Professional Documents
Culture Documents
KOMUNIKASI EFEKTIF
2018
BAB I
Defenisi
Komunikasi efektif yang dilakukan secara lisan dan/atau melalui telepon, tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas, dan dipahami, sehingga akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud
oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima
pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.
BAB II
Ruang Lingkup
Panduan komunikasi efektiif ini akan membahas tentang tata cara komunikasi lisan, via
telepon ataupun media elektronik yang digunaka oleh seluruh tenaga kesehatan untuk
mendukung keselamatan pasien, dan tata cara pelaporan nilai kritis laboratorium.
BAB III
Tatalaksana
Komunikasi efektif dalam hubungan antar profesi di rumah sakit mengunakan teknik
SBAR (Situation – Background – Assessment – Recommendation), yang dipergunakan
saat melakukan timbang terima pasien, melaporkan kondisi pasien kepada DPJP, dan
TBaK (Tulis- Baca – Konvermasi kembali ), yang digunakan pada saat menerima instruksi
dari dokter, saat menerima test kritis(critical test) , dan saat menerima nilai kritis dari
laboratorium/ radiologi.
Pelaksanaan :
a. Komunikasi lisan :
1. Pada saat dokter, perawat, petugas kesehatan lainnya yang melakukan
konsultasi kepada dokter konsulen jaga atau kepada Dokter Penanggung
Jawab Pasien (DpJp) maka penerima instruksi lisan / verbal / pesan lisan
berkewajiban menerapkan Teknik TBaK. ( Tulis-Baca-Konfirmasi kembali).
Perintah lisan dan melalui telepon, atau hasil tes harus ditulis /(Write Down/
Tulis kemudian dibaca ulang/Read Backoleh penerima pesan, kemudian
perintah dan hasil test kritis dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau
penyampai hasil test. DpJp / Konsulen jaga yang memberikan instruksi
secara lisan / melaui telepon maka keesokan harinya ( hari kerja ) harus
melakukan verifikasiterhadap instruksii yang diberikan dengan memberi
paraf pada catatan terintegrasi.
2. Pada saat melaporkan keadaan pasien, serah terima pasien (antar shift
baik dokter/perawat jaga ), transfer pasien antar ruangan menggunakan
Teknik SBAR (Situation – Background – Assessment – Recommendation).
3. Rumah Sakit umum Daerah Mampang prapatan menerapkan komunikasi
terbuka kepada pasien ( Open Disclosure ).
4. Pendokmentasian komunikasi lisan didalam formulir catatan keperawatan
terintegrasi dan membubuhi stempel SBAR
5. Untuk permintaan obat kemoterapi dan narkotika tidak dapat dilakukan
dengan perintah lisan.
6. Komunikasi lisan namun untuk obat – obat tertentu seperti narkotika tidak
dilakukan dengan komunikasi lisan.
b. Komunikasi tertulis :
Pada saat melakukan komunikasi secara tertulis, maka petugas kesehatan
harus memperhatikan beberapa aspek antara lain:
1. Penulisan secara jelas dan lengkap informasi pasien dalam rekam
medis antara lain: formulir pengkajian awal, discharge planning,
catatanterintegrasi resume medis, (sama dgn resume medis)
2. Penulisan instruksi harus dilakukan secara lengkap, dapat terbaca
dengan jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan
verifikasi.
3. Pemberi pesan/ instruksi harus menuliskan nama lengkap , tanda
tangan serta tanggal dan waktu penulisan pesan
4. Penggunan singkatan harus mengacu kepada daftar singkatan yang
telah ditetapkan di RSUK Mampang Prapatan dan menuliskan kata
dengan lengkap bila tidak ada dalam daftar singkatan.
5. Teknis penulisan rekam medik dalam catatan terintegrasi untuk tenaga
Dokter tepat pada sisi kiri formulir, sedangkan untuk tenaga
Keperawatandan tenaga kesehatan lain sedikit menjorok ke dalam.
6. Untuk penulisan angka, tidak diperbolehkan menghilangkan angka 0
didepan koma mis : .2 0,2, dan menuliskan angka 0 dibelakang koma
mis 2,0 2
7. Menuliskan secara jelas pemberian obat dengan menggunakan metoda
7 benar (benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute, benar pasien,
benar informasi, benar dokumentasi).
7.1 Benar Obat
Cocokan semua obat untuk pasien dengan instruksi dokter di
Rekam Medik Pasien
Bila benar, untuk kewaspadaan tinggi perlu di cek oleh dua orang
(double check), terutama obat parental.
7.2 Benar Dosis
Cocokan dosis obat dengan instruksi dokter di Rekam Medik
Pasien
7.3 Benar Cara Pemberian
Cocokan cara pemberian obat dengan instruksi dokter di Rekam
Medik Pasien
Pemberian diberikan jarak waktu, bila: dua obat/lebih, obat dan
nutrisi, ada interaksi obat saling melemahkan, jadwal pemberian
7.4 Benar waktu pemberian
Cocokan kapan saat pemberian obat sesuai instruksi dokter di
rekam medic pasien. (misal: sebelum makan, setelah makan,
saat makan)
Liat jam saat itu, perhatian dan cocokan dengan waktu
pemberian di Rekam Medik pasien: ( 3 x sehari berarti interval
pemberian setiap 8 jam, 2 x sehari berarti interval pemberian
setiap 12 jam, sehari sekali berate interval pemberian setiap 24
jam)
BAB IV
Dokumentasi
Kegiatan komunikasi efektif dokumentasikan:
1. Serah terima pasien mengunakan teknik SBAR pendokumentasian dilakukan
pada formulir rencana perawatan pasien terintegrasi (di HCU).
2. Pelaporan kondisi pasien ke dokter DPJP mengunakan teknik SBAR ,
pendokumentasian di formulir rencana perawatan pasien terintegrasi
3. Konsultasi pasien antar dokter, pendokumentasian di formulir konsultasi
4. Penerima laporan pertelpon mengunakan teknik TBaK pendokumentasian di
formulir rencana perawatan pasien terintegrasi
5. Penerimaan hasil konsul pertelpon mengunakan teknik TBak pendokumentasian
di formulir konsultasi.
6. Pendokumentasian 7 benar dalam pemberian obat mengunakan formulir catatan
rekam pemberian obat.
7. Formulir Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Efektif.
8. Kode alphabet internasional.
Lampiran
Kode alphabet internasional
Observer :
Berilah tanda silang (√ ) bila dilakukan/tersedia, dan beri tanda ( x ) bila tidak
dilakukan/tidak tersedia
Minggu
ASPEK YANG DINILAI KETERANGGAN
PERENCANAAN
2 Form konsultasi
3 Form instrument evaluasi
pelaksanaan komunikasi
efektif
5 Stempel TBaK
PELAKSANAAN
Ruang Rawat 1 Serah terima pasien
mengunakan teknik
SBAR
Jakarta,
Observer