The atoms first approach focuses on helping students

construct the “story of chemistry”.

This approach starts with the fundamental building block

of matter, the atom, and uses it as the stepping stone to
understanding more complex chemistry topics.

The Burdge/Overby’s logical order of their Atoms First

table of contents provides a practical flow and a
consistent chemistry “story” is created throughout the
text.

Concepts and key terms are not introduced before their

logical place in the text (e.g., compound, chemical
reaction).

Visually appealing “pictures” of microscopic-to-

macroscopic transitions are found throughout the Burdge
Overby’s Atoms First text.

The Burdge/Overby’s flexible layout to allows instructors

to move chapters as they see fit.
The ability to make realistic judgements of one's performance is a demonstration of the possession of
strong metacognitive skills. In this study we investigate the relationship between accuracy of self-
evaluation as an expression of metacognitive skill, and learning gain in stoichiometry. The context is an
academic development programme at a South African University offered for under-prepared students
enrolled for science and engineering. These students generally exhibit unrealistically high levels of
confidence in performance and this could potentially place them at risk by negatively affecting decisions
regarding time management and self-regulation. We investigated whether overconfidence before
instruction is corrected upon exposure to teaching. A three-tier stoichiometry test was used to collect
qualitative and quantitative data before and after instruction. Findings indicate that the majority of the
students were overconfident in the evaluation of their performance in both the pre- and posttests.
Overconfidence was not a debilitating disposition when demonstrated in the pretest provided that it
was corrected during teaching and learning. The most vulnerable students were those that judged their
performance or lack thereof realistically in the pretest but became overconfident during the teaching
and learning of stoichiometry. Our results suggest that under-prepared students are slow in developing
accurate metacognitive monitoring skills within a classroom environment that did not include
instruction focused on the development of such skills. We recommend a proactive and constructive
response by educators which may reduce the incidence of failure and preserve the positive contribution
of confidence, albeit excessively positive.

Metacognitive monitoring and learning gain in foundation

chemistry

College chemistry students' use of memorized algorithms in

chemical reactions
This study sought to uncover memorized algorithms and procedures that students relied on in
responding to questions based on the particulate nature of matter (PNM). We describe various
memorized algorithms or processes used by students. In the study, students were asked to
balance three equations of chemical reaction and then draw particulate representations of the
compounds in the reactions. Students were then interviewed to uncover their understanding of
underlying chemistry, taking note of any memorized algorithms that students were using. In
addition to specific algorithms that students used, two trends were apparent from our analysis:
(1) students successfully applied algorithms (in operations such as equation balancing) without
necessarily understanding why they used the particular operations or processes. (2) Students
have memorized processes and ideas which they incorrectly applied. Implications for
assessment, research and instruction are also suggested.

Berdasarkan penelitian terakhir oleh Adawiyah (2004) menunjukkan jumlah siswa yang
meminati mata pelajaran Kimia adalah tinggi akan tetapi, tingkat pemahaman siswa terhadap
judul Formula dan Persamaan Kimia sangat kurang. Ulasan Termelezam (2006), menunjukkan
bahwa siswa lemah dalam menyelesaikan masalah persamaan kimia (stoikiometri) yang
melibatkan konsep dasar matematika dan beberapa konsep dasar kimia. Ini dikukuhkan lagi
dengan temuan dari penelitian yang dilakukan pada 1996 di South African University oleh
Huddle dan Pillay yang menyatakan hanya 7,5% responden saja dapat menyelesaikan pertanyaan
persamaan kimia mudah.
Tidak ketinggalan juga, kedapatan lebih dari 30% siswa mengalami masalah dalam
memecahkan masalah dan lebih dari 40% siswa mengalami masalah dalam konsep mol.
Sebuah penelitian di Italia menunjukkan siswa menganggap mol sebagai massa bukan sebagai
kuantitas bahan (Novick dan Menis, 1976). Pelajar-pelajar sekolah menengah atas dan tahun satu
di universitas di Amerika Serikat, menurut penelitian Krishnan dan Howe (1994) menyatakan
bahwa mol hanya dikaitkan dengan molekul bukan atom dan kuantitas dalam definisi mol adalah
berarti massa konstan
Berdasarkan temuan-temuan yang tidak hanya terkonsentrasi di Malayasia bahkan seluruh dunia,
dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi ini semakin menular di kalangan siswa Kimia. Atas
sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa terhadap konsep mol
dan konsep persamaan kimia yang merupakan salah satu konsep dalam pembelajaran Kimia
yangmelibatkan pengaplikasian konsep mol secara luas sebagai indikator tingkat penguasaan mereka
terhadap subjek Kimia.
Ulasan ini membahas delapan (8) aspek yang melibatkan konsep mol dan konsep persamaan
kimia secara khusus. Aspek-aspek ini melibatkan empat (4) aspek utama dalam konsep mol yaitu
pendefinisian konsep mol serta hubungan antara mol dengan massa, jumlah partikel dan volume
gas. Sementara tiga (3) lagi sisa aspek dari konsep persamaan kima adalah merupakan
aspek perseimbangan persamaan kimia berdasarkan konsep mol, konversi persamaan
kimia dari bentuk persamaan kimia ke bentuk simbol dan seterusnya konversi
persamaan kimia ke persamaan ion. Aspek terakhir yang diuji adalah solusi
masalah kimia yang melibatkan stoikiometri.
Hanya dua (2) aspek saja dari keseluruhan delapan (8) aspek ini yang menunjukkan tingkat
pengusaan siswa berada pada tingkat menengah. Aspek-aspek tersebut adalah hubungan antara
mol dengan massa dan perseimbangan persamaan kimia berdasarkan konsep mol dengan skor
sebanyak 56,9% masing-masing. Siswa dilihat banyak menunjukkan miskonsepsi
parsial dan tidak ada miskonsepsi bagi kedua aspek ini. Sementara bagi tiga aspek berikutnya,
kebanyakan siswa cenderung untuk memberi respon yang tidak dapat dikodekan yang
menggambarkan ketidaklancaran penguasaan mereka serta ketidakmampuan mereka untuk
mencoba menyelesaikan pertanyaan-soaln kimia terhadap aspek-aspek tersebut. Aspek-aspek
tersebut merupakan definisi konsep mol, hubungan antara mol dengan jumlah ion, molekul dan
atom dan hubungan antara mol dengan volume