You are on page 1of 5

1.

PENGERTIAN

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2008).

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan membran dari dalam rahim
melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus
denganfrekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur (Rohani, 2011).

2. KALA PERSALINAN

Persalinan dibagi menjai 4 kala yaitu

a. Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi
dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5 cm dan fase aktif (7 jam) servik
membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
b. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung
2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit
d. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum.

3. PATOFISIOLOGI

Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan nyeri. Ini
dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan oksitoksin,
peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan
SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang
terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal,
ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa
mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya
akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang
menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. &ari berbagai implantasi plasenta antara lain
mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat in-asi bakteri secara asending yang
dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan
progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.

4. MACAM PERSALINAN
a. Persalinan spontan yaitu Dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
b. Persalinan buatan yaitu persalinan yg dibantu dengan tenaga dari luar (ekstraksi forceps), atau
Sectio Caesaria.
c. Persalinan anjuran yaitu persalinan yang berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian
pitocin atau prostaglandin.
d. Persalinan serotinus yaitu persalinan dengan umur kehamilan > 41 minggu Pada janin terdapat
tanda postmaturus
e. Persalinan Presipitatus yaitu persalinan yg berlangsung cepat < 3 jam.
5. TANDA GEJALA

Menurut Lailiyana (2011), tanda- tanda inpartu meliputi lightening, his permulaan, his persalinan,
pengeluaran lendir darah, perubahan serviks dan keluar cairan ketuban.

a. Lightening
Menjelang minggu ke-36, pada primipara terjadi penurunan fundusuteri karena kepala bayi sudah
masuk pintu atas panggul yang disebabkanoleh: kontraksi braxton hicks, ketegangan dinding
perut, keteganganligamentum rotundum dan gaya berat janin dengan kepala ke arah bawah.
Masukknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu sebagai terasa ringan di bagian atas,
rasa sesaknya berkurang, di bagian bawah terasa sesak, terjadi kesulitan berjalan dan sering miksi
(Lailiyana, 2011).
b. His Permulaan
Seiring usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga
oksitosin dapat memicu kontraksi yang lebih sering, sebagai his palsu (Lailiyana, 2011).
c. Adanya His Persalinan
Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. Kontraksi uterus
mengakibatkan perubahan pada serviks(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit) (Rohani, 2011).
Sifat his persalinan, yaitu pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, interval
makin pendek dan kekuatan makin besar, mempunyai pengaruh pada pembukaan serviks, makin
beraktivitas kekuatan makin bertambah (Rohani, 2011).
d. Pengeluaran Lendir Darah
Terjadinya his persalinan mengakibatkan perubahan pada serviks yang menyebabkan pendataran
dan pembukaan, pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas dan
terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah (Lailiyana,2011).
e. Perubahan serviks, kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks secara progresif
menipis dan membuka (Sumarah, 2009).
f. Keluarnya Cairan Ketuban
Pemecahan membran yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita
dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan (Rohani, 2011).

6. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


a. Power
Power atau kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter
secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus (Sumarah, 2009).
b. Passage
Passage atau jalan lahir terdiri dari bagian keras seperti tulang dansendi, bagian lunak seperti
otot-otot, jaringan dan ligamen. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir
yang relatif kaku. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum
persalinan dimulai (Sumarah, 2009).
c. Passanger
Passanger, yaitu janin, plasenta dan air ketuban. Janin bergerak disepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor (ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan
posisi janin).Plasenta juga harus melewati jalan lahir sehingga dapat juga dianggapsebagai
penumpang yang menyertai janin (Rohani, 2011).
d. Psikologis Ibu
Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia tidak memahami apa yang
terjadi pada dirinya atau yang disampaikan kepadanya. Membantu wanita berpartisipasi sejauh
yang diinginkan dalam melahirkan, memenuhi harapan wanita akan hasil akhir persalinannya.
Dukungan psikologis dari orang- orang terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan
(Sumarah, 2009)
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin
terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses persalinan tergantung dari kemampuan atau
keterampilan dan kesiapan penolong dalam menghadapi persalinan (Rohani, 2011).Persalinan
merupakan proses yang alamiah. Oleh sebab itu, bidan tidak boleh melakukan intervensi yang
tidak perlu bahkan merugikan(Lailiyana, 2011).

7. ISTILAH DALAM PERSALINAN


Istilah persalinan berdasarkan umur kehamilan dan berat badan bayi
a. Abortus < 22 minggu atau bayi dengan BB < 500 gr.
b. Partus immaturus 22 - <28 minggu atau bayi dengan BB 500 - 999 gram.
c. Partus prematurus 28 - <37 minggu atau bayi dengan BB 1000 - 2499 gram.
d. Partus maturus atau aterm 37 - <41 minggu atau bayi dengan BB > 2500 gram.
e. Partus postmaturus atau serotinus > 41 minggu.

8. MEKANISME PERSALINAN NORMAL


a. Pada permulaan persalinan kepala anak tepat diatas PAP dengan posisi ubun-ubun depan dan
belakang sama (synclitismus).
b. Ubun-ubun dengan tertahan symphisis sehingga ubun-ubun belakang lebih rendah karena bagian
belakang ada lengkungan sakrum (asyticlismus posterior).
c. Dengan adanya his kepala makin turun sehingga tekanan symphisis terlepas dan kepala berputar
lagi sampai ubun-ubun depan dan belakang sama tinggi (asynticlismus).
d. Akhirnya sampai pintu bawah panggul dengan posisi kepala ubun-ubun depan lebih rendah
(asyinticlismus anterior) sehingga posisi kepala dalam keadaan flexi.
e. Karena ruangan pintu bawah panggul lebih longgar dan lunak kepala mengadakan putaran paksi
dalam sehingga ubun-ubun kecil berada dibawah symphisis, saat ini akan terjadi moulase kepala
janin.
f. Dengan kekuatan his dan mengejan kepala makin maju dan mengadakan ekstensi dan defleksi
(membuka pintu) dengan ubun-ubun kecil sebagai hypomuclion (pusat putaran) dan lahirlah
ubun-ubun besar, dahi, muka, dan kepala seluruhnya.
g. Kemudian kepala mengadakan putar paksi (restitusi) sesuai dengan letak punggung.
h. Selanjutnya melahirkan badan anak.

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan urine protein (albumin) untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan
preeklamsi maupun adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
2) Pemeriksaan urin gula menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
3) Pemeriksaan darah.
b. Ultrasonografi
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari
janin, plasenta dan uterus.
c. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut
fungtum maksimum.
d. Memakai alat kardiotokografi
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan
tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas
yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang
sama.

10.PENATALAKSANAAN

Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap ada his dengan cara tarik nafas
sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian diafragma membantu otot dinding rahim mendorong
ke arah jalan rahim.

a. Bila kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur


b. Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu diminta untuk bernafas hal ini agar
perinium meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala tidak terlalu cepat
c. Menolong melahirkan kepala
1) Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
2) Menahan perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi duk steril agar tidak terjadi
robekan.
3) Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk membersihkan dari kotoran
d. Periksa tali pusat bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan dulu dan bila lilitan terlalu erat maka
diklem pada dua tempat dan dipotong sambil melindungi leher anak.
e. Merawat bayi
1) Pegang erat bayi agar jangan jatuh, letakkan di perut ibu.
2) Bebaskan jalan na as bayi dengan menghisap lendir dari mulut dan hidung bayi
3) Potong tali pusat yang sebelumnya diklem 15 cm dari perut bayi dan klem kedua 2 cm dari
klem pertama lalu dipotong diantaranya, kemudian dijepit atau ditali, dibungkus kasa betadin
atau kasa alkohol 70%
4) Setelah bayi lahir jangan lupa perhatikan perdarahan, kontraksi uterus dan robekan perinium.
jika ada dilakukan penjahitan.

DAFTAR PUSTAKA

Lailiyana. et al. 2011.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: EGC.

Mansjoer Arif. et al. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Rohani, Saswita R dan Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina
Pustaka.

Sumarah. 2009.Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.

You might also like