You are on page 1of 1

1.1.

Latar Belakang
Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan keberhasilan pencapaian target
Millennium Development Goals (MDGs) sektor Air Minum dan Sanitasi yang telah mampu
menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi
dasar pada tahun 2015. Sejalan dengan itu, di tahun 2014 sesuai dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019, Pemerintah Indonesia telah mengambil inisiatif
untuk melanjutkan komitmennya dengan meluncurkan agenda nasional Akses Universal Air Minum
dan Sanitasi Tahun 2019. Agenda nasional ini menargetkan seluruh penduduk Indonesia, baik di
perkotaan maupun di pedesaan, pada tahun 2019 memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi.
Untuk wilayah Kota Kendari, akses pelayanan terhadap air minum dikelompokkan dalam 2
sistem pengelolaan yaitu sistem Jaringan Perpipaan (JP) yang dikelola oleh PDAM dan sistem
jaringan Non Perpipaan (Non JP). Pemerintah telah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap
pengembangan Sistem Penyediaan air minum. Sejak tahun 1970-an hingga saat ini penyediaan air
minum khususnya dengan sistem perpipaan telah dibangun dan dikembangkan menggunakan berbagai
pendekatan baik yang bersifat sektoral maupun pendekatan keterpaduan dan kewilayahan. Perhatian
yang cukup besar oleh Pemerintah Pusat perlu dilanjutkan oleh kab/kota dalam upaya untuk
mewujudkan 100% akses air minum dan sanitasi. Upaya perwujudan 100% akses air minum dan
sanitasi ini juga merupakan implementasi Pasal 12 Ayat 1 UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, bahwa pelayanan air minum dan sanitasi merupakan kewenangan daerah dan menjadi urusan
wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Pada pasal lainnya, yaitu Pasal 298 Ayat 1 disebutkan
bahwa belanja daerah diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib yang terkait
pelayanan dasar yang ditetapkan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Dengan demikian, belanja daerah untuk pemenuhan SPM pelayanan air minum dan sanitasi
kota mutlak harus di prioritaskan. Dikaitkan dengan target nasional akses universal 2019, maka
pemerintah kota harus menyusun strategi, program dan skema pembiayaan untuk penyediaan 100%
akses air minum dan sanitasi kota.
Untuk memperkuat kapasitas pemerintah Kab/Kota dalam melaksanakan mandatnya dalam
pengelolaan pembangunan air minum dan sanitasi skala Kab/Kota menuju 100% akses, pemerintah
Kab/Kota perlu memiliki kebijakan daerah yang jelas, terukur dan dapat dilaksanakan. Kebijakan
daerah yang dimaksud mencakup penetapan target tahunan, strategi, program, rencana anggaran dan
sumber pembiayaan. Kebijakan daerah tersebut dinamakan dengan Rencana Aksi Daerah bidang Air
Minum dan Sanitasi (RAD AMPL).

You might also like