You are on page 1of 8

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KENAIKAN TEKANAN DARAH


DI KOTA SEMARANG
Erna Prasetyaningrum*), Ririn Suharsanti
*)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi”Semarang
Jl. Letjen Sarwo Edie Wibowo Km 1 Semarang

ABSTRACT

One of the degenerative diseases causing death was cardiovascular diseases.


Hypertension is a major risk factor for cardiovascular found in 14% of the Indonesian
population. Many risk factors that cause hypertension are lifestyle habits such as smoking,
drinking alcohol, fatty foods. The aim of research is to know the correlation between the lifestyle
of the community blood pressure rise in Semarang.
Research is a non-experimental research. The variables studied are gender, age, smoking
behavior, relish eating fried foods, offal, fat, drinking sodas and coffee. The research subject is
Jatisari village community Mijen Subdistrict, District Limbangan boja and Muktiharjo Tlogosari
Semarang. The number of subjects are 54 people, at least 20 years old. Collecting data is
carried out using interview techniques and measurement of blood is performed pressure using a
sphygmomanometer. Data were analyzed by descriptive analytic.
The results showed that increased blood pressure in people Semarang based on gender
male by 29.6%, amounting to 70.4% of women, by the age of 20-30 years was 1.8%, 30-40 th of
3.7 %, 7.5% 40-50 years old, 50-60 years old 31.5%, 60-70 years old amounted to 35.2%,> 70
th by 20.4%, amounting to 20.7% of smoking, eating fries 44.6%, eating offal of 5.4%, 11.9% fat
meal, drink soft drinks by 3.3%, coffee by 20.7%, 6.5% high-salt foods.
The education related to the symptoms, risk factors, treatment of hypertension and
prevention of complications through printed and electronic media can prevent hypertension or
other complications.
Keywords: Blood pressure, gender, age, lifestyle

PENDAHULUAN Hipertensi merupakan masalah


Pembangunan kesehatan bertujuan kesehatan besar di seluruh dunia sebab
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, tingginya prevalensi dan berhubungan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap dengan peningkatan risiko penyakit
orang, agar terwujud derajat kesehatan kardiovaskular (World Health Organization,
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai 2010). Menurut AHA (American Heart
investasi bagi pembangunan sumber daya Association) di Amerika, tekanan darah
manusia yang produktif secara sosial dan tinggi ditemukan satu dari setiap tiga orang
ekonomi. atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta

1176
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

orang mengidap prehipertensi Merokok merupakan salah satu kebiasaan


(Muhammadun, 2010). yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-
Data World Health Organization hari. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya
(WHO), lebih dari satu dari tiga orang orang-orang yang merokok baik di tempat
dewasa di seluruh dunia mengalami umum, kantor maupun sekolah-sekolah.
peningkatan tekanan darah, suatu kondisi Akibat negatif dari rokok sesungguhnya
yang menyebabkan sekitar separuh dari sudah mulai terasa pada orang yang baru
semua kematian akibat stroke dan penyakit menghisap rokok. Mengisap satu batang
jantung. Hal ini dianggap langsung rokok, nikotin yang terkandung dalam asap
bertanggung jawab atas sebanyak 7,5 juta rokok semuanya terserap oleh tubuh, kadar
kematian pada tahun 2004, hampir sebesar dalam darah dapat mencapai 40-50 mg/ml.
13% dari semua kematian global. Di Nikotin merangsang sekresi hormon
wilayah Afrika, lebih dari sebesar 40% adrenalin yang bersifat memacu jantung
sampai sebesar 50% orang dewasa di banyak bekerja lebih berat, sehingga tekanan darah
negara diperkirakan memiliki tekanan darah meningkat.
tinggi dan proporsi ini terus meningkat. Studi pendahuluan yang dilakukan
Global Burden of Diseases (GBD) peneliti pada tanggal 23 Mei 2014 dari
melaporkan bahwa pada tahun 2025, pengambilan data dari Puskesmas Kartosuro
penyakit jantung akan menjadi penyebab didapat data kunjungan penderita hipertensi
utama kematian di seluruh dunia termasuk pada tahun 2012 sejumlah 7253 penderita
negara-negara berkembang, dan sebesar yang terdiri dari 1743 usia 20 -55 tahun dan
50% dari penyakit kardiovaskuler 5510 penderita usia 56 keatas. Pada tahun
disebabkan oleh hipertensi (Gupta, et al., 2013, jumlah penderita hepertensi adalah
2003). Prevalensi hipertensi menurut kriteria 5972 penderita yang terdiri dari 544
WHO yaitu sebesar 18,3% pada laki-laki penderita usia 20- 55 tahun dan 3980
dan sebesar 20% pada perempuan (Gupta, et penderita usia 56 tahun ke atas. Ini
al., 2004). menunjukan bahwa bukan orang tua saja
Banyak faktor risiko yang yang dapat terkena hipertensi.
menimbulkan hipertensi diantaranya Meningkatnya penderita hipertensi di usia
kebiasaan atau gaya hidup seperti merokok, produktif yang ada di masyarakat telah
minum alkohol, makanan berlemak. melatar belakangi peneliti untuk mengetahui

1177
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

gambaran penderita hipertensi pada usia Waktu Penelitian


produktif di Puskesmas Kartosuro Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Sukoharjo. September sampai Nopember 2016
Faktor-faktor resiko hipertensi Instrumen Penelitian
meliputi genetik, ras, usia, jenis kelamin, Pada penelitian ini digunakan dua intrumen.
merokok, obesitas, serta stress psikologis Instrument yang pertama menggunakan tensi
(Yogiantoro, 2006). Pendapat tersebut meter untuk mengumpulkan data mengenai
didukung oleh hasil penelitian yang tekanan darah penderita, dan untuk
dilakukan oleh Ade, dkk (2009) yang mengetahui bahwa seseorang tengah
meneliti faktor-faktor yang berhubungan mengalami hipertensi atau tidak. Instrumen
dengan kejadian hipertensi di Puskesmas yang kedua berupa kuesioner yang berisi
Bangkinang Pekanbaru Riau. Penelitian ini pertanyaan untuk mengetahui gaya hidup
menunjukkan bahwa beberapa faktor yang mengenai kegemaran asupan makanan
berhubungan dengan kejadian hipertensi gorengan, jeroan, lemak, asinan, minuman
adalah usia, jenis kelamin, kebiasaan bersoda, kopi, dan merokok.
merokok, pola makan. Tujuan penelitian ini Populasi dan Sampel
adalah untuk mengetahui pengaruh gaya Populasi dalam penelitian ini adalah
hidup terhadap kenaikan tekanan darah. masyarakat kelurahan Jatisari Kecamatan
Mijen, Kecamatan limbangan boja dan
METODOLOGI Muktiharjo Tlogosari Semarang
Desain Penelitian Besar sampel
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Sampel merupakan bagian populasi yang
penelitian diskriftif analitik dengan akan diteliti atau sebagian jumlah dari
menggunakan desain cross sectional, yang karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
mana dalam penelitian ini seluruh variabel Sampel pada penelitian ini adalah peserta
diamati pada saat bersamaan. posyandu di kelurahan Jatisari Kecamatan
Lokasi Penelitian Mijen, Kecamatan limbangan boja dan
Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Muktiharjo Tlogosari Semarang adalah 54
Jatisari Kecamatan Mijen, Kecamatan orang.
limbangan boja dan Muktiharjo Tlogosari
Semarang.

1178
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik demografi, klinik Jumlah Persentase
Jenis kelamin
Laki-laki 16 29,6
Perempuan 38 70,4
Umur (tahun)
20-30 1 1,8
31-40 2 3,7
41-50 4 7,4
51-60 17 31,5
61-70 19 35,2
>70 11 20,4

Factor resiko
Gemar mengkonsumsi gorengan 41 44,6
Gemar mengkonsumsi jeroan 5 5,4
Gemar mengkonsumsi lemak 11 11,9
Gemar minum soda 3 3,3
Gemar minum kopi 19 20,7
Merokok 7 7,6
Gemar makan asin 6 6,5

Hipertensi didefinisikan dengan Committee mengklasifikasikan tekanan


meningkatnya tekanan darah arteri yang darah pada orang dewasa seperti tabel.
persisten. The Seventh Joint National

Klasifikasi Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 Dan < 80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Tahap 1 Hipertensi 140-159 Atau 90-99
Tahap 2 Hipertensi ≥ 160 Atau ≥ 100

1179
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

Penderita dengan Tekanan Darah tersebut individu akan cenderung melakukan


Diastolik (TDD) kurang dari 90 mmHg dan aktifitas fisik yang ringan, terjadinya
Tekanan Darah Sistolik (TDS) lebih besar perubahan komposisi tubuh, dan penurunan
sama dengan 140 mm Hg mengalami beberapa fungsi organ-organ tubuh seiring
hipertensi sistolik terisolasi. Krisis dengan bertambahnya usia (Widyaningrum,
hipertensi (tekanan darah diatas 180/120 2012).
mmHg) dapat dikategorikan sebagai Berdasarkan data penelitian yang
hipertensi darurat (meningkatnya tekanan didapat usia 61-70 tahun merupakan usia
darah akut atau disertai kerusakan organ) yang paling banyak menderita hipertensi.
atau hipertensi gawat ( beberapa tekanan Pada umumnya penderita hipertensi adalah
darah meningkat tidak akut) (Sukandar, orang-orang yang berusia di atas 40 tahun
2008). (Bustan,1997), namun tidak menutup
Berdasarkan hasil penelitian yang kemungkinan hipertensi juga diderita oleh
didapat, untuk laki-laki sebanyak 16 orang orang usia muda 20-40 tahun. Hal ini
atau sebanyak 29,6% perempuan sebanyak disebabkan karena orang pada usia produktif
38 orang atau sebanyak 70,4 %. Berdasarkan jarang memperhatikan kesehatan, seperti
analisis karakteristik pasien kejadian pola makan dan pola hidup yang kurang
hipertensi pada perempuan lebih tinggi sehat seperti merokok (Dhianningtyas dan
dibandingkan pada laki-laki. Perempuan Hendrati, 2006).
menopause lebih rentan terhadap hipertensi. Pada usia ≥ 40 tahun, tekanan
Hal ini disebabkan kurangnya hormon arterial yang meningkat sesuai dengan
estrogen pada perempuan menopause bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi
sehingga dapat menyebabkan penyempitan aorta, serta adanya proses degeneratif, yang
pembuluh darah yang berakibat tekanan lebih sering pada usia tua (Bustan, 1997).
darah meningkat. Usia lansia , memiliki kecenderungan terjadi
Perempuan menopause merupakan risiko peningkatan yang meliputi kelainan
kelompok yang rentan terhadap kejadian syaraf/ kejiwaan, jantung dan pembuluh
hipertensi dan juga penyakit kardiovaskular darah serta berkurangnya fungsi panca indra
lainnya. Hal ini diperburuk lagi dengan indra dan kelainan metabolism pada tubuh.
kondisi menopause, yang umumnya dimulai Pada usia lanjut, hipertensi ditemukan hanya
pada usia lansia awal, yang mana pada usia berupa kenaikan tekanan diastole sebagai

1180
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

bagian dari tekanan darah yang lebih tepat system saraf pusat, serabut saraf otonom,
dipakai dalam menentukan ada-tidaknya volume plasma, dan konstriksi arteriol.
hipertensi (Widyaningrum, 2012) Defisiensi senyawa sistesis local vasodilator
Patofisiologi terjadinya tekanan pada endothelium vascular, misalnya
darah tinggi pada lansia dimulai dengan prostasiklin, bradikinin, dan nitrit oksida,
aterosklerosis, gangguan struktur anatomi atau terjadinya peningkatan produksi
pembuluh darah perifer yang berlanjut senyawa vasokonstriksi seperti angiotensin
dengan kekakuan pembuluh darah. II dan endotelin I. Asupan natrium tinggi
Kekakuan pembuluh darah disertai dengan dan peningkatan sirkulasi hormon natriuretik
penyempitan dan kemungkinan pembesaran yang menginhibisi transport natrium
plak yang menghambat gangguan peredaran intraseluler, menghasilkan peningkatan
darah perifer. Kekakuan dan kelambanan reaktivitas vascular an tekanan darah.
aliran darah menyebabkan beban jantung Peningkatan konsentrasi kalsium
bertambah berat, yang akhirnya intraseluler, memicu perubahan vascular,
dekompensasi dengan peningkatan upaya fungsi otot halus dan peningkatan resistensi
pemompaan jantung yang memberikan vascular perifer.
gambaran peningkatan tekanan darah dalam Berdasarkan data penelitian yang
system sirkulasi. Tekanan darah tinggi bisa didapat konsumsi gorengan sebesar 44,6 %,
ditemui pada pasien yang sudah berusia konsumsi lemak 11,9 %, konsumsi jeroan
lanjut (lansia). Hal ini erat hubungannya 5,4 %, dan hal ini adanya keterkaitan
dengan proses menua pada seseorang. Di peningkatan lemak, yang bisa menyebabkan
sini terjadi perubahan berupa berkurangnya salah satunya obesitas. Kegemukan
elastisitas pembuluh darah, sehingga terjadi (obesitas) merupakan cirri khas dari
kekakuan pembuluh darah. Keadaan ini populasi hipertensi, dan dibuktikan bahwa
diperberat dengan terjadinya penimbunan faktor ini memiliki kaitan erat dengan
lemak di lapisan dalam pembuluh darah. terjadinya hipertensi. Berat badan yang ideal
Muktifaktor yang dapat menimbulkan atau tidak dapat dilihat dari perhitungan
hipertensi primer. Ketidaknormalan humoral BMI (Body Mass Index) atau Indeks Massa
meliputi system renin angiotensin Tubuh (IMT). Tekanan darah dengan berat
aldosteron, hormon natriuretik, atau badan, lebih nyata untuk tekanan sistolik
hiperinsulinemia. Masalah patologi pada daripada tekanan diastolic. Orang yang

1181
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

obesitas akan mengalami peluang hipertensi Tekanan darah yang tinggi bisa
10 kali lebih besar (Dhianningtyas dan diturunkan melalui penurunan curah jantung
Hendrati, 2006). Penurunan berat badan dan resistensi perifer. Penurunan curah
sebesar 5,9 pounds berkaitan dengan jantung dipengaruhi, penurunan frekuensi
penurunan TDS dan TDD sebesar 1,3 denyut jantung, penurunan kontraktilitas
mmHg dan 1,2 mmHg (Budisetio,2001). jantung, dan penurunan retensi air dan
Hubungan merokok dengan natrium
terjadinya hipertensi, adanya kandungan Penggolongan obat hipertensi yakni Obat
nikotin dan karbondioksida yang terkandung yang mempengaruhi resistensi perifer,
dalam rokok akan merusak lapisan endotel meliputi, α-blocker, Calcium antagonist,
pembuluh darah arteri, elastisitas pembuluh golongan nitrat. Obat diuresis (penurun
darah berkurang sehingga menyebabkan volume darah), meliputi, Thiazid,
tekanan darah meningkat ( Depkes, 2007). Furosemid, Diuresis hemat kalium. Obat
Natrium dalam tubuh menyebabkan yang mempengaruhi system renin
tubuh menahan air dengan tingkat melebihi angiotensin, meliputi, ACE inhibitor,
batas normal tubuh sehingga dapat Antagonist reseptor angiotensin II. Obat
meningkatkan volume darah dan yang mempengaruhi curah jantung meliputi,
menyebabkan tekanan darah meningkat. Non selective ß Blockers, Selective ß
Natrium merupakan komponen utama yang blockers. Obat beraksi pada pusat (central
aktif dalam perubahan volume cairan blockers).
ekstraselular. Hampir seluruh natrium yang
diasup akan diabsorbasi, terutama didalam SIMPULAN
usus halus. Natrium yang diabsorbsi dibawa Peningkatan tekanan darah pada masyarakat
oleh aliran darah ke ginjal, disaring, serta kota semarang berdasarkan jenis kelamin
diekskresi dan dikembalikan ke aliran darah lebih banyak pada wanita dibandingkan
dalam jumlah yang cukup untuk dengan laki-laki, usia yang paling banyak
mempertahankan kadar natrium dalam menderita hipertensi pada usia 60-70 tahun,
darah. Secara normal tubuh dapat menjaga dan kebiasaan yang paling banyak
keseimbangan antara natrium di luar sel dan menyebabkan hipertensi di masyarakat kota
kalium didalam sel. semarang adalah banyaknya mengkonsumsi
makanan yang digoreng.

1182
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 1

DAFTAR PUSTAKA Gupta, R., A. K. Sharma., V. P. Gupta., S.


Budisetio, Muljadi. 2001. “ Pencegahan dan Bhatnagar., S. Rastogi., and P. C.
pengobatan hipertensi pada penderita Deedwania. 2003. Increased variance
usia dewasa”. J. kedokteran Trisakti, in blood pressure distribution and
Vol.20 No.2. changing hypertension prevalence in
Bustan,M.N.1997. Epidemiologi Penyakit an urban Indian population. Journal
Tidak Menular. Rineka Cipta. of Human Hypertension 17, 535–
Jakarta 540. DOI: 10.1038/sj.jhh.1001588.
Depkes .2007. Pedoman Pengukuran Dan Utoyo. 1996. “Faktor-faktor yang
Pemeriksaan Riskesdas 2007. Jakarta berhubungan dengan terjadinya
: Tim Riskesdas Balitbangkes. hipertensi essential di rumah sakit
Dhianningtyas, Yunita & Hendrati, Lucia Y. islam Jakarta tahun 2005”. Journal
2006. “ Risiko Obesitas, kebiasaan Kedokteran dan kesehatan Vol. 1 No
merokok, dan konsumsi garam 2.
terhadap kejadian hipertensi pada Widyaningrum S. Hubungan antara
usia produktif’. The Indonesian konsumsi makanan dengan kejadian
Journal of Public Health Vol.2 No.3 hipertensi pada lansia: Studi di UPT
Muhammadun AS. 2010. Hidup Bersama Pelayanan Sosial lanjut Usia Jember.
Hipertensi. Jogjakarta : In-Books. Skripsi. Jember : Bagian Gizi
Gupta, P. C., R. Gupta., and M. S. Pednekar. Kesmas FKM Universitas Jember
2004. Hypertension prevalence and 2012.
blood pressure trends in 88.653 Yogiantoro. 2006. Hipertensi Esensial
subjects in Mumbai, India. Journal dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
of Human Hypertension 18, 907– Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta:
910. DOI: 10.1038/sj.jhh.1001763. FKUI.

1183

You might also like