Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Setelah melihat latar belakang di atas maka muncullah permasalahan sebagai berikut :
KONSEP DASAR
Keperawatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan
komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Wahid dan nurul 2009
mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada pada lokasi
atau batas geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat relative sama
serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas merupakan sumber
dan lingkungan bagi keluarga. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok
risiko tinggi, antara lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
Periode perkembangan kesehatan masyarakat terdiri atas periode sebelum ilmu pengetahuan
(prescientific period) dan periode ilmu pengetahuan (scientific period)
Setelah itu, kesehatan masyarakat makin dirasakan perlunya di awal abad ke-1 sampai ke
7 dengan alasan sebagai berikut :
1. Berbagai penyakit menular mulai menyerang penduduk dan telah menjadi epidemi,
bahkan ada yang menjadi ebdemis.
2. Di Asia, khususnya Timur Tengah, Asia Selatan dan Afrika muncul penyakit kolera
yang telah tercatat sejak abad ke-7 bahkan di India penyakit kolera telah menjadi
endemis. Penyakit lepra telah menyebar ke Mesir Asia kecil, dan Eropa melalui para
emigran
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi kasus epidemi dan endemis, diantaranya
masyarakat mulai memerhatikan masalah :
Pandangan tentang model dan teori model dalam keperawatan komunitas ini
merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan terhadap
masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia dan upaya
meningkatkan status kesehatan melalui pendekatan model-model.
Model konseptual keperawatan mandiri didasari oleh enam pasal berikut ini ;
1) Individu/ manusia
Individu merupakan integrasi keselurahan aspek, baik fisik internal, psikologis
maupun social dengan berbagai variasi tingkat kemampuan keperawatan
mandiri. Self care merupakan refleksi nuntuk mengkaji kebutuhan dan pilihan
yang teliti bagaimana untuk memenuhi kebutuhan. Individu dalam konsep
keluarga dipandanf sebagai anggota keluarga, yang harus dimandirikan untuk
mencapai kemandirian keluarga.
2) Keperawatan
Bentuk pelayan professional yang diberikan terhadap manusia, proses
interpersonal, dan tehnikal merupakan tindakan khusus. Tindakan keperawatan
dapat meningkatkan kemampuan perawatan mandiri yang terapeutik. Asuhan
keperawatan mandiri dapat digunakan dalam praktik keperawatan keluarga
dengan sasaran :
a. Menolong klien untuk melakukan keperawatan mandiri secara terapeutik.
a. Menolong klien bergerak kearah tindakan asuhan keperawatan mandiri.
b. Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan, sehingga kembali kompeten.
3) Fokus asuhan keperawatan,
a. Aspek interpersonal, aspek ini meningkatkan hubungan didalam keluarga.
b. Aspek social, yaitu hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
c. Aspek procedural, melatih keterampilan dasar keluarga, sehingga mampu
mengantisipsi perubahan yang terjadi.
d. Aspek teknis, mengajarka keluarga teknik-teknik keperawatan dasar yang
mampu dilakukan keluarga di rumah seperti cara mengompres dengan baik
dan benar.
4) Kategori bantuan dalam self care atau keperawatan mandiri.
Teori system keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas
bagaimana kebuuhan perawatan diri penderita dipenuhi oleh perawat atau
penderita sendiri berdasarkan kemampuanya dalam melakukan perawatan
mandiri. Dalam pandangan teori system ini, Orem melakukan identifikasi dala
system pelayanan keperawatan mandiri yang dibagi dalam tiga kategori
bantuan, antara lain :
a. System bantu7an secara maksimal/ penuh (wholly compensatory system)
b. System bantuan sebagian (partially compensatory system)
c. System pendukung dan edukatif (supportive educative)
1) Mengenal masalah,
2) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
3) Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan,
4) Memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang kesehatan,
5) Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara tepat.
3. Model Konseptual Keperawatan Sistem (King I.M., 1971 dalam dalam Wahid dan
Nurul, 2009)
Manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereaksi terhadap situasi,
orang, dan objek tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi oada waktu, manusia
tidak telepas dari kejadian masa lalu dan masa sekarang yang mempengaruhi masa
depannya. Sedangkan sebagai makhluk soial, manusia hidup bersama orang lain
dan saling berinteraksi satu sma lain. Berdsarkan hal tersebut, manusia memiliki
tiga kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan informasi kesehatan, kebutuhan akan
pencegahan penyakit, serta kebutuhan akan perawatan ketika sakit.
Menurut King, komuitas merupakan suatu system yang terdiri atas
subsistem keluarga dan suprasistemnya adalah system social yang lebih luas.
Subsistem yang terdapat pada konmunitas saling melakukan interaaksi, interelasi,
dan interdependensi anatara yang satu dan yang lain. Adanya gangguan atau
stressor pada salah satu subsistem akan mempengaruhi komunitas. Misalnya
gangguan pada salah satu subsistem pendidikan, maka masyarakat aka kehilangan
informasi atau mengalami ketidak tahuan, sehingga menimbulkan masalah
kesehatan dan memerlukan intervensi keperawatan. Keluarga sebagai subsistem
komunitas merupakan system terbuka dimana terjadi hubungan timbal balik antara
keluarga dan komunitas, yang sekaligus sebagai umpan balik. Sesuai dengan model
system, untuk mengetahui permasalahan dalam komunitas maka perlu dilakukan
pengkajian pada keluarga yang menjadi subsistem dari komunitas. Intervensin
keperawatan yang dilakukan terkait dua sasaran, yaitu kelarga dan komunitas.
Degan demikia, keluarga merupakan unit pelayanan dasar di masyarakat atau
komunitas.
4. Model Konseptual Keperawatan Adaptasi (Roy S.C., 1976 dalam Wahid dan Nurul,
2009)
Pengertian model konseptual adaptasi adalah individu mampu
meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan prilaku adaptif dan
mengubah perilaku maladaptif. Individu/manusia merupakan holistc adaptive
system yang selalai beradaptasi secara keseluruhan. Bahwa tujuan dari aplikasi
model konseptual keperawatan komunitas menurut roy adalah untuk
mempertahankan prilaku adaptif dan merubah prilaku maladaptive pada komunitas.
Upaya pelayanan keperawata yang dapat dilakukan antara lain meningkatka
kesehatan dengan cara mempertahankan prilaku adaptif serta memberikan
intervensi keperawatan yang ditujukan untuk menekan stressor dan meningkatkan
mekanisme adaptasi.
kunci utama dari model adaptasi Roy adalah sebagai berikut :
1) Manusia sebagai makhluk biologis, psikologis dan social yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Manusia sebagai makhluk individu yang dapat meningkatkan kesehatannya
dengan mempertahankan prilaku yang adaptif dan mengubah prilaku maladaptif
3) Agar terjadi keadaan homeostatis atau terjadi integrasi antara individu dengan
lingkungannya, maka individu tersebut harus beradaptasi sesuai perubahan
yang terjadi.
4) Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada individu, yaitu :
a. Focal stimulation, merupakan stimulus yang langsung berdaptasi dengan
individu dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap individu.
b. Contextual stimulation, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang,
baik stimulus internal, maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi,
kemudian dapat dilakukan observasi, dan dapat diukur secara subjektif.
c. Residual stimulation, merupakan stmulasi dalam proses penyesuaian
dengan lingkungan yang sulit untuk diobservasi.
5) System adaptasi memiliki empat faktor, yaitu :
a. Fungsi biologis/ fisiologis. Komponen system adaptasi ini antara lain
kebutuhan oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas
kulit, indra, cairan dan elektrolit, fusngi neurologis, serta fungsi endokrin.
b. Konsep diri, yang berarti bagaimana individu mengenal pola-pola interaksi
social saat berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi peran, merupakan proses penyesuain yang berhubungan dengan
bagaimana peran individu dalam mengenal pola-pola interaksu social saat
berhubungan dengan orang lain.
d. Interdependen, merupakan kemampuan seseorang mengnal pola-pola kasih
sayang dan cinta yang terjadi melalui hubungan secara interpersonal, baik
pada tingkat individu maupun kelompok.
6) Individu harus mampu meningkatkan energi untuk beradaptasi, sehingga
mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan,
reproduksi, dan keunggulan. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan
kesehatan seseorang dengan meningkatkan respons adaptif.
6. Model Konseptual Keperawatan (Martha E. Rogers, 1970 dalam Wahid dan Nurul,
2009).
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, serta memiliki sifat dan karate
yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya, serta dapat
mempengaruhi satu sama lainnya. Dalam proses kehidupannya manusia diciptakan
dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing. Dengan kata lain, setiap
individu berbeda dengan yang lainnya. Kosep Martha E. Rogers ini dikenal dengan
Konsep Manusia Sebagai Unit. Dengan demikian, teori ini dapat dipergunkan untuk
mengidentifikasi periaku yang ada di masyarakat, dimana jika perilaku mereka
baik, maka dapat menunjang kesehatan, tetapi jika perilaku perilaku mereka kurang
baik, maka dapat menurunkan derajat kesehatan dalam komunitas.
7. Model Konseotual Keperawatan Johnson 1971 dalam Wahid dan Nurul, 2009
Johnson mengungkapkan pandangannya mengenai keperawatan komunitas dengan
menggunakan pendekatan system perilaku. Menurut Johnson, kompeten subsistem
yang membentuk system perilaku manusia adalah :
1) Ingestif, sumber dalam memelihara tingkat keutuhan dalam mencapai
kesenangan atau pencapaian pengakuan dari lingkungannya.
2) Achievement, yaitu bentuk pencapaian prestasi melalui kemampuan
keterampilan yang kreatif.
3) Aggressive, yaitu mekanisme pertahanan diri seeorang dari berbagai ancaman
yang berasal dari lingkungannya.
4) Sexuality, pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.
5) Elimination, yang dimaksud eliminasi disini adalah segala bentuk
pengeluaran/sampah/ barang yang tidak dipergunakan kembali oleh manusia.
6) Pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang
kondusif yang cara menyesuaikan kehidupan social, keamanan dan
kelangsungan hidupnya.
7) Dependent, yaitu bagian yang membentuk system perilaku dalam mendapatkan
bantuan kedamaian, keamanan, serta kultur atau kepercayaan.
Dalam pendekatan ini individu dipandang sebagai system perilaku yang selalu
ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dalam lingkungan internal
maupun eksternal. Individu juga memiliki keinginan mengatur dan
menyesuaikan diri terhadap pengaruh yang timbul. Masyarakat memerlukan
batuan dari ancaan sakit atau potensi penyakit yang ditimbulkan oleh libkungan
dengan cara menyeimbangkan system perilaku tersebut. Status kesehatan yang
ingin dicapai adalah mampu berprilaku utuk memeliara keseimbangan dengan
lingkungan.
8. Model Konseptual Keperawata Orlando 1972 dalam Wahid dan Nurul, 2009.
Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Apabila kebutuhan
tersebut terpenuhi, maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan dan
mendorong pencapaian kesehatan optimal. Jika perawat komunitas menggunakan
teori Orlando, diharapkan perawat mampu mengidentivikasi tingkat pemenihan
kebutuhan yang dapat dicapai dalam komunitas dan berusaha memberikan promosi
kesehatan tentang upaya yang dapat dilakukan oleh komunitas dalam mencapai
pemenuhan kebutuhan mereka yang berbeda-beda tersebut. Untuk mewujudkan hal
tersebut, terdapat 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu perilaku klien, reaksi perawat,
dan tindakan keperawatan. Harapanya setelah dilakukan perawatan, klien akan
merasakan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan dan akan berbuat secara
otomatis dalam memenuhi kebutuhanya.
1. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan keperawatan
pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada
rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut
yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas,
penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian
individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
2. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan keluarga
memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan sosial
ekonomi rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit menular
dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan
lembaga yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga
tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggotanya.
3. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam
lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu wilayah kerja
puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau masyarakat
yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan
sebagainya.
1. Rumah sakit mempunyai protap yang lebih lengkap. Sementara klinik tidak terlalu
lengkap
2. Administrasi rumah sakit lebih mendetail dan terperinci sementara klinik hanya
uang konsul dan obat saja
3. Ruangan rumah sakit lebih luas dan nyaman sementara klinik hanya menyediakan
ruangan yang lebih kecil
4. Rumah sakit memberikan pelayanan yang memuaskan dan terperinci sementara
klinik hanya berdasar diagnosa sementara saja
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan merupakan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan dalam meningkatkan dedrajat kesehatan, penyempumaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, dan ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai
masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi,
antara lain: orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
DAFTAR PUSTAKA
Global Health Initiative. 2008. Why Global Health Matters . Washington, DC:
Families USA .
Nies, M.A., McEwen M. 2015. Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keuarga. 6th
edition. Saunders : Elseiver Inc.
Mubarak, W.I., Chayatin N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas : Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika.
MAKALAH KOMUNITAS KEPERAWATAN
Dosen Pembimbing :
DISUSUN OLEH :
1. Afifah
2. Anggita Wulandari (1601002)
3. Cahyo
4. Santi
5. Shafa