Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pengertian Massage
Massage berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan
dengan lembut” atau dari kata Yunani “massien” yang berarti
“memijat atau melulut”. Akan tetapi istilah yang paling populer yang
digunakan adalah dalam bahasa Perancis “Maseur” yang artinya
“menggosok”. Menurut pengertiannya massase yang berasal dari
bahasa Inggris “massage” adalah pemijatan, pengurutan dan
sebagainya pada bagian-bagian badan tertentu dengan tangan atau
alat-alat khusus untuk melancarkan peredaran darah sebagai cara
pengobatan atau untuk menghilangkan rasa lelah.
Cara melakukan Massage atau manipulasi masih menggunakan
istilah-istilah dalam bahasa Perancis. Manipulasi-manipulasi tersebut
dilaksanakan dengan tangan secara sistematis yang bertujuan
menimbulkan efek pada system otot, susunan syaraf serta sirkulasi
darah secara keseluruhan (general) maupun setempat (lokal).
Massage akan menimbulkan suatu pengaruh fisiologis dan mekanis
yang mendatangkan suatu relaksasi atau rasa sakit yang berkurang
akibat adanya pembengkakan (haematome). Selain itu Massage juga
menimbulkan pengaruh secara psikologis yang dapat menumbuhkan
rasa percaya diri (self confidence).
Banyak para ahli berpendapat bahwa teknik manipulasi dengan
tangan memberikan hasil yang lebih baik daripada menggunakan alat-
alat elektris, karena teknik manipulasi dengan tangan dapat
memberikan sentuhan yang sensitife alamiah.
Menurut fungsinya Massage dapat digunakan sebagai berikut :
1. Massage untuk tujuan terapi (therapy massage), adalah upaya Massage
untuk memberikan pengaruh yang baik terhadap suatu kondisi cedera
atau penyakit (patologi).
2. Massage kecantikan (beauty massaege), adalah upaya Massage untuk
menghindarkan kekeriputan dan kekeringan kulit.
3. Massage kesehatan (hygiene massage), adalah upaya Massage untuk
memelihara kebugaran tubuh, menormalkan fungsi organ serta
menghindarkan diri dari penyakit atau kelainan.
4. Massage olahraga (sport massage), adalah upaya Massage dengan
menggunakan teknik menipulasi yang bermacam-macam untuk
memperbaiki dan mempertahankan kondisi tubuh olahragawan serta
menghilangkan kelainan-kelainan akibat olahraga yang ditimbulkan.
Massage olahraga mempunyai tujuan dalam menunjang pencapaian
prestasi suatu pertandingan atau perlombaan. Hal ini tersebut
dilakukan untuk tujuan preparatife, prefentif dan kuratif.
1. Preparatif, adalah tujuan Massage untuk mempersiapkan olahragawan
memiliki kondisi badan yang baik sehingga dapat menghadapi dan
menanggulangi ketegangan-ketegangan yang timbul dalam suatu
pertandingan atau perlombaan.
2. Prefentif, adalah tujuan Massage dalam mempertahankan dan
mengembalikan fungsi alat gerak (pulih asal) agar tetap dapat
berfungsi dengan baik.
3. Kuratif, adalah tujuan Massage untuk memperbaiki kembali kondisi
tubuh setelah mengalami cedera atau mengurangi rasa sakit pada otot
yang ditimbulkan oleh tertimbunnya asam laktat (lactyt acid).
BAB II
FAKTOR-FAKTOR DALAM PELAKSANAAN MASSAGE
Posisi Pasien
Seorang pasien yang akan diMassage hendaknya mengambil posisi
serileks mungkin, agar bagian yang akan diMassage tidak mengalami
ketegangan (kendor).
Keadaan rileks dari pasien ini sangatlah penting, agar manipulasi
yang diberikan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, selain itu
keadaan rileks akan memberikan istirahat jasmani dan rohani. Hal ini
diperlukan mengingat banyak orang yang mengalami kesibukan,
ketegangan dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang
jika seorang pasien diminta untuk rileks, tanpa disadari ia justru
menimbulkan ketengangan pada anggota tubuhnya, hal ini timbul
karena ada perasaan cemas, takut sakit atau asing terhadap keadaan
sekitarnya.
Untuk melihat apakah si pasien benar-benar dalam keadaan rileks
selama perawatan diberikan, maka dapat di tes dengan memberikan
manipulasi dengan sedikit gerakan pasif yaitu mengangkat salah satu
anggota badan ke atas dan kemudian dibiarkan jatuh. Jika masih ada
ketengangan, maka pasien diminta berbaring lagi seakan-akan tidak
bertenaga sama sekali.
Pasien harus dalam keadaan hangat selama diMassage, dan
diharapkan tidak terhembus oleh angin, meskipun di dalam ruangan
terdapat banyak ventilasi. Selain itu selama di Massage, bagian tubuh
yang tidak di Massage harus ditutup atau diselimuti. Hal tersebut perlu
diperhatikan agar pasien tetap dalam kondisi nyaman dan efek Massage
dapat dirasakan secara maksimal.
Beberapa posisi yang dianjurkan selama kegiatan Massage antara
lain :
1. Posisi Tidur Telungkup
Posisi tidur telungkup yang baik adalah kedua lengan lurus ke bawah di
samping badan, kepala dipalingkan ke samping dan diletakkan diatas
bantal yang tidak terlalu tinggi atau bila tidak ada bantal dapat
melibatkan kedua tangan yang diletakkan di bawah dagu. Jika terdapat
bangku Massage yang lebih modern, biasanya posisi kepala diletakkan
pada bagian yang berlubang dengan hiasan dibawah sebagai penyegar
pandangan (misalnya : bunga segar yang diletakkan di baskom).
Posisi lengan yang di samping badan hendaknya jangan sampai terkulai
ke bawah, karena akan banyak darah yang mengalir ke lengan sehingga
terjadillah pembendungan. Oleh karena itu lengan diletakkan di
samping badan, dengan jari-jari serta telapak tangan menghadap ke
atas.
Untuk menjaga agar kaki bawah (sendi pergelangan kaki : engkel)
tidak terlalu bengkok yang menyebabkan rasa sakit berilah alas dengan
guling di bawah kura-kura kaki. Jika ada pasien yang bentuk badannya
tinggi dapat digunakan cara yaitu meletakkan kakinya pada tepi
bangku Massage dengan diberi alas bantal tipis atau handuk yang
dilipat, dan apabila pada posisi telungkup ada pasien yang merasa sakit
pada daerah lutut, berilah alas berupa handuk atau bahan lain,
sehingga tempurung lutut akan terlindungi.
Catatan :
Sebagai terapi (pengobatan), Massage dapat digunakan dalam
membantu reposisi dalam kasus-kasus cedera, misalnya luxatie (salah
sendi) atau dislokasi (lepas sendi) tetapi dengan syarat harus sangat
hati-hati dan membutuhkan pengalaman yang cukup lama.
BAB III
MASSAGE OLAHRAGA
Prosedur Massage
Sebelum orang mempelajari Massage sebaiknya telah
mempelajari beberapa ilmu yang mendukung, antara lain : Anatomi,
Fisiologi, Biomekanika, P3K, dan Perawatan cedera.
Pemanfaatan dari ilmu-ilmu pendukung tersebut adalah dapat
memberikan indikasi yang tepat dalam pelaksanaan Massage. Misalnya
pengetahuan tentang ilmu anatomi yang berhubungan dengan system
otot rangka, dimana fungsi dari otot rangka adalah sebagai penggerak,
pembentuk postur, menghasilkan panas dan mempertahankan suhu
tubuh.
Otot rangka juga bersifat “mudah berubah” artinya otot ini
mengalami perubahan sesuai dengan yang dikehendaki. Tiap golongan
otot bekerja sebagai suatu kesatuan untuk menghasilkan satu gerakan
tertentu, atau serangkaian gerakan terpadu.
Oleh karena itu orang yang menekuni bidang Massage olahraga
hendaknya memiliki pengetahuan tentang fungsi golongan otot yang
menghasilkan gerakan-gerakan dasar (Lihat : Gambar Sistem Otot
Rangka tampak depan dan belakang).
Gambar : Sistem Otot Rangka TampakDepan. Gambar : Sistem Otot Rangka Tampak
Belakang.
Gerakan-gerakan yang dipergunakan dalam Massage disebut
prosedur manual, dan manipulasi Massage mempunyai bentuk dan
variasi yang banyak sekali, tetapi manipulasi ini telah digolongkan dan
disesuaikan menurut dampaknya, sehingga dapat terbagi menjadi dua
golongan manipulasi ialah :
A. Manipulasi Pokok,
B. Manipulasi Pembantu.
2. Petrissage (Memijat)
Petrissage adalah prosedur Massage yang dilakukan dengan teknik
perasan, tekanan, dan pencomotan otot dari jaringan dalam.
Petrissage dapat dilakukan dengan satu tangan atau kedua tangan
dengan gerakan bergelombang, berirama, tidak terputus-putus dan
terikat satu sama lain. Gerakan diulang-ulang beberapa kali pada
tempat yang sama, kemudian tangan dipindah-pindahkan sedikit demi
sedikit sepanjang kumpulan otot.
Pengaruh mekanis yang ditimbulkan oleh gerakan peras adalah
menghancurkan sisa-sisa pembakaran dan melemaskan kekakuan di
dalam jaringan.
Pengaruh fisiologis dari manipulasi petrissage terutama berhubungan
dengan suatu perintah latihan bagi saraf motorik yang merangsang
fungsi otot. Selain itu gerakan mengangkat, memeras dan menekan
menyebabkan perbaikan aliran darah dalam otot dan menambah
kekuatan (tonus) otot.
3. Friction (Menggerus)
Friction atau menggerus adalah prosedur yang sangat tua dan banyak
dipergunakan dalam semua bentuk Massage. Pelaksanaanya adalah
dengan gerakan putaran spiral menuju ke arah jantung. Menurut letak
dan tempat bagian badan, maka manipulasi ini dapat dilakukan dengan
bermacam-macam variasi yaitu dengan menggunakan jari, ibi jari,
telapak tangan atau bahkan dengan sikut.
Pengaruh mekanis dari friction menghasilkan kelancaran aliran darah
setempat (vasodilatasi local), merangsang pergantian nutrisi, dan juga
sebagai pemanasan.
Pengaruh fisiologis adalah aksi friction di dalam melancarkan aliran
darah dan pembesaran serabut otot.
4. Shaking (Menggoncang)
Shaking atau menggoncang adalah prosedur Massage yang juga sering
dipakai untuk membantu para olahragawan agar otot-ototnya menjadi
kendor, sehingga memudahkan sirkulasi darah.
Pelaksanaanya adalah dengan jari-jari membengkok, misalnya bagian
bawah dan atas
pada bagian yang berotot, lengan atas dan lengan bawah, paha atau
betis yang dilakukan dengan gerakan-gerakan ke samping, ke atas dan
ke bawah. Manipulasi dilakukan dengan irama yang hidup serta tangan
berpindah-pindah dan berdekatan.
Pengaruh mekanis dari manipulasi shaking adalah jika dilakukan
dengan baik, goncangan ini akan melemaskan otot-otot dan menambah
fleksibilitas jaringan-jaringan.
Pengaruh fisiologis adalah merangsang dan memberikan desakan ke
dalam, terutama pada organ tubuh bagian perut dan dada, serta
mengendurkan, melemaskan, dan mengulur bagian lunak yang
menyebabkan lancarnya peredaran darah dan meningkatkan kerja
syaraf.
5. Tapotement (Memukul)
Manipulasi ini sering digunakan pada Massage olahraga, yaitu gerakan
pukulan ringan dan berirama dengan jari-jari tangan, telapak tangan
atau kepalan. Dapat juga dilakukan secara mekanis atau dengan
bantuan alat yang digerakan tangan atau listrik. Yang sering digunakan
dan lebih baik adalah manipulasi “mencincang”, yang dilakukan oleh
jari-jari kedua belah tangan dengan jarak yang cukup berdekatan.
Gerakan dilakukan dengan irama hidup (irama yang bersemangat),
sesuai dengan keadaan dan tidak terputus-putus. Sikap tangan dapat
berupa setengah mengepal, jari-jari terbuka, dengan punggung jari-
jari atau dengan membentuk tangan seperti mangkuk (cupping).
Biasanya tapotement diberikan di daerah pinggang-punggung dan
pantat, tetapi boleh juga diberikan di tempat lain apabila diperlukan.
Dalam olahraga, manipulasi ini dipergunakan sebagai Massage
pemanasan dan pengembalian pulihnya fisik ke keadaan semula.
Pengaruh mekanis dari aksi tapotement, yang dilakukan dengan irama
cepat akan menimbulkan warna merah dan rasa panas yang berarti
mengalirnya darah lebih banyak pada daerah yang diMassage.
Pengaruh fisiologis yang ditimbulkan dari manipulasi pukulan adalah
meningkatkan peredaran darah arteri terutama pada jaringan otot,
menimbulkan kontraksi otot (idiomuskuler) sehingga dapat membantu
kelancaran pertukaran zat dalam tubuh.
6. Walken (Menggosok Melintang Otot)
Manipulasi walken diberikan pada daerah-daerah yang lebar.
Pelaksanaanyan hamper sama dengan effleurage, tetapi dilakukan
dengan melintang otot dengan menyusur panjangnya otot. Walken
selalu dikerjakan dengan kedua tangan dan jari-jari rapat. Gosokan
kedua tangan dilakukan dengan arah yang berlawanan, satu menarik
dan yang satu mendorong, arahnya naik menuju jantung.
Pengaruh mekanis adalah aksi walken dalam membantu pemanasan
badan (warming up) dan sebagai manipulasi untuk mendeteksi
kelainan-kelainan akibat cedera.
Pengaruh fisiologis adalah memberikan rangsangan pada persyaratan
dan jaringan di bawah kulit.
7. Vibration (Menggetarkan)
Getaran ini dapat diberikan melalui ujung jari, dua jari atau tiga jari
yang dirapatkan. Caranya dengan sikap membengkok siku, jari-jari
ditekankan pada tempat yang dikehendaki, kemudian kejangkan
seluruh lengan tersebut. Getaran ini biasanya diberikan pada tempat-
tempat yang sensitive (peka), misalnya di lekuk bawah kepala,
sekeliling persendian, di sudut luar scapula, dsb. Vibration termasuk
manipulasi Massage terapi dan sangat efektif untuk memacu
persyaratan dalam upaya penyembuhan.
Manipulasi dapat dilakukan beberapa kali, dan biasanya pada akhir
Massage keseluruhan tubuh (general massage).
Pengaruh mekanis dari aksi vibration adalah merangsang
(menstimulasi) pada organ-organ dalam yang penting.
Pengaruh fisiologis pada vibration adalah merangsang syaraf vegetatif
(tak sadar) pada alat-alat dalam melalui aksi pada bagian luar.
8. Skin Rolling (Menggeser Lipatan Kulit)
Sering kali dilakukan untuk Massage penyembuhan (terapi). Pada
tempat-tempat yang permukaannya sempit (kecil) dapat dikerjakan
dengan menggunakan satu tangan, sedangkan untuk tempat-tempat
yang lebar dikerjakan dengan kedua tangan secara bersama-sama.
Caranya dengan mencubit kulit, ibu jari didorongkan dan jari-jari yang
lain melangkah-langkah berjalan ke depan.
Pengaruh mekanis adalah aksi skin rolling dalam mempertinggi tonus
otot dan memperbaiki pertukaran zat serta peredaran darah di bawah
kulit.
Pengaruh fisiologis dapat melepaskan kulit dari jaringan ikat dan
melebarkan pembuluh kapiler di bawah kulit.
9. Stroking (Mengurut).
Biasanya dilakukan dengan menggunakan ibu jari, kedua ujung jari,
tiga jari atau ke empat ujung jari yang dirapatkan kemudian dengan
tekanan menggerakkan jari-jari tersebut menyusur diantara kanan dan
kiri tulang belakang (inter vertebrae), antar otot (inter musculair),
antar iga (inter costae), dst.
Manipulasi ini juga merupakan teknik Massage pengobatan yaitu untuk
menemukan kelainan-kelainan berupa pengerasan-pengerasan otot
(miogelosen), ketegangan-ketegangan atau benjolan-benjolan pada
otot tersebut.
Pengaruh mekanis adalah aksi Stroking dalam melemaskan jaringan
sehingga sirkulasi darah dan pertukaran zat menjadi lancer dan baik.
Pengaruh fisiologis yaitu mempengaruhi syaraf vegtatif (syaraf tak
sadar) pada jaringan-jaringan di bawah kulit.
B. Manipulasi Pembantu Massage
Diantara kesembilan manipulasi pokok terdapat pula manipulasi
lainnya yang disebut manipulasi pembantu atau sekunder. Manipulasi
ini dapat berfungsi melengakapi dan menyempurnakan prosedur
menipulasi pokok. Manipulasi pembantu dapat dikatakan sebagai teknik
pengembangan (improvisasi) dari manipulasi pokok yang dilakukan
pada saat dan kondisi tertentu. Beberapa manipulasi pembantu yang
penting adalah :
1. Goncangan (ke kiri/kanan dan atas/bawah) dan memutar.
2. Tekanan.
3. Tarikan (Cubitan) dan peregangan.
4. Beberapa prosedur Massage lainnya.
2. Tekanan
Tekanan adalah prosedur kuno yang diberikan pada bagian yang
kecil atau lebih besar dari tubuh. Tekanan akan berubah secara teknis
berdasarkan luas daerah yang diMassage.
Tekanan pada punggung dilakukan dengan kekuatan pada akhir
Massage local (partial) atau Massage keseluruhan badan (general) dan
indikasi hanya pada pasien yang sehat dan kuat. Untuk melakukan
manipulasi ini dipergunakan telapak tangan dengan jari-jari lurus
dilakukan pada kiri-kanan tulang belakang (columna vertebralis) dalam
posisi telungkup. Tekanan dilakukan sekali atau berkali-kali pada
tempat yang sama tanpa intensitas yang berlebih-lebihan. Untuk
melaksanakan tekanan yang kuat akan tetapi hemat tenaga digunakan
berat badan, yang disalurkan pada telapak tangan melalui lengan yang
lurus.
Tekanan yang dilakukan pada saraf adalah prosedur Massage
terapi, yang dilakukan dengan menekan terus-menerus atau secara
vibration (menggetarkan) pada suatu pangkal saraf yang sensitif atau
pada cabang yang pokok.
(a dan e)
(d)
(c)
B. Betis
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Walken (menggosok melintang otot)
d. Shaking (Menggoncang)
e. Effleurage (menggosok)
(a dan e)
(b)
(c)
(d)
C. Tumit
a. Effleurage (menggosok)
b. Pertissage (memijat)
c. Shaking (menggoncang)
d. Effleurage (memijat)
(a dan d)
(c)
(b)
D. Pinggang – Punggung
a. Effleurage (menggosok)
b. Friction (menggerus)
c. Walken (menggosok melintang otot)
d. Tapotement (memukul)
e. Shaking (menggoncang)
f. Skin Rolling (menggeser lipatan kulit)
(Catatan : hanya untuk pengobatan)
g. Effleurage (menggosok)
(c)
(a dan g)
(d)
(f)
E. Pantat
a. Effleurage
b. Friction (menggerus)
c. Walken (menggosok melintang otot)
d. Tapotement (memukul)
e. Effleurage (menggosok)
(a dan e)
(c)
(b)
2. Posisi
(d)
Tidur
Telentang
A. Paha Bagian Depan
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Walken (menggosok melintang otot)
d. Shaking (menggoncang)
e. Effleurage (menggosok)
(a dan e)
(c)
(d)
B. Tungkai Bawah Bagian Depan
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Shaking (menggoncang)
d. Effleurage (menggosok)
(a dan d)
(b)
(c)
C. Punggung Kaki / Kura-Kura Kaki
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Stroking (mengurut antar sela-sela jari kaki)
dan Friction (menggerus pada jari-jari kaki)
d. Shaking (menggoncang)
e. Effleurage (menggosok)
(a dan e)
(b)
D. Dada
a. Effleurage
(menggosok)
(d)
b. Walken (menggosok melintang otot)
c. Shaking (menggoncang)
d. Effleurage (menggosok)
(a dan d)
(b)
(c)
E. Perut
a. Efflurage (menggosok)
b. Walken (menggosok melintang otot)
c. Vibration (menggetarkan) atau
Racking (menggaruk)
d. Efflurage (menggosok)
(a dan d)
(c)
F. Lengan
a.
Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Shaking (menggoncang)
d. Effleurage (menggosok)
(a dan d)
(b)
(c)
A. Punggung Tangan
a. Effleurage (menggosok) dengan tambahan
Stroking (mengurut di sela-sela jari tangan)
b. Petrissage (memijat)
c. Shaking (menggoncang)
d. Effleurage (menggosok)
(a dan d)
(b)
(a dan d)
B. Jari-Jari Tangan
a. Effleurage
(menggosok)
b. Petrissage
(memijat)
c. Shaking
(menggoncang)
d. Effleurage
(b)
(menggosok)
3. Posisi Duduk
A. Tengkuk / Kuduk
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Tapotement (memukul)
d. Shaking (menggoncang)
e. Effleurage (menggosok)
(a dan e)
(b)
B. (d) Dahi
a.
Effleurage (menggosok)
b. Friction (menggerus)
c. Effleurage (menggosok)
(b)
(a dan c)
C. Kepala
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Friction (menggerus)
d. Cupping (memukul seperti mangkuk)
e. Effleurage (menggosok)