Professional Documents
Culture Documents
Tujuan: Penulis menyajikan suatu follow-up 30 tahun dari keturunan (rerata usia
= 47 tahun) dari orang tua yang depresi (risiko-tinggi) dan tidak depresi (risiko
rendah), untuk melihat psikopatologi jangka panjang dari keturunan orang tua
Metode: Seratus empat puluh tujuh keturunan dari orang tua yang mengalami
depresi sedang-berat atau tidak depresi dipilih dari komunitas yang sama dan di-
status klinis orang tua begitupun diagnosis akhir dibuat oleh seorang M.D. atau
Hasil: Risiko depresi mayor sekitar tiga kali lebih tinggi pada keturunan risiko
tinggi. Periode risiko tertinggi untuk onset pertama terjadi antara usia 15 dan 25
tahun pada kedua kelompok. Pada onset prapubertas jarang dijumpai, namun
keturunan risiko tinggi memiliki peningkatan risiko 10 kali lipat. Onset dini dari
depresi mayor yang terlihat pada keturunan dari orang tua depresi, tidak sama
dengan onset pertama pada kelompok risiko rendah. Peningkatan tingkat depresi
pada kelompok risiko tinggi umumnya disebabkan oleh onset dini penyakit,
namun rekurensi lanjutan pada kelompok risiko tinggi terbukti meningkat secara
signifikan. Keturunan risiko tinggi memiliki rerata fungsi yang lebih jelek dan
perbedaan rerata usia kematian sekitar 8 tahun (38.8 tahun dibandingkan dengan
46.5 tahun).
Kesimpulan: Keturunan dari orang tua depresi berisiko tinggi mengalami depresi,
Walau masa remaja merupakan periode utama untuk onset depresi mayor pada
kedua kelompok, keturunan dengan riwayat keluarga yang depresi lanjut memiliki
rekurensi dan keluaran yang buruk seiring mereka dewasa. Saat ini, penilaian
sederhana dari riwayat keluarga untuk depresi mayor dapat menjadi prediktor
Peningkatan risiko psikopatologi pada keturunan dari orang tua depresi telah
percobaan ini melaporkan hasil dari follow-up selama 30 tahun dari keturunan
orang tua yang mengalami depresi dan tidak mengalami depresi. Dimana
sebelumnya juga telah dilakukan follow-up 10 dan 20 tahun saat mereka masih
remaja (1) atau dewasa muda (2), dengan tujuan untuk menentukan apakah risiko
psikopatologi, morbiditas, dan mortalitas dari keturunan orang tua depresi dapat
orang tua yang depresi dibandingkan dengan yang tidak depresi merupakan salah
satu temuan terbaik dalam psikiatri (3-9), yang menunjukkan adanya peningkatan
risiko 2-3 kali lipat untuk terjadnya depresi mayor. Dalam studi ini juga terdapat
follow-up untuk menentukan kontinuitas. Studi yang paling lama sekitar 16 dan 20
tahun (10,11). Namun, keturunan tersebut diteliti dari sejak mereka lahir sehingga
keluaran yang dihasilkan tidak mencakup risiko untuk semua kelompok usia.
Juga terdapat studi longitudinal untuk pasien depresi atau ansietas, terlepas
dari diagnosis orang tua (12-15), dengan studi terlama sepanjang 44 tahun (16).
Namun, berdasarkan pengetahuan kami, tidak ada studi yang dirilis mengenai
risiko tinggi yang mem-follow-up keturunan hingga masa dewasa. Follow-up yang
psikiatrik, morbiditas, dan mortalitas yang spesifik terhadap usia pada sampel
yang berisiko.
METODE
depresi mayor unipolar sedang-berat dipilih dari pasien rawat jalan untuk terapi
psikofarmakologis gangguan mood. Pasien tidak depresi dipilih pada waktu yang
sama, dari sampel epidemiologis dewasa dari komunitas yang sama. Mereka tidak
berbagai wawancara. Rincian penuh mengenai hal ini didiskusikan di laporan lain
setelah gelombang pertama dan kedua). Prosedur dijaga serupa pada semua
gelombang, dengan sedikit perbedaan, untuk mencegah bias metode. Pada semua
independen yang blind terhadap status klinis dari generasi sebelumnya dan
riwayat pasien sebelumnya. Dua pasanagan dari probandus (G1) pada kelompok
masa depan.
Kelompok studi
Studi dimulai pada 1982, dan wawancara terakhir dilakukan pada 2015
20, 25 dan 30 tahun. Pada wawancara 25 tahun, terdapat beberapa sampel yang
diambil untuk studi MRI. Untuk mendapat sampel yang banyak, kami
Dua ratus enam puluh tiga keturunan dari 91 keluarga diwawancara pada
gelombang 1 atau 2 dan menjadi kohort untuk analisis. Selama perjalanan studi,
kami memahami bahwa satu keturunan merupakan anak adopsi, satu keturunan
tidak layak dalam studi akibat sindrom Down, dan 12 keturunan meninggal dunia.
Dua keturunan yang tidak layak studi dikeluarkan. Data mengenai keluaran 30
tahun tersedia untuk 159 keturunan (159/261 [61%]). Responden (N = 147) tidak
dan masih hidup hingga gelombang 6, berdasarkan usia, jenis kelamin, kelompok
(Schedule for Affective Disorders and Schizophrenia for School-Age Children [K-
SADS-E]) yang dimodifikasi untuk DSM-IV bila subjek berusia antara 6 dan 17
pada tiap gelombang (21). Penilaian ini, dibuat dengan skala 0 – 100, memberikan
rerata estimasi dari fungsi terkini seseorang berdasarkan informasi yang tersedia.
Versi anak dari skala ini, C-GAS, digunakan bila keturunan berusia 6 dan 17
tahun (22). Skor yang lebih rendah pada GAS atau C-GAS mengindikasikan
daftar medis standar yang meliputi 57 kondisi dan menanyakan apakah mereka
hidup kondisi medis. Laporan masalah medis dikode oleh seorang dokter.
Informasi mengenai mortalitas didapat dari satu atau lebih relatif dan
legacy.com). Penyebab kematian didapat dari informasi keluarga, dan bila tidak
diketahui, dari sertifikat kematian atau artikel surat kabar. Tidak ada informasi
yang didapat pada 3 dari 261 subjek. Ketiga subjek tersebut merupakan keturunan
risiko tinggi.
gelar doktoral atau master yang blind terhadap status klinis orang tua dan riwayat
medis bila tersedia. Diagnosis akhir dari semua generasi berdasarkan prosedur
perkiraan terbaik (23). Pada gelombang 5, dua klinis berpengalaman (D. P. dan H.
W.) yang tidak terlibat dalam proses wawancara, secara independen dan blind
mengkaji semua bahan dan menilai diagnosis DSM-IV dan skor GAS atau C-
GAS. Dua ahli diagnostik menilai 178 kasus dari semua generasi. Skor Kappa
untuk reliabilitas antarpenilai baik hingga sangat baik: gangguan depresi mayor,
Analisis Statistik
depresi orang tua untuk variabel kontinyu diuji menggunakan uji t; variabel
regresi linear dengan variabel keturunan, seperti skor C-GAS, sebagai variabel
dependen dan depresi orang tua sebagai variabel prediktor (24). Variabel
kategorik potong-lintang (variabel terapi) dianalisis menggunakan regresi logistik.
Usia dan jenis kelamin dari keturunan dianggap sebagai variabel penyerta dan
dalam peranti lunak SAS (26), untuk mengestimasi parameter dan untuk
Teknik analisis survival untuk waktu korelasi survival digunakan untuk estimasi
1) tingkat insidens spesifik usia dari gangguan psikiatrik pada interval 10 tahun
menggunakan metode tabel riwayat dan 2) tingkat kumulatif seumur hidup dari
gangguan depresi mayor pada keturunan risiko tinggi vs. rendah berdasarkan jenis
yang dijelaskan oleh Lin dan Wei (29). Pendekatan ini menggunakan estimasi
nonindependensi dari variabel untuk keturunan dari keluarga yang sama. Rerata
jumlah keturunan per keluarga sebesar 2.1 (SD = 1.0), median 2, dan rentang 1-5.
Karakteristik Keturunan
Pada follow-up 30 tahun, keturunan dari probandus depresi dan tidak depresi (G1)
tidak berbeda berdasarkan jenis kelamin (57% wanita), rerata usia wawancara
pertama (19.4 tahun [SD = 6.9]) atau terakhir (47.4 tahun [SD = 7,1]), rerata
jumlah wawancara (rerata = 5.0 [SD = 0.9]), atau tingkat respons pada gelombang
3 atau 4 (Tabel 1). Studi dilakukan dalam 33 tahun (1982-2015), dan rerata
dari 147 Keturunan (G2) yang Diwawancara pada Gelombang 1 dan/atau 2 dan
Tua (G1)
Karakteristik Semua Keturunan (N = Keturunan dengan Satu atau Lebih Keturunan tanpa Orang Tua dengan Perbandingan Kelompok
147) Orang Tua dengan Gangguan Depresi Gangguan Depresi Mayor (N = 44)
mayor (N = 103)
N % N % N % X2 Df p
Usia (tahun)
Wawancara 19.4 6.9 6.4– 19.7 7.2 6.4–35.4 18.5 6.2 6.4–32.3 0.94 1,145 0.34
pertama 35.4
Wawancara 47.4 7.1 29.4– 47.9 7.3 29.4–62.5 46.3 6.4 33.7–59.2 1.56 1,145 0.21
terakhir 62.5
Jumlah tahun 28.1 2.8 20.0– 28.2 2.5 20.0–32.3 27.8 3.3 20.9–31.8 0.59 1,145 0.44
antara 32.3
wawancara
pertama dan
terakhir
Rerata SD Rentang Rerata SD Rentang Rerata SD Rentang F Df p
Jumlah total 5.0 0.9 2-6 5.0 0.8 3-6 4.8 1.1 2-6 0.78a 1 0.38
wawancara
N % N % N % X2 Df p
Tingkat respons
a
Uji Kruskal-Wallis, b Uji Fisher
dengan orang tua tidak depresi, memiliki peningkatan risiko 2 kali lipat untuk
gangguan mood dan ansietas, umumnya depresi mayor (risiko 3 kali lipat) dan
TABEL 2. Tingkat Kumulatif dari Gangguan Psikiatrik pada Keturunan (G2) dari
Fobia umumnya fobia spesifik (74% pada kelompok risiko tinggi dan 89% pada
kelompok risiko rendah). Banyak yang memiliki lebih dari satu jenis fobia. Tidak
risiko. Tingkat ketergantungan obat (p = 0.09) dan gangguan lain (p = 0.06) lebih
tinggi pada kelompok risiko tinggi namun secara statistik tidak signifikan. Tingkat
gangguan ini digabungkan dari wawancara dan prosedur perkiraan terbaik yang
dilakukan dalam beberapa tahun, dimana kriteria yang sama tidak selalu
lebih ringan dan kurang mengganggu. Untuk menjawab kemungkinan ini, kami
dengan gangguan yang mengganggu. Tabel S1, S2, dan S3 dalam suplemen data
berdasarkan kelompok risiko setelah menggunakan cutoff skor GAS sebesar 70,
75, dan 80. Penerapan kriteria ini menurunkan tingkat gangguan, namun risiko
relatif masih sama terlepas dari gangguan (< 75 atau < 80), sekitar tiga kali lipat
untuk depresi mayor dan ansietas. Jumlah keturunan risiko rendah dengan skor
GAS < 70 (seperti gangguan yang sangat mengganggu) terlalu sedikit untuk
dianalisis. Meskipun begitu, dengan menggunakan skor GAS < 70, risiko relatif
untuk gangguan mood di atas 10 kali lipat pada kelompok risiko tinggi vs. rendah
(p = 0.03). Tingkat absolut dari gangguan tidak bisa didapatkan dari studi kasus
keturunan risiko tinggi dan rendah serupa, terlepas dari kriteria gangguan.
insidens puncak untuk depresi mayor masih sama pada masa akhir remaja (rerata
usia = 19.5 tahun [SD 10.2]), dengan pola serupa dari onset pada kelompok risiko
tinggi dan rendah, dan peningkatan 3 kali lipat pada kelompok risiko tinggi, seperi
GAMBAR 1. Tingkat Spesifik Usia dari Gangguan Depresi Mayor Lebih Dalam
Kurun 30 Tahun pada Keturunan dari Orang Tua Depresi dan Tidak Depresi.
Onset prapubertas depresi mayor (sebelum usia 13 tahun) jarang terjadi. Walau
risiko kumulatif untuk depresi mayor untuk keturunan risiko tinggi hampir tiga
kali lipat dibandingkan kelompok risiko rendah, risiko relatif untuk depresi mayor
onset prapubertas sebesar 10 kali lipat (risiko relatif = 10.7, 95% CI – 1.5-76.4).
Follow-up yang lebih lama menunjukkan sedikit peningkatan onset depresi mayor
pada sekitar 45 tahun pada keturunan orang tua risiko rendah, dimana semuanya
wanita. Akibat jumlah yang sedikit, kami tidak melakukan uji signifikansi.
risiko sangat dipengaruhi oleh onset dini, kami membandingkan kelompok risiko
dengan onset depresi antara usia 20 dan 40 tahun dan antara usia 40 dan 60 tahun.
Pada tiap analisis, kami mengeksklusi keturunan yang pernah mengalami onset
depresi sebelum rentang usia yang diperiksa. Gambar S1 dalam suplemen data
risiko yang secara signifikan lebih besar untuk depresi pertama pada usia 20-40
tahun dibandingkan dengan kelompok risiko rendah. Namun, pada usia 40-60
tahun, termasuk keturunan yang tidak pernah mengalami episode depresi sebelum
usia 40 tahun, kurva kegagalan untuk dua kelompok risiko tidak berbeda
mayor onset dini (< 20 tahun) berdasarkan kelompok risiko. Kami menemukan
bahwa keturunan risiko tinggi dengan depresi mayor onset dini memiliki
peningkatan risiko rekurensi setelah usia 20 tahun (p = 0.0013), namun tidak pada
keturunan risiko rendah. Temuan ini, walau berdasarkan sampel yang sedikit,
mengesankan bahwa hampir semua dari risiko familial untuk depresi mayor
didasari pada kasus onset dini dan bahwa risiko rekurensi pada keturunan risiko
Tahun pada Keturunan Perempuan dan Laki-Laki dari Orang Tua Depresi dan
Tidak Depresi.
Tingkat depresi mayor secara umum lebih tinggi pada perempuan dibandingkan
pada laki-laki. Namun, di antara keturunan risiko tinggi, tidak terdapat perbedaan
dengan peningkatan lebih dari 4 kali lipat dari tingkat kumulatif pada wanita usia
Tahun pada Keturunan dari Orang Tua Depresi dan Tidak Depresi.
Seperti yang kami temukan dalam follow-up 20 tahun, insidens puncak untuk
pada awal remaja dan lebih cepat dibandingkan depresi mayor, khususnya pada
keturunan dari orang tua depresi. Tidak terdapat bukti peningkatan onset dini.
Fobia memiliki onset paling dini, dan gangguan panik memiliki onset pada masa
awal dewasa.
ketergantungan obat juga ditemukan pada masa remaja atau dewasa muda, lebih
tinggi pada keturunan risiko tinggi pada periode yang sama dan secara umum
Tahun pada Keturunan dari Orang Tua Depresi dan Tidak Depresi.
cenderung berpisah atau cerai dan secara signifikan lebih cenderung memiliki
Fungsi dari 147 Keturunan (G2) pada Wawancara Terakhir (Gelombang 5 atau 6),
masalah emosional, terapi lebih sering, dan lebih banyak obat-obatan untuk
masalah emosional dan rerata fungsi yang lebih jelek (p = 0.0003). Keturunan
dari orang tua depresi memiliki rerata fungsi yang lebih jelek (rerata = 76.1 [SD =
9.2], N = 76) daripada keturunan depresi dari orang tua tidak depresi (rerata =
79.6 [SD = 7.2], N = 15) (Z = -1.75, p = 0.08) yang hampir bermakna secara
statistik.
Pada follow-up 20 tahun, kami melihat lebih banyak kondisi medis pada
Pada follow-up 30 tahun, tidak terdapat perbedaan antara kelompok risiko (lihat
Tabel S4 dalam suplemen data online). Hal ini cenderung diakibatkan kelompok
dalam gelombang 1 atau 2 (N = 261). Rerata tingkat mortalitas sebesar 5.5% (10
dari 181) pada keturunan risiko tinggi dan 2.5% (2 dari 80) pada keturunan risiko
rendah. Kematian akibat penyebab alami serupa pada kedua kelompok keturunan
yaitu 2.8% dari keturunan risiko tinggi dan tidak ada dari keturunan risiko rendah
= 1; overdosis, N = 2). Empat dari lima kematian pada laki-laki; satu kematian
terjadi pada usia 16 tahun, dan lainnya pada usia 30, 39, 42, dan 42 tahun. Rerata
usia kematian dari semua penyebab adalah 38.8 tahun SD = 10.2) pada keturunan
risiko tinggi dan 46.5 tahun (SD = 4.9) pada keturunan risiko rendah, yang
secara umum kematian relatif jarang dan membuat uji kurang bermakna.
memiliki power observasi hanya 0.123. Hal ini berhubungan dengan tingkat
kesalahan tipe II yaitu 0.876 (1 – power), atau probabilitas 87% untuk gagal
menolak hipotesis null yang tidak tepat dari tidak adanya perbedaan mortalitas
DISKUSI
tahun: peningkatan risiko lebih dari 3 kali lipat untuk gangguan depresi mayor dan
ansietas pada keturunan dari orang tua depresi dibandingkan dengan tidak depresi;
onset depresi mayor pada remaja dan dewasa muda terlepas dari risiko; rendahnya
prevalensi namun peningkatan tinggi (10 kali lipat) pada depresi mayor onset
prapubertas; onset gangguan ansietas sebelum pubertas atau pada awal remaja;
dan peningkatan ketergantungan obat pada remaja dan dewasa muda pada
konsisten pada kedua kelompok risiko dan dengan pola usia onset di populasi
umum (30). Tidak ada puncak onset baru pada kelompok risiko tinggi. Sedikit
peningkatan onset pertama depresi mayor pada wanita risiko rendah sekitar usia
sebelumnya (31,32).
mental pada keturunan risiko tinggi, lebih banyak perceraian, lebih sedikit anak,
dan rerata fungsi yang lebih jelek. Penurunan fertilitas pada pasien depresi,
khususnya pria, telah ditunjukkan dalam studi sebelumnya dari Swedia pada 2.3
juta individu antara 1950 dan 1970 (33). Kami tidak menemukan perbedaan jenis
kelamin pada tingkat kesuburan. Pria dan wanita pada kelompok risiko tinggi
dibandingkan risiko rendah, terlepas apakah mereka memiliki depresi mayor atau
Keturunan risiko tinggi, yang umumnya kulit putih dan setengah baya,
memiliki usia dini untuk kematian akibat penyebab tak alami, khususnya pada
pria. Serupa, peningkatan mortalitas pada paruh baya pada pria non-Hispanik,
sebagian besar akibat bunuh diri dan ketergantungan obat, telah dilaporkan (34).
dan probandus dipilih dari suatu klinik terapi, memiliki depresi sedang-berat, dan
dengan risiko sangat tinggi dan jangka panjang. Secara klinis, temuan ini
awal remaja, keturunan dari orang tua depresi yang mengalami gejala depresi.
Walau keturunan risiko tinggi dan rendah memiliki onset puncak untuk depresi
mayor pada masa mudanya, keturunan risiko tinggi memiliki rekurensi dan
keluaran jangka panjang yang lebih jelek. Temuan menunjukkan potensi penilaian
riwayat keluarga. Pada era kedokteran yang presisi, riwayat keluarga, suatu alat
klinis sederhana ini, untuk menargetkan populasi risiko tinggi (keturunan dan
orang tua depresi) tidak boleh dipandang sebelah mata. Perbedaan dalam genom
manusia untuk penyakit umum seringkali tidak sesuai dalamtindakan klinis atau
kesehatan publik (36). Alat klinis dan intervensi sederhana dapat berguna hingga
pemahaman yang lebih mendalam ditemukan. Kami serta yang lainnya juga telah
menunjukkan potensi dampak pada keturunan dari penanganan orang tua depresi
hingga remisi, baik dengan obat-obatan (37-39) atau psikoterapi (40). Bahkan
program pencegahan yang sangat efektif untuk remaja dengan riwayat depresi pun
kurang efektif bila orang tuanya depresi (41). Kami tidak mengetahui dampak
jangka panjang untuk keturunan, namun dalam jangka pendek, keberhasilan terapi
orang tua depresi dapat menurunkan morbiditas keturunannya pada usia yang
rentan depresi.