Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian meningitis.
1.3.2 Untuk mengetahui etilogi meningitis.
1.3.3 Untuk mengetahui klasifikasi meningitis.
1.3.4 Untuk mengetahui patofisiologi meningitis.
1.3.5 Untuk mengetahui manifestas klinis meningitis.
1.3.6 Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic untuk mendeteksi meningitis.
1.3.7 Untuk mengetahui penatalaksanaan medis klien dengan meningitis.
1.3.8 Untuk mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi akibat meningitis.
1.3.9 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan meningitis.
BAB II
LANDASAN TEORI
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan
medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur(Smeltzer, 2001). Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan
piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
2.2 Etiologi
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan
dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan
1. Neonatus
Pada bayi baru lahir biasanya meningitis disebabkan oleh bakteri
sepertiEserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeria
monositogenes.
2. Anak di bawah 4 tahun
Pada usia ini biasanya meningitis disebabkan olehHemofilus influenza,
meningococcus, Pneumococcus.
3. Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa
Pada anak usia diatas 4 tahun dan orang dewasa, meningitis dapat terjadi
karena bakteri seperti Meningococcus, Pneumococcus.
2.3 Klasifikasi
Klasifikasi Meningitis adalah sebagai berikut:
1. Meningitis Kriptikokus
Meningitis kriptikokus adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur
kriptokokus.Jamur kriptokokkus ini bisa masuk ke tubuh manusia saat
menghirup debu atau tahi burung yang kering. Kriptokokus ini dapat
menginfeksikan kulit, paru, dan bagian tubuh lain. Gejala pada meningitis ini
muncul secara perlahan.Gejala pertama yang muncul termasuk demam,
kelelahan, pegal-pegal pada leher, sakit kepala, kebingungan, penglihatan
mulai kabur, mual dan muntah.Sakit kepala yang ditimbulkan sangat sulit untuk
ditoleransi, bahkan tidak mampu diredakan oleh paracetamol.
Untuk menentukan diagnosis harus dilakukan tes laboratorium.Tes ini
menggunakan darah atau cairan sumsum tulang belakang. Tes untuk
kriptokokus ini ada dua cara yatu tes CRAG dan tes biakan. Pada tes CRAG,
mencari antigen (protein) yang dihasilkan oleh jamur kriptokokus. Tes ini cepat
dilakukan dan hasilnya dapat dilihat pada hari yang sama.Sedangkan pada tes
biakan, mencoba menumbuhkan jamur kriptokokkus.Tes ini membutuhkan
waktu satu minggu atau lebih untuk menunjukkan hasil yang positif (Yayasan
Spiritia, 2006).
2. Viral meningitis
Viral meningitis termasuk penyakit ringan.Penyebab meningitis viral di
dunia termasuk enterovirus, virus campak, VZV, danHIV. Meningitis ini
memiliki gejala yang hampir mirip dengan sakit flu biasa, dan gejala pertama
yang muncul hampir sama dengan gejala meningitis kriptokokus. Biasanya
demam yang terjadi sering pada 38-40 derajat dan diikuti kejang.
Untuk mengetahui diagnose meningitis viral harus dilakukan pungsi
lumbal, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium yaitu
pemeriksaan hematologi dan kimia, pemeriksaan CSF, dan CT Scan.
3. Bacterial meningitis
Bacterial meningitis merupakan penyakit yang serius.Salah satu bakteri
penyebab meningitis bakterial adalah meningococcal bacteria.Gejala yang
ditumbulkan seperti timbul bercak kemerahan atau kecoklatan pada kulit.
Bercak kemerahan yang timbulakan berkembang menjadi memar yang dapat
mengurangi suplai darah ke organ-organ lain dalam tubuh sehingga berakibat
fatal dan menyebabkan kematian.
4. Meningitis Tuberkulosis Generalisata
Meningitis ini disebabkan oleh kuman mikobakterium tuberkulosa
varian hominis.gejala pertama yang ditimbulkan meliputi demam, obstipasi,
muntah dan mual, kelelahan, dan ditemukan tanda-tanda perangsangan
meningen seperti kaku kuduk, abdomen tampak cekung, gangguan saraf otak
dan suhu badan yang tidak stabil. Untuk menentukan diagnose harus dilakukan
pemeriksaan cairam seperti cairan otak, darah, radiologi, dan tes tuberculin.
5. Meningitis Purulenta
Penyebab meningitis purulenta diantaranya Diplococcus pneumonia
(pneumokok), Neisseria meningitides (meningokok), Stretococcus
haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Pneudomonas aeruginosa.Gejala yang dapat
timbul pada meningitis purulenta yaitu demam tinggi, menggigil, kaku kuduk,
tingkat kesadaran menurun, nyeri kepala, mual dan mntah serta nyeri pada
punggung dan sendi.Pada diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan cairan otak,
antigen bakteri pada cairan otak, darah tepi, elektrolit darah, biakan dan test
kepekaan sumber infeksi, radiologik, pemeriksaan EEG. (Harsono., 2003)
2.4 Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru,
trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring
posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran
vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan
bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di
dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan
penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan
metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen
dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke
dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan
perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada
darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK (
tekanan intracranial).
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-
Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh
darah yang disebabkan oleh meningokokus.
Pengobatan simtomatis:
2.8 Komplikasi
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder