Professional Documents
Culture Documents
IMPLANTASI/NIDASI
a. Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma, vitelus ,membangkitkan
kembali pembelahan di dalam inti ovum yang dalam keadaan metaphase.
b. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anaphase dan telophase
sehingga pronukleusnya menjadi haploid.
c. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum
yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria atau
wanita.
d. Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan 44 autosom dan 2 kromosom seks.
Wanita selalu resesif dengan kromosom X. Laki-laki memiliki kromosom seks X dan
Y.
e. Jika spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum = jenis kelamin laki-laki.
Jika spermatozoa kromosom Y bertemu sel ovum = jenis kelamin wanita
f. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam
beberapa jam mampu membelah dirinya menjadi 2 dan seterusnya
g. Bersamaan dengan pembelahan inti,
hasil konsepsi terus berjalan menuju
uterus
h. Hasil pembelahan sel memenuhi
seluruh ruangan dalam ivum yang
besarnya 100MU atau 0,1mm dan
disebut stadium morula
i. Selama pembelahan sel dibagian
dalam, terjadi pembentukan sel di
bagian luar morula yang
kemungkinan berasal dari korona
radiate dan menjadi sel trofoblas
j. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya
mampu mengeluarkan hormone korionik gonadotropin, yang mempertahankan korpus
luteum gravidarum.
k. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung
cairan yang disebut blastula
l. Blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk
mengadakan nidasi
m. Di endometrium terjadi fase sekresi dan mengalami penebalan dan makin banyak
mengandung glikogen yang disebut dengan desidua
n. Sel trofoblas yang meliputi primer vili korealis melakukan destruksi enzimatik-
proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium
o. Nidasi terjadi pada hari ke 6-7 setelah konsepsi.
p. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan
yang disebut tanda Hartman
PEMBENTUKAN PLASENTA
a. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga bagian
blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium. Sel trofoblas
menghancurkan endometrium sampai terjaid pembentukan plasenta yang berasal dari
primer vili korealis.
b. Nidasi mendorong sel blastula untuk berdiferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan
eksoselom membentuk endoderm dan yolk sac (kantung kuning telur) sedangkan sel
lain membentuk ectoderm dan ruangan amnion.
c. Embryonal plate terbentuk diantara ruang amnion dan yolk sac, dan terdiri dari unsur
ectoderm, endoderm dan mesoderm.
d. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat di
antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat
e. Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, lien dan
sumsum tulang. Pada minggu ke 2-3, terbentuk bakal jantung dengan pembuluh
darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat).
f. Pembuluh darah pada body stalk terdiri dai a.v umbilikalis. Cabang a.v umbilikalis
masuk ke vili korealis sehingga dapat melakukan pertukaran nutrisi dan sekaligus
membuang hasil metabolism
g. Dengan berbagai bentuk nidasi, akan ditemukan berbagai variasi dari insersio tali
pusat, yaitu insersio sentralis, para sentralis marginalis atau vilamentosa.
h. Vili korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah, mulai dengan vena
pada hari ke 10-11 setelah konsepsi, sehingga sejak saat itu embrio mendapat
tambahan nutrisi dari darah ibu secara langsung.
i. Vili korealis menghancurkan arteri sehingga terjadi aliran darah pertama retroplasenter
pada hari ke 14-15 setelah konsepsi.
j. Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15-20
kotiledon maternal. Pada janin plasenta akan dibagi menjadi sekitar 200 kotiledon
fetus. Tiap kotiledon fetus terus bercabang dan mengambang di tengah aliran darah
untuk menunaikan fungsinya membenrikan nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan
janin. Fungsi dilakukan berdasarkan system osmosis dan enzimatik serta pinositosis.
Situasi ini disebut system plasenta-hemokorial
k. Sebagian dari vili korealis tetap berhubungan langsung dengan pars basalis desidua,
tetapi tidak menembusnya. Hubungan vili korealis dengan lapisan desidua tersebut
dibatasi oleh jaringan fibrotic yang disebut lapisan Nitabusch. Melalui lapisan ini,
plasenta dilepaskan pada saat persalinan kala 3.
l. Dengan nidasi, desidua terbagi menjadi
- Desidua basalis (berhadapan dengan korion frondusum yang berkembang menjadi
plasenta),
- Desidua kapsularis (menutupi hasil konsepsi)
- Desidua parietalis (berlawanan dengan desidua kapsularis
- Desidua reflexa (lanjutan dari desidua kapsularis dan parietalis)
- Vili korealis yang tumbuhnya tidak subur disebut korion leaf.
a. Ukuran
Rahim membesar (untuk akomodasi
pertumbuhan janin) akibat hipertrofi
dan hiperplasi otot polos rahim,
serabut–serabut kolagennya menjadi
higroskopik endometrium menjadi
desidua ukuran pada kehamilan
cukup bulan 30x25x20cm dengan
kapitasi >4000cc. Taksiran kasar
pembesaran uterus pada perabaan
fundus:
Tidak hamil: sebesar telur ayam (+
30 g)
Kehamilan 8 minggu: sebesar telur bebek
Kehamilan 12 minggu: sebesar telur angsa
Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisis pubis
Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat
Kehamilan 24 minggu: pinggir atas pusat
Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat-xyphoid
Kehamilan 32 minggu: pertengahan pusat-xyphoid
Kehamilan 36-42 minggu: 3-1 jari di bawah xyphoid
b. Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan (40 pekan).
c. Bentuk dan Konsistensi
Pada bulan – bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpokat. Pada
kehamilan empat bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan bujur telur. Rahim
yang kira – kira sebesar telur ayam, pada kehamilan dua bulan sebesar telur bebek
dan kehamilan tiga bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim
mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih
panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut tanda hegar. Pada
kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim
terasa tipis, karena itu bagian – bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan
dinding rahim
d. Posisi Rahim
1) Pada permulaan kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi.
2) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis
3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati.
4) Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan
atau kiri. Rustam Mochtar, 1998 : 36)
e. Vaskularisasi
Aa.uterin dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak – anak
cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah
f. Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan
1. Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri
seluruhnya diisi oleh amnion dimana desidua
kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah
menjadi satu. Tinggi fundus uteri terletak antara
pertengahan simphisis dan pusat. Plasenta telah
terbentuk seluruhnya.
2. Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri
terletak 2 – 3 jari di bawah pusat.
3. Pada kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri
terlatak setinggi pusat.
4. Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri
terletak 2 – 3 jari di atas pusat. Menurut
Spiegelberg dengan mengukur tinggi fundus uteri dari smpisis adalah 26,7 cm
diatas smpisis.
5. Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri terletak 3 jari di bawah processus
xiphoideus.
6. Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri terletak sama dengan 8 bulan
tapi melebar ke samping yaitu terletak diantara pertengahan pusat dan processus
xiphoideus. ( Rustam Mochtar, 1998 : 52)
Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibat progesteron, warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
B. Vagina/Vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
E. Sistem Respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan)
juga terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit).Inilah
yang menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.
F. Sistem Gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain
itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah
BAB), lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi
peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-
muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
G. Sistem Kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK calon ibu, meliputi:
1. Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
2. Anemia relatif
3. Tekanan darah arterial menurun
4. Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai
akhir kehamilan
5. Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
6. Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah
secara perlahan sampai akhir kehamilan.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik yang
terjadi pada kehamilan.Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3.Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang
baik pada kehamilan dan persalinan.Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal
250-350 mg/dl).Laju endap darah meningkat.Protein total meningkat, namun rasio
albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta
diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta.Faktor-faktor pembekuan meningkat.
H. Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid.Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari
(menyusui).Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan
janin.Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium,
fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg,
untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa
plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena:
1. Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2. Produksi glukosa dari hati menurun
3. Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4. Aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. Efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
J. Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan
berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae
pada perut, dsb.Terdapat linea nigra dibagian perut.
Minggu ke-34 – Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup
mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh
ibu sedang mengirimkan antibodi melalui darah ibu ke dalam darah bayi yang berfungsi
sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan
lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan
tinggi badan sekitar 45-46 cm.
Minggu ke-35 – Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh
bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi
untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah
mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya
telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47
cm.
Minggu ke-36 – Bayi sudah hampir sepenuhnya berkembang. Sewaktu-waktu ia dapat
turun ke rongga pinggul ibu. Kulit bayi sudah halus sekarang dan tubuhnya montok.
Apabila ia bangun, matanya terbuka dan ia dapat membedakan antara terang dan gelap.
Sekarang panjang bayi sekitar 50 cm dan bobotnya berkisar antara 2500 hingga 4500
gram.
Janin usia 37 hingga 42 Minggu
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi
merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk
dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat
ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar
untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air.
Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm
Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu khawatir jika bayinya tidak lahir tepat pada waktu yang
telah diperkirakan. Persentasenya hanya 5% bayi lahir tepat pada tanggal yang
diperkirakan
His/Kontraksi Uterus
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang
tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus
minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi
uterus ke luar. His dapat terjadi sebagai akibat dari:
1. Kerja hormon oksitosin
2. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3. Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His dikatakan baik dan ideal apabila :
1. Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2. Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3. Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
4. Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5. Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut
otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif
dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan
terbuka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah:
1. Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus
hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri
2. Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi
rangsang nyeri.
3. Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau
eksitasi).
4. Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Pembagian fase/kala persalinan menurut WIknyosastro, dkk (1999 : 181) sebagai berikut:
1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika
terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida menurut
Wiknyosastro, dkk (1999 : 183) berbeda dengan pada multipara :
1. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan - pada
multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan.
2. Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) - pada multipara,
ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti garis lebar).
3. Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam)
karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan
waktu lebih lama
1.
Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2.
Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4.
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai
sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir
(episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala :
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas
panggul (sinklitismus) atau miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior/posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah
fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut
dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun
kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,
dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah
simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
Rekomendasi Pimpinan Persalinan Kala I dan II Normal pada Wanita tanpa Faktor Risiko
Anestetik, Medis atau Obstetris
Penanganan
1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20- 30 menit selama jam kedua.
Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi,
otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat
mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
2. Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit selama jam kedua.
3. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman
yang disukainya.
4. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
5. Biarkan ibu beristirahat – ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada posisi
yang nyaman.
6. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai permulaan
dengan menyusui bayinya.
7. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan
ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
8. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam
keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam
9. pascapersalinan.
10. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
a) bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
b) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
Nilai Apgar
Nilai Apgar adalah suatu cara praktis untuk menilai keadaan bayi baru lahir. Nilai Apgar
merupakan alat penyaring untuk menentukan pertolongan yang perlu segera diberikan kepada
bayi baru lahir.
Nilai Apgar ditentukan dengan menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna kulit
dan respon terhadap rangsangan (refleks); masing-masing diberi nilai 0, 1 atau 2:
1. Denyut jantung : dinilai dengan menggunakan stetoskop dan merupakan penilaian yang
paling penting.
- Jika tidak terdengar denyut jantung : 0
- Jika jantung berdenyut kurang dari 100 kali/menit :1
- Jika jantung berdenyut lebih dari 100 kali/menit : 2
2. Usaha untuk bernafas
- Jika tidak bernafas : 0
- Jika pernafasan lambat atau tidak teratur : 1
- Jika bayi menangis : 2
3. Ketegangan otot
- Jika otot lembek : 0
- Jika lengan atau tungkainya terlipat : 1
- Jika bayi bergerak aktif : 2
4. Refleks : dinilai dengan cara mencubit secara lembut dan perlahan
- Jika tidak timbul refleks : 0
- Jika wajahnya menyeringai : 1
- Jika bayi menyeringai dan terbatuk, bersin atau menangis keras : 2
5. Warna kulit
- Jika kulit bayi berwarna biru pucat : 0
- Jika kulit bayi berawarna pink dan lengan/tungkainya berwarna biru : 1
- Jika seluruh kulit bayi berwarna pink: 2.
Nilai Apgar 8-10 adalah normal, menunjukkan bahwa bayi berada dalam keadaan yang
baik. Nilai 10 sangat jarang ditemui, hampir semua bayi baru lahir kehilangan 1 nilai karena kaki
dan tangannya yang berwarna kebiruan. Nilai Apgar yang kurang dari 8 menunjukkan bahwa bayi
memerlukan bantuan untuk menstabilkan dirinya di lingkungan yang baru. Nilai Apgar 0-3
menunjukkan bahwa perlu segera dilakukan resusitasi.
Penilaian Apgar secara rutin dilakukan dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir dan
kemudian biasanya diulang 5 menit kemudian. Nilai Apgar 1 menit menunjukkan toleransi bayi
terhadap proses kelahirannya. Nilai Apgar 5 menit menujukkan adaptasi bayi terhadap
lingkungan barunya. Pada keadaan tertentu, penilaian Apgar bisa kembali dilakukan pada menit
ke 10, 15 dan 20. Jika pada menit ke 20 nilai Apgar masih tetap rendah, hal ini merupakan resiko
tinggi terjadinya kematian atau penyakit.
Trimester Kedua
Minggu ke-13
Ibu: Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga terdapat di teh, kola dan
cokelat) berisiko mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin yang mulai
berkembang.
Janin: Perkembangan organ tubuhnya mengalami percepatan.
Minggu ke-14
Ibu: Anda perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi yang
dibutuhkan untuk tumbuh-kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir nasi atau
penggantinya. Juga perlu lebih banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi sedang.
Janin: Cikal bakal telinga terbentuk, begitu juga telinga luar dan daun telinga.
Minggu ke-17
Ibu: Jangan lupa makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi
kebutuhan cairan tubuh yang meningkat. Pastikan minum 6-8 gelas air setiap hari. Selain
itu, konsumsi sumber zat besi (ayam, daging, kuning telur, buah kering, bayam) dan
vitamin C untuk mengoptimal pembentukan sel darah merah baru, karena jantung dan
sistem peredaran darah janin sedang berkembang.
Ibu & Janin: Jantung dan sistem peredaran darah berkembang pesat
Minggu ke-24
Ibu: Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki bengkak
akibat menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan di luar, pilih yang bersih, tidak
hanya kaya karbohidrat tapi bergizi lengkap, tidak berkadar garam dan lemak tinggi
(misal, gorengan dan junk food). Bila mungkin pilih yang kaya serat.
Janin: Pankreas mempersiapkan diri untuk bekerja membantu fungsi sistem pencernaan
Minggu ke-28
Ibu: Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3
bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksidan harus
dipenuhi pula. Pilihannya, bayam dan buah kering.
Janin: Retina atau selaput pelangi bola matanya terbentuk. Begitu juga bakal bulu mata
dan alis
Trimester Ketiga
Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang
persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi. Berikut ini sederet zat gizi yang
sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa
mengabaikan zat gizi lainnya:
Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal),
dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan
terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap
hari adalah sekitar 285-300 kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan
menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga
berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari
sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-
padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu.
Sementara untuk lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging
berlemak, alpukat dan minyak nabati.
Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh
yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat,
lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin
berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan
pesan.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari.
Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol
setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya
proses perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan
tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan
sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium
ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175
mikrogram perhari
Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari
cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh,
melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan
volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari
sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih
sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan
buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi
minuman bergula seperti sirop dan softdrink
Penilaian nutrisi
IMT Prahamil Anjuran peningkatan BB total
Underweight (IMT < 19,8) 12,5 – 18 kg
Normal (IMT 19,8 – 26 ) 11,5 – 16 kg
Overweight (IMT 26 - 29) 7 -11,5 kg
Obesitas (IMT > 29) 6 kg
Protein
Kebutuhan protein pada paruh kedua kehamilan 1 gram/Kg + 20 gram perhari (total
kebutuhan perhati ± 80 gram)
Protein terutama diperlukan untuk pertumbuhan janin
Kalsium
Asupan kalsium pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan masa laktasi ditambah
sebesar 1,5 gram perhari.
Kekurangan kalsium akan menyebabkan demineralisasi tulang ibu.
Zat besi
Pada wanita hamil dan laktasi disarankan penambahan asupan zat besi sebesar 30-
60 mg perhari.
Selama kehamilan, diperkirakan 300-500 mg zat besi yang diberikan pada janin.
Vitamin dan Mineral
Preparat Vitamin dan Mineral diberikan bukan sebagai pengganti asupan makanan
yang normal.
Asam folat berguna untuk mengurangi kejadian NTD’s dan diberikan dengan dosis
4 mg perhari pada ibu dengan riwayat melahirkan anak dengan NTD’s 3 bulan
sebelum kehamilan dan dilanjutkan sampai sekurang-kurangnya kehamilan 12
minggu.
Pada kehamilan normal, asam folat diberikan dengan dosis 0,4 mg perhari
Pada pasien vegetarian dan penderita anemia megaloblastik diperlukan suplemen
Vitamin B12.
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada
ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara
lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit
dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan,
serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat (Poedji Rochjati).
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan
berat badan lahir rendah (Nelson, 2000).
Jika mengalami:
a. Morning Sickness: Makan biskuit, sereal, atau pretzel sebelum bangun tidur; makan
dengan jumlah kecil, frekuensi sering sepanjang hari; menghindari lemak, goreng,
pedas, dan makanan berminyak.
b. Sembelit: Makan buah dan sayuran segar, minum 6 sampai 8 gelas air sehari.
c. Diare: Makan lebih banyak makanan yang mengandung pektin dan gum (dua jenis
serat makanan) untuk membantu menyerap kelebihan air. Contoh makanan tersebut
adalah saus apel, pisang, nasi putih, oatmeal, dan roti gandum halus.
d. Mulas: makan dengan jumlah kecil, frekuensi sering sepanjang hari; coba minum susu
sebelum makan; dan membatasi makanan dan minuman berkafein, minuman sitrat,
dan makanan pedas.
ﻓﻣﻦﺍ ﻜﺍﻦ ﻣﻧﻜﻡ ﻣﺭﻴﺿﺍﺍﻮﻋﻠﻲ ﺳﻓﺮﻓﻌﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻴﺍﻡ ﺍﺧﺮﻮﺍﻠﺬﻴﻦ ﻴﻂﻴﻗﻮﺬﻪ ﻂﻌﺍﻡ ﻣﺴﻛﻴﻦ
”Diwajibkan bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa) untuk membayar fidyah, yaitu dengan memberi makan
seorang miskin.” (QS. Al- Baqarah : 184).
Sedang hadist Nabi SAW, ”Sesungguhnya Allah telah memaafkan setengah
nilai shalat dari para musafir serta memberikan kemurahan bagi wanita hamil
dan menyusui. Demi Allah. Rasulullah telah mengatakan keduanya, salah satu
atau keduanya.” (HR. Nasai dan Tirmidzi).