Professional Documents
Culture Documents
BAB I
termasuk dalam kelompok sintetis sulfon. Pada tahun 1937 dengan latar belakang
sulfonamide era aktivitas mikroba dapson telah ditemukan. Dapson jelas memiliki
fungsi ganda yaitu: efek antimikroba / antiprotozoal dan anti-inflamasi yang mirip
mendapatkan lebih banyak wawasan tentang efek dapson terhadap peradangan sel
efektor, sitokin, dan / atau mediator, seperti metabolisme oksigen toksik seluler,
“fifth week dapsone dermatitis”. Pasien mengalami reaksi awal berupa kulit
dengan cepat antara 1-3 hari dapat digunakan sebagai tes diagnostic untuk kondisi
ini. Dapsone juga berguna untuk tatalaksana penyakit igA, bula kronik, bula SLE,
1
Ini telah banyak digunakan dalam banyak dermatosis infeksi lainnya, walaupun
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dapson3
yang sederhana yang mengandung atom sulfur yang berikatan dengan dua cincin
aromatic amin.
b. Administrasi
100 mg. Untuk keperluan topical dapsone 5% gel tersedia sebagai perawatan
untuk jerawat
c. Farmakokinetik
Dapson larut dalam lemak tetapi tidak larut dalam air. Secara oral, obat ini
terabsorbsi sangat efisien dari GIT dan muncul dalam sirkulasi enterohepatik.
Dapson dimetabolisme didalam hepar melaui dua jalur yaitu ion acetylat (dengan
empedu. Dapson memiliki waktu paruh yang panjang yaitu 1-2 hari dengan
d. Farmakodinamik
yang penting pada sintesis DNA. Ini bersifat toxic terhadap sel bakteri dengan
3
para-aminobenzoic acid untuk aktivitas katalitik dari dihydropteroate sintesis. Hal
ini menjelaskan tentang aktivitas antibiotic pada dapsone, namun mekanisme yang
e. Dosis Dapson
secara individual untuk menentukan dosis harian minimum yang secara efektif
hingga 100 mg / hari. Jika tujuan pengobatan tidak tercapai setelah 4-6 minggu,
dosis yang lebih tinggi dapat dicoba (150-300 mg / hari). Pemberian dosis yang
2 mg per kilogram berat badan. Terapi dengan dosis ini, atau 4 mg / kg seminggu,
4
menghasilkan konsentrasi yang setara dengan yang dicapai pada orang dewasa
badan
f. Kontraindikasi Dapson2
Seharusnya tidak diberikan kepada pasien dengan anemia berat. Dapson harus
Defisiensi met-Hb-reduktase
Hepatopati berat
Penyakit paru-paru
Hb
yang cermat yang mencakup riwayat lengkap dan pemeriksaan fisik. Disarankan
retikulosit setidaknya setiap 2 minggu selama 3-6 bulan pertama, dan kemudian
setiap 2-4 bulan. Tes fungsi hati dan ginjal dan urinalisis harus dilakukan setiap
5
bulan dalam 3-6 bulan pertama dan kemudian setiap 2-4 bulan. Perhatian khusus
ketika merawat pasien dengan dapson harus dipertimbangkan pada mereka yang
menerima atau telah terpapar obat atau agen lain yang mampu menginduksi
Pada pasien dengan anemia yang sudah ada sebelumnya, penyebab pasti
dari kondisi ini harus diklarifikasi oleh ahli hematologi. Untuk mengobati pasien
dengan dapson, tidak ada nilai ambang batas hemoglobin. Inisiasi pengobatan
bersama, aktivitas sehari-hari, penyakit paru dan / atau penyakit jantung yang
sudah ada sebelumnya). Setelah memulai terapi dapson, evaluasi kadar met-Hb
sampai batas tertentu pada semua pasien yang diterapi dengan dapson.
derajat ringan maupun yang medium dapat diterapi dengan cimetidine (400 mg
dengan menghambat system enzim sitokrom p450. Vitamin E dan Vitamin C juga
supplemen diet yang telah terbukti berguna untuk tambahan terai cimetidine yang
6
2. Agranulocytosis adalah efek samping yang tidak terduga dari dapson yang
yang memicu terjadinya agranulositosis biasanya terjadi pada individu yang lebih
tua (>60 tahun) dan untuk yang bukan keturunan kulit putih dan mewakili sebagai
3. Peripheral neuropathy. Pada kasus yang jarang terjadi neuropati perifer yang
dalam selang waktu yang lama setelah terapi dapson (kadang-kadang bisa
menunjukkan gejala klinis yaitu kelemahan pada tangan atau kaki, gangguan saat
4. Efek samping pada mata. Terapi dapson jarang memberikan efeksamping pada
mata. Efek samping yang terjadi dapat berupa neuritis optic, atrofi optic, dan
Biasanya muncul pada 3-5 minggu pertama pada terapi dapsone. Terdiri dari
dan menyerupai sindrom dress (drug rash dengan eosinophilia dan gejala
sistemik). Prevalensinya adalah 1,4% dan fatality ratenya adalah 9,9% dengan
7
Keterlibatan mukosa, rash (dari gambaran makulopapular erupsi sampai Toxic
meningkatnya resiko menjadi hasil yang lebih buruk. Mual dan muntah adalah
gejala umum dari dapsone syndrome, seperti biasa peningkatan jumlah eosinophil
dan leukosit. Organ internal yang lainpun terpengarhui seperti ginjal, hati, paru-
biasanya dapat ditoleransi oleh tubuh pada dosis normal untuk perawatan kulit.
Akan tetapi dapat berefek pada GIT dan menyebabkan anoreksia, hepatitis,
2.2.1 Pengertian
diamino diphenyl sulfone. Sindrom ini ditandai dengan demam tinggi, ruam
pasien kusta reaksi obat yang merugikan (ADR) yang dihasilkan dari asupan
dapson dianggap sebagai dapson reaksi. Ada banyak efek samping dapson pada
pasien yang diobati dengan MDT. Yang paling reaksi umum adalah alergi, seperti
8
ruam dan lepuh gatal, dermatitis eksfoliatif, anemia hemolitik, ikterus,
hampir sempurna. Kadar puncak tercapai setelah 1-3 jam, yaitu 10-15mcg/mL
setelah pemberian dosis yang dianjurkan. Kadar puncak cepat turun, tetapi masih
dijumpai dalam jumlah cukup setelah 8 jam. Waktu paruh eliminasi berkisar
antara 10-50 jam dengan rata-rata 28 jam. Pada dosis berulang sejumlah kecil obat
masih ditemukan hingga 35 hari setelah pemberian dihentikan. Obat ini tersebar
luas di seluruh jaringan dan cairan tubuh, cenderung tertahan dalam kulit dan otot,
tetapi lebih banyak dalam hati dan ginjal. Sebanyak 50- 70% obat terikat pada
protein plasma dan mengalami daur enterohepatik. Daur ini yang menyebabkan
obat masih ditemukan dalam darah, lama setelah pemberian dihentikan. Dapson
genetik. Ekskresi melalui urin berbeda jumlahnya bagi setiap sediaan sulfon,
2.2.3. Klasifikasi
yang parah terhadap dapson yang meliputi demam, ruam, penyakit kuning,
atipikal, dan hepatitis adalah temuan lain yang menyertai. DHS dapat
9
menyebabkan kerusakan organ yang ireversibel atau bahkan kematiannya jika
dapat timbul secara difus pada tubuh. Lesi kulit dapat berupa papul eritematosa,
pustul, dan gambaran seperti dermatitis hingga plak eritematosa dengan lesi
prognosis, sehingga harus dipantau ketat. Pada DHS, antibiotik memiliki peranan
Trias klasik DHS terdiri dari demam, keterlibatan organ dalam (hati,
ginjal, sistem hematologi, dan sebagainya), dan erupsi kulit. Keterlibatan organ
hati yang ditandai dengan mual, ikterik, peningkatan SGOT/SGPT, pada sistem
hematologi ditandai dengan lemas dan anemia, dan pada ginjal ditandai dengan
vesikel serta ulkus, dapat timbul secara difus pada tubuh. Lesi kulit dapat berupa
eritematosa dengan lesi mengelupas seperti yang terjadi pada pasien. Tingkat
10
keparahan lesi kulit tidak berhubungan dengan keparahan keterlibatan organ
umumnya membaik setelah 2 minggu terapi dapson dihentikan. Pada kasus berat,
dipantau ketat. Pada DHS, antibiotik memiliki peranan sangat kecil, kecuali
Sistemik Demam
Pneumonitis
Limfadenopati
Hepatitis
Anemia
Karditis
Erupsi makulopapular/eczema
Erosi oral
Vesikel/bula
Fotosensitivitas
Laboratorium Hemolisis
Anemia
Eosinofilia
Limfositis atipikal
Transaminitis
Hipogammaglobinemia
11
Gambar 2.1. Eritema kulit dengan penskalaan yang luas pada wajah dan leher6
berkerak di atas bibir dengan mukosa mulut normal dan Mengatasi lesi bersisik
pada wajah, leher, dan tubuh bagian atas (setelah 4 hari) memulai terapi steroid)6
12
Gambar 2.3. Reaksi Fotoalergi pada perempuan dengan IgA dermatosis. (a) Foto
patch test dengan ( 5 J/cm2 UVA/Philips TL09 dengan dapsone dan dua metabolit
dapson (b)
2.2.5. Patofisiologi
N yang memiliki pola aktivitas bimodal (asetilasi lambat dan cepat), telah terbukti
dimediasi terutama oleh enzim mikrosomal hati manusia P4503A4, 2C6, dan
beracun, seperti nitrosamin dan mungkin senyawa lain. , yang dapat menginduksi
nontoksik monoacetyl dapson dan diacetyl dapson. Selain itu, telah ditunjukkan
13
mengakibatkan penurunan total clearance dapson. Selain itu, informasi ini
didukung oleh penelitian yang menunjukkan populasi yang luas dan variasi
individu dalam kemampuan ini yang melibatkan baik genetik (peningkatan atau
P450, sirosis dan obat-obatan). menghambat P450, penurunan GSH seperti pada
relatif terhadap efek samping karena penurunan aktivitas enzim dan, oleh karena
hemolitik.
hipersensitivitas obat yang berat, dan bersama dengan TCR memainkan peran
patogen utama. Banyak bukti menunjukkan bahwa HLA secara langsung terlibat
14
Studi farmakogenomik menemukan bentuk granulysin yang tidak biasa yang
dikeluarkan oleh sitotoksik ini Limfosit T dan menemukan sel pembunuh alami
nekrolisis.
2.2.6. Diagnosis
Diagnosis DHS adalah berdasarkan gejala klinis yang ditemui trias dari
tidak spesifik. Gejala klinis terlihat setelah penggunaan dapsone selama 3 minggu
Pemeriksaan penunjang :
banding dengan berbagai penyakit lain, seperti reaksi lepra, sindrom drug reaction
Manifestasi klinis DHS dapat lebih serius dibandingkan SJS maupun toxic
epidermal necrolysis. Pada DHS dapat timbul lesi kulit baru dengan edema, bukan
15
di lesi kulit sebelumnya. Demam terus-menerus disertai disfungsi hati dapat
kulit. Ditandai dengan eritema atau purura yang diffuse yang menyebar
2.2.8. Tatalaksana
DHS. Yang pertama dan yang penting adalah untuk penghentian konsumsi
rifampisin sendiri atau dalam terkait dengan resistensi terhadap dapson, harus
memulai kembali pengobatan lini kedua secara penuh, terlepas dari hasil klinis
16
Tabel 2.2. Rekomendasi regimen pada drug-resistant lepra
MDT dihentikan saat kemunculan efek samping obat, dan ketiga obat
penatalaksanaan ikterus, anemia, dermatitis eksfoliatif atau efek samping obat lain
karena dapson, dosis uji rifampisin dan clofazimine kembali diberikan kepada
pasien. Dengan tidak adanya kemunculan kembali efek samping obat dalam dosis
uji, rifampisin dan clofazimine dilanjutkan untuk pasien. Dalam kasus efek
samping obat muncul kembali, pasien diubah menjadi obat lini kedua, yaitu,
ofloxacin (400 mg) dua kali sehari and minocycline (100 mg) satu hari sekali4
1. Dermatitis exfoliate
17
hari. Prednisolon diberikan dalam semua kasus karena memiliki peran
2. Jaundice
selama 4-10 minggu. Liv-52 adalah obat ayurveda dan obat herbal-mineral
3. Anemia
Tablet zat besi dan multivitamin diberikan selama 4-10 minggu kepada
dilakukan. Dua pasien ditransfusikan dengan dua pint darah utuh karena
kadar hemoglobin yang rendah (6,4%) dalam darah mereka. Salah satunya
18
BAB III
KESIMPULAN
terhadap diamino diphenyl sulfone. Sindrom ini ditandai dengan demam tinggi,
Trias klasik DHS terdiri dari demam, keterlibatan organ dalam (hati,
ginjal, sistem hematologi, dan sebagainya), dan erupsi kulit. Keterlibatan organ
hati yang ditandai dengan mual, ikterik, peningkatan SGOT/SGPT, pada sistem
hematologi ditandai dengan lemas dan anemia, dan pada ginjal ditandai dengan
klinis yang ditemui trias dari DHS : demam, adanya erupsi di kulit dan organ
hasil yang tidak spesifik. Gejala klinis terlihat setelah penggunaan dapsone selama
:Patch test dengan menggunakan tablet dapsone atau dengan injeksi intradermal
skin test 0,05% dapsone dalam larutan saline. Laboratorium : Hb, SGOT/SGPT,
DL, Serum urea dan kreatinin. Waktu dan ketepatan penatalaksanaan yang benar
19
adalah penting bagi DHS. Yang pertama dan yang penting adalah untuk
cairan dan keseimbangan elektrolit, regulasi suhu tubuh, nutrisi, antibiotic ketika
MDT dihentikan saat kemunculan efek samping obat, dan ketiga obat
penatalaksanaan ikterus, anemia, dermatitis eksfoliatif atau efek samping obat lain
karena dapson, dosis uji rifampisin dan clofazimine kembali diberikan kepada
pasien. Dengan tidak adanya kemunculan kembali efek samping obat dalam dosis
uji, rifampisin dan clofazimine dilanjutkan untuk pasien. Dalam kasus efek
samping obat muncul kembali, pasien diubah menjadi obat lini kedua, yaitu,
ofloxacin (400 mg) dua kali sehari and minocycline (100 mg) satu hari sekali
20