang berlebihan pada tiga minggu sebelum onset gejala
akut.8
Manifestasi Klinis
Skizofrenia Paranoid
1. Waham (delusion) yang menonjol .misalnya waham kejar, waham kebesaran dan
lain sebagainya,
2. Halusinasi yang menonjol misalnya halusinasi auditorik, halusinasi visual dan lain
sebagainya,
3. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara
Kriteria Diagnosis
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas), yaitu:
A. Thought
Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri berulang atau bergema dalam
kepalanya, dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya
berbeda.
Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
B. Delusion
Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar (tentang “dirinya” = secara jelas merujuk ke pergerakan
bermakna sangat khas bagi dirinya yang bersifat mistik atau mukjizat
C. Halusinasi auditorik
atau
Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara
D. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar, dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham
yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau
menerus.
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang
c. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (ex-citement), posisi tubuh tertentu
d. Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hiduo tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara
sosial.
Sebagai tambahan :
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-
lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif
1. Dua (atau lebih) dari gejala berikut; Setiap gejala muncul dengan waktu yang cukup
signifikan dalam kurun waktu periode 1 bulan (atau kurang, jika berhasil ditangani).
1. Delusi
2. Halusinasi
3. Kemampuan berbicara tidak terorganisasi
5. Simptom negatif
2. Untuk periode waktu yang signifikan sejak munculnya onset dari gangguan, level
3. Munculnya gejala yang berkelanjutan dari gangguan, setidaknya selama 6 bulan. Dalam 6
bulan ini, setidaknya terdapat 1 bulan dimana muncul gejala yang memenuhi Kriteria A,
4. Gangguan schizoaffective dan depressive maupun bipolar dengan fitur psychotic telah
dikesampingkan.
5. Gangguan tidak disebabkan karena efek psikologis dari penggunaan obat-obatan maupun
6. Jika ada riwayat onset dari gangguan autism maupun gangguan bicara saat kecil, maka
diagnosa tambahan dari schizophrenia hanya dibuat jika delusi dan halusinasinya
menonjol.
Pengobatan
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika (AP). Obat ini dibagi dalam dua kelompok,
berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu dopamine receptor antagonis (DRA) atau antipsikotika
olanzapine. (10)
APG II sering disebut juga sebagai Serotonin Dopamin Antagosis (SDA) atau
antipsikotik atipikal. APG II mempunyai mekanisme kerja melalui interaksi antara serotonin dan
dopamin pada ke 4 jalur dopamin di otak. Hal ini yang menyebabkan efek samping EPS lebih
rendah dan sanagat efektif untuk mengatasi gejala negatif. Perbedaan antara APG I dan APG II
adalah APG I hanya dapat memblok reseptor D2 sedangkan APG II memblok secara bersamaan
1. Phenothiazine
Rantai Aliphatic :
mg/h.
Rantai Piperazine :
- Perphenazine (Trilafon)
3. Diphenyl-butyl-piperidine : Pimozide.
antipsikotik tipikal. Haloperidol menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang
mengalami eksitasi. Efek sedative haloperidol kurang kuat disbanding dengan CPZ.(10)
Pasien juga diberikan Trihexyphenidil 2 mg 1x1 yang merupakan antikolinergik.
Mekanisme kerja dasar obat ini ialah mengurangi aktivitas kolinergik yang berlebihan di ganglia
basal.(10)
Diagnosis banding
3. Paranoia
Prognosis
Sebagian gejala skizofrenia akut dan gejala yang lebih dramatif hilang dengan
berjalannya waktu, tetapi pasien secara kronik membutuhkan perlindungan atau menghabiskan
waktunya bertahun-tahun di dalam rumah sakit jiwa. Prognosis menjadi lebih buruk bila pasien
KESIMPULAN
persepsi yang timbul dari pikiran/imajinasi pasien sebagai kenyataan, dan mencakup waham dan
halusinasi.
Menurut Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorders Five Edition Text
Revised (DSM-V-TR) Tipe skizofrenia dibagi menjadi beberapa tipe, Dari semua tipe tersebut
Thought
Delusion
Halusinasi auditorik
Perilaku katatonik
Gejala-gejala “negatif
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika (AP). yaitu dopamine receptor antagonis (DRA)
atau antipsikotika generasi I (APG-I) seperti Clorpromazine dan Halopridol dan serotonin-
dopamine antagonist (SDA) atau antipsikotika generasi II (APG-II) seperti Clobazine dan
Risperidone.
Prognosis penyakit tergantung dari cepat lambatnya pengobatan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pengobatan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock, Benjamin J.; Sadock, Virginia A.; Ruiz, Pedro : Kaplan & Sadock’s
Rina Astikawati. At A Glance Psikiatri - Cornelius Katona, Claudia Cooper, dan Mary
4. Psikiatri : Skizofrenia (F2). Editor : Chris Tanto, Frans Liwang, dkk. Kapita Selekta
5. Skizofrenia. Editor : Husny Muttaqin dan Tiara Mahatmi Nisa. Kaplan & Sadock - Buku
2010:699-744
7. Skizofrenia. Editor : Sylvia D. Elvira dan Gitayanti Hadisukanto. Buku Ajar Psikiatri.
Rina Astikawati. At A Glance Psikiatri - Cornelius Katona, Claudia Cooper, dan Mary
10. Gan Sulistia, Arozal Wawaimuli. Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Bagian Farmakologi