You are on page 1of 16

COVER ..................................................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

PENILAIAN .........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

BAB II MASALAH

1. Bagaimana perkembangan awal akuntansi? ............................................................. 2


2. Bagaimana sejarah akunatansi? ................................................................................ 2
3. Bagaimana perkembangan akuntasi syariah? ........................................................... 2
4. Apa saja prosedur dan istilah yang digunakan dalam akuntansi syariah? ................. 2
5. Apakah hubungan antara akuntansi modern dan akuntansi syariah? ........................ 2

BAB III PEMBAHASAN

A. Perkembangan Awal Akuntansi ................................................................................ 3


B. Sejarah Akuntansi ..................................................................................................... 3
C. Perkembangan Akuntansi Syariah ............................................................................ 4
D. Prosedur dan Istilah yang Digunakan Dalam Akuntansi Syariah ............................. 6
E. Hubungan Antara Akuntansi Modern dan Akuntansi Syariah ................................. 10

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13


PENILAIAN

Nama Anggota Penilaian

1 Andi Ristiyaningsih (A1C116004)

2 Annisa Jasmine Alifia (A1C116005)

3 Arie Oktavianti (A1C116006)

4 Intan Komala (A1C117039)

5 Laras Hati Kusuma N (A1C117045)

6 Lalu Adibia Faesal (A1C117042)

Makalah

Persentasi

Keaktifan

Penanya 1.

2.

3.

4.

5.

6.
BAB I

PENDAHULUAN
Akuntansi sebagai salah satu ilmu yang pada zaman sekarang sering diterapkan dalam
mengelola aset keuangan, telah dikenal sejak zaman dahulu, salah satu tokoh yang dianggap
berperan penting dalam mengembangkan ilmu ini adalah Luca Paciolli yang berkebangsaan
Italia.
Namun sebenarnya pengetahuan tentang hal ini, sudah jauh sebelumnya diterapkan oleh
bangsa arab. Dalam perkembangan akuntansi itu sendiri bangsa arab juga telah banyak
memberikan sumbangannya, bahkan tidak menutup kemungkinan juga bahwa bangsa arablah
yang telah terlebih dahulu menerapkan konsep akuntansi didunia.
Maka dari itu, kemudian berkembanglah konsep akuntansi syariah, dimana dalam
pelaksanaannya berdasarkan pada ajaran ajaran islam atau ketentuan-ketentuan dalam islam.
Namun meskipun demikian, akuntansi syariah bukanlah suatu ilmu yang hanya bisa diterapkan
oleh negara-negara islam, karena akuntansi syariah sendiri juga banyak berkembang pesat
dinegara yang bukan negara islam.
Hal ini menandakan bahwa ajaran tersebut juga bersifat umum, selagi memberikan
kebaikan kepada masyarakat bukan hanya kepada orang tertentu saja. Jadi sangat penting bagi
kita untuk mengetahui bagaimana awalnya akuntansi syariah itu dikembangkan.

1
BAB II

MASALAH

1. Bagaimana perkembangan awal akuntansi?


2. Bagaimana sejarah akuntansi?
3. Bagaimana perkembangan akuntasi syariah?
4. Apa saja prosedur dan istilah yang digunakan dalam akuntansi syariah?
5. Apakah hubungan antara akuntansi modern dan akuntansi syariah?

2
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Awal Akuntansi


Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu bagian dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang
bersifat memiliki kebenaran absolut. Penemuan metode baru dalam akuntansi senantiasa
mengalami penyesuaian dengan kondisi setempat, sehingga dalam perkembangan
selanjutnya ilmu akuntansi lebih cenderung menjadi bagian dari ilmu sosial ( social
science), yaitu bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena keadaan
masyarakat dengan lingkungan yang bersifat lebih relatif.
Akuntansi dalam islam merupakan alat (tool) untuk melaksanakan perintah Allah S.W.T
(Qs.2.2 282) untuk melakukan pencatatan dalam melakukan transaksi usaha. Islam
memandang akuntansi tidak sekedar ilmu yang bebas nilai untuk melakukan pencatatan
dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk menjalankan nilai-nilai islam (Islamic
values) sesuai ketentuan syari’ah. Akuntansi yang kita kenal sekarang diklaim berkembang
dari peradaban barat (sejak paciolli), padahal apabila dilihat secara mendalam dari proses
lahir dan perkembangannya, terlihat jelas pengaruh keadaan masyarakat atau peradaban
sebelumnya baik Yunani maupun arab islam.

B. Sejarah Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu profesi tertua didunia. Ketika masyarakat mulai
mengenal adanya “perdagangan” maka pada saat yang sama mereka telah mengenal konsep
nilai (value) dan mulai mengenal system moneter (monetary system).
Walau akuntansi telah dimulai dari zaman prasejarah, saat ini kita hanya mengenal Luca
Paciolli sebagai Bapak akuntansi Moderen. Ia merupakan orang yang dianggap
menemukan persamaan akuntansi untuk pertama kali pada tahun 1494 dengan bukunya :
Summa de Arithmatica Geometria et Proportionalita. Dalam buku tersebut beliau
menerangkan mengenai double entry keeping sebagai dasar perhitungan akuntansi modern,
bahkan juga hamper seluruh kegiatan rutin akuntansi yang kita kenal saat ini seperti
penggunaan jurnal, buku besar (ledger) dan memorandum. Ia juga telah menjelaskan
mengenai ayat jurnal penutup (closing entries) dan menggunakan neraca saldo (trial
balance) untuk mengetahui saldo buku besar (ledger).

3
Sebenarnya Luca Paciolli bukanlah orang yang menemukan double entry book keeping
system, mengingat system tersebut telah dilakukan sejak adanya perdagangan antara
Venice dan Genoa pada awal abad ke-13 M setelah terbukanya jalur perdagangan antara
Timur Tengah dan Kawasan Mediterania. Hal ini diakui oleh Luca Paciolli bahwa apa yang
dituliskannya berdasarkan apa yang telah terjadi di Venice sejak satu abad sebelumnya.
Menurut Peragallo orang yang menuliskan double entry pertama kali adalah seorang
pedagang yang bernama Benedetto Cotrugli dalam buku Della Mercatua e del Mercate
Perfetto pada tahun 1458 namun baru diterbitkan pada tahun 1573.
Menurut Verno Kam (1990) ilmu akuntansi diperkenalkan pada zaman Feodalisme
Barat. Namun, setelah dilakukan penelitian sejarah dan arkeologi ternyata banyak data
yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan ini sudah dikenal akuntansi. Perlu
diingat bahwa matematika dan system angka sudah dikenal islam sejak abad ke-9 M. ini
berate bahwa ilmu matematika yang ditulis Luca Paciolli pada tahun 1941 bukan hal yang
baru karena sudah dikenal islam 600 tahun sebelumnya. Dalam buku “Accounting
Theory”, Vernon Kam (1990) menulis :
“menurut sejarahnya, kita mengetahui bahwa system pembukuan double entry muncul
di Italia pada abad ke-13. Itulah catatan paling tua yang kita miliki sengenai system
akuntansi “double entry” sejak akhir abad ke-13 itu. Namun adalah mungkin system double
entry sudah ada sebelumnya.”
Hendriksen, dalam buku “accounting Theory” menulis :
“…de introduction of arabic numerical greatly the growth of accounting.” (penemuan
angka Arab sangat membantu dalam akuntansi).
Kutipan ini menandai anggapan bahwa sumbangan Arab terhadap perkembangan
disiplin akuntansi sangat besar.

C. Perkembangan Akuntansi Syariah


 Zaman Awal Perkembangan Islam
Pendeklarasian negara islam di Madinah didasari oleh konsep bahwa seluruh muslim
adalah bersaudara tanpa memandang ras, suku, warna kulit dan golongan, sehingga
seluruh kegiatan kenegaraan dilakukan secara bersama dan gotong royong dikalangan
para muslimin. Muhammad RasulullahSAW bertindak sebagai seorang kepala negara
yang juga merangkap sebagai Ketua Mahkamah Agung, Mufti Besar, dan panglima
perang tertinggi juga penanggung jawab administrasi. Bentuk secretariat masih sangat
sederhana dan baru didirikan pada akhir tahun ke 6 Hijriah. Dalam perkembangan

4
selanjutnya, ketika ada kewajiban zakat dan “ushr (pajak pertanian dari muslim), dan
perluasan sehingga dikenal adanya jizyah (pajak perlindungan dari non-muslim) dan
kharja pajak hasil pertanian dari non muslim (pajak hasil pertanian dari nin muslim),
maka Rasul mendirikan Baitul Maal pada awal abad ke-7. Konsep ini cukup maju pada
zaman tersebut dimana seluruh penerimaan dikumpulkan secara terpisah oleh pemimpin
negara dan baru akan dikeluarkan untuk kepentingan negara walaupun disebutkan
pengelolaan Baitul Maal masih sederhana, tetapi nabi telah menunjuk petugas qadi,
ditaambah para sekretaris dan para pencatat administrasi pemerintahan.

 Zaman Empat Khalifah


Pada pemerintahan Abu Bakar, penelolaan Baitul Maal masih sangat sederhana.
Perubahan system akuntansi yang cukup signifikan dilakukan diera kepemimpinan
Khalifah Umar Bin Khatab dengan memperkenalkan istilah Diwan oleh Syaat Bin Abi
Waqas. Diwan dapat diartikan sebagai tempat pelaksanaan duduk, bekerja dan dimana
akuntansi dicatat dan disimpan. Diwan ini berfungsi untuk mengurusi pembayaran gaji.
Khalifah Umar menunjuk beberapa pengelola dan pencatat dari Persia untuk mengawasi
pembukuat Baetul Maal. Diwan yang dibentuk oleh khalifah umar memiliki 14
departemen dan 17 kelompok, dimana pembagian departemen tersebut menunjukan
adanya pembagian tugas dalam system keuangan dan pelaporan keuangan yang baik.
Pada masa itu istilah pembukuan dikenal dengan Jarridah atau menjadi istilah journal
dalam Bahasa Inggris yang berarti berita.
Pada zaman kekhalifahan dikenal keuangan negara. Kedaulatan islam telah memiliki
departemen-departemen atau disebut Diwan, ada Diwan pengeluaran (Diwan An-
nafaqat), militer (Diwan Al-Jayash), pengawasan, pemungutan hasil, dan sebagainya.
Diwan pengawas keuangan disebut Diwan Al-kharaj yang bertugas mengawasi segala
hal yang berkaitan dengan penghasilan. Pada zaman khalifah Mansur dikenal Khitabat
Al Rasul was Sirr, yang memelihara pencatatan rahasia. Untuk menjamin
merahasikannya hokum maka dibentuk Shahib Al-Shurta. Salah satu pejabat
didalamnya itulah yang disebut muhtasib yang lebih difokuskan pada sisi pengawasan
agama dan moral, misalnya mengenai timbangan, kecurangan alam penjualan, orang
yang tidak bayar utang, orang yang tidak solat jumat, tidak puasa pada bulan Ramadhan,
pelaksanaan masa idah, bahkan termasuk memeriksa iman.
Disisi lain, ada juga fungsi mhtasib dalam idang pelayanan umum (public service)
misalnya: pemeriksaan kesehatan, suplai air, memastikan orang miskin mendapat

5
tunjangan, bangunan yang mau roboh, memeriksa kelayakan pembangunan rumah,
ketidaknyamanan dan keamanan berlalulintas, jalan untuk pejalan kaki, menjaga
keamanan dan kebersihan pasar. Dari berbagai fungsi shahib al shurta dan muhtasib ini
dapat disimpulkan bahwa fungsi utamanya adalah untuk mencegah pelanggaran
terhadap hukum baik hukum sipil maupun hukum agama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa akuntansi islam adalah menyangkut semua praktik
kehidupan yang lebih luas tidak hanya menyangkut praktik ekonomi dan bisnis
sebagaimana dalam system kapitalis. Akuntansi islam sebenarnya lebih luas dari hanya
perhitungan angka, informasi keuangan atau pertanggungjawaban. Dia menyangkun
semua penegakan hukum sehingga tiak ada pelanggaran hukum baik hukum sipil atau
hukum yang berkaitan dengan ibadah.
Pengembangan lebih komprehensif mengenai Baitul Maal dilanjutkan pada masa
khalifah Ali Bin Abi Thalib. Pada masa pemerintahan beliau, system administrasi Baitul
Maal baik ditingkat pusat atau local telah berjalan baik serta telah terjadi surplus pada
Baitul Maal dan dibagikan secara proporsional sesuai tuntunan Rasulullah. Adanya
surplus ini menunjukkan bahwa proses pencatatan pada pelaporan telah berlangsung
dengan baik.

D. Prosedur dan Istilah yang Digunakan Dalam Akuntansi Syariah


Pencatatan dalam Negara Islam telah memiliki prosedur yang wajib diikuti, serta pihak
yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan atas aktivitas dan menemukan
surplus dan defisit atas pencatatan yang tidak seimbang. Jika ditemukan kesalahan maka
orang yang bertanggung jawab harus menggantinya. Hal ini merupakan salah satu bentuk
pengendalian internal (internal control), penerapan prosedur audit (audit procedur) serta
akuntansi berbasis pertanggung jawaban (responsibility accounting). Bahkan pengendalian
intern yang paling penting adalah pengendalian diri sendiri (self control) di mana Allah
mengetahui seluruh pikiran dan perbuatan semua makhluk-nya. Prosedur yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut (Zaid, 2004).
1. Transaksi harus dicatat setelah terjadi.
2. Transaksi harus dikelompokkan berdasarkan jenisnya (nature). Semua transaksi yang
sejenis dan sama harus dikelompokkan dalam pengelompokan yang sama. Butir 1 dan
2 di atas menjelaskan adanya pencatatan penggolongan serta adanya periodisasi
(Khususnya Zakat-dikenal dengan Az-houl) dan pengelompokan piutang.

6
3. Penerimaan akan dicatat di sisi sebelah kanan dan pengeluaran dicatat di sebelah kiri.
Sumber-sumber penerimaan harus dijelaskan dan dicatat.
4. Pembayaran harus dicatat dan diberikan penjelasan yang memadai di sisi kiri halaman.
Butir 3 dan 4 di atas memberikan penjelasan awal dari debit dan kredit, karena catatan
dari Yunani dan Persia melakukannya dengan pengelompokan penerimaan dan
pengeluaran bukan istilah kanan dan kiri.
5. Pencatatan transaksi harus dilakukan dan dijelaskan secara hati-hati.
6. Tidak diberikan jarak penulisan di sisi sebelah kiri, dan harus diberi garis penutup.
Garis ini disebut sebagai Attarkeen.
7. Koreksi atas transaksi yang telah dicatat tidak boleh dengan cara menghapus atau
menulis ulang. Jika Al Kateb melakukan kesalahan maka harus mengganti.
8. Jika akun telah ditutup, maka akan diberi tanda tentang hal tersebut.
9. Seluruh transaksi yang dicatat di buku jurnal (Al jaridah) akan dipimndahkan pada
buku khusus berdasarkan pengelompokan transaksi.
10. Orang yang melakukan pencatatan untuk pengelompokan berbeda dengan orang yang
melakukan pencatatan harian.
Butir 5-10 lebih menjelaskan pengendalian internal (Internal Control) serta bentuk
penerapan cut off, buku besar pembantu (subsidiary ledger) dan periodisasi akuntansi
(accounting period).
11. Saldo (disebut Al Hased) diperoleh dari selisih.
12. Laporan harus disusun setiap bulan dan setiap tahun. Laporan harus cukup detail dan
memuat informasi yang penting.
13. Pada setiap akhir tahun, laporan yang disampaikan oleh Al Kateb harus menjelaskan
seluruh informasi secara detail barang dan dana yang berada di bawah wewenangnya.
14. Laporan tahunan yang disusun Al Kateb akan diperiksa dan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dan akan disimpan di Diwan Pusat.

Dihubungkan dengan prosedur tersebut, terdapat beberapa istilah berikut.

1. Al-Jaridah
Merupakan buku untuk mencatat transaksi yang dalam bahasa Arab berarti koran atau
jurnal. Al-Jaridah sendiri telah ada ketika masa Daulah Bani Umayyah dan
dikembangkan ketika masa Daulah Bani Abbasiyah, dengan beberapa bentuk jurnal
khusus, seperti berikut ini.
a. Jaridah Al-Kharaj

7
Digunakan untuk berbagai jenis zakat seperti pendapatan yang berasal dari tanah,
tanaman, dan binatang ternak. Hal ini mirip dengan buku besar pembantu, serta
telah dilakukan proses pengurutan berdasarkan alfabetis dan wilayah untuk
memudahkan. Disusun dengan dua kolom mirip dengan debit dan kredit.
b. Jaridah Annafakat
Digunakan untuk mencatat jurnal pengeluaran.
c. Jaridal Al-Maal
Digunakan untuk mencatat jurnal pendanaan yang berasal dari penerimaan dan
pengeluaran zakat.
d. Jaridah Al-Musadereen
Digunakan untuk mencatat jrnal pendanaan khusus berupa perolehan dana dari individu
yang tidak harus taat dengan hukum islam seperti: orang non muslim.
2. Daftar Al-Yaumiyah (Buku harian/ dalam bahasa aran dikenal dengan nama:
Ruznamah)
Daftar digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Ash-Shahed (jurnal voucher). Jurnal
voucher merupakan tanggungjawab al kateb dan disetujui oleh pimpinan Diwan dan
Menteri. Setelah itu baru dapat digunakan dan dicatat.
Bentuk umum dari Daftar diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Daftar Attajwihat
Buku yang dicatat untuk mencatat berbagai anggaran pembelanjaan.
b. Daftar Attajwilat
Buku yang untuk mencatat keluar masukya dana antara wilayah dan pusat pemerintahan.
Al-Khawarizny membagi beberapa jenis daftar (Siswanto, 2003) sebagai berikut.
a. Kaman al-khadradjyang merupakan dasar-dasar survei.
b. Al-wardjmenunjukkan daftar utang per individu beserta daftar pembayaran cicilan.
c. Al-Ruznamadjatau buku harian yaitu melakukan pencatatan dan pembayaran dan
penerimaan setiap hari.
d. Al-Khatmamerupakan laporan pendapatan dan pengeluaran per bulan.
e. Al-Khatma Al-Djami’amerupakan laporan tahunan.
f. Al-Taridjmerupakan tambahan catatan untuk menunjukkan kategori secara
keseluruhan.
g. Al-Aridamerupakan 3 kolom jurnal yang totalnya terdapat di kolom ke tiga.
h. Al-Bara’amerupakan penerimaan pembayaran dari pembayar pajak.

8
i. Al-Muwafaka wal-djama’amerupakan akuntansi yang komprehensif disajikan oleh
‘amil. Apabila hasilnya benar maka akan ditandatangani oleh muwafaka, sedangkan
apabila terdapat perbedaan disebut dengan muhasaba.

Sedangkan orang yang memperkenalkan istilah daftar kepada tentara adalah Abu
Muslim yang pada akhirnya menjadi pedoman di masa dinasti Abbasiyah. Namun
demikian, ada perbedaan dengan regular yang diusulkan oleh Al-Khawarizmy.
Pembagian akuntansi untuk kantor militer (diwan al-djaysh), Al-Khawarizmy
membagi menjadi sebagai berikut.

a. Al-Djarida Al-Sawda, merupakan daftar nama prajurit, silsilah, asal suku dan
deskripsi fisik yang selalu disiapkan setiap tahun.
b. Radj’a, merupakan daftar permintaan yang dikeluarkan oleh mu’ti (pimpinan)
untuk tantara tertentu di daerah terpencil.
c. Al-Radj’a Al-Djami’a, merupakan permintaan umum yang dikeluarkan oleh mu’ti
untuk akun umum (tama’)
d. Al-Sakk, permintaan persediaan untuk akun umum yang menunjukan pembayaran
dengan nomor dan jumlah serta tanda dari pihak yang memiliki otoritas.
e. Al-Mud’mara, permintaan persediaan yang dikeluarkan selama periode akun
umum.
f. Al-Istikrar, merupakan persediaan setelah dilakukan pembayaran.
g. Al-Muasafa, adalah daftar yang menunjukkan lingkungan yang menyebabkan
terjadinya perubahan lingkungan.
h. Al-Djarida Al-Musadjadidala, adalah register yang tersegel.
i. Al-Fihrist, adalah aftar persediaan yang terdapat pada Diwan.
j. Al-Dastur, copy umum atas beberapa draf.

3. beberapa jenis laporan keuangan diantaranya sebagai berikut.

a. Al-Khitmah, merupakan laporan yang dibuat setiap akhir bulan yang


menunjukkan total penerimaan dan pengeluaran. Al-Khitmah dalam Bahasa Arab
berarti : lengkap atau akhir, dan dapat juga disiapkan akhir tahun Al-Khitmah.
Walaupun biasa digunakan untuk laporan bulananpemerintah juga biasa
digunakan oleh para pedagang muslim dengan tujuan untuk mengetahui besarnya
keuntungan sebagai dasar perhitungan zakat.

9
b. Al-Khitmah Al-Jameeah : merupakan laporan yang disiapkan oleh Al-Khateb
tahunan dan diberikan kepada atasannya (biasa disebut Al-Mawafaka-penerima)
berisi pendapatan, beban dan surplus / deficit setiap akhir tahun. Al-Kitmah Al-
jameeah dalam Bahasa arab berarti laporan akhir yang lengkap.
c. Bentuk perhitungan dan laporan zakat akan dikelompokkan pada laporan
keuangan terbagi menjadi 3 yaitu :
1) Arraj Minal Mal (yang dapat Tertagih)
2) Aemun Kasir Minal Mal (piutang tidak dapat tertagih)
3) Al Muta’adir Wal Muttahayyer Wal Muta’akkid (piutang yang sulit dan
piutang bermasalah sehingga tidak tertagih)

Penerapan akuntansi pada waktu itu tidak terlepas system perdagangan yang
dikenal dengan konsep mudarabbah. Perintan Syariah yang termaksud dalam (QS 2 :
282) mewajibkan pencatatan dan pemeriksaan (praktik akuntansi dan audit) dengan baik
dan benar, (QS 11 : 85) yang mewajibkan muslim untuk melakukan proses penakaran
atau timbangan dengan benar yang pada prinsipnya sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yaitu reabiliti dan veriviabiliti serta untuk tujuan perhitungan zakat.

E. Hubungan Antara Akuntansi Modern dan Akuntansi Syariah


Perkembangan ilmu pengetahuan termasuk sistem pencatatan pada zaman dinasti
abbasiah (750 – 1258M) sudah sedekimian maju, sementara pada kurun waktu yang hampir
bersamaan, eropa masih berada dalam periode The Dark Ages. Dari sini, kita dapat melihat
hungan antara luca paciolli dan akuntansi islam.
Luca paciolli sebagaimana telah diterangkan pada bagian sebelumnya, adalah seorang
ilmuan sekaligus juga seorang pelajar di beberapa universitas italia. Hal ini dibuktikan
bahwa sejak tahun 1202M, buku-buku para ilmuan muslim atau arab telah banyak
diterjemahkan ke negara eropa seperti yang dilakukan oleh Leonardo Vibonacci Opisa
dengan judul Liber abacci, verba Filiorum dan Evistola De Proportitione et
Propotionalitate. Visa banyak belajar mengenai angka dan bahasa arab. Sehingga didalam
bukunya disebutkan bahwa ia menyarankan dan menerangkan manfaat mengenai angka
arab termasuk dalam pencatatan transaksi. Tahun 1484M, Paciolli pergi dan bertemu
temannya Onovrio Dini Florence seorang pedagang yang suka berpergian ke afrika utara
dan konstantinopel, sehinggu diduga paciolli mendapat ide tentang double entry tersebut
dari temannya ini. Bahkan, Alfred Lieber (1968) mendukung pendapat tersebut bahwa

10
memang ada pengaruh dari pedagang arab pada italia, walaupun arab itu tidak berarti hanya
muslim saja.
Alasan teknis yang mendukung hal tersebut adalah; Luca Paciolli mengatakan bahwa
setiap transaksi harus dicatat dua kali, yaitu disisi sebelah kredit dan disisi sebelah debit.
Dengan kata lain bahwa pencatatan harus diawali dengan menulis sebelah kredit kemudia
disebelah debit. Hal ini memunculkan dugaan bahwa paciolli menerjemahkan hal dari
bahasa arab yang memang menulis dari sebelah kanan.

11
BAB IV

KESIMPULAN

Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu bagian dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang bersifat
memiliki kebenaran absolut. Penemuan metode baru dalam akuntansi senantiasa mengalami
penyesuaian dengan kondisi setempat, sehingga dalam perkembangan selanjutnya ilmu
akuntansi lebih cenderung menjadi bagian dari ilmu sosial ( social science), yaitu bagian dari
ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena keadaan masyarakat dengan lingkungan
yang bersifat lebih relatif.

Saat ini kita hanya mengenal Lucal Paciolli sebagai bapak akuntansi modern. Padahal
dalam perkembangannya akuntansi tidak bisa dilepaskan dari sumbangsih dari bangsa Arab.
Maka dari itu muncullah sebuah konsep yang dinamanya konsep akuntansi syariah, yang
pada dasarnya didasarkan pada ketentuan pada agama islam.

Pencatatan dalam Negara Islam telah memiliki prosedur yang wajib diikuti, serta pihak
yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan atas aktivitas dan menemukan
surplus dan defisit atas pencatatan yang tidak seimbang. Jika ditemukan kesalahan maka
orang yang bertanggung jawab harus menggantinya. Hal ini merupakan salah satu bentuk
pengendalian internal (internal control), penerapan prosedur audit (audit procedur) serta
akuntansi berbasis pertanggung jawaban (responsibility accounting). Bahkan pengendalian
intern yang paling penting adalah pengendalian diri sendiri (self control) di mana Allah
mengetahui seluruh pikiran dan perbuatan semua makhluk-nya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2017. Akuntansi Syariah di Indonesia 4. Jakarta Selatan:
Salemba Empat.

13

You might also like