You are on page 1of 129

SISTEM INDRA

Coaching CBT Hippocrates Palembang


bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
Mekanisme Akomodasi
◦ Daya bias lensa pada anak anak
dapat ditingkatkan dari 20 D menjadi
34 D → akomodasi 14 D
◦ Lensa terdiri atas kapsul elastis kuat
berisi cairan berisi protein, namun
transparan
◦ Mekanisme Akomodasi
◦ Bila serat otot siliaris berkontraksi,
insersi perifer dari ligament
suspensorium akan tertarik ke medial
ke arah tepi kornea, sehingga
mengurangi regangan ligament thd
lensa

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Otot siliaris diatur oleh sinyal saraf parasimpatis, yaitu syaraf kranial III
◦ Perangsangan saraf simpatis akan menimbulkan kontraksi kedua set serat otot
siliaris yang akan mengendurkan ligament lensa → menyebabkan lensa
mencembung dan meningkatkan daya biasnya

Presbiopia → hilangnya daya akomodasi lensa


Ketika usia meningkat→ lensa semakin besar, menebal dan kurang elastis → karena
denaturasi protein lensa
Daya akomodasi berkurang dari 14 D→ 2 Dioptri pada usia 45-50 tahun, pada usia
70 tahun menjadi 0 D → lensa tidak dapat berakomodasi

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Kelainan Refraksi
Normal : Emetropia
◦ Anomali : (ametropia)
◦ Miopia
◦ Hipermetropia
◦ Astigmatisme
◦ Presbiopia

◦ Emmetropia
◦ Suatu keadaan dimana sinar paralel difokuskan tepat di retina saat mata relaksasi --->
Ketajaman penglihatan maksimal
◦ Ametropia
◦ Keadaan dimana sinar paralel tidak difokuskan tepat di retina saat mata relaksasi.
◦ Titik fokusnya bisa di depan atau di belakang retina

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
MIOPIA
◦ Keadaan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata
dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibiaskan ke
titik focus di depan retina.
◦ Anamnesis : penglihatan kabur jika melihat jauh, mata
Lelah,pusing, cenderung memicingkan mata bila melihat jauh.
◦ Faktor resiko : genetic dan lingkungan (kebiasaan membaca
dlm jarak dekat)
◦ Klasifikasi Miopia :
◦ < 3.00 D = miopia rendah
◦ 3.00 - 6.00 D = miopia sedang
◦ > 6.00 D = miopia tinggi/gravis

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Penatalaksanaan :
◦ Miopia rendah dan sedang: koreksi penuh dengan lensa sferis terlemah yang memberikan
tajam penglihatan terbaik
◦ Konseling dan edukasi
◦ Membaca dalam cahaya yang cukup dan tidak membaca dlm jarak yang terlalu dekat.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Hipermetropia
◦ Keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana
sinar sejajar jauh tidak cukup kuat dibiaskan sehingga
titik fokusnya terletak di belakang retina.
◦ Anamnesis :
◦ Penglihatan kurang jelas utk benda yang dekat
◦ Sakit kepala terutama daerah frontal dan makin kuat pada
penggunaan mata yang lama dan membaca dekat
◦ Spasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Komplikasi :
◦ Esotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi
◦ Glaukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliaris yang akan
mempersempit sudut bilik mata.
◦ Ambliopia

◦ Penatalaksanaan
◦ Koreksi dengan lensa sferis positif terkuat yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik

◦ Edukasi
◦ Konseling dengan keluarga bahwa penyakit ini harus dikoreksi dengan bantuan kaca
mata, karena jika tidak dapat menimbulkan komplikasi

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Astigmatisme
◦ Permukaan mata tidak bulat sempurna
◦ Kondisi Refraksi mata dimana terdapat perbedaan derajat refraksi pada meridian
yang berbeda, tiap meridian akan memfokuskan sinar paralel pada titik fokus yang
berbeda.
◦ Etiologi Astigmatisme :
◦ Gangguan kurvatura kornea ---> 90%
◦ Gangguan kurvatura lensa ---> 10%
◦ Pemeriksaan fisik
◦ Pemeriksaan visus dg Snellen chart akan menunjukkan tajam penglihatan tidak maksimal
dan bertambah baik dengan pemberian pinhole

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Presbiopi
◦ Perubahan kemampuan akomodasi secara fisiologi yang melemah di usia tua
◦ Keluhan : penglihatan kabur ketika melihat dekat, setelah membaca mata terasa
lelah, berair, membaca dilakukan dengan menjauhkan kertas
◦ Koreksi Presbiopia :
◦ Usia 40 thn S + 1.00 D
◦ Usia 45 thn S + 1.50 D
◦ Usia 50 thn S + 2.00 D
◦ Usia 55 thn S + 2.50 D
◦ Usia 60 thn S + 3.00 D

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


anisometropia
◦ Anisometropia :
◦ Kondisi dimana refraksi kedua mata tidak sama
◦ Penglihatan pada Anisometropia
◦ Perbedaan < 2.50 D : masih bisa fusi + penglihatan binokuler tunggal
◦ Perbedaan > 2.50 D : Kesulitan fusi ----> Penekanan mata yang lemah---> ambliopia
◦ Penglihatan alternan : mata kanan dan kiri bergantian

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Defek Lapang Pandang

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Informasi dari kedua mata disalurkan ke korteks visual melalui jalur visual
◦ Masing masing sisi traktus visualis dari separuh nasal retina menyilang di kiasma
optikum, sementara saraf dari separuh temporal berjalan tanpa menyilang
◦ Setelah bersinaps di corpus genikulatum lateral thalamus, informasi mencapai
korteks visual primer di lobus oksipitalis
◦ Keterangan
◦ 1: Lesi di temporal retina mata kiri→ deficit pada separuh nasal lapang pandang
◦ 2 : saraf optic mata kiri terganggu → amaurosis
◦ 3 : lesi di kiasma optikum → gangguan lapang pandang bilateral kedua mata→
hemianopsia bitemporal
◦ 4 :lesi total pada traktus optikus kiri → hilangnya separuh lapang pandang kedua
mata → hemianopsia homonim

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Inervasi otot mata

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
Tekanan intraokuler
◦ Diatur oleh keseimbangan antara inflow dan outflow dari aqueus humor
◦ Inflow ditingkatkan oleh agen betaadrenergic, dan diturunkan oleh α dan β
blocker, dopamine blocker, carbonic anhydrase inhibitor,adenylate cyclase
stimulator
◦ Outflow ditingkatkan oleh agen kolinergic, yang akan mengkontraksikan otot
siliaris dan membuka anyaman trabekula

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Glaukoma
◦ Peningkatan tekanan intraocular bola mata
◦ Dapat disebabkan gangguan aliran keluar aqueus humor (penyebab umum) atau
peningkatan produksi aqueus humor
◦ 2 tipe utama glaucoma : Glaukoma sudut terbuka (open angle glaucoma ) atau
hipertensi ocular
◦ Glaukoma sudut tertutup (closed angle Glaucoma)

Diagnosis
POAG →perubahan lapang pandang, perubahan diskus optikus tanpa peningkatan
TIO
CAG→ peningkatan TIO bermakna (40-90mmHg) disertai gejala hiperemi
konjungtiva, kornea berkabut,

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
Treatment
◦ POAG → menurunkan TIO 20%-30% dari baseline untuk mengurangi resiko
kerusakan saraf optic
◦ First line → β blocker (timolol), prostaglandin, topical CAI
◦ Pilocarpine → third line
◦ Carbonic anhydrase inhibitor (asetazolamid) oral digunakan sebagai pilihan terakhir

◦ CAG → menggunakan agent osmotic dan secretory inhibitor untuk menurunkan


segera TIO
◦ Osmotic agents → Gliserin 1-2 g/kg peroral, atau mannitol 1-2 g /kg iv
◦ Secretory inhibitor → β blocker, a2 agonis, atau CAI
◦ Iridektomi → terapi definitif

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Katarak
◦ Merupakan kekeruhan lensa
◦ Pada DM, konsentrasi glukosa yang
tinggi menyebabkan glikosilasi
protein
◦ Penimbunan sorbitol di lensa mata
secara osmotis menarik air disertai
pembengkakan lensa dan
berkurangnya transparansi lensa.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Progresifitas katarak
1. Stadium separasi Lamellar
◦ Hydrasi
2. Stadium katarak Insipien
◦ Lensa mulai keruh
◦ Keluhan : silau, diplopia monokular
3. Stadium katarak Imatur
◦ Visus menurun
◦ Lensa tampak keabu-abuan
◦ Ada bayangan iris pada lensa

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


4. Stadium Intumesen
◦ Lensa menyerap air dari sekitarnya -> menggembung
◦ Bilik mata depan dangkal
◦ Sudut bilik mata depan menyempit , bisa tertutup :
◦ → TIO tinggi : Phacomorphic glaucoma

5. Katarak Matur
◦ Seluruh kortex jadi keruh
◦ Visus sangat menurun sampai 1/300- 1/~
◦ Bayangan iris hilang
◦ Lensa tampak putih keabuan

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


6. Stadium Hypermatur
Bisa terjadi dua keadaan :
◦ Tipe Liquefactive or Morgagnian : milky white
◦ Sklerotik dengan iridodenesis
◦ BMD lebih dalam
◦ Zonula mengendor -> subluksasi

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Gejala klinik
Keluhan
1. Glare
2. Buram
3. Variation Diurnal dari Visus
4. Distortion (Metamorphopsia)
5. Diplopia / Polyopia monokular
6. Gangguan penglihatan warna
7. Black Spots
8. Gangguan kehidupan sehari hari

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Gejala klinik
Gejala
1. Visus : visus terganggu sesuai kekeruhan stadium
katarak,imatur dari 6/9 sampai hitung jari; 1/300,
1/~
2. Leukocoria : Pupil putih
3. Katarak imatur: bayangan Iris (+)
4. Fundus reflex ( + ) : imatur
5. Fundus reflex ( - ) : matur

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Differentiating Various Stages of Cataract

Features Immature Mature Hypermature

Vision 6/9 - FC HM - PL HM – FC
Anterior Normal (shadow Normal (shallow Normal to deep
Chamber in intumescent) in intumescent)
Color of Lens Grayish white Pearly white Milky white(with
browm crescent of
nucleus) or chalky
white
Iris shadow Seen Not seen Not seen

Distant Direct Black patches No red glow No red glow


Ophthalmoscopy againts red glow seen seen

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Konjungtiva
Konjungtiva terdiri atas 2 bagian yaitu konjungtiva bulbar (permukaan bola mata)
dan konjungtiva palpebra

Kelainan pd konjungtiva
◦ Benda asing di konjungtiva
◦ Konjungtivitis
◦ Pterigium
◦ Perdarahan subkonjungtiva
◦ Mata kering

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Benda asing di konjungtiva
◦ Gejala : ketika mata dikedipkan, akan terasa sakit
◦ Penyebab : bulu mata, kosmetik, debu, logam
◦ Penatalaksanaan :
◦ Irigasi dengan cairan saline
◦ Berikan antibiotik topikal pada mata

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Konjungtivitis
◦ Peradangan pada konjungtiva dg gejala pembengkakan, mata merah dan nyeri
◦ Penyebab : alergi, infeksi virus atau bakteri

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Konjunctivitis

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


5 jenis konjungtivitis alergi
◦ Seasonal alergi konjungtivitis
◦ Pereneal alergi konjungtivitis
◦ Vernal keratokonjungtivits
◦ Atopik keratokonjungtivitis
◦ Giant keratokonjungtivitis

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Seasonal Alergi Konjungtivitis
✓disebabkan alergen polen
✓pada awal musim semi/panas
✓gejala klinik : gatal,berair, mata merah, rasa panas,sekret mukoid
✓mekanisme :
reaksi hipersensitivitas tipe I

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


✓Penatalaksanaan :
eliminasi penyebab
topikal anti histamin+dekongestan
topikal NSAID
kortikosteroid

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Pereneal Alergi Konjungtivitis
◦ Penyebab : debu rumah,kutu, bulu binatang, dll
◦ Dapat terjadi sepanjang tahun
◦ Gejala, Mekanisme & Penatalaksanaan sama dengan seasonal konjungtivitis

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Vernal Keratokonjungtivitis
◦ Peradangan konjungtiva bilateral mengenai anak <10
th s/d pubertas 20 th
◦ 75% ada riwayat asma
◦ Gejala klinis :
◦ gatal,panas,fotophobia
◦ sekret mukoid
◦ Hipertropi papiler→cobblestone
◦ Trantas’ dots phenomen
◦ Pannus dan neovaskular superficial

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Mekanisme : reaksi hipersensitivitas tipe I & IV
◦ Histopatologi :sel mastosit,eosinophil,mononuklear
◦ Penatalaksanaan :
◦ eliminasi alergen
◦ stabilitas sel mastosit
◦ kortikosteroid

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Atopik Keratokonjungtivitis
◦ Merupakan penyakit inflamasi pada pasien dg riwayat dermatitis atopik
◦ Banyak terjadi pada umur 30-50 tahun
◦ Patofisiologi : hipersensitivitas tipe 1 dan IV
◦ Gejala : sangat gatal terutama pada konjungtiva, kelopak mata. Terdapat rasa panas,mata
merah, fotofobia

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Penatalaksanaan AKC

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Giant Keratokonjungtivitis
◦ Banyak terjadi pada pengguna lensa kontak
◦ Gejala: gatal, mucous discharge, intoleransi lensa kontak,konjungtival vaskuler injeksi
◦ Penatalaksanaan : Antihistamin dan steroid topikal

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Pterigium
◦ Perubahan fibrovaskular pada permukaan antara konjungtiva dan kornea

◦ Derajat pterigium :
◦ Derajat I : hanya terbatas pada limbus
◦ Derajat II : Sudah melewati limbus tetapi tidak melebihi dari 2 mm melewati kornea
◦ Derajat III : jika telah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggir pupil mata
dalam keadaan cahaya (pupil dalam keadaan normal sekitar 3-4 mm)
◦ Derajat IV : Jika pertumbuhan pterygium sudah melewati pupil sehingga
mengganggu penglihatan

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Penatalaksanaan
◦ Artificial tears
◦ Tetes mata kortikosteroid untuk jangka pendek (short term)
◦ Menggunakan kaca mata anti uv utk mengurangi paparan sinar matahari

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Perdarahan Subkonjungtiva
◦ Patofisiologi : dapat terjadi secara spontan atau tdp underlying disease (Hipertensi)

Penyebab
◦ Spontan, batuk,
◦ hipertensi
◦ Gangguan perdarahan yang diakibatkanoleh penyakit hati, diabetes, SLE, dan
kekurangan vitamin C, gangguan faktor pembekuan.
◦ Penggunaan antibiotik, NSAID, steroid, vitamin D, kontrasepsi.
◦ Infeksi sistemik yang menyebabkan demam seperti meningococcal septicemia,
scarlet fever, typhoid fever, cholera, rickettsia, malaria, dan virus (Gejala sisa dari
operasi mata.
◦ Trauma.
◦ Menggosok mata.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Tanda dan gejala
◦ Keluhan : mata terlihat merah, bentuk kemerahan semakin membesar
◦ awalnya merah cerah lama-lama berwarna agak gelap
◦ Terdapat riwayat trauma, mengangkat benda berat, batuk kronis, hipertensi.

Pemeriksaan
◦ perdarahan di sklera dengan warna merah terang (tipis) atau merah tua (tebal).
◦ Tidak ada tanda peradangan, kalaupun adanya biasnya peradangan yang ringan.
◦ Lingkungan sekitar peradangan tampak normal.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Pemeriksaan
◦ Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah
◦ Penlight. Pada konjungtiva bulbi tampak adanya patch kemerahan.
◦ Tekanan darah untuk mengetahui risiko hipertensi.
◦ Cek darah lengkap untuk memastikan adanya gangguan pembekuan darah.

◦ Terapi : sembuh spontan


◦ Simtomatik : vasokonstriktor, vitamin, airmata buatan

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Mata kering/ dry eyes
◦ Keringnya permukaan kornea dan konjungtiva yang diakibatkan berkurangnya
komponen airmata (musin, akueous dan lipid)
◦ Kondisi ini membuat mata tidak bisa menghilangkan debu atau benda asing yang
mengganggu mata.
◦ Penyebab ;
◦ Produksi air mata berkurang (faktor usia, penyakit tertentu, menopause)
◦ Penyakit sistemik (Sjogren Syndrome, sclerosis sistemik, sarcoidosis, leukemia)
◦ Air mata lebih cepat menguap (cuaca, jarang berkedip, ektropion dan entropion)
◦ Pengguna kontak lensa, menggunakan computer dalam waktu yang lama
◦ Komposisi air mata tidak seimbang

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Diagnosis : Schirmer test → jika uk kertas basah kurang dari 10 mm dalam waktu
5 menit→ dry eyes
◦ Tes pewarna fluoresens → untuk mengetahui ada kerusakan pada permukaan
mata

◦ Pengobatan :
◦ Air mata buatan (sodium hialuronat, atau karboksimetil selulosa)
◦ Menghindari menggunakan makeup mata/ contact lens
◦ Mengatur lama kerja di depan komputer

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Kelopak Mata
◦ Blefaritis
◦ Hordeolum
◦ Kalazion
◦ Laserasi Kelopak Mata
◦ Entropion
◦ Trikiasis
◦ Lagoftalmus
◦ Epikantus
◦ Ptosis
◦ Retraksi Kelopak Mata
◦ Xanthelasma

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Blefaritis
Suatu radang menahun pingir kelopak mata biasanya bilateral

Jenis utama blefaritis :


◦ B. SEBOROIK→ ada kaitan dg ptyrosporum ovale, ketombe dikepala, alis dan
telinga
◦ B. STAPILOKOK → umumnya bertukak

BLEFARITIS SEBOROIK
gejala :
◦ iritasi, rasa panas & gatal
◦ pinggir kel. mata kemerahan
◦ sisik pada bulu mata & berminyak

terapi :* sampo anti ketombe


◦ * pembersihan sisik
◦ * salep mata kortikosteroid
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
BLEFARITIS STAFILOKOK
gejala :
◦ kelopak mata merah
◦ sisik kering
◦ ulserasi sepanjang pinggir kelopak mata ditutupi krusta
◦ bulu mata rontok

terapi :
◦ keadaan umum diperbaiki
◦ krusta dilepas & dibersihkan
◦ antibiotik salep mata

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Hordeolum
◦ Suatu Infeksi Supuratif Kelenjar Kelopak Mata ( Meibom, Zeis & Moll )
◦ Penyebab → Stapilokokus
◦ H. Internal → Kel Meibom
◦ H. Eksternal → Kel Zeis & Moll
◦ Gejala
- Rasa Sakit - Merah
- Benjolan - Nyeri Tekan

◦ Terapi
1. Kompres Hangat
2. Atibiotik Oral Dan Topikal
3. Pembedahan

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Kalazion
◦ Suatu Radang Granulomatosa Kel. Meibom yang Steril
◦ Penyebab tidak diketahui, kemungkinan → penurunan daya tahan tubuh

◦ Gejala :
1. Pembengkakan
2. Awalnya Mirip Hordeolum
3. Bila Besar & Lama dapat menyebabkan Astigmatisme

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Trikiasis
◦ Trichiasis adalah malposisi dari bulu mata diakibatkan pertumbuhan tidak normal
◦ Trikiasis, kadang menyebabkan entropion, yang menyebabkan rasa tidak nyaman
dan iritasi mata
◦ Menyebabkan kerusakan permanen pada kornea

◦ Gejala trichiasis :
◦ Constant eye irritation
◦ Eye pain, redness and/or irritation
◦ Excessive or abnormal tearing
◦ Excessive sensitivity to light

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Penatalaksanaan
Operasi
◦ menghilangkan bulu mata, folikel atau keduanya
◦ Redirecting eyelash growth

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Entropion

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Lagoftalmus
◦ kelainan di mata karena kelopak mata tidak dapat menutup bola mata.
◦ Disebabkan oleh bola mata yang menonjol keluar, kelumpuhan kelopak mata,
kelopak mata ditarik jaringan parut.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Epikantus

◦ Lipatan kulit dari pangkal hidung ke ujung medial kelopak mata atas yang
menutupi tepi medial atas celah mata.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Ptosis
◦ kondisi saat kelopak mata atas turun.
◦ Seiring bertambahnya usia, kelopak mata bawah sering kali mulai menurun akibat
berkurangnya kekuatan otot yang mengendalikan kelopak mata.
◦ Namun, bila yang turun adalah kelopak mata atas, penglihatan dapat terganggu

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Xanthelasma
◦ kondisi munculnya plak kuning seperti gumpalan lemak di atas atau di bawah
kelopak mata, tepatnya di sudut mata atau canthus yang dapat berkembang seiring
waktu.
◦ Disebabkan kelainan enzim yang terakumulasi di dalam sel kulit, khususnya di
sekitar area mata, dan kerap diasosiasikan dengan hiperlipidemia (kadar lemak
yang tinggi dalam darah).

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Dakrioadenitis
◦ Inflamasi pada kelenjar lakrimalis
◦ Gejala yang timbul dapat berupa pembengkakan pada bagian terluar dari kelopak
mata, kemungkinan terdapat kemerahan dan nyeri apabila ditekan
◦ Muncul bersamaan dengan parotitis→ infeksi virus

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Pengobatan :
◦ Simptomatis
◦ Kompres hangat
◦ istirahat

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Dakriosistitis
◦ Infeksi pada sakus lakrimalis yag berada di dekat hidung
◦ Gejala : nyeri, kemerahan, airmata berlebihan
◦ Disebabkan oleh → infeksi bakteri S. aureus, S pneumoniae, Pseudomonas
◦ Terapi :
◦ Kompres hangat
◦ Dekongestan nasal
◦ Antibiotik topikal dan sistemik

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Dakriostenosis
◦ Sumbatan pada saluran lakrimal
◦ air mata akan menggenang di dalam mata dan jatuh ke pipi.
◦ Air mata yang tersumbat →menyebabkan infeksi dan mencetuskan serangan ulang
mata merah.
◦ Penyumbatan duktus nasolakrimalis (dakriostenosis) bisa terjadi akibat:
◦ Gangguan perkembangan sistem nasolakrimalis pada saat lahir
◦ Infeksi hidung menahun
◦ Infeksi mata yang berat atau berulang
◦ Patah tulang (fraktur) hidung atau wajah
◦ Tumor.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


SKLERA
◦ SKLERITIS
◦ EPISKLERITIS

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Perbedaan skleritis dan episkleritis

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Skleritis
◦ Skleritis adalah peradangan pada lapisan sklera yang ditandai dengan adanya
infiltrasi seluler, kerusakan kolagen, dan perubahan vaskuler.
◦ Proses peradangan ini terjadi karena adanya proses imunologis, atau karena suatu
infeksi.
◦ Trauma lokal juga dapat mencetuskan proses peradangan tersebut. Skleritis sering
berasosiasi dengan suatu infeksi sistemik ada suatu penyakit autoimun.

◦ Rasa nyeri yang berat pada skleritis dapat dibedakan dari rasa nyeri ringan yang
terjadi pada episkleritis yang lebih sering dideskripsikan pasien sebagai sensasi
benda asing di dalam mata.
◦ Selain itu terdapat pula mata merah berair, fotofobia, dan penurunan tajam
penglihatan.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Terapi inisial untuk skleritis adalah dengan pemberian NSAIDs. Bisa diberikan
Indometasin 75 mg setiap hari atau Ibuprofen 600 mg setiap hari
◦ Apabila terapi ini tidak menunjukkan respon yang baik selama 1-2 minggu, dapat
diberikan Prednison oral 0,5-1,5 mg/kg/hari.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Episkleritis
◦ Episkleritis adalah reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara
konjungtiva dan permukaan sklera.4
◦ Episkleritis dapat merupakan suatu reaksi toksik, alergik, bagian dari infeksi, serta
dapat juga terjadi secara spontan dan idiopatik.
◦ Episkleritis umumnya mengenai satu mata, terutama pada wanita usia pertengahan
dengan riwayat penyakit reumatik
◦ pada episkleritis proses peradangan dan eritema hanya terjadi pada episklera, yaitu
perbatasan antara sklera dan konjungtiva
◦ Episkleritis mempunyai onset yang lebih akut dan gejala yang lebih ringan
dibandingkan dengan skleritis. Selain itu episkleritis tidak menimbulkan turunnya
tajam penglihatan.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Keluhan pasien episkleritis berupa mata kering, rasa nyeri ringan, dan rasa
mengganjal. Terdapat pula konjungtiva yang kemotik. Bentuk radang pada
episkleritis mempunyai gambaran benjolan setempat dengan batas tegas dan warna
merah ungu di bawah konjungtiva
◦ Pembuluh darah episklera ini dapat mengecil bila diberi fenilefrin 2,5% topikal.
Sedangkan pada skleritis, melebarnya pembuluh darah sklera tidak dapat mengecil
bila diberi fenilefrin 2,5% topikal.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Keratitis
◦ Keratitis adalah perdangan kornea yang ditandai dengan oedema kornea, infiltrasi
seluler dan kongesti siliar.
◦ Menurut penyebabnya
◦ Keratitis bakterial
◦ Keratitis viral
◦ Keratitis jamur

◦ Menurut tempatnya : keratitis superfisial, profunda

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Gejala klinis keratitis
◦ keluhan iritasi ringan, adanya sensasi benda asing, mata merah, mata berair,
penglihatan yang sedikit kabur, dan silau (fotofobia) serta sulit membuka mata
(blepharospasme).
◦ Penderita akan mengeluh sakit pada mata karena kornea memiliki banyak serabut
nyeri, sehingga amat sensitif.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Rasa sakit diperberat oleh kuman kornea bergesekan dengan palpebra.
◦ Karena kornea berfungsi sebagai media untuk refraksi sinar dan merupakan
media pembiasan terhadap sinar yang masuk ke mata maka lesi pada kornea
umumnya akan mengaburkan penglihatan terutama apabila lesi terletak sentral
pada kornea.
◦ Fotofobia yang terjadi biasanya terutama disebabkan oleh kontraksi iris
yang meradang.
◦ Dilatasi pembuluh darah iris adalah fenomena refleks yang disebabkan iritasi
pada ujung serabut saraf pada kornea

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


diagnosis
◦ Anamnesis, gejala klinik dan hasil pemeriksaan mata
◦ Pemeriksaan mata menggunakan slit lamp, lup, atau iluminasi yang terang

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


No. Jenis keratitis Bentuk keratitis
1. Keratitis stafilokok Erosi kecil-kecil terputus fluorescin; terutama
sepertiga bawah kornea
2. Keratitis herpetik Khas dendritik (kadang-kadang bulat atau lonjong)
dengan edema dan degenerasi
3. Keratitis varicella-zoster Lebih difus dari lesi HSK; kadang-kadang linear
(pseudosendrit)
4. Keratitis adenovirus Erosi kecil-kecil terpulas fluorecein; difus namun
paling mencolok di daerah pupil
5. Keratitis sindrom Sjorgen Epitel rusak dan erosi kecil-kecil, pleomorfik,
terpulas fluorescein; filament epithelial dan mukosa
khas; terutama belahan bawah kornea
6. Keratitis terpapar akibat Erosi kecil-kecil tidak teratur, terpulas fluorescein;
lagoftalmus atau terutama di belahan bawah kornea
eksoftalmus
7. Keratokonjungtuvitis Lesi mirip-sinsisium, yang keruh dan berbercak-
vernal bercak kelabu, paling mencolok di daerah pupil atas.
Kadang-kadang
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocratesmembentuk bercak epithelium opak
8. Keratitis trofik-sekuele HS, HZ dan destruksi Edema epitel berbercak-
ganglion gaseri bercak; difus namun
terutama di fissure
palpebrae, pukul 9-3
9. Keratitis karena obat-terutama antibiotika Erosi kecil-kecil terpulas
spectrum luas fluorescein dengan edema
seluler berbintik-bintik;
lingkaran epitel
10. Keratitis superficial punctata (SPK) Focus sel-sel epithelial
sembab, bulat atau lonjong;
menimbul bila penyakit aktif
11. Keratokonjungtivitis limbic superior Erosi kecil-kecil terpulas
fluorescein di sepertiga atas
kornea; filament selama
eksaserbasi; hiperemi bulbar,
limbus berkeratin menebal,
mikropanus
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
12. Keratitis rubeola, rubella dan parotitis Lesi tipe virus seperti
epidemika pada SPK; di daerah
pupil
13. Trachoma Erosi epitel kecil-kecil
terpulas fluorescein pada
sepertiga atas kornea
14. Keratitis defisiensi vitamin A Kekeruhan berbintik
kelabu sel-sel epitel
akibat keratinisasi partial;
berhubungan dengan
bintik-bintik bitot

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Penatalaksanaaan keratitis sesuai etiologi
◦ Untuk virus dapat diberikan idoxuridine, trifluridin atau acyclovir.
◦ Untuk bakteri gram positif pilihan pertama adalah cafazolin, penisilin G atau
vancomisin dan bakteri gram negatif dapat diberikan tobramisin, gentamisin atau
polimixin B.
◦ Pemberian antibiotik juga diindikasikan jika terdapat secret mukopurulen,
menunjukkan adanya infeksi campuran dengan bakteri.
◦ Untuk jamur pilihan terapi yaitu: natamisin, amfoterisin atau fluconazol. Selain itu
obat yang dapat membantu epitelisasi dapat diberikan.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Retina

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Retina
◦ Reseptor di retina terdiri atas sel batang dan sel kerucut
◦ Sel kerucut memperantarai sensasi warna (merah, hijau dan biru), banyak terdapat
di tempat penglihatan paling tajam (fovea sentralis)
◦ Sel batang memperantai penglihatan hitam dan putih dan mendominasi di perifer
retina
◦ Segmen luar fotoreseptor yang peka cahaya diperbarui secara berkala, sementara
residu sel epitel pigmen difagositosis
◦ Fotoreseptor menyalurkan eksitasinya melalui sel bipolar ke sel ganglion.
◦ Sel amakrin dan sel horizontal membentuk koneksi silang antara fotoreseptor, sel
bipolar, dan sel ganglion
◦ Jika fagositosis sel epitel pigmen terganggu, produk metabolic menumpuk dan
fotoreseptor mengalami degenerasi → retinitis pigmentosa

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Retinopati Diabetik

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Retinopati diabetik
◦ Sel sel di sekitar pembuluh darah retina yang halus menghasilkan sorbitol akibat
meningkatnya pasokan glukosa→ membengkak hingga mempersempit pembuluh
darah
◦ Hal ini menyebabkan iskemia pembuluh darah dan produksi angiotensin II →
merangsang sintesis factor pertumbuhan endotel vascular (VEGF) →
angiogenesis, meningkatnya permeabilitas vaskuler, pembentukan p darah baru
dan perdarahan
◦ Perdarahan ini menyebabkan korpus vitreus berkabut → sementara iskemia
merusak retina

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Buta senja (xeroftalmia)
◦ Buta senja merupakan gejala awal dan tersering pada defisiensi vitamin A, →
produksi pigmen pada sel batang dan sel kerucut terganggu
◦ gejala : kesulitan melihat pada sinar redup.

◦ Untuk mendeteksi apakah anak menderita buta senja dengan cara :


◦ Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/menabrak benda
didepannya, karena tidak dapat melihat.
◦ Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut buta
senja. Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila didudukkan ditempat
kurang cahaya karena tidak dapat melihat benda atau makanan di depannya.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Fungsi vitamin A
◦ menghasilkan sel fotoreseptor pada retina sehingga mata dapat melihat cahaya
sepenuhnya.
◦ memberi nutrisi pada bagian lain dari mata, termasuk kornea.
◦ Kornea membutuhkan vitamin A agar dapat menghasilkan cairan yang memadai untuk
menjadi pelumas mata.
◦ Xerophtalmia → Bercak bitot

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


TELINGA

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
Fisiologi pendengaran

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Fisiologi pendengaran
◦ Telinga dalam terdiri dari “dinding bertulang” berbentuk labirin
◦ Terdapat dua macam cairan yaitu perilymph dan endolymph
◦ Terdapat tiga area utama : canalis semisirkularis, vestibule (keseimbangan) dan cochlea
(pendengaran)
◦ Cochlea terdiri atas 3 kompartemen : scala media, scala vestibuli dan scala tympani
◦ Scala media mengandung endolimf dan berisi organ corti (organ reseptor utk
pendengaran)→ Organ corti tersusun atas sel supportif yang fleksibel yaitu membrane
basiler dan sel rambut cochlear

◦ Suara akan dibawa melalui jendela oval melalui stapes→ ditransmisikan melalui perilimf
dan akhirnya menggetarkan membrane basiler
◦ Transduksi suara ini membuat silia sel rambut melekuk→ meneruskan sinyal ke serat
aferen di ganglion spiral Nervus cochlear

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Tuli (Hearing loss)
◦ Klasifikasi berdasarkan decibel ; ringan (26-40 dB), moderate (41-55 dB), severe
(71-90 dB) profound (>90 dB)
◦ Tuli konduktif : ketika stimulasi auditori tidak dapat ditransmisikan secara adekuat
melalui canal auditori, membrane timpani dan tulang telinga tengah
◦ Tuli sensorineural/ tuli perseptif: terjadi gangguan pada telinga tengah, syaraf
pendengaran dan jalur auditori pada otak
Tuli sensorineural dapat disebabkan oleh obat (ototoxic drug)→ aminoglikoside,
antimalaria, beberapa obat kemoterapi, loop diuretic, dan aspirin

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Diagnosis tuli

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
Otitis eksterna
◦ peradangan pada telinga luar, baik akut maupun kronik, biasanya dimulai di atau
dekat kanalis auditori eksterna dapat menyebar ke aurikula. Terdapat dua bentuk
otitis eksterna :
◦ Otitis eksterna sirkumskripta (gambaran bisul pada kanalis auditorius eksterna)
◦ Otitis eksterna difusa (gambaran luka lecet di sepanjang kanalis auditorius eksterna)
◦ Gejala : gatal, kemerahan, penyempitan canalis auditori eksterna, nyeri Tarik tragus

◦ Faktor risiko :
◦ Trauma kanalis auditorius, Berenang, Penggunaan alat bantu dengar

◦ Tatalaksana :
◦ Penggunaan antibiotik + steroid tetes telinga 3-4 tetes 4x sehari, kecuali bila
antibiotika derivat quinolon 2x sehari selama 5-7 hari

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Otitis Media Akut
◦ merupakan peradangan akut pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachii, antrum mastoid dan sel mastoid.
◦ Otitis media dengan efusi adalah peradangan pada telinga tengah disertai dengan
adanya cairan, tanpa gejala peradangan akut
◦ Faktor diduga penyebab OM adalah disfungsi tuba eustachius yang
menyebabkan refluks cairan dan bakteri dari nasofaring ke telinga tengah
◦ OM banyak terjadi pada anak-anak/ bayi, dan yang sering minum susu dari
botol lebih sering mengalami OM dibanding yang diberi ASI

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Acute otitis media is characterized by an ◦ Pemeriksaan Otoskopi
acute onset of otalgia (ear pain), fever, and
hearing loss. ◦ OMA : didapatkan kelainan membrane
tympani
◦ Children older than 3 years of age may have
rhinorrhea or a runny nose, vomiting, and ◦ Perubahan warna m. timpani menjadi putih,
diarrhea. kuning, hijau atau biru,

Key diagnostic criteria include ear pain that ◦ Membran timpani menjadi lebih opaque
interferes with activity or sleep, tympanic ◦ Penurunan atau tidak ada motilitas m.
membrane erythema (redness), and middle ear timpani
effusion.

◦ OME : membrane timpani menjadi


Otitis media with effusion is often an keabuan, penurunan pergerakan membrane
asymptomatic condition. timpani dan terlihat air fluid level/bubble
There may be mild intermittent ear pain, pada telinga tengah
complaints of ear fullness, and “popping.”

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Fase OMA

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
Komplikasi Otitis media
◦ OMSK
◦ Mastoiditis
◦ Meningitis
◦ Abses otak
◦ Labirintitis
◦ Paralisis nervus wajah

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Tatalaksana :
◦ Simptomatik : analgetik-antipiretik (paracetamol), penggunaaan dekongestan dan
antihistamin tidak dianjurkan.
◦ Antibiotika
◦ Digunakan broadspektrum, amoksisilin 3 x 500 mg selama 5-7 hari atau
amoksisilin-klavulanat atau cotrimoksazole 2 x 960 mg atau ceftriakson 2 x1 gram.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Otitis Media Supuratif Kronik
peradangan kronik telinga yang ditandai oleh otorea yang terus menerus atau hilang
timbul.

Gambaran klinis :
◦ Otorea mukopurulen kronik (6-12 minggu), persisten atau hilang timbul
◦ Gangguan pendengaran
◦ Membran timpani perforasi

◦ Tatalaksana :
◦ Antibiotika
◦ Antibiotika golongan aminoglikosida atau flourokuinilon
◦ Ofloksasin 2 x 10 tetes per hari selama 14 hari
◦ Toilet telinga dengan H2O2 3%

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Otosklerosis
◦ Pembentukan tulang berspons di sekitar stapes dan jendela oval→ menyebabkan
tuli

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Otosklerosis
◦ Merupakan penyakit yang diturunkan dan bersifat autosomal dominan
◦ Otosklerosis dimulai dengan resorpsi tulang , dimana tulang menjadi berongga
dan lebih lunak. Tulang yang berongga ini digantikan oleh tulang baru yang lebih
keras dan sklerotik.
◦ Proses ini berlangsung lama, melibatkan tulang temporal dan footplate stapes
◦ Gejala : kehilangan pendengaran yang berlangsung lama;awalnya berupa tidak
dapat mendengar suara pelan/bisikan
◦ Terapi : Hearing aid atau pembedahan

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Presbikusis
◦ Presbikusis merupakan tuli saraf sensorial pada usia 65 tahun keatas. Tuli sensori
neural ( saraf ) pada usia lanjut akibat proses degenerasi ( penuaan ) organ
pendengaran. Presbikusis dapat terjadi mulai dari frekuensi 100 Hz atau lebih.

◦ Klasifikasi Presbikusis :
◦ ·Sensorik → Lesi terbatas pada kokhlea, atrofiorgan corti, sel rambut berkurang.
◦ ·Neural → Sel neuron dan jaras auditorik berkurang.
◦ ·Metabolik → Fingsi sel dan keseimbangan biokimia kokhlea berkurang.
◦ ·Mekanik → Perubahan gerak mekanik pada duktus koklearis atrofi ligamentum
spiralis. Membaran basilaris lebih kaku.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Patofisiologi
◦ Proses degenerasi → Perubahan struktur kokhlea dan N. VIII → Atrofi dan
degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ corti → berkurangnya jumlah dan
ukuran sel-sel ganglion dan sel saraf.

◦ Tanda dan gejala


◦ a. Berkurangnya pendengaran secara perlahan-lahan progesrif simitris pada
kedua telinga.
◦ b. Telinga berdinging ( tinitus nada tinggi ).
◦ c. Dapat mendengar percakapan tapi sulit memehami isi percakapan.
◦ d. Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Pemeriksaan Penunjang
◦ Otoskopi → tampak membran timpani suram.
◦ Tes panala → tuli sensori neural.
◦ Pemeriksaan audiometri nada murni menunjukan suatu ketulian saraf nada tinggi.
◦ Pemeriksaan audiometry tutur.

Penatalaksanaan
◦ Pemasangan alat bantu dengar.
◦ Latihan membaca ujaran.
◦ Latihan mendengar.
◦ Kurangi paparan terhadap bising.
◦ Gunakan pelindung telinga untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut.
◦ Berbicaralah pada pendengar presbikusis dengan nada rendah dan jelas.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Trauma Akustik
◦ Merupakan trauma pada telinga bagian dalam yang disebabkan high decibel noise (>
85dB)
◦ Gejala utamanya berupa hilangnya pendengaran
◦ Sel-sel rambut dapat kehilangan/ putusnya sambungan dg sel syaraf pendengaran → gejala
awal berupa tinnitus

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Vestibular system

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Sistem vestibular
◦ Bagian dari telinga dalam yang bertugas mempertahankan keseimbangan dan
orientasi ruang.
◦ Aparatus vestibular berlokasi dalam labirin di telinga dalam bersebelahan dan
bersambung dengan koklea
◦ Aparatus vestibular terdiri dari 2 kompartemen berisi cairan, bagian luar labirin
tulang berisi perilimf dan bagian dalam berisi endolimf
◦ labiran ini terbagi menjadi 3 ductus semisirkularis dan 2 ruangan besar bernama
utriculus dan sacculus.
◦ Ductus semisirkularis mendeteksi gerakan memutar dan kemiringan kepala,
sementara utriculus dan sacculus mendeteksi gerakan maju dan mundur dari
kepala

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Tiga saluran setengah lingkaran (anterior, posterior, dan lateral) disusun pada
sudut kanan satu sama lain dan mewakili ketiga bidang dari ruang.
◦ Masing-masing saluran ini memiliki pembengkakan yang membesar di salah satu
ujungnya yang disebut ampula
◦ Ampula dari masing-masing saluran setengah lingkaran berisi bubungan yang
ditutupi oleh epitel sensorik dengan jumbai sel rambut yang ditutupi oleh topi
gelatin fleksibel yang disebut cupula

◦ Terletak di permukaan bagian dalam setiap utricle dan saccule adalah area sensorik
kecil berdiameter sekitar 2 mm yang disebut makula yang merespons
keseimbangan statis kita

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦ Setiap makula adalah lapisan epitel datar yang mengandung sel-sel pendukung dan
sel-sel rambut sensorik, yang selaras dengan ujung sensorik dari saraf vestibular.
◦ Sel-sel rambut ini tertanam dalam massa agar-agar, membran otolitik, yang
terdapat batu-batu kecil (kristal kalsium karbonat) yang disebut otolith.
◦ Gerakan otolit dipengaruhi oleh gravitasi
◦ Ketika kepala dimiringkan, massa gelatin dibawah otolit menggeser posisinya
karena tarikan medan gravitasi → menekuk silia sel-sel rambut macula
◦ Benign Paroxysmal Positional Vertigo (sensasi gerakan berputar atau rompi
berputar) disebabkan Otolith lepas dari dasar gelatin, menyebabkan vertigo yang
disebabkan oleh perubahan posisi kepala telentang

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Motion Sickness (mabuk perjalanan)
◦ Merupakan bentuk vertigo karena fisiologis normal
◦ Disebabkan karena stimulasi ritmik system vestibularis secara berulang misalnya di
dalam mobil, perahu atau pesawat
◦ Gejala : vertigo, malaise, mual dan muntah

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


HIDUNG

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Rhinitis

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
Treatment option for Allergic rhinitis

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Rhinitis vasomotor
◦ Diagnosis
◦ Gejala dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur oleh karena
adanya perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, juga oleh karena asap
rokok, alcohol, makanan pedas, bau, cahaya terang, emotional stress, dan
sebagainya.
◦ Tetapi gejala ini jarang melibatkan mata, telinga, sinus dan tidak terdapat
conjunctivitis.
◦ Berdasarkan gejala yang menonjol, kelainan ini dibedakan dalam 2 golongan,
yaitu golongan obstruksi (blockers) dan golongan rinore (sneezers).
◦ hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung pada posisi pasien.
Selain itu terdapat rhinorrhea yang mucus atau serous

Tatalaksana
◦ Simptomatik
◦ Umumnya gejala akan hilang sendiri

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


◦Pemeriksaan fisik :
edema mukosa hidung,
◦ konka hipertrofi berwarna merah gelap atau merah tua (khas),
◦ tetapi dapat juga dijumpai warna pucat, secret mukoid/sedikit serous.
◦ Permukaan konka licin/berbenjol.
◦ Pada rhinoskopi posterior dapat dijumpai post nasal drip

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Aspek Rhinitis Alergi Rhinitis Vasomotor
Mulai serangan Belasan tahun Dekade 3 - 4
Riwayat terpapar alergen - -
Etiologi Reaksi Ag-Ab terhadap reaksi neurovaskuler terhadap
rengsangan spesifik beberapa rangsangan mekanis
atau kimia, juga faktor psikis

Gatal dan bersin Menonjol Tidak Menonjol


Gatal di Mata Sering dijumpai Tidak Dijumpai
Test Kulit Positif Negatif
Sekret Hidung Peningkatan eosinofil Eosinofil tidak meningkat
Eosinofil Darah Meningkat Normal
IgE darah Meningkat
bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates
Tidak Meningkat
Sinusitis akut
peradangan akut mukosa sinus paranasal.

Dasar diagnosis :
◦ Nyeri di lokasi sinus
◦ Sakit kepala
◦ Demam

◦ Tatalaksana :
◦ Antibiotik : amoksisilin 3 x 500 mg, anak 80-90 mg/kgBB/hari
◦ Analgesik-antipiretik

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Epistaksis
Terdapat 2 jenis epistaksis :
◦ Epistaksis anterior : umumnya pada anak/dewasa, antara coana anterior-posterior,
ringan dan mudah diatasi, berhenti spontan, penyebab kemungkinan rhinitis,
infeksi, trauma.

◦ Epistaksis posterior : umumnya pada dewasa tua, antara choana posterior-ujung


tepi septum posterior, perdarahan hebat dan mengalir ke tenggorokan, jarang
berhenti spontan, kemungkinan penyebab hipertensi, tumor, fraktur.

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates


Tatalaksana :
◦ Bersihkan bekuan darah
◦ Identifikasi fokus perdarahan
◦ Vasokonstriktor lokal (adrenalin 1:10).
◦ Bila belum teratasi berikan tampon anterior/posterior
◦ Antibiotika
◦ Analgesik

bimbingan ukmppd batch 2 Hippocrates

You might also like