Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Alumina
Material ini meleleh pada suhu 2051 oC dan mempertahankan kekuatannya bahkan
pada suhu 1500 sampai 1700oC. Alumina mempunyai ketahanan listrik yang tinggi
dan tahan terhadap kejutan termal dan korosi. Alumina (Al2O3) diperoleh dari
pengolahan biji bauksit yang mengandung 50-60% Al2O3 ; 1-20% Fe2O3; 1-10% silika;
sedikit sekali titanium, zirkonium dan oksida logam transisi lain; dan sisanya (20-
30%) adalah air. Pengolahan ini dilakukan dengan menggunakan proses Bayer yang
mengambil manfaat dari fakta bahwa oksida alumina amfoter larut dalam basa kuat
tetapi besi (III) oksida tidak. Proses Bayer terdiri dari tiga tahap reaksi yaitu:
1. Proses Ekstraksi
dan dipisahkan dari besi oksida terhidrasi serta zat asing tak larut lainnya
dengan penyaringan.
3. Proses Kalsinasi
Al 2 O3 .3H 2 O + kalor → Al 2 O3 + 3H 2 O
Alumina yang dihasilkan melalui proses Bayer ini, mempunyai kemurnian yang tinggi
Aluminium oksida (Al2O3) atau yang lebih dikenal dengan alumina adalah
insulator (penghambat) panas dan listrik yang baik. Aluminium oksida (Al2O3)
udara. Logam aluminium sebenarnya amat mudah bereaksi dengan oksigen di udara.
sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi permukaan aluminium. Lapisan ini
(http://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium_oksida)
PT. INALUM tidak menghasilkan alumina sendiri tetapi diperoleh dari negara
lain terutama dari negara Australia. Spesifikasi alumina yang diperlukan untuk
Pemasukan alumina itu sendiri ke dalam pot reduksi telah di atur secara
kontinyu oleh komputer. Dimana, dilakukan pemecahan kerak tengah terlebih dahulu
Particle Size
Anoda Karbon
Anoda karbon berfungsi sebagai reduktor dalam proses elektrolisis alumina. Anoda
karbon diproduksi pada pabrik karbon (Carbon Plant). Komposisi karbon terdiri dari
60% kokas minyak, 15% hardpitch, dan 20% butt (puntung anoda).
1. Tahan terhadap perubahan panas (heat shock) sehingga sulit retak pada saat
2. Angka muai panas yang rendah agar anoda sulit terlepas dari tangkai anoda
efektif.
dan udara.
Anoda di dalam pot berjumlah 18 buah, dengan masa pakai tiap anoda rata-
rata 27-28 hari. Agar tegangan pot tetap stabil, penggantian anoda harus diatur, tiap
harinya satu anoda yang boleh diganti. Bila yang diganti anoda pojok, satu hari
berikutnya tidak ada penggantian anoda (dalam kondisi pot normal). Pada saat ini,
penggantian anoda dilakukan dengan bantuan ACC (Anode Changing Crane) (PT.
INALUM, 2009).
Komposisi utama dari larutan elektrolit (bath) adalah kriolit (Na3 AlF6). Lelehan
kriolit, yang berdisosiasi sempurna menjadi ion-ion Na+ dan AlF63-, merupakan
1000oC, tetapi titik lelehnya turun dengan adanya aluminium oksida terlarut, sehingga
suhu operasi sel hanya sekitar 950oC. Dibandingkan dengan titik leleh Al2 O3 murni
berikut:
Untuk memperbaiki sifat- sifat kriolit tersebut, bath biasanya ditambah dengan
beberapa bahan tambahan seperti fluorida, alkil metal, AlF3 dan CaF2.
Tinggi bath diukur setiap hari setelah pengisapan metal (metal tapping = MT).
Sedangkan temperatur bath diukur 5 kali seminggu, bertujuan untuk mengetahui rata-
rata temperatur pot. Kelebihan kandungan AlF3 di dalam bath dinyatakan dalam %Sa.
Aluminium fluorida berfungsi menjaga temperatur bath dan merupakan bahan yang
dituangkan secara manual jika AlF3 kurang didalam bath. Spesifikasi AlF3 yang
penguapan gas fluorida dan menjaga kompisi bath tetap stabil. Selain itu, kriolit akan
4 AlF3 + 3 Na 2 O → 2 Na 3 AlF6 + Al 2 O3
Fungsi utama AlF3 adalah menurunkan temperatur liquidus bath, sehingga pot
bisa dioperasikan pada temperatur yang lebih rendah. Bath cair terkadang perlu di
keluarkan dari dalam pot bila tidak sesuai dengan standar tinggi bath, 22 ± 2 cm, dan
apabila terjadi kekurangan, AlF3 akan ditambahkan ke dalam pot. Pemasukan ataupun
AlF3 % 93 min
Soda abu berfungsi memperkuat struktur katoda dan dinding samping agar sulit
tererosi. Lapisan dinding samping dengan Na2CO3 dilakukan pada tahap transisi untuk
membantu proses pembentukan kerak samping. Selain mencegah erosi oleh bath, soda
abu juga berfungsi sebagai isolasi termal. Berikut adalah tabel spesifikasi soda abu
(LOI) (gr/cm3)
Kemurnian 1,0 max 0,01 max 0,5 max 0,2 max 99,0 min 1,0 min %
melalui pelabuhan. Bahan-bahan tersebut adalah alumina, kokas, hard pitch. Alumina
akan dimasukkan ke silo alumina (alumina silo), kokas kedalam silo kokas (coke silo),
belt conveyer.
Alumina yang berada didalam silo alumina kemudian kemudian dibawa ke dry
scrubber system untuk direaksikan dengan gas HF yang berasal dari pot. Hasil dari
reaksi ini adalah reacted alumina yang akan dimasukkan kedalam hopper pot dengan
Kokas yang ada dalam silo kokas akan bercampur dengan butt (puntung
anoda) dan mengalami pemanasan. Kemudian dicampur dengan hard pitch yang
berfungsi sebagai perekat (binder). Campuran ketiga bahan ini akan dicetak
pemanggangan pada baking furnace. Hasilnya adalah blok anoda (anode block) di
Baking Plant. Anoda tersebut kemudian akan dikirimkan ke Reduction Plant untuk
diganti dan sisa-sisa anoda (butt) dibersihkan. Butt ini kemudian akan dihancurkan
dan dimasukkan ke silo butt. Butt kemudian dipakai kembali (recycle) sebagai bahan
Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Proses ini akan
menghasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk bereaksi
dengan alumina dan dibersihkan lalu dibuang melalui cerobong gas cleaning system.
Metal Transport Car (MTC). Di casting shop aluminium cair dimasukkan kedalam
holding furnace, lalu dituang ke casting machine untuk dicetak menjadi ingot
aluminium dengan berat masing-masing ingot seberat 22,7 kg (PT. INALUM, 2009).
Produksi aluminium dilakukan dalam sel elektrolisis atau pot. Alumina (Al2O3)
dipisahkan dalam elektrolit cair (bath) pada temperatur 960oC di dalam sel baja
segiempat yang besar yang saling berjajar dengan katoda blok karbon dan dilapisi
bricks. Aliran listrik searah (direct current, DC) dengan arus yang tinggi dan tegangan
yang rendah dilewatkan melalui blok karbon (anoda) yang dicelupkan dalam elektrolit
cair (bath), kemudian melewati lapisan aluminium cair (molten) yang mengumpul
diatas katoda karbon pada bagian bawah sel, lalu selanjutnya menuju ke katoda.
Batang baja dalam blok katoda membawa aliran listrik ke sel selanjutnya melalui
Elektrolisis Al2O3 terjadi dalam lapisan elektrolit cair (bath) yaitu lapisan
diantara anoda dan metal cair. Ion aluminium dalam Al2O3 direduksi untuk
membentuk aluminium cair, yang kemudian mengumpul diatas katoda pada bagian
bawah sel. Ion oksida bereaksi dengan anoda karbon dan menghasilkan
karbondioksida. Ini dikenal sebagai proses Hall-Heroult yang ditunjukkan oleh reaksi:
Aluminium cair dihisap (tapping) dari sel kedalam “ceret” raksasa dan di bawa ke
pabrik pencetakan (casthouse) dimana, aluminium cair itu akan dibentuk menjadi
Dalam industri peleburan aluminium, ada terdapat dua jenis tungku reduksi
yang dipergunakan yaitu Prebaked Anode Furnace (PAF) dan Soderberg Anode
Furnace (SAF). Perbedaan kedua tipe tungku tersebut terletak pada cara
1985).
SE = Sumitomo, 170 kA design, Side by side End riser) dengan sistem Centre Work
Pre Baked (CWPB). Arus listrik searah (DC) yang digunakan sebesar 188-200 kA
(sekarang ini kapasitas terpasang di INALUM adalah 190,3 kA), dengan tegangan tiap
pot (tungku reduksi) sekitar 4,2-4,4 volt. Pot satu dengan pot lainnya dihubungkan
secara listrik seri dan diletakkan bersisian (Side by Side). Daya yang digunakan untuk
satu pot kira-kira setara dengan 1600 rumah berdaya listrik 500 watt.
2 Al 2 O3 ( s ) + 3C ( s ) → 4 Al (l ) + 3CO2 ( g )
Mekanisme reaksi yang paling sering terjadi adalah reduksi Al2O3 secara langsung
dengan reaksi:
−
Al 2 O3 → AlO2 + AlO +
−
AlO2 → Al 3+ + 2O 2−
Dari reaksi diatas terbukti bahwa Al3+ akan bergerak ke katoda, sedangkan O2- akan
C ( s ) + O2 ( g ) → CO2 ( g )
C ( s ) + CO2 ( g ) → 2CO ( g )
Dari proses peleburan aluminium ini, selain menghasilkan gas CO2 dan CO,
dihasilkan pula gas HF yang diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan, melalui
reaksi:
2 AlF3 + 3H 2 O → Al 2 O3 + 6 HF , dan
2 Na 3 AlF6 (l ) + 3H 2 O ( g ) → Al 2 O3 ( s ) + 6 NaF ( s ) + HF ( g )
Gas-gas yang dihasilkan selanjutnya akan dihisap oleh main exhaust fan dan masuk ke
dalam DSS (Dry Scrubbing System), dimana sistem ini berfungsi menyaring debu dan
mengadsorbsi gas flourida yang berasal dari pot reduksi (gas HF akan bereaksi dengan
fresh alumina yang berasal dari silo dan menghasilkan reacted alumina). Selanjutnya
gas-gas yang sudah bersih tersebut dibuang ke atmosfer melalui exhaust stack
(PT.INALUM, 2009).
Aluminium
yang diinginkan pada logam. Dibandingkan dengan tembaga, besi, emas dan timbal,
yang telah dikenal sejak zaman kuno, aluminium relatif merupakan pendatang baru.
Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak bumi (8.1%),
tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Sir Humphry Davy
menemukannya sebagai aloi besi dan membuktikan sifat-sifat logamnya pada tahun
pada tahun 1825, melalui reaksi aluminium klorida dengan amalgam kalium yang
tahun 1886, ketika Charles Hall di Amerika Serikat (lulusan Oberlin College yang
berusia 21 tahun) dan Paul Héroult (berkebangsaan Perancis, berusia sama) secara
kerapatan aluminium yang rendah (ringan), suatu keunggulan dibandingkan besi atau
kendaraan (mobil) dan satelit. Konduktivitas listrik aluminium yang tinggi dan
kerapatannya yang rendah sangat berguna untuk digunakan dalam kabel transmisi
korosi merupakan sifat yang penting, seperti halnya kenyataan bahwa materi ini
menjadi lebih kuat pada suhu dibawah nol. (Baja dan besi adakalanya menjadi rapuh
pada kondisi tersebut.). Produk rumah tangga yang mengandung aluminium antara
lain foil, kaleng minuman ringan dan perabot dapur (Oxtoby, 2003).
penting yang dimiliki oleh aluminium itu sendiri. Sifat-sifat tersebut adalah :
1. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³)
Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan melting point
5. Kekuatan dan kekerasannya tidak begitu tinggi tetapi dengan pemaduan dan
(http://gabunganteknik.wordpress.com/2008/04/13/aluminium/)
logam yang tidak umum, sehingga metode biasa untuk memisahkan logam tidak
energi listrik. Oleh karena itu, harga produksinya sangat mahal, tidak hanya dalam
urusan biaya tapi juga dalam hal sumber energi. Karena alasan inilah, daur ulang
aluminium menjadi prioritas utama jika kita ingin meminimalkan penggunaan energi