Professional Documents
Culture Documents
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini menjadi pusat perhatian
dari pemerintah dan masyarakat umum karena memiliki peranan penting terhadap
pertumbuhan ekonomi. UMKM yang memiliki peran strategis, menghadapi
permasalahan umum yang sering dijumpai yaitu keterbatasan modal. Baitul Maal
wat Tamwil (BMT) sebagai salah satu lembaga keuangan mikro hadir sebagai
lembaga yang melakukan penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha kecil dan
mikro. Penelitian ini menganalisis akses UMKM pada BMT dan dampaknya
terhadap perkembangan usaha dengan menggunakan metode regresi logistik dan
OLS (Ordinary Least Square). Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang
memengaruhi akses UMKM terhadap pembiayaan mikro syariah BMT adalah
lama usaha, omset usaha, total aset, dan jumlah tabungan. Jumlah pembiayaan
mikro syariah berpengaruh positif terhadap perkembangan UMKM dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi nilai perkembangan omset adalah frekuensi
pembiayaan, lama usaha, dan jumlah pembiayaan.
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro
Kecil Menengah di Kota Depok”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Institut
Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis akses pinjaman
dan simpanan UMKM pada lembaga keuangan, faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaku UMKM dalam mengakses pembiayaan pada BMT, dan pengaruh
pembiayaan mikro syariah terhadap perkembangan usaha mikro kecil menengah.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada orang
tua dan keluarga penulis, yaitu Ayah Tunas Eko Purnomo dan Ibu Rusnawati serta
adik dari penulis, Muhammad Arkan dan Ahmad Andika atas segala doa dan
dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Lukytawati Anggraeni, Ph.D dan Bapak Deni Lubis, MA selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan,
saran, waktu, dan motivasi dengan sabar sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Idqan Fahmi selaku dosen penguji utama dan Bapak Salahuddin
El Ayyubi, MA selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas kritik dan
saran yang telah diberikan untuk perbaikan skripsi ini.
3. Seluruh pihak pengurus Baituttamwil Tamzis Kota Depok yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi
FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk penulis.
5. Teman-teman satu bimbingan, Nadilla Ambarfauziah, Muhammad Haris, Iin
Zahratain, Dara Ayu Lestari, Angga Febriawan, Astika, dan Ayu yang telah
banyak memberikan bantuan, kritik, saran, dan motivasi kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh keluarga Ilmu ekonomi, terutama Ilmu Ekonomi Syariah 47,48, dan
49 terimakasih atas doa dan dukungannya.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu per satu
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 5
Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 5
Pembiayaan Syariah 6
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) 8
Penelitian Terdahulu 9
Kerangka Pikir 13
METODE PENELITIAN 14
Jenis dan Sumber Data 14
Lokasi dan Waktu Penelitian 15
Metode Pengumpulan Data 15
Metode Pengolahan dan Analisis Data 15
GAMBARAN UMUM 18
HASIL DAN PEMBAHASAN 19
Karakteristik Responden 19
Karakteristik Usaha Responden 20
Akses Rumah Tangga Responden pada Lembaga Keuangan 22
Dampak Pembiayaan Mikro Syariah BMT terhadap Perkembangan UMKM 25
SIMPULAN DAN SARAN 30
LAMPIRAN 33
RIWAYAT HIDUP 51
DAFTAR TABEL
1 Jumlah Unit Usaha UMKM Tahun 2011-2012...........................................................1
2 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja UMKM Tahun 2011-2012................................2
3 Jumlah PDB Atas Dasar Harga Konstan Pada Tahun 2011-2012..........................2
4 Pengelompokan UMKM Berdasarkan Nilai Aset dan Hasil Penjualan...............6
5 Jumlah Simpanan, Pembiayaan, Aset, dan Mitra BMT 2012-2013...................18
6 Statistik Deskriptif Karakteristik Responden............................................................20
7 Lama Usaha UMKM Responden.................................................................................21
8 Penguasaan Aset Lahan dan Non Lahan Responden..............................................22
9 Akses Simpanan Rumah Tangga pada Lembaga Keuangan.................................23
10 Akses Pinjaman Rumah Tangga pada Lembaga Keuangan..................................23
11 Alasan Pengajuan BMT Sebagai Pembiayaan..........................................................24
12 Struktur Pendapatan Rumah Tangga Responden.....................................................25
13 Dampak Pembiayaan Syariah BMT terhadap Omset Usaha................................25
14 Dampak Pembiayaan Mikro Syariah BMT terhadap UMKM.............................26
15 Hasil Pendugaan Parameter Model Logit...................................................................27
16 Faktor-faktor yang Memengaruhi Akses UMKM terhadap Pembiayaan
Syariah BMT......................................................................................................................27
17 Faktor-faktor yang Memengaruhi Nilai Perkembangan Omset Usaha..............29
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Penelitian......................................................................................... 14
2 Jenis Kelamin Responden................................................................................................19
3 Jenis Usaha Reponden.......................................................................................................20
4 Jenis Pembiayaan Responden BMT..............................................................................24
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuisioner Penelitian Responden BMT........................................................................33
2 Kuisioner Penelitian Responden Kontrol....................................................................42
3 Hasil Olahan Data Regresi Logistik.................................................................47
4 Hasil Olahan Data OLS....................................................................................49
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini menjadi pusat perhatian
dari pemerintah dan masyarakat umum karena memiliki peranan penting terhadap
pertumbuhan ekonomi. UMKM sebagai sarana untuk menciptakan lapangan kerja
dan mendorong kemajuan perekonomian serta menciptakan sektor swasta
sehingga pengembangan dari UMKM berperan penting dalam pembangunan
ekonomi.
Peranan UMKM sangat penting dengan karakteristik yang membedakannya
dengan usaha besar yakni di antaranya: 1) Jumlah usaha mikro dan usaha kecil
yang banyak tersebar dan mendominasi usaha di pedesaan dibandingkan usaha
besar menunjukkan UMKM memiliki pengaruh terhadap kemajuan pembangunan
desa, 2) Sifat UMKM yang padat karya menunjukkan bahwa UMKM mempunyai
potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar, 3) Usaha mikro di
negara sedang berkembang yang berlokasi di pedesaan melakukan kegiatan
produksi yang berbasis pertanian karena itu UMKM secara tidak langsung
mendukung pertumbuhan produksi sektor pertanian, 4) Banyak UMKM yang bisa
bertahan saat krisis ekonomi tahun 1997/98, 5) UMKM menjadi titik permulaan
bagi mobilisasi tabungan/investasi pedesaan dan berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan berwirausaha dari orang desa, 6) Sasaran pasar utama bagi UMKM
adalah barang konsumsi (Tambunan, 2009).
Peranan UMKM yang begitu besar ditunjukkan dengan jumlah total unit
usaha sebanyak 99% dari usaha yang ada berdasarkan hasil data dari Kementrian
Koperasi dan UKM tahun 2013. Perkembangan jumlah UMKM pun mengalami
peningkatan sebesar 2.41% pada tahun 2011-2012 (Tabel 1).
Tabel 3 Jumlah PDB Atas Dasar Harga Konstan Pada Tahun 2011-2012
Tahun 2011 Tahun 2012 Perkembangan
Indikator Jumlah Jumlah %
(Rp Miliar) (Rp Miliar)
Usaha Mikro (UMi) 761 228.8 790 825.6 3.89
Usaha Kecil (UK) 261 315.8 294 260.7 12.61
Usaha Menengah(UM) 346 781.4 366 373.9 5.65
Total Usaha Mikro, Kecil dan 1 369 326.0 1 451 460.2 6.00
Menengah (UMKM)
Total Usaha Besar (UB) 1 007 784.0 1 073 660.1 6.54
PDB ATAS DASAR HARGA
KONSTAN 2000 2 377 110.0 2 525 120.4 6.23
(UMKM+UB)
Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM (2013)
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana akses pinjaman dan simpanan UMKM pada lembaga keuangan?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pelaku UMKM dalam mengakses
pembiayaan pada BMT?
3. Bagaimana pengaruh pembiayaan mikro syariah terhadap perkembangan
usaha mikro kecil menengah?
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian UMKM
UMKM yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2008 menyatakan bahwa:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
6
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Kategori UMKM
Pengelompokkan usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah didasarkan
pada nilai aset yang dimiliki usaha dan hasil penjualan yang didapatkan. Tabel 3
di bawah ini menerangkan pengelompokkan UMKM yang diatur dalam UU No.
20 Tahun 2008.
Pembiayaan Syariah
Pengertian BMT
Baitul Maal Wat Tamwil terdiri dari dua istilah yaitu Baitul Maal yang
artinya rumah harta dan Baitul Tamwil yang artinya rumah pengembangan harta.
BMT melakukan kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana yang bersifat non-
profit seperti zakat, infak, dan sedekah (baitul maal) dan bersifat komersial
(baitul tamwil) yang melakukan kegiatan pengembangan usaha produktif dan
investasi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas usaha mikro dan kecil
(Soemitra, 2009).
Orientasi bisnis pada BMT ditujukan supaya BMT dapat berjalan secara
profesional dan berkembang untuk mampu memberikan bagi hasil yang
kompetitif bagi para nasabah sedangkan orientasi sosial yang dimiliki BMT
ditujukan untuk meningkatkan kehidupan yang tidak dijangkau orientasi bisnis.
BMT dalam menjalankan usahanya selalu didasarkan pada prinsip-prinsipnya.
Prinsip yang dipegan teguh BMT dalam menjalankan usahanya yaitu keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT, keterpaduan, kekeluargaan, kebersamaan,
kemandirian, profesionalisme, dan istiqomah (Ridwan, 2004).
Penelitian Terdahulu
Kerangka Pikir
UMKM sebagai cikal bakal usaha besar yang kemampuannya harus terus
ditingkatkan agar terus maju. Bantuan permodalan dan kemitraan dengan lembaga
keuangan sangat diperlukan oleh UMKM untuk membantu mengatasi
permasalahan, namun masih sulitnya UMKM dalam mengakses lembaga
keuangan formal karena dihadapkan persoalan besarnya resiko yang dimiliki
UMKM sehingga munculnya kekhawatiran dari lembaga keuangan formal
mengenai pengembalian modal atau yang biasa sering terjadi yaitu kredit macet.
Hal ini terkait karakter dari pelaku UMKM yang perlu memberikan keyakinan
kepada lembaga keuangan bahwa pelaku UMKM yang akan diberikan pinjaman
dapat dipercaya. Alternatif lain yang dimiliki oleh UMKM yaitu dengan
mengandalkan lembaga keuangan mikro non formal yaitu BMT. BMT sebagai
lembaga keuangan mikro yang berprinsip pada syariah ajaran Islam.
BMT sebagai usaha mandiri yang mampu mengembangkan usaha produktif
melalui peningkatan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha UMKM dengan
mendorong kegiatan menabung dan memberikan tambahan modal dalam bentuk
pembiayaan kegiatan ekonominya. Masyarakat mempercayakan kepada BMT
yang berperan sebagai lembaga keuangan untuk menyimpan dananya supaya
dikelola oleh BMT dengan kegiatan ekonominya. Penelitian ini ditujukan untuk
menganalisis akses UMKM kepada BMT dan menganalisis pengaruh pembiayaan
syariah pada perkembangan UMKM.
14
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan wawancara langsung kepada
nasabah/pelaku UMKM yang mendapat pembiayaan syariah dari Baitutamwil
TAMZIS dan kepada pelaku UMKM yang tidak mendapat pembiayaan syariah.
Data sekunder diperlukan untuk melengkapi dan mendukung data primer yang
ada. Data sekunder diperoleh melalui dokumen dan laporan tahunan dari
Baitutamwil TAMZIS. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari Kementrian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, buku, skripsi, thesis, dan jurnal yang
terkait.
15
–
16
Keterangan:
Pi = Peluang pelaku UMKM untuk mengakses pembiayaan mikro syariah
BMT (1 = Pelaku UMKM mendapat pembiayaan mikro syariah BMT, 0
= Pelaku UMKM tidak mendapat pembiayaan mikro syariah BMT)
α = Intersep
βi = Parameter peubah Xi
X1 = Umur Responden (tahun)
X2 = Lama Pendidikan (tahun)
X3 = Jumlah Anggota Keluarga (orang)
X4 = Lama Usaha (tahun)
X5 = Omset Usaha (Rp)
X6 = Total Aset (Rp)
X7 = Jarak (Km)
X8 = Jumlah Tabungan (Rp)
D1 = Dummy Jenis Kelamin; (1 = laki-laki dan 0 = perempuan)
D2 = Dummy Moral dan Etika; (1 = nilai di atas rata-rata 34.8 dan 0 = nilai di
bawah rata-rata 34.8)
OddsRasio =
Keterangan:
Pi = Rasio peluang terjadi pilihan 1
Ln Y = β0 + β1 Ln X1 + β2 Ln X2 + β3 Ln X3 + β4 Ln X4 + β5 Ln X5 + β6 Ln X6 +
ui
Keterangan:
Y =Perkembangan Omset Usaha Responden BMT setelah memperoleh
pembiayaan mikro syariah BMT (Rp)
X1 = Frekuensi Pembiayaan Mikro Syariah BMT (kali)
X2 = Lama Usaha (Tahun)
X3 = Jumlah Pembiayaan Mikro Syariah BMT (Rp)
X4 = Lama Pendidikan (tahun)
X5 = Jumlah Tenaga Kerja (orang)
X6 = Total Aset (Rp)
Definisi Operasional
Akses Pembiayaan : Akses responden dalam mendapatkan pembiayaan
Gambaran Umum
Baituttamwil Tamzis pertama kali berdiri pada 22 Juli 1992 dengan akta
pendirian 12277/B.H/VI/XI/1994 yang berkantor pusat di Wonosobo. Saat ini
Baituttamwil Tamzis telah memiliki 28 kantor cabang, salah satunya berada di
Kota Depok yang mulai beroperasi sejak November 2011. Kegiatan TAMZIS
pada awalnya lebih bersifat sosial, yaitu penghimpunan dana zakat, infak dan
sedekah. Perkembangan selanjutnya yaitu dalam bentuk simpanan/tabungan.
Sebagian besar dari dana tersebut disalurkan kepada sektor mikro dan kecil
sebagai modal kerja terutama yang ada di pasar-pasar tradisional.
Kegiatan yang dilakukan Tamzis yaitu penghimpunan dan penyaluran dana.
Produk penghimpunan dana berupa simpanan dalam bentuk Ijabah (Investasi
berjangka mudharabah) dan simpanan yang menggunakan akad wadiah
dinamakan Simpanan Mutiara. Penyaluran dana oleh Tamzis di antaranya
dilakukan dalam bentuk pembiayaan mudharabah yaitu pembiayaan dengan pola
bagi hasil, pembiayaan murabahah yang diperuntukkan bagi anggota yang
berkeinginan untuk memiliki barang untuk kebutuhan usaha, pembiayaan jasa
yang diperuntukkan bagi anggota untuk memenuhi kebutuhan berkaitan
pendidikan, kesehatan, dan lain-lain serta pembiayaan sewa (ijaroh) yang
diperuntukkan bagi anggota yang ingin menggunakan barang namun tidak berniat
untuk memilikinya. Selain itu Tamzis juga membentuk lembaga sosial bernama
Tamaddun yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak, wakaf
tunai dan dana sosial lainnya. Dana tersebut bersumber dari zakat profesi dan
infak karyawan TAMZIS, para anggota, dana sosial TAMZIS serta dari individu
dan lembaga lainnya.
20 18 15
15
15 12
10
5
0
Responden BMT Responden Kontrol
Laki-laki Perempuan
kedua jenis responden sama yaitu 4 orang dan rata-rata lama usaha yang
dijalankan oleh responden BMT berkisar 15 tahun sedangkan rata-rata lama usaha
yang dijalankan oleh responden BMT berkisar 12 tahun.
Jenis aset yang paling banyak dimiliki oleh responden BMT dan responden
kontrol adalah aset lahan. Penguasaan aset lahan oleh responden BMT adalah
sebesar 72.51% dengan nilai rata-rata sebesar 362.4 juta rupiah. Nilai aset lahan
yang dimiliki responden kontrol 76.84% dengan nilai rata-rata sebesar 642 juta
rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar aset yang dimiliki merupakan
aset lahan yang bersifat non-liquid sehingga lebih sulit untuk dicairkan menjadi
modal usaha.
Lembaga formal yang dituju oleh responden BMT yaitu BRI dengan alasan
lokasi yang terjangkau dengan pasar yaitu BRI sebesar 70% kemudian diikuti oleh
Mandiri sebesar 16.67% dan sisanya pada BNI sebesar 3.33%, Mega sebesar
3.33%, Niaga sebesar 3.33%, serta BPR sebesar 3.33%. Alasan dari responden
24
kontrol memilih lembaga keuangan formal yaitu dikarenakan mudah dan aman
(37%), lokasi yang terjangkau (30%), fasilitas (23%), dan pelayanan yang baik
(10%). Adapun alasan responden mengajukan pinjaman pada BMT terdapat pada
Tabel 11.
7%
Mudharabah
Murabahah
93%
Jenis usaha yang dijalankan oleh responden BMT yaitu sektor perdagangan
dan industri. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor usaha
perdagangan dan sektor industri yang dijalankan oleh responden BMT, keduanya
menunjukkan perkembangan usaha dalam bentuk peningkatan omset usaha.
Peningkatan omset usaha sektor perdagangan lebih besar dari sektor industri yaitu
sebesar 32.89% sedangkan peningkatan omset usaha untuk sektor industri yaitu
sebesar 27.72%.
Berdasarkan persepsi nasabah, dampak pembiayaan mikro syariah yang
diberikan menunjukkan sebesar 73.33% usaha telah mengalami perkembangan.
Hal ini dikarenakan pembiayaan yang diberikan di antaranya digunakan yaitu
untuk menambah modal usaha (8 orang), meningkatkan omset dan keuntungan
usaha (10 orang), dan menambah jangkauan pemasaran (4 orang). Sebesar 26.67%
atau sebanyak 8 orang pelaku UMKM menyatakan bahwa pembiayaan yang
diberikan tidak berpengaruh terhadap perkembangan usaha yang dikarenakan
adanya persaingan usaha, berkurangnya jumlah pembeli, pembiayaan yang
diberikan hanya memutar modal, pembiayaan yang diberikan hanya menambah
stok barang, dan pembiayaan yang diberikan digunakan untuk konsumsi. Masih
adanya penyimpangan dalam penggunaan pembiayaan yang diberikan untuk
konsumsi menunjukkan adanya perilaku moral hazard pada responden yang
menjadikan alasan tidak berkembangnya usaha.
Hasil uji Chi-Square Hosmer dan Lemeshow Test menunjukkan nilai Chi-
Square sebesar 4.245 dengan p-value 0.834 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa model logit secara keseluruhan dapat menjelaskan faktor-faktor yang
memengaruhi akses UMKM terhadap pembiayaan syariah BMT. Tabel 15
menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi peluang akses UMKM terhadap
pembiayaan syariah BMT. Variabel yang signifikan pada taraf nyata 5% adalah
lama usaha dan jumlah tabungan serta variabel yang signifikan pada taraf nyata
1% adalah omset usaha dan total aset.
Berdasarkan nilai odds ratio, lama usaha memiliki nilai odds ratio sebesar
5.607 dengan nilai parameter positif yang artinya semakin tinggi lama usaha yang
dijalankan oleh pelaku UMKM maka peluang untuk mengakses pembiayaan
28
mikro syariah BMT sebesar 5.607 kali lebih besar dibanding pelaku UMKM
dengan lama usaha yang lebih rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fatoki dan Asah (2011). UMKM dengan lama usaha yang lebih
tinggi memiliki pendapatan yang lebih stabil dibandingkan UMKM dengan usaha
yang lebih rendah.
Variabel omset usaha memiliki nilai odds ratio sebesar 6.998 dengan nilai
parameter positif. Hal ini diartikan semakin besar omset usaha yang dimiliki oleh
pelaku UMKM, maka peluang untuk mengakses pembiayaan mikro syariah BMT
yaitu sebesar 6.998 kali lebih besar dibanding pelaku UMKM dengan omset usaha
yang lebih kecil. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Puspitasari (2012). Besarnya omset usaha menunjukkan besarnya usaha yang
dijalankan pelaku UMKM sehingga memiliki kemampuan lebih untuk membayar
pengembalian pinjaman.
Variabel total aset memiliki nilai odds ratio sebesar 0.014 dengan nilai
parameter negatif yang artinya pelaku UMKM dengan total aset yang lebih besar
memiliki peluang sebesar 0.014 kali lebih kecil untuk mengakses pembiayaan
mikro syariah BMT dibanding pelaku UMKM yang memiliki total aset yang lebih
besar. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari
(2012). Pada penelitian ini menunjukkan bahwa BMT lebih banyak memberikan
pinjaman kepada pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya dibandingkan
kepada usaha besar, sedangkan pelaku usaha yang memiliki total aset lebih besar
umumnya mengakses pembiayaan pada lembaga keungan formal.
Variabel jumlah tabungan memiliki nilai odds ratio sebesar 0.085 dengan
nilai parameter negatif yang artinya pelaku UMKM dengan jumlah tabungan yang
lebih besar memiliki peluang sebesar 0.085 kali lebih kecil untuk mengakses
pembiayaan mikro syariah BMT dibanding pelaku UMKM yang memiliki jumlah
tabungan yang lebih besar. Variabel nilai jumlah tabungan termasuk bagian harta
kepemilikan responden yang dapat dinilai sebagai jaminan. Penelitian ini
menunjukkan bahwa lebih banyak pelaku UMKM dengan jumlah tabungan kecil
mengakses pada BMT dari pada lembaga keuangan formal. Hal ini dikarenakan
pelaku usaha dengan jaminan yang besar lebih banyak mengakses pada lembaga
keuangan formal. Hasil ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Siwang (2012) bahwa semakin besar aset yang dimiliki pelaku UMKM sebagai
jaminan maka semakin besar peluang pelaku usaha untuk mengakses pada
lembaga keuangan formal karena lembaga keuangan formal lebih mempercayakan
pemberian pinjaman kepada UMKM dengan jaminan bernilai tinggi.
autokorelasi dan heteroskedastisitas pada model. Hal ini dibuktikan oleh nilai VIF
(Varian Inflated Factor), nilai Durbin Watson dan nilai probabilitas Obs*R-
squared (uji Harvey). Variabel yang signifikan pada signifikan pada taraf nyata
1% adalah frekuensi pembiayaan dan variabel yang signifikan pada taraf nyata
10% adalah lama usaha dan jumlah pembiayaan.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Akoten JE, Sawada Y, Otsuka K. 2006. The Determinants of Credit Access and Its
Impacts on Micro and Small Enterprises: The Case of Garment Producers
in Kenya. Economic Development and Cultural Change Journal. 54(4):
927-943.
Antonio MS. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta (ID): Gema
Insani.
[BI] Bank Indonesia. 2013. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah.
[internet]. [diunduh 2014 Januari 20]. Tersedia pada: http://www.bi.go.id.
Bank Indonesia. 2005. Strategi Optimalisasi Peran UMKM dalam Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.
Bui N. 2013. Different Uses of Microfinance Among Conventional and Islamic
Borrowers: Evidence from Jordan. [Tesis]. San Francisco: USF.
Chotim, EE, Handayani, AD. 2001. Lembaga Keuangan Mikro Dalam Sejarah.
Jurnal Analisis Sosial. 6(3):11-29.
Firdaus M, Harmini, Farid. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen
dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press.
Fatoki O, Asah F. 2011. The Impact of Firm and Entrepreneurial Characteristics
on Access to Debt Finance by SMEs in KingWilliams’ Town, South
Africa. International Journal of Business and Management. 6(8): 170-179.
Huda AM. 2010. Dampak Pemberian Kredit Program CSR Terhadap
Peningkatan Pendapatan UMKM di Kabupaten Garut Provinsi Jawa
Barat. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Juanda, Bambang. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor (ID) :
IPB Press.
Jumhur. 2009. Analisis Permintaan Kredit Modal Kerja Usaha Kecil Di Kota
Pontianak (Studi Kasus Permintaan Modal Kerja Usaha Kecil Sektor
Perdagangan dari BMT). Jurnal Bisnis dan Ekonomi. 16(2):85-96.
[KEMENKOP] Kementerian Koperasi dan UKM. 2012. Perkembangan Data
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan Usaha Besar (UB)
Tahun 2011-2012. [internet]. [diunduh 2013 Desember 3]. Tersedia pada:
http://www.depkop.go.id.
Nguyen N, Luu N. 2013. Determinants of Financing Pattern and Access to Formal
-Informal Credit: The Case of Small and Medium Sized Enterprises in Viet
Nam. Journal of Management Research. 5(2): 240-259.
Nuruddarajat A. 2013. Pengaruh Pembiayaan Koperasi Baytul Ikhtiar Terhadap
Perkembangan Usaha Agribisnis Anggotanya. [Skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Oktavi S. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengambilan
Pembiayaan dan Efektivitas Pembiayaan Usaha Kecil Pada Lembaga
Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus: KJKS BMT Bina Umat Sejahtera,
Lasem, Jawa Tengah). [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Partomo TS, Soejoedono AR. 2002. Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi.
Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Primiana I. 2009. Menggerakkan Sektor Rill UKM & Industri. Bandung: Alfabeta.
Puspitasari H. 2012. Akses UMKM Terhadap Pembiayaan Mikro Syariah dan
Dampaknya Terhadap Perkembangan Usaha (Kasus: BMT Tadbirul
32
Widyanto. 2000. Kemampuan Baitul Maal Wat Tamwil Kota Semarang dalam
Menjangkau Pengusaha Kecil, Mengelola Dana, Menghimpun serta
Menyalurkan ZIZ. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 1(2): 95-104.
33
KUESIONER PENELITIAN
Pewawancara :
Hari/Tanggal wawancara :
Jam :
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
No. Uraian
1. Jenis Usaha* : ………………………
2. Lama Usaha : …………........(tahun)
3. Status Badan Hukum Usaha** : ………………………
4. Modal saat berdiri : Rp….………………..
Keterangan :
*Kode satu untuk jenis usaha
1 = Perdagangan
2 = Jasa
3 = Produksi (Industri Rumah Tangga)
a. Produksi makanan dan minuman
b. Kerajinan tangan (handicraft, dompet, tas)
4= Peternakan (ayam, bebek, ikan, kambing, sapi
5= Bertani (pemilik maupun penggarap)
6= Hortikultura (tanaman hias, sayuran, tanaman obat)
B. Komposisi Rumah Tangga (Yang Tinggal dalam Satu Rumah dan Masih
dibiayai)
Kode 1: 1. Bank (Tuliskan nama bank), 2. Non Bank (Koperasi, Dana Pensiun, Asuransi)
Kode 2: 1 = Bunga/bagi hasil tinggi, 2 = Mudah dan aman, 3 = Lokasi terjangkau, 4 =
Pelayanan baik 5 = Aspek Agama, 6 = Fasilitas, 7 = Status badan hukum, 8 = gaji, 9 =
lainnya
Kode 1:
1 = Konvensional ; 2 = Syariah
36
C.3. Pinjaman pada Lembaga Keuangan Semi Formal dan Non Formal
serta Pinjaman pada Non Lembaga
Kandang
Kolam
Kios/Lapak
Lainnya :
Kode 4:
a. Ada sanksi, sebutkan……
b. Tidak ada sanksi
Catatan:
1. Mudharabah: kerjasama antara dua pihak dimana shahibul maal menyediakan
modal sedangkan mudharib menjadi pengelola dana dimana keuntungan dan
kerugian dibagi menurut kesepakatan di muka.
2. Musyarakah: perjanjian pembiayaan antara Lembaga keuangan Syariah dengan
nasabah yang membutuhkan pembiayaan, dimana Bank dan nasabah secara
bersama membiayai suatu usaha atau proyek yang juga dikelola secara bersama
atas prinsip bagi hasil sesuai dengan penyertaan dimana keuntungan dan
kerugian dibagi sesuai kesepakatan di muka.
38
Biaya materai
Transport
Biaya administrasi
Biaya asuransi
Agunan/Jaminan
Perencanaan Usaha
(Business Plan)
Membuka Tabungan
Menjadi anggota (BMT/koperasi)
Kode 1 : Kode 2 :
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dari pengajuan sampai dengan pencairan?
A. 2-5 hari
B. 1-2 minggu
C. 2-4 minggu
D. Lebih dari satu bulan
2. Berapa kali harus bolak-balik dalam proses pengajuan sampai pencairan?
A. 2 kali
B. 3 kali
C. 4 kali
D. 5 kali atau lebih
3. Untuk pengajuan, Apakah Bapak/Ibu harus datang ke BMT?
1. Ya
2. Tidak, sebutkan siapa yang membawa proposal ke BMT
4. Bagaimana proses pencairannya?
A. Datang ke BMT (lembaga keuangan)
B. Diantar Petugas
C. Titip kepada teman
D. Ditransfer ke rekening tertentu
5. Dalam pembiayaan, apakah petugas menginformasikan tentang akad apa yang
digunakan?
A. Ya
B. Tidak
6. Apakah marjin atau bagi hasil yang digunakan dinegosiasikan (dirundingkan?)
A. Ya
B. Tidak
7. Bagaimana cara Bapak/Ibu membayar cicilan?
A. Datang langsung ke BMT (lembaga keuangan)
B. Dijemput Petugas
C. Dipotong dari tabungan
D. Transfer ke rekening bank tertentu
E. Lainnya, sebutkan
8. Apakah saat ini Bapak/Ibu juga menjadi nasabah bank konvensional?
A. Ya, Sebutkan…………………
B. Tidak
9. Jika Ya, apakah ada perbedaan syariah dengan konvensional menurut Anda….
A. Ada, sebutkan………………
B. Tidak
10. Jika saat ini tidak menjadi nasabah keuangan formal, sebutkan
alasannya? A Lokasi jauh
B. Tidak Butuh modal
C.Tidak suka berhutang
D.Persyaratan rumit
Lainnya, sebutkan __________________
40
E. Keragaan Pendapatan
E.1. Data Perkembangan Usaha (Responden Kredit BMT)
Catatan :
Jumlah hari beroperasi dalam satu minggu? _____ hari per minggu
*) Tiap UMKM memiliki omset yang berbeda (harian, bulanan, dan tahunan)
sehingga fokus pada omset tahunan (Perhatikan transaksi).
Intensitas
Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
(regular)
Ibadah Shalat Wajib
Ibadah Shalat Sunnat (Rawatib, dhuha)
Shalat Berjama’ah
Membaca Al-quran
Berpuasa
Membayar zakat
Memberikan infaq, shadaqah
Beribadah haji
Beribadah umrah
Mengikuti kegiatan pengajian
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial
Melakukan kegiatan dengan sistem bunga
Konflik Keluarga
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(UMKM)
Pewawancara :
Hari/Tanggal wawancara :
Jam :
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
No. Uraian
1. Jenis Usaha* : ………………………
2. Lama Usaha : …………........(tahun)
3. Status Badan Hukum Usaha** : ………………………
4. Modal saat berdiri : Rp….………………..
Keterangan :
*Kode satu untuk jenis usaha
1 = Perdagangan
2 = Jasa
3 = Produksi (Industri Rumah Tangga)
a. Produksi makanan dan minuman
b. Kerajinan tangan (handicraft, dompet, tas)
4= Peternakan (ayam, bebek, ikan, kambing,
sapi 5= Bertani (pemilik maupun penggarap)
6= Hortikultura (tanaman hias, sayuran, tanaman obat)
B. Komposisi Rumah Tangga (Yang Tinggal dalam Satu Rumah dan Masih
dibiayai)
Kode 1: 1. Bank (Tuliskan nama bank), 2. Non Bank (Koperasi, Dana Pensiun, Asuransi)
Kode 2: 1 = Bunga/bagi hasil tinggi, 2 = Mudah dan aman, 3 = Lokasi terjangkau, 4 =
Pelayanan baik 5 = Aspek Agama, 6 = Fasilitas, 7 = Status badan hukum, 8 = gaji, 9 =
lainnya
C.3. Pinjaman pada Lembaga Keuangan Semi Formal dan Non Formal
serta Pinjaman pada Non Lembaga
Kandang
Kolam
Kios/Lapak
Lainnya :
Intensitas
Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
(regular)
Ibadah Shalat Wajib
Ibadah Shalat Sunnat (Rawatib, dhuha)
Shalat Berjama’ah
Membaca Al-quran
Berpuasa
Membayar zakat
Memberikan infaq, shadaqah
Beribadah haji
Beribadah umrah
Mengikuti kegiatan pengajian
Berpartisipasi dalam kegiatan social
Melakukan kegiatan dengan sistem bunga
Konflik Keluarga
47
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 a .478 .637
44.186
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates
changed by less than ,001.
Hosmer and Lemeshow Test
Classification Table
a
Predicted
BMT
Uji Heteroskedastisitas
Test Equation:
Dependent Variable: LRESID2
Method: Least Squares
Date: 04/24/14 Time: 18:28
Sample: 1 30
Included observations: 30
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 18.94219 9.287653 2.039502 0.0530
FREKUENSI_PEMBIAYAAN -0.278125 2.044126 -0.136061 0.8930
LAMA_USAHA 2.800349 2.268051 1.234694 0.2294
JUMLAH_PEMBIAYAAN 1.010131 1.282570 0.787584 0.4390
PENDIDIKAN 2.402811 1.391356 1.726957 0.0976
TENAGA_KERJA -2.853295 1.895034 -1.505670 0.1458
TOTAL_ASET -2.601361 1.455324 -1.787479 0.0870
R-squared 0.222859 Mean dependent var -3.557791
Adjusted R-squared 0.020126 S.D. dependent var 3.201674
S.E. of regression 3.169292 Akaike info criterion 5.345857
Sum squared resid 231.0215 Schwarz criterion 5.672803
Log likelihood -73.18785 Hannan-Quinn criter. 5.450450
F-statistic 1.099274 Durbin-Watson stat 1.270592
Prob(F-statistic) 0.392644
51
RIWAYAT HIDUP