You are on page 1of 8

Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

ANALISA KINERJA INJEKSI AIR


DENGAN METODE VOIDAGE REPLACEMENT RATIO
DI PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RAMBA
1) Roni Alida, 2) Ockta Juliansyah

Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang


Jl. Kebon Jahe, Komperta Plaju, Palembang, Indonesia

Abstrak

Water injection adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan produksi minyak dalam tahap
secondary recovery. Water injection digolongkan menjadi 3 jenis yaitu, water disposal (digunakan
untuk menginjeksikan air formasi ke lapisan yang tidak produktif sehingga tidak meningkatkan
produksi minyak), pressure maintenance (digunakan untuk mempertahankan tekanan reservoir agar
tetap tinggi bila emmungkinkan masih diatas tekanan gelembung ) dan waterflood (pendorongan air
injeksi dengan pola tertentu untuk mendorong minyak didalam reservoir hingga minyak terdorong
menuju ke sumur produksi). Pada lapangan Akihabara akan dilakukan analisa kinerja wate rflooding
dengan metode voidage replacement ratio. VRR ( Voidage Replacement Ratio) merupakan
perbandingan antara besarnya air terproduksi yang diinjeksikan ke dalam reservoir terhadap
kumulatif fluida yang telah diproduksikan. Metode ini digunakan untuk mengetahui respon tekanan
reservoir akibat adanya injeksi, membantu menentukan strategi optimasi produksi dan mengetahui
performa injeksi (withdrawal balance). Analisa VRR ini dimulai dengan pengelompokan area sumur
injeksi dan sumur monitor produksinya berdasarkan pengamatan terhadap data performa produksi,
performa injeksi dan performa tekanan reservoir. Berdasarkan hasil analisa VRR pada Desember
2014, menunjukkan bahwa sumur produksi di keseluruhan area lapangan Akihabara memiliki potensi
untuk dilakukan upaya peningkatan dan optimasi produksi. Pada area SF-A dan KF nilai VRR
menunjukkan kecenderungan stabil yaitu 4.37 dan 2.73 (VRR>1), sehingga dapat dikatakan bahwa
laju injeksi sudah optimal di area ini dan optimasi produksi telah dapat dilakukan. Pada area SF-B
nilai VRR cenderung stabil yaitu 0.47 (VRR<1),yang berarti laju injeksi masih kurang dan belum
optimal bila dibanding dengan jumlah produksi.

Kata Kunci : Injeksi Air, Pemeliharaan Tekanan dan Voidage Replacement Ratio.

1. Pendahuluan pori batuan reservoir sehingga produksi dapat


Minyak dan gas bumi merupakan ditingkatkan.
sumber kekayaan alam yang tak terbarukan. Pelaksanaan waterflooding memerlukan
Produksi minyak dan gas bumi secara terus peramalan laju injeksi air kedalam reservoir
menerus menyebabkan laju produksi yang melalui sumur injeksi sehingga injeksi air dapat
semakin menurun dan tekanan reservoir akan meningkatkan tingkat penyapuan (sweep
mengalami penurunan yang menyebabkan efficiency) terhadap saturasi minyak yang
cadangan minyak masih tersisa didalam tersisa sehingga perlu dilakukan monitor
reservoir. Metode produksi minyak tahap kinerja dari waterfloading.
kedua setelah suatu reservoir mendekati batas
ekonomis melalui perolehan tahap pertama Monitoring kinerja waterflood
disebut secondary oil recovery. Cara diantaranya adalah menggunakan metode
peningkatan perolehan cadangan tahap kedua Voidage Replacement Ratio (VRR). Metode
yaitu dengan menginjeksikan air (water VRR waterflooding dilakukan dengan
floading) untuk menambah energi dan mengamati perbandingan air yang diinjeksikan
meningkatkan perolehan minyak. Cara terhadap fluida yang terproduksikan.
menginjeksikan air kedalam reservoir
memenuhi pori batuan reservoir yang Adapun tujuan dari penelitian ini
ditinggalkan minyak karena minyak tersebut diantaranya adalah untuk :
diproduksikan (reservoir voidage) dan 1. Mengevaluasi data reservoir dan
kemudian mendorong minyak yang tersisa di mengelolah data injeksi air untuk
mendapatkan nilai radius injeksi air.
41 | Analisa Injeksi Air (Roni Alida)
Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

2. Melakukan analisa sumur water injection


terhadap performance sumur produksi.
3. Melakukan analisa dan perhitungan
Voidage Replacement Ratio pada suatu
segmen reservoir yang dilakukan injeksi
air.

2. Kajian Literatur
2.1 Water Injection
Mekanisme kerja waterflooding adalah
menginjeksikan air ke dalam formasi yang
berfungsi untuk mendesak minyak menuju
sumur produksi, sehingga akan meningkatkan
produksi minyak (sebagaimana tersebut
gambar 2.1). Prinsip kerja water injection
sangat mudah dipahami namun banyak faktor Gambar 2.2 Bentuk Kurva Fraksi Aliran
yang dipertimbangkan yaitu permeabilitas,
saturasi air, saturasi minyak yang tersisa, jenis 2.2.2. Mekanisme Pendesakan Fluida
batuan reservoir, debit dari penginjeksian air, Dengan menginjeksikan air ke dalam
jenis air yang diinjeksikan, dan lain – lain. reservoir maka air akan mendesak minyak
Apabila penginjeksian berada di reservoir yang dan menempati pori - pori batuan dengan
mengandung batuan lempung, maka perlu membentuk batas pendesakan yang disebut
dilakukan treatment terhadap air injeksi agar front. Pada bidang front ini saturasi fluida
lapisan lempung tidak mudah mengembang. terdesak akan meningkat, kemudian diikuti
dengan saturasi fluida pendesak di belakang
front yang berangsur-angsur meningkat,
sampai mencapai saturasi maksimal.
Gambar 2.3 adalah mekanisme pendesakan
fluida.

Gambar 2.1 Skema Water Injection

2.2.1. Persamaan Fraksi Aliran


Persamaan fraksi aliran merupakan
persamaan dasar pada proses pendorongan
fluida di dalam media berpori, digunakan untuk Gambar 2.3 Mekanisme Pendesakan Fluida
menghitung efisiensi pendesakan
dikembangkan pertama kali oleh Bukley- - Kondisi yang terjadi pada proses
Leverret. Fraksi aliran merupakan fungsi dari pendesakan minyak pada gambar di atas
saturasi dan variasi permeabilitas relatif. Plot adalah :
antara fraksi aliran versus saturasi fluida - Saturasi minyak dan air mula-mula seragam
pendesak disebut kurva fraksi aliran (fractional (initial condition).
flow curve) yang biasanya berbentuk kurva S. - Air di injeksikan dengan laju alir (q i )
Seperti tercantum pada gambar 2.2. tertentu menyebabkan minyak terdesak dari
reservoir sehingga saturasi air meningkat
tajam.
- Air dan minyak mengalir pada wilayah ini
bersamaan dengan perubahan saturasi.
Tidak terdapat aliran didepan perubahan
saturasi air. Kondisi pada saat air tiba di
sumur produksi disebut injeksi air telah
breakthrough.
- Setelah breakthrough fraksi air akan
mengalami peningkatan minyak masih tetap
42 | Analisa Injeksi Air (Roni Alida)
Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

dapat diproduksikan meskipun sebagian air


telah mencapai sumur produksi.

Proses pendesakan dikenal ada 2


konsep, yaitu pendesakan frontal dan
pendesakan torak. Dua konsep pendesakan
tersebut dapat dijelaskan yaitu :

1. Pendesakan Frontal
Merupakan pendesakan dengan arah
linier dimana saturasi air berangsur bertambah Gambar 2.5 Pendesakan Torak
disekitar sumur injeksi dengan kemajuan front
tidak bersamaan. Konsep ini dikembangkan 2.1.3. Efesiensi Pendesakan Minyak
oleh Buckley-Leverett tahun 1941 dengan Effisiensi pendesakan minyak
menerapkan hukum aliran fluida Darcy, diantaranya :
sehingga diperoleh teori aliran frontal 1. Areal Sweep Efficiency
advanced. Dalam penerapan teori frontal Pada pelaksanaan waterflood, air
advance Buckley-Leverett dibutuhkan diinjeksikan dari beberapa sumur injeksi dan
karakterisitik permeabilitas relatife minyak dan produksi akan terjadi dari sumur yang berbeda.
permeabilitas relative air, serta viskositas Ini akan menyebabkan terbentuknya distribusi
minyak dan juga viskositas air injeksi. tekanan dan streamlines di daeah antara sumur
Mekanisme pendesakan ini dapat lihat pada injeksi dengan sumur produksi. Dua faktor ini
Gambar 2.4. akan menentukan seberapa besar kontak
waterflood dengan daerah antara tersebut.
Besar daerah reservoir yang mengalami kontak
dengan air ini yang disebut dengan areal
sweep efficiency.

Gambar 2.4 Pendesakan Frontal

2. Pendesakan Torak Gambar 2.6 Areal Sweep Effisiency, (b)


Pendesakan yang menyerupai torak Vertical Sweep Efficiency
merupakan hal khusus dari pendesakan frontal.
Pendesakan torak merupakan proses Secara rumus, areal sweep efficiency di
pendesakan minyak oleh air dengan definisikan sebagai :
menganggap minyak tersapu oleh air, dengan
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑎𝑚𝑖 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑎𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑖𝑟
kata lain minyak dapat dikuras habis oleh 𝐸𝐴 =
𝑂𝐼𝑃 𝑑𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 (𝑃𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟𝑛)
pendorongan air. Sehingga didepan maupun
dibelakang front hanya terdapat satu fasa fluida
2. Mobility Efficiency
yang mengalir. Pendesakan torak terjadi bila
Efisiensi mobilitas merupakan efisiensi
mobility rasio (M) =1. Bentuk grafik hubungan
yang dipengaruhi oleh nilai saturasi minyak
antara saturasi fluida pendesak dengan jarak
tersisa dan sifat pembasahan batuan.
dari sumur injeksi untuk pendesakan
Didefinisikan sebagai fraksi minyak pada awal
pendesakan torak ditunjukkan Gambar 2.5.
proses yang dapat diambil pada 100% area
vertikal. Persamaan efisiensi mobilitas adalah
sebagai berikut :
(𝑆𝑜𝑖/𝐵𝑜𝑖−𝑆𝑜𝑟𝑝 / 𝐵𝑜𝑖 )
𝐸𝑀 = 𝑆𝑜𝑖
𝐵𝑜𝑖
Untuk nilai Bo i konstan, maka persamaan
diatas menjadi :
𝑆𝑜𝑖− 𝑆𝑜𝑟𝑝
𝐸𝑀 =
𝑆𝑜𝑖
Dimana :
43 | Analisa Injeksi Air (Roni Alida)
Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

EM = Efisiensi mobilitas Penelitian membuktikan bahwa volume


Soi = Saturasi minyak awal hanya menurun sedikit walaupun laju alir
Sorp = Saturasi minyak residual/immobile injeksi dinaikkan sampai sepuluh kali lipat.
oil  Cross flow antar lapisan
 Laju alir
3. Vertical Sweep Efficiencies Perhatikan semua properties yang
Bervariasinya nilai permeabilitas pada mempengaruhi vertical sweep efficiency
arah vertikal dari reservoir menyebabkan fluida diatas. Keseluruhannya dipengaruhi oleh laju
injeksi akan bergerak dengan bentuk front yang alir.
tidak beraturan. Semakin sedikit daerah
berpermeabilitas bagus, semakin lambat 4. Volumetric Sweep Efficiency
pergerakan fluida injeksi. Volumetric sweep efficiency ini
Ukuran ketidakseragaman invasi air merupakan ukuran pendesakan tiga dimensi.
adalah vertical sweep efficiency (Gambar 2.6), Definisi volumetric sweep efficiency adalah
yang juga sering disebut sebagai invasion perbandingan antara total volume pori yang
efficiency. Vertical sweep efficiency ini bisa mengalami kontak dengan air injeksi dibagi
didefinisikan sebagai bidang tegak lurus yang dengan total volume pori area
mengalami kontak dengan air injeksi dibagi injeksi. Volumetric sweep
dengan keseluruhan bidang tegak lurus di efficiency dirumuskan dalam persamaan berikut
daerah belakang front. Secara :
sederhana, vertical sweep efficiency ini 𝐸𝑣𝑜𝑙 = 𝐸𝑎𝑟𝑒𝑎 ∗ 𝐸𝑣𝑒𝑟𝑡
menyatakan seberapa banyak bagian tegak
lurus (vertikal) reservoir yang dapat dijangkau Faktor-faktor yg
oleh air injeksi. Persamaan untuk vertical mempengaruhi volumetric sweep
sweep efficiency adalah : efficiency sama dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi vertical sweep efficiency.
𝐸𝑣𝑒𝑟𝑡
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠
= 5. Displacement Efficiency
𝐵𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑡𝑢𝑝𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑓𝑟𝑜𝑛𝑡
Displacement Efficiency didefinisikan
Ada beberapa hal yang mempengaruhi vertical sebagai jumlah total minyak yang berhasil
sweep efficiency ini : didesak dibagi dengan total Oil in Place yang
ada di daerah sapuan tersebut. Berdasarkan
pengertian tersebut, Displacement
 Mobility Ratio
Efficiency dapat dirumuskan dengan persamaan
Term injektivitas relatif ini adalah
:
perbandingan indeks injekstivitas pada
sembarang waktu dengan injektivitas pada saat 𝑂𝑖𝑙 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑐𝑒𝑑 𝐵𝑦 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟
dimulainya waterflood. Pada M=1, injekstivitas 𝐸𝐷 =
𝑂𝐼𝑃 𝐼𝑛 𝑇ℎ𝑒 𝑅𝑒𝑔𝑖𝑜𝑛 𝑆𝑤𝑒𝑝𝑡 𝐵𝑦 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟
relatif cenderung konstan. Pada M < 1, terlihat
bahwa injektivitas menurun seiring menaiknya Efisiensi pendesakan ini merupakan
radius flood front. Sedangkan untuk M > 1, efisiensi pendesakan tak bercampur dalam
injektivitas relatif meningkat seiring naiknya skala makroskopik yang digunakan untuk
radius flood front. menggambarkan efisiensi pendesakan volume
 Gaya Gravitasi spesifik minyak oleh injeksi air pada batuan
Karena air merupakan fluida dengan reservoir, sehingga dapat ditentukan seberapa
densitas yang tinggi, maka ia cenderung untuk efektifnya fluida pendesak menggerakkan
bergerak di bagian bawah reservoir. Efek ini minyak pada saat fluida pendesak telah
disebut dengan gravity segregation dari fluida membentuk kontak dengan minyak. Efisiensi
injeksi, merupakan akibat dari perbedaan pendesakan fluida reservoir dapat dilihat pada
densitas air dan minyak. Terlihat bahwa baik dua konsep berikut :
untuk sistem linear maupun untuk sistem five  Konsep Desaturasi
spot, derajat dari gravity segeragation ini Terjadi perubahan saturasi fluida
tergantung dari perbandingan antara dibelakang front seharga satu dikurangi saturasi
∆𝑃
gaya viscous dengan gaya gravitasi, 𝑘 . residual fluida yang didesak, sehingga terdapat
∆𝑃𝑣
dua fasa yang mengalir yaitu minyak dan air.
Sehingga laju alir yang lebih besar akan
Sedangkan di depan front hanya minyak yang
menghasilkan vertical sweep efficiency yang
mengalir.
lebih baik pula.
 Konsep Pendesakan
 Gaya kapiler

44 | Analisa Injeksi Air (Roni Alida)


Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

Saturasi fluida pendesak pada front


sama dengan satu dikurangi saturasi residual
fluida itu sendiri. Dianggap minyak telah habis
didesak sehingga yang dibelakang front
hanya fluida pendesak yang mengalir.
Displacement Efficiency mempunyai
nilai maksimum, yang dirumuskan sebagai
berikut:
𝑆 −𝑆 (1− 𝑆𝑤𝑐)− 𝑆𝑜𝑟
𝐸𝐷 = 𝑜𝑖 𝑜𝑟 =
𝑆𝑜𝑖 1− 𝑆𝑤𝑐
Sedangkan nilai displacement
efficiency pada saat breakthrough adalah : Gambar 2.7 Pola Peripheral
𝑆𝑤𝐷𝑐 −𝑆𝑤𝑐
𝐸𝐷𝑀 =
1 − 𝑆𝑤𝑐
 Peripheral and Crestal Flood Pattern
2.1.3.1. Pendesakan Dengan Pola Peripheral dan Crestal Flood (sekeliling +
Salah satu cara untuk meningkatkan puncak) adalah kombinasi dari peripheral flood
factor perolehan minyak adalah dengan ditambah peletakan sumur injeksi pada posisi
membuat pola sumur injeksi-produksi, yang puncak reservoir, dengan demikian perolehan
bertujuan untuk mendapatkan pola penyapuan atau recovery pada pola ini tidak akan
yang seefisien mungkin. Tetapi kita tetap harus memberikan waktu yang lama seperti sebelum
memegang prinsip bahwa sumur yang sudah penambahan sumur injeksi pada puncak.
ada sebelum injeksi harus dapat digunakan Perhatikan Gambar 2.8.
semaksimal mungkin pada waktu
berlangsungnya injeksi nanti. Pertimbangan-
pertimbangan dalam penentuan pola sumur
injeksi produksi tergantung pada :
- Tingkat keseragaman formasi yaitu
penyebaran permeabilitas kearah lateral
maupun ke arah vertical
- Struktur batuan reservoir meliputi
patahan, kemiringan dan ukuran
- Sumur sumur yang sudah ada (lokasi
dan penyebaran)
- Topografi dan Ekonomi

Pada injeksi air, sumur sumur injeksi Gambar 2.8 Pola Peripheral and Crestal Flood
dan produksi umumnya dibentuk dalam suatu
pola tertentu yang beraturan, misalnya pola 3  Line Drive Pattern
titik, 5 titik, 7 titik dan sebagainya. Pola sumur Merupakan pola pendesakan yang
dimana sumur produksi di kelilingi oleh sumur- mempunyai kecepatan aliran dalam satu arah
sumur injeksi disebut dengan Pola Normal. pada setiap tempat dan gambaran pendesakan
Sedangkan bila sebaliknya yaitu sumur-sumur dalam 1-dimensi (linier). Pola ini dapat dibagi
produksi mengelilingi sumur injeksi disebut menjadi dua yaitu : Direct dan Staggered Line
dengan Pola Inverted. Masing-masing pola Drive. Perhatikan Gambar 2.9.
mempunyai sistem jaringan tersendiri yang
mana memberikan jalur arus berbeda beda
sehingga memberikan luas daerah penyapuan
yang berbeda beda. Di antara pola-pola yang
paling umum digunakan adalah : peripheral
flood pattern, peripheral and crestal flood
pattern dan line drive pattern.

 Peripheral Flood Pattern


Peripheral adalah injeksi air yang
dilakukan oleh sumur-sumur injeksi pada tepi
reservoir atau pada batas air dan minyak
(WOC) sedangkan sumur produksi diletakkan Gambar 2.9 Pola Line Drive
dibagian dalam sumur-sumur injeksi tersebut.
Perhatikan Gambar 2.7. 2.2. VRR (Voidage Replacement Ratio)
VRR (Voidage Replacement Ratio)
merupakan perbandingan antara besarnya air
45 | Analisa Injeksi Air (Roni Alida)
Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

terproduksi yang diinjeksikan ke dalam 3. Observasi Lapangan.


reservoir terhadap fluida (minyak, air dan gas)
yang telah diproduksikan, dimana metode ini 4. Hasil dan Pembahasan
digunakan untuk mengetahui respon tekanan 4.1. Identifikasi Radius Injeksi Sumur Water
reservoir akibat adanya injeksi, membantu Injection
menentukan strategi optimasi produksi, dan Pada sumur injeksi lapangan Akihabara
mengetahui performa injeksi (withdrawal dilakukan identifikasi berdasarkan radius
balance). injeksi yang bertujuan untuk mengetahui
apakah swept radius (jari – jari pendesakan)
𝐼𝑛𝑗𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 𝑅𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑠 sudah mencapai sumur produksi. Berdasarkan
𝑉𝑅𝑅 =
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑒𝑠 𝑅𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑠 perhitungan radius injeksi diatas maka sumur
injeksi FY-03 dan FY-05 untuk swept radius
𝐵𝑤 (𝑖𝑤) sudah mencapai sumur produksi dimana besar
𝑉𝑅𝑅 =
𝐵𝑜 ( 𝑞𝑜) + 𝐵𝑤 ( 𝑞𝑤) + 𝑞𝑜 ( 𝐺𝑂𝑅 − 𝑅𝑠) 𝐵𝑔 radius injeksi sudah melebihi jarak antara
Dimana : sumur injeksi dengan sumur produksi.
Bw = Faktor volume formasi air (Rb/STB) Sedangkan sumur injeksi FY-01, FY-02, FY-
Bo = Faktor volume formasi minyak 04, FY-06, FY-07 dan FY-08 untuk swept
(Rb/STB) radius belum mencapai sumur produksi.
Bg = Faktor volume formasi gas (Rb/SCF)
Qw = Laju alir air 4.2. Analisa Pengaruh Sumur Water
Qo = Laju alir minyak Injection Terhadap Performance Sumur
Iw = Laju injeksi air Produksi
GOR = Gas oil ratio (SCF/STB) Berdasarkan analisa yang dilakukan
Rs = Kelarutan gas dalam minyak pada sumur injeksi dan sumur produksi di
(SCF/STB) lapangan Akihabara yang dilihat berdasarkan
trend performance produksi yang diikuti
Nilai VRR kurang dari 1 (VRR<1) dengan performance laju injeksi, maka terdapat
maka laju injeksi belum optimal, dan harus beberapa sumur produksi yang dipengaruhi
ditingkatkan untuk optimasi produksinya. oleh injeksi air.
Namun jika hasil perhitungan menunjukan Berikut sumur injeksi FY-01
kumulatif VRR lebih dari 1 (VRR>1) maka diperkirakan berpengaruh terhadap sumur
laju injeksi sudah cukup optimal sehingga laju produksi yang ada disekitarnya, hal ini terlihat
produksi minyak dapat dioptimasi untuk pada pengaruh injeksi air terhadap trend
ditingkatkan. Bahkan beberapa lapangan tahap performance produksi pada FY-20. Dimana
secondary recovery (water flood / EOR) yang sumur injeksi FY-01 beroperasi dilapisan SF
dinilai efektif pola injeksinya memiliki target sedangkan FY-20 berproduksi dilapisan SF
nilai VRR melebihi 1 hingga mencapai 2 (VRR sehingga berada pada 1 layer yang sama, jika
≥ 2). tidak berada pada 1 layer yang sama maka
Performa grafik kumulatif VRR akan sumur injeksi tidak dapat memberikan
menunjukkan korelasi dengan performa konstribusi sebagai waterflooding. Supaya
tekanan reservoir, namun jika terjadi anomali mengetahui lebih lanjut pengaruh sumur injeksi
VRR>1 namun performa tekanan reservoir terhadap sumur produksi dapat menggunakan
menunjukkan penurunan maka kemungkinan peformance produksi sumur FY-20. Dari
injection lost terjadi, dan jika VRR<1 namun performance sumur produksi inilah dapat
performa tekanan menunjukkan trend kenaikan ditentukan apakah water injection berpengaruh
maka kemungkinan terdapat influx dari sumber terhadap sumur produksi yang berada disekitar
lain. sumur injeksi. Parameter yang diamati setelah
dilakukan water injection yaitu berupa naiknya
3. Metodelogi Penelitian trend produksi, dimana semakin besar rate
Metodologi penelitian ini berdasarkan injeksi air yang dilakukan maka trend produksi
pengumpulan data-data yang didapatkan di semakin naik yang diindikasikan injeksi air tadi
lapangan pada wilayah kerja PT. Pertamina EP menyapu minyak menuju sumur produksi.
Asset 1 Ramba Field ± 2 (dua) bulan. Setelah analisa pengaruh sumur injeksi
Dalam upaya pengumpulan data-data terhadap performance sumur produksi dari
dan pemahaman yang berhubungan dengan lapangan Akihabara, maka selanjutnya
penelitian ini penulis menggunakan beberapa pengaruh sumur injeksi dikelompokan
metode. berdasarkan 3 area injeksi, diantaranya sebagai
Adapun metode yang digunakan dalam berikut :
penelitian ini adalah sebagai berikut : - Area SF-A sumur injeksi FY-02, FY-06
1. Studi Literatur. dan FY-07, dimana sumur produksi FY-
2. Diskusi dan Wawancara.
46 | Analisa Injeksi Air (Roni Alida)
Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

50 mendapatkan pengaruh injeksi reservoir menunjukkan penurunan. Pada


sedangkan sumur FY-60 belum Desember 2014 nilai VRR sebesar 2.73
mendapatkan pengaruh injeksi. (VRR>1) yang berarti laju injeksi sudah
- Area SF-B sumur injeksi FY-01, FY-03, optimal sehingga laju produksi dapat
FY-05 dan FY-08, dimana sumur dioptimasi untuk ditingkatkan. Tetapi pada area
produksi FY-10 dan FY-20 KF performa tekanan reservoir masih
mendapatkan pengaruh injeksi menunjukkan penurunan, maka diindikasi
sedangkan sumur FY-30 belum kemungkinan injection lost terjadi selama
mendapatkan pengaruh injeksi. proses injeksi air.
- Area KF sumur injeksi FY-04, dimana Berdasarkan hasil analisa dan
sumur produksi FY-40 mendapatkan perhitungan VRR pada Desember 2014,
pengaruh injeksi. menunjukkan bahwa sumur produksi di
keseluruhan area lapangan Akihabara memiliki
4.3. Analisa VRR (Voidage Replacement potensi untuk dilakukan upaya peningkatan dan
Ratio) optimasi produksi. Dimana pada area SF-A
Pada lapangan Akihabara untuk area nilai VRR menunjukkan kecenderungan stabil
SF-A, SF-B dan KF dilakukan analisa VRR di nilai 4.37 (VRR>1), sehingga dapat
berdasarkan perhitungan tentang perbandingan dikatakan bahwa laju injeksi sudah optimal di
antara besarnya air terproduksi yang area ini dan optimasi produksi dapat dilakukan.
diinjeksikan ke dalam reservoir terhadap fluida Pada area SF-B nilai VRR cenderung stabil di
yang telah diproduksikan, adapun tujuannya nilai 0.47 (VRR<1), berarti laju injeksi masih
untuk mengetahui respon laju produksi dan kurang dan belum optimal bila dibanding
tekanan reservoir akibat adanya injeksi air. dengan jumlah produksi, namun optimasi
Pada area SF-A menunjukkan nilai VRR produksi juga dapat dilakukan. Pada area KF
yang kecil pada awal injeksi pada Maret 1991 nilai VRR menunjukkan kecenderungan stabil
sebesar 0.69 (VRR<1). Hal ini mengakibatkan di nilai 2.73 (VRR>1), sehingga dapat
tekanan rata-rata di area ini semakin menurun dikatakan bahwa laju injeksi sudah optimal di
sehingga perlu dilakukannya peningkatan laju area ini dan optimasi produksi dapat dilakukan.
injeksi yang bertujuan supaya tekanan pada
area itu tetap terjaga dan diharapkan dapat 5. Kesimpulan
memberikan hasil positif berupa kenaikan Beberapa hal yang dapat disimpulkan
tekanan. Pada Desember 2014 nilai VRR oleh penulis dalam artikel ini adalah sebagai
sebesar 4.37 (VRR>1) yang berarti laju injeksi berikut :
sudah optimal sehingga laju produksi dapat 1. Berdasarkan perhitungan radius injeksi
dioptimasi untuk ditingkatkan. Walaupun maka sumur injeksi FY-03 dan FY-05
injeksi sudah optimal tetapi pada area SF-A untuk swept radius sudah mencapai
performa tekanan reservoir masih sumur produksi dimana besar radius
menunjukkan penurunan, maka diindikasi injeksi sudah melebihi jarak antara
kemungkinan injection lost terjadi. sumur injeksi dengan sumur produksi.
Pada area SF-B menunjukkan nilai VRR Sedangkan sumur injeksi FY-01, FY-02,
yang besar pada awal injeksi pada Maret 1991 FY-04, FY-06, FY-07 dan FY-08 untuk
sebesar 1.26 (VRR>1) yang berarti laju injeksi swept radius belum mencapai sumur
sudah cukup optimal. Hal ini mengakibatkan produksi.
tekanan rata-rata di area ini semakin 2. Setelah analisa pengaruh sumur injeksi
meningkat. Pada September 2005 nilai VRR terhadap performance sumur produksi
sebesar 0.348 (VRR<1) yang berarti nilai VRR dari lapangan Akihabara, maka
mengalami penurunan sehingga mengakibatkan selanjutnya pengaruh sumur injeksi
tekanan rata-rata di area ini semakin menurun. dikelompokan berdasarkan 3 area
Maka dari itu perlu dilakukannya peningkatan injeksi, diantaranya sebagai berikut :
laju injeksi yang bertujuan supaya tekanan  Area SF-A sumur injeksi FY-02,
pada area itu tetap terjaga. Pada Desember FY-06 dan FY-07, dimana sumur
2014 nilai VRR sebesar 0.47 (VRR<1) yang produksi FY-50 mendapatkan
berarti laju injeksi masih belum optimal dan pengaruh injeksi sedangkan sumur
diindikasi bahwa volume fluida yang FY-60 belum mendapatkan
terproduksikan masih lebih besar dari pada pengaruh injeksi.
volume injeksi.  Area SF-B sumur injeksi FY-01,
Pada area KF menunjukkan nilai VRR FY-03, FY-05 dan FY-08, dimana
yang besar pada awal injeksi pada Maret 1991 sumur produksi FY-10 dan FY-20
sebesar 2.056 (VRR>1) yang berarti laju mendapatkan pengaruh injeksi
injeksi sudah optimal tetapi untuk tekanan

47 | Analisa Injeksi Air (Roni Alida)


Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

sedangkan sumur FY-30 belum


mendapatkan pengaruh injeksi.
 Area KF sumur injeksi FY-04,
dimana sumur produksi FY-40
mendapatkan pengaruh injeksi.

3. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan


VRR pada Desember 2014, menunjukkan
bahwa sumur produksi di keseluruhan area
lapangan Akihabara memiliki potensi untuk
dilakukan upaya peningkatan dan optimasi
produksi. Dimana pada area SF-A nilai
VRR menunjukkan kecenderungan stabil di
nilai 4.37 (VRR>1), sehingga dapat
dikatakan bahwa laju injeksi sudah optimal
di area ini dan optimasi produksi dapat
dilakukan. Pada area SF-B nilai VRR
cenderung stabil di nilai 0.47 (VRR<1),
berarti laju injeksi masih kurang dan belum
optimal bila dibanding dengan jumlah
produksi, namun optimasi produksi juga
dapat dilakukan. Pada area KF nilai VRR
menunjukkan kecenderungan stabil di nilai
2.73 (VRR>1), sehingga dapat dikatakan
bahwa laju injeksi sudah optimal di area ini
dan optimasi produksi dapat dilakukan.

Daftar Pustaka
Ahmad, Tarek. 2006. “Reservoir Engineering
Handbook, Third Edition”. USA:
Elsevier 30 Corporate Drive.
B, Bradley Howard. 1987. “Petroleum
Engineering Handbook”. USA: The
Society Of Petroleum Engineers.
D, Holstein Edward. 2007. “Reservoir
Engineering and Petrophysics”. USA:
The Society Of Petroleum Engineers.
Dake, L.P. 1991. “Fundamentals Of Reservoir
Engineering”. Netherland: Elsevier
Science Publishers B.V.
Kristanto, Dedy. 2011. “Teknik Reservoir :
Teori dan Aplikasi”. Yogyakarta:
Pohon Cahaya.

48 | Analisa Injeksi Air (Roni Alida)

You might also like