You are on page 1of 38

DOKUMEN

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

PT. GREENFIELDS INDONESIA


ISO 14001

2018
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
Dokumen Sistem Manajemen Lingkungan SML PT. Greenfields ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Dokumen SML merupakan dokumen yang berisi komitmen dan kebijakan
lingkungan serta program-program untuk melakukan pengelolaan lingkungan oleh
perusahaan. Adapun fungsi dokumen KA-ANDAL adalah sebagai acuan bagi pihak
perusahaan untuk melakukan pengelolaan lingkungan dan sebagai bukti bagi pihak luar
bahwa perusahaan bersangkutan berkomitmen untuk menjaga dan mengelola
lingkungan.
PT. Greenfields merupakan pabrik yang didirikan oleh pengusaha-pengusaha
Australia dan Indonesia yang memproduksi dairy products khususnya berbagai macam
susu dan keju. Susu jenis Extended Shelf Life (ESL) dan Ultra High Temperature (UHT)
merupakan susu dengan kualitas terbaik dan memiliki beban mikrobiologi terbesar saat
ini di dunia. Tentunya produk buangan seperti gajih dan berbagai buangan hasil pekerjaan
teknis masih tinggi timbulannya, harapannya dengan adanya kebijakan lingkungan dan
Dokumen SML ini dapat mengurangi dan mengolah limbah-limbah yang dihasilkan.
Akhirnya, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak terkait
yang turut membantu terselesaikannya dokumen SML ini. Semoga dokumen ini
bermanfaat bagi instansi ataupun pihak-pihak lainnya yang memerlukan informasi
mengenai SML PT. Greenfields.

Malang, 24 Oktober 2018

Penyusun

ii
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................iv
BAB 1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................................... 1
1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahan............................................................ 1
1.2. Lokasi dan Tata Letak PT Greenfields Indonesia .............................................. 2
1.3. Visi, Misi dan Tujuan PT Greenfields Indonesia ................................................ 2
1.4. Struktur Organisasi PT Greenfields Indonesia ................................................... 3
1.5. Organisasi dan Personalia ................................................................................ 5
1.6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................................... 6
1.7. Proses Produksi ................................................................................................ 6
BAB 2 PENILAIAN PENDAHULUAN ............................................................................. 10
2.1. Identifikasi Aspek Lingkungan ......................................................................... 10
2.2. Identifikasi Dampak Lingkungan...................................................................... 12
2.3. Penilaian Aspek dan Dampak Lingkungan ...................................................... 14
BAB 3 KEBIJAKAN LINGKUNGAN ................................................................................. 5
BAB 4 PERENCANAAN .................................................................................................. 6
4.1. Aspek Lingkungan............................................................................................. 6
4.2. Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya ............................................ 7
4.3. Tujuan, Sasaran, dan Program Manajemen Lingkungan ................................... 9
BAB 5 PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN ................................................................ 12
5.1 Pemantauan dan Pengukuran ......................................................................... 12
5.2 Pengendalian Rekaman .................................................................................. 13
BAB 6 KAJIAN MANAJEMEN ....................................................................................... 15
6.1 Kajian Sistem Manajemen Lingkungan ........................................................... 15
6.2 Perbaikan Berkelanjutan ................................................................................. 18

iii
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jam Kerja Karyawan Administrasi (Office) di PT. Greenfields Indonesia ........ 5
Tabel 1. 2 Shift Kerja Karyawan Administrasi (Office) di PT. Greenfields Indonesia ........ 5

Tabel 4. 1 Perencanaan Aspek, Dampak dan Program Lingkungan salah satu Aktivitas
..................................................................................................................................... 11

Tabel 5. 1 Pengukuran dan Pemantauan PT. Greenfields ............................................ 13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Lokasi PT Greenfields Indonesia ................................................................ 2


Gambar 1. 2 Gedung PT. Greenfields Indonesia............................................................. 2
Gambar 1. 3 Struktur Organisasi Unit Dairy Farm di PT. Greenfields Indonesia.............. 4
Gambar 1. 4 Struktur Organisasi Unit Milk Processing di PT. Greenfields Indonesia ...... 4

iv
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

BAB 1
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahan
Pada tanggal 14 Maret 1997, PT Greenfields Indonesia didirikan oleh sekelompok
pengusaha Australia dan Indonesia. Perusahaan mulai pengembangan peternakan sapi perah di
Desa Babadan, Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur pada bulan April 1997, dan mulai
pembangunan fasilitas pengolahan susu yang mulai beroperasi pada Juni 2000. Hingga hari ini,
Extended Shelf Life (ESL) dipasteurisasi dan Ultra High Temperature (UHT) susu yang dihasilkan
oleh peternakan adalah kualitas tertinggi dan memenuhi standar mikrobiologi terberat di dunia.
Peternakan sapi perah Greenfields Indonesia memiliki populasi ternak lebih dari 7.200 sapi
Friesian Holstein, memproduksi lebih dari 27 juta liter susu segar setiap tahun. Selain memasok
pasar domestik, lebih dari 50% dari produk jadi yang dijual di Singapura, Malaysia, Hong Kong,
Filipina dan negara-negara lain di wilayah ini.
Peternakan sapi dan pabrik susu ini menerapkan pola kemitraan kepada masyarakat
setempat. PT Greenfields Indonesia membeli pakan ternak berupa rumput gajah (King Grass)
dan jagung dari masyarakat. Pakan tersebut khususnya jagung dibeli oleh perusahaan
seharga Rp 550 per kg. Harga ini sudah termasuk tinggi bila dibanding petani jagung harus
menunggu jagung siap panen. Jagung tersebut dibeli beserta batang dan daunnya saat masih
muda atau kurang dari dua bulan. Dengan pakan tersebut, sapi akan mendapat tambahan
karbohidrat super tinggi.
Imbal baliknya, perusahaan juga akan memberikan kotoran sapi kepada masyarakat
sebagai pupuk kompos berkualitas tinggi. Di sisi lain, perusahaan juga mengimpor pakan
seperti rumput berprotein tinggi yang disebut alfalfa dari Australia. Pabrik ini memproduksi
susu pasteurisasi (dipanaskan hingga 72 derajat celcius) yang bisa tahan hingga 40 hari.
Serta susu Ultra High Temperature (UHT) yang dipanaskan hingga 140 derajat yang bisa
tahan hingga setahun.
Susu segar Greenfields ini tersedia dalam beragam rasa seperti fresh milk (whole milk
atau full cream) untuk anak, chocomalt (perpaduan susu segar dan perasa coklat), susu
rendah lemak tinggi kalsium (high calcium low fat) dan susu skim tinggi kalsium (high calcium
skimmed milk) yang cocok untuk diet. Selain itu, perusahaan juga memproduksi keju
mozarella yang tahan hingga enam bulan. Di sisi lain, produk dari pemisahan susu berupa
gajih (whey) saat ini masih dibuang.
PT Greenfields Indonesia telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 dan 14001. PT
Greenfields Indonesia juga telah meminta CLF (Center Laboratories Friedrichsdorf) untuk
melakukan audit keamanan pangan. Audit ini menunjukkan bahwa tingkat keamanan produk
Greenfields Indonesia dua poin lebih tinggi dari rata-rata tingkat keamanan yang dituntut
dalam industri ini. Berkat prestasi ini, Greenfields Indonesia meraih kepercayaan Pemerintah,

1
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

dalam hal ini Direktorat Kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan, untuk mengevaluasi
standar Codex Alimentarius dengan dukungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

1.2. Lokasi dan Tata Letak PT Greenfields Indonesia


PT Greenfields Indonesia berlokasi di Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Gunung
Kawi, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan lahan seluas ± 26 Ha dan berada pada
ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut dengan suhu ± 160C.

Gambar 1. 1 Lokasi PT Greenfields Indonesia

Gambar 1. 2 Gedung PT. Greenfields Indonesia

1.3. Visi, Misi dan Tujuan PT Greenfields Indonesia

2
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

Visi dan misi digunakan sebagai dasar dan penentu arah perusahaan agar sesuai
dengan yang diharapkan. Visi merupakan pandangan umum dari tujuan yang ingin
diwujudkan oleh perusahaan, sedangkan misi adalah strategi/cara yang digunakan
perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.
1.3.1. Visi Perusahaan
1. PT Greenfields Indonesia menjadi salah satu prusahaan pengolahan susu
terintegrasi dengan peternakan modern yang terkemuka di Indonesia, Australia,
dan Asia.
2. Menjadi perusahaan yang selalu menghasilkan berbagai variasi produk yang
bermutu tinggi dan aman dikonsumsi.
1.3.2. Misi Perusahaan
1. Menyediakan produk yang menyehatkan untuk menunjang pengembangan
sumber daya manusia.
2. Menyediakan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas
dalam menunjang operasional organisasi.
3. Membina hubungan jangka panjang dengan memberikan
layanan costumer secara profesional dan berkualitas.
1.3.3. Tujuan Perusahaan
1. Memberikan pelayanan yang baik dan menetapkan harga yang terjangkau
sehingga menjamin kepuasan konsumen.
2. Menciptakan produk yang sehat dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

1.4. Struktur Organisasi PT Greenfields Indonesia


PT. Greenfields Indonesia dipimpin oleh seorang General Manager Indonesia yang
membawahi unit kerja di dalamnya yaitu unit Dairy Farm dan unit Milk Processing, yang
didalamnya juga terdapat unit kerja Finance Accounting, HR&GA (Human Resource &
General Affair). Pada Unit Dairy Farm dan Milk Processing sendiri memiliki unit kerja yang
berbeda-beda dibawahnya. Bagan struktur organisasi PT. Greenfields Indonesia dapat dilihat
pada tabel berikut.

3
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

Gambar 1. 3 Struktur Organisasi Unit Dairy Farm di PT. Greenfields Indonesia

Gambar 1. 4 Struktur Organisasi Unit Milk Processing di PT. Greenfields Indonesia

4
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

1.5. Organisasi dan Personalia


Sistem ketenagakerjaan (waktu kerja, hak dan kewajiban pekerja, kontrak kerja).
Pengelompokan jam kerja bagi karyawan administrasi (office) masuk kerja selama 5 hari
selama 1 minggu yaitu hari Senin – Jumat dengan jumlah jam kerja 8 jam/hari. Dengan waktu
kerja dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB dengan jumlah jam istirahat 1 jam
yaitu pada jam 12.00 sampai dengan jam 13.00. Hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan
efisiensi dan prestasi kerja. Hari libur bagi karyawan administrasi (office) adalah pada hari
Sabtu dan Minggu.
Tabel 1. 1 Jam Kerja Karyawan Administrasi (Office) di PT. Greenfields Indonesia
Hari Jam Kerja Jam Istirahat

Senin – Kamis 08.00 – 17.00 12.00 – 13.00

Jumat 08.00 – 17.00 11.00 – 13.00

Untuk karyawan non-administrasi, yaitu bagian teknik, sopir, produksi, gudang, filling,
dan satpam, jam kerjanya bergiliran menurut shift. Waktu kerja tiap shift adalah 8 jam dengan
waktu istirahat selama 1 jam. Pergantian shift dilakukan setiap 2 hari sekali, sehingga
diharapkan produktivitas dan prestasi kerja meningkat. Dengan jadwal 2 hari shift I, 2 hari shift
II, 2 hari shift III dan 2 hari libur. Jam kerja untuk para karyawan non-administrasi di PT.
Greenfields Indonesia yaitu:

Tabel 1. 2 Shift Kerja Karyawan Administrasi (Office) di PT. Greenfields Indonesia

Shift Jam Kerja Jam Istirahat


Shift I 06.00 – 14.00 11.00 – 12.00

Shift II 14.00 – 22.00 18.00 – 19.00

Shift III 22.00 – 06.00 02.00 – 03.00

Berdasarkan kontrak kerja, tenaga kerja di PT. Greenfields Indonesia dibagi menjadi 3
kriteria:
1. Bulanan tetap : Tenaga kerja yang pembayaran gajinya dilakukan setiap bulannya
dengan kontrak masa kerja 1 tahun (dapat diperpanjang jika diperlukan).
2. Harian tetap : Tenaga kerja yang pembayaran gajinya dilakukan setiap bulannya dengan
kontrak kerja 3 bulan (dapat diperpanjang bila diperlukan).
3. Outsource : Bekerjasama dengan perusahaan tenaga kerja outsourcing.

5
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

1.6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


PT Greenfields Indonesia mempunyai kebijakan untuk selalu memperhatikan dan
menjamin implementasi peraturan keselamatan dan lingkungan yang meliputi:
1. Peningkatan berkelanjutan
2. Sesuai dengan aturan dan perundangan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
yang berlaku.
3. Mengkomunikasikan ke seluruh karyawan agar karyawan sadar mengenai kewajiban
keselamatan dan kesehatan pribadi.
4. Dapat diketahui dan bersifat terbuka bagi pihak yang berminat.
5. Melakukan evaluasi secara berkala untuk mempertahankan agar tetap relevan dan
sesuai dengan perusahaan.
PT Greenfields Indonesia mempunyai perencanaan untuk mengidentifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian resiko. Mengidentifikasi bahaya, resiko dan implementasi
pencegahan termasuk kegiatan rutin dan non-rutin dan kegiatan setiap personel yang
mempunyai akses ke tempat kerja termasuk kontraktor dan tamu. Penjaminan hasil dapat
diperoleh dari pengidentifikasian di atas dan akibat dari kegiatan pengontrolan serta
pencegahan ketika menyusun objektif keselamatan dan kesehatan kerja. Perencanaan harus
didokumentasikan dan terus diperbarui sesuai dengan keadaan.

1.7. Proses Produksi


Setiap industri susu memiliki cara yang bervariasi tergantung dengan jenis produk
susu yang ingin dihasilkan. Secara garis besar proses produksi susu terdiri dari kegiatan dan
penyimpanan bahan baku, persiapan bahan baku, proses produksi, pengemasan dan
penyimpanan. Proses pengolahan susu dilakukan dalam sistem yang tertutup (close system)
yang dikontrol/dioperasikan dari ruangan khusus hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas
produk dari pengaruh zat-zat pengotor. Tahapan proses produksi susu adalah sebagai
berikut:
A. Pengujian mutu
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah uji mutu. Uji mutu dilakukan sebelum proses
produksi. Pengujian mutu ini dilakukan pada susu segar yang dihasilkan oleh sapi. PT
Greenfields Indonesia mengambil susu segar dari peternakan sapi yang dimiliki. Proses
pengujian mutu bertujuan untuk menentukan berat jenis dan derajat keasaman susu.
Penentuan berat jenis menggunakan alat laktodensimeter sedangkan penentuan derajat
keasaman menggunakan prinsip titrasi asam basa atau rekasi penetralan. Setelah
dilakukan pengujian berat jenis susu maka dibandigkan dengan berat jenis susu yang
dipersyaratkan dalam SNI 01-3141-1998 adalah minimal sebesar 1,0280. Pengujian
derajat keasaman dibandingkan dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh SNI 01-

6
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

3141-1998 adalah 0,137%. Setelah susu dinyatakan memenuhi kualitas yang disyaratkan
maka proses selanjutnya dapat dilakukan.
B. Penyaringan (Penjernihan)
Tujuan proses penyaringan adalah untuk memisahkan benda-benda pengotor susu yang
terbawa saat proses pemerahan dan menghilangkan sebagian leukosit dan bakteri yang
menyebabkan terjadinya kerusakan susu selama penyimpanan. Proses penyaringan
pada PT Greenfields Indonesia dilakukan dengan cara sentrifugasi. Dengan teknik ini
akan dapat memisahkan partikel asing pada susu segar. Alat yang digunakan untuk
proses ini disebut klarifier. Alat ini bekerja berdasarkan pada pengambilan bahan padat
dengan metode sentrifugasi dari bahan cair yang mempunyai densitas lebih rendah.
Klarifikasi dilakukan dievaporator sesaat sebelum susu mengalami proses evaporasi.
Keuntungan dari adanya proses klarifikasi adalah menghindari adanya cemaran fisik
seperti butiran pasir, kerikil, potongan kayu dan bahan lain yang dapat menimbulkan
bahaya fisik (physical hazard) bagi konsumen. Secara garis besar, klarifikasi merupakan
proses penyaringan susu dari bahan cemaran bahan padat yang ada di dalamnya.
C. Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada susu segar dengan suhu
dibawah titik didih. Pasteurisasi tidak mematikan semua mikroorganisme, tetapi hanya
yang bersifat patogen dan tidak membentuk spora. Proses ini diikuti dengan teknik lain
misalnya pendinginan atau pemberian gula dengan konsentrasi tinggi. Susu hasil
pasteurisasi ini bila disimpan pada suhu kamar hanya bertahan 1 sampai 2 hari sedang
jika disimpan pada suhu rendah dapat bertahan 1 minggu. Tujuan dari proses
pasteurisasi ini adalah:
1. Membunuh bakteri patogen dan mengurangi populasi bakteri, yaitu bakteri yang
berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Bakteri patogen
pada susu adalah Mycobacterium Tuberculosis dan Coxiella Bunetti.
2. Untuk memperpanjang daya simpan susu
3. Dapat menimbulkan citarasa yang lebih baik pada susu.
4. Dapat menginaktifkan enzim fosfate dan katalase yaitu enzim yang membuat susu
cepat rusak.
Metode pasteurisasi yang digunakan adalah Pasteurisasi dengan suhu sangat tinggi
(Ultra High Temperature) yaitu memanaskan susu pada suhu 131 0 C selama 0,5 detik.
Pemanasan dilakukan dengan tekanan tinggi untuk menghasilkan perputaran dan
mencegah terjadinya pembakaran susu pada alat pemanas.
D. Evaporasi
Evaporasi dilakukan untuk mengurangi kandungan air dengan failing film yang terdapat
pada alat evaporasi, sehingga penguapan dapat dilakukan dengan tepat dan waktu

7
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

kontak dengan media pemanas singkat. Alat pemanas yang digunakan adalah steam
yang bekerja pada tekanan vakum, agar penguapan air dalam susu dapat berlangsung
pada temperatur yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak merusak susu. Hasil yang
diperoleh dari evaporasi adalah susu kental yang mengandung TS 47 ± 50% merupakan
produk intermediate dalam proses pembuatan susu bubuk. Proses evaporasi ini
dilakukan dengan menguapkan susu sapi segar terlebih dahulu dengan menggunakan
evaporator, suhu yang digunakan dalam prsoes evaporasi adalah 80 0 C.
E. Pencampuran (Mixing)
Dari tangki penyimpanan susu dipanaskan sebelum dialirkan ke tangki pencampur yang
berisi bahan-bahan tambahan seperti protein, mineral, vitamin dan lain-lain. Tujuan
pemanasan adalah menurunkan viskositas susu sehingga mempermudah proses
pencampuran.
F. Homogenisasi
Homogenasi adalah suatu perlakuan untuk menyeragamkan ukuran globula lemak yang
semula bervariasi dari 4-8 mikron menjadi 2 mikron. Tujuannya untuk menghindari
pemecahan lemak dan terbentuknya lapisan krim (creaming) bila susu didiamkan.
Homogenisasi tidak hanya dapat menghambat creaming melalui pemecahan globula
lemak melainkan juga melalui pencegahan pembentukan flokula oleh aglutinasi. Prinsip
kerja homogenizer adalah dengan mengalirkan susu melalui celah yang sempit dengan
kecepatan tinggi dan tekanan yang besar sehingga terjadi tumbukan antara globula
lemak dengan katup penghalang dalam homogenizer yang menyebabkan globula-globula
lemak pecah. Proses homogenisasi dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama
digunakan tekanan 200 bar dan pada tahap kedua digunakan tekanan 80 bar. Susu
kemudian ditampung di Mixed Storage Tank (MST). Tangki ini dilengkapi dengan mantel
berisi air dingin untuk menjaga kestabilan suhu campuran serta dilengkapi pengaduk
berkecepatan 400 rpm untuk menghomogenkan campuran selama dalam penyimpanan.
Mixed Storage Tank (MST) berjumlah 4 buah, masing-masing memilki kapasitas 10.000
liter.
G. Pengemasan dan Penyimpanan
Pengemasan adalah salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan susu sebelum
dikirim ke tempat tujuannya. Fungsi pengemasan susu yaitu untuk mengawetkan susu
dan mempertahankan mutu produk, memberi kemudahan penyimpanan dan
memperlancar proses distribusi serta yang lebih penting lagi dapat menekan kontaminasi
yang dapat membahayakan kosumen.
Pembungkusan susu perlu menggunakan dua pembungkus, yaitu wadah utama dan
wadah sekunder untuk melindungi wadah pertama. Wadah utama harus bersifat tahan
terhadap perubahan warna, flavour, rasa dan perubahan-perubahan produk lainnya.

8
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

Disamping itu wadah utama harus bisa melindungi makanan dari kontaminasi, melindungi
kandungan air dan lemak, mencegah masuknya gas, melindungi dari sinar matahari,
serta tahan terhadap tekanan dan benturan. Wadah sekunder yaitu pembungkus luar
produk dengan menggunakan bahan karton flexible packaging.
Penyimpanan adalah suatu bagian dari proses produksi, dimana produk yang sudah
selesai (produk jadi) disimpan terlebih dahulu sebelum didistribusikan. Pada gudang atau
ruang penyimpanan di PT Greenfields Indonesia dibagi menjadi tiga bagian yaitu gudang
penyimpanan bahan baku, gudang bahan pengemas dan gudang produk jadi. Gudang
bahan baku tersebut diatur sedemikian rupa sehingga pada saat pengambilan untuk
produksi tidak mengalami kesulitan. Hal tersebut dikarenakan pada gudang penyimpanan
berlaku sistem FIFO (First In First Out) dimana bahan pertama kali masuk maka akan
keluar terlebih dahulu.

9
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

BAB 2
PENILAIAN PENDAHULUAN

2.1. Identifikasi Aspek Lingkungan


Identifikasi aspek lingkungan merupakan proses pertama dalam penilaian
pendahuluan. Penilaian pendahuluan digunakan sebagai dasaran untuk penetapan kebijakan
lingkungan. Penilaian pendahuluan terdiri dari beberapa proses dengan uraian sebagai
berikut:
1. Identifikasi aspek lingkungan perusahaan
2. Identifikasi dampak lingkungan
3. Identifikasi dampak dan nilai resikonya
4. Identifikasi aspek lingkungan signifikan
Identifikasi aspek lingkungan berfungsi untuk menentukan aspek-aspek lingkungan
yang signifikan baik dalam proses produksi maupun jasa yang dilakukan oleh PT. Greenfields
Indonesia. Identifikasi aspek lingkungan digunakan sebagai dasaran untuk menganalisa
resiko yang dapat ditimbulkan oleh dampak lingkungan akibat proses kegiatan produksi
maupun jasa. Dampak lingkungan yang dimaksud merupakan kejadian yang tidak diinginkan
akibat kegiatan produksi maupun jasa, seperti pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan,
rusaknya ekosistem, dan lain-lain. Aspek lingkungan yang telah diidentifikasi akan dievaluasi
setiap 6 bulan sekali, kecuali evaluasi yang berkaitan dengan air limbah akan dilakukan setiap
1 bulan sekali. Identifikasi aspek lingkungan PT. Greenfields Indonesia dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Identifikasi Aspek Lingkungan PT. Greenfields Indonesia

No Aktivitas Aspek Lingkungan

Penggunaan bahan kimia untuk penentuan berat jenis dan derajat


1 Pengujian mutu
keasaman susu

Limbah lumpur hasil proses sentrifugasi


Penyaringan
2
(Penjernihan) Penggunaan energi listrik untuk menjalankan clarifier

Penggunaan energi listrik untuk proses pemanasan

Radiasi panas
Suara mesin pemanas
3 Pasteurisasi

Gas buang mesin

Pembersihan mesin produksi

10
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

No Aktivitas Aspek Lingkungan

4 Evaporasi Penggunaan energi listrik untuk menjalankan steam

Radiasi panas

Kebocoran gas saat proses evaporasi

Suara mesin pemanas

Gas buang mesin

Pembersihan mesin produksi

Ceceran / tumpahan proses pencampuran

5 Pencampuran (Mixing)
Penggunaan energi listrik

Suara mesin

Pembersihan mesin produksi

Tumpahan susu dari proses homogenisasi

Penggunaan energi listrik


6 Homogenisasi
Pembersihan mesin produksi

Kebocoran tangki penyimpan air susu dari proses homogenisasi

Suara mesin
Ceceran air susu dari proses spray drying
Radiasi panas
Suara mesin

7 Pengeringan Penggunaan energi listrik

Pembersihan mesin produksi

Gas buang spray

Penggunaan energi listrik


8 Pengemasan
Ceceran/tumpahan susu
Limbah padat dari label dan kardus rusak
9 Konsumsi bahan bakar

11
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

No Aktivitas Aspek Lingkungan

Transportasi dan Limbah padat dari produk rusak saat distribusi


distribusi
Emisi gas oleh truk pengangkut
Pengolahan limbah
10 Penampungan sementara limbah padat
padat

11 Pengolahan limbah cair Efluen dari IPAL

Limbah padat dan B3 ATK (Alat Tulis dan Kantor)


12 Perkantoran
Limbah cair domestik aktivitas kantor

2.2. Identifikasi Dampak Lingkungan


Identifikasi dampak lingkungan dilakukan untuk mengetahui dampak lingkungan yang
merugikan. Identifikasi dampak lingkungan dilakukan berdasarkan idenfikasi aspek
lingkungan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi dampak lingkungan PT. Greenfields
Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2. 2 Identifikasi Dampak Lingkungan PT. Greenfields Indonesia

No Aktivitas Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan

Penggunaan bahan kimia untuk Penurunan pada ketersediaan


1 Pengujian mutu penentuan berat jenis dan derajat bahan kimia
keasaman susu Pencemaran air
Limbah lumpur hasil proses sentrifugasi Pencemaran tanah
Penyaringan
2 Penggunaan energi listrik untuk Pengurangan sumber daya
(Penjernihan)
menjalankan clarifier alam tak terbarukan
Penggunaan energi listrik untuk proses Pengurangan sumber daya
pemanasan alam tak terbarukan
Radiasi panas Gangguan kesehatan pekerja
3 Pasteurisasi Suara mesin pemanas Kebisingan meningkat
Polusi udara
Gas buang mesin
Gangguan kesehatan pekerja
Pembersihan mesin produksi Pencemaran air
Penggunaan energi listrik untuk Pengurangan sumber daya
menjalankan steam alam tak terbarukan
4 Evaporasi Radiasi panas Gangguan kesehatan pekerja
Pencemaran udara
Kebocoran gas saat proses evaporasi
Gangguan kesehatan pekerja

12
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

No Aktivitas Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan

Suara mesin pemanas Kebisingan meningkat


Polusi udara
Gas buang mesin
Gangguan kesehatan pekerja
Pembersihan mesin produksi Pencemaran air
Pencampuran Ceceran / tumpahan proses Pencemaran air
5
(Mixing) pencampuran Pencemaran tanah
Pengurangan sumber daya
Penggunaan energi listrik
alam tak terbarukan
Suara mesin Kebisingan meningkat
Pembersihan mesin produksi Pencemaran air
Tumpahan susu dari proses Pencemaran air
homogenisasi Pencemaran tanah
Pengurangan sumber daya
Penggunaan energi listrik
alam tak terbarukan
6 Homogenisasi
Pembersihan mesin produksi Pencemaran air
Kebocoran tangki penyimpan air susu Penurunan ketersediaan
dari proses homogenisasi produk air susu
Suara mesin Kebisingan meningkat
Ceceran air susu dari proses spray
Pencemaran air
drying
Radiasi panas Gangguan kesehatan pekerja
Suara mesin Kebisingan meningkat
7 Pengeringan Pengurangan sumber daya
Penggunaan energi listrik
alam tak terbarukan
Pencemaran air
Pembersihan mesin produksi
Penurunan sumber daya air
Gas buang spray Polusi udara
Pengurangan sumber daya
Penggunaan energi listrik
alam tak terbarukan
8 Pengemasan Ceceran/tumpahan susu Pencemaran air
Limbah padat dari label dan kardus
Peningkatan timbulan sampah
rusak
Konsumsi bahan bakar Pengurangan bahan bakar
Transportasi dan Limbah padat dari produk rusak saat
9 Peningkatan timbulan sampah
distribusi distribusi
Emisi gas oleh truk pengangkut Pencemaran udara

13
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

No Aktivitas Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan

Pengolahan
10 Penampungan sementara limbah padat Peningkatan timbulan sampah
limbah padat
Pengolahan Pencemaran air
11 Efluen dari IPAL
limbah cair Pencemaran tanah
Limbah padat dan B3 ATK (Alat Tulis Peningkatan timbulan sampah
12 Perkantoran dan Kantor) dan limbah B3
Limbah cair domestik aktivitas kantor Pencemaran air

2.3. Penilaian Aspek dan Dampak Lingkungan


Penilaian aspek dan dampak lingkungan dapat dilakukan dengan metode scoring.
Kriteria penilaian adalah sebagai berikut:
1. Kemungkinan Terjadi
Skor 1 = Tidak akan terjadi dampak (dengan prosedur yang ada kecil
kemungkinan terjadi)
Skor 5 = Jarang terjadi dampak (kemungkinan terjadi dalam 5 tahun ke
depan)
Skor 9 = Sering terjadi dampak (kondisi kritis yang dapat terjadi dalam 1
tahun ke depan)
2. Konsekuensi Dampak
Skor 1 = Tidak ada kerusakan terhadap lingkungan dan tidak ada gangguan
kesehatan pada manusia.
Skor 5 = Terdapat resiko kerusakan terhadap lingkungan dan berdampak
kepada kesehatan manusia.
Skor 9 = Terdapat resiko kerusakan permanen terhadap lingkungan dan
berdampak akut pada kesehatan manusia.
3. Dampak Kemasyarakatan
Skor 1 = Tidak pernah ada keluhan dari masyarakat, karyawan dan
pemerintah.
Skor 5 = Ada keluahan dari karyawan, masyarakat dan pemerintah.
Skor 9 = Ada keluhan hingga dilaporkan kepada media massa dan
pengadilan.
4. Metode Pengendalian
Skor 1 = Ada prosedur dan ada aktivitas pengendalian terhadap dampak.
Skor 5 = Ada prosedur pengendalian dampak namun tidak dijalankan.
Skor 9 = Tidak ada prosedur dan aktivitas pengendalian terhadap dampak.

14
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

5. Derajat Kepulihan Dampak


Skor 1 = Cepat pulih (1 tahun – 10 tahun)
Skor 5 = Lama pulih (> 10 tahun)
Skor 9 = Tidak pulih
Aspek dan dampak lingkungan kemudian dinilai secara kuantitaif berdasarkan kriteria
penilaian yang ada. Setelah dilakukan penilaian atau scoring, selanjutnya dilakukan
pengklasifikasian dampak yang ditimbulkan dengan nilai aspek yang dapat dilihat pada Tabel
2.3.
Tabel 2. 3 Nilai Aspek Secara Kualitatif
No Rentang Nilai Kriteria Tindakan
1 <10 Tidak penting Dianjurkan adanya pengurangan resiko
2 10 – 19 Cukup penting Dilaksanakannya pengurangan resiko
3 20 – 29 Penting Dilaksanakan pengurangan resiko dan pengevaluasian
lebih lanjut
4 30 – 45 Sangat penting Wajib dilaksanakan pengurangan resiko dan
pengevaluasian lebih lanjut

Penilaian aspek dan dampak lingkungan dilakukan pada kondisi kegiatan berjalan
normal. Penilaian ini kemudian sebagai dasaran untuk membuat kebijakan lingkungan yang
akan ditetapkan. Penilaian aspek dan dampak lingkungan dapat dilihat pada Tabel 2.4.

15
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

Tabel 2.4 Penilaian Aspek dan Dampak Lingkungan PT. Greenfields Indonesia
Kriteria
No Aktivitas Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan Jumlah Status
1 2 3 4 5
Penurunan pada ketersediaan Tidak
1 5 1 1 1 9
Penggunaan bahan kimia untuk penentuan bahan kimia penting
1 Pengujian mutu
berat jenis dan derajat keasaman susu Tidak
Pencemaran air 1 5 1 1 1 9
penting
Cukup
Limbah lumpur hasil proses sentrifugasi Pencemaran tanah 5 5 1 1 5 17
Penyaringan penting
2
(Penjernihan) Penggunaan energi listrik untuk menjalankan Pengurangan sumber daya alam Tidak
1 5 1 1 1 9
clarifier tak terbarukan penting
Penggunaan energi listrik untuk proses Pengurangan sumber daya alam Tidak
1 5 1 1 1 9
pemanasan tak terbarukan penting
Radiasi panas Gangguan kesehatan pekerja 5 9 1 1 9 25 Penting
Suara mesin pemanas Kebisingan meningkat 9 9 5 1 1 25 Penting
Cukup
3 Pasteurisasi Polusi udara 5 5 5 1 1 17
penting
Gas buang mesin
Cukup
Gangguan kesehatan pekerja 5 5 1 1 1 13
penting
Cukup
Pembersihan mesin produksi Pencemaran air 5 5 1 5 1 17
penting
Penggunaan energi listrik untuk menjalankan Pengurangan sumber daya alam Tidak
4 Evaporasi 1 5 1 1 1 9
steam tak terbarukan penting

16
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

Kriteria
No Aktivitas Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan Jumlah Status
1 2 3 4 5
Radiasi panas Gangguan kesehatan pekerja 5 9 1 5 1 21 Penting
Pencemaran udara 9 5 1 5 5 25 Penting
Kebocoran gas saat proses evaporasi Cukup
Gangguan kesehatan pekerja 5 5 1 1 1 13
penting
Suara mesin pemanas Kebisingan meningkat 9 9 5 1 1 25 Penting
Cukup
Gas buang mesin Polusi udara 5 5 5 1 1 17
penting
Cukup
Gangguan kesehatan pekerja 5 5 1 1 1 13
penting
Cukup
Pembersihan mesin produksi Pencemaran air 5 5 1 5 1 17
penting
Pencemaran air 5 5 1 5 5 21 Penting
Pencampuran
5 Ceceran / tumpahan proses pencampuran Tidak
(Mixing) Pencemaran tanah 1 5 1 1 1 9
penting
Pengurangan sumber daya alam Tidak
Penggunaan energi listrik 1 1 1 1 1 5
tak terbarukan penting
Tidak
Suara mesin Kebisingan meningkat 1 5 1 1 1 9
penting
Cukup
Pembersihan mesin produksi Pencemaran air 5 5 1 1 1 13
penting
6 Homogenisasi Tumpahan susu dari proses homogenisasi Pencemaran air 5 5 1 5 5 21 Penting

2
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

Kriteria
No Aktivitas Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan Jumlah Status
1 2 3 4 5
Tidak
Pencemaran tanah 1 5 1 1 1 9
penting
Pengurangan sumber daya alam Tidak
Penggunaan energi listrik 1 5 1 1 1 9
tak terbarukan penting
Cukup
Pembersihan mesin produksi Pencemaran air 5 5 1 1 1 13
penting
Kebocoran tangki penyimpan air susu dari Penurunan ketersediaan produk Cukup
5 5 1 1 1 13
proses homogenisasi air susu penting
Suara mesin Kebisingan meningkat 9 9 5 1 1 25 Penting
Cukup
Ceceran air susu dari proses spray drying Pencemaran air 5 5 1 1 1 13
penting
Radiasi panas Gangguan kesehatan pekerja 5 9 1 5 1 21 Penting
Suara mesin Kebisingan meningkat 9 9 5 1 1 25 Penting
Pengurangan sumber daya alam Tidak
Penggunaan energi listrik 1 5 1 1 1 9
7 Pengeringan tak terbarukan penting
Cukup
Pencemaran air 9 5 1 1 1 17
penting
Pembersihan mesin produksi
Tidak
Penurunan sumber daya air 1 1 1 1 1 5
penting
Gas buang spray Polusi udara 5 9 5 5 5 29 Penting
Pengurangan sumber daya alam Tidak
8 Pengemasan Penggunaan energi listrik 1 5 1 1 1 9
tak terbarukan penting

3
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

Kriteria
No Aktivitas Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan Jumlah Status
1 2 3 4 5
Ceceran/tumpahan susu Pencemaran air 5 5 1 5 5 21 Penting
Sangat
Limbah padat dari label dan kardus rusak Peningkatan timbulan sampah 9 5 5 9 5 33
penting
Tidak
Konsumsi bahan bakar Pengurangan bahan bakar 1 1 1 1 1 5
penting
Transportasi dan
9 Limbah padat dari produk rusak saat distribusi Peningkatan timbulan sampah 5 1 1 5 9 21 Penting
distribusi
Sangat
Emisi gas oleh truk pengangkut Pencemaran udara 9 5 5 5 9 33
penting
Pengolahan limbah
10 Penampungan sementara limbah padat Peningkatan timbulan sampah 5 5 1 5 5 21 Penting
padat
Sangat
Pencemaran air 9 5 9 9 5 37
Pengolahan limbah penting
11 Efluen dari IPAL
cair Cukup
Pencemaran tanah 5 1 1 5 5 17
penting
Limbah padat dan B3 ATK (Alat Tulis dan Peningkatan timbulan sampah
5 5 1 5 9 25 Penting
Kantor) dan limbah B3
12 Perkantoran
Cukup
Limbah cair domestik aktivitas kantor Pencemaran air 9 5 1 1 1 17
penting

4
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

BAB 3
KEBIJAKAN LINGKUNGAN

PT. Greenfields Indonesia memiliki kebijakan lingkungan yang merupakan perwujudan


dari komitmen manajemen puncak sebagai penanggungjawab tertinggi dari perusahaan ini.
Kebijakan lingkungan berdasarkan penilaian pendahuluan aspek dan dampak lingkungan
perusahaan. Kebijakan ini dibuat untuk menaati perundang-undangan yang berlaku terkait
dengan pengelolaan lingkungan serta untuk mencegah adanya kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh kegiatan perusahaan. Kebijakan ini menjadi dasar penentuan keputusan dan
pengkajian ulang manajemen lingkungan perusahaan. Kebijakan lingkungan PT. Greenfields
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan
2. Mengembangkan Instalasi Pengolahan Air Limbah yang ada untuk mengelola air
limbah yang dihasilkan akibat kegiatan yang ada di perusahaan.
3. Mengurangi penggunaan listrik dan bahan bakar mesin produksi untuk penghematan
energi dan pengurangan emisi.
4. Memelihara kualitas mesin produksi untuk kadar emisi yang dihasilkan tidak melebihi
baku mutu dan tidak membahayakan gangguan kesehatan baik untuk pekerja maupun
masyarakat sekitarnya.
5. Mengurangi timbulan sampah yang dihasilkan baik dalam kegiatan pabrik maupun
kegiatan kantor dengan melakukan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).
6. Memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerja dengan adanya standar operasi
dalam kegiatan produksi maupun jasa.
7. Edukasi terkait isu-isu lingkungan terutama kepada semua komponen organisasi.

5
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

BAB 4
PERENCANAAN

Proses pelaksanaan sistem manajemen lingkungan di PT. Greenfields memerlukan suatu


rencana yang jelas dan sistematis yang digunakan sebagai acuan. Rencana tersebut berupa
tujuan, sasaran dan program yang disesuaikan dengan kebijakan lingkungan yang ditetapkan.
4.1. Aspek Lingkungan
Aspek-aspek lingkungan yang direncanakan, digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam penyusunan tujuan lingkungan. Penentuan aspek lingkungan tersebut berdasarkan aspek
yang memiliki dampak penting serta memperhatikan beberapa hal lainnya. Aspek-aspek
lingkungan tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisis resiko yang timbul
akibat dampak lingkungan yang merugikan.
Identifikasi aspek-aspek lingkungan merupakan tanggungjawab Representatif
Manajemen Lingkungan. Dalam menentukan aspek lingkungan maka perlu disusun prosedur
Identifikasi dan Penilaian Aspek dan Dampak Lingkungan (IPADL) organisasi yang digunakan
sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian aspek lingkungan organisasi.
Beberapa hal yang diperhatikan dalam menentukan aspek lingkungan yang direncanakan oleh
PT. Greenfields adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan pekerja/karyawan dan masyarakat sekitar yang terpengaruh.
2. Ketersediaan dana perusahaan.
3. Kemampuan sumber daya dalam menerapkan SML.
4. Pengaruh terhadap lingkungan.
Penentuan aspek lingkungan yang akan diterapkan di PT. Greenfields perlu
memperhatikan prosedur berikut:
1. Pengisian form identifikasi dan penilaian aspek serta dampak lingkungan pada unit
pekerjaan yang bersangkutan.
2. Pemeriksaan penilaian form oleh tim ISO 14001 PT. Greenfields.
3. Pengisian form identifikasi dan penilaian aspek serta dampak lingkungan penting oleh
tim ISO 14001 PT. Greenfields.
4. Hasil penilaian kemudian dijumlahkan, aspek dan dampak lingkungan penting
selanjutnya akan ditetapkan untuk dikembangkan menjadi perencanaan tujuan,
sasaran, dan program.

6
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

5. Dilakukan tindakan pengurangan resiko untuk kriteria sangat penting dan perlu
dilakukan pengkajian lebih lanjut.
Setelah diidentifikasi, maka hasil identifikasi aspek lingkungan didokumentasikan pada
formulir. Biaya yang dialokasikan untuk perencanaan penanggulangan dampak lingkungan dari
kegiatan di PT. Greenfields sebesar Rp 67.000.000,00 sesuai siklus dalam melakukan perbaikan
berkelanjutan yakni tiap 6 bulan. Hasil identifikasi aspek lingkungan masing-masing departemen
atau bagian tersebut akan dievaluasi dan selanjutnya mendapatkan persetujuan Manajemen
Lingkungan Representatif. Apabila terjadi pembangunan baru dan atau perubahan dalam
kegiatan produk atau jasa yang berpengaruh terhadap lingkungan, Kepala Departemen atau
Bagian yang bertanggungjawab akan melakukan perubahan dan atau penambahan aspek
lingkungan. Setiap perubahan dan atau penambahan aspek lingkungan dari masing-masing unit
kerja harus mendapat persetujuan Manajemen Lingkungan Representatif dan harus terus
dievaluasi.
4.2. Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya
Peraturan perundangan dan persyaratan lainnya berguna sebagai pedoman dan batasan
dalam pelaksanaan kegiatan di PT. Greenfields. Peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
tersebut harus relevan dengan kegiatan operasi perusahaan, baik terhadap aktivitas produk
maupun jasa yang dihasilkan perusahaan.
Peraturan perundangan yang seharusnya dipatuhi oleh PT. Greenfields antara lain:
Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan
Menteri, Surat Keputusan Dirjen, Surat Keputusan Gubernur, Peraturan Daerah dan lain-lain
yang dikeluarkan oleh pejabat yang terkait atau setingkat. Sedangkan persyaratan lainnya dapat
meliputi: persetujuan dengan publik, persetujuan dengan konsumen, peraturan perusahaan,
peraturan yang bukan dikeluarkan untuk pemerintah, persyaratan yang bersifat sukarela dan lain-
lain.
Peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berkaitan perlu diidentifikasi melalui
prosedur berikut.
 Menghubungi sumber-sumber resmi untuk memperoleh informasi mengenai peraturan
perundangan resmi dan persyaratan lainnya yang relevan dengan kegiatan operasi
perusahaan..
 Manajemen perusahaan harus mengkaji ulang dan memperbaharui peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya tersebut secara berkala, maupun saat diperlukan.

7
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

 Peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang akan ditempatkan dalam PT.
Greenfields perlu dievaluasi dan dianalisa terhadap operasi dan kinerja perusahaan.
Pasal-pasal atau persyaratan yang wajib dipenuhi oleh perusahaan harus dipahami isinya
kemudian dikutip. Manajemen tertinggi dari PT. Greenfields menentukan unit kerja yang
terkena dampak dari peraturan perundangan dan persyaratan tersebut kemudian
dievaluasi dan dianalisa pengaruhnya kemudian dicatat dalam formulir yang meliputi hal-
hal di bawah ini:
1. Nomor urut
2. Nama peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
3. Nomor peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
4. Tanggal berlaku
5. Badan yang mengeluarkan
6. Persyaratan yang wajib dipenuhi
7. Unit operasi yang terkena dampaknya
8. Orang yang bertanggung jawab untuk penerapan persyaratan tersebut.

Peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang dijadikan acuan oleh PT. Greenfields yang
digunakan antara lain :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
5. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien
dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Rayon
7. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak
8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan

8
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Getaran
10. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
705/MPP/Kep/11/2003 tentang Persyaratan Teknis Industri Air Minum Dalam Kemasan
dan Perdagangannya
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
12. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.
13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat
Kerja
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2013 tentang
Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
16. Peraturan Propinsi Jawa Timur Nomor 5 tahun 2000 tentang Pengendalian Pencemaran
Air di Propinsi Jawa Timur
17. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 tahun 2013 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya
18. Peraturan Menteri LH No. 33 Tahun 2009 mengenai tata cara pemulihan lahan
terkontaminasi limbah bahan berbahaya dan beracun
19. Peranturan Menteri ESDM RI No.13 Tahun 2012 tentang penghematan pemakaian
tenaga listrik
20. Peranturan Menteri ESDM RI No.15 Tahun 2012 tentang penghematan penggunaan air
tanah

4.3. Tujuan, Sasaran, dan Program Manajemen Lingkungan


Berdasarkan kebijakan lingkungan yang telah dibuat maka perlu dirumuskan, ditetapkan,
dan dikembangkan tujuan, sasaran dan program. Pertimbangan yang digunakan oleh PT.
Greenfields untuk menetapkan tujuan dan sasaran sebagai berikut:
1. Peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
2. Aspek lingkungan yang signifikan

9
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

3. Pilihan teknologi
4. Kondisi finansial
5. Operasional perusahaan
6. Persyaratan bisnis
7. Pandangan pihak-pihak terkait yang berkompeten
Tujuan dan sasaran yang dibuat akan didokumentasikan dan dipelihara pada setiap level
agar dapat dievaluasi dan diperbarui secara berkala sesuai dengan kondisi pertumbuhan
perusahaan. Evaluasi terhadap perusahaan dapat mencakup evaluasi tentang konsistensi
pelaksanaan perencanaan terhadap komitmen yang telah dibuat maupun tentang ketaatan
perusahaan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya.
Setiap elemen dalam perusahaan harus melaporkan kinerja dari program yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan agar dapat dievaluasi dan
diketahui efektivitas program. Agar pelaksanaan program selalu relevan dengan kondisi
perusahaan maka perlu dikaji ulang secara berkala dan dilakukan pembaruan untuk
menyelesaikan program yang sesuai dengan kebutuhan PT. Greenfields dalam kegiatan produksi
barang dan jasa. Program manajemen lingkungan dapat ditambahkan ketika diperlukan untuk
memastikan bahwa majemen lingkungan akan dapat diterapkan untuk pembangunan atau
kegiatan baru, atau modifikasi kegiatan, produk, atau jasa.

10
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

Tabel 4. 1 Perencanaan Aspek, Dampak dan Program Lingkungan salah satu Aktivitas

Aktivitas Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan Kebijakan Tujuan Sasaran Program

Pengemasan Limbah padat berupa Meningkatnya timbulan Mengurangi Mengurangi Pengurangan Melakukan daur
dan potongan karton dan sampah timbulan sampah timbulan timbulan sampah ulang mandiri
Penyimpanan plastik yang dihasilkan sampah sampai 40% terhadap karton
baik dalam kegiatan sampai akhir dan plastik bekas
pabrik maupun Desember 2018 Melakukan
kegiatan kantor kerjasama
dengan melakukan dengan pihak
3R (Reduce, ketiga untuk
Reuse, dan mengelola
Recycle).. sampah daur
ulang
Sumber: Hasil Diskusi Penyusun

11
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

BAB 5
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

5.1 Pemantauan dan Pengukuran


PT. Greenfields berkomitmen menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur yang
terdokumentasi untuk memantau dan mengukur karakteristik kunci dari pengoperasian yang
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan penting. Karakteristik kunci yang dimaksud yaitu
karakteristik yang diperlukan sebagai pertimbangan untuk menentukan pengelolaan aspek
lingkungan penting, pencapaian tujuan dan sasaran, serta perbaikan kinerja lingkungan sehingga
dengan dilakukan pemantauan dan pengukuran dapat dilihat kesesuaiannya.
Indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya akan digunakan untuk melakukan
pemantauan kinerja SML sebagai bagian yang terkait dengan keseluruhan proses produksi
barang dan jasa. Dari informasi yang didapatkan dari data hasil pemantauan dan pengukuran,
maka akan dapat dianalisis efisiensi kinerja lingkungan yang telah dilakukan dan dapat diketahui
inti permasalahannya sehingga mencegah timbulnya dampak negatif kepada lingkungan ataupun
kerugian pada pihak perusahaan. Jenis indikator kinerja lingkungan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Indikator lagging yaitu ukuran kinerja end process, mengukur output hasil proses seperti
jumlah limbah yang dikeluarkan.
2. Indikator leading yaitu ukuran kinerja in process, mengukur faktor apa yang diharapkan
membawa perubahan bagi kinerja lingkungan.
Untuk melakukan pengukuran dan pemantauan secara tepat, PT. Greenfields membuat sebuah
prosedur untuk :
- Memantau secara periodik karateristik kunci dari aktifitas operasi yang memiliki dampak
lingkungan
- Mengetahui kondisi kinerja lingkungan perusahaan (termasuk kesesuaian dengan tujuan
dan dan sasaran)
- Mendokumentasikan dan meninjau ulang hasil pemeriksaan secara teratur
- Mengkalibrasi dan memelihara peralatan pemantauan, dan
- Mengevaluasi ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dan persyratan
lainnya.

12
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

Pemantauan dan pengukuran dilakukan setiap 3 bulan sekali dan di analisis di


Laboratorium Lingkungan Greenfields. Bagian Laboratorium Lingkungan dibawahi oleh Divisi
Lingkungan. Metode dan peralatan yang digunakan untuk pemantauan dan pengukuran yang
dimiliki oleh Laboratorium Lingkungan PT. Greenfields telah sesuai dengan SNI.
Untuk bentuk dokumen pemantauan dan pengukuran yang dilakukan oleh PT.
Greenfields disesuaikan dengan aspek lingkungan yang telah diidentifikasi sebagai berikut:

Tabel 5. 1 Pengukuran dan Pemantauan PT. Greenfields


Pemantauan
Aspek
Aktivitas Tujuan Sasaran Program dan
Lingkungan
Pengukuran
Pengemasa Limbah padat dari Mengurangi Timbulan Mendaur Pengukuran
n label dan kardus timbulan sampah ulang kerdus dan
rusak sampah yang kemasan yang pemantauan
dibuang rusak timbulan
berkurang sampah
hingga 50 kardus setiap 1
% pada bulan sekali.
akhir
September
2014

5.2 Pengendalian Rekaman


Rekaman adalah dokumen yang memuat hasil – hasil yang dicapai atau menunjukkan
bukti bahwa suatu kegiatan telah dilaksanakan. Rekaman harus mencakup dokumen penting
perencanaan, operasi, dan pengendalian proses secara efektif, yang terkait dengan aspek
lingkungan penting. Rekaman merupakan hasil dari aktifitas kerja yang dilakukan dan bukan
merupakan acuan, disimpan, dipelihara dalam jangka waktu tertentu. Jika melebihi jangka
waktu yang telah ditetapkan rekaman harus dimusnahkan dan disertai dengan berita acara
pemusnahan. Rekaman dalam perusahaan disimpan dan dikendalikan oleh masing – masing
departemen/organisasi/ sub unit sesuai dengan jangka waktu ditentukan.
PT. Greenfields mengembangkan dan memelihara rekaman yang terkait dengan
pelaksanaan SML perusahaan. Rekaman dibutuhkan untuk menunjukkan ketaatan perusahaan
terhadap SML. Rekaman ini mencakup pelatihan dari hasil audit dan pengkajian. Rekaman

13
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

tersebut harus sesuai dengan persyaratan ISO 14001. Rekaman lingkungan dapat mencakup,
antara lain:
a. Rekaman keluhan (complaints),
b. Rekaman pelatihan,
c. Rekaman proses pemantauan,
d. Rekaman inspeksi, pemeliharaan dan kalibrasi,
e. Rekaman tentang kontraktor dan pemasok,
f. Rekaman kejadian tertentu (incident),
g. Rekaman pengecekan kesiagaan darurat,
h. Hasil audit,
i. Hasil tinjauan manajemen,
j. Keputusan mengenai komunikasi eksternal,
k. Rekaman tentang persyaratan hukum yang berlaku,
l. Rekaman tentang aspek lingkungan penting,
m. Rekaman tentang pertemuan lingkungan,
n. Informasi tentang kinerja lingkungan,
o. Rekaman penaatan peraturan perundang-undangan, dan
p. Komunikasi dengan pihak yang berkepentingan

14
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

BAB 6
KAJIAN MANAJEMEN

6.1 Kajian Sistem Manajemen Lingkungan


Kajian sistem merupakan kunci dalam penerapan prinsip perbaikan berkelanjutan
(continual improvement) Sistem Manajemen Lingkungan (SML) dari waktu ke waktu. Pada kajian
manajemen dilakukan proses kajian secara menyeluruh SML perusahaan untuk memastikan
keberlanjutan, kesesuaian, dan efektifitas pelaksanaan SML secara berkala. Tujuan dari
prosedur kajian sistem adalah untuk mendokumentasikan proses dan agenda utama dari
permasalahan lingkungan yang akan dibahas dalam rapat kajian manajemen. Penyusunan
tindakan yang tepat dalam kajian manajemen harus mengacu pada hasil audit internal sehingga
dapat dilakukan perbaikan yang berkelanjutan, dengan kata lain kajian manajemen dilaksanakan
setelah pelaksanaan internal audit SML.
Kajian manajemen merupakan tanggung jawab penuh Direktur Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang dalam pelaksanannya dibantu oleh Manajemen Representatif dengan menyediakan
materi tambahan yang dibutuhkan setiap enam bulan sekali. Catatan hasil rapat kajian
manajemen didokumentasikan oleh Manajemen Representatif dan didistribusikan kepada pihak–
pihak terkait sesuai hasil rapat kajian manajemen tersebut. Menjelang pelaksanaan kajian
manajemen, perkembangan internal audit termasuk temuan-temuan yang sudah dapat
diverifikasi dilaporkan kepada Manajemen Representatif untuk penyediaan materi/bahan
pelaksanaan kajian manajemen. Di samping itu, tujuan pelaporan ini adalah memberikan
masukan kepada manajemen puncak akan kondisi penerapan sistem dan mendapatkan arahan
mengenai tindak lanjut dan komitmen baru terhadap masalah-masalah yang belum berhasil
diselesaikan.
Dalam proses kajian manajemen, disamping pihak-pihak yang terkait pada fungsi dan
tingkatan organisasi perusahaan, terdapat dua golongan personil yang harus terlibat, antara lain:
1. Personil yang memiliki informasi dan pengetahuan (personil dalam hal ini merupakan
Manajemen Representatif).
2. Personil yang dapat membuat keputusan tentang perusahaan dan sumber daya
(personil dalam hal ini merupakan Manajemen Puncak).
Hal-hal yang termasuk isi dari rapat kajian manajemen adalah sebagai berikut:
a. Kesesuaian dan keefektifan kebijakan dengan kebutuhan terhadap perubahan

15
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

b. Kesesuaian dan keefektifan dari tujuan, sasaran dan program terhadap pencapaian
kinerja dengan kebutuhan dan perubahan
c. Kesesuaian dan keefektifan sistem manajemen lingkungan secara keseluruhan
d. Hasil dari audit sistem manajemen lingkungan
e. Evaluasi dan tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan dengan menggunakan hasil
kajian sebelumya
f. Laporan kemajuan terhadap lingkungan kerja
g. Data statitik pemantauan
h. Pengumpulan informasi-informasi lain yang terkait
i. Keluhan-keluhan dari pihak lain .

Setiap rapat kajian manajemen harus dilakukan dokumentasi secara mendetail, antara
lain:
1. Undangan rapat
2. Daftar kehadiran
3. Hasil diskusi
4. Tindakan penyelesaian masalah

Setelah diadakan rapat dengan pihak – pihak yang terkait dan telah dilakukan proses
audit internal maupun eksternal, maka sistem manajemen lingkungan yang telah dijalankan oleh
PT Greenfields Indonesia sudah sesuai dengan prosedur SML. Oleh karena itu, dalam rapat
tinjauan manajemen dikeluarkan rekomendasi bahwa berkesinambungan dalam menjaga dan
mengembangkan sistem manajemen lingkungan yang telah dijalankan. Hasil kajian manajemen
lalu didokumentasikan, didistribusikan dan dikomunikasikan oleh Supervisor Komunikasi kepada
fungsi dan tingkatan organisasi yang terkait sebagai acuan dan arahan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan penyempurnaan SML. Salinan rapat ini disimpan dalam bentuk arsip.
Kebijakan lingkungan PT Greenfields Indonesia telah disesuaikan dengan kondisi alam
setempat, mempertimbangkan skala kegiatan, dan dampak lingkungan yang telah diidentifikasi
dalam identifikasi lingkungan awal. Kebijakan lingkungan yang ada telah sesuai dan PT
Greenfields Indonesia telah berkomitmen dalam melakukan perbaikan berkelajutan saat ada
ketidaksesuaian maupun melakukan pencegahan pencemaran dalam setiap aspek lingkungan
yang berdampak penting. Kebijakan lingkungan sesuai dengan peraturan-peraturan terkait dan
persyaratan lainnya yang seperti kontrak dengan perusahaan lain. Kebijakan lingkungan telah

16
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

disesuaikan dengan bahasa yang sesuai dengan masyarakat sekitar sehingga dapat diamati oleh
masyarakat luas, dan telah didokumentasikan melalui website resmi PT Greenfields Indonesia.
Perencanaan SML yang telah dilakukan sesuai dengan aspek lingkungan yang
menyesuaikan dengan telaah yang menghasilkan dampak penting, dan kebijakan lingkungan
telah menetapkan tujuan dan sasaran yang mempertimbangkan dampak penting. Apabila terjadi
perubahan dan saat evaluasi tujuan sasaran dapat dilakukan karena tersedia prosedur yang
memuat hal perubahan maupun penetapan. PT Greenfields Indonesia telah membuat prosedur
yang dapat mengidentifikasi peraturan terkait dan peraturan lainnya yang sesuai dengan kerja
sama ataupun aspek yang menimbulkan dampak penting. Tujuan dan sasaran dibentuk sesuai
dengan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan, dan telah didokumentasikan maupun
dipelihara untuk meningkatkan kinerja karyawan ataupun melakukan perbaikan tindakan.
Program yang dibentukpun telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditentukan oleh
manajemen representatif maupun manajemen puncak.
Selama pelaksanaan, SML telah menentukan manajemen lingkungan representatif yang
memiliki peran, tanggung jawab maupun kewenangan dalam memastikan bahwa persyaratan
SML telah tersedia, dipelihara, dan melaporkan ke manajemen puncak sebagai tinjauan SML.
Sumber-sumber daya yang ada telah dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait sehingga tidak
ada permasalahan dalam pelaksanaan SML selama ini. Karyawan PT Greenfields Indonesia
telah diuji keterampilannya melalui tes dan dapat dikatakan memperoleh kompetensi sesuai
dengan bidang atau pekerjaan yang dilakukan, dan setiap karyawan telah diberikan kesadaran
dalam penerapan SML karena telah diadakan pelatihan karyawan yang menunjang
keberlangsungan SML. Komunikasi PT Greenfields Indonesia telah disesuaikan dengan kondisi
internal maupun eksternal yang telah didokumentasikan secara tulisan ataupun lisan kepada
karyawan dan stakeholder. Secara tulisan dapat dilihat melalui website resmi perusahaan,
sedangkan secara lisan telah dilakukan rapat koordinasi bulanan terhadap pihak luar maupun
pihak dalam perusahaan. Dokumentasi SML telah dijabarkan secara rinci, dan dapat ditemukan
dengan mudah oleh pihak luar maupun pihak dalam. Dokumentasi ini dipelihara dan dikendalikan
untuk dapat melakukan perbaikan berkelanjutan yang sesuai dengan dampak penting sehingga
dapat melakukan tindakan saat ketidaksesuaian terjadi di perusahaan. Prosedur yang terdapat
dalam perusahaan telah dikaji ulang dengan pakar-pakar sehingga prosedur yang ada telah
sesuai dan tidak terjadi ketidaksesuaian dalam pengoperasian. Saat pengoperasian SML telah
dilakukan uji coba dalam melakukan tindakan darurat sehingga dapat memeriksa prosedur telah
sesuai sehingga dapat mencegah terjadi kecelakaan di pabrik.

17
Sistem Manajemen Lingkungan
PT. Greenfields Indonesia

Tindakan pemantauan dan pengukuran telah dilakukan sesuai dengan keberlangsungan


satu siklus, untuk air limbah telah diukur selama 1 bulan sekali sedangkan untuk udara ambient
yang ada telah diukur selama 3 bulan sekali. Dari tindakan pengukuran dapat mengevaluasi
secara periodik kepatuhan terhadap peraturan lingkungan yang ada dan telah menetapkan
prosedur dalam mengevaluasi dan didokumentasikan dan dilaporkan kepada manajemen puncak
perusahaan. Prosedur dalam ketidaksesuaian dan tindakan koreksi maupun pencegahan telah
ada sehingga dapat menangani dan memeriksa dalam terjadinya suatu insiden di perusahaan,
setiap perubahan dalam prosedur telah didokumentasikan sesuai dengan tindakan perbaikan
maupun pencegahan. Rekaman atau catatan yang ada telah dipelihara dan disimpan dengan
rapi dalam perusahaan, dan pemusnahan dokumen yang ada telah dilakukan sesuai dengan
prosedur perusahaan. Audit SML yang dilakukan selama satu siklus yang ada telah
mengeluarkan rekomendasi bahwa PT Greenfields Indonesia telah layak menerima Sertifikasi
tentang SML ISO 14001, karena semua elemen dalam SML telah dilakukan dan disesuaikan
dengan menetapkan prosedur maupun melakukan tindakan perbaikan yang mengurangi dampak
penting yang dilakukan PT Greenfields Indonesia.

6.2 Perbaikan Berkelanjutan


Penerapan SML tidak dapat dilaksanakan secara langsung dan segera memberikan hasil
nyata terhadap perbaikan kinerja lingkungan perusahaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Potensi perbaikan bersifat bertahap, namun berkelanjutan secara sistematis dan efisien.
Perbaikan berkelanjutan dilakukan berdasarkan hasil tujuan, sasaran dan program yang telah
dicapai perusahaan selama satu semester. Dengan perbaikan secara menerus inilah kinerja
lingkungan akan sedikit demi sedikit diperbaiki. Selama satu siklus tidak terjadi ketidaksesuaian
sehingga program lingkungan yang ditetapkans telah berjalan sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan manajemen puncak.

18

You might also like