You are on page 1of 19

ISSN 2355-4721 Manajemen Pemeliharaan Bus Transjakarta dalam Mencapai Standar Pelayanan Minimum

MANAJEMEN PEMELIHARAAN BUS TRANSJAKARTA


DALAM MENCAPAI STANDAR PELAYANAN MINIMUM

MAINTENANCE MANAGEMENT OF TRANSJAKARTA BUS


TO ACHIEVE MINIMUM SERVICE STANDARD

Ismiyati Miskul Firdaus Dian Artanti Arubusman


Universitas Muhammadiyah
STMT Trisakti STMT Trisakti
Jakarta
ismiyati.umj@gmail.com stmt @indosat.net.id stmt @indosat.net.id

ABSTRACT

This study aims to analyze the operational management system to improve the Transjakarta
bus maintenance needs of safety and comfort for the user community. The method used
is qualitative descriptive method. Results of the study: 1) implementation of busway
that has been and are going to be implemented by the local government of DKI Jakarta
through the Department of Transportation and the Agency of Busway Management has
met the expectation like infrastructure such as ticketing system, bus stops, bus facilities,
human resources and publications, 2) performance in implementating busway program,
in general has shown its satisfaction level. Busway is considered as an alternative public
transport that is safe, comfortable and punctual, 3) evaluation of the implementation of
the busway program since last year have shown satisfying results. Busway passengers are
around 17.4 million. 7.6 percent has shifted from private transportation to busway. It is
higher than the average of shift rate in the world that is only 4 to 5 percent. The income
from this program in 2015 for DKI Jakarta is Rp. 42.7 billion and it also has successfully
changed people’s attitude to use public transportaion. However, congestion problem is
not significantly decreased.

Keywords: operational management, maintenance of Transjakarta buses, minimum


service standard.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 185
Ismiyati, Miskul Firdaus, Dian Artanti Arubusman ISSN 2355-4721

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis sistem manajemen operasional pemeliharaan Bus


Transjakarta dalam meningkatkan kebutuhan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat
pengguna. Penelitian menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian:1)
pelaksanaan program busway yang telah dan sedang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta melalui Dinas Perhubungan dan Badan Pengelola
(BP) Transjakarta sebagian besar telah sesuai yang diharapkan, antara lain dalam bidang
sarana dan prasarana seperti sistem tiketing, halte, sarana bis, SDM dan publikasi; 2)
kinerja pelaksanaan program busway, secara umum telah menunjukkan tingkat kepuasan
penggunanya. Busway dianggap sebagai sarana angkutan umum alternatif yang dapat
memberikan rasa aman, nyaman dan ketepatan waktu tempuh, yang selama ini hal tersebut
tidak dapat dilakukan oleh angkutan umum yang ada; 3) evaluasi pelaksanaan program
busway selama satu tahun terakhir telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan.
Busway telah dapat menyerap penumpang sebanyak 17,4 juta orang dan kemampuan untuk
menarik pengguna kendaraan pribadi mencapai 7,6 persen lebih besar dari rata-rata di
dunia yang mencapai 4 sampai 5 persen. Dalam mengurangi masalah kemacetan program
ini belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Program ini juga telah menghasilkan
pendapatan bagi kas daerah (tahun 2015) sebesar Rp. 42,7 miliar dan perubahan perilaku
masyarakat.

Kata Kunci : manajemen operasional, pemeliharaan bis transjakarta, standar pelayanan


minimum.

186 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Manajemen Pemeliharaan Bus Transjakarta dalam Mencapai Standar Pelayanan Minimum

PENDAHULUAN koridor 11 pada Desember 2011, koridor


12 pada Februari 2013, dan direncanalan
Bus Transjakarta umumnya disebut
akan dibuka koridor koridor berikutnya.
busway adalah sebuah sistem transportasi
Bus Rapid Transit (BRT) pertama Berdasarkan data Badan Layanan
di Asia Tenggara dan Selatan, yang Umum (BLU) Bus Transjakarta, tahun
beroperasi sejak awal 2004 di Jakarta. Bus 2004 Bus Transjakarta mampu mengangkut
Transjakarta merupakan program unggulan sebanyak 14,9 juta penumpang, tahun 2005
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk sebanyak 20,8 juta penumpang, tahun 2006
pengembangan transportasi publik berbasis sebanyak 38,8 juta penumpang, tahun
bus, juga merupakan pionir reformasi 2007 sebanyak 61,4 juta penumpang, dan
angkutan umum yang memprioritaskan tahun 2008 naik lagi ke angka 74.6 juta
kenyamanan, keamanan, keselamatan dan penumpang. Pada tahun 2011 menjadi
keterjangkauan bagi masyarakat. Namun 114,7 juta, dan tahun 2014 mencapai
hingga kini masih terdapat faktor penyebab 300.000 penumpang perhari. Sementara
ketidakpuasan pengguna Bus Transjakarta PT Transportasi Jakarta menargetkan
yang mengindikasikan bahwa manajemen mengangkut satu juta penumpang per
Transjakarta masih perlu diperbaiki hari pada 2017. Namun seiring dengan
(Haroen, 2014). Dikemukakan bahwa bertambahnya jumlah koridor Bus
unit kehadiran Bus Transjakarta awalnya Transjakarta sejak 2006, kasus kecelakaan
disambut antusias warga, sehingga tidak di jalur busway meningkat cukup tinggi.
heran, di tahun pertama beroperasi Pada tahun 2006, sejak beroperasinya
(Januari 2004) dengan dibukanya koridor Koridor II, kasus kecelakaan yang terjadi
1 (Blok M-Kota), Bus Transjakarta di dua koridor itu mencapai 31 kasus.
berhasil mengangkut sebanyak 14.924.423
Tidak hanya itu, saat beroperasinya
penumpang. Hal ini tentu angka yang
Koridor III, IV, V, dan VI, kasus kecelakaan
besar mengingat Bus Transjakarta baru
terus mengalami trend peningkatan dari
menginjak usia satu tahun.
tahun ke tahun. Misalnya, pada tahun 2007,
Di lain pihak, kehadiran Bus
BLU Transjakarta juga mencatat telah
Transjakarta tersebut juga banyak mendapat
terjadi 66 kasus kecelakaan dan tahun 2008
tantangan dari sebagian masyarakat,
yaitu mencapai 167 kasus kecelakaan.
terutama oleh pengguna kendaraan pribadi
Selain itu, berikut ditunjukkan hasil
(Haroen, 2014). Namun pada tahap
survei sebelumnya yaitu di tahun 2014,
berikutnya, dibuka kembali dua koridor
menunjukkan bahwa yang membuat orang
yaitu koridor 2 dan 3 yang dimulai pada
tertarik beralih ke Transjakarta adalah
Januari 2006, kemudian pada Januari 2007
karena cepat (30,9%) dan nyaman (24,6%).
dibuka koridor 4,5,6 dan 7. Selanjutnya
Hal tersebut dikarenakan animo masyarakat
koridor 8 dibuka pada Februari 2009,
pengguna Bus Transjakarta semakin tinggi,
koridor 9 dan 10 pada Desember 2010,
akhirnya jumlah koridor pun ditambah

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 187
Ismiyati, Miskul Firdaus, Dian Artanti Arubusman ISSN 2355-4721

untuk menghubungkan berbagai tempat di dan etik, guna menghasilkan gambaran


Jakarta dengan cepat dan tarif murah. yang mendalam (thik description) dan
menemukan makna (verstehen) (Sugiyono,
Tujuan penelitian ini adalah
2012) (dalam Kadarisman, 2015). Dengan
memahami dan menganalisis tentang sistem
demikian, dalam pendekatan kualitatif
manajemen operasional pemeliharaan
maka pengolahan dan analisis data
bis transjakarta dalam meningkatkan
dilakukan untuk memahami apa yang
kebutuhan rasa aman dan nyaman bagi
terdapat dibalik data tersebut agar lebih
masyarakat pengguna. Metode penelitian
mudah dipahami, lebih bermakna dan dapat
yang digunakan adalahdesain deskriptif,
menemukan pola umum yang timbul atas
karena bermaksud mendapatkan fakta-
data tersebut. Guna menetapkan keabsahan
fakta empiris tentang sistem manajemen
data (trust worthiness), maka diperlukan
operasional pemeliharaan Bus Transjakarta
teknik pemeriksaan data atas dasar kriteria
dalam meningkatkan kebutuhan rasa aman
tertentu (Creswell, 2002).
dan nyaman bagi masyarakat pengguna.
Dalam penelitian ini digunakan
Selanjutnya melakukan interpretasi
uji keabsahan dengan menggunakan
secara tepat, dan melukiskan secara
trianggulasi yaitu membandingkan dan
akurat pendekatan yang digunakan dalam
mengecek balik derajat kepercayaan
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
informasi yang diperoleh melalui
karena mengamati dan menangkap realitas
pembandingan antara hasil kutipan
dan mengkaji perilaku individu dan
wawancara antara key informan pendukung
kelompok serta pengalaman informan
atau masyarakat yang terlibat langsung
(Moleong, 2006). Sumber data berupa data
dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan
primer maupun data sekunder. Penelitian
(Moleong, 2006). Analisis data dalam
ini dilangsungkan di Dinas Perhubungan
penelitian ini adalah mengacu pada
Provinsi DKI Jakarta. Dalam penelitian
pendapat Sugiyono (2007) bahwa analisis
ini penentuan informan dilakukan secara
data merupakan proses mencari dan
purposive sampling atau pemilihan
menyusun secara sistematis data yang
Informan dilakukan dengan sengaja
diperoleh dari hasil wawancara, dan catatan
dengan kriteria tertentu sesuai dengan
lapangan serta dokumentasi, dengan
kapasitas dasar kompetensi yang dimiliki,
cara mengorganisasikan data ke dalam
ditetapkan sebanyak 12 Informan, yang
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
terdiri dari 5 Pejabat di Dinas Perhubungan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam
DKI Jakarta dan 4 Informan dari Pengelola
pola, memilih mana yang penting dan yang
bus Transjakarta, serta 3 Informan dari
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
masyarakat pengguna Bus Transjakarta.
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri
Selanjutnya analisis data dalam maupun orang lain.
penelitian ini berdasarkan perspektif emik

188 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Manajemen Pemeliharaan Bus Transjakarta dalam Mencapai Standar Pelayanan Minimum

HASIL DAN PEMBAHASAN transjakarta. Mengenai pendapat para pakar


transportasi selama ini, adalah sebagai
Ditegaskan bahwa dalam penelitian
masukan positif (Meyer, 2008).
ini yang dimaksudkan dengan “Sistem
Manajemen Operasional Pemeliharaan Ditambahkan bahwa manajemen
Bus Transjakarta” adalah kesatuan yang sistem operasional Bus Transjakarta yang
terbentuk dari beberapa unsur (elemen) atas saat ini diterapkan oleh PT Transjakarta
keseluruhan aktivitas untuk mengatur dan dinilai sebagai penyebab utama masih
mengoordinasikan faktor-faktor produksi banyaknya kasus kecelakaan bus khusus
secara efektif dan efisien, untuk dapat tersebut. Untuk itu, diperlukan pengaturan
menciptakan dan menambah nilai dan ulang sistem terutama dalam segi kecepatan
benefit dari produk (barang atau jasa) yang laju kendaraan dan pemeliharaan bus
dihasilkan oleh segala kegiatan organisasi dan penyebabnya adalah kecepatan dan
yang di dalamnya adalah untuk menjaga pemeliharaan bis. Walau jenisnya berjudul
sistem peralatan agar bekerja dengan baik. transportasi cepat, akan tetapi bukan cepat
dari faktor kecepatan laju kendaraan.
Jadi indikator atas aspek ini
meliputi: keterpaduan unsur-unsur Hasil FGD menjelaskan bahwa
manajemen; aktivitas yang menyeluruh kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada
dalam mengatur Bus Tranjakarta; bus Transjakarta lantaran pengaturan
koordinasi faktor-faktor produksi jasa Bus manajemen operasional terutama dalam
Transjakarta; penambahan nilai dan benefit; hal penerapan kecepatan maksimum dan
produk jasa (kinerja) yang d i h a s i l k a n segi perawatan bus. Dijelaskan bahwa jika
Transjakarta; sistem keamanan peralatan sistem tersebut belum juga dapat dipenuhi,
Transjakarta. Berikut ini dikemukakan seluruh kru bus seperti pengemudi,
bahasan pada masing-masing indikator pramudi, dan lainnya perlu diberikan
tersebut, dan uraian ini merupakan edukasi teknis secara berkala lantaran hal
kesenjangan/gap target/sasaran/operasi itu merupakan tindakan preventif sebelum
dan pemeliharaan dengan realisasi terjadi kecelakaan.
pencapaiannya.
Ditambahkan bahwa kru juga harus
1. K e t e r p a d u a n Unsur-unsur diedukasi terutama pengemudi mengenai
Manajemen bagaimana caranya mengemudi yang ramah
lingkungan. Kru juga harus melaporkan
Dalam kaitan indikator ini, dapat
ketika terjadi ketidaknyamanan pada
dikemukakan keterangan yang diberikan
komponen-komponen bus pada pengelola
oleh para Informan sebagai berikut. Bahwa
(Haryadi, et al., 2007). Hasil triangulasi
unsur-unsur tersebut di antaranya tentang
menunjukkan bahwa perawatan harian bus
perencanaan, organisasi, pengawasan,
Transjakarta belum optimal, hal tersebut
pemeliharaan, pemberdayaan, dan anggaran
dapat ditunjukkan bahwa masalah Bus
pemeliharaan sarana dan prasarana bis

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 189
Ismiyati, Miskul Firdaus, Dian Artanti Arubusman ISSN 2355-4721

Tranjakarta mulai dari mogok hingga rute. Mereka akan menggunakan GPS
terbakar bukan satu dua kali terjadi. (Global Positioning System) pada seluruh
Perawatan bus-bus tersebut menjadi bus Transjakarta untuk memudahkan
pertanyaan. Keberadaan Bus transjakarta pemantauan. Hasil observasi menunjukkan
memang dikatakan belum optimal dari bahwa bahwa busway saat ini memiliki 247
segi perawatan harian. Sebab, bus harus halte dengan jarak satu dengan yang lainnya
beroperasi dan melakukan perawatan berkisar 300 meter. Apabila masing-masing
dalam waktu singkat. Transjakarta itu halte diisi satu bus pada waktu pertama
operasional regulernya pukul 05.00-23.00 beroperasi sekitar pukul 05.00 WIB, setiap
WIB, sedangkan bus harus melakukan penumpang di semua halte akan terangkut
perawatan sebelum pukul 05.00 WIB. dan berangkat pada waktu yang bersamaan
dalam waktu tunggu sekitar tiga menit.
Perawatan Bus Transjakarta
memakan waktu yang sempit. Perawatan Hal tersebut dipertegas hasil FGD
hanya dapat dilakukan pada pukul 23.00- bahwa agar kendaraan yang beroperasi
05.00 WIB. Belum lagi operasional bis sejak pukul 05.00 WIB tetap dalam
untuk sampai di pool bis pukul 02.00 kondisi prima, PT Transportasi Jakarta
WIB. Lebih lanjut ditegaskan bahwa dapat mengurangi bus secara bertahap
Bus Tranjakarta usai operasional, harus baik menariknya ke pul atau melakukan
mengantri bahan bakar, lalu menuju pool pengisian di stasiun pengisian bahan
untuk mendapatkan perawatan harian. bakar gas (SPBG) dan menggantikannya
dengan bus kloter kedua yang beroperasi
2. Aktivitas yang Menyeluruh dalam
mulai 14.00-22.00 WIB dengan jumlah
Mengatur Bus Tranjakarta
armada sama. Ditambahkan bahwa dengan
Dalam bahasan tentang indikator ini, manajemen yang cerdas seperti itu, PT
para Informan menjelaskan bahwa tahun ini Transportasi Jakarta cukup memerlukan
manajemen busway tidak lagi menggunakan 500 armada yang siap beroperasi.
sistem koridor, dan Badan Layanan Umum
Selain memberikan kepastian waktu
(BLU) Transjakarta menerapkan konsep
tunggu 2-3 menit terpenuhi dan mampu
manajemen armada (fleet management)
mengangkut penumpang, Manajemen
dalam mengatur pengoperasian seluruh
seperti itu secara tidak langsung membuat
Bus Transjakarta. BLU Transjakarta dalam
jalur Transjakarta steril, karena jarak
mengendalikan bus menggunakan fleet
armada satu dengan yang lainnya rapat.
management, bukan berdasarkan koridor,
Jika ada perempatan dan sebagainya yang
tapi berdasarkan jaringan.
belum berpihak kepada Bus Transjakarta,
Dengan sistem ini, semua bus Dinas Bina Marga diharapkan bisa
akan dipakai untuk. Manajemen armada menyelesaikan.
dilakukan dengan melakukan zonasi

190 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Manajemen Pemeliharaan Bus Transjakarta dalam Mencapai Standar Pelayanan Minimum

3. Koordinasi Faktor-faktor Produksi Namun disesalkan kurang atau


Jasa Bus Transjakarta tidak adanya koordinasi yang baik antara
Departemen Perhubungan dan Pemerintah
Terkait indikator ini, para Informan
Provinsi DKI Jakarta dalam pelaksanaan
menjelaskan bahwa upaya Polda Metro Jaya
program busway tersebut. Akibatnya
membersihkan jalur busway dari kendaraan
muncul reaksi kontra yang kuat dari
pribadi dengan denda tinggi mendapat
masyarakat Jakarta. Selama ini lack of
dukungan dari Dewan Transportasi
communication, tahu-tahu sudah berjalan.
Kota Jakarta (DTKJ). Hanya saja,
Hasil observasi menunjukkan bahwa
pihak Kepolisian dengan petugas Dinas
Pemerintah Provinsi DKI terlalu berani
Perhubungan harus bisa berkoordinasi.
menempatkan busway pada koridor yang
Selama ini kordinasinya masih kurang
sangat penting.
bagus. Karena saat ini masih saling lempar
tangung jawab. Selama ini busway hanya
menyediakan satu jalur saja dan akan
Dengan adanya wacana sterilisasi
menjadi lebih baik kalau membentuk sebuah
dengan pemberlakuan denda Rp 1 juta
jaringan. Artinya, juga menyediakan feeder
untuk kendaraan roda empat dan Rp
services atau angkutan pengumpan yang
500.000 untuk kendaraan roda dua, akan
bagus. Jangan naik bus AC tapi nantinya
melancarkan jalan Bus transjakarta.
menuju tempat tujuan naik metromini
Namun, yang paling penting adalah upaya
yang tidak layak jalan. Selain itu, perlu
kerjasama dari pihak terkait. Selama ini,
segera membenahi Bus-bus Transjakarta
petugas Dishub dan petugas Kepolisian
yang rusak. Sebab, bus-bus yang tak laik
saling melempar tugas karena merasa
tersebut dapat mengganggu kenyamanan
bukan kewenangannya membersihkan jalur
penumpang, dan yang ketiga sterilisasi
busway.
jalur busway.
Hasil triangulasi menunjukkan
4. Manajemen Bus Transjakarta
bahwa seandainya semua pihak yang
terkait masih melempar tanggung jawab, Terkait indikator ini, para Informan
masalah transportasi di Jakarta tidak menjelaskan bahwa masalah transportasi
akan selesai. Polda Metro Jaya akan di Jakarta adalah masalah yang sangat
memberlakukan aturan denda kepada pelik. Sebagai pengguna kendaraan umum
pelanggar busway mulai November 2013. di Jakarta, tentunya setiap kali mengalami
Hal ini menjadi salah satu upaya agar Bus ketidaknyamanan dan kepenatan yang
Transjakarta tak terkena macet, dan pemilik harus dihadapi dalam aktivitas sehari-
kendaraan pribadi mau berpindah naik Bus hari. Keadaan lalu lintas yang makin hari
transjakarta. makin semrawut merupakan pemandangan
umum lalu lintas Ibukota. Ketidaktertiban
pengguna jalan serta kepadatan yang

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 191
Ismiyati, Miskul Firdaus, Dian Artanti Arubusman ISSN 2355-4721

dikarenakan tidak seimbangnya antara Hasil observasi menunjukkan bahwa


volume kendaraan dengan jumlah ruas suatu manajemen transportasi haruslah
jalan dan kesemrawutan mengakibatkan direncanakan secara komprehensif dan
satu keadaan puncak yaitu kemacetan. integratif dengan melibatkan seluruh
pihak yang berkepentingan. Dalam hal
Hasil FGD menunjukkan bahwa
ini, pendekatan command and control
dampak atau akibat yang ditimbulkan dari
lewat peraturan-peraturan hukum bisa
kemacetan antara lain kerugian waktu,
tidak efektif jika aparat penegakan hukum
karena kecepatan perjalanan yang rendah,
yang ada terlalu lemah atau mudah dibeli.
pemborosan energi karena pada kecepatan
Oleh karena itu, pendekatan lain, seperti
rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah,
economic incentives/disincentives, perlu
keausan kendaraan lebih tinggi, karena
dipertimbang kan guna mendorong
waktu yang lebih lama untuk jarak yang
masyarakat untuk mendukung kebijakan
pendek, radiator tidak berfungsi dengan
publik yang diterapkan pemerintah.
baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi,
meningkatkan polusi udara karena pada Sebagai contoh, rakyat Singapura
kecepatan rendah konsumsi energi lebih mendukung program pemerintah untuk
tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada lebih memilih angkutan umum daripada
kondisi yang optimal, meningkatkan stress mobil pribadi. Sebab, secara ekonomis
pengguna jalan, mengganggu kelancaran mereka diberi insentif jika naik angkutan
kendaraan darurat seperti ambulan, umum (yang murah dan nyaman) dan
pemadam kebakaran dalam menjalankan sebaliknya diberi disinsentif jika naik mobil
tugasnya. pribadi karena harus membayar pajak
jalan (road tax), pajak kendaraan yang
Jakarta yang mengalami masalah
sangat mahal, retribisi parkir yang tinggi,
kemacetan lalu lintas luar biasa karena ruas
dan pungutan-pungutan lainnya. Kondisi
jalan yang ada dengan jumlah kendaraan
kemacetan di DKI Jakarta sudah mencapai
pribadi maupun angkutan kota tidak
titik akumulasi yang tidak mudah untuk
seimbang. Hasil triangulasi menunjukkan
diubah dalam waktu sekejap.
bahwa sekilas masyarakat hanya melihat
tujuan dari kebijakan busway adalah Berbagai faktor yang mempengaruhi
untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di secara langsung dan tidak terhadap
kawasan bisnis Thamrin-Sudirman, yang kemacetan di Jakarta seperti soal kepadatan
kemudian diperluas menjadi Blok M-Kota. penduduk, jumlah ruas jalan yang tidak
Jika benar bahwa tujuan pengoperasian seimbang dengan jumlah kendaraan
busway untuk memperlancar ruas jalan bermotor, dan lain-lain. Untuk menganalisis
Blok M-Kota, dapat dikatakan kebijakan kebijakan busway dari Pemerintah Provinsi
semacam ini adalah suatu kebijakan (Pemprov) DKI Jakarta, maka hasil FGD
parsial, yang sifatnya hanya memindahkan melakukannya melalui analisis Strength,
kemacetan jalur jalur tertentu. Weakness, Opportunity, Threat (SWOT)

192 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Manajemen Pemeliharaan Bus Transjakarta dalam Mencapai Standar Pelayanan Minimum

sebagai berikut: Strength. Bahwa program perawatan kendaraan dan fasilitas


busway diharapkan dapat menjawab bahwa pendukung lebih ditingkatkan; Penambahan
transportasi yang nyaman itu tidak harus armada untuk mengurangi penumpukan
mahal. calon penumpang; Peningkatan selang
waktu antar bus; Penambahan fasilitas
Hal ini dapat diketahui dari harga
seperti toilet umum. Threat-Strength,
tiket busway yang terjangkau. Selain itu,
pengaturan calon penumpang; Penertiban
jangkauan pelayanan busway lebih luas
jalur busway bersama dengan aparat
dan lebih ramah lingkungan. Di samping
kepolisian; Peningkatan pemeliharaan
itu, busway juga merupakan bentuk
fasilitas.
transportasi yang “anti macet” jalur busway
yang memang dibangun khusus bukan Threat-Weakness, sosialisasi
untuk kendaraan umum. penertiban penumpang dan penggunaan
busway; Koordinasi dengan aparat
Dengan adanya jalur khusus tersebut
kepolisian untuk pengamanan jalur busway;
maka waktu yang ditempuh oleh pengguna
Pelatihan terhadap sopir busway dan
busway lebih cepat dibanding kendaraan
petugas lainnya; Memperketat peraturan
umum lainnya. Weakness. Mengingat
dalam antrean. Dari paparan matrik SWOT
keterbatasan armada yang ada maka
di atas dapat ditentukan strategi dalam
sementara ini busway masih belum meng-
memperbaiki kebijakan busway dengan
cover seluruh daerah di Jakarta. Di samping
memanfaatkan kekuatan, kelemahan,
itu, untuk fasilitas lainnya terutama di
peluang, dan ancaman yang ada dengan
halte busway belum ada toilet umum yang
langkah-langkah sebagai berikut: 1)
disediakan bagi pengguna busway.
mengadakan fasilitas parkir umum untuk
Daya angkut busway juga masih menitipkan kendaraan calon pengguna
relatif sedikit meskipun saat ini telah ada busway pada terminal induk; 2) perawatan
busway model gandeng. Opportunity. kendaraan dan fasilitas pendukung lebih
Busway merupakan alternatif solusi dari ditingkatkan; 3) penambahan armada
transportasi di Jakarta yang menawarkan untuk mengurangi penumpukan calon
keamanan dan kenyamanan serta waktu penumpang; 4) peningkatan selang
tempuh yang relatif singkat. Di samping waktu antar bus; 5) penambahan fasilitas
itu, menjadi solusi menjawab kemacetan seperti toilet umum; 6) pengaturan calon
yang ada selama ini sehingga diharapkan penumpang; 7) penertiban jalur busway
dapat mengurangi kemacetan. busway bersama dengan aparat kepolisian; 8)
sosialisasi penertiban penumpang dan
Opportunity-Strenght, transportasi penggunaan busway; 9) pelatihan terhadap
murah yang dapat diandalkan; Pembuatan sopir dan petugas lainnya; 10) memperketat
fasilitas parkir umum untuk menitipkan peraturan dalam antrean.
kendaraan calon pengguna busway pada
terminal induk. Opportunity-Weakness,

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 193
Ismiyati, Miskul Firdaus, Dian Artanti Arubusman ISSN 2355-4721

5. Penambahan Nilai dan Benefit terbakar disejumlah koridor. Hal ini seperti
yang terjadi koridor III jurusan Kalideres
Terkait indikator ini, para Informan
– Pasar Baru jalan Daan Mogot, Busway
menjelaskan bahwa Pelayanan publik
terbakar diduga dari konsleting listrik dari
(Public Service) atau pelayanan umum
ruang mesin bus. Kondisi ini harus menjadi
merupakan segala bentuk kegiatan dalam
perhatian Pemprov DKI Jakarta selaku
bentuk pelayanan jasa, baik dalam bentuk
penyelenggara bus Transjakarta.
barang maupun jasa yang menjadi
tanggung jawab pemerintah. Di dalam Penanganan permasalahan
keputusan Menteri Aparatur Negara trasnporatsi di DKI Jakarta khususnya
Nomor: Kep/25/M.Pan/2/2004 Tentang bus Transjakarta sangat penting. Dalam
Pedoman Umum Penyusunan Indeks meningkatkan kualitas pelayanan
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan transportasi massal, pemerintah Provinsi
Instansi Pemerintah. DKI Jakarta harus memiliki suatu
konsep yang matang agar permasalahan
Pelayanan publik adalah segala
transportasi publik seperti Bus Transjakarta
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
tidak terjadi kembali di masa yang akan
oleh penyelenggara pelayanan publik
datang.
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan, maupun dalam Berbicara sumber daya tidak akan
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan terlepas dari seberapa besar dukungan
perundang-undangan. Kegiatan pelayanan finansial dan sumber daya yang dimiliki.
publik sifatnya umum karena mencakup Dalam melakukan implementasi kebijakan
hajat hidup orang banyak. publik tentunya harus didukung oleh
sumber daya yang memadai. Implementasi
Hasil FGD menunjukkan bahwa
kebijakan busway di Jakarta tentunya harus
diperlukan moda transportasi masal yang
didukung sumber daya yang cukup. Sumber
dapat memindahkan mobiltas penduduk
daya finansial merupakan sumber daya
dalam jumlah yang besar. Tranportasi masal
utama yang perlu dipersiapkan, mengingat
tersebut tidak hanya menghubungkan antar
pembangunan insfrastruktur busway dan
wilayah di sekitar Jakarta saja, tetapi juga
pengadaan bis membutuhkan dana yang
menghubungkan antar wilayah di sekitar
tidak sedikit (Nugroho, 2008).
Jakarta (hinterland) seperti Bogor, Depok,
Bekasi, dan Tanggerang (Bodetabek), agar Rencana pembangunan Koridor
memudahkan penduduk yang melakukan Busway XIII (Cileduk-Blok M) dibutuhkan
perjalan ulang alik setiap harinya. dana sebesar Rp 1,4 triliun yang berasal
dari APBD DKI Jakarta tahun 2013.
Selain itu permasalahan lain yang
Dengan adanya jalur koridor busway
harus diperhatikan oleh pemprov DKI
XIII diharapkan masyarakat Cileduk
Jakarta adalah kualitas armada bus. Saat ini
dapat beralih ke moda transportasi bus
sudah beberapa kali Bus Transjakarta yang

194 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Manajemen Pemeliharaan Bus Transjakarta dalam Mencapai Standar Pelayanan Minimum

Transjakarta. Bus Transjakarta juga Lokasi untuk membeli dan isi ulang
sudah dilengkapi dengan penerapan kartu pra bayar ini dapat dilakukan di halte-
sistem pembayaran dengan Electronic halte Transjakarta, merchant-merchant
Tiketing (E-Tiketing) yang diresmikan oleh yang ditunjuk oleh lima bank tersebut serta
Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada 22 di kantor cabang masing-masing bank.
Januari 2013 lalu (Gambar 1). Untuk dapat digunakan, kartu pra bayar
ini harus diisi terlebih dahulu (maksimal
Hasil observasi menjelaskan
Rp. 1.000.000) dan dapat diisi ulang (top
bahwa tujuan penerapan sistem ini bagi
up). Cara menggunakan kartu ini sangat
penumpang adalah lebih cepat dan praktis
mudah, yaitu dengan menempelkan kartu
dalam bertransaksi, bagi manajemen
pra bayar pada reader kartu yang telah
transjakarta lebih aman, transparan dan
ada kemudian pembayaran akan langsung
akuntabel dan bagi Pemerintah adalah
diproses secara otomatis dan saldo akan
untuk lebih cepatnya terbentuk Cashless
berkurang sejumlah nilai transaksi yang
Society.
telah dilakukan.

Pemerintah DKI Jakarta


menginginkan agar transaksi pengguna
Bus Transjakarta dapat beralih ke tiket
elektronik. Dari sisi ekonomi transportasi
busway sudah dapat dinikmati oleh
masyarakat Jakarta karena biaya yang
cukup terjangkau yaitu Rp 3. 500,-. Selain
Gambar 1. Kartu Electronic Ticketing
itu sumber daya bahan bakar gas (BBG)
Transjakarta Busway
untuk bahan bakar busway juga harus
Sistem Electronic Ticketing ditingktakan dengan menyediakan Stasiun
Transjakarta Busway berbasis E-Money Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBBG) di
merupakan kerjasama dengan 5 (lima) bank setiap koridor busway.
yaitu Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, 6. Produk Jasa (Kinerja) yang
Bank BCA dan Bank DKI. Pembangunan Dihasilkan Transjakarta
infrastruktur sistem e-ticketing Transjakarta
Busway dilakukan oleh PT. Gamatechno Terkait Indikator ini, para Informan
Indonesia yang juga bertanggung jawab mengemukakan bahwa kinerja PT
dalam pemeliharaan sistem. Cukup dengan Transportasi Jakarta dinilai masih lemah
menggunakan salah satu kartu dari lima dalam mengelola operasionalisasi Bus
bank di atas, penumpang dapat melakukan Transjakarta. Buktinya masih ada bus
transaksi beli tiket Transjakarta menjadi yang mogok bahkan terbakar. Akibat bus
lebih cepat dan praktis karena tidak lagi tidak layak, jelas berdampak terhadap
direpotkan dengan uang kembali/uang layanan penumpang yang tidak maksimal.
receh.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 195
Ismiyati, Miskul Firdaus, Dian Artanti Arubusman ISSN 2355-4721

Terlebih belum beroperasinya lagi 30 Bus bus yang ada. Pada akhir 2012 jumlah
Transjakarta merek Zhong Tong yang penumpang hanya 120.000 orang per hari,
ditarik setelah terbakar di Jalan Gatot sedangkan akhir 2014 penumpang mencapai
Subroto, Jakarta Selatan. 350.000 orang. Artinya melonjak tiga kali
lipat, sementara jumlah bis dan kapasitas
Sejauh ini mereka (PT Transjakarta)
halte tidak bertambah tiga kali lipat. Tidak
masih lemah. Dengan jumlah bus yang ada
heran penarikan 30 Transjakarta merek
saja pelayanan buruk, apalagi puluhan bis
Zhong Tong berdampak pada penumpukan
berhenti beroperasi. Peralihan pengelolaan
penumpang.
Transjakarta dari badan layanan umum
(BLU) ke badan usaha milik daerah Hasil observasi dijelaskan bahwa
(BUMD) tidak membawa perubahan bus-bus yang dikandangkan tersebut
signifikan. Diberikan waktu enam dalam proses validasi untuk memastikan
bulan untuk menilai kinerja BUMD PT apakah sudah aman atau belum oleh
Transjakarta. Hasil observasi menegaskan perusahaan Zhong Tong. Bila dinyatakan
bahwa bila melihat adanya Bus Transjakarta laik beroperasi, pabrikan China tersebut
mogok hingga terbakar, Pemprov DKI akan memberi surat tertulis kelaikan
harus berkaca agar jangan menyerahkan sehingga jika kembali bermasalah mereka
sepenuhnya pelayanan transportasi di dapat bertanggung jawab sepenuhnya. Bus
bawah PT Transportasi Jakarta. Zhong Tong ini paling banyak beroperasi
di koridor IX (Pluit- Pinangranti).
Apalagi, hal kecil seperti sterilisasi
busway belum dapat terealisasi. Pengguna Sambil menunggu hasil perbaikan,
tidak mau tahu apakah Bus Transjakarta PT Transjakarta terus memperbaiki bus-bus
berada di bawah BLU atau BUMD, yang sudah tua. Perbaikan bis dilakukan
terpenting Transjakarta aman dan nyaman. secara rutin bekerja sama dengan pihak
Artinya. Hasil triangulasi menunjukkan APM dari kendaraan tersebut. Kalau ada
bahwa PT Transjakarta perlu mengelola yang mogok atau rusak ringan, langsung
Bus Transjakarta secara profesional. Salah dibetulkan.
satu terobosan yang diinginkan yakni tiket
Hal yang perlu dielaborasi lebih
Transjakarta terintegrasi langsung dengan
lanjut bahwa persoalan yang sering dialami
tiket kereta rel listrik (KRL) Commuter
para penumpang antara lain waktu tunggu
Line.
yang sangat lama (ada yang mencapai satu
Hasil FGD juga menjelaskan bahwa jam lebih), suasana berjejal dan antrian
hingga saat ini pihak PT Transportasi Jakarta panjang, kualitas bus yang semakin tidak
terus membenahi pengoperasian Bus nyaman, halte yang rusak dan panas,
Transjakarta, salah satunya meluncurkan merupakan sederet kenyataan buruk
e-ticketing. Untuk armada sendiri, saat ini dalam penyelenggaraan busway. Namun,
PT Transjakarta berupaya memaksimalkan masyarakat seolah tak berdaya atas

196 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Manajemen Pemeliharaan Bus Transjakarta dalam Mencapai Standar Pelayanan Minimum

semua kekacauan itu. Bahkan upaya BLU 7. Sistem Keamanan Peralatan


yang berencana untuk membuat telepon Transjakarta.
pengaduan sebagai kontrol atas kualitas
Dalam kaitan ini, para Informan
pelayanan, ternyata belum terpenuhi secara
menegaskan bahwa Bus Transjakarta yang
optimal.
sudah dijalankan selama sembilan tahun di
Analisis lebih lanjut menunjukkan Jakarta tersebut, ternyata hingga saat belum
bahwa masih karut marutnya pengelolaan menghasilkan manfaat yang maksimal bagi
busway ini tentu banyak menimbulkan masyarakat. Meski jumlah penumpangnya
pertanyaan masyarakat terhadap saat ini sudah mencapai 350.000 per hari
profesionalitas, akuntabiltas dan yang dilayani dengan 524 buah bis. Jumlah
transparasi BLU Transjakarta, mengingat yang seharusnya dapat diangkut oleh 1 buah
proyek busway selain memperoleh bis dalam satu hari hanya mengangkat 667
pendapatan dari tiket juga masih tergantung penumpang/bis/hari, seharusnya jumlah
dari subsidi anggaran daerah yang penumpang bisa jauh lebih banyak lagi.
diperkirakan jumlahnya mencapai 300
Lebih lanjut dijelaskan bahwa
miliar/tahun. Sementara itu, peningkatan
beberapa masalah yang ditemukan pada
jumlah penumpang dan penurunan
pelayanan Bus Transjakarta di Jakarta, di
subsidi merupakan prestasi bagus yang
antaranya yang dikeluhkan masyarakat
diraih BLU Transjakarta. Ini prestasi
adalah: 1) kepedulian pemerintah daerah/
yang patut dibanggakan. Dengan begitu
UPT. Transjakarta terhadap peningkatan
alokasi anggaran APBD bisa dialihkan ke
kualitas pelayanan yang masih sangat
kebutuhan yang lain.
rendah; 2) kedatangan Bus Transjakarta
Dengan kemajuan itu, otomotis tidak bisa diprediksi yang pada gilirannya
akan menekan jumlah subsidi yang harus menyulitkan untuk merencanakan waktu
dikeluarkan Pemprov DKI. Karenanya, yang diperlukan untuk melakukan
diharapkan pelayanan busway akan lebih perjalanan dari satu tempat ke tempat lain;
baik sehingga akan menambah jumlah 3) jalur busway belum sepenuhnya steril,
penumpang. Masih banyaknya kendala sehingga mengurangi kecepatan perjalanan
dalam pelaksanaan dan pemeliharaan bus serta mengganggu pemenuhan
busway dikarenakan saat ini BLU masih headway/jadwal perjalanan; 4) waktu
bernaung di bawah Dinas Perhubungan menunggu di saat jam sibuk sangat lama,
DKI Jakarta. Akibatnya, segala kegiatan terutama di shelter antara pada koridor
operasional termasuk perbaikan fasilitas, yang padat.
mengandalkan dana APBD dan harus
Hasil observasi menjelaskan bahwa
melalui proses lelang. Karenanya perlu
kehandalan pelayanan Transjakarta ini
mendukung agar BLU Transjakarta ini bisa
dapat di ukur dari kinerja 7 indikatornya
menjadi independen agar bisa mengelola
yaitu; 1) rencana Headway, yang besarnya
Bus Transjakarta semakin profesional.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 197
Ismiyati, Miskul Firdaus, Dian Artanti Arubusman ISSN 2355-4721

tidak lebih dari 10 menit pada jam sibuk memberikan pelayanan publik yang
untuk koridor dengan jumlah penumpang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien,
yang kecil dan tidak lebih dari 5 menit berbudaya, dan bertaraf internasional”.
pada koridor dengan demand tinggi; 2)
8. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
ketepatan Headway, simpangan baku yang
ditoleransi tidak boleh lebih dari 2 menit
Perlu ditegaskan bahwa dalam
pada koridor padat dan tidak lebih dari 4
penelitian ini yang dimaksudkan dengan
menit pada koridor sepi; 3) waktu penaikan
kebutuhan rasa aman dan nyaman adalah
dan penurunan penumpang maksimum 20 keadaan bebas dari cedera fisik dan
detik; 4) jarak antara pintu bus dan halte
psikologis atau bisa juga keadaan aman dan
tidak lebih dari 200 mm; 5) kecepatan tentram serta kebutuhan untuk melindungi
perjalanan tidak kurang dari 15 km/jam;
diri dari bahaya fisik. Indikator atas aspek
6) kehandalan armada dengan siap operasi
ini adalah; perlindungan diri penumpang
sekurang-kurangnya 90 persen; dan 7) dari cedera fisik di Bus Transjakarta;
konsistensi jam pelayanan, pelayanan keadaan bebas dari cedera psikologis
pertama dan pelayanan terakhir dengan dalam Bus Transjakarta; keadaan aman dan
toleransi 20 menit. tentram dalam Bus Transjakarta.

Hasil FGD menegaskan bahwa a. Perlindungan Diri Penumpang dari


subtansi inti dari kemudahan adalah Cedera Fisik di Bus Transjakarta
Transjakarta menjamin pelanggan bisa
mendapat berbagai kemudahan dalam Dalam kaitan ini para Informan
menikmati jasa layanan busway. Kemudahan menegaskan bahwa subtansi inti dari
pada pelayanan Transjakarta ini dapat di keamanan dan kenyamanan adalah Bus
ukur dari kinerja 5 indikatornya yaitu: 1) Transjakarta menjamin keamanan dan
kemudahan mendapatkan informasi tentang keselamatan pelanggan saat menikmati
Transjakarta; 2) kemudahan penjualan layanan jasa busway. Keamanan dan
tiket dalam bentuk e-ticket yang dapat keselamatan pada pelayanan bus
diisi ulang dengan mudah; 3) kemudahan Transjakarta ini dapat di ukur dari kinerja
melaporkan kehilangan/ menemukan empat indikatornya, yaitu; keamanan
barang; 4) kemudahan menyampaikan terhadap copet dan pelecehan seksual di
pengaduan, memberikan saran; dan 5) dalam halte, keselamatan di dalam halte,
kemudahan akses menuju/dari Halte. Agar keselamatan di dalam bus, dan keselamatan
Pemerintah Daerah dapat menetapkan di sepanjang koridor. Hasil proses
Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesegera triangulasi menunjukkan bahwa perlu
mungkin, sehingga dapat memenuhi visi mengapresiasi kebijakan Pemprov DKI
BLU Transjakarta yaitu “menjadikan BRT Jakarta yang menghentikan operasional 29
sebagai angkutan umum yang mampu bis merek Yutong lainnya. Agen pemegang
merk (APM) Yutong di Indonesia telah

198 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Manajemen Pemeliharaan Bus Transjakarta dalam Mencapai Standar Pelayanan Minimum

diminta melakukan pengecekan. waktu sampai ke halte. Akibatnya, antrian


panjang dan aksi berebut masuk dengan
Dalam hal ini perlu pelibatan institusi
saling dorong begitu bus berhenti di halte
yang kredibel yakni KNKT. Sumber
pun tak terelakkan.
penyebab kecelakaan bisa dicari, apakah
karena teknis dari produsen, tidak tepat Lebih lanjut diperkuat dengan hasil
dalam pengoperasian atau karena ketiadaan FGD bahwa dalam kaitan ini, Pemerintah
perawatan. Kemungkinan penyebab juga harus mampu bertindak tegas terhadap
lainnya adalah dalam proses pengadaan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
barang, kualitas proses hukum perlu para pengguna jalan, misalnya yang
ditegakkan sebagai follow up berkaitan menyerobot jalur busway maupun yang
dengan penyebab-penyebab tadi. menyeberang jalan sembarangan. Solusi
lain untuk mengurangi kemacetan dan
Hasil observasi menegaskan bahwa
antrian panjang di halte-halte busway saat
terdapat 4 alasan utama kenapa warga
jam sibuk ialah peningkatan kemampuan
DKI memang lebih memilih menggunakan
pemerintah dalam mengatur dan
busway dibandingkan kendaraan
meningkatkan kualitas sarana transportasi
umum lainnya, yakni tarif murah, dapat
umum lainnya, seperti metromini, bajaj,
menghubungkan berbagai tempat di Jakarta
mikrolet, dan lain sebagainya.
dengan cepat, lebih nyaman dibandingkan
dengan angkutan umum lainnya, dan juga Peningkatan kesadaran masyarakat
keamanan yang lebih terjamin. Tarif bis ber- untuk tertib berlalu-lintas mutlak
AC (Air Conditioning) sebesar Rp3.500,- diperlukan. Selain itu, kepedulian
per perjalanan ini dianggap warga cukup masyarakat untuk ikut terlibat dalam
terjangkau, terutama untuk tujuan jarak menjaga kebersihan dan memelihara
jauh karena penumpang yang pindah jalur fasilitas, sarana, maupun prasana angkutan
maupun transit di halte busway manapun umum, juga tak kalah pentingnya. Dengan
tidak perlu membayar lagi, asalkan tidak masih banyaknya keluhan-keluhan dari
keluar dari halte. penggunannya, tampaknya keberadaan
busway saat ini belum berhasil mewujudkan
Berikut penumpang juga harus rela
visinya, yakni menjadikan busway sebagai
berdesak-desakan di dalam bus. Penyebab
angkutan umum yang mampu memberikan
utamanya adalah jumlah armada busway
pelayanan publik yang cepat, aman,
dan kapasitas angkut yang tidak dapat
nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya
mengimbangi jumlah penumpangnya
dan bertaraf internasional.
sehingga terjadi penumpukan penumpang.
Kondisi ini diperparah dengan Busway hanya satu dari sekian
penyerobotan pengguna jalan lainnya yang banyak contoh sebuah solusi yang
masuk ke jalur busway, sehingga semakin malah dianggap sebagai masalah baru.
menghambat laju busway untuk bisa tepat Hasil observasi menunjukkan bahwa

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 199
Ismiyati, Miskul Firdaus, Dian Artanti Arubusman ISSN 2355-4721

keburukan-keburukan Transjakarta tapi kalau lagi sendirian keseringan


busway di antaranya; lebih mementingkan HP nya dari pada
1) Tiket, telah diberlakukan sistem e-ticket penumpang, walhasil penumpang yang
dibeberapa halte Bus Transjakarta, yang mau buru-buru masuk jadi kesal.
akhirnya satu persatu halte yang lain 8) Tidak adanya plang nama jurusan yang
telah merasakan menggunakan system benar, jika pengguna naik busway harus
e-ticket ini; berhati-hati, karena terkadang tidak ada
2) Tidak adanya e-ticket untuk single trip. papan di depan supir.
Dijelaskan bahwa setiap e-ticket yang 9) Jembatan bus yang panjang. Karena
berisi Rp. 20.000,- hanya bisa dipakai jembatan bus yang panjang, terutama
5 kali, itu artinya ada sisa Rp. 2.500,- jembatan Ular seperti Dukuh Atas,
yang pengguna sia-siakan. Mungkin Semanggi, dan lain-lain pengguna bus
bagi orang yang berkelebihan uang harus punya kondisi yang fit kalau tidak
tidak masalah membuang Rp. 2.500,- cepat lelah, dan harus alas kaki yang
tapi bagi yang memiliki penghasilan baik karena jalan terlalu menanjak dan
terbatas, itu sangat merugikan. menurun menyebabkan alas kaki cepat
3) Kelamaan dalam menunggu bus yang terkikis.
tiba, kesalahan operator bus.
Untuk orang tua, orang hamil, sangat
4) Busway berasa milik para petugas. 5)
menyiksa bagi mereka, mereka berjalan
Waktu tempuh diperjalanan semakin
sangat lama karena harus berhenti setiap
lama, penyebabnya adalah karena
beberapa langkah karena lelah. Sedangkan
semakin banyaknya bis yang ada
pelayanan kenyamanan yang dijanjikan
ditambah APTB terintergrasi busway,
oleh Transjakarta ini dapat diukur dari
sehingga saat di halte transit terlalu
10 indikatornya (hasil FGD) yaitu: 1)
banyak bus yang mengantri menaik
kebersihan di dalam halte; 2) suhu di
turunkan penumpang.Saat pengguna
dalam halte; 3) penerangan di dalam halte;
sial, kadang bisa 15 menit sendiri disuatu
4) kepadatan penumpang di dalam halte;
halte transit. Itu kalau pengguna bus
5) kebersihan di dalam bus; 6) suhu di
hanya satu kali transit, kalau pengguna
dalam bus; 7) penerangan di dalam bus;
merasakan 3 sampai 4 kali transit berapa
8) kepadatan penumpang di dalam bus; 9)
waktu yang pengguna buang.
waktu tunggu; dan 10) pelayanan petugas.
6) Bus yang tidak nyaman.
7) Petugas yang malas. Bagian loket b.
Keadaan Bebas dari Cedera
ada 2 orang, sering karena mereka Psikologis dalam Bus Transjakarta
berdua jadi kerja sambil mengobrol
sehingga mengembalikan uang lama. Hasil wawancara mendalam dengan
Lebih sering mereka main gadget, para Informan menjelaskan bahwa ketika
dan sesekali sibuk make up. Bagian menggunakan busway yang dirasakan di
nyobek karcis, keseringan ngobrol antaranya murah, melewati banyak halte,

200 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Manajemen Pemeliharaan Bus Transjakarta dalam Mencapai Standar Pelayanan Minimum

mau salah jalur bisa kembali lagi dan yang mengakibatkan korban terhimpit di
sebagainya. Hasil observasi menegaskan tengah-tengah kerumuman orang yang
bahwa sebagian fasilitas telah memadai sedang mengantri. Ketika busway datang,
seperti, kemudahan untuk mengakses orang-orang kemudian berebut untuk
halte, banyaknya halte, namun beberapa masuk ke dalam busway dan begitu pun
masih terdapat halte yang kotor, lamanya korban. Namun, ketika baru akan naik
datangnya bus, dan beberapa bus belum (di depan pintu busway korban langsung
teras nyaman khususnya di jam jam sibuk, menyadari HP telah hilang dari saku
sangat berdesakan. celananya.Hasil observasi menjelaskan
bahwa terkait kasus ini, petugas di halte
Secara umum unsur-unsur pokoknya
Monas tidak mengindahkan laporan yang
sebagian telah terpenuhi. Bahkan ada
diberikan oleh korban. Kecelakaan yang
unsur tersier atau mewah yang terpenuhi
sering terjadi di jalur Bus Transjakarta
bisa dipenuhi lagi seperti disediakan toilet,
membuktikan bahwa standar keamanan di
dan sebisa mungkin berhubungan dengan
jalur tersebut masih rendah.
stasiun, terminal, bandara, ataupun gedung,
mall dan sebagainya. Bahkan bus malam Demikian juga dengan tingkat
atau bus antar kota saja ada toiletnya. pelanggaran. Pelanggaran kerap dilakukan
Kondisi ini tentunya ironis terjadi di halte oleh pengendara kendaraan lain maupun
busway yang tidak ada. penyeberang jalan. Misalnya, pengguna
jalan kurang berhati-hati dan tidak taat
c. Keadaan Aman dan Tentram dalam
peraturan. Artinya, banyak pengendara
Bus Transjakarta
motor tidak menggunakan jalur yang
Terdapat adanya laporan bahwa sudah disediakan, aksi penyerobotan jalur
pengguna Bus Transjakarta yang kecopetan busway hingga banyak makan korban.
di halte busway harmoni, pengguna Perlu ditegaskan bahwa untuk mengurangi
sungguh kecewa dengan keamanan busway kecelakaan terhadap penyeberang jalan,
dan sikap para petugas yang sepertinya setuju dengan pembuatan pagar pembatas
tidak mau peduli dengan keadaan tersebut. di jalur Bus Transjakarta.
Kejadian terjadi di halte Harmoni. Pada
Namun beberapa area tertentu
waktu itu pengguna Bus Transjakarta
tidak ada pagar pembatas. Di situlah
akan berangkat kerja dengan naik busway
masyarakat dan pengemudi bus harus
dari Rawa Buaya, Cengkareng dan turun
hati-hati. Sudah selayaknya setiap jalur
di Harmoni untuk ganti busway yang ke
Bus Transjakarta yang bersinggungan
arah Blok M. Pada saat itu antrian sangat
langsung dibangun pagar pembatas, bahu
panjang dan desak-desakan.
jalan dibuat sesulit mungkin agar tidak
Di belakang korban ada seorang pria dilewati. Dengan demikian, pengendara
yang terus mendorong-dorong dengan kasar akan berpikir dua kali untuk menyerobot
jalur khusus tersebut. Dishub DKI Jakarta

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 201
Ismiyati, Miskul Firdaus, Dian Artanti Arubusman ISSN 2355-4721

harus mempertimbangkan pembangunan Aspek ketiga adalah aspek kemudahan


pagar pembatas di semua koridor Bus penumpang mengakses layanan. Hasil
Transjakarta. triangulasi menunjukkan bahwa pada
pelayanan Transjakarta ini dapat diukur
Hasil FGD menegaskan bahwa
dari kinerja 5 (lima) indikatornya, yaitu; 1)
pengoperasian Bus Transjakarta sudah
kemudahan mendapatkan informasi tentang
menggunakan standar pelayanan
Transjakarta; 2) kemudahan penjualan tiket
minimum (SPM) yang telah ditetapkan
dalam bentuk e-ticket yang dapat diisi
oleh Pemerintah Daerah meliputi aspek
ulang dengan gampang; 3) kemudahan
kehandalan pelayanan transjakarta. Aspek
melaporkan kehilangan dan menemukan
keandalan dapat diukur dari kinerja 7
barang; 4) kemudahan menyampaikan
(tujuh) indikatornya yaitu; 1) rencana
pengaduan, memberikan saran; dan 5)
headway, yang besarnya tidak lebih dari
kemudahan akses menuju/dari halte.
10 (sepuluh) menit pada jam sibuk untuk
koridor dengan jumlah penumpang yang Aspek terakhir adalah aspek
kecil dan tidak lebih dari 5 (lima) menit kenyamanan penumpang. Hasil FGD
pada koridor dengan demand tinggi; 2) juga menjelaskan bahwa kenyamanan bis
ketepatan headway, simpangan baku yang Transjakarta dapat diukur dari 10 (sepuluh)
ditoleransi tidak boleh lebih dari 2 (dua) indikatornya, yaitu; 1) kebersihan di dalam
menit pada koridor padat dan tidak lebih halte; 2) suhu di dalam halte; 3) penerangan
dari 4 (empat) menit pada koridor sepi; 3) di dalam halte; 4) kepadatan penumpang di
waktu penaikan dan penurunan penumpang dalam halte; 5) kebersihan di dalam bus; 6)
maksimum 20 detik; 4) jarak antara pintu suhu di dalam bus; 7) penerangan di dalam
bis dan halte tidak lebih dari 200 mm; 5) bus; 8) kepadatan penumpang di dalam
kecepatan perjalanan tidak kurang dari 15 bis; 9) waktu tunggu; dan 10) pelayanan
km/jam; 6) kehandalan armada dengan siap petugas.
operasi sekurang-kurangnya 90 persen; 7)
konsistensi jam pelayanan, pelayanan SIMPULAN
pertama dan pelayanan terakhir dengan
Pelaksanaan program busway yang
toleransi 20 menit.
telah dan sedang dilaksanakan oleh Pemda
Aspek kedua yang diukur adalah DKI Jakarta melalui Dinas terkait dan BP
aspek keamanan dan keselamatan Transjakarta sebagian besar telah sesuai
penumpang yang diukur dari kinerja 5 (lima) yang diharapkan, antara lain dalam bidang
indikator, yaitu; 1) keamanan terhadap sarana dan prasarana seperti sistem tiketing,
copet dan pelecehan seksual di dalam halte; halte, sarana bis, SDM dan publikasi.
2) keamanan copet dan pelecehan seksual Namun yang masih menjadi kendala antara
di dalam bus; 3) keselamatan di dalam lain penyiapan bus feeder, jalur bus dan
halte; 4) keselamatan di dalam bus; dan 5) jembatan penyeberangan orang (JPO).
keselamatan di sepanjang koridor.

202 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Manajemen Pemeliharaan Bus Transjakarta dalam Mencapai Standar Pelayanan Minimum

Kinerja pelaksanaan program yang DAFTAR PUSTAKA


diberikan dari program ini secara garis
Creswell, John W. 2002. Researh Design.
besar telah menunjukkan tingkat kepuasan
Quanlitative & Quantitative
penggunanya. Busway dianggap sebagai
Approaches. New York: Sage
sarana angkutan umum alternatif yang
Publication, Inc.
dapat memberikan rasa aman, nyaman dan
ketepatan waktu tempuh, selama ini hal itu Haryadi, Bambang & Bambang
tidak dapat dilakukan oleh angkutan umum Riyanto, 2007. Kepadatan Kota
yang ada. dalam Perspektif Pembangunan
Transportasi Berkelanjutan. Jurnal
Evaluasi pelaksanaan program
Teknik Sipil dan Perencanaan 9 (2):
busway selama satu tahun terakhir telah
89-97.
menunjukkan hasil yang cukup baik.
Busway telah dapat menyerap penumpang Haroen, Azra., Zeinyta, Firdaus, Miskul, &
sebanyak 17,4 juta orang, dan kemampuan Mohamad Zaini. Tingkat Kepuasan
untuk menarik pengguna kendaraan pribadi Pengguna Bis Trans Jakarta. Jurnal
mencapai 7,6 persen lebih besar dari rata- Manajemen Transportasi & Logistik
rata di dunia yang mencapai 4 sampai 1 (3): 25-36.
5 persen. Dalam mengurangi masalah
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi
kemacetan program ini belum menunjukkan
Penelitian Kualitatif. Bandung:
perubahan yang signifikan. Program ini
Remaja Rosdakarya.
juga telah menghasilkan pendapatan bagi
Kas Daerah sebesar Rp. 42,7 miliar dan Meyer & Miller. 2008. Urban
perubahan perilaku masyarakat. Transportation Planning. Singapura:
McGraw-Hill International.
Kendala yang dihadapi antara
lain beberapa fasilitas yang belum Nugroho, Adi Lanugranto. 2008. Konsumen
memadai, beberapa tanggapan miring dari dan Jasa Transportasi. Surakarta:
masyarakat dan keberadaan kelembagaan Universitas Muhammadiyah
BP Transjakarta. Jadi, dalam penyediaan Surakarta.
fasilitas program ini telah memperhatikan
kebutuhan pengguna jasa dan kepedulian Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis.
terhadap lingkungan. Juga, lebih Bandung: Alfabeta.
meningkatkan pelayanan yang diberikan,
terutama dalam hal konsistensi jarak
bus (headway) dan kebutuhan pengguna
terhadap keberadaan bus pengumpan
(feeder) untuk menuju ke jalur busway.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 203

You might also like