You are on page 1of 4

AKUPRESUR MENGATASI MUAL DAN MUNTAH

PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA

Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Kehamilan merupakan suatu
keadaan wanita yang memiliki embrio atau fetus didalam rahimnya yang terus berkembang
dari waktu kewaktu. Proses kehamilan yang normal terjadi selama 40 minggu antara waktu
menstruasi terakhir dengan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk hamil
adalah gravid, sedangkan calon bayi adalah fetus pada minggu awal kehamilan kemudian
disebut janin sampai proses kelahiran. (Saswita dkk, 2011) Proses kehamilan akan
menimbulkan berbagai perubahan pada seluruh sistem tubuh seperti sistem kardiovaskuler,
sistem pernafasan maupun gastrointestinal.
Perubahan yang terjadi akan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan janin di
dalam rahim. Setelah bayi lahir, perubahan-perubahan tersebut akan kembali seperti
keadaan semula secara perlahan. Pada dasarnya, perubahan sistem tubuh wanita hamil
terjadi karena pengaruh berbagai hormone kehamilan seperti HCG (Hormon Chorionic
Gonadotropin). (Saswita dkk, 2011) Salah satu jenis adaptasi maternal dapat terjadi pada
sistem gastroisntestinal dengan gejala kehilangan selera makan, pengurangan sekresi
intestinal, gangguan fungsi liver, absorbsi nutrisi terganggu. Pada awal kehamilan, beberapa
wanita mengalami mual-mual yang disertai dengan atau tanpa muntah-muntah (morning
sickness) yang dapat terjadi akibat peningkatan kadar HCG serta gangguan metabolism
karbohidrat. (Saswita dkk, 2011)
Mual dan muntah bagi ibu hamil bukanlah hal yang baru, sekitar 70 persen ibu hamil
mengalami mual pada saat hamil dan 50 persen mengalami mual disertai muntah pada saat
kehamilannya. Hal ini merupakan kondisi yang normal karena pada saat kehamilan terjadi
peningkatan hormon terutama progesteron, estrogen, dan hCG yang akan memengaruhi
beberapa fungsi organ tubuh. Mual dan muntah atau morning sickness dapat juga disebut
sebagai emesis gravidarum. Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat
pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala biasanya terjadi enam minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu. (Winkjosastro dan Wospodo,
2007) Hasil penelitian Booth(2004), ada sekitar 2% wanita hamil pada trimester pertama
mengalami masalah mual dan muntah yang berat sehingga diperlukan perawatan medis.
Tanda bahaya yang paling utama pada masalah mual muntah adalah dehidrasi karena
beresiko terhadap kesehatan ibu dan janin. Oleh karena itu diperlukan asupan cairan yang
adekuat untuk pengganti cairan yang hilang. (Saswita dkk, 2011). Jika muntah lebih dari empat
kali sehari atau mual terus menerus terjadi selama 20 minggu terakhir kehamilan makan akan
berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum. (Universitas Muhammadiyah Semarang, 2013).
Lie(2004) menegaskan bahwa ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berat akan
mengalami berbagai masalah seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, kelelahan,
dan gangguan asam basa. Selain itu muntah yang terjadi terus menerus akan menyebabkan
satu robekan atau lebih pada esophagus maupun lambung yang biasa disebut dengan
Syndrom Mallory Weiss. Robekan pada organ tubuh ini dapat menimbulkan rasa nyeri bahkan
perdarahan yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin. (Saswita dkk, 2011)
Hal tersebut akan menjadi sebuah permasalahan ketika mual dan muntah menjadi
berlebihan dan mengarah pada kondisi sindrom Hiperemesis Gravidarium yang mana ibu
hamil mengalami mual dan muntah dengan frekuensi yang tidak biasanya atau umum pada
ibu hamil muda atau mual yang terus menerus selama masa kehamilan.
Walaupun kondisi mual adalah hal yang wajar bagi ibu hamil, namun hal ini cukup
mengganggu aktivitas dan kondisi perkembangan janin ketika ibu hamil tidak mencoba untuk
mengatasi masalah tersebut karena yang pasti bahwa nafsu makan pada kondisi tersebut
akan berkurang yang berdampak pada gizi baik ibu hamil tersebut maupun janinnya.
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan pada sebuah website resmi pemerintah
(tradkom.depkes.go.id) bahwa ada cara tradisional untuk mengatasi masalah mual dan
muntah tanpa menggunakan obat-obatan melainkan melalui pijatan yang dikenal dengan
nama Akupresur.

Akupresur adalah salah satu terapi non farmakologi dan non invasif pada mual dan muntah
saat kehamilan berlangsung. Akupresur sangat berguna karena aman, efektif dan tanpa efek
samping untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan.
Akupresur ini merupakan metode pengobatan tradisional Cina yang mana pada
pelaksanaannya dalam mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil dilakukan dengan
menekan/memijat kedua pergelangan tangan dengan harapan untuk memperoleh kembali
keseimbangan energi.

Metode Akupresur adalah dengan menekan titik di bagian tubuh yang merupakan jalur
meridian (saluran dalam tubuh yang dilewati energi Chi) dengan penekanan menggunakan
tangan, terutama jempol, sehingga dengan penekanan tersebut akan
memengaruhi Chi (energi), Xie (darah) dan organ-organ tubuh baik organ padat (Cang) dan
organ berongga (Fu), sehingga keseimbangan panas-dingin tubuh bisa harmonis, daya tahan
tubuh meningkat, sehingga patogen penyakit bisa ditangani oleh imunitas tubuh tersebut
(Wei Chi). Energi negatif dalam tubuh dikeluarkan dari jantung melalui titik PC6 kanan dan
energi positif masuk melalui titik PC6 kiri. Proses ini mengembalikan keseimbangan energi
tubuh dan mengendalikan mual.

Cara melakukan Akupresur yaitu dengan memijat pada posisi 3 jari di atas pertengahan
pergelangan tangan bagian dalam. Pemijatan dilakukan sebanyak 30 kali tekanan. Perhatikan
gambar berikut ini:

Akupresur Mengatasi Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil


Akupresur pada area tersebut telah terbukti dapat menghilangkan gejala mual dan muntah
melalui studi yang dilakukan oleh Steele dan kawan-kawan (2001) yang mana hasilnya
menunjukkan bahwa akupresur dapat mengurangi frekuensi dan keparahan mual dan
muntah pada masa kehamilan.

Selain dapat mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil, Akupresur juga memiliki manfaat
lain yaitu berupa:
1. Manajemen stres dan keseimbangan energi tubuh.
2. Meringankan nyeri.
3. Mengatasi masalah gairah, ejakulasi dini, dan impoten.
Mitra Kesehatan Masyarakat, demikianlah yang dapat kami bagikan semoga dapat
bermanfaat untuk kita semua dalam menyehatkan orang-orang di sekitar kita.
MuPada kehamilan trimester pertama 0-3 bulan umumnya timbul keluhan-keluhan seperti
rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera makan berkurang sehingga menimbulkan
kelemahan, dan malas beraktivitas. Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori, protein,
mineral, serta vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan
gizi dapat disamakan dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah
bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan. Untuk
menghindari rasa mual dan muntah makan dalam porsi kecil akan tetapi frekuensi makan
sering. Energi serta zat gizi pada saat ini hanya diperlukan untuk memelihara kesehatan serta
vitalitasnya, disamping tentunya mensuplai kebutuhan janin yang sedang diproses. Untuk
mengatasi rasa mual dapat diperhatikan hal-hal sebagai berikut: · Makanan hendaknya
dipilih yang mudah dicerna Buah-buahan dan sayuran hijau biasanya dapat mengurangi rasa
mual. · Porsi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi yang sering. Bila kurang selera makan
nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie, atau jajanan lain yang bergizi.
(Simanjuntak dan Sudaryati, 2005) · Hindari makanan-makanan berlemak, berminyak, dan
pedas yang akan memperburuk rasa mual. · Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi
akibat muntah. Hindari minuman yang mengandung kafein. · Vitamin B6 efektif untuk
mengurangi rasa mual pada ibu hamil, tetapi pemakaiannya perlu pengawasan dokter. ·
Minum sup atau makan makanan yang berada diantara makanan utama. · Pilih makanan
yang mengandung lemak dan protein rendah seperti ikan, ayam tanpa kulit, telur dan
sebagainya. (Universitas Muhammadiyah Semarang, 2013). Berikut ini adalah beberapa
makanan kecil yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi rasa mual, seperti: · Roti yang
seluruhnya terbuat dari tepung yang dipanaskan di dalam oven. · Sandwich dengan roti
tepung dan keju keras. · Kacang-kacangan dan kismis. · Aprikot kering. · Apel hijau segar.
· Yogurt alami. · The herbal. · Susu skim. (Universitas Muhammadiyah Semarang, 2013).
Ramuan tradisional seperti jahe juga dapat digunakan untuk mengatasi mual dan muntah
pada ibu hamil. Jahe dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk seperti minuman, permen,
atau manisan. Tetapi wanita hamil tidak boleh mengonsumsi jahe secara berlebihan karena
dapat merangsang uterus. Oleh karena itu ibu hamil yang pernah mengalami keguguran, tidak
dianjurkan untuk mengonsumsi jahe karena dapat meningkatkan resiko keguguran. Bagian
tanaman yang bermanfaat sebagai obat mual dan muntah adalah bagian rimpang yang
mengandung minyak astiri sebesar 2-3%.(Saswita dkk, 2011) Dukungan secara psikis dari
orang-orang sekitar juga bermanfaat dalam mengatasi emesis gravidarum karena salah satu
penyebab emesis gravidarum adalah faktor psikologis. (Universitas Sumatera Utara, 2013).
Kondisis psikologis memang bukan penyebab utama emesis gravidarum, namun emesis
gravidarum dapat di perparah dengan adanya stress mental pada ibu hamil. (Universitas
Muhammadiyah Semarang, 2013). Sumber: Universitas Muhammadiyah Semarang, 2013,
Hubungan Antara Sosial Keluarga Dengan Kejadian Emesis Gravidarum pada Kehamilan
Trimester Pertama di Klinik Bersalin Kasih Ibu Delitua, diakses tanggal 22 April 2013 Saswita
dkk, 2011, Efektifitas Minuman Jahe dalam Mengurangi Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil
Trimester 1, diakses tanggal 21 April 2013 Winkjosastro dan Wospodo, 2007, Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Simanjuntak dan Sudaryati, 2005, Gizi Pada Ibu Hamil dan
Menyususi, diakses tanggal 21 April 2013<
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18881/1/ikm-okt2005-9%20(13).pdf>

You might also like