You are on page 1of 13

PERAMALAN PERMINTAAN SEBAGAI ACUAN DALAM

PENJADWALAN PRODUKSI
CV. LESTARI SENTOSA (UNGARAN)
Ali Mardan ¹), Wiwiek Fatmawati, S.T., M.Eng 2)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri FTI UNISSULA
2)
Dosen Jurusan Teknik Industri UNISSULA

ABSTRAKSI

Perencanaan dan pengendalian produksi adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran
material yang masuk, mengalir dan keluar dari sistem produksi/opersai sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi
dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi yang minimum.
Dalam proses produksi yang dilakukan oleh CV. LESTARI SENTOSA khususnya untuk produk tahu bakso
dan produk-produk lainnya pada umumnya harus melewati proses perencanaan dan pengendalian produksi untuk
mendapatkan sebuah jadwal produksi dan perlengkapan kebutuhan-kebutuhan dalam produksi nantinya.
Peramalan merupakan sebuah proses untuk memperkirakan kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang
untuk memenuhi permintaan pelanggan. Peramalan permintaan dapat dijadikan acuan dalam membuat penjadwalan
prooduksi perusahaan.
Dalam melakukan peramalan ada banyak metode yang digunakan, antara lain : Moving Average, Weight
Moving Average, Eksponential Smoothing, Eksponential Smoothing With Trend, Trend Analysis, Linier Regresi,
Multiplicative Decomposition, And Adaptive Decomposition. Dari semua metode tersebut dapat dipilih salah satu
diantaranya apabila kriteria pemilihan terdapat nilai Bias Error, MAD, MSE dan St.Error yang terkecil.
Metode yang paling optimum digunakan adalah metode Multiplicative Decomposition Dimana nilai MAD
1,019.65 dan MSE 1,935,345 dan Additive Decomposition, Dimana nilai MAD 1,116.43 dan MSE 2,054,450.

Kata Kunci: Peramalan, Penjadwalan Produksi

1. Pendahuluan Ungaran yang tepat dijawa tengah, usaha ini memiliki


1.1 Latar Belakang prospek yang cerah untuk dikembangkan lagi. Dalam
Pada zaman ini perkembangan masyarakat proses produksinya hal yang umum dan juga banyak
dunia sangat pesat sampai pada sekarang ini manusia digunakan oleh perusahaan yang lain yaitu
berada dalam era globalisasi sehingga banyak menciptakan sebuah efesiensi,efektitas, dan
bermunculan perusahaan baik yang bergerak dalam produktifitas yang tinggi sehingga perusahaan dapat
bidang produk maupun jasa yang akan mengakibatkan memenuhi segala permintaan kebutuhan dari
persaingan tingginya antar perusahaan. Produk dan konsumen dan untuk meningkatkan pelayanan bagi
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan akan mampu konsumennya.
menjawab kebutuhan hidup manusia sehingga akan Untuk mengetahui kondisi nyata yang ada
meningkatkan daya saing perusahaan. Perusahaan dalam sebuah perusahaan perlu dilakukannya sebuah
dalam menghadapi situasi ini haruslah dapat kerja praktek, dan dilakukannya kerja praktek untuk
menghasilkan produk/jasa yang berkualitas baik serta mengetahui system dari perusahaan yang ada di CV.
mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan dari LESTARI SENTOSA itu sendiri, disisni penulis ingin
konsumen sehingga produk/jasa yang dihasilkan oleh lebih terfokus mempelajari tentang Peramalan
perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan yang Permintaan yang ada di CV. LESTARI SENTOSA.
lainnya dalam satu bidang industri.
Berhubungan dengan prospek yang dimiliki 1.2 Perumusan Masalah
wilayah Indonesia kedepan yang baik serta memiliki Permasalahan yang diambil dalam kerja praktek
pasar bisnis yang baik pula, sehingga banyak pebisnis di CV. LESTARI SENTOSA yaitu :
baik dari luar Indonesia maupun dari Indonesia sendiri 1. Bagaimana melakukan Peramalan sebagai
yang menjalankan usahanya dibidang industri, acuan dalam melakukan penjadwalan produksi
meningat jumlah masyarakat Indonesia yang besar pada tahu bakso di CV. LESTARI SENTOSA ?
serta sifat dan watak masyarakat Indonesia yang 1.3 Batasan Masalah
konsumeris. Maka dari itu peluang besar dan Supaya persoalan yang dibahas penelitian ini
menjanjikan itulah CV. LESTARI SENTOSA tidak melebar dan tanpa mengurangi tujuan yang akan
memanfaatkan peluang itu dengan membuka usahanya dicapai, maka penulis memberikan batasan masalah
dibidang makanan yakni tahu bakso. Di Indonesia diantarnya :
khususnya didaerah jawa tengah tahu bakso masih
jarang akhirnya makanan ini menjadi makanan khas
1. Penenlitian hanya pada Perencanaan Dan tahun omset “TAHUBAXO Ibu Pudji “ terus
Pengendalian Produksi (PPIC) yang ada di CV. menunjukkan adanya peningkatan.
LESTARI SENTOSA. Tahun 2005, sehubungan dengan
2. Penelitian yang dilakukan hanya pada perkembangan kebutuhan bahan baku (tahu) yang
penyediaan bahan baku tahu bakso di CV. terus bertambah, maka agar tidak ada ketergantungan
LESTARI SENTOSA. bahan baku Pudjijanto mendirikan Pabrik Tahu di
3. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus- Ds.Kalisisdi-Kec.ungaran Barat, dengan kapasitas
September 2015. produksi pada awalnya 2.800 – 4.500 potong/hari.
(saat ini jumlah produksi 10.000 – 13.000 potong /
2. Profil Peruahaan hari).
2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan Tahun 2007, dalam rangka meningkatkan
CV. LESTARI SENTOSA adalah sebuah pelayanan serta memudahkan para pelanggan/pembeli
perusahaan menengah keatas yang memproduksi Tahu untuk mengaksesnya (menjangkau) khususnya yang
Bakso, selain itu perusahaan ini juga membuat produk dari luar kota, dibukalah Gerai/Toko TAHUBAXO
lain seperti, Galantin, Rolade, Bandeng Presto. Ibu Pudji di Jl. Letjen Suprapto no. 24 Ungaran,
Pada tahun 1981, Pudjijanto diangkat menjadi yang lebih dekat dari Jalan Raya Semarang – Solo dan
Pegawai Negeri Sipil di Ungaran, namun keluarga sampai saat ini memiliki 5 outlet yang berada di
dengan 2 (dua) orang anak saat itu merasa beberapa bagian daerah.
penghasilannya sebagai PNS golongan II tentu saja
dirasa masih sangat minim (belum bias memenuhi 2.1.1 Gambaran Umum
kebutuhan hidup yang layak), sehingga Sri Lestari Untuk memproduksi tahu bakso tidaklah sulit
istri Pudjijanto berusaha untuk menambah penghasilan sehingga hampir setiap orang dapat membuatnya.
dengan melakukan kegiatan produktif, namun meski Apalagi bahan tahu mudah didapat, daging untuk
telah berbagai macam kegiatan usaha dilakukan bakso juga banyak tersedia. Sedangkan untuk peluang
semuanya belum ada yang menunjukkan keberhasilan. pasar masih terbuka lebar, mengingat banyak
Pada tahun 1995, setelah mendapatkan ide masyarakat yang suka tahu dan Bakso, sehingga
untuk membuat suatu jenis makanan yang dibuat dari diyakini bahwa prospek industri Tahu Bakso dimasa
Tahu dan Bakso (Tahu di isi bakso), maka dengan mendatang kiranya masih cukup menjajikan, karena
menggunakan peralatan seadanya ( alat-alat dapur jika melihat perjalan “Tahubaxo Ibu Pudji“ yang
yang dimiliki ) dan modal tidak lebih dari Rp. 50.000,- dikelola oleh kel. Sri Lestari Pudjijanto mulai tahun
( Lima puluh ribu rupiah ), Sri Lestari Pudjijanto mulai 1995 sampai saat ini perkembangannya sungguh
produksi dan menjual makanan tersebut. ( kemudian menggembirakan.
untuk menjualnya makanan tersebut diperkenalkan Oleh karena itu banyak orang yang terdorong
dengan nama TAHU BAKSO ). dan berminat untuk memproduksi / menjual Tahu
Tahun 1996, setelah 9 (sembilan) bulan Bakso, tebukti bahwa dari tahun 2002 (setelah 5 tahun
produksi, tahu bakso tersebut diberi merek dagang munculannya Tahu Bakso), sampai sekarang telah
TAHUBAXO KEPODANG (karena diproduksi di lebih dari 10 orang produsen Tahu Bakso di Ungaran.
Jl.Kepodang). Ternyata dari hasil tahu bakso tersebut Dan jika dicermati dari minat masyarakan terhadap
dapat menunjang kebutuhan sehari-hari bagi keluarga, Tahu Bakso, maka masih dimungkinkan bertambahnya
sehingga makin muncul keinginan untuk memiliki Industri Tahu Bakso. Dengan demikian pada
tempat yang strategis dan memadai agar dapat gilirannya akan berdampak positif pada sector
mengembangkan usaha tersebut. Untuk itu karena ketenaga kerjaan dan perekonomian di Ungaran dan
harta berharga yang dimiliki hanya rumah satu- sekitarnya, karena dengan banyaknya industri tahu
satunya, maka rumah tersebut dijual kemudian bakso juga akan menyerap tenaga kerja dan
dibelikan sebidang tanah di Jl.Kutilang Raya Susukan- meningkatkan penghasilan masyarakat sekitar.
Ungaran, namun belum bisa membangun rumah, maka
untuk tinggal dan menjalankan kegiatan usaha masih 2.1.2 Perkembangan Industri Tahubaxo Ibu Pudji
tetap di rumah yang telah dijual tersebut.( mengontrak Seperti telah diuraikan di atas, bahwa
kepada pembelinya ). perjalanan Tahubaxo Ibu Pudji dari tahun ke tahun
Tahun 2001 perkembangan usaha semakin menunjukkan adanya peningkatan produksi, bahkan
nampak kemajuannya, dengan hasil usaha itu keluarga dalam 5 (lima) tahun terakhir perkembangan tersebut
Sri Lestari Pudjijanto memulai membangun rumah, cukup signifikan. Sebagai ilustrasi perkembangan
dan bulan Februari 2002 selesailah pembangunan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
(rumah tinggal sekaligus untuk produksi), maka pada a. Produksi dan Kebutuhan Bahan baku.
bulan itu pula untuk tinggal dan sekaligus Jumlah produksi dan kebutuhan Bahan baku per
menjalankan kegiatan usaha di Jl.Kutilang Raya 56 hari dari tahun 1995 sampai dengan 2009 dapat lilihat
Ungaran-Kab. Semarang. Dengan kepindahan itu sebagaimana tabel dibawah ini.
maka nama atau merek dagang yang sebelumnya b. Pengadaan Bahan Baku
“TAHUBAXO KEPODANG” diganti dengan merek Untuk pengadaan bahan baku pada awal usahanya
“TAHUBAXO Ibu Pudji “. Selanjutnya dari tahun ke diperoleh dari pasar yang ada. Sejalan dengan
meningkatnya produksi Tahubaxo Ibu Pudji, maka bahan Tabel 2.1 Data Kebutuhan Bahan Baku Per Hari Untuk
baku tahu tidak lagi bisa dipenuhi oleh suplyer yang Produksi Tahun 1995-2009
berkapasitas produksi 3000 – 4000 Pc/hari, karena 95/ 97/ 99/ 01/
TAHUN 03/04 05/06 07/08 09/10
kebutuhan telah mencapai 5000 lebih bahkan diprediksi 95 98 00 02
untuk tahun 2005 dibutuhkan 4000 – 6000 Pc/hari, maka Produk 50 80 1.5
200 4.000 7.000 9.000 12.000
Pcs 0 0 00
dengan segala kemampuan yang ada pada Agustus tahun
KEBUTUHAN BAHAN
2005 diupayakan untuk memproduksi tahu sendiri, guna
memenuhi kebutuhan bahan baku tahu. Tahu = 55 88 1.6
220 4.400 7.700 9.900 13.000
Pcs 0 0 00
Setelah pabrik tahu yang diberi nama “ Pabrik Tahu Daging
Lestari “. Dengan kapasitas produksi 2.800 – 4.500 potong sapi = 2,5 5 8 13 35 60 75 100
/hari, yang didirikan di Ds.Kalisidi, Kecamatan Ungaran Kg
Barat maka untuk kebutuhan bahan baku tahu sebagian Tepung
1,2
dipenuhi sendiri dan sampai saat ini kapasitas produksi Tapioka 2,5 4 6.5 17,5 30 37,5 50
5
= Kg
antara 7.000 – 8.000 potong/hari. Meski demikian, agar
tetap terjalinnya hubungan kemitraan dengan suplyer
sebelumnya, maka untuk kebutuhan tahu sebagian masih Ungaran, namun dari tahun ke tahun pembeli telah
dipasok dari pihak suplyer sebanyak 30 % kebutuhan dan banyak yang datang dari luar Ungaran, (Jogja - Magelang -
pabrik sendiri 70% dari tahu yang dibutuhkan untuk Wonosobo - Banjarnegara - Purwokerto dan sekitarnya -
produksi. Solo - Semarang - Demak - Kudus serta dari daerah lain )
yang kebetulan melewati Ungaran menyempatkan untuk
2.1.3 Tempat Dan Proses Produksi mampir ke Toko/Gerai Tahubaxo Ibu Pudji.
Untuk tempat produksi Tahubaxo Ibu Pudji, yaitu
beralamat di Jl. Kutilang 56 Ungaran, untuk tempat ii. Pengelolaan Keuangan
produksi menempati ruang seluas 25 M2, selanjutnya Untuk pengelolaan keuangan dari awal berdiri
diperluas menjadi 75 M2, dan kemudian bulan Januari sampai saat ini masih menggunakan cara-cara tradisional
2007 telah dapat menggunakan semua ruangan yang ada yaitu setiap hari setelah uang masuk dari hasil penjualan
disamping rumah tinggal, sehingga lebih luas lagi, karena uang dibagi sesuai dengan pos-pos pengeluaran untuk
sejak itu penjualan tidak lagi menjadi satu dengan ruang / kebutuhan belanja hari berikutnya termasuk upah tenaga
rumah produksi, melainkan sudah dipindahkan ke Toko kerja (dimasukkan ke kotak-kotak yang disiapkan untuk
“Tahubaxo Ibu Pudji“ yang berada di Jl.Letjen Suprapto itu), kemudian kalau ada sisa sebagian disimpan sebagai
no. 24 Ungaran, meski secara teknis untuk penjualan dana cadangan dan untuk keperluan lainnya/pribadi.
memerlukan tenaga dan sarana ekstra untuk mengantarkan Dengan cara seperti itu ternyata keuangan perusahaan bisa
tahu bakso sampai ke Toko yang berjarak sekitar 1500 m sehat, karena tidak terganggu oleh keperluan pribadi.
dari rumah produksi, namun hal ini harus dilakukan demi
peningkatan pelayanan. 2.1.4 Kemitraan Dan Dukungan
a. Kemitraan dengan Pengrajin Tahu
i. Pemasaran Dan Pembeli/Konsumen b. Kemitraan dengan pedagang daging sapi
c. Kemitraan dengan Suplayer Kedelai.
Pemasaran hasil produksi Tahubaxo Ibu Pudji, pada
d. Kemitraan dengan Jasa Penggilingan Daging/Bakso
mulanya dilakukan dengan cara dikelilingkan dari pintu ke
e. Kemitraan dengan Produsen makanan lain.
pintu (ke Kantor-Kantor atau pun pada acara-acara Arisan
Dharma wanita maupun Arisan PKK), kemudian setelah
2.1.5 Ketenagakerjaan
dikenal oleh sebagian masyarakat, maka penjualan
Tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi
dilakukan dengan menggunakan gerobag dorong
dan penjualan, pada awal usaha masih ditangani oleh
(mangkal) di ujung Jl.Kepodang III, Kuncen – Ungaran.
anggota keluarga, baru 7 bulan kemudian direkruitlah 1
Dalam rangka memperluas pasar dan untuk lebih
orang tenaga untuk membantu produksi. Selanjutnya
mengenalkan kepada masyarakat luas, maka pada bulan
tenaga kerja terus bertambah sesuai dengan bertambahnya
April 1997 gerobag dorong dipidahkan di Depan Masjid
kegiatan produksi maupun penjualan, yang saat ini terbagi
Istiqomah/SMA I Ungaran (masih sampai saat ini), dan
menjadi 3 departemen yang masing-masing sudah terpisah
pada 19 Agustus 1997 disusul gerobag ke 2 mangkal di
pengelolaannya yaitu :
ujung depan pasar Bandarjo Ungaran (samping Pos Polisi),
1. Divisi/Departemen Produksi Tahu (Pabrik Tahu)
namun gerobag itu telah ditarik sejak dibukanya Toko /
2. Divisi/Departemen Produksi Tahu Bakso (Pengisian
Gerai “Tahubaxo Ibu Pudji “ di Jl.Letjen Suprapto 24
tahu dengan bakso)
Ungaran.
3. Divisi/Departemen Pemasaran (Toko Penjualan
Pembeli/konsumen ” Tahubaxo Ibu Pudji ”pada awalnya
Tahu Bakso)
masyarakat sekitar dan para pegawai instansi di
Sampai saat ini jumlah tenaga kerja yang
terlibat tidak kurang dari 50 (lima puluh) orang,
antara lain di bagian :
- Divisi/Deparetemen Produksi/Pabrik Tahu = 18 Orang,
- Divisi/Departemen Produksi Tahu Bakso = 35 Orang,
- Divisi Pemasaran TOKO = 27 Orang.
b. Visi Misi Perusahaan Dalam produksi ada beberapa fungsi utama dari
 Visi Perusahaan sebuah proses produksi, yaitu:
Mewujudkan CV. LESTARI SENTOSA sebagai 1. Proses Produksi
perusahaan mandiri, unggul dalam kualitas produk Proses produksi yaitu suatu cara/metode/teknik
dan pelayanan konsumen, mampu memberikan yang digunakan dalam mengolah, menciptakan dan
kesejahteraan kepada karyawan dan memberi menambah kegunaan (Utility) dari suatu barang dan
manfaat pada masyarakat. jasa.
 Misi Perusahaan 2. Perencanaan Produksi
Adapun misi dari tahubaxo Ibu Pudji dalam Perencanaan Produksi adalah suatu kegiatan
mewujudkan visi perusahaannya yaitu : pendahuluan atas proses produksi yang akan
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang
untuk peningkatan pengelolaan perusahaan diinginkan oleh perusahaan. Atau bisa juga
 Meningkatkan pelayanan dan menyediakan outlet perencanaan produksi adalah sebuah tindakan
yang memadai untuk menjaga loyalitas konsumen antisipatif dimasa mendatang sesuai dengan priode
 Menjaga kualitas dan meningkatkan kuantitas waktu yang direncanakan oleh perusahaan.
produksi guna meningkatkan omset perusahaan 3. Pengendalian Produksi
 Meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan Pengendalian Produksi adalah Tindakan yang
karyawan menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan
 Melaksanakan tanggung jawab sosial kepada dalam perencanaan telah sesuai dengan target yang
masyarakat ditetapkan, mulai dari mengolah, mengatur,
mengkoordinir sampai pada mengarahkan proses
c. Logo CV. LESTARI SENTOSA produksi.
Dalam perusahaan pastilah memiliki beberapa
sistem yang akan mampu mengontrol dan
memonitoring segala aktivitas atau kegiatan yang ada
didalamnya sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing. Salah satu system yang ada dalam perusahaan
adalah system produksi yang cukup penting dan
strategis posisinya, begitupun system-sistem lain yang
Gambar 2.1 Logo Atau Bren CV. LESTARI SENTOSA
ada dalam perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi-
fungsi produksi dengan baik diperlukan sebuah
d. Struktur Organisasi Perusahaan rangkaian kegiatan yang membentuk suatu sistem
produksi yang ada dalam sebuah perusahaan, karena
suatu system produksi merupakan kumpulan dari
berbagai sub system-sub system yang berinteraksi dan
bertujuan untuk mentranformasikan sebuah input
menjadi output.

3.2 Perencanaan dan pengendalian Produksi


Dalam proses produksi yang dilakukan oleh
CV. LESTARI SENTOSA khususnya untuk produk
tahu bakso dan produk-produk lainnya pada umumnya
harus melewati proses perencanaan dan pengendalian
produksi untuk mendapatkan sebuah jadwal produksi
dan perlengkapan kebutuhan-kebutuhan dalam
produksi nantinya.
Gambar 2.2 Struktur Organisasi CV. LESTARI Salah satu hal yang dikerjakan dalam
SENTOSA departemen PPIC yang berada di CV. LESTARI
SENTOSA yaitu melakukan pembuatan jadwal
3. Tinjauan Pustaka produksi untuk produk-produk yang telah dipesan oleh
3.1 Proses Produksi konsumen lewat costumer servise yang memberikan
Pengertian produksi menurut Assauri (1995) informasi tentang pesanan produk tahu bakso kepada
adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah departemen PPIC. Dalam membuat jadwal produksi
kegunaan barang dan jasa. Sedangkan menurut Ahyari ada beberapa faktor yang diperhatikan oleh
(2002) produksi adalah kegiatan atau aktivitas untuk departemen PPIC yang ada di CV. LESTARI
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) dari SENTOSA, berikut adalah faktor-faktor yang
suatu barang dan jasa. Dari kedua pengertian diatas diperhatikan:
dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi adalah suatu a. Faktor persediaan bahan baku
kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan Bahan baku merupakan hal yang sangat penting
dari suatu barang dan jasa. dalam setiap produksi, tanpa adanya persediaan bahan
baku produksi tidak akan berjalan. Untuk itu
persediaan bahan baku menjadi hal yang paling utama Tabel 3.2 Data Peramalan Perusahaan
dalam faktor pembuatan jadwal produksi perusahaan. No. Bulan (Minggu Demand/Biji
b. Faktor keterikatan dengan
pelanggan/konsumen 1 Sep (Minggu III) 30.100
c. Faktor jumlah pemesanan Sep (Minggu IV)
2 34.000
Dalam memproduksi tahu bakso maupun produk
yang lain, perusahaan lebih memprioritaskan jumlah 3 Nov (Minggu I) 34.900
pemesanan yang lebih banyak daripada yang sedikit. Nov (Minggu II)
Hal ini dilakukan karena ketika memproduksi produk 4 35.000
dengan jumlah yang banyak akan lebih memudahkan 5 Nov (Minggu III) 34.500
dan mengefektifkan dalam proses produksi mesin yang
6 Nov (Minggu IV) 35.500
digunakan.
Faktor-faktor diatas merupakan landasan utama 7 Des (Minggu I) 35.700
dalam pembuatan jadwal produksi di CV. LESTARI
8 Des (Minggu II) 36.000
SENTOSAyang kemudian akan dikerjakan dalam
lantai produksi. Selain dari beberapa faktor diatas, 9 Des (Minggu III) 34.000
pembuatan jadwal produksi perusahaan juga
berlandaskan data historis yang pernah diproduksi 10 Des (Minggu IV) 33.000
pada bulan-bulan yang lalu, namun hal ini dilakukan 11 Jan (Minggu I) 35.900
hanya pada perusahaan/pelanggan/konsumen yang
dianggap tetap dan dengan jumlah pemesanan yang 12 Jan (Minggu II) 35.900
continue, contohnya seperti outlet-outelet yang telah
tersedia. Data yang ada diatas merupakan data
Seperti yang ada dibatasan masalah diatas, kongkrit yang didapatkan dari perusahaan baik data
penelitian ini akan lebih memfokuskan dalam permintaan maupun data peramalan.
pembahasan pembuatan jadwal produksi pada tahu
bakso yang dianggap jumlah permintaannya konstan. 3.3 Pengolahan Data
Pada produk yang akan dibahas ini dapat Data permintaan yang digunakan merupakan
diklarifikasiakan sebagai pelanggan/konsumen data permintaan selama 4 bulan yaitu dari bulan Juni
strategis, karena jumlah pemesanan produknya cukup 2015 – September 2015 dan hanya pada satu produk
banyak serta terus menerus dan dalam kurun waktu yaitu Tahu Bakso.
yang cukup lama pula. Sehingga dalam pembuatan
jadwal produksinya selain mempertimbangkan factor- Tabel 3.3 Data Permintaan
faktor diatas juga mempertimbangkan data historis
yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut data historis No. Bulan (Minggu) Demand/Biji
permintaan tetap dan forecast dari Tahu bakso : 1 Jun (Minggu III) 30.100
2 Jun (Minggu IV) 34.100
Tabel 3.1 Data Permintaan
No. Bulan (Minggu Demand/Biji 3 Jul (Minggu I) 35.000
4 Jul (Minggu II) 35.700
1 Jun (Minggu III) 30.100
5 Jul (Minggu III) 35.100
2 Jun (Minggu IV) 34.100
6 Jul (Minggu IV) 35.500
3 Jul (Minggu I) 35.000
7 Agu (Minggu I) 35.600
4 Jul (Minggu II) 35.700
8 Agu (Minggu II) 35.900
5 Jul (Minggu III) 35.100
9 Agu (Minggu III) 34.500
6 Jul (Minggu IV) 35.500
10 Agu (Minggu IV) 32.100
7 Agu (Minggu I) 35.600
11 Sep (Minggu I) 35.400
8 Agu (Minggu II) 35.900
12 Sep (Minggu II) 36.000
9 Agu (Minggu III) 34.500
10 Agu (Minggu IV) 32.100
11 Sep (Minggu I) 35.400
12 Sep (Minggu II) 36.000
Demand
38
36
34
32
30
28
26
Jul…
Jul…
Jul…
Jul…
Jun…
Jun…

Agu…
Agu…
Agu…
Agu…
Sep…
Sep…
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 3.1 Grafik Permintaan

3.3.1. Metode Moving Average Gambar 3.3 Detail an Error Analysis


Parameter n = 3

Tabel 3.4 Input Data Demand

Gambar 3.4 Grafik Forecasting

3.3.2. Metode Weight Moving Average


Parameter n = 3
w1 = 0.5
w2 = 0.3
w3 = 0.2

Tabel 3.5 Input Data Permintaan

Gambar 3.2 Forcasting Results


3.3.4. Metode Eksponential Smoothing
Parameter α = 0.3

Tabel 3.4 Input Data Demand

Gambar 3.5 Forcasting Results

3.6 Detail an Error Analysis

Gambar 3.8 Forcasting Results

Gambar 3.7 Grafik Forecasting

Gambar 3.9 Detail an Error Analysis


Gambar 3.10 Grafik Forecasting Gambar 3.12 Detail an Error Analysis

3.3.4. Metode Eksponential Smoothing With


Trend
Parameter α = 0.5
β = 0.5

Tabel 3.5 Input Data Demand

Gambar 3.13 Grafik Forecasting

3.3.5. Metode Trend Analysis

Tabel 3.6 Input Data Demand

Gambar 3.11 Forcasting Results


Gambar 3.17 Forcasting Results
Gambar 3.14 Forcasting Results

Gambar 3.15 Detail an Error Analysis


Gambar 3.18 Detail an Error Analysis

Gambar 43.16 Grafik Forecasting

3.3.6. Metode Linier Regresi Gambar 3.19 Grafik Forecasting

Tabel 3.7 Input Data Demand 3.3.7. Metode Multiplication Decompotision


Parameter n = 3

Tabel 3.8 Input Data Demand


Gambar 3.20 Forcasting Results Gambar 3.23 Forcasting Results

Gambar 3.21 Detail an Error Analysis


Gambar 3.24 Detail an Error Analysis

Gambar 3.22 Grafik Forecasting

3.3.8. Metode Additive Decompotision


Parameter n = 3 Gambar 3.25 Grafik Forecasting

Tabel 3.9 Input Data Demand


4. Analisa 5. Kesimpulan dan Saran
Pada analisa ini akan membandingkan nilai 5.1. Kesimpulan
dari hasil perhitungan dengan menggunakan software Adapun Dari pembahasan yang diantaranya terdiri
POM FORWINDOWS dengan melihat nilai MAD dari pengumpulan data, pengolahan data, serta analisa
(Mean Absolute Deviation) dan MSE (Mean Squard dapat disimpulkan sebagai berikut :
Error) untuk mengetahui metode mana yang paling a. Peramalan permintaan dapat dijadikan acuan
tepat untuk dijadikan solusi optimum yang akan dalam membuat penjadwalan prooduksi perusahaan.
dijadikan acuan peramalan dan pembuatan jadwal b. Peramalan merupakan sebuah proses untuk
produksi perusahaan. Berikut tabel perbandingan dari memperkirakan kebutuhan-kebutuhan di masa yang
perhitungan : akan datang untuk memenuhi permintaan pelanggan.
c. Dalam melakukan peramalan ada banyak
Tabel 3.10 Nilai Perbandingan metode yang digunakan, antara lain : Moving Average,
Weight Moving Average, Eksponential Smoothing,
Eksponential Smoothing With Trend, Trend Analysis,
Linier Regresi, Multiplicative Decomposition, And
Adaptive Decomposition. Dari semua metode tersebut
dapat dipilih salah satu diantaranya apabila kriteria
pemilihan terdapat nilai Bias Error, MAD, MSE dan
St.Error yang terkecil.
d. Pada peramalan yang dilakuan dengan
menggunakan software POM dapat dipilih metode
yaitu Multiplicative Decomposition sebagai solusi
optimum untuk meramalkan periode selanjutnya,
karena metode ini memiliki nilai MSE (Mean Squared
Error) terkecil yaitu 1,019.65

5.2. Saran
Dari tabel diatas dapat dilihat metode yang a. Sebaiknya dalam melakukan peramalan
paling optimum digunakan adalah metode menggunakan anlisa dengan metode Multiplicative
Multiplicative Decomposition Dimana nilai MAD Decomposition karena memiliki nilai error terkecil
1,019.65 dan MSE 1,935,345. dari beberapa metode analisa peramalan.
Dari metode yang telah dipilih tersebut, maka b. Untuk kedepannnya sebaiknya CV. LESTARI
dapat di ketahui data peramalan pada periode-periode SENTOSA dapat memperluas area usahanya
selanjutnya, berikut data peramalan permintaan
dengan metode Multiplicative pada periode sehingga kapasitas produksi menjadi lebih besar
selanjutnya: dan mampu memenuhi permintaan pasar yang

Tabel 3.11 Data Peramalan Permintaan semakin tahun mengalami peningkatan yang dapat
(Multiplication Decomposition) dilihat dari data historis permintaan konsumen
No. Bulan (Minggu Demand/Biji setiap tahunya.
1 Sep (Minggu III) 34.211
2 Sep (Minggu IV) 36.140
3 Nov (Minggu I) 36.405
4 Nov (Minggu II) 34.597
5 Nov (Minggu III) 36.546
6 Nov (Minggu IV) 36.812
7 Des (Minggu I) 34.983
8 Des (Minggu II) 36.952
9 Des (Minggu III) 37.219
10 Des (Minggu IV) 35.368
11 Jan (Minggu I) 37.358
12 Jan (Minggu II) 37.627
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan, ”Teknik dan Metode Peramalan :


Penerapannya Dalam Ekonomi dan Dunia
Usaha”, Lembaga Penerbit Universitas
Indonesia, 1984, Depok.

Ahyari, Agus, ”Manajemen Produksi 1 : Perencanaan


Sistem Produksi”, BPFE, 2002, Yogyakarta

Nasution, Arman Hakim, ”Perencanaan dan


Pengendalian Produksi”,Guna Widya, 2003,
Surabaya

Umam, Khairul, ”Laporan Praktikum Perancangan


Teknik Industri III (PPIC)”, Universitas Islam
Sultan Agung, 2012, Semarang.

http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-
pengendalian-produksi/ (Diakses pada tanggal
25 November 2015)

https://dansite.wordpress.com/2009/03/31/pengertian-
persediaan-inventory/ (Diakses pada tanggal 25
November 2015)

Semarang, Februari 2016

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Wiwiek Fatmawati., ST., M.Eng

You might also like