Professional Documents
Culture Documents
Identitas Klien
Nama : Tn. K
Usia : 59 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : islam
Alamat : Kelapa Dua
Tanggal Masuk : 22/02/2019
No, MR : 0054095
Diagnosa Medis : Penkes ec Ensefalitis
Alasan Masuk :
Pasien datang ke IGD pada tanggal 22/02/2019 dengan keluhan keluarga mengatakan
pasien jatuh tiba-tiba saat sedang sholat, kelurga pasien mengatakan sebelumnya pasien
mengeluh lemas, mual, serta muntah, pasien di pindahkan diruang rawat Seruni pada tanggal
22/02/2019 jam 02.00, pada saat di rawat di ruang Seruni pasien tidak menunjukan
peningkatan kesadaran, lalu pada tanggal 28/02/2019 pasien dipindahkan ke ruang ICU.
PENGKAJIAN PRIMER
Intervensi :
- Auskultasi suara nafas
- Berikan inhalasi
- Lakukan suction
- Lakukan fisioterapi dada
- Monitor saturasi oksigen pasien
Implementasi :
- Mengauskultasi suara nafas pasien
h/ suara nafas pasien ronchi
- Mengkolaborasi pemberian inhalasi
- h/ klien diberikan inhalasi dengan ventolin 2,5mg,
- Melakukan suction
h/ klien dberikan suction dengan prinsip 3A
Aseptik, Ansianotik, Atraumatik, sputum pada
ETT terlihat bersih, suara gargling pada pasien
tidak terdengar
- Memonitor saturasi oksigen pasien
h/ saturasi oksigen pasien 100%, frekuensi nafas
passion 26x/m
Evaluasi :
S:-
O:
- Sputum pada ETT klien terlihat bersih
- Suara gargling pada klien tidak terdengar
- Frekuensi nafas pasien 25x/m
- Saura paru pasien ronchi
A : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Auskultasi suara nafas pasien
- Berikan inhalasi
- Lakukan suction
- Monitor saturasi oksigen pasien
Breathing DX : Ketidakefektifan Pola Nafas
DS : -
DO Kriteria hasil :
- Pasien tidak bernafas secara Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 4 jam
spontan di harapkan dengan ketidakefektipan pola nafas dapat
- Pasien terpasang ventilator teratasi dengan kriteria hasil :
dengan jenis ven SIMV Status pernafasan
PEEP 5, Res Rate 12, Tidal - Frekuensi pernafasan dalam batas normal
volume 350, FiO2 40%, - Kepatenan jalan nafas
SaO2 99% - Irama nafas regular
- Pasien terlihat menggunakan - Tidak menggunakan otot bantu pernafasan
otot bantu pernafasan
- Pola nafas pasien ireguler Intervensi :
cepat dan dangkal - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- RR : 30 x/m - Monitor ventilator perjam
- Monitor respirasi dan status oksigen
- Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan
- Monitor tanda - tanda vital perjam
- Observasi sianosis khususnya membran mukosa
Implementasi :
- Memposisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
h/ posisi pasien semi fowler dengan kaki sedikit
dinaikan
- Memonitor ventilator
h/ Jenis VEN SIMV, PEEP 5, Res Rate 12, tidal
volume 350, FiO2 40%, SaO2 100%
- Memonitor respirasi dan status oksigen
h/ pola nafas pasien cepat dan dangkal, irama
nafas pasien ireguler, saturasi oksigen pasien
100%
- Mencatat pergerakan dada, amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan
h/ pengembangan dada pasien terlihat simetris,
pasien terlihat menggunakan otot bantu pernafasan
- Memonitor tanda - tanda vital
- h/ TD : 107/68 mmHg
HR : 82 x/m
S : 36°C
- Mengobservasi sianosis khususnya membran
mukosa
h/ terdapat sianosis pada bagian ekstermitas bawah
pasien, dan pada mukosa bibir pasien
Evaluasi :
S:-
O:
- Jenis VEN SIMV, PEEP 5, Res Rate 12, tidal
volume 350, FiO2 40%, SaO2 100%
- pola nafas pasien cepat dan dangkal
- irama nafas pasien ireguler
- saturasi oksigen pasien 100%
- pengembangan dada pasien terlihat simetris
- pasien terlihat menggunakan otot bantu pernafasan
- terdapat sianosis pada bagian ekstermitas bawah
pasien, dan pada mukosa bibir pasien
- TD : 107/68 mmHg
HR : 82 x/m
S : 36C
A : Ketidakefektifan Pola Nafas teratasi sebagian
P:
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Monitor ventilator perjam
- Monitor respirasi dan status oksigen
- Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan
- Monitor tanda - tanda vital perjam
- Observasi sianosis khususnya membran mukosa
Implementasi :
- Memonitor tanda-tanda vital
h/ TD : 112/70 mmHg
HR : 79 x/m
RR : 21 x/m
S : 36°5C
- mengkolaborasi pemberian cairan
h/ pasien diberikan NaCl 0,9% per 24 jam dengan
rate 21
- Memonitor hasil laboratrium yang relevan dengan
keseimbangan cairan
h/ hasil laboratorium tanggal 11/02/2019
albumin 2,5, ureum 240, creatinin 4,2
- Memonitor pencatatan intake dan output
h/ pada jam 01.15
intake 81,9 cc output 250 cc
BC : -168,1 cc BD : 1,6 cc/KgBB/Jam
Jam 12.00
Intake 580,7 cc output 500cc
BC : +80,7cc BD : 1,4 cc/KgBB/Jam
Evaluasi :
S:-
O:
- Hasil TTV
TD : 116/50 mmHg
HR : 80 x/m
RR : 17x/m
S : 36°5C
- albumin 2,5
- ureum 240
- creatinin 4,2
- Intake 580,7 cc output 500cc
BC : +80,7cc BD : 1,4 cc/KgBB/Jam
A : Ketidakefektian perfusi jaringan perifer teratasi
sebagian
P :Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda vital
- Kolaborasi pemberian cairan
- Monitor hasil laboratrium yang relevan dengan
keseimbangan cairan
- Monitor pencatatan intake dan output
Pasien datang ke IGD pada tanggal 22/02/2019 dengan keluhan keluarga mengatakan
pasien jatuh tiba-tiba saat sedang sholat, kelurga pasien mengatakan sebelumnya pasien
mengeluh lemas, mual, serta muntah, pasien di pindahkan diruang rawat Seruni pada tanggal
22/02/2019 jam 02.00, pada saat di rawat di ruang Seruni pasien tidak menunjukan peningkatan
kesadaran, lalu pada tanggal 28/02/2019 pasien dipindahkan ke ruang ICU.
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Kepala Mata
Rambut pasien terdistrubusi merata, warna Mata pasien terlihat simetris, tidak terlihat
rambut pasien hitam, terdapat uban, tidak adanya lesi, tidak ada edema palpebra, tidak
terdapat lesi, tidak terdapat pembesaran pada terdapat kantung mata, konjungtiva pasien
kepala pasien anemis, besar pupil pasien kanan 2 kiri 2,
refleks pupil pasien kanan + kiri +, skelera
pasien anikterik
Leher Telinga
Tidak terdapat lesi, tidak ada pembesaran Bentuk daun telinga simetris, tidak ada lesi,
kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar tidak terlihat keluaran serumen atau cairan
getah bening
Thoraks Hidung
Pasien tidak dapat bernafas secara spontan, Hidung pasien terlihat simetris, tidak ada lesi
pasien terlihat bernafas menggunakan otot pada hidung pasien, terdengar suara gargling,
bantu pernafasan, tidak terdapat lesi, terdapat concha nasal dan tidak ada kelainan,
pengembangan dada pasien simetris, suara tidak ada sinusitis, tidak ada epitaksis, pasien
paru saat diperkusi terdengar resonan dan terpasang selan NGT pada hidung sebelaah
suara jantung dullness, saat diauskultasi suara kiri, pasien terlihat bernafas menggunkan
paru terdengar ronchi, dan terdengar suara cuping hidung, pola nafas pasien terlihat
jantung tambahan S3 cepat dan dangkal
Abdomen Mulut
Tidak terdapat lesi, tidak terdapat asites, tidak Membrane mukosa pasien pucat dan kering,
terdapat spider naepi, bising usus pasien 7x/m, terdapat lesi pada mukosa bibir pasien, pasien
terpasang ETT, lidah pasien tidak menutupi
jalan nafas
Intervensi Keperawatan
Monitor pernafasan
- Monitor kecepatan,
irama, kedalaman
pernafasan
- Kaji pergerakan dada
dan retraksi dinding
dada
- Kaji pola pernafasan,
No Dx Kep NOC NIC
enggunaan otot bantu
pernafasan
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Manajemen status surkulasi
Perfusi Jaringan keperawatan selama ± 4 jam di - Batasi gerakan pada kepala,
Sereberal harapkan perfusi jaringan perifer leher, dan punggung
efektif dibuktikan dengan kriteria - Atur posisi pasien untuk
hasil : meencegah terjadinya
Tissue Perfusion : Sereberal obstruksi vena
- Tekanan darah sistol dan diatol - Monitor status
dalam batas yang diharapkan hemodinamika
- Tingkat kesadaran meningkat - Kaji, observasi, evaluasi
- Pupil isokor tanda-tanda penurunan
- Pupil Reflex cahaya perfusi serebral: gangguan
mental, pingsan, reaksi pupil,
dan besar pupil
- Monitor Vital Sign serta
tingkat kesadaran
- Monitor tanda-tanda TIK
- Monitor status neurologis
denggan GCS
- Berikan cairan IV
- Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian manitol
dan lasix
4 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan
Perfusi Jaringan keperawatan selama ± 4 jam di - Monitor status hidrasi
Perifer harapkan perfusi jaringan perifer (membrane mukosa,
efektif dibuktikan dengan kriteria denyut nadi)
hasil : - Monitor tanda-tanda
- CRT <2 detik vital
No Dx Kep NOC NIC
- Akral hangat - Monitr status
- Denyut nadi teraba kuat hemodinamik
- Sianosi berkurang - Monitor intake output
- Kolaborasi pemberian
cairan
- Monitor hasil
laboratrium yang
relevan dengan
keseimbangan cairan
Catatan Perkembangan
No Hari/Tang
Implementasi Keperawatan Evaluasi
Dx gal/Jam
1. Kamis S:-
07/03/2019 O:
- Tidak terdengar suara
21.00 - Merubah posisi pasien gargling
h/ posisi pasien semi fowler - suara paru terdengan
21.15 - Auskultasi suara nafas pasien ronchi
h/ suara nafas pasien terdengar - tidak terlihat sputum
gargling, dan suara paru terdengan pada selang ETT
ronchi - pasien terlihat ansianotik
21.45 - Memberikan hiperoksigenasi selama suction dilakukan
dengan O2 sebanyak 100% selama saturasi O2 pasien 99%
minimal 30 menit menggunakan RR pasien 25x/m
ventilator A : Ketidakefektifan bersihan
h/ pasien terlihat ansianotik selama jalan nafas teratasi sebagian
22.00 suction dilakukan P : Lanjutkan Intervensi
- Melakukan suction terendah pada - Tentukan perlunya
dinding suction yang diperlukan suction mulut atau ETT
untuk membuang sekresi (80-120 - Auskultasi suara nafas
mmHg pada orang dewasa) sebelum dan setelah
h/ kekuatan suction yang diberikan tindakan suction
pada pasien 90mmHg, guna - Hiperoksigenasi dengan
mencegah terjadinya atraumatik O2 sebanyak 100%
23.00 pada pasien selam minimal 30 menit
- Melakukan suction mulut atau ETT menggunakan ventilator
h/ tidak terlihat sputum pada selang - Gunakan angka terendah
23.05 ETT, ETT pasien terlihat bersih pada dinding suction
- Mengauskultasi suara nafas setelah yang diperlukan untuk
tindakan suction membuang sekresi (80-
h/ tidak terdengar suara gargling, 120 mmHg pada orang
23.10 suara paru pasien terdengar ronchi dewasa)
- Memonitor status oksigenasi - Monitor status oksigenasi
(SaO2, RR) (SaO2, RR)
h/ saturasi O2 pasien 99%
RR pasien 25x/m
2. Kamis S:-
07/03/2019 O:
- pasien terpasang
21.35 - Memposisikan pasien untuk ventilator, jenis VEN
memaksimalkan ventilasi SIMV, PEEP 5, Res Rate
h/ posisi pasien semi fowler dengan 12, Tidal volume 350,
kaki sedikit di naikan FiO2 40%
21.37 - Memonitor tekanan ventilator, - RR pasien 20x/m
sinkronasi klien dan suara nafas - irama nafas pasien
h/ pasien terpasang ventilator, jenis regular
VEN SIMV, PEEP 5, Res Rate 12, - pergerakan dinding dada
Tidal volume 350, FiO2 40% pasien simetris
21.40 - Memonitor kecepatan, irama - tidak ada retraksi
h/ RR pasien 25x/m, irama nafas dinding dada
pasien regular, - pola nafas pasien cepat
21.42 - mengkaji pergerakan dada dan dan dangkal
retraksi dinding dada - pasien terlihat
h/ pergerakan dinding dada pasien menggunakan otot bantu
simetris, tidak ada retraksi dinding pernafasan
dada A : ketidakefektifan Pola Nafas
22.14 - Mengkaji pola pernafasan, teratasi sebagian
penggunaan otot bantu pernafasan P : Lanjutkan Intervensi
h/ pola nafas pasien cepat dan - Monitor tekanan
dangkal, pasien terlihat ventilator, sinkronasi
menggunakan otot bantu klien dan suara nafas
pernafasan - Berikan agen paralisis
otot, sedasi, dan
analgetik narkotik sesuai
kebutuhan
- Berikan perawatan mulut
secara rutin
- Monitor kecepatan,
irama, kedalaman
pernafasan
- Kaji pergerakan dada dan
retraksi dinding dada
- Kaji pola pernafasan,
enggunaan otot bantu
pernafasan