You are on page 1of 15

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS BIOLOGI SISWA SLTP

SE-KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

Metri Elfrida Putri, Ade Dewi Maharani, Evrialiani Rosba


Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Metryfridapoetry@gmail.com

ABSTRACT

Science literation is important known by students because it is be a key for


them to continue science learning in the future. The goal of this research is to get
the description skill of science literation students of SMP class IX at Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Solok. This research is done in class IX for six schools
at Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Solok. They schools are SMPN 1 Pantai
Cermin, SMPN 2 Pantai Cermin, SMPN 3 Pantai Cermin, MTsN Gadung Surian,
MTs Ibadurrahman Lolo, and MtsTI Pasar Surian. Besides, the kind of this
research is qualitative descriptive. However, the population of this research is all
students class IX SLTP all of Kecamatan Pantai Cermin in academic year
2017/2018. The sample that is used is 50% from every school which is taken by
using sampling technic. The instrument of this research are some of questions
about science literation which it is taken from PISA Take The Test Sample
Questions from OECD’S PISA Assessments which it is focused into biology
content. Morever, the result of the analysis data descriptive shows that science
literation students class IX Pantai Cermin Kabupaten Solok is very low, it can be
proved from percentage that has been gotten by research which it is 53, 24 % (
very low <54%). So, as the conclusion from this research shows that the skill of
science literation science Biology SLTP all of Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Solok is very low.

Keywords: Science Literacy, Biology

PENDAHULUAN masih memprihatinkan. Pada tahun


Indonesia merupakan salah satu 2000 skor rata-rata 393 dan peringkat
Negara yang secara konsisten ke-38 dari 41 negara partisipan.
mengikuti PISA (Programme for Tahun 2003 skor rata-rata 395 dan
International student assessment). peringkat ke-38 dari 40 negara
Berdasarkan evaluasi PISA tahun partisipan. Tahun 2006 skor rata-rata
2012, Prestasi Indonesia dalam 393 dan peringkat ke-50 dari 57
assessment internasional tersebut negara partisipan. Tahun 2009 skor
rata-rata 383 dan peringkat ke-60 bergantung pada teknologi dan
dari 65 negara partisipan. Tahun kemajuan serta perkembangan ilmu
2012 skor rata-rata 375 dan peringkat pengetahuan (Hayat dan Yusuf,
ke-64 dari 65 negara partisipan 2011:313).
(OECD, 2014:5). Dan pada tahun Dalam dunia yang dipenuhi
2015 indonesia berada di peringkat dengan produk-produk kerja ilmiah
69 dari 70 negara partisipan yaitu (scientific inquiry), literasi sains
dengan skor 403 (OECD, 2016:5) . (science literacy) menjadi suatu
Hal ini menunjukkan bahwa keharusan bagi setiap orang. Setiap
penguasaan kompetensi literasi sains orang perlu menggunakan informasi
pelajar Indonesia masih rendah dan ilmiah untuk melakukan pilihan yang
selalu berada di bawah standar dihadapi setiap hari, setiap orang
internasional yang di tetapkan perlu memiliki kemampuan untuk
bahkan cenderung mangalami berhubungan dalam percakapan dan
penurunan. debat publik secara cerdas berkenaan
Literasi sains didefinisikan dengan isu-isu penting yang
sebagai kapasitas untuk melibatkan IPTEK.
menggunakan pengetahuan ilmiah, Setiap orang siap untuk berbagi
mengidentifikasi pertanyaan, dan dalam pemenuhan kegembiraan dan
menarik kesimpulan berdasarkan personal yang berasal dari
fakta, dalam rangka memahami alam pemahaman dan belajar tentang
semesta dan perubahan yang terjadi dunia alami. Literasi sains juga
karena aktivitas manusia (Hayat dan menjadi meningkat kepentingannya
Yusuf, 2011:315). ditempat kerja, semakin banyak
Literasi sains sangat penting pekerjaan yang menuntut
dikuasai oleh siswa dalam kaitannya keterampilan tingkat tinggi,
dengan cara mereka dapat memerlukan orang-orang yang
memahami lingkungan hidup, mampu belajar, bernalar, berpikir
kesehatan, ekonomi, dan masalah- kreatif, membuat keputusan dan
masalah lain yang dihadapi memecahkan masalah. Suatu
masyarakat modern yang sangat pemahaman IPA dan prosesnya
berkontribusi secara istimewa analisis (menerjemahkan,meng-
berkenaan dengan keterampilan- hubung-hubungkan, menjelaskan dan
keterampilan tersebut (Zuriyani, menerapkan informasi).
2012:1). Hasil wawancara yang
Berdasarkan hasil observasi dilakukan kepada beberapa orang
penulis yang dilaksanakan pada siswa kelas IX juga menunjukkan
bulan februari semester I TP bahwa literasi siswa masih rendah.
2017/2018 melalui penyebaran Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan
angket pada satu orang guru kelas IX siswa yaitu siswa memahami
pada masing-masing sekolah tingkat pentingnya sarapan pagi agar tetap
SLTP di Kecamatan Pantai Cermin dapat bersemangat saat belajar di
Kabupaten Solok yang terdiri dari kelas karena adanya energi yang
SMPN 1 Pantai Cermin, SMPN 2 dihasilkan dari proses oksidasi sari
Pantai Cermin, SMPN 3 Pantai makanan sehingga masih banyak
Cermin, MTsN Gadung Surian, MTs alasan untuk menghindari sarapan
Ibadirrahman Lolo, dan MTsTI Pasar pagi tersebut seperti kesiangan
Surian, menunjukkan bahwa literasi ataupun dengan alasan malas.
sains siswa masih rendah. Hal ini Siswa juga memahami akan
dapat dilihat dari jawaban guru pada bahaya bermain dilapangan saat
angket yang disebarkan. hujan yang mereka pikirkan hanya
Dalam proses pembelajaran kesenangan bermain dan bahkan
guru sangat jarang memberikan tidak sedikit dari mereka memulai
rangsangan kepada siswa terkait kebiasaan merokok dengan alasan
materi yang akan dipelajari, tidak ikut teman tanpa memikirkan
sedikit dari guru yang tidak dampak yang akan mereka dapatkan
memberikan contoh-contoh yang nanti. Jadi dapat dikatakan bahwa
relevan terkait materi yang dipelajari siswa paham akan hal tersebut
yang contohnya dapat diambil dari karena sudah mereka ketahui dari
kehidupan sehari-hari, soal yang materi yang telah dipelajari terkait
diberikan kepada siswa belum hal tersebut, namun kurang terampil
bersifat membangun kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan
yang dimilikinya. Dan dalam proses Kabupaten Solok tahun ajaran
pembelajaran siswa lebih sering 2017/2018.
mengerjakan soal yang hanya Populasi penelitian ini adalah
menekankan aspek hafalan dan seluruh siswa kelas IX SLTP Se-
sangat jarang mereka menemukan Kecamatan Pantai Cermin tahun
soal yang berupa wacana atau yang Pelajaran 2017/2018. Sampel yang
bersifat membangun kemampuan digunakan adalah 50% dari populasi
analisis. tiap sekolah yang diambil
Berdasarkan uraian di atas menggunakan teknik purposive
maka peneliti telah melakukan sampling yang menurut Arikunto
penelitian dengan judul Analisis (2010:33).
Kemampuan Literasi Sains Biologi Instrumen utama dalam
Siswa SLTP Se-Kecamatan Pantai penelitian ini adalah seperangkat soal
Cermin Kabupaten Solok. literasi sains yang di ambil dari PISA
Tujuan dari penelitian ini Take The Test Sample Questions
adalah untuk mendapatkan gambaran from OECD’s PISA assessments.
tentang kemampuan literasi sains Soal ini telah diterjemahkan dan
biologi siswa SLTP se-Kecamatan divalidasi oleh penterjemah ahli dan
Pantai Cermin. diuji coba keterbacaannya. Setiap
soal mengandung indikator dari
METODE PENELITIAN setiap aspek kompetensi yang akan
Penelitian ini dilakukan di dinilai. Indikator pencapaian
seluruh SLTP baik swasta maupun kompetensi yang digunakan diadopsi
negeri pada semester ganjil tahun dari instrumen PISA 2009.
pelajaran 2017/2018 di Kecamatan Pada penelitian ini, teknik
Pantai Cermin yaitu pada tanggal 20 analisis data yang digunakan untuk
Juli sampai 3 Agustus 2017. Jenis mengetahui kemampuan literasi sains
penelitian ini adalah deskriptif yaitu menganalisis data jawaban soal
kualitatif. Subjek penelitian ini PISA dengan melakukan penskoran
adalah seluruh siswa kelas IX SMP secara manual menggunakan kunci
se-Kecamatan Pantai Cermin jawaban yang didapat dari PISA Take
The Test. Jawaban siswa diberi skor tingkat literasi sains siswa yang
sesuai dengan aturan penskoran menurut Purwanto (2009:102) skor
dalam PISA. Soal pilihan ganda, tersebut harus diolah menjadi skor
“ya” atau “tidak”, dan isian singkat berstandar 100.
jika jawaban benar maka mendapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
skor 1 dan jika salah atau tidak
Berdasarkan penelitian yang
menjawab diberi skor 0. Sedangkan
telah dilaksanakan di sekolah tingkat
untuk soal essay jika siswa
SLTP yang ada di Kecamatan Pantai
menjawab dengan benar maka diberi
Cermin Kabupaten Solok. .
skor 1, jika benar sebagian diberikan
Pelaksanaan dilakukan selama jam
skor ½ dan jika salah atau tidak
pelajaran IPA di masing-masing
menjawab diberi skor 0. Kemudian
sekolah. Seluruh sampel diberikan
menghitung total skor yang diperoleh
soal literasi sains dari PISA 2009 dan
siswa dan menghitung rata-rata skor.
dikerjakan dalam waktu 2 jam
Skor maksimal yang diperoleh siswa
pelajaran. Dari hasil pengujian soal
jika menjawab dengan benar semua
literasi sains terlihat perbedaan hasil
pertanyaan 25. Skor ini belum bisa
dari masing-masing sekolah. Untuk
dideskripsikan kedalam riteria
lebih jelasnya dapat dilihat pada
interpretasi skor untuk mengetahui
Gambar 1.

70
Persentase capaian literasi sains

61,42%
60 56,57%
50 41,86% 42,53%
biologi siswa

40,86%
40 35,17%
30 Keterangan :
1: SMPN 1 Pantai Cermin
20
2: SMPN 2 Pantai Cermin
10 3: SMPN 3 Pantai Cermin
4: MTsN Gadung Surian
0 5: MTs Ibadurrahman Lolo
1 2 3 4 5 6 6: MTsTI Pasar Surian

Literasi Sains Masing-masing Sekolah

Gambar 1. Persentase Capaian Literasi Sains Biologi Siswa SLTP Se-Kecamatan


Pantai Cermin
Berdasarkan Gambar 1 hasil siswa. Faktor pertama, siswa tidak
capaian literasi sains siswa kelas IX terbiasa menghadapi soal-soal yang
pada masing-masing sekolah SLTP berwacana dan memuat grafik yang
di Kecamatan Pantai cermin ini juga memerlukan kepiawaian dalam
termasuk pada tiga kategori yaitu mencermatinya. Hal ini diketahui
kategori sedang, rendah dan sangat dari hasil wawancara dengan
rendah. Namun, secara umum hasil beberapa siswa yang mngeluhkan
capaian literasi sains siswa kelas IX banyaknya wacana pada soal yang
di Kecamatan Pantai Cermin “sangat diberikan, serta sulitnya soal yang
rendah” (Purwanto, 2009:103). mereka kerjakan.
Capaian literasi sains tertinggi yang Sebagaimana Angraini
berhasil dicapai siswa kelas IX dari (2014:169) menyatakan dalam hasil
keseluruhan sampel untuk masing- penelitiannya bahwa banyak hal yang
masing sekolah adalah siswa kelas menyebabkan literasi sains siswa
IX SMPN 3 Pantai Cermin dengan menjadi rendah, seperti mata
kategori “sedang”, sekolah yang pelajaran yang belum dipelajari,
termasuk kategori rendah yaitu siswa tidak terbiasa mengerjakan
MTsN Gadung Surian. Sedangkan soal yang menggunakan wacana dan
sekolah yang memiliki capaian proses pembelajaran yang kurang
literasi sains siswa terendah adalah mendukukung siswa dalam
MTs Ibadurrahman Lolo dengan pengembangan kemampuan literasi
kategori “sangat rendah”. sainsnya. Hal ini selaras dengan
Berdasarkan hasil pengujian pendapat Rustaman (2006) dan
soal literasi sains dan analisis data American Association for the
yang diperoleh dari penelitian yang Advancement of Science (1993,
telah dilaksanakan menunjukkan dalam wikipedia, 2015) bahwa dalam
bahwa kemampuan literasi sains mengerjakan soal-soal literasi sains
biologi siswa SLTP se-Kecamatan yang termuat dalam pokok uji PISA,
Pantai Cermin sangat rendah. Ada memerlukan kecermatan membaca
beberapa faktor yang menyebabkan dan kemampuan memahami isi
rendahnya hasil capaian literasi sains bacaan.
Faktor kedua yang membangun aspek literasi sains
menyebabkan rendahnya literasi siswa. Hal tersebut juga pernah
sains siswa adalah guru kurang diungkapkan Hadinugraha, (2012)
membiasakan proses pembelajaran dalam Angraini, (2014:167) bahwa
yang mendukung siswa dalam proses pembelajaran biologi ataupun
mengembangkan literasi sains. Dari sains yang cenderung menekankan
hasil observasi proses pembelajaran aspek pemahaman berdasarkan
yang dilakukan, secara umum terlihat ingatan dan sangat jarang
bahwa guru dalam proses membangun kemampuan analisis
pembelajarannya kurang mendukung (menerjemah, menghubung-hubung-
perkembangan kemampuan literasi kan, menjelaskan dan menerapkan
sains siswa. informasi) berdasarkan data ilmiah.
Guru dalam proses pem- Seorang siswa dikatakan telah
belajarannya belum menghadir-kan literasi terhadap sains adalah jika
sesuatu yang dapat memacu siswa siswa tersebut ketika mampu
untuk berfikir seperti teks pengantar, menerapkan konsep-konsep atau
gambar, skenario suatu kasus atau fakta-fakta yang didapatkan di
contoh suatu permasala-han yang sekolah dengan fenomena-fenomena
terjadi disekitarnya ataupun bahan alam yang terjadi dalam kehidupan
atau alat peraga yang baru dikenal sehari-hari. Literasi sains penting
siswa. dikuasai oleh siswa dalam kaitannya
Selain itu, saat pembelajaran dengan bagaimana siswa dapat
berlangsung, guru langsung masuk memahami lingkungan hidup,
dalam pokok materi yang akan kesehatan, ekonomi dan masalah-
diajarkan pada hari tersebut tanpa masalah lain yang dihadapi
memberikan rangsangan kepada masyarakat modern yang sangat
siswa. Penyampaian materi dari guru bergantung pada teknologi dan
ke siswa sebagian besar dilakukan kemajuan serta perkembangan ilmu
dengan menjelaskan penjelasan dan pengetahuan (Hayat dan Yusuf,
kurang melibatkan siswa untuk aktif 2011:313).
di dalam kelas, sehingga kurang
Mendukung pernyataan diatas, mengevaluasi argument berdasarkan
Sudiatmika (2010:21) juga bukti serta menerapkan kesimpulan
mengemukakan bahwa orang yang secara tepat.
telah literate terhadap sains dapat Ditinjau dari aspek kompetensi
dilihat dari beberapa hal. Pertama, yang ditetapkan oleh PISA untuk
orang yang memiliki literasi sains penilaian literasi sains terdapat tiga
dapat mengajukan pertanyaan, aspek kompetensi ilmiah yaitu aspek
menemukan atau menentukan kompensi mengidentifikasi isu-isu
jawaban terhadap pertanyaan yang ilmiah, kompetensi menjelaskan
diturunkan dari kengintahuan tentang fenomena ilmiah dan kompetensi
pengalaman sehari-hari. Kedua, menggunakan bukti ilmiah. Dari
orang yang memiliki literasi sains hasil pengujian soal literasi sains
dapat mengidentifikasi isu-isu sains yang mencakup tiga aspek
yang mendasari keputusan-keputusan kompetensi tersebut terlihat
lokal maupun nasional dan persentase siswa yang menjawab
mengungkapkan informasi sacara benar dari semua sekolah. Untuk
ilmiah. Ketiga, orang yang memiliki lebih jelas dapat dilihat pada Gambar
literasi sains mempunyai 2.
kemampuan untuk mengajukan dan
30 28,4%
Persentase capaian literasi sains siswa

24,51%
25
20,43% Mengidentifikasi isu-isu ilmiah
20,14% 19,4% 19,37%
20 17,95%
16,8% Menjelaskan fenomena ilmiah
15 14,11%
11,43% 11,57% 12% 12,62% Menggunakan bukti ilmiah
9,86%
10 9,29% 8,4% 9,2% 9,05%

0
1 2 yang 3diuji
Sekolah 4 5 6

Gambar 2. Capaian Literasi sains Biologi Siswa Per Aspek Kompetensi Pada
Setiap Sekolah
Pada Gambar 2 capaian literasi dari keseluruhan sampel yang telah
sains siswa per aspek kompetensi diuji, capaian tertinggi yang mampu
pada masing-masing sekolah. Pada dicapai siswa dengan nilai rata-rata
masing-masing batang diagram 19,40% yaitu siswa kelas IX SMPN
terlihat persentase capaian literasi 3 Pantai Cermin dan capaian
sains siswa dari seluruh sampel per terendah yang dicapai siswa yaitu
aspek kompetensi ilmiah PISA. Pada dengan nilai rata-rata 9, 05% yaitu
aspek kompetensi ilmiah PISA yang siswa kelas IX MTsTI Pasar Surian.
pertama yaitu aspek kompetensi Penilaian ilmu PISA
menjelaskan isu-isu ilmiah, dari mengutamakan tiga kompetensi
keseluruhan sampel yaitu enam ilmiah yaitu kemampuan untuk
sekolah yang sudah diuji, capaian mengidentifikasi isu-isu ilmiah,
tertinggi yang berhasil dicapai siswa menjelaskan fenomena ilmiah
yaitu dengan nilai rata-rata 14,11% berdasarkan pengetahuan ilmiah,
yaitu siswa kelas IX MtsTI Pasar menafsirkan bukti dan kesimpulan,
Surian dan capaian terendah yaitu dan menggunakan bukti ilmiah untuk
dengan nilai rata-rata 8,40% yaitu membuat dan mengkomunikasikan
siswa kelas IX MTs Ibadurrahman keputusan (OECD, 2009:137).
Lolo. Pada aspek kompetensi
Aspek kedua yaitu aspek pertama yaitu mengidentifikasi isu-
kompetensi menjelaskan fenomena isu ilmiah dimana capaian tertinggi
ilmiah, dari keseluruhan sampel yang yang mampu dicapai siswa untuk
telah diuji, capaian tertinggi yang kompetensi ini yaitu 14,11% dari
mampu dicapai siswa yaitu dengan keseluruhan sekolah sampel dimana
nilai rata-rata 28,40% yaitu siswa capaian maksimal untuk kompetensi
kelas IX SMP N 3 Pantai cermin dan ini yaitu 20%. Peneliti dapat
capaian terendah dengan nilai rata- menganalisis bahwa kemampuan
rata 16,80% yaitu siswa kelas IX siswa dalam menyelesaikan soal
MTs Ibadurrahman Lolo. Aspek PISA pada tiga aspek kompetensi
kompetensi ilmiah yang ketiga yaitu PISA, aspek kompetensi inilah yang
aspek menggunakan bukti ilmiah, paling rendah dimana dapat dilihat
dari 5 soal yang dihadirkan untuk mampu dicapai siswa untuk
164 siswa sampel hanya 11,05% kompetensi ini yaitu 28,40% dari
siswa yang mampu menjawab benar. keseluruhan sekolah sampel dimana
Ditinjau dari lembar jawaban capaian maksimal untuk kompetensi
siswa menunjukkan bahwa untuk ini yaitu 44%. Kemampuan siswa
indikator pencapaian kompetensi dalam menyelesaikan soal PISA
mengenali fitur penyelidikan ilmiah untuk kompetensi ilmiah ini dari 11
hanya 62 orang dari 164 siswa soal yang ujikan pada 164 siswa
sampel yang mampu menjawab sampel hanya 21,61% siswa yang
benar dan untuk soal nomor 21 hanya mampu menjawab soal dengan
62 siswa yang mampu menjawab benar. Peneliti dapat menganalisis
benar. Dimana, karakter pertanyaan bahwa dari tiga kompetensi ilmiah
pada komptensi ilmiah ini adalah PISA, pada kompetensi inilah siswa
pertanyaan yang meminta jawaban paling banyak menjawab benar.
berlandaskan bukti ilmiah, yang Dimana dapat dilihat pada indikator
didalamnya mencakup juga pencapaian kompetensi mendes-
mengenai pertanyaan yang mungkin kripsikan atau menafrsirkan feno-
diselidiki secara ilmiah dalam situasi mena ilmiah dan mendeskripsikan
yang diberikan, mencari informasi perubahan jumlah siswa menjawab
dan mengidentifikasi kata-kata kunci benar cukup tinggi yaitu pada soal
serta mengenal fitur penyelidikan nomor 6 dari 164 sampel 127 orang
ilmiah, misalnya hal-hal apa yang siswa mampu menjawab benar, soal
harus dibandingkan, variabel apa nomor 7 ada 105 orang siswa dan
yang harus diubah-ubah dan pada soal nomor 24 ada 106 orang
dikendalikan, informasi tambahan siswa mampu menjawab benar.
apa yang diperlukan atau tindakan Namun pada indikator
apa yang harus dilakukan agar data pencapaian kompetensi mengapli-
relevan dan dapat dikumpulkan. kasikan pengetahuan sains dalam
Aspek kompetensi kedua yaitu situasi yang diberikan siswa masih
menjelaskan fenomena ilmiah mengalami kesulitan dalam
dimana capaian tertinggi yang megerjakan soal ini, seperti pada soal
nomor 10 hanya 36 orang siswa dan pada indikator pencapaian
soal nomor 17 hanya 24 orang siswa kompetensi mengidentifikasi asumsi,
yang mampu menjawab benar. bukti sosial, perkembangan sains dan
Karakter soal pada aspek kompetensi teknologi dimana pada indikator ini
ini yaitu mencakup pengaplikasian untuk soal nomor 1 hanya mampu
pengetahuan sains dalam situasi yang dijawab oleh 4 orang siswa, soal
diberikan, mendeskripsikan feno- nomor 2 hanya 88 orang siswa, dan
mena, memprediksi perubahan, soal nomor 13 hanya 66 orang siswa
pengenalan dan identifikasi des- dari 164 orang siswa sampel.
kripsi, eksplanasi dan prediksi yang Selanjutnya pada indikator
sesuai. pencapaian kompetensi menafsirkan
Aspek kompetensi ketiga yaitu bukti ilmiah dan membuat serta
menggunakan bukti ilmiah dimana mengkomunikasikan kesimpulan,
capaian tertinggi yang mampu pada soal nomor 3 hanya mampu
dicapai siswa untuk kompetensi ini dijawab oleh 53 orang, soal nomor 4
yaitu 19,40% dari keseluruhan hanya 53 orang, soal nomor 5 hanya
sekolah sampel dimana capaian 56 orang dan soal nomor 25 hanya
maksimal untuk kompetensi ini yaitu mampu dijawab oleh 23 orang siswa
36%. Kemampuan siswa dalam dari 164 siswa sampel.
menyelesaikan soal PISA untuk Karakter soal pada kompetensi
kompetensi ilmiah ini dari 9 soal ini yaitu menuntut peserta didik
yang ujikan pada 164 siswa sampel memaknai temuan ilmiah sebagai
hanya 13,10% siswa yang mampu bukti untuk suatu kesimpulan. Selain
menjawab soal dengan benar. Dalam itu juga menyatakan bukti dan
mengerjakan soal ini, peneliti dapat keputusan dengan kata-kata, diagram
menganalisis siswa menjawab atau bentuk representasi lainnya.
pertanyaan namun salah karena Dengan kata lain, peserta didik harus
kurang mampu memahami mampu menggambarkan hubungan
pertanyaan yang ada. yang jelas dan logis antara bukti dan
Kesulitan yang dihadapi siswa kesimpulan atau keputusan.
dalam mengerjakan soal ini adalah
Ditinjau dari standar level Kabupaten Solok masih sangat
PISA, kemampuan literasi sains rendah. Dikarenakan siswa masih
siswa dalam mengerjakan soal-soal banyak menjawab salah. Untuk lebih
PISA untuk siswa SLTP se- jelas dapat dilihat pada Gambar 3.
Kecamatan Pantai Cermin
Siswa secara konsisten dapat 6.94%
mengidentifikasi, menjelaskan dan 7.20%
menerapkan pengetahuan ilmiah dalam 10.67%
Level 6
berbagai situasi kehidupan yang 9.80%
7.86%
kompleks
5.86%
9.89%
Siswa pada tingkat ini dapat 7.73%
menggunakan kemampuan inkuiri 10.88%
dengan baik. Siswa dapat membuat Level 5
11.00%
penjelasan berdasarkan bukti dan 9.86%
argumen berdasarkan analisis kritis 10.57%
mereka
2.10%
4.00%
Siswa pada tingkat ini dapat 7.18%
Level 4
merefleksikan tindakan mereka dan 9.60%
dapat mengkomunikasikan keputusan 3.71%
5.14%
menggunakan pengetahuan dan bukti
ilmiah. 9.48%
9.07%
Siswa dapat mengembangkan 13.74%
Level 3
pernyataan singkat menggunakan fakta- 17.40%
fakta dan membuat keputusan 10.57%
berdasarkan pengetahuan ilmiah 9.58%
6.31%
4.67%
Pada tingkat ini siswa dapat 5.34%
menafsirkan dan menggunakan konsep- Level 2
5.00%
konsep ilmiah dari berbagai disiplin 3.71%
ilmu dan menerapkannya langsung pada 4.14%
masalah yang dihadapi
7.79%
3.47%
7.29%
Siswa memiliki pengetahuan ilmiah Level 1
7.00%
yang terbatas yang hanya dapat 6.14%
diterapkan untuk beberapa situasi. 5.14%

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00%

MTsTI Pasar Surian MTs Ibadurrahman Lolo MTsN Gadung Surian

SMPN 3 pantai Cermin SMPN 2 Pantai Cermin SMPN 1 Pantai Cermin

Gambar 3. Capaian Standar Level PISA Setiap Sekolah


Ditinjau dari standar level Kecamatan Pantai Cermin
PISA, kemampuan literasi sains Kabupaten Solok masih sangat
siswa dalam mengerjakan soal-soal rendah. Dikarenakan siswa masih
PISA untuk siswa SLTP se- banyak menjawab salah. Apalagi
untuk soal PISA Level 1 dari 3 soal mampu menafsirkan bukti ilmiah dan
yang dihadirkan hanya 6,85% siswa membuat serta mengkomunikasikan
yang mampu menjawab benar dari kesimpulan. Pada soal PISA level 5,
12% capaian maksimal yang harus dari 4 soal yang dihadirkan hanya
dicapai siswa, padahal untuk soal 9,97% siswa yang mampu menjawab
level ini masih termasuk soal rutin benar dari 16% capaian maksimal
yang banyak ditemukan pada soal- yang harus dicapai siswa dan untuk
soal yang mereka temukan disekolah. soal PISA level 6 dari 5 soal yang
Untuk soal PISA Level 2 dari 2 dihadirkan siswa hanya mampu
soal yang dihadirkan hanya 4,78% menjawab benar sebanyak 8,27%
siswa yang mampu menjawab benar dari 20% capaian maksimal yang
dari 8% capaian maksimal yang harus dicapai siswa, hal ini
harus dicapai siswa, ini berarti menunjukkan bahwa kemampuan
hampir dari separuh siswa tidak siswa dalam mengidentifikasi
mampu mengidentifikasi kata-kata asumsi, bukti sosial dan
kunci untuk memperolah informasi perkembangan sains dan teknologi
ilmiah dan bahkan untuk soal PISA masih kurang.
Level 3, dari 7 soal yang dihadirkan Secara keseluruhan persentase
hanya 11,56% siswa yang mampu siswa yang tidak dapat menjawab tes
menjawab benar dari 28% capaian termasuk dalam kategori tinggi. Hal
maksimal yang harus dicapai siswa, ini menunjukkan ketidakmampuan
hal ini berarti lebih dari 60% siswa siswa dalam memberikan jawaban
tidak mampu untuk mengaplikasikan berdasarkan keterampilan proses
pengetahuan sains dalam situasi yang sains yang merupakan bagian utama
diberikan. literasi sains. Pada indikator
Pada soal PISA level 4, dari 4 pencapaian kompetensi literasi sains
soal yang dihadirkan hanya 5,02% yang menjadi fokus tes yaitu
siswa yang mampu menjawab benar pertanyaan ilmiah yang mengacu
dari 16% capaian maksimal yang pada menafsirkan bukti ilmiah dan
harus dicapai siswa, hal ini membuat serta mengkomunikasikan
menunjukkan bahwa siswa belum kesimpulan.
Ketidakmampuan siswa meningkatkan daya saing
menunjukkan pembelajaran internasional pada umumnya.
sains/IPA belum dilaksanakan sesuai
hakikat sains. Menurut Benyamin, KESIMPULAN
seorang filosof sains, sains Berdasarkan hasil penelitian
merupakan cara penyelidikan yang dan analisis data, yang diperoleh dari
berusaha keras mendapatkan data penelitian ini, maka dapat
hingga informasi tentang dunia kita disimpulkan bahwa kemampuan
(alam semesta) dengan menggunakan literasi sains biologi siswa SLTP se-
metode pengamatan dan hipotesis Kecamatan Pantai Cermin sangat
yang telah teruji berdasarkan rendah.
pengamatan itu (Toharudin et al.,
2011:27). DAFTAR PUSTAKA
Literasi sains sangat penting Angraini, G. (2014). Analisis
Kemampuan Literasi Sains
dikuasai oleh siswa dalam kaitannya
Siswa SMA Kelas X Di Kota
dengan cara siswa itu dapat Solok. Prosiding Mathematics
and Sciences Forum 2014, 169.
memahami lingkungan hidup,
ekonomi, dan masalah-masalah lain Arikunto, S. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
yang dihadapi oleh masyarakat
Praktik. Jakarta:Rineka Cipta
modern yang sangat bergantung pada
Hartika, D. (2016). Profil
teknologi dan kemajuan serta
Kompetensi Literasi Sains
perkembangan ilmu pengetahuan. Siswa Berdasarkan Programme
For International Student
Sebagaimana menurut Hayat dan
Assesment (PISA) pada Konten
Yusuf (2011:313) literasi IPA Biologi. Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan
penting dikuasai siswa, lebih jauh
Universitas Lampung, 58.
lagi pencapaian para siswa dalam
Hayat, B., & Yusuf, S. (2011).
pengetahuan dan keterampilan IPA
Benchmark Internasional Mutu
juga berimplikasi pada kesiapan Pendidikan. Jakarta:Bumi
aksara.
mereka dalam menghadapi era
pemanfaatan teknologi canggih Odja, A. H., & Payu, C. S. (2014).
Analisis Kemampuan Awal
dimasa yang akan datang dan untuk
Literasi Sains Siswa Pada
Konsep IPA.Prosiding Seminar
Nasional Kimia, (September),
46.

OECD. (2009). Programme for


International Student
Assessment 2009 Assessment
Framework: Key Competencies
in Reading, Mathematics and
Science. OECD Publishing.,
292.
https://doi.org/10.1787/9789264
062658-en

OECD. (2014). PISA 2012 Results in


Focus, What 15 Years Olds
Know and What They Can Do
With They Know. OECD
Publising.

OECD. (2016). PISA 2015 Results in


Focus. OECD Publising.

Purwanto, N. (2009). Prisip-Prinsip


dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung:
T.Remaja Rosda Karya.

Sudiatmika, & Istri Rai, A. A.


(2010). Pengembangan Alat
Ukur Tes Literasi Sains
SiswaSMP Dalam Konteks
Budaya Bali.(Disertasi).
Sekolah Pascasarjana,
Universitas Pendidikan
Indonesia, 1–24.

Toharudin, D. U., Hendrawati, S., &


Rustaman, H. A. (2011).
Membangun Literasi Sains
Peserta Didik. Bandung:
Humaniora.

Zuriyani, E. (2011). Literasi Sains


Dan Pendidikan. Kementrian
Agama. Sumatera Selatan, 13.

You might also like