You are on page 1of 9

J. Tek.Ling Vol.8 No.1 Hal.

34-42 Jakarta, Januari 2007 ISSN 1441-318

BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF


ANTARA MITOS dan FAKTA ILMIAH
Djoko Padmono dan Joko Prayitno Susanto
Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract

In the year of seventienth where the energy crisis struck the world, the
competing person looked for the alternative to energy change the source
of conventional energy (petroleum). One of the topics that it was hoped
became alternative was BIOGAS from the process of the anaerobic
fermentation of organic matter either agricultural or food industrial waste.
Several parameters were studied to prove that anaerobic fermentation
of the solid organic matter could become the BIOGAS as alternative
energy replaced petroleum. Currently these all ideas were remains at
the myth completely.
The reality from investigation of the technology degradation process /
digestion of the organic matter by making use of this anaerobic
fermentation system was only could be used as one of the waste
treatment as the solving problem of pollution of the environment, with
results of taking the form of BIOGAS that could be made use of as
substitution energy for the waste treatment it self. In other words
anaerobic fermentation technology of the solid waste was one of the
solid waste treatments with minimal energy. Energy that was needed for
waste treatment process will be produced from himself to substitute
energy that was used from the network of the public (PLN). So as to be
hoped energy that usually is taken from the national net (PLN) for the
processing of waste could be reduced, and was subtituted with energy
biogas that was produced by him.

Key words: biogas, energy alternative

1. PENDAHULUAN diberbagai negara seperti : “Bihugas plant”


(Jerman),“Gobar gas plant” (India), “Marsh
1.1 Latar Belakang gas plant” (China). Istilah ini muncul lebih
kurang 200 tahun yang lalu dimana gas
Istilah plan biogas umumnya timbul dari air yang membanjiri “Marshland”
dibayangkan sebagai suatu tangki (bejana) yang mudah terbakar. Hal ini mengilhami
untuk menghasilkan biogas (gas methana) adanya teori bahwa energi gas ini dapat
melalui pencernaan anaerobik dari limbah dihasilkan dari dekomposisi bahan organik
pertanian atau limbah organik lainnya dalam cairan tetapi pada lingkungan bebas
seperti kotoran ternak, sisa hasil partanian oksigen.
restoran, limbah pabrik makanan, dan
sebagainya. Berbagai nama lain dengan Pada masa krisis energi periode
pengertian sejenis telah digunakan tahun tujuh-puluhan yang menyebabkan

34 Padmono, D. dan. Susanto, P.S. 2007


biaya energi melonjak tak terkendali, timbul Produksi biogas tersebut dapat
usaha-usaha untuk mencari energi alternatif digunakan sebagai bahan bakar seperti
sehingga tidak bergantung pada pengadaan untuk kompor, lampu, refrigerator, dan lain-
energi dari sumber konvensional yang dapat lain. Sukses tertinggi yang telah dicapai
tersendat. Pengembangan potensi proses menunjukkan bahwa biogas dapat
biologis dalam mengkonversi pengem- menggerakkan motor bensin bensin atau
bangan biomasa menjadi energi melalui motor disel dan sepenuhnya menggantikan
IPTEK dari sumber non-konvensional terus bensin dengan biogas dalam mengerakan
berkembang. Biogas sebagai hasil proses motor bakar tersebut. Dari hasil kajian ini,
fermentasi anaerobik dari limbah pertanian negara-negara barat telah menyatakan
diangkat dalam imajinasi masyarakat dan bahwa biogas adalah energi yang
disebarluaskan sebagai salah satu potensi dibangkitkan dari proses fermentasi
bahwa plan biogas adalah solusi yang anaerobik bahan padat organik sebagai
dibutuhkan, tidak hanya menyelesaikan energi alternatif “pengganti” energi
masalah energi sebagai energi alternatif, konvensional bahan bakar minyak (BBM).
akan tetapi juga sekaligus dapat
menyelesaikan masalah limbah itu sendiri. Namun demikian hasil pengkajian
yang telah dilakukan terhadap pembuatan
Namun demikian, dengan berjalannya biogas dari gulma air (eceng gondok)
waktu, harapan besar yang bertumpu pada maupun pembuatan biogas dari limbah
pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif rumah potong hewan (RPH) untuk
ini terbentur pada fakta-fakta ilmiah yang mengatasi permasalah lingkungan dengan
bertentangan dengan harapan. menggunakan reaktor Totally Mixed (volume
25 m3), maupun “Fixed Bed” (volume dari 2
1.2 Maksud dan Tujuan ~ 900 m3), diketahui bahwa harapan-harapan
ang disebutkan di atas tidaklah sesuai
Penulisan makalah ini dimaksudkan dengan harapan, sebagaimana yang
untuk membandingkan berbagai mitos diungkapkan pada awal terjadinya krisis
(harapan) tentang pemanfaatan biogas energi tersebut.
sebagai energi alternatif dengan fakta ilmiah
pemanfaatan biogas dalam kehidupan Fakta-fakta ilmiah yang telah
sehari-hari. Adapun tujuan penulisan ini terungkap tersebut memberikan gambaran
adalah untuk memberikan gambaran yang bahwa biogas sebagai energi alternatif
sesungguhnya kepada masyarakat tentang hanya merupakan sebuah “MITOS” yang
keterbatasan pemanfaatan biogas, sebagai sangat berbeda dengan harapan
sumber energi alternatif. sebelumnya.

2. PEMBAHASAN 2.1 Mitos Biogas sebagai Energi


Alternatif
Setelah adanya embargo minyak
pada tahun 1973, semua orang berlomba- a. Mitos Biogas Plan sebagai obat
lomba untuk mencari energi alternatif mujarab
termasuk fermentasi anaerobik penghasil
biogas. Beberapa eksperimen didapatkan Di Indonesia pada umumnya ladang
bahwa dari limbah padat pertanian dapat peternakan tidak sebesar yang dapat
dihasilkan biogas dengan kandungan metan ditemui di luar negeri. Petani biasanya
60 – 70% dengan mereduksi waktu retensi hanya memiliki beberapa ekor (4-5 ekor).
proses dari 50 – 60 hari menjadi 25 – 30 Letak antar pemilik saling berjauhan
hari untuk pengolahan limbah padat, bahkan sehingga pengelolaan limbah peternakan
untuk limbah cair bisa mencapai 3 – 5 hari. akan membutuhkan waktu dan tenaga. Hal

Biogas sebagai... J.Tek.Ling. 8 (1): 34-42 35


ini mempersulit penanganan limbah menuju tenaga yang terampil untuk melaksanakan
lokasi pengolahan terpusatnya. Bahkan pengelolaan tersebut. Energi yang
diperkirakan hanya ada satu atau dua dibutuhkan harus dikaji tidak hanya dalam
pengusaha saja yang memiliki peternakan jumlah, tetapi juga pada variasi penggunaan
besar (lebih dari 100 ekor). Diketahui pula energi. Kondisi terbaik yang bisa dilakukan
bahwa tidak semua RPH memotong hewan bila diketahui kebutuhan energi
besar hingga di atas 300 ekor setiap hari. berkesinambungan sehingga plan
dioperasikan dengan fasilitas penampung
Salah satu RPH terbesar di Indonesia gas (gas-holder).
adalah (RPH Cakung – Jakarta Timur),
mempunyai kandang penyimpanan ternak Tabel-2. Pemakaian daya pada
sebelum dipotong mencapai 1500 ekor/hari Anaerobic Totally Mixed Reactor 25
dan kemampuan memotong ternak setiap
hari 800 – 1000 ekor/hari. Dari hasil Alat Daya Waktu Perioda Daya
pengamatan penulis terhadap siklus (Watt) (Jam) (Kali) (KWh)
penyimpanan dan pemotongan hewan Conveyor 5 1 1 5
dihasilkan limbah sebagaimana dapat dilihat Pompa dll 10 0,5 12 60
dalam Tabel-1. TOTAL DAYA 65
Tabel -1. Rata-rata Produksi Limbah RPH
Dapat dikatakan pula bahwa
Cakung
pemanfaatan teknologi “Fermentasi An-
Jenis Jumlah Rata2 aerobik” adalah suatu upaya penanganan
(kg/ekor/hr)
limbah padat organik dengan kebutuhan
Sisa pakan 3.1 - 6.2 5.2 energi minimal dari substitusi energi hasil
Kotoran sapi 2.9 - 3.5 4.3 konversi biogas menjadi listrik sebagai hasil
Pakan plus kotoran 5.3 - 10.7 7.5 samping pengolahan limbah tersebut.
Isi rumen 30.0 - 40.0 32.5
b. Mitos Fermentasi Anaerobik dapat
Sumber : Hasil pengamatan Djoko Padmono (1)
. mereduksi volume limbah padat

Dari tabel di atas dapat diketahui Proses degradasi anaerobik adalah


bahwa energi listrik yang dihasilkan dari proses pencernaan bahan organik oleh
pengolahan isi rumen dari limbah RPH bakteri anaerobik menjadi biogas. Bahan
Cakung sebesar 250 kWh setiap hari. Bila yang dicerna oleh bakteri anaerobik adalah
diasumsikan, dibutuhkan 20 reaktor sejenis bahan organik yang mudah didegradasi
untuk mengolah seluruh isi rumen (degradable organic), biasanya dinyatakan
membutuhkan energi total mencapai lebih dalam BOD, COD terlarut atau TVS. Besaran
dari 5000 kWh setiap hari, berarti masih ini hanya mencapai 80 – 90 % dari total
dibutuhkan energi tambahan dari jaringan padatan tersuspensi (TSS) seperti terlihat
PLN untuk menggerakkan sistem dalam Tabel-4.
pengolahan limbah ini.
Terlihat disini bahwa bahan organik
Dengan kata lain, biogas atau metoda yang dapat dicerna oleh bakteri anaerobik
pengolahan fermentasi anaerobik dari bahan hanya sebesar 9.6 - 12 % dari seluruh
organik padat, tidak akan dapat menjadi masa limbah padat RPH. Berarti masih
obat mujarab. Energi yang dihasilkan dari lebih dari 80 % masa limbah padat tetap
pengolahan limbah padat pertanian belum berupa limbah padat.
dapat memenuhi seluruh kebutuhan energi
pengolahannya. Selain itu dibutuhkan Hanya bahan organik yang mudah
didegradasi (degradable organic substance)

36 Padmono, D. dan Susanto, P.S. 2007


Tabel-3. Pengamatan Pilot Plant penumbuh nutrien. BIOGAS hanyalah
Anaerobic Totally Mixed Reactor gabungan dari hidrogen dan karbon. Oleh
25 m3. sebab itu, seluruh nitrogen, phosphorous,
Item Keterangan potasium dan mineral lain tetap tinggal di
dalam limbah. Secara rinci, Taigenides5)
Reaktor Totally Mixed menggambarkan proses pencernaan
Volume 25 m3 anaerobik dalam bentuk skematik lajur
Bahan baku umpan Isi rumen utama seperti terlihat dalam Gambar-1.
Laju pembebanan 1 ton/hari Dalam skematik yang digambar-kan,
Produksi Biogas 25 m3 proses berlangsung pada konversi
Kandungan metana 60 % komponen molekul C , H , dan O komplek
menjadi molekul yang lebih sederhana
Energi spesifik 10 kWh / Nm3
hingga akhirnya terbentuk CH4 dan CO2
Efisiensi listrik 20 % dalam bentuk gas yang akan mening-galkan
Pemakaian energi 65 kWh proses, sedangkan unsur lain tetap
Sumber : Hasil pengamatan Djoko Padmono (1). tertinggal seperti ditunjukkan dalam redoks
degradasi bahan organik dalam proses
dari padatan yang akan direduksi menjadi anaerobik biogas reaksi berikut (3):
biogas. Sedangkan kandungan bahan
organik berada dalam batas antara 10 - 12 Reaksi oksidasi :
% dari seluruh limbah padat sehingga
reduksi bahan organik rata 80 % dari bahan C2H5COO- + 3H2O ÆCH3COO- + H+ + HCO3 –
yang mudah didegradasi (lebih kurang 8 – C3H7COO- + 3H2O Æ CH3COO- + H+
9.6 % dari seluruh padatan) tidak
mempunyai pengaruh berarti dari seluruh C2H5OH + 3H2O Æ CH3COO- + H+ + 3H2
volume limbah padat. Keuntungan yang C2H4OHCOO- + 3H2O Æ CH3COO- + H+ + 3H2
dapat diambil dari reduksi melalui stabilisasi
CH3COO- + 3H2O Æ HCO3 + CH4
bahan organik secara biologis adalah
terjadinya reduksi potensi pencemaran dari Reaksi reduksi :
beberapa bakteri phatogen yang terbawa
dalam isi rumen akan lenyap. Sehingga, hal 2HCO3Pt-Pt + 4H2+ H+ Æ CH3COO- + 4H2O
tersebut dapat diambil manfaat dari proses HCO3 - + 4H2 + H+ Æ CH4+ 3H2O
pencernaan anaerobik terutama jika waktu
SO4 + 4H2 + H+ Æ HS- + 4H2O
detensi proses lebih lama.
CH3COO - SO
- -
+ H2 Æ2HCO3 - + H2S
Tabel- 4. Daftar TSS dan TVS yang 4

terkandung dalam limbah padat NO3 + 4H2 + 2H +


Æ NH4 - + 4H2O

Item TSS (%) TVS(%TSS ) CH3COO + NO + H + H2O Æ 2HCO3- + NH4-


-
3
- +

2NO3- + 5H2 + 2H+ Æ N2 + 6H2O


Kotoran sapi 12 80
Isi rumen 12 85 Lebih lanjut, sebagaimana diuraikan
oleh Stephan Harper (1987)(3) pembentukan
Kotoran ayam 15 80
metana pada phasa metanogenik adalah
c. Mitos Produksi BIOGAS akan sebagai berikut :
menghilangkan nutrien
CO2 + H2 Æ CH4 + 2 H2O
Pada kenyataannya bahwa proses 4 HCOOH Æ 3 CO2 + CH4
pencernaan anaerobik justru dapat
CH3COOH Æ CO2 + CH4
mempertinggi nilai suatu limbah sebagai

Biogas sebagai... J.Tek.Ling. 8 (1): 34-42 37


Gambar -1. Skematik Lajur Utama Proses Pencernaan Anaerobik (5)

4 CH3OH Æ CO2 +3 CH4 + 2 H2O d. Mitos Biogas adalah proses


CH3OH + H2 Æ CH4 + H2O fermentasi sederhana oleh bakteri
Methana
4 CH3NH2 + 2 H2O Æ CO2 + 3 CH4 + 4 NH3
2 (CH3)2NH +2 H2O Æ CO2 + 3 CH4 + 2 NH3 Proses pencernaan anaerobik adalah
deretan reaksi yang sangat kompleks dari
4 (CH3)3N + 6 H2O Æ 3 CO2 + 9 CH4 + 4 NH3 campuran kultur bakteri yang cukup lebar(3).
Terdapat tiga kelompok bakteri penting
Lagi pula, karena terjadi minera- dalam proses ini. Kelompok pertama,
lisasi, nilai fertilasi (pupuk) dari ampas padat melikuidasi dan mengkonversi bahan
lebih baik dari limbah awal. Produk akhir organik molekul panjang menjadi organik
dari suatu proses pencernaan limbah padat, berantai pendek; kelompok kedua, merubah
selain biogas juga dihasilkan ampas padat organik rantai pendek menjadi asam lemak
yang tidak berbau, berstruktur baik dan untuk kemudian diubah menjadi asetat,
mudah mengalir(4). Hal terakhir ini baik untuk sedang kelompok ketiga melakukan
diekspos sebagai pilihan pembuatan konversi asetat tersebut menjadi methana
kompos dari limbah padat RPH (Gambar-2).

38 Padmono, D. dan Susanto, P.S. 2007


Ketiga kelompok tersebut banyak metana dan karbon dioksida yang hanya
ditemukan di alam bebas, terutama pada merupakan bagian kecil dari padatan
kotoran sapi, sehingga kultur murni tidak terkandung dalam limbah, berarti sukar
dibutuhkan untuk memulia proses. diharapkan bahwa proses ini bisa menjadi
suatu proses penghasil energi utama.
Dalam proses fermentasi anaerobik
ini yang diperlukan adalah pengelolaan yang Sedangkan nutrien yang dihasilkan
wajar terhadap lingkungan hidup, bagi menjadi lebih berarti dengan terbuangnya
kelompok bakteri tersebut seperti molekul C, H, O sebagai gas metana dan
temperatur, keasaman, lingkungan bebas karbon dioksida, yang selanjutnya dapat
oksigen, pencatuan yang memadai, serta dimanfaatkan sebagai pupuk alam.
waktu tinggal hidraulik yang sesuai. Sekali
kondisi pertumbuhan tercapai, bakteri akan Oleh sebab itu, kurang tepat bila
dapat diaktifkan sangat cepat dan dapat dikatakan bahwa biogas sebagai suatu
dijaga hingga waktu yang tidak terbatas alternatif energi pengganti energi
selama kondisi lingkungan hidup setiap konvensional (BBM). Karena pada
kelompok bakteri terjaga baik. Perubahan kenyataannya biogas yang dihasilkan dari
mendadak pada faktor lingkungan hidup proses pencernaan anaerobik hanya dapat
dapat menghasilkan gangguan hebat pada mensubstitusikan energi yang dibutuhkan
proses dan dapat mematikan proses untuk proses pengolahan limbah itu sendiri.
pencernaan, misalnya produksi asam Bila sekiranya masih ada kelebihan energi
mengingkat tajam yang akan merupakan baru dapat dimanfaatkan oleh industri
inhibisi bagi proses metanogenik. penghasil limbah untuk keperluan dalam
industri itu.
Bila hal ini terjadi, dibutuhkan
beberapa minggu bahkan bulan untuk 2.2 Fakta Biogas dari Hasil Kajian
menjalankan lagi proses pencernaan yang Ilmiah
stabil. Hal ini mengapa dibutuhkan pengelola
yang terampil walaupun untuk digester a. Biogas plan bukan sebagai obat
sekecil apapun. mujarab (Panacea)

e. Mitos Biogas sebagai Energi Biogas adalah suatu proses


Alternatif fermentasi anaerobik yang didasarkan pada
berapa bahan organik yang dapat
Proses pencernaan bahan organik didegradasi. Untuk dapat memenuhi jumlah
adalah hanya merupakan suatu konversi biogas yang diharapkan harus dipenuhi
dari bahan yang tidak dapat diterima oleh jumlah sumber penghasil bahan organik
lingkungan (limbah) menjadi bahan yang yang memadai. Limbah padat organik pada
tidak mengganggu lingkungan dan bukan kenyataannya (dapat dilihat dari
suatu investasi ekonomi. Energi dan nutrien perbandingan organik total dengan organik
pada proses fermentasi anaerobik, terlarut) memiliki sangat sedikit bahan
dikonversi dari suatu limbah, oleh sebab itu, organik yang mudah didegradasi (8 % dari
adalah tidak memungkinkan proses total padatan). Dari umpan reaktor 1 (satu)
pencernaan bahan organik ini diharapkan ton setiap hari hanya dihasilkan 100 kwh,
untuk menjadi proses penghasil sumber untuk reaktor 25 m3. Untuk dapat mengolah
daya utama. seluruh limbah padat dibutuhkan 20 reaktor
sejenis. Sedangkan energi yang dibutuhkan
Sebagaimana dijelaskan dimuka, untuk menggerakkan reaktor tersebut
proses anaerobik biogas adalah konversi banyak membutuhkan energi listrik (+ 65
molekul-molekul C, H, O menjadi gas

Biogas sebagai... J.Tek.Ling. 8 (1): 34-42 39


Pembentukan selulosa dan hemiselulosa lambat
A Dengan waktu tinggal yang pendek degradasi substrat tidak sempurna
Tindakan untuk mempercepat hidrolisa dari polisakarida tampak dominan
Pembentukan asam melalui penguraian karbohidrat
B Proses peragian terhambat dengan pH dan konsentrasi asam yang tinggi, Perlu
pengendalian pH
C Simbiosa antara bakteri asetogenik dan metanogenik membantu pemanfaatan hidrogen
Kenaikan tekanan parsial H2 akan menghambat bakteri asetogenik
Hindari turbulensi tinggi untuk mengatasi bahaya pengcancuran asosiasi sel.
Gambar -2. Konversi biomasa menjadi Biogas 3)

kwh) untuk pengadukan agar reaktor selalu % bahan tersebut tetap berupa bahan
dalam kondisi homogen. organik yang sukar didegradasi. Dengan
kata lain, 90 % bahan yang dimasukkan
Selain itu untuk dapat memiliki jumlah reaktor akan keluar kembali.
limbah padat sebanyak itu hanya dapat
dibangun di tempat peternakan sapi c. Produksi Biogas tidak menghi-
terkonsentrasi seperti peternakan sapi perah langkan nutrien
atau rumah pemotongan hewan. Sedangkan
untuk ternak yang tersebar bebas disuatu Kenyataan yang terjadi dalam proses
kabupaten atau kota adalah sulit untuk fermentasi anaerobik dari limbah padat
dapat mengumpulkan limbah padatnya. adalah kebalikan dari pernyataan ini. Proses
yang terjadi lebih didominasi oleh reaksi
Oleh sebab itu, Biogas, atau metoda unsur C, H dan O membentuk CH4 dan CO2
pengolahan fermentasi anaerobik dari bahan seperti terlihat dalam reaksi redoks diatas.
organik padat, tidak akan dapat menjadi Sehingga hasil proses pembentukan Biogas
obat mujarab karena ketidak terbatasan justru menyisakan nutrien-nutrien dalam
variabel dan perbedaan kebutuhan antara padatan yang keluar dari reaktor dan
ladang peternakan dan lokasi pengolahan memiliki nilai yang baik sebagai bahan
limbah. Energi yang dihasilkan dari pupuk alam atau kompos.
pengolahan limbah padat pertanian belum
dapat memenuhi seluruh kebutuhan energi d. Biogas bukan proses fermentasi
pengolahannya. sederhana oleh bakteri Methana

b. Fermentasi anaerobik tidak dapat Banyak peneliti sepakat bahwa


mereduksi volume limbah padat pembangkitan biogas adalah proses yang
sangat komplek dan rumit. Bakteri yang ikut
Biogas adalah suatu produk yang andil dalam proses fermentasi anaerobik
dihasilkan dari adanya proses fermentasi juga diakui oleh para peneliti tidak sedikit
anaerobik dari bahan organik terlarut. Bahan yang belum diketahui. Dalam reaksi redoks
organik yang akan diubah menjadi biogas diatas, maupun gambaran proses seperti
adalah organik yang mudah didegradasi dalam Gambar-2. barulah sebagian kecil
atau dalam pengukuran parameter adalah yang diduga oleh para peneliti, dan masih
berdasarkan COD terlarut dibandingkan banyak yang belum ditemukan.
COD total atau parameter TVS dibandingkan
TSS. Limbah padat hanya memiliki TVS e. Biogas bukan sebagai energi
berkisar 10 - 12 % masa total bahan seperti alternatif pengganti BBM
terlihat dalam Tabel 4. Proses degradasi
anaerobik optimum hanya 80 % dari bahan Pada awalnya pengkajian pembangkit
organik terlarut yang dicatukan. Berarti 90 biogas adalah untuk dapat menggantikan

40 Padmono, D. dan Susanto, P.S. 2007


(alternatif) bahan bakar minyak (BBM) Maka pernyataan bahwa proses
sebagai akibat terjadinya krisis energi di fermentasi anaerobik penghasil biogas dari
tahun 1980-an. Dari hasil pengamatan disini limbah padat adalah suatu sistem
terlihat bahwa untuk menghasilkan 100 pembangkit energi yang dapat digunakan
kWh/hari, harus mengoperasikan suatu sebagai pembangkit energi alternatif
reaktor anaerobik limbah padat dengan menggantikan BBM, tidak dapat lagi
volume 25 m3 dengan umpan 1 ton perhari. dipertanggung-jawabkan. Kenyataan kini,
Sedangkan energi yang dibutuhkan untuk yang harus diterima bahwa sistem
menghomogenkan bahan dalam reaktor pencernaan anaerobik adalah hanya
dibutuhkan energi sebesar 65 kWh. merupakan suatu proses penanganan
Sehingga dapat dikatakan bahwa limbah organik untuk menurunkan kadar
pembangkit biogas dari limbah padat bukan pencemar (limbah) sehingga dapat diterima
pilihan sebagai energi alternatif. Konsep ini oleh lingkungan, dimana proses tersebut
diubah menjadi teknologi pengolahan limbah menghasilkan produk sampingan biogas
organik agar mengurangi pencemaran yang dapat dimanfaatkan sebagai energi
lingkungan dengan energi seminimal penggerak mesin pembangkit listrik untuk
mungkin, dengan dimanfaatkannya biogas digunakan sebagai energi substitusi dalam
sebagai bahan bakar pembangkit listrik. mengoperasikan sistem pengolah limbah,
mengurangi pemakaian listrik dari PLN bagi
3. KESIMPULAN DAN SARAN unit indudtri penghasil limbah organik
tersebut.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dari penjabaran Biogas yang pernah
muncul diseluruh dunia pada tahun delapan- Teknologi penanganan limbah padat
puluhan, dapat dinyatakan bahwa proses dan cair organik dengan menggunakan
pencernaan anaerobik biogas atau biogas fermentasi anaerobik hanya akan
plant membutuhkan kemampuan dan bermanfaat bila pengelolaannya dilakukan
ketrampilan yang tinggi dalam pengelolaan, ditempat dengan sumber limbah yang
perawatan bakteri dan perancangan dari terpusat dan tidak berpencar.
sistem pengolah limbahnya. Kenyataan
yang harus dihadapi dalam penanganan Untuk selanjutnya lebih baik bila
anaerobik biogas adalah sebagai berikut: pengolahan bahan organik dengan teknologi
fermentasi anaerobik hanya limbah cair saja,
1). Biogas yang terbentuk dari limbah padat
sedangkan limbah padat (setelah
hanya dihasilkan kurang dari 12 % total
diekstraksi cairannya) diolah langsung
padatan bahan limbah.
dengan teknologi fermentasi aerobik
2). Kesetimbangan antara energi yang
pengomposan. Dengan cara demikian untuk
dibutuhkan dan yang dihasilkan relatif
mereka yang memiliki ternak lebih dari 3
berimbang sehingga tidak dapat disebut
(tiga) ekor sapi/kerbau sudah dapat
sebagai pembangkit energi alternatif.
memanfaatkan teknologi ini untuk
3). Proses yang terjadi didalam fermen-tasi
mendapatkan biogas sebagai bahan bakar
bahan organik sangat kompleks dan
memasak dan kompos dari padatannya.
peka terhadap perubahan kondisi
lingkungan hidup bakteri (temperatur
DAFTAR PUSTAKA
dan derajat keasaman), sehingga
membutuhkan keterampilan dan 1. Padmono, D.1993. Rancangan dan
kemampuan yang tinggi dalam studi kelayakan sistem skala penuh
pengelolaannya. – Penanganan limbah (padat dan cair)

Biogas sebagai... J.Tek.Ling. 8 (1): 34-42 41


RPH Cakung Jakarta Timur, Jakarta 3. Harfer Stephen, R.1987. Two Phase
. tidak dipublikasi. Anaerobic Digestion, Process
5. Taigenides. 1979. Biogas – Energy Biochemistry.
Recovery from Animal Waste, UNPD/ 4. Schuchardt. 1990. Studie ueber
FAO, Singapore moeglich-keiten der Kompostierung
von Schlachthoftabfaelen in Jakarta,
Indonesien, Institut fuer Technologie,
Braunschweig, 1990.

42 Padmono, D. dan Susanto, P.S. 2007

You might also like