Professional Documents
Culture Documents
1
Ester Elisabeth Wowor
2
Johnny Rompis
3
Rocky Wilar
1 2
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Universitas Sam Ratulangi Manado
ester.elisabeth14@gmail.com
Abstract. Sepsis is the most leading cause of morbidity and mortality in neonates. In sepsis,
the proinflammatory cytokines realeasing leads to disruption of plasma albumin and blood
glucose levels. This study aim to analyze the relationship of plasma albumin and blood sugar
levels with neonatal sepsis. Prospective observational analytic studies conducted on suspected
sepsis neonates at Pediatrics Department Sub Division Neonatology RSUP Prof.Kandou
Manado. Diagnosis of sepsis based on clinical symptoms and laboratory tests. Subjects are
grouped into two groups of neonatal sepsis and non-neonatal sepsis group (control group).
Plasma albumin and blood glucose level examined, then statistically analyzed. The statistical
analysis used was Pearson Chi- Square correlation and Fisher Exact. The data were processed
using SPSS 21. The results of this study indicate that hypoalbuminemia was found in 12
(75%) of 16 neonatal sepsis subject, whereas in non -neonatal sepsis only found 5 (22,7%) of
22 non-sepsis subjects. Statistically there is a highly significant difference (p=0,001). For the
impaired blood glucose (both hypoglycemia or hyperglycemia) there is no significant
difference between the two groups (p=0,466). Conclusion: There is a highly significant
relationship between hypoalbuminemia with neonatal sepsis. There was no significant
correlation between abnormal blood glucose levels with neonatal sepsis.
Keywords: neonatal sepsis, plasma albumin levels, blood glucose levels.
225
226 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 225-231
Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri babkan kerusakan organ. Inflamasi sel-sel
pada aliran darah bayi selama bulan per- endotelial menyebabkan vasodilatasi pada
tama kehidupan. Menurut The Internatio- otot polos pembuluh darah dan dapat
nal Sepsis Definition Conference (ISDC, terjadi peningkatan permeabilitas
2001), sepsis adalah sindrom klinis dengan pembuluh darah dan menyebabkan
7
adanya Systemic Inflammatory Response kebocoran kapiler. Kebocoran kapiler ini
1,2
Syndrome (SIRS) dan infeksi. Menurut menyebab-kan terjadinya difusi albumin
perkiraan World Health Organi-zation dari intra-vaskuler ke ekstravaskuler. Hal
(WHO) setiap hari kira-kira 8000 bayi yang ini dapat memicu terjadinya
8
baru lahir meninggal, dengan angka hipoalbuminemia.
mortalitas neonatus (kematian dalam 28 Selain itu pelepasan berlebihan dari
hari pertama kehidupan) adalah 23 per 1000 sitokin proinflamasi dan antiinflamasi yang
kelahiran hidup, dan 99% kematian tersebut terjadi pada sepsis tersebut dapat pula
3
berasal dari negara berkembang. Angka menyebabkan terjadinya perubahan pato-
kejadian/insidens sepsis di negara logis dalam organ vital dan sistem organ
berkembang cukup tinggi yaitu 1,8-18 per termasuk perubahan metabolisme. Produksi
1000 kelahiran hidup dengan angka berlebihan dari sitokin proinflamasi dan
kematian sebesar 12-68%, sedangkan di antiinflamasi pada sepsis dapat memicu
negara maju angka kejadian sepsis berkisar terjadinya resistensi insulin, yang menye-
antara 3 per 1000 kelahiran hidup dengan babkan terjadinya hiperglikemia pada awal
4
angka kematian 10,3%. Di Indonesia, terjadinya sepsis. Hiperglikemia pada
menurut data dan informasi kementerian sepsis juga berasal dari glikolisis otot dan
kesehatan RI tahun 2011 didapatkan angka lipolisis, kemudian glukoneogenesis dan
kematian bayi (Infant Mortality Rate) glikolisis hati.
9,10
Peningkatan produksi
5
sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Data hormon stres seperti adrenalin, kortisol dan
yang diperoleh dari Rumah Sakit Cipto glukagon pada pasien sepsis neonatorum
Mangunkusumo Jakarta periode Januari- juga berperan dalam terjadinya peningkatan
September 2005, angka kejadian sepsis 11
kadar glukosa darah.
neonatorum sebesar 13.68% dengan angka
6 Pada fase selanjutnya, terjadi pening-
kematian sebesara 14.18%. katan kerja metabolisme tubuh yang terjadi
Pada sepsis terjadi pelepasan sitokin terus-menerus, hipotermia, serta kesulitan
proinflamasi oleh makrofag dengan mediator- makan pada sepsis, dapat memicu terjadi-
mediatornya mengaktifkan banyak jenis sel, nya hipoglikemia pada neonatus. Hipo-
menginisiasi kaskade sepsis, dan glikemia merupakan sindroma metabolik
menghasilkan kerusakan endotel. Juga ter- yang biasa ditemukan pada pasien sepsis
jadi pelepasan sitokin anti inflamasi. Sitokin neonatorum, dan penelitian sebelumnya
proinflamasi terutama berperan menghasilkan menunjukkan bahwa sekitar 58% pasien
sistem imun untuk melawan kuman sepsis neonatorum mengalami hipoglike-
penyebab. Namun demikian, pem-bentukan mia.
12
Meskipun mekanisme terjadinya
sitokin proinflamasi yang ber-lebihan dapat hipoglikemia pada sepsis neonatorum fase
membahayakan dan dapat menyebabkan selanjutnya belum dapat dijelaskan secara
syok, kegagalan multiorgan serta kematian. pasti, namun ada beberapa faktor yang
Sebaliknya, sitokin anti inflamasi berperan berperan dalam terjadinya hipoglikemia
penting untuk mengatasi proses inflamasi pada pasien sepsis neonatorum, yaitu ada-
yang berlebihan dan mempertahankan nya peningkatan penggunaan glukosa
keseimbangan agar fungsi organ vital dapat perifer, cadangan glikogen yang rendah,
berjalan dengan baik. Kerusakan utama dan kekurangan asupan kalori / energi yang
akibat aktivasi makrofag terjadi pada endotel disebabkan oleh kesulitan makan.
13,14
dan selanjutnya akan menimbulkan migrasi
Tujuan peneltian ini untuk mengana-
leukosit serta pem-bentukan mikrotrombin
lisis hubungan kadar albumin plasma dan
sehingga menye-
glukosa darah dengan sepsis neonatorum.
Wowor, Rompis, Wilar; Hubungan Kadar Albumin Plasma... 227
Tabel 4. Gambaran GDS pada kelompok sepsis dan tidak terbukti sepsis.
Gambaran GDS Kelompok Total
Sepsis Non Sepsis
Hipoglikemia 1(6,2) 2(9,1) 3 (7,9)
Euglikemia 12(68,3) 13(59,1) 24 (63,2)
Hiperglikemia 4 (25,0) 7 (31,8) 11 (28,9)
Total 16 22 38
229 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 225-231
Hasil analisis data dengan uji korelasi SY dan Liu J di China melaporkan bahwa
Pearson menunjukkan terdapat hubungan dari 143 kelompok penderita sepsis pada
yang sangat bermakna antara kadar albumin anak, didapatkan 83 penderita (59,4%)
dan sepsis neonatorum (p = 0,001, OR = mengalami hipoalbuminemia. Penelitian
10,2). Pada penelitian ini juga di-dapatkan tersebut juga melaporkan bahwa terdapat
nilai odd rasio sebesar 10,2 yang berarti hubungan yang bermakna antara tingkat /
18
bahwa penderita sepsis neonatorum derajat penyakit dengan kadar albumin.
memiliki risiko untuk mengalami hipo- Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar
albuminemia sebesar 10 kali dibandingkan GDS pada 16 penderita sepsis didapatkan
dengan penderita non sepsis neonatorum. kadar hipoglikemia sebanyak satu (6,2%),
Pada sepsis terjadi peningkatan distri- kadar euglikemia sebanyak 11 (68,3%), dan
busi albumin antara intravaskular dan kadar hiperglikemia sebanyak empat
ekstravaskular, yang menyebabkan terjadi- (25,0%). Sedangkan pada 22 penderita non
nya perubahan kecepatan pembentukan dan sepsis didapatkan kadar hipoglikemia
penghancuran protein. Sehingga konsentra- sebanyak dua (9,1%), euglikemia seba-
si serum albumin akan menurun secara nyak 24 (63,2%) dan kadar hiperglikemia
perlahan dan tidak akan meningkat hingga sebanyak 11 (28,9%).
16
fase penyembuhan penyakit. Hasil analisis data dengan uji Fisher
Pada sepsis neonatorum terjadi pele- Exact menunjukkan tidak terdapat hubung-
pasan sitokin proinflamasi oleh makrofag, an yang bermakna antara kadar gula darah
yang mengaktifkan banyak jenis sel, dengan sepsis neonatorum (p = 0,466).
menginisiasi kaskade sepsis, dan meng- Pada sepsis terjadi stress dimana
hasilkan kerusakan endotel. Juga terjadi terjadi aktivasi sistem aksis hypothalamus-
pelepasan sitokin anti inflamasi. Pemben- pituitary-adrenal (HPA) dengan dile-
tukan sitokin proinflamasi yang berlebihan paskannya kortisol dari kelenjar adrenal.
pada sepsis neonatorum menyebabkan Peningkatan kortisol mengakibatkan pe-
terjadinya kerusakan endotel. Inflamasi sel- ningkatan pelepasan epinefrin, norepine-
sel endotelial menyebabkan vasodilatasi frin, glukagon dan growth hormone. Selain
otot polos pembuluh darah dan terjadi itu pada sepsis juga terjadi pelepasan
peningkatan permeabilitas pembuluh darah berbagai sitokin seperti IL-1, IL-6, dan
7
dan kebocoran kapiler. Kebocoran kapiler TNF-α yang berperan dalam terjadinya
ini menyebabkan terjadinya difusi albumin resistensi insulin pada sepsis. Adanya kom-
dari intravaskuler ke ekstravaskuler, yang binasi berbagai faktor tersebut memegang
menyebabkan terjadinya hipoalbuminemia peranan penting terjadinya hiperglikemia
8 19-21
pada penderita sepsis neonatorum. pada sepsis.
Pada sepsis neonatorum juga terjadi Hiperglikemia biasa terjadi pada awal
perubahan dalam sintesis albumin. Bila terjadinya sepsis, dan hal ini dapat di-
terjadi respons akut terhadap inflamasi dan anggap menguntungkan karena menyedia-
sepsis, maka terjadi peningkatan Protein C- kan suplai glukosa untuk energi yang
reaktif (C-reactive protein), dan terjadi adekuat untuk organ-organ tubuh. Namun
pelepasan TNF-α dan IL-6 yang berperan jika keadaan kritis sepsis ini berlanjut terus
dalam penurunan transkripsi gen albumin maka terjadi perubahan-perubahan patolo-
dan mengakibatkan penurunan sintesis gis yang memicu terjadinya hipoglikemia
albumin. Respons inflamasi yang terus pada fase selanjutnya.
13,14
menerus menyebabkan gangguan sintesis Pada hasil penelitian ini ditemukan
albumin yang berkepanjangan. Juga terjadi
tidak ada hubungan yang bermakna antara
perubahan dalam katabolisme albumin pada
kadar gula darah abnormal dalam hal ini
sepsis dan sangat mungkin bahwa endotel
vaskular yang berperan dalam degradasi hipoglikemia dan hiperglikemia dengan
16,17 sepsis neonatorum. Hal ini dapat disebab-
albumin ini. kan oleh karena penderita sepsis neonato-
Penelitian yang dilakukan oleh Qian rum yang menjadi sampel penelitian telah
230 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 225-231
12. Campos DP, Silva MV, Machado JR, akses : 2 Oktober 2012)
Castellano LR, Rodrigues V, Barata 18. Qian SY, Liu J. Relationship between
CHC. Early-onset neonatal sepsis: cord serum albumin level and prognosis in
blood cytokine levels at diagnosis and children with sepsis, severe sepsis or
during treatment. Jornal de Pediatria. septic shock. Zhonghua Er Ke Za Zhi.
2010; 86(6):509-14. 2012; 50(3):184-87.
13. Fernandez BA, Perez IC. Neonatal 19. Muniandy S, Qvist R, Yan GOS, Bee
hypoglycemia – current concepts. CJ, Chu YK, Rayappan AV. The
Hypoglycemia – Causes and Occurences. oxidative stress of hyperglycemia and the
2011. Madrid, Spain. inflammatory process in edothelial cells.
14. Perkin RM, Swift JD, Newton DA, Anas The Journal of Medical Investigation.
NG. Pediatric Hospital Medicine: 2009; 56:6-10.
Textbook of Inpatient Management 2nd 20. Wen-Kei Y, Wei-Qin L, Ning L, Jie-
edition; 2008; Philadelphia, USA. Shou L. Influence of acute hyperglycemia
15. Rahardjani KB. Hubungan Antara in human sepsis on inflammatory cytokine
Malondialdehyde (MDA) dengan Hasil and counterregulatory hormone
Luaran Sepsis Neonatorum. Sari Pediatri. concentrations. World J Gastroenterol.
2010; 12(2):82-7. 2003; 9(8):1824-27.
16. Nicholson JP, Wolmarans MR, Park 21. Andersen SK, Gjedsted J, Christiansen
GR. The role of albumin in critical illness. C, Tannesen E. The roles of insulin and
Br J Anaesth 2000; 85:599-601. hyperglycemia in sepsis pathogenesis.
17. Peralta R et al. Hypoalbuminemia Journal of Leukocyte Biology. 2004;
clinical presentation. Di akses dari 75(3): 413-21.
www.emedicine.medscape.com. (tanggal