You are on page 1of 27

LI. 1.

Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kehamilan


LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Proses Terjadinya Kehamilan
FERTILISASI/KONSEPSI
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Prosesnya adalah:
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi okeh korona radiate yang
mengandung persediaan nutrisi
b. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang disebut
vitelus
c. Dalam perjalanan, korona radiate makin berkurang pada zona pelusida, nutrisi
dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusisa
d. Konsepsi terjadi pada pars ampula tuba falopii, tempat paling luas yang dindingnya
penuh jonjot dan tertutup sel bersilia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam
ampula tuba falopii.
e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa menyebar,
masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada cavum uteri, terjadi
proses kapasitasi, yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu
mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopii.
Spermatozoa hidup selama 3 hari di dalam genitalia interna. Spermatozoa akan
mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiate dan zona
pelusida dengan proses enzimatik: hialuronidase. Melalui stomata, spermatozoa
memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas
dan tertinggal di luar. kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dan membentuk
zigot.
f. Sperma pertama yang mencapai ovum, memicu suatu perubahan kimiawi di membran
yang mengelilingi ovum sehingga lapisan ini tidak lagi dapat ditembus oleh sperma
lain. Fenomena ini dikenal sebagai block to polispermy.

IMPLANTASI/NIDASI
a. Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma, vitelus ,membangkitkan
kembali pembelahan di dalam inti ovum yang dalam keadaan metaphase.
b. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anaphase dan telophase
sehingga pronukleusnya menjadi haploid.
c. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum
yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria atau
wanita.
d. Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan 44 autosom dan 2 kromosom seks.
Wanita selalu resesif dengan kromosom X. Laki-laki memiliki kromosom seks X dan
Y.
e. Jika spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum = jenis kelamin laki-laki.
Jika spermatozoa kromosom Y bertemu sel ovum = jenis kelamin wanita
f. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam
beberapa jam mampu membelah dirinya menjadi 2 dan seterusnya
g. Bersamaan dengan pembelahan inti,
hasil konsepsi terus berjalan menuju
uterus
h. Hasil pembelahan sel memenuhi
seluruh ruangan dalam ivum yang
besarnya 100MU atau 0,1mm dan
disebut stadium morula
i. Selama pembelahan sel dibagian
dalam, terjadi pembentukan sel di
bagian luar morula yang
kemungkinan berasal dari korona
radiate dan menjadi sel trofoblas
j. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya
mampu mengeluarkan hormone korionik gonadotropin, yang mempertahankan korpus
luteum gravidarum.
k. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung
cairan yang disebut blastula
l. Blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk
mengadakan nidasi
m. Di endometrium terjadi fase sekresi dan mengalami penebalan dan makin banyak
mengandung glikogen yang disebut dengan desidua
n. Sel trofoblas yang meliputi primer vili korealis melakukan destruksi enzimatik-
proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium
o. Nidasi terjadi pada hari ke 6-7 setelah konsepsi.
p. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan
yang disebut tanda Hartman

PEMBENTUKAN PLASENTA
a. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga bagian
blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium. Sel trofoblas
menghancurkan endometrium sampai terjaid pembentukan plasenta yang berasal dari
primer vili korealis.
b. Nidasi mendorong sel blastula untuk berdiferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan
eksoselom membentuk endoderm dan yolk sac (kantung kuning telur) sedangkan sel
lain membentuk ectoderm dan ruangan amnion.
c. Embryonal plate terbentuk diantara ruang amnion dan yolk sac, dan terdiri dari unsur
ectoderm, endoderm dan mesoderm.
d. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat di
antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat
e. Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, lien dan
sumsum tulang. Pada minggu ke 2-3, terbentuk bakal jantung dengan pembuluh
darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat).
f. Pembuluh darah pada body stalk terdiri dai a.v umbilikalis. Cabang a.v umbilikalis
masuk ke vili korealis sehingga dapat melakukan pertukaran nutrisi dan sekaligus
membuang hasil metabolism
g. Dengan berbagai bentuk nidasi, akan ditemukan berbagai variasi dari insersio tali
pusat, yaitu insersio sentralis, para sentralis marginalis atau vilamentosa.
h. Vili korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah, mulai dengan vena
pada hari ke 10-11 setelah konsepsi, sehingga sejak saat itu embrio mendapat
tambahan nutrisi dari darah ibu secara langsung.
i. Vili korealis menghancurkan arteri sehingga terjadi aliran darah pertama retroplasenter
pada hari ke 14-15 setelah konsepsi.
j. Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15-20
kotiledon maternal. Pada janin plasenta akan dibagi menjadi sekitar 200 kotiledon
fetus. Tiap kotiledon fetus terus bercabang dan mengambang di tengah aliran darah
untuk menunaikan fungsinya membenrikan nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan
janin. Fungsi dilakukan berdasarkan system osmosis dan enzimatik serta pinositosis.
Situasi ini disebut system plasenta-hemokorial
k. Sebagian dari vili korealis tetap berhubungan langsung dengan pars basalis desidua,
tetapi tidak menembusnya. Hubungan vili korealis dengan lapisan desidua tersebut
dibatasi oleh jaringan fibrotic yang disebut lapisan Nitabusch. Melalui lapisan ini,
plasenta dilepaskan pada saat persalinan kala 3.
l. Dengan nidasi, desidua terbagi menjadi
- Desidua basalis (berhadapan dengan korion frondusum yang berkembang menjadi
plasenta),
- Desidua kapsularis (menutupi hasil konsepsi)
- Desidua parietalis (berlawanan dengan desidua kapsularis
- Desidua reflexa (lanjutan dari desidua kapsularis dan parietalis)
- Vili korealis yang tumbuhnya tidak subur disebut korion leaf.

Villi terdapat di seluruh permukaan blastosis. Dengan demikian membesarnya blastosis,


desidua superfisial (desidua kapsularis) akan tertekan dan kehamilan akan semakin
mengembang ke arah dalam cavum uteri. Perkembangan desidua kapsularis secara
bertahap memangkas sirkulasi yang melaluinya. Hal ini akan menyebabkan atrofi dan
hilangnya viili yang bersangkutan. Permukaan blastosis menjadi halus dan bagian korion
ini disebut Chorion Laeve. Pada sisi yang berlawanan, villi mengalami pertumbuhan dan
pembesaran dan disebut sebagai Chorion Frondusum.
Dengan semakin luasnya ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel dengan
desidua vera dan cavum uteri menjadi obliterasi.
Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada proses ini, kelenjar
dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami dilatasi
membentuk sinusoid. Trofoblas mengembangkan lapisan seluler yang disebut
sitotrofoblas dan lapisan sinsitium yang disebut sinsitiotrofoblas. Struktur yang disebut
villi chorialis ini terendam dalam darah ibu. Dengan kehamilan yang semakin lanjut,
struktur viili chorialis menjadi semakin komplek dan viili membelah dengan cepat untuk
membentuk percabangan-percabangan dimana cabang vasa umbilkalis membentuk
percabangan yang berhubungan erat dengan permukaan epitel trofoblas. Sebagian besar
cabang villi chorialis yang disebut sebagai villi terminalis mengapung dengan bebas
dalam darah ibu sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien dan produk sisa
metabolisme. Sejumlah villi melekat pada jaringan maternal dan disebut sebagai
anchoring villi.
Struktur dan hubungan villi terminalis dapat dipelajari dengan melihat gambar
penampangnya. Dengan semakin lajutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi
trofoblas dan maternal menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam
arteri spiralis maternal yang berasal dari ruang intervillous. Perubahan fisiologi yang
berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium. Perubahan ini berakibat
konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang bersifat “ low
resistance – high flow vascular bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin intra
uterin.
Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien – sisa metabolisme – hormon
dan CO serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana struktur pemisah antara
sirkulasi ibu dan anak menjadi semakin tipis. Tidak ada hubungan langsung antara kedua
jenis sirkulasi dan “placental barrier” pada akhir kehamilan terletak di microvilli
sinsitiotrofoblas yang memperluas permukaan transfer nutrien dan lain lain. Selanjutnya,
sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin tipis dan vas dalam villus mengalami
dilatasi.
Plasenta yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan
tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500 gram.
Talipusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat ‘Wharton Jelly’ yang
bertindak sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau
terlipat, umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.

LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Perubahan Anatomi dan


A. Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterine. Estrogen menyebabkan hiperpliasi jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas atau kelenturan uterus.

a. Ukuran
Rahim membesar (untuk akomodasi
pertumbuhan janin) akibat hipertrofi
dan hiperplasi otot polos rahim,
serabut–serabut kolagennya menjadi
higroskopik endometrium menjadi
desidua ukuran pada kehamilan
cukup bulan 30x25x20cm dengan
kapitasi >4000cc. Taksiran kasar
pembesaran uterus pada perabaan
fundus:
 Tidak hamil: sebesar telur ayam (+
30 g)
 Kehamilan 8 minggu: sebesar telur bebek
 Kehamilan 12 minggu: sebesar telur angsa
 Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisis pubis
 Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat
 Kehamilan 24 minggu: pinggir atas pusat
 Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat-xyphoid
 Kehamilan 32 minggu: pertengahan pusat-xyphoid
 Kehamilan 36-42 minggu: 3-1 jari di bawah xyphoid
b. Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan (40 pekan).
c. Bentuk dan Konsistensi
Pada bulan – bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpokat. Pada
kehamilan empat bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan bujur telur. Rahim
yang kira – kira sebesar telur ayam, pada kehamilan dua bulan sebesar telur bebek
dan kehamilan tiga bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim
mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih
panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut tanda hegar. Pada
kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim
terasa tipis, karena itu bagian – bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan
dinding rahim
d. Posisi Rahim
1) Pada permulaan kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi.
2) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis
3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati.
4) Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan
atau kiri. Rustam Mochtar, 1998 : 36)
e. Vaskularisasi
Aa.uterin dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak – anak
cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah
f. Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan
1. Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri
seluruhnya diisi oleh amnion dimana desidua
kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah
menjadi satu. Tinggi fundus uteri terletak antara
pertengahan simphisis dan pusat. Plasenta telah
terbentuk seluruhnya.
2. Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri
terletak 2 – 3 jari di bawah pusat.
3. Pada kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri
terlatak setinggi pusat.
4. Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri
terletak 2 – 3 jari di atas pusat. Menurut
Spiegelberg dengan mengukur tinggi fundus uteri dari smpisis adalah 26,7 cm
diatas smpisis.
5. Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri terletak 3 jari di bawah processus
xiphoideus.
6. Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri terletak sama dengan 8 bulan
tapi melebar ke samping yaitu terletak diantara pertengahan pusat dan processus
xiphoideus. ( Rustam Mochtar, 1998 : 52)
Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibat progesteron, warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

B. Vagina/Vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).

C. Ovarium (Kantong Telur)


Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama
fungsi produksi progesteron dan estrogen.Selama kehamilan ovarium
tenang/beristirahat.Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak
terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
D. Payudara/Mammae
1. Estrogen
 Terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara.
 Penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin
membesar
 Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, garam menyebabkan rasa
sakit pada payudara
2. Progesterone
 Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
 Meningkatkan jumlah sel asinus
3. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin)
Hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi
zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum.
4. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi
kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh
melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

E. Sistem Respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan)
juga terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit).Inilah
yang menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.

F. Sistem Gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain
itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah
BAB), lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi
peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-
muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

G. Sistem Kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK calon ibu, meliputi:
1. Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
2. Anemia relatif
3. Tekanan darah arterial menurun
4. Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai
akhir kehamilan
5. Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
6. Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah
secara perlahan sampai akhir kehamilan.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik yang
terjadi pada kehamilan.Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3.Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang
baik pada kehamilan dan persalinan.Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal
250-350 mg/dl).Laju endap darah meningkat.Protein total meningkat, namun rasio
albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta
diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta.Faktor-faktor pembekuan meningkat.

H. Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid.Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari
(menyusui).Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan
janin.Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium,
fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg,
untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa
plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena:
1. Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2. Produksi glukosa dari hati menurun
3. Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4. Aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. Efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).

I. Traktus urinarius/saluran kemih


Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen
dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), kadar kreatinin, urea dan asam urat
dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

J. Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan
berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae
pada perut, dsb.Terdapat linea nigra dibagian perut.

K. Peningkatan Berat Badan Selama Hamil


Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi
konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus
+ 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1
kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.

LO. 1.3. Memahami dan Menjelaskan Perkembangan Janin


Minggu pertama – 8 hari selepas proses persenyawaan berlaku, blastocyst (kini
mengandungi 200 sel) merembeskan mukus untuk memberitahu kehadirannya di dalam
rahim.
Minggu ke-2 – Blastocyst menggelembung dan sel-sel mula berkembang dan terbahagi
kira-kira 2 kali sehari sehinggalah pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan
membantu blastocyst terpaut atau disauh dengan kukuh pada endometrium.
Minggu ke-3 – ukuran embrio terbentuk dan hanya sepanjang 0.08 inci/2 mm. Gen janin
mulai membentuk dalam 3 lapisan benih (sel) daripada organ badan yang akan
bergabung.
Minggu ke-4 –Janin sudah mulai membentuk struktur asas manusia dimana sel-sel mula
bergabung dan pada masa itu embrio sudah mulai memanjang kira-kira 1/4 inci (6 mm =
sebesar biji tembikai). Pada masa ini sudah kelihatan pembentukan otak dan tulang
belakang serta anggota lain seperti jantung yang mengepam darah ke paru-paru dan aorta
(urat besar yang membawa darah daripada jantung).
Minggu ke-5 – akan terus membesar. Terdapat 3 lapisan iaitu ectoderm, mesoderm dan
dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas. Ianya akan membentuk sistem
saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta
rambut. Manakala lapisan mesoderm pula yang berada pada lapisan tengah akan
membentuk organ penting yang asas yaitu jantung, buah pinggang, tulang dan organ
reproduktif. Sistem peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Akhir
sekali ialah lapisan endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk organ
dalaman seperti usus, hati, pankreas dan VU.
Minggu ke-6 – jika dilakukan pemeriksaan secara ultrasound, dapat melihat janin sudah
membentuk kepada dan badan. Biasanya getaran jantungnya juga sudah dapat dikesan.
Minggu ke-7 – Pembentukan bayi semakin jelas terbentuk. Kepala bayi seolah-olah
tertunduk dan berada dalam cairan (air ketuban atau amnotic sac) yang akan memberikan
keperluan tumbesaran bayi semasa dalam kandungan.
Minggu ke-8 – Seluruh organ tubuh utama bayi telah terbentuk meskipun belum
berkembang sempurna. Mata dan telinga mulai terbentuk. Jantung berdetak kuat. Dengan
ultrasound kita dapat melihat jantung janin berdenyut.
Minggu ke-9 – Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang
berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun belum terasa.
Dengan Doppler, dapat mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-
30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
Minggu ke-10 – Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama.
Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi
setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat
7 gram.
Minggu ke-11 – Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari
tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan
demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan
menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu.
Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang,
bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi
sensasi kebahagiaan tersendiri.
Minggu ke-12 – Panjang janin sekarang sekitar 6,5 cm dan bobotnya sekitar 18 gram.
Kepala bayi menjadi lebih bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Jari-jari tangan
dan kaki terbentuk dan kuku mulai tumbuh. Bayi mulai menggerak-gerakkan tungkai dan
lengannya, tetapi ibu belum dapat merasakan gerakan-gerakan ini.
Minggu ke-13 – Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan
oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk
melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya
19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga
semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.
Minggu ke-14 – Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25
gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh
tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki
berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul.Detak jantung bayi
mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak
Minggu ke-15 – Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang.
Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini.
Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini,
beratnya 49 gram dan panjang 113 mm
Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya
masih tertutup
Minggu ke-16 – Panjang janin sekarang sekitar 16 cm dan bobotnya sekitar 35 gram.
Dengan bantuan scan, kita dapat melihat kepala dan tubuh bayi, kita juga dapat
melihatnya bergerak-gerak. Ia menggerak-gerakkan seluruh tungkai dan lengannya,
menendang dan menyepak. Inilah tahap paling awal di mana ibu dapat merasakan
gerakan bayi. Rasanya seperti ada seekor kupu-kupu dalam perutmu. Tetapi, ibu tidak
perlu khawatir jika belum dapat merasakan gerakan ini. Jika si bayi adalah anak pertama,
biasanya ibu agak lebih lambat dalam merasakan gerakannya.
Minggu ke-17 – Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil.
Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir.
saatdilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya.
Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai
terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.
Minggu ke-18 – Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu
ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan
mengetahui adanya cahaya jika menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya
sudah 14 cm dan beratnya 140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui
dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.
Minggu ke-19 – Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang
melindungi kulit dari luka. Otak bayitelah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia
mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan
panjang hampir 16 cm.
Minggu ke-20 – Bayi masih berenang-renang dalam lautan air ketuban. Ia tumbuh
dengan pesat, baik dalam bobot maupun panjangnya yang sekarang telah mencapai 25
cm, yaitu separuh dari panjangnya ketika ia dilahirkan nanti dan bobotnya sudah sekitar
340 gram. Bayi membuat gerakan-gerakan aktif yang dapat dirasakan ibu. Mungkin ibu
dapat memperhatikan ada saat-saat di mana bayi tampaknya tidur, dan saat-saat lain di
mana ia melakukan banyak gerak.
Minggu ke-21 – Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap
atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus
besar.
Minggu ke-22 – Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari.
Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan
tubuh semakin proporsional
Minggu ke-23 – Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih
kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan
lemak. Ia memiliki kebiasaaan “berolahraga”, menggerakkan otot jari-jari tangan dan
kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi
telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
Minggu ke-24 – Sekarang panjang bayi sekitar 32 cm dan bobotnya 500 gram. Ibu dapat
merasakan bagian-bagian tubuh bayi yang berbeda yang menyentuh dinding perutnya.
Otot rahim ibu meregang dan terkadang ibu merasakan sakit di bagian perutnya.
Minggu ke-25 – Bayi cegukan, tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup dan
mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan.
Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah
di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai
membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah
semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai
berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
Minggu ke-26 – Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah
mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan
pengelihatannya sudah berfungsi. BB bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan
tingginya 35-38 cm.
Minggu ke-27 – Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan
tubuh masih harus dimatangkan.Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk
bertahan.Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan
menelan air ketubanyang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram
dengan tinggi badan 36-38 cm.
Minggu ke-28 – Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi
semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan
rambutnya terus tumbuh.
Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas
karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila
melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah.
Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil
kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
Minggu ke-29 – Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen
dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu
sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara,
cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur
suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia,
berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
Minggu ke-30 – Kepala bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu
mungkin mengalami tekanan di bagian diafrakma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar
1700 gram dan panjangnya sekitar 40 cm.
Minggu ke-31 – Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah
di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500
ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase
ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan
semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai
mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat
besi, fosfor. Berkebalikan denganperkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan
otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel.
Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. BB 1550-1560 gram dengan tinggi
41-43 cm.
Minggu ke-32 – Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu
mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh
bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan.
Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar
rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini.
Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran
telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah
lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi
sudah mulai bisa bermimpi .
Minggu ke-33 – Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya.
Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa
berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan.
Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-
benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih
di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut
menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-
45cm.

Minggu ke-34 – Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup
mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh
ibu sedang mengirimkan antibodi melalui darah ibu ke dalam darah bayi yang berfungsi
sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan
lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan
tinggi badan sekitar 45-46 cm.
Minggu ke-35 – Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh
bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi
untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah
mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya
telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47
cm.
Minggu ke-36 – Bayi sudah hampir sepenuhnya berkembang. Sewaktu-waktu ia dapat
turun ke rongga pinggul ibu. Kulit bayi sudah halus sekarang dan tubuhnya montok.
Apabila ia bangun, matanya terbuka dan ia dapat membedakan antara terang dan gelap.
Sekarang panjang bayi sekitar 50 cm dan bobotnya berkisar antara 2500 hingga 4500
gram.
Janin usia 37 hingga 42 Minggu
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi
merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk
dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat
ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar
untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air.
Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm
Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu khawatir jika bayinya tidak lahir tepat pada waktu yang
telah diperkirakan. Persentasenya hanya 5% bayi lahir tepat pada tanggal yang
diperkirakan

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Persalinan Normal

Sebab-sebab terjadinya proses persalinan:


1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak,
nutrisi janin dari plasenta berkurang.
2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi.
4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi
pencetus rangsangan untuk proses persalinan.

Keberhasilan suatu persalinan persalinan ditentukan oleh 3 faktor “P” utama:


1. Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
2. Passage  Keadaan jalan lahir
3. Passanger  Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan
anatomik mayor)
(ditambah dengan faktor-faktor “P” lainya : Psikologi, Penolong dan Posisi). Dengan
adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal
diharapkan dapat berlangsung.

His/Kontraksi Uterus
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang
tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus
minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi
uterus ke luar. His dapat terjadi sebagai akibat dari:
1. Kerja hormon oksitosin
2. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3. Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His dikatakan baik dan ideal apabila :
1. Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2. Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3. Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
4. Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5. Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut
otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif
dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan
terbuka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah:
1. Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus
hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri
2. Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi
rangsang nyeri.
3. Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau
eksitasi).
4. Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress

Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :


1. Amplitudo: intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat,
bagian kedua penurunan agak lambat.
2. Frekuensi: jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit)
3. Satuan his: unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
LO 3.2 Memahami dan Menjelaskan Pimpinan Persalinan

Pembagian fase/kala persalinan menurut WIknyosastro, dkk (1999 : 181) sebagai berikut:

1. Kala 1 Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)


2. Kala 2 Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
3. Kala 3 Pengeluaran plasenta (kala uri)
4. Kala 4 Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi

Periode tahap-tahap persalinan normal menurut Kampono dan M. Moegni (1999)


sebagai berikut :

Tabel 3.1. Periode Tahap-tahap Persalinan Normal

Tahap Persalinan Nullipara Multipara

Kala 1 – fase laten Kurang dari 20 jam Kurang dari 14 jam

Fase aktif 5 – 8 jam 2 – 5 jam

Pembukaan serviks Rata-rata 1,2 cm/jam Rata-rata 1,5 cm/jam

Kala 2 Kurang dari 2 jam Kurang dari 1 jam

Kala 3 Kurang dari 30 menit Kurang dari 30 menit

Proses Berlangsungnya Persalinan Normal

1. Persalinan Kala 1 : Fase Pematangan/Pembukaan Serviks


Persalinan kala 1 dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang
teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-
lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Persalinan kala 1 berakhir pada waktu
pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba
lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.

Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.


Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam.

Fase aktif terbagi atas :

1. Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.


2. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).

Peristiwa penting pada persalinan kala 1 :

1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika
terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida menurut
Wiknyosastro, dkk (1999 : 183) berbeda dengan pada multipara :

1. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan - pada
multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan.
2. Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) - pada multipara,
ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti garis lebar).
3. Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam)
karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan
waktu lebih lama

Tabel 3.2 His ssesungguhnya dan his palsu

His Sesunggunya His Palsu

1. Rasa sakit : 1. Rasa sakit :

- teratursemakin sering, berlangsung - tidak teratur dan tidak sering (kontraksi


selama 30-70 detik Braxton Hicks)

- Interval makin pendek - interval panjang

- semakin lama semakin kuat - kekuatan tetap

- dirasakan paling sakit di - dirasakan kuat di daerah

daerah punggung perut

- intensitas makin kuat kalau - tak ada perubahan walaupun

penderita berjalan. penderita berjalan

2. Keluar “show” 2. Tidak keluar “show”

3. Serviks membuka dan menipis. 3.Serviks tertutup dan tak ada


pembukaan.
2. Persalinan Kala 2 : Fase Pengeluaran Bayi
Persalinan kala 2 dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada
saat bayi telah lahir lengkap. His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput
ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.

Peristiwa penting pada persalinan kala 2 adalah :

1.
Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2.
Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4.
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai
sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir
(episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.

Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala :

1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas
panggul (sinklitismus) atau miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior/posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah
fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut
dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun
kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,
dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah
simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
Rekomendasi Pimpinan Persalinan Kala I dan II Normal pada Wanita tanpa Faktor Risiko
Anestetik, Medis atau Obstetris

1. Tanda vital ibu diperiksa sekurang-kurangnya setiap 4 jam.


2. Pemeriksaan vagina periodik menggunakan pelumas larut-air dan steril; hindari antiseptik
povidon-iodin dan heksaklorofen.
3. Diizinkan untuk minim cairan jernih, kadang-kadang potongan es batu, sedikit demi sedikit
dan memakai pelembab bibir. Hidrasi intravena diindikasikan bila persalinan memanjang.
4. Si ibu harus mempunyai pilihan untuk dapat berjalan-jalan selama persalinan kala I.
5. Pereda nyeri harus bergantung pada kebutuhan dan keinginan si ibu.
Skema 3.1 Proses Kala II

3. Persalinan Kala 3 : Fase Pengeluaran Plasenta


Persalinan kala 3 dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap dan berakhir dengan lahirnya
plasenta. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau
mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan
plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi
mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas
pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir (jika lepasnya plasenta terjadi
sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae - keadaan gawat darurat obstetrik).

4. Persalinan Kala 4 : Observasi Pasca Persalinan


Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi. Menurut Kampono dan M.
Moegni (1999) ada 7 (tujuh) pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
1. kontraksi uterus harus baik,
2. tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3. plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4. kandung kencing harus kosong,
5. luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6. resume keadaan umum bayi,
7. resume keadaan umum ibu.
Dua jam pertama setalah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya
baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan
bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.Petugas/bidan harus tinggal
bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan
mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.

Penanganan

1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20- 30 menit selama jam kedua.
Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi,
otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat
mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
2. Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit selama jam kedua.
3. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman
yang disukainya.
4. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
5. Biarkan ibu beristirahat – ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada posisi
yang nyaman.
6. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai permulaan
dengan menyusui bayinya.
7. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan
ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
8. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam
keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam
9. pascapersalinan.
10. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
a) bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
b) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

Nilai Apgar
Nilai Apgar adalah suatu cara praktis untuk menilai keadaan bayi baru lahir. Nilai Apgar
merupakan alat penyaring untuk menentukan pertolongan yang perlu segera diberikan kepada
bayi baru lahir.

Nilai Apgar ditentukan dengan menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna kulit
dan respon terhadap rangsangan (refleks); masing-masing diberi nilai 0, 1 atau 2:

1. Denyut jantung : dinilai dengan menggunakan stetoskop dan merupakan penilaian yang
paling penting.
- Jika tidak terdengar denyut jantung : 0
- Jika jantung berdenyut kurang dari 100 kali/menit :1
- Jika jantung berdenyut lebih dari 100 kali/menit : 2
2. Usaha untuk bernafas
- Jika tidak bernafas : 0
- Jika pernafasan lambat atau tidak teratur : 1
- Jika bayi menangis : 2
3. Ketegangan otot
- Jika otot lembek : 0
- Jika lengan atau tungkainya terlipat : 1
- Jika bayi bergerak aktif : 2
4. Refleks : dinilai dengan cara mencubit secara lembut dan perlahan
- Jika tidak timbul refleks : 0
- Jika wajahnya menyeringai : 1
- Jika bayi menyeringai dan terbatuk, bersin atau menangis keras : 2
5. Warna kulit
- Jika kulit bayi berwarna biru pucat : 0
- Jika kulit bayi berawarna pink dan lengan/tungkainya berwarna biru : 1
- Jika seluruh kulit bayi berwarna pink: 2.
Nilai Apgar 8-10 adalah normal, menunjukkan bahwa bayi berada dalam keadaan yang
baik. Nilai 10 sangat jarang ditemui, hampir semua bayi baru lahir kehilangan 1 nilai karena kaki
dan tangannya yang berwarna kebiruan. Nilai Apgar yang kurang dari 8 menunjukkan bahwa bayi
memerlukan bantuan untuk menstabilkan dirinya di lingkungan yang baru. Nilai Apgar 0-3
menunjukkan bahwa perlu segera dilakukan resusitasi.

Penilaian Apgar secara rutin dilakukan dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir dan
kemudian biasanya diulang 5 menit kemudian. Nilai Apgar 1 menit menunjukkan toleransi bayi
terhadap proses kelahirannya. Nilai Apgar 5 menit menujukkan adaptasi bayi terhadap
lingkungan barunya. Pada keadaan tertentu, penilaian Apgar bisa kembali dilakukan pada menit
ke 10, 15 dan 20. Jika pada menit ke 20 nilai Apgar masih tetap rendah, hal ini merupakan resiko
tinggi terjadinya kematian atau penyakit.

LI. 4. Memahami dan Menjelaskan Nutrisi pada Ibu Hamil


Trimester Pertama
Minggu 1 sampai minggu ke-4
Ibu: perlu mengonsumsi makanan berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori
yang bertambah 170 kalori. Tujuannya, agar tubuh menghasilkan cukup energi yang
diperlukan janin yang tengah terbentuk pesat. Konsumsi minimal 2000 kilo kalori per
hari. Penuhi melalui aneka sumber karbohidrat (nasi, mi, roti, sereal, dan pasta), lengkapi
sayuran, buah, daging-dagingan atau ikan-ikanan, susu dan produk olahannya.
Janin: Berbagai cikal bakal organ tubuhnya mulai terbentuk.
Minggu ke-5
Ibu: dilanda mual dan muntah, tapi perlu makan dalam porsi kecil tapi sering. Konsumsi
makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi per hari pada trimester 1, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi, buah 3 -
4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya 2 - 3 porsi, susu atau produk
olahannya 3 - 4 porsi, camilan 2 - 3 porsi.
Janin: Cikal bakal hati (liver) tampak di tubuhnya yang baru berukuran 1,25 mm.
Minggu ke-7
Ibu: perlu mengonsumsi aneka jenis makanan berkalsium tinggi untuk menunjang
pembentukan tulang rangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium
Anda 1000 miligram/hari. Didapat dari keju 3/4 cangkir, keju Parmesan atau Romano 1
ons, keju cheddar 1,5 ons, custard atau puding susu 1 cangkir, susu (full cream, skim) 8
ons, yoghurt 1 cangkir.
Janin: Cikal bakal kedua lengan tampak, bentuknya bak sirip ikan.
Minggu ke-9
Ibu: tak boleh lupa memenuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram per hari, diperoleh dari
hati, kacang kering, telur, brokoli, aneka produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk.
Konsumsi juga vitamin C untuk pembentukan jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi,
dan mencegah pre-eklampsia. Sumbernya: 1 cangkir stroberi (94 miligram), 1 cangkir jus
jeruk (82 miligram), 1 kiwi sedang (74 miligram), 1/2 cangkir brokoli (58 miligram).
Janin: Cikal bakal rongga mata terlihat sebagai 2 lekukkan di “bola” kepala. Kedua tunas
lengannya memanjang.
Minggu ke-10
Ibu: Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi pembentukan
otak janin, diitambah kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru. Sumber kolin;
susu, telur, kacang-kacangan, daging sapi dan roti gandum. Sumber DHA: ikan, kuning
telur, produk unggas, daging, dan minyak kanola.
Janin: Bentuk tubuhnya mirip “manusia” hanya sangat kecil.
Minggu ke-12
Ibu: Sejumlah vitamin yang harus ibu penuhi kebutuhannya adalah vitamin A, B1, B2,
B3, dan B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh-kembang, vitamin B12 untuk
membentuk sel darah baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk
pembentukan tulang dan gigi, vitamin E untuk metabolisme. Jangan lupa konsumsi zat
besi, karena volume darah Anda akan meningkat 50%. Zat besi berguna untuk
memroduksi sel darah merah. Apalagi jantung janin siap berdenyut!
Janin: Jantungnya berdenyut

Trimester Kedua
Minggu ke-13
Ibu: Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga terdapat di teh, kola dan
cokelat) berisiko mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin yang mulai
berkembang.
Janin: Perkembangan organ tubuhnya mengalami percepatan.
Minggu ke-14
Ibu: Anda perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi yang
dibutuhkan untuk tumbuh-kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir nasi atau
penggantinya. Juga perlu lebih banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi sedang.
Janin: Cikal bakal telinga terbentuk, begitu juga telinga luar dan daun telinga.
Minggu ke-17
Ibu: Jangan lupa makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi
kebutuhan cairan tubuh yang meningkat. Pastikan minum 6-8 gelas air setiap hari. Selain
itu, konsumsi sumber zat besi (ayam, daging, kuning telur, buah kering, bayam) dan
vitamin C untuk mengoptimal pembentukan sel darah merah baru, karena jantung dan
sistem peredaran darah janin sedang berkembang.
Ibu & Janin: Jantung dan sistem peredaran darah berkembang pesat
Minggu ke-24
Ibu: Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki bengkak
akibat menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan di luar, pilih yang bersih, tidak
hanya kaya karbohidrat tapi bergizi lengkap, tidak berkadar garam dan lemak tinggi
(misal, gorengan dan junk food). Bila mungkin pilih yang kaya serat.
Janin: Pankreas mempersiapkan diri untuk bekerja membantu fungsi sistem pencernaan
Minggu ke-28
Ibu: Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3
bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksidan harus
dipenuhi pula. Pilihannya, bayam dan buah kering.
Janin: Retina atau selaput pelangi bola matanya terbentuk. Begitu juga bakal bulu mata
dan alis

Trimester Ketiga
Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang
persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi. Berikut ini sederet zat gizi yang
sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa
mengabaikan zat gizi lainnya:
 Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal),
dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan
terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap
hari adalah sekitar 285-300 kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan
menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga
berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari
sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-
padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu.
Sementara untuk lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging
berlemak, alpukat dan minyak nabati.
 Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh
yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat,
lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin
berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan
pesan.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari.
Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
 Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol
setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya
proses perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan
tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan
sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium
ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175
mikrogram perhari

 Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3)


Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem
pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2
miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram
perhari. Ketiga vitamin B ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan,
hati dan telur.

 Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari
cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh,
melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan
volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari
sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih
sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan
buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi
minuman bergula seperti sirop dan softdrink

Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil


Kategori Berat (BMI) Total Kenaikan BB (Kg) Penambahan BB
TM I (Kg) TM II (Kg)
Normal ( BMI 19,8-26) 12,5 – 13 2,3 0,49
Kurus ( BMI < 19,8 ) 11,5 – 16 1,6 0,44
Lebih 7 – 11, 6 0,9 0,3
Obesitas ( BMI > 29 ) 6

Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)


Status Tanda
Keadaan umum Responsive, gesit
Berat badan Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh
Postur Tegak, tungkai dan lengan lurus
Otot Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit
Saraf Perhatian baik, tidak mudah tersinggung,
refleks normal, mental stabil
Pencernaan Nafsu makan baik
Jantung Detak dan irama normal, tekanan darah
normal sesuai usia
Vitalitas umum Ketahanan baik, energik, cukup tidur, penuh
semangat
Rambut Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit
kepala normal
Kulit Licin, cukup lembab, warna segar
Muka dan leher Warna sama, licin, tampak sehat, segar
Bibir Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak
bengkak
Mulut Tidak ada luka dan selaput merah
Gusi Merah normal, tidak ada perdarahan
Lidah Merah normal, licin, tidak ada luka
Gigi geligi Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat,
lurus dagu normal, bersih dan tidak ada
perdarahan
Mata Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak
ada perdarahan
Kelenjar Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak
ada perdarahan
Kuku Keras dan kemerahan
Tungkai Kaki tidak bengkak, normal

Penilaian nutrisi
IMT Prahamil Anjuran peningkatan BB total
Underweight (IMT < 19,8) 12,5 – 18 kg
Normal (IMT 19,8 – 26 ) 11,5 – 16 kg
Overweight (IMT 26 - 29) 7 -11,5 kg
Obesitas (IMT > 29) 6 kg

Peningkatan Berat Badan


American College Of Obstetricians and Gynecologist menyarankan peningkatan berat
badan sebesar 11,5-16 kg pada kehamilan tunggal. Wanita hamil obese atau yang
kenaikan berat badannya selama kehamilan sangat besar, memiliki resiko melahirkan
janin makrosomik ; wanita hamil yang berat badannya kurang atau kenaikan berat
badannya selama kehamilan sangat kurang, memiliki resiko untuk melahirkan janin SGA
(Small for Gestational Age). Komponen berat badan ibu :
 Janin = 3500 gram
 Plasenta-cairan amnion dan uterus = 650 – 900 gram
 Cairan interstisiil dan darah = masing-masing sebesar 1200 – 1800 gram
 Payudara = 400 gram
 Lemak ibu = 1640 gram
Kebutuhan Nutrisi

Protein
 Kebutuhan protein pada paruh kedua kehamilan 1 gram/Kg + 20 gram perhari (total
kebutuhan perhati ± 80 gram)
 Protein terutama diperlukan untuk pertumbuhan janin

Kalsium
 Asupan kalsium pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan masa laktasi ditambah
sebesar 1,5 gram perhari.
 Kekurangan kalsium akan menyebabkan demineralisasi tulang ibu.
Zat besi
 Pada wanita hamil dan laktasi disarankan penambahan asupan zat besi sebesar 30-
60 mg perhari.
 Selama kehamilan, diperkirakan 300-500 mg zat besi yang diberikan pada janin.
Vitamin dan Mineral
 Preparat Vitamin dan Mineral diberikan bukan sebagai pengganti asupan makanan
yang normal.
 Asam folat berguna untuk mengurangi kejadian NTD’s dan diberikan dengan dosis
4 mg perhari pada ibu dengan riwayat melahirkan anak dengan NTD’s 3 bulan
sebelum kehamilan dan dilanjutkan sampai sekurang-kurangnya kehamilan 12
minggu.
 Pada kehamilan normal, asam folat diberikan dengan dosis 0,4 mg perhari
 Pada pasien vegetarian dan penderita anemia megaloblastik diperlukan suplemen
Vitamin B12.

Diet Rendah Garam


 Makanan yang mengandung sedikit natrium tidak membahayakan kehamilan.
 Diet rendah garam merupakan hal yang harus dihindari oleh karena dapat
membahayakan ibu hamil.
 Tidak ada bukti bahwa kenaikan berat badan yang terlalu cepat pada preeklampsia
dapat dikendalikan dengan diet rendah garam.

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada
ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara
lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit
dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan,
serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat (Poedji Rochjati).
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan
berat badan lahir rendah (Nelson, 2000).
Jika mengalami:
a. Morning Sickness: Makan biskuit, sereal, atau pretzel sebelum bangun tidur; makan
dengan jumlah kecil, frekuensi sering sepanjang hari; menghindari lemak, goreng,
pedas, dan makanan berminyak.
b. Sembelit: Makan buah dan sayuran segar, minum 6 sampai 8 gelas air sehari.
c. Diare: Makan lebih banyak makanan yang mengandung pektin dan gum (dua jenis
serat makanan) untuk membantu menyerap kelebihan air. Contoh makanan tersebut
adalah saus apel, pisang, nasi putih, oatmeal, dan roti gandum halus.
d. Mulas: makan dengan jumlah kecil, frekuensi sering sepanjang hari; coba minum susu
sebelum makan; dan membatasi makanan dan minuman berkafein, minuman sitrat,
dan makanan pedas.

LI 5. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Tentang Puasa Pada Ibu


Hamil
Hamil dan menyusui adalah dua kondisi berat yang dialami hampir semua wanita.
Dalam hal inilah kewajiban berpuasa bagi wanita hamil dan menyusui agak
berbeda dari kaum muslimin pada umumnya. Kesukaran yang mereka hadapi
diibaratkan orang yang sakit ditengah ketidakberdayaanya melawan penyakit.
Sebab itu, wanita hamil dan menyusui diberikan keringanan (rukhshah) untuk
tidak berpuasa.

‫ﻓﻣﻦﺍ ﻜﺍﻦ ﻣﻧﻜﻡ ﻣﺭﻴﺿﺍﺍﻮﻋﻠﻲ ﺳﻓﺮﻓﻌﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻴﺍﻡ ﺍﺧﺮﻮﺍﻠﺬﻴﻦ ﻴﻂﻴﻗﻮﺬﻪ ﻂﻌﺍﻡ ﻣﺴﻛﻴﻦ‬
”Diwajibkan bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa) untuk membayar fidyah, yaitu dengan memberi makan
seorang miskin.” (QS. Al- Baqarah : 184).
Sedang hadist Nabi SAW, ”Sesungguhnya Allah telah memaafkan setengah
nilai shalat dari para musafir serta memberikan kemurahan bagi wanita hamil
dan menyusui. Demi Allah. Rasulullah telah mengatakan keduanya, salah satu
atau keduanya.” (HR. Nasai dan Tirmidzi).

Hukumnya kembali ke asal, yakni wajib. Sepanjang mereka tidak merasa


berat, yakin sanggup menjalani serta tidak sampai membahayakan kondisi
kesehatan diri dan janinnya.
Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, yang secara garis besar terbagi
menjadi empat pandangan :
Keduanya (wanita hamil maupun menyusui) harus mengganti puasa dan
tidak perlu membayar fidyah. Ini adalah pendapat Mazhab Hanafi , Abu Tsaur
dan Abu Ubaid. Dalilnya adalah mengqiyaskan wanita hamildan menyusui
dengan orang sakit. Orang sakit boleh tidak puasa, dan harus meng-qadha
(mengganti) di hari lain, sebagaimana jelas dalam Al- Qur’an surah Al- Baqarah
ayat 184 dan 185. Pendapat ini disokong oleh ulama asal Mekkah, Syekh
Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin. Menurutnya penjelasan tentang membayar
fidayah bagi yang meningglakan puasa karena uzur tidak ada dalam Al- Qur’an
maupun Sunnah (Hadist).
Bila dia hanya khawatir akan dirinya saja, maka dia harus meng-qadha,
tapi bila mengkhawatirkan pula keselamatan bayinya kalau berpuasa, maka dia
harus meng-qadha plus membayar fidyah.

You might also like