Professional Documents
Culture Documents
Buatlah algorhitma assessment fisioterapi berdasarkan pengamatan dan perlakuan anda terhadap
kasus yang anda tangani
Kondisi/Penyakit :
History Taking :
Kelemahan pada anggota gerak dekstra disertai nyeri
shoulder dan kesulitan berbicara. Keluhan dirasakan
sejak 11 bulan yang lalu. dan terdapat riwayat penyakit
hipertensi
Inspeksi :
Statis : Pasien datang dengan kursi roda dan gips di tungkai dekstra
sepanjang tibia.
Dinamis : Pasien sulit berdiridan berpindah dari kursi roda ke bed.
Pemeriksaan fisik
Clinical Instructor,
____________________________
LEMBAR BAGAN ICF
Buatlah bagan ICF sesuai dengan problematik yang ditemukan berdasarkan hasil assessment
terhadap kasus anda tangani
Kondisi/Penyakit :
Kelemahan Extremitas Superior dan Inferior Dextra et cause Hemiparese Post
Non Hemoragic Stroke
e,.c.
____________________________
LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI
Tulislah berbagai jenis pendekatan intervensi fisioterapi yang anda berikan pada kasus yang
ditangani di Poli Fisioterapi
Clinical Instructor,
_
LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI
Tulislah rekomendasi pendekatan intervensi fisioterapi sesuai dengan Evidence Based Practice
dan Clinical Reasoning
Nama Pasien : Tn. AS
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelemahan Extremitas Superior dan Inferior Dextra et cause Hemiparese Post Non Hemoragic Stroke
Jenis Intervensi Tujuan Intervensi Alasan Klinis
Interferensial Mengurangi nyeri Arus interferential
menstimulasi afferent nerve
fibers bermyelin tebal yang
menyebabkan pengurangan
nyeri dengan cara menghambat
atau memberikan efek blocking
sinaps di PHC yang berasal dari
afferent nerve fibers bermyelin
tipis dan tidak bermyelin
sehingga persepsi nyeri
berkurang atau dihilangkan
IRR Rileksasi jaringan Sinar InfraRed akan menaikkan
temperature dan meningkatnya
proses metabolisme serta
vasodilatasi pembuluh darah
melalui pancaran gelombang
elektromaknetik sehingga
rileksasi jaringan akan tercapai
Muscle stimulation Merangsang kontraksi otot Stimulasi elektris pada
prinsipnya harus
menimbulkan kontraksi otot,
sehingga akan merangsang
golgi tendon dan muscle
spindle. Rangsangan pada
muscle spindle dan golgi
tendon akan diinformasikan
melalui afferent ke susunan
saraf pusat sehingga akan
mengkontribusikan fasilitasi
dan inhibisi. Rangsangan
elektris yang berulang-ulang
akan memberi informasi ke
supraspinal sehingga terjadi
pola gerak terintegrasi dan
menjadi gerakan-gerakan pola
fungsional.
Active Assisted Exercise Memperbaiki mobilitas sendi dan Active assisted movement
respon cardiovascular dan respiratori memanfaatkan anggota gerak
sisi yang tidak mengalami
gangguan. Hal ini berguna bagi
penderita agar dapat diberikan
bantuan yang sesuai dengan
kemampuannya dalam
menyelesaikan LGS-nya
sehingga ototnya dapat
distimulasi kearah peningkatan
yang progresif selain itu juga
berguna untuk memperbaiki
respon cardiovascular dan
respiratory karena diiringi
dengan breathing exercise saat
melakukan gerakan.
Passive Exercise Menjaga mobilitas sendi dan Pada Gerakan pasif terjadi
mencegah kontraktur otot pergerakan pada sinovial sendi
untuk memperlancar proses
difusi nutrisi dan material-
material sendi sehingga
mobilitas sendi dapat terjaga
pada pasien yang mengalami
kelumpuhan juga
mempertahankan elastisitas
mekanikal otot melalui
stimulasi terhadap sifat
fisiologis otot
Muscle Setting Exercise Menjaga mobilitas antarserabut otot Muscle setting exercise tidak
dan mencegah atropi dilakukan melawan tahanan
yang nampak sehingga teknik
ini tidak dapat memperbaiki
strength otot. Akan tetapi
kontraksi yang dihasilkan dapat
menjaga mobilitas antarserabut
otot dan mencegah atropi.
Mengembalikan koordinasi gerakan Latihan ini merangsang
Proprioseptif proprioseptor (reseptor sendi)
menggunakan pola gerakan
Neuromuscular facilitation aktivitas yang bersifat spiral
dan diagonal. Gerakan ini
(PNF) menyerupai atau sesuai
dengan gerakan-gerakan yang
digunakan dalam olah raga
dan aktivitas sehari-hari.
Sifat spiral dan diagonal
tersebut juga sesuai dengan
karakteristik susunan system
skeletal, sendi-sendi, dan
struktur ligament yang sifatnya
juga spiral dan memutar. Tiap
diagonal terdiri dari pola-pola
yang saling berlawanan satu
dengan yang lain yang pada
akhirnya akan mengembalikan
koordinasi gerakan.
Membantu pasien ambulasi secara Agar pasien dapat secara
Walking exercise mendiri mandiri melakukan ambulasi
maka latihan berjalan secara
bertahap. Diawali dengan
latihan jalan tanpa menumpu
berat badan atau non weigh
bearing, baik menggunakan alat
bantu walker maupun
ditingtaktan dengan pemakaian
kruk dengan metode jalan
swing yang terdiri dari swing to
swing through dan
memperbaiki pola jalan pasien.
_____________________________ ____________________________