You are on page 1of 8

ANALISIS KUALITAS TSP DALAM RUANG PADA PERPARKIRAN

BASEMENT DAN UPPER GROUND


(STUDI KASUS: MALL X, SEMARANG)

Putri Elma O, Haryono Setiyo H, Titik Istirokhatun

Program of Study Environmental Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro


University

Prof. Soedharto,SH. Street, Tembalang, Semarang

ABSTRACT

TSP (dust) constitute one of major class of air polution. Particulates have a variety of
shapes and size, and can be emitted from many different sources such as natural
emissions or human activity like using of motor vehicle. This day many building like
offices or department stores had been founded using basement parking for efficiency of
space and time. Mall X Semarang is one of the biggest department store in Semarang and
has a basement parking, numbers of motor vehicle enter this parking site in a day emitted
dust (TSP) which is can irritate the health both employee and customer of Mall X. Thus
research was aiming at finding out and analysing amount of dust concentration (TSP) on
either basement or upper ground of Mall X, and analysing the risk from related pollutant
for the employee of Mall X Semarang. This research consist of identification dust
concentration, compares concentration between basement parking and upper ground
parking, and analyze questionnaire statistic test to find out the affect of employee. The
highest concentration was founded on basement parking is 323.351 µg/Nm3 and it means
this concentration exceeds to air standart that maximal concentration for 230 µg/Nm3.

Keyword : indoor air pollution, TSP (Dust), basement parking

PENDAHULUAN juga ikut meningkat, namun hal ini


Menurut CSE (Centre for Science tidak didukung ketersediaan lahan itu
and Environment) korban kematian sendiri. Salah satu penyebab
akibat polusi udara meningkat tiga pencemaran udara tersebut ialah TSP
kali lipat dala 10 tahun. Seiiring (debu). TSP (debu) sendiri memiliki
dengan perkembangan jaman, makin beragam bentuk dan ukuran, dan
tinggi populasi maka mobilitas serta diemisikan dari berbagai sumber
tingkat konsumsi juga ikut termasuk kegiatan pembakaran
meningkat serta kebutuhan lahan maupun bukan pembakaran di
bidang industri, pertambangan atau kendaraan, konsentrasi debu juga
kegiatan konstruksi, kendaraan dapat diakibatkan oleh debu jalan
bermotor, dan kegiatan pembakaran raya yang terbawa oleh kendaraan ke
sampah. Sedangkan untuk sumber dalam areal parkir.
alami sendiri ialah seperti kegiatan
METODOLOGI
gunung berapi, kebakaran hutan,
Metode penelitian untuk analisis
badai, dll.
kualitas debu (TSP) serta dampaknya
Mall X Semarang merupakan salah
terhadap karyawan Mall X Semarang
satu pusat perbelanjaan terbesar di
dilakukan melalui tahapan – tahapan
Kota Semarang. Sebagai salah satu
sebagai berikut:
pusat perbelanjaan terbesar juga
1. Survey lokasi dan pengajuan
diikuti dengan besarnya jumlah
perizinan kepada pihak Mall X untuk
pengunjung serta kendaraan yang
melakukan penelitian pada kawasan
masuk ke Mall X. Demi menjaga
studi (areal basement dan upper
efisiensi penggunaan lahan serta
ground)
keefektifan waktu banyak pemilik
2. Pemantauan konsentrasi,
gedung baik pusat perbelanjaan
kelembaban, kecepatan angin, suhu,
maupun perkantoran membuat areal
tekanan dan pengambilan sampel
parkir basement agar mudah dalam
debu pada titik sampling.
menjangkaunya, salah satu gedung
3. Penyebaran kuisioner sebagai
yang menggunakan sistem parkir ini
data primer kepada karyawan Mall X
ialah Mall X Semarang.
Semarang untuk mengetahui dampak
Areal parkir basement lebih banyak
konsentrasi debu.
digunakan oleh pengunjung
4. Analisis laboratorium untuk
dikarenakan alasan efisiensi waktu
mengetahui berat partikel debu yang
dan lebih mudah dalam
diambil.
menjangkaunya. Banyaknya jumlah
5. Pengolahan data dan analisis
kendaraan yang masuk ke dalam
berdasarkan data yang telah
areal ini mendukung tingginya
diperoleh.
konsentrasi debu yang ada pada areal
Mall X. disamping dari asap
Pengambilan sampel di lakukan di 2
lokasi dengan 4 titik sampling,
masing – masing 2 titik di areal
basement dan upper ground dengan
waktu sampling selama 8 hari dalam
kurun waktu 2 minggu. Titik
sampling di areal basement yaitu
pada loket pengembalian tiket keluar
dan lobby basement yang merupakan
pintu masuk Mall. Sedangkan untuk Pada ke 16 sampel debu (TSP) yang
upper ground yaitu loket diambil terdapat 3 sampel yang
pengembalian tiket dan pintu masuk melebihi baku mutu yang telah
kantor manajemen. ditetapkan sesuai dengan standar
Untuk perhitungan konsentrasi debu baku mutu yang diatur dalam SK
sendiri mengacu pada SNI 19- Gubernur Jawa Tengah No. 8 Tahun
7119.3-2005., melalui tahapan 2001. Dari ke 3 sampel tersebut yang
perhitungan koreksi laju alir pada paling tinggi ialah sebesar 323.351
kondisi standar, perhitungan volume µg/m3 pada weekend yang terletak di
udara yang diambil, dan perhitungan areal basement tepatnya di titik
konsentrasi partikel debu total. sampling loket parkir. Sementara
untuk lokasi sampling upper ground
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
konsentrasi tertinggi ialah sebesar
1. Tahap Analisis Konsentrasi
208.430 µg/m3 yang terletak di titik
Debu di Basement dan Upper
sampling loket parkir pada lantai 4
Ground. Konsentrasi debu yang akan
dengan waktu pengambilan sampling
di analisis berasal dari 4 titik
yaitu weekdays.
sampling yang berada di 2 lokasi.
Dari hasil analisis menggunakan
Hasil pengukuran konsentrasi debu
software SPSS 16 dengan melakukan
(TSP) hasilnya dapat dilihat pada
uji korelasi Pearson ditemukan
grafik berikut ini:
bahwa pada areal basement maupun
upper ground baik pada weekdays
maupun weekend jumlah kendaraan Dari hasil analisis SPSS 16.0
merupakan variabel yang memiliki mengenai hubungan antara
korelasi sangat kuat. Namun konsentrasi debu dengan variabel
dikarenakan jumlah jumlah bebas di atas dapat dilihat bahwa
kendaraan yang fluktuatif setiap pada areal basement konsentrasi
harinya nilai signifikansi yang di debu berbanding terbalik dengan
dapat pada variabel ini cenderung jumlah kendaraan dan suhu. Untuk
tinggi. Dari uji korelasi tersebu juga jumlah kendaraan menurut penelitian
didapatkan hubungan antar variabel yang telah dilakukan jumlah
yaitu sebagai berikut: kendaraan yang tinggi tidak
Uji Korelasi mendukung tingginya konsentrasi
Pearson
Variabel debu yang diukur. Sebagai contoh
Lokasi Koef.
Terukur Sig. 2
Korelas pada saat jumlah kendaraan 2117
tailed
i
Konsentras konsentrasi debu yang terukur yaitu
Konsentrasi TSP
i TSP
Weekdays sebesar 146.252 µg/m3. Jika
Jumlah
(basement -0.903 0.097
Kendaraan dibandingkan dengan saat jumlah
)
Kelembaba
0.098 0.902
n kendaraan berjumlah 1627
Konsentras
Konsentrasi TSP konsentrasi debu yang terukur
i TSP
Weekend
Jumlah mencapai titik tertinggi selama
(basement -0.783 0.217
Kendaraan
) pengukuran yaitu sebesar 323.351
Kelembaba
-0.749 0.637
n
Weekdays Konsentras
µg/m3. Hal ini disebabkan faktor –
Konsentrasi TSP
(upper i TSP faktor eksternal yang tidak ikut
ground) Jlh
0.966 0.034
Kendaraan diperhitungkan seperti jenis
Kecepatan
0.028 0.972 kendaraan, bahan bakar yang
angin
Kelembaba digunakan, usia kendaraan, dan
-0.617 0.383
n
Konsentras panjang antrian kendaraan. Debu
Konsentrasi TSP
i TSP
Jumlah atau TSP yang terhitung dapat terjadi
Weekend 0.465 0.535
Kendaraan dikarenakan gesekan ban kendaraan
(upper
Kelembaba
ground) 0.725 0.275
n dengan tanah, debu dari luar yang
Kecepatan
0.439 0.561 ikut terbawa, debu hasiol
angin
pengereman, serta debu yang brasal
dari knalpot. Faktor lain yang dengan kata lain jika jumlah
mempengaruhi ialah jenis ventilasi kendaraan naik maka konsentrasi
yang digunakan pada kedua lokasi debu terukur juga besar, jika jumlah
tersebut berbeda, yaitu pada areal kendaraan yang masuk sedikit maka
basement menggunakan sistem nilai konsentrasi debu yang terukur
ventilasi mekanis sedankan pada juga rendah. Untuk hubungan
areal upper ground menggunakan konsentrasi debu dengan suhu dan
ventilasi alami. Untuk variabel suhu kelembaban memiliki korelasi
sendiri memiliki korelasi hubungan negatif atau berbanding terbalik, baik
yang negatif atau berbanding terbalik pada weekedays maupun weekend.
seharusnya hubungan yang terjadi
ialah korelasi positif atau searah. Hal 2. Analisis Statistik Kuisioner
ini dikarenakan pengukuran suhu Dari hasil uji statistik antara
saat sampling dilakukan 2 kali yaitu hubungan lama tinggal responden
pada peletakan dan pengambilan dengan frekuensi sakit, gejala sesak
kertas filter, pengukuran suhu tidak nafas dan gangguan pengelihatan
dilakukan secara terus – menerus. didapatkan nilai korelasi yang
Hal ini merupakan salah satu berbanding lurus atau positif. Dalam
penyebab hubungan negatif yang hal ini berarti semakin lama
terjadi. Untuk hubungan antara responden tinggal di basement maka
kelembaban dengan konsentrasi debu akan semakin tinggi atau semakin
ialah berkorelasi negatif, dimana jika sering frekuensi sakit, gejala sesak
kelembaban yang terjadi cukup nafas, dan gangguan pengelihatan.
tinggi maka konsentrasi debu terukur Nilai korelasi tersebut dapat dilihat
akan rendah, demikian pula dari grafik berikut:
sebaliknya.
Hasil analisis statistik untuk Hubungan Correlation
konsentrasi debu dengan jumlah Coefficient
kendaraan, pada areal parkir upper Lama Tinggal – 0.153
ground memiliki nilai korelasi yang frekuensi sakit
searah atau berbanding lurus atau
Lama tinggal – 0.450 dan upper ground akan berpotensi
gejala sesak meningkatkan frekuensi sakit,

Lama Tinggal – 0.280 memiliki gejala sesak nafas dan

gangguan gangguan pengelihatan.

pengelihatan
SARAN
1. Bagi pihak Mall X Semarang,
KESIMPULAN perlu diadakan sistem rolling
1. Berdasarkan hasil terutama untuk karyawan parkir di
pengukuran debu (TSP) tertinggi di areal basement guna meminimalisir
Mall X Semarang ialah sebesar waktu karyawan untuk berada di
323.351 µg/m3 di area basement areal basement.
pada tanggal 20 September dan 2. Perlu diberlakukan
3
sebesar 208.430 µg/m di areal upper penggunaan safety tools seperti
ground pada tanggal 9 September. masker, untuk mengurangi dampak
Kedua hasil penelitian ini melewati cemaran debu yang masuk ke areal
nilai batas ambang baku mutu yang pernafasan, serta perlu diadakan
ditetapkan oleh SK Gubernur Jateng medical check up bagi karyawan.
No. 8 Tahun 2001 mengenai baku 3. Hendaknya pihak Mall X
mutu standar TSP sebesar 230 µg/m3 Semarang melakukan pematauan
2. Dengan melakukan analisis kualitas udara di areal basement
statistik baik untuk konsentrasi debu secara rutin,
maupun kuisioner, didapatkan nilai
korelasi antara lama tinggal dengan Daftar Pustaka
frekuensi sakit sebesar 0.153, dengan Adiwibowo, Retnasih Supraba. 2008.
gejala sesak 0.450, dan dengan Faktor Keselamatan dan Keamanan
gangguan penglihatan sebesar 0.280. Dalam Desain Bangunan Parkir di
Ketiga hubungan antar variabel ini Jakarta. Fakultas Teknik. Depok :
memiliki nilai yang positif yang Jakarta
berarti semakin lama seorang
karyawan berada di areal basement
Anonim, 2001. Baku Mutu Udara Hidayat, Syaiful dkk. 2012.
Ambien di Propinsi Jawa Tengah. Pengaruh Polusi Udara dalam
Ruangan Terhadap Paru. Continuing
Arief, Latar Muhammad. 2013.
Medical Education. Universitas
Perencanaan Sistem Ventilasi
Indonesia : Jakarta
Pengenceran Udara Dengan
Menggunakan ASHARE Standar. Leili. M, K. Naddafi et al. 2008. The
Jakarta Study of TSP and PM10
Concentration and Their Heavy
Badan Pengelolaan Lingkungan
Metal Content in Central Area of
Hidup. 2009.
Tehran. Springerlink : Iran
http://www.bplhdjabar.go.id/,
diunduh tanggal 1 Juli 2013. Oktora, Bunga. 2008. Hubungan
Pencemaran Udara Oleh Partikulat. Antara Kualitas Fisik Udara Dalam
Provinsi Jawa Barat. Ruang (Suhu dan Kelembaban
Relatif) Dengan Kejadian Sick
Badan Standarisasi Nasional. 2001.
Building Syndrome (SBS) Pada
Tata Cara Perancangan Sistem
Pegawai Kantor Pusat Perusahaan
Ventilasi dan Pengkondisian Udara
Jasa Konstruksi X di Jakarta Timur
pada Bangunan Gedung. SNI 03-
Tahun 2008. Fakultas Kesehatan
6572-2001
Masyarakat. Depok : Universitas
Badan Standarisasi Nasional. 2005. Indonesia
Cara Uji Parikel Tersuspensi Total
Prasasti, Corie Indria, J. Mukono,
Menggunakan Peralatan High
dkk. 2005. Pengaruh Kualitas Udara
Volume Air Sampler (HVAS) dengan
Dalam Ruangan Ber-AC Terhadap
Metoda Gravimetri. SNI 19-7119.3-
gangguan Kesehatan. Fakultas
2005
Kesehatan Masyarakat. Surabaya :
Cooper, C. David and F.C. Alley. Universitas Airlangga
1986. Air PollutionControl : A
Satriyo, Saputro. 2008. Studi Kondisi
Design Approach. PWS Engineering
Kimiawi Penyebaran Pb, Debu, dan
: Boston.
Kebisingan Kota Jakarta. Jakarta :
Lembaga Penelitian Ubhara Jaya

Soedomo, Moestikahadi. 2001.


Pencemaran Udara (Kumpulan
Karya Ilmiah). Bandung : ITB

Wardana, Wisnu Arya. 1995.


Dampak Pencemaran Lingkungan.
Andi Offset. Yogyakarta

You might also like