You are on page 1of 15

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Definisi
Mulut merupakan tempat yang ideal untuk tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme karena mulut memiliki kelembaban serta memiliki asupan
makanan yang teratur. Mikroba mulut adalah ragam mikroorganisme yang ada
dan terdapat di dalam mulut. Rongga mulut merupakan tempat yang rentan dan
sering mengalami infeksi atau peradangan di dalam tubuh karena merupakan
pintu masuk utama agen yang berbahaya seperti mikroorganisme dan agen
karsinogenik. Hal tersebut menyebabkan berbagai penyakit rongga mulut
bersarang di dalamnya (Ramadhan, 2010).

B. Alat Instrumen
1. Tang Ekstraksi
Instrument ini digunakan untuk mengeluarkan gigi dari tulang
alveolar. Instrument ini didesain dalam berbagai macam gaya dan bentuk
untuk beradaptasi pada berbagai macam gigi saat digunakan.
A. Komponen

Komponen dasar dari tang ekstraksi adalah:


1) Gagang
cara genggam yang berbeda, tergantung pada posisi gigi yang akan
dicabut. Tang untuk maksila digenggam dengan telapak tangan berada
di bawah tang sehingga paruh diarahkan menuju superior. Tang yang
digunakan untuk geligi mandibula digenggam dengan telapak tangan
berada di atas tang sehingga paruh ditujukan ke bawah menuju gigi.

2) Engsel
mekanisme untuk menghubungkan gagang dengan paruh. Terdapat
satu perbedaan style yang jelas pada tang: tang tipe Amerika yang
biasa adalah engsel berada pada arah horizontal dan penggunaannya
sesuai dengan yang telah dijelaskan. Sedangkan tang Inggris lebih
memilih engsel vertical dan tangan menggenggam dalam arah
vertical.
3) Paruh
didesain untuk beradaptasi dengan akar gigi pada hubungan antara
mahkota dengan akar. Untuk itu, paruh yang berbeda-beda didesain
untuk gigi berakar satu, gigi berakar dua, dan gigi berakar tiga. Paruh
dari tang membelok sehingga dapat ditempatkan sejajar dengan sumbu
panjang gigi, dengan gagang pada posisi yang nyaman. Paruh dari tang
mandibula tegak lurus dengan gagang, sehingga operator dapaat
mencapai gigi rahang bawah dan mempertahankan posisi yang
nyaman dan terkontrol.
Beberapa tang memiliki ukuran yang sempit, karena kegunaan
utamanya adalah untuk mencabut gigi dengan ukuran kecil, contohnya
incisivus. Tang lainnya berukuran lebih lebar, karena di desain untuk
mencabut gigi yang lebih besar, contohnya gigi molar.
B. Tang Maksila
Pencabutan gigi maksila membutuhkan instrument yang didesain
untuk gigi berakar satu dan gigi berakar tiga. Gigi incisivus, caninus,
dan premolar rahang atas dianggap sebagai gigi berakar satu.

1) Gigi maksila berakar satu, gunakan tang universal maksila,


biasanya no. 150.

terlihat sedikit melengkung bila dilihat dari samping dan terlihat lurus
ketika dilihat dari atas. Paruh dari tang melengkung dan bertemu
hanya pada bagian ujungnya. Tang no. 150 yang sedikit melengkung
mempermudah operator mencapai tidak hanya incisivus tetapi juga
premolar. Sebagai tambahan terhadap tang no.150, tang lurus juga
tersedia. Tang no. 1, yang dapat digunakan untuk gigi incisivus dan
caninus maksila, lebih mudah digunakan daripada tang no. 150 untuk
incisivus.
2) Gigi molar maksila merupakan gigi berakar tiga dengan satu
akar palatal dan bifurkasi bukal, gunakan tang no. 53 kanan dan kiri.
Oleh karena itu tang yang dapat beradaptasi dengan molar maksila
harus memiliki permukaan yang halus dan cekung untuk akar palatal
dan paruh dengan desain pointed yang akan sesuai dengan bifurkasi
bukal pada paruh bukal. Sehingga tang molar ada sepasang: kiri dan
kanan

3) Variasi desain terdapat pada tang no. 88 kanan dan kiri, yang
memiliki bentuk paruh yang lebih panjang, menonjol, dan pointed.
Tang ini dekenal sebagai tang upper cowhorn. Berguna untuk
molar maksila yang mahkotanya sudah mengalami kerusakan yang
parah.
Tang no.88
4) molar kedua dan ketiga maksila hanya memiliki satu akar yang
berbentuk kerucut. Pada situasi ini, tang dengan paruh yang halus
dan lebar yang offset dari gagangnya dapat berguna. Tang no.
210S menunjukkan desain ini.

C. Tang Mandibula
Ekstraksi pada gigi mandibula membutuhkan tang yang dapat
digunakan untuk gigi berakar satu untuk incisivus, caninus, dan premolar, dan
juga gigi berakar dua untuk molar.
1) gigi berakar satu, gunakan tang universal rahang bawah, atau tang
no. 151
Memiliki gagang mirip tang no. 150, tetapi paruhnya menuju ke
bawah untuk gigi mandibula. Paruhnya halus dan sempit dan bertemu
hanya pada ujungnya. Sehingga paruh dapat beradaptassi dengan
cervical line dari gigi dan mencengkram akar.
tang no 151
2) English style dari tang berengsel-vertikal terkadang digunakan
untuk gigi berakar satu di mandibula. Kekuatan yang besar dapat
dihasilkan dengan tang ini, jika tidak digunakan dengan hati-hati
insidensi terjadinya fraktur akar tinggi dengan menggunakan
instrument ini. Oleh karena itu tang ini jarang digunakan.
3) Molar mandibula, gigi berakar dua, gunakan tang no. 17
Karena bifurkasi terdapat pada kedua sisi lingual dan bukal, hanya
satu macam tang molar yang dibutuhkan untuk kanan dan kiri.

tang no. 17
Tang ini biasanya memiliki gagang yang lurus, dan paruhnya
mengarah secara oblik ke bawah. Paruh memiliki ujung bilateral
tajam pada pusatnya untuk beradaptasi ke dalam bifurkasi dari gigi
molar
4) gigi molar, dengan akar yang bergabung membentuk akar kerucut
tang no. 222 dapat digunakan. Mirip dengan desain tang no. 17,
tetapi paruhnya lebih pendek dan tidak memiliki ujung yang tajam.
Gigi yang paling sering menggunakan tang no.222 adalah molar
ketiga mandibula yang telah erupsi.
Tang no. 222

5) Variasi desain utama dari tang molar mandibula adalah no. 23,
yang juga disebut tang cowhorn. Instrument ini didesain dengan
dua paruh yang tajam dan berat yang akan masuk ke dalam
bifurkasi dari molar rahang bawah.

tang no.23 Cowhorn


6) Upper universal dapat digunakan untuk ekstraksi gigi rahang atas
dan bayonet rahang atas mungkin diperlukan untuk ekstraksi untuk
gigi yang kecil atau sisa akar.
7) Untuk gigi sulung rahang bawah, kita memilih menggunakan tang
tipe Ash yang kurang besar daripada kebanyakan untuk
mengurangi ketidaknyamanan pada pasien muda. Tang ash
anterior secara relatif mempunyai paruh yang sempit yang sangat
cocok untuk akar yang kecil pada gigi sulung caninus dan
incisivus. Sementara itu tang ash molar memiliki suatu tonjolan
pada paruh untuk menarik bifurkasi molar gigi sulung rahang
bawah, tapi tidak akan memasuki area bifurkasi yang lebih jauh
yang dapat melukai bicuspid gigi permanen di bawahnya.
8) tang lower universal dan tang lower cowhorn untuk ekstraksi
bicuspid gigi permanan rahang bawah dan juga molar. Tang upper
dan lower universal seperti pada lower cowhorn juga tersedia
untuk ukuran anak-anak.
9) Dental elevator tersedia dalam banyak pilihan. Dasar peralatan
untuk operator adalah straight bladed elevator dan crane pic.

2. Dental Elevator
Instrument ini digunakan untuk meluksasi gigi (melonggarkan) dari
tulang di sekelilingnya. Dengan meluksasikan gigi sebelum penggunaan tang
dapat meminimalisir insidensi dari patahnya akar atau gigi dan juga
memfasilitasi pengangkatan patahan akar jika terjadi, karena akar yang
tertinggal sudah longgar dalam soket gigi. Sebagai tambahan dalam perannya
untuk melonggarkan gigi dari tulang diisekitarnya, dental elevator juga
digunakan untuk melebarkan tulang alveolar. Dengan memperluas lempeng
tulang bucocortical, operator memfasilitasi pengangkatan gigi yang memiliki
jalur pengangkatan yang terbatas. Elevator didesain dengan bentuk yang
spesifik untuk memfasilitasi pengambilan akar dari soketnya.
A. Komponen
Tiga komponen utama dari elevator adalah pegangan (handle), shank,
mata pisau (blade). Pegangan ini memiliki ukuran yang bermacam-macam,
terdapat juga bentuk cross-bar atau T-shaped. Penggunaannya harus hati-hati
agar tidak menghasilkan tenaga yang berlebih. Shank menghubungkan gagang
dengan blade, secara umum memiliki ukuran yang cukup besar dan kuat
untuk mentransmisikan gaya dari gagang menuju blade. Blade merupakan
ujung yang bekerja untuk mentransmisikan gaya ke gigi, tulang, atau
keduanya.
B. Tipe
Tiga tipe dasar dari elevator adalah (1) tipe lurus atau gouge type
(mencungkil); (2) tipe triangle atau pennant-shape type; (3) pick-type.
Tipe lurus merupakan elevator yang paling sering digunakan untuk
meluksasi gigi, mata pisaunya memiliki permukaan yang cekung pada satu
sisi. Elevator lurus berukuran kecil, no. 301, seringkali digunakan untuk
meluksasi gigi yang sudah erupsi. Elevator lurus yang lebih besar digunakan
untuk memindahkan akar dari soketnya dan juga digunakan untuk meluksasi
gigi yang memiliki ruang yang lebar (ukuran: No. 34S, no. 46 dan no. 77R).

A. Straight elevator, B&C. Mata pisau dari straight elevator yang


konkaf
Elevator kedua yang paling banyak digunakan adalah elevator
triangular atau pennent-shape. Elevator triangular berguna ketika patahan akar
gigi tertinggal dalam soket. Contohnya adalah ketika molar pertama
mandibula mengalami fraktur dan meninggalkan akar distal dalam soket tetapi
akar mesial ikut lepas bersama mahkota, Ujung dari elevator triangular
ditempatkan dalam soket, dengan bagian shank bersandar pada lempeng
tulang bagian bukal. Kemudian diputar dengan tipe rotasi wheel-and-axle,
dengan ujung elevator yang tajam meengikat sementum dari akar distal yang
tersisa; kemudian elevator diputar dan akar dikeluarkan. Elevator triangular
memiliki banyak tipe dan angulasi, tetapi tipe yang paling sering digunakan
adalah Cryer.

Elevator tipe ketiga yang jarang digunakan adalah pick-type. Elevator tipe ini
digunakan untuk memindahkan akar. Elevator pick-type yang berat adalah
Crane pick. Biasanya dibutuhkan pengeboran untuk membuat lubang, kira-
kira dengan kedalaman 3mm menuju akar. Ujung dari elevator pick
dimasukkan ke dalam lubang, dengan lempeng tulang bukal dianggap sebagai
titik

tumpu, akar diangkat dari soket gigi


Tipe kedua dari pick adalah root tip pick, atau elevator apeks. Elevator
apeks adalah instrument yang sulit karena digunakan untuk mengeluarkan
ujung akar yang kecil dari soketnya. Ditekankan bahwa instrument ini
merupakan instrument yang tipis dan tidak dapat digunakan sebagai elevator
tipe wheel-and-axle atau pengungkit seperti elevator Cryer atau Crane pick.

3. Rongeur forcep
Memiliki pegas diantara pegangannya sehingga ketika tekanan tangan
dilepaskan, instrumen akan terbuka. Terdiri dari side-cutting forceps, side-
cutting and end-cutting forceps.

4. Blumenthal rongeurs
Memiliki kedua ujung side-cutting and end-cutting. Tang ini tidak boleh
digunakan untuk mengambil gigi karena dapat menumpulkan dan merusaknya
5. Surgical chisel dan mallet
Tulang biasanya diambil dengan monobevel chisel, dan gigi biasanya dipotong
dengan bibeveled chisel. Penting untuk menajamkan dan sterilkan chisel
sebelum digunakan untuk pasien selanjutnya.

6. Bone file
Digunakan untuk menghaluskan permukaan tulang sebelum menutup kembali
flap mukoperiosteal. Hindari menekan bone file ini karena akan menyebabkan
kerusakan pada tulangnya.

7. Bur dan Handpiece


Digunakan handpiece high-speed dengan carbide bur fissure no.557 atau
no.703 atau bur bundar no.8 untuk mengambil tulang kortikal. Untuk
mengangkat tulang yang besar seperti pengurangan torus, digunakan bur
akrilik. Handpiece harus di strelilisasi di dalam autoclave, dan tidak boleh
membuang udara ke daera operatif seperti bor dental.

8. Mallet dan Chisel (Palu dan Pahat)


Fungsinya :
1. Untuk membuang tulang
2. Untuk memecahkan gigi
Bahaya penggunaan alat :
- Dapat menyebabkan patahnya tulang rahang kl tak terkontrol
- Bila mengenai jaringan lunak menyebabkan laserasi
- Dapat mengenai sinus maksilaris
- Dapat merusak canalis mandibularis
Pahat/Chisel :
Single bevel : untuk membuang tulang
Double bevel : untuk memecahkan gigi

9. Curret (kuret)

Alat ini berbentuk sendok kecil yang mempunyai pinggiran tajam


Macam-macam curret :
1. Berbentuk single ended
2. Berbentuk double ended
Indikasi penggunaan curret :
(1) Sebagai explorer
(2) Utk membuang partikel gigi yg tdpt dlm socket stlh ekstr
(3) Utk eksterpasi kista/granulom
(4) Utk membuang jar/sekuester tlg dlm socket
C. Pengelolaan Oral Surgical Instrument Pasca Operasi
a. Petugas kamar operasi
1. Hitung instrument kotor dan catat dalam check list sesuai prosedur
2. Masukkan instrument ke dalam bak khusus instrument pasca pakai
3. Tambahkan larutan desinfektan (chlorine 0,5%) untuk dekontaminasi
4. Tutup bak dengan rapat dan pasang check list pada tutup bak
5. Check tanda tangan dan nama terang pada check list yang telah diisi
6. Perhatikan ”Jangan membiarkan instrument terendam dalam larutan
desinfektans (chlorine 0,5%) lebih dari 10 menit
b. Prosedur timbang terima instrumen
1. Check bak instrumen dari setiap kamar operasi apakah check list ada
tidak
2. Periksa apakah check list lengkap ada tanda tangan dan nama terang
3. Bila check list tidak ada/tidak lengkap tanyakan segera ke petugas OK
yang bersangkutan
4. Hitung instrument bersih dan instrument paska pakai sesuaikan dengan
check list bila ada ketidakcocokan segera dikonfirmasikan ke petugas
OK yang bersangkutan
5. Atur dengan rapi sesuai ditempat yang telah disediakan
c. Prosedur pengiriman instrumen paska pakai ke sentral sterilisasi
1. Petugas sentral sterilisasi
2. Bawa troli bak instrumen paska ke sentral sterilisasi
3. Jaga jangan sampai bak instrumen jatuh atau tumpah selama perjalanan
4. Kirim kembali alat instrumen yang telah steril dan siap pakai
d. Prosedur timbang terima instrumen steril siap pakai
1. Hitung set steril bersama
2. Tulis dalam buku timbang terima yang telah disediakan
3. Tanda tangani buku timbang terima oleh petugas pengirim dan penerima
4. Atur set alat steril dengan rapi sesuai tempat yang telah disediakan

You might also like