You are on page 1of 13

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN

TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA PEGAWAI


NEGERI SIPIL DI KANTOR BUPATI BAGIAN UMUM
SETDA KABUPATEN SIAK

Oleh :
Viqi Anggreana
Pembimbing : Susi Hendriani dan Kurniawati Fitri

Faculty Of Economic Riau University, Pekanbaru,Indonesia


Email : viqitambi6baby@gmail.com

Effects of Organizational Culture and Leadership with Employee Engagement,


on Goverment Employees at General Section in Regent Office Secretariat
Region Siak District

ABSTRACT

This research was conducted to determine the factors that affect the
employee engagement. The factors studied were the effects of organizational
culture and leadership. Collecting data this research used a questionnare survey.
The questionnare was delivered to 44 goverment employees at general section in
Regent Office Secretariat Region Siak District, total of 44 questionnares (100%)
returned complete and can be processed .The data were analyzed by using with
multiple linear regression with SPSS. The results of hypothesis testing is
organizational culture and leadership have relation and significant to employee
engagement. To improve employee engagement, organizations need to improve
letting employees involved directly and give confidence to the employees to
improve job satisfaction which would motivate the employees to work well, in
addition the organization also must provide clear career paths and procedures
payment they receive. While the culture of the organization to optimize The
Regent’s Office Common Part Siak Secretariat Districts need to socialize the
existing organizational culture. And for the leader, they should better understand
the needs and desires of employee and are willing to listen to feedback and
complaints of employees.

Keywords: organizatinal culture, leadership and employee engagement

PENDAHULUAN Pegawai merupakan salah satu


aparatur negara yang berfungsi turut
Dalam memperlancar proses dalam pelaksanaan pencapaian tujuan
pelaksanaan pembangunan, salah satu negara.
hal yang penting di perhatikan Oleh sebab itu pegawai negeri
sumber daya manusia yang bagian umum yang memiliki fungsi
merupakan modal dari pembangunan dan tugas untuk memberikan
tersebut adalah pegawai negeri pelayanan dalam bentuk membantu
sebagai aparatur pelaksanaan negara. dan mengurus kegiatan atau acara

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 1


bupati maupun pejabat atas, yang Pegawai negeri sipil yang
nantinya akan berhubungan dengan menunjukkan engagement yang
masyarakat harus menjadi sumber rendah sejauh ini diduga merasa
daya manusia yang dapat di andalkan. bahwa organisasi kurang memberikan
Perkembangan pengelolaan dukungan, peduli, dan menghargai
sumber daya manusia saat ini sudah konstribusi mereka. Salah satunya
mengarah ke human capital. Sumber dapat dilihat dari tingginya jumlah
daya manusia tidak lagi dianggap pegawai negeri yang datang
sebagai fungsi penunjang terlambatan. Pada tahun 2012 jumlah
(supporting), tetapi sebagai sumber keterlambatannya sebanyak 1913 kali,
kunci/aset keberhasilan suatu tahun 2013 sebanyak 2183 kali dan
organisasi. Sebagai aset keberhasilan pada tahun 2014 sebanyak 2063 kali.
suatu organisasi maka diperlukan Pegawai negeri sipil yang datang
adanya keterikatan (engagement) tepat waktu dan terlambat akan sama-
pegawai sebagai sumber daya sama terhitung kehadirannya selama
manusia. Dalam sebuah organisasi, keduanya sama sama mengisi absensi.
keterikatan pegawai lebih dari Pegawai yang menunjukkan
inisiatif sumber daya manusia dan engagement rendah merasa tidak
merupakan dorongan untuk perlu meningkatkan kinerja mereka,
mengendalikan kinerja, serta karena mereka meyakini konstribusi
merupakan fondasi stratejik yang bisa mereka kurang diperdulikan oleh
mengarah pada tercapainya tujuan organisasi, karena itu mereka
organisasi. menunjukkan perilaku kurang
Pegawai yang memiliki memiliki engagement. Salah satu
tingkat engagement tinggi akan faktor terciptanya employee
memiliki keterikatan emosi yang engagement pegawai adalah budaya
tinggi terhadap organisasi, sehingga organisasi (McBain, 2007).
akan berpengaruh dalam Budaya Organisasi dapat
menyelesaikan pekerjaan dan membantu karyawan untuk
cenderung memiliki kualitas kerja memahami apa yang terjadi di suatu
yang memuaskan (Schaufeli & organisasi dan mengapa hal tersebut
Bakker, 2004 dalam Margaretha dan dapat terjadi pada suatu organisasi.
Saragih, 2008). Selain dari itu motivasi dari
Namun yang terjadi sejauh ini kepemimpinan juga kurang, hal ini
pada pegawai negeri di kantor bupati dapat dilihat dari pimpinan yang
bagian umum Setda Kabupaten Siak jarang memberikan penghargaan
adalah kurangnya antusiasme dalam terhadap kinerja baik pegawainya,
bekerja atau yang disebut dengan namun dapat memarahkan pegawai
employee engagement pegawai, nya apabila pegawai memiliki sedikit
sehingga pegawai pada kantor bupati kesalahan, padahal pegawai yang
bagian umum Setda Kabupaten Siak terikat akan termotivasi untuk
yang memiliki Pegawai Negeri Sipil meningkatkan kinerjanya, mau
sebanyak 44 orang yang cepat menerima tantangan dan merasa
merasakan lelah dan membosankan pekerjaannya memberi makna bagi
pada pekerjaan mereka, hal tersebut dirinya. Hal tersebut akan berdampak
mereka sadari bahwa pekerjaan positif bagi kinerja pegawai dan
mereka begitu terasa monoton. pertumbuhan organisasi. Maka dapat

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 2


dikatakan bahwa employee budaya organisasi terhadap employee
engagement dapat memberikan engagement Pegawai Negeri Sipil
perubahan bagi individu, tim maupun pada Kantor Bupati Bagian Umum
organisasi. Setda Kabupaten Siak, 2) Bagaimana
Robinson et al. (2004) dalam Hockey pengaruh kepemimpinan terhadap
dan Ley (2008), menekankan employee engagement Pegawai
pentingnya pemimpin dan manajemen Negeri Sipil pada Kantor Bupati
dalam sebuah organisasi. Oleh karena Bagian Umum Setda Kabupaten Siak.
itu, faktor yang mendasari Adapun tujuan penelitian
terbentuknya engagement (Robinson adalah : 1) Untuk mengetahui
et al, 2004 dalam Hockey dan Ley, pengaruh budaya organisasi terhadap
2008) adalah kualitas manajemen employe engagement Pegawai Negeri
yang baik dan adanya perasaan Sipil pada Kantor Bupati Baguian
pegawai untuk dihargai dan Umun Setda Kabupaten Siak,2)Untuk
keterlibatannya di dalam organisasi. mengetahui pengaruh kepemimpinan
Hal tersebut sangat penting bagi terhadap employe engagement
pemimpin agar peduli terhadap Pegawai Negeri Sipil pada Kantor
pegawainya, memperlakukan pegawai Bupati Bagian Umum Setda
secara adil, memberi semangat dan Kabupaten Siak.
informasi, serta membantu pegawai Manfaat penelitian yang
untuk berkembang melalui pelatihan- diharapkan adalah : 1) Sebagai bahan
pelatihan. acuan dan pertimbangan bagi Instansi
Kepemimpinan adalah suatu dalam meningkatkan employee
proses seseorang mampu engangement, budaya organisasi, dan
mempengaruhi orang lain untuk kepemimpinan, untuk menciptakan
mencapai tujuan bersama (Kreitner kepuasan kerja pegawai negeri sipil.
dan Kinicki, 2010). Kepemimpinan Serta sebagai bahan pertimbangan
terbentuk dari beberapa unsur, yaitu bagi instansi untuk peningkatan kerja
adanya unsur proses atau hubungan yang berkualitas, 2) Bagi Penulis
antara pemimpin dan pengikut, agar dapat mengembangkan wawasan
adanya pengaruh sosial, peran aplikasi ilmu yang telah di pelajari,
kepemimpinan ada di setiap tingkatan dan membandingkan dengan yang ada
dalam organisasi dan berfokus pada di lapangan serta sebagai syarat untuk
pencapaian tujuan organisasi. mendapatkan gelar Sarjana ( S1 )
Disinilah peran seorang pemimpin program studi Manajemen pada
dibutuhkan untuk dapat Fakultas Ekonomi Universitas Riau,
mempengaruhi dan mendorong 3) Bagi peneliti selanjutnya sebagai
semangat, kegairahan, keamanan, bahan referensi dan bahan informasi
kualitas kerja serta prestasi terpadu untuk meneliti lebih lanjut.
organisasi. Keberhasilan suatu
organisasi dalam menjalankan TELAAH PUSTAKA
kegiatannya merupakan wujud dari
kinerja yang baik, sebagai hasil 1. Employee Engagement
berjalannya fungsi kepemimpinan Robinson, Perryman, dan
yang kompeten. Hayday (2004) mendefenisikan
Rumusan masalah penelitian employee engagement sebagai sikap
ini adalah : 1) Bagaimana pengaruh positif yang dimiliki oleh karyawan

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 3


terhadap nilai-nilai dan tujuan dalam mencapainya tujuannya (Sule
organisasi. Sedangkan Macey dan dan Saefullah, 2005) . Budaya
Schneider (2008) mendefinisikan organisasi pada dasarnya merupakan
bahwa keterlibatan karyawan adalah nilai dan norma yang diyakini oleh
suatu kondisi yang diharapkan sebuah organisasi dalam mencapainya
memiliki tujuan organisasi, tujuannya (Sule dan Saefullah, 2005)
komitmen, semangat antusiasme, dan . Karena budaya organisasi dapat
focus pada usaha. Menurut Perrin menentukan pencapaian tujuan
(2003), keterlibatan karyawan organisasi, maka manajemen perlu
digambarkan sebagai kombinasi dari memahami dengan benar budaya
kemauan dan kemampuan karyawan organisasi yang dianut oleh para
untuk membantu pencapaian tujuan anggotanya dan bagaimana diarahkan
dari perusahaan. Keterlibatan guna pencapaian tujuan organisasi
karyawan adalah hubungan emosional secara efektif dan efesien.
dan intelektual yang tinggi, seorang Robbins, yang diperkuat
karyawan mempunyai pekerjaan, Gordon (2003:), Robbins (Umar,
organisasi, manajer, atau rekan kerja 2010), Tan (2000), Tan (Wibowo,
yang mempengaruhi dia untuk 2006), mengungkapkan aspek-aspek
menetapkan upaya diskresioner dalam yang digunakan dalam pengukuran
pekerjaannya menurut Gibbons budaya organisasi, yaitu:
(2006). 1. Individual initiative
Menurut Schaufeli dan Bakker Individual initiative (inisiatif
(2004) menyebutkan ada tiga individu) mempunyai makna
karakteristik dalam employee seberapa jauh tingkatan tanggung
engagement, yaitu: jawab, kebebasan, dan
a. Vigor, dikarakteristikan dengan kemandirian yang dimiliki.
level energi yang tinggi dan 2. Risk Tolerance
ketangguhan mental ketika Risk Tolerance (toleransi risiko)
bekerja, serta keinginan untuk bermakna seberapa jauh
memberikan usaha terhadap dorongan karyawan untuk dapat
pekerjaan, dan juga ketahanan lebih agresif, inovatif, dan berani
dalam menghadapi kesulitan. menghadapi resiko.
b. Dedication, dikarakteristikan 3. Direction
dengan rasa antusias, insipirasi, Direction (arah) mempunyai
kebanggaan dan tantangan. mana seberapa jauh organisasi
c. Absorption, dikarakteristikan menentukan tujuan yang akan
dengan berkonsentrasi penuh dan dicapai dan kinerja yang
senang ketika terlibat dalam diharapkan.
pekerjaan, sehingga waktu akan 4. Integration
terasa berjalan dengan cepat Integration (integrasi) bermakna
sekalipun seorang karyawan sejauh mana unit-unit di dalam
sedang menghadapi masalah. organisasi didorong untuk
beroperasi dalam satu koordinasi
2. Budaya Organisasi yang baik.
Budaya organisasi pada 5. Management Support
dasarnya merupakan nilai dan norma Management Support (dukungan
yang diyakini oleh sebuah organisasi manajemen) mempunyai mana

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 4


seberapa jauh para manajer melakukan pekerjaan yang telah
memberikan komunikasi yang ditugaskan kepada mereka (Robbins
jelas, bantuan, dan dukungan dan Judge, 2007). Kepemimpinan
terhadap para bawahannya. adalah suatu proses seseorang mampu
6. Control mempengaruhi orang lain untuk
Control (kontrol) bermakna mencapai tujuan bersama (Kreitner
sejauh mana peraturan dan dan Knicki, 2010). Peran seorang
pengawasan langsung yang pemimpin disuatu organisasi adalah
digunakan untuk mengawasi dan yang mampu mempengaruhi
mengontrol perilaku karyawan. semangat, gairah dalam bekerja,
7. Identity keamanan, kualitas kerja dan prestasi
Identity (identitas) mempunya organisasi, serta memiliki peranan
makna sejauh mana dalam mendorong individu dan
mengidentifikasikan diri dengan kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi secara keseluruhan, organisasi.
bukan dengan kelompok kerja Terkait hal tersebut muncul
atau bidang keahliannya. beberapa teori tentang kepemimpinan
8. Reward System (Kreitner dan Knicki,2010), yaitu :
Reward System (sistem a. Teori Kepemimpinan Trait
penghargaan) bermakna sejauh Teori ini disebut juga dengan
mana alokasi penghargaan atau teori kepemimpinan great
keahlian, gaji, dan promosi yang man, pendekatan teori ini
berdasarkan pada kriteria berdasarkan asumsi bahwa
performasi karyawan, bukan beberapa pemimpin memiliki
hanya dari senioritas, favoritas, bakat menjadi pemimpin.
ataupun rasa suka atau tidak b. Teori Kepemimpinan
suka. Behavioral
9. Conflict Tolerance Teori ini muncul disebabkan
Conflict Tolerance (toleransi oleh dua hal, yaitu anggapan
terhadap konflik) mempunya bahwa teori kepemimpinan
makna seberapa jauh dorongan trait tidak mampu
karyawan kritis terhadap menjelaskan tentang
perbedaan pendapat dan terbuka efektifitas kepemimpinan dan
dengan kritik serta konflik yang hubungan antar sesama.
terjadi. Dimana efektifitas
10. Communication Patterns kepemimpinan dipengaruhi
Communication Patterns (pola oleh perilaku pemimpin.
komunikasi) bermakna sejauh c. Teori Kepemimpinan
mana komunikasi dalam Situational
organisasi yang terbatas pada Teori situational menjelaskan
susunan wewenang secara bahwa efektifitas suatu gaya
formal. kepemimpinan tergantung dari
suatu situasi yang di hadapi.
3. Kepemimpinan Maksudnya adalah ketika
Kepemimpinan dapat diartikan terjadi perubahan
sebagai proses memengaruhi dan situasi/keadaan, gaya
mengarahkan para pegawai dalam kepemimpinan akan berubah

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 5


menyesuaikan dengan situasi Jenis data yang digunakan
yang terjadi saat ini. adalah data primer yaitu data yang di
d. Teori Kepemimpinan Full peroleh langsung atau bersumber dari
Range Model objek penelitian, seperti hasil
Teori ini menyebutkan bahwa pengisian kuisioner yang di lakukan
perilaku kepemimpinan oleh peneliti dan mewawancarai
bervariasi dari kepemimpinan pihak – pihak terkait dan data
Laissez-Faire (tidak ada sekunder adalah data yang di peroleh
campur tangan dari pemimpin penulih dari objek penelitian berupa
dan memberikan kebebasan informasi yang berhubungan dengan
kepada pegawai dalam masalah yang di teliti, misalnya:
menyelesaikan pekerjaan) jumlah pegawai, absensi pegawai,
sampai dengan kepemimpinan peraturan instansi, dan struktur
transaksional dan organsasi.
kepemimpinan Teknik pengumpulan data
transformasional. yang digunakan dengan cara
e. Teori Kepemimpinan wawancara (Interview) yang
Emerging merupakan salah satu teknik
pengumpulan data melalui lisan
Hipotesis Penelitian (wawancara) dengan pimpinan
Berdasarkan permasalahan ataupun pegawai. Teknik ini untuk
penelitian di kerangka teoritis, menjadi informasi secara lebih
selanjutnya dapat di rumuskan teoritis lengkap tentang informasi di
sebagai berikut : organisasi di Kantor Bupati bagian
a. Budaya Organisasiberpengaruh Umum Sekda Kabupaten Siak dan
terhadap Employee Engagement kuisioner (Questionnaire) yaitu
Pegawai teknik angket (kuisioner) merupakan
Negeri Sipil pada Kantor Bupati suatu pengumpulan data dengan
bagian Umum Setda Kabupaten Siak. memberikan atau menyebarkan daftar
b. Kepemimpinan berpengaruh pertanyaan–pertanyaan kepada
terhadap Employee Engagement responden dengan harapan responden
Pegawai Negeri memberikan respon atas daftar
Sipil pada Kantor Bupati bagian pertanyaan tersebut.
Umum Setda Kabupaten Siak. Data yang diperoleh dianalisis
dengan metode analisis data adalah
METODE PENELITIAN metode regresi linear berganda,
karena penelitian ini bertujuan untuk
Penelitian dilaksanakan pada mengetahui pengaruh budaya
Kantor Bupati Bagian Umum Setda organisasi dan kepemimpinan
Kabupaten Siak yang berada komplek terhadap employee engagement.
perkantoran Pemda Tanjung Agung Untuk mengukur masing-masing
Kabupaten Siak. Populasi dalam variabel, penulisan membuat daftar
penelitian ini adalah selurug pegawai pertanyaan yang akan dijawab oleh
negeri sipil bagian umum kantor responden dalam bentuk kuesioner.
bupati setda kabupaten Siak, yaitu 44 Karena jawaban yang diperoleh
orang. Di dalam pengambilan sampel responden bersifat kualitatif, maka
mengambil seluruh karyawan. untuk mempermudah penelitian ini,

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 6


digunakan skala pengukuran indikator BO4 0,771 0,297 Valid
variabel yaitu skala likert yang mana BO5 0,696 0,297 Valid
BO6 0,584 0,297 Valid
ada dalam bentuk kualitatif tersebut
BO7 0,547 0,297 Valid
diubah menjadi data kuantitatif. BO8 0,513 0,297 Valid
BO9 0,668 0,297 Valid
HASIL PENELITIAN DAN BO10 0,637 0,297 Valid
PEMBAHASAN Kepemimp K1 0,808 0,297 Valid
inan K2 0,718 0,297 Valid
Hasil analisis deskriptif menunjukkan K3 0,644 0,297 Valid
K4 0,866 0,297 Valid
bahwa responden yang menjadi objek K5 0,758 0,297 Valid
penelitian ini adalah pegawai negeri K6 0,668 0,297 Valid
sipil bagian umum yang memiliki K7 0,769 0,297 Valid
pegawai lebih banyak berjenis K8 0,810 0,297 Valid
kelamin laki-laki sebanyak 52,27 % Sumber : data primer diolah, 2015
dan sisanya berjenis kelamin Berdasarkan tabel 1, diketahui
perempuan, umumnya pegawai nilai r hitung seluruh item pernyataan
berusia produktif yang tinggi dan variabel >0.196. Artinya adalah
sebagian besar memiliki masa kerja bahwa item-item pernyataan yang
diatas 5 tahun yang tentunya digunakan untuk mengukur masing-
merupakan pegawai yang masing variabel dinyatakan valid.
bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya dan telah mengetahui Uji Realibilitas
dan mengerti tentang budaya di dalam Tabel 2
organisasi yang dapat diharapkan Hasil Uji Reliabilitas Data
memiliki kinerja yang tinggi. Instrument
Cronbach’s Nilai
Variabel Keterangan
Uji Validitas Alpha Kritis
Employe 0,786
Nilai r table dapat dilihat pada tabel r 0,6 Reliabel
Engagement
dengan persamaan N-2 = 44-2 = 42 = Budaya 0,866
0,297, dan diketahui r hitung adalah ≥ Organisasi
0,6 Reliabel
0,256.Nilai r hitung ≥ r tabel,maka Kepemimpin 0,890
0,6 Reliabel
item-item pertanyaan dinyatakan an
valid. Sumber : data primer diolah, 2015

Tabel 1 Berdasakan hasil pengujian,


Hasil Uji Validitas Instrumen nilai reliabilitas ketiga variabel berada
di atas angka 0,60. Artinya adalah
r bahwa alat ukur yang digunakan
Ite hitun r Keput dalam penelitian ini dapat dipercaya.
Variabel m g tabel usan
Employe EE1 0,511 0,297 Valid
Engageme
Uji Asumsi Klasik
EE2 0,503 0,297 Valid
nt EE3 0,763 0,297 Valid Uji Normalitas (Kolmogorov -
EE4 0,768 0,297 Valid Smirnov)
EE5 0,783 0,297 Valid Pengujian normalitas
EE6 0,841 0,297 Valid bertujuan untuk mengetahui normal
Budaya BO1 0,786 0,297 Valid atau tidaknya suatu distribusi data.
Organisasi BO2 0,709 0,297 Valid Perhitungan peneliti dilakukan
BO3 0,777 0,297 Valid
dengan program komputerisasi SPSS
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 7
dimana apabila signifikan sidari independen dan faktor lain, maka
Kolmogorov – Smirnov lebih besar variabel employee engagement
dari nilai 0,05 ( α = 0,05 ) berarti data (Y) pada kantor bupati bagian
berdistribusi normal, sebaliknya jika umum setda kabupaten siak
nilai Kolmogorov – Smirnov lebih adalah 0,292.
kecil dari nilai 0,05 ( α = 0,05 ) 2. Koefisien regresi variabel budaya
berarti data tidak berdistribusi organisasi 0,502. Hal ini berarti
normal. bahwa setiap terjadi peningkatan
budaya organisasi akan
Uji Regresi Linear Berganda meningkatkan employee
engagement 0,502 atau sebesar
Analisis regresi dalam 50,2% tanpa dipengaruhi faktor
penelitian ini dimaksudkan untuk lainnya.
melihat bagaimana pengaruh budaya 3. Koefisien regresi variabel
organisasi, kepemimpinan, dan kepemimpinan 0,396. Hal ini
employee engagement.Tabel. 3 berarti bahwa setiap terjadi
berikut menunjukkan hasil uji regresi peningkatan kepemimpinan akan
linier berganda. meningkatkan employee
engagement sebesar 0,396 atau
sebesar 39,6% tanpa dipengaruhi
Tabel 3 faktor lainnya.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
a
Coefficients Analisis determinasi dalam
Standardiz
ed regresi linear berganda digunakan
Unstandardized Coefficien untuk mengetahui persentase
Coefficients ts
Model B Std. Error Beta t Sig.
sumbangan pengaruh variabel
1 (Constant) 0.292 0.434 0.672 0.505 independen secara simultan atau
Budaya 0.502 0.128 0.456 3.924 0 bersama-sama terhadap variabel
Organisasi
Kepemimp 0.396 0.11 0.418 3.6 0.001 terikat.
inan
a. Dependent Variable: Employe Engagement Tabel4
Sumber : data primer diolah 2015 UjiDeterminasi Instrument
Model Summaryb
Berdasarkan tabel di atas maka Std. Error
persamaan regresi yang Mode R Adjusted of the Durbin-
didapatkanadalah sebagai berikut: l R Square R Square Estimate Watson
Y = 0,292+ 0,502 X1 + 1 .723a .522 .499 .47642 1.578
0,396 X2 + e a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan,
Keterangan : BudayaOrganisasi
Y =Employee Engagement b. Dependent Variable: Employe Engagement
X1 = Budaya Organisasi Sumber : data primer diolah 2015
X2 = Kepemimpinan Berdasarkan hasil uji
Persamaan regresi linier berganda di determinasi diketahui bahwa nilai
atas dapat diartikan bahwa: adjusted R square sebesar 0,522,
1. Konstanta sebesar yang mengandung arti bahwa 52,2%
0,292menyatakan bahwa tanpa variabel besarnya employee
ada pengaruh dari kedua variabel engagement bisa dijelaskan oleh
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 8
variasi budaya organisasi dan signifikansi 0,001. Dengan
kepemimpinan. Sedangkan sisanya menggunakan batas signifikansi
47,8% lainnya dijelaskan oleh 0,05, maka signifikansi tersebut
variabel lain di luar yang diteliti.
dibawah taraf 5% yang berarti
Uji t nilai Ho ditolakdan H1 diterima.
Pada dasarnya uji t digunakan Kesimpulan :Variabel
untuk menunjukkan seberapa jauh kepemimpinan berpengaruh
pengaruh satu variable positifdan signifikan terhadap
penjelas/independen secara individual employee engagement.
dalam menerangkan variasi variable
dependen (Ghozali, 2006).
Adapun rangkuman pengujian
hipotesis dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut : Tabel6
Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Kesimpulan
HasilUjiStatistik t Budaya Organisasi
Coefficientsa berpengaruh positif terhadap
Standar Employee Engagement
dized pegawai negeri sipil Kantor
Unstandardized Coeffic Bupati Bagian Umum Setda
Coefficients ients H1 Kab. Siak Diterima
Kepemimpinan berpengaruh
Std.
positif terhadap Employee
Model B Error Beta t Sig.
Engagement pegawai negeri
1 (Constant) 0.292 0.434 0.672 0.505 sipi Kantor Bupati Bagian
Budaya 0.502 0.128 0.456 3.924 0 H2 Umum Setda Kab. Siak Diterima
Organisasi
Kepemimpin 0.396 0.11 0.418 3.6 0.001
Sumber : data primer diolah 2015
an
a. Dependent Variable: Employe Engagement PEMBAHASAN
Sumber : data primer diolah 2015
Hasil analisis uji t adalah 1. Pengaruh Budaya Organisasi
sebagai berikut : terhadap Employee Engagement
1. Nilai t hitung pada variable Berdasarkan tabel 5.13,
budaya organisasi adalah sebesar diperoleh nilai koefisien regresi
3,924 dengan tingkat signifikansi budaya organisasi sebesar 0,000. Hal
ini menunjukkan bahwa budaya
0,000. Dengan menggunakan
organisasi berpengaruh positif
batas signifikansi 0,05, terhadap kualitas employee
makasignifikansi tersebut engagement. Nilai signifikansi
dibawah taraf 5% yang berarti budaya organisasi adalah 0,000 <
nilai Ho ditolak dan H1 diterima. 0,05, hal ini menunjukkan bahwa
Kesimpulan :Variabel budaya budaya organisasi berpengaruh
organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap employee
engagement. Dengan demikian
dan signifikan terhadap employee
hipotesis pertama (H1) yang
engagement. menyatakan budaya organisasi
2. Nilai t hitung pada variable berpengaruh positif signifikan
kepemimpinan adalah terhadap employee engagement
sebesar3,600 dengan tingkat diterima.

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 9


Hasil penelitian ini kekonsistenan pemimpin dalam
mendukung secara empirik studi yang memonitoring pegawai (Paradise,
dilakukan oleh Rukmana (2007), 2008 dalam Margaretha dan Saragih,
Giovanni (2011), Akbar (2013) dan 2008). Dalam menciptakan employee
Yadnywati (2012) yang engagement, pimpinan organisasi
menyimpulkan bahwa budaya diharapkan memiliki beberapa
organisasi berpengaruh signifikan keterampilan. Bebrapa keterampilan
terhadap employee engagement. ini diantaranya adalah teknik
Budaya Organisasi merupakan komunikasi, teknik memberikan
nilai dan semangat yang mendasar feedback dan teknik penilaian kinerja.
dalam cara mengelola serta
mengorganisasikan suatu organisasi
(LAN, 2008). Nilai dan semangat ini SIMPULAN DAN SARAN
sebenarnya merupakan suatu kunci Simpulan
yang sangat strategis, bahkan menjadi Setelah menguraikan
alat motivasi untuk masing2 individu pembahasan tentang pengaruh budaya
dan juga organisasi untuk menjawab organisasi dan kepemimpinan
setiap tantangan pekerjaan yang ada. terhadap employee engagement pada
pegawai negeri sipil di Kantor Bupati
2. Pengaruh Kepemimpinan Bagian Umum Setda Kabupaten Siak,
terhadap Employee maka dapat ditarik kesimpulan
Engagement sebgaai berikut :
Berdasarkan tabel 4.13, 1. Budaya organisasi berpengaruh
diperoleh nilai koefisien regresi positif dan signifikan terhadap
kepemimpinan sebesar 0,001. Hal ini employee engagement pegawai.
menunjukkan bahwa penerapan Employee Engagement yang ada
kepemimpinan berpengaruh positif pada pegawai belum optimal
terhadap employee engagement. Nilai karna pegawai belum memiliki
signifikansi kepemimpinan adalah pengabdian terhadap organisasi
0,001 < 0,05, hal ini menunjukkan dan juga pegawai tidak paham
bahwa kepemimpinan berpengaruh membuat organisasi dapat selalu
signifikan terhadap employee berhasil dalam jangka panjang.
engagement. Dengan demikian 2. Kepemimpinan berpengaruh
hipotesis kedua (H2) yang positif terhadap employee
menyatakan kepemimpinan engagement pegawai. Pegawai
berpengaruh positif signifikan merasa pimpinan belum dapat
terhadap employee memberikan penghargaan yang
engagementditerima. cukup dapat memuaskan mereka
Hasil pengujian hipotesis ini sehingga, employee engagement
sejalan dengan Mutianita (2012) yang tidak optimal. Selain itu pegawai
menghasilkan bahwa kepemimpinan merasa bahwa pimpinan belum
berpengaruh positif signifikan mampu mengarahkan pegawai
terhadap employee engagement. dengan jelas agar para pegawai
Engagement dibangun melalui dapat bekerja dengan benar.
proses, butuh waktu yang panjang
serta komitmen yang tinggi dari Saran
pemimpin, untuk itu dibutuhkan

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 10


Adapun saran yang diberikan 4. Penelitian ini hanya melihat
penulis berdasarkan hasil analisa yang pengaruh budaya organisasi dan
dilakukan penulis adalah sebagai kepemimpinan terhadap
berikut : employee engagement pegawai.
1. Untuk meningkat employee Diharapkan kepada peneliti
engagement pegawai, dengan selanjutnya untuk melihat faktor-
cara membiarkan pegawai terlibat faktor lain yang mempengaruhi
secara langsung dan memberikan employee engagement pegawai
tanggung jawab terhadap yang dengan metode dan analisis yang
mereka lakukan, memenuhi berbeda.
kebutuhan mereka yang paling
mendasar seperti menghargai
perkerjaan mereka sehingga para
pegawai memiliki kepuasan kerja
yang akan memotivasi mereka DAFTAR PUSTAKA
untuk dapat memberikan yang
terbaik, dan memberikan Ghozali, Imam. 2006, Statistik
kejelasan jenjang karir dan Nonparametrik, Semarang:
prosedur yang Badan Penerbit UNDIP
jelastentangpembayaran yang
merekaterima. Giovani, Amanda dan Hendrika
2. Untuk dapat mengoptimalkan Lusiana. 2011. Studi Kausal
budaya organisasi pada Kantor Mengenai Pengaruh Budaya
Bupati Bagian Umum Setda Organisasi Dan Komunikasi
Kabupaten Siak perlu Organisasi Terhadap Employee
dilakukannya sosialisasi budaya Engagemant Di Hotel Sheraton
yang ada agar pegawai dapat Surabaya. Jurnal Manajemen.
selalu mengingat dan Hal. 1-11
mengimplementasikan budaya
organisasi tersebut, sebab budaya Gibson, J.L., Ivancevich, & John M.
organisasi dapat menjadi 2006. Organizations Behavior
penopang kerja yang kuat bagi Structure Processes 12th
pegawai. Edition. Mcgraw Hill
3. Untuk dapat meningkatkan
employee engagement pegawai, Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku
pimpinan bagian umum Kantor Organisasi. Jakarta. Salemba empat
Bupati Setda Kabupaten Siak
sebaiknya dapat lebih memahami Macey, W. H & Schneider, B. 2008.
kebutuhan dan keinginan The Meaning of Employee
pegawai, dapat selalu bersedia Engagement.Industrial and
mendengarkan masukan dan juga Organizational Psychology Vol.
keluhan pegawai, dapat 1
memenuhi kebutuhan
pengembangan pegawai, dan juga Mutianita, Febriana Budhi. 2012.
memberikan kesempatan pegawai Pengaruh Kepemimpinan
untuk mencurahkan seluruh Terhadap Employee
kemampuannya. Engagement Pada PT PLN

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 11


(Persero) PUSDIKLAT. Jurnal PenerbitSalemba Empat:
Manajemen. Hal. 1-14 Jakarta

McBain, R. 2007. ThePractice Of Robbins SP, dan Judge. 2007.


Engagement: Research Into Perilaku Organisasi, Salemba Empat,
Current Employee Engagement Jakarta.
Practice. Strategic HR Review,
Vol. 6 Iss: 6 Robinson, D, Perryman, S,dan
Hayday, S. 2004. The drivers of
Paradise, A. 2008. Influences employee engagement. IES
Engagement, Astd, T + D, Report 408. Brighton: Institute
Training & Development, An for Employment Studies
Hr Director’s Guide To Rukmana, Asep. 2007. Pengaruh
Employee Kepemimpinan
Engagementhttp://web.ebscohos Transformasional Dan Budaya
t.com/ehost/pdfviewer/pdfviewe Organisasi Terhadap Employee
r?vid=10&hid=119&si=ff1050e Engagement Di BPJS
7-bf3e-4f5e-8c08- Ketenagakerjaan. Jurnal
048b1c44a830%40sessionmgr1 Manajemen. Hal. 3-14
10 [online: akses
September2012] Sule, Saefullah. 2005, Pengantar
Manajemen, Jakarta, Kencana
Perrins, Tower. 2003. Working today: Pendiria Media
Understanding What Drives
Employee Engagement. Sugiharto, Linata dan Device. 2015.
Stamford, CT: Author. Pengaruh Transformasional
http://www.towersperrin.com/tp Leadership Terhadap Financial
/getwebcachedoc?webc=hrs/usa Performance Perusahaan
/2003/200309/talent_2003.pdf Melalui Employee Engagement
(online: akses September 2012] Dan Job Sstisfaction Sebagai
Intervening Variabel Pada
Rizza, Muhammad Akbar. 2013. Perusahaan Retail Terbuka Di
Pengaruh Budaya Organisasi Surabaya. Jurnal Manajemen.
Terhadap Employee Hal. 11-21
Engagement (Studi Pada
Karyawan PT Primaxindo Schaufeli, W.B., Salanova, M., &
Indonesia Batang. Jurnal Bakker, A.B. 2002. The
Manajemen. Hal. 10-18 Measurement of Burnout and
Engagement: A Confirmatory
Robinson, D. et al, 2004, The Driver Factor Analytic Approach.
of Employee Engagement. Journal of Happiness Studies
Institute for Employement
Studies. Diakses dari Performance Solutions. Tersedia:
www.googlw.com www.WPSmag.com [10 Maret
2014]
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku
Organisasi, Edisi Duabelas,

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 12


Wibowo. 2006. Manajemen Persada
Perubahan. Jakarta: Raja Grafindo

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 13

You might also like