Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
autoimunologik dan genetic yang bermanifestasi pada kulit, sendi serta terkait
lapis dan transparan; disertai fenomen tetesan lilin, Auspitz, dan Köbner.(Kim,
2017).
dalam penyakit ini. Bila orang tuanya tidak menderita psoriasis risiko
mendapatkan psoriasis 12%, sedangkan jika salah satu orang tuanya menderita
lain : Malu karena kulit yang mengelupas dan pecah-pecah, tidak nyaman
karena gatal atau harga obat yang mahal dengan berbagai efek samping.
1.2.Definisi
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetic yang
(Djuanda, 2018)
skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomen tetesan lilin,
Auspitz, dan Köbner. Psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada
psoriasis yang lain contohnya psoriasis pustulosa. Bagi para klinisi, psoriasis
sangat penting untuk diketahui karena cukup sering ditemukan dan mempunyai
1.3.Etiologi
penyakit ini. Bila orang tuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapatkan
psoriasis 12%, sedangkan jika salah satu orang tuanya menderita psoriasis maka
defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari 3 sel, yakni
adalah faktor genetik, obesitas, konsumsi alkohol, merokok, stress psikis, infeksi,
trauma, endokrin, gangguan metabolik, obat (glukokortikoid sistemik, lithium,
obat anti malaria, interferon, dan beta adrenergik blocker). Stres psikis juga
merupakan faktor pencetus utama, dan faktor endokrin rupanya memiliki peranan
Psoriasis dapat dimulai pada usia berapa pun, tetapi tidak umum pada
usia di bawah usia 10 tahun. Kemungkinan besar muncul antara usia 15 dan 30
dikaitkan dengan usia awitan yang lebih dini dan dengan riwayat keluarga positif.
ada dua bentuk berbeda psoriasis: psoriasis tipe I, dengan usia onset sebelum usia
40 tahun dan terkait dengan HLA, dan tipe II, dengan usia onset setelah usia 40
tahun dan kurang asosiasi HLA, meskipun banyak pasien tidak masuk dalam
klasifikasi ini. Tidak ada bukti bahwa psoriasis tipe I dan tipe II merespons
dan diferensiasi dan berbagai biokimia, system imun, dan kelainan vaskuler, dan
hubungannya degan fungsi system saraf yang sayangnya kurang dimengerti. Asal
terhadap psoriasis, penelitian mulai terfokus kepada sel T dan system imun. Tidak
hanya itu, jumlah bukti menunjukkan bahwa keratinosit adalah bagian integral
keratinosit, sel-sel radang dan pembuluh darah sehingga lesi tampak menebal dan
diikat oleh sel T naïf. Pengikatan sel T terhadap antigen tersebut selain melalui
reseptor sel T harus dilakukan pula oleh ligand dan reseptor tambahan yang
dikenal dengan kostimulasi. Setelah sel T teraktivasi sel ini berproliferasi menjadi
sel T efektor dan memori kemudian masuk dalam sirkulasi sistemik dan
bermigrasi ke kulit.
Pada lesi plak dan darah pasien psoriasis dijumpai sel Th1 CD4, sel
sitotoksik 1/Tc1CD8 , IFN gamma, TNF alfa, dan IL-12 adalah produk yang
ditemukan pada kelompok penyakit yang diperatarai oleh sel Th1. Pada tahun
2003, dikenal IL-17 yang dihasilkan oleh sel Th1. IL-23 adalah sitokin yang
dihasilkan oleh sel dendrit bersifat heterodimer bagian dari IL-12, sitoki IL-17 A,
IL-17 F, IL-22, IL 21 dan TNF alfa adalah mediator turunan Th-17. Telah
karakteristik psoriasis. IL-22 dan IL-17A seperti juga CCR6 dapat menstimulasi
alfa akibat banjirnya efek mediator terjadi perubahan fisiologis kulit normal yaitu
keratinosit akan berproliferasi lebih cepat, normal dalam 311 jam menjadi 36 jam
kulit normal menjadi sepenuhnya berkembang lesi yang dijelaskan dalam teks.
Kulit normal dari yang sehat individu (panel A) mengandung sel Langerhans
epidermal, tersebar sel dendritik imatur (D), dan kulit-homing memori sel T (T) di
dalam dermis.
peningkatan jumlah sel mononuklear dermal dan sel mast (M). Biasanya terjadi
perubahan ini mungkin tergantung pada jarak dari lesi. Zona transisi dari lesi yang
dan tortuosity, jumlah sel mast, makrofag (MP), dan Sel T, dan degranulasi sel
dan parakeratosis. Sel Langerhans (L) mulai keluar dari epidermis, dan sel-sel
epidermis dendritik inflamasi (I) dan CD8 + Sel T (8) mulai memasuki epidermis.
dan tortuositas dengan peningkatan sepuluh kali lipat darah mengalir, banyak
suprabasal yang lebih rendah, ditandai tetapi tidak harus kehilangan seragam dari
peningkatan jumlah sel T CD8 +, dan akumulasi neutrofil dalam stratum korneum
1.5.Gejala klinis
titik-titik perdarahan bila skuama dilepas, berukuran dari seukuran jarum sampai
dengan plakat menutupi sebagian besar area tubuh, umumnya simetris. Penyakit
ini dapat menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi tetapi tidak mengganggu
bervariasi dari yang sangat cerah (hot psoriasis) biasanya diikuti gatal sampai
dengan berbagai lesi kulit yang kecil (gutata atau nummular) dan tendensi yang
lebih besar terhadap resolusi spontan, secara relatif memang jarang ditemukan
2018)
Kedua yaitu psoriasis stabil kronik (plak). Kebanyakan dari pasien dengan
lesi indolen kronik muncul dalam berbulan-bulan bahkan tahunan, dan berubah
Gambar 2.4 Tampak plak eritematous psoriasis dengan skuama tebal berlapis-
Pruritus dapat muncul dalam banyak kasus psoriasis, terutama pada kulit
kepala dan area kelamin. Lesi yang sering ditemukan pada psoriasis yang klasik
Pada psoriasis terdapat fenomena yang khas yaitu fenomena tetesan lilin
dimana bila lesi yang berbentuk skuama dikerok maka skuama akan berubah
warna menjadi putih yang disebabkan oleh karena perubahan indeks bias. Auspitz
sign ialah bila skuama yang berlapis-lapis dikerok akan timbul bintik-bintik
pendarahan yang disebabkan papilomatosis yaitu papilla dermis yang memanjang
tetapi bila kerokan tersebut diteruskan maka akan tampak pendarahan yang
merata. Fenomena kobner ialah bila kulit penderita psoriasis terkena trauma
misalnya garukan maka akan muncul kelainan yang sama dengan kelainan
psoriasis.
dinding diangkat(B)
kering, tebal dengan ukuran yang beragam serta dilapisi oleh skuama tebal
berlapis-lapis dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Keluhan yang
matahari, atau operasi) yang disebut isomorfik atau fenomena Köbner. Terjadinya
permukaan kulit tetapi tetap terdapat predileksi pada area tertentu dan harus
diperiksa pada semua pasien yang dicurigai mengalami psoriasis. Daerah tersebut
diantaranya siku, lutut, kulit kepala, gluteal dan kuku. Penyakit ini biasanya lebih
banyak pada bagian ekstensor daripada permukaan fleksor yang mengenai telapak
Psoriasis vulgaris adalah bentuk psoriasis yang paling umum, terlihat pada sekitar
90% pasien. Merah, bersisik, plak yang terdistribusi secara simetris bersifat khas
(Gudjonsson, 2017)
dengan wonoroff ring. Dengan proses pelebaran lesi yang berjalan bertahap maka
bentuk lesi dapat beragam seperti bentuk utama kura linier (psoriasis girata), lesi
mirip cincin (psoriasis anular), dan papul berskuama pada mulut folikel
menyerupai kulit tiram disebut plak ostraseus. Umumnya dijumpai di scalp, siku,
lutut, punggung, lumbal dan retroaurikuler. Hampir 70% pasien mengeluh gatal,
tampak lembab dan eritematosa. Lesi dijumpai di daerah aksila, fossa antekubital,
2. Psoriasis gutata
Jenis ini khas pada dewasa muda, bila terjadi pada anak sering bersiffat swasirna.
akut pada anak akan berkembang menjadi psoriasis plakat. Bentuk spesifik yang
dijumpai adalah lesi papul eruptif berukuran 1-10 mm berwarna merah salmon,
3. Psoriasis pustulosa
komplikasi lesi klasik dengan pencetus putus obat kortikosteoid sistemik, infeksi,
ataupun pengobatan topical yang bersifat iritasi. Psoriasis pustulosa jenis von
zumbusch terjadi bila pustule yang muncul sangat parah dan menyerang seluruh
tubuh, sering diikuti dengan gejala konstitusi. Keadaan ini bersifat sistemik dan
mengancam jiwa. Tampak kulit yang merah, nyeri, meradang dengan pustule
milier tersebar diatasnya. Pustul terletak non folikuler, putih kekuningan, terasa
catat area luas deskuamasi. (Foto C – E digunakan dengan izin dari Drs.
4. Eritroderma
Keadaan ini dapat muncul bertahap atau akut dalam perjalanan psoriasis plakat,
dapat pula merupakan serangan pertama, bahkan pada anak. Lesi jenis ini harus
(vulgaris) yang luas hamper seluruh tubuh., tidak diikuti dengan gejala demam
atau menggigil, dapat disebabkan kegagalan terapi psoriasis vulgaris. Bentuk
kedua adalah bentuk yang lebih akut sebagai peristiwa mendadak vasodilatasi
generalisata. Keadaan ini dapat dicetuskan antara lain oleh infeksi, tar, obat atau
putus obat kortikosteroid sistemik. Kulit pasien tampak eritema difus biasanya
Perhatikan pulau hemat. Itu pasien yang ditunjukkan pada panel B dan C memiliki
(Foto digunakan dengan izin dari Mr. Harrold Carter dan Dr. Johann Gudjonsson.)
1.6.Diagnosis
yang paling umum adalah psoriasis plak kronis, yang memengaruhi 80%
hingga 90% pasien dengan psoriasis. Ciri khas dari psoriasis plak klasik
badan, bokong, dan ekstremitas tetapi dapat terjadi di bagian tubuh mana saja.
Pasien mungkin menunjukkan keterlibatan kuku, yang dapat hadir tanpa plak
bersamaan. Lesi aktif mungkin gatal atau menyakitkan. Psoriasis juga dapat
muncul sebagai respons isomorfik, di mana lesi baru muncul pada kulit yang
lain : Luas permukaan badan (LPB), Psoriasis Area Severity Index (PASI),
dermatology life quality index (DLQI). PASI menilai 4 regio tubuh yaitu kepala
dan leher, tangan dan bahu, dada, perut dan punggung. Masing-masing region
dinilai skornya untuk menunjukan berapa banyak daerah dari region tersebut yang
terkena psoriasis dan skor yang menyatakan tingkat keparahan psoriasis. Skor area
dapat diantara 0 (tanpa psoriasis) sampai 6 (semua kulit terkena efek). Tingkat
ketebalan dan skuama yang nilainya diantara 0-4, maximum berjumlah 12. Area
dijumlahkan. Pada penggunaan skor PASI maka yang dievaluasi adalah sebagai
berikut :
ujung pusat lesi, adanya penebalan progresif epidermis dengan perpanjangan rete
ridge, dilatasi dan tortuositas pembuluh darah, dan peningkatan infiltrat sel
tengah lesi. (Biopsi punch 4 mm, hematoxylin dan eosin, bar skala = 100 μM.)
biopsi 4 mm diambil dari sampel individu yang sama dalam A pada hari yang
sama. Kulit "tidak terlibat jauh" diambil dari punggung atas 30 cm dari lesi
psoriasis terdekat yang terlihat. Kulit "Uninvolved near edge" diambil 0,5 cm dari
tepi plak 20 cm, yang telah ada selama beberapa tahun, menurut pasien. "Pusat
Kulit plak ”diambil dari area yang relatif tidak aktif (kurang merah dan bersisik)
di bagian tengah plak ini. "Tepi yang terlibat" kulit diambil dari area aktif (lebih
merah dan bersisik) sekitar 1 cm di dalam tepi plak yang sama. Dalam
pasak rete, dilatasi dan tortuositas awal pembuluh darah, dan peningkatan jumlah
perivaskular. Pada pasien ini, kulit "tepi tidak terlibat" juga memanifestasikan
yang kurang aktif dengan yang lebih aktif, perhatikan bahwa area yang lebih aktif
dengan rete ridge memanjang; dalam kombinasi dengan infiltrate radang dermis,
psoriasis. Infiltrat radang kebanyakan terdiri atas sel dendritik, makrofag, dan sel
dengan infeksi HIV. Serum asam urat meningkat pada 50% pasien, biasanya
berhubungan dengan perkembangan penyakit; terdapat peningkatan resiko pada
artritis gout. Tingkat asam urat menurun bila terapi efektif. Pada tes kultur
mungkin tidak ditemukan pada semua pasien. Di psoriasis vulgaris berat, psoriasis
psoriasis memanifestasikan profil lipid yang berubah, bahkan pada awal penyakit
kulit mereka. Pasien menderita 15% tingkat lipoprotein densitas tinggi, dan rasio
apolipoprotein-A1 11% lebih tinggi pada pasien psoriasis. Entah perbedaan ini
Asam urat serum meningkat hingga 50% dari pasien dan terutama
berkorelasi dengan luasnya lesi dan aktivitas penyakit. Ada peningkatan risiko
mengembangkan radang sendi gout. Kadar asam urat serum biasanya normalisasi
setelah terapi.
tersebut jarang terjadi pada psoriasis plak kronis tanpa komplikasi oleh arthritis.
Meningkatkan imunoglobulin serum (Ig) Tingkat A dan kompleks imun IgA, juga
amiloidosis sekunder, juga telah diamati pada psoriasis, dan yang terakhir
Psoriasis plak ditandai dengan plak berbatas tegas dan eritematosa dengan
skala keperakan: A) Plak psoriasis pada siku; B) Psoriasis pada batang tubuh,
ditandai oleh plak bersisik merah bersatu, berbatas tegas; C) Psoriasis pada
yang dapat hadir tanpa plak bersamaan: A) Kuku psoriasis, terdiri dari pitting,
1.7.Diagnosis Banding
diagnosis yang akan dibuat, tetapi tak diragukan mungkin timbul dalam kasus
Tinea corporis
dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong berbatas tegas terdiri atas eritema,
skuama, kadang-kadang vesikel dan papul di tepi, serta daerah tengahnya
biasanya lebih tenang. Terdapat lesi annular ‘ring worm’ atau serpiginous plaque
dengan berbatas eritema aktif. Terdapat juga tinea crporis dengan gambaran lesi
batas yang meninggi. Sedangkan ada juga bentuk psoriasiform, yang mirip dengan
Gambar 2.33. Tinea corporis. (A) Anular ‘ring worm’. (B) Polisiklik. (C)
Psoriasiform.
Gejala klinis yang muncul eritema dan skuama pada wajah dan kulit
tangan dan kaki. Papul folikular keratotik dikelilingi oleh eritema umumnya
terdapat dibagian dorsum jari tangan, siku, dan pergelangan tangan. Kelainan
tersebut menyerang kebagian lain termasuk badan. Kelainan kuliot berbatas tegas
seling terlihat pulau-pulau kulit normal. Eritema dan skuama meluas ke seluruh
Dermatitis numularis
Gambaran klinis yang khas berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau
mudah pecah sehingga basah (oozing). Pada penyakit ini biasanya penderita
mengeluh sangat gatal pada lesi. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-
kemudian mongering menjadi krusta kekuningan. Ukuran garis tengah lesi dapat
timbul pada tempat semula. Lesi dapat pula terjadi pada tempat yang mengalami
Gambaran klinis yang khas pada dermatitis seboroik ialah skuama yang
yang berlapis-lapis berwarna putih seperti mika disertai tanda tetesan lilin dan
alis, sudut nasolabial, telinga, daerah sternum dan fleksor. Sedangkan psoriasis
banyak terdapat pada daerah-daerah ekstensor, yaitu siku, lutut dan scalp.
Gambar 2.37 Dermatitis seboroik, eritema dan kuning-oranye scaling anular di
1.8.Penatalaksanaan
Topikal
atau menyerang kurang dari 20% luas permukaan tubuh.Terapi topikal digunakan
secara tunggal atau kombinasi dengan agen topikal lainnya atau dengan fototerapi.
a) Preparat ter
Obat topical yang biasa digunakan adalah preparat ter, memiliki efek
sebagai antiradang. Preparat ter dibagi menjadi 3 yaitui; fosil (misalnya iktiol),
kayu (misalnya oleum kadini dan oleum ruski), dan batubara (misalnya liantral
dan likuor karbonis detergens). Preparat fosil dinilai kurang efektif dan yang
dinilai efektif adalah preparat ter dari kayu dan batubara. Ter dari batubara lebih
efektif dibandingkan ter dari kayu dengan kemungkinan memberikan iritasi yang
lebih besar.
Pada psoriasis yang menahun digunakan ter dari batubara karena lebih kuat
dan memberikan iritasi sedikit. Ter dari kayu digunakan pada psoriasis akut dan
tidak diberikan ter dari batubara karena di khawatirkan akan menjadi iritasi dan
eritriderma.
b) Kortikosteroid topikal
vehikulum bergantung pada lokasinya. Pada scalp, muka dan daerah lipatan
digunakan krim, di tempat lain digunakan salep kortikosteroid potensi kuat. Pada
daerah muka, lipatan, dan genitalia eksterna dipilih potensi sedang. Bila diberikan
potensi kuat pada muka dapat member efek samping di antaranya teleangiektasis,
sedangkan dilipatan berupa striae atrofikans. Pada batang tubuh dan ekstremitas
digunakan salap dengan potensi kuat atau sangat kuat bergantung lama penyakit.
2012)
c) Antralin
Obat ini dikatakan efektif. Kekurangannya ialah mewarnai kulit dan
pakaian. Konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2-0,8% dalam pasta, salap, atau
krim. Lama pemakaian hanya ¼-½ jam sehari sekali untuk mencegah iritasi.
enzim proliferasi. Sediaan ini juga data dipakai sebagai kombinasi dengan
fototerapi.
d) Kalsipotriol
kalsium. Preparatnya berupa salep atau krim. Sangat efektif pada penanganan tipe
plak dan skalp psosiaris. Sedangkan kombinasi terapi dengan steroid potensi
tinggi dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dan lebih sedikit efek samping.
e) Tazaroten
dan terutama diberikan pada daerah badan. Pemikiran yang diketahui adalah untuk
Tersedia gel 0,05% dan 0,1% juga krim. Bila digunakan secara monoterapi akan
muncul iritasi local. Pengobatan lebih baik bila menyertakan pengobatan dengan
f) Emolien
Efek emolien adalah melembutkan permukaan tubuh selain lipatan, juga
pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya digunakan salep dengan bahan dasar
penetrasi bahan aktif. Emolien yang lain adalah lanolin dan minyak mineral. Jadi
Sistemik
a. Metotreksat
panjang dari keadaan psoriasis yang berat, termasuk psoriasis eritroderma dan
belum diketahui pasti. Pada psoriasis obat tersebut mengurangi proliferasi sel
mata, hidung kering: peninggian lipid darah; gangguan fungsi hepar; hyperostosis;
dan terotogenik.
hanya 2 hari, dibandingkan dengan etretinat yang lebih dari 100 hari. Dosis
perhari.
c. Siklosporin
pasien dengan keadaan stabil tanpa faktor komorbid. Bersifat nefrotoksik dan
Fototerapi
mitosis, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik
untuk mengobati psoriasis ialah dengan penyinaran secara alamiah, tetapi sayang
tidak dapat diukur dan jika berlebihan malah akan memperparah psoriasis. Karena
itu digunakan sinar ultraviolet artifisial, diantaranya sinar A yang disebut UVA.
yang sinergik. Mula-mula 10-20mg psoralen diberikan per os, 2 jam kemudian
untuk mencegah rekuren. PUVA juga dapat digunakan untuk eritroderma psoriatic
gutata, pustular, dan eritroderma. Pada tipe plak dan gutata dikombinasi dengan
salep likuor karbonis detergens 5-7% yang dioleskan sehari dua kali. Sebelum
disinar dicuci dahulu. Dosis UVB pertama 12-23m J menurut tipe kulit, kemudian
pengurangan 75% skor PASI (psoriasis area and severity index). Hasil baik yang
kombinasi ter berasal dari batu bara dan sinar ultraviolet. Kemudian terdapat
banyak modifikasi mengenai ter dan sinar tersebut. Yang pertama digunakan
adalah crude coal tar yang bersifat fotosensitif. Lama pengobatan 4-6 minggu,
1.9.Prognosis
Prognosis baik jika mendapat terapi yang efektif namun angka
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. M
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Status : Menikah
2.2 Anamnesis
- Keluhan Utama :
keluhan ini dirasakan sejak 4 tahun. Kulit menebal dan kering juga
DM (-), HT(-) .
4.3.Pemeriksaan fisik
Status Generalis
Efloresensi :
Tampak plak eritematosa batas tegas disertai skuama dan ekskoriasi e/r
generalisata.
Psoriasis vulgaris
Tinea corporis
2.6 Planning
1. Planning diagnosis :
2. Planning terapi :
- Non Medikamentosa
- Medikamentosa
Racikan
R/ Pehachlor 3 mg
R/ Loratadin ½ mg
R/ Inerson 7.5 gr
R/ Sagestam 2.5 gr
Mfla cream
S ue pagi sore
Non Racikan
S ue ( Siang, Malam)
2.7 Edukasi
bertambah parah .
- Menjelaskan bahwa penyakit ini dapat timbul lesi yang baru dan terasa
mengontrol emosi agar kulit tidak semakin parah dan tidak terbentuk lesi
baru
2.8 Prognosis
adanya pengaruh system saraf. Pada pasien ini terdapat gejala klinis
yaitu adanya kelinan pada kulit yang bersifat kronis karena pasien
kepala, lutut, siku dan punggung belakang. Keluhan ini disertai gatal
dan nyeri dan bisa pecah dan berdarah. Pada pasien dapat dijumpai
sign ialah bila skuama yang berlapis-lapis dikerok akan timbul bintik-
bintik pendarahan yang disebabkan papilomatosis yaitu papilla dermis
keluhan kulit kering dan gatal sedikit berkurang. Awalnya keluhan ini
gatal, rasa terbakar atau nyeri, terutama bila kulit kepala terkena.
Racikan
R/ Pehachlor 3 mg
R/ Loratadin ½ mg
R/ Inerson 7.5 gr
R/ Sagestam 2.5 gr
Mfla cream
S ue pagi sore
Non Racikan
S ue ( Siang, Malam)
bronkus dan bermacam-macam otot polos, selain itu klorferamin maleat dapat
bertujuan sebagai mengurangi rasa gatal pada pasien psoriasis karena adanya
berbagai tipe dermatitis, eksim, dan psoriasis yang peka terhadap kortikosteroid.
sampai sedang dan biasanya psoriasis pada daerah seperti fleksura dan genitalia,
dicapai dalam 2-4 minggu, dengan pemeliharaan pengobatan yang terdiri dari
supresi adrenal.
Obat ini bisa digunakan jika ada infeksi ringan pada kulit. Pada kasus psoriasis
pemberian antibiotic tidak ada dalam guidline namun ditujukan agar menghindari
terjadinya infeksi pada kulit pasien akibat garukan yang dilakukan pasien.
Carmed urea 10% 40 g mengandung zat aktif urea 10%. Carmed urea
kulit berupa hyperkeratosis sehingga kulit menjadi kasar, kering, bersisik). Urea
kulit sudah > 10% BSA (Body surface area). Pada pasien ini tidak didapatkan
Pada pengobatan steroid topical jika dalam 4-6 minggu lesi tidak membaik,
super poten hanya diperbolehkan 2 minggu. Oleh karena itu pasien ini
Untuk psoriasis sedang sampai berat dapat diobati dengan fototerapi UVB.
mengubah profil sitokin dan mekanisme lainnya. Psoriasis sedang sampai berat
dapat diobati dengan UVB yang dikombinasikan dengan ter dapat meningkatkan
efektivitas terapi. Efek samping PUVB berupa sunburn, eritema, vesikulasi dan
kulit kering. Efek jangka panjang berupa penuaan kulit dan keganasan kulit yang
belum bisa dijelaskan. Pada uji klinik, kombinasi PUVB dengan ter dan antralin
ditujukan pada psoriasis berat termasuk psoriasis plakat luas, eritroderma atau
mengkatalis asam folat menjadi berbagai kofaktor yang diperlukan oleh beragam
terbukti sangat berkhasiat untuk psoriasis tipe plakat berat, dan juga merupakan
indikasi untuk penanganan jangka panjang pada psoriasis berat seperti psoriasis
Selain itu pada psoriasis berat dapat diberikan agen biologic. Obat ini
pathogenesis psoriasis. Terdapat tiga tipe obat yang beredar di pasaran yaitu
agen biologic ini sangat pesat dan yang dikenal adalah alefacept, efalizumab,
KESIMPULAN
skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomen tetesan lilin,
Auspitz, dan Köbner. Psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada
psoriasis yang lain contohnya psoriasis pustulosa. Bagi para klinisi, psoriasis
sangat penting untuk diketahui karena cukup sering ditemukan dan mempunyai
titik titik perdarahan bila skuama dilepas, berukuran dari ujung jarum sampai
plakat menutupi sebagian besar area tubuh. Bentuk lesi psoriasis ini bermacam
macam sesuai dengan lesi kulit yaitu : Psoriasis plakat, gutata, pustulosa,
eritoderma, kuku, dan artritis. Pada pasien ini termasuk psoriasis vulgaris, yang
luas area lesi psoriasis pada tubuh. Untuk derajat ringan <3% BSA, sedang 3-10%
BSA, dan berat >10% BSA. Tingkat keparahan psoriasis berguna untuk
menetukan pemberian terapi pada pasien. Untuk kasus ringan : bisa diberikan
berat bisa diberikan terapi fototerapi (PUVA/PUVB) dan pemberian obat sistemik