You are on page 1of 11

BAB 8

KEDATANGAN SEKUTU SERTA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN


KEMERDEKAAN

A. Perjuangan Mempertahankan Kemeredekaan Dengan Kekuatan Senjata


Pada awal tahun 1945,ihak sekutu memutuskan bahwa pasukan-
pasukan Amerika akanmemusatkan perhatian pada pulau-pulau di
Jepang,sedangkan tanggung jawab atas Indonesia dipindahkan dari South
West Pasific Command (SWPC) atau komando pasifik barat daya (di bawah
Amerika Serikat) kepada South East Asia Command (SEAC) atau komando
Asia tenggara (di bawah Inggris). Padatanggal 29 september 1945, tibalah
pasukan Inggris di Jakarta dibawah pimpinan Letjen Sir Philip Cristison.
Pasukan ini dibawah naungan AFNEI. AFNEI diserahi beberapa tugas:
1. Menerima penyerahan Jepang
2. Membebaskan tawanan perang Jepang yang berasal dari Eropa
3. Melucuti dan memulangkan tentara Jepang
4. Menegakkan serta memelihara kondisi damai untuk diserahkan kepada
pemerintahan sipil
5. Mencari informasi tentang para penjahat perang untuk selanjutnya
diserahkan ke pengadilan sekutu.
Semula kedatangan mereka disambut hangat oleh rakyat Indonesia.
Namun terjadi ketegangan setalah diketahui bahwa Inggris datangan NICA.
NICa adalah otoritas resmi semi militer dibawah sekutu yang bertugas
mengendalikan pemerintahan sipil Hindia-Belanda setelah Jepang menyerah.
Kedatangan NICA dengan membonceng Sekutu (Inggris)
mengundang ketegangan karena rakyat dan pejuang Indonesia yakin bahwa
sejak awal Belanda berniat menduduki kembali Indonesia. Kecurigaan
semakin nyata ketika NICA mempersenjatai bekas anggota Koninklijk
Nederlands Indies Legel (KNIL) yang baru saja bebas dari tahanan Jepang.
Dalam kenyataannya kedatangan sekutu di daerah-daerah
menimbulkan insiden. Tentara sekutu sering menunjkkan sikap yang tidak
menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Lebih dari itu tampak jelas bahwa
NICA ingin mengambil alih kekuasaan di Indonesia. Halini terbukti bahwa
AFNEI menyimpang dari misi awalnya. Kenyataan ini memicu pertempuran
di daerah-daerah seperti di Surabaya, Medan, Ambarawa dan Bandung.
1. Pertempuran Medan Area (13 oktober 1945)
Awalnya kedatangan sekutu disambut dengan baik oleh
pemerintah Indonesiadi Sumatera Utara. Gubernur Sumatera Utara
Teuku Moh. Hasan mempersilakan tim Relief of Allied of War and
Interness (RAPWI) yang betugas membantu pembebasan para tawanan
perang, gubernur mengizinkan sekutu untuk menempati beberapa hotel di
kota Medan. Kenyataannya sekutu dan NICA mempersenjatai bekas
tawanan itu serta membentuk Medan Batalyon KNIL dengan tugas
utama: mengambil alih kekuasaan di kota Medan. Hal ini menimbulkan
konflik dengan TKR dan Barisan Pemuda Indonesia (BPI) pimpinan
Achmad Tahir.
Insiden pertama terjadi pada tanggal 13 oktober 1945, di hotel
Bali Medan. Insiden bermula ketika seorang penghuni merampas dan
menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh warga
sewtempat. Sebanyak 96 orang tewas sebagian besar adalah orang-orang
NICA.
Lama-kelamaan, pihaksekutu dan NICA terdesak.Hal ini
desebabkan pemuda dan TKR sering berhasil menghadang
sertamenyerbu pasukan sekutuyang sedang melakukan patroli. Pada
tanggal 10 Desember 1945 Sekutu dan NICA melancarkan serangan
besar-besaran terhadap kota Medan.
2. Pertempuran Ambarawa (26 oktober 1945)
Ambarawa adalah kota yang terletak di wilayah Jawa Tengah,
tepatnya di Semarang dan Magelang atau antara kota Semarang dan solo.
Pada mulanya kedatangan sekutu disambut baik, Gubernur Jawa Tengah
Wongsonegoro bahkan menyepakat menyediakan bahan makanan serta
bantuan lain yang diperlukan demi kelancaran tugas sekutu. Pihak
sekutu juga berjanji tidak akan menggangu kedaulatan RI. Akan tetapi
NICA yang membonceng sekutu mempersenjatai bekas tawanan tersebut.
Hal ini membuat kemarahan bangsa Indonesia.
Konflik senjatapun tak dapat dihindari lagi. Pertempuran baru
terhenti setelah Presiden Soekarno tiba di Magelang pada tanggal 2
Nopember 1945 bersama-sama dengan Brigjen Bethell, yang kemudian
menghasilkan sejumlah kesepakatan antara Indonesia dengan pihak
sekutu. Berikut ini 3 dari 12 butir kesepakatan antara Indonesia dan
Sekutu:
a. Sekutu akan tetapmenempatkan pasukannya di Magelang
dalamrangka menyelesaikan tugas pokoknya, yaitu mengurus
paratahanan, tetapi dengan jumlah yang terbatas,
b. Jalan raya antara Magelang dan Semarang tetap terbuka bagi
lalulintas tentara sekutu dan masyarakat Indonesia,
c. Sekutu tidak akan mendukung NICA dalam badan-badan yang
berada di bawah kekuasaannya.
Pada kenyataannya pasukan sekutu melanggar kesepakatan
tersebut, pasukan sekutu menjatuhkan bom di desa-desa sekitar
Ambarawa sehingga TKR terpaksa menarik pasukannya ke wilayah yang
aman.
Pimpinan pasukan TKR bernama Letkol Isdiman gugur.
Kemudian kedudukannya digantikan oleh pimpinannyalangsung yaitu
Kolonel Sudirman. Kehadiran Kolonel Sudirman memberi mapas baru
kepada pasukan Indonesia. Merasa yakin posisi sekutu mulai terdesak
maka Kolonel Sudirman memerintahkan untukmengepung ambarawa
dari berbagai penjuru. Setelah pertempuran selama 4 hari akhirnya
pasukan Indonesia berhasil merebut Ambarawa serta memaksa sekutu
menarik kembali pasukannya dari Ambarawa ke Semarang.
3. Pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya
Pertempuran Surabaya diawali dengan terbunuhnya Brigjen
A.W.S Mallaby oleh Arek Suroboyo. Oleh karena itulah Inggris
memberikan ultimatum yang isinya” Siapa yang membunuh Brigjen
A.W.S.Mallaby agar menyerahkan diri dan bagi penduduk yang memiliki
senjata agar menyerahkannya selambat-lambatnya pukul 06.00 pagi pada
tanggal 10 Nopember 1945”. Ultimatum tersebut disambut dengan
pertempuran besar-besaran masyarakat tempur terus-menerus dikobarkan
oleh Sutomo (Bung Tomo), Sungkono dan tokoh-tokoh lainnya dengan
satu tekad merdeka atau mati.
Sementara itu Soekarno berpidato dengan menggunakan bahasa
Inggris, lalu disiarkan ke seluruh dunia. Melalui pidato itu iamelancarkan
protes ke PBB. Soekarno juga mendesak Presiden Amerika Serikat Harry
S. Truman untuk turun tangan menghentikan aksi militer Inggris, namun
protes Soekarno tidak dihiraukan Amerika Serikat dan PBB. Kepada para
pejuang rakyat Indonesia, soekarno menyeruhkan “Tetap Merdeka!
Kedaulatan Negara dan bangsa Indonesia yang diproklamasikan akan
kam ipertahankan dengan soenggoeh-soenggoeh, penuh tanggung jawab
bersama, bersatu,ikhlas berkorban dengan tekad “Merdeka atau Mati”.
Sekali Merdeka Tetap Merdeka!”.
4. Peristiwa Merah-Putih di manado
Setelah mengetahui kalau Indonesia sudah merdeka maka, rakyat
di Manado melucuti senjata tentara Jepang danmengambilalih
kekuasaannya. Gerakkan ini dipelopori oleh S.S.Pelengkahu. kedatangan
sekutu dan NICA ke Manado yang bermaksud untuk menegakkan
kembali kekuasaan pemerintahan Belanda di Manado. Tentu saja memicu
kemarahan rakyat Manado. Hal ini memicu konflik bersenjata. Knflik
pertama kali di Tondano dan Tomohon. Rakyat terdesak mundur karena
minimna persenjataan. Mereka melanjukan perjuangan dipimpin oleh
wolter mongisidi dan nona Emmy Soela dengan cara bergerilya. Dalam
rangka memperkuat perlawanan, Gubernur Sulawesi Sam Ratulangi
memerintahkan agar segera dibentuk organisasi masyarakat yang diberi
nama Perjuangan Pusat Keselamatan Rakyat (PPKR).
5. Pertempuran di Bandung dan lautan Api (23 Maret 1946)
Pertempuran di koa Bandung dan sekitarnya ini dikenal dengan
istilah Peristiwa Bandung Lautan Api. Dikatakan Bandung Lautan api
karena masyarakat Bandngberhasil membumihanguskan Kota Bandung
bagian selatan untuk mencegah tentara Sekutu dan NICA menggunakan
Fasilitas sebagai markas strategismiliter mereka. Sejak kedatangannya,
sekutu dan rakyat Indonesia sudah tegang. Pada tanggal 21 Nopember
1945 TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap
wilayah kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan
Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas.keputusan untuk
membakar kota karena para pejuang tidak rela kota bandung
dimanfaatkan oleh pihak sekutu dan NICA. Selain itu bumi hangus
merupakan strategi perang karena kekuatan tidak sebanding dengan
kekuatan senjata pihak sekutu dan NICA. Dalam pertempuran itu
Muhammad Toha dan Ramdan tewas dalam gudang amunisi yang
mereka meledakkan dengan dinamit. Setelah peristiwa itu TRI bersama
rakyat melakukan perlawanan secara gerilya Bandung. Peristiwa ini
mengilhami terciptanya lagu Halo, Halo Bandung.
6. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran Lima hari di Semarang diawali dengan tewasnya
dr.Karyadi, kepala Laboratorium Rumah Sakit Semarang yang
akanmemeriksa sumber air yang telah diracun pihak Jepang di daerah
Candi Semarang. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15-20 oktober
1945 antara pasukan TKR dan PihakJepang di bawah pimpinan Mayor
Kido. Pertempuran baru berakhir setelah tentara Sekutu datang untuk
melucuti tentara Jepang pada tanggal 20 oktober 1945
7. Perang Puputan di Bali
Perang Puputan memiliki makna moral, karena dalam ajaran
agama Hindu, kematian seorang prajurit dalam kondisi seperti itu akan
menjadi kehormatan bagi keluarganya. di Bali dipimpin oleh I Gusti
Ngurah Rai denga pasukannya, Ciung Wanara. Pertempuran ini dimulai
bulan april 1946 di Denpasar dan beberapakali memperoleh kemenangan,
namun karena keterbatasan senjata akhirnya pasukan Ciung Wanara
terdesak dan mereka bertahan di Desa Marga. Di daerah ini I Gusti
Ngurah Rai berperang habis-habisan sampai titikdarah penghabisan
(Puputan) dan akhirnya beliau dan pasukannya gugur sebagai pahlawan
bangsa. Sementara itu di pihak Sekutu kuran lebih 400 orang tewas.
Pertempuran ini dikenal dengan pertempuran Margarana yang berakhir
pada tanggal 18 Nopember 1946.
8. Petempuran di Sumatera
Selain di Pulau Jaw, perang dalam mempertahankan kemerdekaan
juga berlansung di luar pulau Jawa, seperti Sumatera. Di Aceh rakyat
bersama TKR dibawah pimpinan Teuku Nyak Arief mengadakan
perlawanan keas terhadap pasukan Sekutu dan Belanda. Pertempuran
terjadi juga di Padang, Bukit Tinggi, Lampung, Palembang dan
Riau.diSumatera, sekutu dan Belanda banyak menjumpai rakyat
Indonesia dengan semangat ingin merdeka dengan tekad merdeka atau
mati.

B. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Strategi Diplomasi


Diplomasi dilakukan dalam tiga cara, yaitu dengan mencari dukungan
negara-negara anggota PBB, membawa masalah Indonesia-Belanda
kehadapan Dewan Keamanan PBB, dan berunding secara langsung dengan
Belanda.
Dalam perundingan awal yang diprakarsaioleh panglima AFNEI
Letjen Philip Christison. Dalam perundingan itu Archibald Clark Kerr dan
Lord Killearn dari Inggris bertindaksebagai penengah. wakilIndonesia adalah
Sutan Sjahrir selaku Perdana Menteri, H.Agus Salim dan A.K.Pringgodigdo.
Sementara itu H.J.Van Mook tidak bertindak atas nama pemerintah Belanda
tetapi atas nama Pribadi.
Dalam perundingan itu Van Mook mengakui Jawa dan Madura
sebagai wilayah de facto Indonesia. Disamping itu ia mengakui Indonesia
sebagai negara persemakmuran yang berbentuk federal tetapi menjadi bagian
dari kerajaan Belanda. Sementara itu dipihak Indonesia menginginkan
pengakuan de facto terhadap pulau Jawa, Madura dan Sumatera. Usulan Van
Mook menjadikan Indonesia negara persemakmuran ditolak oleh Agus Salim.
Van Mook kemudian memprakarsai perundingan lanjutan yang kelak
diberi nama Perundingan Hooge Veluwe, pada tanggal 12-24 April 1946.
Perundingan ini gagal total karena Belanda menolak pengakuan kedaulatan
Republik Indonesia secara de facto yang meliputi Jawa, Madura dan
Sumatera. Kegagalan perundingan Hooge Veluwe serta ketegangan yang
terus meningkat antara Indonesia dan Belanda mendorong lahirnya
perundingan-perundingan baru.
1. Perundingan Linggarjati
Belanda mencapai kesepakatan diplomatik dengan RI pada bulan
November 1946. Pada tanggal 12 November 1946, di Linggarjati (kini
Kuningan dekat Cirebon), diadakan perundingan Linggarjati yang
hasilnya sebagai berikut:
a. Belanda mengakui RI sebagai kekuasaan de facto di Jawa, Madura
dan Sumatera. Adapun Belanda harus meninggalkan daerah de facto
paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
b. Kedua pihak sepakat bekerja sama dalampembentukan suatu negara
Republi Indonesia Serikat (RIS) yang berbentu Federal
c. RIS dan Belanda bersatu menjadi Uni Indonesia-Belanda dengan
Ratu Belanda sebagai kepalanya.
Hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani pada tanggal 25Maret
1947,pihak Indonesia diwakili oleh Perdana Mentri Sutan Syahrir,
sedangkan Belanda diwakili oleh Van Mook. Kesepakatan itu tidak
berlangsung lama karena kedua belah pihak saling tidak percaya
sehingga timbul pertikaian-pertikaian politik yang sengit. Akan tetapi
hasil perjanjian Linggarjati adalah satu langkah menuju cita-cita kesatuan
Republik Indonesia.
2. Komisi Tiga Negara (KTN)
Disebut komisi Tiga negara karena beranggotakan tiga negara,
yaitu Australia yang dipilih Indonesia, Belgia dipilih oleh Belanda, dan
Amerika sebagai penengah atau pihak netral. Australia diwakili oleh
Richard. C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul Van Zeeland dan
Amerika Serikat diwakili oleh Frank Graham. KTN memutuskan
bahwa tugasnya di Indonesia adalah menyelesaikan sengketa antara
Indonesia dan Belanda dengan cara-cara damai. KTN berhak mengambil
inisiatif untuk masalah militer, sedangkan untuk masalah politik KTN
hanya memberikan saran-saran
3. Perjanjian Renville
Atas prakarsa Komite Tiga Negara akhirnya Indonesia dan
Belanda dipertemukan di meja perundingan. Perundingan ini
dilaksanakan atas kapal perang Amerika Serikat USS Renville. Oleh
karena itu perundingan ini dikena ldengan perundingan Renville. Dalam
perundingan ini Perdana Menteri Amir Syarifuddin menjadi pemimpin
delegasi Indonesia, sedangkan pihak Belanda diwakili oleh Abdulkadir
Widjojoatmojo (orang Indonesia Yang Pro Belanda).
Hasil perundingan Renville yaitu:
a. Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia, dan berakhir
setelah kedaulatannya diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat
(RIS)
b. RIS mempunyai kedudukan sejajar dengan negara Belanda dalam
uni Indonesia-Belanda
c. RI merupakan bagian dari RIS
d. Daerah RI yang didudukioleh Belanda sebagai hasil agresi militer,
harus diakui sebagai daerah pendudukan Belanda
e. Pasukan RI yang berada didaerah kantong (daerah pendudukan
Belanda) harus ditarik ke daerah RI.
4. Perundingan Roem-Royen (17 APRIL 1949)
Perundingan ini berisikan antara lain bahwa pemerintah Indonesia
bersedia untuk:
a. Memerintahkan”seluruh pengikut Republik yang bersenjata” untuk
menghentikan perang gerilya
b. Bekerja sama untuk menjaga ketertiban, keamanan dan menjaga
perdamaian
c. Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag,
dengantujuan mempercepat “kedaulatan kepada Negara Indonesia
Serikat dengan tanpa syarat setelah para pemimpin pemerintahan
kembali ke Yogyakarta
d. Menghentikan aksi militer dan membebaskantahanan politik
e. Menyetujui kembalinya pemerintahan RI ke Yogyakarta
f. Menyetujui RI sebagai bagian dari negara Indonesia Serikat
g. Berusaha akan menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar.
Pada tanggal 6 Juli 1949, Soekarno-Hatta kembali ke Yogyakarta.
Kembalinya Presiden dan wakil Presiden ini diikuti dengan penarikan
mundurnya pasukan Belanda dari Yogyakarta.
5. Konferensi Inter Indonesia
Konferensi Inter Indonesia baru dilaksanakan setelah pemimpin
Indonesia kembali ke Yogyakarta. Konferensi ini berlangsung dalam dua
tahap. Tahap pertama berlangsung pada 19-22 Juli1949, di Kaliurang,
yogyakarta. Pelaksanaannya dipimpin oleh Mohammad Hatta. Sementara
tahap kedua berlangsung pada tanggal 31 Juli- 3 Agustus 1949, diadakan
di Jakarta di bawah pimpinan Sultan Hamid selaku ketua BFO. Dalam
hal ini, BFO mendukung tuntutan Indonesia atas penyerahan kedaulatan
tanpa ikatan-ikatan politik ataupun ekonomi. Dalam bidang pertahanan
dan militer, konferensi ini merumuskan beberapa hal sebagai berikut:
a. Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) merupakan
angkatan perang nasional
b. TNI merupakan kekuatan inti APRIS. APRIS akan menerima orang-
orang Indonesia yang ada di dalamkesatuan KNIL
c. Pertahanan negara akan menjadi tugas dan hak pemerintah RIS.
Keberhasilan dari kesepakatan inilah yang memungkinkan
terselenggaranya Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda
dari bulan Agustus sampai November 1949.
6. Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar (KMB), dengan dihadiri oleh delegasi
Indonesia yang dipimpin oleh Mohammad Hatta, delegasi Belanda
dipimpin oleh J.V.Maarseven, dari delegasi BFO dipimpin oleh Sultan
Hamid, dan UNCI diketuai oleh Chritchley. Konferensi dipimpin oleh
Perdana Menteri Belanda Willem Drees. Dalam konferensi ini dibentuk
tiga komisi masing-masing membahas masalah ketatanegaraan, keuangan
dan militer.
Setelah perundingan yang berlarut-larut, pada tanggal 2
November 1949 tercapailah persetujuan KMB, dengan hasil-hasil
utamanya sebagai berikut:
a. Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan
Desember 1949
b. Diputuskan pula beberapa persetujuan pokok yang terkait masalah
keuangan, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain
c. Mengenaisoal Irian Barat penyelesaiannya akan ditunda selama satu
tahun
d. Persetujuan KMB juga memuat ketentuan-ketentuan mengenai
pembentukan APRIS dengan TNIsebagai inti.
e. Kerajaan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda
f. Indonesia membayar utang-utang Belanda sejak tahun1942.
7. Penyerahan Kedaulatan
Pada tanggal 23 Desember 1949, Wakil Presiden Mohammad
Hatta berangkat ke Belanda memimpin delegasiRIS. Misi utamanya
adalah menandatangani naskah pengakuan kedaulatan dari pemerintah
Belanda. Para penandatangan yang hadir adalah Ratu Juliana, perdana
menteri Willem Drees, menteri seberang lautan A.M.J.A.Sassen,
Mohammad Hatta. Di Jakarta Sultan Hamengkubuwono IX dan wakil
tinggi mahkota A.H.J.Lovink secara bersama-sama menandatangani
naskah penyerahan kedaulatan. Pada tanggal yang sama di Yogyakarta
dilakukan penyerahan kedaulatan dari RI kepada RIS. Setelah
penandatanganan, Presiden Soekarno kembali ke Jakarta untuk
memangku jabatan baru sebagai Presiden RIS. Setelah hampur selama 4
tahun ditinggalkan, Jakarta sekarang kembali menjadi ibu kota Republik.

You might also like