Professional Documents
Culture Documents
ARTIKEL
Disusun Oleh :
Yulian Hasbi Almaududi
NIM. 14.0102.0071
1
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2018
2
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI,
LOCUS OF CONTROL, KAPASITAS INDIVIDU, DAN SISTEM
PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP BUDGETARY SLACK
(Studi Empiris Pada OPD di Kabupaten Temanggung)
Oleh
ˡ Yulian Hasbi Almaududi
² Muji Mranani, S.E., M.Sc. Ak., CA.
3
Annisa Hakim Purwantini, S.E., M.Sc.
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisinis
Universitas Muhammadiyah Magelang
E-mail: hasbi.jong@gmail.com
ABSTRACT
Budgetary slack is the deliberate under-estimation of budgeted revenue or over-
estimation of budgeted expenses. This allows managers a much better chance of "making
their numbers," which is particularly important for them if performance appraisals and
bonuses are tied to the achievement of budgeted numbers. This study aims to examine and
analyze budget participation, organizational commitment, locus of control, individual
capacity and the internal control system that influence budgetary slack in Regional Device
Organizations in the City of Temanggung. This study uses primary data obtained from
questionnaires to 24 OPD in Temanggung City. Questionnaires distributed were 72 copies,
questionnaires were returned and fulfilled the criteria of 68 copies. The sampling method
used is purposive sampling with the criteria of respondents are leaders, heads of subdivisions,
as well as treasurers or financial officers. Hypothesis testing in this study uses multiple linear
regression analysis. The results show that the compliance with accounting rules, individual
capacity positively affect budgetary slack. The internal control system positively affect
budgetary slac. Budget participation, organizational commitment and locus of control does
not affect budgetary slack.
Keywords: Budget participation, Organizational Commitment, Locus Of Control,
Individual Capacity, The Internal Control System, Budgetary Slack
3
A. Latar Belakang
Anggaran adalah suatu alat perencanaan dan pengendalian yang efektif dalam
dalam rangka mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi, termasuk juga
dampak langsung terhadap perilaku manusia. Dampak positif yaitu berupa peningkatan
kinerja manajer yang termotivasi dengan anggaran yang digunakan sebagai dasar
penilaian kinerja mereka. Dampak negatif yang mungkin timbul adalah kecenderungan
cenderung melebihi target yang ditetapkan dari anggaran dan realisasi belanja cenderung
dibawah target yang telah ditetapkan dari anggaran. Data PPID Kabupaten Temanggung
budgetary slack. Hal ini dapat dilihat pada laporan anggaran dan realisasi pendapatan dan
Tabel 1
Anggaran Dan Realisasi Pendapatan Belanja Daerah
OPD Pemerintah Kabupaten Tahun 2014-2017
Tahun Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Pendapatan pendapatan Belanja Belanja
Daerah
2014 1.237.722 1.226.140 -11.582 1.319.826 1.125.726 -194.100
2015 1.460.287 1.469.483 9.195 1.729.186 1.505.004 -224.182
2016 1.709.016 1.678.688 -30.328 1.881.135 1.739.542 -141.592
2017 1.851.464 1.768.603 -82.860 1.792.270 1.780.101 -12.168
Sumber: PPID Kabupaten Temanggung diolah tahun 2018 (dalam jutaan)
Bisa dilihat pada tahun 2015 target anggaran bisa dilampaui dengan selisih cukup
besar sehingga kinerjanya akan dinilai baik oleh pihak legislatif, sedangkan untuk
belanja daerah tahun 2014, 2015, 2016, dan 2017 target anggaran belanja bisa dibilang
besar tetapi realisasi belanja yang dilakukan jauh dari target yang dianggarkan dan akan
4
menjadi anggapan oleh legislatif bahwasanya eksekutif dapat menghemat belanjanya.
melebihi target yang ditetapkan dan realisasi belanja cenderung dibawah target yang
organisasi, locus of control, dan sistem pengendalian internal terhadap budgetary slack
internal berpengaruh terhadap budgetary slack namun Locus of control tidak mempunyai
asimetri informasi, komitmen organisasi dan ambiguitas peran terhadap budgetary slack
B. Tinjauan Pustaka
1) Partisipasi Anggaran
bawahan ataupun dari pihak pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk dapat
terlibat dalam proses pembuatan dari penyusunan anggaran dari perusahaan tersebut.
5
Partisipasi anggaran merupakan suatu proses dari pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh dua bagian atau lebih dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak
masa depan terhadap mereka yang membuatnya. Penyusunan anggaran ini menunjukkan
merupakan proses kerja sama antara manajer tingkat bawah selaku agen dan manajer
tingkat atas selaku prinsipal dalam pengambilan keputusan dalam penganggaran. Proses
kerja sama tersebut menimbulkan konflik kepentingan antara agen dengan prinsipal
karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran
menurunkan usaha pencapaian tujuan organisasi jika terdapat kecacatan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu siapa yang seharusnya dilibatkan dalam
Hasil penelitian Sawitri (2016), Lukka (1988), Triadhi (2014), Kartika (2010), Pratama
(2013), Mahadewi (2014), dan Basyir (2016) menunjukkan bahwa apabila partisipasi
anggaran tinggi maka semakin tinggi budgetary slack yang akan terjadi pada instansi
hanya berhubungan dengan tingkat keluar masuknya individu, melainkan juga berkaitan
dengan tingkat kerelaan individu untuk berkorban bagi perusahaan. Berdasarkan teori
institusional terjadinya budgetary slack pada level organisasi sektor publik disebabkan
oleh institutional environment dan task environment yang tidak mendukung seperti tidak
adanya komitmen yang kuat dari individu untuk memberantas praktik budgetary slack.
Jika individu mengejar kepentingan pribadi dengan kata lain komitmen organisasi
6
rendah, maka individu tersebut dalam partisipasi penganggaran akan berusaha
melakukan budgetary slack agar kinerjanya terlihat baik. Sebaliknya, jika individu
memiliki komitmen organisasi yang tinggi maka budgetary slack akan rendah. Hubungan
komitmen organisasi dengan budgetary slack mengacu pada penelitian yang dilakukan
oleh Sugiwardani (2012) dan Wati (2017) yang menunjukkan bahwa komitmen
terhadap suatu peristiwa. Locus of control merupakan keyakinan bahwa seorang individu
dapat atau tidak dapat untuk mengendalikan kejadian yang mempengaruhi mereka. Rotter
(1966) dalam Hapsari (2010) mengemukakan bahwa setiap individu menerima kekuatan
yang berbeda pada beberapa kondisi. Sifat dari locus of control yang pertama bersifat
sendiri. Kedua, bersifat eksternal, dimana orang-orang yakin bahwa kehidupan mereka
budgetary slack karena akan mempengaruhi individu tersebut dalam mengambil sebuah
keputusan. Karakteristik dari individu yang memilki internal locus of control adalah
mereka yang yakin bahwa suatu kejadian selalu berada dalam kendalinya dan akan selalu
mengambil peran dan tanggung jawab dalam penentuan benar atau salah. Sebaliknya
dengan external locus of control percaya bahwa kejadian dalam hidupnya berada diluar
kontrolnya dan percaya bahwa hidupnya dipengaruhi oleh takdir, keberuntungan, dan
kesempatan serta lebih mempercayai kekuatan di luar dirinya. Namun, dalam prakteknya
7
orang yang memiliki external locus of control yang lebih dominan turut serta dalam
(Hapsari, 2015). Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Nanda (2010), Triana (2012),
Pello (2014), Singer (2001) bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap
individu terbentuk dari proses pendidikan secara umum, pengetahuan, pelatihan, dan
satu cara untuk mengetahui hal tersebut bisa dilihat dari kapasitas individu dalam
anggapan bahwa budgetary slack adalah suatu konsekuensi yang muncul dalam
penyusunan anggaran bahwa dengan budgetary slack partisipasi anggaran lebih kreatif
dan lebih bebas melakukan aktivitas operasionalnya karena akan termotivasi untuk
budgetary slack mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sari (2006) dan Nasution
8
5) Sistem Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2013:163) sistem pengendalian internal meliputi struktur
perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
budgetary slack. Berdasarkan teori institusional alat untuk mencegah terjadinya praktik
perilaku curang yaitu dengan menerapkkan organizational system yang terdiri dari unsur
culture adalah sebuah organisasi yang mempunyai landasan moral dalam setiap
compliance system disusun untuk mencegah praktik curang melalui penyusunan kode etik
organisasi dan program anti perilaku curang. Jadi, dengan menerapkan organizational
memninimalisir terjadinya budgetary slack. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
Data
Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai di seluruh Organisasi Perangkat Daerah
9
pimpinan atau kepala badan atau kepala kantor, kepala bagian keuangan, bendahara, staf
Data Analysis
Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, uji validitas, dan uji reliabilitas
dan analisis regresi linier. Pengujian hipotesis menggunakan uji koefisien determinasi
D. Hasil
1. Analisis Deskriptif
Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai di seluruh Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) yang ada di Kabupaten Temanggung yang terdiri dari badan, dinas dan kantor.
kepada pimpinan atau kepala badan atau kepala kantor, kepala bagian keuangan,
bendahara, staf bendahara dan pejabat pengelola keuangan. Kuesioner yang disebar
sebanyak 72 Kuesioner. Jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 68 responden atau
sebesar 85 %.
Tabel 2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PA 68 2,5 5,0 3,593 0,6118
KO 68 2,9 4,6 3,693 0,3939
LOC 68 1,0 3,4 2,112 0,4824
KI 68 1,6 5,0 3,415 0,6730
SPI 68 1,4 3,4 2,188 0,4504
BS 68 3,0 5,0 3,885 0,4341
Sumber: Data primer diolah tahun 2018
10
2. Uji Validitas
Berdasarkan hasil pengujian, nilai KMO dan Barlett’s Test > 0,50 artinya bahwa
semua pernyataan dapat dianalisis faktor. Sedangkan berdasarkan uji hubungan korelasi
pernyataan locus of control (LOC), 1 pernyataan sistem pengendalian internal (SPI) dan 1
pernyataan budgetary slack (BS) yang tidak valid karena memiliki faktor loading < 0,50.
untuk mengetahui apakah pernyataan tersebut valid atau tidak. Berdasarkan hasil
pengujian menunjukkan bahwa semua variabel valid karena memiliki faktor loading >
0,50. Hasil uji validitas setelah menghilangkan variabel yang tidak valid disajikan
berikut:
Tabel 3
Cross Loading
Pernyataan PA KO LOC KI SPI BS Ket
11
LOC16 0,645 Valid
KI1 0,759 Valid
KI2 0,824 Valid
KI3 0,892 Valid
KI4 0,813 Valid
KI5 0,834 Valid
SPI2 0,758 Valid
SPI3 0,848 Valid
SPI4 0,743 Valid
SPI5 0,542 Valid
BS1 0,837 Valid
BS2 0,808 Valid
BS3 0,786 Valid
BS4 0,607 Valid
BS5 0,509 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
3. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai cronbach’s alpha dari
nilai > 0,70 (Ghozali, 2016: 48). Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa
semua variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items > 0,70.
Hal ini menunjukka bahwa semua variabel pada penelitian ini adalah reliabel.
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach Alpha Keterangan
1. PA 0.740 Reliabel
2. KO 0.797 Reliabel
3. LOC 0.812 Reliabel
4. KI 0.882 Reliabel
5. SPI 0.701 Reliabel
6. BS 0.758 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah,,2018
dependen terhadap variabel independen. Hasil analisis regresi berupa koefisien untuk
12
masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi
Tabel 5
Koefisien Linear Berganda
Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 3,832 0,654 5,859 0,000
PA -0,075 0,074 -0,106 -1,022 0,311
KO 0,078 0,126 0,071 0,623 0,536
LOC -0,204 0,103 -0,227 -1,986 0,051
KI 0,290 0,069 0,450 4,175 0,000
SPI -0,240 0,111 -0,249 -2,166 0,034
Sumber : Data primer diolah tahun 2018
berikut:
5. Uji Hipotesis
dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,470. Angka tersebut
menunjukkan bahwa variabel indepeden yang terdiri dari partisipasi anggaran, komitmen
organisasi, locus of control, kapasitas individu dan sistem pengendalian internal mampu
menjelaskan variasi variabel dependen yaitu budgetary slack sebesar 0,470 % dan sisanya
0,570 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti atau diluar model regresi
penelitian ini.
13
Tabel 6
Koefisien Determinasi
Adjusted R
R R Square Square Std. Error of the Estimate
0,714a 0,510 0,470 0,3160
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
b) Uji F
Hasil uji F menunjukkan nilai F hitung = 12,883 > F tabel = 2,36 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan jumlah n =68 dan k=5, maka df 1=k=5 dan
df 2 = n-k-1= 68-5-1=62, maka diperoleh nilai F tabel sebesar 2.36. Hal ini menunjukkan
bahwa model regresi yang digunakan tersebut sudah bagus atau fit.
Tabel 7
Uji F
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Regression 6,433 5 1,287 12,883 ,000b
Residual 6,192 62 0,100
Total 12,625 67
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
c) Uji t
Proses pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 5%.
Tabel 8
Uji t
Variabel t hitung t tabel Sig. Keterangan
PA -1,022 1.668 0,311 H1 Tidak Diterima
KO 0,623 -1.668 0,536 H2 Tidak Diterima
LOC -1,986 1.668 0,051 H3 Tidak Diterima
KI 4,175 1.668 0,000 H4 Diterima
SPI -2.166 -1.668 0,034 H5 Diterima
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
i. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Budgetary Slack
Berdasarkan uji t dapat diketahui bahwa thitung lebih kecil dari ttabel (-1.022 <
1.669) dan P value > α yaitu 0.311 > 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
diterima. Artinya ada dan tidak adanya partisipasi anggaran tidak akan memengaruhi
14
budgetary slack. Hal ini diduga karena terdapat partisipasi semu pada penyusunan
anggaran. Individu yang terlibat tidak dapat dipastikan bahwa mereka ikut terlibat
mayoritas responden pada penelitian ini adalah staf keuangan, sehingga diduga
pegawai tidak ikut dan terlibat dalam semua penyusunan anggaran, dan usulan
anggaran yang diberikan belum tentu berpengaruh dalam anggaran akhir. Selain itu,
agar kinerjanya dapat dilakukan sesuai ketentuan dan peraturan yang ditetapkan. Hasil
(2013), Perwani (2013) dan Collins (1978) yang menyatakan partisipasi anggaran
tidak berpengaruh terhadap budgetary slack., namun berbeda dengan hasil penelitian
Sawitri (2014), Lukka (1988), Triadhi (2014), Kartika (2010), Pratama (2013),
Berdasarkan uji t dapat diketahui bahwa thitung lebih besar dari ttabel (0.623 > -
1.668) dan P value > α yaitu 0.536 > 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
diterima. Artinya tinggi rendahnya komitmen organisasi yang dimiliki individu tidak
memengaruhi budgetary slack. Hal ini diduga karena komitmen individu yang tumbuh
individu dalam organisasi akan berbuat sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya.
15
Individu dalam organisasi akan berbuat sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan kata lain, komitmen hanya di wilayah kerjanya dan tidak tertarik untuk
membantu sesuatu yang berada di luar tanggung jawabnya. Di samping itu, komitmen
akan diperoleh. Dengan menunjukkan kinerja yang baik, maka kompensasi yang akan
slack pada level organisasi sektor publik disebabkan oleh institutional environment
dan task environment yang tidak mendukung seperti tidak adanya komitmen yang
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Darlis (2002), Sumiati (2006), dan
budgetary slack., namun berbeda dengan hasil penelitian Sari (2006) dan Nasution
budgetary slack.
Berdasarkan uji t dapat diketahui bahwa thitung lebih kecil dari ttabel (-1.986 <
1.668) dan P value > α yaitu 0.051 > 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa locus
control lebih dominan dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan sesuatu yang terjadi
berasal dari luar dirinya seperti peluang untuk melakukan budgetary slack,
keberuntungan, nasib dan lainnya. Sehingga hal tersebut tidak cukup memengaruhi
16
individu untuk melakukan budgetary slack karena masih banyak faktor lain yang
nilai sosial dan budaya yang melingkupinya dan salah satu keberhasilan organisasi
bisa dilihat dari karakteristik setiap individu dalam organisasi tersebut. Berkaitan
keputusan.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Sari (2006) dan Andrianto (2010) yang
berbeda dengan hasil penelitian Nanda (2010), Triana (2012), Pello (2014), Singer
slack.
Berdasarkan uji t dapat diketahui bahwa thitung lebih besar dari ttabel (4.175 > 1.668)
dan P value < α yaitu 0.000 < 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kapasitas
muncul dalam penyusunan anggaran bahwa dengan budgetary slack individu akan
lebih kreatif dan lebih bebas melakukan aktivitas operasionalnya. Alasannya, individu
dengan pengetahuan dan pengalaman yang lebih akan mudah mengetahui bagaimana
17
tentang bagaimana cara yang mudah untuk melakukan tindakan budgetary slack. Hal
ini karena individu termotivasi untuk meningkatkan kompensasi dimasa yang akan
datang sehingga individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran cenderung akan
Hasil penelitian sesuai dengan teori institusional bahwa task environment dan
bahwa responden pada penelitian ini mayoritas sudah bekerja lebih dari 10 tahun,
artinya responden sudah berpengalaman dan memiliki kapasitas individu yang tinggi.
Hasil penelitian sejalan dengan Sari (2006) dan Nasution (2011) yang menyatakan
Berdasarkan uji t dapat diketahui bahwa thitung lebih kecil dari ttabel (-2.166 <
1.669) dan P value > α yaitu 0.157 > 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sistem
budgetary slack. Hasil penelitian sesuai dengan teori institusional yang menunjukkan
dengan baik. hal ini sesuai dengan teori institusional yang menjelaskan bahwa alat
dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya otorisasi transaksi,
18
pemeriksaan fisik atas kekayaan pemerintahan, dan bukti pendukung laporan
keuangan dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Bahkan pada instansi tersebut
identifikasi masalah dan kendala dalam kinerja sangat diperhatikan. Jadi, dengan
Hasil penelitian sesuai pada penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnaini (2013)
19
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Hasil
Adjusted R Square menunjukkan bahwa variabel indepeden yang terdiri dari partisipasi
slack sebesar 47 % dan sisanya 53 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
atau diluar model regresi penelitian ini. (2) Hasil uji statistik F menunjukkan bahwa
model penelitian yang digunakan pada penelitian ini sudah bagus (fit) untuk diuji. (3)
Sementara itu, partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan locus of control tidak
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang diberikan untuk peneliti selanjutnya
adalah:
Alasannya, ketika informasi yang dimiliki bawahan lebih baik dari atasan (terdapat
memberikan informasi yang bias dari indormasi pribadi mereka, dengan membuat
anggaran yang relatif mudah dicapai, sehingga dapat menimbulkan budgetary slack.
2. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan objek lain misalnya
semua OPD di Jawa Tengah sehingga hasil penelitian diharapkan dapat digeneralisasi.
lebih tepat sasaran, misalnya Kepala Daerah, Kepala Bagian Keuangan atau
20
Daftar Pustaka
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (8th ed.). Universitas
Diponegoro.
Hanafi, Mamduh M & Abdul Halim. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta. UPP
STIM YKPN.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.1. Jakarta.
Salemba Empat.
Indriantoro, N., & Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta. BFEE UGM.
Ikhsan, Arfan & Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta. Salemba Empat.
Krisnayanti, K. N., Herawati, N. T., & Atmadja, A. T. 2017. Pengaruh Partisipasi Anggaran,
Komitmen Organisasi, Locus Of Control, dan Sistem Pengendalian Internal terhadap
Budgetary Slack. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 7(1), 1–12.
Licata, M., Strawser R. & Welker R.A. 1986. Note on Participation in Budgeting and Locus
of Control. The Accounting Review. Vol.:61. No. 1.
Luo, Y. 2002. Corruption and Organization in Asian Management Systems. Asia Pacific
Journal of Management, 19, 405-422.
Mulyadi. 2013. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi 2. Yogyakarta.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
21
Munandar, M. 2001. Budgeting. Edisi ke-1. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.
Merchant, K. A. (1985). Budgeting and the propensity to ceate budgetary slack. Accounting,
Organizations and Society, 10(2), 201-210.
Ompusunggu, Krisler Bornadi & Icuk Rangga Bawono. 2006. Pengaruh Partisipasi Anggaran
dan Job Relevant Information (JRI) terhadap Asimetri Informasi. Simposium Nasional
Akuntansi IX. Padang.
Pillay, S., dan Kluvers, R. 2014. An Institutional Theory Perspective on Corruption : The
Case of a Developing Democracy. Financial Accountability and Management 30(1) :95-
119.
Robbins, S.P. dan Judge, T.A 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behaviour). Buku
2. Edisi 12. Jakarta. Salemba Empat
Sawitri, Erianti. 2014. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Informasi Asimetri terhadap
Timbulnya Senjangan Anggaran. Jurnal Akuntansi. Vol. 2 No.2. Universitas Riau
Schiff, M., & Lewin, A. Y., 1968, Where traditional budgeting fails. Financial Executive.
May: 51-62
Steers, R.M dan Porter, L.W. 1983. Motivation and Work Behavior, New York. Acadaemic
Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung. Alfabeta.
22
Triana, Maya. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis dan Locus of Control
terhadap Slack Anggaran (Survei pada Hotel Berbintang di Kota Jambi). E-jurnal Binar
Akuntansi Universitas Jambi, 1 (1), pp. 50-56
Wang, D dan Jianbo S. 2012. Is budget slack immoral?. Renmin University of China
Wati, D. A. K. S., Sinarwati, N. K., & Atmadja, A. T. (2017). Pengaruh Partisipasi Anggaran,
Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi Dan Pengendalian Internal Terhadap
Kesenjangan Anggaran Pada Subak Di Kabupaten Jembrana. E-Journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 Nomor 01
Tahun 2017), 7, 1–12.
Young, S.M. 1985. Participative Budgeting The Effect of Risk Aversion and Assymetric
Information on Budgetary Slack.Journal of Accounting Research, Vol. 23: 829-842.
Zulkarnaini. 2013. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Pengendalian Intern Terhadap Slack
Anggaran Survey Pada Aparatur Pemerintah Daerah Kabupen Bener Meriah dan Pidie
Jaya. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 3, No. 1, Hal. 65-79.
23