You are on page 1of 4

Tugas Ilmu Kesehatan Mata

Oleh:
Syarifa Aisyah, S.Ked
04054821618018

Pembimbing:
dr. H. A. K. Ansyori, Sp.M(K), M.Kes, MARS

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
1. Tuliskan perbedaan hasil tes sensibilitas pada masing-masing penyebab
ulkus kornea?
Saraf-saraf sensorik kornea didapat dari cabang pertama (opthalmicus)
nervus kranialis trigeminus. Penderita diminta melihat jauh ke depan kemudian
dirangsang dengan kapas kering dari bagian lateral kornea, lalu dilihat
terjadinya refleks mengedip. Bila ada refleks tersebut menandakan fungsi
trigeminus masih baik.1
Tes sensibilitas juga dapat mengalami kelainan akibat infeksi pada kornea.
Tes sensibilitas pada ulkus kornea yang disebabkan oleh infeksi bakteri
biasanya didapatkan hasil yang normal. Untuk ulkus kornea yang disebabkan
oleh infeksi virus didapatkan tes sensibilitas yang menurun, sedangkan pada
infeksi jamur didapatkan tes sensibilitas yang meningkat.1

2. Sebutkan dasar diagnosis ulkus kornea et causa infeksi jamur?


Pasien ulkus kornea et causa infeksi jamur banyak dijumpai pada pekerja
pertanian, namun sekarang banyak juga pada penduduk perkotaan sejak mulai
dipakainya obat kortikosteroid dalam pengobatan mata.2
Pada anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan gejala beberapa minggu
setelah infeksi jamur ini. Pasien datang dengan keluhan mata merah, nyeri,
pandangan kabur, fotofobia, mata berair, dan adanya kotoran mata kental yang
bersifat purulen. Riwayat trauma terutama tumbuhan, tanah, kemasukan benda
asing, dan pemakaian steroid topikal lama serta penggunaan lensa kontak.
Riwayat penyakit sistemik juga diperlukan untuk kemungkinan terjadi kondisi
imunosupresi.1,2,3
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya penurunan visus pada mata
yang mengalami infeksi oleh karena adanya defek pada kornea sehingga
menghalangi refleksi cahaya yang masuk ke dalam media refrakta. Pada
pemeriksaan slit lamp seringkali iris, pupil, dan lensa sulit dinilai oleh karena
adanya kekeruhan pada kornea. Hiperemis didapatkan oleh karena adanya
injeksi konjungtiva ataupun perikornea. Tanda yang umum pada pemeriksaan
slit lamp yang tidak spesifik yaitu injeksi konjungtiva, kerusakan epitel kornea,
supurasi, infiltrasi stroma, reaksi pada bilik mata depan, dan hipopion. Pada
fluoresens test didapatkan warna hijau yang menunjukkan defek kornea yaitu
hilangnya sebagian permukaan kornea. Dilakukan pemeriksaan scrapping
kornea dengan pewarnaan gram, giemsa, dan KOH untuk memastikan
mikroorganisme penyebab. Pada jamur dilakukan pemeriksaan scrapping
kornea dengan spatula Kimura dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop.
Selanjutnya dikultur dengan agar saboraud atau agar ekstrak maltosa.1,2,3

3. Sebutkan ciri-ciri defek kornea et causa infeksi jamur?


Ulkus kornea akibat infeksi jamur bersifat indolen, infiltrat kelabu,
berbentuk sirkuler dengan permukaan yang kasar dan meluas secara perlahan-
lahan dengan batas ireguler. Ulkus sendiri sedikit menonjol, disertai gambaran
sebaran infiltrat atau abses seperti satelit pada abses primer, sehingga terdapat
gambaran yang disebut sebagai fenomena satelit. Terlihat penebalan endotel
kornea pada ulkus ini disertai reaksi bilik mata depan yang hebat.1,2 Didapatkan
juga perdangan yang nyata pada bola mata, sering disertai dengan hipopion.
Abses kornea sering dijumpai pada ulkus kornea akibat infeksi jamur ini.2

Gambar 1. Ulkus kornea et causa infeksi jamur

4. Sebutkan indikasi operasi pada penderita katarak dengan glaukoma


primer sudut tertutup?
DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidarta. Ulkus Kornea dalam Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2008. Hal. 85-89.
2. Vaughan, Daniel G. Oftalmologi Umum. Ed 17.Jakarta: EGC. 2012
3. Singh D. Fungal keratitis: Medscape Reference. 2013 Available at:
http://emedicine.medscape.com/ (Diakses pada 13 Oktober 2017).

You might also like