You are on page 1of 349

CRITICAL BOOK REPORT

FUNGSI PENGHAKIMAN PERATURAN (RULE AJUDICATION)


A MATTER OF JUDGMENT
(RUTH SHEARED)

Dosen pengampu : Drs.Halking, M.Si


Mata Kulian : Sistem Politik Indonesia
Disusun oleh :
Kelas Reguler B 2018
Ketua Kelompok : Erika Aprilia (NIM 3182111004)
Anggota kelompok :

Ermita Berutu NIM 3182111017 Sri Milka Tamba NIM 3183111048


Adetya Iskandar NIM 3183111033 Patricia Sinurat NIM 3183111051
Jhonathan Siagian NIM 3183111035 Eka Zefanya Ginting NIM 3183111053)
Olivia Anggi NIM 3183111039 Juni Atia Intan Sinaga NIM 3183311021
Ruth Sayeta Saragih NIM 3183111039 Tika Simanjuntak NIM 3183311023
Adrilla Yolanda Samosir NIM 3183111046 Habib Akbar Herdiansyah NIM 3183311033

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan, kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan Critical Book Report ini. Critical Book Report ini saya buat guna
memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Sistem Politik Indonesia. Semoga Critical Book
Report ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Saya menyadari bahwa Critical Book Report ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan , oleh karena itu saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun.

Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi Critical Book Report
ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, November 2018

Tim Penulis

i
ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan ............................................................................................................. 3

E. Indentitas Buku .................................................................................................................. 3

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ................................................................................................ 6

A. Buku Utama ........................................................................................................................ 6

B. Buku Pembanding .......................................................................................................... 306

C. Buku Pembanding Kedua ............................................................................................. 328

BAB III KEUNGGULAN BUKU ............................................................................................ 334

A. Keterkaitan Antar Bab .................................................................................................. 334

B. Kemutakhiran Isi Buku................................................................................................. 335

C. Keterkaitan antar isi buku dengan bidang ilmu ......................................................... 337

BAB IV KELEMAHAN BUKU ............................................................................................... 338

A. Keterkaitan antar bab ................................................................................................... 338

B. Kemutakhiran isi ........................................................................................................... 338

C. Keterkaitan antara isi buku dengan ilmu .................................................................... 340

BAB V HASIL ANALISIS ....................................................................................................... 341

BAB VI PENUTUP ................................................................................................................... 344

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 344

ii
iii

B. Saran ............................................................................................................................... 344

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 345

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
.A. Latar Belakang Masalah
Pengadilan, sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman, adalah salah satu unsur penting dalam
sebuah negara yang berdasarkan hukum (rechtsstaat). Hanya pengadilan yang memenuhi kriteria
mandiri (independen), netral (tidak berpihak), dan kompeten yang dapat menjamin pemenuhan
hak asasi manusia. Oleh karena itu, posisi hakim sebagai aktor utama lembaga peradilan menjadi
amat vital, terlebih lagi mengingat segala kewenangan yang dimilikinya. Melalui putusannya,
hakim dapat mengubah, mengalihkan, atau bahkan mencabut hak dan kebebasan warga negara,
dan semua itu dilakukan dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan. Besarnya kewenangan
dan tingginya tanggung jawab hakim ditunjukkan melalui putusan pengadilan yang selalu
diucapkan dengan irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal ini
menegaskan bahwa kewajiban menegakkan keadilan tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada
sesame manusia, tetapi juga kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tujuan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945 yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut memelihara ketertiban dunia dan
keadilan sosial, maka mutlak diperlukan penegakan hukum hukum dan ketertiban secara konsisten
dan berkesinambungan.

Penegakan hukum sebagai bentuk konkret penerapan hukum sangat mempengaruhi secara
nyata perasaan hukum, keputusan hukum, manfaat hukum, kebutuhan atau keadilan hukum secara
individual atau sosial. Penegakan hukum juga tidak mungkin lepas dari aturan hukum, pelaku
huku, dan lingkungan tempat terjadinya proses penegakan hukum maka dalam hal ini hukum
berlaku sama bagi semua warga Negara.

Hukum pidana yang berlaku di Indonesia sekarang ini ialah hukum pidana yang telah di
kodifisir, yaitu sebagian besar dari aturan-aturannya telah disusun dalam satu kitab Undang-
undang (wetboek), yang dinamakan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, menurut suatu sistem
yang tertentu. Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum,larangan
mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barangsiapa melanggar larangan
tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan

1
2

hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu diingat bahwa larangan ditujukan
kepada perbuatan, yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan seseorang
yang menimbulkan kejadian itu. Antara larangan dan ancaman pidana ada hubungan yang erat.

Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan


peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya
Negara Hukum Republik Indonesia. Pernyataan tersebut merupakan pengertian kekuasaan
kehakiman yang tercantum pula dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman. Sebagai konsekuensi dari sistem pembagian

kekuasaan yang diterapkan di negara ini, fungsi kekuasaan kehakiman atau yudikatif dipegang
oleh lembaga-lembaga yang telah ditentukan oleh UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Bab IX UUD 1945 menyebutkan tiga lembaga negara yang
termasuk dalam lingkup kekuasaan kehakiman, yaitu Mahkamah Agung (MA), Mahkamah
Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY). Namun, menurut Pasal 24 ayat (2), hanya MA (dan
badan peradilan di bawahnya) dan MK yang merupakan penyelenggara kekuasaan kehakiman,
sedangkan KY tidak memiliki kewenangan tersebut sehingga badan ini sering disebut sebagai
lembaga ekstra-yudisial.

Pengadilan, sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman, adalah salah satu unsur penting dalam
sebuah negara yang berdasarkan hukum (rechtsstaat). Hanya pengadilan yang memenuhi kriteria
mandiri (independen), netral (tidak berpihak), dan kompeten yang dapat menjamin pemenuhan
hak asasi manusia.Oleh karena itu, posisi hakim sebagai aktor utama lembaga peradilan menjadi
amat vital, terlebih lagi mengingat segala kewenangan yang dimilikinya. Melalui putusannya,
hakim dapat mengubah, mengalihkan, atau bahkan mencabut hak dan kebebasan warga negara,
dan semua itu dilakukan dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan. Besarnya kewenangan
dan tingginya tanggung jawab hakim ditunjukkan melalui putusan pengadilan yang selalu
diucapkan dengan irah-irah “Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal ini
menegaskan bahwa kewajiban menegakkan keadilan tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada
sesame manusia, tetapi juga kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk menjalankan tugasnya mengacu pada KUHAP berlaku sejak mulai tanggal 31 Desember
1981 banyak sekali undang-undang baru yang berlaku sesuai dengan perkembangan zaman dan

2
3

tehnologi, sehingga memerlukan waktu untuk memahaminya dan mempelajarinya karena sifatnya
mengatur sendiri (bersifat khusus), karena ditentukan lain.

Kata kunci: Pengadilan,Hukum Pidana,Kekuasaan kehakiman

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dibuat dengan tujuan untuk memecahkan masalah pokok yang timbul
secara jelas dan sistematis, maka perlu disusun perumusan masalah yang didasarkan pada latar
belakang masalah dimana perumusan tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimana kekuasaan kehakiman yang bertanggungjawab di peradilan ?

2. Bagaimana pelaksanaan aspek transparansi peradilan dalam penyelesaian kasus tindak pidana
terorisme ?

C. Tujuan Penulisan

Dalam suatu penelitian, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian Ini adalah :
1. Memenuhi tugas sistem politik indonesia mengenai penghakiman peraturan
2. Mendiskripsikan kekuasaan kehakiman yang bertanggungjawab di Peradilan.
3. aspek transparansi peradilan pada penyelesaian kasus perkara

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah diharapkan
bagi hakim untuk melaksanakan kekuasaan yang bertanggungjawab di
peradilan dalam pengambilan keputusannya.
2. Manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan masukan kepada hakim
dalam mengambil keputusan untuk mengedepankan aspek-aspek
transparansi semua kasus perkara

E. Indentitas Buku
-Buku Utama
Judul : Masalah Penghakiman
Penulis : Ruth Sheard BA

3
4

Penerbit : Perpustakaan Nasional Australia


Tahun Terbit : 2003
ISBN : 0-7313-5603-9
Jumlah Halaman : 301 Halaman
Edisi : Kelima

-Buku Pembanding I
Judul : Kekuasaan Kehakiman
Penulis : Dr.Rimdan, S.H., M.H.
Penerbit : Kencana Prenada Media Group
Tahun Terbit : 2012
ISBN : 978-602-9413-57-1
Jumlah Halaman : 360 Halaman
Edisi : Pertama

-Buku Pembanding II
Judul : Sistem Politik Indonesia
Penulis : Drs.Beddy Iriawan Maksudi, M.Si
Penerbit : PT RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2012
ISBN : 978-979-769-816-4
Jumlah Halaman : 450 Halaman
Edisi : Kedua

4
5

5
6

BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. BUKU UTAMA
ASLI TERJEMAHAN
Introduction The object of this essay is to Tujuan dari skripsi ini adalah untuk
describe succinctly in all its breadth the true menggambarkan secara ringkas dalam semua
nature of the judicial process. To readers of this lebarnya sifat sebenarnya dari proses
essay who are familiar with Justice Cardozo’s peradilan. Untuk pembaca esai ini yang akrab
masterpiece The Nature of the Judicial dengan karya Justice Cardozo Sifat Proses dari
Process,1 published as long ago as 1921, my proses peradilan. Untuk pembaca esai ini yang
debt to the great American judge will be akrab dengan karya Justice Cardozo Sifat
apparent. Proses Yudisial, 1 diterbitkan selama lalu
The traditional view of the judicial process was sebagai 1921, utang saya kepada hakim besar
that judges decided cases by finding the facts, Amerika akan jelas. Yudisial, 1 diterbitkan
ascertaining the law, and applying the law to selama lalu sebagai 1921, utang saya kepada
the facts as found or admitted. The relevant hakim besar Amerika akan jelas. Yudisial, 1
principles of law were to be found in the diterbitkan selama lalu sebagai 1921, utang
statutes or in the previous decisions of the saya kepada hakim besar Amerika akan jelas.
courts. If the relevant principles were not Pandangan tradisional dari proses peradilan
clearly established, they were simply awaiting adalah bahwa hakim memutuskan kasus
discovery according to the declaratory theory dengan mencari fakta, memastikan hukum,
of law. The judges were, of course, dan menerapkan hukum dengan fakta-fakta
independent, judicial independence being a seperti yang ditemukan atau mengakui.
central pillar of our conception of the rule of Prinsip-prinsip yang relevan hukum yang
law. dapat ditemukan dalam anggaran dasar atau
The theme of this essay is that the description dalam keputusan sebelumnya dari pengadilan.
of the judicial function just given is too Jika prinsip-prinsip yang relevan tidak jelas
mechanistic. The description fails to bring out didirikan, mereka hanya menunggu penemuan
the elements of pragmatism,2 discretion and menurut teori deklaratoir hukum. Para hakim,

6
7

choice which are inherent in the judicial tentu saja, independen, independensi peradilan
process. The law is not exclusively rulebased. menjadi pilar utama dari konsepsi kita tentang
Nor is it by any means well settled in all its aturan hukum.
aspects. Debatable questions of law arise from Tema esai ini adalah bahwa deskripsi fungsi
time to time, more frequently in appellate peradilan hanya diberikan terlalu mekanistik.
courts, and judges are required to resolve them deskripsi gagal untuk membawa unsur-unsur
as best they can. In the course of doing so, pragmatisme, 2 kebijaksanaan dan pilihan
judges, subject to the doctrine of precedent, yang melekat dalam proses peradilan. Hukum
formulate principles of law, after taking tidak membawa unsur-unsur pragmatisme, 2
account of relevant policy considerations or kebijaksanaan dan pilihan yang melekat dalam
values and making necessary value judgments. proses peradilan. Hukum tidak membawa
Discussion of the nature of the judicial unsur-unsur pragmatisme, 2 kebijaksanaan dan
function and judicial decision-making must pilihan yang melekat dalam proses peradilan.
take account not only of the various aspects of Hukum tidak secara eksklusif BerbasisPeran.
judicial decision-making but also of the Juga tidak dengan cara apapun juga menetap di
purposes which the judgment serves. The segala aspeknya. pertanyaan diperdebatkan
judgment decides the case and informs the hukum timbul dari waktu ke waktu, lebih
parties, their legal representatives, the legal sering di pengadilan banding, dan hakim yang
community and the public of the issues for diperlukan untuk mengatasinya sebaik
determination and of the reasons for decision. mungkin. Dalam perjalanan melakukannya,
One purpose of the judgment is to satisfy the hakim, tunduk pada doktrin preseden,
parties to the dispute and the general public merumuskan prinsip-prinsip hukum, setelah
that justice has been done and seen to be memperhitungkan pertimbangan kebijakan
done.3 yang relevan atau nilai-nilai dan membuat
Apart from any other reason, the requirements pertimbangan nilai yang diperlukan.
of natural justice oblige the judge to respond in Diskusi sifat fungsi peradilan dan peradilan
the judgment to the arguments advanced by the pengambilan keputusan harus
parties. The judge’s obligation to give reasons mempertimbangkan tidak hanya dari berbagai
for the decision extends to all the reasons aspek yuridis pengambilan keputusan tetapi
which lead to the decision. In an era of juga dari tujuan yang penghakiman berfungsi.
openness and transparency, it is imperative penghakiman memutuskan kasus ini dan

7
8

that the judgment exhibits fully the process of menginformasikan para pihak, mereka
reasoning. The modern insistence on openness perwakilan hukum, masyarakat hukum dan
and transparency is entirely consistent with the masyarakat dari isu-isu untuk penentuan dan
traditional public nature of court proceedings. alasan untuk keputusan. Salah satu tujuan dari
Another factor which adds force to the penghakiman adalah untuk memuaskan para
necessity for full exhibition in the judgment of pihak dalam sengketa dan masyarakat umum
the reasoning process is the recognition of the bahwa keadilan telah dilakukan dan terlihat
importance of maintaining public confidence dilakukan. 3 keadilan telah dilakukan dan
in the administration of justice. There is much terlihat dilakukan. 3
to be said for the view that the courts are Terlepas dari alasan lain, persyaratan keadilan
subject to greater critical scrutiny by the public alami mewajibkan hakim untuk menanggapi
than in earlier times. Whether this be so or not, dalam penilaian untuk argumen yang
less than full disclosure of the judicial dikemukakan oleh para pihak. Kewajiban
reasoning process is likely to damage public hakim untuk memberikan alasan untuk
confidence in the administration of justice. keputusan meluas ke semua alasan yang
It is against this background that I discuss the menyebabkan keputusan. Dalam era
nature of the judicial function and judicial keterbukaan dan transparansi, sangat penting
decision-making. bahwa pameran penghakiman sepenuhnya
proses penalaran. Desakan modern pada
keterbukaan dan transparansi sepenuhnya
konsisten dengan sifat publik tradisional
proses pengadilan. Faktor lain yang menambah
kekuatan untuk perlunya pameran penuh
dalam penilaian proses penalaran adalah
pengakuan dari pentingnya menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap administrasi
peradilan. Ada banyak yang bisa dikatakan
untuk pandangan bahwa pengadilan tunduk
pada pengawasan kritis yang lebih besar oleh
masyarakat dari pada jaman dulu. Apakah ini
menjadi begitu atau tidak, kurang dari

8
9

pengungkapan penuh dari proses penalaran


peradilan cenderung merusak kepercayaan
masyarakat terhadap administrasi peradilan.
Ini adalah latar belakang inilah saya membahas
sifat fungsi peradilan dan peradilan
pengambilan keputusan.
The judicial function The judicial function, Fungsi peradilan Fungsi peradilan, seperti
like judicial power, is notoriously difficult to kekuasaan kehakiman, ini sangat sulit untuk
define in a way that is exclusive and menentukan dengan cara yang eksklusif dan
exhaustive. Many of the common attributes of lengkap. Banyak atribut umum dari
the exercise of judicial power do not pelaksanaan kekuasaan kehakiman tidak selalu
necessarily signify that the power or function menandakan bahwa kekuatan atau fungsi
is judicial. The High Court’s approach has peradilan. Pendekatan Pengadilan Tinggi telah
been to look at a number of indicators — the melihat sejumlah indikator - subyek tekad,
subject matter of the determination, the way in cara di mana penentuan dibuat, pertimbangan
which the determination is made, historical sejarah, dan status dan karakter tubuh
considerations, and the status and character of membuat tekad. Setelah menimbang faktor-
the body making the determination. After faktor ini, pengadilan memutuskan apakah
weighing these factors, the court decides fungsi tersebut yudisial atau non-yudisial. Di
whether the function is judicial or non-judicial. Huddart Parker & Co Pty Ltd v Moorehead, 4
In Huddart Parker & Co Pty Ltd v Griffith CJ tersebut yudisial atau non-yudisial.
Moorehead,4 Griffith CJ described the words Di Huddart Parker & Co Pty Ltd v Moorehead,
“judicial power” in s 71 of the Australian 4 Griffith CJ tersebut yudisial atau non-
Constitution as meaning:5 “the power which yudisial. Di Huddart Parker & Co Pty Ltd v
every sovereign authority must of necessity Moorehead, 4 Griffith CJ tersebut yudisial atau
have to decide controversies between its non-yudisial. Di Huddart Parker & Co Pty Ltd
subjects, or between itself and its v Moorehead, 4 Griffith CJ menggambarkan
subjects…The exercise of this power does not kata-kata “kekuasaan kehakiman” di s 71
begin until some tribunal which has power to Konstitusi Australia sebagai makna: 5
give a binding and authoritative decision menggambarkan kata-kata “kekuasaan
(whether subject to appeal or not) is called

9
10

upon to take action.” This description is silent kehakiman” di s 71 Konstitusi Australia


about the nature of the judicial process. sebagai makna: 5
At one time there was support for the view that “Kekuatan yang setiap otoritas harus berdaulat
the difference between the judicial function kebutuhan harus memutuskan kontroversi
and the non-judicial function was to be found antara subjek nya, atau antara dirinya dan
in the fact that the former involves the rakyatnya ... Latihan kekuatan ini tidak
adjudication of existing rights and obligations, dimulai sampai beberapa pengadilan yang
as distinct from the creation of new rights and memiliki kekuatan untuk memberikan
obligations.6 It is now accepted, however, that keputusan yang mengikat dan berwibawa
the judicial function extends to the creation by (apakah tunduk banding atau tidak) dipanggil
court order of new rights in favour of a party untuk mengambil tindakan.”
against another party to litigation, so long as Deskripsi ini adalah diam tentang sifat dari
the determination of those rights arises out of proses peradilan. Pada suatu waktu ada
the application of the law as ascertained to the dukungan untuk pandangan bahwa perbedaan
facts as found by the court. Family provision antara fungsi peradilan dan fungsi non-yudisial
orders and Family Court orders provide adalah untuk ditemukan dalam fakta bahwa
examples. These orders are made by way of an mantan melibatkan ajudikasi hak dan
exercise of judicial discretion based on kewajiban yang ada, berbeda dari penciptaan
principle or established criteria hak baru dan kewajiban. 6 Sekarang diterima,
bagaimanapun, bahwa fungsi yang ada,
berbeda dari penciptaan hak baru dan
kewajiban. 6 Sekarang diterima,
bagaimanapun, bahwa fungsi yang ada,
berbeda dari penciptaan hak baru dan
kewajiban. 6 Sekarang diterima,
bagaimanapun, bahwa fungsi peradilan meluas
ke penciptaan oleh perintah pengadilan hak
baru demi sebuah pihak terhadap pihak lain
untuk litigasi, asalkan penentuan hak-hak
timbul dari penerapan hukum sebagai
dipastikan dengan fakta-fakta yang ditemukan

10
11

oleh pengadilan. Keluarga perintah


penyediaan dan perintah Family Court
memberikan contoh. perintah ini dilakukan
dengan cara latihan kebijaksanaan peradilan
berdasarkan kriteria prinsip atau didirikan.
According to High Court authorities, if a Menurut pihak berwenang Pengadilan Tinggi,
statutory provision were to confer on a court a jika ketentuan undang-undang adalah untuk
function which authorised it to act in an memberikan pada pengadilan fungsi yang
arbitrary way or to give effect to “its own berwenang untuk bertindak dengan cara
idiosyncratic conceptions and modes of sewenang-wenang atau memberikan efek
thought”, the function would not be an exercise “konsepsi aneh sendiri dan cara berpikir”,
of judicial power nor a function accurately fungsi tidak akan latihan kekuasaan
described as judicial.8 Hence the absence of a kehakiman atau fungsi tepat disebut sebagai
definable or ascertainable standard, the peradilan. 8 Oleh karena tidak adanya standar
dependence of the outcome on the evaluation didefinisikan atau dipastikan, ketergantungan
of considerations of policy (notably industrial hasil disebut sebagai peradilan. 8 Oleh karena
policy) and the unfitness of the function as an tidak adanya standar didefinisikan atau
exercise of judicial power are matters which dipastikan, ketergantungan hasil disebut
would lead to the conclusion that the function sebagai peradilan. 8 Oleh karena tidak adanya
is non-judicial.9 standar didefinisikan atau dipastikan,
The statements mentioned in the preceding ketergantungan hasil evaluasi pertimbangan
paragraph need elucidation. This is to be found kebijakan (policy terutama industri) dan
in the remarks of Stephen J in Caltex Oil ketidak sempurnaan fungsi sebagai latihan
(Australia) Pty Ltd v The Dredge kekuasaan kehakiman adalah hal-hal yang
“Willemstad”.10 His Honour said: “Policy akan mengarah pada kesimpulan bahwa fungsi
considerations must no doubt play a very adalah non-yudisial. 9 kekuasaan kehakiman
significant part in any judicial definition of adalah hal-hal yang akan mengarah pada
liability and entitlement in new areas of the kesimpulan bahwa fungsi adalah non-yudisial.
law; the policy considerations to which their 9
Lordships paid regard in Hedley Byrne11 are Laporan disebutkan pada paragraf sebelumnya
an instance of just such a process and to seek perlu penjelasan. Hal ini dapat ditemukan

11
12

to conceal those considerations may be dalam pernyataan dari Stephen J di Caltex Oil
undesirable. That process should however (Australia) Pty Ltd v The Dredge
result in some definition of rights and duties, “Willemstad”. 10 Mulia
which can then be applied to the case in hand, mengatakan:pernyataan dari Stephen J di
and to subsequent cases, with relative Caltex Oil (Australia) Pty Ltd v The Dredge
certainty. To apply generalized policy “Willemstad”. 10 Mulia
considerations directly, in each case, instead of mengatakan:pernyataan dari Stephen J di
formulating principles from policy and Caltex Oil (Australia) Pty Ltd v The Dredge
applying those principles, derived from policy, “Willemstad”. 10 Mulia
to the case in hand, is, in my view, to invite mengatakan:pernyataan dari Stephen J di
uncertainty and judicial diversity.” Caltex Oil (Australia) Pty Ltd v The Dredge
Policy considerations also play an important “Willemstad”. 10 Mulia mengatakan:
part in “old” areas of the law. They may assist “Pertimbangan Kebijakan harus ada keraguan
the court in deciding whether an existing memainkan bagian yang sangat penting dalam
principle of law is to be extended or qualified, setiap definisi yuridis kewajiban dan hak di
or how it should be applied. Equally they may daerah baru hukum; pertimbangan kebijakan
assist the court in deciding whether it should yang Lordships mereka dibayar hal di Hedley
apply precedent and adhere to an existing yuridis kewajiban dan hak di daerah baru
principle of law.12 Here again an important hukum; pertimbangan kebijakan yang
element in the judicial function is the Lordships mereka dibayar hal di Hedley Byrne
formulation of principle by reference to 11 adalah sebuah contoh dari hanya proses
underlying policies or values.13 Defamation tersebut dan untuk mencari untuk
cases are examples. There, the courts menyembunyikan mereka Byrne 11 adalah
formulate principles by reference to policy sebuah contoh dari hanya proses tersebut dan
considerations, particularly protection of untuk mencari untuk menyembunyikan
reputation as against freedom of expression. mereka Byrne 11 adalah sebuah contoh dari
It is only natural that courts, including the High hanya proses tersebut dan untuk mencari untuk
Court, in determining whether a particular menyembunyikan mereka pertimbangan
function is judicial or appropriate to be mungkin tidak diinginkan. Namun proses yang
undertaken by a court, will have regard to the harus menghasilkan beberapa definisi hak dan
functions which have been undertaken by kewajiban, yang kemudian dapat diterapkan

12
13

courts in the past and are being undertaken in pada kasus di tangan, dan untuk kasus
the present. The judicial function and what it berikutnya, dengan kepastian relatif. Untuk
comprises are not static. In this respect, menerapkan pertimbangan kebijakan umum
some courts have been endowed with secara langsung, dalam setiap kasus, bukannya
functions seemingly more concerned with merumuskan prinsip-prinsip dari kebijakan
policy considerations than the traditional dan menerapkan prinsip-prinsip, yang berasal
courts. These developments may have dari kebijakan, untuk kasus ini di tangan,
significance in ascertaining the scope of the adalah, dalam pandangan saya, untuk
judicial function and may indicate that the mengundang ketidakpastian dan keragaman
judicial function is not as narrow as the peradilan.”Pertimbangan Kebijakan juga
authorities on judicial power seem to suggest. memainkan merupakan bagian penting dalam
“tua” bidang hukum. Mereka mungkin
membantu pengadilan dalam memutuskan
apakah sebuah prinsip yang ada hukum adalah
untuk diperpanjang atau memenuhi syarat,
atau bagaimana harus diterapkan. 12 Di sini
sekali lagi elemen penting dalam diperpanjang
atau memenuhi syarat, atau bagaimana harus
diterapkan. 12 Di sini sekali lagi elemen
penting dalam diperpanjang atau memenuhi
syarat, atau bagaimana harus diterapkan. 12 Di
sini sekali lagi elemen penting dalam fungsi
peradilan adalah perumusan prinsip dengan
mengacu pada kebijakan atau nilai-nilai yang
mendasari. 13 kasus fungsi peradilan adalah
perumusan prinsip dengan mengacu pada
kebijakan atau nilai-nilai yang mendasari. 13
kasus fungsi peradilan adalah perumusan
prinsip dengan mengacu pada kebijakan atau
nilai-nilai yang mendasari. 13 kasus
pencemaran nama baik adalah contoh. Ada,

13
14

pengadilan merumuskan prinsip-prinsip


dengan mengacu pada pertimbangan
kebijakan, khususnya perlindungan reputasi
sebagai terhadap kebebasan berekspresi.
Hal ini wajar saja pengadilan, termasuk
Pengadilan Tinggi, dalam menentukan apakah
suatu fungsi tertentu adalah hukum atau sesuai
untuk dilakukan oleh pengadilan, akan
memiliki kaitan dengan fungsi yang telah
dilakukan oleh pengadilan di masa lalu dan
sedang dilakukan di menyajikan. Fungsi
peradilan dan apa yang terdiri dari tidak statis.
Dalam hal ini, beberapa pengadilan telah
diberkahi dengan fungsi yang tampaknya lebih
peduli dengan pertimbangan kebijakan dari
pengadilan tradisional. Perkembangan ini
mungkin memiliki arti penting dalam
memastikan lingkup fungsi peradilan dan
dapat menunjukkan bahwa fungsi peradilan
tidak sesempit otoritas atas kekuasaan
kehakiman tampaknya menyarankan.
Fact-finding The work of judges who sit at first Pencarian fakta Karya hakim yang duduk di
instance differs from the work of appellate tingkat pertama berbeda dari karya hakim
judges. The primary judge, whether sitting banding. Hakim primer, apakah duduk dengan
with a jury or not, is concerned with the juri atau tidak, yang bersangkutan dengan
reception of evidence and the problems of penerimaan bukti dan masalah diterimanya.
admissibility. If sitting alone, the primary Jika duduk sendirian, hakim utama harus
judge must find the facts and apply the law to menemukan fakta-fakta dan menerapkan
the facts as admitted or found. In doing so, the hukum dengan fakta-fakta seperti diakui atau
judge must make every effort to understand the ditemukan. Dengan demikian, hakim harus
case which each party is endeavouring to melakukan segala upaya untuk memahami

14
15

present. In other words, each case is to be kasus yang masing-masing pihak berusaha
approached with an open rather than a closed untuk menyajikan. Dengan kata lain, setiap
or destructive mind. In fact-finding, the judge kasus harus didekati dengan terbuka daripada
discharges the traditional role of the juror. pikiran yang tertutup atau merusak. Dalam
What is involved in primary fact-finding has fakta, hakim pembuangan peran tradisional
been instructively discussed by Lord Pearce in juri tersebut. Apa yang terlibat dalam utama
Onassis v Vergottis,14 and by Lord Bingham pencari fakta telah instructively dibahas oleh
of Cornhill, England’s Senior Law Lord.15 Tuhan Pearce di Onassis v Vergottis, 14 dan
One element in the work of the primary judge yang terlibat dalam utama pencari fakta telah
is the application of relevant community instructively dibahas oleh Tuhan Pearce di
standards. It was once the function of the jury Onassis v Vergottis, 14 dan yang terlibat dalam
to apply standards, for example, in determining utama pencari fakta telah instructively dibahas
whether there was a breach of the standard of oleh Tuhan Pearce di Onassis v Vergottis, 14
reasonable care. The jury was entitled to bring dan yang terlibat dalam utama pencari fakta
to bear its knowledge of community standards telah instructively dibahas oleh Tuhan Pearce
when it determined that question. Now, in non- di Onassis v Vergottis, 14 dan oleh Lord
jury trials, it falls to the lot of the judge to do Bingham dari Cornhill, Senior Hukum Tuhan
so. Likewise, in assessing the credibility of the Inggris. 15 oleh Lord Bingham dari Cornhill,
testimony of a witness and in looking at the Senior Hukum Tuhan Inggris. 15
probabilities, the judge will draw on Salah satu unsur dalam karya hakim utama
knowledge of community standards. adalah penerapan standar komunitas yang
In Bankstown Foundry Pty Ltd v Braistina,16 relevan. Itu dulu fungsi juri untuk menerapkan
the High Court recognised that the standard of standar, misalnya, dalam menentukan apakah
reasonable care had become rather higher by ada pelanggaran standar perawatan yang
reason of external influences. It was accepted wajar. juri berhak untuk membawa untuk
that the standard is influenced by “changing menanggung pengetahuan dari standar
ideas of justice and increasing concern with komunitas ketika ditentukan pertanyaan itu.
safety in the community”.17 It seems self- Sekarang, dalam uji non-juri, itu jatuh ke
evident that, if the community sets greater banyak hakim untuk melakukannya. Demikian
store by safety than it did in the past, that juga, dalam menilai kredibilitas kesaksian
change in community standards (or values) saksi dan dalam melihat probabilitas, hakim

15
16

must be reflected in the legal standard of akan menarik pada pengetahuan tentang
reasonable care. If the community, as well as standar komunitas. Di Bankstown Foundry Pty
setting greater store by safety, wants safety to Ltd v Braistina, 16 Pengadilan Tinggi
cost less, a more difficult question arises. The mengakui bahwa standar perawatan yang
court may then find it necessary to modify the komunitas. Di Bankstown Foundry Pty Ltd v
standard. Braistina, 16 Pengadilan Tinggi mengakui
Ascertaining the law Generally speaking, the bahwa standar perawatan yang komunitas. Di
primary judge ascertains the law to be applied Bankstown Foundry Pty Ltd v Braistina, 16
in the form of principles stated in earlier Pengadilan Tinggi mengakui bahwa standar
decisions. The primary judge’s role in perawatan yang komunitas. Di Bankstown
ascertaining the law is confined by the force of Foundry Pty Ltd v Braistina, 16 Pengadilan
precedent and stare decisis. From time to time, Tinggi mengakui bahwa standar perawatan
however, there arises a question of law which yang wajar telah menjadi agak lebih tinggi
is not governed by earlier authority. dengan alasan pengaruh eksternal. Itu diterima
The appellate judge is much less concerned bahwa standar dipengaruhi oleh “mengubah
with the reception of evidence and reviews ide-ide keadilan dan meningkatkan kepedulian
findings of fact as well as finds facts. The dengan keamanan dalam masyarakat”. 17
appellate judge is, of course, more frequently Tampaknya oleh “mengubah ide-ide keadilan
confronted with questions of law unresolved dan meningkatkan kepedulian dengan
by earlier authority or earlier authority which keamanan dalam masyarakat”. 17 Tampaknya
binds the appellate court, and, even more so, oleh “mengubah ide-ide keadilan dan
the Justices of the High Court. meningkatkan kepedulian dengan keamanan
How then does the judge, wherever he or she dalam masyarakat”. 17 Tampaknya jelas
sits in the court hierarchy, go about deciding a bahwa, jika masyarakat menetapkan toko besar
question of law which is not governed by dengan keamanan daripada itu di masa lalu,
authority? The first step is to identify the bahwa perubahan dalam standar komunitas
relevant body of rules and principles from the (atau nilai) harus tercermin dalam standar
established corpus of authority. It may be hukum yang sewajarnya. Jika masyarakat,
possible to answer the question by applying a serta pengaturan toko besar dengan keamanan,
principle so identified or extending or ingin keselamatan untuk biaya kurang,
modifying such a principle. Logical and pertanyaan yang lebih sulit muncul.

16
17

analogical reasoning from past decisions and Pengadilan kemudian mungkin merasa perlu
established rules or principles has always been untuk memodifikasi standar.
a central element in judicial decisionmaking. Memastikan hukum Secara umum, hakim
utama mengetengahkan hukum yang akan
diterapkan dalam bentuk prinsip-prinsip yang
dinyatakan dalam keputusan sebelumnya.
Peran hakim utama dalam memastikan hukum
dibatasi oleh kekuatan preseden dan menatap
decisis. Dari waktu ke waktu, namun, ada
timbul pertanyaan hukum oleh kekuatan
preseden dan menatap decisis. Dari waktu ke
waktu, namun, ada timbul pertanyaan hukum
oleh kekuatan preseden dan menatap decisis.
Dari waktu ke waktu, namun, ada timbul
pertanyaan hukum yang tidak diatur oleh
otoritas sebelumnya. Hakim banding jauh
kurang peduli dengan penerimaan bukti dan
ulasan temuan fakta serta menemukan fakta-
fakta. Hakim banding, tentu saja, lebih sering
dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan
hukum yang belum terselesaikan oleh otoritas
sebelumnya atau otoritas sebelumnya yang
mengikat pengadilan banding, dan, bahkan
lebih, Hakim dari Pengadilan Tinggi. Lalu
bagaimana hakim, di mana pun ia duduk dalam
hirarki pengadilan, pergi tentang memutuskan
pertanyaan hukum yang tidak diatur oleh
otoritas? Langkah pertama adalah
mengidentifikasi tubuh yang relevan dari
aturan dan prinsip-prinsip dari corpus
didirikan otoritas. Dimungkinkan untuk

17
18

menjawab pertanyaan dengan menerapkan


prinsip sehingga diidentifikasi atau
memperluas atau memodifikasi prinsip
tersebut.
Obiter dicta may be persuasive, particularly if dicta obiter mungkin persuasif, terutama jika
uttered by a judge of renown or of reputation diucapkan oleh seorang hakim terkenal atau
in the relevant area of law. But obiter dicta reputasi di bidang yang relevan dicta obiter
should never be applied blindly. A judge mungkin persuasif, terutama jika diucapkan
should never abdicate responsibility for oleh seorang hakim terkenal atau reputasi di
deciding a question of law by simply adopting bidang yang relevan hukum. Tapi dicta obiter
the view of someone else. If the judge relies on seharusnya tidak diterapkan secara membabi
dicta in support of his or her decision, it is buta. Seorang hakim tidak boleh melepaskan
because the judge, on thinking the question hukum. Tapi dicta obiter seharusnya tidak
through, is persuaded that the dicta are soundly diterapkan secara membabi buta. Seorang
based. hakim tidak boleh melepaskan hukum. Tapi
Decisions in other common law jurisdictions dicta obiter seharusnya tidak diterapkan secara
now play a greater part in Australian decision- membabi buta. Seorang hakim tidak boleh
making. This is a consequence of the melepaskan tanggung jawab untuk
accessibility of overseas material. These memutuskan persoalan hukum hanya dengan
decisions often throw light on a difficult mengadopsi pandangan orang lain. Jika hakim
question. Precedents of other common law bergantung pada dicta dalam mendukung
jurisdictions are, however, useful in Australia keputusan nya, itu karena hakim, pada
only to the extent of the persuasiveness of the pemikiran pertanyaan melalui, bergantung
reasoning on which they are based.18 By pada dicta dalam mendukung keputusan nya,
reason of historical and legal ties, we have itu karena hakim, pada pemikiran pertanyaan
always derived much benefit from melalui, bergantung pada dicta dalam
consideration of English authorities. But mendukung keputusan nya, itu karena hakim,
today, as English courts stand outside our pada pemikiran pertanyaan melalui,
hierarchy of appeals, our courts cannot be diyakinkan bahwa dicta berdasarkan nyenyak.
bound by English authority. diyakinkan bahwa dicta berdasarkan nyenyak.
diyakinkan bahwa dicta berdasarkan nyenyak.

18
19

It is important always to guard against the Keputusan dalam yurisdiksi hukum umum
possibility that overseas authority has been lainnya sekarang memainkan bagian yang
influenced by some condition or circumstance lebih besar dalam pengambilan keputusan
which has no Australian counterpart. It may Australia. Hal ini merupakan konsekuensi dari
even be that a difference in judicial aksesibilitas materi di luar negeri. Keputusan-
methodology may mean that overseas keputusan ini sering menyoroti pertanyaan
authority is less influential than it might yang sulit. Preseden yurisdiksi hukum umum
otherwise be. In the absence of uniform lainnya, bagaimanapun, berguna di Australia
judicial methodology, it is idle to suggest that hanya sebatas dari persuasi penalaran pada
there is a universal and uniform common law. yang mereka didasarkan. 18 Dengan
The divergent approaches in various bagaimanapun, berguna di Australia hanya
jurisdictions to the duty of care in economic sebatas dari persuasi penalaran pada yang
loss and public authority cases illustrate the mereka didasarkan. 18 Dengan bagaimanapun,
point. berguna di Australia hanya sebatas dari
Academic writings, Australian and overseas, persuasi penalaran pada yang mereka
also play a much larger part in Australian didasarkan. 18 Dengan alasan ikatan sejarah
decision-making than they did in the past. dan hukum, kami selalu berasal banyak
Academic writings vary in quality. The manfaat dari pertimbangan otoritas Inggris.
modern judgment often cites academic articles Tapi hari ini, sebagai pengadilan Inggris
as if they were a form of decoration, evidently berdiri di luar hirarki kami banding,
to inform the reader that the judge has pengadilan kita tidak bisa terikat oleh otoritas
undertaken extensive research. Such citation is Inggris.
unnecessary. On the other hand, if a judge’s Hal ini penting untuk selalu waspada terhadap
thinking has been assisted by academic kemungkinan bahwa otoritas di luar negeri
writing, the assistance should be telah dipengaruhi oleh beberapa kondisi atau
acknowledged. keadaan yang tidak memiliki rekan Australia.
The judge is entitled, indeed bound, when Bahkan mungkin bahwa perbedaan dalam
occasion arises, to go beyond logical and metodologi peradilan dapat berarti bahwa
analogical reasoning, and to examine and otoritas di luar negeri kurang berpengaruh
assess relevant policy considerations or values. daripada yang mungkin sebaliknya menjadi.
Occasion to do so may arise not only in those Dengan tidak adanya metodologi peradilan

19
20

cases where there is an absence of authority but seragam, itu adalah siaga untuk menunjukkan
also in cases where the correctness of earlier bahwa ada hukum umum universal dan
authority, particularly non-binding authority, seragam. Pendekatan yang berbeda di berbagai
is in question. yurisdiksi untuk tugas perawatan kerugian
The judge must also have a close eye to the ekonomi dan kasus otoritas publik
just, practical and convenient operation of the menggambarkan hal ini.
rule or principle which is formulated.19 To tulisan-tulisan akademik, Australia dan luar
that end, it may be necessary to make a choice, negeri, juga memainkan bagian yang jauh
sometimes extremely difficult, between lebih besar dalam pengambilan keputusan
competing principles or competing versions of Australia daripada yang mereka lakukan di
a principle. In making this choice, the judge masa lalu. Tulisan-tulisan akademik bervariasi
will take account of relevant policy dalam kualitas. Penghakiman modern sering
considerations and values, as well as consider mengutip artikel akademis seolah-olah mereka
how the competing propositions fit with the bentuk dekorasi, jelas untuk
body of established law.20 menginformasikan pembaca bahwa hakim
That values do play a part in the judicial telah melakukan penelitian yang luas. Kutipan
process is widely accepted. The point was tersebut tidak diperlukan. Di sisi lain, jika
made by Stephen J in Onus v Alcoa of berpikir hakim telah dibantu oleh menulis
Australia Pty Ltd,21 when he said: “Courts akademik, bantuan harus diakui.
necessarily reflect community values and Hakim berhak, memang terikat, saat
beliefs.” But, as noted earlier, Stephen J saw kesempatan muncul, melampaui penalaran
the role of policy considerations and values as logis dan analogis, dan untuk memeriksa dan
shaping legal principle, not as applying menilai pertimbangan kebijakan yang relevan
directly to provide an answer to a legal atau nilai-nilai. Acara untuk melakukannya
question. mungkin timbul tidak hanya dalam kasus-
kasus di mana ada tidak adanya otoritas tetapi
juga dalam kasus di mana kebenaran otoritas
sebelumnya, terutama yang tidak mengikat
otoritas, dipertanyakan.
Hakim juga harus memiliki mata yang dekat
dengan operasi hanya, praktis dan nyaman dari

20
21

aturan atau prinsip yang dirumuskan. 19 Untuk


itu, mungkin perlu untuk membuat pilihan,
kadang-kadang sangat sulit, antara yang
dirumuskan. 19 Untuk itu, mungkin perlu
untuk membuat pilihan, kadang-kadang sangat
sulit, antara yang dirumuskan. 19 Untuk itu,
mungkin perlu untuk membuat pilihan,
kadang-kadang sangat sulit, antara bersaing
prinsip-prinsip atau versi prinsip bersaing.
Dalam membuat pilihan ini, hakim akan
mempertimbangkan pertimbangan kebijakan
yang relevan dan nilai-nilai, serta
mempertimbangkan bagaimana proposisi
bersaing sesuai dengan badan hukum yang
didirikan. 20 sesuai dengan badan hukum yang
didirikan. 20
Bahwa nilai-nilai memang memainkan bagian
dalam proses peradilan diterima secara luas.
Intinya dibuat oleh Stephen J di Tanggung
Bahwa nilai-nilai memang memainkan bagian
dalam proses peradilan diterima secara luas.
Intinya dibuat oleh Stephen J di Tanggung
jawab v Alcoa dari Australia Pty Ltd, 21 ketika
ia berkata: “Pengadilan mencerminkan nilai-
nilai dan kepercayaan masyarakat” Tapi,
seperti jawab v Alcoa dari Australia Pty Ltd,
21 ketika ia berkata: “Pengadilan
mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan
masyarakat” Tapi, seperti jawab v Alcoa dari
Australia Pty Ltd, 21 ketika ia berkata:
“Pengadilan mencerminkan nilai-nilai dan

21
22

kepercayaan masyarakat” Tapi, seperti


disebutkan sebelumnya, Stephen J melihat
peran pertimbangan kebijakan dan nilai-nilai
sebagai membentuk prinsip hukum, bukan
sebagai menerapkan langsung untuk
memberikan jawaban untuk pertanyaan
hukum.
In McFarlane v Tayside Health Board,22 Lord Di McFarlane v Dewan Kesehatan Tayside, 22
Steyn said: “Judges’ sense of the moral answer Tuhan Steyn mengatakan:Di McFarlane v
to a question, or the justice of the case has been Dewan Kesehatan Tayside, 22 Tuhan Steyn
one of the great shaping forces of the common mengatakan:Di McFarlane v Dewan
law. What may count in a situation of difficulty Kesehatan Tayside, 22 Tuhan Steyn
and uncertainty is not the subjective view of mengatakan:Di McFarlane v Dewan
the judge but what he reasonably believes that Kesehatan Tayside, 22 Tuhan Steyn
the ordinary citizen would regard as right.” mengatakan: “Rasa Hakim dari jawaban moral
A number of illustrations could be given of the untuk pertanyaan, atau keadilan kasus telah
influence of “values” in the shaping of legal menjadi salah satu kekuatan membentuk besar
principle. They include the discussion by dari hukum umum. Apa yang bisa menghitung
Brennan J in Mabo v Queensland (No 2)23 and dalam situasi kesulitan dan ketidakpastian
Dietrich v The Queen24 with which readers tidak pandangan subjektif dari hakim tapi apa
will be familiar. A third example is R v L25 cukup ia percaya bahwa warga biasa akan
where the High Court held that old authorities menganggap sebagai hak.”
did not establish that marriage involved the Sejumlah ilustrasi dapat diberikan dari
irrevocable consent of the wife to sexual pengaruh “nilai-nilai” dalam membentuk
intercourse with the husband. In that case, a prinsip hukum. Mereka termasuk diskusi oleh
majority of the court considered that, even if Brennan J di Mabo v Queensland (No 2)
the proposition was established by authority, 23termasuk diskusi oleh Brennan J di Mabo v
“the Court would be justified in refusing to Queensland (No 2) 23termasuk diskusi oleh
accept a notion that is so out of keeping with Brennan J di Mabo v Queensland (No 2) 23
the view that society now takes of the dan Dietrich v The Queen 24 dengan yang
relationship between the parties to a pembaca akan terbiasa. Contoh ketiga adalah

22
23

marriage”.26 The House of Lords, taking the R v L 25dan Dietrich v The Queen 24 dengan
view that the old authorities did establish the yang pembaca akan terbiasa. Contoh ketiga
proposition, refused to follow them on the adalah R v L 25dan Dietrich v The Queen 24
ground that the common law fiction of the dengan yang pembaca akan terbiasa. Contoh
wife’s implied consent was anachronistic and ketiga adalah R v L 25dan Dietrich v The
did not reflect the values of society.27 Queen 24 dengan yang pembaca akan terbiasa.
Another example is the recent decision of the Contoh ketiga adalah R v L 25dan Dietrich v
High Court, R v Carroll.28 The joint judgment The Queen 24 dengan yang pembaca akan
of Gleeson CJ and Hayne J contains an terbiasa. Contoh ketiga adalah R v L 25dan
instructive discussion of the competing policy Dietrich v The Queen 24 dengan yang
considerations or values on which the double pembaca akan terbiasa. Contoh ketiga adalah
jeopardy rule is based. Those considerations or R v L 25 di mana Pengadilan Tinggi
values informed the view which their Honours menyatakan bahwa pihak berwenang lama
took of the relevant principle, resulting in the tidak membangun pernikahan yang melibatkan
conclusion that the proceedings for perjury persetujuan tidak dapat dibatalkan istri untuk
should have been stayed. A conviction for melakukan hubungan seksual dengan suami.
perjury would, in the circumstances, have Dalam hal ini, mayoritas pengadilan
controverted the earlier conviction for murder. menganggap bahwa, bahkan jika proposisi
Their Honours said:29 “Reference to the didirikan oleh otoritas, “Mahkamah akan
general propositions we have mentioned is dibenarkan dalam menolak untuk menerima
important not because the answer to the issues gagasan yang begitu keluar dari sesuai dengan
now being considered can be found by pandangan bahwa masyarakat sekarang
deductive reasoning which takes any or all of mengambil dari hubungan antara para pihak
them as a premise but because they are values untuk pernikahan”. 26 The House of Lords,
to which the criminal law can be seen to give mengambil pandangan bahwa pihak
effect. They are values that may pull in berwenang tua itu hubungan antara para pihak
different directions. They are, therefore, cases untuk pernikahan”. 26 The House of Lords,
in which a balance must be struck between mengambil pandangan bahwa pihak
them.” This was a case involving an “old” area berwenang tua itu hubungan antara para pihak
of the law, not a “new” area of the law to which untuk pernikahan”. 26 The House of Lords,
Stephen J referred in The Dredge mengambil pandangan bahwa pihak

23
24

“Willemstad”. Yet competing policy berwenang tua itu membangun proposisi,


considerations were relevant to the judicial menolak untuk mengikuti mereka dengan
reasoning and had to be balanced. alasan bahwa fiksi hukum umum dari
The values with which Gleeson CJ and Hayne persetujuan tersirat istri adalah anakronistik
J were concerned were values which had been dan tidak mencerminkan nilai-nilai
recognised in earlier judgments — the masyarakat. 27 istri adalah anakronistik dan
importance of finality in litigation, the tidak mencerminkan nilai-nilai masyarakat. 27
imbalance of power between prosecution and Contoh lain adalah keputusan terbaru dari
accused, the serious consequences for the Pengadilan Tinggi, R v Carroll. 28
accused of disturbing the conviction, and Penghakiman bersama Gleeson CJ dan Contoh
prosecution as an instrument of oppression. lain adalah keputusan terbaru dari Pengadilan
But the courts are also concerned with values Tinggi, R v Carroll. 28 Penghakiman bersama
not hitherto recognised by law. That is the way Gleeson CJ dan Contoh lain adalah keputusan
in which these values become values terbaru dari Pengadilan Tinggi, R v Carroll. 28
recognised by law. A value hitherto Penghakiman bersama Gleeson CJ dan Contoh
unrecognised (the necessity for non- lain adalah keputusan terbaru dari Pengadilan
discriminatory treatment of Indigenous Tinggi, R v Carroll. 28 Penghakiman bersama
interests) was in question in Mabo (No 2). This Gleeson CJ dan Hayne J berisi diskusi
value was an influence upon the majority instruktif satu pertimbangan kebijakan
conclusion that the extinguishment of rights bersaing atau nilai-nilai yang aturan bahaya
and interests, based on the concept of terra ganda didasarkan. Mereka pertimbangan atau
nullius, was “justified by a policy which has no nilai-nilai diberitahu pandangan yang Honors
place in the contemporary law of Australia”.30 mereka mengambil dari prinsip yang relevan,
Gummow J later offered another ground for sehingga kesimpulan bahwa proses untuk
the Mabo decision when he said that non- sumpah palsu seharusnya tinggal. Sebuah
recognition of Indigenous title “rested upon keyakinan untuk sumpah palsu akan, dalam
past assumptions of historical fact now shown keadaan, telah ditentang keyakinan
then to have been false sebelumnya untuk pembunuhan. Prestasi
mereka mengatakan: 29 mengatakan: 29
“Referensi untuk proposisi umum kita telah
disebutkan adalah penting bukan karena

24
25

jawaban untuk masalah sekarang sedang


dipertimbangkan dapat ditemukan dengan
penalaran deduktif yang mengambil salah satu
atau semua dari mereka sebagai sebuah premis
tetapi karena mereka adalah nilai-nilai yang
hukum pidana dapat dilihat untuk memberi
efek. Mereka adalah nilai-nilai yang mungkin
menarik dalam arah yang berbeda. Mereka,
oleh karena itu, kasus-kasus di mana
keseimbangan harus dicapai antara mereka.”
Ini adalah kasus yang melibatkan “lama”
wilayah hukum, bukan “baru” wilayah hukum
yang Stephen J dimaksud pada The Dredge
“Willemstad”. Namun bersaing pertimbangan
kebijakan yang relevan dengan penalaran
peradilan pada The Dredge “Willemstad”.
Namun bersaing pertimbangan kebijakan yang
relevan dengan penalaran peradilan pada The
Dredge “Willemstad”. Namun bersaing
pertimbangan kebijakan yang relevan dengan
penalaran peradilan dan harus seimbang. Nilai-
nilai dengan yang Gleeson CJ dan Hayne J
khawatir adalah nilai-nilai yang telah diakui
dalam penilaian sebelumnya - pentingnya
finalitas dalam litigasi, ketidakseimbangan
kekuasaan antara penuntutan dan menuduh,
konsekuensi serius bagi dituduh mengganggu
keyakinan, dan penuntutan sebagai instrumen
penindasan. Namun pengadilan juga prihatin
dengan nilai-nilai tidak sampai sekarang
diakui oleh hukum. Itu adalah cara di mana

25
26

nilai-nilai ini menjadi nilai-nilai yang diakui


oleh hukum. Nilai tak dikenal (kebutuhan
untuk pengobatan non-diskriminatif
kepentingan Adat) adalah di pertanyaan di
Mabo tak dikenal (kebutuhan untuk
pengobatan non-diskriminatif kepentingan
Adat) adalah di pertanyaan di Mabo (No 2).
Nilai ini merupakan pengaruh terhadap
kesimpulan mayoritas bahwa pelunasan hak-
hak dan (No 2). Nilai ini merupakan pengaruh
terhadap kesimpulan mayoritas bahwa
pelunasan hak-hak dan kepentingan,
berdasarkan konsep terra nullius, itu
“dibenarkan oleh kebijakan yang tidak
memiliki tempat dalam hukum kontemporer
Australia”. 30 Gummow J terra nullius, itu
“dibenarkan oleh kebijakan yang tidak
memiliki tempat dalam hukum kontemporer
Australia”. 30 Gummow J terra nullius, itu
“dibenarkan oleh kebijakan yang tidak
memiliki tempat dalam hukum kontemporer
Australia”. 30 Gummow J terra nullius, itu
“dibenarkan oleh kebijakan yang tidak
memiliki tempat dalam hukum kontemporer
Australia”. 30 Gummow J kemudian
ditawarkan tanah lain untuk Mabo Keputusan
ketika ia mengatakan bahwa non-pengakuan
gelar adat kemudian ditawarkan tanah lain
untuk Mabo Keputusan ketika ia mengatakan
bahwa non-pengakuan gelar adat kemudian
ditawarkan tanah lain untuk Mabo Keputusan

26
27

ketika ia mengatakan bahwa non-pengakuan


gelar adat “beristirahat pada asumsi-asumsi
masa lalu fakta sejarah sekarang ditampilkan
kemudian telah palsu
Important questions have been raised about the pertanyaan penting telah mengangkat tentang
ascertainment of values.32 How does a court Penetapan nilai-nilai. 32 Bagaimana
ascertain them? According to Justice Cardozo, pengadilan memastikan mereka? pertanyaan
the court ascertains relevant values “from penting telah mengangkat tentang Penetapan
experience and study and reflection; in brief, nilai-nilai. 32 Bagaimana pengadilan
from life itself”.33 In many instances, the memastikan mereka? pertanyaan penting telah
community will be divided on questions of mengangkat tentang Penetapan nilai-nilai. 32
values. Values may vary across Bagaimana pengadilan memastikan mereka?
subcommunities. How then is a court to divine Menurut Hakim Cardozo, pengadilan
what is the majority view (if there is one) or to mengetengahkan nilai-nilai yang relevan “dari
weigh discordant views? The existence of pengalaman dan studi dan refleksi; di singkat,
discordant views is obviously a reason for a dari kehidupan itu sendiri”. 33 Dalam banyak
court to proceed cautiously. In many cases, it kasus, masyarakat akan dibagi pada
may be appropriate to stand by existing pertanyaan nilai. Nilai dapat singkat, dari
authority and leave any change to the kehidupan itu sendiri”. 33 Dalam banyak
legislature. But there are cases such as Mabo kasus, masyarakat akan dibagi pada
and the rape in marriage cases where it is pertanyaan nilai. Nilai dapat singkat, dari
appropriate for the court to give effect to its kehidupan itu sendiri”. 33 Dalam banyak
view, as ultimate courts of appeal have done in kasus, masyarakat akan dibagi pada
such cases in Canada and England. pertanyaan nilai. Nilai dapat bervariasi di
Much discussion of this issue has assumed that seluruh subcommunities. Bagaimana
courts are looking for prevailing community kemudian adalah pengadilan untuk ilahi apa
values. Justice Cardozo preferred the adalah pandangan mayoritas (jika ada) atau
expression “the accepted standards of right untuk menimbang pandangan sumbang?
conduct”34 or “the mores of the times”,35 Adanya pandangan sumbang jelas alasan
though he considered that the judge was not untuk pengadilan untuk melanjutkan dengan
“powerless to raise the level of prevailing hati-hati. Dalam banyak kasus, mungkin tepat

27
28

conduct”.36 It is important, of course, to untuk berdiri otoritas yang ada dan


distinguish between community standards, for meninggalkan setiap perubahan legislatif. Tapi
example reasonable care, which courts are ada kasus seperti Mabo dan pemerkosaan
required by law to apply, and the ascertainment dalam kasus perkawinan di meninggalkan
of values for the purpose of articulating legal setiap perubahan legislatif. Tapi ada kasus
principle. In this context, courts are more seperti Mabo dan pemerkosaan dalam kasus
concerned with enduring values than transient perkawinan di meninggalkan setiap perubahan
community values. Even values considered to legislatif. Tapi ada kasus seperti Mabo dan
be enduring are them selves capable of change, pemerkosaan dalam kasus perkawinan di mana
as history demonstrates. adalah tepat bagi pengadilan untuk
A source of values which has become memberikan efek pandangannya, lapangan
controversial is that found in international utama banding telah dilakukan dalam kasus
conventions ratified by Australia.37 tersebut di Kanada dan Inggris. Banyak
Conventions ratified by Australia have the pembahasan masalah ini telah diasumsikan
endorsement of an elected government and bahwa pengadilan mencari nilai-nilai
they have created international obligations masyarakat yang berlaku. Keadilan Cardozo
binding upon Australia. In looking to such a disukai ungkapan “standar yang diterima dari
convention as a source of values, a court perilaku yang tepat” 34 atau “ adat istiadat
cannot give effect to the obligations so created, kali”, 35 meskipun ia menganggap bahwa
in the absence of implementing legislation. hakim tidak “berdaya untuk meningkatkan
Even in using a convention as a source of tingkat yang tepat” 34 atau “ adat istiadat kali”,
values, a court should proceed with very 35 meskipun ia menganggap bahwa hakim
considerable caution. Take the International tidak “berdaya untuk meningkatkan tingkat
Covenant on Civil and Political Rights. Many yang tepat” 34 atau “ adat istiadat kali”, 35
values enshrined in that convention are meskipun ia menganggap bahwa hakim tidak
contentious in Australia and may not fit with “berdaya untuk meningkatkan tingkat yang
the existing law. tepat” 34 atau “ adat istiadat kali”, 35
Legalism The views I have expressed are, to meskipun ia menganggap bahwa hakim tidak
some extent at least, opposed to the legalism “berdaya untuk meningkatkan tingkat yang
which was taken as a feature of Australian tepat” 34 atau “ adat istiadat kali”, 35
jurisprudence, at least from the time of the meskipun ia menganggap bahwa hakim tidak

28
29

Engineers Case38 until the latter part of the “berdaya untuk meningkatkan tingkat yang
twentieth century. This legalism, which is the tepat” 34 atau “ adat istiadat kali”, 35
variety with which this essay deals, was meskipun ia menganggap bahwa hakim tidak
associated with Sir Owen Dixon and his view “berdaya untuk meningkatkan tingkat yang
that the common law judicial process was tepat” 34 atau “ adat istiadat kali”, 35
centred upon “strict logic and high technique”. meskipun ia menganggap bahwa hakim tidak
“berdaya untuk meningkatkan tingkat yang
berlaku perilaku”. 36 Hal ini penting, tentu
saja, untuk membedakan antara standar
komunitas, misalnya perawatan yang berlaku
perilaku”. 36 Hal ini penting, tentu saja, untuk
membedakan antara standar komunitas,
misalnya perawatan yang berlaku perilaku”. 36
Hal ini penting, tentu saja, untuk membedakan
antara standar komunitas, misalnya perawatan
yang wajar, lapangan yang diwajibkan oleh
hukum untuk menerapkan, dan pemastian nilai
untuk tujuan mengartikulasikan prinsip
hukum. Dalam konteks ini, pengadilan lebih
peduli dengan abadi nilai-nilai dari nilai-nilai
masyarakat sementara. Bahkan nilai-nilai
dianggap abadi yang mereka nama dirinya
sendiri mampu perubahan, sejarah
menunjukkan.
Sebuah sumber dari nilai-nilai yang telah
menjadi kontroversial adalah yang ditemukan
dalam konvensi internasional yang telah
diratifikasi oleh Australia. 37 Konvensi yang
telah diratifikasi oleh Australia memiliki
dukungan dari pemerintah yang dipilih dan
diratifikasi oleh Australia. 37 Konvensi yang

29
30

telah diratifikasi oleh Australia memiliki


dukungan dari pemerintah yang dipilih dan
diratifikasi oleh Australia. 37 Konvensi yang
telah diratifikasi oleh Australia memiliki
dukungan dari pemerintah yang dipilih dan
mereka telah menciptakan kewajiban
internasional mengikat Australia. Dalam
mencari untuk sebuah konvensi seperti sebagai
sumber nilai-nilai, pengadilan tidak bisa
memberi efek kewajiban sehingga
menciptakan, dengan tidak adanya penerapan
undang-undang. Bahkan dalam menggunakan
konvensi sebagai sumber nilai-nilai,
pengadilan harus melanjutkan dengan sangat
cukup hati-hati. Ambil Kovenan Internasional
tentang Hak Sipil dan Politik. Banyak nilai-
nilai yang terkandung dalam konvensi yang
kontroversial di Australia dan mungkin tidak
sesuai dengan hukum yang ada.
legalisme Pandangan saya telah menyatakan
yang, sampai batas tertentu setidaknya,
bertentangan dengan legalisme yang diambil
sebagai fitur yurisprudensi Australia,
setidaknya dari saat insinyur Kasus 38 sampai
bagian akhir dari abad diambil sebagai fitur
yurisprudensi Australia, setidaknya dari saat
insinyur Kasus 38 sampai bagian akhir dari
abad diambil sebagai fitur yurisprudensi
Australia, setidaknya dari saat insinyur Kasus
38 sampai bagian akhir dari abad diambil
sebagai fitur yurisprudensi Australia,

30
31

setidaknya dari saat insinyur Kasus 38 sampai


bagian akhir dari abad kedua puluh. legalisme
ini, yang merupakan varietas dengan yang ini
penawaran esai, dikaitkan dengan Sir Owen
Dixon dan pandangannya bahwa proses
peradilan hukum umum dipusatkan pada
“logika yang ketat dan teknik tinggi”.
But he acknowledged that to call it a high Tapi dia mengakui bahwa untuk menyebutnya
technique in 1956 would not be correct and teknik tinggi pada tahun 1956 tidak akan benar
that logic was not pursued very strictly.40 dan logika yang tidak dikejar sangat ketat. 40
Although he opposed a judge departing Meskipun ia menentang hakim berangkat
deliberately from a long accepted, settled sengaja dari, prinsip menetap diterima
principle, “in the name of justice or of social panjang, dikejar sangat ketat. 40 Meskipun ia
necessity or of social convenience”, he quoted menentang hakim berangkat sengaja dari,
the statement of Sir James Parke (later Lord prinsip menetap diterima panjang, dikejar
Wensley-dale) that the judge’s duty to apply sangat ketat. 40 Meskipun ia menentang hakim
rules of law applied “where they are not plainly berangkat sengaja dari, prinsip menetap
unreasonable and inconvenient”.41 Neither Sir diterima panjang, “dalam nama keadilan atau
James nor Sir Owen said that the duty extended kebutuhan sosial atau kenyamanan sosial”, ia
to rules which were plainly unreasonable or mengutip pernyataan dari Sir James Parke
inconvenient. The central thrust of Sir Owen’s (kemudian Lord Wensley-dale) bahwa tugas
oracular message was that judges should not hakim menerapkan aturan hukum diterapkan
depart from settled principle to give effect to “di mana mereka tidak jelas tidak masuk akal
their subjective opinions. What he meant by dan tidak nyaman”. 41 Baik Sir James maupun
the reference to subjective opinions may be Sir Owen mengatakan bahwa tugas
open to debate.42 diperpanjang tidak masuk akal dan tidak
A central element in legalism was the nyaman”. 41 Baik Sir James maupun Sir Owen
declaratory theory that the law was “out there”, mengatakan bahwa tugas diperpanjang tidak
awaiting discovery and declaration by the masuk akal dan tidak nyaman”. 41 Baik Sir
judges. This theory assumed that the one James maupun Sir Owen mengatakan bahwa
“right” answer to an unresolved question of tugas diperpanjang dengan aturan yang jelas

31
32

law could be refined out of the existing body tidak masuk akal atau tidak nyaman. Dorongan
of principles and authority, apparently without pusat pesan dogmatis Sir Owen adalah bahwa
having regard to social necessity or changed hakim tidak harus berangkat dari prinsip
social conditions. This theory ignores the fact menetap untuk memberi efek pendapat
that in “new” areas of law, there is no available subjektif mereka. Apa yang dimaksud dengan
or an insufficient body of existing principle to referensi subyektif pendapat mungkin terbuka
provide a solution to the case in hand.43 untuk diperdebatkan. 42 dimaksud dengan
Secretary, Department of Health and referensi subyektif pendapat mungkin terbuka
Community Services v JWB and SMB untuk diperdebatkan. 42
(Marion’s Case),44 Airedale NHS Trust v Elemen sentral dalam legalisme adalah teori
Bland 45 and Re A (Children) (Conjoined deklaratoir bahwa hukum adalah “di luar
Twins: Surgical Separation)46 are examples of sana”, menunggu penemuan dan deklarasi oleh
such cases. The theory also ignores the hakim. Teori ini mengasumsikan bahwa satu
existence of leeways of judicial choice47 and “benar” jawaban pertanyaan yang belum
pays no attention to the way judges work. terselesaikan hukum dapat disempurnakan dari
Judges do have regard to social necessity, tubuh yang ada prinsip-prinsip dan otoritas,
policy considerations, practical considerations tampaknya tanpa memperhatikan kebutuhan
and the justice of a proposed rule. It cannot be sosial atau kondisi sosial berubah. Teori ini
credited that Sir Owen Dixon acted differently. mengabaikan fakta bahwa di daerah “baru”
His approach is subject to the criticism that it hukum, tidak ada tersedia atau badan cukup
leads to an artificial form of judicial reasoning prinsip yang ada untuk memberikan solusi
which conceals elements in the actual untuk kasus di tangan. 43 Sekretaris,
reasoning process. Because it conceals the Departemen Kesehatan dan Layanan
underlying considerations on which the Masyarakat v JWB dan SMB (Kasus kasus di
principle and the reasoning are based, there is tangan. 43 Sekretaris, Departemen Kesehatan
the risk that at a later time courts will not dan Layanan Masyarakat v JWB dan SMB
perceive these considerations and that they (Kasus kasus di tangan. 43 Sekretaris,
may have changed. Departemen Kesehatan dan Layanan
Legalism had some apparent advantages which Masyarakat v JWB dan SMB (Kasus Marion),
do not appear so attractive today: ■ First, by 44 Airedale NHS Trust v Bland 45 dan Re A
basing the judicial function on doctrinal (Anak) (siam Kembar: Bedah Pemisahan) 46

32
33

reasoning rather than policy and other factors, adalah contoh dari Marion), 44 Airedale NHS
decision-making was a matter for legal experts Trust v Bland 45 dan Re A (Anak) (siam
and not to be understood or evaluated by lesser Kembar: Bedah Pemisahan) 46 adalah contoh
mortals. ■ Secondly, as there was only one dari Marion), 44 Airedale NHS Trust v Bland
“right” result discernible from trawling 45 dan Re A (Anak) (siam Kembar: Bedah
through the corpus of principles and authority, Pemisahan) 46 adalah contoh dari Marion), 44
other leeways of choice which exposed the Airedale NHS Trust v Bland 45 dan Re A
decision to criticism were eliminated or (Anak) (siam Kembar: Bedah Pemisahan) 46
reduced. ■ Thirdly, legalism presented an adalah contoh dari Marion), 44 Airedale NHS
account of the judicial function which Trust v Bland 45 dan Re A (Anak) (siam
differentiated it from the legislative function, Kembar: Bedah Pemisahan) 46 adalah contoh
thereby offering protection to the judge against dari Marion), 44 Airedale NHS Trust v Bland
the accusation that the judiciary was usurping 45 dan Re A (Anak) (siam Kembar: Bedah
the role of the legislature, an accusation based Pemisahan) 46 adalah contoh dari Marion), 44
on a mistaken popular belief that judges do not Airedale NHS Trust v Bland 45 dan Re A
make law. Lord Radcliffe, the highly regarded (Anak) (siam Kembar: Bedah Pemisahan) 46
English judge, said:48 “We cannot run the risk adalah contoh dari Marion), 44 Airedale NHS
of finding the archetypal image of the judge Trust v Bland 45 dan Re A (Anak) (siam
confused in men’s minds with the very Kembar: Bedah Pemisahan) 46 adalah contoh
different image of the legislator,” dari kasus tersebut. Teori ini juga
mengabaikan keberadaan Leeways pilihan
peradilan 47 dan tidak memperhatikan kasus
tersebut. Teori ini juga mengabaikan
keberadaan Leeways pilihan peradilan 47 dan
tidak memperhatikan kasus tersebut. Teori ini
juga mengabaikan keberadaan Leeways
pilihan peradilan 47 dan tidak memperhatikan
cara hakim bekerja. Hakim harus
memperhatikan kebutuhan sosial,
pertimbangan kebijakan, pertimbangan praktis
dan keadilan aturan yang diusulkan. Hal ini

33
34

tidak dapat dikreditkan bahwa Sir Owen Dixon


bertindak secara berbeda. Pendekatannya
tunduk pada kritik yang mengarah ke bentuk
buatan penalaran peradilan yang
menyembunyikan elemen dalam proses
penalaran yang sebenarnya. Karena
menyembunyikan pertimbangan yang
mendasari yang prinsip dan penalaran
didasarkan, ada risiko bahwa di lain waktu
pengadilan tidak akan melihat pertimbangan
dan bahwa mereka mungkin telah berubah.
Legalisme memiliki beberapa keuntungan
jelas yang tidak muncul begitu menarik hari
ini:
■ Pertama, dengan mendasarkan fungsi
peradilan pada penalaran doktrinal daripada
kebijakan dan faktor-faktor lain, pengambilan
keputusan adalah masalah bagi para ahli
hukum dan tidak dipahami atau dievaluasi oleh
manusia yang lebih rendah.
■ Kedua, karena ada hanya satu “benar” hasil
dilihat dari trawl melalui korpus prinsip-
prinsip dan otoritas, Leeways lain pilihan yang
terkena keputusan untuk kritik dihilangkan
atau dikurangi.
■ Ketiga, legalisme disajikan penjelasan
tentang fungsi peradilan yang dibedakan dari
fungsi legislatif, sehingga menawarkan
perlindungan kepada hakim terhadap tuduhan
bahwa peradilan itu merebut peran legislatif,
tuduhan didasarkan pada kepercayaan populer

34
35

yang salah bahwa hakim tidak membuat


hukum. Tuhan Radcliffe, hakim Inggris sangat
dihormati, mengatakan: 48 Tuhan Radcliffe,
hakim Inggris sangat dihormati, mengatakan:
48
“Kami tidak dapat menjalankan risiko
menemukan gambar pola dasar dari hakim
bingung dalam pikiran pria dengan gambar
yang sangat berbeda dari legislator,”
“I think that the judges will serve the public “Saya berpikir bahwa hakim akan melayani
interest better if they keep quiet about their kepentingan publik yang lebih baik jika
legislative function.” mereka tetap diam tentang fungsi legislasi
It is now generally acknowledged that this mereka.”
form of legalist approach to the judicial Sekarang umum diakui bahwa bentuk
function cannot be supported. Lord Bingham pendekatan legalist ke fungsi peradilan tidak
has described it as having “little judicial dapat didukung. Tuhan Bingham telah
support to-day”.50 His Lordship, speaking of menggambarkannya sebagai memiliki
modern judges, went on to say:51 “They know “dukungan peradilan sedikit-hari”. 50
from experience that the cases which come Ketuhanan, berbicara hakim modern, telah
before them do not in the main turn on sections menggambarkannya sebagai memiliki
of statutes which are plain and unambiguous in “dukungan peradilan sedikit-hari”. 50
their meaning. They know from Ketuhanan, berbicara hakim modern, telah
experience…that the cases they have to decide menggambarkannya sebagai memiliki
involve points which are not the subject of “dukungan peradilan sedikit-hari”. 50
previous decisions, or… conflicting decisions Ketuhanan, berbicara hakim modern,
or raise questions of statutory interpretation melanjutkan dengan mengatakan: 51
which apparently involve general lacunae or melanjutkan dengan mengatakan: 51
ambiguities. They know, and the higher the “Mereka tahu dari pengalaman bahwa kasus
Court the more right they are, that decisions yang datang sebelum mereka tidak dalam
involve issues of policy.” gilirannya utama pada bagian undang-undang
yang polos dan tidak ambigu dalam arti

35
36

In 1981, on his swearing-in as Chief Justice, mereka. Mereka tahu dari pengalaman ...
Sir Harry Gibbs said:52 “It is the proper role of bahwa kasus mereka harus memutuskan
the courts to apply and develop the law in a melibatkan poin yang bukan merupakan
way that will lead to decisions that are humane, subjek dari keputusan sebelumnya, atau ...
practical and just, but it would… be destructive keputusan yang bertentangan atau
of the authority of the courts if they were to put menimbulkan pertanyaan dari interpretasi
social and political theories of their own in hukum yang tampaknya melibatkan umum
place of legal principle.” Subsequently, upon lacunae atau ambiguitas. Mereka tahu, dan
his retirement as Chief Justice in 1998, Sir semakin tinggi Pengadilan semakin tampaknya
Gerard Brennan rejected the notion that the melibatkan umum lacunae atau ambiguitas.
law was “an ever-expanding cosmos Mereka tahu, dan semakin tinggi Pengadilan
containing rules for the solution of the semakin tampaknya melibatkan umum lacunae
problems of every generation” and affirmed atau ambiguitas. Mereka tahu, dan semakin
that English and Australian judges have tinggi Pengadilan semakin tepat mereka,
changed the rules of law “in response to bahwa keputusan melibatkan isu-isu kebijakan
changing circumstances so as to avoid “Pada tahun 1981, pada pelantikan sebagai
injustice”. Both these statements, particularly Hakim Agung, kata Sir Harry Gibbs.: 52
that of Sir Gerard Brennan, are a rejection of Hakim Agung, kata Sir Harry Gibbs.: 52
the narrow legalist (formalist) conception of “Ini adalah peran yang tepat dari pengadilan
judicial method.53 untuk menerapkan dan mengembangkan
Precedent The obligation of a court to follow hukum dengan cara yang akan menyebabkan
decisions of a higher court in the same keputusan yang manusiawi, praktis dan adil,
hierarchy of courts (precedent) and, subject to tetapi akan ... menjadi destruktif dari otoritas
a qualification to be mentioned, the obligation pengadilan jika mereka menempatkan sosial
of a court to stand by its earlier decisions (stare dan teori-teori politik mereka sendiri di tempat
decisis), have been central elements in the prinsip hukum.” Selanjutnya, setelah pensiun
common law system. Precedent and stare sebagai Hakim Agung pada tahun 1998, Sir
decisis contribute to certainty, consistency and Gerard Brennan menolak anggapan bahwa
predictability in the law. Stare decisis had an hukum adalah “kosmos terus berkembang
additional dimension in the days when an mengandung aturan untuk solusi dari masalah
appellate court was held to be unable to setiap generasi” dan menegaskan bahwa

36
37

reconsider its earlier decisions. The High Inggris dan hakim Australia telah mengubah
Court has asserted the power to reconsider its aturan hukum “dalam menanggapi keadaan
earlier decisions and this proposition applies to yang berubah sehingga untuk menghindari
Australian appellate courts. Under a system of ketidakadilan”. Kedua pernyataan ini,
law which admits of exceptions to stare terutama yang dari Sir Gerard Brennan, adalah
decisis, “there is no simple answer” to the penolakan terhadap legalist (formalis)
question whether a court should overrule its konsepsi sempit metode peradilan. 53 adalah
earlier decision.54 The question “is one of penolakan terhadap legalist (formalis)
legal policy into which wider considerations konsepsi sempit metode peradilan. 53
enter than mere questions of substantive Preseden Kewajiban pengadilan untuk
law”.55 mengikuti keputusan pengadilan yang lebih
A court is not bound to follow one of its tinggi dalam hierarki yang sama dari
decisions which it holds to be wrong. So much pengadilan (preseden) dan, tunduk kualifikasi
was acknowledged in the statement made by yang akan disebutkan, kewajiban pengadilan
Sir James Parke, cited earlier in this essay. untuk berdiri dengan keputusannya
sebelumnya ( menatap (preseden) dan, tunduk
kualifikasi yang akan disebutkan, kewajiban
pengadilan untuk berdiri dengan keputusannya
sebelumnya ( menatap decisis), telah elemen
sentral dalam sistem hukum umum. preseden
dan menatap decisis berkontribusi untuk
kepastian, decisis), telah elemen sentral dalam
sistem hukum umum. preseden dan menatap
decisis berkontribusi untuk kepastian, decisis),
telah elemen sentral dalam sistem hukum
umum. preseden dan menatap decisis
berkontribusi untuk kepastian, decisis), telah
elemen sentral dalam sistem hukum umum.
preseden dan menatap decisis berkontribusi
untuk kepastian, konsistensi dan
prediktabilitas dalam hukum. stare decisis

37
38

memiliki dimensi tambahan di hari-hari ketika


pengadilan banding konsistensi dan
prediktabilitas dalam hukum. stare decisis
memiliki dimensi tambahan di hari-hari ketika
pengadilan banding konsistensi dan
prediktabilitas dalam hukum. stare decisis
memiliki dimensi tambahan di hari-hari ketika
pengadilan banding diadakan tidak mampu
untuk mempertimbangkan kembali
keputusannya sebelumnya. Pengadilan Tinggi
telah menegaskan kekuasaan untuk
mempertimbangkan kembali keputusan
sebelumnya dan proposisi ini berlaku untuk
pengadilan banding Australia. Di bawah
sistem hukum yang mengakui pengecualian
untuk menatap decisis, “Tidak ada jawaban
sederhana” untuk Australia. Di bawah sistem
hukum yang mengakui pengecualian untuk
menatap decisis, “Tidak ada jawaban
sederhana” untuk Australia. Di bawah sistem
hukum yang mengakui pengecualian untuk
menatap decisis, “Tidak ada jawaban
sederhana” untuk pertanyaan apakah
pengadilan harus menolak keputusan
sebelumnya. 54 Pertanyaan “adalah salah satu
kebijakan hukum dimana pertanyaan apakah
pengadilan harus menolak keputusan
sebelumnya. 54 Pertanyaan “adalah salah satu
kebijakan hukum dimana pertanyaan apakah
pengadilan harus menolak keputusan
sebelumnya. 54 Pertanyaan “adalah salah satu

38
39

kebijakan hukum dimana pertimbangan yang


lebih luas masuk dari pertanyaan belaka
hukum substantif”. 55 pertimbangan yang
lebih luas masuk dari pertanyaan belaka
hukum substantif”. 55
Sebuah pengadilan tidak terikat untuk
mengikuti salah satu keputusan yang yang
memegang salah. Begitu banyak diakui dalam
laporan yang dibuat oleh Sir James Parke,
dikutip di awal tulisan ini.
That said, a court will not lightly depart from Yang mengatakan, pengadilan tidak akan
its earlier decisions. To do otherwise would ringan berangkat dari keputusan yang
undermine the authority of the court in the sebelumnya. Untuk melakukan sebaliknya
absence of compelling circum stances. As akan melemahkan kewenangan pengadilan
Gibbs J said in Queensland v tanpa adanya sikap sirkum menarik. Seperti
Commonwealth:56 “It is only after the most Gibbs J mengatakan dalam Queensland v
careful and respectful consideration of the melemahkan kewenangan pengadilan tanpa
earlier decision, and after giving due weight to adanya sikap sirkum menarik. Seperti Gibbs J
all the circumstances, that a justice may give mengatakan dalam Queensland v
effect to his own opinions in preference to an Commonwealth: 56 Commonwealth: 56
earlier decision of the Court.” “Hanya setelah pertimbangan yang paling hati-
The law laid down by judicial decision, even if hati dan menghormati keputusan sebelumnya,
erroneous, may work satisfactorily in practice. dan setelah memberikan berat badan karena
If it has given general satisfaction and caused semua keadaan, bahwa keadilan mungkin
no difficulties in practice, this is an important memberikan efek pendapat sendiri dalam
factor to be weighed against the more preferensi untuk keputusan sebelumnya dari
theoretical interests of legal science in Pengadilan.”
deciding whether the court should change the hukum yang ditetapkan oleh keputusan
law.57 pengadilan, bahkan jika salah, dapat bekerja
There are many cases where change is better secara memuaskan dalam praktek. Jika telah
left to the legislature.58 Four matters which memberikan kepuasan umum dan tidak

39
40

have been held to justify a court having power menimbulkan kesulitan dalam prakteknya, ini
to depart from its previous decisions to merupakan faktor penting untuk
exercise that power are: 1. the earlier decision dipertimbangkan terhadap kepentingan yang
did not rest upon a principle carefully worked lebih teoritis dari ilmu hukum dalam
out in a significant succession of cases 2. the memutuskan apakah pengadilan harus
existence of a difference between the reasons mengubah hukum. 57 hukum. 57
of the judges constituting the majority in an Ada banyak kasus di mana perubahan lebih
earlier decision 3. the earlier decisions baik diserahkan kepada legislatif. 58 Empat
achieved no useful result but led to hal yang telah diselenggarakan untuk
considerable inconvenience 4. the earlier membenarkan Ada banyak kasus di mana
decisions had not been acted on in a manner perubahan lebih baik diserahkan kepada
which militated against reconsideration.59 legislatif. 58 Empat hal yang telah
Departure from precedent in cases of statutory diselenggarakan untuk membenarkan Ada
construction (and application) involves special banyak kasus di mana perubahan lebih baik
considerations. The responsibility of the court diserahkan kepada legislatif. 58 Empat hal
is to give effect to the legislative intention as yang telah diselenggarakan untuk
expressed in the statute. If the court is membenarkan pengadilan yang memiliki
convinced that a previous interpretation is kekuatan untuk berangkat dari keputusan
plainly erroneous, the court cannot allow the sebelumnya untuk menjalankan kekuasaan
previous error to stand in the way of declaring yang:
the true legislative intent.60 1. keputusan sebelumnya tidak bersandar pada
On the other hand, stare decisis has special prinsip hati-hati bekerja dalam suksesi
force in the case of decisions affecting signifikan kasus
property and commercial transactions. Parties 2. adanya perbedaan antara alasan dari para
entering into such transactions rely on an hakim merupakan mayoritas dalam keputusan
understanding of the current law. Likewise, a sebelumnya
court is generally reluctant to depart from a 3. keputusan sebelumnya yang dicapai tidak
previous decision on criminal law when the ada hasil yang berguna tetapi menyebabkan
departure would expose a person to a criminal ketidaknyamanan yang cukup besar 4.
liability which did not exist under the law as it keputusan sebelumnya belum bertindak
stood when the alleged offence took place.61 dengan cara yang militated terhadap

40
41

A court will also be reluctant to overrule a peninjauan kembali. 59 4. keputusan


decision when government has organised its sebelumnya belum bertindak dengan cara yang
financial affairs in reliance on that decision.62 militated terhadap peninjauan kembali. 59
And a court will usually leave taxation Berangkat dari preseden dalam kasus
decisions to be dealt with by the legislature konstruksi hukum (dan aplikasi) melibatkan
because the legislature regularly amends pertimbangan khusus. Tanggung jawab
revenue legislation. pengadilan adalah untuk memberikan efek niat
If the legalist view of the judicial function were legislatif seperti yang diungkapkan dalam
correct, then the scope for departure from undang-undang. Jika pengadilan yakin bahwa
precedent would be radically confined. On that interpretasi sebelumnya jelas keliru,
view, the only legitimate basis for concluding pengadilan tidak bisa membiarkan kesalahan
that a proposition established by an earlier sebelumnya untuk berdiri di jalan menyatakan
decision is wrong and should not be followed maksud legislatif yang benar. 60 sebelumnya
is that the proposition (worked out after untuk berdiri di jalan menyatakan maksud
trawling through the corpus of case law) did legislatif yang benar. 60
not correctly represent or follow from that case Di samping itu, menatap decisis memiliki
law.63 On the other hand, as noted earlier, it kekuatan khusus dalam kasus keputusan yang
seems that a court would not be expected to mempengaruhi properti dan komersial Di
apply an authority which is “plainly samping itu, menatap decisis memiliki
unreasonable or inconvenient”. kekuatan khusus dalam kasus keputusan yang
mempengaruhi properti dan komersial Di
samping itu, menatap decisis memiliki
kekuatan khusus dalam kasus keputusan yang
mempengaruhi properti dan komersial
transaksi. Pihak masuk ke dalam transaksi
tersebut bergantung pada pemahaman tentang
hukum saat ini. Demikian juga, pengadilan
umumnya enggan untuk berangkat dari
keputusan sebelumnya pada hukum pidana
saat keberangkatan akan mengekspos
seseorang untuk tanggung jawab pidana yang

41
42

tidak ada di bawah hukum seperti berdiri saat


dugaan pelanggaran terjadi. 61 Sebuah
pengadilan juga akan enggan untuk menolak
keputusan ketika pemerintah telah
menyelenggarakan urusan terjadi. 61 Sebuah
pengadilan juga akan enggan untuk menolak
keputusan ketika pemerintah telah
menyelenggarakan urusan terjadi. 61 Sebuah
pengadilan juga akan enggan untuk menolak
keputusan ketika pemerintah telah
menyelenggarakan urusan keuangan dalam
ketergantungan pada keputusan itu. 62 Dan
pengadilan biasanya akan meninggalkan
keputusan perpajakan keuangan dalam
ketergantungan pada keputusan itu. 62 Dan
pengadilan biasanya akan meninggalkan
keputusan perpajakan keuangan dalam
ketergantungan pada keputusan itu. 62 Dan
pengadilan biasanya akan meninggalkan
keputusan perpajakan harus ditangani oleh
legislatif karena legislatif secara teratur
merubah undang-undang pendapatan.
Jika pandangan legalis fungsi peradilan itu
benar, maka ruang lingkup untuk
keberangkatan dari preseden akan secara
radikal terbatas. Pada pandangan bahwa, satu-
satunya dasar yang sah untuk menyimpulkan
bahwa proposisi yang didirikan oleh keputusan
sebelumnya adalah salah dan tidak boleh
diikuti adalah bahwa proposisi (bekerja setelah
trawl melalui badan hukum kasus) tidak benar

42
43

mewakili atau mengikuti dari yang kasus


hukum. 63 Di sisi lain, seperti disebutkan
hukum kasus) tidak benar mewakili atau
mengikuti dari yang kasus hukum. 63 Di sisi
lain, seperti disebutkan hukum kasus) tidak
benar mewakili atau mengikuti dari yang kasus
hukum. 63 Di sisi lain, seperti disebutkan
sebelumnya, tampaknya pengadilan tidak akan
diharapkan untuk menerapkan otoritas yang
“jelas tidak masuk akal atau tidak nyaman”.
Yet, according to legalists, for later judges to Namun, menurut legalis, hakim kemudian
say that a proposition affirmed by an earlier untuk mengatakan bahwa proposisi ditegaskan
decision is wrong because it does not accord oleh keputusan sebelumnya adalah salah
with the values of today’s society or because it karena tidak sesuai dengan nilai-nilai
would now be considered unjust by reference masyarakat saat ini atau karena akan sekarang
to enduring values as now recognised, would dianggap tidak adil dengan mengacu abadi
not be legitimate. The later judges would then nilai-nilai seperti sekarang diakui, akan tidak
be giving effect to their personal and sah. Para hakim kemudian kemudian akan
subjective opinions, as opposed to judicial memberikan efek kepada pendapat pribadi dan
method, if they were to depart from authority subjektif mereka, sebagai lawan metode
for this reason, no matter how correct the peradilan, jika mereka berangkat dari otoritas
reason might be. untuk alasan ini, tidak peduli seberapa benar
So, if we take the rape in marriage case as an alasannya mungkin. Jadi, jika kita mengambil
example and we assume that the House of pemerkosaan dalam kasus perkawinan sebagai
Lords was right, and the High Court was contoh dan kami menganggap bahwa House of
wrong, in holding that the old authorities Lords benar, dan Pengadilan Tinggi salah,
supported the proposition, then the court could dalam memegang bahwa pihak berwenang tua
not overrule the old authorities and would be didukung proposisi, maka pengadilan tidak
bound to affirm them, leaving the legislatures bisa menolak otoritas tua dan akan terikat
to change the law. Yet Lord Evershed untuk menegaskan mereka, meninggalkan
acknowledged many years ago that the House legislatif untuk mengubah hukum. 64 tua dan

43
44

of Lords “on occasions must modify its akan terikat untuk menegaskan mereka,
previous pronouncements when they cease to meninggalkan legislatif untuk mengubah
conform with the social philosophy of the hukum. 64
day”.64 Sulit untuk membayangkan bahwa pengadilan
It is difficult to imagine that any court of final banding akhir hari ini akan berlangganan
appeal today would subscribe to such a pendekatan membatasi tersebut untuk
restrictive approach to departure from keberangkatan dari preseden. Jika pengadilan
precedent. If a court concludes, after menyimpulkan, setelah pertimbangan, bahwa
consideration, that an earlier decision is wrong keputusan sebelumnya yang salah karena
because it is based on values which cannot be didasarkan pada nilai-nilai yang tidak dapat
supported or a wrong assessment of policy didukung atau penilaian yang salah dari
considerations, then it should not stand. The pertimbangan kebijakan, maka tidak harus
precedent itself is necessarily the product of berdiri. Preseden itu sendiri adalah tentu
some policy choice made in the past. produk dari beberapa pilihan kebijakan yang
I repeat what I said on an earlier occasion:65 dibuat di masa lalu. Saya ulangi apa yang saya
“Nothing is more likely to bring about an katakan pada kesempatan sebelumnya: 65
erosion of public confidence in the yang saya katakan pada kesempatan
administration of justice than the continued sebelumnya: 65
adherence by the courts to rules and doctrines “Tidak ada yang lebih mungkin untuk
which are unsound and lead to unjust membawa erosi kepercayaan publik dalam
outcomes.” It is no longer acceptable, if it ever administrasi peradilan dari kepatuhan lanjutan
was, for courts to affirm decisions which are oleh pengadilan untuk aturan dan doktrin-
unsound and unjust, and simply await doktrin yang tidak sehat dan menyebabkan
legislative reform which may come later rather hasil yang tidak adil.” Hal ini tidak lagi dapat
than sooner. The legislatures do not maintain diterima, jika itu pernah ada, untuk pengadilan
an interest in, let alone a continuing menegaskan keputusan yang tidak sehat dan
supervision of, the operation of judge-made tidak adil, dan hanya menunggu reformasi
law. And legislative reform, if it occurs, may legislatif yang mungkin datang kemudian
be confined to some but not all law areas in daripada cepat. DPRD tidak mempertahankan
Australia and may not be uniform. minat dalam, apalagi pengawasan terus,
operasi hukum buatan hakim. Dan reformasi

44
45

Judicial law-making Despite the restraining legislatif, jika terjadi, mungkin terbatas untuk
influence of the doctrine of precedent, no one beberapa tapi tidak semua daerah hukum di
would deny today that judges make law. They Australia dan mungkin tidak seragam.
have been doing so for more than 800 years. Yudisial pembuatan hukum Meskipun
The 40-odd volumes of Halsbury speak pengaruh penahanan dari doktrin preseden,
eloquently on that score. The law of trusts, tidak ada yang menyangkal bahwa hari ini
equity, contract, tort and criminal law rest hakim membuat hukum. Mereka telah
substantially on judge-made law. Judicial law- melakukannya selama lebih dari 800 tahun.
making is an incident of adjudication. In Volume 40-aneh Halsbury berbicara fasih
ascertaining the law to be applied to the case in pada nilai itu. Hukum trust, ekuitas, kontrak,
hand, the judge formulates the applicable kesalahan dan sisanya hukum pidana secara
principle or articulates the interpretation (if a substansial hukum buatan hakim. Peradilan
statutory provision is under consideration). By hukum keputusan adalah insiden ajudikasi.
these means, the judge makes law in the course Dalam memastikan hukum yang akan
of determining the rights in suit. diterapkan untuk kasus di tangan, hakim
merumuskan prinsip yang berlaku atau
mengartikulasikan interpretasi (jika ketentuan
undang-undang dalam pertimbangan). Dengan
cara ini, hakim membuat hukum dalam proses
penentuan hak dalam setelan.
Just as our inability to craft a brightline Sama seperti ketidakmampuan kita untuk
definition of judicial power has created a kerajinan definisi brightline kekuasaan
difficulty in separating judicial power from kehakiman telah menciptakan kesulitan dalam
executive power, so that same inability has memisahkan kekuasaan kehakiman dari
created a like difficulty in distinguishing the kekuasaan eksekutif, sehingga
law-making that judges may undertake ketidakmampuan yang sama telah
legitimately and the law-making that judges menciptakan kesulitan seperti dalam
should leave to the legislatures. The legalists membedakan pembuatan hukum bahwa hakim
drew a distinction between ascertaining the dapat melakukan sah dan hukum-keputusan
law as it is and stating the law as it ought to be yang hakim harus meninggalkan ke legislatif.
with a view to separating the two functions. The legalis menarik perbedaan antara

45
46

Unfortunately the distinction is simplistic. memastikan hukum seperti itu dan menyatakan
Ascertaining the law as it is does not always hukum karena seharusnya dengan maksud
involve ascertainment of something that has a untuk memisahkan dua fungsi. Sayangnya
known existence, except in the sense in which perbedaan adalah sederhana. Memastikan
legalists speak of the principle being notionally hukum seperti itu tidak selalu melibatkan
present and awaiting discovery in the corpus of pemastian sesuatu yang memiliki eksistensi
precedent. yang diketahui, kecuali dalam arti yang legalis
Not infrequently the courts, when stating the berbicara tentang prinsip yang notionally hadir
existing law, acknowledge that it may be dan menunggu penemuan dalam korpus
thought by some to be unsatisfactory but that, preseden.
if it is to be altered, it should be left to the Tak jarang pengadilan, ketika menyatakan
legislature. Breen v Williams,66 a decision on hukum yang ada, mengakui bahwa hal itu
the patient’s right (or lack of it) to access her mungkin dianggap oleh beberapa menjadi
doctor’s notes relating to her condition, was tidak memuaskan tetapi, jika ingin diubah, itu
just such a case. In Breen v Williams, the court harus diserahkan kepada legislatif. Breen v
was not persuaded the principle it applied was beberapa menjadi tidak memuaskan tetapi, jika
wrong, whereas in Mabo (No 2) the majority ingin diubah, itu harus diserahkan kepada
concluded that the old view was wrong. In legislatif. Breen v Williams, 66 keputusan
Woolwich Equitable Building Society v tentang hak pasien (atau kurangnya itu) untuk
Commissioners of Inland Revenue,67 Lord mengakses catatan dokter yang berkaitan
Goff of Chieveley acknowledged that he was Williams, 66 keputusan tentang hak pasien
never quite sure where to locate the boundary (atau kurangnya itu) untuk mengakses catatan
between legitimate judicial development of the dokter yang berkaitan Williams, 66 keputusan
law and legislation. His Lord ship noted that, if tentang hak pasien (atau kurangnya itu) untuk
the boundary were to be too firmly drawn, mengakses catatan dokter yang berkaitan
Donoghue v Stevenson, modern judicial dengan kondisinya, hanya kasus seperti itu. Di
review and Mareva injunctions would not have Breen v Williams, pengadilan tidak dibujuk
come about as they did. prinsip itu diterapkan dengan kondisinya,
When, in a given case, a court applies an hanya kasus seperti itu. Di Breen v Williams,
existing principle of law and says that it will pengadilan tidak dibujuk prinsip itu diterapkan
leave any alteration in that principle to the dengan kondisinya, hanya kasus seperti itu. Di

46
47

legislature, the court is making a value Breen v Williams, pengadilan tidak dibujuk
judgment that change is better left to the prinsip itu diterapkan salah, sedangkan di
legislature.68 There may be any one or more Mabo (No 2) mayoritas menyimpulkan bahwa
of a number of reasons for taking this view. tampilan lama itu salah. Di Komisaris v
The existing principle may be well settled. Woolwich Pemerataan Building Mabo (No 2)
Change may trigger potentially difficult mayoritas menyimpulkan bahwa tampilan
consequences that the court cannot deal with in lama itu salah. Di Komisaris v Woolwich
the frame of a single case. Change may be Pemerataan Building Mabo (No 2) mayoritas
contentious. Change may be better handled by menyimpulkan bahwa tampilan lama itu salah.
the political process or by a law reform Di Komisaris v Woolwich Pemerataan
agency.69 These are policy considerations. Building Society of Inland Revenue, 67 Tuhan
Behind these more specific reasons, lie more Goff dari Chieveley mengakui bahwa ia tidak
general but no less important considerations. pernah cukup yakin di mana untuk Society of
In the areas of law which are largely judge- Inland Revenue, 67 Tuhan Goff dari Chieveley
made, legislatures do not keep the law under mengakui bahwa ia tidak pernah cukup yakin
continuing review. Generally speaking, judge- di mana untuk Society of Inland Revenue, 67
made law does not ignite electoral interest. So Tuhan Goff dari Chieveley mengakui bahwa ia
legislative activity will be confined to a tidak pernah cukup yakin di mana untuk
response to a perceived crisis. The recent menemukan batas antara pengembangan
attempt to reform tort law in consequence of peradilan yang sah dari hukum dan perundang-
insurance problems is an example. Absence of undangan. Kapal Tuhannya mencatat bahwa,
legislative initiatives in areas of judge-made jika batas itu harus terlalu tegas ditarik,
law does not mean that the existing law is Donoghue v Stevenson, judicial review
satisfactory or that the legislatures consider it modern dan Mareva perintah mencatat bahwa,
to be satisfactory.70 jika batas itu harus terlalu tegas ditarik,
On the other hand, change brought about by Donoghue v Stevenson, judicial review
judicial decision may excite criticism that the modern dan Mareva perintah mencatat bahwa,
judges are usurping the role of the legislature. jika batas itu harus terlalu tegas ditarik,
This criticism may have the potential to Donoghue v Stevenson, judicial review
damage public confidence in the court system. modern dan Mareva perintah mencatat bahwa,
The criticism often stems from a jika batas itu harus terlalu tegas ditarik,

47
48

misunderstanding of the judicial function. But Donoghue v Stevenson, judicial review


it is a factor to which attention must be given. modern dan Mareva perintah mencatat bahwa,
Just how one identifies a community jika batas itu harus terlalu tegas ditarik,
consensus in relation to matters of this kind Donoghue v Stevenson, judicial review
remains obscure, yet the Privy Council modern dan Mareva perintah tidak akan terjadi
considered that the High Court was in a better seperti yang mereka lakukan. Ketika, dalam
position to ascertain that consensus than the kasus tertentu, pengadilan berlaku prinsip yang
Privy Council in the days when an appeal lay ada hukum dan mengatakan bahwa hal itu akan
to the Privy Council. meninggalkan perubahan apa pun pada
prinsipnya bahwa untuk legislatif, pengadilan
membuat pertimbangan nilai yang berubah
lebih baik diserahkan kepada legislatif. 68
Mungkin ada salah satu atau lebih dari
membuat pertimbangan nilai yang berubah
lebih baik diserahkan kepada legislatif. 68
Mungkin ada salah satu atau lebih dari
membuat pertimbangan nilai yang berubah
lebih baik diserahkan kepada legislatif. 68
Mungkin ada salah satu atau lebih dari
sejumlah alasan untuk mengambil pandangan
ini. Prinsip yang ada dapat diselesaikan dengan
baik. Perubahan dapat memicu konsekuensi
yang berpotensi sulit bahwa pengadilan tidak
bisa berurusan dengan dalam bingkai kasus
tunggal. Perubahan mungkin diperdebatkan.
Perubahan mungkin lebih baik ditangani oleh
proses politik atau lembaga reformasi hukum.
69 Ini adalah pertimbangan kebijakan. Di balik
alasan-alasan yang lebih spesifik, berbohong
pertimbangan yang hukum. 69 Ini adalah
pertimbangan kebijakan. Di balik alasan-

48
49

alasan yang lebih spesifik, berbohong


pertimbangan yang hukum. 69 Ini adalah
pertimbangan kebijakan. Di balik alasan-
alasan yang lebih spesifik, berbohong
pertimbangan yang lebih umum namun tidak
kalah penting. Di bidang hukum yang sebagian
besar dibuat oleh hakim, legislatif tidak
menjaga hukum dikaji terus. Secara umum,
hukum buatan hakim tidak memicu minat
pemilu. Sehingga kegiatan legislatif akan
terbatas pada respon terhadap krisis yang
dirasakan. Upaya terakhir untuk mereformasi
hukum gugatan akibat dari masalah asuransi
adalah contoh. Tidak adanya inisiatif legislatif
di bidang hukum buatan hakim tidak berarti
bahwa hukum yang ada memuaskan atau
bahwa legislatif mempertimbangkan untuk
menjadi memuaskan. 70 yang ada memuaskan
atau bahwa legislatif mempertimbangkan
untuk menjadi memuaskan. 70
Di sisi lain, perubahan yang dibawa oleh
keputusan pengadilan dapat membangkitkan
kritik bahwa hakim merebut peran legislatif.
Kritik ini mungkin memiliki potensi untuk
merusak kepercayaan publik dalam sistem
pengadilan. Kritik sering berasal dari
kesalahpahaman tentang fungsi peradilan.
Tapi itu adalah faktor yang perhatian harus
diberikan. Hanya bagaimana satu
mengidentifikasi konsensus masyarakat dalam
kaitannya dengan hal-hal semacam ini tetap

49
50

tidak jelas, namun Privy Council menganggap


bahwa Pengadilan Tinggi berada di posisi yang
lebih baik untuk memastikan bahwa konsensus
dari Privy Council di hari-hari ketika banding
berbaring ke Privy Council . 71
The courts, public opinion and public Pengadilan, opini publik dan kepercayaan
confidence in the court system The traditional publik dalam sistem pengadilan Pandangan
view was that the courts took no account of tradisional adalah bahwa pengadilan tidak
public opinion. It was for the courts to apply memperhitungkan opini publik. Itu untuk
the law, however unpopular that might prove pengadilan menerapkan hukum, namun tidak
to be. Although this proposition is true today, populer yang mungkin terbukti menjadi.
it needs to be seen in a wider context. Meskipun proposisi ini benar hari ini, perlu
The rule of law in our community depends dilihat dalam konteks yang lebih luas.
upon the existence of public confidence in the Aturan hukum di masyarakat kita tergantung
administration of justice. Both the rule of law pada keberadaan kepercayaan masyarakat
and public confidence in the court system are terhadap administrasi peradilan. Kedua aturan
closely associated with judicial independence. hukum dan kepercayaan publik terhadap
In earlier times the common law of contempt sistem pengadilan yang terkait erat dengan
protected courts and judges from criticisms independensi peradilan.
which would impair public confidence in the Pada jaman dulu hukum umum dilindungi
courts and judicial independence. The test was penghinaan pengadilan dan hakim dari kritik
whether the publication had a tendency to yang akan merusak kepercayaan publik di
influence the result of pending litigation and, if pengadilan dan kemandirian peradilan. Tes
so, whether it would be likely to influence the adalah apakah publikasi memiliki
result. These days, due partly to the importance kecenderungan untuk mempengaruhi hasil dari
of freedom of expression, courts are reluctant tuntutan hukum dan, jika demikian, apakah itu
to exercise the contempt power. And the akan mungkin mempengaruhi hasilnya. Hari-
present federal Attorney-General has made it hari ini, sebagian karena pentingnya kebebasan
clear that he does not see that it is his berekspresi, lapangan enggan untuk
responsibility to defend the judiciary. The menggunakan kekuasaan penghinaan. Dan
courts are therefore vulnerable to strong sekarang federal yang Jaksa Agung telah

50
51

criticism from the media and politicians. membuat jelas bahwa ia tidak melihat bahwa
Government criticism of the Federal Court’s itu adalah tanggung jawabnya untuk membela
decisions in migration decisions was a notable peradilan. Pengadilan karena itu rentan
example. Other decisions which excited terhadap kritik keras dari media dan politisi.
criticism were Mabo No 2, Dietrich v The kritik pemerintah keputusan Pengadilan
Queen72 and Wik Peoples v Queensland,73 as Federal di keputusan migrasi adalah contoh
were sentencing decisions in other courts, terkenal. keputusan lain yang kritik
which have been casualties in law and order bersemangat berada Mabo No 2, Dietrich v
campaigns conducted by politicians and the keputusan migrasi adalah contoh terkenal.
media. keputusan lain yang kritik bersemangat berada
Strong criticisms of this kind present dangers Mabo No 2, Dietrich v keputusan migrasi
for judicial independence. What is the purpose adalah contoh terkenal. keputusan lain yang
of the criticism? Is it simply to express kritik bersemangat berada Mabo No 2,
legitimate criticism of the decisions? Is it the Dietrich v The Queen 72 dan Wik Masyarakat
sending of a political message to the v Queensland, 73 seperti keputusan hukuman
electorate? Or is it to send a message to the di pengadilan lain, yang telah The Queen 72
judges? We do not know the answer in dan Wik Masyarakat v Queensland, 73 seperti
particular cases. But we do know that the keputusan hukuman di pengadilan lain, yang
criticisms may affect public confidence in the telah The Queen 72 dan Wik Masyarakat v
administration of justice, a matter that has been Queensland, 73 seperti keputusan hukuman di
recognised by the High Court as an important pengadilan lain, yang telah The Queen 72 dan
value or policy consideration of which the Wik Masyarakat v Queensland, 73 seperti
court has taken account from time to time.74 keputusan hukuman di pengadilan lain, yang
So how is a court to respond? The response telah The Queen 72 dan Wik Masyarakat v
must depend upon the circumstances of the Queensland, 73 seperti keputusan hukuman di
particular case. pengadilan lain, yang telah The Queen 72 dan
Although the courts do not take account of Wik Masyarakat v Queensland, 73 seperti
public opinion in relation to the outcome of a keputusan hukuman di pengadilan lain, yang
particular case, in imposing sentences for telah korban dalam kampanye hukum dan
criminal offences they do seek to take account ketertiban yang dilakukan oleh politisi dan
of the community sense of gravity of the class media. kritik yang kuat semacam ini bahaya

51
52

of offence which has been committed. In R v hadir untuk independensi peradilan. Apa
Secretary of State for the Home Department, tujuan dari kritik? Apakah itu hanya untuk
Ex parte Venables and Thompson,75 the mengekspresikan kritik yang sah dari
Home Secretary, in determining the penal keputusan? Apakah pengiriman pesan politik
element in the child murderers’ sentences, had kepada para pemilih? Atau itu untuk mengirim
regard to “the public concern about this pesan ke para hakim? Kami tidak tahu jawaban
case…evidenced by…petitions and dalam kasus-kasus tertentu. Tetapi kita tahu
…correspondence”. The House of Lords held bahwa kritik dapat mempengaruhi
this was a breach of natural justice. Lord Goff kepercayaan masyarakat terhadap administrasi
of Chieveley and Lord Steyn drew a distinction peradilan, suatu hal yang telah diakui oleh
between public concern of a more general Pengadilan Tinggi sebagai nilai penting atau
nature (the prevalence of particular types of pertimbangan kebijakan yang pengadilan telah
offence and the need that those who commit mengambil akun dari waktu ke waktu. 74 Jadi
such offences should be punished) and bagaimana pengadilan untuk merespons?
particular clamour that a particular offender Tanggapan harus mengambil akun dari waktu
should be singled out for punishment.76 ke waktu. 74 Jadi bagaimana pengadilan untuk
As sentencing is an area in which judges come merespons? Tanggapan harus mengambil akun
under constant criticism from politicians, the dari waktu ke waktu. 74 Jadi bagaimana
media and commentators, mainly for being pengadilan untuk merespons? Tanggapan
“soft on crime”, continuing public confidence harus tergantung pada keadaan dari kasus
in the system seems to require that the courts tertentu. Meskipun pengadilan tidak
take some account of community attitudes. mempertimbangkan opini publik dalam
Lord Bingham stated that when differences of kaitannya dengan hasil kasus tertentu, dalam
opinion arise on issues of sentencing between memaksakan hukuman untuk tindak pidana
judges and “an identifiable body of public mereka berusaha untuk mempertimbangkan
opinion”, the judges are bound to consider who rasa komunitas gravitasi dari kelas
is right. Spigelman CJ expressed his agreement pelanggaran yang telah dilakukan. Di v
with this statement.77 A significant disparity berusaha untuk mempertimbangkan rasa
between public opinion and judicial sentencing komunitas gravitasi dari kelas pelanggaran
will eventually throw into doubt the perceived yang telah dilakukan. Di v Sekretaris R Negara
legitimacy of the legal system. Departemen Home, Ex parte Venables dan

52
53

Thompson, 75 Sekretaris Home, dalam


Sekretaris R Negara Departemen Home, Ex
parte Venables dan Thompson, 75 Sekretaris
Home, dalam Sekretaris R Negara Departemen
Home, Ex parte Venables dan Thompson, 75
Sekretaris Home, dalam menentukan unsur
pidana dalam kalimat pembunuh anak, harus
memperhatikan ‘keprihatinan masyarakat
tentang hal ini ... dibuktikan dengan ... petisi
dan ... korespondensi’. The House of Lords
diadakan ini merupakan pelanggaran keadilan
alami. Tuhan Goff dari Chieveley dan Tuhan
Steyn menarik perbedaan antara perhatian
publik yang lebih bersifat umum (prevalensi
jenis tertentu pelanggaran dan kebutuhan yang
mereka yang melakukan tindak pidana tersebut
harus dihukum) dan keributan tertentu bahwa
pelaku tertentu harus dipilih untuk hukuman.
76 harus dipilih untuk hukuman. 76
Sebagai hukuman adalah area di mana hakim
datang di bawah kritik konstan dari politisi,
media dan komentator, terutama untuk
menjadi “lunak terhadap kejahatan”, terus
kepercayaan publik dalam sistem tampaknya
mengharuskan pengadilan mengambil
beberapa akun dari sikap masyarakat. Tuhan
Bingham menyatakan bahwa ketika perbedaan
pendapat muncul di masalah hukuman antara
hakim dan “tubuh diidentifikasi opini publik”,
para hakim terikat untuk mempertimbangkan
siapa yang benar. Spigelman CJ menyatakan

53
54

kesepakatan dengan pernyataan ini. 77 Sebuah


perbedaan yang signifikan antara yang benar.
Spigelman CJ menyatakan kesepakatan
dengan pernyataan ini. 77 Sebuah perbedaan
yang signifikan antara yang benar. Spigelman
CJ menyatakan kesepakatan dengan
pernyataan ini. 77 Sebuah perbedaan yang
signifikan antara opini publik dan hukuman
peradilan akhirnya akan membuang ke dalam
keraguan legitimasi yang dirasakan dari sistem
hukum. Ada sejumlah tak terpikirkan di sini.
Apa yang dimaksud dengan badan yang
signifikan dari opini publik? Bagaimana untuk
dipastikan? Dan bagaimana pandangan
masyarakat tentang hukuman dipastikan?
Adalah hakim untuk menerima pernyataan
pada masalah yang dibuat oleh Menteri yang
bertanggung jawab atau Premier? Ini semua
adalah pertanyaan yang secara langsung
berhubungan dengan kepercayaan masyarakat
terhadap administrasi peradilan, hubungan
antara lembaga peradilan dan cabang lain dari
pemerintah dan independensi peradilan.
Namun kita melihat mereka, pertanyaan-
pertanyaan menyarankan, seperti halnya
fungsi pembuatan hukum dari hakim, bahwa
batas antara hukum dan politik tidak dipotong
begitu jelas seperti yang telah diwakili
menjadi. Situasi yang sama muncul dalam
kaitannya dengan penilaian penghargaan untuk
kerusakan non-berupa uang dalam kasus-kasus

54
55

cedera pribadi. Tuhan Woolf MR di Heil v


penilaian penghargaan untuk kerusakan non-
berupa uang dalam kasus-kasus cedera pribadi.
Tuhan Woolf MR di Heil v Rankin 78
mengatakan bahwa kompensasi “tidak harus
keluar dari sesuai dengan apa yang masyarakat
secara keseluruhan Rankin 78 mengatakan
bahwa kompensasi “tidak harus keluar dari
sesuai dengan apa yang masyarakat secara
keseluruhan Rankin 78 mengatakan bahwa
kompensasi “tidak harus keluar dari sesuai
dengan apa yang masyarakat secara
keseluruhan akan merasakan sebagai akal”. Di
sini sekali lagi, seperti dengan standar dan
nilai-nilai lain, hakim diharapkan untuk
menyuarakan apa yang masyarakat anggap
masuk akal.
There are a number of imponderables here. Pentingnya kepercayaan masyarakat terhadap
What is a significant body of public opinion? administrasi peradilan membuat semua lebih
How is it to be ascertained? And how are the penting bahwa pengadilan harus peduli untuk
views of the public on sentencing to be membuat keputusan yang baik secara legal
ascertained? Are the judges to accept terdengar dan hanya, dan bahwa hakim harus
statements on the issue made by the mengidentifikasi dan membenarkan standar,
responsible Minister or the Premier? These are nilai-nilai dan pertimbangan kebijakan di
all questions which are directly related to mana mereka bergantung . Persyaratan
public confidence in the administration of akuntabilitas, keterbukaan dan transparansi
justice, the relationship between the judiciary memperkuat perlunya pendekatan ini.
and other branches of government and judicial pada gilirannya ini panggilan untuk lebih
independence. However one looks at them, the memperhatikan sarana yang hakim
questions suggest, as does the law-making menginformasikan diri dari hal-hal ini.
function of the judges, that the boundary Masalah-masalah yang dibahas tetapi tidak

55
56

between law and politics is not quite so clear diselesaikan dengan Lizzie Barnes di
cut as it has been represented to be. “Ajudikasi dan Opini Publik”. 79 Masalah-
A similar situation arises in relation to the masalah yang dibahas tetapi tidak diselesaikan
assessment of awards for non-pecuniary dengan Lizzie Barnes di “Ajudikasi dan Opini
damages in personal injury cases. Lord Woolf Publik”. 79
MR in Heil v Rankin78 said that the Tuhan Steyn membuat perbedaan tradisional
compensation “must not be out of accord with antara pandangan subjektif dari hakim dan apa
what society as a whole would perceive as hakim cukup percaya “warga biasa” akan
being reasonable”. Here again, as with other menganggap sebagai hak. 80 Jika perbedaan
standards and values, the judge is expected to diamati, akan ada kasus di mana, percaya
voice what society perceives to be reasonable. “warga biasa” akan menganggap sebagai hak.
The importance of public confidence in the 80 Jika perbedaan diamati, akan ada kasus di
administration of justice makes it all the more mana, percaya “warga biasa” akan
important that courts should be concerned to menganggap sebagai hak. 80 Jika perbedaan
render decisions that are both legally sound diamati, akan ada kasus di mana, karena
and just, and that judges should identify and masyarakat dibagi, mungkin sulit untuk
justify the standards, values and policy mengidentifikasi standar atau nilai yang
considerations on which they rely. The sesuai.
requirements of accountability, openness and Kesimpulan Fakta bahwa publik atau bagian
transparency reinforce the necessity for this penting dari itu mungkin percaya bahwa hakim
approach. tidak atau tidak harus membuat hukum
This in turn calls for closer attention to the meminjamkan beberapa dukungan untuk
means by which judges inform themselves of gagasan, dibahas oleh Tuhan Radcliffe, bahwa
these matters. The problems are discussed but kita harus berhati-hati. Di sisi lain, tugas hakim
not solved by Lizzie Barnes in “Adjudication adalah untuk mengungkapkan sepenuhnya
and Public Opinion”.79 alasan untuk keputusan tersebut. Tugas itu
Lord Steyn made the traditional distinction adalah kewajiban hukum yang diperkuat
between the subjective view of the judge and dengan penekanan modern pada akuntabilitas
what the judge reasonably believes the peradilan, transparansi dan keterbukaan.
“ordinary citizen” would regard as right.80 If Dalam jangka panjang, pameran penuh proses
the distinction is observed, there will be cases penalaran yang mengarah ke keputusan

56
57

where, because the community is divided, it pengadilan kemungkinan untuk


may be difficult to identify an appropriate mempromosikan kepercayaan publik dalam
standard or value. sistem, bahkan jika tidak mengungkapkan
Conclusion The fact that the public or a langkah-langkah dan pertimbangan nilai yang
significant section of it may believe that judges diperdebatkan dan dapat dikritik. Juga,
do not or should not make law lends some
support to the notion, discussed by Lord
Radcliffe, that we should be cautious. On the
other hand, the duty of the judge is to reveal
fully the reasons for the decision. That duty is
a legal duty which is reinforced by the modern
emphasis on judicial accountability,
transparency and openness. In the long run,
full exhibition of the process of reasoning that
leads to a judicial decision is likely to promote
public confidence in the system, even if it does
reveal steps and value judgments which are
debatable and may be criticised. Likewise, full
exhibition of the reasoning may lead to
judgments that are comprehensible because
they relate doctrine to its underlying
foundations rather than simply discuss
complex doctrinal issues without reference to
those foundations.
The paradox of judging? I begin with two Paradoks menilai? Aku mulai dengan dua
propositions. proposisi.
The first proposition is that judges must be Proposisi pertama adalah bahwa hakim harus
impartial. Like the blindfolded figure of memihak. Seperti sosok ditutup matanya dari
Justitia, judges must approach their task with Justitia, hakim harus mendekati tugas mereka
absolute neutrality and objectivity. Cool dengan netralitas mutlak dan objektivitas.
reason, uncontaminated by personal Alasan dingin, tidak Justitia, hakim harus

57
58

commitments, biases and preconceptions, is mendekati tugas mereka dengan netralitas


essential to fair adjudication of the cases that mutlak dan objektivitas. Alasan dingin, tidak
come before them. terkontaminasi oleh komitmen pribadi, bias
The second proposition is that judges are dan prasangka, adalah penting untuk ajudikasi
human beings. As human beings, they do not yang adil dari kasus yang datang sebelum
approach the task of adjudication blindfolded. mereka. Proposisi kedua adalah bahwa hakim
They arrive at the bench already shaped by adalah manusia. Sebagai manusia, mereka
their experiences and by the perspectives of the tidak mendekati tugas ajudikasi mata tertutup.
communities that they come from, and they Mereka tiba di bangku yang sudah dibentuk
possess convictions and prejudices, just like oleh pengalaman mereka dan dengan
everyone else.1 Lord MacMillan emphasised perspektif masyarakat bahwa mereka datang
the importance of acknowledging these dari, dan mereka memiliki keyakinan dan
“attributes of our common humanity” when he prasangka, sama seperti orang lain. 1 Tuhan
wrote:2 “…impartiality is not easy of MacMillan menekankan pentingnya mengakui
attainment. For a judge does not shed the ini “atribut kemanusiaan kita” seperti orang
attributes of common humanity when he lain. 1 Tuhan MacMillan menekankan
assumes the ermine. The ordinary human mind pentingnya mengakui ini “atribut kemanusiaan
is a mass of prepossessions inherited and kita” seperti orang lain. 1 Tuhan MacMillan
acquired, often none the less dangerous menekankan pentingnya mengakui ini “atribut
because unrecognized by their possessor. Few kemanusiaan kita” ketika ia menulis: 2 ketika
minds are as neutral as a sheet of plate glass, ia menulis: 2
and indeed a mind of that quality may actually “... ketidakberpihakan tidak mudah
fail in judicial efficiency, for the warmer tints pencapaian. Untuk hakim tidak menumpahkan
of imagination and sympathy are needed to atribut kemanusiaan umum ketika ia
temper the cold light of reason if human justice menganggap cerpelai itu. Pikiran manusia
is to be done.” Similarly, the great American biasa adalah massa prepossessions diwariskan
judge Jerome Frank wrote:3 “Much harm is dan diperoleh, sering tidak kurang berbahaya
done by the myth that, merely by putting on a karena tidak diakui oleh pemilik mereka.
black robe and taking the oath of office as a Beberapa pikiran adalah sebagai netral sebagai
judge, a man ceases to be human and strips selembar kaca piring, dan memang pikiran dari
kualitas yang dapat benar-benar gagal dalam

58
59

himself of all predilections, becomes a efisiensi peradilan, untuk tints hangat imajinasi
passionless thinking machine.” dan simpati yang diperlukan untuk meredam
cahaya dingin akal jika keadilan manusia yang
harus dilakukan .”Demikian pula, hakim besar
Amerika Jerome Frank menulis: 3 Amerika
Jerome Frank menulis: 3
“Banyak salahnya dilakukan oleh mitos
bahwa, hanya dengan mengenakan jubah
hitam dan mengambil sumpah jabatan sebagai
hakim, seorang pria berhenti menjadi manusia
dan strip dirinya dari semua predilections,
menjadi mesin berpikir gairah.”
These two propositions lead to a paradox. Paradoks menilai? Aku mulai dengan dua
Judges must be impartial. But they are proposisi.
inescapably human, possessed of the loyalties Proposisi pertama adalah bahwa hakim harus
and passions, the convictions and pre- memihak. Seperti sosok ditutup matanya dari
conceptions that are the gifts and afflictions of Justitia, hakim harus mendekati tugas mereka
humanity.4 In this essay, I shall explore the dengan netralitas mutlak dan objektivitas.
apparent paradox between the need for judicial Alasan dingin, tidak Justitia, hakim harus
impartiality and the humanity of judges. I shall mendekati tugas mereka dengan netralitas
suggest that the paradox is more apparent than mutlak dan objektivitas. Alasan dingin, tidak
real. It is only through recognising and terkontaminasi oleh komitmen pribadi, bias
embracing their humanity that judges can dan prasangka, adalah penting untuk ajudikasi
achieve true impartiality. yang adil dari kasus yang datang sebelum
I shall begin by examining what judges do in mereka. Proposisi kedua adalah bahwa hakim
arriving at their decisions,5 to illustrate that adalah manusia. Sebagai manusia, mereka
subjective influences are present at all stages tidak mendekati tugas ajudikasi mata tertutup.
of the judicial decision-making process. I shall Mereka tiba di bangku yang sudah dibentuk
then turn to the question of how judges can oleh pengalaman mereka dan dengan
nevertheless attempt to resolve the difficult perspektif masyarakat bahwa mereka datang
issues they face in an impartial manner. I shall dari, dan mereka memiliki keyakinan dan

59
60

argue that judges must not deny their prasangka, sama seperti orang lain. 1 Tuhan
subjectivity. Rather, they must acknowledge it. MacMillan menekankan pentingnya mengakui
Only when they accept their human ini “atribut kemanusiaan kita” seperti orang
subjectivity will they be in a position to lain. 1 Tuhan MacMillan menekankan
understand how they can achieve the kind of pentingnya mengakui ini “atribut kemanusiaan
impartiality that the task of judging demands. kita” seperti orang lain. 1 Tuhan MacMillan
What judges do Dean Roscoe Pound identified menekankan pentingnya mengakui ini “atribut
four stages in judicial decision-making: 1. kemanusiaan kita” ketika ia menulis: 2 ketika
ascertaining the facts 2. finding the law 3. ia menulis: 2
interpreting the legal materials selected 4. “... ketidakberpihakan tidak mudah
applying the resulting legal precept to the pencapaian. Untuk hakim tidak menumpahkan
cause.6 These four stages reflect the basic atribut kemanusiaan umum ketika ia
mental operations that enter into a judgment. menganggap cerpelai itu. Pikiran manusia
They are not sharply distinct from each other, biasa adalah massa prepossessions diwariskan
but rather overlap. The facts of a case assist the dan diperoleh, sering tidak kurang berbahaya
judge in finding, interpreting and applying the karena tidak diakui oleh pemilik mereka.
law. Likewise, the characterisation of a matter Beberapa pikiran adalah sebagai netral sebagai
as falling within a given field of law and the selembar kaca piring, dan memang pikiran dari
identification of the applicable rule help the kualitas yang dapat benar-benar gagal dalam
judge to identify the facts relevant to the efisiensi peradilan, untuk tints hangat imajinasi
disposition of the case. dan simpati yang diperlukan untuk meredam
At each of these stages of judicial decision- cahaya dingin akal jika keadilan manusia yang
making, impartiality is essential. Yet, at every harus dilakukan .”Demikian pula, hakim besar
stage, the possibility exists that the judge’s Amerika Jerome Frank menulis: 3 Amerika
experience and values may influence the Jerome Frank menulis: 3
outcome. Whom the judge chooses to believe “Banyak salahnya dilakukan oleh mitos
and how the judge selects, defines and applies bahwa, hanya dengan mengenakan jubah
the relevant legal rules are inevitably affected hitam dan mengambil sumpah jabatan sebagai
by the judge’s own experience and beliefs. hakim, seorang pria berhenti menjadi manusia
The obvious fact that judges are human may dan strip dirinya dari semua predilections,
have seemed less problematic when judges menjadi mesin berpikir gairah.”

60
61

were viewed as discovering the law rather than


making it. For years, the declaratory theory of
law held sway among lawyers and judges in
the common law world. Judges, it was said, did
not make law but simply discovered it. Their
judgments declared the law as it had always
existed. Since judges only declared pre-
existing law, their own experiences and values
did not enter into the decision-making process
or the resulting judgment. The personality of
the judge became identified with the office
itself;7 he (for “she” had not yet been
appointed to the bench) became a
personification of the law.
In the first half of the twentieth century, this Pada paruh pertama abad kedua puluh, visi ini
vision of the judicial role was challenged. The peran peradilan ditantang. Realis hukum
legal realists argued that judges make law both berpendapat bahwa hakim membuat hukum
in explicating the common law and in baik dalam memberi penjelasan hukum umum
interpreting legislation. They also asserted that dan dalam menafsirkan undang-undang.
the judge’s experiences, values and ideas were Mereka juga menegaskan bahwa pengalaman,
just as important to judging as his or her legal nilai-nilai dan ide-ide hakim hanya sebagai
education.9 penting untuk menilai pendidikan hukumnya.
The true nature of judging seems to me to lie 9 hukumnya. 9
somewhere between the myths of the Sifat sebenarnya dari penjurian tampaknya
declaratory theory and the model that sees saya untuk berbaring di suatu tempat antara
judicial decision-making as the idiosyncratic mitos dari teori deklaratoir dan model yang
application of personal preferences. While melihat peradilan pengambilan keputusan
judges “make law”, they do so only in a small sebagai aplikasi istimewa dari preferensi
proportion of the cases they decide. Judges do pribadi. Sementara hakim “membuat hukum”,
not make law in every case, or indeed in very mereka melakukannya hanya pada sebagian
many. The existing rules provide the answers kecil dari kasus mereka memutuskan. Hakim

61
62

for the vast majority of cases that come before tidak membuat hukum dalam setiap kasus, atau
the courts. Judges are also constrained by the memang di sangat banyak. Aturan yang ada
cases that come before them and are called on memberikan jawaban untuk sebagian besar
to “legislate” only interstitially,10 to fill gaps kasus yang datang ke pengadilan. Hakim juga
in the law11 and to make rules where a rule dibatasi oleh kasus yang datang sebelum
there must be.12 Moreover, in the limited mereka dan dipanggil untuk “mengatur” hanya
number of cases where judges “make law”, interstisial, 10 untuk mengisi kesenjangan
they operate within the constraint of principles. dalam hukum 11 dan untuk membuat aturan di
Although, subjective forces inevitably exert dipanggil untuk “mengatur” hanya interstisial,
influence, the judge’s decision must be rational 10 untuk mengisi kesenjangan dalam hukum
and supported by reasons; it cannot be 11 dan untuk membuat aturan di dipanggil
arbitrary.13 untuk “mengatur” hanya interstisial, 10 untuk
This said, the judicial role of fact-finding and mengisi kesenjangan dalam hukum 11 dan
fact-weighing, combined with the need to untuk membuat aturan di dipanggil untuk
resolve legal uncertainties when they arise, “mengatur” hanya interstisial, 10 untuk
raises in stark terms the question of whether mengisi kesenjangan dalam hukum 11 dan
human judges can indeed be impartial. The untuk membuat aturan di dipanggil untuk
bromides of judicial rectitude and neutrality do “mengatur” hanya interstisial, 10 untuk
not obviate the hard question: how can judges, mengisi kesenjangan dalam hukum 11 dan
as human beings, be impartial? untuk membuat aturan di mana aturan harus
The answer, I will suggest, lies in two ada. 12 Selain itu, dalam jumlah terbatas kasus
processes, both well known to experienced di mana hakim “membuat hukum”, mereka
judges. The first process is reference to various beroperasi mana aturan harus ada. 12 Selain
guides that direct the judge in correctly itu, dalam jumlah terbatas kasus di mana
identifying and defining legal norms. The hakim “membuat hukum”, mereka beroperasi
second process is the practice of conscious mana aturan harus ada. 12 Selain itu, dalam
objectivity. jumlah terbatas kasus di mana hakim
Guides for judicial decision-making Let me “membuat hukum”, mereka beroperasi dalam
turn first to four sources of guidance for judges kendala prinsip. Meskipun, pasukan subjektif
when they face difficult questions for which pasti memberikan pengaruh, keputusan hakim
there is no single clear and correct answer: ■ harus rasional dan didukung oleh alasan; itu

62
63

historical context ■ current context tidak bisa sembarangan. 13 didukung oleh


■ recognised methods of logical alasan; itu tidak bisa sembarangan. 13
reasoning ■ an appeal to one’s sense of what Ini mengatakan, peran peradilan fakta dan
is just. fakta-beratnya, dikombinasikan dengan
One important source of guidance for judges is kebutuhan untuk mengatasi ketidakpastian
historical context, that is, how the law on a hukum ketika mereka muncul, menimbulkan
certain issue has historically developed. Judges dalam hal mencolok pertanyaan apakah hakim
faced with uncertainty in the law must make a manusia memang bisa tidak memihak.
decision. Usually, two or more solutions are Bromida dari ketulusan peradilan dan
possible. The starting point for judges, in netralitas tidak meniadakan pertanyaan yang
choosing between alternative solutions in hard sulit: bagaimana bisa hakim, sebagai manusia,
cases, is an understanding of the historical tidak memihak? Jawabannya, saya akan
evolution of the law in the area in question. menyarankan, terletak pada dua proses, baik
How has the particular problem developed? dikenal hakim alami. Proses pertama adalah
Which of the proposed solutions best respects referensi ke berbagai panduan yang
the history of the law on the general subject? mengarahkan hakim dengan benar
mengidentifikasi dan mendefinisikan norma
hukum. Proses kedua adalah praktek
objektivitas sadar.
Panduan untuk peradilan pengambilan
keputusan Mari saya berubah pertama yang
empat sumber pedoman bagi hakim ketika
mereka menghadapi pertanyaan sulit yang
tidak ada jawaban yang jelas dan benar
tunggal: ■ konteks historis ■ konteks saat ini ■
metode yang diakui penalaran logis ■ banding
ke rasa seseorang dari apa yang hanya. Salah
satu sumber penting bimbingan bagi para
hakim adalah konteks banding ke rasa
seseorang dari apa yang hanya. Salah satu
sumber penting bimbingan bagi para hakim

63
64

adalah konteks historis, yaitu, bagaimana


undang-undang tentang isu tertentu secara
historis dikembangkan. Hakim dihadapkan
dengan historis, yaitu, bagaimana undang-
undang tentang isu tertentu secara historis
dikembangkan. Hakim dihadapkan dengan
ketidakpastian dalam hukum harus membuat
keputusan. Biasanya, dua atau lebih solusi
yang mungkin. Titik awal untuk hakim, dalam
memilih antara solusi alternatif dalam kasus-
kasus sulit, adalah pemahaman tentang evolusi
sejarah hukum di daerah yang bersangkutan.
Bagaimana masalah tertentu dikembangkan?
Manakah dari solusi yang diusulkan terbaik
menghormati sejarah hukum pada subjek
umum?
A second source of guidance is the current Sumber kedua bimbingan adalah konteks saat
context, namely, the social or economic reality ini, yaitu, realitas sosial atau ekonomi di mana
in which the decision is being made. Judging keputusan sedang Sumber kedua bimbingan
does not simply involve the application of adalah konteks saat ini, yaitu, realitas sosial
abstract principles. A judge’s decision impacts atau ekonomi di mana keputusan sedang
directly and indirectly on peoples’ lives and on Sumber kedua bimbingan adalah konteks saat
the economic, social and constitutional ini, yaitu, realitas sosial atau ekonomi di mana
development of the nation. It follows that a keputusan sedang dibuat. Dilihat tidak hanya
good judge must consider not only the past melibatkan penerapan prinsip-prinsip abstrak.
law, but also the ways in which choosing this dampak keputusan Hakim langsung dan tidak
or that alternative will play out in the real langsung pada kehidupan masyarakat dan pada
world. In analysing the current context, a judge pembangunan ekonomi, sosial dan
relies on expert evidence, experience and konstitusional bangsa. Oleh karena itu hakim
common sense. yang baik harus mempertimbangkan tidak
hanya hukum masa lalu, tetapi juga cara-cara

64
65

A third source of guidance for judges is yang memilih alternatif ini atau yang akan
provided by recognised methods of reasoning, bermain keluar di dunia nyata. Dalam
such as deduction and induction. Deductive menganalisis konteks saat ini, hakim
reasoning helps judges to decide how to apply bergantung pada bukti ahli, pengalaman dan
a general rule in a particular case. Inductive akal sehat. Sumber ketiga bimbingan bagi para
reasoning may assist judges in identifying the hakim disediakan oleh metode yang diakui
appropriate general rule. Often inductive and penalaran, disediakan oleh metode yang diakui
deductive reasoning are used together. Past penalaran,
cases and hypothetical situations are analysed seperti deduksi dan induksi. penalaran deduktif
inductively to test how far a certain norm membantu hakim untuk memutuskan
extends, or ought to extend; the judge then bagaimana menerapkan aturan umum dalam
reasons deductively to apply that norm to the kasus tertentu. penalaran induktif dapat
case at hand. Reasoning by analogy is an membantu hakim dalam mengidentifikasi
indispensable part of both inductive and aturan umum yang sesuai. Seringkali
deductive reasoning. The comparison of like penalaran induktif dan deduktif digunakan
and unlike permits judges to determine the bersama-sama. kasus masa lalu dan situasi
extent of similarity and dissimilarity between hipotetis dianalisis secara induktif untuk
cases for the purpose of induction, and helps menguji seberapa jauh norma tertentu meluas,
the judge to determine whether a case is a atau seharusnya memperpanjang; Hakim
particular instance of a general rule. kemudian beralasan secara deduktif untuk
Finally, the judge facing a difficult problem is menerapkan norma bahwa untuk kasus di
often guided by his or her sense of fairness or tangan. Penalaran dengan analogi merupakan
justice. I refer here not to justice as a general bagian tak terpisahkan dari kedua penalaran
virtue of character, involving a concern with induktif dan deduktif. Perbandingan seperti
the common good — or what Aristotle dan tidak seperti izin hakim untuk menentukan
identified as “general justice”.14 Rather, I tingkat kesamaan dan ketidaksamaan antara
have in mind something closer to Aristotle’s kasus untuk tujuan induksi, dan membantu
concept of “special justice”, which is more hakim untuk menentukan apakah kasus adalah
narrowly focused on the fair and equal contoh khusus dari aturan umum.
treatment of citizens in a just political order. Akhirnya, hakim menghadapi masalah yang
According to Aristotle, “special justice” has sulit sering dipandu oleh nya rasa keadilan atau

65
66

two components. It involves, firstly, a concern keadilan. Saya merujuk ke Akhirnya, hakim
with the fairness of distributions of benefits menghadapi masalah yang sulit sering dipandu
and burdens — or what we now call oleh nya rasa keadilan atau keadilan. Saya
“distributive justice”. And it involves, merujuk ke Akhirnya, hakim menghadapi
secondly, a concern with the rectification of masalah yang sulit sering dipandu oleh nya
rights-violations — or what we now call rasa keadilan atau keadilan. Saya merujuk ke
“corrective justice”. Both of these components sini tidak untuk keadilan sebagai kebajikan
of special justice are of assistance to judges umum karakter, yang melibatkan perhatian
facing difficult cases. Through their dengan kebaikan - atau apa Aristoteles
experience, both legal and non-legal, judges diidentifikasi sebagai “keadilan umum”. 14
come to have a sense of what justice requires Aristoteles diidentifikasi sebagai “keadilan
in a particular case, and they look to this to umum”. 14 Sebaliknya, ada di benak saya
guide their interpretation and application of sesuatu yang lebih dekat dengan konsep
particular legal rules. Aristoteles tentang “keadilan khusus”, yang
Influence of subjective elements The four lebih sempit berfokus pada perlakuan yang adil
guides of historical context, current context, dan setara warga dalam tatanan politik.
methods of logical reasoning and a sense of Menurut Aristoteles, “keadilan khusus”
justice provide invaluable assistance to the memiliki dua komponen. Ini melibatkan,
judge facing lacunae in the law. Yet — and this pertama, perhatian dengan keadilan distribusi
returns me to the theme of this essay — they manfaat dan beban - atau apa yang sekarang
do not ensure that the judge has reasoned in a kita sebut “distributif keadilan”. Dan
manner that is free from partiality and bias. melibatkan, kedua, perhatian dengan
This is because each of the four guides leaves pembetulan hak-pelanggaran - atau apa yang
room for the judge’s decision to be influenced sekarang kita sebut “keadilan korektif”. Kedua
by certain subjective elements. These four komponen ini keadilan khusus adalah bantuan
guides do not function like Turing machines, untuk hakim menghadapi kasus-kasus sulit.
turning out a ready-made answer when Melalui pengalaman mereka, baik hukum dan
provided with certain input. Rather, they non-hukum, hakim datang untuk memiliki rasa
require the judge to use his or her own apa keadilan membutuhkan dalam kasus
judgment at certain crucial stages. And so they tertentu, dan mereka melihat ke ini untuk
open the possibility that the judge will be

66
67

influenced by subjective preferences or biases membimbing interpretasi dan penerapan


in an unacceptable way. aturan hukum tertentu mereka.
The first guide, historical context, may seem to Pengaruh unsur-unsur subjektif Empat
leave little room for the judge’s subjective panduan dari konteks sejarah, konteks saat ini,
preferences. Competent legal scholars, one metode penalaran logis dan rasa keadilan
might think, should be able to agree on the memberikan bantuan berharga bagi hakim
historic evolution of a particular area of the yang dihadapi lacunae dalam hukum. Namun -
law. Yet the matter is not so simple. Often, the dan ini kembali saya dengan tema esai ini -
judge faced with uncertainty in the law will berharga bagi hakim yang dihadapi lacunae
discover that the historical direction of the law dalam hukum. Namun - dan ini kembali saya
is not clear; indeed, it is this lack of clarity that dengan tema esai ini - berharga bagi hakim
often produces the uncertainty. The cases may yang dihadapi lacunae dalam hukum. Namun -
conflict. Some judges may have followed one dan ini kembali saya dengan tema esai ini -
line of authority, while others may have taken mereka tidak menjamin bahwa hakim telah
other paths. The judge seeking direction must beralasan dengan cara yang bebas dari
evaluate the different approaches prior judges keberpihakan dan bias. Hal ini karena masing-
have taken, and must ultimately find reasons masing empat panduan menyisakan ruang
for preferring one over the other or develop a untuk keputusan hakim dipengaruhi oleh
solution that combines elements of both. In unsur-unsur subjektif tertentu. Keempat
doing this, the judge comes face to face with panduan tidak berfungsi seperti mesin Turing,
his or her subjectivity. Instincts, predilections mematikan jawaban siap pakai ketika
and biases may affect the approach the judge diberikan dengan masukan tertentu.
takes, and may make a difference to the Sebaliknya, mereka memerlukan hakim untuk
conclusions the judge ultimately reaches menggunakan penilaian nya sendiri pada tahap
penting tertentu. Dan begitu mereka membuka
kemungkinan bahwa hakim akan dipengaruhi
oleh preferensi atau bias subjektif dengan cara
yang tidak dapat diterima. Panduan pertama,
konteks historis, mungkin preferensi atau bias
subjektif dengan cara yang tidak dapat
diterima. Panduan pertama, konteks historis,

67
68

mungkin preferensi atau bias subjektif dengan


cara yang tidak dapat diterima. Panduan
pertama, konteks historis, mungkin tampaknya
meninggalkan sedikit ruang untuk preferensi
subjektif hakim. sarjana hukum yang
kompeten, yang mungkin berpikir, harus bisa
menyepakati evolusi bersejarah daerah tertentu
hukum. Namun hal ini tidak begitu sederhana.
Seringkali, hakim dihadapkan dengan
ketidakpastian dalam hukum akan menemukan
bahwa arah sejarah hukum tidak jelas;
memang, itu adalah kurangnya kejelasan yang
sering menghasilkan ketidakpastian. Kasus
mungkin bertentangan. Beberapa hakim
mungkin telah mengikuti salah satu garis
wewenang, sementara yang lain mungkin telah
mengambil jalan lain. Hakim arah mencari
harus mengevaluasi pendekatan yang berbeda
hakim sebelum mengambil, dan akhirnya
harus menemukan alasan untuk lebih memilih
salah satu dari yang lain atau mengembangkan
solusi yang menggabungkan unsur-unsur dari
keduanya. Dalam melakukan hal ini, hakim
datang muka dengan muka dengan nya
subjektivitas. Naluri, predilections dan bias
dapat mempengaruhi pendekatan hakim
mengambil, dan dapat membuat perbedaan
untuk kesimpulan hakim akhirnya mencapai.
Panduan kedua, konteks saat mengambil, dan
dapat membuat perbedaan untuk kesimpulan
hakim akhirnya mencapai. Panduan kedua,

68
69

konteks saat ini, juga menyisakan ruang untuk


hakim yang akan dipengaruhi oleh unsur-unsur
subjektif tertentu. Memang, konteks ini, juga
menyisakan ruang untuk hakim yang akan
dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif
tertentu. Memang, konteks saat ini bisa
dibilang berfungsi sebagai panduan hanya
sebatas bahwa hakim terlihat pengetahuan dan
pengalaman tentang sifat manusia pribadi.
Dalam menilai bukti ahli dan keterangan saksi,
misalnya, hakim harus membuat keputusan
tentang kredibilitas dan menarik kesimpulan
dari bukti mereka menerima - dan mereka
tidak bisa melakukan ini tanpa menggambar
pada pengetahuan umum mereka dari perilaku
manusia. Misalnya, pengetahuan bersama
yang orang normal bermaksud konsekuensi
alami dari tindakannya memungkinkan hakim
dan juri untuk menyimpulkan adanya keadaan
mental tertentu dari bukti dari tindakan
terdakwa. 15 Ini adalah akal semata umum.
menyimpulkan adanya keadaan mental
tertentu dari bukti dari tindakan terdakwa. 15
Ini adalah akal semata umum. menyimpulkan
adanya keadaan mental tertentu dari bukti dari
tindakan terdakwa. 15 Ini adalah akal semata
umum. Demikian juga, dalam mengajar juri
pada gagasan keraguan, kami
menggambarkannya sebagai standar
“berdasarkan alasan dan akal sehat”. 16 akal
sehat dan pengalaman juga sangat diperlukan

69
70

dalam proses pencarian fakta peradilan. alasan


dan akal sehat”. 16 akal sehat dan pengalaman
juga sangat diperlukan dalam proses pencarian
fakta peradilan. alasan dan akal sehat”. 16 akal
sehat dan pengalaman juga sangat diperlukan
dalam proses pencarian fakta peradilan.
Sebagai Paccioco dan Struesser menulis, “...
yang Trier fakta berhak untuk menerapkan
akal sehat dan pengalaman manusia dalam
menentukan apakah bukti kredibel dan dalam
memutuskan apa yang digunakan, jika ada,
untuk membuat itu datang ke temuannya
fakta”. 17 Dan itu sangat penting bagi hakim
untuk menerapkan akal sehat dan membuat itu
datang ke temuannya fakta”. 17 Dan itu sangat
penting bagi hakim untuk menerapkan akal
sehat dan membuat itu datang ke temuannya
fakta”. 17 Dan itu sangat penting bagi hakim
untuk menerapkan akal sehat dan pengalaman
manusia ketika menilai efek keputusan
mungkin pada pihak, pada aturan hukum
lainnya dan, lebih umum, pada reputasi sistem
kami keadilan. Namun jika hakim tidak hati-
hati, nya analisis akal sehat dapat dipandu oleh
preferensi pribadi dan prasangka, daripada
pandangan memihak. Juga tidak dapat
panduan ketiga metode yang oleh preferensi
pribadi dan prasangka, daripada pandangan
memihak. Juga tidak dapat panduan ketiga
metode yang diakui penalaran logis -
mencegah hakim dari penalaran dengan cara

70
71

yang merugikan atau parsial. Meskipun posisi


diakui penalaran logis - mencegah hakim dari
penalaran dengan cara yang merugikan atau
parsial. Meskipun posisi istimewa bahwa
argumen logis mengasumsikan dalam
penalaran hukum, juga menyisakan ruang
untuk pengaruh unsur-unsur subjektif. Ini
mungkin benar dalam waktu Shakespeare itu,
setidaknya di sekolah formal pemikiran,
“Alasan dan cinta [terus] sedikit perusahaan
bersama-sama”. 18
The second guide, current context, also leaves Tapi hari ini, sarjana di berbagai bidang
room for the judge to be influenced by certain berpendapat alasan yang tidak fakultas
subjective elements. Indeed, the current terpisah dari emosi, dan mereka menekankan
context can arguably function as a guide only bahwa bahkan latihan yang paling abstrak
to the extent that the judge looks to personal penalaran responsif terhadap emosi kita. 19
knowledge and experience of human nature. In Psikolog mereka menekankan bahwa bahkan
assessing expert evidence and the testimony of latihan yang paling abstrak penalaran responsif
witnesses, for instance, judges must make terhadap emosi kita. 19 Psikolog mereka
decisions about credibility and draw inferences menekankan bahwa bahkan latihan yang
from the evidence they accept — and they paling abstrak penalaran responsif terhadap
cannot do this without drawing on their general emosi kita. 19 Psikolog Bruno Bettelheim
knowledge of human behaviour. For instance, menempatkan ini paling pedih ketika ia
the shared knowledge that a normal person menulis: “Jantung berani harus menyerang
intends the natural consequences of his or her alasan dengan kehangatan hidup sendiri ... Hati
actions allows judges and jurors to infer the kita harus tahu dunia alasan, dan alasan harus
existence of certain mental states from proof of dipandu oleh hati informasi” 20 Hal ini tidak
an accused’s actions.15 This is merely kurang benar dalam domain hukum daripada di
common sense. Likewise, in instructing jurors kehidupan sehari-hari. Di antara informasi” 20
on the notion of reasonable doubt, we describe Hal ini tidak kurang benar dalam domain
it as a standard “based on reason and common hukum daripada di kehidupan sehari-hari. Di

71
72

sense”.16 Common sense and experience are antara informasi” 20 Hal ini tidak kurang benar
also indispensable in the judicial fact-finding dalam domain hukum daripada di kehidupan
process. As Paccioco and Struesser write, sehari-hari. Di antara hakim, “[t] ia penalaran
“…the trier of fact is entitled to apply common proses tidak dapat diisolasi dan mulai bekerja
sense and human experience in determining di sebuah vakum emosional”. 21 Dan hakim,
whether evidence is credible and in deciding “[t] ia penalaran proses tidak dapat diisolasi
what use, if any, to make of it in coming to its dan mulai bekerja di sebuah vakum
finding of fact”.17 And it is essential for judges emosional”. 21 Dan hakim, “[t] ia penalaran
to apply common sense and human experience proses tidak dapat diisolasi dan mulai bekerja
when assessing the effects a decision might di sebuah vakum emosional”. 21 Dan memang,
have on the parties, on other legal rules and, banyak hakim telah mengakui ini. Tuhan
more generally, on the reputation of our system Radcliffe menekankan interpenetrasi akal dan
of justice. Yet if a judge is not careful, his or emosi ketika ia menulis:
her common sense analysis may be guided by
personal preferences and prejudice, rather than
impartial views.
Nor can the third guide — the recognised
methods of logical reasoning — prevent the
judge from reasoning in a manner that is
prejudicial or partial. Despite the privileged
position that logical argument assumes in
judicial reasoning, it too leaves room for the
influence of subjective elements. It may have
been true in Shakespeare’s time that, at least in
the formal schools of thought, “Reason and
love [kept] little company together”.18 But
today, scholars in many fields argue that
reason is not a faculty separate from the
emotions, and they emphasise that even the
most abstract exercises of reasoning are
responsive to our emotions.19 The

72
73

psychologist Bruno Bettelheim put this most


poignantly when he wrote: “The daring heart
must invade reason with its own living warmth
… Our hearts must know the world of reason,
and reason must be guided by an informed
heart.”20 This is no less true in the legal
domain than it is in everyday life. Amongst
judges, “[t]he reasoning process cannot be
isolated and set to work in an emotional
vacuum”.21 And indeed, many judges have
recognised this. Lord Radcliffe emphasised the
interpenetration of reason and the emotions
when he wrote:22
“There was a time…when I believed that a “Ada waktu ... ketika saya percaya bahwa
man possessed a separate intellectual or logical manusia memiliki kekuatan intelektual atau
power, his reasoning faculty, independent of logis terpisah, fakultas alasannya, independen
his other powers or his dispositions, and that it dari kekuasaan lain atau disposisi, dan bahwa
was his highest duty as a man to accord pre- itu adalah tugasnya tertinggi sebagai manusia
eminence to that power…That belief has not untuk sesuai keunggulan itu kekuatan ...
persisted with me. It seems to me that thinking keyakinan itu telah tidak bertahan dengan
is a function of the whole of one’s personality, saya. Sepertinya saya berpikir bahwa adalah
with all the interplay of emotions and fungsi dari seluruh kepribadian seseorang,
experiences that in time claim and receive dengan semua interaksi emosi dan pengalaman
recognition from one’s reason; so that reason yang dalam waktu klaim dan menerima
either becomes a term so comprehensive that it pengakuan dari alasan seseorang; sehingga
embraces everything that conditions one’s alasan baik menjadi istilah begitu
thought, or else remains an isolated analytic or komprehensif yang mencakup segala sesuatu
deductive faculty which does not in practice yang pemikiran kondisi seseorang, atau yang
determine by any means all one’s opinions or lain tetap analitik terisolasi atau fakultas
views.” Justice Michael Kirby of the High deduktif yang tidak dalam praktek menentukan
Court of Australia expressed a similar view

73
74

when he wrote:23 “Decision-making, in any dengan cara apapun semua pendapat seseorang
circumstances, is a complex function atau pandangan.”
combining logic and emotion, rational Keadilan Michael Kirby dari Pengadilan
application of intelligence and reason, intuitive Tinggi Australia menyatakan pandangan
responses to experience, as well as serupa ketika ia menulis: 23 Keadilan Michael
physiological and psychological forces of Kirby dari Pengadilan Tinggi Australia
which the decision-maker may be only partly menyatakan pandangan serupa ketika ia
aware.” menulis: 23
Reasoning by analogy, in particular, is not a “Pengambilan keputusan, dalam keadaan
value-free exercise.24 A determination is apapun, adalah fungsi kompleks
required as to the requisite degree of similarity menggabungkan logika dan emosi, aplikasi
that justifies treating different cases as rasional kecerdasan dan akal, tanggapan
instances of the same rule. There is, however, intuitif untuk pengalaman, serta pasukan
no fixed rule that logically supplies this fisiologis dan psikologis yang pengambil
determination.25 Judges must rely on other keputusan mungkin hanya sebagian sadar.”
sources of knowledge, such as shared penalaran dengan analogi, khususnya, bukan
knowledge or expert opinion, in deciding latihan bebas nilai. 24 Sebuah tekad diperlukan
whether the similarity between two or more untuk syarat tingkat kemiripan yang
matters is greater than the difference.26 membenarkan bukan latihan bebas nilai. 24
So it seems clear that the judge using the tools Sebuah tekad diperlukan untuk syarat tingkat
of legal reasoning is not engaging in a purely kemiripan yang membenarkan bukan latihan
abstract analytical exercise, into which no bebas nilai. 24 Sebuah tekad diperlukan untuk
subjective elements can enter. The tools of syarat tingkat kemiripan yang membenarkan
logical deduction, induction and analogy mengobati kasus yang berbeda sebagai contoh
engage the entirety of the judge’s faculties, aturan yang sama. Ada, bagaimanapun, tidak
including his or her values, beliefs and ada aturan baku yang logis memasok
preconceptions. penentuan ini. 25 Hakim harus bergantung
This leaves the fourth of the guides I pada sumber-sumber pengetahuan, seperti
mentioned above, the judge’s sense of justice. yang logis memasok penentuan ini. 25 Hakim
We should not underestimate the degree of harus bergantung pada sumber-sumber
social consensus that can often be found on pengetahuan, seperti yang logis memasok

74
75

whether a particular outcome is “just” or penentuan ini. 25 Hakim harus bergantung


“fair”. Nevertheless, the fact remains that in pada sumber-sumber pengetahuan, seperti
complex situations where conflicting values pengetahuan bersama atau pendapat ahli,
are involved, what is just may be far from dalam memutuskan apakah kesamaan antara
clear. One’s view of justice may vary dua atau lebih hal-hal lebih besar dari
depending on the weight one assigns to perbedaan. 26 lebih besar dari perbedaan. 26
different factors. And the weight one assigns to Jadi tampak jelas bahwa hakim menggunakan
different factors often depends, at least in part, alat penalaran hukum tidak terlibat dalam
on one’s own values, and on which other latihan analitis abstrak murni, di mana tidak
individuals’ or groups’ perspectives one is ada unsur subjektif bisa masuk. Alat deduksi
acquainted with. logis, induksi dan analogi melibatkan
We thus arrive at this conclusion. Judges keseluruhan fakultas hakim, termasuk nilai-
deciding facts and difficult issues of law can nilai nya, keyakinan dan prasangka. Ini
find assistance in the recognised guides to meninggalkan keempat dari panduan yang
resolving the problem before them. They saya sebutkan di atas, rasa hakim keadilan.
should look at the historical context of the law. Kami tidak boleh meremehkan tingkat
They should look at the current context of the konsensus sosial yang sering bisa saya
problem and how a particular solution will sebutkan di atas, rasa hakim keadilan. Kami
impact on the lives of men, women and tidak boleh meremehkan tingkat konsensus
children, and the collective well-being of the sosial yang sering bisa saya sebutkan di atas,
community, the nation and the global rasa hakim keadilan. Kami tidak boleh
community. They should ensure that their meremehkan tingkat konsensus sosial yang
reasoning processes are valid, and they must sering bisa ditemukan pada apakah hasil
end by asking themselves whether the decision tertentu adalah “hanya” atau “adil”. Namun
they propose to make is just and fair. But while demikian, faktanya tetap bahwa dalam situasi
these steps will ensure that all aspects of the yang kompleks di mana nilai-nilai yang saling
problem are considered, they do not guarantee bertentangan yang terlibat, apa hanya mungkin
freedom from subjectivity. To attain true jauh dari jelas. pandangan seseorang tentang
impartiality, the judge must look further. keadilan dapat bervariasi, tergantung pada
berat satu menugaskan faktor yang berbeda.
Dan berat satu menugaskan faktor yang

75
76

berbeda sering tergantung, setidaknya


sebagian, pada nilai-nilai sendiri, dan di mana
orang lain atau kelompok perspektif seseorang
berkenalan dengan.
Dengan demikian kita sampai pada
kesimpulan ini. Hakim memutuskan fakta dan
masalah yang sulit hukum dapat menemukan
bantuan dalam panduan diakui menyelesaikan
masalah sebelum mereka. Mereka harus
melihat konteks sejarah hukum. Mereka harus
melihat konteks saat ini masalah dan
bagaimana solusi tertentu akan berdampak
pada kehidupan pria, wanita dan anak-anak,
dan kolektif kesejahteraan masyarakat, bangsa
dan komunitas global. Mereka harus
memastikan bahwa proses penalaran mereka
adalah valid, dan mereka harus berakhir
dengan bertanya pada diri sendiri apakah
keputusan mereka mengusulkan untuk
membuat hanya dan adil. Tapi sementara
langkah-langkah ini akan memastikan bahwa
semua aspek dari masalah dianggap, mereka
tidak menjamin kebebasan dari subjektivitas.
Untuk mencapai ketidakberpihakan benar,
hakim harus melihat lebih jauh.
The practice of conscious objectivity In my Praktek objektivitas sadar Dalam pandangan
view, it is only by deliberately setting out to saya, hanya dengan sengaja berangkat untuk
practise what I call “conscious objectivity” that mempraktekkan apa yang saya sebut
the judge can ensure that he or she has “objektivitas sadar” bahwa hakim dapat
minimised the dangers of unrecognised memastikan bahwa dia telah meminimalkan
prejudice and bias. The practice of conscious bahaya prasangka yang belum diakui dan bias.

76
77

objectivity requires us to recognise certain Praktek objektivitas sadar mengharuskan kita


truths and to adopt certain attitudes. I shall now untuk mengakui kebenaran tertentu dan untuk
discuss what some of these attitudes seem to mengadopsi sikap tertentu. Sekarang saya akan
me to involve. membahas apa yang beberapa dari sikap ini
We must, firstly, recognise that judges, like all tampaknya saya untuk melibatkan.
human beings, possess personal preferences Kita harus, pertama, mengakui bahwa hakim,
and predispositions which have the potential to seperti semua manusia, memiliki preferensi
skew the judging process and create injustice. pribadi dan kecenderungan yang memiliki
Our review of the tools of legal reasoning and potensi untuk membelokkan proses penjurian
their use in the process of judging has shown dan menciptakan ketidakadilan. review kami
us that certain subjective influences — dari alat penalaran hukum dan penggunaannya
including general beliefs about the world and dalam proses penjurian telah menunjukkan
about human nature, a wide range of emotions, kepada kita pengaruh subjektif yang tertentu -
and a sense of justice — are an inescapable part termasuk keyakinan umum tentang dunia dan
of judicial decision-making. Along with the tentang sifat manusia, berbagai emosi, dan rasa
need for judges to rely upon these subjective keadilan - adalah tak terhindarkan bagian dari
elements comes the risk that certain peradilan pengambilan keputusan. Seiring
unacceptable subjective elements, such as dengan kebutuhan hakim mengandalkan
prejudices and biases, will enter into the unsur-unsur subjektif datang risiko yang
decision-making process. Judges are not social tertentu tidak dapat diterima unsur subjektif,
or political eunuchs.27 They are individuals seperti prasangka mengandalkan unsur-unsur
with their own identities, cultural subjektif datang risiko yang tertentu tidak
backgrounds, gender, race, religion, sexual dapat diterima unsur subjektif, seperti
orientation and political beliefs. All these prasangka mengandalkan unsur-unsur
inform the judge’s experiences and the way the subjektif datang risiko yang tertentu tidak
judge sees the world; and all of these open the dapat diterima unsur subjektif, seperti
possibility that the judge’s reasoning or prasangka dan bias, akan masuk ke dalam
decision will be based on an illicit proses pengambilan keputusan. Hakim tidak
consideration. As Justice Frank noted:28 “We kasim sosial atau politik. 27 Mereka adalah
are born with predispositions; and the process dan bias, akan masuk ke dalam proses
of education, formal and informal, creates pengambilan keputusan. Hakim tidak kasim

77
78

attitudes in all men which affect them in sosial atau politik. 27 Mereka adalah dan bias,
judging situations, attitudes which precede akan masuk ke dalam proses pengambilan
reasoning in particular instances and which, keputusan. Hakim tidak kasim sosial atau
therefore, by definition, are prejudices…every politik. 27 Mereka adalah individu dengan
judge…unavoidably has many idiosyncratic identitas mereka sendiri, latar belakang
‘learnings of the mind,’ uniquely personal budaya, jenis kelamin, ras, agama, orientasi
prejudices, which may interfere with his seksual dan keyakinan politik. Semua ini
fairness at trial.” Or as Lord MacMillan menginformasikan pengalaman hakim dan
stated:29 “[A judge] must purge his mind not cara hakim melihat dunia; dan semua ini
only of partiality to persons, but of partiality to membuka kemungkinan bahwa penalaran
arguments, a much more subtle matter, for hakim atau keputusan akan didasarkan pada
every legal mind is apt to have an innate pertimbangan terlarang. Sebagai Justice Frank
susceptibility to particular classes of mencatat: 28 Sebagai Justice Frank mencatat:
argument.” 28
Does the fact that all legal minds are subject to “Kita dilahirkan dengan kecenderungan; dan
innate susceptibilities and prejudices, or the proses pendidikan, formal dan informal,
fact that the four guides to legal reasoning each menciptakan sikap di semua pria yang
leave room for subjective elements, imply that mempengaruhi mereka dalam menilai situasi,
judicial impartiality is impossible? I think not. sikap yang mendahului penalaran dalam kasus
It may suggest that neutrality, or the absence of tertentu dan yang, oleh karena itu, menurut
any subjective element, is impossible. But in definisi, adalah prasangka ... setiap hakim ...
my view, we need to distinguish neutrality mau tidak mau memiliki banyak 'pembelajaran
from impartiality.30 Impartiality does not, like istimewa dari . pikiran,' prasangka pribadi
neutrality, require judges to rise above all yang unik, yang dapat mengganggu
values and perspectives. Rather, it requires keadilannya di persidangan”Atau sebagai
judges to try, as far as they can, to open Tuhan MacMillan menyatakan: 29
themselves to all perspectives. keadilannya di persidangan”Atau sebagai
This distinction between neutrality and Tuhan MacMillan menyatakan: 29
impartiality is a crucial one, and so is worth “[Seorang hakim] harus membersihkan
exploring in some detail. “Neutrality”, in the pikirannya tidak hanya memihak kepada
sense that I am concerned with, requires the orang, tetapi memihak kepada argumen, soal

78
79

absence of all preconceptions and personal jauh lebih halus, untuk setiap pikiran hukum
preferences. It can best be understood in terms cenderung memiliki kerentanan bawaan untuk
of the metaphor of the blank slate — the tabula kelas tertentu argumen.” Apakah fakta bahwa
rasa. “Impartiality”, by contrast, describes the semua pikiran hukum tunduk pada kerentanan
ability to raise above the flurry of conflicting bawaan dan prasangka, atau fakta bahwa
views, and to judge a matter fairly, taking into empat panduan untuk pertimbangan hukum
account all of the perspectives engaged. setiap kamar cuti untuk elemen subjektif,
Neutrality requires an empty mind. But menyiratkan bahwa ketidakberpihakan
impartiality requires an open mind, which is peradilan tidak mungkin? Saya pikir tidak. Ini
different. Impartiality lies not in mungkin menyarankan netralitas itu, atau tidak
adanya unsur subjektif, adalah mustahil. Tapi
dalam pandangan saya, kita perlu
membedakan kenetralan dari keadilan. 30
Ketidakberpihakan tidak, seperti mustahil.
Tapi dalam pandangan saya, kita perlu
membedakan kenetralan dari keadilan. 30
Ketidakberpihakan tidak, seperti mustahil.
Tapi dalam pandangan saya, kita perlu
membedakan kenetralan dari keadilan. 30
Ketidakberpihakan tidak, seperti mustahil.
Tapi dalam pandangan saya, kita perlu
membedakan kenetralan dari keadilan. 30
Ketidakberpihakan tidak, seperti mustahil.
Tapi dalam pandangan saya, kita perlu
membedakan kenetralan dari keadilan. 30
Ketidakberpihakan tidak, seperti mustahil.
Tapi dalam pandangan saya, kita perlu
membedakan kenetralan dari keadilan. 30
Ketidakberpihakan tidak, seperti netralitas,
memerlukan hakim untuk naik di atas semua
nilai dan perspektif. Sebaliknya, itu

79
80

memerlukan hakim untuk mencoba, sejauh


mereka bisa, untuk membuka diri untuk semua
perspektif. mencoba, sejauh mereka bisa,
untuk membuka diri untuk semua perspektif.
mencoba, sejauh mereka bisa, untuk membuka
diri untuk semua perspektif.
perbedaan antara netralitas dan
ketidakberpihakan adalah salah satu yang
sangat penting, dan begitu juga perlu ditelusuri
dalam beberapa detail. “Netralitas”, dalam arti
bahwa saya prihatin dengan, membutuhkan
adanya semua prasangka dan preferensi
pribadi. Ini dapat dipahami dalam hal metafora
dari batu tulis kosong - yang tabula rasa.
“Ketidakberpihakan”, sebaliknya, pribadi. Ini
dapat dipahami dalam hal metafora dari batu
tulis kosong - yang tabula rasa.
“Ketidakberpihakan”, sebaliknya, pribadi. Ini
dapat dipahami dalam hal metafora dari batu
tulis kosong - yang tabula rasa.
“Ketidakberpihakan”, sebaliknya,
menggambarkan kemampuan untuk
menaikkan atas kesibukan pandangan yang
saling bertentangan, dan untuk menilai materi
yang cukup, dengan mempertimbangkan
semua perspektif terlibat. Netralitas
membutuhkan pikiran yang kosong. Tapi
ketidakberpihakan membutuhkan pikiran yang
terbuka, yang berbeda. Ketidakberpihakan
tidak terletak pada

80
81

the absence of preconceptions and opinions but idak adanya prasangka dan opini tetapi dalam
in the capacity to entertain and act on a number kapasitas untuk menghibur dan bertindak atas
of different points of view.31 And this sejumlah titik pandang yang berbeda. 31 Dan
capacity, far from requiring a mind that is a kapasitas ini, jauh dari yang membutuhkan
tabula rasa, in fact demands a mind that is pikiran yang merupakan tabula rasa,
vigorously engaged with particular sebenarnya menuntut berbeda. 31 Dan
perspectives and capable of imagining itself kapasitas ini, jauh dari yang membutuhkan
into a variety of other perspectives. pikiran yang merupakan tabula rasa,
This conception of impartiality differs sebenarnya menuntut berbeda. 31 Dan
strongly, both in the metaphors it employs and kapasitas ini, jauh dari yang membutuhkan
in the processes of reasoning it envisions, from pikiran yang merupakan tabula rasa,
a view of impartiality commonly discussed in sebenarnya menuntut berbeda. 31 Dan
philosophical circles — namely, the view kapasitas ini, jauh dari yang membutuhkan
developed by Thomas Nagel.32 Nagel sees pikiran yang merupakan tabula rasa,
impartiality as being achieved through a sebenarnya menuntut berbeda. 31 Dan
process of stepping back from one’s own kapasitas ini, jauh dari yang membutuhkan
motives to occupy an impersonal point of view pikiran yang merupakan tabula rasa,
— as he puts it, a “view of the world from sebenarnya menuntut pikiran yang penuh
nowhere within it”. While the impartial judge semangat terlibat dengan perspektif tertentu
must step back from her own motives, she dan mampu membayangkan dirinya menjadi
cannot escape engagement with particular berbagai perspektif lainnya. Konsepsi ini
perspectives within the world. To adjudicate ketidakberpihakan berbeda dengan kuat, baik
impartially is to adjudicate using reasons and dalam metafora itu mempekerjakan dan dalam
principles that all of the parties could accept as proses penalaran itu membayangkan, dari
fair, from within their different perspectives. pandangan ketidakberpihakan umum dibahas
This requires, not a detachment from the di kalangan filsafat - yaitu, pandangan yang
reasons or values that appear to us from dikembangkan oleh Thomas Nagel. 32 Nagel
particular perspectives, but an ability to melihat ketidakberpihakan sebagai yang
imagine them all, in their full particularity. dicapai melalui pandangan yang
Given that judges are human beings, and that, dikembangkan oleh Thomas Nagel. 32 Nagel
as I have argued, their human subjectivity melihat ketidakberpihakan sebagai yang

81
82

infuses all steps of the judging process, dicapai melalui pandangan yang
neutrality is not a viable ideal for judges. dikembangkan oleh Thomas Nagel. 32 Nagel
Judges can never be neutral. They cannot hope melihat ketidakberpihakan sebagai yang
to erase the particular amalgam of experience, dicapai melalui proses melangkah kembali dari
learning and judgment that defines them as seseorang motif sendiri untuk menempati titik
human beings. Indeed, we would not want impersonal pandang - seperti yang ia katakan,
them to do so if they could. For as we have “pandangan dunia dari mana di dalamnya”.
seen, it is precisely this amalgam of Sementara hakim yang tidak memihak harus
experience, learning and judgment that fits mundur dari motif sendiri, dia tidak bisa lepas
them for the task of adjudicating disputes in a keterlibatan dengan perspektif tertentu dalam
manner that is fair and wise. dunia. Untuk mengadili memihak adalah untuk
Judges can, however, be impartial. For mengadili menggunakan alasan dan prinsip-
impartiality does not require that we adopt a prinsip bahwa semua pihak bisa menerima
“view from nowhere”. On the contrary, it relies sebagai adil, dari dalam perspektif mengadili
on our close connection with the community in menggunakan alasan dan prinsip-prinsip
which we judge and its core values. It requires bahwa semua pihak bisa menerima sebagai
us to cultivate detachment only in the sense adil, dari dalam perspektif mengadili
that we must try always to increase our menggunakan alasan dan prinsip-prinsip
awareness of our own preconceptions, and to bahwa semua pihak bisa menerima sebagai
see that our minds are open to other adil, dari dalam perspektif yang berbeda
perspectives and amenable to persuasion. mereka. Hal ini memerlukan, tidak lepas dari
I have now suggested that the first step in the alasan atau nilai-nilai yang muncul kepada kita
practice of conscious objectivity is to dari perspektif tertentu, tetapi kemampuan
recognise that one brings certain untuk membayangkan mereka semua, dalam
predispositions to a case and cannot hope to partikularitas penuh mereka.
approach the case with an “empty mind”. Mengingat bahwa hakim adalah manusia, dan
Judges must reject the ideal of neutrality and bahwa, seperti yang telah saya berpendapat,
embrace the different ideal of impartiality. subjektivitas manusia mereka menanamkan
The next step in the practice of conscious semua langkah dari proses penjurian, netralitas
objectivity is to identify the particular tidak ideal yang layak bagi para hakim. Hakim
predispositions that may prevent one from tidak pernah bisa netral. Mereka tidak bisa

82
83

achieving impartiality. Many of a judge’s berharap untuk menghapus amalgam tertentu


predispositions are valuable — for instance, pengalaman, belajar dan penilaian yang
predispositions to fairness, equality, and mendefinisikan mereka sebagai manusia.
protection of the weak and vulnerable. These Memang, kita tidak ingin mereka untuk
are recognised by the law and hence should be melakukannya jika mereka bisa. Karena
retained. As Justice Scalia pointed out in seperti yang telah kita lihat, justru amalgam ini
Liteky v US, some types of bias are useful:33 pengalaman, belajar dan penilaian yang sesuai
“Not all unfavorable disposition toward an mereka untuk tugas mengadili sengketa
individual (or his case) is properly described dengan cara yang adil dan bijaksana.
by [the] terms [bias or prejudice]. One would Hakim bisa, bagaimanapun, tidak memihak.
not say, for example, that world opinion is Untuk memihak tidak mengharuskan kita
biased or prejudiced against Adolf Hitler. The mengadopsi “pemandangan dari mana-mana”.
words connote a favorable or unfavorable Sebaliknya, hal itu bergantung pada hubungan
disposition or opinion that is somehow dekat kami dengan masyarakat di mana kita
wrongful or inappropriate, either because it is menilai dan nilai-nilai inti. Hal ini
undeserved or because it rests upon knowledge mengharuskan kita untuk menumbuhkan
that the subject ought not to possess (for detasemen hanya dalam arti bahwa kita harus
example, a selalu mencoba untuk meningkatkan
kesadaran kita prasangka kita sendiri, dan
melihat bahwa pikiran kita terbuka untuk
perspektif lain dan setuju untuk persuasi. Saya
sekarang telah menyarankan bahwa langkah
pertama dalam praktek objektivitas sadar
adalah untuk mengenali salah satu yang
membawa kecenderungan tertentu untuk
sebuah kasus dan tidak bisa berharap untuk
mendekati kasus ini dengan “pikiran kosong”.
Hakim harus menolak ideal netralitas dan
merangkul ideal yang berbeda dari
ketidakberpihakan.

83
84

Langkah berikutnya dalam praktek


objektivitas sadar adalah untuk
mengidentifikasi kecenderungan tertentu yang
dapat mencegah satu dari mencapai
ketidakberpihakan. Banyak dari
kecenderungan hakim yang berharga -
misalnya, kecenderungan untuk keadilan,
kesetaraan, dan perlindungan yang lemah dan
rentan. Ini diakui oleh hukum dan karenanya
harus dipertahankan. Sebagai Hakim Scalia
menunjukkan di Liteky v AS, beberapa jenis
hukum dan karenanya harus dipertahankan.
Sebagai Hakim Scalia menunjukkan di Liteky
v AS, beberapa jenis hukum dan karenanya
harus dipertahankan. Sebagai Hakim Scalia
menunjukkan di Liteky v AS, beberapa jenis
bias berguna: 33 bias berguna: 33
“Tidak semua disposisi yang tidak
menguntungkan terhadap seorang individu
(atau kasusnya) benar dijelaskan oleh [yang]
istilah [Bias atau prasangka]. Satu tidak akan
mengatakan, misalnya, bahwa opini dunia bias
atau berprasangka buruk terhadap Adolf
Hitler. Kata-kata berkonotasi disposisi
menguntungkan atau tidak menguntungkan
atau pendapat yang entah bagaimana salah atau
tidak pantas, baik karena tidak layak atau
karena bersandar pada pengetahuan bahwa
subjek seharusnya tidak memiliki (misalnya,
criminal juror who has been biased or juri pidana yang telah bias atau berprasangka
prejudiced by receipt of inadmissible evidence oleh penerimaan bukti dapat diterima

84
85

concerning the defendant’s prior criminal mengenai kegiatan kriminal sebelum


activities), or because it is excessive in degree terdakwa), atau karena berlebihan dalam
(for example, a criminal juror who is so derajat (misalnya, juri penjahat yang begitu
inflamed by properly admitted evidence of a meradang oleh bukti mengaku benar dari
defendant’s prior criminal activities that he kegiatan kriminal sebelum terdakwa yang ia
will vote guilty regardless of the facts).” akan memilih bersalah terlepas dari fakta).”
Hence, while the judge must ensure that Oleh karena itu, sementara hakim harus
inappropriate preconceptions are removed memastikan bahwa prasangka yang tidak
from the process, the judge need not — and pantas dikeluarkan dari proses tersebut, hakim
indeed, should not — bracket these with the tidak perlu - dan memang, tidak harus - braket
many legitimate preconceptions that will help ini dengan banyak prasangka yang sah yang
in deciding the case. As was stated in R v S akan membantu dalam memutuskan kasus ini.
(RD):34 “[it is]...inevitable and appropriate Seperti yang dinyatakan dalam R v S (RD):
that the differing experiences of judges assist 34memutuskan kasus ini. Seperti yang
them in their decision-making process and will dinyatakan dalam R v S (RD): 34memutuskan
be reflected in their judgments, so long as those kasus ini. Seperti yang dinyatakan dalam R v S
experiences are relevant to the cases, are not (RD): 34
based on inappropriate stereotypes, and do not “[Itu] ... tak terelakkan dan tepat bahwa
prevent a fair and just determination of the pengalaman berbeda dari hakim membantu
cases based on the facts in evidence.” mereka dalam proses pengambilan keputusan
Values and principles entrenched in our legal mereka dan akan tercermin dalam penilaian
system, such as equality or the presumption of mereka, asalkan pengalaman-pengalaman
innocence, do not prevent a judge from being yang relevan dengan kasus, tidak didasarkan
impartial. A “bias against bias”,35 for pada tidak pantas stereotip , dan tidak
example, is not a judicial bane but a boon. mencegah tekad yang adil dari kasus
Predispositions that reflect the rule of law and berdasarkan fakta di bukti.”Nilai dan prinsip-
justice are not wrongful or inappropriate; prinsip bercokol dalam sistem hukum kita,
indeed, they assist the judge in applying the seperti kesetaraan atau praduga tak bersalah,
law impartially. tidak mencegah hakim dari yang memihak.
On the other hand, preconceptions that run Sebuah “bias terhadap Bias”, 35 kesetaraan
counter to the law and fair legal process must atau praduga tak bersalah, tidak mencegah

85
86

be rejected. Judges, despite their efforts, may hakim dari yang memihak. Sebuah “bias
harbour unidentified biases against people of terhadap Bias”, 35 misalnya, bukanlah
particular races, classes or genders. They may kutukan peradilan tapi anugerah.
have unwittingly bought into generalisations Kecenderungan yang mencerminkan aturan
that people of a certain class, race or gender are hukum dan keadilan tidak salah atau tidak
likely to act in a certain way — what we call pantas; memang, mereka membantu hakim
stereotypes. Or they may have accepted views dalam menerapkan hukum tidak memihak.
about the way the world, and hence the law, Di sisi lain, prasangka yang bertentangan
should evolve — views that may not be dengan hukum dan proses hukum yang adil
compelled by or reflected in the law. These harus ditolak. Hakim, meskipun upaya mereka,
preconceptions find no place in good judging. mungkin pelabuhan bias tak dikenal terhadap
Eliminating them is not easy. Indeed, it is orang-orang dari ras tertentu, kelas atau jenis
perhaps the greatest difficulty judges face. kelamin. Mereka mungkin telah sengaja
I have suggested that the practice of conscious membeli ke generalisasi bahwa orang-orang
objectivity requires: ■ recognising that one dari kelas tertentu, ras atau jenis kelamin
does not bring a neutral, empty mind to the cenderung bertindak dengan cara tertentu - apa
process of judging ■ identifying one’s yang kita sebut stereotip. Atau mereka
preconceptions ■ attempting to eliminate mungkin telah menerima pandangan tentang
illegitimate preconceptions from one’s cara dunia, dan karenanya hukum, harus
reasoning. These goals are easily stated. Their berkembang - pandangan yang mungkin tidak
actual attainment, however, is much more dipaksa oleh atau tercermin dalam hukum.
difficult. It requires constant attention to the prasangka ini menemukan tempat dalam
processes involved in rendering a particular menilai baik. Menghilangkan mereka tidak
factual or legal conclusion. And it requires that mudah. Memang, mungkin adalah kesulitan
the judge cultivate certain attitudes and terbesar menghadapi hakim. Saya telah
dispositions — in particular, introspectiveness, menyarankan bahwa praktek objektivitas sadar
openness, empathy, and a healthy and serene membutuhkan:
mind. I will deal briefly with each of these ■ mengakui bahwa salah satu tidak membawa
attitudes. netral, pikiran kosong untuk proses penjurian
Introspectiveness The first attitude that the ■ mengidentifikasi praduga seseorang ■
judge must cultivate is introspectiveness. A mencoba untuk menghilangkan prasangka

86
87

judge must be willing to take moral stock of tidak sah dari penalaran seseorang. Tujuan ini
herself.36 As Justice Frank put it:37 “The mudah dinyatakan. pencapaian mereka yang
conscientious judge will, as far as possible, sebenarnya, bagaimanapun, adalah jauh lebih
make himself aware of his biases of this sulit. Hal ini membutuhkan perhatian terus-
character, and, by that very self-knowledge, menerus untuk proses yang terlibat dalam
nullify their effect … The concealment of the memberikan kesimpulan faktual atau hukum
human element in the judicial process allows tertentu. Dan hal itu mewajibkan hakim
menumbuhkan sikap dan disposisi tertentu -
khususnya, introspectiveness, keterbukaan,
empati, dan pikiran yang sehat dan tenang.
Saya akan membahas secara singkat masing-
masing sikap-sikap ini.
Introspectiveness Sikap pertama bahwa hakim
harus memupuk adalah introspectiveness.
Seorang hakim harus bersedia untuk
mengambil stok moral dirinya. 36 Sebagai
Justice Frank mengatakan: 37 moral dirinya.
36 Sebagai Justice Frank mengatakan: 37
moral dirinya. 36 Sebagai Justice Frank
mengatakan: 37 moral dirinya. 36 Sebagai
Justice Frank mengatakan: 37
“Hakim teliti akan, sejauh mungkin, membuat
dirinya menyadari bias nya karakter ini, dan,
dengan itu sangat pengetahuan diri,
meniadakan efeknya ... The penyembunyian
unsur manusia dalam proses peradilan
memungkinkan
that element to operate in an exaggerated elemen yang beroperasi secara berlebihan;
manner; the sunlight of awareness has an sinar matahari kesadaran memiliki efek
antiseptic effect on prejudices. Freely avowing antiseptik pada prasangka. Bebas avowing
that he is a human being, the judge can and bahwa ia adalah manusia, hakim dapat dan

87
88

should, through self-scrutiny prevent the harus, melalui self-pengawasan mencegah


operation of this class of biases.” operasi kelas ini bias.”
Similarly, Chief Justice Barak of the Supreme Demikian pula, Hakim Agung Barak
Court of Israel writes that a judge “must be Mahkamah Agung Israel menulis bahwa
capable of looking at himself from the outside. hakim “harus mampu melihat dirinya dari luar.
He must be capable of analyzing, criticizing Dia harus mampu menganalisis, mengkritik
and controlling himself.”38 The purpose of dan mengontrol dirinya sendiri.” 38 Tujuan
introspection is to obtain a clearer dari dirinya dari luar. Dia harus mampu
understanding of the individual judge’s mental menganalisis, mengkritik dan mengontrol
and ethical susceptibilities. dirinya sendiri.” 38 Tujuan dari dirinya dari
Introspection involves an assessment of the luar. Dia harus mampu menganalisis,
judge’s own values, beliefs and ideas in mengkritik dan mengontrol dirinya sendiri.”
relation to those expressed in the legal system. 38 Tujuan dari introspeksi adalah untuk
Where there is convergence between the mendapatkan pemahaman yang lebih jelas
judge’s values, beliefs and ideas, and the law’s tentang kerentanan mental dan etika hakim
values, there is no risk of partiality. On the individu. Introspeksi melibatkan penilaian dari
other hand, where there is divergence, the hakim sendiri nilai-nilai, keyakinan dan ide-
judge must make a conscious effort to see that ide dalam kaitannya dengan yang diungkapkan
personal values do not lead unjustly to the dalam sistem hukum. Dimana ada konvergensi
favouring of a particular party or position. The antara nilai-nilai, keyakinan hakim dan ide-
judge must accept that the price of judicial ide, dan nilai-nilai hukum itu, tidak ada risiko
office is that the law must supersede personal memihak. Di sisi lain, di mana ada perbedaan,
loyalties. hakim harus membuat usaha sadar untuk
Openness The second attitude the good judge melihat bahwa nilai-nilai pribadi tidak
must possess is openness. The judge’s mind mengarah secara tidak adil dengan kesukaan
must be open and receptive to ideas and akan partai atau posisi tertentu. Hakim harus
arguments that may compete with the judge’s menerima bahwa harga jabatan peradilan
personal preconceptions. This willingness to adalah bahwa hukum harus menggantikan
receive and act upon new and different ideas, loyalitas pribadi.
arguments and views lies at the heart of true Keterbukaan Sikap kedua hakim yang baik
impartiality.39 Impartiality implies an harus memiliki adalah keterbukaan. pikiran

88
89

appreciation and understanding of the different hakim harus terbuka dan menerima ide-ide dan
attitudes and viewpoints of the parties to a argumen yang mungkin bersaing dengan
controversy.40 Litigants can have no absolute prasangka pribadi hakim. Kesediaan untuk
expectation that their perspective will be menerima dan bertindak berdasarkan ide-ide
determinative. But they have an unqualified baru dan berbeda, argumen dan pandangan
right to a judge who will truly hear them and terletak di jantung ketidakberpihakan benar. 39
who is willing to be convinced by views Ketidakberpihakan berdasarkan ide-ide baru
different from his or her own. Professor dan berbeda, argumen dan pandangan terletak
Nedelsky describes the openness at the heart of di jantung ketidakberpihakan benar. 39
impartial judging as requiring an “enlargement Ketidakberpihakan berdasarkan ide-ide baru
of the mind”:41 “What makes it possible for us dan berbeda, argumen dan pandangan terletak
to genuinely judge, to move beyond our private di jantung ketidakberpihakan benar. 39
idiosyncrasies and preferences, is our capacity Ketidakberpihakan menyiratkan apresiasi dan
to achieve an ‘enlargement of mind’. We do pemahaman tentang sikap yang berbeda dan
this by taking different perspectives into sudut pandang dari para pihak untuk
account. This is the path out of the blindness of kontroversi. 40 Berperkara dapat memiliki
our subjective private conditions. The more harapan mutlak bahwa perspektif mereka akan
views we are able to take into account, the less menentukan. Tapi mereka kontroversi. 40
likely we are to be locked into one perspective, Berperkara dapat memiliki harapan mutlak
whether through fear, anger or ignorance. It is bahwa perspektif mereka akan menentukan.
the capacity for ‘enlargement of mind’ that Tapi mereka kontroversi. 40 Berperkara dapat
makes autonomous, impartial judgment memiliki harapan mutlak bahwa perspektif
possible.” mereka akan menentukan. Tapi mereka
Empathy A disposition to openness or memiliki hak memenuhi syarat untuk hakim
“enlargement of mind” is linked to the third yang akan benar-benar mendengar mereka dan
attitude necessary to good judging — empathy. yang bersedia untuk memiliki hak memenuhi
Empathy emphasises the common humanity of syarat untuk hakim yang akan benar-benar
us all — judges, litigants, witnesses and all mendengar mereka dan yang bersedia untuk
other participants in the justice system. It is the memiliki hak memenuhi syarat untuk hakim
ability to see the world from the perspective of yang akan benar-benar mendengar mereka dan
others and become engaged in their yang bersedia untuk diyakinkan oleh

89
90

experience.42 Empathy recognises the pandangan yang berbeda dari nya sendiri.
legitimacy of diverse experiences and Profesor Nedelsky menggambarkan
viewpoints. Justice Bertha Wilson wrote that keterbukaan di jantung penjurian imparsial
judges must, or at least earnestly attempt to, yang membutuhkan “pembesaran pikiran”: 41
“enter into penjurian imparsial yang membutuhkan
“pembesaran pikiran”: 41
“Apa yang membuatnya mungkin bagi kita
untuk hakim benar, untuk bergerak di luar
keanehan pribadi kita dan preferensi, adalah
kemampuan kita untuk mencapai 'pembesaran
pikiran'. Kami melakukan ini dengan
mengambil perspektif yang berbeda ke dalam
akun. Ini adalah jalan keluar dari kebutaan
kondisi pribadi kita subjektif. Semakin
pandangan kita mampu memperhitungkan,
semakin kecil kemungkinan kita akan terkunci
dalam satu perspektif, baik melalui takut,
marah atau ketidaktahuan. Ini adalah kapasitas
untuk 'pembesaran pikiran' yang membuat
otonom, penilaian tentang kemungkinan.”
empati Sebuah disposisi untuk keterbukaan
atau “pembesaran pikiran” ini terkait dengan
sikap ketiga diperlukan untuk menilai baik -
empati. Empati menekankan kemanusiaan kita
semua - hakim, berperkara, saksi dan semua
peserta lainnya dalam sistem peradilan. Ini
adalah kemampuan untuk melihat dunia dari
perspektif orang lain dan menjadi terlibat
dalam pengalaman mereka. 42 Empati
mengakui legitimasi pengalaman beragam dan
sudut pandang. Keadilan Bertha Wilson

90
91

pengalaman mereka. 42 Empati mengakui


legitimasi pengalaman beragam dan sudut
pandang. Keadilan Bertha Wilson pengalaman
mereka. 42 Empati mengakui legitimasi
pengalaman beragam dan sudut pandang.
Keadilan Bertha Wilson menulis bahwa hakim
harus, atau setidaknya dengan sungguh-
sungguh berusaha untuk, “masuk ke dalam
the skin of the litigant and make his or her kulit berperkara dan membuat pengalaman nya
experience part of your experience and only bagian dari pengalaman Anda dan hanya jika
when you have done that, to judge”.43 The Anda melakukan itu, untuk menilai”. 43
judge, by an act of imagination, should Hakim, dengan tindakan imajinasi, sistematis
systematically attempt to imagine how each of harus berusaha untuk membayangkan
the contenders sees the situation. This is bagaimana untuk menilai”. 43 Hakim, dengan
critical to impartiality and openness. tindakan imajinasi, sistematis harus berusaha
Empathy does not require one to adopt a untuk membayangkan bagaimana untuk
particular cause. It simply allows the judge to menilai”. 43 Hakim, dengan tindakan
truly hear the parties who appear before him or imajinasi, sistematis harus berusaha untuk
her. Empathy of this sort sustains rather than membayangkan bagaimana masing-masing
defeats impartiality:44 “The same empathy dari pesaing melihat situasi. Hal ini penting
that permits the judge to imagine that parties’ untuk ketidakberpihakan dan keterbukaan.
experiences and thoughts and feelings also Empati tidak memerlukan satu untuk
underlies his or her capacity for principled mengadopsi penyebab tertentu. Ini hanya
detachment — that is, a capacity for the only memungkinkan hakim untuk benar-benar
kind of objectivity we can properly expect. mendengar pihak-pihak yang muncul sebelum
Empathy and objectivity are two names for a dia. Empati semacam ini menopang daripada
disposition that is essential to the successful kekalahan ketidakberpihakan: 44 pihak-pihak
practice of the judicial art.” yang muncul sebelum dia. Empati semacam ini
A healthy and serene mind The final menopang daripada kekalahan
prerequisite for the practice of conscious ketidakberpihakan: 44
objectivity is a healthy and balanced mind. The

91
92

tired judge, the sick judge or the distressed “Empati yang sama yang memungkinkan
judge may be unable to summon the energy hakim untuk membayangkan bahwa
required for the introspective and open pengalaman partai dan pikiran dan perasaan
processes of mind I have been discussing. The juga mendasari nya kapasitas detasemen
overwrought mind may seize prematurely on berprinsip - yaitu, kapasitas untuk satu-satunya
the “obvious” solution, and the stressed psyche jenis objektivitas kita benar dapat
may not perceive inappropriate attitudes and mengharapkan. Empati dan objektivitas adalah
preconceptions. dua nama untuk disposisi yang penting untuk
Keeping a healthy mind and positive attitude is praktek sukses dari seni peradilan.”
not always easy for the modern judge. Today’s Pikiran yang sehat dan tenang Prasyarat akhir
judges face extraordinary pressures. untuk praktek objektivitas sadar adalah pikiran
Physiological and psychological stress are part yang sehat dan seimbang. Hakim lelah, hakim
of the job. The work is demanding, both sakit atau hakim tertekan mungkin tidak dapat
intellectually and emotionally. Judges deal memanggil energi yang dibutuhkan untuk
with the most difficult human situations and proses introspektif dan terbuka pikiran saya
the most intractable social problems, and the telah membahas. Pikiran tegang dapat menyita
consequences of an incorrect or unjust decision prematur pada solusi “jelas”, dan jiwa
can be enormous. Moreover, there is usually a menekankan mungkin tidak melihat sikap dan
great deal of work. Judges today face prasangka yang tidak pantas. Menjaga pikiran
tremendous case loads.45 Judges routinely positif dan sikap yang sehat tidak selalu mudah
bring work home for the evenings and untuk hakim modern. hakim hari ini
weekends. This in turn puts pressure on their menghadapi tekanan yang luar biasa. stres
private and family lives. fisiologis dan psikologis merupakan bagian
The isolation and loneliness of judicial office dari pekerjaan. Pekerjaan menuntut, baik
is yet another problem.46 The modern judge is secara intelektual dan emosional. Hakim
more involved in the community than was berurusan dengan situasi manusia yang paling
once the case. Yet, judicial life inevitably sulit dan masalah-masalah sosial yang paling
increases isolation. The judge emerges from keras, dan konsekuensi dari keputusan yang
congratulatory appointment celebrations to salah atau tidak adil bisa sangat besar. Bahkan,
discover that the phone no longer rings. Valued biasanya ada banyak pekerjaan. Hakim hari ini
relationships become less intimate; some may menghadapi beban kasus yang luar biasa. 45

92
93

end. Even long-term friends seem deferential Hakim secara rutin membawa pulang kerja
and distant. Conversations are mutually self- pekerjaan. Hakim hari ini menghadapi beban
censored and communication becomes more kasus yang luar biasa. 45 Hakim secara rutin
difficult. Of course the judge has judicial membawa pulang kerja pekerjaan. Hakim hari
colleagues. But heavy case loads may leave ini menghadapi beban kasus yang luar biasa.
little time for meaningful exchange. 45 Hakim secara rutin membawa pulang kerja
High profile cases, where a judge is subject to untuk malam hari dan akhir pekan. Hal ini pada
intense public scrutiny, intensify these gilirannya menempatkan tekanan pada
problems. The difficult task of judging kehidupan pribadi dan keluarga mereka.
becomes ever more so when one’s every twitch Isolasi dan kesepian kantor pengadilan adalah
or blink is under the eye of the press and the masalah lain. 46 Hakim modern lebih terlibat
public. Open courtrooms and public scrutiny dalam komunitas dari Isolasi dan kesepian
are essential to ensuring that justice is not only kantor pengadilan adalah masalah lain. 46
done but is also manifestly and undoubtedly Hakim modern lebih terlibat dalam komunitas
seen to be done. Criticism of judicial decisions dari Isolasi dan kesepian kantor pengadilan
and judicial conduct is appropriate in a healthy adalah masalah lain. 46 Hakim modern lebih
democracy. But the fact remains that terlibat dalam komunitas dari dulunya terjadi.
commentary can be inaccurate, unfair, Namun, kehidupan peradilan pasti
personal and hurtful. The judge cannot reply or meningkatkan isolasi. Hakim muncul dari
set the record straight, but must suffer in perayaan pengangkatan ucapan selamat untuk
silence. None of this is easy. menemukan bahwa telepon berdering tidak
lagi. hubungan dihargai menjadi kurang intim;
beberapa mungkin berakhir. Bahkan teman-
teman jangka panjang tampak hormat dan
jauh. Percakapan saling diri disensor dan
komunikasi menjadi lebih sulit. Tentu saja
hakim memiliki rekan peradilan. Tapi banyak
kasus yang berat dapat meninggalkan sedikit
waktu untuk pertukaran bermakna.
kasus profil tinggi, di mana seorang hakim
tunduk pada pengawasan publik intens,

93
94

mengintensifkan masalah ini. Tugas sulit


penjurian menjadi semakin jadi ketika satu ini
setiap kedutan atau berkedip berada di bawah
mata pers dan publik. Terbuka ruang sidang
dan pengawasan publik sangat penting untuk
memastikan bahwa keadilan tidak hanya
dilakukan tetapi juga nyata dan tidak
diragukan lagi dilihat harus dilakukan. Kritik
keputusan pengadilan dan perilaku hakim yang
pantas dalam sebuah demokrasi yang sehat.
Tapi kenyataannya tetap bahwa komentar
dapat tidak akurat, adil, pribadi dan
menyakitkan. Hakim tidak dapat menjawab
atau meluruskan, tetapi harus menderita dalam
keheningan. Tak satu pun dari ini mudah.
Finally, there is the “aftermath” — the Akhirnya, ada “setelah” - efek kumulatif pada
cumulative effect on the psyche of dealing day jiwa berurusan hari demi hari dengan tragedi
in and day out with the petty tragedies that mar kecil yang merusak dunia. Hakim hidup
the world. Judges live the reality of the cases realitas kasus mereka menilai - rasa sakit
they judge — the pain of family breakdown, perpecahan keluarga, pelecehan anak dan
child abuse and violence. The experiences may kekerasan. Pengalaman mungkin menghantui,
haunt, sometimes for years, and their kadang-kadang selama bertahun-tahun, dan
cumulative effect may make it hard to see the efek kumulatif mereka dapat membuat sulit
bright side of life. Judges cannot give free untuk melihat sisi terang kehidupan. Hakim
reign to their emotions. But nor should they tidak bisa memberikan pemerintahan bebas
bottle them up and ignore them. Too often that untuk emosi mereka. Tapi juga harus mereka
is the path to breakdown. botol mereka dan mengabaikan mereka.
To combat the stresses of judging and maintain Terlalu sering itu adalah jalan menuju
the serenity essential to good judging, judges kerusakan. Untuk memerangi tekanan menilai
must acknowledge that they are human beings, dan menjaga ketenangan penting untuk
first and foremost. They must learn to menilai baik, hakim harus mengakui bahwa

94
95

recognise the signs of overwork and stress and mereka adalah manusia, pertama dan terutama.
deal with them before they affect the Mereka harus belajar untuk mengenali tanda-
impartiality of their decisions. They must tanda terlalu banyak pekerjaan dan stres dan
adopt practices that assist in dealing with the berurusan dengan mereka sebelum mereka
pressures of heavy workload, isolation, intense mempengaruhi kenetralan dari keputusan
public scrutiny, and disturbing and difficult mereka. 47 dan belajar untuk menggunakan
cases,47 and learn to use these experiences in mereka mempengaruhi kenetralan dari
their quest to become better judges. keputusan mereka. 47 dan belajar untuk
Conclusion Judges are fortunate. They enjoy menggunakan mereka mempengaruhi
the enormous privilege of helping people and kenetralan dari keputusan mereka. 47 dan
serving justice. Their work is challenging and belajar untuk menggunakan pengalaman-
fulfilling. And each day on the bench brings pengalaman ini dalam pencarian mereka untuk
before them humanity in all its diversity and menjadi hakim yang lebih baik.
richness. But every judge should remember Kesimpulan Hakim beruntung. Mereka
that the judged are not the only human element menikmati hak istimewa besar membantu
in the process. The judge too is human. The orang dan melayani keadilan. Pekerjaan
judge must not turn a blind eye to his or her mereka adalah menantang dan memuaskan.
humanity. On the contrary, good judges Dan setiap hari di bangku membawa sebelum
acknowledge their humanity and embrace it. mereka manusia dalam segala keragamannya
Being human does not prevent judges from dan kekayaan. Tapi setiap hakim harus ingat
being impartial. Rather, it is the precondition bahwa dinilai bukan satu-satunya unsur
of impartiality. manusia dalam proses. Hakim juga adalah
I want to end with a true story, which illustrates manusia. Hakim tidak harus menutup mata
just this. The story is told by the neurologist untuk nya kemanusiaan. Sebaliknya, hakim
and writer Dr Oliver Sacks. It concerns a judge yang baik mengakui kemanusiaan mereka dan
who found himself completely bereft of menerimanya. Menjadi manusia tidak
emotional responses as a result of brain mencegah hakim dari yang memihak.
damage inflicted by shell fragments. In the Sebaliknya, itu adalah prasyarat dari
words of Dr Sacks:48 “It might be thought that ketidakberpihakan.
the absence of emotion, and of the biases that Saya ingin mengakhiri dengan sebuah kisah
go with it, would have rendered him more nyata, yang menggambarkan hal ini. Kisah ini

95
96

impartial — indeed, uniquely qualified — as a diceritakan oleh ahli saraf dan penulis Dr
judge. But he himself, with great insight, Oliver Sacks. Ini menyangkut seorang hakim
resigned from the bench, saying that he could yang menemukan dirinya benar-benar
no longer enter sympathetically into the kehilangan respon emosional sebagai akibat
motives of anyone concerned, and that since dari kerusakan otak yang ditimbulkan oleh
justice involved feeling and not merely fragmen shell. Dalam kata-kata Dr Sacks: 48
thinking, he felt that his injury totally kerusakan otak yang ditimbulkan oleh fragmen
disqualified him.” shell. Dalam kata-kata Dr Sacks: 48
This judge recognised what seems to me to be “Mungkin berpikir bahwa ketiadaan emosi,
the deepest truth: that the humanity of judges dan bias yang pergi dengan itu, akan membuat
is what makes good judging possible. dia lebih memihak - memang, unik memenuhi
syarat - sebagai hakim. Tapi dia sendiri,
dengan wawasan, mengundurkan diri dari
bangku cadangan, mengatakan bahwa ia tidak
bisa lagi masuk simpati ke dalam motif siapa
pun yang peduli, dan bahwa sejak keadilan
terlibat perasaan dan bukan hanya berpikir, ia
merasa bahwa cedera benar-benar
didiskualifikasi.”Ini hakim diakui apa yang
tampaknya saya untuk menjadi kebenaran
terdalam: bahwa manusia hakim adalah apa
yang membuat baik menilai mungkin.
Introduction pengantar
“We may try to see things as objectively as we “Kami mungkin mencoba untuk melihat hal-
please. None the less, we can never see them hal seobjektif kami silahkan. Namun, kita
with any eyes except our own.”1 tidak pernah bisa melihat mereka dengan mata
At a recent service to mark the opening of the kecuali kita sendiri.” 1 kita tidak pernah bisa
law term in Sydney the choir sang an extract melihat mereka dengan mata kecuali kita
from Psalm 19 that included the verse: “Who sendiri.” 1
can know his own unwitting sins?” Pada layanan baru untuk menandai pembukaan
istilah hukum di Sydney paduan suara

96
97

I leave to others the theology of unwitting sin. menyanyikan ekstrak dari Mazmur 19 yang
In the law, we all know that good intentions are termasuk ayat: “? Siapa yang bisa tahu dosa
not always enough to avoid liability. Even tanpa disadari sendiri” saya serahkan kepada
well-intentioned judges can slip up on orang lain teologi dosa tanpa disadari. Dalam
occasions, except perhaps if they are members hukum, kita semua tahu bahwa niat baik tidak
of an ultimate court of appeal. selalu cukup untuk menghindari kewajiban.
My paper addresses unconscious prejudice, Bahkan hakim bermaksud baik bisa tergelincir
which can affect how judges act and think pada kesempatan, kecuali mungkin jika
generally. It can also be the source of specific mereka adalah anggota dari pengadilan akhir
error. A major part of the problem is its very banding. Saya alamat kertas prasangka tak
invisibility. sadar, yang dapat mempengaruhi bagaimana
As judges, our sworn duty is to administer hakim bertindak dan berpikir secara umum.
justice according to law, not private whim. We Hal ini juga dapat menjadi sumber kesalahan
are guardians of a tradition that is not of our tertentu. Sebagian besar dari masalah adalah
own making and we err if we see the law in our sangat Gaib-nya.
own image. Sebagai hakim, tugas kita bersumpah untuk
Nearly all of the time, the judicial task is to menegakkan keadilan menurut hukum, tidak
ascertain relevant legal principles and to apply kehendak pribadi. Kami adalah penjaga tradisi
them to the controversy at hand. These yang tidak kita buat sendiri dan kita berbuat
principles supply the substance of the law to be salah jika kita melihat hukum dalam gambar
applied and the procedure by which it is to be kita sendiri.
administered. The insights of the Realist Hampir sepanjang waktu, tugas peradilan
school, tinges of pride as a “fresh” insight is adalah untuk memastikan prinsip-prinsip
perceived, and the ever-present temptations of hukum yang relevan dan menerapkannya
postmodernism do not free the judge from the kontroversi di tangan. Prinsip-prinsip ini
obligation to apply the given corpus of legal menyediakan substansi hukum yang akan
principles.2 Even when performing the diterapkan dan prosedur dengan mana itu harus
exceptional task of determining the law in a diberikan. Wawasan sekolah Realis, tinges
“new” area, the judge is severely restrained by kebanggaan sebagai wawasan “segar” yang
the judicial method. dirasakan, dan godaan selalu hadir
postmodernisme tidak membebaskan hakim

97
98

dari kewajiban untuk menerapkan corpus


diberikan prinsip-prinsip hukum. 2 Bahkan
ketika melakukan tugas yang luar biasa
penentuan menerapkan corpus diberikan
prinsip-prinsip hukum. 2 Bahkan ketika
melakukan tugas yang luar biasa penentuan
menerapkan corpus diberikan prinsip-prinsip
hukum. 2 Bahkan ketika melakukan tugas
yang luar biasa penentuan hukum di daerah
“baru”, hakim sangat tertahan oleh metode
peradilan.
Sitting in public and producing reasons for Duduk di depan umum dan memproduksi
judgment help ensure that a judge remains alasan untuk penghakiman bantuan
faithful to the task. Appellate review and memastikan bahwa hakim tetap setia untuk
majority rule within appellate courts promote tugas itu. tinjauan banding dan kekuasaan
conformity. Mistakes in determining legal mayoritas dalam pengadilan banding
rules will still occur, but they are usually the mempromosikan kesesuaian. Kesalahan dalam
product of oversight, not wilful blindness. menentukan aturan hukum masih akan terjadi,
In all of these ways the judicial system strives tetapi mereka biasanya produk dari
for a “government of laws, not of men”. But it pengawasan, tidak kebutaan yang disengaja.
is men and women enjoying judicial Dalam semua cara ini sistem peradilan
independence who administer justice, not berusaha untuk “pemerintah hukum, bukan
automata or computers. manusia”. Tapi itu adalah pria dan wanita
Mr Justice Frankfurter once wrote that a menikmati independensi peradilan yang
judge:3 “must think dispassionately and melaksanakan keadilan, tidak automata atau
submerge private feeling on every aspect of a komputer.
case. There is a good deal of shallow talk that Mr Justice Frankfurter pernah menulis bahwa
the judicial robe does not change the man seorang hakim: 3 Mr Justice Frankfurter
within it. It does. The fact is that on the whole pernah menulis bahwa seorang hakim: 3
judges do lay aside private views in “Harus berpikir tanpa perasaan dan
discharging their judicial functions. This is menenggelamkan perasaan pribadi pada setiap

98
99

achieved through training, professional habits, aspek kasus. Ada banyak pembicaraan dangkal
self-discipline and that fortunate alchemy by bahwa jubah peradilan tidak mengubah
which men are loyal to the obligation with manusia di dalamnya. Itu tidak. Faktanya
which they are entrusted.” adalah bahwa pada seluruh hakim melakukan
Significantly for my theme, Frankfurter added: lay pandangan samping swasta dalam
“But it is true that reason cannot control the melaksanakan fungsi peradilan mereka. Hal ini
subconscious influence of feelings of which it dicapai melalui pelatihan, kebiasaan
is unaware.” profesional, disiplin diri dan bahwa alkimia
Judicial impartiality and neutrality Judicial beruntung dengan yang laki-laki setia kepada
neutrality is a central tenet of the rule of law. kewajiban yang mereka dipercayakan.”
Judges are sworn to administer the law without Secara signifikan untuk tema saya, Frankfurter
fear, favour, affection or ill will. The right to a menambahkan: “Tapi memang benar bahwa
fair hearing by an impartial tribunal is a alasan tidak dapat mengendalikan pengaruh
fundamental right guaranteed by numerous bawah sadar perasaan yang tidak menyadari.”
Conventions and most Constitutions. ketidakberpihakan peradilan dan netralitas
Neutrality and impartiality also serve netralitas peradilan adalah ajaran sentral dari
utilitarian goals, because they promote aturan hukum. Hakim disumpah untuk
accuracy of decision-making and reduce mengelola hukum tanpa rasa takut, nikmat,
enforcement costs through greater public kasih sayang atau niat jahat. Hak atas
acceptance of decisions. Public confidence pemeriksaan yang adil oleh pengadilan yang
depends upon the impartial administration of adil adalah hak dasar yang dijamin oleh
justice. “Fundamental to the common law berbagai konvensi dan paling Konstitusi.
system of adversarial trial is that it is Netralitas dan ketidakberpihakan juga
conducted by an independent and impartial melayani tujuan utilitarian, karena mereka
tribunal.”4 mempromosikan akurasi pengambilan
The essence of adversarial procedure was keputusan dan mengurangi biaya penegakan
identified by Lon Fuller as participation in the melalui penerimaan publik yang lebih besar
decision-making process by the presentation of dari keputusan. kepercayaan publik tergantung
reasoned proofs by partisans before a neutral pada administrasi yang berimbang tentang
umpire.5 Many legal principles encourage keadilan.
judicial neutrality. The two branches of the

99
100

rules of natural justice are prime examples. So “Fundamental dengan sistem hukum umum
too are the law of contempt, many dari percobaan permusuhan adalah bahwa hal
exclusionary rules of evidence, rules against itu dilakukan oleh pengadilan yang
judges descending into the arena, and the independen dan tidak memihak.” 4 pengadilan
judicial duties to sit in public and give reasons. yang independen dan tidak memihak.” 4
Where there is proven bias or even the Inti dari prosedur adversarial diidentifikasi
appearance of bias, a judicial decision will be oleh Lon Fuller sebagai partisipasi dalam
set aside. Subject to waiver or necessity, proses pengambilan keputusan oleh penyajian
decisions made by judges in circumstances bukti beralasan oleh partisan sebelum wasit
where a fair-minded lay observer might netral. 5 Banyak prinsip-prinsip hukum
reasonably apprehend that the judge might not keputusan oleh penyajian bukti beralasan oleh
bring an impartial mind to the resolution of the partisan sebelum wasit netral. 5 Banyak
question will be set aside.6 prinsip-prinsip hukum keputusan oleh
This is all familiar territory. My task goes penyajian bukti beralasan oleh partisan
further, because the duties of neutrality and sebelum wasit netral. 5 Banyak prinsip-prinsip
impartiality are concerned with more than hukum mendorong netralitas peradilan. Dua
avoiding the appearance of bias or even cabang dari aturan keadilan alam adalah
contoh utama. Demikian juga hukum
penghinaan, banyak aturan eksklusif bukti,
aturan terhadap hakim turun ke arena, dan
tugas peradilan untuk duduk di depan umum
dan memberikan alasan.
Di mana ada bias terbukti atau bahkan
tampilan bias, keputusan pengadilan akan
disisihkan. Tunduk pada pengabaian atau
keharusan, keputusan yang dibuat oleh hakim
dalam keadaan di mana seorang pengamat
awam berpikiran adil mungkin cukup
memahami bahwa hakim mungkin tidak
membawa pikiran memihak kepada resolusi
pertanyaan akan disisihkan. 6 disisihkan. 6

100
101

Ini semua wilayah akrab. Tugas saya berjalan


lebih jauh, karena tugas netral dan imparsial
prihatin dengan lebih dari menghindari
tampilan bias atau bahkan
the risk of actual bias being found. They are risiko bias sebenarnya yang ditemukan.
also ethical duties and they go beyond Mereka juga tugas etis dan mereka melampaui
compliance with external yardsticks like the kepatuhan dengan tolok ukur eksternal seperti
rules of evidence, procedural fairness and the aturan bukti, keadilan prosedural dan
like, however much those yardsticks promote sejenisnya, namun banyak orang tolok ukur
impartiality. mempromosikan ketidakberpihakan.
In 1997 controversy erupted in Canada over Pada tahun 1997 kontroversi meletus di
remarks by Justices L’Heureux-Dubé and Kanada atas pernyataan oleh Hakim
McLachlin in R v S (RD)7 where they L'Heureux-Dubé dan McLachlin di R v S (RD)
distinguished judicial impartiality and judicial 7Pada tahun 1997 kontroversi meletus di
neutrality.8 A Youth Court judge in Nova Kanada atas pernyataan oleh Hakim
Scotia had acquitted a (black) youth on charges L'Heureux-Dubé dan McLachlin di R v S (RD)
of assaulting a (white) police officer. The 7Pada tahun 1997 kontroversi meletus di
judge (Corinne Sparks) was the only black Kanada atas pernyataan oleh Hakim
judge in Nova Scotia. In her ex tempore L'Heureux-Dubé dan McLachlin di R v S (RD)
reasons acquitting the accused and in response 7 di mana mereka dibedakan
to the prosecution’s submission “why would ketidakberpihakan peradilan dan netralitas
he lie?”, the judge observed that “police peradilan. 8 Seorang hakim Pemuda
officers have been known to [mislead the Pengadilan di di mana mereka dibedakan
court] in the past” and that “certainly police ketidakberpihakan peradilan dan netralitas
officers do overreact, particularly when they peradilan. 8 Seorang hakim Pemuda
are dealing with non-white groups”. The Pengadilan di di mana mereka dibedakan
question whether she should have disqualified ketidakberpihakan peradilan dan netralitas
herself was debated all the way up to the peradilan. 8 Seorang hakim Pemuda
Supreme Court of Canada. Pengadilan di Nova Scotia telah membebaskan
Three dissenting justices in the Supreme Court seorang (hitam) pemuda atas tuduhan
(Lamer CJ, Sopinka and Major JJ) concluded menyerang seorang (putih) polisi. Hakim

101
102

that the judge’s comments had stereotyped all (Corinne Sparks) adalah satu-satunya hakim
police officers as liars and racists, and had hitam di Nova Scotia. Dalam alasan tempore
applied the stereotype to the officer in the mantan suaminya membebaskan terdakwa dan
present case. They held that this was dalam menanggapi pengajuan penuntut
impermissible propensity reasoning that was “mengapa ia akan berbohong?”, Hakim
not based on evidence relating it to the officer mengamati bahwa “polisi telah dikenal untuk
in question. It was reasoning about police [menyesatkan pengadilan] di masa lalu” dan
officers that was “no more legitimate than the bahwa “tentu polisi melakukan bereaksi
stereotyping of women, children or berlebihan, terutama ketika mereka
minorities”.9 berhadapan dengan kelompok-kelompok non-
However, the majority in the Supreme Court putih”. Pertanyaan apakah dia harus
rejected the claim of reasonable apprehension didiskualifikasi dirinya diperdebatkan
of bias. But their reasons diverged sharply. sepanjang jalan sampai ke Mahkamah Agung
Two members of the majority (Cory J, with Kanada.
whom Iacobucci J agreed) thought the remarks Tiga hakim dissenting di Mahkamah Agung
unfortunate and very close to the line, but (Lamer CJ, Sopinka dan JJ Major)
concluded that they did not give rise to a menyimpulkan bahwa komentar hakim telah
reasonable apprehension of bias when read in stereotip semua petugas polisi sebagai
context. The five judges already referred to pembohong dan rasis, dan telah diterapkan
(the three in dissent and two of the majority) stereotip untuk petugas dalam kasus ini.
agreed that Judge Sparks’ “life experience” Mereka menyatakan bahwa ini adalah
was not a substitute for evidence in the matter diizinkan kecenderungan penalaran yang tidak
at hand, that is, determining the veracity of the berdasarkan bukti menghubungkannya dengan
particular police officer allegedly assaulted. petugas yang bersangkutan. Itu penalaran
By contrast, L’Heureux-Dubé and McLachlin tentang polisi yang “tidak lebih sah dari
JJ (with whom Gonthier J and La Forest J stereotip perempuan, anak-anak atau
agreed) saw nothing wrong with the trial minoritas”. 9 “tidak lebih sah dari stereotip
judge’s approach to her task. In explaining perempuan, anak-anak atau minoritas”. 9
their reasons, they distinguished between Namun, sebagian di Mahkamah Agung
judicial impartiality and judicial neutrality. menolak klaim ketakutan yang wajar bias.
They said that “while judges can never be Tapi alasan mereka menyimpang tajam. Dua

102
103

neutral, in the sense of purely objective, they anggota mayoritas (Cory J, dengan siapa
can and must strive for impartiality”. Iacobucci J setuju) pikir pernyataan
The test for reasonable apprehension of bias disayangkan dan sangat dekat dengan garis,
recognised “as inevitable and appropriate that tetapi menyimpulkan bahwa mereka tidak
the differing experiences of judges assist them menimbulkan ketakutan yang wajar bias ketika
in their decision-making process and will be dibaca dalam konteks. Lima hakim sudah
reflected in their judgments, so long as those disebut (tiga di perbedaan pendapat dan dua
experiences are relevant to the cases, are not dari mayoritas) sepakat bahwa Hakim Sparks'
based on inappropriate stereotypes, and do not ‘pengalaman hidup’ itu bukan pengganti bukti
prevent a fair and just determination of the dalam hal di tangan, yaitu, menentukan
cases based on the facts in evidence”.10 kebenaran polisi tertentu yang diduga
These four justices said that the hypothetical diserang.
reasonable bystander would recognise and Sebaliknya, L'Heureux-Dubé dan McLachlin
understand that: “triers of fact will be properly JJ (dengan siapa Gonthier J dan La Hutan J
influenced in their deliberations by their setuju) melihat ada yang salah dengan
individual perspectives on the world in which pendekatan sidang hakim untuk tugasnya.
the events in dispute in Dalam menjelaskan alasan mereka, mereka
dibedakan antara ketidakberpihakan peradilan
dan netralitas peradilan. Mereka mengatakan
bahwa “sementara hakim tidak bisa netral,
dalam arti murni objektif, mereka dapat dan
harus berusaha untuk tidak memihak”.
Tes untuk ketakutan yang wajar bias diakui
“Sebagai tak terelakkan dan tepat bahwa
pengalaman berbeda dari hakim membantu
mereka dalam proses pengambilan keputusan
mereka dan akan tercermin dalam penilaian
mereka, asalkan pengalaman-pengalaman
yang relevan dengan kasus, tidak didasarkan
pada tidak pantas stereotip, dan tidak
mencegah penentuan adil dari kasus

103
104

berdasarkan fakta dalam bukti”. 10 pantas


stereotip, dan tidak mencegah penentuan adil
dari kasus berdasarkan fakta dalam bukti”. 10
Keempat hakim mengatakan bahwa pengamat
wajar hipotetis akan mengenali dan memahami
bahwa:
“Triers fakta akan benar dipengaruhi dalam
pembahasan mereka dengan perspektif
masing-masing di dunia di mana peristiwa
dalam sengketa di
the courtroom took place. Indeed, judges must ruang sidang berlangsung. Memang, hakim
rely on their background knowledge in harus bergantung pada latar belakang
fulfilling their adjudicative function.” pengetahuan mereka dalam memenuhi fungsi
Unlike some commentators,11 my impression ajudikatif mereka.”Tidak seperti beberapa
is that the opposing views expressed in S (RD) komentator, 11 kesan saya adalah bahwa
are not that far apart and that the differences menentang pandangan yang fungsi ajudikatif
are partly semantic. The furore that the case mereka.”Tidak seperti beberapa komentator,
created was the product of its facts and would 11 kesan saya adalah bahwa menentang
not have occurred if the trial judge’s pandangan yang fungsi ajudikatif
suppositions had related to a less sensitive mereka.”Tidak seperti beberapa komentator,
area. The real points of disagreement seem to 11 kesan saya adalah bahwa menentang
lie in: 1. the application of the doctrine of pandangan yang diungkapkan dalam S (RD)
judicial notice to racism and police conduct in yang tidak jauh terpisah dan bahwa perbedaan
Canadian society 2. the impropriety of trial yang sebagian semantik. Kehebohan yang
judges deciding credibility issues by reference terjadi ciptakan S (RD) yang tidak jauh
to generalisations about how classes of people terpisah dan bahwa perbedaan yang sebagian
behave.12 semantik. Kehebohan yang terjadi ciptakan
As I read the joint judgment of L’Heureux- adalah produk dari fakta-fakta dan tidak akan
Dubé and McLachlin JJ, judicial neutrality and terjadi jika pengandaian sidang hakim telah
judicial impartiality were distinguished terkait dengan daerah yang kurang sensitif.
because neutrality was seen as a human

104
105

impossibility. Be that as it may, six of the Poin nyata ketidaksepakatan tampaknya


justices in S (RD)13 endorsed the following terletak pada:
statement of the Canadian Judicial Council:14 1. penerapan doktrin pemberitahuan
“the need for neutrality of attitude and pengadilan untuk rasisme dan polisi perilaku
expression…does not mean that a judge does dalam masyarakat Kanada
not, or cannot bring to the bench many existing 2. ketidakpantasan dari hakim pengadilan
sympathies, antipathies or attitudes. There is memutuskan masalah kredibilitas dengan
no human being who is not the product of mengacu generalisasi tentang bagaimana kelas
every social experience, every process of orang berperilaku. 12 bagaimana kelas orang
education, and every human contact with those berperilaku. 12
with whom we share the planet. Indeed, even Ketika saya membaca penghakiman bersama
if it were possible, a judge free of this heritage L'Heureux-Dubé dan McLachlin JJ, netralitas
of past experience would probably lack the peradilan dan imparsialitas peradilan
very qualities of humanity required of a judge. dibedakan karena netralitas dipandang sebagai
Rather, the wisdom required of a judge is to kemustahilan manusia. Jadilah bahwa
recognise, consciously allow for, and perhaps mungkin, enam dari hakim di S (RD) 13
to question, all the baggage of past attitudes mendukung pernyataan berikut dari Judicial
and sympathies that fellow citizens are free to Council Kanada: 14mungkin, enam dari hakim
carry, untested, to the grave. di S (RD) 13 mendukung pernyataan berikut
True impartiality does not require that the dari Judicial Council Kanada: 14mungkin,
judge have no sympathies or opinions; it enam dari hakim di S (RD) 13 mendukung
requires that the judge nevertheless be free to pernyataan berikut dari Judicial Council
entertain and act upon different points of view Kanada: 14mungkin, enam dari hakim di S
with an open mind.” (RD) 13 mendukung pernyataan berikut dari
Much more controversial was the extra- Judicial Council Kanada: 14mungkin, enam
judicial suggestion of L’Heureux-Dubé J dari hakim di S (RD) 13 mendukung
that:15 “Judges should not aspire to neutrality. pernyataan berikut dari Judicial Council
When judges have the opportunity to recognize Kanada: 14
inequalities in society, and then to make those “Kebutuhan untuk netralitas sikap dan ekspresi
inequalities legally relevant to the disputes ... tidak berarti bahwa hakim tidak, atau tidak
dapat membawa ke bangku banyak yang ada

105
106

before them in order to achieve a just result, simpati, antipati atau sikap. Tidak ada manusia
then they should do so.” yang bukanlah produk dari setiap pengalaman
I believe that such an aspiration becomes sosial, setiap proses pendidikan, dan setiap
debatable if it is taken outside of a context, like kontak manusia dengan orang-orang dengan
Canada, where broad equality rights are siapa kita berbagi planet ini. Memang, bahkan
constitutionally entrenched.16 It is one thing to jika mungkin, gratis hakim warisan ini
recognise human differences in outlook, pengalaman masa lalu mungkin akan
experience and vulnerability and to apply such kekurangan sangat kualitas kemanusiaan yang
perception in the neutral application of legal dibutuhkan dari seorang hakim. Sebaliknya,
rules. It is another to see the judicial function kebijaksanaan diperlukan hakim adalah untuk
as directly concerned with reversing mengenali, sadar memungkinkan untuk, dan
inequalities except when there is a clear pre- mungkin mempertanyakan, semua bagasi
existing mandate. Judges must do right to all sikap dan simpati yang sesama warga bebas
manner of people. Nevertheless, fresh untuk membawa, belum teruji masa lalu, ke
kuburan.
Benar ketidakberpihakan tidak mengharuskan
hakim tidak memiliki simpati atau pendapat;
mensyaratkan bahwa hakim tetap bebas untuk
menghibur dan bertindak atas sudut pandang
yang berbeda dengan pikiran terbuka.” Jauh
lebih kontroversial adalah saran ekstra-
yudisial L'Heureux-Dubé J bahwa: 15 Jauh
lebih kontroversial adalah saran ekstra-
yudisial L'Heureux-Dubé J bahwa: 15 “Hakim
tidak boleh bercita-cita untuk netralitas. Ketika
hakim memiliki kesempatan untuk mengenali
kesenjangan dalam masyarakat, dan kemudian
membuat mereka kesenjangan hukum yang
relevan dengan sengketa sebelum mereka
dalam rangka untuk mencapai hasil yang adil,
maka mereka harus melakukannya.”Saya

106
107

percaya bahwa seperti aspirasi menjadi rangka


untuk mencapai hasil yang adil, maka mereka
harus melakukannya.”Saya percaya bahwa
seperti aspirasi menjadi rangka untuk
mencapai hasil yang adil, maka mereka harus
melakukannya.”Saya percaya bahwa seperti
aspirasi menjadi diperdebatkan jika diambil di
luar konteks, seperti Kanada, di mana hak-hak
kesetaraan yang luas secara konstitusional
bercokol. 16 Ini adalah salah satu hal untuk
mengenali perbedaan manusia dalam
pandangan, pengalaman dan kerentanan dan
bercokol. 16 Ini adalah salah satu hal untuk
mengenali perbedaan manusia dalam
pandangan, pengalaman dan kerentanan dan
bercokol. 16 Ini adalah salah satu hal untuk
mengenali perbedaan manusia dalam
pandangan, pengalaman dan kerentanan dan
menerapkan persepsi seperti dalam aplikasi
netral aturan hukum. Hal ini lain untuk melihat
fungsi peradilan secara langsung berkaitan
dengan membalikkan ketidaksetaraan kecuali
bila ada mandat yang sudah ada jelas. Hakim
harus melakukan hak untuk segala macam
orang. Namun demikian, segar
insights may reveal or confirm the unintended wawasan dapat mengungkapkan atau
discrimination of facially neutral legal mengkonfirmasi diskriminasi yang tidak
principles. The judge who shuts his or her eyes diinginkan dari prinsip-prinsip hukum facially
to such revelation may merit criticism for netral. Hakim yang menutup mata nya untuk
failing to give effect to higher legal principles wahyu tersebut mungkin pantas kritik karena
posited upon true equality. gagal memberi efek prinsip-prinsip hukum

107
108

Even the most rule-bound judge or the most yang lebih tinggi mengemukakan pada
strict and complete legalist decides cases in kesetaraan benar. Bahkan yang paling hakim
context. The common law may develop but terikat aturan atau legalis yang paling ketat dan
incrementally, but it does respond to the felt lengkap memutuskan kasus dalam konteks.
needs of society of the day and the informed Hukum umum dapat berkembang tetapi secara
perceptions of the judiciary, acting collegially bertahap, tapi itu tidak menanggapi kebutuhan
through appellate processes. yang dirasakan masyarakat dari hari dan
I suggest that the real tension within the persepsi informasi peradilan, bertindak secara
judgments in S (RD) relates to the application kolegial melalui proses banding. Saya
of the doctrine of judicial notice. Prejudice or menyarankan bahwa ketegangan nyata dalam
its appearance can occur in fact-finding as well penilaian di S (RD) berkaitan dengan kolegial
as the determination of legal principles. But in melalui proses banding. Saya menyarankan
neither field does it walk out selfannounced. bahwa ketegangan nyata dalam penilaian di S
Judges may nevertheless disclose general (RD) berkaitan dengan kolegial melalui proses
attitudes, sometimes intentionally sometimes banding. Saya menyarankan bahwa
unintentionally. With fact-finding, ketegangan nyata dalam penilaian di S (RD)
predispositions may appear in stated or berkaitan dengan penerapan doktrin
unstated suppositions that influence the judge pemberitahuan peradilan. Prasangka atau
at the point of decision in relation to classes of penampilan dapat terjadi pada fakta serta
witnesses (for example, police, plaintiffs from penentuan prinsip-prinsip hukum. Tapi di
a particular ethnic background, children, lapangan tidak melakukannya berjalan keluar
sexual complainants or persons accused of selfannounced. Hakim tetap dapat
crime). Such suppositions may relate to the mengungkapkan sikap umum, kadang-kadang
credibility of classes of witnesses (as in S sengaja kadang-kadang tidak sengaja. Dengan
(RD)), but they can affect other factual fakta, kecenderungan mungkin muncul dalam
decisions. Thus, attitudes about the value of menyatakan atau tak tertulis anggapan yang
domestic work or the likelihood of women mempengaruhi hakim pada titik keputusan
remaining in the workforce may have a dalam kaitannya dengan kelas saksi (misalnya,
significant impact in damages assessment, polisi, penggugat dari latar belakang etnis
sometimes unawares. tertentu, anak-anak, pengadu seksual atau
orang yang dituduh melakukan kejahatan ).

108
109

Usually, general suppositions about classes of anggapan tersebut mungkin berhubungan


people are themselves based upon underlying dengan kredibilitas kelas saksi (seperti dalam
attitudes, not necessarily incontestable or S (RD)), tetapi mereka dapat mempengaruhi
inaccurate propositions. As in all areas, keputusan faktual lainnya. Dengan demikian,
disclosure of the full reasoning process is an sikap tentang nilai (seperti dalam S (RD)),
essential prerequisite to testing and refining tetapi mereka dapat mempengaruhi keputusan
what lies beneath. Holding general faktual lainnya. Dengan demikian, sikap
suppositions is a badge of humanity. It does tentang nilai (seperti dalam S (RD)), tetapi
not necessarily betoken prejudice, unless those mereka dapat mempengaruhi keputusan
views are universally proscribed. Bias exists or faktual lainnya. Dengan demikian, sikap
appears only when the judicial mind is or tentang nilai pekerjaan rumah tangga atau
appears incapable of alteration.17 kemungkinan wanita yang tersisa dalam
Sun v Minister for Immigration and Ethnic angkatan kerja dapat memiliki dampak yang
Affairs18 was a rare case in which actual bias signifikan dalam penilaian kerusakan, kadang-
was inferred. Actual bias was inferred from kadang tidak siap.
repeated error and Wednesbury Biasanya, anggapan umum tentang kelas orang
unreasonableness. The case involved the itu sendiri didasarkan pada sikap yang
Australian Refugee Review Tribunal. It is mendasari, belum tentu disangkal atau tidak
relevant to my topic that one of the majority in akurat proposisi. Seperti dalam semua bidang,
the Full Federal Court of Australia (North J) pengungkapan proses penalaran penuh
described the actual bias as unintended. He merupakan prasyarat penting untuk pengujian
said:19 “A decision-maker may not be open to dan pemurnian apa yang terletak di bawahnya.
persuasion and, at the same time, not recognise Memegang anggapan umum adalah lencana
that limitation. Indeed, a characteristic of kemanusiaan. Ini tidak selalu memperjanjikan
prejudice is the lack of recognition by the prasangka, kecuali pandangan-pandangan
holder. Some judges, including myself, who yang dilarang secara universal. Bias ada atau
have in recent years attended gender and race hanya muncul ketika pikiran peradilan atau
awareness programmes, have been struck by muncul mampu perubahan. 17 dilarang secara
the unrecognised nature of the baggage which universal. Bias ada atau hanya muncul ketika
we carry on such issues. Decisions made upon pikiran peradilan atau muncul mampu
assumptions or prejudgments concerning race perubahan. 17

109
110

or gender have been made by many well- Menteri v Sun Imigrasi dan Urusan Etnis 18
meaning judges, unaware of the assumptions adalah kasus langka di mana Bias yang
or preconceptions which, in fact, governed sebenarnya disimpulkan. Bias yang Menteri v
their decisionmaking. Thus, actual bias may Sun Imigrasi dan Urusan Etnis 18 adalah kasus
exist even if the decision-maker did not intend langka di mana Bias yang sebenarnya
or did not know of their prejudice, or even disimpulkan. Bias yang Menteri v Sun
where the decision-maker believes, and says, Imigrasi dan Urusan Etnis 18 adalah kasus
that they have not prejudged a case.” langka di mana Bias yang sebenarnya
If, as happened recently in Australia, a female disimpulkan. Bias yang sebenarnya
Aboriginal magistrate gives voice and effect to disimpulkan dari kesalahan berulang dan
her attitudes about police behaviour or Wednesbury tidak masuk akal. Kasus ini
systemic violence to women we tend to sit up melibatkan Australia Pengungsi sebenarnya
and take notice. The media will usually ensure disimpulkan dari kesalahan berulang dan
publicity and there will be no lack of critical Wednesbury tidak masuk akal. Kasus ini
commentators. Conversely, a white male judge melibatkan Australia Pengungsi sebenarnya
who betrays an unaccept-able disimpulkan dari kesalahan berulang dan
Wednesbury tidak masuk akal. Kasus ini
melibatkan Australia Pengungsi Ulasan
Pengadilan. Hal ini relevan dengan topik saya
bahwa salah satu mayoritas di Pengadilan
Federal Penuh Australia (North J) dijelaskan
bias yang sebenarnya sebagai tidak diinginkan.
Dia berkata: 19 (North J) dijelaskan bias yang
sebenarnya sebagai tidak diinginkan. Dia
berkata: 19
“Seorang pembuat keputusan mungkin tidak
terbuka untuk persuasi dan, pada saat yang
sama, tidak mengakui keterbatasan itu.
Memang, karakteristik dari prasangka adalah
kurangnya pengakuan oleh pemegang.
Beberapa hakim, termasuk saya sendiri, yang

110
111

dalam beberapa tahun terakhir mengikuti


program gender dan kesadaran ras, telah
dipukul oleh sifat yang belum diakui dari
bagasi yang kita bawa pada isu-isu tersebut.
Keputusan yang dibuat pada asumsi-asumsi
atau prasangka mengenai ras atau gender telah
dilakukan oleh banyak hakim yang bermaksud
baik, menyadari asumsi atau prasangka yang,
pada kenyataannya, diatur pengambilan
keputusan mereka. Dengan demikian, Bias
sebenarnya mungkin ada bahkan jika pembuat
keputusan tidak berniat atau tidak tahu
prasangka mereka, atau bahkan di mana
pembuat keputusan percaya, dan mengatakan,
bahwa mereka tidak praduga kasus.”
Jika, seperti yang terjadi baru-baru ini di
Australia, seorang hakim Aborigin perempuan
memberikan suara dan efek sikap dia tentang
perilaku polisi atau kekerasan sistemik untuk
perempuan kita cenderung untuk duduk dan
memperhatikan. Media biasanya akan
memastikan publisitas dan tidak akan ada
kekurangan komentator kritis. Sebaliknya,
seorang hakim laki-laki kulit putih yang
mengkhianati sebuah Batal terima-bisa
attitude about female sexual complainants can sikap tentang pengadu seksual wanita dapat
expect to be taken to task by a different section mengharapkan untuk diambil untuk tugas oleh
of the public also feeding off the publicity of bagian yang berbeda dari masyarakat juga
judicial proceedings. It will be no answer in the makan dari publisitas dari proses peradilan. Ini
court of public opinion that both judicial akan menjadi tidak ada jawaban di pengadilan
officers were expressing attitudes of perhaps publik pendapat masyarakat juga makan dari

111
112

sizeable sub-groups of the public or applying publisitas dari proses peradilan. Ini akan
traditional legal principles (including the menjadi tidak ada jawaban di pengadilan
principles of judicial notice) or that their publik pendapat masyarakat juga makan dari
bruising remarks were an unintentional slip in publisitas dari proses peradilan. Ini akan
an ex tempore judgment. menjadi tidak ada jawaban di pengadilan
However, in the court of judicial opinion it is publik pendapat bahwa kedua petugas
important that we should recognise that the pengadilan yang menyatakan sikap mungkin
same forces are at work in each situation cukup besar sub-kelompok prinsip-prinsip
(regardless of our approval or disapproval of hukum tradisional publik atau menerapkan
the suppositions revealed in the remarks of the (termasuk prinsip-prinsip pemberitahuan
two judicial officers). We must recognise this yudisial) atau bahwa pernyataan memar
before the debate descends into the particular mereka slip disengaja dalam penghakiman
contexts and before personal sympathy or mantan tempore. Namun, di pengadilan
antipathy for a particular judicial officer clouds yudisial pendapat adalah penting mereka slip
the reasoned debate about what is involved. disengaja dalam penghakiman mantan
Inherited, learnt or acquired attitudes of tempore. Namun, di pengadilan yudisial
particular judicial officers may be deeply pendapat adalah penting mereka slip disengaja
influential in the mundane tasks of the judicial dalam penghakiman mantan tempore. Namun,
life even if they only reveal themselves on di pengadilan yudisial pendapat adalah penting
spectacular occasions. bahwa kita harus mengakui bahwa kekuatan
What is bias or prejudice? Mr Justice yang sama sedang bekerja dalam setiap situasi
McReynolds of the United States Supreme (tanpa persetujuan kami atau ketidaksetujuan
Court was a noted misogynist and anti-Semite, dari pengandaian terungkap dalam pernyataan
even by the standards of his day. He was dari dua petugas peradilan). Kita harus
described by his own Chief Justice as “fuller of mengakui ini sebelum perdebatan turun ke
prejudice than any man I have ever known”.20 dalam konteks tertentu dan sebelum simpati
Once McReynolds J wrote in a judgment:21 pribadi atau antipati untuk tertentu awan
“Intense dislike of a class does not render the petugas pengadilan perdebatan beralasan
judge incapable of administering complete tentang apa yang terlibat.
justice to one of its members. A public officer Warisan, dipelajari atau diperoleh sikap
who entertained no aversion towards disloyal petugas peradilan tertentu mungkin sangat

112
113

German immigrants during the late war was berpengaruh dalam tugas biasa dari kehidupan
simply unfit for his place.” Prejudice does not peradilan bahkan jika mereka hanya
usually come so neatly packaged. Usually it mengungkapkan diri mereka sendiri pada
lies somewhat beneath the surface. kesempatan yang spektakuler.
Some definitions of bias are unhelpful because Apa yang bias atau prasangka? Mr Justice
they are too bland. I would include those that McReynolds dari Mahkamah Agung Amerika
state that the subject must come to the Serikat adalah misoginis kondang dan anti-
adjudication with an independent mind that Semit, bahkan oleh standar zamannya. Dia
lacks inclination or bias towards one side or telah dijelaskan oleh Hakim Ketua sendiri
other in the dispute.22 Others tend to be sebagai “penuh prasangka daripada pria yang
circular because they speak of unfairly pernah saya kenal”. 20 Setelah McReynolds J
regarding one side or the other with favour or menulis dalam penghakiman: 21 saya kenal”.
disfavour.23 Of course, I recognise that it is 20 Setelah McReynolds J menulis dalam
hard to avoid such approaches to such an open- penghakiman: 21 saya kenal”. 20 Setelah
ended topic. McReynolds J menulis dalam penghakiman:
Prejudice connotes improper influence, 21 saya kenal”. 20 Setelah McReynolds J
usually of an insidious kind. In Scalia J’s menulis dalam penghakiman: 21
words,24 it connotes: “…a favourable or “Tidak suka intens dari sebuah kelas tidak
unfavourable disposition or opinion that is membuat hakim tidak mampu menjalankan
somehow wrongful or inappropriate, either keadilan lengkap untuk salah satu anggotanya.
because it is undeserved, or because it rests Seorang petugas publik yang menghibur ada
upon knowledge that the subject ought not to keengganan terhadap imigran Jerman setia
possess…or because it is excessive in degree.” selama perang akhir hanya tidak layak untuk
Scalia J added that one would not say that tempatnya.”
world opinion was biased against Adolf Hitler. Prasangka biasanya tidak datang begitu rapi
dikemas. Biasanya itu terletak agak di bawah
permukaan.
Beberapa definisi bias tidak membantu karena
mereka terlalu hambar. Aku akan termasuk
orang-orang yang menyatakan bahwa subjek
harus datang ke pengadilan dengan pikiran

113
114

independen yang tidak memiliki


kecenderungan atau bias terhadap satu sisi atau
lainnya dalam sengketa. 22 Lainnya cenderung
melingkar karena mereka berbicara tentang
tidak adil mengenai satu sisi atau atau lainnya
dalam sengketa. 22 Lainnya cenderung
melingkar karena mereka berbicara tentang
tidak adil mengenai satu sisi atau atau lainnya
dalam sengketa. 22 Lainnya cenderung
melingkar karena mereka berbicara tentang
tidak adil mengenai satu sisi atau yang lain
dengan mendukung atau tdk setuju. 23 Tentu
saja, saya mengakui bahwa sulit untuk
menghindari pendekatan tersebut yang lain
dengan mendukung atau tdk setuju. 23 Tentu
saja, saya mengakui bahwa sulit untuk
menghindari pendekatan tersebut yang lain
dengan mendukung atau tdk setuju. 23 Tentu
saja, saya mengakui bahwa sulit untuk
menghindari pendekatan tersebut untuk topik
terbuka tersebut.
Prasangka berkonotasi pengaruh yang tidak
tepat, biasanya dari jenis berbahaya. Dengan
kata Scalia J, 24 Prasangka berkonotasi
pengaruh yang tidak tepat, biasanya dari jenis
berbahaya. Dengan kata Scalia J, 24
berkonotasi:
“... disposisi atau pendapat yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan
yang entah bagaimana salah atau tidak pantas,
baik karena itu tidak layak, atau karena

114
115

bersandar pada pengetahuan salah atau tidak


pantas, baik karena itu tidak layak, atau karena
bersandar pada pengetahuan salah atau tidak
pantas, baik karena itu tidak layak, atau karena
bersandar pada pengetahuan salah atau tidak
pantas, baik karena itu tidak layak, atau karena
bersandar pada pengetahuan bahwa subjek
tidak seharusnya untuk memiliki ... atau karena
berlebihan dalam derajat.”
Scalia J menambahkan bahwa salah satu tidak
akan mengatakan bahwa opini dunia itu bias
terhadap Adolf Hitler.
But what would be said of a judge at Hitler’s Tapi apa yang akan dikatakan seorang hakim
hypothetical trial if that person had suffered di pengadilan hipotetis Hitler jika orang itu
directly at the hands of his genocidal policies? telah menderita secara langsung di tangan
Or what of the judge trying a charge of child kebijakan genosida nya? Atau apa hakim
murder whose own child had been the victim mencoba tuduhan pembunuhan anak yang
of such a crime? Most of us would perceive anaknya sendiri telah menjadi korban
that such judges would have real difficulties in kejahatan seperti itu? Sebagian besar dari kita
objectivity, going beyond the appearance of akan merasa bahwa hakim tersebut akan
bias. We would feel uneasy about a verdict mengalami kesulitan nyata dalam objektivitas,
rendered by such a judge, especially if his or melampaui tampilan bias. Kami akan merasa
her history only came to light later. gelisah tentang vonis yang diberikan oleh
Sometimes prejudice may be idiosyncratic or hakim seperti itu, terutama jika nya sejarah
individual in this sense, like the prejudice of hanya terungkap kemudian.
the man who became the first judge of divorce Kadang-kadang prasangka mungkin istimewa
in New South Wales, John Hargrave. Earlier in atau individu dalam pengertian ini, seperti
his life he had been a foundation judge of the prasangka dari orang yang menjadi hakim
District Court of New South Wales. According pertama perceraian di New South Wales, John
to Chief Justice Sir Alfred Stephen, Hargrave’s Hargrave. Sebelumnya dalam hidupnya ia
judgeship had been “disastrous for women pernah menjadi hakim dasar Pengadilan

115
116

suitors” because he habitually decided against Negeri New South Wales. Menurut Hakim
them. This misogynistic disability was Agung Sir Alfred Stephen, jabatan hakim
apparently due to Hargrave’s inability to Hargrave telah “bencana bagi pelamar wanita”
forgive his wife for having committed him to a karena ia terbiasa memutuskan melawan
lunatic asylum in the mid 1850s.25 mereka. cacat misoginis Ini rupanya karena
Other “prejudices” like racism or sexism may ketidakmampuan Hargrave untuk
be widely shared. For that reason, they may go mengampuni istrinya karena telah
unchallenged during their heyday. Yet times berkomitmen dia ke rumah sakit jiwa di
and fashions change. pertengahan 1850-an. 25 berkomitmen dia ke
We have all encountered judges who did not rumah sakit jiwa di pertengahan 1850-an. 25
transgress the boundaries of apprehended bias, Lainnya “prasangka” seperti rasisme atau
but who appeared to display generalised seksisme dapat secara luas dibagi. Untuk
dispositions for or against classes of litigants: alasan itu, mereka mungkin pergi tak
women, black persons, immigrants, workers, tertandingi selama masa kejayaan mereka.
employers, police, government bodies, etc. Namun kali dan mode berubah. Kami memiliki
There may even be judges of this ilk on the semua hakim yang dihadapi yang tidak
bench today. If we disapprove of a judge’s melanggar batas-batas bias ditangkap, tapi
particular leanings, we focus on the types of yang muncul untuk menampilkan disposisi
litigant (dis)favoured and we may use words umum untuk atau melawan kelas berperkara:
such as “biased”, “prejudiced”, “sympathetic perempuan, orang hitam, imigran, pekerja,
for/against”. If we approve of a judge’s pengusaha, polisi, badan pemerintah, dll Ada
leanings, we tend to focus on the issues bahkan mungkin menjadi hakim sejenisnya ini
involved and we describe the judge as di bangku cadangan saat ini. Jika kita setuju
“understanding” or “appreciating” particular kecenderungan tertentu hakim, kita fokus pada
values. jenis penggugat ( dis) disukai dan kami dapat
Judges’ tendencies to show generalised menggunakan kata-kata seperti “bias”,
dispositions are likely to be chatted about “berprasangka”, kita fokus pada jenis
rather than made the subject of formal penggugat ( dis) disukai dan kami dapat
complaint or appellate challenge. Most of us menggunakan kata-kata seperti “bias”,
would feel equipped to characterise judges of “berprasangka”, kita fokus pada jenis
our acquaintance as having a particular profile penggugat ( dis) disukai dan kami dapat

116
117

in categories of case, although we would feel menggunakan kata-kata seperti “bias”,


awkward about raising it in the judge’s “berprasangka”, “simpatik untuk / terhadap”.
presence. Discussion is almost invariably Jika kita menyetujui kecenderungan hakim,
about persons not present in time or place. kita cenderung untuk fokus pada masalah
Naturally we find it easier to detect prejudices terlibat “simpatik untuk / terhadap”. Jika kita
in others than in ourselves. menyetujui kecenderungan hakim, kita
In Doctor Grenville v The College of cenderung untuk fokus pada masalah terlibat
Physicians,26 Holt CJ (CJKB 1689–1710) “simpatik untuk / terhadap”. Jika kita
gave a number of reasons for not following a menyetujui kecenderungan hakim, kita
dictum of Lord Coke (CJCP 1606–1613) in cenderung untuk fokus pada masalah terlibat
Doctor Bonham’s Case.27 One of them was, dan kami menjelaskan hakim sebagai
“besides, he seems to have been under some “pemahaman” atau “menghargai” nilai-nilai
transport, because Doctor Bonham was a tertentu.
graduate of Cambridge, his own mother kecenderungan hakim untuk menunjukkan
university.” disposisi umum kemungkinan akan mengobrol
One is reminded of Megarry’s account of the tentang ketimbang membuat subjek keluhan
meeting of judges to consider a draft address to resmi atau tantangan banding. Sebagian besar
Queen Victoria on the occasion of the opening dari kita akan merasa siap untuk
of the Royal Courts of Justice in 1882. The mengkarakterisasi hakim dari kenalan kita
address contained the phrase “Your Majesty’s sebagai memiliki profil tertentu dalam kategori
Judges are deeply sensible of their own many kasus, meskipun kami akan merasa canggung
shortcomings…”. Jessel MR strongly tentang menaikkannya di hadapan hakim.
objected, saying “I am not conscious of ‘many Diskusi hampir selalu tentang orang tidak
shortcomings’, and if I were I should not be fit hadir dalam waktu atau tempat. Tentu kita
to sit on the bench”. Bowen LJ suggested that merasa lebih mudah untuk mendeteksi
the address record, instead, that the judges prasangka pada orang lain daripada di diri kita
were “deeply sensible of the shortcomings of sendiri. Di Dokter Grenville v The merasa
each other”.28 lebih mudah untuk mendeteksi prasangka pada
orang lain daripada di diri kita sendiri. Di
Dokter Grenville v The College of Physicians,
26 Holt CJ (CJKB 1689-1710) memberikan

117
118

sejumlah alasan untuk tidak mengikuti sebuah


diktum dari College of Physicians, 26 Holt CJ
(CJKB 1689-1710) memberikan sejumlah
alasan untuk tidak mengikuti sebuah diktum
dari College of Physicians, 26 Holt CJ (CJKB
1689-1710) memberikan sejumlah alasan
untuk tidak mengikuti sebuah diktum dari
Tuhan Coke (CJCP 1606-1613) di Kasus
dokter Bonham. 27 Salah satunya
adalah,Tuhan Coke (CJCP 1606-1613) di
Kasus dokter Bonham. 27 Salah satunya
adalah,Tuhan Coke (CJCP 1606-1613) di
Kasus dokter Bonham. 27 Salah satunya
adalah,Tuhan Coke (CJCP 1606-1613) di
Kasus dokter Bonham. 27 Salah satunya
adalah,
“Selain itu, ia tampaknya telah berada di
bawah beberapa transportasi, karena Dokter
Bonham adalah lulusan Cambridge,
universitas ibunya sendiri.” Salah satu
diingatkan akun Megarry tentang pertemuan
hakim untuk mempertimbangkan rancangan
alamat untuk Ratu Victoria pada kesempatan
pembukaan Royal Courts of Justice pada tahun
1882. alamat terkandung kalimat “Hakim yang
Mulia ini adalah sangat masuk akal sendiri
banyak kekurangan mereka ...”. Jessel MR
sangat keberatan, mengatakan “Saya tidak
sadar 'banyak kekurangan', dan jika saya saya
tidak akan fit untuk duduk di bangku”. Bowen
LJ menyarankan bahwa catatan alamat,

118
119

sebaliknya, bahwa hakim “sangat masuk akal


kekurangan satu sama lain”. 28
(I shall later contend that this capacity to view (Aku akan kemudian berpendapat bahwa
others more critically than ourselves is itself an kemampuan ini untuk melihat orang lain lebih
unconscious prejudice.) kritis dari diri kita sendiri itu sendiri
I suggest that we have to be extremely careful merupakan prasangka sadar.)
with attributing prejudice to classes of people Saya menyarankan bahwa kita harus sangat
that are based upon externalities like age, race, berhati-hati dengan menghubungkan
gender and schooling. In this as in other areas, mengurangi kelas orang yang didasarkan pada
appearances may be important, but they can be eksternalitas seperti usia, ras, jenis kelamin
deceptive as a gauge of an individual judge’s dan pendidikan. Dalam hal ini seperti di daerah
attitudes. Indeed, focusing on such lain, penampilan mungkin penting, tapi
externalities can itself betray the prejudices of mereka bisa menipu sebagai ukuran sikap
the viewer as well as place improper pressure seorang hakim individu. Memang, dengan
on the object to abandon true neutrality and fokus pada eksternalitas tersebut dapat sendiri
impartiality. Some of the debate about the mengkhianati prasangka penampil serta tempat
presumed attitude of female judges betrays tekanan yang tidak tepat pada objek untuk
these fallacies. We need to expose, debate and meninggalkan netralitas benar dan tidak
contest generalised attitudes so as to appreciate memihak. Beberapa perdebatan tentang sikap
their proper influence upon judicial decision- dianggap hakim perempuan mengkhianati
making, and to remind all judges of the need to kesalahan-kesalahan ini. Kita perlu untuk
stand outside themselves and to question their mengekspos, debat dan lomba umum sikap
own certainties. sehingga dapat menghargai pengaruh yang
The notion that the judiciary should itself be tepat pada peradilan pengambilan keputusan,
“representative” of the society that it serves is dan untuk mengingatkan semua hakim dari
a comparatively modern idea. But even within kebutuhan untuk berdiri di luar diri mereka
the last century there have been different sendiri dan mempertanyakan kepastian mereka
phases of its particular application. sendiri.
Yesterday’s concerns were about Roman Gagasan bahwa pengadilan harus sendiri
Catholic/Protestant balance. Today gender and menjadi “wakil” dari masyarakat yang
racial issues are at the forefront. dilayaninya adalah ide yang relatif modern.

119
120

I shall return to the issue of a more Tetapi bahkan dalam abad terakhir telah ada
representative judiciary. However, I believe fase yang berbeda dari aplikasi tertentu nya.
that we need to ensure that representativeness keprihatinan kemarin sekitar Katolik /
does not undermine our commitment to keseimbangan Protestan Romawi. Hari gender
judicial impartiality. The spheres are quite dan isu-isu rasial berada di garis depan. Aku
distinct. We are equally affronted by the akan kembali ke isu peradilan yang lebih
accused who demanded an all male jury29 and representatif. Namun, saya percaya bahwa kita
the litigant who sought to have an all male perlu memastikan keterwakilan yang tidak
bench of the Full Federal Court disqualified on melemahkan komitmen kami untuk
the basis of apprehension of bias stemming ketidakberpihakan peradilan. Bola cukup
solely from their gender.30 The applicants berbeda. Kami sama-sama terhina oleh
(who were each male) confused impartiality terdakwa yang menuntut semua juri laki-laki
and representativeness. 29 dan penggugat yang berusaha untuk Kami
I agree with Cory J in S (RD) where he said:31 sama-sama terhina oleh terdakwa yang
“the test for reasonable apprehension of bias menuntut semua juri laki-laki 29 dan
applies equally to all judges, regardless of their penggugat yang berusaha untuk Kami sama-
background, gender, race, ethnic origin, or any sama terhina oleh terdakwa yang menuntut
other characteristic. A judge who happens to semua juri laki-laki 29 dan penggugat yang
be black is no more likely to be biased in berusaha untuk memiliki bangku semua laki-
dealing with black litigants, than a white judge laki dari Pengadilan Federal Penuh
is likely to be biased in favour of white didiskualifikasi atas dasar ketakutan bias
litigants. All judges of every race, colour, berasal semata-mata dari jenis kelamin
religion, or national background are entitled to mereka. 30 Pelamar (yang masing-masing
the same presumption of judicial integrity and laki-laki) bingung ketidakberpihakan dan
the same high threshold for a finding of bias. semata-mata dari jenis kelamin mereka. 30
Similarly, all judges are subject to the same Pelamar (yang masing-masing laki-laki)
fundamental duties to be and to appear to be bingung ketidakberpihakan dan semata-mata
impartial.” dari jenis kelamin mereka. 30 Pelamar (yang
The English Court of Appeal spoke to similar masing-masing laki-laki) bingung
effect in Locabail (UK) Ltd v Bayfield ketidakberpihakan dan keterwakilan. Saya
Properties Ltd when they said:32 “It would be setuju dengan Cory J di S (RD) di mana ia

120
121

dangerous and futile to attempt to define or list berkata: 31keterwakilan. Saya setuju dengan
the factors which may or may not give rise to Cory J di S (RD) di mana ia berkata:
a real danger of bias. Everything will depend 31keterwakilan. Saya setuju dengan Cory J di
on the facts, which may include the nature of S (RD) di mana ia berkata: 31keterwakilan.
the issue to be decided. We cannot, however, Saya setuju dengan Cory J di S (RD) di mana
conceive of circumstances in which an ia berkata: 31
objection could be soundly based on the “Tes untuk ketakutan yang wajar bias berlaku
religion, ethnic or national origin, gender, age, sama untuk semua hakim, terlepas dari latar
class, means or sexual orientation of the judge. belakang mereka, jenis kelamin, ras, asal etnis,
Nor, at any rate ordinarily, could an objection atau karakteristik lainnya. Seorang hakim yang
be soundly based on the judge’s social or kebetulan menjadi hitam tidak lebih cenderung
educational or service or employment menjadi bias dalam menangani berperkara
background or history, nor that of any member hitam, dari seorang hakim putih mungkin akan
of the judge’s family; or previous political bias mendukung berperkara putih. Semua
associations; or membership of social or hakim setiap ras, warna kulit, agama, atau latar
sporting or charitable bodies; or Masonic belakang nasional berhak atas praduga yang
associations; or previous judicial sama integritas peradilan dan ambang batas
tinggi yang sama untuk temuan bias. Demikian
pula, semua hakim tunduk tugas dasar yang
sama untuk menjadi dan tampak
memihak.”The English Pengadilan Banding
berbicara dengan efek yang sama di Locabail
(UK) Ltd v Bayfield Properti Ltd ketika
mereka berkata: 32Banding berbicara dengan
efek yang sama di Locabail (UK) Ltd v
Bayfield Properti Ltd ketika mereka berkata:
32Banding berbicara dengan efek yang sama
di Locabail (UK) Ltd v Bayfield Properti Ltd
ketika mereka berkata: 32Banding berbicara
dengan efek yang sama di Locabail (UK) Ltd

121
122

v Bayfield Properti Ltd ketika mereka berkata:


32
“Ini akan menjadi berbahaya dan sia-sia untuk
mencoba untuk menentukan atau daftar faktor-
faktor yang mungkin atau mungkin tidak
menimbulkan bahaya nyata bias. Semuanya
akan tergantung pada fakta-fakta, yang
mungkin termasuk sifat masalah yang akan
memutuskan. Kita tidak bisa, bagaimanapun,
membayangkan keadaan dimana keberatan
dapat nyenyak berdasarkan agama, etnis atau
nasional, jenis kelamin, usia, kelas, berarti atau
orientasi seksual dari hakim. Juga, pada setiap
tingkat biasanya, bisa keberatan akan nyenyak
didasarkan pada hakim sosial atau pendidikan
atau layanan atau pekerjaan latar belakang atau
sejarah, atau bahwa dari setiap anggota
keluarga hakim; atau asosiasi politik
sebelumnya; atau keanggotaan badan sosial
atau olahraga atau amal; atau asosiasi
Masonik; atau sebelumnya peradilan
decisions; or extra-curricular utterances keputusan; atau ucapan-ucapan ekstra
(whether in textbooks, lectures, speeches, kurikuler (baik dalam buku pelajaran, kuliah,
articles, interviews, reports or responses to pidato, artikel, wawancara, laporan atau
consultation papers); or previous receipt of tanggapan terhadap surat-surat konsultasi);
instructions to act for or against any party, atau penerimaan sebelumnya petunjuk untuk
solicitor or advocate engaged in a case before bertindak untuk atau terhadap pihak,
him; or membership of the same Inn, circuit, pengacara atau advokat terlibat dalam kasus
local Law Society or chambers…” depannya; atau keanggotaan yang sama Inn,
Personal and ideological association The sirkuit, Hukum Masyarakat lokal atau ruang
decision in Pinochet (No 2)33 was a stark ...”

122
123

reminder that a judge’s open commitment to a asosiasi pribadi dan ideologis Keputusan di
noble cause may undermine the decision as Pinochet (No 2) 33 adalah pengingat yang
much as pecuniary interest in the outcome. In sebenarnya bahwa komitmen terbuka hakim
the first Pinochet case,34 Amnesty untuk tujuan mulia dapat Keputusan di
International had been given leave to Pinochet (No 2) 33 adalah pengingat yang
intervene. One of the Law Lords was a sebenarnya bahwa komitmen terbuka hakim
Director and Chairperson of Amnesty untuk tujuan mulia dapat Keputusan di
International Charity Ltd, a related body Pinochet (No 2) 33 adalah pengingat yang
whose chief function was to allocate funding sebenarnya bahwa komitmen terbuka hakim
to a third body, Amnesty International Ltd. untuk tujuan mulia dapat Keputusan di
The last-mentioned body had published Pinochet (No 2) 33 adalah pengingat yang
research about human rights violations in sebenarnya bahwa komitmen terbuka hakim
Chile. Lord Hoffmann was not a member of untuk tujuan mulia dapat merusak keputusan
Amnesty International, but his failure to sebanyak bunga berupa uang dalam hasilnya.
disclose the link he had or to recuse led to the Pada bagian pertama Pinochet kasus, 34
setting aside of the first appeal decision. Lord Amnesty merusak keputusan sebanyak bunga
Browne-Wilkinson held: 35 “If the absolute berupa uang dalam hasilnya. Pada bagian
impartiality of the judiciary is to be pertama Pinochet kasus, 34 Amnesty merusak
maintained, there must be a rule which keputusan sebanyak bunga berupa uang dalam
automatically disqualifies a judge who is hasilnya. Pada bagian pertama Pinochet kasus,
involved, whether personally or as a Director 34 Amnesty merusak keputusan sebanyak
of a company, in promoting the same causes in bunga berupa uang dalam hasilnya. Pada
the same organisation as is a party to the suit. bagian pertama Pinochet kasus, 34 Amnesty
There is no room for fine distinctions if Lord merusak keputusan sebanyak bunga berupa
Hewart CJ’s famous dictum is to be observed: uang dalam hasilnya. Pada bagian pertama
it is ‘of fundamental importance that justice Pinochet kasus, 34 Amnesty International telah
should not only be done, but should manifestly diberikan cuti untuk campur tangan. Salah satu
and undoubtedly be seen to be done’.” Lords Hukum adalah Direktur dan Ketua
Recently, the High Court of Australia has Amnesty International Charity Ltd, sebuah
equated the rules of disqualification whether badan terkait yang fungsinya kepala adalah
untuk mengalokasikan dana untuk tubuh

123
124

based upon “personal, social, financial or ketiga, Amnesty International Ltd Tubuh yang
ideological” association.36 disebutkan terakhir telah menerbitkan
We like to deal with tangibles, even the penelitian tentang pelanggaran hak asasi
tangible of appearances. Thus, in Pinochet (No manusia di Chili. Tuhan Hoffmann bukan
2), the Law Lords concentrated upon the anggota dari Amnesty International, tetapi
offices held by Lord Hoffman and the kegagalan untuk mengungkapkan link dia atau
interrelationship of the various Amnesty untuk mengundurkan menyebabkan
organisations. In the end, it was the appearance pengaturan selain dari keputusan banding
of closeness to an intervening party in the pertama. Lord Browne-Wilkinson diadakan:
proceedings that led to the overturning of 35 diadakan: 35
Pinochet (No 1), accompanied with the “Jika ketidakberpihakan mutlak dari lembaga
conventional acquittal of the judge of any peradilan harus dipertahankan, harus ada
actual bias. aturan yang secara otomatis mendiskualifikasi
But what if another Law Lord held no office in seorang hakim yang terlibat, baik secara
Amnesty International but was passionately pribadi atau sebagai Direktur sebuah
committed to human rights in the cone of perusahaan, dalam mempromosikan penyebab
Southern America? In what circumstances, yang sama dalam organisasi yang sama seperti
if any, should he or she recuse? Or disclose? pesta gugatan itu. Tidak ada ruang untuk
And what should be disclosed in such perbedaan baik jika diktum terkenal Tuhan
circumstances? Hewart CJ adalah untuk diamati: itu adalah
The warning in Pinochet (No 2) is clear. 'kepentingan mendasar bahwa keadilan tidak
According to Lord Hutton, for a judge to hold hanya harus dilakukan, tetapi harus nyata dan
a “strong commitment to some cause or belief tidak diragukan lagi dilihat harus dilakukan' “.
[may] shake public confidence in the Baru-baru ini, Pengadilan Tinggi Australia
administration of justice as much as a telah disamakan aturan diskualifikasi apakah
shareholding”.37 In Hoekstra v HM Advocate berdasarkan “pribadi, sosial, keuangan atau
(No ideologi” asosiasi. 36 “pribadi, sosial,
2)38 the Scottish High Court of Justiciary set keuangan atau ideologi” asosiasi. 36
aside an earlier decision of that Court, Kami ingin berurusan dengan tangibles,
differently constituted, which had refused to bahkan nyata dari penampilan. Dengan
quash a conviction challenged on the ground of demikian, di Pinochet (ada Kami ingin

124
125

breach of article 8 of the European Convention berurusan dengan tangibles, bahkan nyata dari
on Human Rights (ECHR). The chairman of penampilan. Dengan demikian, di Pinochet
the earlier panel had given a press interview (ada 2), Lords Hukum terkonsentrasi pada
shortly after his retirement in kantor dipegang oleh Tuhan Hoffman dan
keterkaitan dari berbagai 2), Lords Hukum
terkonsentrasi pada kantor dipegang oleh
Tuhan Hoffman dan keterkaitan dari berbagai
organisasi Amnesty. Pada akhirnya, itu adalah
penampilan kedekatan dengan pihak intervensi
dalam proses yang menyebabkan
menjungkirbalikkan dari Pinochet (No 1),
disertai dengan pembebasan proses yang
menyebabkan menjungkirbalikkan dari
Pinochet (No 1), disertai dengan pembebasan
proses yang menyebabkan
menjungkirbalikkan dari Pinochet (No 1),
disertai dengan pembebasan konvensional
hakim bias yang sebenarnya.
Tapi bagaimana jika Tuhan UU lain yang
diadakan tidak ada kantor di Amnesty
International namun penuh semangat
berkomitmen untuk hak asasi manusia di
kerucut Amerika Selatan? Dalam keadaan apa,
jika ada, harus ia mengundurkan? Atau
mengungkapkan? Dan apa yang harus
diungkapkan dalam keadaan seperti itu?
Peringatan di Pinochet (No 2) jelas. Atau
mengungkapkan? Dan apa yang harus
diungkapkan dalam keadaan seperti itu?
Peringatan di Pinochet (No 2) jelas. Atau
mengungkapkan? Dan apa yang harus

125
126

diungkapkan dalam keadaan seperti itu?


Peringatan di Pinochet (No 2) jelas. Menurut
Lord Hutton, untuk hakim untuk mengadakan
“komitmen yang kuat untuk beberapa
penyebab atau keyakinan [mungkin]
mengguncang kepercayaan publik dalam
administrasi peradilan sebanyak kepemilikan
saham suatu”. 37 Di Hoekstra v [mungkin]
mengguncang kepercayaan publik dalam
administrasi peradilan sebanyak kepemilikan
saham suatu”. 37 Di Hoekstra v [mungkin]
mengguncang kepercayaan publik dalam
administrasi peradilan sebanyak kepemilikan
saham suatu”. 37 Di Hoekstra v [mungkin]
mengguncang kepercayaan publik dalam
administrasi peradilan sebanyak kepemilikan
saham suatu”. 37 Di Hoekstra v HM Advokat
(ada
2) 38 Pengadilan Tinggi Skotlandia penjabat
menyisihkan keputusan sebelumnya dari
Pengadilan itu, berbeda 2) 38 Pengadilan
Tinggi Skotlandia penjabat menyisihkan
keputusan sebelumnya dari Pengadilan itu,
berbeda 2) 38 Pengadilan Tinggi Skotlandia
penjabat menyisihkan keputusan sebelumnya
dari Pengadilan itu, berbeda dibentuk, yang
telah menolak untuk membatalkan keyakinan
ditantang atas dasar pelanggaran pasal 8 dari
Konvensi dibentuk, yang telah menolak untuk
membatalkan keyakinan ditantang atas dasar
pelanggaran pasal 8 dari Konvensi Eropa

126
127

tentang Hak Asasi Manusia ( ECHR). Ketua


panel sebelumnya telah memberikan sebuah
wawancara pers Eropa tentang Hak Asasi
Manusia ( ECHR). Ketua panel sebelumnya
telah memberikan sebuah wawancara pers tak
lama setelah pensiun di
which he said that the Canadian Charter of yang katanya bahwa Kanada Piagam Hak dan
Rights and Freedoms — which in turn had Kebebasan - yang pada gilirannya telah
been based on the European Convention — didasarkan pada Konvensi yang katanya
would provide “a field day for crackpots, a bahwa Kanada Piagam Hak dan Kebebasan -
pain in the neck for judges and legislators and yang pada gilirannya telah didasarkan pada
a goldmine for lawyers”. Konvensi yang katanya bahwa Kanada Piagam
Timmins v Gormley39 was one of a group of Hak dan Kebebasan - yang pada gilirannya
post-Pinochet cases decided by the English telah didasarkan pada Konvensi Eropa - akan
Court of Appeal. The Court (Lord Bingham of memberikan “lapangan hari untuk crackpots,
Cornhill CJ, Lord Woolf MR and Sir Richard rasa sakit di leher untuk hakim dan anggota
Scott VC) set aside the judgment of a recorder legislatif dan tambang emas bagi pengacara”.
in a personal injuries case because of the Timmins v Gormley 39 adalah salah satu dari
trenchancy of expression in a handful of sekelompok pasca Pinochet kasus yang
learned articles he had written for legal diputuskan oleh Pengadilan Inggris Timmins v
journals about personal injury law.40 The Gormley 39 adalah salah satu dari sekelompok
three eminent judges acknowledged that there pasca Pinochet kasus yang diputuskan oleh
is nothing inappropriate in a judge holding Pengadilan Inggris Timmins v Gormley 39
firm views as to unacceptable practices of adalah salah satu dari sekelompok pasca
insurers, and that the views expressed were Pinochet kasus yang diputuskan oleh
shared by other experienced commentators. Pengadilan Inggris Timmins v Gormley 39
Nevertheless, the issue was posed and adalah salah satu dari sekelompok pasca
answered as follows:41 “We have…to ask, Pinochet kasus yang diputuskan oleh
taking a broad common sense approach, Pengadilan Inggris Timmins v Gormley 39
whether a person holding the pronounced pro- adalah salah satu dari sekelompok pasca
claimant anti-insurer views expressed by the Pinochet kasus yang diputuskan oleh

127
128

recorder in the articles might not Pengadilan Inggris Banding. Pengadilan


unconsciously have leaned in favour of the (Tuhan Bingham dari Cornhill CJ, Tuhan
claimant and against the defendant in resolving Woolf MR dan Sir Richard Scott VC)
the factual issues between them. Not without menyisihkan penghakiman perekam dalam
misgiving, we conclude that there was on the kasus cedera pribadi karena trenchancy
facts here a real danger of such a result. We do ekspresi dalam beberapa artikel belajar ia telah
not think a lay observer with knowledge of the menulis untuk jurnal hukum tentang pribadi
facts could have excluded that possibility, and hukum cedera. 40 Tiga hakim terkemuka
nor can we.” mengakui bahwa tidak ada yang tidak menulis
This exposes the judge who speaks or writes untuk jurnal hukum tentang pribadi hukum
extra-judicially, or who participates in areas of cedera. 40 Tiga hakim terkemuka mengakui
community life giving involvement in bahwa tidak ada yang tidak menulis untuk
“controversial” issues, to accusations of bias. jurnal hukum tentang pribadi hukum cedera.
There is ongoing debate whether this means 40 Tiga hakim terkemuka mengakui bahwa
that judges should adopt the silence and tidak ada yang tidak pantas di hakim memiliki
withdrawal of the trappist.42 But to dwell on pandangan yang tegas untuk praktek tidak
that topic is to risk moving away from the dapat diterima perusahaan asuransi, dan bahwa
matter at hand. Even trappists can have pandangan yang diungkapkan dibagikan oleh
prejudices. Merely because a judge has not komentator berpengalaman lainnya. Namun
exposed his or her “prejudices” in speech or demikian, masalah ini diajukan dan dijawab
writing would not make it proper for them to sebagai berikut: 41 dan dijawab sebagai
infect the reasoning (expressed or berikut: 41
unexpressed) in a judgment. “Kami harus ... bertanya, mengambil
For understandable reasons, the law is pendekatan akal sehat luas, apakah orang yang
concerned about the appearance of partiality. memegang pandangan jelas pro-penuntut anti-
But its actuality is equally pernicious. Indeed, perusahaan asuransi diungkapkan oleh
there is a constant danger that we are tempted perekam dalam artikel mungkin tidak sadar
to think that appearances alone matter. It telah bersandar dalam mendukung penggugat
follows that the judge who lacks the dan terhadap terdakwa dalam menyelesaikan
disposition to “approach the issues…otherwise isu-isu faktual di antara mereka. Bukan tanpa
than with an impartial and unprejudiced waswas, kami menyimpulkan bahwa ada

128
129

mind”43 should no more sit than the judge who fakta-fakta di sini bahaya nyata dari hasil
wears his or her heart on the sleeve. tersebut. Kami tidak berpikir pengamat awam
One justification offered by Lord Kilmuir for dengan pengetahuan tentang fakta-fakta bisa
the rule bearing his name about judges not dikecualikan bahwa kemungkinan, dan juga
giving public talks was that “so long as a Judge tidak bisa kita.”Ini memperlihatkan hakim
keeps silent his reputation for wisdom and yang berbicara atau menulis ekstra-yudisial,
impartiality remains unassailable”. This is atau yang berpartisipasi dalam bidang
almost a direct take from the Book of Proverbs kehidupan masyarakat memberikan terlibat
where it is written:44 “Even a fool, when he dalam‘kontroversial’ masalah, tuduhan bias.
holdeth his peace, is counted wise: and he that Ada perdebatan apakah ini berarti bahwa
shutteth his lips is esteemed a man of hakim harus mengadopsi keheningan dan
understanding.” Stupidity or pig-headedness penarikan trappist tersebut. 42 Tetapi Ada
can sometimes be more dangerous if it is perdebatan apakah ini berarti bahwa hakim
hidden. It is hardly surprising that the Kilmuir harus mengadopsi keheningan dan penarikan
Rules have been formally discarded in the trappist tersebut. 42 Tetapi Ada perdebatan
United Kingdom. apakah ini berarti bahwa hakim harus
mengadopsi keheningan dan penarikan trappist
tersebut. 42 Tetapi untuk memikirkan topik
yang mengambil risiko bergerak menjauh dari
masalah yang sedang dihadapi. Bahkan
Trappists dapat memiliki prasangka. Hanya
karena hakim belum terkena nya “prasangka”
dalam pidato atau tulisan tidak akan
membuatnya tepat bagi mereka untuk
menginfeksi penalaran (dinyatakan atau
terpendam) dalam penilaian. Untuk alasan
dimengerti, hukum prihatin dengan
penampilan memihak. Tapi kenyataannya
adalah sama-sama merusak. Memang, ada
bahaya konstan yang kita tergoda untuk
berpikir bahwa penampilan materi saja. Ini

129
130

mengikuti bahwa hakim yang tidak memiliki


disposisi untuk “mendekati masalah ... selain
dengan pikiran tidak memihak dan
berprasangka” 43 memihak dan berprasangka”
43
harus tidak lebih duduk dari hakim yang
memakai hatinya pada lengan. Salah satu
alasan yang ditawarkan oleh Tuhan Kilmuir
untuk aturan bantalan namanya tentang hakim
tidak memberikan ceramah umum adalah
bahwa “begitu lama sebagai Hakim terus diam
reputasinya untuk kebijaksanaan dan
ketidakberpihakan tetap tak tergoyahkan”. Ini
hampir take langsung dari Kitab Amsal mana
ada tertulis: 44 take langsung dari Kitab Amsal
mana ada tertulis: 44
“Bahkan orang bodoh, ketika ia holdeth
perdamaian, dihitung bijak: dan dia yang
memejamkan bibirnya adalah “Bahkan orang
bodoh, ketika ia holdeth perdamaian, dihitung
bijak: dan dia yang memejamkan bibirnya
adalah “Bahkan orang bodoh, ketika ia holdeth
perdamaian, dihitung bijak: dan dia yang
memejamkan bibirnya adalah “Bahkan orang
bodoh, ketika ia holdeth perdamaian, dihitung
bijak: dan dia yang memejamkan bibirnya
adalah terhormat seorang pria pemahaman.”
terhormat seorang pria pemahaman.”
Kebodohan atau babi-pusing kadang-kadang
bisa lebih berbahaya jika tersembunyi. Hal ini

130
131

tidak mengherankan bahwa Aturan Kilmuir


telah secara resmi dibuang di Inggris.
Cases involving human rights, the Kasus yang melibatkan hak asasi manusia,
environment and other controversial issues are lingkungan dan isu-isu kontroversial lainnya
likely to increase. What will be the role of a cenderung meningkat. Apa yang akan menjadi
judge who has strong views on such matters? peran seorang hakim yang memiliki
Is there to be a different rule for trial judges, pandangan yang kuat pada hal-hal tersebut?
thereby precluding a judge with strong views Apakah ada untuk menjadi aturan yang
about police corruption, etc from sitting in berbeda untuk hakim pengadilan, sehingga
particular cases, while appellate judges are free menghalangi seorang hakim dengan
to formulate legal principles on such bases — pandangan yang kuat tentang korupsi polisi,
at least if they do not publish trenchant views dll dari duduk dalam kasus-kasus tertentu,
outside judgments? That cannot be right. I sementara hakim banding bebas untuk
believe that the same principles apply in both merumuskan prinsip-prinsip hukum di
cases and that diversity of views is to be pangkalan tersebut - setidaknya jika mereka
welcomed not hidden. We must all strive to tidak mempublikasikan tajam memandang
expose our true reasoning processes. If we do, penilaian luar? Itu tidak benar. Saya percaya
then even the unconventional attitude based bahwa prinsip yang sama berlaku dalam kedua
upon an atypical judicial pre-history is free to kasus dan bahwa perbedaan pandangan adalah
compete in the market place of judicial ideas untuk disambut tidak tersembunyi. Kita semua
with the (perhaps) unconventional ideas of the harus berusaha untuk mengekspos proses
“typical” male, middle-aged judge. penalaran kita yang sebenarnya. Jika kita
Heuristic illusions Thus far I have lakukan,
concentrated upon attitudinal prejudices. ilusi heuristik Sejauh ini saya telah
These are more detectable, at least in others. In terkonsentrasi pada prasangka sikap. Ini lebih
recent decades the “cognitive revolution” in terdeteksi, setidaknya pada orang lain. Dalam
psychology has focused attention upon the way beberapa dekade terakhir “revolusi kognitif”
decision-making takes place across a range of dalam psikologi telah memusatkan perhatian
disciplines. The study of “cognitive heuristics” pada cara pengambilan keputusan berlangsung
has revealed shortcuts or judgmental rules of di berbagai disiplin ilmu. Studi tentang
thumb that we use to simplify complex and “heuristik kognitif” telah mengungkapkan

131
132

uncertain tasks. Some heuristics are pintas atau aturan menghakimi praktis yang
demonstrably valid in some circumstances, but kita gunakan untuk menyederhanakan tugas-
in many circumstances they lead to systematic tugas kompleks dan tidak pasti. Beberapa
error or bias. The term “cognitive illusion” is heuristik yang terbukti valid dalam beberapa
often used to describe these inferential keadaan, tetapi dalam banyak keadaan mereka
shortcomings. Psychological studies document menyebabkan kesalahan sistematis atau bias
illusions such as: ■ hindsight illusion, yang. Istilah “ilusi kognitif” sering digunakan
which often leads people to overestimate what untuk menggambarkan ini kekurangan
could have been anticipated by others and to inferensial. Penelitian psikologis dokumen
view what actually happened as inevitable ilusi seperti:
before it happened ■ overconfidence ■ belakang ilusi, yang sering menyebabkan
concerning one’s own judgments and orang untuk melebih-lebihkan apa yang bisa
predictions — research has also shown that diantisipasi oleh orang lain dan untuk melihat
relatively difficult tasks tend to yield apa yang sebenarnya terjadi sebagai tak
overconfidence more often than relatively easy terelakkan sebelum terjadi
tasks and that high levels of confidence are ■ terlalu percaya tentang penilaian sendiri dan
usually associated with high levels of prediksi - penelitian juga menunjukkan bahwa
overconfidence ■ false-consensus bias, tugas relatif sulit cenderung menghasilkan
whereby we view our own behaviour and terlalu percaya lebih sering daripada tugas-
responses as typical and appropriate while tugas yang relatif mudah dan bahwa tingkat
alternatives are odd and inappropriate ■ kepercayaan yang tinggi biasanya dikaitkan
framing bias, in which the manner in dengan tingkat tinggi terlalu percaya diri
which a decision is framed can significantly ■ palsu-konsensus Bias, dimana kita melihat
affect its outcome (“is custody to be awarded perilaku dan tanggapan kita sendiri sebagai
to parent A?” compared with “is parent A to khas dan sesuai sementara alternatif yang aneh
lose the child?”).45 dan tidak pantas ■ framing Bias, di mana cara
In a 1995 paper, “Cognitive Heuristics and di mana keputusan dibingkai secara signifikan
Law: An Interdisciplinary Approach to Better dapat mempengaruhi hasilnya ( “adalah
Judicial Decision-Making”,46 Leeanne Sharp tahanan menjadi diberikan untuk orang tua
calls for wide study of the impact of cognitive A?”dibandingkan dengan“adalah orang tua A
heuristics upon the decision-making processes ke kalah anak?"). 45menjadi diberikan untuk

132
133

of trial and appellate judges. She argues that orang tua A?”dibandingkan dengan“adalah
law theory has largely ignored “the black box orang tua A ke kalah anak?"). 45menjadi
of judicial decision-making”. diberikan untuk orang tua A?”dibandingkan
Whether or not this is true of legal theory, it is dengan“adalah orang tua A ke kalah anak?").
true of judges themselves. Due mainly to our 45menjadi diberikan untuk orang tua
own ignorance in matters psychological A?”dibandingkan dengan“adalah orang tua A
(probably itself an unconscious prejudice) we ke kalah anak?"). 45menjadi diberikan untuk
have kept well away from recognising the orang tua A?”dibandingkan dengan“adalah
impact of cognitive illusions. Perhaps we are orang tua A ke kalah anak?"). 45menjadi
busy enough dealing with the non-cognitive diberikan untuk orang tua A?”dibandingkan
mistakes we observe in others and occasionally dengan“adalah orang tua A ke kalah anak?").
admit in ourselves. 45
Dalam sebuah makalah tahun 1995, “Heuristic
Kognitif dan Hukum: Sebuah Pendekatan
Interdisipliner untuk Lebih Baik Yudisial
Pengambilan Keputusan”, 46 Leeanne tajam
panggilan untuk studi macam dampak
heuristik kognitif pada Baik Yudisial
Pengambilan Keputusan”, 46 Leeanne tajam
panggilan untuk studi macam dampak
heuristik kognitif pada Baik Yudisial
Pengambilan Keputusan”, 46 Leeanne tajam
panggilan untuk studi macam dampak
heuristik kognitif pada proses pengambilan
keputusan dari pengadilan dan hakim banding.
Dia berpendapat bahwa teori hukum telah
diabaikan “kotak hitam peradilan pengambilan
keputusan”. Apakah atau tidak ini benar dari
teori hukum, memang benar hakim sendiri.
Terutama karena kebodohan kita sendiri dalam
hal psikologis (mungkin sendiri merupakan

133
134

prasangka sadar) kami tetap jauh dari


mengakui dampak ilusi kognitif. Mungkin kita
sibuk cukup berurusan dengan kesalahan non-
kognitif kita amati pada orang lain dan kadang-
kadang mengakui dalam diri kita sendiri.
In the May 2001 edition of the Cornell Law Dalam edisi Mei 2001 dari Cornell Law
Review there is a fascinating article with the Review ada artikel menarik dengan judul
provocative title “Inside the Judicial Mind”.47 provokatif “Di dalam Dalam edisi Mei 2001
It publishes the results of a study of 167 United dari Cornell Law Review ada artikel menarik
States federal magistrate judges who dengan judul provokatif “Di dalam Dalam
responded to randomly distributed differing edisi Mei 2001 dari Cornell Law Review ada
versions of a questionnaire. The different artikel menarik dengan judul provokatif “Di
versions were designed to assess the influence dalam Yudisial Mind”. 47 Ini menerbitkan
of five common cognitive illusions on judicial hasil studi dari 167 Amerika Serikat hakim
decision-making. They were anchoring, hakim federal yang yang Yudisial Mind”. 47
framing, hindsight bias, the representativeness Ini menerbitkan hasil studi dari 167 Amerika
heuristic, and egocentric biases. These Serikat hakim hakim federal yang yang
illusions are well documented in the Yudisial Mind”. 47 Ini menerbitkan hasil studi
psychological literature on judgment and dari 167 Amerika Serikat hakim hakim federal
choice. The study concludes that those yang yang menanggapi secara acak versi
cognitive illusions affect judges in their kuesioner berbeda. Versi yang berbeda
moments of decision-making. Indeed the dirancang untuk menilai pengaruh lima ilusi
authors claim to identify a “fundamental kognitif umum pada peradilan pengambilan
source of systematic judicial error:…the very keputusan. Mereka penahan, framing, bias
nature of human thought can induce judges to tinjau balik, heuristik keterwakilan, dan bias
make consistent and predictable mistakes in egosentris. ilusi ini didokumentasikan dalam
particular situations”.48 To give the flavour of literatur psikologi pada penilaian dan pilihan.
the article let me explain the experiment that Studi ini menyimpulkan bahwa mereka ilusi
demonstrated that judges apply the heuristic of kognitif mempengaruhi hakim dalam saat-saat
anchoring, just like the populace generally. mereka pengambilan keputusan. Memang
This phenomenon drives the marketing penulis mengklaim untuk mengidentifikasi

134
135

industry. When people make numerical “sumber fundamental kesalahan peradilan


estimates (for example, the fair market value sistematis: ... sifat pemikiran manusia dapat
of a house), they commonly rely on the initial menginduksi hakim untuk membuat kesalahan
value available to them (notably the list price). konsisten dan dapat diprediksi dalam situasi
The judges were presented with a standard tertentu”. 48 membuat kesalahan konsisten dan
personal injury damages assessment. One dapat diprediksi dalam situasi tertentu”. 48
group was simply asked to assess Untuk memberikan rasa artikel mari saya
compensatory damages. The other group jelaskan percobaan yang menunjukkan bahwa
(randomly selected) were asked first to rule on hakim menerapkan heuristik dari anchoring,
a motion to dismiss summarily because the seperti rakyat umumnya. Fenomena ini
claim fell below the jurisdictional minimum of mendorong industri pemasaran. Ketika orang
$75,000 and then, if it did not, to assess. The membuat estimasi numerik (misalnya, nilai
factual scenario involved a claim worth well pasar wajar dari rumah), mereka umumnya
over $75,000. The hypothesis to be tested was bergantung pada nilai awal yang tersedia bagi
whether the $75,000 figure would serve as an mereka (terutama daftar harga).
anchor, resulting in lower damage awards from Para hakim disajikan dengan penilaian
those judges who first ruled on the motion. The kerusakan cedera pribadi standar. Satu
survey revealed that ruling on the motion had kelompok hanya diminta untuk menilai ganti
a large effect on the damage awards. The 66 rugi. Kelompok yang lain (dipilih secara acak)
judges in the no anchor group awarded the diminta pertama yang memerintah pada mosi
plaintiff an average of $1,249,000 while the 50 untuk mengabaikan ringkasnya karena klaim
judges in the anchor group awarded an average jatuh di bawah minimum yurisdiksi dari $
of $882,000. The difference between the two 75.000 dan kemudian, jika tidak, untuk
groups was statistically significant. Among menilai. Skenario faktual yang terlibat klaim
many possibilities, this aspect of the study senilai lebih dari $ 75.000. Hipotesis yang
suggests that damages caps and sentencing akan diuji adalah apakah angka $ 75.000 akan
guidelines can be important. Another cognitive berfungsi sebagai jangkar, sehingga
heuristic is labelled the availability heuristic: penghargaan kerusakan yang lebih rendah dari
human beings tend to give undue weight in orang-orang hakim yang pertama memerintah
decision-making to more easily remembered pada gerakan. Survei mengungkapkan bahwa
facts and images. Richard Posner recently yang berkuasa pada gerak memiliki efek besar

135
136

cited this heuristic as a warning to judges pada penghargaan kerusakan. 66 hakim dalam
favouring parties they literally see — those kelompok tidak ada anchor diberikan
present in the courtroom — to the detriment of penggugat rata-rata $ 1.249.000 sedangkan 50
those whom they do not see. He suggests that hakim dalam kelompok jangkar diberikan rata-
the availability heuristic leads judges to favour rata $ 882.000. Perbedaan antara kedua
convicted criminals pleading for lighter kelompok secara statistik signifikan. Di antara
sentences in contrast to their usually absent banyak kemungkinan, aspek penelitian
victims. This leads him to endorse victim menunjukkan bahwa kerusakan topi dan
impact statements and to urge judges to keep pedoman hukuman dapat menjadi penting.
in mind the interests of those who do not heuristik kognitif lain diberi label ketersediaan
appear.49 Lawyers who ensure that a heuristik: manusia cenderung untuk
catastrophically injured plaintiff is seen by the memberikan bobot yang tidak semestinya ke
judge even if unable to testify are showing fakta-fakta lebih mudah diingat dan gambar
awareness (perhaps unconsciously) of the pengambilan keputusan. Richard Posner baru-
availability heuristic. If we were to treat these baru ini dikutip heuristik ini sebagai peringatan
psychological insights about cognitive kepada hakim memihak pihak mereka benar-
illusions seriously, judges might gain fresh benar melihat - yang hadir di ruang sidang -
understanding about the way we formulate and untuk merugikan orang-orang yang mereka
apply principles of reasonable foreseeability, tidak melihat. Dia menyarankan bahwa
causation, their ambivalent attitude to expert ketersediaan heuristik mengarah hakim untuk
witnesses who contradict the judge’s own mendukung penjahat dihukum memohon
hunches, and the judicial grasp of what is in the hukuman lebih ringan berbeda dengan korban
“public interest”. biasanya tidak mereka. Hal ini menyebabkan
dia untuk mendukung pernyataan dampak
korban dan mendesak hakim untuk diingat
kepentingan mereka yang tidak muncul. 49
Pengacara yang memastikan bahwa penggugat
terluka serempak dilihat oleh hakim bahkan
mereka yang tidak muncul. 49 Pengacara yang
memastikan bahwa penggugat terluka
serempak dilihat oleh hakim bahkan mereka

136
137

yang tidak muncul. 49 Pengacara yang


memastikan bahwa penggugat terluka
serempak dilihat oleh hakim bahkan jika tidak
dapat bersaksi menunjukkan kesadaran
(mungkin secara tidak sadar) dari heuristik
ketersediaan.
Jika kita untuk mengobati wawasan psikologis
tentang ilusi kognitif serius, hakim mungkin
memperoleh pemahaman baru tentang cara
kita merumuskan dan menerapkan prinsip-
prinsip foreseeability wajar, sebab-akibat,
sikap ambivalen mereka untuk saksi ahli yang
bertentangan firasat hakim sendiri, dan pegang
peradilan apa yang di “kepentingan umum”.
Compensatory bias? Sometimes a judge Bias kompensasi? Kadang-kadang seorang
discovers that a former client is to be called as hakim menemukan bahwa mantan klien untuk
a witness. Often this will require disclosure disebut sebagai saksi. Sering kali ini akan
with a view to obtaining a waiver from the membutuhkan pengungkapan dengan maksud
party whose interest may be thought adverse to untuk memperoleh pengabaian dari partai yang
the expected evidence of the witness. In my minat bisa dianggap merugikan bukti yang
view, the question “Do you have any difficulty diharapkan dari saksi. Dalam pandangan saya,
if I continue to sit?” should be addressed to pertanyaan “Apakah Anda memiliki kesulitan
both parties. That is because there will be jika saya terus duduk?” Harus ditujukan
situations where the hypothetical fair-minded kepada kedua belah pihak. Itu karena akan ada
lay observer would perceive that some clients situasi di mana hipotetis pengamat awam
will attract hostility as much as affection. berpikiran adil akan melihat bahwa beberapa
Could there be a wider reason for ensuring that klien akan menarik permusuhan sebanyak
the party thought likely to be favoured by the kasih sayang. Mungkinkah ada alasan yang
testimony is also given the opportunity to lebih luas untuk memastikan bahwa partai
object? berpikir mungkin disukai oleh kesaksian juga

137
138

There have been occasions when a party has diberi kesempatan untuk mengajukan
sought to have a judge disqualified for keberatan?
“overcompensation” in the sense that there was Ada kesempatan ketika pesta telah berusaha
a risk that the judge might have leant over too untuk memiliki seorang hakim didiskualifikasi
far in the opposite direction to avoid the karena “overcompensation” dalam arti bahwa
actuality or appearance of prejudice in a ada risiko bahwa hakim mungkin
particular direction. On my researches, these mencondongkan badan terlalu jauh dalam arah
applications have received short shrift, which yang berlawanan untuk menghindari aktualitas
is unsurprising when one examines the atau penampilan prasangka di tertentu arah.
particular contexts or the ambivalent way in Pada penelitian saya, aplikasi ini telah
which the submission had been put.50 menerima sedikit perhatian, yang mengejutkan
A spectacular case in which the notion of ketika seseorang meneliti konteks tertentu atau
compensatory bias was recognised by the cara ambivalen di mana pengajuan telah
United States Supreme Court was Bracy v dimasukkan. 50 atau cara ambivalen di mana
Gramley.51 An Illinois judge had been pengajuan telah dimasukkan. 50
convicted of taking bribes from criminal Sebuah kasus yang spektakuler di mana
defendants to fix their cases. A defendant who gagasan bias kompensasi diakui oleh
did not offer a bribe and was convicted on a Mahkamah Agung Amerika Serikat adalah
capital charge sought habeas corpus based on Bracy v Gramley. 51 Seorang hakim Illinois
an allegation of bias. His complaint was that telah dihukum karena menerima suap dari
the corrupt judge was biased against those who terdakwa pidana untuk adalah Bracy v
did not bribe him, if only to cover his tracks by Gramley. 51 Seorang hakim Illinois telah
avoiding being seen as uniformly and dihukum karena menerima suap dari terdakwa
suspiciously “soft” on criminal defendants. pidana untuk adalah Bracy v Gramley. 51
The Supreme Court granted an order for Seorang hakim Illinois telah dihukum karena
discovery in aid of the habeas corpus menerima suap dari terdakwa pidana untuk
application. adalah Bracy v Gramley. 51 Seorang hakim
Recognition of the possibility of compensatory Illinois telah dihukum karena menerima suap
bias was only part of the court’s reasoning in dari terdakwa pidana untuk memperbaiki
the American case. And the unusual facts kasus mereka. Seorang terdakwa yang tidak
preclude drawing too much from the decision. menawarkan suap dan dihukum atas tuduhan

138
139

But there may be a wider lesson to be learnt. modal dicari habeas corpus berdasarkan
Sometimes the pressure to avoid the reality or tuduhan bias. keluhannya adalah bahwa hakim
appearance of prejudice in a particular yang korup itu bias terhadap dicari habeas
direction may cause the scales to be weighed corpus berdasarkan tuduhan bias. keluhannya
in the opposite direction. I believe that we have adalah bahwa hakim yang korup itu bias
perceived this phenomenon in our judicial and terhadap dicari habeas corpus berdasarkan
other lives. tuduhan bias. keluhannya adalah bahwa hakim
If overcompensation is a form of unconscious yang korup itu bias terhadap mereka yang
judicial prejudice it is different to other such tidak menyuap dia, jika hanya untuk menutupi
prejudices, because it responds to that which is jejaknya dengan menghindari dilihat sebagai
known, albeit in an unknown way. The seragam dan curiga “lunak” pada terdakwa
Penguin Dictionary of Psychology defines kriminal. Mahkamah Agung diberikan
“overcompensation” to mean: “Reaction in perintah untuk penemuan bantuan dari habeas
excess of the necessary amount, to allow for a dan curiga “lunak” pada terdakwa kriminal.
tendency in himself in a certain direction, of Mahkamah Agung diberikan perintah untuk
which the subject has knowledge; also attempt penemuan bantuan dari habeas corpus aplikasi.
to make up for a known defect, the attempt corpus aplikasi.
being determined sometimes by the Pengakuan kemungkinan bias kompensasi itu
unconscious.” hanya bagian dari penalaran pengadilan dalam
What is to be done about unconscious judicial kasus Amerika. Dan fakta-fakta yang tidak
prejudice? I have no idea what can be done biasa belum mencakup menggambar terlalu
about unconscious compensatory bias. But I banyak dari keputusan tersebut. Tapi mungkin
shall try to draw the threads together by boldly ada pelajaran yang lebih luas untuk dipelajari.
suggesting two responses to the general Kadang-kadang tekanan untuk menghindari
question of unconscious judicial prejudice. realitas atau penampilan prasangka dalam arah
The question at hand is one that affects us all tertentu dapat menyebabkan timbangan untuk
at different times and to varying degrees: how ditimbang dalam arah yang berlawanan. Saya
best to be true to our judicial oath and to aspire percaya bahwa kita telah dirasakan fenomena
to impartiality in deed as well as in appearance ini dalam hidup peradilan dan lainnya kami.
and word. Jika overcompensation adalah bentuk
prasangka peradilan sadar itu berbeda dengan

139
140

prasangka seperti lainnya, karena merespon


apa yang diketahui, meskipun dengan cara
yang tidak diketahui. Itu Penguin Dictionary of
Psychology mendefinisikan merespon apa
yang diketahui, meskipun dengan cara yang
tidak diketahui. Itu Penguin Dictionary of
Psychology mendefinisikan merespon apa
yang diketahui, meskipun dengan cara yang
tidak diketahui. Itu Penguin Dictionary of
Psychology mendefinisikan
“overcompensation” berarti: “Reaksi lebih dari
jumlah yang diperlukan, untuk memungkinkan
kecenderungan dalam dirinya dalam arah
tertentu, yang subjek memiliki pengetahuan;
juga mencoba untuk menebus cacat diketahui,
upaya kadang-kadang ditentukan oleh bawah
sadar.”
Apa yang harus dilakukan tentang prasangka
peradilan sadar? Aku tidak tahu apa yang bisa
dilakukan tentang bias kompensasi sadar. Tapi
saya akan mencoba untuk menarik benang
bersama-sama dengan berani menyarankan
dua tanggapan terhadap pertanyaan umum
prasangka peradilan sadar. Pertanyaan di
tangan adalah salah satu yang mempengaruhi
kita semua pada waktu yang berbeda dan untuk
berbagai derajat: bagaimana cara terbaik untuk
menjadi kenyataan untuk sumpah peradilan
kita dan untuk bercita-cita untuk
ketidakberpihakan dalam akta serta dalam
penampilan dan kata.

140
141

1. “Come clean and get real” The solution for 1. “Ayo bersih dan mendapatkan nyata” Solusi
unconscious prejudice is certainly not untuk prasangka sadar tentu tidak prasangka
conscious prejudice. Nevertheless, recognition sadar. Namun demikian, pengakuan sifat dan
of the nature and extent of predispositions in tingkat kecenderungan dalam segala
all their forms is a good start. Whatever is bentuknya adalah awal yang baik. Apapun
meant by a strict and complete legalism, we yang dimaksud dengan legalisme ketat dan
should not kid ourselves into thinking that we lengkap, kita seharusnya tidak menipu diri kita
attain it day in and day out. sendiri dengan berpikir bahwa kita mencapai
Many predispositions are natural, sound and itu hari demi hari.
helpful. Others may unwittingly divert or Banyak kecenderungan alami, sehat dan
hinder us. Acknowledging their existence is membantu. Orang lain mungkin tanpa disadari
the first step towards debating and justifying mengalihkan atau menghalangi kita. Mengakui
them where appropriate. keberadaan mereka adalah langkah pertama
The call to “come clean and get real” was made menuju berdebat dan membenarkan mereka di
recently by Professor Ronald Dworkin in a mana sesuai.
speech “Must our judges be philosophers? Can panggilan untuk “datang bersih dan
they be philosophers?”52 Dworkin argues mendapatkan nyata” dibuat baru-baru ini oleh
persuasively that judges and their observers Profesor Ronald Dworkin dalam pidato “Harus
fool themselves by denying that (appellate) hakim kami menjadi filsuf? Bisa mereka
decision-making frequently involves menjadi filsuf?” 52 Dworkin berpendapat
philosophical choices. We shrink from persuasif bahwa hakim dan pidato “Harus
recognising this because of our profound hakim kami menjadi filsuf? Bisa mereka
ignorance on the topic as well as the menjadi filsuf?” 52 Dworkin berpendapat
assumption that our intuitive reactions are right persuasif bahwa hakim dan pidato “Harus
and will be easily recognised as such by those hakim kami menjadi filsuf? Bisa mereka
who read our judgments. These and other menjadi filsuf?” 52 Dworkin berpendapat
heuristic illusions help us get on with the task persuasif bahwa hakim dan pidato “Harus
of deciding cases and rescue us from a hakim kami menjadi filsuf? Bisa mereka
debilitating state of indecision. menjadi filsuf?” 52 Dworkin berpendapat
How are we to respond? We cannot deny the persuasif bahwa hakim dan pidato “Harus
force of ideas. Nor can we shut our ears to the hakim kami menjadi filsuf? Bisa mereka

141
142

lessons of other disciplines. They require us to menjadi filsuf?” 52 Dworkin berpendapat


acknowledge the impact of the many persuasif bahwa hakim dan pengamat mereka
“prejudices” that affect our decision-making, menipu diri mereka sendiri dengan
both consciously and unconsciously. In this menyangkal bahwa (banding) pengambilan
context, I would adopt Dworkins’ peroration keputusan sering melibatkan pilihan filosofis.
with amendment: “I can summarize my advice Kami menyusut dari mengenali ini karena
to my profession, and particularly to its judges, ketidaktahuan yang mendalam kami pada
in two phrases with I hope a modern force: topik serta asumsi bahwa reaksi intuitif kita
Come Clean and Get Real. Come clean about benar dan akan mudah diakui oleh orang-orang
the role that [unconscious prejudices] actually yang membaca penilaian kami. Ini dan ilusi
play both in the grand design and in the heuristik lainnya membantu kami melanjutkan
exquisite details of our legal structure. Get real tugas kasus memutuskan dan menyelamatkan
about the hard work that it takes to redeem the kita dari keadaan melemahkan kebingungan.
promise of those concepts.” Bagaimana kita menanggapi? Kita tidak dapat
2. A more representative judiciary, but for the menyangkal kekuatan ide. Kita juga tidak bisa
right reasons We are indebted to feminist menutup telinga kita untuk pelajaran dari
discourse and the responses to it for a sustained disiplin lain. Mereka membutuhkan kita untuk
and continuing debate about the importance of mengakui dampak dari banyak “prasangka”
a more representative judiciary. Vigorous yang mempengaruhi kami pengambilan
defence and rebuttal of this proposition have keputusan, baik secara sadar dan tidak sadar.
brought insights that can be adapted outside Dalam konteks ini, saya akan mengadopsi
gender “representation”.53 penutup pidato Dworkins' dengan
There are two categories of arguments amandemen: “Saya bisa meringkas saran saya
advanced in favour of appointing more women untuk profesi saya, dan khususnya para hakim,
judges, one focusing upon the public dalam dua frase dengan saya berharap
perception of the judiciary and the other on kekuatan yang modern: mengaku sepenuhnya
substantive law-making. This duality reflects dan Sadarlah. Datang bersih tentang peran
the discussion about impartiality, neutrality saya berharap kekuatan yang modern:
and bias. The public perception arguments are mengaku sepenuhnya dan Sadarlah. Datang
important in their own right, but they are not bersih tentang peran saya berharap kekuatan
relevant to the present topic. yang modern: mengaku sepenuhnya dan

142
143

On the substantive side, some of the arguments Sadarlah. Datang bersih tentang peran saya
advanced for and against the proposition berharap kekuatan yang modern: mengaku
involve crude stereotyping and gross sepenuhnya dan Sadarlah. Datang bersih
caricatures. Sometimes the same distorted tentang peran saya berharap kekuatan yang
advocacy is used by supporters and opponents modern: mengaku sepenuhnya dan Sadarlah.
of a “more representative” judiciary. I would Datang bersih tentang peran yang [prasangka
include within such arguments or caricatures sadar] benar-benar bermain baik dalam grand
propositions such as: ■ “If the judiciary design dan dalam rincian indah struktur hukum
is going to be more representative of kita. Dapatkan nyata tentang kerja keras yang
women/black people/religious minorities, etc dibutuhkan untuk menebus janji konsep
why not include the criminal classes or the tersebut.”
intellectually disabled?” 2. lebih representatif peradilan, tetapi untuk
alasan yang tepat Kami berhutang budi kepada
wacana feminis dan tanggapan untuk itu untuk
perdebatan yang berkelanjutan dan terus
tentang pentingnya peradilan yang lebih
representatif. pertahanan kuat dan sanggahan
dari proposisi ini telah membawa wawasan
yang dapat disesuaikan luar jender
“representasi”. 53 ini telah membawa
wawasan yang dapat disesuaikan luar jender
“representasi”. 53
Ada dua kategori argumen diajukan untuk
mendukung menunjuk lebih hakim
perempuan, satu berfokus pada persepsi publik
peradilan dan yang lainnya di substantif
pembuatan hukum. dualitas ini mencerminkan
diskusi tentang ketidakberpihakan, netralitas
dan bias. Argumen persepsi publik yang
penting di kanan mereka sendiri, tetapi mereka
tidak relevan dengan topik ini.

143
144

Di sisi substantif, beberapa argumen maju


untuk dan terhadap proposisi melibatkan
stereotip mentah dan karikatur kotor. Kadang-
kadang advokasi terdistorsi yang sama
digunakan oleh pendukung dan penentang
“wakil lebih” peradilan. Saya akan mencakup
dalam argumen atau karikatur seperti proposisi
seperti:
■ “Jika pengadilan akan menjadi lebih
representatif dari wanita / orang kulit hitam /
agama minoritas, dll mengapa tidak termasuk
kelas pidana atau cacat intelektual?”
■ The injustices of the past are sufficient ■ Ketidakadilan masa lalu adalah alasan yang
reason to change the present. ■ Judges cukup untuk mengubah sekarang. ■ Hakim
are likely to espouse the views of their cenderung mendukung pandangan kelas
class/gender and should feel guilty if they do mereka / gender dan harus merasa bersalah jika
not. These sorts of arguments should be mereka tidak.
exposed and discarded, so as to clear the way Ini macam argumen harus terkena dan
for a sharper joinder of issue. dibuang, sehingga untuk membersihkan jalan
Shorn of excrescences and misrepresentations, bagi persekutuan yang lebih tajam dari
the argument proceeds along the following masalah. Dicukur dari limbah-limbah tak dan
broad lines. Consciously or unconsciously, kekeliruan, hasil argumen sepanjang garis
judges frequently give effect to views and besar berikut. Sadar atau tidak sadar, hakim
attitudes which are products of their individual sering memberikan efek pandangan dan sikap
life experiences. There is broad consensus that yang merupakan produk dari pengalaman
this is both inevitable and defensible, subject hidup masing-masing. Ada konsensus luas
to a genuine commitment to strive for bahwa ini adalah baik dihindari dan
neutrality and impartiality, according to the dipertahankan, tunduk pada komitmen yang
tenets of the judicial oath. The insights of the tulus untuk berjuang untuk netralitas dan
realist school will continue to reflect the reality imparsialitas, menurut ajaran sumpah
of judicial method and the common law. peradilan. Wawasan sekolah realis akan terus

144
145

I believe that it is a fact and not a stereotype mencerminkan realitas metode peradilan dan
that a fair proportion of women tend to hukum umum.
perceive human relationships differently and Saya percaya bahwa itu adalah fakta dan bukan
to use alternative cognitive processes to a fair stereotip bahwa proporsi yang adil dari wanita
proportion of men.54 The reasons for these cenderung memandang hubungan manusia
differences are many and debatable, but the berbeda dan menggunakan proses kognitif
differences are real and are believed to be real alternatif untuk proporsi yang adil dari laki-
by some men and by many women. A more laki. 54 Alasan untuk hubungan manusia
representative judiciary will make it more berbeda dan menggunakan proses kognitif
likely that appropriate “different voices” are alternatif untuk proporsi yang adil dari laki-
heard in the marketplace of judicial ideas. Like laki. 54 Alasan untuk hubungan manusia
all voices, they must bow to the hierarchies of berbeda dan menggunakan proses kognitif
statute law, reasoned decision-making, alternatif untuk proporsi yang adil dari laki-
appellate review and (within appellate courts) laki. 54 Alasan untuk perbedaan ini banyak
majority rule. dan bisa diperdebatkan, namun perbedaan
Feminist studies in recent decades have yang nyata dan diyakini menjadi nyata oleh
revealed the (largely unconscious) male biases beberapa laki-laki dan oleh banyak wanita.
and prejudices that have informed many legal Sebuah pengadilan yang lebih representatif
rules and aspects of judicial method. Those akan membuatnya lebih mungkin bahwa
biases are not necessarily wrong, any more sesuai “suara yang berbeda” terdengar di pasar
than countervailing “feminist” responses to gagasan peradilan. Seperti semua suara,
problems are necessarily right. Nevertheless, mereka harus tunduk pada hierarki hukum
the legal system will be better informed, more statuta, beralasan pengambilan keputusan,
acceptable and juster in its outcomes if the review banding dan kekuasaan mayoritas
body of its principal guardians has a fair (dalam pengadilan banding).
infusion of people who may share some less studi feminis dalam beberapa dekade terakhir
conventional ideas. telah mengungkapkan (sebagian besar tidak
Conclusion At ancient Delphi the oracle spoke sadar) bias laki-laki dan prasangka yang telah
to Apollo’s chosen intermediary. Originally a memberitahu banyak aturan hukum dan aspek
male monster (the python), she had evolved in metode peradilan. Mereka bias tidak selalu
later mythology into a wise, middle-aged salah, ada lebih dari countervailing “feminis”

145
146

woman. Nevertheless, her disjointed babblings tanggapan untuk masalah yang tentu benar.
were recorded by attendant (male) priests who Namun demikian, sistem hukum akan lebih
rendered them into ambiguous verse which baik informasi, lebih dapat diterima dan lebih
was in turn open to endless interpretations. adil dalam hasil nya jika tubuh wali utamanya
At each stage of revelation and determination memiliki infus wajar orang-orang yang
(ancient and modern), there are great mungkin berbagi beberapa ide yang kurang
opportunities for unconscious prejudices to konvensional.wajar orang-orang yang
intrude. Hence the warning inscribed in the mungkin berbagi beberapa ide yang kurang
temple at Delphi: Know Thyself. konvensional.wajar orang-orang yang
The warning is as apt for the modern judge as mungkin berbagi beberapa ide yang kurang
for the gullible visitor to ancient Delphi. It konvensional.
cautions against superstition and prejudice in Kesimpulan Pada Delphi kuno oracle
all its forms. But, like this paper, it is not berbicara kepada perantara yang dipilih
terribly helpful in showing what to do about Apollo. Awalnya rakasa laki-laki (python), dia
them. telah berevolusi dalam mitologi kemudian
menjadi, wanita setengah baya yang bijaksana.
Namun demikian, babblings terputus-putus-
nya dicatat oleh petugas imam (laki-laki) yang
diberikan mereka ke ayat ambigu yang pada
gilirannya terbuka untuk interpretasi tak
berujung.
Pada setiap tahap wahyu dan determinasi
(kuno dan modern), ada peluang besar bagi
prasangka sadar mengganggu. Oleh karena itu
peringatan tertulis dalam kuil di Delphi: Tahu
Diri.
Peringatan ini sebagai tepat untuk hakim
modern sebagai untuk pengunjung mudah
tertipu dengan Delphi kuno. Ini
memperingatkan terhadap takhayul dan
prasangka dalam segala bentuknya. Tapi,

146
147

seperti kertas ini, tidak terlalu membantu


dalam menunjukkan apa yang harus dilakukan
tentang mereka.
Judging in a changing world Dilihat dalam dunia yang berubah
“Frequently enough one thinks one has the “Cukup Sering orang berpikir satu memiliki
answer; but on sitting down, it will not write.” jawabannya; tapi pada duduk, tidak akan
G La Forest menulis.” G La Hutan
For professional decision-makers who have to Untuk pengambil keputusan profesional yang
make important and complex decisions every harus membuat keputusan penting dan
day of their lives, it is astonishing that judges kompleks setiap hari dari kehidupan mereka,
have written so little about the moment of itu adalah mengherankan bahwa hakim telah
decision, and the process through which their menulis sedikit tentang saat pengambilan
minds go to reach, and resolve, the challenge keputusan, dan proses melalui mana pikiran
of that moment. mereka pergi untuk mencapai, dan
There are reasons for this reticence. Probably menyelesaikan, tantangan dari saat itu.
the most important is that, until a decade or so Ada alasan untuk keengganan ini. Mungkin
ago, the declaratory theory of judicial yang paling penting adalah bahwa, sampai satu
decision-making encouraged the view that the dekade yang lalu, teori deklaratoir dari
personal input of judges into the decision was peradilan pengambilan keputusan mendorong
minimal. Their role in construing the pandangan bahwa masukan pribadi hakim
Constitution or a statute was simply that of a dalam keputusan sangat minim. Peran mereka
vector declaring the intention of the Parliament dalam menafsirkan konstitusi atau undang-
that made that law. Similarly, in finding the undang hanya yang dari vektor menyatakan
common law to govern a case, the judge was niat Parlemen yang membuat hukum itu.
doing no more than applying logical reasoning Demikian pula, dalam menemukan hukum
to previous judicial authority. The result was in umum untuk mengatur kasus, hakim
no way the invention of the judge. The decision melakukan tidak lebih dari menerapkan
grew, with a compelling logic, out of earlier penalaran logis untuk kekuasaan kehakiman
holdings. By the use of the high technique of sebelumnya. Hasilnya tidak ada cara
judicial decision-making, the new principle penemuan hakim. Keputusan tumbuh, dengan
would emerge with efficient inexorability. logika yang menarik, dari kepemilikan

147
148

Questions of judicial inclination, studies of sebelumnya. Dengan menggunakan teknik


economic and social data and reference to tinggi peradilan pengambilan keputusan,
physiology or psychology were not only prinsip baru akan muncul dengan sifat tdk
irrelevant; they were misleading and possibly terkalahkan efisien. Pertanyaan dari
improper. kecenderungan peradilan, studi tentang data
A similarly convenient and mechanical theory ekonomi dan sosial dan referensi untuk
controlled decision-making on the facts. For fisiologi atau psikologi tidak hanya relevan;
the better part of the history of the common mereka menyesatkan dan mungkin tidak tepat.
law, factual decisions were made by the jury. Sebuah teori sama nyaman dan mekanik
Because the jury was “as inscrutable as the dikendalikan pengambilan keputusan pada
Sphinx”,1 their processes of reasoning and fakta-fakta. Untuk bagian yang lebih baik dari
sejarah hukum umum, keputusan faktual
dibuat oleh juri. Karena juri adalah “sebagai
ajaib sebagai Sphinx”, 1 proses mereka
penalaran dan ajaib
decision-making were not known. They could pengambilan keputusan yang tidak diketahui.
not be interrogated by the judge for their Mereka tidak bisa diinterogasi oleh hakim
reasons.2 Investigation of the reasoning to karena alasan mereka. 2 Investigasi
their decisions was, for the most part, pengambilan keputusan yang tidak diketahui.
forbidden by law.3 Only lately have scientists Mereka tidak bisa diinterogasi oleh hakim
begun to investigate jury reasoning and karena alasan mereka. 2 Investigasi
decisionmaking in an empirical way. There is pengambilan keputusan yang tidak diketahui.
now a growing appreciation that generational Mereka tidak bisa diinterogasi oleh hakim
factors, affecting receptiveness to long karena alasan mereka. 2 Investigasi alasan
intervals of oral presentation of evidence and untuk keputusan mereka adalah, untuk
argument, may influence the decisions reached sebagian besar, dilarang oleh hukum. 3 Hanya
at the end of a jury trial.4 akhir-akhir ini telah ilmuwan alasan untuk
The foregoing features of reasoning and keputusan mereka adalah, untuk sebagian
decision-making in courts have come under besar, dilarang oleh hukum. 3 Hanya akhir-
criticism in recent times. The view that the akhir ini telah ilmuwan alasan untuk keputusan
judge, construing the Constitution or an Act of mereka adalah, untuk sebagian besar, dilarang

148
149

Parliament (or other legislative instrument), oleh hukum. 3 Hanya akhir-akhir ini telah
merely has to look long and hard enough to ilmuwan mulai menyelidiki juri penalaran dan
find the intention of the relevant Parliament, pengambilan keputusan dengan cara empiris.
has given way to an increasing awareness that Sekarang ada apresiasi yang berkembang
talk of intention is liable to be misleading; that bahwa faktor generasi, yang mempengaruhi
the process of construing ambiguous language penerimaan terhadap interval panjang
is a complex one; and that the search is really presentasi lisan bukti dan argumen, dapat
one for the preferable, or more consistent, mempengaruhi keputusan yang dicapai pada
meaning that achieves the purpose of the law akhir juri pengadilan. 4 dan argumen, dapat
derived from the text and structure of the mempengaruhi keputusan yang dicapai pada
instrument stating it.5 In many cases, akhir juri pengadilan. 4
particularly of legal instruments written in the Fitur sebelumnya penalaran dan pengambilan
English language, there is inescapable keputusan di pengadilan telah datang di bawah
ambiguity. Somebody has to cut the Gordian kritik dalam beberapa kali. Pandangan bahwa
knot. In our form of society, that somebody is hakim, menafsirkan Konstitusi atau Undang-
ultimately, usually, a judge. Sometimes there undang Parlemen (atau instrumen legislatif
is no clear, perfect and unarguable resolution lainnya), hanya harus melihat panjang dan
of the ambiguity. The judge must simply offer cukup sulit untuk menemukan niat Parlemen
the preferred result with reasons to explain relevan, telah memberikan cara untuk
why it, rather than alternatives, has been peningkatan kesadaran bahwa pembicaraan
preferred. tentang niat bertanggung jawab untuk
The demise of the declaratory theory of the menyesatkan; bahwa proses menafsirkan
judicial function6 has been accompanied by bahasa ambigu adalah kompleks satu; dan
greater candour about the process in which the bahwa pencarian adalah benar-benar satu
judge is actually engaged. For this candour, we untuk lebih baik, atau lebih konsisten, artinya
are indebted to a number of great judges of the mencapai tujuan hukum yang berasal dari teks
twentieth century, most of them from the dan struktur instrumen yang menyatakan itu. 5
United States. It was Benjamin Cardozo, first Dalam banyak kasus, khususnya instrumen
a judge and chief judge of the New York Court hukum yang ditulis dalam bahasa Inggris, ada
of Appeals and later a Justice of the Supreme ambiguitas tak itu. 5 Dalam banyak kasus,
Court of the United States, who helped to break khususnya instrumen hukum yang ditulis

149
150

the spell of the mechanical conception of the dalam bahasa Inggris, ada ambiguitas tak itu. 5
judicial function in that country. In his famous Dalam banyak kasus, khususnya instrumen
book The Nature of the Judicial Process7 he hukum yang ditulis dalam bahasa Inggris, ada
wrote of how troubled he had been in his ambiguitas tak terhindarkan. Seseorang harus
search for legal certainty “to find how trackless memotong simpul Gordian. Dalam formulir
was the ocean on which I had embarked”. It kami dari masyarakat, bahwa seseorang pada
was only as time went by, and he reflected on akhirnya, biasanya, seorang hakim. Kadang-
what he was actually doing, that he came to kadang tidak ada resolusi yang jelas, sempurna
accept a kind of chaos theory in the law. It was dan dipungkiri dari ambiguitas. Hakim hanya
the theory of the inevitability of uncertainty.8 harus menawarkan hasil lebih suka dengan
He said:9 “I have become reconciled to the alasan untuk menjelaskan mengapa, bukan
uncertainty, because I have grown to see it as alternatif, telah disukai.
inevitable. I have grown to see that the process Runtuhnya teori deklaratoir fungsi peradilan 6
in its highest reaches is not discovery, but telah disertai dengan keterusterangan yang
creation; and that the doubts and misgivings, lebih besar tentang proses di Runtuhnya teori
the hopes and fears, are part of the travail of deklaratoir fungsi peradilan 6 telah disertai
mind, the pangs of death and the pangs of birth, dengan keterusterangan yang lebih besar
in which principles that have served their day tentang proses di Runtuhnya teori deklaratoir
expire and new principles are born.” fungsi peradilan 6 telah disertai dengan
There have been great judicial teachers in the keterusterangan yang lebih besar tentang
United Kingdom and Australia who have proses di mana hakim benar-benar terlibat.
elaborated the inescapability of judicial choice Untuk keterusterangan ini, kita berhutang budi
in many decisions concerned with what the law kepada sejumlah hakim besar abad kedua
is. In the United Kingdom, Lord Reid, one of puluh, kebanyakan dari mereka dari Amerika
the great judges of the twentieth Serikat. Itu Benjamin Cardozo, pertama
seorang hakim dan hakim ketua dari New York
Pengadilan Banding dan kemudian Mahkamah
Agung Amerika Serikat, yang membantu
untuk memecahkan mantra dari konsepsi
mekanik fungsi peradilan di negara itu. Dalam
bukunya yang terkenal Sifat untuk

150
151

memecahkan mantra dari konsepsi mekanik


fungsi peradilan di negara itu. Dalam bukunya
yang terkenal Sifat dari Proses Peradilan 7 ia
menulis tentang bagaimana bermasalah ia
telah dalam usahanya mencari kepastian
hukum dari Proses Peradilan 7 ia menulis
tentang bagaimana bermasalah ia telah dalam
usahanya mencari kepastian hukum dari
Proses Peradilan 7 ia menulis tentang
bagaimana bermasalah ia telah dalam
usahanya mencari kepastian hukum “untuk
menemukan bagaimana tanpa rel adalah laut
yang saya telah memulai”. Itu hanya sebagai
waktu berlalu, dan ia tercermin pada apa yang
dia benar-benar melakukan, bahwa ia datang
untuk menerima semacam teori chaos dalam
hukum. Itu teori keniscayaan ketidakpastian. 8
Dia berkata: 9 dalam hukum. Itu teori
keniscayaan ketidakpastian. 8 Dia berkata: 9
dalam hukum. Itu teori keniscayaan
ketidakpastian. 8 Dia berkata: 9 dalam hukum.
Itu teori keniscayaan ketidakpastian. 8 Dia
berkata: 9
“Saya telah menjadi didamaikan dengan
ketidakpastian, karena saya telah tumbuh
untuk melihatnya sebagai tak terelakkan. Saya
telah tumbuh untuk melihat bahwa proses di
mencapai tertinggi tidak penemuan, tetapi
penciptaan; dan bahwa keraguan dan was-was,
harapan dan ketakutan, merupakan bagian dari
kesusahan pikiran, kepedihan kematian dan

151
152

kepedihan lahir, di mana prinsip-prinsip yang


telah disajikan hari mereka berakhir dan
prinsip-prinsip baru lahir.”
Ada guru peradilan besar di Inggris dan
Australia yang telah diuraikan tak bisa lagi
menolak pilihan peradilan di banyak
keputusan yang bersangkutan dengan apa
hukum adalah. Di Inggris, Lord Reid, salah
satu juri besar kedua puluh
century, gave the declaratory theory the kiss of abad, memberikan teori deklaratoir ciuman
death when he mocked it as a “fairytale”.10 kematian ketika ia mengejek itu sebagai
Australian judges have similarly explained the “dongeng”. 10 abad, memberikan teori
unavoidability of choice.11 There is no doubt deklaratoir ciuman kematian ketika ia
that this honesty is upsetting to some members mengejek itu sebagai “dongeng”. 10 hakim
of society. Many good citizens think that the Australia telah sama menjelaskan
Constitution is clear, that every Act of unavoidability pilihan. 11 Tidak ada keraguan
Parliament has but one meaning and that the bahwa kejujuran ini hakim Australia telah
common law must also be clear, otherwise sama menjelaskan unavoidability pilihan. 11
judges are effectively imposing retrospective Tidak ada keraguan bahwa kejujuran ini hakim
legal obligations on people which were not Australia telah sama menjelaskan
clearly expressed and known when the conduct unavoidability pilihan. 11 Tidak ada keraguan
complained of occurred. Sometimes, the bahwa kejujuran ini menjengkelkan untuk
frustration that results from judicial candour beberapa anggota masyarakat. Banyak warga
and explanations about the realities of the task, negara yang baik berpikir bahwa Konstitusi
lead to attacks on judges and charges of jelas, bahwa setiap Undang-undang Parlemen
judicial activism.12 Judges themselves memiliki satu makna dan bahwa hukum umum
acknowledge a “basic contradiction in a juga harus jelas, jika hakim secara efektif
judge’s role, especially in the appellate memberlakukan kewajiban hukum retrospektif
courts”.13 Another great United States judge, pada orang-orang yang tidak jelas dinyatakan
Learned Hand, explained it thus:14 “…he must dan diketahui kapan perilaku mengeluh dari
preserve his authority by cloaking himself in terjadi. Kadang-kadang, rasa frustrasi yang

152
153

the majesty of an overshadowing past; but he dihasilkan dari keterbukaan peradilan dan
must discover some composition with the penjelasan tentang realitas tugas,
dominant trends of his time.” The problem of menyebabkan serangan pada hakim dan
the past fifty years, as the declaratory theory tuduhan aktivisme peradilan. 12 Hakim sendiri
has crumbled away as the explanation of mengakui “kontradiksi dasar dalam peran
depersonalised judicial reasoning and hakim, terutama dalam pengadilan aktivisme
decision-making, is the lack of any agreement peradilan. 12 Hakim sendiri mengakui
about what should take its place. No one (least “kontradiksi dasar dalam peran hakim,
of all the judges) suggests that a judge, in terutama dalam pengadilan aktivisme
deciding the law, is a completely free agent, peradilan. 12 Hakim sendiri mengakui
able to follow his or her whim, imposing this “kontradiksi dasar dalam peran hakim,
or that construction of the Constitution or the terutama dalam pengadilan banding”. 13 besar
Acts of Parliament or this or that vision of the Amerika Serikat hakim lain, Learned Tangan,
content of the common law. Such a view of the menjelaskan demikian: 14 banding”. 13 besar
judicial role would be opposed to the Amerika Serikat hakim lain, Learned Tangan,
conception of a judge as a person obliged to menjelaskan demikian: 14 banding”. 13 besar
apply the law which pre-exists, as distinct from Amerika Serikat hakim lain, Learned Tangan,
inventing it as he or she goes along. A judge menjelaskan demikian: 14 banding”. 13 besar
who simply made up the substantive and Amerika Serikat hakim lain, Learned Tangan,
procedural law, according to the dictates of menjelaskan demikian: 14
vague feelings about morality, justice, fairness, “... ia harus melestarikan kekuasaannya
social equity or the like, would not be a judge. dengan cloaking dirinya dalam keagungan
We can leave such notions of the judicial role masa lalu membayangi; tapi dia harus
to the fictional witch doctors sitting under menemukan beberapa komposisi dengan tren
palm trees, the perfumed courts of the yang dominan waktu.”
Moghuls, or the Committee of Public Safety in Masalah lima puluh tahun terakhir, sebagai
revolutionary France. Modern societies thirst teori deklaratoir telah hancur bahkan sebagai
for something more predictable, called the rule penjelasan penalaran peradilan depersonalised
of law. Judges must somehow perform their dan pengambilan keputusan, adalah tidak
functions of choice in harmony with a much adanya kesepakatan tentang apa yang harus
more modest notion of creativity yet with an mengambil tempatnya. Tidak ada satu (paling

153
154

honest appreciation that sometimes creativity tidak dari semua hakim) menunjukkan bahwa
is inescapable and therefore legitimate. In the hakim, dalam memutuskan hukum, adalah
realm of fact-finding, things have changed too. agen-benar bebas, mampu mengikuti atau
Outside serious criminal trials, trial by jury has iseng nya, memaksakan ini atau itu
all but disappeared in modern Australia. pembangunan Konstitusi atau Kisah Parlemen
Accordingly, judges must make decisions on atau ini atau itu visi isi dari hukum umum.
factual conflicts. They must give reasons for Seperti pemandangan peran peradilan akan
their decisions.15 Those reasons must be bertentangan dengan konsepsi hakim sebagai
effective explanations of how they have orang wajib menerapkan hukum yang pra-ada,
arrived at their conclusions.16 This change has yang berbeda dari menciptakan sebagai ia
drawn fresh attention to the processes of pergi bersama. Seorang hakim yang hanya
judicial reasoning and decision-making. In the terdiri hukum substantif dan prosedural, sesuai
past, there was a great deal of confidence about dengan perintah dari perasaan samar-samar
the capacity of a judge (or any other formal tentang moralitas, keadilan, keadilan,
decision-maker) to tell the truth from the kesetaraan sosial atau sejenisnya, tidak akan
appearance of a witness and the witness’s menjadi hakim. Kita bisa meninggalkan
demeanour when giving evidence. There is a gagasan seperti peran peradilan ke dukun fiksi
line of legal authority in Australia which duduk di bawah pohon-pohon palem,
reinforces this view of judicial gifts in pengadilan wangi dari Moghuls, atau Komite
resolving conflicting factual assertions.17 Keamanan Publik di revolusioner Perancis.
masyarakat modern haus untuk sesuatu yang
lebih dapat diprediksi, yang disebut aturan
hukum. Hakim entah bagaimana harus
menjalankan fungsi mereka pilihan selaras
dengan gagasan jauh lebih sederhana
kreativitas namun dengan apresiasi yang jujur
bahwa kadang-kadang kreativitas tidak bisa
dihindari dan karena itu sah.
Dalam ranah fakta, hal yang telah berubah
juga. Di luar persidangan pidana serius,
pengadilan oleh juri memiliki semua tapi

154
155

menghilang di Australia modern. Dengan


demikian, hakim harus membuat keputusan
tentang konflik faktual. Mereka harus
memberikan alasan untuk keputusan mereka.
15 alasan mereka harus penjelasan yang efektif
tentang Mereka harus memberikan alasan
untuk keputusan mereka. 15 alasan mereka
harus penjelasan yang efektif tentang Mereka
harus memberikan alasan untuk keputusan
mereka. 15 alasan mereka harus penjelasan
yang efektif tentang bagaimana mereka telah
tiba di kesimpulan mereka. 16 Perubahan ini
telah menarik perhatian segar untuk proses
bagaimana mereka telah tiba di kesimpulan
mereka. 16 Perubahan ini telah menarik
perhatian segar untuk proses bagaimana
mereka telah tiba di kesimpulan mereka. 16
Perubahan ini telah menarik perhatian segar
untuk proses penalaran peradilan dan
pengambilan keputusan. Di masa lalu, ada
banyak keyakinan tentang kapasitas hakim
(atau pembuat keputusan formal lainnya)
untuk mengatakan kebenaran dari penampilan
saksi dan sikap saksi saat memberikan bukti.
Ada garis otoritas hukum di Australia yang
memperkuat pandangan ini hadiah peradilan
dalam menyelesaikan pernyataan faktual
bertentangan. 17
To some extent, this opinion of judicial talent, Untuk beberapa hal, pendapat ini bakat
not given to every person, rests upon the peradilan, tidak diberikan kepada setiap orang,
desirability of avoiding unnecessary appeals bersandar pada keinginan menghindari

155
156

and retrials. But once again the illusion about banding yang tidak perlu dan retrials. Tapi
judicial insights has been shattered. Empirical sekali lagi ilusi tentang wawasan peradilan
evidence casts serious doubt on the capacity of telah hancur. Bukti empiris menimbulkan
any human being to tell truth from falsehood keraguan pada kapasitas setiap manusia untuk
from the observations of a witness giving mengatakan kebenaran dari kepalsuan dari
testimony in the artificial and stressful pengamatan saksi memberikan kesaksian
circumstances of a courtroom.18 Appearances dalam keadaan buatan dan stres dari ruang
can sometimes be affected by cultural sidang. 18 ruang sidang. 18 Penampilan
factors.19 Considerations such as these have kadang-kadang dapat dipengaruhi oleh faktor
tended to undermine the judicial conviction budaya. 19 Pertimbangan seperti ini cenderung
that, with appointment, comes a capacity to untuk Penampilan kadang-kadang dapat
discern truth from falsehood. Appellate courts dipengaruhi oleh faktor budaya. 19
encourage judges to search for truth in the Pertimbangan seperti ini cenderung untuk
contemporary materials, objective and Penampilan kadang-kadang dapat dipengaruhi
indisputable facts and the logic of the oleh faktor budaya. 19 Pertimbangan seperti
evidence, rather than basing conclusions on ini cenderung untuk melemahkan keyakinan
responses to witnesses which may be peradilan yang, dengan janji, datang kapasitas
erroneous and completely unfair.20 untuk membedakan kebenaran dari kepalsuan.
So, this is the world in which an Australian pengadilan banding mendorong hakim untuk
judge of today operates. Things settled for a mencari kebenaran dalam bahan kontemporer,
long time are now coming under fresh obyektif dan fakta yang tak terbantahkan dan
examination. Of course, some lament the logika bukti, bukan mendasarkan kesimpulan
destruction of the props which added to the pada tanggapan terhadap saksi yang mungkin
confidence of the judges and the certainty of keliru dan benar-benar tidak adil. 20 yang
their decisions. Some mourn the passing of the mungkin keliru dan benar-benar tidak adil. 20
theory of legislative intention and want to Jadi, ini adalah dunia di mana seorang hakim
restore, in constitutional cases at least, a search Australia hari ini beroperasi. Hal menetap
for the original intent of the founders.21 untuk waktu yang lama sekarang datang di
Others, keen to remove unpredictable factors, bawah pemeriksaan segar. Tentu saja,
insist on minimising the role of judicial beberapa meratapi kehancuran alat peraga
creativity and invention. They emphasise yang ditambahkan ke kepercayaan dari para

156
157

detachment, scepticism about judicial power hakim dan kepastian keputusan mereka.
and self restraint.22 Still others adhere to a Beberapa berduka atas meninggalnya teori niat
belief in special judicial skills in determining legislatif dan ingin mengembalikan, dalam
veracity.23 kasus-kasus konstitusional setidaknya,
No doubt all of these old theories had practical pencarian untuk maksud asli dari pendiri. 21
advantages. They saved the inquisitive mind Lain, ingin menghapus faktor tak terduga,
from the trouble of worrying unduly about the bersikeras meminimalkan peran kreativitas
imponderable problems of linguistic peradilan dan asli dari pendiri. 21 Lain, ingin
interpretation, analogical reasoning and menghapus faktor tak terduga, bersikeras
evidentiary elucidation. But in our legal meminimalkan peran kreativitas peradilan dan
system, truth and science usually, eventually, asli dari pendiri. 21 Lain, ingin menghapus
triumph over fiction and tradition. That is why faktor tak terduga, bersikeras meminimalkan
it is useful, at this stage of the evolution of the peran kreativitas peradilan dan penemuan.
judicial process, to turn back to the moment of Mereka menekankan detasemen, skeptisisme
reasoning and decision-making. What is it that, tentang kekuasaan kehakiman dan menahan
at that moment, causes the judicial decision- diri diri. 22 Masih penemuan. Mereka
maker to accept this interpretation of the menekankan detasemen, skeptisisme tentang
Constitution or statute and reject that? To push kekuasaan kehakiman dan menahan diri diri.
forward and embrace a new and applicable 22 Masih penemuan. Mereka menekankan
principle of the common law or to hold back detasemen, skeptisisme tentang kekuasaan
and leave it to Parliament? To accept this kehakiman dan menahan diri diri. 22 Masih
witness’s testimony on a ground less flimsy lain mematuhi keyakinan dalam keterampilan
than mere appearance of credibility? These are peradilan khusus dalam menentukan
not illegitimate questions. The grant of power, kebenaran. 23 lain mematuhi keyakinan dalam
including constitutional power, to decision- keterampilan peradilan khusus dalam
makers who hold judicial office, ought to be menentukan kebenaran. 23
conditional upon the exercise of that power in Tidak diragukan lagi semua teori-teori lama
a way which the people governed by it memiliki keuntungan praktis. Mereka
understand and generally accept. To keep in menyelamatkan pikiran ingin tahu dari
the dark those affected by the exercise of kesulitan mengkhawatirkan terlalu tentang
power, and to disguise from them the true masalah ditimbang interpretasi linguistik,

157
158

processes engaged in, is the way of autocracy, penalaran analogis dan penjelasannya
which fears sharing the truth with the people. pembuktian. Tetapi dalam sistem hukum kita,
My thesis is that judicial candour, although kebenaran dan ilmu pengetahuan biasanya,
initially, perhaps, unsettling to those who akhirnya, kemenangan atas fiksi dan tradisi.
hanker for fairytales, is more appropriate to our Itulah mengapa hal ini berguna, pada tahap
times. In any case, some of the issues raised by evolusi proses peradilan, untuk kembali ke saat
a reflection on judicial reasoning and decision- penalaran dan pengambilan keputusan. Apa
making are puzzling to judges themselves. yang, pada saat itu, menyebabkan peradilan
Hence, perhaps, the lack of many authentic pembuat keputusan untuk menerima
explanations and expositions about how the interpretasi Konstitusi atau undang-undang
functions are actually discharged. dan menolak itu? Untuk mendorong dan
merangkul prinsip baru dan berlaku hukum
umum atau untuk menahan dan menyerahkan
kepada DPR? Untuk menerima kesaksian ini
saksi pada tanah kurang tipis dari penampilan
belaka kredibilitas? Ini bukan pertanyaan sah.
Pemberian kekuasaan, termasuk kekuasaan
konstitusional, kepada para pengambil
keputusan yang memegang jabatan peradilan,
seharusnya menjadi bersyarat pada
pelaksanaan kekuasaan yang dengan cara yang
orang-orang diatur oleh itu memahami dan
umumnya menerima. Untuk menjaga dalam
gelap mereka yang terkena dampak
pelaksanaan kekuasaan, dan untuk
menyamarkan dari mereka proses yang benar
terlibat dalam, adalah cara otokrasi, yang
khawatir berbagi kebenaran dengan orang-
orang. tesis saya adalah bahwa keterusterangan
peradilan, meskipun awalnya, mungkin,
mengganggu bagi mereka yang rindu untuk

158
159

dongeng, lebih tepat untuk zaman kita. Dalam


hal apapun, beberapa masalah yang diangkat
oleh refleksi pada penalaran peradilan dan
pengambilan keputusan yang membingungkan
untuk hakim sendiri. Oleh karena itu,
mungkin, kurangnya banyak penjelasan
otentik dan eksposisi tentang bagaimana
fungsi sebenarnya dibuang
The problem I have now sketched the Masalah Saya sekarang telah membuat sketsa
background. But what is the problem? I must latar belakang. Tapi apa masalahnya? Aku
leave elucidation of fact-finding to a judicial harus meninggalkan penjelasan pencari fakta
officer who is daily engaged in reasoning and untuk petugas pengadilan yang sehari-hari
decision-making at first instance. That is terlibat dalam penalaran dan pengambilan
where witnesses and other original evidence keputusan pada tingkat pertama. Itu adalah di
are seen. It is a rare day indeed that a witness mana saksi dan bukti asli lainnya terlihat. Ini
is seen by an appellate court.24 It virtually adalah hari yang langka memang bahwa saksi
never happens in the High Court because of the dilihat oleh pengadilan banding. 24 Ini hampir
preponderance of its appellate role.25 tidak pernah terjadi di Pengadilan Tinggi
Appellate reasoning and decision-making do karena dominan peran banding nya. 25
not, of course, ignore the facts. Most appeals pengadilan banding. 24 Ini hampir tidak
which come to the High Court involve factual pernah terjadi di Pengadilan Tinggi karena
disputes. But generally, these are in the minor dominan peran banding nya. 25 pengadilan
key or can be disposed of by reference to the banding. 24 Ini hampir tidak pernah terjadi di
findings of fact made by the trial judge or, Pengadilan Tinggi karena dominan peran
within their authority, by the intermediate banding nya. 25 pengadilan banding. 24 Ini
appellate courts. For the High Court, the issues hampir tidak pernah terjadi di Pengadilan
for decision in appeals tend to be those of Tinggi karena dominan peran banding nya. 25
elucidating the meaning of the Australian penalaran banding dan pengambilan keputusan
Constitution or of federal, State or Territory tidak, tentu saja, mengabaikan fakta-fakta.
statutes, or the content of a common law Paling menarik yang datang ke Pengadilan
principle said to be unclear. Tinggi melibatkan sengketa faktual. Namun

159
160

The issues of constitutional and statutory umumnya, ini adalah dalam kunci minor atau
interpretation are distinct, although extremely dapat dibuang dengan mengacu pada temuan
interesting and important, given the dominance fakta yang dilakukan oleh hakim pengadilan
which statute law now enjoys in the expression atau, dalam otoritas mereka, oleh pengadilan
of the law. The approach of different judges to banding menengah. Untuk Pengadilan Tinggi,
the problem of statutory construction would be isu-isu keputusan di banding cenderung
a subject worthy of separate study. Where I mereka elucidating makna Konstitusi Australia
differ from other judges in giving meaning to atau federal, Negara atau Wilayah undang-
the Constitution26 or to a statute,27 I am undang, atau isi dari prinsip hukum umum
obliged to ask myself and clarify in my reasons dikatakan tidak jelas.
the point of distinction, and why it is sufficient Masalah-masalah penafsiran konstitusi dan
to lead to a differing conclusion. In a number undang-undang yang berbeda, meskipun
of cases, I believe that I have been influenced sangat menarik dan penting, mengingat
by a more whole-hearted acceptance of the so- dominasi yang hukum undang sekarang
called purposive approach to statutory menikmati dalam ekspresi hukum. Pendekatan
construction28 than other judges feel able to hakim yang berbeda untuk masalah konstruksi
embrace. Formerly, the judiciary of common hukum akan menjadi subjek layak studi
law countries tended to take a narrower, more terpisah. Di mana saya berbeda dari hakim
verbal, approach to the meaning of words in an lainnya dalam memberikan makna Konstitusi
Act of Parliament, confining the interpretation 26 atau undang-undang, 27 Saya berkewajiban
of statutory language to the exact words which untuk bertanya pada diri lainnya dalam
Parliament had used. Judges would explain memberikan makna Konstitusi 26 atau
that it was their function to give effect to the undang-undang, 27 Saya berkewajiban untuk
law as stated by Parliament and not a law bertanya pada diri lainnya dalam memberikan
rewritten by judges to achieve what Parliament makna Konstitusi 26 atau undang-undang, 27
obviously expected to achieve. Over the past Saya berkewajiban untuk bertanya pada diri
30 years, starting in England29 and more lainnya dalam memberikan makna Konstitusi
recently accepted in Australia,30 courts have 26 atau undang-undang, 27 Saya berkewajiban
inclined away from this narrower approach. untuk bertanya pada diri lainnya dalam
The change may, in part, arise from: ■ the memberikan makna Konstitusi 26 atau
belated recognition of the proper role of undang-undang, 27 Saya berkewajiban untuk

160
161

parliamentary law-making, following the bertanya pada diri sendiri dan memperjelas
extension of the electorate ■ an acceptance of dalam alasan saya titik perbedaan, dan
the superior legitimacy of parliamentary law, mengapa itu cukup untuk menyebabkan
no longer to be viewed as an unwanted kesimpulan berbeda. Dalam sejumlah kasus,
intrusion upon the principles of the common saya percaya bahwa saya telah dipengaruhi
law declared by the judges ■ an endeavour to oleh penerimaan yang lebih sepenuh hati dari
avoid the verbose, complex, detailed and apa yang disebut pendekatan purposive
unintelligible legislation enacted by konstruksi hukum 28 daripada yang lain hakim
Parliament in an attempt to prevent judicial merasa mampu hati dari apa yang disebut
frustration of its purposes pendekatan purposive konstruksi hukum 28
daripada yang lain hakim merasa mampu hati
dari apa yang disebut pendekatan purposive
konstruksi hukum 28 daripada yang lain hakim
merasa mampu merangkul. Sebelumnya,
peradilan negara hukum umum cenderung
mengambil sempit, lebih verbal, pendekatan
arti kata-kata dalam Undang-undang
Parlemen, membatasi penafsiran bahasa
hukum dengan kata-kata yang tepat yang telah
digunakan Parlemen. Hakim akan menjelaskan
bahwa itu fungsinya untuk memberikan efek
hukum seperti yang dinyatakan oleh Parlemen
dan bukan hukum ditulis ulang oleh hakim
untuk mencapai apa yang jelas diharapkan
Parlemen untuk mencapai. Selama 30 tahun
terakhir, mulai di Inggris 29 dan baru-baru
diterima di Australia, 30 pengadilan Parlemen
untuk mencapai. Selama 30 tahun terakhir,
mulai di Inggris 29 dan baru-baru diterima di
Australia, 30 pengadilan Parlemen untuk
mencapai. Selama 30 tahun terakhir, mulai di

161
162

Inggris 29 dan baru-baru diterima di Australia,


30 pengadilan Parlemen untuk mencapai.
Selama 30 tahun terakhir, mulai di Inggris 29
dan baru-baru diterima di Australia, 30
pengadilan Parlemen untuk mencapai. Selama
30 tahun terakhir, mulai di Inggris 29 dan baru-
baru diterima di Australia, 30 pengadilan
cenderung jauh dari pendekatan sempit ini.
Perubahan ini mungkin, sebagian, timbul dari:
■ pengakuan terlambat dari peran yang tepat
dari parlemen hukum keputusan, mengikuti
perpanjangan pemilih ■ penerimaan legitimasi
superior hukum parlemen, tidak lagi dilihat
sebagai gangguan yang tidak diinginkan pada
prinsip-prinsip hukum umum dinyatakan oleh
hakim
■ upaya untuk menghindari verbose,
kompleks, rinci dan dimengerti undang-
undang yang diberlakukan oleh Parlemen
dalam upaya untuk mencegah frustrasi
peradilan dari tujuannya.
It is wrong to stereotype judges as being Adalah salah untuk stereotip hakim sebagai
purposivists or literalists. But somewhere on purposivists atau literalis. Tapi di suatu tempat
that spectrum, most judges would, in my di spektrum itu, sebagian besar hakim akan,
experience, tend to show a fair degree of dalam pengalaman saya, cenderung
consistency. One can suggest that each case menunjukkan tingkat wajar konsistensi. Satu
depends upon its own unique facts, found in dapat menyarankan bahwa setiap kasus
the language and structure of the document tergantung pada fakta-fakta unik, ditemukan
under scrutiny. One can disclaim an attitudinal dalam bahasa dan struktur dari dokumen di
philosophy. One can seek to discern different bawah pengawasan. Satu dapat menyangkal
approaches, depending upon whether the filsafat sikap. Satu dapat berusaha untuk

162
163

statute in question concerns criminal offences, membedakan pendekatan yang berbeda,


tax liability, compensation benefits or tergantung pada apakah undang-undang
otherwise. But analysing my own differing, tersebut menyangkut tindak pidana, kewajiban
sometimes dissenting, views on issues of pajak, kompensasi atau sebaliknya. Tapi
statutory construction, I feel that there must be menganalisis berbeda-beda saya sendiri,
an explanation at a higher level of reasoning. kadang-kadang dissenting, pandangan tentang
Doubtless in some cases I have just been isu-isu pembangunan hukum, saya merasa
wrong. At least, that is what the majority has bahwa harus ada penjelasan pada tingkat yang
held. But in other cases, where there is a lebih tinggi dari penalaran.
genuine difference of view on the meaning of Tidak diragukan lagi dalam beberapa kasus
the words taken in their context, I suspect that saya baru saja salah. Setidaknya, itulah yang
the difference may, at least occasionally, be mayoritas telah diadakan. Namun dalam kasus
explained by reference to the more insistent lain, di mana ada perbedaan asli pandang
demand that I feel to ascertain, and give effect tentang arti kata-kata diambil dalam konteks
to, the legislative purpose, as I see it, in the mereka, saya menduga bahwa perbedaan
language under consideration. If one dug more mungkin, setidaknya kadang-kadang,
deeply into why this should be so, it could dijelaskan dengan mengacu pada permintaan
perhaps be explained by a view, ultimately of lebih ngotot bahwa saya merasa untuk
political philosophy, concerning conceptions memastikan, dan memberikan efek, tujuan
of the kind of polity which our federal and legislatif, seperti yang saya lihat, dalam bahasa
State31 constitutions create. All Australian yang sedang dipertimbangkan. Jika salah satu
judges would claim a fidelity to Parliament’s menggali lebih dalam mengapa ini harus
purpose, contesting only the ascertainment and begitu, itu mungkin dapat dijelaskan oleh
definition of that purpose, which is the pandangan, akhirnya filsafat politik, mengenai
objective of statutory construction. But I konsepsi dari jenis pemerintahan yang kami
suspect that different judges have different federal dan Negara 31 konstitusi buat. Semua
inclinations to ascertain and give effect to that hakim Australia akan mengklaim kesetiaan
purpose where the Act departs from traditional untuk tujuan Parlemen, kami federal dan
approaches of the common law32 or contains Negara 31 konstitusi buat. Semua hakim
a phrase which may suggest an impediment to Australia akan mengklaim kesetiaan untuk
the achievement of what is otherwise the tujuan Parlemen, kami federal dan Negara 31

163
164

apparent objective at which the legislation has konstitusi buat. Semua hakim Australia akan
been targeted.33 mengklaim kesetiaan untuk tujuan Parlemen,
The more common problem for judicial peserta hanya pemastian dan definisi dari
reasoning and decision-making arises in the tujuan itu, yang merupakan tujuan dari
appellate courts, in the area where judges have pembangunan hukum. Tapi saya menduga
a wider scope for their opinions. I refer to the bahwa hakim yang berbeda memiliki
statement of the principles of equity and of the kecenderungan yang berbeda untuk
common law. This is where, over a judicial memastikan dan memberikan efek tujuan itu di
life, one sees the most powerful differences of mana UU berangkat dari pendekatan
view between those who would push forward, tradisional hukum umum 32 atau mengandung
abandon or re-express a rule stated in earlier frase yang mungkin tujuan itu di mana UU
times and those who would adhere to the old berangkat dari pendekatan tradisional hukum
rule, passing the buck to Parliament if it wishes umum 32 atau mengandung frase yang
to effect a change; yet well knowing that, in mungkin tujuan itu di mana UU berangkat dari
most cases, Parliament will not have the time pendekatan tradisional hukum umum 32 atau
or inclination to rise to the occasion. mengandung frase yang mungkin
Statements of restraint are penned by great menyarankan halangan untuk pencapaian apa
judges from the wisdom of their experience. yang dinyatakan tujuan jelas di mana undang-
Thus, Judge Learned Hand, who never sat on undang telah ditargetkan. 33 menyarankan
the United States Supreme Court but spent a halangan untuk pencapaian apa yang
long career in the federal courts of that country, dinyatakan tujuan jelas di mana undang-
was one of the foremost expositors of caution. undang telah ditargetkan. 33
He dissented from an attempt of his colleagues Masalah yang lebih umum untuk penalaran
to anticipate developments of the law in the peradilan dan pengambilan keputusan muncul
Supreme Court of the United States, writing:34 di pengadilan banding, di daerah di mana
“[It is not] desirable for a lower court to hakim memiliki lingkup yang lebih luas untuk
embrace the exhilarating opportunity of pendapat mereka. Saya mengacu pada
anticipating a doctrine which may be in the pernyataan prinsip-prinsip kesetaraan dan
womb of time, but whose birth is distant.” He hukum umum. Di sinilah, lebih hidup
constantly urged detachment so that the judge peradilan, seseorang melihat perbedaan yang
paling kuat pandang antara mereka yang akan

164
165

would decide the case without passion and mendorong maju, meninggalkan atau re-
always “as though it weren’t your fight”:3 mengungkapkan aturan yang dinyatakan pada
jaman dulu dan mereka yang akan mematuhi
aturan lama, lewat uang ke DPR jika ingin efek
perubahan; belum juga mengetahui bahwa,
dalam banyak kasus, DPR tidak akan memiliki
waktu atau keinginan untuk naik ke
kesempatan.
Laporan menahan diri yang ditulis oleh hakim
besar dari kebijaksanaan pengalaman mereka.
Dengan demikian, Hakim Learned Hand, yang
tidak pernah duduk di Mahkamah Agung
Amerika Serikat tetapi menghabiskan karir
yang panjang di pengadilan federal negara itu,
adalah salah satu ekspositor utama dari hati-
hati. Dia berbeda pendapat dari upaya rekan-
rekannya untuk mengantisipasi perkembangan
hukum di Mahkamah Agung Amerika Serikat,
menulis: 34 rekan-rekannya untuk
mengantisipasi perkembangan hukum di
Mahkamah Agung Amerika Serikat, menulis:
34
“[Ini bukan] diinginkan untuk pengadilan yang
lebih rendah untuk merangkul kesempatan
menggembirakan mengantisipasi doktrin yang
mungkin dalam rahim waktu, tetapi yang lahir
jauh.”
Dia terus-menerus mendesak detasemen
sehingga hakim akan memutuskan kasus itu
tanpa gairah dan selalu “seolah-olah tidak
Anda melawan”

165
166

“There are those who insist that detachment is “Ada orang-orang yang bersikeras bahwa
an illusion; that our conclusions, even when detasemen adalah ilusi; bahwa kesimpulan
their bases are sifted, always reveal a passional kita, bahkan ketika basis mereka diayak, selalu
found -ation. Even so, mengungkapkan ditemukan -ation passional.
though they be throughout the creatures of Meski begitu, meskipun mereka menjadi
past emotional experience, it does not follow seluruh makhluk dari pengalaman emosional
that experience can never predispose us to masa lalu, itu tidak berarti bahwa pengalaman
impartiality. A bias against bias may be as tidak pernah dapat mempengaruhi kita untuk
likely a result of some buried crises, as any memihak. Sebuah bias terhadap Bias mungkin
other bias.”36 For Learned Hand, the price of lebih mungkin hasil dari beberapa krisis
the judiciary’s continued power was a strong terkubur, karena bias lainnya.” 36 memihak.
“selfdenying ordinance”.37 Sebuah bias terhadap Bias mungkin lebih
In Australia, we have had notable advocates mungkin hasil dari beberapa krisis terkubur,
for judicial restraint. Foremost among them, in karena bias lainnya.” 36
my youth, were Chief Justice Dixon and Untuk Belajar Tangan, harga listrik terus
Justice Kitto. In more recent years, Justice peradilan adalah kuat “selfdenying peraturan”.
(later Chief Justice) Brennan argued 37 Untuk Belajar Tangan, harga listrik terus
eloquently for restraint in his dissenting peradilan adalah kuat “selfdenying peraturan”.
reasons in Dietrich v The Queen.38 Dietrich 37
was a case which effectively reversed an Di Australia, kami telah memiliki pendukung
earlier decision of the High Court of penting untuk menahan diri peradilan.
Australia.39 Dietrich held that courts have a Terutama di antara mereka, di masa mudaku,
power to stay criminal proceedings which adalah Ketua Mahkamah Dixon dan Keadilan
would result in an unfair trial because an Kitto. Dalam tahun-tahun terakhir, Keadilan
indigent accused, charged with a serious (kemudian Hakim Agung) Brennan
offence, was, through no fault, unable to obtain berpendapat fasih untuk menahan diri dalam
legal representation, and would otherwise be alasannya dissenting di Dietrich v The Queen.
forced to trial without a lawyer. Justice 38 Dietrich v The Queen. 38
Brennan was unconvinced that the court Dietrich adalah kasus yang secara efektif
should re-express the common law:40 “The membalikkan keputusan sebelumnya dari
responsibility for keeping the common law Pengadilan Tinggi Australia. 39 Dietrich

166
167

consonant with contemporary values does not menyatakan Dietrich adalah kasus yang secara
mean that the courts have a general power to efektif membalikkan keputusan sebelumnya
mould society and its institutions according to dari Pengadilan Tinggi Australia. 39 Dietrich
judicial perceptions of what is conducive to the menyatakan Dietrich adalah kasus yang secara
attainment of those values…Most efektif membalikkan keputusan sebelumnya
significantly, there are limits inherent in the dari Pengadilan Tinggi Australia. 39 Dietrich
very technique by which the courts develop the menyatakan Dietrich adalah kasus yang secara
common law… In this case, the legitimacy and efektif membalikkan keputusan sebelumnya
the scope of the judicial function of changing dari Pengadilan Tinggi Australia. 39 Dietrich
the common law call for consideration. There menyatakan Dietrich adalah kasus yang secara
is no common law entitlement to legal aid. efektif membalikkan keputusan sebelumnya
Should there be? How can such an entitlement dari Pengadilan Tinggi Australia. 39 Dietrich
be enforced? Who is to pay for it? The issues menyatakan bahwa pengadilan memiliki
to be considered go beyond the question of an kekuatan untuk tinggal proses pidana yang
entitlement to legal aid; they touch the akan menghasilkan sebuah pengadilan yang
legitimacy of judicial legislation.” tidak adil karena seorang fakir terdakwa,
A similar problem had arisen a short time didakwa dengan pelanggaran serius, itu, bukan
earlier when I was President of the New South karena kesalahan, tidak dapat memperoleh
Wales Court of Appeal. The case was Halabi v perwakilan hukum, dan lain akan dipaksa ke
Westpac Banking Corporation.41 The issue pengadilan tanpa pengacara . Keadilan
was whether the common law felony-tort rule Brennan tidak yakin bahwa pengadilan harus
(whereby a civil action based on a felony is kembali mengekspresikan hukum umum: 40
automatically stayed until conviction, kembali mengekspresikan hukum umum: 40
acquittal, or the establishment of a reasonable “Tanggung jawab untuk menjaga hukum
excuse for not instituting criminal umum sejalan dengan nilai-nilai kontemporer
proceedings) was superseded by the inherent tidak berarti bahwa pengadilan memiliki
jurisdiction of the Supreme Court to stay civil kekuasaan umum untuk membentuk
proceedings based on felonious conduct where masyarakat dan lembaga-lembaganya sesuai
to do so, on a proper evaluation of all relevant dengan persepsi peradilan apa kondusif untuk
considerations, would prevent abuse of process pencapaian nilai-nilai ... Paling signifikan, ada
and achieve justice between the parties. It was batas-batas yang melekat di sangat teknik

167
168

my view that the Court of Appeal could declare dimana pengadilan mengembangkan hukum
a rule or principle of the common law as umum ... dalam kasus ini, legitimasi dan ruang
obsolete. It could do so where the legal reasons lingkup fungsi peradilan mengubah panggilan
for the rule and the social conditions upon hukum umum untuk dipertimbangkan. Tidak
which it depended had changed so ada hak hukum umum untuk bantuan hukum.
fundamentally that it was no longer apt to Harus ada? Bagaimana hak tersebut
maintain the rule. However, the majority of the ditegakkan? Siapa yang membayar untuk itu?
Court of Appeal (Samuels and McHugh JJ) Masalah yang akan dianggap melampaui
found that the court had no power to refuse to pertanyaan dari hak atas bantuan hukum;
apply such a settled rule of the common law. mereka menyentuh legitimasi undang-undang
The majority views were not dissimilar to peradilan.”
those expressed by Justice Brennan in Masalah serupa telah muncul waktu singkat
Dietrich. sebelumnya ketika saya masih Presiden New
South Wales Pengadilan Banding. kasus itu
Halabi v Westpac Banking Corporation.
41Pengadilan Banding. kasus itu Halabi v
Westpac Banking Corporation. 41Pengadilan
Banding. kasus itu Halabi v Westpac Banking
Corporation. 41 Masalahnya adalah apakah
hukum umum kejahatan-perbuatan melawan
hukum aturan (dimana gugatan perdata
berdasarkan tindak pidana secara otomatis
tinggal sampai keyakinan, pembebasan, atau
pembentukan alasan yang masuk akal untuk
tidak melembagakan proses pidana) digantikan
oleh yurisdiksi yang melekat pada Agung
pengadilan untuk tinggal proses sipil
berdasarkan perilaku kejam di mana untuk
melakukannya, pada evaluasi yang tepat dari
semua pertimbangan yang relevan, akan
mencegah penyalahgunaan proses dan

168
169

mencapai keadilan antara para pihak. Itu


pandangan saya bahwa Pengadilan Banding
bisa menyatakan aturan atau prinsip hukum
umum sebagai usang. Itu bisa melakukannya
di mana alasan hukum untuk aturan dan
kondisi sosial atas yang tergantung telah
berubah begitu mendasar bahwa itu tidak lagi
tepat untuk mempertahankan aturan. Namun,
mayoritas Pengadilan Tinggi (Samuels dan
McHugh JJ) menemukan bahwa pengadilan
tidak memiliki kekuatan untuk menolak untuk
menerapkan seperti aturan menetap hukum
umum. Pandangan mayoritas yang tidak
berbeda dengan yang diungkapkan oleh Hakim
Brennan di Dietrich.
I tried to explain the contrary view, which Saya mencoba untuk menjelaskan pandangan
sustained my reasoning and decision, in these yang bertentangan, yang ditopang penalaran
terms:42 “There is no suggestion that the saya dan keputusan, dalam hal ini: 42 Saya
judicial function of developing the common mencoba untuk menjelaskan pandangan yang
law is confined to the High Court of Australia. bertentangan, yang ditopang penalaran saya
That court is not a part of the legislative branch dan keputusan, dalam hal ini: 42
of government, as the House of Lords is. Like “Tidak ada saran bahwa fungsi peradilan
all other Australian courts, it is independent of mengembangkan hukum umum hanya terbatas
the legislature. Indeed it is constitutionally pada Pengadilan Tinggi Australia. pengadilan
separate from it. Since special leave is required yang bukan bagian dari cabang legislatif dari
for all appellate jurisdictions of Australia to the pemerintah, sebagai House of Lords adalah.
High Court, only a small fraction of cases are Seperti semua pengadilan Australia lainnya,
now reviewed there. None are reviewed as of itu adalah independen dari legislatif. Memang
right. It would be cause of disjointed secara konstitusional terpisah dari itu. Sejak
development of the common law in Australia cuti khusus diperlukan untuk semua wilayah
if it could be refined and restated only in the hukum banding dari Australia ke Pengadilan

169
170

High Court. Obviously, some matters long Tinggi, hanya sebagian kecil dari kasus
entrenched will be left by courts such as this to sekarang Ulasan di sana. Tidak ada ditinjau
that court, sometimes with a suggestion of the sebagai hak. Ini akan menjadi penyebab
need for judicial development…If the pembangunan terputus-putus dari hukum
authority of a binding decision of the High umum di Australia jika bisa disempurnakan
Court stands in the way, this court has no dan disajikan kembali hanya di Pengadilan
warrant to reformulate the law. It must Tinggi. Jelas, beberapa hal yang lama bercokol
conform to the holdings of the High akan ditinggalkan oleh pengadilan seperti ini
Court…But if, as here, there is no such binding ke pengadilan itu, kadang-kadang dengan
rule and if this court considers that an earlier saran dari kebutuhan untuk pengembangan
stated rule of the common law is obsolete…it peradilan ... Jika otoritas keputusan yang
is open to the court to say so. It will stay its mengikat dari Pengadilan Tinggi berdiri di
hand if legal principle, the state of authority jalan, pengadilan ini tidak memiliki surat
and considerations of policy suggest that the perintah untuk merumuskan hukum. Ini harus
change should be left to Parliament, properly sesuai dengan kepemilikan Pengadilan Tinggi
advised…[I]n this field of the law where the ... Tapi jika, seperti di sini, tidak ada aturan
court is concerned with superintending the yang mengikat tersebut dan jika pengadilan ini
integrity of legal process commenced in the menganggap bahwa aturan dinyatakan
Supreme Court, and where there is an entirely sebelumnya dari hukum umum adalah usang ...
appropriate alternative principle of the law itu terbuka untuk pengadilan untuk
which can be invoked to achieve that end, the mengatakan begitu. Itu akan tetap tangannya
court may, in my opinion, restate the common jika prinsip hukum, negara bagian wewenang
law as I have proposed. No legislative enquiry dan pertimbangan kebijakan menunjukkan
is necessary for it to do so.” bahwa perubahan harus diserahkan kepada
You will observe here much common ground DPR, benar menyarankan ... [I] n bidang ini
between the judges who would develop the law hukum di mana pengadilan berkaitan dengan
and those who would not: ■ an superintending integritas hukum proses
acknowledgment of the primacy of dimulai di Mahkamah Agung, dan di mana ada
parliamentary law ■ an acceptance of the sebuah prinsip alternatif sepenuhnya tepat dari
need to consider the consequences of a hukum yang dapat dipanggil untuk mencapai
tujuan itu, pengadilan dapat, menurut pendapat

170
171

particular decision ■ an appreciation that there saya, menyajikan kembali hukum umum
are limits to judicial creativity. seperti yang telah saya diusulkan. Tidak ada
My own decision was affected by perceptions penyelidikan legislatif diperlukan untuk itu
of the obligations of candour, of refashioning untuk melakukannya.”
principles on a higher plane, and of the special Anda akan mengamati tanah di sini lebih
legitimacy of the judiciary to do so in areas of umum antara para hakim yang akan
procedural law:43 mengembangkan hukum dan orang-orang
“…the more candid course to take is to yang tidak akan: ■ pengakuan keutamaan
acknowledge that the rule is no longer part of hukum parlemen ■ penerimaan kebutuhan
the law. It has now been replaced by a general untuk mempertimbangkan konsekuensi dari
judicial discretion which is more flexible and keputusan tertentu ■ apresiasi bahwa ada batas
sensitive to the facts of the particular case. In untuk kreativitas peradilan.
this way the common law has frequently Keputusan saya sendiri dipengaruhi oleh
developed to a higher stage of a more general persepsi kewajiban keterbukaan, dari menata
principle. This is, in fact, the way of our ulang prinsip-prinsip pada pesawat yang lebih
system. When the higher principle is tinggi, dan legitimasi khusus peradilan untuk
established, earlier historical efforts, pointing melakukannya dalam bidang hukum acara: 43
generally in the same direction, can be cut pesawat yang lebih tinggi, dan legitimasi
away by the judges just as surely as they were khusus peradilan untuk melakukannya dalam
first made. They can be removed unless, in the bidang hukum acara: 43
meantime, the rule in question has taken on “... yang tentu saja lebih terang untuk
such an authority that it is impervious to, or mengambil adalah untuk mengakui bahwa
inappropriate for, later judicial aturan tidak lagi merupakan bagian dari
clearances…This is not a case of altering the hukum. Sekarang telah diganti dengan
substantive law. What is invoked is a matter of kebijaksanaan peradilan umum yang lebih
procedure. This is precisely the kind of rule fleksibel dan sensitif terhadap fakta-fakta dari
which judges may clarify, elaborate, change, kasus tertentu. Dengan cara ini hukum umum
refine and abolish to serve the differing needs telah sering dikembangkan ke tahap yang lebih
of the administration of justice…Far from tinggi dari prinsip yang lebih umum. Hal ini,
altering the substance of the law, the pada kenyataannya, cara sistem kami. Ketika
prinsip yang lebih tinggi didirikan, upaya

171
172

recognition that the felony-tort rule is now sejarah sebelumnya, menunjuk pada umumnya
obsolete ke arah yang sama, dapat dipotong oleh hakim
sepasti mereka pertama kali dibuat. Mereka
dapat dihapus kecuali, sementara itu, aturan
tersebut telah diambil pada otoritas rupa
sehingga tahan terhadap, atau tidak pantas
untuk, kelonggaran kemudian peradilan ... Ini
bukan kasus mengubah hukum substantif. Apa
yang dipanggil adalah masalah prosedur.
involves a simplification of the law. It removes melibatkan penyederhanaan hukum. Ini akan
a now artificial category whose origins, menghapus kategori sekarang buatan yang
justification and elaboration can be left to legal asal, pembenaran dan elaborasi dapat
historians. It does so without encumbering the dibiarkan sejarawan hukum. Ia melakukannya
common law with new, unhistorical and tanpa pembebanan hukum umum dengan yang
artificial ‘modifications’, lately ‘discovered’.” baru, ahistoris dan 'modifikasi' buatan, akhir-
Just to prove that it is wrong to attempt to akhir ini 'ditemukan'.”
stereotype judges into categories, such as Hanya untuk membuktikan bahwa itu salah
conservatives and activists, creationists and untuk mencoba stereotip hakim dalam
applicators, I commend a reading of the kategori, seperti konservatif dan aktivis,
decision of the High Court in Mabo v kreasionis dan aplikator, aku memuji
Queensland (No 2)44 where Justice Brennan, pembacaan putusan Pengadilan Tinggi di
in a bold opinion, reversed 150 years of settled Mabo v Queensland (No 2) 44 di aktivis,
understanding of Australian land law in respect kreasionis dan aplikator, aku memuji
of the title to land of Australia’s Indigenous pembacaan putusan Pengadilan Tinggi di
peoples.45 It was this decision, obviously with Mabo v Queensland (No 2) 44 di aktivis,
enormous financial, economic, even political kreasionis dan aplikator, aku memuji
implications, that set in train the legal events pembacaan putusan Pengadilan Tinggi di
by which native title rights of Aboriginals and Mabo v Queensland (No 2) 44 di aktivis,
Torres Strait Islanders have been recognised in kreasionis dan aplikator, aku memuji
Australia. Only Justice Dawson dissented in pembacaan putusan Pengadilan Tinggi di
that case. Mabo v Queensland (No 2) 44 di mana

172
173

Or take more recently the decision of the High Keadilan Brennan, dalam pendapat tebal,
Court in Northern Sandblasting Pty Ltd v terbalik 150 tahun pemahaman menetap
Harris.46 That was a case where a young girl hukum tanah Australia sehubungan dengan
was profoundly injured when she was hak atas tanah masyarakat adat Australia. 45
electrocuted on touching a garden tap which Itu keputusan ini, jelas dengan keuangan,
was electrically active. The landlord to her ekonomi, sehubungan dengan hak atas tanah
parents had previously engaged a licensed masyarakat adat Australia. 45 Itu keputusan
electrician to repair any electrical defects. The ini, jelas dengan keuangan, ekonomi,
law forbad the landlord personally from itself sehubungan dengan hak atas tanah masyarakat
interfering in electrical wiring. The traditional adat Australia. 45 Itu keputusan ini, jelas
rules of the common law were that a landlord dengan keuangan, ekonomi, implikasi bahkan
was not liable to a tenant, or a tenant’s child, in politik yang sangat besar, yang ditetapkan
such circumstances. By the common law, dalam kereta peristiwa hukum yang ditempuh
landlords enjoyed a large measure of legal oleh hak judul asli Aborigin dan Selat Torres
immunity.47 One of the questions which arose telah diakui di Australia. Hanya Keadilan
in the case was whether the law should move Dawson berbeda pendapat dalam kasus itu.
in one leap from immunity to the imposition of Atau mengambil lebih baru-baru ini keputusan
a special duty so as, in effect, to render the Pengadilan Tinggi di Northern Sandblasting
landlord liable for the electrical fault and so Pty Ltd v Harris. 46 Itu itu. Atau mengambil
that the landlord could not escape liability lebih baru-baru ini keputusan Pengadilan
because it had left the electrical repair to a Tinggi di Northern Sandblasting Pty Ltd v
licensed electrician. Most members of the Harris. 46 Itu itu. Atau mengambil lebih baru-
court48 held that the landlord was not liable for baru ini keputusan Pengadilan Tinggi di
breach of a non-delegable duty of care. But Northern Sandblasting Pty Ltd v Harris. 46 Itu
Chief Justice Brennan49 found that the itu. Atau mengambil lebih baru-baru ini
landlord was liable for failing to have the keputusan Pengadilan Tinggi di Northern
qualified electrician inspect the switch boxes Sandblasting Pty Ltd v Harris. 46 Itu adalah
before the tenants and their child went into kasus di mana seorang gadis muda terluka
occupation of the premises. A majority mendalam ketika dia tersengat listrik pada
amongst the justices was thus built to uphold menyentuh keran taman yang aktif secara
elektrik. Pemilik kepada orang tuanya

173
174

the judgment below in favour of the injured sebelumnya telah terlibat listrik berlisensi
girl. untuk memperbaiki setiap cacat listrik. hukum
Naturally, a case such as that elicits great melarang pemilik pribadi dari dirinya sendiri
sympathy for a profoundly injured child and mencampuri kabel listrik. Aturan tradisional
her family. However, I did not feel entitled to hukum umum adalah bahwa seorang tuan
push the boundaries of legal liability tanah tidak bertanggung jawab untuk penyewa,
forward:50 “It is true that, occasionally, the atau anak penyewa, dalam keadaan seperti itu.
common law takes bold steps when ‘layers of Oleh hukum umum, tuan tanah menikmati
sentiment which may have accumulated’ need ukuran besar kekebalan hukum. 47 Salah satu
to be overcome. However, normally, it moves pertanyaan keadaan seperti itu. Oleh hukum
forward by modest steps relying upon umum, tuan tanah menikmati ukuran besar
analogous reasoning. Although views may kekebalan hukum. 47 Salah satu pertanyaan
differ on the point, I would not regard the keadaan seperti itu. Oleh hukum umum, tuan
expansion of the law on non-delegable duties tanah menikmati ukuran besar kekebalan
by the creation of a new category of landlord hukum. 47 Salah satu pertanyaan yang muncul
and tenant to be an incremental step. Against dalam kasus itu apakah hukum harus bergerak
the background of the previous, long held dalam satu lompatan dari kekebalan terhadap
understanding of the scope of the duties owed pengenaan tugas khusus sehingga, pada
by landlords to their tenants at common law, dasarnya, untuk membuat pemilik
and the wide diversity of landlord and tenant bertanggung jawab atas kesalahan listrik dan
relationships that would be affected, such a sehingga pemilik tidak bisa melarikan diri
step would not be within the limits of kewajiban karena telah meninggalkan
permissible judicial law making. To advance perbaikan listrik untuk listrik berlisensi.
from immunity to strict liability within so short Sebagian besar anggota pengadilan 48
a time and without warning would ordinarily menyatakan bahwa pemilik tidak bertanggung
require the sanction of legislation.” jawab atas pelanggaran kewajiban Sebagian
besar anggota pengadilan 48 menyatakan
bahwa pemilik tidak bertanggung jawab atas
pelanggaran kewajiban Sebagian besar
anggota pengadilan 48 menyatakan bahwa
pemilik tidak bertanggung jawab atas

174
175

pelanggaran kewajiban non-delegable


perawatan. Tapi Ketua Mahkamah Brennan 49
menemukan bahwa pemilik adalah
bertanggung jawab non-delegable perawatan.
Tapi Ketua Mahkamah Brennan 49
menemukan bahwa pemilik adalah
bertanggung jawab non-delegable perawatan.
Tapi Ketua Mahkamah Brennan 49
menemukan bahwa pemilik adalah
bertanggung jawab karena gagal untuk
memiliki teknisi listrik memeriksa kotak saklar
sebelum penyewa dan anak mereka pergi ke
pendudukan tempat. Mayoritas di antara hakim
dengan demikian dibangun untuk menegakkan
putusan di bawah ini mendukung gadis terluka.
Tentu, kasus seperti yang memunculkan
simpati yang besar untuk anak terluka
mendalam dan keluarganya. Namun, saya
tidak merasa berhak untuk mendorong batas-
batas tanggung jawab hukum ke depan: 50 dan
keluarganya. Namun, saya tidak merasa
berhak untuk mendorong batas-batas tanggung
jawab hukum ke depan: 50
“Memang benar bahwa, kadang-kadang,
hukum umum mengambil langkah-langkah
berani ketika 'lapisan sentimen yang mungkin
telah terakumulasi' perlu diatasi. Namun,
biasanya, bergerak maju dengan langkah-
langkah sederhana mengandalkan penalaran
analog. Meskipun pandangan mungkin
berbeda pada titik, saya tidak akan

175
176

menganggap perluasan hukum pada tugas non-


delegable oleh penciptaan kategori baru dari
pemilik dan penyewa menjadi langkah
tambahan. Dengan latar belakang sebelumnya,
panjang diadakan pemahaman tentang ruang
lingkup tugas yang harus dibayar oleh pemilik
tanah untuk penyewa mereka di hukum umum,
dan keanekaragaman hubungan pemilik dan
penyewa yang akan terpengaruh, langkah
tersebut tidak akan berada dalam batas-batas
diperbolehkan pembuatan undang-undang
peradilan.
In my reasons I gave a further explanation:51 Dalam alasan saya memberikan penjelasan
“…such consequences would clearly include lebih lanjut: 51 Dalam alasan saya
the potential costs of imposing new duties of memberikan penjelasan lebih lanjut: 51 “...
inspection; of withdrawing some low cost konsekuensi seperti jelas akan mencakup biaya
accommodation from the market; and of potensi memaksakan tugas baru pemeriksaan;
obtaining liability insurance to meet the penarikan beberapa biaya akomodasi rendah
relatively rare case that the insurance of a dari pasar; dan memperoleh asuransi untuk
qualified contractor, engaged by the landlord, memenuhi kasus yang relatif jarang terjadi
proved insufficient for the peculiar risk in a bahwa asuransi kontraktor yang berkualitas,
particular case.” terlibat oleh pemilik, terbukti tidak cukup
My purpose here is not to re-argue Halabi or untuk risiko yang aneh dalam kasus
Sandblasting, or to enter the lists over Dietrich, tertentu.”Tujuan saya di sini bukan untuk
Mabo, or any other case. By convention, kembali berdebat Halabi atau cukup untuk
judicial opinions stand or fall on the reasons risiko yang aneh dalam kasus tertentu.”Tujuan
which judges give to support the orders they saya di sini bukan untuk kembali berdebat
propose. Today, those reasons are much more Halabi atau cukup untuk risiko yang aneh
detailed than they were 100 years ago. At that dalam kasus tertentu.”Tujuan saya di sini
time the judge operated under a mesmeric bukan untuk kembali berdebat Halabi atau
illusion that he was largely a mechanic of the sandblasting, atau untuk memasukkan daftar

176
177

law, giving effect to an inevitable conclusion lebih sandblasting, atau untuk memasukkan
laid down by clear authority. We are now daftar lebih
working in a more sophisticated age where no Dietrich, Mabo, atau kasus lainnya. Dengan
one doubts that legal principle and legal policy konvensi, pendapat peradilan berdiri atau jatuh
legitimately influence decisions on the law in pada alasan yang hakim Dietrich, Mabo, atau
particular cases.52 Even a judge such as kasus lainnya. Dengan konvensi, pendapat
William Rehnquist, Chief Justice of the United peradilan berdiri atau jatuh pada alasan yang
States, often classified as a legal conservative, hakim memberikan untuk mendukung perintah
accepts the power of legal realism and the mereka mengusulkan. Hari ini, alasan-alasan
absurdity of the notion that judges simply find yang jauh lebih rinci daripada mereka 100
the law and have no influence on its content.53 tahun yang lalu. Saat itu hakim dioperasikan di
But once this point is passed, we are truly upon bawah ilusi hipnotis bahwa dia adalah
an untracked ocean of decision-making, just as sebagian besar merupakan mekanik hukum,
Cardozo recognised.54 Then the problem for memberikan efek ke kesimpulan yang tak
the judge is avoiding the shoals and the rocks terelakkan yang ditetapkan oleh otoritas yang
of too much invention whilst escaping the jelas. Kita sekarang bekerja di usia yang lebih
stagnant doldrums of too little principled canggih di mana tidak ada yang meragukan
development. Unless the ocean is truly bahwa prinsip hukum dan kebijakan hukum
trackless, and the judge (especially of the sah mempengaruhi keputusan pada hukum
ultimate court) set free to go where he or she dalam kasus-kasus tertentu. 52 Bahkan
will, our conception of the rule of law requires seorang hakim kebijakan hukum sah
that there be lighthouses and maps and mempengaruhi keputusan pada hukum dalam
compasses and other established equipment, to kasus-kasus tertentu. 52 Bahkan seorang
make sure that the ship does not founder, but hakim kebijakan hukum sah mempengaruhi
reaches its proper destination. keputusan pada hukum dalam kasus-kasus
This is the background against which I now tertentu. 52 Bahkan seorang hakim seperti
address the issue which I have chosen. It is one William Rehnquist, Ketua Mahkamah Agung
upon which I have puzzled many times when Amerika Serikat, sering diklasifikasikan
writing an opinion. Impression, you see, is not sebagai konservatif hukum, menerima
enough. Instinct, hunch and feelings must be kekuatan realisme hukum dan absurditas
kept in tight rein. Why is it that, gagasan bahwa hakim hanya menemukan

177
178

after hearing a case, one can leave oral hukum dan tidak memiliki pengaruh pada
argument in the courtroom with an impression isinya. 53 Tetapi sekali titik ini dilewatkan,
that this side or that must succeed, yet kita benar-benar atas lautan tidak terlacak
ultimately come to a conclusion that the pengambilan pengaruh pada isinya. 53 Tetapi
opposite result must flow? There is no sekali titik ini dilewatkan, kita benar-benar
universal answer to this question. In Australia, atas lautan tidak terlacak pengambilan
the reason is rarely, if ever, that the judge pengaruh pada isinya. 53 Tetapi sekali titik ini
reaches one conclusion but the opinion is dilewatkan, kita benar-benar atas lautan tidak
written by a clerk, with a different life’s terlacak pengambilan keputusan, seperti
experience, inclinations, philosophy, call it Cardozo diakui. 54 Kemudian masalah bagi
what you will.55 Because in Australia judges, hakim menghindari beting dan batu-batu dari
with very few exceptions, still write all their terlalu banyak keputusan, seperti Cardozo
own opinions and reach their own conclusions, diakui. 54 Kemudian masalah bagi hakim
for good or ill, the opinion published is that of menghindari beting dan batu-batu dari terlalu
the appointed decision-maker, who has read banyak keputusan, seperti Cardozo diakui. 54
the papers, heard or seen the evidence and the Kemudian masalah bagi hakim menghindari
argument, and proceeded to reach a beting dan batu-batu dari terlalu banyak
conclusion. penemuan sementara melarikan diri lesu
The reasons for a change of mind may be many stagnan pembangunan berprinsip terlalu
and varied. Often, they will involve sedikit. Kecuali laut benar-benar tanpa rel, dan
discovering facts given in evidence or found hakim (terutama dari pengadilan tertinggi)
by the trial judge, which had not earlier been dibebaskan untuk pergi ke mana ia akan,
noticed and which compel a different konsepsi kita tentang aturan hukum
conclusion from that earlier provisionally mensyaratkan bahwa ada mercusuar dan peta
arrived at. Sometimes, it will be the discovery dan kompas dan peralatan mapan lainnya,
of a statute or a legal decision which is either untuk membuat yakin bahwa kapal tidak
clear and meets the point in issue or which is pendiri, tetapi mencapai tujuan yang tepat.
not sufficiently unclear or inapplicable as to Ini adalah latar belakang terhadap yang
warrant an endeavour to distinguish it or avoid sekarang saya menangani masalah yang saya
the compulsion of its authority or telah memilih. Ini adalah salah satu di mana
saya telah bingung banyak kali ketika menulis

178
179

pendapat. Kesan, Anda lihat, tidak cukup.


Instinct, firasat dan perasaan harus disimpan
dalam mengendalikan dengan ketat. Mengapa,
setelah mendengar kasus, satu dapat
meninggalkan argumen lisan dalam ruang
sidang dengan kesan bahwa sisi ini atau itu
harus berhasil, namun akhirnya sampai pada
suatu kesimpulan bahwa hasil yang
berlawanan harus mengalir? Tidak ada
jawaban yang universal untuk pertanyaan ini.
Di Australia, alasannya adalah jarang, jika
pernah, bahwa hakim mencapai satu
kesimpulan tapi pendapat ini ditulis oleh
petugas, dengan pengalaman hidup yang
berbeda ini, kecenderungan, filsafat, sebut saja
apa yang akan Anda. 55 kecenderungan,
filsafat, sebut saja apa yang akan Anda. 55
Karena di Australia hakim, dengan beberapa
pengecualian, masih menulis semua pendapat
mereka sendiri dan mencapai kesimpulan
sendiri, baik atau buruk, pendapat yang
dipublikasikan adalah bahwa dari ditunjuk
pembuat keputusan, yang telah membaca
koran, mendengar atau melihat bukti dan
argumen, dan melanjutkan untuk mencapai
kesimpulan.
Alasan perubahan pikiran mungkin banyak
dan beragam. Sering kali, mereka akan
melibatkan menemukan fakta-fakta yang
diberikan dalam bukti atau ditemukan oleh
hakim pengadilan, yang belum sebelumnya

179
180

telah melihat dan yang memaksa kesimpulan


yang berbeda dari yang sebelumnya sementara
tiba di. Kadang-kadang, itu akan menjadi
penemuan undang-undang atau keputusan
hukum yang baik jelas dan memenuhi titik
dalam masalah atau yang tidak cukup jelas
atau tidak bisa diterapkan untuk menjamin
upaya untuk membedakannya atau
menghindari paksaan dari otoritas atau
logic. Sometimes, it will merely be the result logika. Kadang-kadang, itu hanya akan
of adding up, in the privacy of the judge’s own menjadi hasil dari menambahkan, dalam
mind, the factors which favour one party over privasi pikiran hakim sendiri, faktor-faktor
another. Sometimes, it will be the power of yang mendukung salah satu pihak di atas yang
expression of the reasons of the judge below, lain. Kadang-kadang, itu akan menjadi
or of reasons of a colleague, which demand the kekuatan ekspresi alasan hakim bawah, atau
allegiance of one’s own judicial opinion.56 alasan dari seorang rekan, yang menuntut
There is very little research on the process of kesetiaan pendapat peradilan sendiri. 56
judicial reasoning and decision-making that sendiri. 56
goes beyond the analysis of the formal reasons Ada sangat sedikit penelitian tentang proses
once published. Judges are reticent because penalaran peradilan dan pengambilan
bound by convention to leave their inner keputusan yang melampaui analisis alasan
thought to the words written in their published resmi sekali diterbitkan. Hakim pendiam
opinions. Yet it is impossible to give all of karena terikat oleh konvensi untuk
one’s reasons in the manageable space meninggalkan pemikiran batin mereka dengan
available for published reports. The time of the kata-kata yang ditulis dalam pendapat mereka
judges does not permit it. The law publishers diterbitkan. Namun tidak mungkin untuk
would be most upset by even lengthier reasons. memberikan semua alasan seseorang dalam
Practitioners and law students already ruang dikelola tersedia untuk laporan yang
complain of the burdens under which they diterbitkan. Waktu hakim tidak mengizinkan
labour. Ultimately, published reasons can only itu. Penerbit hukum akan sangat marah dengan
be an outline of the main factors which have alasan bahkan lebih panjang. Praktisi dan

180
181

led to the judge’s conclusion. In the next part, mahasiswa hukum sudah mengeluhkan beban
I will explore the considerations that may di mana mereka bekerja. Pada akhirnya, alasan
influence the process of decisionmaking but yang diterbitkan hanya dapat garis besar
which are rarely, if ever, referred to in faktor-faktor utama yang menyebabkan
published reasons. kesimpulan hakim. Pada bagian berikutnya,
Legal realism revisited saya akan mengeksplorasi pertimbangan yang
Of breakfast and other basic things As we dapat mempengaruhi proses pengambilan
move away from the view that the decision of keputusan, tetapi yang jarang, jika pernah,
a judge, whether on facts or law, is preordained realisme hukum ditinjau kembali
by logic, and face the fact that this highly Sarapan dan hal-hal dasar lainnya Ketika kita
important decision-maker has choices to make, bergerak menjauh dari pandangan bahwa
where do we draw the line? Where do we rule keputusan hakim, apakah fakta atau hukum,
out choice-affecting factors by reference to the yang ditakdirkan oleh logika, dan menghadapi
supposed gift of judges to shake off every kenyataan bahwa ini pembuat keputusan yang
extraneous influence, to expel all immaterial sangat penting memiliki pilihan untuk
attitudes and prejudices and to make the membuat, di mana kita menarik garis? Di mana
decision by reference only to the evidence kita mengesampingkan pilihan-mempengaruhi
proved and the applicable law? faktor dengan mengacu pada seharusnya
In the heyday of the declaratory theory, law karunia hakim untuk melepaskan setiap
lecturers tried to shock students of my pengaruh asing, untuk mengusir semua sikap
generation with the proposition of the legal dan prasangka immaterial dan membuat
realists that a decision might be influenced by keputusan dengan mengacu hanya untuk bukti
what the judge had for breakfast. Obviously, terbukti dan hukum yang berlaku?
the same startling lesson was given to Chief Dalam masa kejayaan teori deklaratoir, dosen
Justice Rehnquist:57 “The advent of the legal hukum mencoba untuk mengejutkan siswa dari
realists school disabused us of that notion [that generasi saya dengan proposisi dari realis
judges simply found the law necessary to hukum bahwa keputusan mungkin dipengaruhi
decide a particular case]. Few would now oleh apa yang hakim punya untuk sarapan.
argue against the proposition that judging Jelas, pelajaran mengejutkan yang sama
involves creating law, at least to some extent. diberikan kepada Ketua Mahkamah Rehnquist:
But if it does, what provides the source of the

181
182

judge’s creative inspiration? Legal realists — 57 pelajaran mengejutkan yang sama diberikan
so-called because they were said to believe that kepada Ketua Mahkamah Rehnquist: 57
what a judge had for breakfast made more “Munculnya sekolah realis hukum disabused
difference in how he would decide a case than kita dari pemikiran bahwa [bahwa hakim
what he knew about the existing precedents — hanya menemukan hukum yang diperlukan
were at pains to point out that a judge’s untuk memutuskan kasus tertentu]. Beberapa
background might have as much to do with the saat akan menentang dalil bahwa penjurian
way he went about deciding a case as would melibatkan menciptakan hukum, setidaknya
his legal education. And I suppose that the sampai batas tertentu. Tetapi jika tidak, apa
large measure of truth that adheres in this view yang menyediakan sumber inspirasi kreatif
is generally accepted today. Judges, whether at hakim? realis hukum - disebut demikian
the trial or appellate level, are not fungible. karena mereka mengatakan untuk percaya
Each one of us brings to the bench a mind bahwa apa yang hakim punya untuk sarapan
imprinted with previous experience, and that dibuat lebih perbedaan dalam bagaimana ia
experience undoubtedly influences, to a certain akan memutuskan kasus dari apa yang ia tahu
extent, how we go about the process of tentang preseden yang ada
deciding cases.” - berada di sakit untuk menunjukkan bahwa
latar belakang hakim mungkin memiliki
banyak untuk dilakukan dengan cara dia pergi
tentang memutuskan kasus seperti yang akan
pendidikan hukumnya. Dan saya kira bahwa
ukuran besar kebenaran yang melekat dalam
pandangan ini berlaku umum hari ini. Hakim,
apakah di sidang atau tingkat banding, tidak
sepadan. Masing-masing dari kita membawa
ke bangku pikiran dicetak dengan pengalaman
sebelumnya, dan pengalaman yang pasti
mempengaruhi, sampai batas tertentu,
bagaimana kita pergi tentang proses kasus
memutuskan.”

182
183

One obvious influence in an appellate court are Salah satu pengaruh yang jelas di pengadilan
the opinions of one’s colleagues. Lenin taught banding merupakan pendapat dari rekan-rekan
that the person who wrote the minutes of an seseorang. Lenin mengajarkan bahwa orang
organisation would end up running it. The yang menulis risalah organisasi akan berakhir
judge who produces his or her draft opinion menjalankannya. Hakim yang menghasilkan
first can often influence, profoundly, rancangan pendapatnya pertama sering dapat
undecided colleagues. But does the influence mempengaruhi, mendalam, rekan ragu-ragu.
of judicial colleagues go beyond that? Tapi apakah pengaruh rekan peradilan
Generally, judges do not breach the walls that melampaui itu? Umumnya, hakim tidak
exist around their court relationships. In melanggar dinding yang ada di sekitar
Australia, in my experience, such relationships hubungan pengadilan mereka. Di Australia,
extend from the strained to the civil and correct dalam pengalaman saya, hubungan tersebut
to the warm and friendly. But it has not always memperpanjang dari tegang ke sipil dan benar
been so.58 In the United States, Chief Judge untuk hangat dan ramah. Tapi itu tidak selalu
Richard Posner talks of his experience:59 begitu. 58 Di Amerika Serikat, pembicaraan
“[Judges] rarely level with the public — and Hakim Ketua Richard Posner untuk hangat dan
not always with themselves — concerning the ramah. Tapi itu tidak selalu begitu. 58 Di
seamier side of the judicial process. This is the Amerika Serikat, pembicaraan Hakim Ketua
side that includes the unprincipled Richard Posner untuk hangat dan ramah. Tapi
compromises and petty jealousies and rivalries itu tidak selalu begitu. 58 Di Amerika Serikat,
that accompany collegial decision-making and pembicaraan Hakim Ketua Richard Posner
indolence and apathy that life tenure can dari pengalamannya: 59 dari pengalamannya:
induce.” 59
It seems that Posner’s experience is not unique “[Hakim] jarang tingkat dengan masyarakat -
in the United States. Judge Patricia Wald dan tidak selalu dengan diri mereka sendiri -
describes her experience:60 mengenai sisi seamier dari proses peradilan.
“Real friendships are rare on the court. Ini adalah sisi yang mencakup kompromi
Heartfelt differences of philosophy and berprinsip dan kecemburuan dan persaingan
ideology militate against them. Powerful egos yang menyertai kolegial pengambilan
often impede them, even among philosophical keputusan dan kemalasan dan sikap apatis
allies. Judges are like monks without the yang masa hidup dapat menginduksi.”

183
184

unifying bonds of a common faith. They are Tampaknya pengalaman Posner adalah tidak
consigned to one another’s company for life. unik di Amerika Serikat. Hakim Patricia Wald
They cannot speak about their work outside the menggambarkan pengalamannya: 60
walls of the monastery. Lingering resentment pengalamannya: 60
and hostilities may be kept under wraps — and “Persahabatan Real langka di pengadilan.
a bottle of Mylanta at hand — to preserve the perbedaan tulus filsafat dan ideologi
image of the court that is impartial and neutral bertentangan mereka. ego yang kuat sering
enough to decide other people’s disputes.” menghambat mereka, bahkan di antara sekutu
In such a hothouse, the influences of filosofis. Hakim seperti biarawan tanpa ikatan
colleagues on the process of decision-making pemersatu dari iman yang umum. Mereka
may not always be rational, objective, diasingkan ke salah satu perusahaan lain untuk
principled. Realising this risk should enliven hidup. Mereka tidak dapat berbicara tentang
the self-awareness of the judge to endeavour to pekerjaan mereka di luar tembok biara.
put such unworthy considerations out of mind, Berlama-lama kebencian dan permusuhan
should ever they present themselves. It would dapat dirahasiakan - dan sebotol Mylanta di
take expertise which I do not have to say tangan -. Untuk melestarikan citra pengadilan
whether such mental gymnastics are truly yang tidak memihak dan cukup netral untuk
possible in a middle-aged human being. memutuskan perselisihan orang lain”
Certainly, the judge who is aware of such Dalam rumah kaca seperti itu, pengaruh dari
considerations is much more likely to avoid the rekan-rekan pada proses pengambilan
influence of them than the judge who is keputusan tidak selalu rasional, obyektif,
ignorant of such forces or adamantly denies berprinsip. Menyadari risiko ini harus
their existence. meramaikan kesadaran diri dari hakim untuk
Legal realists may have gone too far in berusaha untuk menempatkan pertimbangan
suggesting that judicial decision-making could yang tidak layak seperti keluar dari pikiran,
be influenced differentially by the judicial harus pernah mereka menampilkan diri. Ini
breakfast. But the value of their insights over akan mengambil keahlian yang saya tidak
the twentieth century was to require judges, harus mengatakan apakah senam mental
particularly of the common law tradition, to seperti benar-benar mungkin dalam manusia
face up to the fact that they make choices and setengah baya. Tentu saja, hakim yang
therefore must be alert to the need for menyadari pertimbangan tersebut jauh lebih

184
185

differentiation between the considerations mungkin untuk menghindari pengaruh mereka


which may permissibly affect the choice and daripada hakim yang tahu tentang kekuatan-
those which are irrelevant, prejudiced and kekuatan itu atau tegas menyangkal
otherwise inadmissible. This change in the keberadaan mereka.
conception of judicial decision-making itself realis hukum mungkin telah pergi terlalu jauh
adds new stresses to the judicial life — such as dalam menyarankan bahwa peradilan
what policy factors to take into account in a pengambilan keputusan dapat dipengaruhi
particular decision, what sources may be used secara berbeda oleh sarapan peradilan. Tetapi
to derive those factors and whether they should nilai wawasan mereka selama abad kedua
be acknowledged in writing an opinion. puluh adalah untuk meminta hakim, khususnya
Take the consideration of insurance. Legal dari tradisi hukum umum, untuk menghadapi
authority says that it is generally irrelevant to kenyataan bahwa mereka membuat pilihan dan
the liability of the insured.61 Yet who can karena itu harus waspada terhadap perlunya
seriously doubt that the expansion of the scope diferensiasi antara pertimbangan yang
of the tort of negligence in the fields of mungkin permissibly mempengaruhi pilihan
employment and motor vehicle compensation dan orang-orang yang tidak relevan,
has been influenced profoundly by the berprasangka dan sebaliknya tidak dapat
unmentioned fact (as judges would diterima. Perubahan ini dalam konsepsi
peradilan pengambilan keputusan itu sendiri
menambah tekanan baru untuk kehidupan
peradilan - seperti apa kebijakan faktor untuk
memperhitungkan dalam keputusan tertentu,
apa yang dapat digunakan sumber untuk
memperoleh faktor-faktor tersebut dan apakah
mereka harus diakui secara tertulis sebuah
pendapat.
Ambil pertimbangan asuransi. kewenangan
hukum mengatakan bahwa secara umum tidak
relevan dengan kewajiban tertanggung. 61
Namun yang serius dapat meragukan bahwa
perluasan ruang lingkup tort kelalaian di

185
186

kewajiban tertanggung. 61 Namun yang serius


dapat meragukan bahwa perluasan ruang
lingkup tort kelalaian di kewajiban
tertanggung. 61 Namun yang serius dapat
meragukan bahwa perluasan ruang lingkup tort
kelalaian di bidang ketenagakerjaan dan
kendaraan bermotor kompensasi telah
dipengaruhi secara mendalam oleh fakta tidak
disebutkan (sebagai hakim akan
well know) that any verdict awarded will juga tahu) bahwa setiap putusan diberikan
commonly be picked up not by an ordinary akan sering dijemput bukan oleh warga negara
citizen but by an insurer, possibly a biasa tapi oleh perusahaan asuransi, mungkin
compulsory statutory insurer.62 Lately, there perusahaan asuransi hukum wajib. 62 Akhir-
have been indications of greater candour about akhir ini, telah ada indikasi keterusterangan
the influence of insurance upon particular legal yang lebih asuransi, mungkin perusahaan
developments.63 Yet the orthodox rule asuransi hukum wajib. 62 Akhir-akhir ini,
requires the rather difficult feat of mind of telah ada indikasi keterusterangan yang lebih
completely ignoring the existence of insurance asuransi, mungkin perusahaan asuransi hukum
and deciding the case upon assumptions almost wajib. 62 Akhir-akhir ini, telah ada indikasi
certainly known to be false. Some keterusterangan yang lebih besar tentang
unquestioning jurists are untroubled by such pengaruh asuransi terhadap perkembangan
dilemmas. Problems are presented, and hukum tertentu. 63 Namun aturan ortodoks
stresses introduced, when the judge’s membutuhkan besar tentang pengaruh asuransi
conscience and sense of honesty require the terhadap perkembangan hukum tertentu. 63
revelation of influences beyond established Namun aturan ortodoks membutuhkan besar
legal authority, which help to shape the tentang pengaruh asuransi terhadap
decision. perkembangan hukum tertentu. 63 Namun
Physiological stresses It is increasingly aturan ortodoks membutuhkan feat agak sulit
appreciated (despite some judicial denials)64 dari pikiran benar-benar mengabaikan
that judges, especially trial judges, “occupy keberadaan asuransi dan memutuskan kasus
one of the more stressful jobs in contemporary pada asumsi-asumsi hampir pasti diketahui

186
187

society”.65 This is because they must palsu. Beberapa ahli hukum tidak perlu
constantly make decisions which cannot be diragukan lagi yang tidak terganggu oleh
delegated, must do so in public and often in dilema tersebut. Masalah disajikan, dan
dramatic circumstances, are subject to tekanan diperkenalkan, ketika hati nurani
appellate review and criticism and are obliged hakim dan rasa kejujuran membutuhkan
to discharge their functions with “impeccable wahyu dari pengaruh luar kewenangan hukum
honesty, resolute even-handedness, yang didirikan, yang membantu membentuk
conspicuous humanity and a high degree of keputusan.
judicial wisdom”.66 Stress is a physiological tekanan fisiologis Hal ini semakin dihargai
phenomenon. It is a fact of life. All animals (meskipun beberapa penolakan peradilan) 64
experience presence of stress. No species is bahwa hakim, khususnya hakim pengadilan,
more prone to it than human beings.67 Hal ini semakin dihargai (meskipun beberapa
According to experts on the subject, it is a penolakan peradilan) 64 bahwa hakim,
fundamental biological law that animal khususnya hakim pengadilan, Hal ini semakin
organisms submitted to stress will respond dihargai (meskipun beberapa penolakan
with a reaction of either fight or flight.68 Many peradilan) 64 bahwa hakim, khususnya hakim
judges of the past responded to stress by denial pengadilan, “menempati salah satu pekerjaan
— which is a kind of flight. The physiological lebih stres dalam masyarakat kontemporer”. 65
forces continued to effect their bodies and Hal ini karena mereka terus-menerus
thinking processes for, despite their offices, “menempati salah satu pekerjaan lebih stres
they could not escape the physiological forces dalam masyarakat kontemporer”. 65 Hal ini
which stress releases. karena mereka terus-menerus “menempati
Judges facing ever-increasing case loads and, salah satu pekerjaan lebih stres dalam
generally, no way to deflect them, are placed masyarakat kontemporer”. 65 Hal ini karena
under enormous physiological pressures to get mereka terus-menerus harus membuat
decisions completed as quickly as possible, so keputusan yang tidak dapat didelegasikan,
that more and new decisions can be tackled. harus melakukannya di depan umum dan
The most common complaint of the legal sering dalam keadaan dramatis, tunduk ulasan
profession about judges in the United States is banding dan kritik dan wajib melaksanakan
of delay in handing down opinions.69 It may fungsi mereka dengan “kejujuran sempurna,
be the same in Australia. Yet most judges, out tegas bahkan-wenangan, mencolok

187
188

of necessity, learn quickly that pain is kemanusiaan dan tingkat tinggi kebijaksanaan
diminished by tackling decisions as soon as peradilan”. 66 Stres sempurna, tegas bahkan-
possible. It is only increased by delay. wenangan, mencolok kemanusiaan dan tingkat
Reassuringly, Lord Justice Ormrod of the tinggi kebijaksanaan peradilan”. 66 Stres
English Court of Appeal observed:70 “Most sempurna, tegas bahkan-wenangan, mencolok
judges are, I think, surprised at first to find how kemanusiaan dan tingkat tinggi kebijaksanaan
much less difficult it is in practice to make peradilan”. 66 Stres merupakan fenomena
decisions on fact than it appeared to be from fisiologis. Ini adalah fakta kehidupan. Semua
the bar. My old pupil master, Lord Pearce, hewan mengalami kehadiran stres. Tidak ada
assured me when I was first appointed, that, in spesies lebih rentan untuk itu dari manusia. 67
his experience, every case would decide itself, Menurut para ahli pada subjek, itu adalah
if one gave it enough time! Sooner or later hukum biologis fundamental yang spesies
something would emerge that would make the lebih rentan untuk itu dari manusia. 67
decision quite obvious. To my surprise, Menurut para ahli pada subjek, itu adalah
because I received his advice rather hukum biologis fundamental yang spesies
sceptically, it proved to be true. This is just as lebih rentan untuk itu dari manusia. 67
well because, if it were otherwise, the burden Menurut para ahli pada subjek, itu adalah
on the judges would be insupportable.” hukum biologis fundamental yang organisme
hewan diserahkan ke stres akan merespon
dengan reaksi baik melawan atau penerbangan.
68 Banyak hakim organisme hewan
diserahkan ke stres akan merespon dengan
reaksi baik melawan atau penerbangan. 68
Banyak hakim organisme hewan diserahkan ke
stres akan merespon dengan reaksi baik
melawan atau penerbangan. 68 Banyak hakim
masa lalu menanggapi stres dengan penolakan
- yang merupakan jenis penerbangan. Pasukan
fisiologis terus mempengaruhi tubuh mereka
dan proses berpikir untuk, meskipun kantor

188
189

mereka, mereka tidak bisa melarikan diri dari


pasukan fisiologis yang menekankan rilis.
Hakim menghadapi semakin meningkat beban
kasus dan, secara umum, tidak ada cara untuk
menangkis mereka, ditempatkan di bawah
tekanan fisiologis yang sangat besar untuk
mendapatkan keputusan diselesaikan secepat
mungkin, sehingga keputusan yang lebih dan
baru dapat ditangani. Keluhan yang paling
umum dari profesi hukum tentang hakim di
Amerika Serikat adalah keterlambatan
menjatuhkan pendapat. 69 Ini mungkin sama
di Australia. Namun sebagian besar hakim,
karena kebutuhan, belajar keterlambatan
menjatuhkan pendapat. 69 Ini mungkin sama
di Australia. Namun sebagian besar hakim,
karena kebutuhan, belajar keterlambatan
menjatuhkan pendapat. 69 Ini mungkin sama
di Australia. Namun sebagian besar hakim,
karena kebutuhan, belajar dengan cepat bahwa
rasa sakit berkurang dengan mengatasi
keputusan sesegera mungkin. Hal ini hanya
meningkat penundaan. Meyakinkan, Keadilan
Tuhan Ormrod dari Pengadilan Inggris
Banding diamati: 70 Meyakinkan, Keadilan
Tuhan Ormrod dari Pengadilan Inggris
Banding diamati: 70
“Kebanyakan hakim, saya pikir, terkejut pada
awalnya untuk menemukan apalagi sulitnya
dalam praktek untuk membuat keputusan pada
fakta daripada tampaknya dari bar. Tuanku

189
190

murid lama, Tuhan Pearce, meyakinkan saya


ketika saya pertama kali ditunjuk, bahwa,
dalam pengalamannya, setiap kasus akan
memutuskan sendiri, jika salah satu
memberikan cukup waktu! Cepat atau lambat
sesuatu akan muncul yang akan membuat
keputusan cukup jelas. Untuk mengejutkan
saya, karena saya menerima saran nya agak
skeptis, itu terbukti benar. Ini hanya juga
karena, jika tidak demikian, beban hakim akan
insupportable.”
This candid insight into the thinking of two wawasan candid ini ke dalam pemikiran dari
experienced and distinguished English judges dua hakim Inggris yang berpengalaman dan
suggests the importance of intuition — what dibedakan menunjukkan pentingnya intuisi -
might be called old-fashioned judgment. We apa yang bisa disebut kuno penghakiman. Kita
should not be too surprised that this plays a tidak boleh terlalu terkejut bahwa ini
part, for it is simply the application to a memainkan bagian, untuk itu hanya aplikasi
particular case of the accumulated experience untuk kasus tertentu dari akumulasi
of professional life. Yet intuition may itself be pengalaman kehidupan profesional. Namun
the product of unrecognised psychological intuisi mungkin sendiri menjadi produk dari
forces, cultural assumptions and social kekuatan-kekuatan psikologis yang belum
attitudes. Working under the pressure of diakui, asumsi budaya dan sikap sosial.
constant decision-making, the average judge Bekerja di bawah tekanan konstan
does not have a great deal of time to pause and pengambilan keputusan, hakim rata-rata tidak
clarify, in his or her mind, the myriad of memiliki banyak waktu untuk berhenti sejenak
influences which are at work. What will be dan memperjelas, dalam pikirannya, segudang
known is that, unless the list is cleared and the pengaruh yang sedang bekerja. Apa yang akan
cases promptly disposed of, physiological diketahui adalah bahwa, kecuali daftar
forces of stress will create enormous dibersihkan dan kasus segera dibuang,
discomfort and disturbance which the judge Pasukan fisiologis stres akan membuat
realises it would be better to avoid. Most ketidaknyamanan besar dan gangguan yang

190
191

judicial officers do not enjoy the luxury of hakim menyadari akan lebih baik untuk
selecting most of their cases, hearing the menghindari. Kebanyakan petugas pengadilan
majority of them well argued and enjoying a tidak menikmati kemewahan memilih
time for reflection and decision. The average sebagian besar kasus mereka, mendengar
magistrate in Australia must get through a sebagian dari mereka juga berpendapat dan
crushing workload, disposing of each case in a menikmati waktu untuk refleksi dan
matter of minutes. Rarely will there be time for keputusan. Rata-rata hakim di Australia harus
lengthy cogitation. melewati beban kerja yang menghancurkan,
Psychological forces One of the leading judges membuang setiap kasus dalam hitungan menit.
of the realist school in the United States was Jarang akan ada waktu untuk perenungan yang
Judge Jerome Frank. In his book Law and the panjang.
Modern Mind,71 he suggested that the process kekuatan psikologis Salah satu hakim
of judicial reasoning and decision-making was terkemuka sekolah realis di Amerika Serikat
founded on a central myth in the law. This, in adalah Hakim Jerome Frank. Dalam bukunya
turn, was derived from the eternal quest of Hukum Salah satu hakim terkemuka sekolah
human beings for certainty. Being a realist, realis di Amerika Serikat adalah Hakim
Frank attributed this myth to a universal Jerome Frank. Dalam bukunya Hukum dan
fantasy of childhood in which infants attribute Pikiran Modern, 71 ia menyarankan bahwa
omniscience and omnipotence to their parents. proses penalaran peradilan dan pengambilan
He believed that much law-making was keputusan didirikan dan Pikiran Modern, 71 ia
derived from this fantasy and that human menyarankan bahwa proses penalaran
beings had a great reluctance to accept the peradilan dan pengambilan keputusan
truth: that life is filled with uncertainty.72 didirikan dan Pikiran Modern, 71 ia
Frank, the realist, attributed much of the menyarankan bahwa proses penalaran
intellectual activity of judges to peradilan dan pengambilan keputusan
rationalisation.73 I lack the expertise to engage didirikan pada mitos sentral dalam hukum. Hal
with him in his diagnosis or to update his ini, pada gilirannya, berasal dari pencarian
theories of psychology. But there would seem abadi manusia kepastian. Menjadi seorang
to be little doubt that, however much a judge realis, Frank dikaitkan mitos ini untuk fantasi
might try to escape psychological forces, their universal masa di mana bayi atribut
dynamics can be important in the process of kemahatahuan dan kemahakuasaan kepada

191
192

reasoning and decision-making. Advocates orang tua mereka. Dia percaya bahwa banyak
understand this. They regularly seek to play on pembuatan hukum berasal dari fantasi ini dan
the intellectual and emotional susceptibilities bahwa manusia memiliki keengganan besar
of the judges before whom they appear.74 untuk menerima kebenaran: bahwa hidup
Psychological studies of law students in the penuh dengan ketidakpastian. 72
United States have discovered that they display ketidakpastian. 72
certain attributes in greater abundance than the Frank, realis, disebabkan banyak aktivitas
average citizen.75 They have more intelektual hakim untuk rasionalisasi. 73
aggressiveness, but also more concern about Frank, realis, disebabkan banyak aktivitas
orderliness and social altruism than the intelektual hakim untuk rasionalisasi. 73 Saya
average fellow citizen. Because, in Australia, tidak memiliki keahlian untuk terlibat dengan
all judges are lawyers, it would be safe to say dia di diagnosis atau memperbarui teorinya
that, if the same features were found in the psikologi. Tapi ada tampaknya akan menjadi
average class of Australian law students, the sedikit keraguan bahwa, betapapun hakim
same tendencies would ultimately find their mungkin mencoba untuk melarikan diri
way into the judges. There seems no good pasukan psikologis, dinamika mereka dapat
reason to assume that Australian lawyers menjadi penting dalam proses penalaran dan
would be different, in this regard, from their pengambilan keputusan. Advokat memahami
equivalents in the United States. The features hal ini. Mereka secara teratur berusaha untuk
of a desire for orderliness and a concern about bermain di kepekaan intelektual dan emosional
social altruism appear somewhat antithetical. dari para hakim sebelum yang mereka muncul.
Perhaps in them we see, already at law school, 74 sebelum yang mereka muncul. 74
the forces of conservatism and dynamism that Studi psikologis mahasiswa hukum di
are the abiding characteristics of the common Amerika Serikat telah menemukan bahwa
law system itself. Resolving those competing mereka menampilkan atribut-atribut tertentu
forces is a constant challenge for judges, dalam kelimpahan lebih besar dari warga rata-
particularly when faced with novel legal and rata. 75 Mereka memiliki lebih agresif, tetapi
factual atribut-atribut tertentu dalam kelimpahan lebih
besar dari warga rata-rata. 75 Mereka memiliki
lebih agresif, tetapi atribut-atribut tertentu
dalam kelimpahan lebih besar dari warga rata-

192
193

rata. 75 Mereka memiliki lebih agresif, tetapi


juga lebih kekhawatiran tentang ketertiban dan
altruisme sosial dari sesama warga rata-rata.
Karena, di Australia, semua hakim pengacara,
itu akan aman untuk mengatakan bahwa, jika
fitur yang sama ditemukan di kelas rata-rata
mahasiswa hukum Australia, kecenderungan
yang sama akan akhirnya menemukan jalan
mereka ke hakim. Tampaknya tidak ada alasan
yang baik untuk mengasumsikan bahwa
pengacara Australia akan berbeda, dalam hal
ini, dari setara mereka di Amerika Serikat.
Fitur dari keinginan untuk ketertiban dan
kekhawatiran tentang altruisme sosial muncul
agak bertentangan. Mungkin dalam mereka
yang kita lihat, sudah di sekolah hukum,
kekuatan konservatisme dan dinamisme yang
merupakan karakteristik taat sistem hukum
umum itu sendiri. Menyelesaikan kekuatan-
kekuatan bersaing merupakan tantangan
konstan bagi para hakim,
problems. Doing so, the judge will seek to masalah. Melakukan hal itu, hakim akan
display, and to feel, confidence. Psychological berusaha untuk menampilkan, dan merasa,
experts who tell the judge that this is an percaya diri. ahli psikologi yang memberitahu
illusion76 receive an answer from experienced hakim bahwa ini adalah ilusi 76 menerima
judges in the terms which Sir Roger Ormrod jawaban dari hakim berpengalaman dalam hal
offered:77 “From time to time it happens that yang ditawarkan Sir memberitahu hakim
a man who has been a most successful bahwa ini adalah ilusi 76 menerima jawaban
advocate is raised to the bench, only to find dari hakim berpengalaman dalam hal yang
himself a prey to doubts and anxiety, ditawarkan Sir memberitahu hakim bahwa ini
wondering what actually happened and adalah ilusi 76 menerima jawaban dari hakim

193
194

whether ‘he has got it right’. I comforted berpengalaman dalam hal yang ditawarkan Sir
myself and reduced my anxiety to bearable Roger Ormrod: 77 Roger Ormrod: 77
limits, by reflecting that, while I might have “Dari waktu ke waktu terjadi bahwa seorang
my doubts about what actually happened, I was pria yang telah menjadi pendukung paling
confident that the conclusion I have reached sukses dinaikkan ke bangku, hanya untuk
was the right one on the evidence put before menemukan dirinya mangsa keraguan dan
me. If one cannot achieve this degree of kecemasan, bertanya-tanya apa yang
confidence, nervous breakdown is almost sebenarnya terjadi dan apakah 'dia sudah
inevitable.” benar'. Aku menghibur diri dan mengurangi
Lord Radcliffe suggested that the process was kecemasan saya untuk batas tertahankan,
rather more complex:78 “There was a dengan mencerminkan bahwa, sementara aku
time…when I believed that a man possessed a mungkin punya keraguan tentang apa yang
separate intellectual or logical power, his sebenarnya terjadi, saya yakin bahwa
reasoning faculty, independent of his other kesimpulan saya telah mencapai adalah orang
powers or his dispositions, and that it was his yang tepat pada bukti menempatkan sebelum
highest duty as a man to accord pre-eminence saya. Jika salah satu tidak dapat mencapai
to that power…That belief has not persisted gelar ini kepercayaan, gangguan saraf hampir
with me. It seems to me that thinking is a tak terelakkan.”
function of the whole of one’s personality, Tuhan Radcliffe menyarankan bahwa proses
with all the interplay of emotions and agak lebih kompleks: 78 Tuhan Radcliffe
experiences that in time claim and receive menyarankan bahwa proses agak lebih
recognition from one’s reason; so that reason kompleks: 78
either becomes a term so comprehensive that it “Ada waktu ... ketika saya percaya bahwa
embraces everything that conditions one’s manusia memiliki kekuatan intelektual atau
thought, or else remains an isolated analytic or logis terpisah, fakultas alasannya, independen
deductive faculty which does not in practice dari kekuasaan lain atau disposisi, dan bahwa
determine by any means all one’s opinions or itu adalah tugasnya tertinggi sebagai manusia
views.” untuk sesuai keunggulan itu kekuatan ...
For every jurist, like Radcliffe, brought keyakinan itu telah tidak bertahan dengan
ultimately to the realisation of the complex saya. Sepertinya saya berpikir bahwa adalah
forces working on his mind, and every one, fungsi dari seluruh kepribadian seseorang,

194
195

like Frank, urging judges to express their dengan semua interaksi emosi dan pengalaman
values and preferences more openly, others yang dalam waktu klaim dan menerima
propound the wisdom of the traditional view of pengakuan dari alasan seseorang; sehingga
reticence, silence and the depersonalisation of alasan itu baik menjadi istilah begitu
decision-making. Certainly, this is the komprehensif yang mencakup segala sesuatu
approach which prevails in most civil law yang pemikiran kondisi seseorang, atau yang
countries, where judicial decisions are much lain tetap analitik terisolasi atau fakultas
less discursive, dissent is impermissible, deduktif yang tidak dalam praktek menentukan
policy is banished from public revelation and dengan cara apapun pendapat semua satu atau
decisions are written in a dogmatic style as if pandangan.”Untuk setiap ahli hukum, seperti
the conclusion stated was the only one which Radcliffe, membawa akhirnya realisasi
the law permitted. In a sense, the declaratory pasukan kompleks bekerja pada pikirannya,
theory which formerly held sway was a dan setiap orang, seperti Frank, mendesak
common law reflection of this aspiration for hakim untuk mengekspresikan nilai-nilai dan
certainty and predictability of the law:79 preferensi mereka lebih terbuka, orang lain
“By tradition, and often by temperament as mengajukan kebijaksanaan pandangan
well, judges usually choose to remain as close tradisional dari keengganan, keheningan dan
to invisible as possible. Many of them believe depersonalisasi pengambilan keputusan. Tentu
that their role precludes acknowledgment of saja, ini adalah pendekatan yang berlaku di
their own humanity. To them, a judge is a kebanyakan negara hukum perdata, di mana
personification of law, and thus an instrument. keputusan pengadilan jauh lebih diskursif,
He decides by code or statute or precedent, by perbedaan pendapat tidak diperbolehkan,
an accumulation of weight on one side of the kebijakan dibuang dari wahyu umum dan
scale or the other, in [which] his own character, keputusan yang ditulis dalam gaya dogmatis
values, experiences and prejudices are seakan kesimpulan menyatakan adalah satu-
sublimely irrelevant.” satunya yang hukum diizinkan. Dalam arti,
Is this self-delusion? Most experts in teori deklaratoir yang sebelumnya memegang
psychology would say that it is. If honesty is kekuasaan adalah refleksi hukum umum
the hallmark of a judicial life, the ancient aspirasi ini untuk kepastian dan prediktabilitas
injunction of the Temple of Delphi, “know hukum: keheningan dan depersonalisasi
thyself”, is supremely important for the pengambilan keputusan. Tentu saja, ini adalah

195
196

judicial decision-maker. I agree with Andrew pendekatan yang berlaku di kebanyakan


Watson’s conclusion:8 negara hukum perdata, di mana keputusan
pengadilan jauh lebih diskursif, perbedaan
pendapat tidak diperbolehkan, kebijakan
dibuang dari wahyu umum dan keputusan yang
ditulis dalam gaya dogmatis seakan
kesimpulan menyatakan adalah satu-satunya
yang hukum diizinkan. Dalam arti, teori
deklaratoir yang sebelumnya memegang
kekuasaan adalah refleksi hukum umum
aspirasi ini untuk kepastian dan prediktabilitas
hukum: keheningan dan depersonalisasi
pengambilan keputusan. Tentu saja, ini adalah
pendekatan yang berlaku di kebanyakan
negara hukum perdata, di mana keputusan
pengadilan jauh lebih diskursif, perbedaan
pendapat tidak diperbolehkan, kebijakan
dibuang dari wahyu umum dan keputusan yang
ditulis dalam gaya dogmatis seakan
kesimpulan menyatakan adalah satu-satunya
yang hukum diizinkan. Dalam arti, teori
deklaratoir yang sebelumnya memegang
kekuasaan adalah refleksi hukum umum
aspirasi ini untuk kepastian dan prediktabilitas
hukum: keputusan yang ditulis dalam gaya
dogmatis seakan kesimpulan menyatakan
adalah satu-satunya yang hukum diizinkan.
Dalam arti, teori deklaratoir yang sebelumnya
memegang kekuasaan adalah refleksi hukum
umum aspirasi ini untuk kepastian dan
prediktabilitas hukum:

196
197

“Dengan tradisi, dan sering dengan


temperamen juga, hakim biasanya memilih
untuk tetap sebagai dekat dengan tak terlihat
mungkin. Banyak dari mereka percaya bahwa
peran mereka menghalangi pengakuan
kemanusiaan mereka sendiri. Bagi mereka,
hakim adalah personifikasi hukum, dan dengan
demikian instrumen. Dia memutuskan dengan
kode atau undang-undang atau preseden, oleh
akumulasi berat pada satu sisi skala atau yang
lain, di [yang] sendiri nya karakter, nilai-nilai,
pengalaman dan prasangka yang luhur tidak
relevan.”
Apakah ini menipu diri sendiri? Kebanyakan
ahli psikologi akan mengatakan bahwa itu
adalah. Jika kejujuran adalah ciri khas
kehidupan peradilan, perintah kuno Kuil
Delphi, “tahu dirimu sendiri”, adalah sangat
penting untuk pembuat keputusan pengadilan.
Saya setuju dengan kesimpulan Andrew
Watson: 80
“At the very least, judges should work “Paling tidak, hakim harus bekerja sungguh-
conscientiously to become intuitively and then sungguh untuk menjadi intuitif dan kemudian
cogitatively, sensitive to the kinds of issues cogitatively, sensitif terhadap jenis masalah
that cause them emotional conflict with all of yang menyebabkan mereka konflik emosional
its potential for stress… Then, and only then, dengan semua potensi untuk stres ...
can judges face the multitude of contradictory Kemudian, dan hanya kemudian, dapat hakim
and contesting values encountered in judicial menghadapi banyak bertentangan dan
deliberations and retain those values within bertarung nilai ditemui dalam pembahasan
reach of cognition and rational resolution.” peradilan dan mempertahankan nilai-nilai

197
198

Conclusion I have reached the final point of tersebut dalam jangkauan kognisi dan resolusi
this analysis. Decision-making, in any rasional.”
circumstances, is a complex function Kesimpulan Saya telah mencapai titik akhir
combining logic and emotion, rational dari analisis ini. Pengambilan keputusan,
application of intelligence and reason, intuitive dalam situasi apapun, adalah fungsi kompleks
responses to experience, as well as menggabungkan logika dan emosi, aplikasi
physiological and psychological forces of rasional kecerdasan dan akal, tanggapan
which the decision-maker may be only partly intuitif untuk pengalaman, serta pasukan
aware. fisiologis dan psikologis yang pengambil
The most important decisions in society are keputusan mungkin hanya sebagian sadar.
commonly taken by those who head large Keputusan yang paling penting dalam
corporations, thereby shaping the media we masyarakat umumnya diambil oleh mereka
receive and influencing public opinion and yang kepala perusahaan besar, sehingga
attitudes. The decisions of leading politicians membentuk media kami terima dan
and senior officials, of political staffers, party mempengaruhi opini dan sikap publik.
apparatchiks and their advertising advisers are Keputusan politisi terkemuka dan para pejabat
probably next in importance. Further down the senior, dari staf politik, apparatchiks partai dan
hierarchy of significant decisions are those of penasihat iklan mereka mungkin berikutnya
the courts. Yet important they are, not only for dalam pentingnya. Lebih jauh ke bawah hirarki
the parties and their lawyers who come before keputusan yang signifikan adalah dari
them, but also for the standards which are set pengadilan. Namun penting mereka, tidak
by them for society, and the rules that are laid hanya untuk pihak dan pengacara mereka yang
down for the future. Sometimes they are datang sebelum mereka, tetapi juga untuk
absolutely vital. standar yang ditetapkan oleh mereka untuk
In these circumstances, it is surprising that so masyarakat, dan aturan-aturan yang ditetapkan
little has been written about the moment of untuk masa depan. Kadang-kadang mereka
judicial decision. Sometimes the decision may benar-benar penting.
emerge, with pure logic, from the application Dalam keadaan ini, cukup mengejutkan bahwa
of clear and settled legal principles to simple begitu sedikit yang telah ditulis tentang saat
and uncontested facts. But the problem for keputusan pengadilan. Kadang-kadang
judges is that often the applicable principle, if keputusan mungkin muncul, dengan logika

198
199

any, is not clear. The Act of Parliament is murni, dari penerapan prinsip-prinsip hukum
unclear. The facts are disputed and uncertain. yang jelas dan menetap untuk fakta sederhana
Choices must be made. dan tidak terbantahkan. Namun masalah bagi
Tracking those choices and recognising the hakim adalah yang sering prinsip yang
considerations which may influence them is a berlaku, jika ada, tidak jelas. UU Parlemen
newly-acknowledged and additional tidak jelas. Fakta-fakta yang disengketakan
obligation which judges, especially of dan tidak pasti. Pilihan harus dibuat. Pelacakan
appellate courts — and particularly of ultimate pilihan mereka dan mengakui pertimbangan
courts — must accept. Inescapably, their yang mungkin mempengaruhi mereka adalah
written reasons can reveal only part of the kewajiban baru-diakui dan tambahan yang
journey to the moment of decision.81 But hakim, terutama dari pengadilan banding - dan
should we dig deeper, or will doing so merely khususnya pengadilan utama - harus
cast doubt on the certainty and objectivity of menerima. Tak terelakkan, alasan tertulis
the law which Jerome Frank said is a deeply- mereka dapat mengungkapkan hanya bagian
felt, but child-like, human need? Such dari perjalanan ke saat pengambilan
empirical studies as have been attempted are keputusan. 81 Tapi harus kita menggali lebih
said to produce “a sobering splash in the face dalam, atau kemauan melakukannya hanya
with cold reality”.82 When the declaratory keraguan pengambilan keputusan. 81 Tapi
theory of the judicial function was overthrown, harus kita menggali lebih dalam, atau kemauan
it left us, the judges of the new age, with many melakukannya hanya keraguan pengambilan
uncertainties. Those uncertainties will not keputusan. 81 Tapi harus kita menggali lebih
disappear merely because we turn our backs on dalam, atau kemauan melakukannya hanya
them. keraguan dilemparkan pada kepastian dan
objektivitas hukum yang Jerome Frank
mengatakan adalah sangat-merasa, tapi anak-
seperti, kebutuhan manusia? studi empiris
seperti telah dicoba dikatakan untuk
menghasilkan “percikan serius di wajah
dengan realitas dingin”. 82 Ketika teori
deklaratoir fungsi peradilan digulingkan, itu
meninggalkan kami, para hakim wajah dengan

199
200

realitas dingin”. 82 Ketika teori deklaratoir


fungsi peradilan digulingkan, itu
meninggalkan kami, para hakim wajah dengan
realitas dingin”. 82 Ketika teori deklaratoir
fungsi peradilan digulingkan, itu
meninggalkan kami, para hakim dari zaman
baru, dengan banyak ketidakpastian. Mereka
ketidakpastian tidak akan hilang hanya karena
kita berpaling pada mereka.
How does the public form its opinions? The Bagaimana masyarakat membentuk opini
first foray I took into the public opinion aspect yang? The perampokan pertama saya
of my assigned topic was, as it often is for me, mengambil ke dalam aspek opini publik dari
through outside reading. I have consistently topik saya ditugaskan itu, seperti yang sering
found that for someone like me who comes bagi saya, melalui luar membaca. Saya telah
from and lives such a privileged life, it is not secara konsisten menemukan bahwa untuk
always easy to know what the real world looks orang seperti saya yang berasal dari dan hidup
and feels like to others. The expression “Fish seperti kehidupan istimewa, tidak selalu
don’t know that water is wet” comes to mind. mudah untuk mengetahui apa dunia nyata
So it is from books that I have learned much terlihat dan terasa seperti orang lain. Ekspresi
about the human condition and experience, and “Ikan tidak tahu bahwa air adalah basah”
that knowledge has, I like to think, helped me datang ke pikiran. Jadi dari buku-buku yang
to understand the world better than I would telah saya belajar banyak tentang kondisi
have had I judged it based on my own manusia dan pengalaman, dan pengetahuan
relatively protected experiences. yang memiliki, saya suka berpikir, membantu
I started my exploration of public opinion with saya untuk memahami dunia lebih baik
three plays — Faust, The Visit and Enemy of daripada aku akan memiliki saya menilai itu
the People. Faust, ultimately the most positive berdasarkan sendiri pengalaman saya relatif
of the three, was nonetheless discouraging dilindungi.
because it reminded me how easily one’s Aku mulai eksplorasi saya opini publik dengan
principled opinions can be traded for the tiga drama - Faust, Kunjungan dan Aku mulai
eksplorasi saya opini publik dengan tiga drama

200
201

possibility of success. The Visit, an - Faust, Kunjungan dan Aku mulai eksplorasi
extraordinary Swiss play written in 1956 by saya opini publik dengan tiga drama - Faust,
Kunjungan dan Musuh Rakyat. Faust,
akhirnya yang paling positif dari tiga, itu tetap
mengecewakan karena mengingatkan saya
bagaimana Musuh Rakyat. Faust, akhirnya
yang paling positif dari tiga, itu tetap
mengecewakan karena mengingatkan saya
bagaimana dengan mudah seseorang opini
berprinsip dapat diperdagangkan untuk
kemungkinan keberhasilan. Kunjungan,
sebuah drama dengan mudah seseorang opini
berprinsip dapat diperdagangkan untuk
kemungkinan keberhasilan. Kunjungan,
sebuah drama dengan mudah seseorang opini
berprinsip dapat diperdagangkan untuk
kemungkinan keberhasilan. Kunjungan,
sebuah drama Swiss yang luar biasa yang
ditulis pada tahun 1956 oleh
Friedrich Dürrenmatt, was about how the Friedrich Dürrenmatt, adalah tentang
entire population of an impoverished European bagaimana seluruh penduduk desa Eropa yang
village changed its opinion and agreed, in miskin berubah pendapat dan setuju, dalam
exchange for the promise of prosperity, to kill pertukaran untuk janji kemakmuran, untuk
its most popular citizen. And Ibsen’s Enemy of membunuh warga yang paling populer. Dan
the People showed how a community could Ibsen Musuh dan setuju, dalam pertukaran
change its mind about, and turn on, its untuk janji kemakmuran, untuk membunuh
respected doctor because his revelations about warga yang paling populer. Dan Ibsen Musuh
the safety of their newest tourist attraction Rakyat menunjukkan bagaimana sebuah
would destroy their economic prospects. komunitas bisa berubah pikiran tentang, dan
Finally, I read Master of the Senate, the third nyalakan, dokter dihormati Rakyat
volume of Robert Caro’s magnificent menunjukkan bagaimana sebuah komunitas

201
202

biography of President Lyndon Johnson, and bisa berubah pikiran tentang, dan nyalakan,
saw how easily public opinion can be dokter dihormati nya karena wahyu tentang
manipulated and exploited for political ends. keamanan obyek wisata terbaru mereka akan
The themes in these books were universal and menghancurkan prospek ekonomi mereka.
probably axiomatic, but the moral lessons Akhirnya, saya membaca Master Senat,
about how the public forms its opinions were, volume ketiga biografi megah Robert Caro ini
in the end, too stark and cynical. So I decided Presiden Lyndon mereka. Akhirnya, saya
to concentrate on the positive aspects of public membaca Master Senat, volume ketiga
opinion, starting with the obvious: we in the biografi megah Robert Caro ini Presiden
justice system should not be surprised by, and Lyndon mereka. Akhirnya, saya membaca
cannot ignore, the public’s opinions about how Master Senat, volume ketiga biografi megah
their rights are dealt with by the courts. Robert Caro ini Presiden Lyndon Johnson, dan
Concepts of rights What are “rights” and why, melihat bagaimana mudah opini publik dapat
despite being central to civilised societies, do dimanipulasi dan dieksploitasi untuk
they — and the judges who enforce them — so kepentingan politik.
easily attract controversy and elude Tema-tema dalam buku ini adalah universal
consensus? Let me start with a metaphor dan mungkin aksiomatik, tetapi pelajaran
whose meaning may be paraphrased as moral tentang bagaimana masyarakat
follows: “I may not know what rights are, but membentuk opini-opininya yang, pada
I know them when I see them.” The play Art, akhirnya, terlalu kaku dan sinis. Jadi saya
by Yasmina Reza, is about three close male memutuskan untuk berkonsentrasi pada aspek
friends and what happens to their relationship positif dari opini publik, dimulai dengan jelas:
when one of them, Serge, spends $200,000 on kita di sistem peradilan seharusnya tidak
a painting. The painting is white, with fine terkejut dengan, dan tidak bisa mengabaikan,
white diagonal lines. Serge’s oldest friend pendapat publik tentang bagaimana hak-hak
Marc is astonished by the purchase. He sees mereka ditangani oleh pengadilan.
nothing of merit in it, and is offended by Konsep hak Apa yang “hak” dan mengapa,
Serge’s devotion to what seems to him to be a meskipun pusat untuk masyarakat beradab,
ridiculous purchase. The third friend, Yvan, apakah mereka - dan para hakim yang
does not understand the painting but neither menegakkan mereka - sehingga mudah
does he mind it, thereby annoying Marc. The menarik kontroversi dan menghindari

202
203

relationship between the three men unwinds konsensus? Mari saya mulai dengan metafora
over the meaning and worth of the painting, yang maknanya dapat diparafrasekan sebagai
and each of them stakes their pride to their berikut: “Aku mungkin tidak tahu apa hak-hak
point of view. They are simply unable to yang, tapi aku tahu mereka ketika saya melihat
persuade each other of the value of their mereka.” Drama Seni, oleh Yasmina Reza,
respective opinions. On the tensest evening in adalah sekitar tiga teman laki-laki dekat dan
the course of this dispute, Yvan’s hysteria over apa yang mereka ketika saya melihat mereka.”
his pending wedding distracts Serge and Marc Drama Seni, oleh Yasmina Reza, adalah
from their animosity towards each other and sekitar tiga teman laki-laki dekat dan apa yang
unites them in laughter at Yvan’s hyperbolic mereka ketika saya melihat mereka.” Drama
conduct. The tension is broken when Serge Seni, oleh Yasmina Reza, adalah sekitar tiga
suddenly throws Marc a blue felt pen and teman laki-laki dekat dan apa yang terjadi pada
invites him to draw on the painting. Marc hubungan mereka ketika salah satu dari
cautiously approaches the painting, and slowly mereka, Serge, menghabiskan $ 200.000 pada
draws a little skier with a woolly hat along one sebuah lukisan. Lukisan berwarna putih,
of the diagonal white lines. Yvan is stunned, dengan garis-garis diagonal putih halus. teman
Serge and Marc survey the painting calmly, tertua Serge Marc adalah heran dengan
then decide to go for dinner. Serge’s act in pembelian. Dia melihat tidak ada merit di
permitting Marc to deface the painting proved dalamnya, dan tersinggung dengan pengabdian
to Marc that Serge considered their friendship Serge untuk apa yang tampaknya dia menjadi
to be more important than the painting. pembelian konyol. Teman ketiga, Yvan, tidak
Together, they wash the skier off the painting memahami lukisan tapi ia juga tidak keberatan,
and then, as the play ends, Marc stands in front sehingga mengganggu Marc. Hubungan antara
of the picture, willing to see its significance in ketiga orang terurai atas makna dan nilai
a completely different way now that he has a lukisan itu, dan masing-masing saham
new understanding and is no longer threatened kebanggaan mereka untuk sudut pandang
by it. Here are his closing words as he stares at mereka. Mereka hanya mampu membujuk satu
the white canvas: sama lain dari nilai pendapat masing-masing.
“Under the white clouds, the snow is falling. Pada malam tensest dalam perjalanan sengketa
You can’t see the white clouds, or the snow. Or ini, histeria Yvan atas pernikahannya tertunda
the cold, or the white glow of the earth. A mengalihkan perhatian Serge dan Marc dari

203
204

solitary man glides downhill on his skis. The permusuhan mereka terhadap satu sama lain
snow is falling. It falls until the man disappears dan menyatukan mereka dalam tawa di
back into the landscape. My friend Serge, perilaku hiperbolik Yvan ini. Ketegangan
who’s one of my oldest friends, Has bought a rusak ketika Serge tiba-tiba melempar Marc
painting. biru merasa pena dan mengundang dia untuk
menggambar pada lukisan itu. Marc hati-hati
mendekati lukisan itu, dan perlahan-lahan
menarik pemain ski kecil dengan topi wol
sepanjang salah satu garis putih diagonal.
Yvan tertegun, Serge dan Marc survei lukisan
itu dengan tenang, kemudian memutuskan
untuk pergi untuk makan malam.
Tindakan Serge dalam memungkinkan Marc
deface lukisan itu terbukti Marc bahwa Serge
dianggap persahabatan mereka menjadi lebih
penting daripada lukisan itu. Bersama-sama,
mereka mencuci pemain ski off lukisan itu dan
kemudian, seperti bermain berakhir, Marc
berdiri di depan gambar, bersedia untuk
melihat signifikansi dalam cara yang sama
sekali berbeda sekarang bahwa ia memiliki
pemahaman baru dan tidak lagi terancam
olehnya. Berikut adalah kata-kata penutup saat
ia menatap kanvas putih:
“Di bawah awan putih, salju yang jatuh. Anda
tidak dapat melihat awan putih, atau salju.
Atau dingin, atau cahaya putih dari bumi.
Seorang pria soliter meluncur menurun pada
ski-nya. salju yang jatuh.
Jatuh sampai pria itu menghilang kembali ke
dalam lanskap. Teman saya Serge, yang salah

204
205

satu teman tertua saya, telah membeli sebuah


lukisan.
It’s a canvas about five foot by four. It Ini kanvas sekitar lima kaki empat. Ini
represents a man who moves across a space merupakan pria yang bergerak di ruang Dan
And disappears.” menghilang.”
The white canvas is rights. Different people Kanvas putih hak. Orang yang berbeda melihat
see different things in them and approach them hal yang berbeda dalam mereka dan mendekati
in different ways: some with devoted passion, mereka dengan cara yang berbeda: beberapa
some with passionate antipathy, and some with dengan semangat setia, beberapa dengan
benign curiosity. But everyone believes in antipati bergairah, dan beberapa dengan rasa
them and they hang proudly in our democratic ingin tahu jinak. Tapi semua orang percaya
gallery. But because people are not always sure pada mereka dan mereka menggantung bangga
what the rights picture should look like, they dalam galeri demokrasi kita. Tetapi karena
sometimes take out their frustration and orang tidak selalu yakin apa gambar hak akan
confusion on the artists — the judges — terlihat seperti, mereka kadang-kadang
leading to conflicting public opinion and mengambil frustrasi dan kebingungan mereka
controversy. pada para seniman - hakim - yang mengarah ke
Controversy and public opinion Is controversy opini publik yang saling bertentangan dan
such a bad thing? Most Canadians would kontroversi.
probably think so at first blush. Mackenzie Kontroversi dan opini publik Kontroversi
King, who helped develop Canada’s allergy to seperti hal yang buruk? Kebanyakan orang
controversy, was described by Frank Scott in Kanada mungkin akan berpikir begitu pada
the poem “W.L.M.K.” as follows: “He blunted blush pertama. Mackenzie King, yang
us. We had no shape Because he never took membantu mengembangkan alergi Kanada
sides, And no sides Because he never allowed kontroversi, digambarkan oleh Frank Scott
them to take shape. He skilfully avoided what dalam puisi “WLMK” sebagai berikut:
was wrong Without saying what was right, “Dia tumpul kita. Kami tidak
And never let his on the one hand Know what punya bentuk Karena dia tidak pernah
his on the other hand was doing.” mengambil sisi, Dan tidak ada sisi Karena dia
If argument or debate is crucial to our national tidak pernah mengizinkan mereka untuk
— or personal — intellectual development, mengambil bentuk. Dia terampil dihindari apa

205
206

and I believe it is, controversy, properly yang salah Tanpa mengatakan apa yang benar,
appreciated, can be an excellent teacher. dan tidak pernah membiarkan nya di satu sisi
Through controversy we can learn not only the Tahu apa itu di sisi lain lakukan.”
views of others, but our own. It is a way to Jika argumen atau perdebatan sangat penting
discover, in public, who we are, what we think, untuk nasional kita - atau pribadi -
and what we believe in. Returning to our perkembangan intelektual, dan saya percaya
gallery metaphor for a moment, Robert itu adalah, kontroversi, benar dihargai, dapat
Fulford, in his excellent essay on controversy menjadi guru yang sangat baik. Melalui
recently published by Massey College, showed kontroversi kita bisa belajar tidak hanya
how much Canada learned about culture from pandangan orang lain, tapi kita sendiri. Ini
the controversy surrounding the National adalah cara untuk menemukan, di depan
Gallery’s 1990 acquisition of Barnett umum, siapa kita, apa yang kita pikirkan, dan
Newman’s painting Voice of Fire. The apa yang kita percaya. Kembali ke metafora
painting had been on loan from Newman’s galeri kami sejenak, Robert Fulford, dalam
widow for the opening show in the new esai yang sangat baik tentang kontroversi baru-
National Gallery in 1988. Two years later, the baru ini diterbitkan oleh Massey College,
gallery bought it for $1,760,000, creating a menunjukkan bagaimana banyak Canada
furore over such an expenditure for what belajar tentang budaya dari kontroversi seputar
looked like a bunch of simple stripes. Much of Galeri Nasional 1990 akuisisi lukisan Barnett
the criticism came from people who had not Newman Voice of Fire. Lukisan belajar
actually seen the painting, but were tentang budaya dari kontroversi seputar Galeri
nonetheless magnetised by its cost. But Nasional 1990 akuisisi lukisan Barnett
whether their opinions were valid did not, for Newman Voice of Fire. Lukisan belajar
Fulford, alter the fact that their utility lay in the tentang budaya dari kontroversi seputar Galeri
debate they generated, a debate that Nasional 1990 akuisisi lukisan Barnett
illuminated the National Gallery, Barnett Newman Voice of Fire. Lukisan itu telah
Newman and cultural policy in Canada. In dipinjam dari janda Newman untuk acara
other words, controversy can be healthy if it pembukaan di Galeri Nasional baru pada tahun
constructively directs our attention to 1988. Dua tahun kemudian, galeri membelinya
important matters. I think the same can be said seharga $ 1.760.000, menciptakan kehebohan
about many judicial controversies, namely, atas pengeluaran tersebut untuk apa yang

206
207

that it is increasingly the case that through tampak seperti sekelompok garis-garis
controversy, we judges are revealed to the sederhana.
public and the public’s opinion is revealed to Banyak kritik yang datang dari orang-orang
us, and that controversy can sometimes yang tidak benar-benar melihat lukisan itu,
constructively direct our mutual attention to tetapi tetap magnetised oleh biaya. Tapi
important matters. But this does not mean that apakah pendapat mereka itu valid tidak, untuk
public opinion offers unalloyed illumination Fulford, mengubah fakta bahwa utilitas
for judicial guidance. mereka berbaring dalam perdebatan mereka
Society is horizontal and it is vertical, and it is dihasilkan, perdebatan yang diterangi Galeri
practically impossible to know at which point Nasional, Barnett Newman dan kebijakan
a consensus emerges. In Edith Wharton’s The budaya di Kanada. Dengan kata lain,
Age of Innocence, the van der Luydens and kontroversi bisa sehat jika konstruktif
Mrs Manson Mingott were the custodians and mengarahkan perhatian kita pada hal-hal
interpreters of social norms penting.
Saya pikir yang sama dapat dikatakan tentang
banyak kontroversi peradilan, yaitu, bahwa itu
adalah semakin kasus bahwa melalui
kontroversi, kita hakim yang terungkap kepada
publik dan pendapat publik diungkapkan
kepada kita, dan bahwa kontroversi kadang-
kadang dapat konstruktif mengarahkan
perhatian kita bersama untuk hal-hal penting.
Tapi ini tidak berarti bahwa opini publik
menawarkan pencahayaan unalloyed untuk
bimbingan peradilan.
Masyarakat adalah horisontal dan vertikal, dan
itu hampir mustahil untuk mengetahui di mana
titik konsensus muncul. Dalam Edith Wharton
The Age of Innocence, van der Luydens dan
Mrs Manson Mingott konsensus muncul.
Dalam Edith Wharton The Age of Innocence,

207
208

van der Luydens dan Mrs Manson Mingott


konsensus muncul. Dalam Edith Wharton The
Age of Innocence, van der Luydens dan Mrs
Manson Mingott adalah penjaga dan penafsir
dari norma-norma sosial
in old New York. They were the self-appointed di tua New York. Mereka adalah penengah diri
and accepted arbiters of what passed for public diangkat dan diterima apa yang berlalu untuk
opinion at the time. Judges have no such opini publik pada saat itu. Hakim tidak
omniscient oracles of prevailing social memiliki firman mahatahu seperti yang
opinions. Nor should they. berlaku pendapat sosial. Atau harus mereka.
Public opinion, in its splendid indeterminacy, opini publik, dalam ketidakpastian indah,
is not evidence. It is a fluctuating, idiosyncratic adalah tidak bukti. Ini adalah berfluktuasi,
behemoth, incapable of being cross-examined raksasa istimewa, mampu menjadi lintas
about the basis for its opinion, susceptible to diperiksa tentang dasar pendapatnya, rentan
wild mood swings, and reliably unreliable. Part terhadap perubahan suasana hati yang liar, dan
of the task, in fact, may be to reach a andal tidak dapat diandalkan. Bagian dari
conclusion despite the perceived, prevailing tugas, pada kenyataannya, mungkin untuk
public opinions. When we speak of an mencapai kesimpulan meskipun yang
independent judiciary, we are talking about a dirasakan, berlaku diandalkan. Bagian dari
judiciary free from precisely this kind of tugas, pada kenyataannya, mungkin untuk
influence. mencapai kesimpulan meskipun yang
Until we know who the public is and how it dirasakan, berlaku diandalkan. Bagian dari
forms opinions, courts deciding cases are tugas, pada kenyataannya, mungkin untuk
entitled to regard public opinion as largely the mencapai kesimpulan meskipun yang
responsibility of the legislature. Whatever dirasakan, berlaku pendapat publik. Ketika
evidentiary tool the legislatures use to gauge kita berbicara tentang pengadilan yang
public acceptance, judges use a totally independen, kita berbicara tentang peradilan
different measurement of relevance because bebas dari tepatnya semacam ini pengaruh.
the object of their task is totally different. In Sampai kita tahu siapa masyarakat dan
framing its opinions, the public is not expected bagaimana cara membentuk opini, pengadilan
to weigh all relevant information, or to be memutuskan kasus berhak untuk menganggap

208
209

impartial, or to be right. The same cannot be opini publik sebagai sebagian besar tanggung
said of judges. jawab legislatif. Apapun alat pembuktian
The media’s influence Moreover, we need to legislatif gunakan untuk mengukur
remember where the public gets most of the penerimaan publik, hakim menggunakan
information upon which it bases its opinions pengukuran yang sama sekali berbeda dari
about most things, including courts. I suspect relevansi karena objek tugas mereka benar-
that information comes not from reading law benar berbeda. Dalam membingkai
reports, but from the media. pendapatnya, masyarakat tidak diharapkan
Therein lies the key to public opinion about the untuk mempertimbangkan semua informasi
courts: the media. And that observation obliges yang relevan, atau tidak memihak, atau untuk
us to try to understand what the media is, how menjadi benar. Yang sama tidak dapat
it functions, and what the conceptual links are dikatakan hakim.
between it and courts, so that we can better Pengaruh media Selain itu, kita perlu
appreciate what I see as being the most mengingat di mana masyarakat mendapatkan
profound influence on public opinion about sebagian besar informasi yang akan menjadi
courts and rights. dasar pendapatnya tentang banyak hal,
In many ways, the media and the courts termasuk pengadilan. Saya menduga informasi
perform analogous functions. We both watch yang tidak berasal dari laporan hukum
the public; we both judge it; and we both attract membaca, tapi dari media.
criticism when our observations or judgments Di situlah letak kunci untuk opini publik
offend someone’s alternate perspective. We tentang pengadilan: media. Dan observasi
are both expected to be fair, impartial, and yang mewajibkan kita untuk mencoba
independent of the persons we are observing or memahami apa yang media adalah, bagaimana
judging. We are both accepted as being central fungsinya, dan apa hubungan konseptual yang
to a properly functioning democracy, and we antara itu dan pengadilan, sehingga kita dapat
are both, from time to time, resented for this lebih menghargai apa yang saya lihat sebagai
centrality. pengaruh paling besar pada opini publik
But there are also fundamental differences. tentang pengadilan dan hak. Dalam banyak
The courts operate according to known legal hal, media dan pengadilan melakukan fungsi
standards and principles, and can be judged analog. Kami berdua menonton publik; kami
accordingly; the media, which regrettably berdua menilai itu; dan kami berdua menarik

209
210

under reaches by treating itself as a trade rather kritik ketika pengamatan atau penilaian kami
than a profession, operates according to no menyinggung perspektif alternatif seseorang.
overriding governing code and cannot as easily Kami berdua diharapkan untuk menjadi adil,
therefore be held to account. The courts watch tidak memihak, dan independen dari orang kita
only those aspects of the public brought to mengamati atau menilai. Kami berdua diterima
them for review by a litigant; the media is free sebagai pusat untuk demokrasi benar
to take its flashlight anywhere. Courts judge berfungsi, dan kami berdua, dari waktu ke
only those disputes before them; the media waktu, membenci untuk sentralitas ini.
judges anything and anyone it wants. Judges, Tapi ada juga perbedaan mendasar. Pengadilan
ever since the Magna Carta, have been truly beroperasi sesuai dengan standar hukum
independent, and can only be removed from dikenal dan prinsip-prinsip, dan dapat dinilai
office for manifest breaches of public sesuai; media, yang sayangnya bawah
confidence; the independence of journalists, on mencapai dengan memperlakukan dirinya
the other hand, is frequently circumscribed by sebagai perdagangan daripada profesi,
the philosophies or economies of their owners. beroperasi sesuai dengan no utama kode yang
Fairness and impartiality for courts means mengatur dan tidak dapat dengan mudah
hearing both sides with an open mind; for the karena dimintai pertanggungjawaban.
media being fair frequently means getting as Pengadilan menonton hanya aspek-aspek
many of the facts as you can given the allotted masyarakat dibawa kepada mereka untuk
deadline. ditinjau oleh penggugat sebuah; media bebas
Although both the media and the court are untuk mengambil senter nya di mana saja.
institutional cameras taking snapshots of the Pengadilan menilai hanya mereka sengketa
public at various stages of its evolution, the sebelum mereka; media menilai apapun dan
media is by far the more influential and siapapun yang diinginkannya. Hakim, sejak
powerful of the two, because its camera is Magna Carta, telah benar-benar independen,
bigger, has more equipment and, above all, dan hanya dapat diberhentikan dari jabatannya
because it gets to decide which pictures it karena pelanggaran nyata dari kepercayaan
wants to take masyarakat; kemerdekaan wartawan, di sisi
lain, sering dibatasi oleh filsafat atau ekonomi
dari pemiliknya. Keadilan dan
ketidakberpihakan untuk pengadilan berarti

210
211

mendengar kedua sisi dengan pikiran terbuka;


untuk media adil sering berarti mendapatkan
banyak fakta-fakta yang Anda dapat diberikan
batas waktu yang ditentukan.
Meskipun kedua media dan pengadilan kamera
kelembagaan mengambil snapshot dari
masyarakat pada berbagai tahap evolusi, media
adalah jauh lebih berpengaruh dan kuat dari
dua, karena kamera lebih besar, memiliki lebih
banyak peralatan dan, di atas semua, karena
bisa memutuskan mana gambar itu ingin
mengambil.
This is the source of the media’s power and it Ini adalah sumber kekuatan media dan itu
is a power people in my generation have seen adalah kekuatan orang di generasi saya telah
flourish. I was born the year after the Second melihat berkembang. Saya lahir tahun setelah
World War ended. The next fifty years Perang Dunia Kedua berakhir. Lima puluh
contained, in my mind, the most dramatic tahun mendatang terkandung, dalam pikiran
constellation of economic, social, political and saya, konstelasi yang paling dramatis dari
legal transformations ever to be found in a transformasi ekonomi, sosial, politik dan
single half century, most of which I learned hukum yang pernah ditemukan dalam setengah
about from the media. It is no accident, in my abad tunggal, sebagian besar yang saya
view, that these reformations occurred when pelajari tentang dari media. Bukan kebetulan,
they did. The five previous decades had started dalam pandangan saya, bahwa reformasi ini
with waves of immigration and the universality terjadi ketika mereka lakukan. Lima dekade
of industrialisation, then moved through the sebelumnya telah dimulai dengan gelombang
two world wars which sandwiched the imigrasi dan universalitas industrialisasi,
Dionysian hedonism of the 1920s and the kemudian pindah melalui dua perang dunia
Apollian despair of the 1930s. Most yang terjepit hedonisme Dionysian dari tahun
immediately and profoundly, the year before I 1920-an dan keputusasaan Apollian dari tahun
was born an atomic bomb exploded and the 1930-an. Kebanyakan segera dan mendalam,
genocidal nightmare of the Holocaust ended. tahun sebelum saya lahir sebuah bom atom

211
212

The pressure these events put on our meledak dan mimpi buruk genosida Holocaust
understanding of human nature and needs berakhir.
eventually pushed us against most of our Tekanan peristiwa ini memakai pemahaman
existing institutions and social alignments, and kita tentang sifat manusia dan kebutuhan
bent them into new shapes. Once we recovered akhirnya mendorong kami terhadap sebagian
from the unforgivable years we had allotted to besar lembaga yang ada dan keberpihakan
Joseph McCarthy’s venom and once we sosial, dan membungkuk ke dalam bentuk
satiated our post-war recuperative indulgence baru. Setelah kita pulih dari tahun dimaafkan
with our taste for banality and conformity in kami telah dialokasikan untuk racun Joseph
the 1950s, we finally put the pieces of the McCarthy dan setelah kami kenyang pasca-
previous half-century together and started our perang mengumbar penyembuhan kami
“Howl” in the 1960s. dengan selera kita untuk banalitas dan
What happened next were insistent demands kesesuaian pada 1950-an, kami akhirnya
from women, minorities, disabled persons, menempatkan potongan-potongan setengah
children, workers, gays, environmentalists, abad sebelumnya bersama-sama dan mulai
consumers, nationalists and aboriginal people, kami “Howl” pada 1960-an. Apa yang terjadi
to name a few. Not that any of these issues selanjutnya adalah tuntutan mendesak dari
were new — North American history was wanita, minoritas, penyandang cacat, anak-
replete with episodic requests for social anak, pekerja, kaum gay, lingkungan,
revisionism from these groups. But by and konsumen, nasionalis dan orang-orang
large, the pre-war efforts on behalf of those on Aborigin, untuk beberapa nama. Tidak bahwa
the margin who wanted in, never engaged setiap masalah ini adalah baru - sejarah
enough of the public’s attention to find its way Amerika Utara adalah penuh dengan
into the enthusiasm of elected officials and, permintaan episodik untuk revisionisme sosial
therefore, into legislated change. dari kelompok-kelompok ini. Tapi pada
The difference in my generation was that the umumnya,
public’s conscience was alerted and what made Perbedaan generasi saya adalah bahwa hati
the difference, in my opinion, was the media. nurani publik adalah diperingatkan dan apa
Never having experienced the heyday of yang membuat perbedaan, Perbedaan generasi
yellow journalism for whom the 3 R’s, saya adalah bahwa hati nurani publik adalah
according to one columnist, were Rape, Rot diperingatkan dan apa yang membuat

212
213

and Ruin, I grew up in an era when for me perbedaan, Perbedaan generasi saya adalah
journalism meant the Pentagon Papers, bahwa hati nurani publik adalah diperingatkan
Watergate, This Hour Has 7 Days and The dan apa yang membuat perbedaan, menurut
Journal. To many of us, the media seemed pendapat saya, adalah media. Tidak pernah
compassionate, fearless and ready to lend its setelah mengalami masa kejayaan jurnalisme
influence to the forces for change who were kuning untuk siapa 3 R, menurut salah satu
unhappy with the way the status quo had kolumnis, yang Pemerkosaan, Rot dan Ruin,
distributed society’s amenities. saya dibesarkan di era ketika bagi saya
And here the media merged seamlessly with jurnalisme berarti Pentagon Papers, Watergate,
the courts. It should come as no surprise to Jam ini memiliki 7 Hari dan The Journal.
learn that many of the barriers to social entry Untuk banyak dari kita, media jurnalisme
sought by those pressing their noses to the berarti Pentagon Papers, Watergate, Jam ini
system’s windows were legal ones. One by memiliki 7 Hari dan The Journal. Untuk
one, with assistance from the media, they came banyak dari kita, media jurnalisme berarti
down. Pentagon Papers, Watergate, Jam ini memiliki
Can there be any doubt that as the chief 7 Hari dan The Journal. Untuk banyak dari
informer to the public, the media also plays a kita, media jurnalisme berarti Pentagon
role as chief former of that public’s opinions. Papers, Watergate, Jam ini memiliki 7 Hari
Because the media decides what the public will dan The Journal. Untuk banyak dari kita,
know, the media acts as the gatekeeper of media jurnalisme berarti Pentagon Papers,
public policy, agendas and ideas. It decides Watergate, Jam ini memiliki 7 Hari dan The
what to bring to light and how to light it. Journal. Untuk banyak dari kita, media tampak
With daily, monthly or yearly reinforcement penuh kasih, tak kenal takut dan siap untuk
about how a particular issue, part of the world meminjamkan pengaruhnya terhadap kekuatan
or person is portrayed, most of us will, in the untuk perubahan yang tidak senang dengan
absence of evidence to the contrary, come to cara status quo telah didistribusikan fasilitas
accept the media’s perception as reality. masyarakat. Dan di sini media bergabung
Changes in public perceptions But, in the last mulus dengan pengadilan. Ini harus datang
decade of the last century, the media’s sebagai kejutan untuk belajar bahwa banyak
perception of reality changed dramatically hambatan untuk masuk sosial dicari oleh
from the reform-minded reality it generated in mereka menekan hidung mereka ke jendela

213
214

the 1970s and early 1980s. As a result, public sistem yang yang legal. Satu per satu, dengan
opinion has been reformulated, making the bantuan dari media, mereka turun.
adjudication of rights by courts inevitably Bisa ada keraguan bahwa sebagai kepala
controversial, as the “new” public opinion pelapor kepada publik, media juga berperan
clashed with a judiciary by now comfortably sebagai kepala bekas pendapat Bisa ada
propelled into and ensconced in assertive keraguan bahwa sebagai kepala pelapor
rights protection. kepada publik, media juga berperan sebagai
kepala bekas pendapat Bisa ada keraguan
bahwa sebagai kepala pelapor kepada publik,
media juga berperan sebagai kepala bekas
pendapat Bisa ada keraguan bahwa sebagai
kepala pelapor kepada publik, media juga
berperan sebagai kepala bekas pendapat Bisa
ada keraguan bahwa sebagai kepala pelapor
kepada publik, media juga berperan sebagai
kepala bekas pendapat bahwa publik. Karena
media memutuskan apa yang masyarakat akan
tahu, media bertindak sebagai juru kunci
kebijakan publik, agenda dan ide-ide. Hal
memutuskan apa untuk membawa ke cahaya
dan bagaimana cahaya itu.
Dengan penguatan harian, bulanan atau
tahunan tentang bagaimana isu tertentu, bagian
dari dunia atau orang digambarkan, sebagian
besar dari kita akan, dengan tidak adanya bukti
sebaliknya, datang untuk menerima persepsi
media sebagai realitas.
Perubahan persepsi publik Tapi, dalam dekade
terakhir abad terakhir, persepsi media realitas
berubah secara dramatis dari realitas reformis
itu dihasilkan pada 1970-an dan awal 1980-an.

214
215

Akibatnya, opini publik telah dirumuskan,


membuat ajudikasi hak oleh pengadilan pasti
kontroversial, sebagai “baru” opini publik
bentrok dengan peradilan yang sekarang
nyaman didorong ke dan berlindung dalam
perlindungan hak-hak tegas.
In its coverage in the 1970s of cases like Dalam liputannya di tahun 1970-an kasus
Murdoch v Murdoch2 and Morgentaler v The seperti Murdoch v Murdoch 2 dan Morgentaler
Queen,3 which galvanised the Canadian v The Queen, 3 yang Dalam liputannya di
women’s movement, the media clearly played tahun 1970-an kasus seperti Murdoch v
a leading if not primary role in changing public Murdoch 2 dan Morgentaler v The Queen, 3
attitudes and the law. Progressive judges yang Dalam liputannya di tahun 1970-an kasus
rhetorically flourished accordingly. In 1978 in seperti Murdoch v Murdoch 2 dan Morgentaler
Rathwell v Rathwell,4 for example, Brian v The Queen, 3 yang Dalam liputannya di
Dickson said, to the applause of the media: tahun 1970-an kasus seperti Murdoch v
“The need for certainty in matrimonial Murdoch 2 dan Morgentaler v The Queen, 3
disputes is unquestionable, but it is a certainty yang Dalam liputannya di tahun 1970-an kasus
of legal principle hedging in a judicial seperti Murdoch v Murdoch 2 dan Morgentaler
discretion capable of redressing injustice and v The Queen, 3 yang Dalam liputannya di
relieving oppression.” One can only wonder tahun 1970-an kasus seperti Murdoch v
how controversial a line like that would be Murdoch 2 dan Morgentaler v The Queen, 3
today. yang Dalam liputannya di tahun 1970-an kasus
In what ways has public opinion shifted to seperti Murdoch v Murdoch 2 dan Morgentaler
cause it to treat with apprehensive suspicion v The Queen, 3 yang galvanis gerakan
what it had embraced only ten years earlier? perempuan Kanada ini, media jelas
The following are five examples of public memainkan jika tidak peran utama terkemuka
perceptions which, I would argue, have dalam mengubah sikap publik dan hukum.
resulted largely from what the public has hakim progresif retoris berkembang sesuai.
gleaned from the media in the past several Pada tahun 1978 di Rathwell v mengubah
years, causing judicial decisions frequently to sikap publik dan hukum. hakim progresif
land clumsily on formerly sturdy terrain. retoris berkembang sesuai. Pada tahun 1978 di

215
216

1. A backlash against tolerance Each of us has Rathwell v Rathwell, 4 misalnya, Brian


had the opportunity to watch the triumph of Dickson mengatakan, untuk tepuk tangan dari
this generation’s dramatic human rights media: Rathwell, 4 misalnya, Brian Dickson
movement on behalf of women, minorities, mengatakan, untuk tepuk tangan dari media:
persons with disabilities, aboriginal people, Rathwell, 4 misalnya, Brian Dickson
and persons with linguistic and sexual mengatakan, untuk tepuk tangan dari media:
preferences different from those of the “Kebutuhan kepastian dalam sengketa
majority. This human rights parade perkawinan tidak perlu dipertanyakan lagi, tapi
transformed Canada into a richly textured itu adalah kepastian hedging prinsip hukum
society in which differences were dalam kebijakan peradilan yang mampu
acknowledged, accommodated and respected. menebus ketidakadilan dan menghilangkan
But our transformation of the mainstream from penindasan.”
intolerantly homogeneous into generously Kita hanya bisa bertanya-tanya bagaimana
diverse has caused a backlash in people who kontroversial garis seperti itu akan menjadi
believe that they have a right to freedom from hari ini. Dalam hal apa opini publik bergeser
tolerance. The following exchange from an old menyebabkan itu untuk mengobati dengan
episode of The Simpsons contains a more kecurigaan khawatir apa yang telah memeluk
benign expression of this feeling. Marge hanya sepuluh tahun sebelumnya? Berikut ini
Simpson, after three children and many years adalah lima contoh persepsi publik yang, saya
as a homemaker, has decided to join the police berpendapat, telah mengakibatkan sebagian
force, and has just chased her husband’s poker- besar dari apa yang masyarakat telah
playing buddies out of their home for dikumpulkan dari media dalam beberapa tahun
gambling. “Homer: Marge, you chased away terakhir, menyebabkan keputusan pengadilan
all my poker buddies! Marge: I didn’t mean to. sering mendarat canggung pada sebelumnya
Homer: Oh, you’ve become such a cop. And medan kokoh.
not that long ago you were so much more to 1. Sebuah reaksi terhadap toleransi Setiap dari
me: you were a cleaner of pots, a sewer of kita memiliki kesempatan untuk menonton
buttons, an unclogger of hairy clogs. Marge: kemenangan gerakan hak asasi manusia yang
I’m still all those things, only now I’m dramatis generasi ini atas nama perempuan,
cleaning up the city, sewing together the social kaum minoritas, penyandang cacat, penduduk
fabric, and unplugging the clogs of our legal asli, dan orang dengan preferensi linguistik

216
217

system. Homer: You’re cooking what for dan seksual berbeda dari mayoritas. parade hak
dinner?” asasi manusia ini berubah Kanada menjadi
But the more serious reflections of the masyarakat bertekstur kaya di mana perbedaan
backlash’s resistance are found in the yang diakui, ditampung dan dihormati. Tapi
deployment of verbal missiles aimed at transformasi dari arus utama dari intoleran
stopping change. The phrases “reverse homogen ke murah hati beragam telah
discrimination”, “political correctness” and menyebabkan reaksi pada orang yang percaya
“merit principle”, along with the latest “F” bahwa mereka memiliki hak untuk kebebasan
word — “feminism” — are routinely used as dari toleransi. Berikut pertukaran dari episode
scare tactics to alert the unsuspecting public to lama Simpsons mengandung ekspresi yang
the inequities of equity. There are lebih jinak perasaan ini. dari toleransi. Berikut
unquestionably extreme examples on the edges pertukaran dari episode lama Simpsons
of equality battles to which we can all point as mengandung ekspresi yang lebih jinak
unworthy of the struggle, but these extremes perasaan ini. dari toleransi. Berikut pertukaran
are not the real story. The real story is that: ■ dari episode lama Simpsons mengandung
before “feminism” became the scariest word in ekspresi yang lebih jinak perasaan ini. dari
the English language, it changed the enrolment toleransi. Berikut pertukaran dari episode lama
of women in law schools from one to fifty Simpsons mengandung ekspresi yang lebih
percent jinak perasaan ini. Marge Simpson, setelah tiga
anak dan bertahun-tahun sebagai ibu rumah
tangga, telah memutuskan untuk bergabung
dengan kepolisian, dan baru saja dikejar teman
poker-bermain suaminya keluar dari rumah
mereka untuk perjudian. “Homer: Marge,
Anda terusir semua teman poker saya!
Pinggiran: Saya tidak bermaksud. Homer: Oh,
Anda telah menjadi polisi seperti itu. Dan tidak
lama yang lalu kau begitu banyak lagi untuk
saya: Anda bersih dari pot, selokan tombol,
sebuah unclogger bakiak berbulu. Pinggiran:
Aku masih semua hal, hanya sekarang aku

217
218

membersihkan kota, menjahit bersama-sama


struktur sosial, dan mencabut bakiak dari
sistem hukum kita.
Homer: Kau memasak apa untuk makan
malam “? Tapi refleksi lebih serius perlawanan
reaksi ini ditemukan dalam penyebaran rudal
lisan ditujukan untuk menghentikan
perubahan. Frase “terbalik diskriminasi”,
“kebenaran politik” dan “prinsip merit”,
bersama dengan “F” kata terbaru -
“feminisme” - secara rutin digunakan sebagai
taktik menakut-nakuti untuk mengingatkan
masyarakat tidak curiga untuk ketidakadilan
ekuitas. Ada diragukan lagi contoh ekstrim di
tepi kesetaraan pertempuran yang kita semua
bisa titik sebagai tidak layak perjuangan, tapi
ekstrem ini bukan kisah nyata. Kisah nyata
adalah bahwa:
■ sebelum “feminisme” menjadi kata yang
paling menakutkan dalam bahasa Inggris, itu
mengubah pendaftaran perempuan di sekolah-
sekolah hukum 1-50 persen
■ before “political correctness” became the ■ sebelum “kebenaran politik” menjadi Darth
Darth Vader of Free Speech, it introduced legal Vader dari Free Speech, memperkenalkan
aid clinics, courses on poverty law, aboriginal klinik bantuan hukum, kursus hukum
law and disability law, and turned the kemiskinan, hukum aborigin dan cacat hukum,
exclusionary “his” into the inclusive “theirs” ■ dan memutar eksklusif “nya” ke dalam
before “reverse discrimination” became the inclusive “mereka” ■ sebelum “reverse
mortal enemy of the hegemonic rights of diskriminasi” menjadi musuh bebuyutan hak
white, able-bodied, unilingual, heterosexual, hegemonik putih, berbadan sehat, unilingual,
heteroseksual, pria Yahudi-Kristen, itu

218
219

Judeo-Christian men, it was reversing membalikkan diskriminasi atas nama orang


discrimination on behalf of everyone else. lain.
As for the merit principle, I believe in it Adapun prinsip merit, saya percaya di
passionately. Can we honestly say that is what dalamnya penuh semangat. Bisakah kita jujur
we have had up until now? I am convinced that mengatakan bahwa adalah apa yang kita miliki
a true merit system would have resulted in far sampai sekarang? Saya yakin bahwa sistem
fewer qualified minorities, and left persons merit yang benar akan menghasilkan jauh lebih
with disabilities, aboriginal people and women sedikit yang berkualitas minoritas, dan
out of the running. meninggalkan penyandang cacat, orang-orang
2. The pursuit of mediocrity It sometimes takes aborigin dan wanita keluar dari menjalankan.
me aback to see how cerebrally-challenged the 2. Mengejar biasa-biasa saja Kadang-kadang
real world can be. All too often the search for dibutuhkan saya terkejut untuk melihat
visionary ideas is less welcome than the search bagaimana cerebrally-menantang dunia nyata
for practical relevance, and the dissemination dapat. Semua terlalu sering mencari ide-ide
of enlightenment less welcome than the pursuit visioner kurang diterima daripada mencari
of mediocrity. When our cultural icons like relevansi praktis, dan penyebaran pencerahan
Margaret Atwood, Charles Taylor and Michel kurang diterima daripada mengejar biasa-biasa
Tremblay share public adulation with Beavis saja. Ketika ikon budaya kita seperti Margaret
and Butthead; when the majority of the media Atwood, Charles Taylor dan Michel Tremblay
in English Canada, until very recently, portray berbagi pujian publik dengan Beavis dan
the range of acceptable ideologies as running Butthead; ketika mayoritas media dalam
the gamut from the cautiously conservative A bahasa Inggris Kanada, hingga saat ini,
to the very conservative B; when most menggambarkan berbagai ideologi dapat
Canadians need no more than the fingers they diterima sebagai berjalan keseluruhan dari A
have, to count this country’s intellectual hati-hati konservatif dengan sangat konservatif
heroes, then we have to pause and wonder B; ketika sebagian besar Kanada
whether we are creating the perception that membutuhkan tidak lebih dari jari-jari mereka
superficial is better than thoughtful, and that miliki, untuk menghitung pahlawan intelektual
right is better than anything. negeri ini, maka kita harus berhenti sejenak
3. Misunderstanding of the role of judges dan bertanya-tanya apakah kami menciptakan
Which brings me to the Charter of Rights and persepsi bahwa dangkal lebih baik dari

219
220

Freedoms. For me, one of the most frustrating bijaksana, dan kanan yang lebih baik dari apa
consequences of the “dumbing down” or anti- pun.
intellectualism of much of our public 3. Kesalahpahaman tentang peran hakim Yang
discourse, is how it has characterised this membawa saya ke Piagam Hak dan
majestic addition to our constitution as a Kebebasan. Bagi saya, salah satu konsekuensi
towering jurisprudential Babel of legislative yang paling membuat frustrasi Yang
trespass and unaccountable legislating. As an membawa saya ke Piagam Hak dan
amateur historian, I confess to massive Kebebasan. Bagi saya, salah satu konsekuensi
incomprehension at how this state of public yang paling membuat frustrasi Yang
misunderstanding could come to pass. I have membawa saya ke Piagam Hak dan
absolutely no difficulty under-standing why a Kebebasan. Bagi saya, salah satu konsekuensi
particular decision can upset people. Some of yang paling membuat frustrasi dari “dumbing
my best friends’ decisions have upset people. down” atau anti-intelektualisme dari banyak
But disagreeing with a result is very different wacana publik kita, adalah bagaimana ia telah
from attacking the legitimacy of the result by ditandai Selain megah ini untuk konstitusi kita
blaming it on an “agenda”. Independent judges sebagai yurisprudensi Babel menjulang
in a democracy interpret law, including laws penebus legislatif dan legislasi tidak akuntabel.
like the Charter, passed by elected Sebagai seorang sejarawan amatir, aku
representatives. Sometimes in interpreting law, mengaku ketidakpahaman besar pada
judges break new legal ground, that is, they bagaimana negara ini kesalahpahaman
make law. Common law judges are supposed masyarakat bisa datang untuk lulus. Saya sama
to make law. That is what common law is — sekali tidak kesulitan bawah-berdiri mengapa
judge-made law. They made law when they keputusan tertentu bisa mengganggu orang.
said in Christie v York Corporation5 in 1939 Beberapa keputusan teman-teman terbaik saya
that freedom of commerce at the Montreal memiliki orang-orang marah. Tapi tidak setuju
Forum meant a proprietor could refuse to serve dengan hasilnya sangat berbeda dari
drinks to a black person; and they made it in menyerang legitimasi hasilnya dengan
Roncarelli v Duplessis 6 in 1959 when they menyalahkan pada “agenda”.
said that a liquor licence could not be refused Independen hakim dalam demokrasi
to a proprietor because he was a Jehovah’s menafsirkan hukum, termasuk hukum seperti
Witness. They made it in 1973 when they said Piagam, disahkan oleh wakil-wakil terpilih.

220
221

that a wife’s non-financial contributions to Independen hakim dalam demokrasi


property in her husband’s name is part of what menafsirkan hukum, termasuk hukum seperti
she is supposed to do as a wife without any Piagam, disahkan oleh wakil-wakil terpilih.
compensation;7 and they made it in 1978 when Independen hakim dalam demokrasi
they changed their minds and said that if a wife menafsirkan hukum, termasuk hukum seperti
made a non-financial contribution to a property Piagam, disahkan oleh wakil-wakil terpilih.
in her husband’s name, she was entitled to a Kadang-kadang dalam menafsirkan hukum,
share in it.8 All hakim terobosan hukum baru, yaitu, mereka
membuat hukum. hakim hukum umum yang
seharusnya untuk membuat hukum. Itulah
yang hukum umum adalah - hukum buatan
hakim. Mereka membuat hukum ketika
mereka mengatakan di Christie v York
korporasi 5 pada tahun 1939 bahwa kebebasan
perdagangan di Forum Montreal berarti
pemilik mereka mengatakan di Christie v York
korporasi 5 pada tahun 1939 bahwa kebebasan
perdagangan di Forum Montreal berarti
pemilik mereka mengatakan di Christie v York
korporasi 5 pada tahun 1939 bahwa kebebasan
perdagangan di Forum Montreal berarti
pemilik mereka mengatakan di Christie v York
korporasi 5 pada tahun 1939 bahwa kebebasan
perdagangan di Forum Montreal berarti
pemilik bisa menolak untuk melayani
minuman untuk orang kulit hitam; dan mereka
membuatnya di Roncarelli v Duplessis 6 pada
tahun 1959 bisa menolak untuk melayani
minuman untuk orang kulit hitam; dan mereka
membuatnya di Roncarelli v Duplessis 6 pada
tahun 1959 bisa menolak untuk melayani

221
222

minuman untuk orang kulit hitam; dan mereka


membuatnya di Roncarelli v Duplessis 6 pada
tahun 1959 bisa menolak untuk melayani
minuman untuk orang kulit hitam; dan mereka
membuatnya di Roncarelli v Duplessis 6 pada
tahun 1959 ketika mereka mengatakan bahwa
izin minuman keras tidak dapat menolak untuk
pemilik karena ia adalah seorang Saksi
Yehuwa. Mereka membuatnya pada tahun
1973 ketika mereka mengatakan bahwa
seorang istri kontribusi non-keuangan untuk
properti di nama suaminya adalah bagian dari
apa yang dia lakukan sebagai istri tanpa
kompensasi apapun; 7 dan mereka
membuatnya pada nama suaminya adalah
bagian dari apa yang dia lakukan sebagai istri
tanpa kompensasi apapun; 7 dan mereka
membuatnya pada nama suaminya adalah
bagian dari apa yang dia lakukan sebagai istri
tanpa kompensasi apapun; 7 dan mereka
membuatnya pada tahun 1978 ketika mereka
mengubah pikiran mereka dan mengatakan
bahwa jika seorang istri membuat kontribusi
non-keuangan untuk sebuah properti di nama
suaminya, ia berhak mendapat bagian di
dalamnya. 8 Semua untuk
those dramatic decision were made before we mereka keputusan dramatis dibuat sebelum
had a Charter, and not one of the judges who kami memiliki Piagam, dan bukan salah satu
decided them was ever accused of unduly dari hakim yang memutuskan mereka pernah
making law or of having an “agenda”. So what mereka keputusan dramatis dibuat sebelum
has changed is not what judges do, but how kami memiliki Piagam, dan bukan salah satu

222
223

what they do is described by people who dari hakim yang memutuskan mereka pernah
dislike their decisions. mereka keputusan dramatis dibuat sebelum
It is of course fundamental that judges be free kami memiliki Piagam, dan bukan salah satu
from inappropriate or undue influence, dari hakim yang memutuskan mereka pernah
independent in fact and appearance, and dituduh terlalu membuat hukum atau memiliki
intellectually willing and able to hear the “agenda”. Jadi apa yang telah berubah bukan
evidence and arguments with an open mind. apa hakim lakukan, tapi bagaimana apa yang
But neutrality and impartiality do not and mereka lakukan digambarkan oleh orang-
cannot mean that the judge has no prior orang yang tidak suka keputusan mereka.
conceptions, opinions or sensibilities about Hal ini tentu saja mendasar bahwa hakim
society’s values. It means only that those bebas dari pantas atau tidak semestinya
preconceptions ought not to close his or her pengaruh, independen pada kenyataannya dan
mind to the evidence and arguments presented. penampilan, dan intelektual bersedia dan
We must be prepared, when the situation mampu mendengar bukti dan argumen dengan
warrants, to experience what Herbert Spencer pikiran terbuka. Tapi netralitas dan
called The Tragedy of the Murder of a ketidakberpihakan tidak dan bisa tidak berarti
Beautiful Theory by a Gang of Brutal Facts. In bahwa hakim tidak memiliki konsepsi
other words, there is a critical difference sebelumnya, pendapat atau perasaan tentang
between an open mind and an empty one. nilai-nilai masyarakat. Ini hanya berarti bahwa
4. Marginalisation of the disadvantaged When mereka prasangka tidak seharusnya menutup
I was in first year Arts at the University of pikirannya untuk bukti dan argumen yang
Toronto, everyone told me to take a disajikan. Kita harus siap, ketika waran situasi,
Philosophy course with Professor Marcus untuk mengalami apa Herbert Spencer disebut
Long. In the very first class, he asked: “If a tree Tragedi Pembunuhan Teori Indah oleh Gang
falls in the middle of a forest and no one hears Fakta Brutal. Dengan kata lain, ada perbedaan
it, does it still make noise?” I turned to my best penting antara pikiran terbuka dan kosong
friend Sharon and said “I’m outta here”. Now satu.
that I am older and do not have the answers to 4. Marjinalisasi yang kurang beruntung Ketika
everything the way I thought I did when I was saya di Arts tahun pertama di Universitas
18, I realise what a wonderfully instructive Toronto, semua orang mengatakan kepada
metaphor Marcus Long’s question is. If you do saya untuk mengambil kursus Filsafat dengan

223
224

not hear about something, you do not know Profesor Marcus panjang. Di kelas pertama, ia
about it, and if you do not know about it, then bertanya: “Jika pohon jatuh di tengah-tengah
it probably does not exist for you. If we do not hutan dan tidak ada yang mendengar hal itu,
hear about homelessness or disadvantage or apakah itu masih membuat kebisingan?” Aku
discrimination, there is no noise. And if there berbalik untuk sahabatku Sharon dan berkata
is no noise, there is no need to do something “aku keluar dari sini”.
about it. But if we do not do anything about it, Sekarang aku lebih tua dan tidak memiliki
the noise could well metastasise into searing jawaban untuk segala sesuatu dengan cara saya
cries we will be unable to ignore and possibly pikir saya lakukan ketika saya berumur 18,
unable to assuage. What does this mean? It saya menyadari apa pertanyaan metafora indah
means that if the information we get instruktif Marcus panjang adalah. Jika Anda
concentrates less on social injustice and more tidak mendengar tentang sesuatu, Anda tidak
on social Darwinism, we risk losing our focus tahu tentang hal itu, dan jika Anda tidak tahu
and our balance. There was a time not too long tentang hal itu, maka mungkin tidak ada untuk
ago when looking over your shoulder to see Anda. Jika kita tidak mendengar tentang
whom we were leaving behind was tunawisma atau merugikan atau diskriminasi,
mainstream public policy, and we tidak ada suara. Dan jika tidak ada suara, tidak
marginalised those who were indifferent to the ada kebutuhan untuk melakukan sesuatu
fact that people were being arbitrarily tentang hal itu. Tetapi jika kita tidak
disadvantaged. More recently, the roles were melakukan apa-apa tentang hal itu, kebisingan
reversed. The new mainstream, in the name of juga bisa bermetastasis ke tangisan membakar
the future grandchildren of the financially kita akan dapat mengabaikan dan mungkin
successful, appeared to be preoccupied with tidak dapat meredakan.
cutting budgets that would have helped the Apa artinya ini? Ini berarti bahwa jika
grandchildren of everyone else, pushing informasi yang kita dapatkan berkonsentrasi
generosity to the margins. kurang pada ketidakadilan sosial dan lebih
5. Fear of change And finally, change may be pada Darwinisme sosial, kita berisiko
inevitable and even a healthy sign of a mature kehilangan fokus dan keseimbangan kita. Ada
society, but it can also, understandably, be waktu tidak terlalu lama yang lalu ketika
turbulent. And I cannot think of any generation melihat melewati bahu Anda untuk melihat
that has experienced more change than this siapa kami meninggalkan itu kebijakan publik

224
225

one, especially in law. And changes in law mainstream, dan kami terpinggirkan mereka
mean changes in expectations, often in yang peduli dengan fakta bahwa orang-orang
midstream, understandably causing confusion yang sewenang-wenang yang kurang
and frustration. Consider, for example, the beruntung. Baru-baru ini, peran terbalik.
legal revolutions in one area — family law — Mainstream baru, atas nama cucu masa depan
since I graduated from law school in 1970, and yang sukses secara finansial, tampaknya sibuk
the public’s dizziness becomes perfectly dengan memotong anggaran yang akan
explicable. We went from separate property membantu cucu dari orang lain, mendorong
and declaring that on marriage the husband and kemurahan hati untuk margin.
wife became one legal person — the husband, 5. Takut perubahan Dan akhirnya, perubahan
to equal property, then to pensions as property. mungkin tak terelakkan dan bahkan tanda
We went from dum casta clauses requiring sehat dari masyarakat dewasa, tetapi juga
chastity of former wives to preserve their dapat, dimengerti, menjadi bergolak. Dan aku
support payments to clean-break theories tidak bisa memikirkan generasi yang telah
giving divorced wives support for three to five mengalami lebih banyak perubahan dari satu
years, no matter how long the marriage, to ini, terutama dalam hukum. Dan perubahan
make themselves financially independent, and dalam hukum berarti perubahan harapan,
finally to compensating wives through support sering di tengah jalan, dimengerti
for their contribution menyebabkan kebingungan dan frustrasi.
Perhatikan, misalnya, revolusi-revolusi hukum
di satu daerah - hukum keluarga - karena saya
lulus dari sekolah hukum pada tahun 1970, dan
pusing publik menjadi sempurna dijelaskan.
Kami pergi dari properti terpisah dan
menyatakan bahwa perkawinan suami dan istri
menjadi satu badan hukum - suami, properti
sama, maka untuk pensiun sebagai properti.
Kami pergi dari dum Casta klausul yang
membutuhkan kesucian properti sama, maka
untuk pensiun sebagai properti. Kami pergi
dari dum Casta klausul yang membutuhkan

225
226

kesucian properti sama, maka untuk pensiun


sebagai properti. Kami pergi dari dum Casta
klausul yang membutuhkan kesucian mantan
istri untuk melestarikan pembayaran dukungan
mereka untuk membersihkan-break teori
memberikan istri bercerai mendukung selama
tiga sampai lima tahun, tidak peduli berapa
lama pernikahan, untuk membuat diri mereka
mandiri secara finansial, dan akhirnya untuk
kompensasi istri melalui dukungan atas
kontribusi mereka
to the relationship. We went from women upon hubungan. Kami pergi dari wanita saat
marriage having to quit the paid labour force, menikah harus berhenti tenaga kerja dibayar,
to the overwhelming majority of mothers being untuk mayoritas ibu-ibu berada di angkatan
in the paid labour force. We went from no kerja dibayar. Kami pergi dari tidak ada
divorce, to over one-third of Canadian families perceraian, lebih dari sepertiga dari keluarga
divorcing. We went from pre-marital virgins to Kanada menceraikan. Kami pergi dari perawan
accessible birth control to the sexual revolution pra-nikah untuk pengendalian kelahiran
to surrogacy and reproductive technology. We diakses revolusi seksual untuk surrogacy dan
gave spousal rights to unmarried couples and teknologi reproduksi. Kami memberikan hak
legitimised their children, then gave those suami-istri untuk pasangan yang belum
same rights to couples of the same sex. menikah dan dilegitimasi anak-anak mereka,
No wonder so many people fear reform. One kemudian memberikan hak-hak yang sama
person’s reform, after all, may be another untuk pasangan dari jenis kelamin yang sama.
person’s upheaval. But based on effective Tidak heran begitu banyak orang takut
advocacy, Law Reform Commission and reformasi. reformasi satu orang, setelah semua,
Royal Commission Reports, international law mungkin pergolakan orang lain. Namun
and jurisprudence, academic writing, media berdasarkan advokasi yang efektif, Hukum
reports and articles, parliamentary debates, and Komisi Reformasi dan Royal Komisi Laporan,
collegial influence, courts have often willingly hukum internasional dan yurisprudensi,

226
227

acknowledged that the law’s stability does not penulisan akademik, laporan media dan
necessarily argue for its stagnation. artikel, debat parlemen, dan pengaruh kolegial,
The Charter and public opinion Where does all Piagam dan opini publik Mana semua ini
this take us? Squarely into the headwinds of membawa kita? Tepat ke headwinds opini
public opinion. But if, as I have attempted to publik. Tetapi jika, seperti yang saya telah
show, the public’s opinion of what courts do is berusaha menunjukkan, pendapat publik
based on limited or even misleading tentang apa pengadilan lakukan didasarkan
information, it is a fragile moral tutor. Courts pada informasi yang terbatas atau bahkan
therefore are not only entitled, they are obliged menyesatkan, itu adalah guru moral yang
to take the long view and, in the responsible rapuh. Pengadilan oleh karena itu tidak hanya
performance of their duties to the public, to be berhak, mereka diwajibkan untuk mengambil
unafraid of engaging the controversial issues pandangan panjang dan, dalam kinerja
of the moment. bertanggung jawab atas kewajiban mereka
And so, back to the Charter, the ultimate kepada masyarakat, menjadi tidak takut
Canadian rights generator, and its relationship melibatkan isu-isu kontroversial saat itu. Dan,
with public opinion. kembali ke Piagam, yang paling Generator hak
Our constitutional entrenchment of the Charter Kanada, dan hubungannya dengan opini isu-
was designed to both represent and create isu kontroversial saat itu. Dan, kembali ke
shared, unifying national values of Piagam, yang paling Generator hak Kanada,
compassion, generosity and tolerance. It is the dan hubungannya dengan opini isu-isu
mirror in which we see our rights reflected and kontroversial saat itu. Dan, kembali ke
obliges us to ask “Are we the fairest of them Piagam, yang paling Generator hak Kanada,
all?” But it is also true that if Isaiah Berlin was dan hubungannya dengan opini publik.
right that there is no pearl without some kubu konstitusional kita dari Piagam dirancang
irritation, the Charter is by now a whole untuk kedua mewakili dan menciptakan
necklace. I think it is fair to say that prior to the bersama, menyatukan nilai-nilai kubu
Charter, and based in no small measure on the konstitusional kita dari Piagam dirancang
unspectacular judicial response to the 1960 untuk kedua mewakili dan menciptakan
Bill of Rights, those who felt that legislatures bersama, menyatukan nilai-nilai kubu
were better protectors of rights than courts had konstitusional kita dari Piagam dirancang
a solid evidentiary foundation for their views. untuk kedua mewakili dan menciptakan

227
228

During the patriation debates,9 when Allan bersama, menyatukan nilai-nilai nasional belas
Blakeney, the New Democratic Party Premier kasih, kemurahan hati dan toleransi. Ini adalah
of Saskatchewan, joined forces with the cermin di mana kita melihat hak-hak kami
Conservative Premier of Manitoba, Sterling tercermin dan mewajibkan kita untuk bertanya
Lyon, to try to prevent the entrenchment of a “Apakah kita yang tercantik dari mereka
Charter and preserve parliamentary semua?” Tetapi juga benar bahwa jika Isaiah
supremacy, he asked, not without justification, Berlin benar bahwa tidak ada mutiara tanpa
whether going to court to litigate is “as iritasi, yang Piagam adalah sekarang seluruh
effective as a right to lobby for a change in the kalung. Saya pikir itu adil Berlin benar bahwa
law”. His was a fear less of judicial activism tidak ada mutiara tanpa iritasi, yang Piagam
and more of judicial inactivism. adalah sekarang seluruh kalung. Saya pikir itu
Then along came the Charter’s entrenchment adil Berlin benar bahwa tidak ada mutiara
and the serendipitous presence on the tanpa iritasi, yang Piagam adalah sekarang
Canadian Supreme Court of Brian Dickson and seluruh kalung. Saya pikir itu adil untuk
Bertha Wilson, the Fred and Ginger of the mengatakan bahwa sebelum Piagam, dan
Charter, who choreographed some dazzling berbasis di ukuran kecil pada respon peradilan
new routines and consistently brought the spektakuler ke tahun untuk mengatakan bahwa
house down. In that first decade, when the sebelum Piagam, dan berbasis di ukuran kecil
Charter was young and almost universally pada respon peradilan spektakuler ke tahun
adored in English Canada, it seemed that it untuk mengatakan bahwa sebelum Piagam,
would deliver on every nation-building dan berbasis di ukuran kecil pada respon
promise that had inspired it. It was the noble peradilan spektakuler ke tahun 1960 Bill of
risk that had paid off. Rights, mereka yang merasa bahwa legislatif
In the second decade, however, when the adalah pelindung yang lebih baik dari hak-hak
Charter was in its teens, parts of the nation dari pengadilan memiliki dasar pembuktian
started to rebel. Almost imperceptibly at first, yang kuat untuk pandangan mereka. Selama
when the Charter became an adolescent, public perdebatan patriation, 9 ketika Allan
pride in its grasp seemed to turn into strident Blakeney, memiliki dasar pembuktian yang
fear over its reach. That is when we got the kuat untuk pandangan mereka. Selama
panic attacks about the fate of democracy. perdebatan patriation, 9 ketika Allan
What had always been seen as a Blakeney, memiliki dasar pembuktian yang

228
229

complementary relationship between the kuat untuk pandangan mereka. Selama


legislature and the judiciary, was recast as a perdebatan patriation, 9 ketika Allan
competitive one. Blakeney, Partai Demokrat Baru Premier dari
Saskatchewan, bergabung dengan Konservatif
Premier dari Manitoba, Sterling Lyon, untuk
mencoba mencegah kubu dari Piagam dan
melestarikan supremasi parlemen, ia bertanya,
bukan tanpa Lyon, untuk mencoba mencegah
kubu dari Piagam dan melestarikan supremasi
parlemen, ia bertanya, bukan tanpa Lyon,
untuk mencoba mencegah kubu dari Piagam
dan melestarikan supremasi parlemen, ia
bertanya, bukan tanpa pembenaran, apakah
pergi ke pengadilan untuk mengajukan perkara
adalah “seefektif hak untuk melobi untuk
perubahan dalam hukum”. Nya adalah takut
kurang dari aktivisme yudisial dan lebih dari
inactivism peradilan. Kemudian datanglah
Charter kubu dan kehadiran kebetulan pada
Mahkamah Agung Kanada Brian Dickson dan
Bertha Kemudian datanglah Charter kubu dan
kehadiran kebetulan pada Mahkamah Agung
Kanada Brian Dickson dan Bertha Kemudian
datanglah Charter kubu dan kehadiran
kebetulan pada Mahkamah Agung Kanada
Brian Dickson dan Bertha Wilson, Fred dan
Ginger dari
Piagam, yang koreografer beberapa rutinitas
baru yang mempesona dan konsisten
membawa rumah itu. Dalam dekade Piagam,
yang koreografer beberapa rutinitas baru yang

229
230

mempesona dan konsisten membawa rumah


itu. Dalam dekade pertama, ketika Piagam
masih muda dan hampir secara universal
dipuja dalam bahasa Inggris Kanada,
tampaknya bahwa pertama, ketika Piagam
masih muda dan hampir secara universal
dipuja dalam bahasa Inggris Kanada,
tampaknya bahwa pertama, ketika Piagam
masih muda dan hampir secara universal
dipuja dalam bahasa Inggris Kanada,
tampaknya bahwa itu akan memenuhi setiap
janji pembangunan bangsa yang telah
mengilhaminya. Itu risiko yang mulia yang
telah lunas. Pada dekade kedua, namun, ketika
Piagam adalah remaja yang, bagian dari
bangsa mulai memberontak. Hampir tak Pada
dekade kedua, namun, ketika Piagam adalah
remaja yang, bagian dari bangsa mulai
memberontak. Hampir tak Pada dekade kedua,
namun, ketika Piagam adalah remaja yang,
bagian dari bangsa mulai memberontak.
Hampir tak kentara pada awalnya, ketika
Piagam menjadi seorang remaja, kebanggaan
publik dalam cengkeramannya tampaknya
kentara pada awalnya, ketika Piagam menjadi
seorang remaja, kebanggaan publik dalam
cengkeramannya tampaknya kentara pada
awalnya, ketika Piagam menjadi seorang
remaja, kebanggaan publik dalam
cengkeramannya tampaknya berubah menjadi
ketakutan melengking lebih jangkauannya. Itu

230
231

adalah ketika kita mendapat serangan panik


tentang nasib demokrasi. Apa yang selalu
dilihat sebagai hubungan yang saling
melengkapi antara legislatif dan yudikatif, itu
menyusun kembali sebagai satu kompetitif.
And to what end? To stop the flow of rights Dan untuk apa? Untuk menghentikan aliran
streaming from the courts. But the criticisms hak streaming dari pengadilan. Tapi kritik
would prove to be a finger in the dike. They akan terbukti menjadi jari di tanggul. Mereka
could stop neither the flow nor the people bisa menghentikan baik aliran maupun orang
along the shore cheering the progressive di sepanjang pantai bersorak arus progresif.
currents. Dan di sini adalah ironi di mana kita
And here is the irony of where we find menemukan diri kita hari ini. Kami
ourselves today. We spent the last decade menghabiskan satu dekade terakhir
listening to a chorus moaning over the fate of mendengarkan mengerang paduan suara atas
a majority whose legislatively endorsed wishes nasib mayoritas yang keinginan legislatif
could theoretically be superseded by those of disahkan secara teoritis dapat digantikan oleh
judges, only to learn in poll after poll that an orang-orang dari hakim, hanya untuk belajar
overwhelming majority of that majority is dalam jajak pendapat setelah jajak pendapat
happy, proud and grateful to live in a country bahwa mayoritas dari mayoritas yang bahagia,
that puts its views in perspective rather than in bangga dan berterima kasih kepada tinggal di
cruise control; prefers to see judicial rights negara yang menempatkan pandangannya
protection as a reflection of judicial integrity or dalam perspektif daripada di cruise control;
independence rather than of judicial trespass or lebih memilih untuk melihat perlindungan hak
activism; and understands that the plea for peradilan sebagai cerminan integritas
judicial deference may be nothing more than a peradilan atau kemerdekaan bukan dari
prescription for judicial rigor mortis. penebus pengadilan atau aktivisme; dan
Conclusion This generation’s judicial memahami bahwa permohonan untuk
receptivity to rights protection has been menghormati peradilan mungkin tidak lebih
vigorous — sometimes in accordance with, dari resep untuk peradilan rigor mortis.
sometimes ahead of, and sometimes despite Kesimpulan penerimaan peradilan generasi ini
public opinion. By adding so much to the untuk perlindungan hak-hak telah gencar -

231
232

public’s arsenal of rights, however, judges kadang-kadang sesuai dengan, kadang-kadang


have undoubtedly also added to public di depan, dan kadang-kadang meskipun opini
expectations that more needs will be treated as publik. Dengan menambahkan begitu banyak
rights and not merely as aspirations. untuk arsenal publik hak, bagaimanapun,
Globalisation, technology, diversity and hakim tidak diragukan lagi juga menambahkan
deficits, the foundational quartet conducting harapan publik bahwa masih banyak yang akan
public policy before terrorism got to the diperlakukan sebagai hak dan bukan hanya
podium, are not about to leave the rights stage sebagai aspirasi. Globalisasi, teknologi,
anytime soon. And it will not be long before keragaman dan defisit, kuartet dasar
they spawn a deluge of repercussive rights melakukan kebijakan publik sebelum
demands, primarily about access — to health, terorisme sampai ke podium, tidak akan
to education, to physical and economic meninggalkan panggung hak waktu dekat. Dan
security, to privacy and, of course, to justice itu tidak akan lama sebelum mereka
itself. menelurkan banjir tuntutan hak repercussive,
And those demands in turn will lead, as now, terutama tentang akses - untuk kesehatan,
to people who criticise the courts for doing too pendidikan, keamanan fisik dan ekonomi,
much and the legislature for doing too little to untuk privasi dan, tentu saja, untuk keadilan itu
stop them. But as we grow more comfortable, sendiri. Dan orang-orang tuntutan pada
as we should, with the inevitability of the gilirannya akan menyebabkan, seperti
controversies and the criticism, the more both sekarang, kepada orang-orang yang
the courts and the legislature will comfortably mengkritik pengadilan untuk melakukan
do what they are supposed to do without terlalu banyak dan legislatif untuk melakukan
looking over their shoulders, confident in the terlalu sedikit untuk menghentikan mereka.
knowledge that the rights business is booming Tapi seperti yang kita tumbuh lebih nyaman,
and that there is more than enough to go karena kita harus, dengan keniscayaan
around. We will never stop the debates over the kontroversi dan kritik, semakin baik
role and qualifications of judges or the pengadilan dan legislatif akan nyaman
muscularity of their remedies. Nor should we melakukan apa yang seharusnya mereka
even try. lakukan tanpa melihat dari atas bahu mereka,
The independent and impartial enforcement of percaya diri dalam pengetahuan bahwa bisnis
rights is a mark of a secure and mature hak adalah booming dan bahwa ada lebih dari

232
233

democracy, as are the controversies cukup untuk pergi sekitar. Kami tidak akan
surrounding them. Rights are works in pernah berhenti perdebatan atas peran dan
progress, but at least there is progress, thanks kualifikasi hakim atau otot-otot dari obat
in large measure to courts who, to paraphrase mereka. Juga harus kita bahkan mencoba. lebih
Mackenzie King, recognise that judges are baik pengadilan dan legislatif nyaman akan
necessarily servants of the public, but not melakukan apa yang seharusnya mereka
necessarily servants of its opinions; or, to put lakukan tanpa melihat dari atas bahu mereka,
it another way, public opinion if necessary, but percaya diri dalam pengetahuan bahwa bisnis
not necessarily public opinion. hak booming dan bahwa ada lebih dari cukup
Having spent most of this paper arguing for the untuk pergi sekitar. Kami tidak akan pernah
court’s right to be free from the shackles of berhenti perdebatan atas peran dan kualifikasi
public opinion, I want to close by stressing hakim atau otot-otot dari obat mereka. Juga
how important the public’s opinion is, because harus kita bahkan mencoba. lebih baik
public opinion is a crucial component of a pengadilan dan legislatif nyaman akan
flourishing democracy, or, more accurately, melakukan apa yang seharusnya mereka
because a well-informed, reasonably-educated lakukan tanpa melihat dari atas bahu mereka,
public is a crucial component of a flourishing percaya diri dalam pengetahuan bahwa bisnis
democracy. hak booming dan bahwa ada lebih dari cukup
In the end, we are each limited by what we do untuk pergi sekitar. Kami tidak akan pernah
not know and we are each limited by what berhenti perdebatan atas peran dan kualifikasi
others do not know. With knowledge comes hakim atau otot-otot dari obat mereka. Juga
understanding, with understanding comes harus kita bahkan mencoba. Penegakan
wisdom, and with wisdom comes the capacity independen dan berimbang tentang hak adalah
to judge fairly. A worthy goal for judges and tanda demokrasi yang aman dan matang,
public alike… seperti kontroversi di sekitar mereka. Hak
adalah karya dalam proses, tapi setidaknya ada
kemajuan, berkat dalam ukuran besar untuk
pengadilan yang, untuk parafrase Mackenzie
King, mengakui bahwa hakim yang tentu
hamba publik, tetapi tidak harus hamba
pendapatnya; atau, dengan kata lain, opini

233
234

publik jika perlu, tetapi tidak harus opini


publik.
Setelah menghabiskan sebagian besar makalah
ini berdebat untuk hak pengadilan untuk bebas
dari belenggu opini publik, saya ingin menutup
dengan menekankan betapa pentingnya
pendapat publik adalah, karena opini publik
adalah komponen penting dari demokrasi
berkembang, atau, lebih akurat , karena baik
informasi, masyarakat berpendidikan cukup
adalah komponen penting dari demokrasi
berkembang.
Pada akhirnya, kita masing-masing dibatasi
oleh apa yang kita tidak tahu dan kita masing-
masing dibatasi oleh apa yang orang lain tidak
tahu. Dengan pengetahuan datang
pemahaman, dengan pemahaman datang
kebijaksanaan, dan dengan kebijaksanaan
datang kapasitas untuk menilai cukup. Sebuah
tujuan yang berharga bagi para hakim dan
publik sama ...
newspapers, devoted as always to the service surat kabar, dikhususkan seperti biasa untuk
of the sacred and inalienable right of the public melayani hak yang suci dan tidak dapat dicabut
to know, published accurate law reports. As I dari masyarakat untuk mengetahui,
say, it was the Court’s written work that was in menerbitkan laporan hukum yang akurat.
question and when you come to think of it most Seperti yang saya katakan, itu adalah karya
if not all of the celebrated examples of judicial tulis Mahkamah yang bersangkutan dan ketika
jeux d’esprit were, or may fairly be suspected Anda datang untuk memikirkan itu
of having been, prepared laboriously with the kebanyakan jika tidak semua contoh dirayakan
pen, whether before or after delivery of peradilan jeux d'esprit adalah, atau mungkin
judgment. Even Sir Frederick Jordan’s cukup dicurigai karena telah memikirkan itu

234
235

description of a picnic episode as “alfresco kebanyakan jika tidak semua contoh dirayakan
adultery” came out on paper, you will peradilan jeux d'esprit adalah, atau mungkin
remember. Still I hesitate to say that the main cukup dicurigai karena telah memikirkan itu
virtue in writing judgments is that thereby you kebanyakan jika tidak semua contoh dirayakan
may add to “the gaiety of nations” or “the peradilan jeux d'esprit adalah, atau mungkin
public stock of harmless pleasure”. cukup dicurigai karena telah disiapkan susah
Convincing justification for all the vast and payah dengan pena, apakah sebelum atau
exhausting expenditure of judicial energy in setelah melahirkan penghakiman. Bahkan
writing judgments must be sought, albeit deskripsi Sir Frederick Yordania dari episode
reluctantly, elsewhere. The question must piknik sebagai “alfresco perzinahan” keluar di
necessarily be whether the purposes for which atas kertas, Anda akan ingat. Masih saya ragu-
reasons for judgment are delivered are more ragu untuk mengatakan bahwa kebajikan
likely to be well served in writing or by the utama dalam penulisan penilaian adalah bahwa
spoken word. dengan demikian Anda dapat menambahkan
What, then, are those purposes? In the end, I dengan “keriangan negara” atau “saham publik
think, the search for them will bring us back to kesenangan tidak berbahaya”. pembenaran
a consideration of those same students and that meyakinkan untuk semua pengeluaran yang
same public to whom I have referred, provided luas dan melelahkan energi peradilan secara
of course that I am permitted to interpret tertulis penilaian harus dicari, meskipun
“students” to include everyone who seeks to enggan, di tempat lain. Pertanyaannya tentu
equip himself with a knowledge of what the harus apakah tujuan yang alasan untuk
courts are treating as the law and are likely to penilaian yang disampaikan lebih mungkin
go on treating as the law for the time being at dilayani dengan baik secara tertulis atau
least. That is a wide interpretation, but its dengan kata yang diucapkan. Apa, kemudian,
intention is to allow for the simple fact that adalah tujuan mereka? Pada akhirnya, saya
even one who reaches the Bench remains a pikir, pencarian mereka akan membawa kita
student until, willingly or unwillingly, he kembali ke pertimbangan dari para siswa yang
emerges from the tunnel of judicial tribulation sama dan bahwa masyarakat yang sama
into fresher and clearer light and, emulating the kepada siapa saya telah disebut, yang tentu saja
great Lord Blackburn with a carefree “Damn bahwa saya diizinkan untuk menafsirkan
the law”,1 turns as Pollock said that Blackburn “siswa” untuk memasukkan semua orang yang

235
236

did to reading French novels, or to some other berusaha untuk melengkapi dirinya dengan
form of liberated activity. pengetahuan tentang apa pengadilan
Obviously a purpose in delivering reasons is to memperlakukan sebagai hukum dan cenderung
satisfy a desire, which the parties to the case untuk pergi pada mengobati sebagai hukum
may be assumed to possess, that they may be untuk saat ini setidaknya. Itu adalah
told not only whether to rejoice or to be sad, interpretasi yang luas, tapi niatnya adalah
but also how it was that the Judge reached his untuk memungkinkan untuk fakta sederhana
ultimate conclusion. Unless, however, they are bahwa bahkan orang yang mencapai Bench
interested to learn how to govern their conduct tetap seorang mahasiswa sampai, mau atau
in future, in which event I would include them tidak mau, ia muncul dari terowongan
in the category of students, their concern about kesengsaraan peradilan menjadi cahaya segar
the reasons for their victory or defeat is, I dan lebih jelas dan, meniru besar Tuhan
suspect, limited, and their understanding of the Blackburn dengan riang “Sialan hukum”, yang
reasons given, if they read them, is likely to be tentu saja bahwa saya diizinkan untuk
more limited still. menafsirkan “siswa” untuk memasukkan
Their professional and “bush” advisers who semua orang yang berusaha untuk melengkapi
led them to litigate or failed to deter them from dirinya dengan pengetahuan tentang apa
so doing, or who helped them or hindered them pengadilan memperlakukan sebagai hukum
in the fight itself, may read the judgment either dan cenderung untuk pergi pada mengobati
with self-congratulation or with scorn for sebagai hukum untuk saat ini setidaknya. Itu
judicial ineptitude; but it is not the office of adalah interpretasi yang luas, tapi niatnya
reasons for judgment to minister to the ego of adalah untuk memungkinkan untuk fakta
these people. Where an appeal lies or may lie sederhana bahwa bahkan orang yang mencapai
the judgment is of course important to advisers Bench tetap seorang mahasiswa sampai, mau
for the help it may give in assessing the atau tidak mau, ia muncul dari terowongan
possibility and prospects of an appeal; and the kesengsaraan peradilan menjadi cahaya segar
conscientious Judge, that is every Judge, will dan lebih jelas dan, meniru besar Tuhan
wish to be, as Lord Diplock would say, Blackburn dengan riang “Sialan hukum”, yang
vulnerable because he has given his reasons.2 tentu saja bahwa saya diizinkan untuk
He will wish to be vulnerable, partly from menafsirkan “siswa” untuk memasukkan
sheer honesty and partly because of the semua orang yang berusaha untuk melengkapi

236
237

comfort it will give him to reflect that if he has dirinya dengan pengetahuan tentang apa
gone wrong the damage is not irreparable. pengadilan memperlakukan sebagai hukum
Consequently, a purpose he will be serving by dan cenderung untuk pergi pada mengobati
a fully considered judgment is to make clear sebagai hukum untuk saat ini setidaknya. Itu
for an appeal court what it will need to do in adalah interpretasi yang luas, tapi niatnya
respect of his view of the facts and any exercise adalah untuk memungkinkan untuk fakta
of his discretion, and what it will need to sederhana bahwa bahkan orang yang mencapai
declare to be the law, if it is to overturn his Bench tetap seorang mahasiswa sampai, mau
decision. It may even be that his statement of atau tidak mau, ia muncul dari terowongan
the law will be news to the appeal Judges, and kesengsaraan peradilan menjadi cahaya segar
if so they will naturally be grateful. I put aside dan lebih jelas dan, meniru besar Tuhan
the theoretical possibility that a Judge may Blackburn dengan riang “Sialan hukum”,
regard the framing of his judgment as an tentang apa pengadilan memperlakukan
exercise in precluding a successful appeal: I sebagai hukum dan cenderung untuk pergi
put it aside because I understand that such pada mengobati sebagai hukum untuk saat ini
judicial infamy went out some time ago. setidaknya. Itu adalah interpretasi yang luas,
tapi niatnya adalah untuk memungkinkan
untuk fakta sederhana bahwa bahkan orang
yang mencapai Bench tetap seorang
mahasiswa sampai, mau atau tidak mau, ia
muncul dari terowongan kesengsaraan
peradilan menjadi cahaya segar dan lebih jelas
dan, meniru besar Tuhan Blackburn dengan
riang “Sialan hukum”, tentang apa pengadilan
memperlakukan sebagai hukum dan cenderung
untuk pergi pada mengobati sebagai hukum
untuk saat ini setidaknya. Itu adalah
interpretasi yang luas, tapi niatnya adalah
untuk memungkinkan untuk fakta sederhana
bahwa bahkan orang yang mencapai Bench
tetap seorang mahasiswa sampai, mau atau

237
238

tidak mau, ia muncul dari terowongan


kesengsaraan peradilan menjadi cahaya segar
dan lebih jelas dan, meniru besar Tuhan
Blackburn dengan riang “Sialan hukum”,
Jelas tujuan dalam memberikan alasan adalah
untuk memuaskan keinginan, dimana para
pihak untuk kasus ini dapat diasumsikan untuk
memiliki, bahwa mereka mungkin mengatakan
tidak hanya apakah akan bersukacita atau
sedih, tetapi juga bagaimana itu bahwa Hakim
mencapai utamanya kesimpulan. Kecuali,
namun, mereka tertarik untuk belajar
bagaimana untuk mengatur perilaku mereka di
masa depan, di mana acara saya akan
memasukkan mereka dalam kategori
mahasiswa, keprihatinan mereka tentang
alasan untuk kemenangan atau kekalahan
mereka, saya menduga, terbatas, dan
pemahaman mereka alasan yang diberikan,
jika mereka membacanya, mungkin akan lebih
terbatas masih.
Mereka profesional dan “bush” penasihat yang
memimpin mereka untuk menuntut secara
hukum atau gagal mencegah mereka dari
melakukan hal itu, atau yang membantu
mereka atau menghambat mereka dalam laga
itu sendiri, dapat membaca penghakiman baik
dengan diri selamat atau dengan cemoohan
untuk kebodohan peradilan; tetapi tidak kantor
alasan untuk penghakiman untuk melayani ego
dari orang-orang ini. Dimana banding terletak

238
239

atau mungkin berbohong penghakiman ini


tentu saja penting untuk penasihat untuk
bantuan itu dapat memberikan dalam menilai
kemungkinan dan prospek banding; dan
Hakim teliti, yaitu setiap Hakim, akan ingin
menjadi, sebagai Tuhan Diplock akan berkata,
rentan karena ia telah memberikan alasannya.
2 Dia akan ingin menjadi rentan, sebagian
menjadi, sebagai Tuhan Diplock akan berkata,
rentan karena ia telah memberikan alasannya.
2 Dia akan ingin menjadi rentan, sebagian
menjadi, sebagai Tuhan Diplock akan berkata,
rentan karena ia telah memberikan alasannya.
2 Dia akan ingin menjadi rentan, sebagian dari
kejujuran belaka dan sebagian karena
kenyamanan itu akan memberinya untuk
mencerminkan bahwa jika ia tidak beres
kerusakan tidak dapat diperbaiki. Akibatnya,
tujuan dia akan melayani dengan keputusan
sepenuhnya dipertimbangkan adalah untuk
membuat jelas bagi pengadilan banding apa
yang perlu lakukan sehubungan pandangannya
tentang fakta-fakta dan setiap latihan dari
kebijaksanaan-Nya, dan apa yang perlu untuk
menyatakan kepada menjadi hukum, jika itu
adalah untuk membatalkan keputusannya.
Bahkan mungkin bahwa pernyataannya hukum
akan menjadi berita ke Hakim banding, dan
jika demikian mereka secara alami akan
berterima kasih. Saya mengesampingkan
kemungkinan teoritis bahwa Hakim mungkin

239
240

menganggap framing dari penilaiannya


sebagai latihan dalam menghalangi daya tarik
yang.
In some cases, as we all know, a judgment Dalam beberapa kasus, seperti yang kita semua
serves an incidental but not unimportant tahu, penghakiman melayani tujuan insidental
purpose by exposing a defect in the law such tetapi tidak penting dengan mengekspos cacat
as an anomaly or a clear injustice in its hukum seperti anomali atau ketidakadilan
operation, or an impropriety in its yang jelas dalam operasinya, atau
administration, and I suggest that it is well ketidakpantasan dalam administrasinya, dan
within the proper scope of the Judge’s function saya menyarankan bahwa itu adalah baik
to bring the matter forcefully to the attention of dalam lingkup yang tepat dari fungsi Hakim
the public and of the relevant Parliament or the untuk membawa masalah ini paksa menjadi
appropriate organ of the Executive perhatian publik dan Parlemen yang relevan
Government. True, it is common experience atau organ yang sesuai dari Pemerintah
that Parliaments are slow to react to judicial Eksekutif. Benar, itu adalah pengalaman
suggestions for reform, even if they react to umum bahwa Parlemen lambat untuk bereaksi
them at all. True it is also that administrators terhadap saran peradilan reformasi, bahkan
include many who resent having their conduct jika mereka bereaksi terhadap mereka sama
questioned, and bitterly resent having it sekali. Benar juga bahwa administrator
publicly disapproved. But a Judge will not be termasuk banyak yang membenci setelah
deterred by the likely ineffectiveness of his perilaku mereka dipertanyakan, dan pahit
protests or by the scowls of those who are membenci memiliki itu ditolak publik. Tapi
found to have used their authority wrongly. He Hakim tidak akan terhalang oleh kemungkinan
remembers that a court no less than a chamber tidak efektifnya protes atau dengan cemberut
of Parliament is, if I may use HAL Fisher’s dari mereka yang ditemukan telah digunakan
expression, a place “in which hidden things otoritas mereka salah. Dia ingat bahwa
[can] be brought to light and shameful things pengadilan tidak kurang dari ruang parlemen,
exposed in their shamefulness”.3 I firmly jika saya dapat menggunakan ekspresi HAL
believe that judicial indignation in a proper Fisher, tempat “di mana hal-hal yang
case is not only permissible but required by the tersembunyi [bisa] dibawa ke cahaya dan hal-
Judge’s position in the social structure. hal memalukan terkena di shamefulness

240
241

Beyond question, calm detachment in thinking mereka”. 3 Saya sangat percaya bahwa
and moderation in expression are essential to kemarahan ke cahaya dan hal-hal memalukan
the Judge’s task. In these respects the demands terkena di shamefulness mereka”. 3 Saya
of his office are high indeed. But a careful, sangat percaya bahwa kemarahan ke cahaya
balanced, not overstated exposure of a dan hal-hal memalukan terkena di
situation of law or fact may properly, I shamefulness mereka”. 3 Saya sangat percaya
maintain, be made in forceful words, in biting bahwa kemarahan peradilan dalam kasus yang
words if need be, with the purpose of bringing tepat tidak hanya diizinkan, tetapi yang
the demands of a healthy social conscience to dibutuhkan oleh posisi Hakim dalam struktur
the attention of a Parliament or a government. sosial. Diragukan, detasemen tenang dalam
Where praise or blame of individuals would go berpikir dan moderasi dalam ekspresi sangat
beyond this purpose the case is altogether penting untuk tugas Hakim. Dalam hal ini
different. It must be a rare judicial hearing that tuntutan kantornya memang tinggi. Tapi hati-
gives the Judge a complete insight into the hati, seimbang, paparan tidak dilebih-lebihkan
historical and psychological factors that have situasi hukum atau fakta mungkin benar, saya
entered into the determination of a given piece menjaga, dibuat dalam kata-kata kuat, di
of human conduct. It is hard enough for any of menggigit kata-kata jika perlu, dengan tujuan
us to know himself. Adverse criticism of a membawa tuntutan hati nurani sosial yang
person, even trenchant criticism, is sometimes sehat untuk perhatian dari Parlemen atau
required in a judgment, and praise may pemerintah.
likewise be proper; but it seems to me that Di mana pujian atau menyalahkan individu
strict relevance to the matters to be determined akan melampaui tujuan ini kasus ini sama
is the only touchstone by which the propriety sekali berbeda. Ini harus menjadi sidang
of either is to be assessed. Sir John Latham peradilan langka yang memberikan Hakim
used to carry this to the point of saying that a wawasan lengkap ke dalam faktor-faktor
judgment should not express belief or disbelief historis dan psikologis yang telah masuk ke
of a witness, but only acceptance or rejection dalam penentuan bagian tertentu dari perilaku
of his evidence, either on specific matters or manusia. Hal ini cukup sulit bagi kita untuk
generally in the case. And as for praise, I mengetahui dirinya sendiri. kritik merugikan
remember Mr Justice Long Innes telling me seseorang, bahkan kritik tajam, kadang-kadang
that after adopting in a draft judgment a diperlukan dalam penghakiman, dan pujian

241
242

definition of “education” suggested in one of mungkin juga menjadi tepat; tetapi tampaknya
Professor Walter Murdoch’s Essays, he had bagi saya bahwa relevansi ketat untuk hal-hal
gone on to describe the author as possessing yang akan ditentukan adalah satu-satunya batu
one of the clearest minds in Australia but had ujian dimana kepatutan baik yang akan dinilai.
struck out the description because he thought a Sir John Latham digunakan untuk membawa
judgment was not the place for it. I have ini ke titik mengatakan bahwa penilaian tidak
always felt a little sorry about this because the harus mengungkapkan keyakinan atau tidak
tribute was so well deserved, but I think the percaya dari saksi, tetapi hanya penerimaan
Judge was right all the same. The point I am atau penolakan bukti nya, baik pada hal-hal
seeking to make is that, as I see the matter, tertentu atau umum dalam kasus ini. Dan untuk
commendation or condemnation of individuals pujian, saya ingat Mr Justice panjang Innes
has a place in a judgment if, but only if, it mengatakan bahwa setelah mengadopsi dalam
advances the argument by which the Judge rancangan penilaian definisi “pendidikan”
reaches his conclusion. yang disarankan dalam salah satu Profesor
The cardinal point about the delivery of Walter Murdoch Essays, ia pergi untuk
judgments stands out, I think, in a passage you menggambarkan penulis sebagai memiliki
find in the 1832 Report of the Commissioners salah satu pikiran yang paling jelas di
on Ecclesiastical Courts which Lord Shaw of Australia, tetapi telah menyerang deskripsi
Dunfermline quoted in Scott v Scott: 4 “The karena dia pikir penghakiman bukan tempat
judgment of the Court is then pronounced upon untuk itu. Saya selalu merasa sedikit menyesal
the law and facts of the case, and in tentang hal ini karena upeti begitu juga layak,
discharging this very responsible duty, the tapi saya pikir Hakim benar semua sama. Titik
judge publicly, in open court, assigns the saya berusaha untuk membuat adalah bahwa,
reasons for his decisions, stating the principles seperti yang saya lihat materi, pujian atau
and authorities on which he decides the matters kecaman individu memiliki tempat dalam
of law, and reciting or adverting to the various keputusan jika, tetapi hanya jika, uang muka
parts of the evidence from which he deduces argumen dimana Hakim mencapai
his conclusions of fact; and thus the matter in kesimpulannya. Titik kardinal tentang
controversy between the parties becomes pengiriman penilaian menonjol, saya pikir,
adjudged.” Scott v Scott: 4kesimpulannya. Titik kardinal
tentang pengiriman penilaian menonjol, saya

242
243

pikir, Scott v Scott: 4kesimpulannya. Titik


kardinal tentang pengiriman penilaian
menonjol, saya pikir, Scott v Scott: 4
“Penghakiman Pengadilan kemudian
diucapkan pada hukum dan fakta-fakta dari
kasus tersebut, dan dalam pemakaian tugas
yang sangat bertanggung jawab ini, hakim
publik, di pengadilan terbuka, memberikan
alasan untuk keputusan, menyatakan prinsip-
prinsip dan otoritas yang ia memutuskan hal-
hal hukum, dan melafalkan atau adverting ke
berbagai bagian dari bukti-bukti dari mana ia
menyimpulkan kesimpulan dari fakta; dan
dengan demikian masalah dalam kontroversi
antara pihak-pihak menjadi diputuskan.”
“Publicly, in open court.” Those are the “Publik, di pengadilan terbuka.” Mereka
important words. Of course, no proposition in adalah kata-kata penting. Tentu saja, tidak ada
this area of discussion is without exceptions, as proposisi di daerah ini dari diskusi tanpa
Scott v Scott itself acknowledges; but in pengecualian, seperti Scott v Scott sendiri
general the point that explains all that we are mengakui; tetapi secara umum titik yang ini
here concerned to note, and the observance of dari diskusi tanpa pengecualian, seperti Scott v
which in practice has consequences of which Scott sendiri mengakui; tetapi secara umum
we may go on to remind ourselves, is that the titik yang ini dari diskusi tanpa pengecualian,
delivery of reasons is part and parcel of the seperti Scott v Scott sendiri mengakui; tetapi
open administration of justice. It is not enough secara umum titik yang menjelaskan semua
that the hearing of a case has been in public. bahwa kita di sini bersangkutan untuk dicatat,
The process of reasoning which has decided dan ketaatan yang dalam prakteknya memiliki
the case must itself be exposed to the light of konsekuensi yang kita dapat pergi untuk
day, so that all concerned may understand what mengingatkan diri kita sendiri, adalah bahwa
principles and practice of law and logic are pengiriman alasan adalah bagian dari
guiding the courts, and so that full publicity pemerintahan terbuka keadilan. Tidaklah

243
244

may be achieved which provides, on the one cukup bahwa sidang kasus telah di depan
hand, a powerful protection against any umum. Proses penalaran yang telah
tendency to judicial autocracy and against any memutuskan kasus ini sendiri harus terkena
erroneous suspicion of judicial wrongdoing cahaya hari, sehingga semua pihak dapat
and, on the other hand, an effective stimulant memahami apa prinsip-prinsip dan praktek
to judicial high performance. Jeremy Bentham hukum dan logika yang membimbing
put the matter in a nutshell (and kept it there, pengadilan, dan agar publisitas penuh dapat
as I must add with deference to Lord dicapai yang menyediakan, pada satu sisi,
Macnaghten) when he wrote, in a passage perlindungan yang kuat terhadap
which Lord Shaw quoted in Scott v Scott5 and kecenderungan untuk otokrasi peradilan dan
which might well serve as a text for the whole terhadap kecurigaan yang keliru dari kesalahan
of this paper: “Publicity is the very soul of peradilan dan, di sisi lain, stimulan yang
justice. It is the keenest spur to exertion and the efektif untuk kinerja tinggi peradilan. Scott v
surest of all guards against improbity. It keeps keliru dari kesalahan peradilan dan, di sisi lain,
the judge himself while trying on trial.” stimulan yang efektif untuk kinerja tinggi
And of course he is never so much on trial as peradilan. Scott v Scott 5 dan yang mungkin
when he is delivering judgment. That is why juga berfungsi sebagai teks untuk seluruh
he is right to repeat to himself the advice, makalah ini: Scott 5 dan yang mungkin juga
sound enough as far as it went, which that berfungsi sebagai teks untuk seluruh makalah
“tedious old fool”, the Lord Chamberlain ini: Scott 5 dan yang mungkin juga berfungsi
Polonius, gave his son: “Take each man’s sebagai teks untuk seluruh makalah ini:
censure, but reserve thy judgment.” Every “Publisitas adalah jiwa keadilan. Ini adalah
Judge worthy of the name recognises that he memacu paling tajam untuk tenaga dan paling
must take each man’s censure; he knows full pasti dari semua penjaga terhadap
well that as a Judge he is born to censure as the ketidakjujuran. Itu membuat hakim sendiri
sparks fly upwards; but neither in preparing a ketika mencoba diadili.”
judgment nor in retrospect may it weigh with Dan tentu saja dia tidak pernah begitu banyak
him that the harvest he gleans is praise or diadili seperti ketika ia memberikan penilaian.
blame, approval or scorn. He will reply to Itulah sebabnya dia benar mengulangi dirinya
neither; he will defend himself not at all. But sendiri nasihat, cukup suara sejauh itu pergi,
many a Judge well worthy of the name needs, yang bahwa “Orang tua bodoh

244
245

I suggest, to tell himself more often than he membosankan”, Tuhan Chamberlain Polonius,
does that he ought to reserve his judgment. It memberikan anaknya: “Ambil kecaman setiap
is true that a real need for urgency often manusia, namun cadangan penilaian Mu”
compels the acceptance of the disadvantages setiap Hakim layak nama mengakui bahwa ia
that lie in a speedy decision and an impromptu harus mengambil kecaman setiap manusia; ia
statement of reasons, but too often the tahu betul bahwa sebagai Hakim ia dilahirkan
temptation to be rid of the case, or to get untuk mencela seperti bunga api terbang ke
through the list, or (dare I mention it?) to be atas; tapi tidak dalam mempersiapkan
thought an inheritor of the mantle of a Jessel or penghakiman maupun dalam retrospeksi
a Harvey thrusts aside the warning finger of mungkin itu berat dengan dia bahwa panen ia
caution; and the judicial task, worthy at all gleans adalah pujian atau menyalahkan,
times of performance at the best standard the persetujuan atau cemoohan. Dia akan
Judge can reach, is performed poorly in membalas tidak; ia akan membela diri sama
consequence. The Judge’s office is to that sekali. Tapi banyak Hakim juga layak nama
extent brought low. I would urge that wisdom, kebutuhan, saya sarankan, untuk memberitahu
the caution that experience constantly teaches, dirinya lebih sering daripada dia bahwa ia
a proper sense of responsibility and a due harus cadangan penilaian nya. Memang benar
modesty in the estimation of one’s own bahwa kebutuhan nyata untuk mendesak
capacities join to insist that judgment be sering memaksa penerimaan kerugian yang
reserved in every case, at least in the higher terletak dalam keputusan cepat dan pernyataan
courts, where decision hangs upon a balanced dadakan alasan, tapi terlalu sering godaan
assessment of evidence or upon a thoughtful untuk terbebas dari kasus ini, atau untuk
application of legal principles. Surely the melewati daftar, atau ( berani saya
maturer in judgment a Judge becomes the more menyebutkan itu) akan berpikir yang mewarisi
receptive he should be to the imperious urging mantel dari Jessel atau Harvey menyodorkan
of a still, small voice whispering “Reserve thy samping jari peringatan hati-hati; dan tugas
judgment!”. To do so will mean delay, but peradilan, layak setiap saat kinerja pada
while in some cases there is truth in the maxim standar terbaik Hakim bisa mencapai, yang
that justice delayed is justice denied, in many tampil buruk akibatnya. Kantor Hakim adalah
it is true that hurried justice is not justice at all, untuk sejauh bahwa direndahkan. Saya akan
in many more that it is not justice done mendesak kebijaksanaan itu, hati-hati yang

245
246

sufficiently, and in still more that it is not mengalami terus mengajarkan, rasa tepat
justice done manifestly. I recall that on a tanggung jawab dan kesopanan karena dalam
famous occasion, Sir Owen Dixon, answering estimasi kapasitas sendiri bergabung
a request for urgency made by the then bersikeras penilaian yang disediakan dalam
Attorney-General of the Commonwealth, said: setiap kasus, setidaknya di pengadilan yang
“It is more important that this case be decided lebih tinggi, di mana keputusan hang pada
rightly than that it be decided soon.” Less penilaian yang seimbang bukti atau pada
neatly but with equal truth it may be said that aplikasi bijaksana prinsip-prinsip hukum.
in the great majority of cases it is more Tentunya lebih dewasa dalam penghakiman
important that the purposes of an open Hakim yang menjadi lebih reseptif ia harus ke
statement of reasons should be well and fully atas desakan angkuh dari suara kecil berbisik
achieved than that the parties and the Judge “penghakiman Cadangan Mu!”. Untuk
should have a quick end to their current melakukannya akan berarti delay, tapi
preoccupation. Quickness of sementara dalam beberapa kasus ada
kebenaran dalam pepatah bahwa keadilan yang
tertunda adalah keadilan ditolak, dalam banyak
memang benar bahwa keadilan bergegas tidak
keadilan sama sekali, dalam banyak lagi yang
tidak keadilan dilakukan secukupnya, dan
dalam masih banyak lagi yang tidak keadilan
dilakukan secara nyata. Saya ingat bahwa pada
kesempatan yang terkenal, Sir Owen Dixon,
menjawab permintaan untuk mendesak dibuat
oleh kemudian Jaksa Agung Persemakmuran,
mengatakan: “Hal ini lebih penting bahwa
kasus ini diputuskan benar dari itu diputuskan
segera. ”Kurang rapi tapi dengan kebenaran
yang sama dapat dikatakan bahwa dalam
sebagian besar kasus itu lebih penting bahwa
tujuan dari pernyataan terbuka alasan harus
baik dan sepenuhnya dicapai dari itu pihak dan

246
247

Hakim harus memiliki akhir yang cepat untuk


keasyikan mereka saat ini. butuhnya
decision is no substitute for thoroughness in Keputusan ada pengganti untuk ketelitian
consideration and the utmost care in the dalam pertimbangan dan hati-hati dalam
formulation of reasons. You may say that these perumusan alasan. Anda mungkin mengatakan
things may be overdone. Of course they may. bahwa hal ini mungkin berlebihan. Tentu saja
You get your easy cases, your obvious cases, mereka mungkin. Anda mendapatkan kasus
though they are not as frequent as a self- yang mudah Anda, kasus yang jelas Anda,
confident Judge is apt to enjoy telling himself. meskipun mereka tidak sering sebagai Hakim
I am suggesting no rigid rule, but a general percaya diri cenderung untuk menikmati
truth. My proposition is that wisdom lies in mengatakan dirinya. Saya menyarankan ada
keeping in general to the course of carefulness, aturan yang kaku, tetapi kebenaran umum.
though recognising cases when they arise proposisi saya adalah bahwa kebijaksanaan
which require finality urgently. terletak dalam menjaga secara umum untuk
If Laertes had been a Judge and the perjalanan kehati-hatian, meskipun mengakui
pontificating Polonius had known as much kasus ketika mereka muncul yang
about judging as he wanted his son to think he membutuhkan finalitas mendesak. Jika Laertes
knew about life, he might have added: “and for pernah menjadi Hakim dan menyucikan
Heaven’s sake put it in writing.” But he was far Polonius tahu banyak tentang menilai karena ia
too superficial a thinker for that. He was much ingin anaknya untuk berpikir dia tahu tentang
more likely to have seized upon a popular kehidupan, ia mungkin telah menambahkan:
modern song to add to his string of platitudes “dan demi Tuhan menuliskannya.” Tapi ia
(if Shakespeare had heard of it in time): “Fools terlalu dangkal pemikir untuk itu. Dia jauh
give their reasons; wise men never try.” And lebih mungkin telah menyita atas lagu populer
then he would have received the support of no modern untuk menambah string nya hampa
less a Judge than Lord Mansfield, cynically (jika Shakespeare telah mendengar tentang hal
witty as it was and wholly deplorable as it itu di waktu): “Fools memberikan alasan
would be in the mouth of anyone without a mereka; orang bijak tidak pernah mencoba
sense of humour: “Give your decisions, never “Dan kemudian dia akan menerima dukungan
your reasons; your decisions may be right, dari tidak kurang Hakim dari Tuhan
your reasons are sure to be wrong.” Mansfield, sinis cerdas seperti itu dan

247
248

Then by all means take each man’s censure, sepenuhnya menyedihkan karena akan berada
but why, even if you must give your reasons, di mulut siapa pun tanpa rasa humor:“. Berikan
undertake the labour, often the gruelling keputusan Anda , tidak pernah alasan Anda;
labour, of writing out your reasons, when to do keputusan Anda mungkin benar, alasan Anda
so is only to give more and more ground for pasti akan salah.”
criticism and to ensure that the censure you Maka dengan segala cara mengambil kecaman
will have to take will be enduring — for the setiap manusia, tapi mengapa, bahkan jika
proof of your ignorance and your errors of Anda harus memberikan alasan Anda,
apprehension, your lack of sagacity and your melakukan kerja, sering kerja melelahkan, dari
unsoundness of discretion will be preserved for menuliskan alasan Anda, kapan harus
the censorious eyes of today and many melakukannya hanya untuk memberikan lebih
tomorrows? Why — here is the worst of it — banyak dan lebih tanah untuk kritik dan untuk
why record for your own regretting the story of memastikan bahwa kecaman Anda akan harus
your failure to reach the standard you hoped mengambil akan abadi - untuk bukti
for when first you took your seat? It would be kebodohan dan kesalahan Anda ketakutan,
different if what Dryden said were true: “Tis a kurangnya dari kebijaksanaan dan
vanity common to all writers, to overvalue unsoundness Anda kebijaksanaan akan
their own productions”, for then the armour of dipertahankan untuk mata mencela dari hari ini
vanity would be your sufficient protection. But dan hari esok banyak? Mengapa - di sini adalah
the proposition is too absolute. Some Judges yang terburuk
there have been, as we all know, who would be - mengapa rekor untuk Anda sendiri menyesali
hard put to it to overvalue their productions, for kisah kegagalan Anda untuk mencapai standar
on balance, at least, they attained to yang Anda harapkan ketika pertama kali Anda
excellence; but not a few, though able to say duduk Anda? Ini akan berbeda jika apa Dryden
honestly to themselves at the end of their work mengatakan itu benar: “Tis kesombongan
that they have done their best, can say it only umum untuk semua penulis, untuk menilai
as a regretful admission, without the common terlalu tinggi produksi mereka sendiri”, untuk
overtone of self-praise for having tried. If such kemudian baju besi dari kesombongan akan
a one, laying down his pen, should say in perlindungan yang memadai Anda. Tetapi
Pilate’s words: “Quod scripsi scripsi”, it must proposisi yang terlalu mutlak. Beberapa
be in a spirit Pilate never knew. Omar Hakim telah ada, seperti yang kita semua tahu,

248
249

understood: “nor all thy Piety nor Wit Shall siapa yang akan sulit dihukum untuk menilai
lure it back to cancel half a Line, Nor all thy terlalu tinggi produksi mereka, untuk pada
Tears wash out a Word of it.” keseimbangan, setidaknya, mereka mencapai
But while the Judge is at his work, keunggulan; namun tidak sedikit, meskipun
considerations of despair have no place in his bisa mengatakan dengan jujur kepada diri
thinking. The question, the only worthy mereka sendiri pada akhir pekerjaan mereka
question, where circumstances do not yang telah mereka lakukan yang terbaik, bisa
positively require an immediate judgment, dikatakan hanya sebagai pengakuan menyesal,
must surely be: Will an oral judgment serve the tanpa nada umum dari self-pujian karena telah
proper purposes of a judgment as well as a mencoba. Jika salah satu seperti itu,
written one would do? for, if the answer should meletakkan penanya, harus mengatakan kata-
be “No”, as I believe it should be in nearly kata Pilatus: “ Quod scripsi scripsi ”, Itu harus
every case of any importance, the Judge dare dalam semangat Pilatus tidak seperti itu,
not refuse the burden which that answer meletakkan penanya, harus mengatakan kata-
involves for him, the burden of considering kata Pilatus: “ Quod scripsi scripsi ”, Itu harus
and reconsidering the case with a mind kept dalam semangat Pilatus tidak seperti itu,
receptive to any reason for change until the meletakkan penanya, harus mengatakan kata-
very moment of ultimate decision, the burden kata Pilatus: “ Quod scripsi scripsi ”, Itu harus
of working out in writing with the greatest dalam semangat Pilatus tidak pernah tahu.
pains his reasoning and his conclusions. I say Omar dipahami: “tidak semua Kesalehan Mu
“working out” because what the Judge atau Wit Haruskah memikat kembali untuk
promises himself by reserving his judgment, membatalkan setengah Line, Nor semua Air
even if the formula that he uses is that he will mata-Mu mencuci keluar Firman itu.”
put his reasons in writing (as if they were Tapi sementara Hakim di karyanya,
already finally fixed in his mind), is to go over pertimbangan putus asa tidak memiliki tempat
the case again as he writes, knowing from dalam pemikirannya. Pertanyaannya, satu-
experience that the very exercise of writing satunya pertanyaan yang layak, di mana
ensures more careful thinking and rethinking, keadaan tidak positif memerlukan
gives greater opportunity for detecting hidden penghakiman segera, pasti harus: Akankah
fallacies, and reduces the chance that some penghakiman lisan melayani tujuan yang tepat
relevant point has been missed or glossed over dari penilaian serta salah satu yang ditulis akan

249
250

in the argument. He will not refuse that burden, lakukan? untuk, jika jawabannya harus
for he has to live with himself afterwards, and “Tidak”, karena saya percaya itu harus di
how can he, with a quiet mind, if his offering hampir setiap kasus penting apapun, Hakim
on the altar of his high office has been less tidak berani menolak beban yang jawabannya
worthy than he could have made it? melibatkan baginya, beban
mempertimbangkan dan mempertimbangkan
kembali kasus ini dengan pikiran terus
menerima alasan apapun untuk perubahan
sampai saat keputusan akhir, beban bekerja
secara tertulis dengan yang terbesar
menyakitkan penalaran dan kesimpulannya.
Saya mengatakan “bekerja” karena apa Hakim
berjanji pada dirinya sendiri dengan memesan
penilaiannya, bahkan jika rumus yang ia
gunakan adalah bahwa ia akan menempatkan
alasannya secara tertulis (seolah-olah mereka
sudah akhirnya tetap dalam pikirannya),
adalah pergi atas kasus ini lagi saat ia menulis,
mengetahui dari pengalaman bahwa sangat
latihan penulisan Memastikan berpikir lebih
berhati-hati dan pemikiran ulang, memberikan
kesempatan yang lebih besar untuk mendeteksi
kesalahan-kesalahan tersembunyi, dan
mengurangi kemungkinan bahwa beberapa
titik yang relevan telah terjawab atau dipoles
dalam argumen. Dia tidak akan menolak beban
itu, karena dia harus hidup dengan dirinya
sendiri setelah itu, dan bagaimana bisa ia,
dengan pikiran yang tenang, jika
persembahannya di altar kantor yang tinggi
telah kurang layak dari dia bisa membuatnya?

250
251

mengetahui dari pengalaman bahwa sangat


latihan penulisan memastikan berpikir lebih
berhati-hati dan pemikiran ulang, memberikan
kesempatan yang lebih besar untuk mendeteksi
kesalahan-kesalahan tersembunyi, dan
mengurangi kemungkinan bahwa beberapa
titik yang relevan telah terjawab atau dipoles
dalam argumen. Dia tidak akan menolak beban
itu, karena dia harus hidup dengan dirinya
sendiri setelah itu, dan bagaimana bisa ia,
dengan pikiran yang tenang, jika
persembahannya di altar kantor yang tinggi
telah kurang layak dari dia bisa membuatnya?
mengetahui dari pengalaman bahwa sangat
latihan penulisan memastikan berpikir lebih
berhati-hati dan pemikiran ulang
Having said this, I need hardly add specifically Setelah mengatakan ini, saya hampir tidak
that the superiority of a written over an oral perlu menambahkan secara khusus bahwa
judgment lies not only or mainly in the greater keunggulan tertulis melalui penilaian lisan
opportunity that writing offers of achieving tidak hanya terletak atau terutama di
felicity of expression. This of course it does, kesempatan yang lebih besar bahwa menulis
and I would say at once that it seems to me an tawaran mencapai kebahagiaan dari ekspresi.
important fact worthy of constant Hal ini tentu saja tidak, dan saya akan
remembrance that every piece of distinguished mengatakan sekaligus bahwa tampaknya saya
writing in a judgment tends to enhance the sebuah fakta penting layak ingatan terus
prestige of the Judge’s court and to enhance the menerus bahwa setiap tulisan dibedakan dalam
prestige of the law. Anyone who doubts this penilaian cenderung untuk meningkatkan
will find convincing examples in the prestise pengadilan Hakim dan untuk
judgments of Sir Wilfred Fullagar. He, of meningkatkan prestise hukum . Siapapun yang
course, was a classical scholar; and one as meragukan ini akan menemukan contoh yang
steeped as he was in classical texts and the art meyakinkan dalam penilaian dari Sir Wilfred

251
252

of translation would naturally write English Fullagar. Dia, tentu saja, adalah seorang
with precision and elegance. Indeed, I believe sarjana klasik; dan satu sebagai mendalami
that part at least of the reason why an ability karena ia dalam teks-teks klasik dan seni
and a concern to express oneself in clear and penerjemahan secara alami akan menulis
graceful English are becoming alarmingly bahasa Inggris dengan presisi dan keanggunan.
rarer even in the universities is to be found in Memang, Saya percaya bahwa bagian
the modern neglect of the study of Latin. But setidaknya dari alasan mengapa kemampuan
however this may be, I am sure of two things: dan kepedulian untuk mengekspresikan diri
one is that a demonstration of that ability and dalam bahasa Inggris yang jelas dan anggun
that concern still commands and will always menjadi mengkhawatirkan jarang bahkan di
command respect; and the other is that it is not perguruan tinggi adalah untuk ditemukan
in ex tempore judgments that the best dalam mengabaikan modern studi Latin. Tapi
examples are usually found. All too often a bagaimanapun ini mungkin, saya yakin dua
transcription of an oral judgment (I am hal: satu adalah bahwa demonstrasi
thinking of one or two ill-advised attempts of kemampuan itu dan kekhawatiran bahwa
my own, but not only of them) reads as if “the masih perintah dan akan selalu dihormati; dan
same was written with a thumbnail dipped in yang lainnya adalah bahwa hal itu tidak dalam
tar”; and the reputation of the judiciary for penilaian tempore ex bahwa contoh terbaik
accurate perception, for clear thinking, and for biasanya ditemukan. Terlalu sering transkripsi
thoroughness of craftsmanship is darkened dari penghakiman oral (saya berpikir dari satu
accordingly. atau dua usaha keliru dari saya sendiri, tapi
The main justification for believing that tidak hanya dari mereka) berbunyi seolah-olah
written reasons serve so much better than oral “sama ditulis dengan thumbnail dicelupkan ke
reasons the purposes for which judgment is dalam tar”; dan reputasi lembaga peradilan
reserved is, I suggest, that all the travail of untuk persepsi yang akurat, untuk berpikir
making the necessary preparations for the task, jernih, dan untuk ketelitian pengerjaan
knuckling down to the sheer toil of it, enduring digelapkan sesuai.
the soul-searing tedium of it, going over the Pembenaran utama untuk percaya bahwa
first draft, the seventh draft if need be, and alasan tertulis melayani jauh lebih baik
making all the necessary corrections and daripada alasan lisan tujuan yang
improvements with the crossings out, the penghakiman dicadangkan adalah, saya

252
253

balloons and the marginal scribblings that sarankan, bahwa semua kesusahan membuat
provide the test of a good associate — all these persiapan yang diperlukan untuk tugas,
add up to discipline; and an adjudication that is knuckling turun ke jerih payah semata-mata
not disciplined cannot but be more or less of a itu, abadi kebosanan jiwa membakar itu, akan
travesty, however facile its language, however lebih draft pertama, rancangan ketujuh jika
impressive the voice that pronounces it. perlu, dan membuat semua koreksi yang
Perhaps the most common case of an diperlukan dan perbaikan dengan
insufficiently disciplined judgment is one penyeberangan keluar, balon dan coretan
which recites the facts — in a degree of marginal yang menyediakan tes dari asosiasi
pedestrian detail that scorns to discriminate yang baik
between those that really bear on the problem, - semua ini menambahkan hingga disiplin; dan
those that may interest a story-lover but not ajudikasi yang tidak disiplin tidak bisa tidak
one possessing the lawyer’s love of relevance, lebih atau kurang dari parodi, namun facile
and those that are not even interesting but just bahasanya, namun mengesankan suara yang
happen to be there — which identifies the mengucapkan itu. Mungkin kasus yang paling
question to be decided, and then, without umum dari penilaian yang kurang disiplin
carefully worked out steps of reasoning but adalah salah satu yang membacakan fakta - di
“with a blinding flash of light” (as has been tingkat pejalan kaki detail yang mencemooh
said), produces the answer with all the untuk membedakan antara orang-orang yang
assurance of a divine revelation. It may sound benar-benar menanggung pada masalah,
magnificent; but it is a failure, for a want in the orang-orang yang mungkin menarik cerita-
Judge of enough self-discipline. kekasih tetapi tidak satu memiliki pengacara
The discipline has necessarily to be self- ini cinta relevansi, dan orang-orang yang
imposed. It does not come easily to some of us, bahkan tidak menarik tetapi hanya kebetulan
as I know all too well. After one has listened berada di sana - yang mengidentifikasi
to a long argument, the temptation is great to pertanyaan yang akan memutuskan, dan
assume that one is in command of all the kemudian, tanpa hati-hati bekerja langkah
material; and too often the assumption is penalaran tetapi “dengan flash menyilaukan
wrong. The only corrective is to settle down to cahaya” (seperti yang telah dikatakan ),
write so as to show that you really are in menghasilkan jawaban dengan semua jaminan
command of the material. We all know that if

253
254

a case turns upon evidence one of the great dari wahyu ilahi. Ini mungkin terdengar
advantages of preparing a written judgment is megah; tapi itu adalah kegagalan,
that a quiet re-reading of the evidence by disiplin telah tentu menjadi diri dikenakan. Itu
oneself almost always yields some reward, tidak datang dengan mudah untuk sebagian
even if only in the matter of perspective. dari kita, yang saya tahu semua terlalu baik.
Moreover, one’s notes of the argument, if they Setelah satu telah mendengarkan argumen
consist of more than a doodle or two, get a yang panjang, godaan besar untuk
chance of performing their function by menganggap bahwa satu di komando semua
ensuring that the reservation of judgment has materi; dan terlalu sering asumsi yang salah.
not been for the purpose with which Sir Owen Satu-satunya korektif adalah untuk menetap
Dixon once taunted Sir Hayden Starke. Starke untuk menulis sehingga untuk menunjukkan
had said he would put a case away and let it bahwa Anda benar-benar berada dalam
simmer. Dixon replied: “You mean put it away komando materi. Kita semua tahu bahwa jika
until you have forgotten the difficulties.” kasus ternyata pada bukti salah satu
In a case where there is law to be decided a keuntungan besar mempersiapkan penilaian
question arises upon which I know that tertulis adalah bahwa tenang ulang pembacaan
opinions have differed. Not a few of the bukti oleh diri sendiri hampir selalu
English Judges of today and of yesterday, as menghasilkan beberapa penghargaan, bahkan
well no doubt as some of our own, seem to jika hanya dalam masalah perspektif. Selain
have considered that where all parties are itu, catatan seseorang argumen, jika mereka
represented by counsel the court is justified in terdiri dari lebih dari satu atau dua doodle,
relying upon counsel to draw attention mendapatkan kesempatan melakukan fungsi
mereka dengan memastikan bahwa reservasi
penghakiman belum untuk tujuan dengan yang
Sir Owen Dixon sekali mengejek Sir Hayden
Starke. Starke telah mengatakan ia akan
menempatkan kasus pergi dan biarkan
mendidih. Dixon menjawab: “Maksudmu
menyimpannya sampai Anda lupa kesulitan.”
Dalam kasus di mana ada hukum akan
diputuskan timbul pertanyaan di mana saya

254
255

tahu bahwa pendapat telah berbeda. Tidak


sedikit dari para Hakim Inggris hari ini dan
kemarin, serta tidak diragukan lagi karena
beberapa dari kita sendiri, tampaknya telah
dianggap bahwa di mana semua pihak diwakili
oleh pengacara pengadilan dibenarkan dalam
mengandalkan nasihat untuk menarik
perhatian
to all the authorities that need to be considered, untuk semua otoritas yang perlu
and that accordingly the Judge is not called dipertimbangkan, dan bahwa sesuai Hakim
upon to do independent research of his own. tidak dipanggil untuk melakukan penelitian
This is a view that encourages the delivery of independen sendiri. Ini adalah pandangan yang
judgments off the cuff. I hope you will join me mendorong pengiriman penilaian spontan.
in stoutly rejecting it, for it implies a limited Saya harap Anda akan bergabung dengan saya
conception of the Judge’s function as being to di tegas menolak hal itu, untuk itu menyiratkan
decide between competing arguments. That konsepsi terbatas fungsi Hakim sebagai untuk
may be true of a judge of a debating society — memutuskan antara argumen bersaing. Itu
there is no lack of even-handedness about it — mungkin benar seorang hakim dari masyarakat
but it is, I suggest, untrue of a Judge in a court debat - tidak ada kekurangan bahkan-
of law. He is the trusted representative of a wenangan tentang hal itu - tetapi, saya
society whose chosen way of life is the way of sarankan, tidak benar dari Hakim di
the law, in the sense that the society depends pengadilan hukum. Dia adalah wakil dipercaya
for its cohesion upon the cement of the law so masyarakat yang cara hidup yang dipilihnya
that any erosion of the law tends to social adalah cara hukum, dalam arti bahwa
disintegration and the loss of that liberty for masyarakat tergantung untuk kohesi yang pada
which law is essential. It follows that a semen hukum sehingga setiap erosi hukum
controversy before a court is not a competition cenderung disintegrasi sosial dan kerugian
in debate, or any sort of game, but is society’s kebebasan yang yang hukum sangatlah
method of applying its law. The Judge’s penting. Oleh karena itu kontroversi sebelum
responsibility, therefore, is not to be defined as pengadilan bukan kompetisi dalam
a duty to decide fairly, but as a duty to decide perdebatan, atau apapun permainan, tetapi

255
256

correctly if he can. Sometimes there is no metode masyarakat menerapkan hukumnya.


difference: the Judge applies his own ideas of Tanggung jawab Hakim, oleh karena itu, tidak
fairness because the relevant law directs him to harus didefinisikan sebagai tugas untuk
do so; but in the ordinary run of cases, and memutuskan cukup, tetapi sebagai tugas untuk
especially when he is deciding a point of law, memutuskan dengan benar jika dia bisa.
to weigh and compare fairly the opposing Kadang-kadang tidak ada perbedaan: Hakim
arguments is not the whole of what he has to berlaku ide-ide sendiri keadilan karena hukum
do. The whole is to do justice according to law, yang relevan mengarahkan dia untuk
that is to say according to the best melakukannya; tetapi dalam jangka biasa
understanding of the law that he can bring to kasus, dan terutama ketika ia memutuskan titik
the decision of the case. Nothing must stand in hukum, untuk menimbang dan
the way of that: not a desire to get on with the membandingkan cukup argumen lawan tidak
next case (does that sound familiar?), and seluruh apa yang ia lakukan. keseluruhan
certainly not a desire for some well-earned adalah untuk melakukan keadilan menurut
leisure. It is always possible that helpful hukum, artinya sesuai dengan pemahaman
authorities or other aids to decision have been terbaik dari hukum yang ia dapat membawa ke
missed in the argument through accident, keputusan kasus tersebut. Tidak ada yang
laziness or inefficient research; and the harus berdiri di jalan yang: tidak keinginan
experience of all of us, I imagine, confirms that untuk melanjutkan kasus berikutnya (apakah
in very many cases the possibility is not only itu suara familiar?), dan tentu saja tidak
theoretical. Its existence is enough to impose keinginan untuk beberapa baik payah rekreasi.
an imperative obligation on the Judge to do all Itu selalu mungkin bahwa pihak berwenang
he can to guard against it, even if that means membantu atau bantuan lain untuk keputusan
that he must plod once more his weary way telah terjawab dalam argumen melalui
through the digests and their supplements, kecelakaan, kemalasan atau penelitian tidak
including the lists of cases judicially efisien; dan pengalaman kita semua, saya
considered, and sometimes the law periodicals, bayangkan, menegaskan bahwa dalam sangat
English, American, Australian…where does it banyak kasus kemungkinan tidak hanya
end? It is indeed a weary way — until he teoritis. Keberadaannya cukup untuk
makes a find, and then he has his reward. memaksakan kewajiban penting pada Hakim
untuk melakukan semua yang dia bisa untuk

256
257

What I have just been saying suggests menjaga terhadap hal itu, bahkan jika itu
inevitably another aspect of the self-discipline berarti bahwa ia harus bekerja keras lagi jalan
that the Judge is so much more likely to lelah melalui mencerna dan suplemen mereka,
achieve if he takes the time for reflection that termasuk daftar kasus secara hukum dianggap,
writing his judgment allows. It consists in dan kadang-kadang majalah hukum, Inggris,
keeping steadily in mind that he is Amerika, Australia ... mana itu berakhir?
commissioned to apply the law as it is from Sungguh suatu cara yang lelah - sampai ia
time to time and not something that he thinks membuat menemukan, dan kemudian ia
should be the law but knows is not. I hasten to memiliki upahnya. Itu selalu mungkin bahwa
add, lest I be misunderstood, that I would pihak berwenang membantu atau bantuan lain
certainly include in the proper function of the untuk keputusan telah terjawab dalam
Judge the right and duty to give effect as argumen melalui kecelakaan, kemalasan atau
existing law to such developments of the case penelitian tidak efisien; dan pengalaman kita
law as principles already enunciated by the semua, saya bayangkan, menegaskan bahwa
courts imply or justify by reason of their dalam sangat banyak kasus kemungkinan tidak
inherent capacity for extension by logical hanya teoritis. Keberadaannya cukup untuk
processes, including in those processes not memaksakan kewajiban penting pada Hakim
only inference and deduction but also analogy untuk melakukan semua yang dia bisa untuk
where analogy is sound. I am inclined to think menjaga terhadap hal itu, bahkan jika itu
that if you put it in some such way as that — berarti bahwa ia harus bekerja keras lagi jalan
limiting judicial development of the law to lelah melalui mencerna dan suplemen mereka,
development by applied logic from within termasuk daftar kasus secara hukum dianggap,
principles already established, and therefore dan kadang-kadang majalah hukum, Inggris,
excluding as impermissible purported Amerika, Australia ... mana itu berakhir?
developments (they really ought to be called Sungguh suatu cara yang lelah - sampai ia
alterations) fastened onto existing law by the membuat menemukan, dan kemudian ia
Judge who thinks that his God-given memiliki upahnya. Itu selalu mungkin bahwa
understanding of justice tells him infallibly pihak berwenang membantu atau bantuan lain
what the law ought to be and that he needs no untuk keputusan telah terjawab dalam
other justification for asserting that that is what argumen melalui kecelakaan, kemalasan atau
the law is — you may find a reconciliation penelitian tidak efisien; dan pengalaman kita

257
258

between the old-fashioned, over-terse semua, saya bayangkan, menegaskan bahwa


proposition that the Judge applies the law and dalam sangat banyak kasus kemungkinan tidak
does not make it and the proposition, nearer the hanya teoritis. Keberadaannya cukup untuk
truth but still not exact, that the Judge has a memaksakan kewajiban penting pada Hakim
law-making function. The reconciliation untuk melakukan semua yang dia bisa untuk
perhaps is that our legal system includes a rule menjaga terhadap hal itu, bahkan jika itu
that principles judicially evolved contain berarti bahwa ia harus bekerja keras lagi jalan
within themselves “their fair logical result” as lelah melalui mencerna dan suplemen mereka,
Dicey called it,6 that is to say all that may termasuk daftar kasus secara hukum dianggap,
fairly and logically be taken from them, by way dan kadang-kadang majalah hukum, Inggris,
of extending the evolutionary process that Amerika, Australia ... mana itu berakhir?
produced them, to deal with new factual Sungguh suatu cara yang lelah - sampai ia
situations; so that the Judge does not usurp the membuat menemukan, dan kemudian ia
role of the memiliki upahnya. menegaskan bahwa dalam
sangat banyak kasus kemungkinan tidak hanya
teoritis. Keberadaannya cukup untuk
memaksakan kewajiban penting pada Hakim
untuk melakukan semua yang dia bisa untuk
menjaga terhadap hal itu, bahkan jika itu
berarti bahwa ia harus bekerja keras lagi jalan
lelah melalui mencerna dan suplemen mereka,
termasuk daftar kasus secara hukum dianggap,
dan kadang-kadang majalah hukum, Inggris,
Amerika, Australia ... mana itu berakhir?
Sungguh suatu cara yang lelah - sampai ia
membuat menemukan, dan kemudian ia
memiliki upahnya. menegaskan bahwa dalam
sangat banyak kasus kemungkinan tidak hanya
teoritis. Keberadaannya cukup untuk
memaksakan kewajiban penting pada Hakim
untuk melakukan semua yang dia bisa untuk

258
259

menjaga terhadap hal itu, bahkan jika itu


berarti bahwa ia harus bekerja keras lagi jalan
lelah melalui mencerna dan suplemen mereka,
termasuk daftar kasus secara hukum dianggap,
dan kadang-kadang majalah hukum, Inggris,
Amerika, Australia ... mana itu berakhir?
Sungguh suatu cara yang lelah - sampai ia
membuat menemukan, dan kemudian ia
memiliki upahnya. dan kadang-kadang
majalah hukum, Inggris, Amerika, Australia ...
mana itu berakhir? Sungguh suatu cara yang
lelah - sampai ia membuat menemukan, dan
kemudian ia memiliki upahnya. dan kadang-
kadang majalah hukum, Inggris, Amerika,
Australia ... mana itu berakhir? Sungguh suatu
cara yang lelah - sampai ia membuat
menemukan, dan kemudian ia memiliki
upahnya.
Apa yang saya baru saja mengatakan
menyarankan pasti aspek lain dari disiplin diri
bahwa Hakim jauh lebih mungkin untuk
mencapai jika ia mengambil waktu untuk
refleksi bahwa menulis penilaiannya
memungkinkan. Ini terdiri dalam menjaga
terus diingat bahwa ia ditugaskan untuk
menerapkan hukum seperti itu dari waktu ke
waktu dan bukan sesuatu yang dia pikir
seharusnya hukum tetapi tahu tidak. Aku
cepat-cepat menambahkan, supaya aku salah
paham, bahwa saya pasti akan mencakup
fungsi yang tepat dari Hakim hak dan

259
260

kewajiban untuk memberikan efek sebagai


hukum yang ada untuk perkembangan seperti
dari kasus hukum sebagai prinsip-prinsip yang
sudah diucapkan oleh pengadilan menyiratkan
atau membenarkan dengan alasan kapasitas
yang melekat mereka untuk perpanjangan oleh
proses logis, termasuk dalam proses yang tidak
hanya inferensi dan deduksi tetapi juga analogi
mana analogi suara. dalam prinsip-prinsip
yang sudah mapan, dan karena itu tidak
termasuk tetapi juga analogi mana analogi
suara. dalam prinsip-prinsip yang sudah
mapan, dan karena itu tidak termasuk tetapi
juga analogi mana analogi suara. dalam
prinsip-prinsip yang sudah mapan, dan karena
itu tidak termasuk sebagai perkembangan yang
diklaim diizinkan (mereka benar-benar harus
disebut perubahan) diikat ke hukum yang ada
oleh Hakim yang berpikir bahwa pemahaman
yang diberikan Allah keadilan mengatakan
kepadanya terelakkan apa hukum seharusnya
dan bahwa ia membutuhkan ada pembenaran
lain untuk menyatakan bahwa itu adalah apa
hukum adalah
- Anda mungkin menemukan rekonsiliasi
antara proposisi over-singkat kuno, bahwa
Hakim berlaku hukum dan tidak membuatnya
dan proposisi, lebih dekat kebenaran tapi
masih tidak tepat, bahwa Hakim memiliki
fungsi pembuatan hukum. rekonsiliasi
mungkin adalah bahwa sistem hukum kita

260
261

termasuk aturan bahwa prinsip-prinsip yuridis


berevolusi mengandung dalam diri mereka
“hasil logis mereka yang adil” sebagai Dicey
menyebutnya, 6 yang mengatakan semua
mengandung dalam diri mereka “hasil logis
mereka yang adil” sebagai Dicey
menyebutnya, 6 yang mengatakan semua
mengandung dalam diri mereka “hasil logis
mereka yang adil” sebagai Dicey
menyebutnya, 6 yang mengatakan semua yang
mungkin cukup dan logis diambil dari mereka,
dengan cara memperluas proses evolusi yang
dihasilkan mereka, untuk menghadapi situasi
faktual baru; sehingga Hakim tidak merebut
peran
legislator when he takes part in that process, legislator ketika ia mengambil bagian dalam
but does usurp it when he superimposes upon proses itu, tapi tidak merampas ketika ia
the already-declared law a new proposition superimposes pada hukum yang sudah
which he gets from outside it. In the latter case menyatakan proposisi baru yang ia mendapat
the criticism of his action is not so much that dari luar itu. Dalam kasus terakhir kritik dari
he suffers from a difficulty in distinguishing tindakannya tidak begitu banyak bahwa ia
between the deity and himself in the menderita kesulitan dalam membedakan antara
understanding of abstract justice as that he dewa dan dirinya sendiri dalam memahami
perverts the law. No Judge is entitled to do that, keadilan abstrak sebagai bahwa ia penyimpang
however strongly his ideas of justice may hukum. Tidak ada Hakim berhak untuk
make him wish that he could. I take this to be melakukan itu, bagaimanapun sangat ide-
elementary. It is rejected by some very able idenya tentang keadilan dapat membuat dia
people, but so are the Ten Commandments. berharap bahwa dia bisa. Saya mengambil ini
Of those who have failed in this respect — I menjadi dasar. Hal ini ditolak oleh beberapa
think “failed” is the right word — one has orang yang sangat mampu, tapi begitu adalah
publicly and in print described his approach to Sepuluh Perintah Allah.

261
262

a case in a way which I think I paraphrase Dari mereka yang telah gagal dalam hal ini -
fairly by saying that he starts by considering saya pikir “gagal” adalah kata yang tepat - satu
what he ought to regard as a just result to be secara terbuka dan di cetak menggambarkan
reached and then searches assiduously for pendekatan untuk kasus dengan cara yang saya
some judicial statement or precedent that he pikir saya parafrase cukup dengan mengatakan
can use as a peg upon which to hang a bahwa ia mulai dengan mempertimbangkan
judgment producing that result. To undertake a apa yang harus untuk anggap sebagai hasil
written judgment in order to go through these hanya untuk dicapai dan kemudian mencari
acrobatics I would contend is to caricature tekun untuk beberapa pernyataan pengadilan
grossly the judicial process. I make no atau preseden bahwa ia dapat digunakan
criticism of the first step so long as the purpose sebagai pasak yang di atasnya untuk
in considering what is just is to ensure that one menggantung keputusan memproduksi hasil
is sceptical of any step in reasoning that itu. Untuk melakukan penilaian yang ditulis
offends the ordinary concepts of justice, for untuk pergi melalui akrobat ini saya akan
after all the common law and the law of equity berpendapat adalah untuk karikatur terlalu
alike in their development took constant proses peradilan. Saya tidak membuat kritik
account of the standards of fairness and dari langkah pertama selama tujuan dalam
reasonableness that prevail in ordinary life, mempertimbangkan apa yang saja untuk
and any result that seems to offend against memastikan salah satu yang skeptis terhadap
those standards must be sufficiently suspect to setiap langkah dalam penalaran yang
demand critical scrutiny of the mental process menyinggung konsep biasa keadilan, untuk
that produced them. But the second step is setelah semua hukum umum dan hukum
surely indefensible. To form at the outset a ekuitas sama dalam perkembangan mereka
determination to reach what is thought to be mengambil akun konstan standar keadilan dan
fair result and to reach it by hook or by crook kewajaran yang berlaku di kehidupan biasa,
seems to me unworthy and disgraceful. A dan setiap hasil yang tampaknya menyinggung
scientist would scorn it; how much more terhadap standar-standar harus cukup
should a Judge. tersangka untuk menuntut pengawasan kritis
I have been speaking of the discipline that a proses mental yang dihasilkan mereka. Tapi
written judgment is more likely than an oral langkah kedua pasti tidak dapat dipertahankan.
judgment to ensure. I hope I shall be forgiven Terbentuk pada awal tekad untuk mencapai

262
263

in such a context for indulging a personal hate apa yang dianggap hasil yang adil dan untuk
against the judgment that purports to be written mencapainya dengan cara apa pun menurut
but in fact is a transcription of an oration saya tidak layak dan memalukan. Seorang
delivered to a stenographer or a dictaphone. I ilmuwan akan mencemooh itu; berapa banyak
know dictation saves time and that practice in lagi yang harus Hakim a. Tapi langkah kedua
it reduces its deficiencies, but all too often the pasti tidak dapat dipertahankan. Terbentuk
saving of time is at the expense of conciseness, pada awal tekad untuk mencapai apa yang
of directness and of exactness, and the greatest dianggap hasil yang adil dan untuk
of these is exactness. Francis Bacon may not mencapainya dengan cara apa pun menurut
be very “in” at the present time but he knew a saya tidak layak dan memalukan. Seorang
thing or two: “Reading maketh a full man; ilmuwan akan mencemooh itu; berapa banyak
conference a ready man and writing an exact lagi yang harus Hakim a. Tapi langkah kedua
man.” I do not mean to say that a dictated pasti tidak dapat dipertahankan. Terbentuk
judgment is necessarily and always prolix, pada awal tekad untuk mencapai apa yang
fluffy and meandering; but the more difficult dianggap hasil yang adil dan untuk
and involved the case the greater is the need for mencapainya dengan cara apa pun menurut
the opposite qualities while at the same time saya tidak layak dan memalukan. Seorang
the greater is the likelihood of failing to ilmuwan akan mencemooh itu; berapa banyak
achieve them if the discipline of the careful lagi yang harus Hakim a.
manuscript is forgone. I know the transcription Saya telah berbicara tentang disiplin bahwa
may be used only as a draft and its putusan tertulis lebih mungkin dibandingkan
shortcomings mitigated by the pen, but the penilaian yang lisan untuk memastikan. Saya
final product usually betrays its origin and harap saya akan diampuni dalam konteks
suffers from it. I simply do not believe in the seperti itu untuk memanjakan benci pribadi
sufficiency of long experience in public terhadap keputusan yang dimaksudkan untuk
speaking or a natural readiness with words. I ditulis tetapi sebenarnya adalah transkripsi dari
do not say they cannot be equal to an occasion, orasi yang disampaikan ke stenografer atau
but I do say that even for one who possesses dictaphone a. Aku tahu dikte menghemat
them the laborious use of the pen from the waktu dan praktek dalam mengurangi
beginning is in general immeasurably better kekurangan, tetapi terlalu sering penghematan
than the easy use of the dictaphone for securing waktu adalah dengan mengorbankan

263
264

the purposes that the culminating judicial act keringkasan, dari keterusterangan dan
of delivering judgment ought to serve. ketepatan, dan yang terbesar dari ini adalah
The menace of prolixity, irrelevant wandering ketepatan. Francis Bacon mungkin tidak
and imprecision is terribly real. They make for sangat “dalam” pada saat ini tapi ia tahu satu
both misapprehension and non-apprehension, atau dua hal: “Membaca membodohkan
creating boredom and distraction from the seorang yang penuh; konferensi seorang pria
points that matter. This is obvious enough in siap dan menulis seorang pria yang tepat “Saya
the literary productions of other people but tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa
hardly so obvious to us in our own. Mr Justice keputusan didikte adalah selalu dan selalu
Holmes, you remember, agreed with Carducci panjang lebar, halus dan berkelok-kelok.; tapi
that a man who takes half a page to say what lebih sulit dan terlibat kasus semakin besar
can be said in a sentence will be damned; and kebutuhan untuk kualitas yang berlawanan
Sir Frederick Pollock, the editor of sementara pada saat yang sama semakin besar
innumerable judgments, was devoutly thankful kemungkinan gagal untuk mencapai mereka
that the Lord in his wisdom had made blue jika disiplin naskah-hati adalah yang hilang.
pencils. But inexactness, of the three cardinal Saya tahu transkripsi yang dapat digunakan
sins I have mentioned the most deserving of hanya sebagai rancangan dan kekurangannya
damnation, cannot be cured by the blue pencil. dikurangi dengan pena, tetapi produk akhir
It is a fault that besets us all and we can do no biasanya mengkhianati asal-usul dan
more than reduce its menderita dari itu. Saya hanya tidak percaya
pada kecukupan pengalaman panjang dalam
berbicara di depan umum atau kesiapan alami
dengan kata-kata. Saya tidak mengatakan
mereka tidak bisa sama dengan sebuah
kesempatan, tapi saya mengatakan bahwa
bahkan untuk satu yang memiliki mereka
penggunaan melelahkan pena dari awal secara
umum tak terkira lebih baik dari penggunaan
yang mudah dari dictaphone untuk
mengamankan tujuan bahwa memuncak

264
265

tindakan pengadilan memberikan putusan


harus melayani.
Ancaman bertele-tele, mengembara tidak
relevan dan ketidaktepatan adalah sangat
nyata. Mereka membuat untuk kedua
kesalahpahaman dan non-ketakutan,
menciptakan kebosanan dan gangguan dari
poin yang penting. Ini cukup jelas dalam
produksi sastra dari orang lain tetapi tidak
begitu jelas bagi kita dalam kita sendiri. Mr
Justice Holmes, Anda ingat, setuju dengan
Carducci bahwa seorang pria yang mengambil
setengah halaman untuk mengatakan apa yang
dapat dikatakan dalam sebuah kalimat akan
terkutuk; dan Sir Frederick Pollock, editor dari
penilaian yang tak terhitung banyaknya, adalah
taat bersyukur bahwa Tuhan dalam
kebijaksanaan-Nya telah membuat pensil biru.
Tapi inexactness, dari tiga dosa besar yang
telah saya sebutkan paling layak hukuman,
tidak dapat disembuhkan dengan pensil biru.
Ini adalah kesalahan yang besets kita semua
dan kita bisa melakukan tidak lebih dari
mengurangi nya
incidence to a minimum. The law is not an insiden infeksi untuk minimum. Hukum itu
exact science, but a Judge is required by the bukan ilmu pasti, tetapi Hakim diperlukan oleh
nature of his office to be scientifically exact at sifat kantornya secara ilmiah tepat pada titik
the point of judgment so far as carefulness in penilaian sejauh kejelian dalam pilihan kata
the choice of words can make him. There have dapat membuatnya. Ada beberapa, saya harus
been some, I must reluctantly admit, who have enggan mengakui, yang telah secara sadar
consciously preferred inexactness. I recall one, disukai inexactness. Saya ingat satu, lama

265
266

long since gone, who often set himself to say hilang, yang sering mengatur dirinya untuk
little and to say it ambiguously, so as to leave mengatakan sedikit dan mengatakan itu
himself, as he used to say, room to turn. To ambigu, sehingga meninggalkan dirinya,
many this will seem contemptible. karena ia digunakan untuk mengatakan, ruang
Unintentional inexactness is of course a untuk mengubah. Untuk banyak orang ini akan
different matter, but it is just as bad in its tampak hina. inexactness tidak disengaja ini
results and harder for the author to detect and tentu saja hal yang berbeda, namun hal itu
eradicate unless the discipline of writing be sama buruk dalam hasil dan sulit bagi penulis
accepted. untuk mendeteksi dan membasmi kecuali
If, then, you ask: why write your judgment by disiplin penulisan diterima. Jika, maka, Anda
hand from the beginning, I answer: because bertanya: mengapa menulis penilaian Anda
thereby you do a better job; because thereby dengan tangan dari awal, saya menjawab:
you serve better the purposes for which karena dengan demikian Anda melakukan
reasons for judgment are given. (For those who pekerjaan yang lebih baik; karena dengan
look for high precedent it may be found, for demikian Anda melayani lebih baik tujuan
you will recall that according to the only extant yang alasan untuk penghakiman diberikan.
report the judgment delivered against (Bagi mereka yang mencari preseden tinggi itu
Belshazzar, dramatically brief and to the point dapat ditemukan, karena Anda akan ingat
even if it did need a specialist to interpret it, bahwa menurut satunya laporan yang masih
was written by hand — on a wall. Mr Haddock, ada penghakiman disampaikan terhadap
I suppose, might have written it on a cow, just Belsyazar, secara dramatis singkat dan to the
to show that the virtues of writing were the point bahkan jika itu memang perlu seorang
things that mattered.) There is an expression spesialis untuk menafsirkannya, ditulis oleh
somewhere in the writings of EM Forster that tangan -. di dinding Mr Haddock, saya kira,
goes rather far but it brings out a point mungkin telah menulis pada sapi, hanya untuk
nevertheless: “How do I know what I think till menunjukkan bahwa kebajikan penulisan
I see what I say?” What we think that we think adalah hal-hal yang penting) Ada ungkapan di
on the spur of the moment often undergoes a suatu tempat dalam tulisan-tulisan EM Forster
remarkable change when we go through the yang berlangsung agak jauh. tetapi membawa
discipline of putting it down on paper and keluar titik tetap: “Bagaimana saya tahu apa
looking at it. Only after much refining and yang saya pikir sampai aku melihat apa yang

266
267

reforming in the process of writing are our first saya katakan?” apa yang kita pikirkan bahwa
vociferations likely to yield the crystals of our kita berpikir pada mendadak sering mengalami
final thoughts, propositions freed from the perubahan yang luar biasa ketika kita pergi
impurities of our innate prejudices and from melalui disiplin menempatkan di atas kertas
the distortions and the fuzziness around the dan melihat itu. Hanya setelah banyak
edges that are the too-frequent products of our pemurnian dan reformasi dalam proses
emotions, our sympathies, our dislikes and our penulisan yang vociferations pertama kami
predilections. We cannot all hope to write with cenderung menghasilkan kristal pikiran akhir
the commanding and colourful style of a kita, proposisi dibebaskan dari kotoran
Simonds, or with the limpid simplicity and prasangka bawaan kami dan dari distorsi dan
classical clarity that conceals profundity, as ketidakjelasan di sekitar tepi yang terlalu-
Fullagar so often did — a profundity with sering produk dari emosi kita, simpati kami,
which he was never satisfied until he was able tidak suka dan predilections kami. Kita tidak
to say to himself: “acu rem tetigisti” — but semua dapat berharap untuk menulis dengan
what we can do is to remind ourselves memerintah dan gaya warna-warni dari
constantly that “a man’s reach should exceed Simonds, atau dengan kesederhanaan jernih
his grasp” or he is not a Judge but a clerk. dan kejelasan klasik yang menyembunyikan
You see, my meandering — even in writing it kedalaman, sebagai Fullagar begitu sering
can occur — has reached the topic of melakukan - sebuah kedalaman yang ia tidak
profundity, a quality to be aimed at in all pernah puas sampai dia bisa mengatakan pada
judgments though one which only the great, dirinya sendiri : “ proposisi dibebaskan dari
and not many of them, have much chance of kotoran prasangka bawaan kami dan dari
displaying save by the toil of conscientious distorsi dan ketidakjelasan di sekitar tepi yang
writing. There are of course degrees of merupakan produk yang terlalu sering emosi
profundity, and I know all too well that with an kita, simpati kami, tidak suka dan predilections
ordinary sort of mind it is no use hoping to be kami. Kita tidak semua dapat berharap untuk
a second Dixon, diving swiftly and unerringly menulis dengan memerintah dan gaya warna-
to the very bottom of a complex problem and warni dari Simonds, atau dengan
coming up just as surely with the right answer kesederhanaan jernih dan kejelasan klasik
sparkling with evidence of vast knowledge and yang menyembunyikan kedalaman, sebagai
deep understanding. But this paper is about Fullagar begitu sering melakukan - sebuah

267
268

what the ordinary Judge may reasonably try to kedalaman yang ia tidak pernah puas sampai
achieve and therefore is obliged to try to dia bisa mengatakan pada dirinya sendiri : “
achieve. It is reasonable, it is necessary, to fear proposisi dibebaskan dari kotoran prasangka
superficiality, and to be content with nothing bawaan kami dan dari distorsi dan
short of reaching the heart of each problem, ketidakjelasan di sekitar tepi yang merupakan
which only the intense concentration of the produk yang terlalu sering emosi kita, simpati
earnest writer gives the best chance of doing. kami, tidak suka dan predilections kami. Kita
Once more the resulting delay is undoubtedly tidak semua dapat berharap untuk menulis
a consideration; but I contend that in most dengan memerintah dan gaya warna-warni dari
cases the delay is by far the lesser evil. Of Simonds, atau dengan kesederhanaan jernih
course the judgment should be written, as far dan kejelasan klasik yang menyembunyikan
as possible (may I repeat the delicious old kedalaman, sebagai Fullagar begitu sering
expression?) “with all deliberate speed”. Mr melakukan - sebuah kedalaman yang ia tidak
Justice Holmes recalled that the fact that a pernah puas sampai dia bisa mengatakan pada
decision was written at once had been regarded dirinya sendiri : “ acu rem tetigisti ”- tapi apa
as evidence of inadequate consideration, yang bisa kita lakukan adalah untuk yang ia
whereas if a man kept a case six months it was tidak pernah puas sampai dia bisa mengatakan
supposed to be decided “on great pada dirinya sendiri : “ acu rem tetigisti ”- tapi
consideration”. “Such humbugs prevail!” he apa yang bisa kita lakukan adalah untuk yang
said; and then he added: “It seems to me that ia tidak pernah puas sampai dia bisa
intensity is the only thing. A day’s impact is mengatakan pada dirinya sendiri : “ acu rem
better than a month of dead pull.” Intensity is tetigisti ”- tapi apa yang bisa kita lakukan
indeed the thing; and only in the throes of adalah untuk mengingatkan diri kita terus-
putting ideas down on paper, altering what has menerus bahwa‘jangkauan manusia melebihi
been written, altering it a dozen times if need genggamannya’atau dia bukan hakim tapi
be, putting it away until the mind has recovered petugas a.
its freshness, even tearing it up and starting Anda lihat, berkelok-kelok saya - bahkan
again, can most of us hope to get, in a difficult dalam menulis itu dapat terjadi - telah
case, the fruits of the requisite intensity of mencapai topik kedalaman, kualitas harus
penetrating thought, the best we can do in the bertujuan dalam semua keputusan meskipun
direction of profundity salah satu yang hanya besar, dan tidak banyak

268
269

dari mereka, memiliki banyak kesempatan


untuk menampilkan save dengan jerih payah
menulis teliti. Ada derajat saja dari kedalaman,
dan saya mengetahui dengan baik bahwa
dengan semacam biasa pikiran tidak ada
gunanya berharap untuk menjadi Dixon kedua,
menyelam dengan cepat dan tanpa ragu ke
bagian paling bawah dari masalah yang
kompleks dan datang hanya demi dengan
jawaban yang benar berkilau dengan bukti
pengetahuan yang luas dan pemahaman yang
mendalam. Tapi tulisan ini adalah tentang apa
Hakim biasa mungkin cukup mencoba untuk
mencapai dan karena itu wajib untuk mencoba
untuk mencapai. Hal ini masuk akal, perlu,
takut pendangkalan, dan harus puas dengan
tidak kekurangan mencapai jantung setiap
masalah, yang hanya konsentrasi intens
penulis sungguh-sungguh memberikan
kesempatan terbaik untuk melakukan. Sekali
lagi delay yang dihasilkan tidak diragukan lagi
pertimbangan; tapi saya berpendapat bahwa
dalam kebanyakan kasus penundaan adalah
jauh lebih jahat. Tentu saja penilaian harus
ditulis, sejauh mungkin (mungkin saya ulangi
ungkapan lama lezat?) “Dengan semua
kecepatan yang disengaja”. Mr Justice Holmes
ingat bahwa fakta bahwa keputusan ditulis
sekaligus telah dianggap sebagai bukti
pertimbangan yang tidak memadai, sedangkan
jika seorang pria terus kasus enam bulan itu

269
270

seharusnya diputuskan “pada pertimbangan


besar”. “! Humbugs tersebut menang” katanya;
dan kemudian ia menambahkan: “Sepertinya
saya bahwa intensitas adalah satu-satunya hal.
Dampak Sebuah hari lebih baik dari satu bulan
tarik mati “Intensitas memang hal.; dan hanya
dalam pergolakan menempatkan ide-ide di atas
kertas,
I come to the really difficult question whether Saya datang ke pertanyaan yang sangat sulit
and when a member of a multiple court is apakah dan kapan anggota dari pengadilan
justified in simply concurring in a judgment beberapa dibenarkan dalam hanya concurring
written by a colleague. Opinions differ about dalam penilaian ditulis oleh seorang rekan.
this, and I shall express my views with no Pendapat berbeda tentang hal ini, dan saya
intention of being dogmatic. Indeed I do not akan mengungkapkan pandangan saya dengan
think a categorical answer ought to be tidak berniat menjadi dogmatis. Memang saya
attempted. All I have said about the advantages tidak berpikir jawaban kategoris harus dicoba.
of writing a judgment tends in favour of the Semua telah saya katakan tentang keuntungan
conclusion that a Judge should set out his own dari menulis penghakiman cenderung
reasons. In general I firmly believe that he mendukung kesimpulan bahwa Hakim harus
should. Having had a little experience of the menetapkan alasan sendiri. Secara umum saya
Privy Council system which, modified though sangat percaya bahwa ia seharusnya. Setelah
it has been in recent years, yet puts a definite punya sedikit pengalaman dari sistem Privy
brake on the writing of separate judgments, my Council yang, dimodifikasi meskipun telah
belief is that a court should not submit to any dalam beberapa tahun terakhir, namun
such brake, but rather should regard as in the menempatkan rem pasti tentang penulisan
normal course that every Judge should do his penilaian terpisah, keyakinan saya adalah
own work. A real urgency may of course bahwa pengadilan tidak harus tunduk kepada
compel assent to another’s judgment, and even setiap rem tersebut, melainkan harus hal
a wider exception than that must be allowed. seperti dalam normal bahwa setiap Hakim
Sometimes, after a Judge has made all the harus melakukan pekerjaan sendiri. Sebuah
preparation he would make for writing his own urgensi nyata mungkin saja memaksa

270
271

judgment he sees a judgment prepared by a persetujuan untuk penilaian orang lain, dan
colleague and is convinced that he could not bahkan pengecualian yang lebih luas dari itu
express his own ideas any better or perhaps as harus diperbolehkan. Kadang-kadang, setelah
well or that the purposes of judgment will be Hakim telah membuat semua persiapan ia akan
best served if what has been written by one membuat untuk menulis penilaian sendiri ia
receives the greater authority of a joint melihat sebuah penilaian yang disiapkan oleh
pronouncement. I remember a case of great seorang rekan dan yakin bahwa dia tidak bisa
importance in which both Sir Wilfred Fullagar mengekspresikan ide-ide sendiri baik atau
and I were well on with the writing of separate mungkin juga atau bahwa tujuan penghakiman
judgments when we received a draft from Sir akan lebih baik dilayani jika apa yang telah
Owen Dixon and promptly tore up our own ditulis oleh salah satu menerima kewenangan
because his was so much better than ours were yang lebih besar dari pernyataan bersama.
likely to be. Sir Owen himself once said to me Saya ingat kasus penting di mana kedua Sir
that he had never agreed in another’s judgment Wilfred Fullagar dan saya baik pada dengan
without having some cause to regret it penulisan penilaian yang terpisah ketika kami
afterwards; but he went on agreeing in the menerima draft dari Sir Owen Dixon dan
judgments of others on occasions, and the segera merobek kita sendiri karena itu adalah
advantage of certainty in the law was aided by jauh lebih baik daripada kita kemungkinan
his doing so. besar akan menjadi. Sir Owen sendiri pernah
I say certainty in the law because that seems to berkata kepada saya bahwa ia tidak pernah
me to be the one great benefit of a joint setuju dalam penilaian orang lain tanpa
judgment. I put aside as unworthy of attention memiliki beberapa alasan untuk menyesal
the advantage that busy or lazy practitioners setelah itu; tapi ia melanjutkan setuju dalam
and (with apologies) Judges may rejoice to penilaian orang lain pada kesempatan, dan
find in having only one judgment to read, but keuntungan dari kepastian hukum dibantu
there are two other considerations that I must oleh-Nya demikian.
concede. One is that with several judgments Saya mengatakan kepastian hukum karena
reaching the same ultimate conclusion there is yang tampaknya saya untuk menjadi salah satu
often uncertainty as to whether differences of manfaat besar dari penghakiman bersama.
expression or emphasis indicate differences of Saya menyisihkan sebagai tidak layak
substance; and the other is that where perhatian keuntungan yang sibuk atau malas

271
272

differences of substance exist it is not always praktisi dan (dengan permintaan maaf) Hakim
easy for the student or a lower court to know dapat bersukacita untuk menemukan dalam
which view is likely to prevail in future. It is memiliki hanya satu penilaian untuk membaca,
all very well, if I may say so, for Lord Reid to tetapi ada dua pertimbangan lain yang saya
say in Broome v Cassell7 that “where there are harus mengakui. Salah satunya adalah bahwa
two or more speeches they must be read dengan beberapa penilaian mencapai
together and then it is generally much easier to kesimpulan akhir yang sama sering ada
see what are the principles involved and what ketidakpastian apakah perbedaan ekspresi atau
are merely illustrations of it”. penekanan menunjukkan perbedaan substansi;
I can only say, with unfeigned respect for his dan yang lainnya adalah bahwa di mana
Lordship, that I do not think everyone has perbedaan substansi ada itu tidak selalu mudah
found it so. Yet I come back to the conviction untuk siswa atau pengadilan yang lebih rendah
that, on balance, the writing of individual untuk mengetahui pandangan kemungkinan
judgments tends to produce the better work. untuk menang di masa depan. Itu semua sangat
You will have noticed what difficulties arose baik, jika boleh saya katakan, untuk Tuhan
in the case I have just mentioned from the Reid mengatakan di Broome kemungkinan
concurrence in an earlier case of several untuk menang di masa depan. Itu semua sangat
members of the House of Lords, including baik, jika boleh saya katakan, untuk Tuhan
Lord Reid, in a speech prepared by Lord Reid mengatakan di Broome v Cassell 7 bahwa
Devlin. Once again I must respectfully refer v Cassell 7 bahwa v Cassell 7 bahwa
critically to a proposition of Lord Reid’s. Lord “Mana ada dua atau lebih pidato mereka harus
Reid, speaking of a view expressed in Lord dibaca bersama-sama dan kemudian umumnya
Devlin’s speech, a view with which he lebih mudah untuk melihat apa adalah prinsip-
ultimately disagreed notwithstanding his prinsip yang terlibat dan apa hanyalah ilustrasi
expressed concurrence with the speech at the dari itu”.
time it was delivered, said:8 “That view did not Saya hanya bisa mengatakan, dengan hormat
form an essential step in his argument. yang tulus ikhlas untuk ketuhanan, bahwa saya
Concurrence with the speech of a colleague tidak berpikir semua orang telah menemukan
does not mean acceptance of every word which begitu. Namun saya kembali ke keyakinan
he has said.” bahwa, pada keseimbangan, penulisan

272
273

penilaian individu cenderung menghasilkan


karya yang lebih baik.
Anda akan menyadari kesulitan apa yang
timbul dalam kasus saya baru saja disebutkan
dari persetujuan dalam kasus sebelumnya
beberapa anggota House of Lords, termasuk
Tuhan Reid, dalam pidato yang dipersiapkan
oleh Tuhan Devlin. Sekali lagi saya harus
hormat merujuk kritis untuk proposisi Tuhan
Reid. Tuhan Reid, berbicara tentang
pandangan diungkapkan dalam pidato Tuhan
Devlin, pandangan yang ia akhirnya setuju
meskipun persetujuan nya dinyatakan dengan
pidato pada waktu itu disampaikan,
mengatakan: 8 meskipun persetujuan nya
dinyatakan dengan pidato pada waktu itu
disampaikan, mengatakan: 8
“Pandangan itu tidak membentuk suatu
langkah penting dalam argumennya.
Persetujuan dengan pidato dari seorang rekan
tidak berarti penerimaan dari setiap kata yang
ia mengatakan.”
Perhaps not: but how much more helpful it Mungkin tidak, tetapi berapa banyak lebih
would be if the concurring Judge wrote his bermanfaat itu akan jika Hakim concurring
own judgment, not necessarily a completely menulis penilaiannya sendiri, belum tentu
self-contained judgment but at least one which keputusan benar-benar mandiri tapi setidaknya
made it clear how far his concurrence was satu yang membuat jelas seberapa jauh
intended to go. I think many will gladly accept persetujuan nya dimaksudkan untuk pergi.
an earlier passage in Lord Reid’s speech9 Saya rasa banyak dengan senang hati akan
where he said: “I and my colleagues made a menerima bagian awal pidato Tuhan Reid 9 di
mistake in simply concurring with Lord mana dimaksudkan untuk pergi. Saya rasa

273
274

Devlin’s speech. With the passage of time I banyak dengan senang hati akan menerima
have come more and more firmly to the bagian awal pidato Tuhan Reid 9 di mana
conclusion that it is never wise to have only dimaksudkan untuk pergi. Saya rasa banyak
one speech in this House dealing with an dengan senang hati akan menerima bagian
important question of law.” awal pidato Tuhan Reid 9 di mana ia berkata:
And many will apply these words to other “Saya dan rekan-rekan saya membuat
tribunals as well as the House of Lords. The kesalahan dalam hanya concurring dengan
trouble that is likely to be found with a single pidato Tuhan Devlin. Dengan berlalunya
judgment goes deeper than that to which the waktu aku datang lebih banyak dan lebih tegas
Lord Chancellor referred when he said in the pada kesimpulan bahwa tidak pernah bijaksana
same case10 that the result may be an unduly untuk hanya memiliki satu pidato di rumah ini
fundamental approach to the actual language berurusan dengan sebuah pertanyaan penting
used, and that “phrases which were clearly hukum.”
only illustrative or descriptive can be treated in Dan banyak akan menerapkan kata-kata ini ke
isolation from their context as being definitive pengadilan lainnya serta House of Lords.
or exhaustive”. This is not difficult to accept, Masalah yang mungkin ditemukan dengan satu
because the word “clearly” is there; but when penilaian lebih dalam dari itu yang Tuhan
the word has to be omitted I doubt whether Kanselir disebut ketika ia mengatakan dalam
everyone will exonerate the concurring Judges kasus yang sama 10 bahwa hasilnya mungkin
as readily as Lord Reid would seem to do from pendekatan terlalu mendasar dengan bahasa
all the responsibility for misunderstandings on yang sebenarnya digunakan, dan yang sama 10
the part of “those who wish to apply the bahwa hasilnya mungkin pendekatan terlalu
decision in other cases” or even “those who mendasar dengan bahasa yang sebenarnya
wish to criticise it”. Of these folk his Lordship digunakan, dan yang sama 10 bahwa hasilnya
said: “They do not seem to realise that it is not mungkin pendekatan terlalu mendasar dengan
the function of…judges to frame definitions or bahasa yang sebenarnya digunakan, dan bahwa
to lay down hard and fast rules. It is their “frase yang jelas hanya ilustrasi atau deskriptif
function to enunciate principles, and much that dapat diobati dalam isolasi dari konteks
they say is intended to be illustrative or mereka sebagai definitif atau lengkap”. Hal ini
explanatory and not definitive.” tidak sulit untuk menerima, karena kata “jelas”
ada; tapi ketika kata telah dihilangkan aku ragu

274
275

I venture respectfully to offer two comments apakah semua orang akan membebaskan
upon that: first, that if a Judge is not intending Hakim concurring sebagai mudah sebagai
to frame definitions or lay down hard and fast Tuhan Reid tampaknya akan melakukan dari
rules, care in the writing of his judgment semua tanggung jawab kesalahpahaman pada
should ensure that he does not appear to be bagian dari “orang-orang yang ingin
doing so; and, secondly, that a Judge who is menerapkan keputusan dalam kasus lain” atau
considering whether to concur in another’s bahkan “mereka yang ingin mengkritik”.
judgment would do a service to those who will Rakyat ini ketuhanan nya mengatakan:
seek his meaning in his words if he refrains “Mereka tampaknya tidak menyadari bahwa
from concurring without adequate express itu bukan fungsi ... hakim untuk membingkai
qualification, unless he really does intend to definisi atau berbaring keras dan cepat aturan.
adopt every word of his colleague’s for Hal ini fungsinya untuk mengucapkan prinsip-
himself. prinsip, dan banyak yang mereka katakan
To argue from all this that one should always dimaksudkan untuk menjadi ilustrasi atau jelas
write a judgment for oneself would be, I dan tidak definitif.”
realise, to counsel perfection in one direction Saya berani hormat untuk menawarkan dua
at the expense of due attention to important komentar pada bahwa: pertama, bahwa jika
considerations pointing the other way. I would Hakim yang tidak berniat untuk membingkai
urge no more than that the course of definisi atau berbaring keras dan cepat aturan,
individually, exactingly, intensely, putting in peduli dalam penulisan penilaiannya harus
writing what the Judge believes ought to be memastikan bahwa dia tidak muncul untuk
said has such immense advantages that it melakukannya; dan, kedua, bahwa Hakim
should be followed in every case unless the yang sedang mempertimbangkan apakah akan
reasons for departing from it, when doubtingly setuju dalam penilaian orang lain akan
considered, are felt to preponderate melakukan layanan untuk orang-orang yang
convincingly. akan mencari makna dalam kata-katanya jika
I have almost finished, but I should like to add ia menahan diri dari concurring tanpa
that it seems to me specially important that an kualifikasi ekspres yang memadai, kecuali dia
earlier decision should not be overturned benar-benar berniat untuk mengadopsi setiap
except after the careful self-questioning which kata rekannya untuk dirinya sendiri.
the writing of a reserved judgment makes

275
276

possible. It will be conceded, I imagine, that Berdebat dari semua ini yang satu harus selalu
generally speaking for any society it is vastly menulis penghakiman untuk diri sendiri akan,
more advantageous that the law should be saya menyadari, nasihat kesempurnaan dalam
settled than that the decisions of the courts satu arah dengan mengorbankan perhatian
should be brought “into the same class as a karena pertimbangan penting menunjuk jalan
restricted railroad ticket, good for this day and lainnya. Saya akan mendesak tidak lebih dari
train only”.11 Yet there is always the itu jalannya individual, exactingly, intens,
temptation to allow an exception in one’s own menempatkan dalam menulis apa Hakim
favour. The necessary check has to come from percaya harus dikatakan memiliki keunggulan
within; no one else can help very much, not besar seperti itu harus diikuti dalam setiap
even by so tart an observation as was heard in kasus kecuali alasan untuk berangkat dari itu,
one of our courts half a century ago: ketika doubtingly dianggap , dirasakan
“Apparently it is true that a living melebihi kekuatan meyakinkan.
Saya telah hampir selesai, tapi saya ingin
menambahkan bahwa tampaknya saya khusus
penting bahwa keputusan sebelumnya tidak
boleh terbalik kecuali setelah diri
mempertanyakan hati yang penulisan putusan
dilindungi undang-undang memungkinkan. Ini
akan kebobolan, saya membayangkan, bahwa
secara umum bagi masyarakat apapun itu jauh
lebih menguntungkan bahwa hukum harus
diselesaikan daripada keputusan pengadilan
harus dibawa “ke dalam kelas yang sama
sebagai tiket kereta api dibatasi, baik untuk
hari ini dan melatih hanya”. 11 Namun selalu
ada godaan untuk memungkinkan sebagai tiket
kereta api dibatasi, baik untuk hari ini dan
melatih hanya”. 11 Namun selalu ada godaan
untuk memungkinkan sebagai tiket kereta api
dibatasi, baik untuk hari ini dan melatih

276
277

hanya”. 11 Namun selalu ada godaan untuk


memungkinkan pengecualian dalam satu
nikmat sendiri. Cek yang diperlukan harus
datang dari dalam; tidak ada orang lain dapat
membantu sangat banyak, bahkan tidak oleh
begitu tart observasi seperti yang terdengar di
salah satu pengadilan kita setengah abad yang
lalu: “Ternyata memang benar bahwa hidup
dog is better than a dead lion!” Even in anjing lebih baik daripada singa yang
constitutional matters, which are special mati!”Bahkan dalam masalah konstitusional,
because correction by legislation is so difficult yang istimewa karena koreksi oleh undang-
to achieve and in which largely for that reason undang sangat sulit dicapai dan di mana
the Australian system resembles the American sebagian besar untuk alasan bahwa sistem
in amounting to “government by lawsuit”, the Australia menyerupai Amerika di
danger to be feared is the danger of non- sejumlah‘Pemerintah dengan gugatan’, bahaya
government by lawsuit, each lawsuit after a harus ditakuti adalah bahaya non-pemerintah
new appointment to the Bench being no better oleh gugatan, setiap gugatan setelah janji baru
than a new plunge of the hand into a lucky dip. ke Bench menjadi tidak lebih baik dari terjun
It would be out of place to discuss here the baru tangan ke dalam lucky dip. Itu akan keluar
whole topic of stare decisis. All I would add dari tempat untuk membahas di sini seluruh
upon the subject now is that over-confidence topik menatap decisis. Semua saya akan
in one’s own rightness, the besetting sin of menambahkan pada subjek sekarang adalah
most of us but of some more than others, calls bahwa untuk membahas di sini seluruh topik
for every dampening influence; and if modesty menatap decisis. Semua saya akan
will not suffice for the purpose perhaps it may menambahkan pada subjek sekarang adalah
be reinforced by the reflection that he who bahwa untuk membahas di sini seluruh topik
takes the overruling sword must be prepared to menatap decisis. Semua saya akan
perish with that sword. If he writes his menambahkan pada subjek sekarang adalah
judgment he will have time for this truth to bahwa lebih percaya diri di satu kebenaran
dawn upon him. sendiri, dosa yang mengepung sebagian besar
dari kita tapi dari beberapa lebih dari yang lain,

277
278

It remains to say that we must look straight in panggilan untuk setiap pengaruh meredam;
the face the fact that in spite of all our care and dan jika kerendahan hati tidak akan cukup
all our toil our judgments are not likely to make untuk tujuan tersebut mungkin dapat diperkuat
our names in history. If we are read by oleh refleksi bahwa ia yang mengambil pedang
posterity at all it will be only by the posterity mengesampingkan harus siap untuk binasa
of the near future. The reward of judicial work dengan pedang itu. Jika ia menulis
is not, except for the great, any degree of penilaiannya dia akan punya waktu untuk
lasting fame; and you will agree, I am sure, that kebenaran ini untuk fajar kepadanya. Ini masih
it ought not to be even a question in the Judge’s mengatakan bahwa kita harus melihat
mind, as he laboriously does his job, whether langsung wajah fakta bahwa meskipun semua
anyone will give him the praise that Portia perawatan kami dan semua usaha kami
won: “A Daniel come to judgment!” But if he penilaian kita tidak mungkin untuk membuat
is worthy of the robes he wears, the manner nama kita dalam sejarah. Jika kita dibaca oleh
and method of his coming to judgment matter anak cucu sama sekali itu akan hanya oleh
to him supremely. By them he passes judgment cucu dari waktu dekat. Pahala kerja peradilan
upon himself. Accepting the discipline of the tidak, kecuali untuk yang besar, setiap tingkat
study desk, he has no wish to look beyond what ketenaran abadi; dan Anda akan setuju, saya
Conrad called “the prosaic severity of the daily yakin, bahwa hal itu tidak seharusnya bahkan
task…whose only reward is the perfect love of pertanyaan dalam pikiran Hakim, karena ia
the work”;12 and, like Maitland,13 without susah payah melakukan pekerjaannya, apakah
explaining why other grapes are sour he can orang akan memberinya pujian yang Portia
say that what grapes he has are sweet. memenangkan: “A Daniel datang ke
pengadilan!” Tapi kalau dia layak jubah dia
memakai , cara dan metode nya datang ke
materi penghakiman kepadanya amat. Oleh
mereka ia melewati penghakiman atas dirinya
sendiri. Menerima disiplin dari meja belajar, ia
tidak memiliki keinginan untuk melihat
melampaui apa Conrad disebut “keparahan
membosankan dari tugas sehari-hari ... yang
hanya reward adalah kasih yang sempurna dari

278
279

pekerjaan”; 12 dan, seperti Maitland, 13 tanpa


menjelaskan mengapa anggur lainnya adalah
asam dia bisa mengatakan bahwa apa
pekerjaan”; 12 dan, seperti Maitland, 13 tanpa
menjelaskan mengapa anggur lainnya adalah
asam dia bisa mengatakan bahwa apa
pekerjaan”; 12 dan, seperti Maitland, 13 tanpa
menjelaskan mengapa anggur lainnya adalah
asam dia bisa mengatakan bahwa apa
pekerjaan”; 12 dan, seperti Maitland, 13 tanpa
menjelaskan mengapa anggur lainnya adalah
asam dia bisa mengatakan bahwa apa
pekerjaan”; 12 dan, seperti Maitland, 13 tanpa
menjelaskan mengapa anggur lainnya adalah
asam dia bisa mengatakan bahwa apa anggur
ia memiliki manis.
There was once an experienced judge who, on Ada sekali seorang hakim berpengalaman
a hot summer’s day, was engaged in the yang, pada hari musim panas, terlibat dalam
hearing of a case exceptional only for its lack persidangan kasus yang luar biasa hanya
of interest. Counsel for the plaintiff was karena kurangnya minat. Counsel untuk
addressing the court at length citing a great penggugat sedang mengatasi pengadilan
many authorities, including the wellknown panjang lebar mengutip banyak otoritas yang
principle enunciated by the House of Lords in besar, termasuk prinsip wellknown diucapkan
The Overseers of the Parish of Criggleswick v oleh House of Lords di The Pengawas dari
The Mudbank-super-Mare Docks and Harbour Paroki Criggleswick v The mudbank-super-
Board Trustees and Others. It was late in the Mare Docks dan Harbour Dewan Lords di The
day, the judge lost his attention and Pengawas dari Paroki Criggleswick v The
momentarily closed his eyes, convinced that mudbank-super-Mare Docks dan Harbour
counsel would not have finished his address by Dewan Pengawas dan Lainnya. Itu akhir hari,
the time the court was due to rise for the hakim kehilangan perhatiannya dan sejenak
afternoon. memejamkan mata, Pengawas dan Lainnya.

279
280

At 4 pm counsel’s droning suddenly ceased, Itu akhir hari, hakim kehilangan perhatiannya
and the judge looked up only to see counsel for dan sejenak memejamkan mata, yakin nasihat
the defendant resuming his seat. The judge itu tidak akan selesai pidatonya pada saat
realised that he had missed the latter’s address pengadilan adalah karena naik untuk sore hari.
entirely, and everyone appeared to be waiting Pukul 4 sore mengoceh nasihat tiba-tiba
on him to adjourn or to make some similar berhenti, dan hakim mendongak hanya untuk
jurisprudentially significant pronouncement. melihat nasihat untuk terdakwa melanjutkan
Undismayed, he assumed a look of lively Pukul 4 sore mengoceh nasihat tiba-tiba
intelligence, and said that as he had formed a berhenti, dan hakim mendongak hanya untuk
clear opinion, no useful purpose would be melihat nasihat untuk terdakwa melanjutkan
served by his reserving his judgment. He Pukul 4 sore mengoceh nasihat tiba-tiba
admitted that during the course of the excellent berhenti, dan hakim mendongak hanya untuk
arguments which had been addressed to him, melihat nasihat untuk terdakwa melanjutkan
his opinion had wavered. But, after all, the real kursinya. Hakim menyadari bahwa dia telah
question to be decided was whether the melewatkan alamat yang terakhir seluruhnya,
principle so clearly stated by the House of dan semua orang tampaknya menunggu dia
Lords in The Overseers of the Parish of untuk menunda atau untuk membuat beberapa
Criggleswick v The Mudbank-super-Mare mirip pengumuman jurisprudentially
Docks and Harbour Board Trustees and Others signifikan. Undismayed, ia diasumsikan
applied to the facts of the case before him. On melihat kecerdasan hidup, dan mengatakan
the whole, and despite the forceful bahwa ia telah membentuk pendapat yang
observations made by counsel for the jelas, tidak ada tujuan yang berguna akan
defendant to which he had paid the closest dilayani oleh nya pemesanan penilaiannya. Ia
attention, he thought it did. It was therefore mengakui bahwa selama argumen yang sangat
unnecessary that he should discuss a variety of baik yang telah ditujukan kepadanya,
other issues, which, because of the view he pendapatnya telah goyah. Tapi, setelah semua,
took, were now rendered irrelevant. There pertanyaan nyata yang harus memutuskan
would accordingly be a verdict for the plaintiff adalah apakah prinsip begitu jelas dinyatakan
with costs, but as the case was one of great oleh House of Lords di The Pengawas dari
public interest, he granted a stay on the usual nyata yang harus memutuskan adalah apakah
terms. prinsip begitu jelas dinyatakan oleh House of

280
281

Lords di The Pengawas dari Paroki


Criggleswick v The mudbank-super-Mare
Docks dan Harbour Dewan Pengawas dan
Lainnya diterapkan pada Paroki Criggleswick
v The mudbank-super-Mare Docks dan
Harbour Dewan Pengawas dan Lainnya
diterapkan pada fakta-fakta kasus di depannya.
Secara keseluruhan, dan meskipun
pengamatan kuat yang dibuat oleh pengacara
terdakwa yang ia telah membayar perhatian
terdekat, pikirnya itu. Oleh karena itu tidak
perlu bahwa ia harus mendiskusikan berbagai
masalah lainnya, yang, karena pemandangan ia
mengambil, sekarang diberikan tidak relevan.
Ada sesuai akan menjadi vonis untuk
penggugat dengan biaya, tetapi sebagai kasus
adalah salah satu kepentingan publik yang
besar, ia diberikan tinggal pada istilah yang
biasa.
The judgment was the subject of an appeal. penghakiman adalah subyek banding. Namun,
However, it was affirmed in both the Court of hal itu ditegaskan dalam kedua Pengadilan
Appeal and the House of Lords, the Lord Banding dan House of Lords, Tuhan Kanselir
Chancellor being moved to comment in the dipindahkan ke komentar di DPR pada cara
House on the admirably succinct manner in mengagumkan singkat di mana seorang hakim
which an experienced judge had dealt with a berpengalaman telah berurusan dengan
complicated and difficult problem.1 masalah rumit dan sulit. 1 mana seorang hakim
The story illustrates the best and the worst berpengalaman telah berurusan dengan
features of the ex tempore judgment. Among masalah rumit dan sulit. 1
the best, for all the wrong reasons, are clarity Cerita menggambarkan terbaik dan terburuk
and succinctness, brevity and the ability to get fitur dari penghakiman mantan tempore. Di
straight to the point. Among the worst are antara yang terbaik, untuk semua alasan yang

281
282

indolence, allowing one’s attention to wander, salah, yang kejelasan dan kekompakan,
not following the arguments presented on both singkatnya dan kemampuan untuk
sides, not making notes, and worst of all, mendapatkan langsung ke titik. Di antara yang
giving an immediate judgment for no better terburuk adalah kemalasan, memungkinkan
apparent reason than to dispense with the case. perhatian seseorang mengembara, tidak
Yet, whatever the experienced judge’s motives mengikuti dalil-dalil di kedua sisi, tidak
may have been, in the context of an increasing membuat catatan, dan terburuk dari semua,
logjam of cases and reserved judgments, these memberikan penilaian langsung tanpa alasan
days all judicial officers are under increasing yang jelas lebih baik daripada untuk
pressure to deliver their judgments membuang kasus ini. Namun, apa pun motif
expeditiously, and wherever possible ex hakim berpengalaman mungkin telah, dalam
tempore. konteks kebuntuan peningkatan kasus dan
Judicial approaches to ex tempore judgments penilaian pendiam, hari ini semua petugas
Judicial approaches to the giving of ex tempore pengadilan berada di bawah tekanan yang
judgments have changed over the last thirty meningkat untuk memberikan penilaian
years or so. This evolution has coincided with mereka secepatnya, dan sedapat mungkin
the decline of the jury as the ultimate arbiter of mantan tempore.
fact in many proceedings and the substitution Pendekatan Yudisial untuk ex penilaian
of judicial officers to fulfil this role. In tempore pendekatan peradilan untuk
conjunction with this ongoing trend, a number pemberian penilaian tempore mantan telah
of authorities have emphasised the obligation berubah selama tiga puluh tahun terakhir atau
of judicial officers to give reasons when lebih. Evolusi ini bertepatan dengan penurunan
determining cases, in order that the parties juri sebagai wasit utama dari fakta di banyak
might know the basis upon which their case proses dan substitusi petugas pengadilan untuk
has been decided and to facilitate the memenuhi peran ini. Dalam hubungannya
determination of the relevant issues should dengan tren yang sedang berlangsung ini,
there be an appeal.2 sejumlah pihak berwenang telah menekankan
Whatever the reasons may be, thirty years ago kewajiban petugas pengadilan untuk
Sir Frank Kitto, speaking essentially to an memberikan alasan saat menentukan kasus,
audience of the higher echelons of the agar pihak mungkin tahu dasar bagi kasus
judiciary, could wax lyrical over the benefits mereka telah memutuskan dan untuk

282
283

of the handwritten reserved judgment as a memfasilitasi penentuan isu-isu yang relevan


discipline, the “knuckling down to the sheer harus ada banding. 2 memfasilitasi penentuan
toil of it, enduring the soul-searing tedium of isu-isu yang relevan harus ada banding. 2
it, going over the first draft, the seventh draft if Apapun alasan mungkin, tiga puluh tahun yang
need be, and making all the necessary lalu Sir Frank Kitto, berbicara pada dasarnya
corrections and improvements with the kepada audiens eselon yang lebih tinggi dari
crossings out, the balloons and the marginal peradilan, bisa lilin liris atas manfaat dari
scribblings”.3 In his view, “an adjudication penghakiman dicadangkan tulisan tangan
that is not disciplined cannot but be more or sebagai disiplin, yang “knuckling ke kerja
less of a travesty, however facile its language, keras semata-mata itu, abadi kebosanan jiwa-
however impressive the voice that pronounces membakar itu, akan lebih draft pertama,
it”.4 rancangan ketujuh jika perlu, dan membuat
And later in the same article:5 “What we think semua koreksi yang diperlukan dan perbaikan
that we think on the spur of the moment often dengan penyeberangan keluar, balon dan
undergoes a remarkable change when we go coretan marjinal”. 3 Dalam pandangannya,
through the discipline of putting it down on “sebuah putusan yang tidak disiplin
paper and looking at it. Only after much penyeberangan keluar, balon dan coretan
refining and reforming in the process of marjinal”. 3 Dalam pandangannya, “sebuah
writing are our first vociferations likely to putusan yang tidak disiplin penyeberangan
yield the crystals of our final thoughts, keluar, balon dan coretan marjinal”. 3 Dalam
propositions freed from the impurity of our pandangannya, “sebuah putusan yang tidak
innate prejudices and from the distortions and disiplin bisa tidak tapi lebih atau kurang dari
the fuzziness around the edges that are the too- parodi, namun facile bahasanya, namun
frequent products of our emotions, our mengesankan suara yang mengucapkan itu”. 4
sympathies, our dislikes and our mengucapkan itu”. 4
predilections.” As a result, all judicial officers Dan kemudian dalam artikel yang sama: 5 Dan
should listen to the imperious urging of a still, kemudian dalam artikel yang sama: 5 “Apa
small voice whispering “Reserve thy yang kita pikirkan bahwa kita berpikir pada
judgment!” mendadak sering mengalami perubahan yang
luar biasa ketika kita pergi melalui disiplin
meletakkannya di atas kertas dan melihat itu.

283
284

Hanya setelah banyak pemurnian dan


reformasi dalam proses penulisan yang
vociferations pertama kami cenderung
menghasilkan kristal pikiran akhir kita,
proposisi dibebaskan dari pengotor dari
prasangka bawaan kami dan dari distorsi dan
ketidakjelasan di sekitar tepi yang terlalu-
sering produk dari emosi kita, simpati kami,
tidak suka dan predilections kami.”
Akibatnya, semua petugas pengadilan harus
mendengarkan desakan angkuh dari suara
kecil berbisik “penghakiman Cadangan Mu!”
With no disrespect intended, these words were Dengan tidak hormat dimaksudkan, kata-kata
uttered in a more leisured age when judicial ini diucapkan di usia yang lebih terluang ketika
officers in all jurisdictions had more time at petugas pengadilan di semua wilayah hukum
their disposal to devote to contemplation and memiliki lebih banyak waktu yang mereka
refinement of their decisions. Twenty and miliki untuk mengabdikan untuk kontemplasi
thirty years down the track, with a vastly dan penyempurnaan dari keputusan mereka.
increased workload in all courts, and problems Dua puluh tiga puluh tahun ke jalur, dengan
associated with delay in hearing matters beban kerja sangat meningkat di semua
compounded by a further delay in the handing pengadilan, dan masalah yang terkait dengan
down of judgments, the emphasis has changed. keterlambatan mendengar hal-hal diperparah
The harbingers of this change were two senior oleh penundaan lebih lanjut dalam penyerahan
judges of the NSW Court of Appeal, each of down penilaian, penekanan telah berubah.
whom has been elevated to the High Court Pertanda dari perubahan ini adalah dua hakim
since making his comments, metamorphoses senior dari NSW Pengadilan Banding, yang
which are perhaps no more than coincidental. masing-masing telah diangkat ke Pengadilan
In 1991, Justice Michael Kirby, then President Tinggi sejak membuat komentarnya,
of the NSW Court of Appeal, commented:6 “In metamorfosis yang mungkin tidak lebih dari
a perfect world, one might reserve decisions of kebetulan.
any complexity in order to have time to reflect

284
285

upon difficult issues of fact and law. But the Pada tahun 1991, Keadilan Michael Kirby,
backlog of reserved judgments increases. And maka Presiden NSW Pengadilan Banding,
in the background are the waiting litigants, the berkomentar: 6 Pada tahun 1991, Keadilan
vigilant lawyers and the angry editorialists Michael Kirby, maka Presiden NSW
reflecting increasing impatience with judicial Pengadilan Banding, berkomentar: 6
delay. These forces contribute to the pressure “Dalam dunia yang sempurna, salah satu
which exists today. It obliges all judicial mungkin cadangan keputusan dari setiap
officers, wherever possible, immediately after kompleksitas dalam rangka untuk memiliki
argument is concluded, not to reserve. But to waktu untuk merenungkan masalah yang sulit
provide reasons on the run.” (Emphasis added) fakta dan hukum. Tapi backlog penilaian
Some ten years later, the NSW Court of Appeal dilindungi undang-undang meningkat. Dan di
was considering an appeal involving a trial latar belakang adalah berperkara menunggu,
judge’s delay of almost twelve months in para pengacara waspada dan editorialists
handing down a reserved judgment.7 In this marah mencerminkan meningkatnya
case, there were issues concerning the ketidaksabaran dengan delay peradilan.
respective credibilities of the plaintiff and the Kekuatan ini berkontribusi terhadap tekanan
defendant. The trial judge said that she yang ada saat ini. Ini mewajibkan semua
preferred the evidence of the defendant and his petugas pengadilan, sedapat mungkin, segera
witnesses, but the Court of Appeal held that, setelah terhadap tekanan yang ada saat ini. Ini
since there was an inversely proportional mewajibkan semua petugas pengadilan,
relationship between the parties in point of sedapat mungkin, segera setelah argumen
creditworthiness, she had failed to sufficiently disimpulkan, tidak untuk cadangan. Tapi untuk
analyse the evidence and say why. The dual memberikan alasan di jalankan. ” (Penekanan
aspects of delay and the failure to give ditambahkan) argumen disimpulkan, tidak
adequate reasons were inextricably linked. untuk cadangan. Tapi untuk memberikan
So far as the delay in handing down judgment alasan di jalankan. ” (Penekanan ditambahkan)
was concerned, the court was generally quite argumen disimpulkan, tidak untuk cadangan.
sympathetic to the judge’s plight, referring to Tapi untuk memberikan alasan di jalankan. ”
factors such as the fact that many cases were (Penekanan ditambahkan)
not brought promptly to trial, some had to be Beberapa sepuluh tahun kemudian, NSW
adjourned in mid-stream, addresses were often Pengadilan Banding sedang

285
286

perfunctory, leaving the court to make what it mempertimbangkan banding yang melibatkan
could of complex documentary material, penundaan sidang hakim hampir dua belas
judges were obliged to make their own notes bulan dalam menjatuhkan putusan yang
of the evidence, proceedings were often dipesan. 7 Dalam melibatkan penundaan
interrupted by the interposition of other sidang hakim hampir dua belas bulan dalam
matters, and the pressure to hear cases meant menjatuhkan putusan yang dipesan. 7 Dalam
that even the hour or two after a case finishes melibatkan penundaan sidang hakim hampir
could not be devoted to considering the case dua belas bulan dalam menjatuhkan putusan
while it was fresh in the memory, but must be yang dipesan. 7 Dalam hal ini, ada isu-isu
used in the early stages of the next trial. tentang credibilities masing-masing penggugat
According to one of the Appeal Judges, Stein dan tergugat. Hakim pengadilan mengatakan
JA, himself formerly a Judge of the District bahwa dia lebih suka bukti terdakwa dan saksi,
Court, the solution was for the court to provide tapi Pengadilan Banding memutuskan bahwa,
“more time for reflection and the writing of karena ada hubungan berbanding terbalik
reserved judgments…in appropriate cases”.8 antara pihak-pihak di titik kredit, ia telah gagal
But Heydon JA, had a different solution to the untuk cukup menganalisis bukti dan
problem of delay in handing down judgments mengatakan mengapa . Aspek ganda
and that was for judges to adopt a routine keterlambatan dan kegagalan untuk
practice of delivering unreserved judgments.9 memberikan alasan yang memadai yang terkait
It was, he said, a technique with which famous erat.
names were associated. There was Sir William Sejauh keterlambatan dalam menjatuhkan
Page Wood VC, who favoured the delivery of putusan prihatin, pengadilan itu umumnya
unreserved judgments, because he found cukup bersimpati pada penderitaan hakim,
writing “extremely injurious to (his) health”. mengacu pada faktor-faktor seperti fakta
As a result his judgments were said bahwa banyak kasus tidak dibawa segera ke
pengadilan, beberapa harus ditunda di
pertengahan streaming, alamat sering acuh tak
acuh, meninggalkan pengadilan untuk
membuat apa yang bisa bahan dokumenter
kompleks, hakim diwajibkan untuk membuat
catatan mereka sendiri bukti, proses sering

286
287

terganggu oleh interposisi dari hal-hal lain, dan


tekanan untuk mendengar kasus berarti bahwa
bahkan jam atau dua setelah kasus selesai tidak
bisa dikhususkan untuk mempertimbangkan
kasus sementara itu segar dalam memori,
tetapi harus digunakan pada tahap awal dari
sidang berikutnya. Menurut salah satu Hakim
Banding, Stein JA, dirinya mantan Hakim
Pengadilan Negeri, 8 Tapi Heydon JA,
memiliki solusi yang berbeda untuk masalah
keterlambatan Hakim Pengadilan Negeri, 8
Tapi Heydon JA, memiliki solusi yang berbeda
untuk masalah keterlambatan Hakim
Pengadilan Negeri, 8 Tapi Heydon JA,
memiliki solusi yang berbeda untuk masalah
keterlambatan dalam menjatuhkan putusan dan
itu untuk hakim untuk mengadopsi praktek
rutin memberikan penilaian unreserved. 9
unreserved. 9
Itu, kata dia, teknik dengan yang nama-nama
terkenal yang terkait. Ada Sir William
Halaman Wood VC, yang disukai pengiriman
penilaian Unreserved, karena ia menemukan
tulisan “sangat berbahaya bagi kesehatan
(nya)”. Akibatnya keputusan-Nya yang
mengatakan
to be occasionally “ill-arranged and menjadi sesekali “sakit-diatur dan
fragmentary”. A generation later Sir George fragmentaris”. Sebuah generasi kemudian Sir
Jessel, followed the same practice. “Never George Jessel, mengikuti praktek yang sama.
while at the rolls court did he reserve judgment “Jangan sementara pada pengadilan gulungan
— not even in the great Epping Forest case dia cadangan penilaian - bahkan dalam kasus

287
288

(Commissioner of Sewers v Glasse) in 1874 Epping Forest besar ( Komisaris Selokan v


[19 Eq 134]), where the arguments lasted 23 Glasse) pada tahun 1874 [19 Eq 134]), di mana
days and the evidence filled several folio bahkan dalam kasus Epping Forest besar (
volumes — and only twice, and then only at Komisaris Selokan v Glasse) pada tahun 1874
the request of his colleagues in the court of [19 Eq 134]), di mana bahkan dalam kasus
appeal”. When solicitor general, he was Epping Forest besar ( Komisaris Selokan v
reputed once to have said “I may be wrong, but Glasse) pada tahun 1874 [19 Eq 134]), di mana
I never have any doubts”. A generation later argumen berlangsung 23 hari dan bukti diisi
still, Hamilton J (Viscount Sumner) followed beberapa volume folio - dan hanya dua kali,
the same practice in the Kings Bench Division dan kemudian hanya atas permintaan rekan-
from 1909 to 1912. rekannya di pengadilan banding”. Ketika
And in the 1960s, Roskill J at the conclusion pengacara umum, ia dianggap sekali untuk
of a five-day trial ending on 21 December mengatakan “Aku mungkin salah, tapi saya
1966, the last day of term, delivered a tidak pernah memiliki keraguan”. Sebuah
judgment dealing with complex facts and generasi kemudian masih, Hamilton J
difficult questions of law immediately, his (Viscount Sumner) mengikuti praktek yang
opening words being: “were it not that it is now sama di Kings Divisi Bench dari 1909 ke 1912.
rather later than the eleventh hour on the eve of Dan pada tahun 1960, Roskill J pada akhir
the Christmas vacation, I should have percobaan lima hari yang berakhir pada
preferred to put my judgment in this case into tanggal 21 Desember
writing in view of its importance to the parties 1966, hari terakhir jangka, disampaikan
and the number of difficult points to which it penghakiman berurusan dengan fakta-fakta
gives rise, but having regard to the admirable yang kompleks dan pertanyaan-pertanyaan
arguments to which I have listened on both sulit hukum segera, kata pembukaannya
sides and to the conclusions which I have menjadi: “kalau bukan bahwa sekarang agak
reached, I propose to give my judgment at kemudian daripada jam kesebelas pada malam
once, notwithstanding the obvious attendant liburan Natal, saya harus lebih suka untuk
disadvantages of so doing”. Do I not detect an menempatkan penilaian saya dalam hal ini ke
echo from a judex of sorts quoted earlier in this dalam tulisan dalam pandangan pentingnya
paper? No, the resemblance is purely kepada pihak-pihak dan jumlah poin yang sulit
coincidental, because according to Lord untuk yang menimbulkan, tetapi dengan

288
289

Denning MR even counsel for the losing party memperhatikan argumen mengagumkan yang
described Roskill J’s judgment as a tour de saya telah mendengarkan pada kedua sisi dan
force. But then again so did the Lord ke kesimpulan yang saya telah mencapai, saya
Chancellor in Criggleswick! mengusulkan untuk memberikan penilaian
In any event, we have now reached the stage saya sekaligus, terlepas dari kelemahan
where, from the caution administered in the petugas jelas sehingga melakukan”. Apakah
1970s to listen to that still, small voice saya tidak mendeteksi gema dari judex macam
whispering “Reserve thy judgment”, judicial dikutip sebelumnya dalam makalah ini? jelas
officers are now being virtually injuncted or at sehingga melakukan”. Apakah saya tidak
least strongly advised by higher authority to mendeteksi gema dari judex macam dikutip
“adopt a routine practice of delivering sebelumnya dalam makalah ini? jelas sehingga
unreserved judgments”, if not in all cases, but melakukan”. Apakah saya tidak mendeteksi
at least “wherever possible”. Not only that but gema dari judex macam dikutip sebelumnya
the practices of famous names from the past dalam makalah ini? Tidak, kemiripan adalah
are cited to sanction the practice. The question murni kebetulan, karena menurut Tuhan
is, therefore, whether the advice of Justices Denning MR bahkan pengacara pihak yang
Kirby and Heydon is capable of achievement kalah dijelaskan penghakiman Roskill J
and, if so, under what circumstances? And sebagai tour de force. Tapi sekali lagi begitu
what benefits are there in giving an immediate pula Tuhan Kanselir di Criggleswick!
judgment and do they outweigh the obvious dijelaskan penghakiman Roskill J sebagai tour
pitfalls? de force. Tapi sekali lagi begitu pula Tuhan
Of course, in at least one area, their Honours’ Kanselir di Criggleswick! dijelaskan
curial and extra-curial advice had long since penghakiman Roskill J sebagai tour de force.
been achieved at the time they spoke. The Tapi sekali lagi begitu pula Tuhan Kanselir di
magistrates of this State, who now deal with Criggleswick! dijelaskan penghakiman Roskill
some 97% of all court work in New South J sebagai tour de force. Tapi sekali lagi begitu
Wales to finality, have routinely delivered ex pula Tuhan Kanselir di Criggleswick!
tempore judgments since the foundation of the Dalam hal apapun, kita sekarang telah
colony, and the increasing complexity and mencapai tahap di mana, dari hati-hati
enlargement of their jurisdiction has not diberikan pada tahun 1970 untuk
inhibited their capacity to do so. The Local mendengarkan yang masih, suara kecil

289
290

Court is at the coal-face of justice in this State berbisik “Cadangan penghakiman-Mu”,


and its affairs would rapidly grind to a halt if petugas pengadilan sekarang sedang hampir
the majority of its decisions were to be injuncted atau setidaknya sangat disarankan
reserved. Over the years, those who attend the oleh otoritas yang lebih tinggi untuk
Local Court have come to anticipate that they “mengadopsi praktik rutin memberikan
will receive a speedy resolution to the problem penilaian unreserved”, jika tidak dalam semua
at hand after a necessarily succinct résumé of kasus, tapi setidaknya “sedapat mungkin”.
the facts and the applicable law; although not Bukan hanya itu tetapi praktik nama-nama
necessarily so in those instances where the terkenal dari masa lalu yang dikutip untuk
onus of proof is more finely balanced and sanksi praktek. Pertanyaannya adalah, oleh
where the only avenue of appeal is on the basis karena itu, apakah saran Hakim Kirby dan
of an error of law. Nor should it be forgotten Heydon mampu berprestasi dan, jika
that the words of Kirby and Heydon JJ were of demikian, dalam keadaan apa? Dan apa
general import, being directed to all judicial manfaat yang ada dalam memberikan
officers in the State and certainly not just to penilaian yang segera dan jangan mereka lebih
magistrates. besar daripada perangkap yang jelas?
The dilemma as to when to deliver an ex Tentu saja, dalam setidaknya satu area, saran
tempore judgment By virtue of the very nature kuria dan ekstra-kuria Honors mereka sudah
of the work which they do, judicial officers lama telah dicapai pada saat mereka berbicara.
deal with an enormous variety of matters. Para hakim dari Negara ini, yang kini
Some last only a few hours in hearing time, menangani beberapa 97% dari semua
others consume many days or weeks or even pekerjaan pengadilan di New South Wales
months. The issues in some matters are untuk finalitas, telah secara rutin disampaikan
relatively straightforward. In others there are penilaian tempore ex sejak berdirinya koloni,
intricate and involved factual and legal matters dan meningkatnya kompleksitas dan
to resolve. The short matter can often be more pembesaran yurisdiksi mereka belum
difficult to decide than one lasting menghambat mereka kapasitas untuk
considerably longer in point of time. melakukannya. Lokal Mahkamah pada
Sometimes, the parties will hand up agreed batubara muka keadilan di Negara ini dan
facts urusan cepat akan terhenti jika mayoritas
keputusannya itu harus dilindungi. Selama

290
291

bertahun-tahun, mereka yang menghadiri


Pengadilan setempat telah datang untuk
mengantisipasi bahwa mereka akan menerima
resolusi cepat untuk masalah yang dihadapi
setelah resume tentu ringkas dari fakta-fakta
dan hukum yang berlaku; meskipun tidak
selalu begitu dalam contoh-contoh di mana
tanggung jawab pembuktian lebih halus
seimbang dan di mana satu-satunya jalan
banding adalah atas dasar kesalahan hukum.
Atau harus itu dilupakan bahwa kata-kata
Kirby dan Heydon JJ adalah impor umum,
diarahkan ke semua petugas pengadilan di
Negara dan tentu saja tidak hanya untuk
hakim.
Dilema kapan untuk memberikan mantan
tempore penghakiman Berdasarkan sifat dari
pekerjaan yang mereka lakukan, petugas
pengadilan berurusan dengan berbagai variasi
masalah. Beberapa terakhir hanya beberapa
jam mendengar waktu, orang lain
mengkonsumsi beberapa hari atau minggu atau
bahkan berbulan-bulan. Masalah-masalah di
beberapa hal yang relatif mudah. Di lain ada
hal-hal faktual dan hukum yang rumit dan
terlibat untuk menyelesaikan. Materi singkat
sering dapat lebih sulit untuk memutuskan dari
and issues, leaving you to decide one simple dan isu-isu, meninggalkan Anda untuk
and straightforward issue, which turns out to memutuskan satu masalah sederhana dan
be anything but simple and straightforward. mudah, yang ternyata menjadi apa-apa tapi
On some occasions you will see the issues sederhana dan mudah. Pada beberapa

291
292

clearly and be ready to deliver your ex tempore kesempatan Anda akan melihat masalah
judgment as soon as the case is complete, only dengan jelas dan siap untuk memberikan
to be turned around by something counsel says mantan tempore penilaian Anda segera setelah
in his or her address. And there are always kasus ini selesai, hanya untuk berbalik oleh
those cases where you have confidently sesuatu nasihat mengatakan dalam pidato nya.
embarked on your ex tempore judgment, only Dan selalu ada kasus-kasus di mana Anda telah
to have second thoughts about it while you are yakin memulai mantan tempore penilaian
in the process of delivery, in which case the Anda, hanya untuk memiliki pikiran kedua
only real option is to abandon your tentang hal itu saat Anda berada dalam proses
predetermined course to allow time for further pengiriman, dalam hal satu-satunya pilihan
reflection, notwithstanding any adalah untuk meninggalkan kursus Anda yang
embarrassment which this may occasion in the telah ditentukan untuk memberikan waktu bagi
short term.10 refleksi lebih lanjut, meskipun rasa malu yang
Another factor in these days of case load ini mungkin kesempatan dalam jangka pendek.
management is the use of witness statements. 10 lebih lanjut, meskipun rasa malu yang ini
In many cases, it is not uncommon to have a mungkin kesempatan dalam jangka pendek. 10
vast bulk of documentary material tendered at Faktor lain di hari-hari manajemen beban
the commencement of the case, and at various kasus adalah penggunaan pernyataan saksi.
strategic times thereafter. The time for Dalam banyak kasus, tidak jarang untuk
absorbing the evidence as the witness gives it memiliki sebagian besar bahan dokumenter
viva voce is truncated. Accordingly, when the ditenderkan pada saat dimulainya kasus ini,
time arrives for giving judgment, much of this dan di berbagai kali strategis setelahnya.
material may still be swimming around in Waktu untuk menyerap bukti sebagai saksi
one’s head. It has not been able to gel. If the memberikan ujian lisan terpotong. berbagai
case proceeds for more than a day, there is at kali strategis setelahnya. Waktu untuk
least the opportunity for reading or re-reading menyerap bukti sebagai saksi memberikan
this material in one’s own time. ujian lisan terpotong. berbagai kali strategis
I have recently spent some time sitting in the setelahnya. Waktu untuk menyerap bukti
Local Court’s Small Claims Division, which is sebagai saksi memberikan ujian lisan
intended to provide litigants with a “fast, terpotong. Dengan demikian, ketika saatnya
cheap, informal but final resolution of their tiba untuk memberikan penilaian, banyak

292
293

disputes”11 where amounts of $10,000 or less bahan ini mungkin masih berenang di kepala
are involved. Witness statements are generally seseorang. Ini belum mampu untuk gel. Jika
filed with the court beforehand and can be read hasil kasus untuk lebih dari satu hari,
before the case commences. In other cases, for setidaknya ada kesempatan untuk membaca
one reason or another they have either not been atau membaca kembali bahan ini dalam waktu
filed or linked up with the papers, and one must sendiri. Saya baru-baru ini menghabiskan
absorb them on the spot. At the Downing beberapa waktu duduk di Mahkamah lokal
Centre, ten such matters are listed each day and Klaim Kecil Divisi, yang dimaksudkan untuk
the complexity of some cases bears no memberikan berperkara dengan “cepat, murah,
relationship to the amount of money involved. informal tapi akhir penyelesaian sengketa
Yet a decision is generally anticipated on the mereka” 11 di mana jumlah $ 10.000 atau
spot, immediately following the reading of berperkara dengan “cepat, murah, informal
sometimes lengthy witness statements and tapi akhir penyelesaian sengketa mereka” 11 di
hearing submissions from the parties or their mana jumlah $ 10.000 atau berperkara dengan
legal representatives. Generally, no oral “cepat, murah, informal tapi akhir
evidence is given. The process involves penyelesaian sengketa mereka” 11 di mana
limited time for reflection and there are always jumlah $ 10.000 atau kurang yang terlibat.
those cases where one just has to reserve. In Keterangan saksi umumnya diajukan ke
other words, the fact that a matter may be dealt pengadilan terlebih dahulu dan bisa dibaca
with in the Local Court — and in the Small sebelum kasus dimulai. Dalam kasus lain,
Claims Division at that — does not necessarily untuk satu atau alasan lain mereka telah baik
mean that it is stereotyped for an ex tempore tidak diajukan atau terkait dengan surat-surat,
decision. On the other hand, in the higher dan satu harus menyerap mereka di tempat. Di
courts, reasons of urgency and other Downing Centre, sepuluh hal tersebut
considerations in a complex case often tercantum setiap hari dan kompleksitas
command an immediate decision, or a beberapa kasus beruang tidak ada
judgment given soon after the case concludes. hubungannya dengan jumlah uang yang
The Patrick12 litigation in the Federal Court a terlibat. Namun keputusan umumnya
few years ago was a case in point. diantisipasi di tempat, segera setelah
The question is, how can one make “a routine pembacaan pernyataan saksi kadang-kadang
habit” of anything, let alone of giving an ex panjang dan mendengar pengajuan dari pihak

293
294

tempore judgment, amidst this infinite variety atau perwakilan hukum mereka. Umumnya,
of circumstances? One of the most difficult tidak ada bukti lisan yang diberikan. Proses ini
decisions a judicial officer will ever be melibatkan waktu yang terbatas untuk refleksi
required to make is whether or not to reserve, dan selalu ada kasus-kasus di mana satu hanya
and this is at least one decision which does memiliki cadangan. Dengan kata lain, fakta
have to be made ex tempore. Your opinions bahwa suatu hal dapat ditangani di Pengadilan
may have swayed back and forth during the Lokal - dan di Klaim Divisi Kecil pada saat itu
currency of the case, and even the more so - tidak berarti bahwa itu adalah stereotip untuk
during counsel’s submissions. However, you keputusan mantan tempore. Di sisi lain, di
take the view that you are seized of the matter, pengadilan yang lebih tinggi, alasan urgensi
the issues are fresh in your mind, reserving dan pertimbangan lainnya dalam kasus yang
may mean delay in the context of other kompleks sering perintah keputusan segera,
judgments already reserved which have atau penilaian yang diberikan segera setelah
priority, and you feel that the time to strike is kasus menyimpulkan. Itu Patrick 12keputusan
now — perhaps after a moment or two for segera, atau penilaian yang diberikan segera
reflection. setelah kasus menyimpulkan. Itu Patrick
Whether you have made the wrong or right 12keputusan segera, atau penilaian yang
decision may not become immediately diberikan segera setelah kasus menyimpulkan.
apparent. That I made the wrong decision, or Itu Patrick 12
thought that I may have done so, has litigasi di Pengadilan Federal beberapa tahun
sometimes dawned upon me after walking yang lalu adalah kasus di titik. Pertanyaannya
down the corridor to my chambers after adalah, bagaimana seseorang bisa membuat
“kebiasaan rutin” apa-apa, apalagi
memberikan mantan tempore penghakiman, di
tengah-tengah ini berbagai tak terbatas
keadaan? Salah satu keputusan yang paling
sulit petugas pengadilan akan pernah diminta
untuk membuat adalah apakah atau tidak untuk
cadangan, dan ini adalah setidaknya satu
keputusan yang tidak harus dibuat ex tempore.
pendapat Anda mungkin telah bergoyang

294
295

bolak-balik selama mata uang terjadi, dan


bahkan lebih selama kiriman nasihat ini.
Namun, Anda mengambil pandangan bahwa
Anda disita dari masalah ini, isu-isu segar
dalam pikiran Anda, sisakan mungkin berarti
penundaan dalam konteks penilaian lainnya
sudah disediakan yang memiliki prioritas, dan
Anda merasa bahwa waktu untuk menyerang
sekarang - mungkin setelah beberapa saat atau
dua untuk refleksi.
Apakah Anda telah membuat keputusan yang
salah atau benar mungkin tidak menjadi segera
jelas. Bahwa saya membuat keputusan yang
salah, atau berpikir bahwa saya mungkin telah
melakukannya, kadang-kadang sadar pada
saya setelah berjalan menyusuri koridor untuk
ruang saya setelah
adjourning for the day. Only then has the menangguhkan untuk hari. Hanya kemudian
realisation dawned about some aspect which I telah realisasi sadar tentang beberapa aspek
did not cover or did not place sufficient yang saya tidak menutupi atau tidak
emphasis upon in my judgment. There have menempatkan penekanan yang cukup pada
even been occasions when I have managed to dalam penilaian saya. bahkan ada kesempatan
convince myself that I should have found for ketika saya telah berhasil meyakinkan diri
the other party. sendiri bahwa saya harus ditemukan untuk
This soul searching is not unnatural, but for pihak lain.
one’s own piece of mind, it is best and more pencarian jiwa ini tidak wajar, tapi untuk
fruitfully indulged in before a rash precipitate bagian sendiri pikiran, itu adalah yang terbaik
plunge into an unreserved judgment. The dan lebih yang bermanfaat terlibat dalam
difficulties in giving an immediate judgment in sebelum endapan terjun ruam menjadi
most cases are obvious:13 penghakiman unreserved. Kesulitan dalam
memberikan penilaian yang langsung dalam

295
296

“The intense concentration called for in kebanyakan kasus yang jelas: 13 dalam
seeking to understand every nuance of the case kebanyakan kasus yang jelas: 13
as it happens — the desire then to marginalise “Konsentrasi intens menyerukan dalam
and discount the irrelevant — the need to mencari untuk memahami setiap nuansa kasus
remember earlier aspects and balance them seperti yang terjadi - keinginan kemudian
against later ones — the insistent pressure of meminggirkan dan diskon yang tidak relevan -
the next case waiting to be heard…. The faults kebutuhan untuk mengingat aspek sebelumnya
of expression typical of unreserved judgments dan menyeimbangkan mereka terhadap orang-
are often said on appeal to manifest errors of orang kemudian - tekanan bertubi-tubi dari
thought.” kasus berikutnya menunggu untuk didengar ....
On the other hand, yet another addition to Kesalahan ekspresi khas penilaian unreserved
one’s own personal cellar of reserved sering dikatakan banding untuk mewujudkan
judgments may well see it submerged behind kesalahan pemikiran.”
those others waiting their turn in the queue, and Di sisi lain, belum lain selain satu gudang
the sea of never ending cases still to be heard, pribadi sendiri penilaian dicadangkan mungkin
never forgetting that a judge is also a human lihat itu terendam di balik orang lain
being who has his or her own family and menunggu giliran dalam antrian, dan lautan
personal responsibilities to work into their list tidak pernah berakhir kasus masih untuk
of priorities somewhere. The facts and nuances didengar, tidak pernah lupa bahwa hakim juga
of the case fade from one’s mind, and the task manusia yang memiliki keluarga dan
of resurrecting them becomes correspondingly pribadinya tanggung jawab sendiri untuk
more difficult with the passage of time. If the bekerja dalam daftar prioritas mereka di suatu
delay is extended, inferences can be drawn that tempat. Fakta dan nuansa kasus memudar dari
the judge has forgotten large parts of the facts pikiran seseorang, dan tugas membangkitkan
and evidence in the case, and that he or she has mereka menjadi Sejalan lebih sulit dengan
no clear recollection or impression of the berlalunya waktu. Jika penundaan
demeanour of the witnesses of fact or their diperpanjang, kesimpulan dapat ditarik bahwa
credibility when the time eventually arrives to hakim telah melupakan sebagian besar fakta-
deliver judgment.14 fakta dan bukti-bukti dalam kasus ini, dan
It should not be supposed that in his counsel to bahwa ia tidak ingat jelas atau kesan sikap
“reserve thy judgment”, Sir Frank Kitto had saksi fakta atau kredibilitas mereka ketika

296
297

overlooked the aspect of delay. He recognised waktu akhirnya tiba untuk memberikan
that to reserve would mean delay,15 “but while penilaian. 14 saksi fakta atau kredibilitas
in some cases there is truth in the maxim that mereka ketika waktu akhirnya tiba untuk
justice delayed is justice denied, in many it is memberikan penilaian. 14
true that hurried justice is not justice at all, in Seharusnya tidak seharusnya bahwa dalam
many more that it is not justice done nasihatnya untuk “cadangan penilaian Mu”,
sufficiently, and in still more that it is not Sir Frank Kitto telah diabaikan aspek
justice done manifestly. I recall that on a keterlambatan. Dia mengakui bahwa untuk
famous occasion, Sir Owen Dixon, answering cadangan berarti penundaan, 15
a request for urgency made by the then keterlambatan. Dia mengakui bahwa untuk
Attorney-General of the Commonwealth, said: cadangan berarti penundaan, 15
‘It is more important that this case be decided “Tapi sementara dalam beberapa kasus ada
rightly than that it be decided soon.’ Less kebenaran dalam pepatah bahwa keadilan yang
neatly but with equal truth it may be said that ditunda adalah keadilan ditolak, dalam banyak
in the great majority of cases it is more memang benar bahwa keadilan bergegas tidak
important that the purposes of an open keadilan sama sekali, dalam banyak lagi yang
statement of reasons should be well and fully tidak keadilan dilakukan secukupnya, dan
achieved than that the parties and the Judge masih banyak yang tidak keadilan dilakukan
should have a quick end to their current secara nyata. Saya ingat bahwa pada
preoccupation. Quickness of decision is no kesempatan yang terkenal, Sir Owen Dixon,
substitute for thoroughness in consideration menjawab permintaan untuk mendesak dibuat
and the utmost care in the formulation of oleh kemudian Jaksa Agung Persemakmuran,
reasons. You may say that these things may be mengatakan: 'Hal ini lebih penting bahwa
overdone. Of course they may. You get your kasus ini diputuskan benar dari itu diputuskan
easy cases, your obvious cases, though they are segera' Kurang rapi tetapi dengan kebenaran
not as frequent as a self-confident Judge is apt yang sama dapat dikatakan bahwa dalam
to enjoy telling himself. I am suggesting no sebagian besar kasus itu lebih penting bahwa
rigid rule, but a general truth. My proposition tujuan dari pernyataan terbuka alasan harus
is that wisdom lies in keeping to the course of baik dan sepenuhnya dicapai dari itu pihak dan
carefulness, though recognising cases when Hakim harus memiliki akhir yang cepat untuk
they arise which require finality urgently.” mereka keasyikan saat ini. Kecepatan

297
298

keputusan ada pengganti untuk ketelitian


dalam pertimbangan dan hati-hati dalam
perumusan alasan. Anda mungkin mengatakan
bahwa hal ini mungkin berlebihan. Tentu saja
mereka mungkin. Anda mendapatkan kasus
yang mudah Anda, kasus yang jelas Anda,
meskipun mereka tidak sering sebagai Hakim
percaya diri cenderung untuk menikmati
mengatakan dirinya. Saya menyarankan ada
aturan yang kaku, tetapi kebenaran umum.
proposisi saya adalah bahwa kebijaksanaan
terletak dalam menjaga ke lapangan kehati-
hatian, meskipun mengakui kasus ketika
mereka muncul yang membutuhkan finalitas
mendesak.”
Resolving the conundrum How then to resolve Menyelesaikan teka-teki Bagaimana kemudian
this conundrum between carefulness and untuk menyelesaikan teka-teki ini antara
discipline on the one hand, and the avoidance kehati-hatian dan disiplin di satu sisi, dan
of delay on the other, in an age of an increasing menghindari keterlambatan di sisi lain, di
case load imposed on all judicial officers? To zaman peningkatan beban kasus dikenakan
my mind the answer lies not necessarily in pada semua petugas pengadilan? Untuk
developing a routine habit of delivering pikiran saya jawabannya terletak tidak harus
reasons on the run, a practice which can lead to dalam mengembangkan kebiasaan rutin
the undesirable features we witnessed at the memberikan alasan di jalankan, sebuah
hands of our so-called experienced judge at the praktek yang dapat menyebabkan fitur yang
outset of this paper. No more does it lie in tidak diinginkan kita menyaksikan di tangan
routinely or even frequently reserving one’s disebut hakim kami yang berpengalaman di
judgment, a practice which if attended by lack awal tulisan ini. Tidak ada lagi apakah itu
of preparation when the case is heard and terletak pada rutin atau bahkan sering
thereafter delay, can mean that one’s memory memesan penghakiman seseorang, sebuah
of the case soon becomes little more than praktek yang jika dihadiri oleh kurangnya

298
299

something like a faded snapshot. The answer persiapan saat kasus ini disidangkan dan
lies in approaching each case, no matter what setelah itu menunda, dapat berarti memori
its complexities, idiosyncrasies and length, as yang satu kasus segera menjadi sedikit lebih
if one were intending to deliver an unreserved dari sesuatu seperti snapshot pudar .
judgment at its conclusion. Jawabannya terletak pada mendekati setiap
This involves active preparation for that kasus, tidak peduli apa kompleksitas,
eventuality as the case progresses. For those keanehan dan panjang, seperti pudar .
cases which lend themselves to a judgment Jawabannya terletak pada mendekati setiap
immediately upon the conclusion of the kasus, tidak peduli apa kompleksitas,
addresses, the process can take place almost keanehan dan panjang, seperti jika seseorang
intuitively with the benefit of some years of berniat untuk memberikan penilaian
experience. I usually take voluminous notes of unreserved pada kesimpulan. jika seseorang
the evidence and appropriately underline, berniat untuk memberikan penilaian
circle or otherwise mark those portions which unreserved pada kesimpulan.
seem to me to be of some significance. As I Hal ini melibatkan persiapan aktif untuk
turn the pages over face down, I leave those kemungkinan bahwa sebagai kasus
pages with these markings face up, so that they berlangsung. Untuk kasus-kasus yang
and their markings are readily accessible. The meminjamkan diri untuk penghakiman segera
Court of Appeal has pointed out on a number setelah kesimpulan dari alamat, proses dapat
of occasions that a lengthy regurgitation of the berlangsung hampir secara intuitif dengan
evidence with little or no attempt to distinguish manfaat dari beberapa tahun pengalaman. Saya
the relevant from the irrelevant is undesirable. biasanya membuat catatan tebal bukti dan tepat
However, it is of assistance to be able to quote menggarisbawahi, lingkaran atau sebaliknya
directly the evidence of a witness regarding menandai bagian-bagian yang tampaknya saya
this or that issue, and that is why I like to keep untuk menjadi beberapa arti. Seperti yang saya
those notations I have made of those portions membalik halaman atas menghadap ke bawah,
of their evidence which appear to me to be saya meninggalkan halaman tersebut dengan
significant before me. tanda-tanda ini menghadapi, sehingga mereka
For preference, one’s notes should be legible dan tanda-tanda mereka mudah diakses.
and none too cryptic. I must confess that I have Pengadilan Banding telah menunjukkan pada
frequently found myself in the position of Mr sejumlah kesempatan bahwa regurgitasi

299
300

Guppy, the solicitor in Bleak House16 who panjang bukti dengan sedikit atau tidak ada
had gone to the trouble of making a note of the upaya untuk membedakan yang relevan dari
things he wished to say at an important yang tidak relevan tidak diinginkan. Namun,
interview. When the time came to consult his Untuk preferensi, catatan seseorang harus
notes, he experienced certain difficulties of dapat dibaca dan tidak terlalu samar. Saya
interpretation: “‘Now — I — …The fact is, harus mengakui bahwa saya telah sering
that I put down a head or two here of the order menemukan diriku di posisi Mr Guppy,
of the points I thought of touching upon, and pengacara di Bleak House 16 yang telah pergi
they’re written short, and I can’t quite make ke kesulitan telah sering menemukan diriku di
out what they mean’…He murmurs, growing posisi Mr Guppy, pengacara di Bleak House 16
warm and red, and holding the slip of paper yang telah pergi ke kesulitan telah sering
now close to his eyes, now a long way off, menemukan diriku di posisi Mr Guppy,
‘C.S. What’s C.S. for? Oh! “E.S.! (Esther pengacara di Bleak House 16 yang telah pergi
Summerson)” Oh, I know! Yes, to be sure!’ ke kesulitan telah sering menemukan diriku di
and comes back enlightened.” posisi Mr Guppy, pengacara di Bleak House 16
When I first read this passage I was indeed yang telah pergi ke kesulitan membuat catatan
relieved to see that this sort of thing happened dari hal-hal yang ia ingin mengatakan pada
to someone other than myself, and as long ago sebuah wawancara penting. Ketika tiba
as the 1850s! It highlights the importance of saatnya untuk berkonsultasi catatannya, ia
making one’s notes capable of being read and mengalami kesulitan tertentu interpretasi:
understood if they are to be of any use at all. “'Sekarang - I - ... Faktanya adalah, bahwa saya
Otherwise, if you are expounding ex tempore meletakkan satu atau dua kepala di sini dari
and viva voce, the pinnacle of embarrass-ment urutan poin saya pikir menyentuh pada, dan
is apt to arrive when you are staring at a note mereka ditulis singkat, dan aku tak bisa
which you can’t read and have to stop your membuat apa yang mereka maksud '... Dia
otherwise learned dissertation in mid sentence bergumam, tumbuh hangat dan merah, dan
or skirt around the point. memegang secarik kertas sekarang dekat
As the case proceeds, I usually also make a dengan matanya, sekarang jauh,' CS Apa CS
note of the issues as they emerge so that I do untuk? Oh! “ES! ( Esther Summerson) " Oh
not overlook them. When I was first appointed saya tahu! Ya, dengan matanya, sekarang
to the bench and was wondering how to jauh,' CS Apa CS untuk? Oh! “ES! ( Esther

300
301

approach the subject of delivering an ex Summerson) " Oh saya tahu! Ya, dengan
tempore judgment — “in my salad days, when matanya, sekarang jauh,' CS Apa CS untuk?
I was green in judgment”, as Sir Frank Kitto Oh! “ES! ( Esther Summerson) " Oh saya tahu!
expressed it17 — an experienced magistrate Ya, untuk memastikan!' dan kembali
advised me to make a note of the issues raised tercerahkan.”
by counsel in their addresses, and to make Ketika saya pertama kali membaca bagian ini
saya memang lega melihat bahwa hal semacam
ini terjadi pada orang lain selain diri saya
sendiri, dan selama lalu sebagai tahun 1850-
an! Ini menyoroti pentingnya membuat catatan
seseorang yang mampu membaca dan
memahami jika mereka ada gunanya sama
sekali. Jika tidak, jika Anda menguraikan ex
tempore dan ujian lisan, puncak
mempermalukan-ment sangat tepat untuk tiba
ketika Anda menatap catatan yang Anda
tempore dan ujian lisan, puncak
mempermalukan-ment sangat tepat untuk tiba
ketika Anda menatap catatan yang Anda
tempore dan ujian lisan, puncak
mempermalukan-ment sangat tepat untuk tiba
ketika Anda menatap catatan yang Anda tidak
bisa membaca dan harus berhenti disertasi
Anda jika tidak belajar pada pertengahan
kalimat atau rok di sekitar titik.
Sebagai hasil kasus, saya biasanya juga
membuat catatan dari masalah karena mereka
muncul sehingga saya tidak mengabaikan
mereka. Ketika saya pertama kali diangkat ke
bangku dan bertanya-tanya bagaimana
mendekati subjek memberikan mantan

301
302

tempore penghakiman - “di hari-hari salad


saya, ketika saya masih hijau dalam
penghakiman”, seperti Sir Frank Kitto
menyatakan itu 17 — an experienced
magistrate advised me to make a note of the
issues raised by counsel in their Frank Kitto
menyatakan itu 17 — an experienced
magistrate advised me to make a note of the
issues raised by counsel in their Frank Kitto
menyatakan itu 17 — an experienced
magistrate advised me to make a note of the
issues raised by counsel in their addresses, and
to make
a particular point of mentioning those, a particular point of mentioning those,
distinguishing the relevant from the irrelevant distinguishing the relevant from the irrelevant
when appropriate, since these were the facts when appropriate, since these were the facts
and issues they considered important. I found and issues they considered important. I found
this good advice over the years. It generally this good advice over the years. It generally
saved forgetting a point which the parties saved forgetting a point which the parties
themselves considered of significance. themselves considered of significance.
In the case which progresses from day to day Dalam kasus yang berkembang dari hari ke
or is otherwise interrupted, the conscientious hari atau sebaliknya terganggu, petugas
judicial officer will also not only make notes peradilan teliti juga akan tidak hanya membuat
of the proceedings as they progress, but will sit catatan dari proses karena mereka kemajuan,
down at the end of the day to review the day’s tetapi akan duduk di akhir hari untuk meninjau
proceedings, to make notes of his or her proses hari itu, untuk membuat catatan
assessment of the witnesses, what has been penilaian nya dari saksi-saksi, apa yang telah
proved, what remains to be proved, what terbukti, apa yang masih harus dibuktikan,
aspects should be kept in mind, and so on. “It aspek apa yang harus diingat, dan sebagainya.
not only prepares you for the resumption of “Ini tidak hanya mempersiapkan Anda untuk
proceedings but forces you to evaluate what memulai kembali proses tapi memaksa Anda

302
303

has transpired and tends to fix the evidence and untuk mengevaluasi apa yang telah terjadi dan
the impressions created by witnesses better in cenderung memperbaiki bukti dan tayangan
one’s mind.”18 For shorter cases, the morning yang dibuat oleh saksi yang lebih baik dalam
tea and lunch breaks provide the same pikiran seseorang.” 18 Untuk kasus yang lebih
opportunity. pendek, pagi teh dan istirahat makan siang oleh
I have also found it helpful to commence saksi yang lebih baik dalam pikiran
writing a judgment at the earliest opportunity seseorang.” 18 Untuk kasus yang lebih pendek,
— as soon as something starts to gel. It may pagi teh dan istirahat makan siang oleh saksi
need to be changed from time to time, and even yang lebih baik dalam pikiran seseorang.” 18
from day to day, but in these days of word Untuk kasus yang lebih pendek, pagi teh dan
processors and computers, that task is not too istirahat makan siang memberikan kesempatan
difficult. If the case is interrupted for any yang sama. Saya juga telah menemukan itu
length of time because it is adjourned part berguna untuk memulai menulis penghakiman
heard, these preliminary steps to the ultimate pada kesempatan paling awal
judgment, be it given ex tempore or after some - sesegera sesuatu mulai gel. Ini mungkin perlu
consideration, become even more critical. If diubah dari waktu ke waktu, dan bahkan dari
the case is simply put away in a drawer or on hari ke hari, tetapi pada hari-hari dari pengolah
the shelf “to simmer” for some months, you kata dan komputer, tugas yang tidak terlalu
will probably have little recall of the evidence sulit. Jika kasus terganggu untuk waktu yang
or the witnesses, and your notes may not lama karena ditunda bagian mendengar,
necessarily help, particularly in the case of langkah-langkah awal untuk penghakiman
witnesses if you have not recorded your akhir, baik itu diberikan mantan tempore atau
impressions of them at or shortly after their setelah beberapa pertimbangan, menjadi lebih
tenure in the witness box. The sheer task of penting. Jika kasus ini hanya menempatkan
getting it all back into one’s head again diri di laci atau di rak “mendidih” selama
becomes an ordeal in itself. Far better to start beberapa bulan, Anda mungkin akan memiliki
from a position when it is all fresh in the mind. sedikit mengingat bukti atau saksi, dan catatan
Obviously, in this process of continual writing Anda mungkin tidak selalu membantu,
up, constant revision is necessary. It does not terutama dalam kasus saksi jika Anda belum
mean that any issue or the case as a whole has mencatat kesan Anda dari mereka pada atau
been prejudged, because the case is constantly segera setelah masa jabatan mereka dalam

303
304

evolving. Your draft judgment is a work in kotak saksi. Tugas semata-mata mendapatkan
progress, and any conclusions are at best itu semua kembali ke kepala seseorang lagi
preliminary. The advantage of this process of menjadi siksaan tersendiri. Jauh lebih baik
writing up virtually from day one, is that, as Sir untuk memulai dari posisi ketika itu semua
Frank Kitto said, it focuses the mind. Albeit segar dalam pikiran. Jelas, dalam proses ini
unconsciously, the evidence is being analysed terus-menerus menulis up, revisi konstan
as you go along. diperlukan. Ini tidak berarti bahwa setiap
Hopefully, if all goes well, by the time the case masalah atau kasus secara keseluruhan telah
is approaching its zenith, you may be in a praduga, karena kasus ini terus berkembang.
position to deliver an unreserved judgment at rancangan penilaian Anda bekerja di sebuah
the end of it, or at least be in a position to do kemajuan, dan kesimpulan yang di awal
so soon thereafter. If this is not possible — terbaik. Keuntungan dari proses ini penulisan
possibly because of some point counsel has hampir dari hari pertama, adalah bahwa,
made in their addresses, or because of seperti yang dikatakan Sir Frank Kitto,
something else which has occurred to you, or berfokus pikiran. Walaupun secara tidak sadar,
because you have still not made up your mind bukti sedang dianalisis sebagai Anda pergi
on certain points — you should be in a position bersama. dan kesimpulan yang di awal terbaik.
to give judgment shortly thereafter — the next Keuntungan dari proses ini penulisan hampir
day or within a day or a few days or weeks. The dari hari pertama, adalah bahwa, seperti yang
problem of delay will have evaporated or been dikatakan Sir Frank Kitto, berfokus pikiran.
significantly diminished. The hard work Walaupun secara tidak sadar, bukti sedang
having been done during the currency of the dianalisis sebagai Anda pergi bersama. dan
case, it is of no real consequence if the decision kesimpulan yang di awal terbaik. Keuntungan
is given a few days or even a few weeks later, dari proses ini penulisan hampir dari hari
and the litigants and their representatives will pertama, adalah bahwa, seperti yang dikatakan
probably think more of you, and more Sir Frank Kitto, berfokus pikiran. Walaupun
important, the justice system, for it. As a matter secara tidak sadar, bukti sedang dianalisis
of interest, Heydon JA’s leading judgment in sebagai Anda pergi bersama.
Hadid v Redpath was given seven days Mudah-mudahan, jika semua berjalan dengan
following the hearing. For the sake of baik, pada saat kasus ini mendekati puncaknya,
completeness, I should add that these days, Anda mungkin dalam Mudah-mudahan, jika

304
305

many courts have in place case management semua berjalan dengan baik, pada saat kasus
guidelines which include a period within ini mendekati puncaknya, Anda mungkin
which judgment should be given after the dalam Mudah-mudahan, jika semua berjalan
hearing. In civil matters in the Local Court, the dengan baik, pada saat kasus ini mendekati
period is 28 days. puncaknya, Anda mungkin dalam posisi untuk
Even in those cases where I may have prepared memberikan penilaian unreserved pada akhir
something of a judgment before the conclusion itu, atau setidaknya berada dalam posisi untuk
of the hearing, if some evidence is taken and melakukannya segera setelah itu. Jika hal ini
submissions are heard on the final day, I never tidak mungkin - mungkin karena beberapa
start reading as soon as the addresses are nasihat titik telah dibuat di alamat mereka, atau
complete, even when nothing which has karena sesuatu yang lain yang telah terjadi
transpired on that day has changed my mind. kepada Anda, atau karena Anda masih belum
To do so will give the memutuskan Anda pada titik-titik tertentu -
Anda harus berada dalam posisi untuk
memberikan penilaian segera sesudahnya -
hari berikutnya atau dalam sehari atau
beberapa hari atau minggu. Masalah
keterlambatan akan menguap atau telah
berkurang secara signifikan. Kerja keras yang
telah dilakukan selama mata uang terjadi, itu
adalah tidak ada konsekuensi nyata jika
keputusan diberikan beberapa hari atau bahkan
beberapa minggu kemudian, dan berperkara
dan perwakilan mereka mungkin akan berpikir
lebih dari Anda, dan yang lebih penting ,
sistem peradilan, untuk itu. Sebagai soal
bunga, Hadid v Redpath diberikan tujuh hari
berikutnya sidang. Demi kelengkapan,
peradilan, untuk itu. Sebagai soal bunga,
Hadid v Redpath diberikan tujuh hari
berikutnya sidang. Demi kelengkapan,

305
306

peradilan, untuk itu. Sebagai soal bunga,


Hadid v Redpath diberikan tujuh hari
berikutnya sidang. Demi kelengkapan, saya
harus menambahkan bahwa hari ini, banyak
pengadilan memiliki di tempat pedoman
manajemen kasus yang mencakup periode di
mana penilaian harus diberikan setelah sidang.
Dalam hal sipil di Pengadilan lokal, periode
adalah 28 hari.
Bahkan dalam kasus-kasus di mana saya
mungkin telah menyiapkan sesuatu
penghakiman sebelum kesimpulan dari sidang,
jika beberapa bukti diambil dan pengiriman
terdengar pada hari terakhir, saya tidak pernah
mulai membaca secepat alamat lengkap,
bahkan ketika tidak ada yang telah terjadi pada
hari itu telah berubah pikiran. Untuk
melakukannya akan memberikan

B. Buku Pembanding
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kekuasaan kehaiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna meneggakan hukum dan keadilan. Amanat ini adalah
sebagai pelaksanaan dari pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 setelah amandemen
ketiga yang berbunyi “negara indonesia adalah negara hukum”, karena salah satu perinsip
negara hukum adalah adanya jaminan penyelengaraan kekuasaan lembaga peradilan yang
merdeka, bebas dari segala campur tangan pihak kekuasaan ekstrayudisial untuk

306
307

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan ketertiban, keadilan, kebenaran, dan


kepastian hukum yang mampu memberikan pengayoman kepada masyarakat.
Sejarah kekuasaan kehakiman di indonesia telah memberikan gambaran dan
pemahaman bahwa kekuasaan kehakiman selalu berada di bawah naungan kekuasaan
eksekutif dalam hal ini kekuasaan presiden. Pada era kekuasaan Soekarno, ketua
Mahkamah Agung pernah di jadikan sebagai salah satu anggota kabinet yang bertanggung
jawab langsung kepada presiden,sehingga acara konseptual tidak ada lagi kekuasaan
kehakiman, karena telah menjadi bagian kekuasaan eksekutif.
Istilah pembagian kekuasaan telah membuat kekuasaan terpusat pada eksekutif
dalam hal ini presiden. Dengan dilegitimasi oleh Undang-Undang Dasar 1945 yang
sebelum amandemen masih serba abstrak dan bebas interpretasi oleh pemegang kekuasaan
negara, seakan-akan kekuasaan negara dibagi-bagi oleh penguasa yang lebih tinggi kepada
penguasa-penguasa lain yang berkedudukan lebih rendah.
Kekuasaan kehakiman yang merdeka bertalian erat dengan paham pembatasan
kekuasaan, baik yang bersumber pada ajaran pemisahan (pembagian) kekuasaan, paham
negara berdasarkan hukum atau demokrasi. Menurut paham pemisahan kekuasaan
(Montesquieu), pemisahan kekuasaan di perlukan sebagai sarana membatasi kekuasaan
untuk mencegah kesewenang-wenangan. Kekuasaan di satu tangan akan menimbulkan
perbuatan sewenang-wenang.
Untuk menghindari kesewenang-wenangan di satu tangan penguasa, maka sistem
ketatanegaraan indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 setelah
amandemen mengamanatkan agar kekuasaan dalam negara termasuk kekuasaan
kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka sebagai bentuk pemenuhan tuntutan
reformasi dalam negara hukum demokrasi indonesia.

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Untuk menemukan konsep dan menemukan pola yang tepat penerapan pemisahan
(pembagian) kekuasaan antara lembaga-lembaga negara terutama antara eksekutif dan
yudikatif, penelitian ini menggunakan pendekatan teori kekuasaan negara sebagai grand
theory dan didukung oleh teori pemisahan (pembagian) kekuasaan sebagai middle range

307
308

theory serta teori kekuasaan kehakiman yang medeka dan teori tentang hierarkis peraturan
perundang-undangan dalam satu kesatuan sistem kaidah hukum sebagai applied theory.

1. Teori Kekuasaan Negara


Istiah kekuasaan terbentuk dari kata kuasa dengan imbuhan ke dan akhiran an.
Dalam kamus, kata kekuasaan diberi arti dengan “kuasa (untuk mengurus, memerintah
dan sebagainya), kekmampuan, kesanggupan, kekuatan.
Dalam konteks kekuasaan kehakiman, kekuasaan negara adalah penting untuk dasar
teori pembahasan sebagai pembedah, karena dengan kekuasaan yang di berikan kepada
masing masing lembaga negara untuk melaksanakan kekuasaan negara, merupakan hal
baiasa dipahami akan cenderung disalahgunakan. Maka dengan demikian, penting
masing-masing pelaksana kekuasaan negara memahami tugas dan wewenang serta
batas kekuasaannya agar tidak saling tumpang-tindih dengan kekuasaan negara
lainnya.
Lembaga kekuasaan kehakiman akan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
amanat Undang-Undang Dasar 1945, jika tidak di campuri dan di biarkan berada atas
relnya. Karena jika tidak, secara natuur kekausaan kehakiman adalah kekuasaan
lembaga negara yang paling lemah dibandingkan dengan kekuasaan negara lainnya.
Oleh karena kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang terlemah,
dihubungkan dengan tujuan negara sebagaimana dinyatakan oleh montesquieu, bahwa
kekuasaan dalam negara harus terdapat kekausaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif
yang di sebut dengan istilah pembagian fungsi negara. Oleh montesquieu fungsi
mengadili di jadikan fungsi berdiri sendiri, yang tujuannya adalah untuk kebebasan
berpolitik (melindungi hak asasi manusia), yang hanya dapat di capai dengan
kekuasaan mengadili yaitu lembaga yudikatif yang berdiri sendiri. Undang-Undang
Dasar 1945 setelah amandemen telah mengamanatkan kewenangan pada kekuasaan
kehakiman, karenanya perwujudan kekuasaan kehakiman yang merdeka adalah bentuk
pelaksanaan amanat konstitusi.
2. Teori Pemisahan atau Pembagian Kekuasaan
Teori pemisahan dan pembagian kekuasaan pada mulanya lahir akibat adanya
kekuasaan raja yang absolut di eropa barat. Di satu pihak, pemisahan kekuasaan adalah

308
309

untuk mencegah tumbuhnya kekuasaan di tangan satu orang yaitu raja, aspek lainnya
agar adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia.
Menurut Montesuieu, dalam sistem suatu pemerintahan negara ketiga jenis kekuasaan
harus terpisah, baik mengenai fungsi (tugas) maupun mengenai alat perlengkapan yang
melaksanakan :
a. Kekuasaan legislatif dilaksanakan oleh satu badan perwakilan rakyat.
b. Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh pemerintah (presiden atau raja dengan
bantukan menteri-menteri atau kabinet).
c. Kekuasaan yudikatif dilaksanakan oleh badan peradilan (mahkamah agung atau
pengadilan di bawahnya).
3. Teori Kekuasaan Kehakiman Yang Merdeka
Adapun “kehakiman” “merdeka” secara harafiah diartikan; kehakiman berasal dari
kata “hakim” artinya orang yang mengadili dan memberikan keputusan perkara di
pengadilan. “kehakiman” yang artinya lembaga pengadilan (justisia), urusan hakim dan
pengadilan, apa saja yang bersangkut paut dengan hukum. “merdeka” artinya bebas
dari perhambaan atau penjajah (suatu wilayah oleh negara asing), tidak terikat atau
bergantung kepada orang atau pihak lain.
Oleh sebab itu, kekuasaan kehakiman yang merdeka adalah kekuasaan yang bebas
dari pengaruh pihak manapun dalam mengadili dan meneggakkan hukum, jaminan
tersebut ada dalam konstitusi negara yang merupakan dasar peraturan perundang-
undangan tertinggi dalam negara. Maka setiap kekuasaan negara sudah seharusnyalah
menaati dan menjalankan amanat konstitusi tersebut.
4. Teori Tentang Hierarkis Peraturan Perundang-Undangan Dalam Satu Kesatuan
Sistem Kaidah Hukum
Hirarki dalam sistem ketatanegaraan indonesia diartikan sebagai berikut
“penjenjangan setiap jenis peraturan perundang-undangan yang di dasarkan pada asas
bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.”
Dengan demikian, pemberlakuan peraturan perundang-undangan haruslah sesuai
dengan kaidah hukum yang ada. Ketentuan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan
dengan peraturan yang lebih tinggi. Kekuasaan kehakiman yang merdeka secara

309
310

konstitusional diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, akan tetapi masih banyak
aturan-aturan lainnya yang mengatur tentang kekuasaan kehakiman, yang berada di
bawahnya dan cenderung melemahkan hakikat kekuasaan kehakiman merdeka
tersebut.

BAB II

KERANGKA TEORITIS TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG MERDEKA


DALAM KERANGKA PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA PROPORSIONAL

A. PENGERTIAN KEKUASAAN KEHAKIMAN


Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi
terselenggaranya negara hukum republik indonesia.
Susunan kekuasaan kehakiman dibedakan antara lain :
1. Sususnan kekuasaan kehakiman pada negara-negara yang tergolong kedalam
“Common Law State” . Menurut konsep ini tidak ada perbedaan forum peradilan bagi
rakyat biasa dan pejabat administrasi negara.
2. Susunan kekausaan kehakiman pada negara-negara yang tergolong kedalam
“prerogative state”. Menurut konsep ini, pejabat administrasi negara dalam melakukan
fungsi administrasi negaranya tunduk pada hukum administrasi negara.

Di dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 hanya di dalam


BAB IX yang menyatakan, kekuasaan “merdeka” yang melekat pada suatu lembaga atau
badan kekuasaan negara, tidak ditemukan adanya penyebutan kekuasaan merdeka pada
bab-bab yang lainnya. Ini menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan
yang mulia yang di atur secara tegas di dalam konstitusi, dan sering juga di katakan jabatan
mulia pada hakim sebagai komponen utama pelaksana kekuasaan kehakiman, karena
tindakannya dilakukan hanya atas nama Tuhan dan atas nama negara.

Pada prinsipnya tidak ada kekuasaan tertinggi di muka bumi dan alam jagat raya
ini, selain kekausaan Allah akan tetapi, karena di perlukan kekuasaan sebagai perpanjangan

310
311

kekuasaan Allah yang bertugas untuk mengadili maka muncullah kekuasaan yang
dinamakan kekuasaan kehakiman. Sehingga muncul irah-irah “Demi keadilan berdasarkan
ketuhanan yang Maha Esa” dalam setiap keputusan dan penetapan yang dikeluarkan oleh
setiap badan peradilan yang merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman.

Walaupun di dalam pelaksanaannya, kekuasaan kehakiman masih sering terlantar


dan diterlantarkan oleh kekuasaan negara lain yang terutama kekuasaan pemerintah yang
memegang kendali terbesar di dalam bernegara.

Sehingga dapat di simpulkan, bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang


diamanatkan di dalam UUD NRI 1945, sebagai bentuk amanat tertinggi dalam negara,
yang secara filosofinya merupakan kedaulatan Tuhan yang di laksanakan oleh hakim
sebagai komponen utama pelaksana kekuasaan kehakiman.

B. ASAS KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG MERDEKA


Asas kekuasaan kehakiman ynag merdeka, adalah asas turunan dari asas-asas
hukum. Dari definisi tersebut tampak dengan jelas peranan dari asas-asas hukum sebagai
metakaidah berkenaan dengan kaidah-kaidah hukum dalam bentuk kaidah-kaidah perilaku.
Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah apakah asas-asas hukum itu harus dipandang
sebagai bentuk yang kuat atau yang lemah dari metakaidah-kaidah.
Berdasarkan teori-teori tentang asas hukum tersebut di atas, maka asas kekuasaan
kehakiman yang merdeka haruslah di gali dari apa yang terkandung pada kaidah-kaidah
yang terdapat di dalam peraturan-peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Dari
peraturan perundang-undangan yang mengatur kekuasaan kehakiman tersebut, maka dapat
ditemukan asas-asas kekuasaan kehakiman yang merdeka, di antaranya :
1. Asas Kebebasan Hakim
Asas kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka diatur di dalam UUD NRI
tahun 1945, pada pasal 24 ayat (1), berbunyi “kekuasaan kehakiman merupakan
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna meneggakkan
hukum dan keadilan.” Pada pasal 1 angka 1 UU nomor 48 tahun 2009, berbunyi
“kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang meneggakan hukum dan
keadilan berdasarkan pancasila dan undang undang negara republik indonesia tahun
1045, demi terselenggaranya negara hukum republik indonesia.

311
312

Dengan demikian dapat ditarik benang merahnya, bahwa kekuasaan kehakiman


yang merdeka adalah mutlak adanya, akan tetapi tetap dibatasi oleh rambu-rambu
hukum yang ada. Kekuasaan kehakiman yang merdeka (independent judiciary) telah
menjadi ideologi yang universal masa kini dan masa datang.
2. Asas Peradilan Dilakukan “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa”
Dasar hukum asas ini adalah pasal 29 Undang-Undang dasar 1945 setelah
amandemen yang berbunyi, (1) “negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.” (2)
“negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”
Irah-irah “demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa” adalah sebagai
kekuatan eksekutorial. Dengan adanya irah-irah tersebut, maka setiap putusan dan/atau
penetapan badan peradilan mempunyai kekuatan untuk dilaksanakan (eksekusi).
3. Asas Sederhana, Cepat, Dan Biaya Ringan
Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan. Sebagai bentuk
penegasan bahwa tugas peradilan adalah sebagai tempat bagi rakyat untuk mencari
keadilan dan kepastian hukum, sehingga haruslah dilakukan dengan sesederhana
mungkin dan biaya yang terjangkau dan waktu proses persidangan tidak berlarut-larut.
Karena dengan cepatnya proses peradilan, akan meningkatkan kewibawaan pengadilan
dan menambah kepercayaan masyarakat kepada pengadilan.
Cepat menunjukkan pada jalan nya peradilan. Terlalu formalitas merupakan
hambatan bagi jalannya pengadilan, tidak jarang suatu perkara tertunda-tunda bahkan
diselesaikan oleh ahli warisnya. Kata biaya ringan adalah agara biaya yang timbul
dalam perkara tersebut dapat dipikul oleh rakyat pencari keadilan.
4. Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum
Dasar hukum asas ini adalah pasal 13 ayat (1), (2), (3) Undang- Undang Nomor 48
Tahun 2009, selengkapnya sebagai berikut :
(1) Semua sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum, kecuali
undang-undang menentukan lain.
(2) Putusan pengadilan hanya sah mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum.

312
313

(3) Tidak dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
mengakibatkan putusan batal demi hukum.

Dengan demikian, setiap persidangan asasnya haruslah terbuka untuk umum,


sehingga masyarakat umum dapat mengetahui perkembangan perkara tersebut sebagai
bentuk lain dari kontrol sosial terhadap pengadilan.

5. Asas Sususnan Persidangan Majelis


Susunan persidangan untuk semua pengadilan pada asasnya merupakan majelis,
yang sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang hakim. Akan tetapi untuk perkara-
perkara tertentu hakim dapat dibentuk untuk sebanyak lima orang atau lebih. Asas
hakim majelis dimaksudkan untuk menjamin pemeriksaan yang seobjektif nungkin
guna memberikan hak-hak warga negara di pengadilan.
Meskipun asasnya adalah majelis hakim, namun dalam praktiknya masih banyak
perkara perkara perdata, baik yang declaratoir maupun contradictoir dan juga perkara-
perkara pidana baik summier maupun pidana biasa diperiksa dengan hakim tunggal di
samping adanya sidang-sidang dengan majelis juga. Pemeriksaan dengan hakim
tunggal ini tetap sah.
Dengan demikian, asas pemeriksaan perkara di pengadilan haruslah dengan majelis
hakim. Akan tetapi, dalam hal hal tertentu seperti pemeriksaan pada perkara
terdakwanya anak-anak di sidangkan oleh hakim tunggal. Demikian juga perkara
summier dan pelanggaran lalu lintas masih di sidangkan dengan hakim tunggal dan itu
masih tetap sah secara hukum.
6. Asas Objektivitas
Penyelesaian perkara secara objektif dan tidak memihak dilandasi oleh pasal 4 ayat
(1) undang-undang nomor 48 tahun 2009 menegaskan “pengadilan mengadili menurut
hukum dengan tidak membeda-bedakan orang.” Artinya, hakim dalam memeriksa dan
memutus perkara yang di ajukan kepadanya haruslah objektif dan tidak boleh memihak
kepada pihak tertentu.
Dengan demikian, maka asas objektivitas dalam proses persidangan di pengadilan
adalah suatu keharusan. Dengan cara memperlakukan semua pihak yang sama di depan

313
314

hukum, tidak memihak dan tidak berat sebelah kepada para pihak yang perkaranya
sedang di periksa di pengadilan.
C. TEORI KEKUASAAN NEGARA, TEORI PEMISAHAN ATAU PEMBAGIAN
KEKUASAAN, TEORI KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG MERDEKA DAN
TEORI HIERARKIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANN
1. Teori Kekuasaan Negara
Teori kekuasaan negara adalah teori yang akan menguraikan tentang kekuasaan
dalam negara. Kekuasaan dalam negara adalah kekuasaan yang diberikan oleh rakyat
melalui legitimasi kekuasaan, oleh sebab itu kekuasaan sudah seharusnya dilaksanakan
untuk kepentingan rakyat.
Kekuasaan akan mempunyai legitimasi sepanjang masih diakui keberadaannya
oleh rakyatnya sendiri. Kekuasaan kehakiman yang merdeka adalah kekuasaan yang
bertujuan untuk melindungi hak-hak hukum dan keadilan rakyat yang berada dalam
kekuasaan negara.
Menurut teori perjanjian, kekuasaan negara di anggap halal karena berdasarkan asas
“pacta sunt servanda” yang berarti bahwa “perjanjian itu mengikat”. Dengan demikian,
sandaran ini tidak berlaku bagi hukum adat di ndonesia, oleh karena untuk mengadakan
suatu perjanjian diperlukan konsensus (kata sepakat) titambah dengan konsentum (alat
pengukuh janji yang berupa panjar uang atau barang).
Teori lain tentang kekuasaan negara adalah teori hukum, karena ajaran ini
bermaksud memberikan sandaran hukum bagi kekuasaan negara, gara dengan
demikian power dapat di pandang sebagai hasil dari hukum.
Berdasarkan pengalaman sejarah, indonesia telah mengalami masa pemerintahan
presiden Soekarno dan Soeharto yang semuanya sudah terbukti banyak
menyalahgunakan kekuasaan dan menjadikan dirinya menjadi pusat kekuasaan yang
kuat di antara kekuasaan-kekuasaan negara maupun rakyatnya. Oleh sebab itu, suatu
keharusan membuat batasan-batasan yang jelas pemisahan tugas dan kewenangannya
dalam melaksanakan amanat kekuasaan negara yang di berikan rakyat.
Karena kekuasaan negara di berikan berdasarkan kepada rakyat, amanat rakyat
menghendaki agar kekuasaan dilaksanakan sesuai dengan fungsi-fungsinya agar tidak
mengorbankan hak-hak hukum rakyat sendiri. Hak-hak rakyat hanya akan terlindungi

314
315

dan dicapai dengan kekuasaan mngadili. Kekuasaan mengadili akan berjalan dengan
baik jika kekuasaan tersebut tidak di campuri oleh kekuasaan lainnya, sehingga harus
ada pemisahan ataupun pembagian antara kekuasaan-kekuasaan negara.
2. Teori Pemisah Atau Pembagian Kekuasaan
Teori pemisahan kekuasaan adalah teori yang bertujuan membatasi kekausaan
negara agar tidak hanya berada dalam satu tangan saja. Telah banyak pakar-pakar
hukum maupun politik dari seluruh dunia mengurai tentang teori yang dicetuskan
awalnya oleh jhon lokce kemudian di lanjutkan serta diuraikan secara terperinci oleh
montequieu dan di beri nama sebagai Trias Politika oleh Imanuel Kant.
Dengan menjadi satu atapnya kekuasaan kehakiman di bawah Mahkamah Agung
dan adanya penegasan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang
merdeka untuk meneggakkan hukum dan keadilan, maka telah meletakkan kekuasaan
dalam negara menajdi seimbang dan sepadan (proporsional).
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang terlemah sehingga dengan di
berikan kemerdekaan dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya telah membuat
seimbang dan sepadan dengan kewenangan dan kekuasaan negara lainnya dalam hal
ini eksekutif dan legislatif.
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang terkuat dalam negara yang
mempunyai “pedang” dan uang, sedangkan kekuasaan legislatif mempunyai
kewenangan “hak budget” yang sangat menentukan arah pembangunan dan
perekonomian negara, sehingga dengan di berikan hak kemerdekaan kepada kekuasaan
kehakiman telah membuat kekiasaan dalam negara menjadi proporsional.
Pembagian kekuasaan secara proporsional ini akan meletakkan kekuatan
keharmonisan dalam rangka pelaksanaan kekuasaan dalam negara, karena tidak adanya
lagi cabang kekuasaan dalam negara yang lebih tinggi dari kekuasaan negara lainnya.
3. Teori Kekuasaan Kehakiman Yang Merdeka
Kekuasaan kehakiman yang merdeka sebagaiamana telah di uraikan pada bagian
terdahulu, baik dalam Undang- Undang Dasar 1945 setelah amandemen, maupun
dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kekuasaan kehakiman,
menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekausaan merdeka untuk
menegakkan hukum dan keadilan.

315
316

Asas yang menyatakan kekuasaan kehakiman merdeka, berarti bahwa dalam


melaksanakan proses peradilan, hakim pada dasarnya bebas, yaitu bebas dalam
memeriksa dan mengadili perkara dan bebas dari campur tangan atau turun tangan
kekuasaan ekstrayudisial. Jadi pada dasarnya tidak ada satu kekuatan pun yang dapat
memengaruhi hakim dalam proses peradilan.
Kemerdekaan kekuasaan kehakiman di indonesi, perlu pengkajian secara
mendalam jika dirujuk dari konstitusi yakni Undang-Undang Dasar 1945 setelah
amandemen, sebagai bentuk amanat dari reformasi ketatanegaraan dan politik
kekinian, sehingga didapatkan gambaran kemerdekaan kekuasaan kehakiman, seperti
apa yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan negara indonesia saat ini.
Dengan kewenangan yang setara dengan lembaga mahkamah agung sebagai
lembaga negara, maka akan menjadi efek domino kepada kemerdekaan dan
kemandirian kekuasaan kehakiman, dari pengaruh lembaga lain selain yang di atur
dalam undang-undang dasar maupun undang undang, eksekutif sebagai lembaga
negara yang paling memungkinkan memengaruhi kemerdekaan dan kemandirian
kekuasaan kehakiman sudah harus melepaskan campur tangan, sejak lahirnya komisi
yudisial.
4. Teori Tentang Hierarkis Peraturan Perundang-undangan Dalam Satu Kesatuan
Sistem Kaidah Hukum
Pemberlakuan peraturan perundang-undangan haruslah sesuai dengan kaidah
hukum yang ada. Ketentuan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan peraturan yang
lebih tinggi.
Hakim sebagai komponen utama pelaku kekuasaan kehakiman, secara hierarki dan
kedudukan hakim sebagai pejabat negara, akan tetapi hakim tetaplah sebagai pegawai
negeri, dan pengaturan gaji masih dengan peraturan pemerintah sama derajatnya
dengan pengaturan penggajian pegawai negeri lainnya, serta pengaturan administrasi
kepegawaian masih tunduk dengan sistem pengaturan pegawai negeri biasa. Sehingga
secara hierarki menjadi kabur dan rancu kaidah hukum yang terjadi dalam pengaturan
kedudukan hak dan kewajiban hakim sebagai pejabat negara.
Dengan demikian, karena adanya aturan-aturan yang belum tertata dengan baik
sehingga menyisakan permasalahan di antara lembaga-lembaga negara yakni

316
317

Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial, sehingga secara hierarki masih saja menjadi
benturan-benturan, karena antara lain masih mulititafsirkan kesederajatannya antara
Mahkamah Agung dengan Komisi Yudisial.
Akan tetapi, prinsipnya pengawasan adalah merupakan hal yang perlu dilakukan.
Karena manusia mengemban tugas sebagai “hakim” mungkin akan ada kekhilafan dan
keliruan sehingga kontrol adalah justru untuk menjaga harkat dan martabat hakim itu
sendiri. Namun, sebaiknya kontrol yang di lakukan haruslah tetap mematuhi rambu-
rambu tata peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta etika jabatan dan norma
tingkah laku sebagai pejabat negara.

BAB III
KEKUASAAN KEHAKIMAN DAN SEJARAHNYA DI INDONESIA DAN DUNIA
ISLAM
1. Kekuasaan Kehakiman Pada Masa UUD 1945 Pertama (18 Agustus 1945-27
Desember 1949)
Kekuasaan kehakiman pada masa UUD 1945 Periode pertama, yakni dari tanggal
18 agustus 1945 hingga 27 desember 1949. Kekuasaan kehakiman bagaimana tertuang
didalam bab 9 tentang kekausaan kehakiman, pasal 24 ayat 1 berbunyi “kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung dan lain lain badan kehakiman
menurut undang-undang”. Ayat 2 berbunyi “susunan dan kekuasaan badan-badan
kehakiman di atur dengan undang-undang.” Pasal 25 berbunyi “syarat syarat untuk
menjadi dan untuk di berhentikan sebagai hakim di tetapkan dengan undang-undang.”
Kekuasaan kehakiman yang di naungi oleh mahkamah agung sebagai badan
kehakiman yang tertinggi. Akan tetapi, semua unsur hakim yang ada di mahkamah
agung di angkat dan diberhentikan oleh presiden tanpa melibatkan lembaga-lembaga
negara lainnya yang memang belum tebentuk dengan baik pada saat itu.
Susunan kekuasaan pada masa periode UUD 1945 pertama, masih banyak mewarisi
susunan kekuasaan kolonial belanda. Sejarah kekuasaan kehakiman masa kolonial
belanda, dibedakan seperti lingkungan peradilan umum, yang di beda-bedakan
kedalam lingkungan dan susunan badan peradilan menurut golongan penduduk seperti
landraan untuk penduduk asli atau menurut tata pemerintahan asli seperti pengadilan

317
318

swapraja untuk daerah daerah swapraja dan peradilan adat. Untuk golongan penduduk
eropa atau yang di persamakan atau yang tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum
untuk golongan eropa di adakan badan peradilan tersendiri yakni raad van justitie yang
sekaligus sebagai peradilan banding atas putusan landraad.
2. Kekausaan Kehakiman Pada Masa Konstitusi RIS (27 Desember 1949-17 Agustus
1950)
Kekuasaan kehakiman pada masa konstitusi RIS didasarkan pada konstitusi
republik indonesia serikat. Koonstitusi republik indonesia serikat tersebut sesuai
dengan namanya adalah konstitusi untuk negara-negara serikat indonesia. Dengan
wilayah sebagaimana disebutkan, bahwa republik indonesia serikat meliputi seluruh
daearah indonesia, yaitu daerah bersama; a. Negara republik indonesia, dengan daerah
menurut status quo seperti tersebut dalam persetujuan renville tanggal 17 januari tahun
1948, meliputi; “negara indonessia timur, negara pasundan termasuk distrik federal
jakarta, negara jawa timur, negara madura, negara suatera timur, dengan pengertian
bahwa status quo asahan selatan dan labuhan batu berhubungan dengan sumatera timur
tetap berlaku, negara sumatera selatan; b. Satuan satuan kenegaraan yang tegak sendiri
adalah jawa tengah, bangka, belitung, riau, kalimantan barat (daerah istimewa) meliputi
daya besar, daearah banjar. Kalimantan tenggara dan kalimantan timur. a dan b ialah
daearh bagian yang dengan kemerdekaan menentukan nasib sendiri yang bersatu dalam
ikatan federasi republik indonesai serikat, berdasarkan yang di tetapkan dalam
konstitusi ini dan lagi, c. Daerah indonesia selebihnya yang bukan daerah-daerah
bagian.
Kemudian kekausaan kehakiman dalam konstitusi RIS, diatur dalam bab 3, didalam
pasal 113 dinyatakan, “maka adalah suatu mahkamah agung indonesia yang susunan
dan kekausaannya diatur dengan undang undang federal.” Dapat di pahami bahwa
lembaga tertinggi pemegang kekuasaan kehakiman hanya di atur undang-undang
federal yang sifat nya terkotak kotak, sehingga tidak menggambarkan kesatuan payung
hukum dalam negara kesatuan republik indonesia sehingga juga tidak berlaku didalam
seluruh wilayah republik indonesia, padahal sudah merupakan kepastian dan keharusan
bahwa sistem peradilan dalam suatu negara tidak hanya berlaku dalam wilayah tertentu
saja akan tetapi berlaku bagi seluruh wilayah negara.

318
319

Selanjutnya konstitusi RIS secara tegas bahwa menyatakan bahwa kuasaan


kehakiman adalah kekausaan yang terlepas dari segala campur tangan kekuasaan
negara lainnya sebagaimana di atur dalam pasal 145 ayat 1 yang menyatakan “segala
campur tangan, bagaimana pun juga, oleh alat-alat perlengkapan yang bukan
perlengkapan kehakiman, terlarang, kecuali jika di izinkan oleh undang-undang.
Pada masa konstitusi RIS juga ada hal menarik, dimana mahkamah agung menajdi
pengadilan tingkat pertama dan terakhir. Peradilan ini bersifat final, tidak
dimungkinkan ada upaya hukum. Peradilan semacam ini terdapat pada negara-negara
yang menjalankan asas oportunitas (opportuniteitsbeginsel). Seseorang yang
memangku jabatan tertentu berhal diadili oleh badan peradilan tertentu sebagai
peradilan tingkat pertama dan terakhir.
3. Kekuasaan Kehakiman pada Masa UUDS 1950 (17 Agustus1950-5 Juli 1959)
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia Tahun 1950, adalah
perubahan atas konstitusi sementara republik indonesia serikat dengan dasar perubahan
yakni Undang-Undang nomor 7 tahun 1950. Salah satu pertimbagan yang menjadi
dasar disahkan nya undang-undang dasar sementara tahun 1950 adalah bahwa rakyat
daerah daerah bagian di seluruh indonesia menghendaki bentuk susunan negara
republik indonesia.
Kekuasaan kehakiman dalam undang-undang dasar sementara republik indonesia
tahun 1950, diatur dalam 2 bab, yakni pada bab 2 tentang alat-alat pelengkapan negara
pada bagian 3 yang mengatur tentang mahkamah agung, sedangkan pada bab 3 tentang
tugas alat-alat pelengkapan negara pada bagian 3 yang mengatur tentang pengadilan.
Pengaruran-pengaturan tentang pengadilan-pengadilan dan kekuasaan kehakiman
lainnya pada masa undang-undang dasar sementara tahun 1950 didasarkan pada
undang-undang darurat nomor 1 tahun 1951, hingga kemudian baru muncul lagi setelah
kembali keundang-undang dasar 1945 dengan dekrit presiden 5 juli 1959, ditandai
dengan keluarnya undang-undang nomor 19 tahun 1964.
Sedemikian mendesaknya agar ada pengaturan tentang kekausaan kehakiman pada
saat itu terlihat dari penjelasan undang-undang darurat nomor 1 tahun 1951.
Sehingga sampai berakhir masa berlakunya undang-undang dasar sementara 1950,
dengan undang undang darurat nomor 1 tahun 1951 sebagai aturan terlaksana tentang

319
320

badan badan peradilan berakhir pada 5 juli 1959. Pengadilan agama belum juga di atur
secara tersendiri. Setelah keluarnya undang-undang nomor 14 tahun 1970 tentang
ketentuan-ketentuan pokok kekausaan kehakiman pada pasal 10 peradilan agama
muncul di dalam peraturan perundang-undangan bukan dengan peraturan pemerintah.
Lebih lanjut undang-undang darurat tetsebut, sebagai landasan kekuasaan
kehakiman pada masa undang-undang dasar sementara tahun 1950, yang secara umum
telah mengatur hukum acara peradilan baik pidana maupun perdata.
4. Kekuasaan Kehakiman Pada Masa UUD 1945 Ke Dua (5 Juli 1959 – Sekarang)
a. Sebelum Perubahan ( 5 Juli 1959-19 Oktober 1999)
Sejarah penting pada periode ini adalah di awali oleh situasi politik, pada sidang
konstituante yang saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal
menghasilkan undang-undang baru, maka pada tanggal 5 juli 1959 presiden
soekarno mengeluarkan dekrit presiden yang salah satu isinya memperlakukan
kembali undang-undang dasar 1945 sebagai undang-undang dasar menggantikan
undang-undang dasar sementara tahun 1950 yang masih berlaku pada saat itu.
Ketika masa orde lama kekuasaan terpusat ditangan presiden, situasi politik dan
keamanan dalam negara yang masih labih. Pengalaman bernegara yang baru
dimulai, sehingga walaupun departemen di letakkan sejajar dengan mahkamah
agung akan tetapi, hampir tidak ada ahli hukum yang mempersoalkannya, karena
sistem pemerintahan yang represif dan tentang kemerdekaan kekausaan kehakiman
sendiri hanya di atur di dalam penjelasan undang-undang dasar 1945 yang berlaku
masa itu.
Pengaturan lingkungan peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman pada
masa ini telah di atur dengan perundang-undangan yaitu, mahkamah agung di atur
dengan undang-undang nomor 14 tahun 1985 tentang mahkamah agung, peradilan
hukum di atur dengan undang-undang nomor 2 tahun 1986, peradilan militer di atur
dengan undang-undang nomor 31 tahun 1997, peradilan tata usaha negara di atur
undang-undang nomor 5 tahun 1986 dan peradilan agama di atur dengan undang-
undang nomor 7 tahun 1989.
b. Setelah Perubahan (19 Oktober 1999 – Sekarang)

320
321

Pada perubahan pertama undang-undang dasar 1945 yang di sahkan pada tanggal
19 oktober 1999 tidak ada perubahan tentang peraturan kekuasaan penghakiman.
Terjadi perubahan susunan, fungsi dan wewenang kekausaan kehakiman pada
amandemen ketiga yang di sahkan oleh majelis permusyawaratan rakyat (MPR)
pada tangga 9 november 2001.
Seperti di ketahui, undang undang dasar 1945 telah mengalami 4 kali perubahan,
yaitu perubahan pertama pada tahun 1999, perubahan kedua tahun 2000, perubahan
ketiga tahun 2001, dan perubahan ke 4 tahun 2002. Dalam empat kali perubahan
itu, materi Undang-undang dasar 1945 yang asli telah mengalami perubahan besar
besaran dan dengan perubahan materi yang di katakan sangat mendasar. Secara
subtantif, perubahnnya yang telah terjadi atas undang-undang dasar 1945 telah
menjadikan konstitusi proklamasi itu menjadi konstitusi yang baru sama sekali,
meskipun tetap dinamakan sebagai undang-undang dasar 1945.
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini akan di uraikan lembaga lembaga pemeggang
kekausaan kehakiman setelah perubahan undang-undang dasar 1945 secara lebih
mendalam.
1) Mahkamah agung
Ketentuan mengenai mahkamah agung, mahkamah konstitusi dan komisi
yudisial di atur dalam bab 9 UUD 1945 telah amandemen, tentang kekausan
kehakiman. Ketentuan umum di atur dalam pasal 24 dilanjutkan ketentuan
mengenai mahkamah agung dalam pasal 24 a yang terdiri atas 5 ayat.
Mahkamah agung adalah puncak dari kekausaan kehakiman dalam lingkungan
peradilan umum, peradilan agama, peradilan tata usaha negara , dan peradilan
militer.
2) Mahkamah konstitusi
Mahkamah kosntitusi dibentuk berdasarkan amanat pasal 24 ayat 2 undang-
undang dasar negara republik indonesia tahun 1945, yang berbunyi :
“kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung dan badan-
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah mahkamah konstitusi.

321
322

3) Komisi yudisial
Istilah komisi yudisial sampai dengan sekarang ini belum ada kesamaan
pemahaman mengenai konsep komisi itu sendiri. Tugas dan wewenang,
komposisi anggota, hubungan dengan lembaga lembaga lain masih menjadi
perdebatan

BAB IV

KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG MERDEKA DAN PERMASALAHANNYA

A. KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG MERDEKA


Landasan hukum konsep kekuasaan kehakiman yang merdeka adalah pasal 24 ayat
1 Undang-Undang 1945 setelah amandemen, yang menegaskan: “kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.
Kekuasaan kehakiman yang merdeka mendapatkan landasan kuat untuk di
laksanakan dan diakui secara konstitusional. Karena tidak ada negara hukum tanpa ada nya
kekuasaan kehakiman yang merdeka. Pada negara hukum yang demokratislah kekuasaan
kehakiman yang merdeka akan dapat di wujudkan dan bukan hanya uraian kata-kata semu
di dalam konstitusi.
Konsep kekuasaan kehakiman yang merdeka adalah konsep yang sudah lama di
agung-agungkan baik dalam tataran kajian ilmiah dalam ilmu pendidikan tinggi, maupu
oleh kalangan praktisi hukum. Pada konferensi ketua ketua mahkamah agung se-asia
pasifik ke VII yang di adakan di hotel hilton jakarta pada bulan juni tahun 1978, yang
dihadiri oleh 17 mahkamah agung dari asia pasifik. Dalam tulisan sebagai bahan kajian
masing-masing telah memilih topik “jaminan atau perlindungan bagi kekuasaan
kehakiman yang bebas,” termasuk juga usaha-usaha masing-masing negara untuk
memelihara kebebasan tersebut.
Rumusan kekuasaan kehakiman yang merdeka dalam peraturan perundang-
undangan di indonesia telah mengalami sejarah yang panjang, di mulai dari pasal 137 IS
sampai dengan dirumuskan dalam perubahan ketiga undang-undang 1945. Dari pasang
surut sejarah terlihat, kehendak dan bahkan sengaja menghilangkan makna kekuasaan

322
323

kehakiman yang merdeka, maka di dalam undang-undang 1945 setelah amandemen,


rumusan kekuasaan kehakiman yang merdeka muncul dan di tegaskan kembali. Undang-
undang dasar 1945 adalah konstitusi negara tertinggi sehingga segala perundang-undangan
di bawahnya harus tunduk dan tidak bertentangan baik dalam perumusan maupun
pelaksanaannya.
Kehadiran kekuasaan kehakiman yang merdeka merupakan konsekuensi dari :
1. Sistem pemisahan atau pembagian kekausaan dalam susunan organisasi negara
2. Sistem demokrasi dan negara berdasarkan atas hukum atau negara hukum demokratik.
3. Sebagai penegak hukum, kekuasaan kehakiman harus netral dalam menetapkan suatu
hukum.

Dengan demikian,maka kekausaan kehakiman yang merdeka adalah komitmen dasar


yang di tuangkan dalam undang-undang dasar 1945. Komitmen tersebut sebagai bentuk
perwujudan konsekuensi dari negara hukum indonesia. Negara hukum demokrasi
indonesia akan dapat tertata dengan baik dalam sistem ketatanegaraanya apabila salah satu
sendinya juga terwujud dan dilaksanakan dengan baik yaitu kekausaan kehakiman yang
merdeka.

B. MASALAH-MASALAH YANG MEMENGARUHI KEBEBASAN HAKIM


DALAM MENJALANKAN FUNGSINYA UNTUK MEWUJUDKAN
KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG MERDEKA
1. Masalah Internal
Masalah atau faktor internal adalah masalah atau faktor yang memengaruhi
kemandirian atau kemerdekaan hakim dalam menjalankan tugasnya dan wewenang
yang datangnya dari hakim itu sendiri. Dalam faktor internal, faktor sumber daya
manusia lah yang paling menentukan, dimulai dari rekrutmen hakim untuk menajdi
hakim, pendidikan hakim, dan kesejahtraan hakim.
a. Pola rekrutmen hakim
Pola rekrutmen hakim pada mahkamah agung RI, untuk badan badan
peradilan yang berada di bawahnya, yang akan di bahas dalam tulisan ini hanya
pada peradilan umum, peradilan agama, peradilan tata usaha negara.

323
324

Pengangkatan hakim pengadilan negeri haruslah dilakukan melalui proses seleksi


yang transparan,akuntabel dan partisipatif. Proses seleksi pengangkatan hakim
pengadilan negeri tersebut dilakukan oleh mahkamah agung dan Yudisial.
Proses seleksi di masa ini, telah mengalami kemajuan terutama setelah di
sahkannya undang-undang nomor 49 tahun 2009, sejarah konstitusional telah
melibatkan kondisi yudisial. Akan tetapi, sampai dengan saat ini belum ada metode
dan model kerja sama yang baku antara makhah agung dan komisi yudisial, dalam
rangka melakukan proses seleksi dan rekrutmen secara bersama-sama.
` tentang teknis penerimaan calon hakim ini,mahkamah agung telah
menggariskan. Yakni ada 2 jalur sebagai berikut.
1. Melalui Jalur Umum
Syarat-syarat rekrutmen hakim, selain yang di tentukan dalam Undang-
Undang dapat di tambah syarat-syarat berikut :
a. Indeks prestasi (IP PTN minimal 2,75 dan lulusan PTS 3,00)
b. Keadaan fisik baik dan memadai dengan tinggi badan minimal untuk wanita
1,55 cm dan pria minimal 1,65cm
2. Melalui Jalur Khusus
a. Diambil dari 10 besar lulusan perguruan tinggi unggulan tanpa mengikuti
jalur tertulis. Khusus untuk peradilan agama, masih di mugkinkan
penerimaan calon hakim dari lingkungan peradilan agama.
b. Dalam masa diklat diberi mata pelajaran yang aplikatif dari ilmu ilmu yang
berkaitan dengan perkembangan globalisasi antara lain hukum bisnis.
c. Calon hakim yang di tempatkan di pengadilan hendaknya di angkat sebagai
panitera pengganti luar biasa.
b. Pola pendidikan calon hakim

pola pendidikan dan seleksi calon hakim masih berdasarkan Peraturan pemerintah
no 6 tahun 1976 Jo.PP no 101 tahun 2000. Setelah calon hakim tersebut dinyatakan
lulus seleksi,maka selanjutnya ia akan menjadi calon pengawai negri sipil dengan
status calon hakim,selama kurag lebih satu tahun kemudian barulah setelah itu
diangkat sebagai pengawai negri spil.

324
325

Bahan-bahan kajian hukum selama dilakukan pendidikan calon hakim,hendaknya


difokuskan pada ilmu-ilmu yang bersifat aplikatif.Ketika masih dibawah
departemen kehakiman,masih terlalu banyak materi perkuliahan adalah materi-
materi administrasi hukum,yang tidak menyentuh langsung bidang tugas hakin
ketika terjun kelapangan.

Pola pendidikan yang militeristik sebaiknya ditinggalkan saja.Karena hakim adalah


murni sebagai jabatan sipil sedikit pun tidak ada sendi-dendi kemiliteran dalam
lingkungan peradilan umum, agama, dan tata usaha negara ketika melaksanakan
tugas di lapangan, kecuali di peradilan militer yang memang hakimnya adalah
militer aktif.

c. Kesejahteraan Hakim

Jaminan kesejahteraan terhadap hakim secara konstitusional telah diatur


dalam pasal 58 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang
kekuasaan kehakiman yang menegaskan bahwa: (1) “negara memberikan jaminan
keamanan dan kesejahteraan hakim dan hakim konstitusi dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawab penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.” Ayat (2) jaminan
keamanan dan kesejahteraan hakim dan hakim konstitusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Oleh sebab itu, kedepan perbaikan kesejahteraan dalam hal ini gaji, haruslah
dijadikan perhatian kembali dalam pembahasan antara Mahkamah Agung dengan
legislatif maupun eksekutif. Karena tidak ada kemerdekaan kekuasaan kehakiman
yang ideal tanpa kesejahteraan yang baik.

Jika kesejahteraan sudah baik, maka kebutuhan dasar sudah dapat dipenuhi
dan disejahterakan, maka hakim akan dapat konsentrasi pada kehakiman tanpa
harus dipikirkan mencari penghasilan lainnya diluar kedinasan sebagai hakim.
Dengan demikian, diharapkan kekuasaan kehakiman yang merdeka sebagai asas
dasar menegakkan hukum dan keadilan bagi hakim akan dapat diwujudkan.

d. Hakim sebagai pegawai negeri sipil

325
326

pegawai negeri sipil adalah setiap warga negara republik indonesia yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas negara lainnnya, dan dilgaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Masih mengenai hakim sebagai PNS, jika dilihat dari sudut perbandingan
dengan negara lain, mendudukkan hakim sebagai pegawai negeri merupakan
kelaziman pada negara-negara kontinental; seperti republik federal Jerman dan
Perancis, akan tetapi bagir Manan berpendapat bahwa sebenarnya bukanlah
kedudukan sebagai pegawai negeri atau bukan pegawai negeri yang menentukan
kemerdekaan dan kebebasan hakim. Ada pula hal yang perlu mendapat perhatian
apabila hakim diberi kedudukan sebagai pegawai negeri.

2. Masalah eksternal

Masalah eksternal atau faktor eksternal adalah faktor-faktor yang memengaruhi


terhadap proses penyelenggaraan peradilan yang merdeka, yang datangnya dari luar
diri para hakim, terutama berkaitan dengan sistem eradilan atau sistem penegakan
hukumnya. Sejalan dengan pengertian tersebut Eman Suparman menegaskan. Karena
hakim sebagai pejabat yudikatif dituntut memiliki jiwa yang teguh dalam mewujudkan
kekuasaan kehakiman yang merdeka. Namun kenyataannya dalam menjalankan
tugasnya, hakim tidak berada di ruangan hampa. Ia terkait dengan sistem yang ada,
termasuk sistem kekuasaan.

Pengaruh atau intervensi dari eksekutif selama ini memang secara nyata sulit untuk
diuraikan atau dituangkan dalam tulisan sebagai sesuatu yang nyata, akan tetap selalu
ada isyarat tak tampak dari eksekutif dengan yudikatif dalam satu lingkup kekuasaan.

Oleh karena itu,sudah banyak kajian-kajian ilmiah dan desakan desakan para ahli
hukum, yang menyatakan agar segera status hakim sebagai pegawai negeri sipil di
tinggalkan. Sehingga hakim banar-benar jabatan berstatus sebagai penajabt negara, dan
hanya mengabdi pada keadilan dan kebenaran dalammeneggakkan hukum.

Dengan demikian, setelah memahami dan mendapatkan gambaran secara


menyeluruh atas segala masalah-masalah yang dapat memengaruhi kebebasan hakim

326
327

dalam rangka mewujudkan kekausaan kehakiman yang merdeka, maka mahkamah


agung serta pelaksana kekuasaan kehakiman lainnya agar segera dapat menemukan
cara agar hambatan-hambatan tersebut tidak lagi menjadi penghambat dalam
mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka.

C. ANALISIS KRITIS TERHADAP PELAKSANAAN KEKUASAAN KEHAKIMAN


Analisis ini sekaligus merupakan simpulan penelitian yang di lakukan oleh penulis,
setelah mencermati pola pelaksanaan kekausaan kehakiman dihubungkan dengan pola
kewenangan kekuasaan dari lembaga-lembaga kekausaan negara lain di luar yudikatif,
maka dapat disimpulkan dan harus di perhatikan hal-hal dalam penyelenggaraan
ketatanegaraan sebagai berikut:
Pertama, kekuasaan kehakiman yang merdeka adalah amana konstitusi baik
didalam UUD maupun di dalam peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
dasar.
Kedua, sistem kekuasaan yang di anut dalam undang-undang dasar negara republik
indonesai tahun 1945 adalah sistem pembagian kekuasaan secara proporsional.
Ketiga, kekausaan kehakiman yang merdeka adalah sendi utama negara hukum yang
demokratis.
Keempat, kekuasaan kehakiman yang merdeka hanya akan terwujud dengan baik
sepanjang ada kemauan kuat dari pelaku-pelaku dan pelaksanaan kekausaan kehakiman
untuk merealisasikannya.
Kelima, hambatan hambatan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman yang
merdeka haruslah di perhatikan dan akhirnya di serap untuk memperbaiki sistem maupun
pola pelaksanaan kedepannya, agar supaya peningaktan kepercayaan pencari keadilan
terhadap lembaga kekuasaan kehakiman semakin membaik.
Keenam, anggaran merupakan salah satu komponen utama dalam mewujudkan
kekuasaan kehakiman yang merdeka.
Ketujuh, sistem peraturan perundang-undanngan yang mengatur kedudukan hakim
haruslah di kaji kembali dan akhir nya di perbaiki sesuai dengan kedudukan dan
kewenangannnya.

327
328

C. Buku Pembanding Kedua


BAB 1
PROSES SISTEM POLITIK INDONESIA
Sejararah sistem politik indonesia dapat dilihat proses politik yang terjadi di dalamnya.
Dalam proses politik biasanya didalamnya terdapat interaksi fungsional dengan suatu lingkungan,
yaitu proses aliran yang berputar untuk menjaga eksistensinya.
A. Kapabilitas Sistem Politik
Menurut Gabriel Almond (dalam cantori,1974; lihat pula dalam chilcote,1981), konsep
kapabilitas sistem politik merupakan " a way of characterizing the performance of the political
system and of changed in performance, and of comparing political system according to their
performance." Penggunakan konsep kapabilitas akan berguna jika hendak melihat bagaimana
kinerja sebuah sistem politik, Termasuk bagaimana perubahan dalama kinerja mereka.
Menurut Almond ada enam katagori kapabiltas sistem politik yang didasarkan pada klafikasih
input dan output sistem politik yaitu,
1. Kapabilitas Ekstraktif
yaitu,ki.nerja sistem politik dalam mengumpulkan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya
Manusia (SDM) dari lingkungan domestik maupun internasional.
2. Kapabilitas Distributor
yaitu, ukuran kinerja sistem politik yang ada kaitannya dengan kemampuan dalam mengelolah
SDA sedemikian rupa yang dimiliki oleh masyarakat dan negara dan hasilnya menjadi pemasukan
bagi anggaran pemerintah pusat, maupun daerah, dan penggunaanya didistribusikan secara merata
kepada masyarakat, misalnya untuk kelompok petani, nelayan, pengusaha kecil, buruh, pegawai
negri, elit politik dan lain-lain.
3. Kapabilitas Regulatif
yaitu, ukuran kinerja sistem politik dalam penyelenggaraan pengawasan tingkah laku individu dan
kelompok yang berada didalamnya, maka dibutuhkan adanya pengaturan.
4. Kapabilitas Simbolik
yaitu, ukuran kinerja sistem politik kepada lingkungan in trah masyarakat maupun ekstra-
masyarakat. Kapabiltas simbolik dapat dibedakan dengan output simbolik, misalnya pameran
kekuatan dan upacara militer,kunjungan pejabat tinggi. Ukuran output simbolik dapat dilihat dari
jumlah kerumunan masa yang hadir dalam suatu acara dan appalaus massa yang lama.
5. Kapabilitas Responsif

328
329

yaitu, ukuran kinerja sistem politik yang merujuk seberapa besar daya tanggap suatu sistem politik
terhadap setiap tekanan yang berupa tuntutan baik dari lingkungan intra-masyrakat (domestik)
maupun ekstrak mas yg amat (internasional.)
6. Kapabilitas Dalam Negri dan Luar Negari
yaitu, ukuran kinerja sistem politik yang meurujuk bahwa sejauh mana kapabilitas suatu sistem
politik dapat berinteraksi dengan lingkungan domestik dan lingkungan internasional.
Keberhasilan sistem politik dalam menghadapi tantangan baik yang datangnya dari dalam
(domestik) maupun luar (internasional) santan ditentukan oleh Kapabilitas (kemampuan)
sistemnya.

BAB 2
Analisis Sistem Politik:
Pendekatan Sistem Politik

pengertian sistem adalah sekumpulan unsur-unsur/bagian yang saling berhubungan, saling


bekerja sama dan saling mempengaruhi satu sama lain serta terikat pada rencana yang sama untuk
mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan yang kompleks.
Pendekatan sistem berpegang pada prinsip bahwa tidak mungkin untuk memahami suatu
bagian masyarakat secara terpisah dari bagian-bagian lain yang mempengaruhi operasinya.
Gagasan ini yang menjadi jantung kerangka teori sistem politik yang dikembangkan David Easton
Model sistem politik pada prinsipnya merupakan proses siklus (melingkar), yaitu dari
Masukan (input)-Di proses d menjadi Keluaran (output)-ada dampak kebijakan menjadi Umpan
balik (feedback)-yang akan diserap oleh Masukan (input)-untuk proses berikutnya
° Pengembangan teori sistem politik oleh Almond dengan pendekatan struktur aku
fungsional, yaitu meninjau sistem politik suatu negara dari struktur dan fungsi institusi yang ada
sebagai suatu bagian integral dari sistem politik dunia
° Almond mendefinisikan sistem politik sebagai suatu objek, memiliki bagian yang
digerakkan, berinteraksi didalam suatu lingkungan dengan batas terntu.

B. Pengertian Budaya
istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan,
berasal dari kata Lain "colore" yang berarti mengelolah atau mengerjakan, yaitu mengelolah tanah
atau bertani. Dari asal arti tersebut yaitu "colore" kemudian "culture" diartikan sebagai segala daya

329
330

dan kegiatan manusia untuk mengelolah dan mengubah alam (ko angkasa ningrat dalam Soekanto,
1969: 55).
C. Pengertian Budaya Politik
Pengertian budaya yaitu, salah satu sumber utama sistem atau tata cara nilai masyarakat.
Sistem nilai itulah yang membentuk sikap mental atau pola pikir manusia dan masyarakat
sebaimana terpantul dalam pola sikap dan perilaku sehari-hari dalam beagai segi kehidupan sosial,
ekonomi, politik dan sebagainya

D. Tipe Budaya Politik


Dari realititas budaya politik yang berkembang didalam masyrakat, menurut Almond dan
Verba, budaya politik memiliki tipe-tipe tersendiri. Melalui hasil penelitian mereka di lima negara,
keduanga menyimpulkan bahwa terdapat tiga budaya politik yang dominan terdapat di tengah
individu didalam sistem politik :
1. Budaya politik parokial(parochial political culture)
2. Budaya politik kaula (subjek political culture)
3. Budaya politik partisipan (participant political culture)
Ada dua alasan budaya politik dipelajari, yaitu
1. sikap warga negara terhadap sistem politik jelas mempengaruhi macam-macam tuntutan
yang diminta, cara tuntutan itu di utarakan, respons dan golongan elite cadangan dukungan yang
baik terhadap rezim yang berkuasa.
2. Dengn mengerti akan sifat dan hubungan antara kebudayaan politik dan pelaksanaan
sistemnya, kita akan lebih dapat menghargai cara-cara yang mungkin membawa perubahan politik
yang pesat.
Jadi kebudayaan adalah mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Secara
umum budaya politik dapat diartikan merupakan pola tingkah laku individu dan orientasinya
terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh parah anggota suatu sistem politik.

BAB 3
Struktur Politik dan Fungsi Politik
A. Pengantar

330
331

Sistsm politik merupakan organisasi melalui mana masyarakat merumuskan dan berusaha
mencapai tujuan bersama. Misalkan , melaksanakan perang atau pendorong perdamaian; membuka
diri demi pertukaran gagasan atau menutup diri; menarik pajak dari rakyat secara adil atau tidak
adil; mengatur perilaku orang yang ketat atau kurang ketat; mengalokasikan sumber daya untuk
bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan atau tidak sebaiknya.

B. Pendekatan dalam Analisis Sistem politik : Pendekatan struktural-fungsional


Menurut Ossip K. Flechtein (1952) di bagai dua jenis (vertikal atau struktural), yaitu 1.
Kekuasaan yang ditunjukkan kepada negara,,dan 2. kekuasaan yang ada di dalam negara.
Pembagian kekuasaan ini dipandang dari pendekatan struktural-fungsional Gabriel A. Almond,
yaitu
1. kekuasaan yang ditunjukkan kepada negara identik dengan infra struktur politik
2. kekuasaan yang ada didalam negara sama dengan supra struktur politik
istilah supra struktur politik berasal gabungan dari kata supra artinya atas, struktur artinya
bangunan atau tata hubungan, dan politik artinya kekuasaan. Jadi, supra struktur politk merupakan
bangunan atau hubungan kekuasan yang dipandang sebagai pembagian kekuasaan secara
horizontal-funsional yang ada di dalam negara yg bersangkutan, yaitu merupakan. mesin resmi
politik atau msin politik formal, yaitu bidang kekuasaan. negara atau pemerintah yg terdiri dari
kekuasaan. lagislatif, eksekut dan yudikatif.

C. Pengertian Struktur dan Struktur Politik


Struktur adalah perlembagaan hubungan organisasi antara komponen-komponen yang
membentuk bangunan itu
Dpat disimpulkan bahwa struktur adlah suatu pola hubungan yang relatif stabil antara komponen-
komponen atau jabatan-jabatan yang di dlam organisasi, atau lembaga.

D. Hubungan Kekuasaan (POWER) dengan Pengertian Konsep Pengaruh (Influence),


Kekuatan (force), dan Kewibawaan (Aurhority)
Untuk mendapat penjelasan, penulis mengutip pendapat Isjawara (1966: 50-51) sebagai
berikut
Pengaruh (Influence) adalah meruapaka. kekuasaan. psikologis yang menjunjjkkan adanya kesan
dari pribadi seseorang atas orang lain.
Kekuatan (force) adalah gejala sosial sebagai kekuasaan fisik, sebagai kekuasaan yang di sertai
dengan kekerasan atau daya paksa fisik atau ancaman-ancaman fisik lainya.

331
332

Dlam hal ini kekuasaan power tidak selalu berupa kekuatan (force), walupun sekali-kali
kekuasaan dapat juga mengambil bentuk kekuatan,yakni bentuk kekuasaan yang disebut "jaket
power" yaitu degan menggunakan kekuatan (force) atau kekerasan , artinya menggunakan fisik
semata.
Dengan demikian hubungan kekuasaan dan kekuatan hanyalah bersifat hubungan
supplementwr, yakni bahwa kekuasaan melengkapi kekuatan.

E. Supra Struktur Politik (Dalam Teori Pembagian Kekuasan)

Fungsi negara atau pemerintah dapat dilakukan dengan beberapa struktur atau dengan satu
struktur. Apabila dalam penyelenggaraan fungsi negara terpusat pada suatu tangan atau struktur
maka biasanya dilakukan oleh sorang diktator atau kerajaan absolut.
Secara teoris, pembagian fungsi negara didasaekan pada asumsi, bahwa adanya pemusatan
kekuasaan pada satu tangan , maka dapat terjadi pengelolaan sistem pemerinatahn secara absolut
atau otoriter, misalnya seperti dalam bentuk mknarki dimana kekuasaan berada ditangan raja.
Maka untuk menghindari hal tersebut perlu adanya pembagian atau pemisahan kekuasaan,
sehingga diharapkan adanya kontrol dan keseimbangan (check and balances) diantara lembaga
pemegang kekuasan tersebut.
Pendapat John Locke, dalam bukunya yg berjudul Tak Treaties of Government yang terbit
tahun 1690 mengusulkan agar kekuasaan didlm negara itu dibagi dalam organ-organ negara yang
mempunyai fungsi yang berbeda-beda, Menurut ia agar pemerintah tidak sewenang-wenang, maka
harus ada pembedaan pemegang kekuasaan dalam 3 macam kekuasaan
1. Kekuasaan Legislatif ( membuat UU)
2. kekuasaan Eksekutif ( melaksanakan UU)
3.kekuasan Federatif (melakukan hubungan diplomatic dengan negara lain )
Untuk tegaknya negara demokrasi perlu diadakan pemisahan kekuaasaan negara kedalam tiga
organ, yaitu
1. kekuasaan legislatif (membuat UU)
2. kekuasaan Eksekutif (melaksanakan UU)
3. kekuasaan Yudikaitif (mengadili bila terjadi pelanggaran atas UU)
Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan untuk mengawasi dan mengadili UU. Dalam
pelaksanaannya kekuasaan yudikatif ini dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan badan-badan
pengadilan.

332
333

Berdasarkan hasil amandemen atau perubahan UUd 1945, dibentuk lembaga perwakilan baru,
yakni sekarang kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh MPR, DPR, DPD, Presiden , Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, BPK.

333
334

BAB III

KEUNGGULAN BUKU
A. Keterkaitan Antar Bab

Buku Utama
Menurut kelompok kami pada bab satu ini yaitu sifat dari proses peradilan dan peradilan
keputusan sangatlah bagus untuk dijadikan pedoman karena pada bab ini hakim diminta untuk
menyelesaikan masalah hukum dan memperhitungkan pertimbangan kebijakan yang relevan dan
nilai-nilai.
Ketidakberpihakan Yudisial dipandang penting dari peradilan pengambilan keputusan dan
hakim dapat membantu dalam pengambilan keputusan pengadilan. Materi tersebut sangat
membantu para masyarakat, pendidik, dan pesereta didik dalam menambah wawasan mereka
dalam ketidakberpihakannya Yudisial dalam proses peradilan.
Melibatkan hakim mengakui sifat dan tingkat setiap kecenderungan serta menciptakan
peradilan untuk memastikan bahwa suara-suara yang berbeda berkontribusi untuk debat peradilan.
Materi ini sangat cocock menjadi pedoman pada semua masyarakat yang ada. Dan ini akan
menambah wawasan yang luas pada khalayak banyak.
Selanjutnya refleksi momen keputusan, pengambilan keputusan, opini public dan konsep
hak, mengapa menulis putusan, putusan ex tempore, kejelasan dan aturan hukum, menulis
penghakiman, tujuh langkah untuk menulis penghakiman lebih jelas. Materi-materi yang ada pada
buku utama ini sangat sempurna pemaparannya dan materi yang ada sangatlah luas dan dapat
dijadikan pedoman pada proses peradilan.

Buku Pembanding 1
Pada buku pembanding 1 ini sangatlah lengkap dan adanya pendahuluan pada buku
tersebut, pada pendahuluan tersebut terdapat teori-teori dari kerangka pemikiran yang akan
menambahkan pengetahuan-pengetahuan luas pada pembaca.
Kerangka teoritis tentang kekuasaan kehakiman yang merdeka dalam kerangka pembagian
kekuasaan secara proposional. Materi ini sangatlah mudah dan cepat untuk dipahami sehingga
pembaca cepat menguasai materi tersebut.
Menurut kelompok kami kekuasaan kehakiman dan sejarahnya di Indonesia dan dunia
islam ini sangat bagus untuk dipelajari dan di kuasai agar seseorang mengetahui tentang sejarahnya
kekuasaan kehakiman diIndonesia dan dunia islam.

334
335

Materi yang dipaparkan pada kekuasaan kehakiman yang merdeka dan permasalahannya
ini sangatlah bagus untuk kita pahami dan pelajari karna didalam terdapat permasalahan yang
dapat kita ketahui dan kita perbaiki dimasa yang akan dating bila bisa untuk diperbaiki.

Buku Pembanding 2
Menurut kelompok kami kerangka kerja sistem politik pendekatan sistem ini amatlah bagus
menjadi pedoman bagi warga negara karena adanya yang dapat kita kutip dari pengertian-
pengertian sistem politik dan ciri-ciri sistem politik beserta rangkumannya.
Analisis sistem politik, pendekatan budaya politik. Pada materi sub bab tersebut sangat
bagus bagi pembaca dan khalayak masyarakat karena masyarakat akan tau tentang budaya politik
yang terdapat pada negara Indonesia karena pada masa ini masyarakat sudahlah sangat
meninggalakan aturan budaya politik.
Menurut kelompok kami pada struktur politik dan fungsi politik sangatlah bagus untuk
kita baca dan kita ketahui karena didalam sub bab tersebut adanya pengantar, pendekatan,
hubungan suprastruktur, infrastruktur dan rangkuman. Dan sangat cocok untuk yang belum
mengetahui struktur politik agar tidak kurang pahamnya pada sistem politik di Indonesia.
Proses sistem politik Indonesia ini terdapat kapabilitas-kapabilitas sistem politik dan
rangkumannya yang membantu pembaca akan langsung paham pada materi tersebut karena adanya
rangkuman atau kesimpulan pada materi ini membuat pembaca amatlah cepat menangkap materi.

B. Kemutakhiran Isi Buku


Melalui hal ini penulis berupaya mengkaji secara lebih analitis pada bagian kemutakhiran
isi buku utama dengan dibandingkannya pada dua buku yang berbeda sebagai cara untuk
menganalisi kemutakhiran teori yang dibahas pada buku utama.

Jika kita lihat pada buku utama terdapat materi yang sama pada beberapa materi pada kedua
buku pembanding walaupun sebenarnya pada buku utama banyak materi yang tidak dibahas
pada kedua buku pembanding. Dalam hal ini penulis akan menjelaskan bagian mana saja yang
menjadi kajian materi yang sama.

Pada buku pembanding satu kaitan yang sama pada buku utama hanya terdapat satu bab
yang sama dalam kajian materi dimana bab pertama yang sama adalah bab dua pada buku
utama dan bab lima pada buku pembanding yang membahas mengenai pembangunan politik
ekonomi melalui pemerataan pendapatan, berdasarkan kajian penmbahasannya baik secara

335
336

definisi dan analisi pada buku, maka buku utama memilki kajian yang lebih luas dibandingkan
buku pembanding. Secara umum buku utama dalam kajiannya menelaah bahwa analisis materi
terbagi menjadi sepuluh Bab yang dimana didalam nya membahas Tentang
PenghakimanPolitik secara umum dimana setiap bab nya mengkaji tentang Sifat Pengambilan
Keputusan,Tentamg Yudisial,Kejelasan dan aturan hukum,dan didalam kajian sub bab nya
Terdapat Fungis tugas dan hal lainnya yang dibahas mengenai penghakiman Peraturan guna
untuk mengurangi Pelanggaran Peraturan di dalam kehidupan.

Dalam contoh penulis berikan bahwa pada buku utama langsung memberikan pendapat
beberapa ahli menegenai pembanguna sedangkan buku utama lebih kepada kesimpulan makna.
Juga dalam hal ini penulis berspekulais bahwa buku utama lebih kepada permasalahan
pembangunan politiknya sedangkan buku pembanding satu lebih pada orientasi pembanguna
pertumbuhan.

Berdasarkan hal tersebut dapat kita ketahui bahwa pada materi buku utama dan buku
pembanding satu hanya terdapat satu materi yang sama sedangkan pada materi yang lain
memilki materi yang berbeda dimana pada buku utama lebih membahas mengenai
Penghakiman Peraturan Politik Indonesia dimana dalam hal ini berpatokan pada negara yang
menerapkan atau peraturan yang dianggap Perlu sesuai kebutuhan Masyarakat Negara.
sedangkan pada buku ke dua materi lebih disajikan dmendalam kepada Teori pengambilan
keputusan dalam Kehidupan masyarakat.berdasarkan hal tersebut buku pembanding dalam
kajiannya lebih kepada Lembaga dan Implementasiannya tentang Penghakiman Peraturan.

Dalam kaitan pada buku utama dengan buku pembanding dua tidak terdapat bab yang sama
dalam kajiannya. Tapi kemiripan yang berada pada materi ada seperti mengenai Penghakiman
Keputusan, namun dalam buku pembanding materi yang dijelaskan lebih menonjol ke
Proses,analisis dari Politik Indonesia. Dimana dalam hal ini buku utama lebih menejelaskan
ke Peradlan Pengambilan Keputusan atau Badan badan yang Menangani dan mengatur
menegenai putusan Peraturan Politk Indonesia secara umum namun jika kita lihat pada buku
pembanding kedua pembahasan lebih dalam tentang Teori dan dasar yang mengdasari
Penghakiman Peraturan Indonesia.sehingga dalam hal ini buku utama dan pembanding kedua
juga hanya memilki sedikit keterkaitan pada bab materi yang sama dalam pebahasannya. Jika

336
337

berdasarkan perspektif penulis pada buku utama lebih merujuk materi pada penjelasan secara
data yang kualitatif dalam metode pemberian materi dengan banyaknya hasil analisis materi
yang diberikan, sedangkan buku pembanding kedua lebih banyak pada materi yang dibahas
dalam kajiannya dimana materi lebih fokus pada jenis-jenis Penghakiman Peraturan yang telah
diterapkan didalam Kehidupan Politik Indonesia.

C. Keterkaitan antar isi buku dengan bidang ilmu

Berdasarkan keterkaitan isi buku dengan bidang ilmu yang dikaji dimana dalam hal ini
buku utama sudah memilki kaitan yang berkaitan dalam bidang ilmu yang dibahas yaitu keilmuan
sistem politik dan hukum. Dimana hal ini dapat dibuktikan dengan setiap kajian pada setiap materi
mengenai penghakiman peraturan dalam peradilan, baik dari segi definisi hingga kajian secara
teoritis dan penelitian yang dilakukan memberi isi materi baik secara kajian maupun data yang
dianalisis memang tertuju pada setiap penghakiman peraturan.

Pada buku pembanding satu keterkaitan antar isi buku dengan bidang ilmu juga saling
berhubungan dengan bidang ilmu hukum dimana dalam hal ini dapat dilihat dari penjabarannya
yang membahas mengenai kekuasaan kehakiman dalam kaitannya walaupun disini materi lebih
berpatokan pada pembagian kekuasaan kehakiman dan segala kekuasaan dalam kehakiman serta
yang sejarah daripada kehakiman keputusan.

Dalam buku pembanding kedua yang membahas mengenai sistem politik Indonesia yang
dimana berkaitan dengan bidang keilmuan hukum dan ilmu kenegaraan. Buku ini membahas
sistem politik yang bersangkutan dengan masyarakat sehingga berhubungan dengan kehukuman
dimana mementingkan kepentingan masyarakat.

337
338

BAB IV
Kelemahan buku

A. Keterkaitan antar bab

` Pada buku pembanding pertama menurut pendapat kelompok kami keterkaitan


antar bab nya sudah hampir mendekati sempurna dimana membahas mengenai kerangka teoritis
tentang kekuasaan kehakiman yang merdeka dalam kerangka pembagian kekuasaan secara
proporsional dan juga bab berikutnya membahas kekuasaan kehakiman dan sejarahnya di
indonesia dan dunia islam yang sudah berhubungan namun pada pembahasan dari bab tersebut
kurang berhubungan satu sama lain.

Sedangkan pada buku pembanding kedua setelah kami melakukan critical book review
kami menemukan kelemahan pada buku ini yaitu pada keterkaitan antar bab nya masih kurang
terikat dimana pada pembahasan pada bab pertamanya membahas mengenai kerangka kerja sistem
politik pendekatan sistem sedangkan pada bab keduanya mengenai analisis sistem politik
pendekatan budaya politik yang pada bab kedua lebih menekankan pada pengertian budayanya
saja sehingga kurang serasi dan terlihat agak acak pada materinya.

B. Kemutakhiran isi
Melalui hal ini penulis berupaya mengkaji secara lebih analitis pada bagian kemutakhiran isi
buku utama dengan dibandingkannya pada dua buku yang berbeda sebagai cara untuk menganalisi
kemutakhiran teori yang dibahas pada buku utama.Terdapat beberapa kekeliruan dalam penulisan
buku,buku juga tidak dilengkapi dengan catataan kaki sehimgga kurang menyakinkan keakuratan
teori-teori yang ada di dalam buku buku ini tidak memberikan dampak negative bagi para pembaca
bahkan memberikan wawasan positif yang membangun karakter terhadap mahasiswa terhadap
bagaimana pelaksanaan penghakiman peraturan,masih kurang memberikan ketertarikan kepada
pembaca dalam keinginan dalam membacanya,

Dalam buku pembanding pertama yang membahas Kekuasaan kehakiman yang merdeka
bertalian erat dengan paham pembatasan kekuasaan, baik yang bersumber pada ajaran pemisahan

338
339

(pembagian) kekuasaan, paham negara berdasarkan hukum atau demokrasi. Menurut paham
pemisahan kekuasaan (Montesquieu), pemisahan kekuasaan di perlukan sebagai sarana membatasi
kekuasaan untuk mencegah kesewenang-wenangan. Kekuasaan di satu tangan akan

kerangka teoritis tentang kekuasaan kehakiman yang merdeka dalam kerangka pembagian
kekuasaan secara proporsional teori kekuasaan negara, teori pemisahan atau pembagian
kekuasaan, teori kekuasaan kehakiman yang merdeka dan teori hierarkis peraturan perundang-
undangann,teori tentang hierarkis peraturan perundang-undangan dalam satu kesatuan sistem
kaidah hukum.
Buku pembanding kedua ini merupakan edisi kedua yang berjudul sistem politik di
Indonesia,pada buku ini pembahasannya mengenai penerapan sistem politik,struktur
politk,lembaga-lembaga pemerintahan,partai politik,pendidikan politik,sosialisasi
politik,rekrutmen politik,komunikasi politik,kelompok kepentingan,kelompok penekan ,tokoh
politik dan semua pembahsannya dari buku pembanding kedua ini tidak menunjukkan
keoriginalitas nya karena referensi bukunya kurang serta tidak ada sumber refernsi yang
ditentukan.

Jika kita lihat pada buku utama terdapat materi yang sama pada beberapa materi pada kedua
buku pembanding walaupun sebenarnya pada buku utama banyak materi yang tidak dibahas pada
kedua buku pembanding. Dalam buku utama banyak dan pembahsannya lebih ke penghaki,am
peraturan dalm pengambilan keputusan,Jika dianalisiss pada buku utama materi banyak yang
berpatok pada kajian analisis dengan menyertakan data-data yang dimuat berdasarkan hal ini
kemutakhiran buku yang dikritisi bisa dipertanggungjawabkan oleh penulis walaupun dalam hal
ini menurut penulis masih ada kekurangan pada buku utama dalam hal kemuthakhiran buku yang
dapat dilihat dengan adanya pertanyaan yang perludidiskusikan pada setiap bab sehingga disini
penulis hanya memberikan teori dan data yang ada dengan begitu pembaca diperintah untuk
berpikir dalam membahas pertanyaan yang perlu didiskusikan.

Jika kita lihat pada buku pembanding satu kajian materi sudah baik namun melalui materi
yang buku utama terlalu banyak maka banyak terdapat kekurangan dari isi materi dimana
berdasarkan hal ini kemutakhiran isi dari penerbit bumi aksara ini banyak terdapat kekurangan dari

339
340

segi materi yang disajikan hanya sedikit teori yang dimambil dalam buku pembanding satu dalam
hal ini para ahli pun hampir tidak ada disajikan dalam buku lebih kepada kesimpulan definisi yang
dibuat penulis.sedangkan pada kajian materi hanya mengambilkan cakupan yang kecil pula dalam
materinya seperti hal-hal yang merupakan ruang lingkup kajian materi yang kecil.

Dalam buku pembanding dua kajian materi yang disajikan hampir keseluruhan tidak
memilki kajian yang sama pada buku utama, jika kita lihat dari kemutakhiran isi buku pada buku
pembanding maka dalam hal ini penulis mengambil perspektif bahwa buku pembanding dua
berdasarkan teori sudah mutakhir karena didukung data-data yang valid dengan penambahan
definisi-definisi dari para ahli namun jika dikaitkan buku utama maka banyak sekali materi yang
tidak berkesinambungan pada teori dari kedua buku dimana pada buku utama materi disajikan
lebih luas untuk menjabarkan isi materi sedangkan pada buku pembanding dua materi yang
disajikan hanya berupa teori tanpa ada penjabaran lebih langsung dengan fakta dilapangan.

C. Keterkaitan antara isi buku dengan ilmu

Berdasarkan keterkaitan isi buku dengan bidang ilmu yang dikaji dimana dalam hal ini
buku utama sudah memilki kaitan yang berkaitan dalam bidang ilmu yang dibahas yaitu sistem
politik indonesia terkait dengan Penghakiman Peraturan dan dalam hal ini selaku pengkritik buku,
penulis mengkaji dari materi yang ada tidak terdapat adanya materi yang tidak terkait dengan
bidang ilmu yang dibahas pada buku utama.

Pada buku pembanding satu keterkaitan antar isi buku dengan bidang ilmu juga saling
berhubungan dengan ilmu sistem politik indonesia dimana dalam hal ini dapat dilihat dari
penjabarannya yang membahas mengenai Penghakiman Peraturan dalam kaitannya walaupun
disini materi lebih berpatokan pada Kekuasaan Penghakiman serta yang bersifat ruang lingkup
mikro dalam kajiannya.

Dalam buku pembanding kedua keterkaitan antar isi buku dengan kajian bidang ilmu sistem politik
indonesia saling terkait dimana dalam hal ini kajian Penghakiman Peraturan lebih dikaji dalam
perspektif pendidikan dimana pengembangan materi lebih pada konsep , model dan aliran
penghakiman peraturan dalam kaitan keilmuan.

340
341

BAB V

HASIL ANALISIS
Berdasarkan hasil analisis penulis megenai teori dan aplikasi bidang ilmu berdasarkan
keunggulan dan kelemahan buku bahwasanya dalam hal ini buku utama lebih memilki kajian
materi yang lebih luas, dibandingkan kedua buku pembanding, hal ini dap4at dilihat dari materi
yang disajikan pada buku utama. Hal-hal yang dibahas saling terkait dengn penjelasan lebih rinci
dan adanya penjabaran dan didukung oleh data sedangkan pada buku pembanding penjelasan lebih
kepada hal-hal yang dipertanyakan secara umum dan teori-teori penghakiman peraturan/
keputusan/ kebijakan.

Jika diaplikasikan dalam bidang ilmu buku-buku yang direview dalam critical book report ini
dapat menambah wawasan untuk mengambil strategi-trategi sebagai seorang hakim dalam
mengkaji dan menganalisis ulang hal-hal apa saja yang perlu direncanakan dan dipersiapkan dalam
menghadapi kondisi-kondisi yang terjadi dalam perkembangan penghakiman keputusan/
kebijakan/ peraturan.

Dalam hal ini dari ketiga buku tersebut memilki tujuan aplikasi anailisis yang berbeda dalam
memberikan pegangan buku tersebut. Seperti pada buku utama lebih kepada hakim dalam
menerapkan penghakiman peraturan. Hakim memiliki tugas untuk mengungkapkan keputusan
tugas itu adalah kewajiban hukum yang diperbuat dengan penekanan pada akuntabilitas peradilan
transparansi dan keterbukaan. Ketidakberpihakan dipandang sebagai komponen penting dari
peradilan pengambilan keputusan.

Hakim memiliki hak istimewa untuk membantu orang dan melayani keadilan. Pengambilan
keputusan, dalam situasi apapun, dalam fungsi kompleks menggabungkan logika dan emosi,
aplikasi rasional kecerdasan dan akal, tanggapan intuitif untuk pengalaman, serta tanggapan
fisiologis dan psikologis yang mengambil keputusan mungkin hanya sebagian yang sadar.
Keputusan yang paling penting di masyarakat umumnya ditetapkan oleh pemerintah, sehingga
harus dipatuhi dan mempengaruhi opini dan sikap publik. Keputusan politisi terkemuka, pejabat
senior, staf politik, dan penasihat iklan memiliki peran yang penting. Namun jika dipandang lebih
jauh keputusan yang signifikan berasal dari pengadilan.

341
342

Dalam kenyataanya begitu sedikit peraturan (undang – undang) yang mengatur tentang
keputusan pengadilan. Penegakan independen dan berimbang tentang hak adalah tanda demokrasi
yang aman dan matang. Hak adalah karya dalam proses. Menurut Mackenzie King “Hakim
merupakan hamba publik, dimana pendapatnya haruslah dipatuhi. Namun opini publik harus tetap
didengar untuk mencapai keputusan yang adil dan bijaksana”. Dalam buku utama sebagian besar
yang diperdebatkan adalah hak pengadilan untuk bebas dari belenggu opini publik. Namun penulis
beranggapan lain, beliau menekankan betapa pentingnya opini publik karena opini pubik adalah
komponen penting dalam demokrasi.

Pada buku pembanding satu, fokus utama permasalahan dalam konteks kekuasaan kehakiman.
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang – undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara hukum Republik
Indonesia. Kekuasaan kehakiman yang merdeka sebagai mana telah diuraikan pada UUD 1945
setelah amandemen, maupun dalam peraturan perundang – undangan yang mengatur tentang
kekuasaan kehakiman, menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan merdeka untuk
menegakkan hukum dan keadilan.

Kekuasaan kehakiman yang merdeka bertalian erat dengan paham pembatasan kekuasaan, baik
yang bersumber pada ajaran pemisahan (pembagian) kekuasaan, paham negara berdasarkan
hukum atau demokrasi. Menurut paham pemisahan kekuasaan (Montesquieu), pemisahan
kekuasaan di perlukan sebagai sarana membatasi kekuasaan untuk mencegah kesewenang-
wenangan. Kekuasaan di satu tangan akan menimbulkan perbuatan sewenang-wenang.

Asas yang menyatakan kekuasaan kehakiman merdeka, berarti bahwa dalam proses peradilan,
hakim pada dasarnya bebas, yaitu bebas dalam memeriksa dan mengadili perkara dan bebas dari
campur tangan atau turun tangan kekuasaan ekstra yudisial. Jadi pada dasarnya tidak ada satu
kekuatan pun yang dapat memengaruhi hakim dalam proses peradilan.

Hakim sebagai komponen utama pelaku kekuasaan kehakiman, secara hierarki dan kedudukan
hakim sebagai pejabat negara, akan tetapi hakim tetaplah sebagai pegawai negeri, dan pengaturan
gaji masih dengan peraturan pemerintah sama derajatnya dengan pengaturan penggajian pegawai
negeri lainnya, serta pengaturan administrasi kepegawaian masih tunduk dengan sistem

342
343

pengaturan pegawai negeri biasa. Sehingga secara hierarki menjadi kabur dan rancu kaidah hukum
yang terjadi dalam pengaturan kedudukan hak dan kewajiban hakim sebagai pejabat negara.

Pada prinsipnya tidak ada kekuasaan tertinggi dimuka bumi dan alam jagat raya ini, selain
kekuasaan Allah. Akan tetapi, karena diperlukan kekuasaan sebagai perpanjangan kekuasaan
Allah yang bertugas untuk mengadili maka muncullah kekuasaan yang dinamakan kekuasaan
kehakiman. Sehingga, muncul irah – irah “Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa” dalam setiap keputusan dan penetapan yang dikeluarkan oleh setiap badan peradilan yang
merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman.

Pada buku pembanding kedua, fokus utama permasalahan kekuasaan struktur politik.
Hubungan kekuasaan dan kekuatan hanya bersifat supplementer, yakni bahwa kekuasaan
melengkapi kekuatan. Tapi ini juga tidak berarti seakan – akan kekuasaan identik dengan kekuatan.
Karena kekuasaan tidak akan bertahan lama, apabila hanya didasarkan atas kekuatan belaka. Untuk
memperoleh kelanjutan dan stabilitas, kekuasaan itu harus diterima, disetujui.dan hal ini terlaksana
dengan pengesahan kekuasaan itu. Kekuasaan harus diberi legalitas.

Kekuasaan adalah wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan (memerintah, mewakili,
mengurus, dan sebagainya) sesuatu. Sehingga, secara harfiah pembagian kekuasaan adalah proses
menceraikan wewenang yang dimiliki oleh Negara untuk (memerintah, mewakili, mengurus, dan
sebagainya) menjadi beberapa bagian (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) untuk diberikan kepada
beberapa lembaga Negara untuk menghindari pemusatan kekuasaan pada satu pihak atau lembaga.
Apabila, kita menghubungkan materi dalam buku pembanding kedua dengan penghakiman
peraturan atau keputusan dan kebijakan dapat kita simpulkan bahwa pemerintah memiliki peran
yang cukup besar karena pemerintah merupakan wadah bagi masyarakat untuk mengeluarkan
opini terhadap penghakiman peraturan. Opini publik yang telah dikumpulkan oleh pemerintah
tersebut dapat mempengaruhi penghakiman peraturan atau keputusan atau kebijakan dalam
pengadilan.

343
344

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Pembahasan dapat disimpulkan bahwa fungsi penghakiman
peraturan yang dijalankan oleh kekuasaan kehakiman yang terdapat pada lembaga
peradilan yang dimana fungsi penghakiman peraturan ini diaplikasikan oleh Hakim yang
memiliki hak istimewa untuk membantu dan melayani keadilan.
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarka Pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.demi terselenggaranya
negara hukum . Kekusaaan Kehakiman yang merdeka bertalian dengan paham pembatasan
kekuasaan baik yang bersumber pada ajaran pemisahan kekuasaan , Paham negara
berdasarkah hukum atau demokrasi.
Hakim adalah komponen utama pelaku kekuasaan kehakiman, secara hierarki dan
kedudukan hakim sebagai pejabat negara, akan tetapi hakim tetaplah sebagai pegawai
negeri yang maa harus memiliki asas netralitas dan indenpendent dalam melayani
masyarakatnya.
Mahkamah Agung , Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial yang merupakan
struktur politik yang menjalannkan fungsi tersebut, Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah MA dan badan peradilan yang di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, Lingkungan peradilan tata
negara, dan oleh sebuah mahkamah konstitusi.
Mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir atas
pengujia undang-undang terhadap UUD 1945, memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang berkewenangan diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai
politik, dan memtuskan perselisihan tentang hasil Pemilu.
B. Saran

Dalam penulisan makalah critical book report ini, penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi.

344
345

DAFTAR PUSTAKA

1. Sheard, Ruth. 2003. A Matter Of Judgment Judicial Decision-Making and


Judgment Writing, Penerbit Komisi Yudisial New South Wales,Disney.

2. Rimdan. 2012. KEKUASAAN KEHAKIMAN PASCA-AMANDEMEN


KONSTITUSI, Penerbit KENCANA PRENADA MEDIA GROUP,Jakarta.

3. Maksudi, Beddy Iriawan. SISTEM POLITIK INDONESIA Pemahaman Secara


Teoritik Dan Empirik, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

345

You might also like