You are on page 1of 46

BAB I

PENDAHULUAN

Pengertian Massage
Massage berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan
dengan lembut” atau dari kata Yunani “massien” yang berarti
“memijat atau melulut”. Akan tetapi istilah yang paling populer yang
digunakan adalah dalam bahasa Perancis “Maseur” yang artinya
“menggosok”. Menurut pengertiannya massase yang berasal dari
bahasa Inggris “massage” adalah pemijatan, pengurutan dan
sebagainya pada bagian-bagian badan tertentu dengan tangan atau
alat-alat khusus untuk melancarkan peredaran darah sebagai cara
pengobatan atau untuk menghilangkan rasa lelah.
Cara melakukan Massage atau manipulasi masih menggunakan
istilah-istilah dalam bahasa Perancis. Manipulasi-manipulasi tersebut
dilaksanakan dengan tangan secara sistematis yang bertujuan
menimbulkan efek pada system otot, susunan syaraf serta sirkulasi
darah secara keseluruhan (general) maupun setempat (lokal).
Massage akan menimbulkan suatu pengaruh fisiologis dan mekanis
yang mendatangkan suatu relaksasi atau rasa sakit yang berkurang
akibat adanya pembengkakan (haematome). Selain itu Massage juga
menimbulkan pengaruh secara psikologis yang dapat menumbuhkan
rasa percaya diri (self confidence).
Banyak para ahli berpendapat bahwa teknik manipulasi dengan
tangan memberikan hasil yang lebih baik daripada menggunakan alat-
alat elektris, karena teknik manipulasi dengan tangan dapat
memberikan sentuhan yang sensitife alamiah.
Menurut fungsinya Massage dapat digunakan sebagai berikut :
1. Massage untuk tujuan terapi (therapy massage), adalah upaya Massage
untuk memberikan pengaruh yang baik terhadap suatu kondisi cedera
atau penyakit (patologi).
2. Massage kecantikan (beauty massaege), adalah upaya Massage untuk
menghindarkan kekeriputan dan kekeringan kulit.
3. Massage kesehatan (hygiene massage), adalah upaya Massage untuk
memelihara kebugaran tubuh, menormalkan fungsi organ serta
menghindarkan diri dari penyakit atau kelainan.
4. Massage olahraga (sport massage), adalah upaya Massage dengan
menggunakan teknik menipulasi yang bermacam-macam untuk
memperbaiki dan mempertahankan kondisi tubuh olahragawan serta
menghilangkan kelainan-kelainan akibat olahraga yang ditimbulkan.
Massage olahraga mempunyai tujuan dalam menunjang pencapaian
prestasi suatu pertandingan atau perlombaan. Hal ini tersebut
dilakukan untuk tujuan preparatife, prefentif dan kuratif.
1. Preparatif, adalah tujuan Massage untuk mempersiapkan olahragawan
memiliki kondisi badan yang baik sehingga dapat menghadapi dan
menanggulangi ketegangan-ketegangan yang timbul dalam suatu
pertandingan atau perlombaan.
2. Prefentif, adalah tujuan Massage dalam mempertahankan dan
mengembalikan fungsi alat gerak (pulih asal) agar tetap dapat
berfungsi dengan baik.
3. Kuratif, adalah tujuan Massage untuk memperbaiki kembali kondisi
tubuh setelah mengalami cedera atau mengurangi rasa sakit pada otot
yang ditimbulkan oleh tertimbunnya asam laktat (lactyt acid).

Sejarah Perkembangan Massage


Massage sebagai cara pengobatan, telah dikenal sejak zaman pra
sejarah oleh berbagai suku bangsa di dunia. Data-data menunjukkan
bahwa usia Massage sama tuanya dengan peradaban manusia.
Cacatan sejarah menunjukkan bahwa bangsa Cina telah mengenal
Massage kurang lebih 3.000 tahun sebelum masehi. Dalam ajaran-
ajaran Kung Fhu Tzu, diketahui bahwa Massage telah dipergunakan
bukan semata-mata untuk pemeliharaan kesehatan saja tetapi juga
sebgai salah satu cara pengobatan. Demikian pula Massage juga dikenal
oleh bangsa Yunani purba yang menggunakan Massage sebagai bentuk
kemewahan setelah melakukan latihan-latihan gymnastik untuk
membentuk keindahan tubuh.
Bapak dari ilmu kedokteran yaitu Hippocrates (430-360 SM)
menggunakan Massage untuk para pasiennya, disamping dengan sinar
matahari, mandi air panas, serta latihan-latihan badan untuk
menyembuhkan kekuatan pada sendi dan otot-otot yang lemah.

Menurut Hipocrates “Bahwa seorang dokter harus memiliki


keterampilan dalam banyak hal, lebih-lebih dalam menggunakan
Massage”. Massage dapat menguatkan sendi-sendi yang lemah dan
melemaskan sendi-sendi yang kaku. Dalam mempraktekkan Massage,
beliau menggunakan istilah “Anaptripsis” yang berarti pemijatan
menuju ke arah jantung, yaitu mulai dari kaki menuju ke atas,
sedangkan dari atas yaitu kepala atau leher ke bawah ke arah jantung.
Hal ini merupakan suatu bukti adanya dasar ilmiah dalam melakukan
Massage pada jaman itu.
Pada abad XVI pengetahuan tentang anatomi semakin maju, hal
tersebut semakin menambah gairah dari pemakaian Massage. Pada
tahun 1975, seorang dokter berkebangsaan Perancis yaitu Ambroise
Para menjelaskan tentang teknik serta efeknya Massage friction yang
lembut, sedang dan kaku dan menganjurkan untuk salah sendi
(dislokasi).
Pada tahun-tahun berikutnya Massage semakin mengalami
perkembangan, apalagi setelah Pehr Hendrik Ling (1976-1839) yang
berkebangsaan Swedia menciptakan Gymnastic Sistem Swedia yang
sekarang lebih dikenal dengan Massage Sistem Swedia. Ling menyusun
Gymnasticnya dalam empat bentuk yaitu : educational gymnastic,
military gymnastic, medical gymnastic, dan aesthetic gymnastic.
Tahun 1913 Ling mendirikan “Central Instituteof Gymnastic” di
Stocholm, ia mengajar sampai saat meninggalnya pada tahun 1839.
Ling dan para pengikutnya telah banyak berjasa dalam memajukan
Massage tidak hanya di Swedia tetapi juga di beberapa Negara Eropa.
Menjelang akhir abad XIX Massage telah benar-benar mempunyai
kedudukan yang baik di dalam dunia pengobatan. Dr. Mezger dari
Amsterdam adalah dokter terkenal yang menyebarluaskan Massage
bahkan ia sendiri bertindak sebagai masseur. Sejak saat itu Massage
menjadi suatu cara perawatan yang terkenal di Eropa dan Amerika.
Pada tahun 1894 kaum wanita di Inggris membentuk perhimpunan
Masseuse yaitu “The Sociaty of Trained Masseuse” dengan tujuan
meningkatkan standar Massage dan memperbaiki status wanita yang
memilih Massage sebagai profesinya. Perhimpunan tersebut kemudian
bergabung dengan “The Institut of Massage And Remedial Exercice”
yang akhirnya membuat peraturan untuk menyelenggarakan pendidikan
dan ujian. Pada waktu itu di kota Manchester anggotanya telah
mencapai 5.000 orang. Massage dan Medical Gimnastycnya terus
berkembang dan dipergunakan secara luas sebagai Physical Treatment
untuk melengkapi perawatan dengan pengobatan dan pembedahan.
Perkembangan Massage di Indonesia
Di Indonesia, Massage telah dikenal dengan sebutan bahasa
daerah : pijat, urut atau lulut dan rtelah lama dikenal sejak jaman
kuno oleh nenek moyang kita dengan sebutan “dukun pijat” atau
“dukun urut”. Dukun pijat sebagai orang yang mempraktekkan pijat
sering ditafsirkan bermacam-macam, antara lain :
1. Dukun pijat adalah orang yang menyegarkan tubuh (raga) dari rasa
lelah atau penat.
2. Dukun pijat adalah orang yang menangani patah tulang, terkilir atau
salah urat, kemudian lebih dikenal dengan dukun sangkal putung.
3. Dukun pijat dapat pula sebagai masseur atau ahli Massage, yang
umumnya menangani olahragawan.
4. Dukun pijat diartikan pula sebagai dukun alusan atau pijat alus karena
pemijatnya terdiri dari wanita yang umumnya berparas cantik.
Dalam melakukan pemijatan seorang dukun pijat memperoleh
keahliannya karena bakat, keturunan dan pengalaman prateknya.
Semakin tua, si dukun dianggap ahli oleh masyarakat awam. Bahkan
ada anggapan bahwa dengan berpantang dan berpuasa kemampuan
seorang dukun pijat akan semakin bertambah. Namun seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik-teknik pijat sebagai salah
satu upaya penyembuhan alternatif juga mengalami kemajuan.
Di Indonesia, kiranya pijat atau lulut yang sekarang dikenal
dengan nama “Massage” sudah bukan hal yang asing lagi, karena di
setiap daerah sampai ke pelosok-pelosok pun dapat dengan mudah
ditemukan, seorang pemijat laki-laki atau wanita. Mereka melakukan
pekerjaan memijat biasanya sebagai pekerjaan sambilan, tetapi ada
pula yang merupakan pekerjaan utamanya (profesi).
Pada umumnya hasil pemijatan memberikan rasa nyaman dan
memuaskan pasiennya, tetapi ada pula setelah dipijat justru
meninggalkan rasa sakit yang disebabkan karena tekanan-tekanan yang
diberikan terlalu kuat atau keras. Hal tersebut dapat terjadi karena
minimnya pengalaman atau pengetahuan tentang teknik Massage yang
benar.
Menyadari akan kurangnya pengetahuan tentang Massage, di Solo
pada tahun 1960, pernah diajarkan sistem dan teknik Massage Swedia
(swedish massage) sebagai suatu pedoman cara memijat yang benar.
Massage sistem swedia merupakan salah satu dari sistem Massage yang
paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Mengenai baik atau tidaknya suatu sistem Massage ditentukan
oleh berhasilnya pelaksanaan Massage tersebut. Jadi setelah menguasai
teori maka tahap berikutnya ialah mempraktekkannya dengan
mengarahkan seluruh manipulasi ke arah jantung. Sejauh teori dapat
mencapai tujuannya, maka dapat dikatakan bahwa teori dari sistem
tersebut adalah baik dan benar. Misalkan seorang yang menderita
kelelahan atau cedera ringan karena mengikuti suatu perlombaan atau
pertandingan, apabila orang tersebut diMassage dengan cara yang
benar maka seharusnya rasa sakit yang di derita akan semakin
berkurang atau hilang sama sekali.
Massage atau pijat merupakan keterampilan yang melibatkan
unsur-unsur pengetahuan, naluri dan seni merawat tubuh yang
diperoleh dari seringnya melakukan praktek Massage atau dalam istilah
Massage telah memiliki “jam terbang yang tinggi”. Selain itu seorang
pemijat harus mempunyai kekuatan, kelincahan dan kerja tangan
secara mekanis diarahkan ke jantung untuk menghasilkan rasa enak
dan menyegarkan yang menghasilkan pengurangan rasa sakit dari suatu
cedera tertentu.
Banyaknya kegiatan olahraga khususnya olahraga yang
memerlukan gerakan-gerakan yang cepat dan kuat (explosive) seperti :
sepak bola, bola basket, bulu tangkis, dan lain-lain dapat
menyebabkan terjadinya terkilir atau keseleo yang diikuti dengan
pembengkakan. Maka dalam sebuah Tim Olahraga, hal itu merupakan
tugas dan tanggung jawab masseur/masseuse untuk memberikan
perawatan dengan teknik dan metode yang benar. Sedangkan, jika
terjadi patah tulang (fracture) sebaiknya segera dibawa ke rumah
sakit, karena hal tersebut merupakan tanggung jawab dokter yang ahli
di bidangnya (ortopedi).

BAB II
FAKTOR-FAKTOR DALAM PELAKSANAAN MASSAGE

Syarat-syarat Yang Diperlukan Bagi Seorang Masseur/Masseuse


Untuk menjadi seorang pemijat pria/wanita (masseur/masseuse)
yang baik dan berhasil, haruslah memiliki minat dan kecintaan
terhadap pekerjaannya, serta memiliki tanggung jawab terhadap
keselamatan pasien. Seorang masseur/masseuse diwajibkan menguasai
dan memiliki dasar-dasar pengetahuan tentang keadaan si pasien dan
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan modern, terutama
dalam perkembangan dalam ilmu kedokteraan dan sistem pengobatan.
Masseur/masseuse selalu bekerja dengan kecerdasannya artinya :
dapat berfikir dengan cepat dan bertindak dengan tepat sesuai dengan
berbagai kondisi yang ditemukan pada pasien.

Tangan Seorang Masseur/Masseuse


Tangan yang ideal untuk melakukan Massage adalah yang lebar,
penuh kelembutan, hangat, dengan sentuhan yang sensitif dan enak
(nyaman). Tangan yang lembab dan selalu berpeluh merupakan ciri
tangan yang kurang sesuai untuk pekerjaan ini. Kalau memang terpaksa
dapat digunakan spiritus atau alcohol untuk mengurangi keluarnya
keringat dari telapak tangan.
Untuk menjaga kondisi dan kekuatan tangan pada saat melakukan
Massage, seorang masseur/masseuse hendaknya juga melakukan
latihan-latihan misalnya : push up, angkat barbell dan hand grip. Selain
itu keterampilan tangan harus dilatih untuk meningkatkan ketepatan,
kecepatan dan kelembutan.

Arah Gerakan Tangan


Gerakan tangan yang benara dari seorang masseur/masseuse
adalah ke arah centripetal yaitu gerakan tangan yang mengikuti
pembuluh darah balik (vena) yang membawa darah kotor ke jantung.
Pada bagian-bagian di bawah jantung harus diarahkan ke atas (ke
arah jantung), sedangkan pada bagian tubuh di atas jantung terutama
leher sebagai jembatan penghubung kepala harus diarahkan ke bawah
(ke arah jantung) melalui pembuluh darah balik (vena).
Manipulasi Pada Pasien
Manipulasi atau Pegangan yang dilakukan seorang
masseur/masseuse dilakukan dengan tekanan yang cukup disesuaikan
kondisi si pasien dan penuh perasaan sehingga mendatangkan rasa enak
(nyaman) pada pasien yang bersangkutan.
Pada saat melakukan Massage, tangan masseur/masseuse harus
dalam keadaan rileks, tidak kaku atau tegang. Jika perlu harus
menggunakan berat badanya untuk memberikan tambahan tekanan,
tetapi tetaplah harus dalam batas-batas yang sesuai menurut
kebutuhannya, sehingga tidak sampai menimbulkan bercak-bercak
merah (memar) yang menimbulkan rasa sakit.
Masseur/masseuse tetap harus memusatkan perhatiannya
terhadap tugas yang dihadapi dan selalu sensitif (peka) terhadap segala
perubahan-perubahan yang terjadi pada si pasien. Hal-hal yang perlu
mendapatkan perhatian antara lain :
1. Keadaan kulit, misalnya kulit yang kasar, suhu (dingin/panas) atau
warna kemerah-merahan (bengkak).
2. Keadaan abnormal pada jaringan di bawah kulit, misalnya
pembengkakan (haematome), pengerasan atau penebalan
(miogelosen), jaringan yang lunak, otot kaku atau kejang-kejang.
3. Pergeseran pada sendi atau perubahan dalam luas gerak persendian.
4. Tanda-tanda kelelahan, kesulitan dalam pernafasan dan lain-lain.

Posisi Pasien
Seorang pasien yang akan diMassage hendaknya mengambil posisi
serileks mungkin, agar bagian yang akan diMassage tidak mengalami
ketegangan (kendor).
Keadaan rileks dari pasien ini sangatlah penting, agar manipulasi
yang diberikan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, selain itu
keadaan rileks akan memberikan istirahat jasmani dan rohani. Hal ini
diperlukan mengingat banyak orang yang mengalami kesibukan,
ketegangan dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang
jika seorang pasien diminta untuk rileks, tanpa disadari ia justru
menimbulkan ketengangan pada anggota tubuhnya, hal ini timbul
karena ada perasaan cemas, takut sakit atau asing terhadap keadaan
sekitarnya.
Untuk melihat apakah si pasien benar-benar dalam keadaan rileks
selama perawatan diberikan, maka dapat di tes dengan memberikan
manipulasi dengan sedikit gerakan pasif yaitu mengangkat salah satu
anggota badan ke atas dan kemudian dibiarkan jatuh. Jika masih ada
ketengangan, maka pasien diminta berbaring lagi seakan-akan tidak
bertenaga sama sekali.
Pasien harus dalam keadaan hangat selama diMassage, dan
diharapkan tidak terhembus oleh angin, meskipun di dalam ruangan
terdapat banyak ventilasi. Selain itu selama di Massage, bagian tubuh
yang tidak di Massage harus ditutup atau diselimuti. Hal tersebut perlu
diperhatikan agar pasien tetap dalam kondisi nyaman dan efek Massage
dapat dirasakan secara maksimal.
Beberapa posisi yang dianjurkan selama kegiatan Massage antara
lain :
1. Posisi Tidur Telungkup
Posisi tidur telungkup yang baik adalah kedua lengan lurus ke bawah di
samping badan, kepala dipalingkan ke samping dan diletakkan diatas
bantal yang tidak terlalu tinggi atau bila tidak ada bantal dapat
melibatkan kedua tangan yang diletakkan di bawah dagu. Jika terdapat
bangku Massage yang lebih modern, biasanya posisi kepala diletakkan
pada bagian yang berlubang dengan hiasan dibawah sebagai penyegar
pandangan (misalnya : bunga segar yang diletakkan di baskom).
Posisi lengan yang di samping badan hendaknya jangan sampai terkulai
ke bawah, karena akan banyak darah yang mengalir ke lengan sehingga
terjadillah pembendungan. Oleh karena itu lengan diletakkan di
samping badan, dengan jari-jari serta telapak tangan menghadap ke
atas.
Untuk menjaga agar kaki bawah (sendi pergelangan kaki : engkel)
tidak terlalu bengkok yang menyebabkan rasa sakit berilah alas dengan
guling di bawah kura-kura kaki. Jika ada pasien yang bentuk badannya
tinggi dapat digunakan cara yaitu meletakkan kakinya pada tepi
bangku Massage dengan diberi alas bantal tipis atau handuk yang
dilipat, dan apabila pada posisi telungkup ada pasien yang merasa sakit
pada daerah lutut, berilah alas berupa handuk atau bahan lain,
sehingga tempurung lutut akan terlindungi.

2. Posisi Tidur Telentang


Untuk meMassage tubuh bagian depan, maka posisi pasien harus tidur
telentang dan lengan diletakkan di samping badan. Letakkan bantal
yang tidak terlalu tinggi di bawah kepala dan guling atau gulungan
handuk di bawah lutut untuk menghindari rasa sakit pada saat
melakukan tekanan pada paha bagian depan (quadriceps).
3. Posisi Duduk
Posisi duduk yang lebih baik adalah pantat diletakkan pada alas kursi,
sedangkan pinggang-punggung pada kondisi bersandar. Kaki, tangan,
leher dan kepala dalam keadaan rileks, dan tidak ada bagian tubuh
yang kontraksi sedikitpun.
Tempat duduk yang baik adalah bangku Massage, tetapi jika tidak ada
dapat memakai kursi biasa yang kerangkanya memenuhi syarat secara
otomatis, dan sikap masseur/masseuse pada saat meMassage dalam
posisi berdiri.

Penggunaan Bahan Pelicin


Beberapa macam bahan pelican yang dapat digunakan dalam
melakukan Massage, antara lain :
1. Berupa minyak cair : baby oil, minyak zaitun, minyak aroma terapi
(almond, lavender dll), minyak kelapa (ikan dorang), dll.
2. Berupa bedak : baby talk, salycil talk, dll.
3. Berupa bahan cair beraroma : hand body, citra, dll.
4. Berupa vaselin : balsem, vicks, avitson, dll.
5. Berupa cream : counterpain, stop-x, rheumason cream, dll.
6. Berupa sabun : sabun mandi, sabun cuci, dll.

Dari berbagai persyaratan bahan pelican yang dikemukakan di


atas, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Tidak mengganggu kulit pasien, misalkan yang tidak tahan rheumason
karena panasnya, tidak perlu diberikan karena akan menimbulkan
panas yang berlebihan dan rasa tidak nyaman.
2. Tidak berbau terlalu tajam sehingga mengganggu pasien.
3. Tidak terlalu cepat menguap.
4. Selesai Massage hendaknya di bersihkan dengan handuk, jangan sampai
banyak pelican yang tertinggal pada kulit.

Kontra Indikasi Penggunaan Massage


Dalam kondisi-kondisi tertentu Massage tidak boleh diberikan,
dan merupakan kontra indikasi. Ada saat tubuh pasien boleh diberikan
Massage ringan, tetapi ada juga yang tidak boleh diMassage sama
sekali, karena pasien sedang berada dalam keadaan sebagai berikut :

PATHALOGIS NON PATHALOGIS


1. Demam/panas tinggi 1. Lelah sekali
2. Peradangan (Haematom) 2. Sesudah makan
3. Penyakit kulit 3. Sesudah pertandingan
4. Luka 4. Menstruasi
5. Varices 5. Hamil
6. Fractur (retak/patah tulang)
7. Tumor/kanker
8. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)

Catatan :
Sebagai terapi (pengobatan), Massage dapat digunakan dalam
membantu reposisi dalam kasus-kasus cedera, misalnya luxatie (salah
sendi) atau dislokasi (lepas sendi) tetapi dengan syarat harus sangat
hati-hati dan membutuhkan pengalaman yang cukup lama.
BAB III
MASSAGE OLAHRAGA

Setelah melakuka kegiatan olahraga, kita sering merasa lelah,


otot pegal, dan sakit. Keadaan ini timbul pada kira-kira dua atau tiga
hari setelah berolahraga. Hal ini biasa dan wajar dan disebut sebagai
DOMS (Delayed Onset Muscle Soreness = rasa sakit pada otot ysng
timbul belakang).
Penyebab hal ini adalah otot-otot tubuh terlalu lelah sehingga
menyebabkan rasa sakit atau pegal (fatique). Pada kegiatan yang
sangat berat sering terjadi pula serabut-serabut otot putus/robek
sehingga rasa sakit akan lebih hebat lagi.
Untuk mengatasi rasa sakit/pegal tersebut, tubuh perlu
pemulihan yang cukup sehingga menjadi segar kembali. Cara untuk
mempercepat pemulihan ada bermacam-macam, seperti : istirahat
aktif, sauna, akupuntur, Massage, dan lain-lain.
Dari semua cara di atas, Massage merupakan hal yang paling
sering dilakukan dan paling popular. Biasanya yang mendororng orang
melakukan Massage karena rasa sakit pada otot.
Massage sebenarnya ada berbagai macam tetapi yang paling
dikenal adalah masae olahraga dengan cara swedia (Swedish massage).
Massage olahraga adalah perbuatan dengan tangan (manipulasi) pada
bagian-bagian lunak tubuh dengan prosedur manual atau mekanis yang
mempunyai pengaruh dalam menghilangkan sisa-sisa pembakaran
dalam otot, misalnya asam laktat atau assam susu.
Di dalam menunjang aktifitas olahraga, Massage adalah
perangsang yang merupakan jaringan lunak yang ikut serta aktif tidak
hanya pada fungsi statis dan dinamis, tetapi juga pada metabolisme
tubuh. Massage mempercepat proses metabolisme otot-otot yang
bekerja, membersihkan proses-proses sisa, dan membaharui darah
menjadi segar sehingga penuh dengan bahan-bahan berenergi.

Prosedur Massage
Sebelum orang mempelajari Massage sebaiknya telah
mempelajari beberapa ilmu yang mendukung, antara lain : Anatomi,
Fisiologi, Biomekanika, P3K, dan Perawatan cedera.
Pemanfaatan dari ilmu-ilmu pendukung tersebut adalah dapat
memberikan indikasi yang tepat dalam pelaksanaan Massage. Misalnya
pengetahuan tentang ilmu anatomi yang berhubungan dengan system
otot rangka, dimana fungsi dari otot rangka adalah sebagai penggerak,
pembentuk postur, menghasilkan panas dan mempertahankan suhu
tubuh.
Otot rangka juga bersifat “mudah berubah” artinya otot ini
mengalami perubahan sesuai dengan yang dikehendaki. Tiap golongan
otot bekerja sebagai suatu kesatuan untuk menghasilkan satu gerakan
tertentu, atau serangkaian gerakan terpadu.
Oleh karena itu orang yang menekuni bidang Massage olahraga
hendaknya memiliki pengetahuan tentang fungsi golongan otot yang
menghasilkan gerakan-gerakan dasar (Lihat : Gambar Sistem Otot
Rangka tampak depan dan belakang).
Gambar : Sistem Otot Rangka TampakDepan. Gambar : Sistem Otot Rangka Tampak
Belakang.
Gerakan-gerakan yang dipergunakan dalam Massage disebut
prosedur manual, dan manipulasi Massage mempunyai bentuk dan
variasi yang banyak sekali, tetapi manipulasi ini telah digolongkan dan
disesuaikan menurut dampaknya, sehingga dapat terbagi menjadi dua
golongan manipulasi ialah :
A. Manipulasi Pokok,
B. Manipulasi Pembantu.

A. Manipulasi Pokok Massage


Disebut manipulasi pokok karena merupakan dasar (basic)
didalam pelaksanaan Massage olahraga, teknik pegangan dalam
Massage ini terdiri dari 9 manipulasi pokok yaitu :
1. Effleurage (Menggosok)
Teknik Massage ini digunakan sebagai manipulai pembuka dan
penutup. Pelaksanaanya adalah jari-jari tangan rapat mencakup otot,
gosokan menuju arah jantung dan dilakukan secara berirama dan
kontinyu.
Pengaruh mekanis dari effleurage adalah membantu kerja pembuluh
darah balik (vena) dan menyebabkan timbulnya panas tubuh sehingga
manipulasi effleurage dapat berfungsi sebagai pemanasan (warming
up).
Pengaruh fisiologis dari gosokan yang kuat mempengaruhi sirkulasi
darah pada jaringan yang paling dalam dan di otot-otot. Gosokan
sedang lebih mengaktifkan sirkulasi pada pembuluh getah bening
(lymphe), sedangkan gosokan lamban menghasilkan pelebaran
pembuluh darah (vasodilatasi) local dengan waktu lama yang disebut
hyperaemi.

2. Petrissage (Memijat)
Petrissage adalah prosedur Massage yang dilakukan dengan teknik
perasan, tekanan, dan pencomotan otot dari jaringan dalam.
Petrissage dapat dilakukan dengan satu tangan atau kedua tangan
dengan gerakan bergelombang, berirama, tidak terputus-putus dan
terikat satu sama lain. Gerakan diulang-ulang beberapa kali pada
tempat yang sama, kemudian tangan dipindah-pindahkan sedikit demi
sedikit sepanjang kumpulan otot.
Pengaruh mekanis yang ditimbulkan oleh gerakan peras adalah
menghancurkan sisa-sisa pembakaran dan melemaskan kekakuan di
dalam jaringan.
Pengaruh fisiologis dari manipulasi petrissage terutama berhubungan
dengan suatu perintah latihan bagi saraf motorik yang merangsang
fungsi otot. Selain itu gerakan mengangkat, memeras dan menekan
menyebabkan perbaikan aliran darah dalam otot dan menambah
kekuatan (tonus) otot.
3. Friction (Menggerus)
Friction atau menggerus adalah prosedur yang sangat tua dan banyak
dipergunakan dalam semua bentuk Massage. Pelaksanaanya adalah
dengan gerakan putaran spiral menuju ke arah jantung. Menurut letak
dan tempat bagian badan, maka manipulasi ini dapat dilakukan dengan
bermacam-macam variasi yaitu dengan menggunakan jari, ibi jari,
telapak tangan atau bahkan dengan sikut.
Pengaruh mekanis dari friction menghasilkan kelancaran aliran darah
setempat (vasodilatasi local), merangsang pergantian nutrisi, dan juga
sebagai pemanasan.
Pengaruh fisiologis adalah aksi friction di dalam melancarkan aliran
darah dan pembesaran serabut otot.

4. Shaking (Menggoncang)
Shaking atau menggoncang adalah prosedur Massage yang juga sering
dipakai untuk membantu para olahragawan agar otot-ototnya menjadi
kendor, sehingga memudahkan sirkulasi darah.
Pelaksanaanya adalah dengan jari-jari membengkok, misalnya bagian
bawah dan atas
pada bagian yang berotot, lengan atas dan lengan bawah, paha atau
betis yang dilakukan dengan gerakan-gerakan ke samping, ke atas dan
ke bawah. Manipulasi dilakukan dengan irama yang hidup serta tangan
berpindah-pindah dan berdekatan.
Pengaruh mekanis dari manipulasi shaking adalah jika dilakukan
dengan baik, goncangan ini akan melemaskan otot-otot dan menambah
fleksibilitas jaringan-jaringan.
Pengaruh fisiologis adalah merangsang dan memberikan desakan ke
dalam, terutama pada organ tubuh bagian perut dan dada, serta
mengendurkan, melemaskan, dan mengulur bagian lunak yang
menyebabkan lancarnya peredaran darah dan meningkatkan kerja
syaraf.

5. Tapotement (Memukul)
Manipulasi ini sering digunakan pada Massage olahraga, yaitu gerakan
pukulan ringan dan berirama dengan jari-jari tangan, telapak tangan
atau kepalan. Dapat juga dilakukan secara mekanis atau dengan
bantuan alat yang digerakan tangan atau listrik. Yang sering digunakan
dan lebih baik adalah manipulasi “mencincang”, yang dilakukan oleh
jari-jari kedua belah tangan dengan jarak yang cukup berdekatan.
Gerakan dilakukan dengan irama hidup (irama yang bersemangat),
sesuai dengan keadaan dan tidak terputus-putus. Sikap tangan dapat
berupa setengah mengepal, jari-jari terbuka, dengan punggung jari-
jari atau dengan membentuk tangan seperti mangkuk (cupping).
Biasanya tapotement diberikan di daerah pinggang-punggung dan
pantat, tetapi boleh juga diberikan di tempat lain apabila diperlukan.
Dalam olahraga, manipulasi ini dipergunakan sebagai Massage
pemanasan dan pengembalian pulihnya fisik ke keadaan semula.
Pengaruh mekanis dari aksi tapotement, yang dilakukan dengan irama
cepat akan menimbulkan warna merah dan rasa panas yang berarti
mengalirnya darah lebih banyak pada daerah yang diMassage.
Pengaruh fisiologis yang ditimbulkan dari manipulasi pukulan adalah
meningkatkan peredaran darah arteri terutama pada jaringan otot,
menimbulkan kontraksi otot (idiomuskuler) sehingga dapat membantu
kelancaran pertukaran zat dalam tubuh.
6. Walken (Menggosok Melintang Otot)
Manipulasi walken diberikan pada daerah-daerah yang lebar.
Pelaksanaanyan hamper sama dengan effleurage, tetapi dilakukan
dengan melintang otot dengan menyusur panjangnya otot. Walken
selalu dikerjakan dengan kedua tangan dan jari-jari rapat. Gosokan
kedua tangan dilakukan dengan arah yang berlawanan, satu menarik
dan yang satu mendorong, arahnya naik menuju jantung.
Pengaruh mekanis adalah aksi walken dalam membantu pemanasan
badan (warming up) dan sebagai manipulasi untuk mendeteksi
kelainan-kelainan akibat cedera.
Pengaruh fisiologis adalah memberikan rangsangan pada persyaratan
dan jaringan di bawah kulit.

7. Vibration (Menggetarkan)
Getaran ini dapat diberikan melalui ujung jari, dua jari atau tiga jari
yang dirapatkan. Caranya dengan sikap membengkok siku, jari-jari
ditekankan pada tempat yang dikehendaki, kemudian kejangkan
seluruh lengan tersebut. Getaran ini biasanya diberikan pada tempat-
tempat yang sensitive (peka), misalnya di lekuk bawah kepala,
sekeliling persendian, di sudut luar scapula, dsb. Vibration termasuk
manipulasi Massage terapi dan sangat efektif untuk memacu
persyaratan dalam upaya penyembuhan.
Manipulasi dapat dilakukan beberapa kali, dan biasanya pada akhir
Massage keseluruhan tubuh (general massage).
Pengaruh mekanis dari aksi vibration adalah merangsang
(menstimulasi) pada organ-organ dalam yang penting.
Pengaruh fisiologis pada vibration adalah merangsang syaraf vegetatif
(tak sadar) pada alat-alat dalam melalui aksi pada bagian luar.
8. Skin Rolling (Menggeser Lipatan Kulit)
Sering kali dilakukan untuk Massage penyembuhan (terapi). Pada
tempat-tempat yang permukaannya sempit (kecil) dapat dikerjakan
dengan menggunakan satu tangan, sedangkan untuk tempat-tempat
yang lebar dikerjakan dengan kedua tangan secara bersama-sama.
Caranya dengan mencubit kulit, ibu jari didorongkan dan jari-jari yang
lain melangkah-langkah berjalan ke depan.
Pengaruh mekanis adalah aksi skin rolling dalam mempertinggi tonus
otot dan memperbaiki pertukaran zat serta peredaran darah di bawah
kulit.
Pengaruh fisiologis dapat melepaskan kulit dari jaringan ikat dan
melebarkan pembuluh kapiler di bawah kulit.

9. Stroking (Mengurut).
Biasanya dilakukan dengan menggunakan ibu jari, kedua ujung jari,
tiga jari atau ke empat ujung jari yang dirapatkan kemudian dengan
tekanan menggerakkan jari-jari tersebut menyusur diantara kanan dan
kiri tulang belakang (inter vertebrae), antar otot (inter musculair),
antar iga (inter costae), dst.
Manipulasi ini juga merupakan teknik Massage pengobatan yaitu untuk
menemukan kelainan-kelainan berupa pengerasan-pengerasan otot
(miogelosen), ketegangan-ketegangan atau benjolan-benjolan pada
otot tersebut.
Pengaruh mekanis adalah aksi Stroking dalam melemaskan jaringan
sehingga sirkulasi darah dan pertukaran zat menjadi lancer dan baik.
Pengaruh fisiologis yaitu mempengaruhi syaraf vegtatif (syaraf tak
sadar) pada jaringan-jaringan di bawah kulit.
B. Manipulasi Pembantu Massage
Diantara kesembilan manipulasi pokok terdapat pula manipulasi
lainnya yang disebut manipulasi pembantu atau sekunder. Manipulasi
ini dapat berfungsi melengakapi dan menyempurnakan prosedur
menipulasi pokok. Manipulasi pembantu dapat dikatakan sebagai teknik
pengembangan (improvisasi) dari manipulasi pokok yang dilakukan
pada saat dan kondisi tertentu. Beberapa manipulasi pembantu yang
penting adalah :
1. Goncangan (ke kiri/kanan dan atas/bawah) dan memutar.
2. Tekanan.
3. Tarikan (Cubitan) dan peregangan.
4. Beberapa prosedur Massage lainnya.

1. Goncangan dan Memutar.


Manipulasi ini dilakukan dengan jari-jari membengkok mengambil
bagian bawah dan atas pada bagian yang berotot pada lengan atas dan
bawah, paha atau betis dan gerakan-gerakan kesamping (kiri/kanan)
dan keatas/kebawah. Manipulasi dilakukan dengan irama yang hidup
serta tangan berpindah-pindah dengan sangat berdekatan. Bila gerakan
dilakukan dengan baik, goncangan ini akan melemaskan otot-otot,
menambah fleksibilitas jaringan-jaringan, menurunkan ketegangan
saraf, dan menenangkan daerah yang diMassage.
Teknik memutar dilakukan seperti halnya dengan goncangan,
akan tetapi dengan jari-jari tangan lurus dan telapak tangan
ditekankan lebih kuat pada jaringan (lokal) yang diMassage. Manipulasi
memutar ini bermanfaat bagi keseluruhan jaringan lunak di sekitar
daerah tersebut. Efek manipulasi memutar sama halnya dengan
goncangan, karena kedua-duanya dapat dikombinasikan sebagai
variasi. Para olahragawan menggunakan goncangan dan memutar
dengan tujuan melemaskan otot-otot pada waktu beristirahat (di sela-
sela pertandingan/turun minum) atau sesudah pertandingan.

2. Tekanan
Tekanan adalah prosedur kuno yang diberikan pada bagian yang
kecil atau lebih besar dari tubuh. Tekanan akan berubah secara teknis
berdasarkan luas daerah yang diMassage.
Tekanan pada punggung dilakukan dengan kekuatan pada akhir
Massage local (partial) atau Massage keseluruhan badan (general) dan
indikasi hanya pada pasien yang sehat dan kuat. Untuk melakukan
manipulasi ini dipergunakan telapak tangan dengan jari-jari lurus
dilakukan pada kiri-kanan tulang belakang (columna vertebralis) dalam
posisi telungkup. Tekanan dilakukan sekali atau berkali-kali pada
tempat yang sama tanpa intensitas yang berlebih-lebihan. Untuk
melaksanakan tekanan yang kuat akan tetapi hemat tenaga digunakan
berat badan, yang disalurkan pada telapak tangan melalui lengan yang
lurus.
Tekanan yang dilakukan pada saraf adalah prosedur Massage
terapi, yang dilakukan dengan menekan terus-menerus atau secara
vibration (menggetarkan) pada suatu pangkal saraf yang sensitif atau
pada cabang yang pokok.

3. Tarikan (Cubitan) dan Peregangan.


Tarikan dan peregangan adalah prosedur Massage pada
persendian dan jaringan yang dilakukan pada akhir Massage. Untuk
melaksankan tarikan, masseur/masseuse memegang dengan tangan
sebelah di bagian atas persendian dan tangan yang lain berada di
bawah persendian kemudian menarik secara bersama-sama menuju ke
arah centripetal (jantung). Menipulasi ini terdiri dari tarikan sederhana
yang biasanya dikombinasikan dengan vibration, terutama dalam
Massage persendian untuk melawan gejala-gejala penurunan mobilitas
persendian dan pembesaran jaringan patologis di sekitar persendian,
terutama pada persendian tangan dan kaki.
Penarikan di samping kanan-kiri columna vertebralis cervicales
dilakukan pada posisi telungkup, posisi duduk dan berdiri dengan
mengangkatnya ke arah vertikal. Menipulasi tarikan dilakukan dengan
baik dan betul agar tidak menimbulkan memar dan rasa sakit pada
kulit. Peregangan adalah gerakan aktif atau pasif yang
menyempurnakan gerakan metodik dari persendian dalam hal latihan
(exercise) dan mempertahankan mobilitas.
Tarikan dan peregangan adalah manipulasi yang sangat berguna
dalam Massage olahrgawan, terutama dalam mengembalikan fungsi
cedera persendian dan otot.

4. Prosedur Massage Lainnya.


Prosedur Massage lainnya adalah semua manipulasi baru atau
variasi baru dari beerapa prosedur kuno. Bentuk atau jepitan kulit
disebut pengangkatan otot-otot. Jepitan diberikan pada bagian yang
berotot dari anggota tubuh sedangkan pengangkatan otot-otot
dilakukan pada bagian belakang.
Comotlah jaringan di bawah kulit dengan jari-jari bahkan otot sampai
batas elastisitas jaringan, kemudian biarkan lepas dari genggaman.
Manipulasi ini dilakukan dengan irama dari satu tempat ke tempat
lainnya pada bagian anggota tubuh yang berotot/berdaging.
Prosedur Massage yang ditulis di atas, dapat dilakukan satu
persatu atau dikombinasi. Biasanya friction dengan petrissage,
tapotement dengan stroking, goncangan dengan putaran, tekanan
dengan vibration atau tarikan dengan tekanan. Massage dibatasi
menurut keperluannya dan indikasinya dengan satu atau dua
manipulasi pokok, tetapi jika diperlukan dalam kondisi yang lebih luas,
lebih baik seluruh manipulasi pokok dikerjakan.

Dari ke-sembilan manipulasi pokok yang dipakai dalam Massage


sistem Swedia, khusus manipulasi tapotement, skin rolling dan stroking
merupakan manipulasi-manipulasi terapi (pengobatan).
Dalam pelaksanaanya ke-sembilan manipulasi pokok ini tidak
selalu digunakan secara keseluruhan, tetapi hanya dipakai beberapa
manipulasi saja sesuai kebutuhan. Sebagai contoh seseorang yang
mengalami kekakuan pada otot betisnya setelah mengikuti gerak jalan,
maka Massagenya adalah dengan memeberikan manipulasi-manipulasi :
Effleurage, Petrissage, Walken, Shaking, Effleurage.
Mengapa hanya 5 (lima) macam manipulasi saja yang digunakan ?
Karena kekakuan otot setelah melakukan gerak jalan jelas bukan
merupakan suatu kelainan atau cedera yang serius, tetapi karena
tertimbunnya zat lelah (asam laktat/asam susu) pada otot tersebut.
Dengan memberikan Effleurage (gosokan) diharapkan peredaran
darah akan menjadi lebih lancar, sehingga asam laktat dapat terserap
mengikuti peredaran darah balik (vena). Kemudian diberikan Petrissage
(pijatan) dimaksudkan agar kekakuan otot tersebut menjadi lemas
kembali dan pengangkutan sisa pembakaran menjadi lebih lancer.
Berikutnya diberikan Walken (gosokan melintang otot) dengan maksud
jika ada rangsangan yang terlalu besar pada persyarafan dan terdapat
kelainan jaringan di bawah kulit dapat segera diketahui dan gerakan
Walken akan menimbulkan efek panas yang menyebabkan lancarnya
pembuluh darah balik (vena). Setelah itu diberikan manipulasi Shaking
(goncangan) yang berguna untuk menggendorkan, melemaskan otot
dan merangsang (menstimulasi) organ-organ tubuh sehingga dapat
berfungsi kembali dengan baik dan pertukaran zat-pun akan menjadi
lebih lancar. Akhirnya diulang kembali manipulasi Effleurage dengan
maksud untuk mengadakan re-check (memeriksa kembali) apakah
masih ada kekakuan otot di tempat tersebut atau tidak. Effleurage
penutup, selain untuk mengadakan re-check, juga untuk memeberikan
rangsangan tambahan untuk mempelancar peredaran darah dan
menimbulkan rasa nyaman pada si pasien.

Massage Pada Tubuh Olahragawan


Sebelum mempelajari Massage pada olahragawan sesuai dengan
waktunya, maka perlu diketahui kegunaan Massage secara umum
terhadap manusia, yaitu :
1. Untuk menyegarkan atau menghilangkan kelelahan.
2. Untuk menaikkan kondisi fisik seseorang (warming up).
3. Untuk membantu prestasi olahragwan.
4. Untuk membantu mempercepat penyembuhan cedera tertentu.

Sesuai dengan fungsinya maka Massage boleh diberikan kepada


siapa saja sesuai dengan kebutuhan. Massage yang diberikan kepada
olahragawan yang dalam hal ini termasuk kategori orang-orang sehat,
maka dengan menggunakan manipulasi-manipulasi Massage olahraga
dirasa sudah cukup untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi
pada olahragawan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa pemberian
Massage terlalu banyak atau dosisnya berlebihan, tidak akan
menaikkan suhu badan dan meningkatkan fleksibilitas otot seperti yang
diharapkan, bahkan pasien tersebut akan menjadi lemas atau loyo.
Sebaliknya Massage yang diberikan dosisnya terlalu kurang, maka tidak
akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh olahragawan, sihingga tujuan
Massage tidak tercapai. Sedangkan Massage yang terlalu keras dalam
memberikan tekanan-tekanan, akan mengakibatkan memar-memar
atau rasa sakit. Jadi Massage yang paling baik adalah yang sesuai
dengan kebutuhan olahragawan, dengan memperhatikan kondisi si
pasien, sehingga dosisnya tidak berlebihan. Hal tersebut diperlukan
ketajaman felling (perkiraan) yang dapat dilatih dengan banyak
melakukan praktek Massage.

Kondisi-Kondisi Dalam Melakukan Praktek Massage


1. Massage Selama Latihan Intensif.
Dapat dilakukan Massage pada seluruh tubuh (general Massage)
maksimum satu sampai dua kali seminggu. Utamakan otot-otot yang
dipergunakan sesuai dengan cabang olahragawan, dan jika terjadi
suatu kelainan maka lakukan Massage sampai tuntas, meskipun harus
mengulang setiap hari.
2. Massage Sebelum Pertandingan (Pre Activity).
Massage yang dilakukan adalah Massage lokal (local massage)
yaitu Massage pada bagian otot-otot tertentu (lokal) yang banyak
memerlukan persiapan dan digunakan sesuai dengan jenis cabang
olahraganya. Massage ini membantu olahragawan dalam membantu
pemanasan (warming up) yang bertujuan merangsang sirkulasi darah,
otot dan syaraf dengan demikian olahragawan dapat dengan cepat
menyiapkan kondisi fisiknya.
3. Massage Selama Pertandingan (Inter Activity).
Dilakukan dengan waktu yang singkat, disela-sela istirahat pada
saat pemberhentian pertandingan (time out), yang bertujuan untuk
memberikan dampak psikologis pada olahragawan agar tetap
mempunyai ketenangan dan fokus terhadap jalannya pertandingan
(biasanya digunakan manipulasi Tapotement dan Shaking yang tidak
terlalu keras pada otot leher/pundak).
4. Massage Sehabis Pertandingan (Post Activity).
Massage yang diberikan setelah pertandingan berahkir dan
diberikan beberapa jam kemudian, karena saat lelah sekali setelah
pertandingan tidak boleh diMassage mengingat pada otot masih banyak
terdapat endapan asam laktat (lactyt acid) yang berakibat terjadinya
kekakuan, pengerasan dan rasa sakit pada otot sehingga menyebabkan
pada esok harinya olahragawan akan sulit bergerak.
Massage yang dilakukan adalah Massage keseluruhan tubuh (general
Massage) dengan durasi waktu sekitar 45 – 60 menit, yang bertujuan
mengembalikan kondisi olahragawan mendekati kondisi semula (pulih
asal) agar dapat melakukan pertandingan kembali.

URUT-URUTAN, POSISI DAN CARA MEMASSAGE

1. Posisi Tidur Telungkup


A. Paha Bagian Belakang.
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat).
c. Walken (menggosok melintang otot).
d. Shaking (menggoncang).
e. Effleurage (menggosok).

(a dan e)

(d)

(c)
B. Betis
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Walken (menggosok melintang otot)
d. Shaking (Menggoncang)
e. Effleurage (menggosok)

(a dan e)
(b)

(c)
(d)
C. Tumit
a. Effleurage (menggosok)
b. Pertissage (memijat)
c. Shaking (menggoncang)
d. Effleurage (memijat)
(a dan d)

(c)

(b)

D. Pinggang – Punggung
a. Effleurage (menggosok)
b. Friction (menggerus)
c. Walken (menggosok melintang otot)
d. Tapotement (memukul)
e. Shaking (menggoncang)
f. Skin Rolling (menggeser lipatan kulit)
(Catatan : hanya untuk pengobatan)
g. Effleurage (menggosok)

(c)

(a dan g)

(d)

(f)
E. Pantat
a. Effleurage
b. Friction (menggerus)
c. Walken (menggosok melintang otot)
d. Tapotement (memukul)
e. Effleurage (menggosok)
(a dan e)

(c)

(b)
2. Posisi
(d)
Tidur
Telentang
A. Paha Bagian Depan
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Walken (menggosok melintang otot)
d. Shaking (menggoncang)
e. Effleurage (menggosok)
(a dan e)

(c)

(d)
B. Tungkai Bawah Bagian Depan
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Shaking (menggoncang)
d. Effleurage (menggosok)

(a dan d)

(b)

(c)
C. Punggung Kaki / Kura-Kura Kaki
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Stroking (mengurut antar sela-sela jari kaki)
dan Friction (menggerus pada jari-jari kaki)
d. Shaking (menggoncang)
e. Effleurage (menggosok)

(a dan e)

(b)

D. Dada
a. Effleurage
(menggosok)

(d)
b. Walken (menggosok melintang otot)
c. Shaking (menggoncang)
d. Effleurage (menggosok)

(a dan d)

(b)

(c)

E. Perut
a. Efflurage (menggosok)
b. Walken (menggosok melintang otot)
c. Vibration (menggetarkan) atau
Racking (menggaruk)
d. Efflurage (menggosok)

(a dan d)

(c)

F. Lengan
a.
Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Shaking (menggoncang)
d. Effleurage (menggosok)

(a dan d)
(b)

(c)

A. Punggung Tangan
a. Effleurage (menggosok) dengan tambahan
Stroking (mengurut di sela-sela jari tangan)
b. Petrissage (memijat)
c. Shaking (menggoncang)
d. Effleurage (menggosok)
(a dan d)

(b)

(a dan d)
B. Jari-Jari Tangan
a. Effleurage
(menggosok)
b. Petrissage
(memijat)
c. Shaking
(menggoncang)
d. Effleurage
(b)
(menggosok)
3. Posisi Duduk
A. Tengkuk / Kuduk
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Tapotement (memukul)
d. Shaking (menggoncang)

e. Effleurage (menggosok)
(a dan e)

(b)

B. (d) Dahi
a.

Effleurage (menggosok)
b. Friction (menggerus)
c. Effleurage (menggosok)

(b)
(a dan c)

C. Kepala
a. Effleurage (menggosok)
b. Petrissage (memijat)
c. Friction (menggerus)
d. Cupping (memukul seperti mangkuk)
e. Effleurage (menggosok)

You might also like