You are on page 1of 31

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN, SISTEM IMUNOLOGI, SISTEM


PENCERNAAN, DAN SISTEM PERKEMIHAN

WINDA WINARSI

201701092

II B KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

T.A 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN,
SISTEM IMUN, SISTEM PENCERNAAN, DAN SISTEM PERKEMIHAN

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masi jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin…………………………………………….


B. Anatomi Fisiologi Sistem Imunologi……………………………………………
C. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan…………………………………………..
D. Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan………………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anatomi dan fisiologi, Anatomi berasal dari bahasa latin yaitu Ana : bagian,
memisahkan. Tomi (tomie) : iris, potong. Fisiologi bersal dari kata Fisis (Physis) : alam
atau cara kerja. Logos (Logi) : ilmu pengetahuan.
Dari kata tersebut disimpulkan pengertian anatomi dan fisiologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat
tubuh itu bekerja.
Makalah ini akan membahas tentang :
1. System endokrin
2. System imunologi
3. System pencernaan
4. System perkemihan

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi system endokrin
2. Bagaimana anatomi fisiologi system imunologi
3. Bagaimana anatomi fisiologi system pencernaan
4. Bagaimana anatomi fisiologi system perkemihan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi system endokrin
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi system imunologi
3. Untuk mengetahui anatomi fisiologi system pencernaan
4. Untuk mengetahui anatomi fisiologi system perkemihan
BAB II

PEMBAHASAN

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI SITEM ENDOKRIN

A. Pengertian Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-
zat kimia ( hormone) yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin.kelenjar endokrin
merupakan kelenjar buntu ( sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya
langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar
tanpa melewati duktus ( saluran ).hasil sekresinya di sebut hormone.
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunya
susunan mikrokopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel,
lempengan atau gumpalan sel, disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak
mengandung pembuluh kapiler. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem
saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama
bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain
saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Misalnya, medulla adrenal dan dan kelenjar hipofise posterior yang berasal dari
jaringan saraf (neural), maka keduanya diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar
ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Kelenjar endokrin tidak memiliki
saluran. Hasil sekresi dihantarkan tidak melalui saluran, tapi dari sel-sel endokrin
langsung masuk ke pembuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut dibaa ke sel-sel
target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon, sedangkan ekskresi
kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan
saluran kelenjar ludah

B. Anatomi Fisiologi
1. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar


tengkorak ( sela tursika) fossa pituitaria os sfenoid. Besarnya kira kira 10 x 13x
6mm dan beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini berperan dalam menyekresi
hormon dari semua organ endokrin ( sebagai pengatur ) kegiatan hormon yang
lain dan mempengaruhi pekerjaan kelenjar yang lain. Fungsi hipofisis dapat diatur
oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus. Sehingga disebut hipophysiotropic
hormone.

Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga lobus:

a). Lobus anterior ( adeno hipofise )

Berasal dari kantong ratkhe ( dua tulang rawan ) yang menempel pada
jaringan otak lobus posterior, menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja
sebagai pengendali dari semua organ endokrin yang lain.

b). Lobus posterior ( neuro hipofisis )

Berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar dari ventrikel otak. Ketiga
lobus ini menghasilkan hormon vasopresin atau arginen
vasopresin.Vasopresin atau Arginen Vaso Previn ( APV ),adalah Anti
Diuretik Hormon (ADH ) yang bekerja melalui reseptor-reseptor tubuli distal
dari ginjal untuk menghemat air dan mengkonsentrasikan urine,dengan
menambah aliran osmotik dari lumina-lumina ke intestinum medular yang
membuat kontraksi otot polos. ADH memelihara konstantanya osmolaritas
(konsentrasi larutan ) dan volume cairan dalam tubuh.
c). Lobus inter media

Bagian ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong ratkhe yang
disebut celah ratkhe.Pada manusia sel lobus intermedia tidak bergranula dan
kadang ditemukan koloid yang fungsinya tidak diketahui.

2. Kelenjar Thyroid

Kelenjar Tiroid merupakan kelnjar yang terletak didalam leher bagian


bawah yang melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trachea, dan melekat
pada dinding laring.kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus dextra dan lobus
sinistra), saling berhubungan, masing-masing lobus tebalnya 2 cm, panjang 4 cm,
dan lebar 2,5 cm.

Kelnjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin,pembentukan hormone


tiroid bergantung pada jumlah yodium eksogen yang masuk kedalam tubuh
sumber utama untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makanan dan air
minum.

Sekresi hormone tiroid memerlukan bantuan TSH untuk endositosis koloid


oleh mikrovili enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan hormone T3 (
triiodothyronine) dan T4 (tetraiodothyronine) dan trigobulin dan melepaskan T3
dan T4 keperedaran darah.

reaksi yang diperlukan untuk sisntesis dan sekresi hormone tiroid:

a) Transpor aktif yodium dari plasma kedalam tiroid dan lumen dan lumen
dari folikel –folikel, proses ini dibantu oleh thyrotrop stimulating
hormone (TSH).
b) Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodium yang
aktif dan dibantu oleh TSH.
c) Idiotirosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan
peroksidase.reaksi ini terjadi dalam molekul trigobulin membentuk
iodotironin diantaranya T4 (tetraiodotironin) dan T3 (triiodotironin
)yang terikat pada tirosin, dalam kelenjar tiroid dalam bentuk tirosin.
d) Tahap terakhir, pelepasan iodotironin bebas kedalam darah. Setelah
trigobulin dipecah melalui hidrolisis, T3 dan T4 dlam kelenjar tiroid
dapat lepas dalam darah.

 Fungsi hormone tiroid :


a) Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi ( pematangan ) jaringan tubuh,
penggunaan energy total.
b) Mengatur kecepatan metabolism tubuh dan mempengaruhi beberapa
reaksi metabolic dalam tubuh.
c) Menambah sintesi asam ribonukleus ( RNA ) dan protein, suatu aksi yang
mendahului meningginya basal metabolisme.
d) Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negative dan sintesis protein
berkurang.
e) Menambah produksi panas dan menyimpan energi pada konsentrasi
hormone tiroid yang tinggi.
f) Absorbs intestinal dari glukosa bertambah lancer oleh hormone tiroid
memungkinkan factor toleransi glukosa yang abnormal sering ditemukan
pada hipertiroidisme.

3. Kelenjar Parathyroid

Kelenjar paratiroid terletak di atas selaput yang membungkus kelenjar


tiroid. Terdapat dua pasang (4 buah ) terletak dibelakang tiap lobus dari
kelenjar tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan. Besarnya setiap
kelnjar kira-kira 5 x 5 x 3 mm dengan berat antara 25 – 30 mg berat
keseluruhan lebih kurang 120 mg.

Kelenjar paratiroid menghasilkan hormone paratiroksin adalah suatu


peptide, terdiri dari 84 asam amino yang diperlukan untuk menaikkan kalsium
serum sebanyak 1 mg% dalam waktu 16 sampai 18 jam.produksi hormone
tiroid akan meningkat apabila kadar kalsium didalam plasma menurun dalam
keadaan fisiologis normal.

 Fungsi kelenjar paratiroid :


a) Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang
sempit meskipun terdapat variasi-variasi yang luas.
b) Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai
efek terhadap reabsorbsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor.
c) Mempercepat reabsorbsi kalsium di intestinum.
d) Jika pemasukan kalsium berkurang, hormone paraatiroid
menstimulasi resorpsi tulang, sehingga menambah kalsium dalam
darah.
e) Dapat menstimulasi transport kalsium dan fosfat melalui
membrane dari mitokondria.

4. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak pada rongga mediasternum dibelakang os
sternum, didalam rongga thorak, kira-kira setinggi bifurkasi trakea.
Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus. Pada bayi baru lahir
sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram, ukurannya bertambah setelah
masa remaja antara 30-40 gram dan setelah dewasa akan mengerut.
Kelenjar timus adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai
kemampuan imunologis. Sumber hormon timus mempersiapkan
proliferasi dan maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial
imunologis dalam jaringan lain. Setelah dewasa pertumbuhan akan
berkurang sehingga akan mengurangi aktivitas kelamin.

 Fungsi kelenjar timus :


a) Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.
b) Sumber hormon timik yang mempersiapkan proliferasi dan
maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial
imunologis dalam banyak jaringan lain.
c) Mengaktifkan pertumbuhan badan sehingga pertumbuhan sangat
meningkat pada masa bayi sampai masa remaja dan setelah masa
dewasa pertumbuhan akan berkurang.
d) Mengurangi aktivitas kelamin.

5. Kelenjar Pienal
Kelenjar pienal terdapat didalam ventrikel otak, berbentuk kecil,
dengan warna merah seperti buah cemara. Kelenjarnya menonjol dari
mesensefalon ke atas dan kebelakang kolikus superior. Fungsinya belum
diketahui dengan jelas. Kelenjar ini menghasilkansekresi interna dalam
membantu pankreas dan kelenjar kelamin berperan penting dalam
mengatur aktivitas seksual dan reproduksi manusia.
Glandula pienalis diatuar oleh isyarat saraf yang ditimbulkan oleh
cahaya yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain serupa
melewati aliran darah atau cairan ventrikel III dan gonad menjadi
terhambat lalu berinvolusi.
Melatonin disekresi oleh kelenjar pienal. Sekresi dikendalikan oleh
sinar matahari dan kadarnya berfluktuasi tiap 24 jam., puncaknya pada
malam haridan terendah di siang hari. Sekresi juga dipengaruhi oleh
jumlah cahaya matahari, yakni variasi musim.

6. Kelenjar Pankreas
Pancreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang terletak
retroperitoneal dalam abdomen bagian atas, didepan vertebrae lumbalis I
dan II. Kepala pancreas terletak dekat kepala duodenum, sedangkan
ekornya sampai ke lien. Pancreas mendapat darah dari arteri lienalis dan
arteri mesenterika superior. Duktus pankreatikus bersatu dengan duktus
koledukus dan masuk ke duodenum, pancreas menghasilkan dua kelenjar
yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
Pancreas menghasilkan kelenjar endokrin bagian dari kelompok sel
yang membentuk pulau-pulau Langerhans, yang berbentuk oval tersebar
diseluruh pancreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau
Langerhans yang dibedakan atas granulasi dan pewarnaan. Setengah dari
sel ini menyekresi hormone insulin.

7. Kelenjar Adrenal
Kelenjar Adrenal atau Kelenjar Suprarenalis terletak diatas kutub
sebelah atas setiap ginjal. Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian yang
memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Bagian luar yang terdiri dari
korteks adrenal mengeluarkan beragam hormone steroid dan bagian dalam
medula adreanal mengeluarkan katekolamin.

8. Korteks Adrenal
Korteks Adrenal menghasilkan tiga kelompok hormone steroid yang
terbuat dari kolesterol. Ketiga hormon ini disebut adrenokortikokoid
(kortikosteroid, kortikoid). Ketiga hormone tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Mineralokortikoid
Aldosteron merupakan mineralokortikoid utama. Fungsinya
berhubungan dengan mempertahankan keseimbangan air dan
elektrolit tubuh. Melalui umpan balik negative, aldosteron
menstimulasi reabsorbsi natrium di tubulus ginjal dan ekskresi
kalium di urine.
b) Glukokortikoid
Kortisol (hidrokortison) merupakan glukokortikoid utama,
tetapi sejumlah kecil kortikosteron dan kortison juga dihasilkan.
Hormone ini berfungsi mengatur metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein dan mengatur respon tubuh terhadap stress.
9. Medula Adrenal
Medula dikelilingi oleh korteks adrenal. Medulla berkembang dari
jaringan saraf pada masa embrio dan merupakan bagian saraf simpatik dari
system saraf autonom. Medulla adrenal distimulasi oleh saraf simpatik
yang mempersarafi agar menghasilkan hormone adrenalin dan
noradrenalin.

10. Kelenjar Gonad


Kelenjar kelamin (kelenjar gonad) adalah kelenjar endokrin yang
memproduksi dan mengeluarkan steroid yang mengatur pembangunan
tubuh dan mengendalikan karakteristik seksual sekunder. Gonad adalah
organ yang memproduksi sel kelamin. Pada pria, gonadnya adalah testes,
dan pada wanita gonadnya adalah ovarium. Secara umum, kelanjar
kelamin (kelenjar gonad) pada laki-laki dan perempuan sangat berbeda
baik dari segi struktur fisiologis, kandungan dan jumlah hormon yang
dikandungnya.
Kelenjar gonad di bagi menjadi dua :
a) Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad) wanita
Kelenjar gonad wanita dihasilkan dari ovarium. Ovarium
berbentuk memanjang, terletak dibawah atau disamping gelembung
gas yang terkadang berjumlah sepasang. Ovarium bergantung pada
bagian atas rongga tubuh dengan perantaran cheovaria. Ukuran dan
perkembangannya dalam tubuh manusia bervariasi sesuai dengan
tingkat kematangannya. Warnanya pun berbeda-beda.Sebagian besar
berwarna keputih-putihan pada waktu lebih muda dan berubah
menjadikekuning-kuningan pada waktu matang. Seperti halnya testes,
ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.
b) Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad) laki-laki

Kelenjar kelamin pria, menghasilkan hormon testosterone yang


dihasilkan dari testis (gonad jantan) yang berfungsi merangsang
pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.
2. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM IMUNOLOGI
A. Pengertian Sistem Imunologi
Imunologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan
fungsi pertahanan tubuh penjamu yang diperantarai oleh sel, terutama
berhubungan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan
penolakan jaringan.
Sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan
terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk
virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam
perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yg terjadi pada
autoimunitas dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.
B. Anatomi Fisiologi
1. Timus
Suatu jaringan limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada
bagian atas. Fungsinya memproses limfosit muda menjadi T limfosit.

2. Sumsum Tulang
Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang
merupakan tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Sumsum tulang
merupakan jaringan limfatik karena memproduksi limfosit muda yang akan
diproses pada timus atau tempat-tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau
limfosit B.
3. Organ Limfatik Sekunder
a. Tonsil
Jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit. Fungsi
Memproduksi lymphatic dan antibodi yang kemudian akan masuk ke dalam
cairan lymph.
Tonsil terletak pada :
1) Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea )
2) Fosa tonsilaris di samping-belakang lidah (tonsil palatina)
3) Di bawah lidah (tonsila liqualis)
Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh lymph
afferent, oleh sebab itu tonsil tidak menyaring cairan lympha.

b. Nodus Limfa
Adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus) yang
mengandung limfosit dan makrofag. Nodus limfa berfungsi sebagai:
Penyaring mikroorganisme dalam limfe ketika cairan tersebut melewati
nodus. Jadi bila jaringan terinfeksi, nodus limfatik bisa menjadi bengkak dan
nyeri bila ditekan.
1). Limfa

Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah
kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri di bawah iga kesembilan, sepuluh, dan
sebelas. Limpa berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh
diafragma. Limpa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri atas, dan ekor
pankreas.

Limpa terdiri atas struktur jaringan ikat . Diantara jalinan-jalinan


itu terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah
besar sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen
dan elastis yang terdiri dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini
berperram- seandainya ada- sangat kecil bagi limpa manusia. Dari kapsul itu
keluar tajuk-tajuk trabekulae yang masuk ke dalam jaringan limpa dan
membaginya ke dalam beberapa bagian.

Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang


berada di permukaan dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya
langsung ke dalam pulpa, sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-
unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ yang lain dipisahkan oleh
pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa. Tetapi langsung
berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam limpa
dikumpulkan lagi oleh sistem sinus yang bekerja seperti vena dan yang
mengantarkannya ke dalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu dan
membentuk vena limpa (vena lenalis). Vena ini membawa darahnya masuk ke
peredaran gerbang (peredaran portal) dan diantarkan ke hati.

 Fungsi limpa :

a) Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah dan mungkin
pada orang dewasa juga masih mengerjakannya bila sumsum tulang
rusak.
b). Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan dari sirkulasi.
c). Limpa juga menghasilkan limfosit.
d). Diperkirakan juga limpa bertuigas menghancurkan sel darah putih dan
trombosit.
e). Sebagai bagian dari sistema retikulo endoteleal ,limpa juga terlibat
dalam perlindungan terhadap penyakit dan menghasilkan zat-zat
antibody.

2) Sistem Pertahanan Tubuh

Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh non spesifik dan


pertahanan tubuh spesifik.

a) Pertahanan tubuh non spesifik (Natural / Imunitas Bawaan)


Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua organisme dan
memberikan perlindungan umum terhadap berbagai jenis agent. Secara umum
pertahanan tubuh non spesifik ini terbagi menjadi pertahanan fisik, mekanik
dan kimiawi.

Lapisan pertahanan tubuh non spesifik dibagi menjadi dua, yaitu :

b) LapisanPertama

(1) Pertahanan Fisik : kulit, asam laktat,cilia, mucus, granulosit, dan


proses inflamasi
(2) Pertahanan Mekanik : bersin,bilasan air mata, bilasan salifa, urin dan
feses
(3) Pertahanan kimiawi : enzim, asam dalam cairan, HCL lambung,
asiditas vagina dan cairan empedu.
c) Lapisan Kedua
1) Seluler

a). Natural Kiler

Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah dan


limfatik. Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus.

b). Sel fagosit

Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel fagosit
menghancurkan antigen dengan mekanisme fagositosis.

c). Interferon

Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang


virus. Interferon berfungsi memperingatkan sel lain di sekitarnya akan
bahaya suatu antigen. Interferon mampu menghambat jumlah sel yang
terinfeksi, karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali
antigen.

d). Inflamasi

Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap


suatu kerusakan.

 Fungsi inflamasi:
(1) Membunuh antigen yang masuk.
(2) Mencegah penyebaran infeksi.
(3) Mempercepat proses penyembuhan

3. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN


A. Pengertian Sistem Pencernaan
System pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari
mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,usus halus, usus besar,
rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak di
luar saluran pencernaan yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. (Haryono,
2012)
Secara umum,struktur organ system pencernaan di bedakan menjadi dua
kategori, yaitu:
1. Alimentari canal (organ utama), terdiri atas mulut,
esofagus,lambung,dan usus.
2. Ascesoris organ , merupakan organ di luarsaluran pencernaan
tetapi mempunyai peran yang penting dalam system pencernaan
makanan. Ascesoris organ terdiri atas hati,pancreas,dan kandung
empedu
B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
Anatomi sistem pecernaan terdiri dari organ-organ pencernaan yang dibagi
menjadi dua kelompok utama, yaitu organ dalam saluran pencernaan dan
organ pencernaan pelengkap.
Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal (GI),
adalah saluran panjang yang masuk melalui tubuh dari mulut ke anus. Saluran
ini mencerna, memecah dan menyerap makanan melalui lapisannya ke dalam
darah.
Organ dalam saluran pencernaan ini meliputi mulut, esofagus
(kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir di anus. Organ
pencernaan pelengkap (aksesori) termasuk lidah, gigi, kantung empedu,
kelenjar air liur, hati, dan pankreas. Gigi dan lidah terletak di dalam mulut
yang juga membantu proses pencernaan, dalam mengubah makanan dari
bentuk kasar menjadi lebih halus.
Sementara kelenjar pencernaan manusia yang terdiri dari kelenjar air
liur, hati, dan pankreas membantu menghasilkan enzim-enzim yang
membantu proses pencernaan.
a. Mulut
Proses pencernaan dimulai di mulut, di mana pencernaan kimia dan
mekanik terjadi. Di dalam mulut terdapat organ aksesori yang membantu
pencernaan makanan, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar air liur. Mulut
berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus dan lunak agar
lebih mudah untuk ditelan dan dicerna. Gigi memotong makanan menjadi
potongan-potongan kecil, yang dibasahi oleh air liur sebelum lidah dan
otot-otot lain mendorong makanan ke dalam faring (Pharynx) dan
melewatkannya ke dalam kerongkongan (esophagus).
Bagian luar lidah mengandung banyak papilla kasar untuk
mencengkeram makanan karena digerakkan oleh otot lidah. Sementara, air
liur yang diproduksi oleh kelenjar air liur (terletak di bawah lidah dan
dekat rahang bawah), dilepaskan ke dalam mulut.
Air liur mulai memecah makanan, melembapkannya dan membuatnya
lebih mudah untuk ditelan. Air liur mulai memecah karbohidrat dengan
bantun enzim yang dihasilkannya, yaitu enzim amilase.
Gerakan oleh lidah dan mulut mendorong makanan ke bagian
belakang tenggorokan untuk menelannya. Klep (epiglotis) menutup di atas
batang tenggorokan (trachea) untuk memastikan bahwa makanan masuk
ke kerongkongan dan bukan saluran udara. Hal ini untuk mencegah
tersedak saat menelan makanan.

b. Kerongkongan (Esophagus)

Esofagus (kerongkongan) adalah saluran penghubung antara mulut


dengan lambung, yang letaknya di antara tenggorokan dan lambung.

Kerongkongan sebagai jalan untuk makanan yang telah dikunyah dari


mulut menuju lambung. Otot kerongkongan dapat berkontrasksi sehingga
mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan ini disebut dengan
gerak peristaltik.

Pada ujung kerongkongan terdapat sfingter (cincin otot), yang


memungkinkan makanan untuk masuk ke lambung dan kemudian menutupnya
untuk mencegah makanan dan cairan naik kembali ke kerongkongan.

c. Lambung
Lambung adalah organ berbentuk huruf “J”, yang ukurannya sekitar dua
kepalan tangan. Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus di perut
bagian atas.
Lambung memiliki tiga fungsi utama dalam sistem pencernaan, yaitu
untuk menyimpan makanan dan cairan yang tertelan; untuk mencampur
makanan dan cairan pencernaan yang diproduksinya, dan perlahan-lahan
mengosongkan isinya ke dalam usus kecil. Dinding otot perut yang kuat
mencampur dan mengocok makanan dengan asam dan enzim, memecahnya
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Makanan diolah menjadi bentuk semi padat yang disebut chyme. Setelah
makan, chyme perlahan dilepaskan sedikit demi sedikit melalui pyloric
sphincter, sebuah cincin otot antara lambung dan bagian pertama dari usus
halus yang disebut duodenum (usus 12 jari). Sebagian besar makanan
meninggalkan perut hingga empat jam setelah makan.

d. Usus halus
Usus halus berbentuk tabung tipis sekitar satu inci dengan panjang sekitar
10 meter. Usus halus terletak hanya lebih rendah daripada lambung dan
memakan sebagian besar ruang di rongga perut. Seluruh usus halus digulung
seperti selang dan permukaan bagian dalamnya penuh dengan banyak tonjolan
dan lipatan.
Lipatan ini digunakan untuk memaksimalkan pencernaan makanan dan
penyerapan nutrisi. Pada saat makanan meninggalkan usus halus, sekitar 90
persen dari semua nutrisi telah diekstraksi dari makanan yang masuk ke
dalamnya. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari),
jejunum (bagian tengah melingkar), dan ileum (bagian terakhir).

Usus halus memiliki dua fungsi penting, yaitu:

1). Proses pencernaan selesai di sini oleh enzim dan zat lain yang dibuat oleh
sel usus, pankreas, dan hati. Kelenjar di dinding usus mengeluarkan enzim
yang memecah pati dan gula. Pankreas mengeluarkan enzim ke dalam usus
kecil yang membantu pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein. Hati
menghasilkan empedu, yang disimpan di kantong empedu. Empedu
membantu membuat molekul lemak dapat larut, sehingga dapat diserap oleh
tubuh.

2). Usus halus menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam
dari usus kecil ditutupi oleh jutaan villi dan mikrovilli. Kombinasi keduanya
meningkatkan luas permukaan usus halus secara besar-besaran,
memungkinkan penyerapan nutrisi terjadi.

e. Usus Besar
Usus besar membentuk huruf “U” terbalik di atas usus halus yang
digulung. Ini dimulai di sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri
bawah. Usus besar berukuran sekitar 5-6 meter, yang memiliki tiga bagian,
yaitu sekum (cecum), kolon dan rektum (rectum).
Sekum adalah kantung di awal usus besar. Area ini memungkinkan
makanan lewat dari usus halus ke usus besar. Kolon adalah tempat cairan dan
garam diserap dan memanjang dari sekum ke rektum. Bagian terakhir dari
usus besar adalah rektum, yang mana kotoran (bahan limbah) disimpan
sebelum meninggalkan tubuh melalui anus.

Fungsi utama dari usus besar adalah membuang air dan garam (elektrolit)
dari bahan yang tidak tercerna dan membentuk limbah padat yang dapat
dikeluarkan. Bakteri di usus besar membantu memecah bahan yang tidak
tercerna. Sisa isi usus besar dipindahkan ke arah rektum, di mana feses
disimpan sampai meninggalkan tubuh melalui anus.
f. Rektum Dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara fese. Biasanya rektum ini kososng karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika
kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air
akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama,
konstipasi dan pengerasan fese akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang
lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda
mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda
BAB. (Haryono, 2012)
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinkter. Fese dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang
air besar-BAB), yang merupakan fungsi utama anus. (Haryono, 2012)

2. Fisiologi
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan
elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh.
Manusia menggunakan molekul-molekul organic yang terkandung dalam
makanan dan O2 untuk menghasilkan energi.
Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang
siap diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk
didistribusikan ke dalam sel. Secara umum sistem pencernaan melakukan
empat proses pencernaan dasar, yaitu:
a. Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan
mendorong isi saluran pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus
menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut tonus.
Terhadap aktivitas tonus yang terus menerus terdapat dua jenis dasar
motilitas pencernaan:
1). Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi saluran
pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan
propulsif bergantung pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap organ
pencernaan.
2). Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, mencampur
makanan dengan getah pencernaan. Kedua, mempermudah penyerapan
dengan memajankan semua bagian isi usus ke permukaan penyerapan
saluran pencernaan.

b. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran
pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan
terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting
dalam proses pencernaan (misalnya enzim, garam empedu, dan mukus).
Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena
adanya rangsangan saraf dan hormon sesuai.

c. Pencernaan

Pencernaan merupakan proses penguraian makanan dari struktur


yang kompleks menjad struktur yang lebih sederhana yang dapat diserap
oleh enzim. Manusia mengonsumsi tiga komponen makanan utama, yaitu:

1). Karbohidrat
2). Lemak
3). Protein
4). Penyerapan

Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ


pencernaan dan berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari
organ pencernaan melalui proses defekasi. Makanan masuk melalui
rongga oral (mulut). Langkah awal adalah proses mestikasi (mengunyah).
Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran
makanan yang dilakukan oleh gigi.

Tujuan mengunyah adalah

(1) menggiling dan memecah makanan


(2) mencampur makanan dengan air liur
(3) merangsang papil pengecap.

Ketika merangsang papil pengecap maka akan menimbulkan


sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi saliva. Di dalam
saliva terkandung protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim.
Fungsi saliva dalam proses pencernaan adalah:

(1) Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim


amilase.
(2) Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel
makanan dengan adanya mukus sebagai pelumas.
(3) Memiliki efek antibakteri oleh lisozim.

Pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang pupil pengecap. Penyangga


bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan bakteri di
mulut sehingga membantu mencegah karies.

Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika bolus di


dorong oleh lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan
yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan
secara refleks akan mengaktifkan otot-otot yang berperan dalam proses menelan. Tahap
menelan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

(1) Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini
bolusdiarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain
yang berhubungan dengan faring.
(2) Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan peristaltik
primer yang mendorong bolus menuju lambung. Gelombang peristaltik
berlangsung sekitar 5-9 detik untuk mencapai ujung esofagus.

Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung


terjadi proses motilita. Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu:

(1) Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml


sedangkan lambung dapat mengembang hingga kapasitasnya 1 liter
(2) Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus dan korpus
lambung, makanan yang masuk tersimpan relatif tenang tanpa adanya
pencampuran. Makanan secara bertahap akan disalurkan dari korpus ke
antrum.
(3) Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik yang kuat
merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan
menghasilkan kimus. Dengan gerakan retropulsi menyebankan kimus
bercampur dengan rata di antrum. Gelombang peristaltik di antrum akan
mendorong kimus menuju sfingter pilorus.
(4) Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik antrum
menyebabkan juga gaya pendorong untuk mengosongkan lambung.

4. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN


A. Pengertian Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (air kemih)

B. Anatomi Fisiologi
1. Ginjal
Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di
belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat
langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah
(kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
pada ginjal kanan.
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap
tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler
terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler
peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul
Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus
kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada
medula.
Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan
lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar
dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel
yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu
sangat teratur.
a. Bagian-Bagian Ginjal
1) Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan
penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn
darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun
bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi
oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai
bownman disebut badan malphigi

2). Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang


disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan
puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam
ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus
ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena
terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes).

3). Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal,


berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis
renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing –
masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung
menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine
yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks
mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih
(vesikula urinaria).

b. Fungsi Ginjal:
1) Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2) Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula
dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat
warna).
3) Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4) Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan
asam atau basa.
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang
± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian
terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5


menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang
dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui
osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus


psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat
ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh
darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
3. Vesikula Urinaria ( Kandung Kemih )
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari :
a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah,
bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi
oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
 Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres
reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250
cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya
akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang
sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter
eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan
relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para
simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk
mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat
terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula
spinalis dan otak masih utuh. Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf
tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus –
menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako
lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar
berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter
masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan
dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah
Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena
membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan
menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

4. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
a. Uretra Pada laki- laki
uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis
kebagia penis panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :


1). Uretra Prostaria
2). Uretra membranosa
3). Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan
paling dalam), dan lapisan submukosa.

b. Uretra pada wanita


terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah
atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari
Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan
pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina
(antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran
ekskresi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Evelyn, Pearce. 2014. Anatomi dan Fisiologi Untu Paramedis. Jakarta: gramedia Pustaka Utama

Sheerwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel Ke Sistem. Jakarta: EGC

Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia “Dari Sel ke Sistem” edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Syarifuddin, (2012), Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC.

Wilson, Ross. 2011. Dasar Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta Salemba Medika

Haryono, R. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Kelainan Bawaan Sistem Pencernaan.


Yogyakarta: Gosyen Publishing.

You might also like