You are on page 1of 45

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. DEFINISI

Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya

obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus

terbagi dua yaitu ileus obstruksi dan ileus paralitik. Pasase usus dapat

disebabkan oleh adanya obstruksi lumen usus atau oleh adanya gangguan

peristaltic. Obstruksi usus adalah gangguan peristaltic baik di usus halus

maupun dikolon.

Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isis usus sepanjang

traktus intestinal. Obstruksi usus adalah sumbatan bagi jalan distal isi usus,

sumbatan fisik terletak melewati usus atau bila karena suatu ileus, yang bearti

ketidakmampuan isi usus menuju ke distal sekunder terhadap kelalaian

sementara pada motilitas (Rudi Haryono, 2012).

Hal ini dapat terjadi dikarenakan kelainan didalam lumen usus, dinding

usus atau benda asing diluar usus yang menekan, serta kelainan vaskularisasi

pada suatu segmen usus yang dapat menyebabkan nekrosis segmen usus

(Indrayani, 2013).

Ileus atau obstruksi usus adalah suatu gangguan (apapun penyebabnya)

aliran normal isi usus sepanjang saluran isi usus (Diono & Sri Mulyati, )

Obstruksi usus mekanis adalah Suatu penyebab fisik menyumbat usus

dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti
pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya

intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu,

striktura, perlengketan, hernia dan abses (Nurarif& Kusuma, 2015).

II. ETIOLOGI

Penyebab ileus obstruktif menurut (Rudi haryono,2012):

1. Mekanik

1) Adhesion atau perlengketan

Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intra abdominal

sebelumnya atau proses inflamasi intra abdominal. Dapat berupa

perlengketan mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa

setempat atau luas. Umunya berasal dari rangsangan peritoneum


akibat peritonitis setempat atau umum. Ileus karena adhesi biasanya

tidak disertai strangulasi. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi

berkembang sekitar 5% dari pasien yang mengalami operasi abdomen

dalam hidupnya. Perlengketan kongenital juga dapat menimbulkan

ileus obstruktif di dalam masa anak-anak (Indrayani, 2013).

2) Tumor atau abses

Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi Usus, kecuali

jika ia menimbulkan invaginasi . Hal ini terutama disebabkan oleh

kumpulan metastasis (penyebaran kanker) di peritoneum atau di

mesenterium yang menekan usus (Indrayani,2013).

3) Hernia strangulate

Strangulasi menjadi penyebab dari kebanyakan kasus kematian akibat

ileus obstruktif. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang

mematikan, hasil-hasil produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah.

Usus yang mengalami perforasi mungkin mengalami perforasi dan

menggeluarkan materi tersebut ke dalam rongga peritoneum yang

menyebabkan peritonis. Tetapi meskipun usus tidak mengalami

perforasi, bakteri dapat melintasi usus yang permeable tersebut dan

masuk ke dalam sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan

mengakibatkan syok septic.

4) Volvulus

Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang

abnormal dari segmen usus sepanjang aksis usus sendiri, maupun


pemuntiran terhadap aksis sehingga pasase (gangguan perjalanan

makanan) terganggu. Pada usus halus agak jarang ditemukan

kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah

mengalami strangulasi (Indrayani,2013).

5) Invaginasi (Intussusepsi)

Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang

pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat

idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Invaginasi umumnya

berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik kekolon ascendens dan

mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat

mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk

dengan komplikasi perforasi dan peritonitis. Diagnosis invaginasi

dapat diduga atas pemeriksaan fisik, dandipastikan dengan

pemeriksaan Rontgen dengan pemberian enema barium

(Indrayani,2013).

6) Obstipasi

7) Stricture

Striktur yang sekunder yang berhubungan dengan iskhemia, inflamasi,

terapiradiasi, atau trauma operasi.

8) Penyakit-penyakit Chrons, radiasi dan congetinal.

Penyakit Crohn dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai

inflamasi akutselama masa infeksi atau karena striktur yang kronik.


2. Non mekanik

1) Ileus paralitik / gangguan peristaltik usus

2) Spinal cord lession atau kecelakaan tulang belakang

3) Keseimbangan cairan dan elektrolit

4) Infeksi saluran cerna kronis

5) Benda asing (biji buah-buahan, batu empedu, cacing)

Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul

(koneksi abnormal antara pembuluh darah, usus, organ, atau struktur

lainnya) dari saluran empedu keduodenum atau usus halus yang

menyebabkan batu empedu masuk ke raktus gastrointestinal. Batu

empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian

ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi.

Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma (anker

yang dimulai di kulit atau jaringan yang melapisi atau menutupi

organ-organ tubuh) , terutama pada daerah rektosigmoid dan kolon

kiri distal (Indrayani,2013).

Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya

jumlahnya puluhan hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di

mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang

merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya

disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan

puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian

obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko tinggi
untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi

(Indrayani,2013).

Tabel penyebab ileus obstruktif berdasarkan usia menurut (Indriyani,2013)

Kelompok umur Penyakit

Bayi/neonates Atresia, Volvulus, penyakit Hirschsprung

Anak-anak Intususepsi, hernia strangulasi inguinalis,

kelainan kongenital, penyakit Hirschsprung

Dewasa Neoplasma usus besar, adhesi, hernia strangulasi

inguinalis, femoralis dan umblikalis, dan

penyakit Hirschsprung

Orang tua Karsinoma usus besar, penyakit divertikulum

kolon, hernia strangulasi, fecalith (tinja

membatu), adhesi dan volvulus

III. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala menurut (Rudi Haryono, 2012):

a. Nyeri kram terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.

b. Pasien dapat menegeluarkan darah dan mucus, tetapi bukan material fekal

dan tidak dapat flatus

c. Muntah

d. Dehidrasi

e. Syok
f. Konstipasi

g. Peregangan abdomen (distensi)

h. Nyeri tekan

i. Malaise

j. Demam

k. Takikardi

l. Pucat

m. Kelesuan

n. Haus terus menerus

o. Ketidaknyamanan secara umum

p. Mulut kering dan sakit.

IV. PATOFISIOLOGI

Merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya

daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga

menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut

menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi

lumen usus yang berupa gas dan cairan pada bagian proximal tempat

penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi) akibat

peningkatan tekanan intralumen yang menurunkan pengaliran air dan natrium

dari lumen ke darah.

Karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap

hari, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen


dengan cepat. Sumbatan yang terjadi menyebabkan gerakan usus yang

meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi

gerakan anti peristaltik. Hal ini menyebabkan serangan kolik abdomen dan

muntah-muntah. Muntah merupakan sumber kehilangan utama cairan dan

elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel

yang mengakibatkan syok hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan

perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus

mengakibatkan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke

dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan

peningkatan permeabilitas akibatnekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin

bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan

bakteriemia.

Distensi menyebabkan peningkatan sementara pada peristaltik saat usus

berusaha untuk mendorong material melalui area yang tersumbat. Dalam

beberapa jam peningkatan peristaltik dan usus memperlambat proses yang

disebabkan oleh obstruksi. Peningkatan tekanan dalam usus mengurangi

absorbsinya, peningkatan retensi cairan masih tetap berlanjut segera, tekanan

intralumen aliran balik vena, yang meninkatkan permeabilitas kapiler dan

memungkinkan plasma ekstra arteri yang menyebabkan nekrosis dan

peritonitis.
Pathway
Hernia inkarserata, adhesi, intususepsi, askariasis, volvulus, tumor, batu empedu

ILEUS OBSTRUKTIF

Akumulasi gas dan cairan intra lumen disebelah paroksimal dari letak
obstruktif
Distensi abdomen Gelombang peristaltic berbalik arah, isi usus Kerja usus melemah Klien rawat
terdorong ke lambung kemudian mulut inap
Gangguan
Poliferasi Tekanan
peristaltic usus Reaksi
bakteri cepat intralumen ↑ Asam
lambung ↑ hospitalisasi
Kimus sulit
pelepasan bakteri dan toksin Tekanan vena
mual dicerna usus cemas
dari usus yang infark & arteri ↓ Mual muntah
Kehilangan
Sulit BAB
Iskemia cairan menuju dehidrasi ansietas
bakteri melepas endotoksin,
dinding usus ruang peritonium
konstipasi
Intake cairan ↓
Metabolism Pelepasan bakteri
melepaskan zat pirogen
anaerob & toksin dr usus Cairan intrasel ↓
yg nekrotik ke dlm
Impuls  Merangsang peritonium Resiko syok
pengeluaran (hipovolemia)
hipotalamus
mediator kimia
bagian Resiko infeksi
termoregulator
Merangsang reseptor Merangsang Saraf simpatis terangsang Pasien terjaga
melalui ductus utk mengaktivasi RAS REM ↓
nyeri susunan saraf
thoracicus otonom, mengaktifkan kerja organ
Suhu tubuh ↑ Gangguan
mengaktivasi tubuh
Nyeri pola tidur
hipertermi akut
V. GAMBAR

VI. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang

mengalami obstruksiuntuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya

selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua.

Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa

pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan. Penderita

penyumbatan usus harus di rawat dirumah sakit (Nurarif& Kusuma, 2015).

1. Persiapan

Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah

aspirasi dan mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien

dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk

perbaikan keadaan umum.Setelah keadaan optimum tercapai barulah

dilakukan laparatomi. Pada obstruksi parsial atau karsinomatosis abdomen

dengan pemantauan dan konservatif (Nurarif& Kusuma, 2015).

2. Operasi

Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital

berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah

pembedahan sesegera mungkin.

Tindakan bedah dilakukan bila :

- Strangulasi

- Obstruksi lengkap
- Hernia inkarserata

- Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan

pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter) (Nurarif & Kusuma,

2015).

3. Pasca Bedah

Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan

danelektrolit.Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus

memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus

pasien masih dalam keadaan paralitik (Nurarif & Kusuma, 2015).

VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Diagnosis ileus obstruktif tidak sulit; salah satu yang hampir selaluh

harus ditegakkan atas dasar klinik dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik,

kepercayaan atas pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboratorium harus

dilihat sebagai konfirmasi dan bukan menunda mulainya terapi yang segera.

Diagnosa ileus obstruktif diperoleh dari :

A. Anamnesis

Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapat

ditemukan penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena

pernah dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia (Sjamsuhudajat & Jong,

2005). Pada ileus obstruktif usus halus kolik dirasakan di sekitar umbilkus,

sedangkan pada ileus obstruktif usus besar kolik dirasakan di


sekitar suprapubik. Muntah pada ileus obstruktif usus halus berwarna

kehijaun dan pada ileus obstruktif usus besar onset muntah lama.

B. Pemeriksaan Fisik

- Inspeksi

Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata

dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor

kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada

abdomen harus dilihat adanya distensi, parut

abdomen, hernia dan massa abdomen. Inspeksi

pada penderita yang kurus/sedang juga dapat ditemukan “darm

contour ” (gambaran kontur usus) maupun “darm steifung” (gambaran

gerakan usus), biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat

serangan kolik yang disertai mual dan muntah dan juga pada ileus

obstruksi yang berat. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu

serangan kolik.

- Palpasi dan perkusi

Pada palpasi didapatkan distensi abdomen dan perkusi tympani yang

menandakan adanya obstruksi. Palpasi bertujuan mencari adanya

tandairitasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang mencakup

defance musculair’ involunter atau rebound dan pembengkakan atau

massa yang abnormal


- Auskultasi

Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran

episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara

masa tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit

dan usus diatas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga

juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak adanya nyeri

usus bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus obstruktif

strangulata.

Diagnosis harus terfokus pada membedakan antara obtruksi

mekanik dengan ileus; menentukan etiologi dari obstruksi;

membedakan antara obstruksi parsial atau komplit dan membedakan

obstruksi sederhana dengan strangulasi. Hal penting yang harus

diketahui saat anamnesis adalah riwayat operasi abdomen (curiga akan

adanya adhesi) dan adanya kelainan abdomen lainnya (karsinoma

intraabdomen atau sindroma iritasi usus) yang dapat membantu kita

menentukan etiologi terjadinya obstruksi. Pemeriksaan yang teliti untuk

hernia harus dilakukan. Feses juga harus diperiksa untuk melihat

adanya darah atau tidak, kehadiran darah menuntun kita ke arah

strangulasi.

C. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengalami

obstruksi intestinal terutama ialah darah lengkap dan elektrolit, Blood

Urea Nitrogen, kreatinin dan serum amylase. Obstruksi intestinal yang


sederhana tidak akan menyebabkan perubahan pada hasil laboratorium jadi

pemeriksaan ini tak akan banyak membantu untuk diagnosis obsruksi

intestinal yang sederhana. Pemeriksaan elektrolit dan tes fungsi ginjal

dapat mendeteksiadanya hipokalemia, hipokhloremia dan azotemia pada

50% pasien.

D. Pemeriksaan Radiologi

- Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak abdomen atau

posisi dekubitus) dan posisi tegak thoraks. Temuan spesifik untuk

obstruksi usus halus ialah dilatasi usushalus ( diameter > 3 cm ),

adanya air-fluid level pada posisi foto abdomen tegak, dan kurangnya

gambaran udara di kolon. Sensitifitas foto abdomen untuk mendeteksi

adanya obstruksi usus halus mencapai 70-80% namun spesifisitasnya

rendah. Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran,

antara lain:

a) Distensi usus bagian proksimal obstruksi

b) Kolaps pada usus bagian distal obstruksi

c) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels

d) Posisi supine dapat ditemukan : distensi usus dan step-ladder sign

e) String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil

yang berderet

f) Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi

udara dan gelung usus yang berbentuk U yang dibedakan dari

dindingusus yang oedem


g) Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.

Ileus paralitik dan obstruksi kolon dapat memberikan

gambaran serupa dengan obstruksi usus halus. Temuan negatif

palsu dapat ditemukan pada pemeriksaan radiologis ketika letak

obstruksi berada di proksimal usus halus dan ketika lumen usus

dipenuhi oleh cairan saja dengan tidak ada udara. Dengan demikian

menghalangi tampaknya air-fluid level atau distensi usus. Keadaan

selanjutnya berhubungan dengan obstruksi gelung tertutup.

Meskipun terdapat kekurangan tersebut, foto abdomen tetap

merupakan pemeriksaan yang penting pada pasien dengan

obstruksi usus halus karena kegunaannya yang luas namun

memakan biaya yang sedikit.


- Enteroclysis

Enteroclysis berfungsi untuk mendeteksi adanya obstruksi dan juga

untuk membedakan obstruksi parsial dan total. Cara ini berguna jika pada

foto polos abdomen memperlihatkan gambaran normal namun dengan

klinis menunjukkan adanya obstruksi atau jika penemuan foto polos

abdomen tidak spesifik. Pada pemeriksaan ini juga dapat membedakan

adhesi oleh karena metastase, tumor rekuren dan kerusakan akibat radiasi.

Enteroclysis memberikan nilai prediksi negative yangtinggi dan dapat

dilakukan dengan dua kontras. Barium merupakan kontras yang sering

digunakan. Barium sangat berguna dan aman untuk mendiagnosa obstruksi

dimana tidak terjadi iskemia usus maupun perforasi. Namun, penggunaan

barium berhubungan dengan terjadinya peritonitis dan penggunaannya

harus dihindari bila dicurigai terjadi perforasi. (Nobie, 2009)

- CT Scan

CT-Scan berfungsi untuk menentukan diagnosa dini atau obstruksi

strangulate dan menyingkirkan penyebab akut abdomen lain terutama

jikaklinis dan temuan radiologis lain tidak jelas. CT-scan juga dapat

membedakan penyebab obstruksi intestinal, seperti adhesi, hernia

karena penyebab ekstrinsik dari neoplasma dan penyakit Chron karena

penyebab intrinsik. Obstruksi ditandai dengan diametes usus halus sekitar

2,5 cm pada bagian proksimal menjadi bagian yang kolaps dengan

diameter sekitar 1 cm. Keterbatasan CT scan ini terletak pada tingkat

sensitivitasnya yangrendah (<50%) untuk mendeteksi grade ringan atau


obstruksi usus halus parsial. Zona transisi yang tipis akan sulit untuk

diidentifikasi. (Nobie,2009)

- CT enterography (CT enteroclysis)

Pemeriksaan ini menggantikan enteroclysis pada penggunaan

klinis. Pemeriksaan ini merupakan pilihan pada ileus obstruksi intermiten

atau pada pasien dengan riwayat komplikasi pembedahan (seperti tumor,

operasi besar). Pada pemeriksaan ini memperlihatkan seluruh penebalan

dinding usus dan dapat dilakukan evaluasi pada mesenterium dan

lemak perinerfon. Pemeriksaan ini menggunakan teknologi CT-scan dan

disertaidengan penggunaan kontras dalam jumlah besar. CT enteroclysis

lebihakurat disbanding dengan pemeriksaan CT biasa dalam

menentukan penyebab obstruksi (89% vs 50%), dan juga lokasi obstruksi

(100% vs94%) (Nobie, 2009).

- MRI

Keakuratan MRI hampir sama dengan CT-scan dalam mendeteksi

adanya obstruksi. MRI juga efektif untuk menentukan lokasi dan etiologi

dari obstruksi. Namun, MRI memiliki keterbatasan antara lain kurang

terjangkau dalam hal transport pasien dan kurang dapat menggambarkan

massa dan inflamasi (Nobie, 2009)

- USG

Ultrasonografi dapat menberikan gambaran dan penyebab dariobstruksi

dengan melihat pergerakan dari usus halus. Pada pasien denganilues

obtruksi, USG dapat dengan jelas memperlihatkan usus yangdistensi. USG


dapat dengan akurat menunjukkan lokasi dari usus yangdistensi. Tidak

seperti teknik radiologi yang lain, USG dapatmemperlihatkan peristaltic,

hal ini dapat membantu membedakanobstruksi mekanik dari ileus

paralitik. Pemeriksaan USG lebih murah danmudah jika dibandingkan

dengan CT-scan, dan spesifitasnya dilaporkanmencapai 100%. (Nobie,

2009).

VIII. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

1. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin,

agama, suku dan gaya hidup.

2. Riwayat kesehatan

- Keluhan utama .

Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat

dikaji. Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri

pada abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan

lepas, abdomen tegang dan kaku.

- Riwayat kesehatan sekarang

Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari

pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :

P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.


Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang,

timbul atau terus- menerus (menetap).

R : Di daerah mana gejala dirasakan

S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan

memakai skala numeric 1 s/d 10.

T : Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat

dan memperingan keluhan.

- Riwayat kesehatan masa lalu

Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama,

riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan

obat-obatan.

- Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang

sama dengan klien.

b. Pemeriksaan

a. Aktivitas/istirahat

Gejala : Kelelahan dan ngantuk.

Tanda : Kesulitan ambulasi

b. Sirkulasi

Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi ( tandasyok)

c. Eliminasi

Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasidan Flatus


Tanda : Perubahan warna urine dan feces

d. Makanan/cairan

Gejala : anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.

Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa

pecah - pecah. Kulit buruk.

e. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat

kolik.

Tanda : abdomen dan nyeri tekan

f. Pernapasan

Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,

Tanda : Napas pendek dan dangkal

c. Pemeriksaan Diagnostic

1. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah

merah) : meningkat akibat dehidrasi

2. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum

meningkat, Na+ dan Cl- rendah.

3. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen

a. Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis, bayangan

valvula connives melintasi seluruh lebar usus) atau obstruksi

besar (distribusi perifer/bayangan haustra tidak terlihat di

seluruh lebar usus)


b. Mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll)

4. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan

suspensi barium sulfat sebagai media kontras pada usus besar) :

untuk melihat tempat dan penyebab.

5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab,

sigmoidoskopi untuk menunjukkan tempat obstruksi (Pasaribu,

2012).

d. Diagnosa Keperawatan

1. Mual (00134, domain 12 kenyamanan, kelas 1 kenyamanan fisik)

2. Konstipasi (00011, domain: 3 eliminasi dan pertukaran, kelas: 2

fungsi gastrointestinal)

3. Resiko syok (hipovolemia) (00205, Domain: 11 keamanan /

perlindungan, Kelas: 2 cedera fisik)

4. Nyeri akut (00132, Domain 12 : Kenyamanan Kelas 1 :

Kenyamanan Fisik)

5. Ansietas (00146, domain 9 koping atau toleransi terhadap stress,

kelas 2 respon koping)

6. Hipertermi (00007, domain 11 keamanan atau perlindungan, kelas

5 proses defensive)

7. Ganguan pola tidur (00095, domain 4 aktivitas/istirahat, kelas 1

tidur/istirahat)
e. Perencanaan Keperawatan

No. Dx keperawatan NOC NIC Rasional


1. Mual (00134) NOC : NIC Observasi
Domain: 12 (kenyamanan) - Selera makan Observasi - Untuk mengetahui
Kelas: 1 (kenyamanan fisik) - Status gizi  Pantau gejala subjektif gejala mual yang
- Tingkat kenyamanan mual pada pasien dirasakan oleh pasien
Definisi: perasaan subjektif , - Pengendalian mual dan  Kaji penyebab mual - Untuk mengetahui
seperti gelombang yang muntah apakah mual dirasakan
tidak menyenangkan di Kriteria hasil : Mandiri akibat efek penyakit atau
belakang tenggorokan, Setelah dilakukan tindakan  Manajemen efek samping obat
epigastrium, atau abdomen Keperawatan ... X 24 jam cairan/elektrolit Mandiri
yang mendorong keinginan Berat badan stabil dan nutrisi  Manajemen mual - Mengatur dan mencegah
untuk muntah. teratasi dengan  Manajemen muntah komplikasi akibat
- Tidak ada tanda-tanda mal perubahan kadar cairan
Batasan karakteristik: nutrisi. dan elektrolit
HE
- Menghindari - Berat badan stabil - Mencegah dan
 Jelaskan penyebab mual
makanan - Pasien tidak mengalami meredakan mual
 Beritahu pasien seberapa
- Sensasi ingin muntah mual muntah. - Mencergah dan
- Peningkatan produksi - Melaporkan terbebas dari lama kemungkinan mual meredakan muntah
saliva mual akan terjadi
- Melaporkan “mual” - Mengidentifikasi dan  Ajarkan pasien menelan HE
atau “eneg” melakukan tindakan yang untuk secara sadar atau - Menginformasikan
- Rasa asam di dalam dapat menurunkan mual nafas dalam penyebab-penyebab
mulut Kolaborasi yang dapat

 Berikan obat antiemetic menimbulkan mual


Faktor yang berhubungan: sesuai anjuran - Agar klien dapat
- Iritasi lambung (mis.  Manajemen cairan: berikan menangani mual saat
Akibat agen terapi IV, sesuai anjuran mual itu dirasakan.
farmakologis (seperti - Untuk mengurangi stress
aspirin, obat anti dan mengalihkan
inflamasi nonsteroid, perhatian dari mual,
steroid, antibiotic), sehingga dapat
alcohol, zat besi, dan membantu pasien untuk
darah. makan dan minum.
- Distensi lambung Selain itu untuk
(mis. Akibat mekenan reflex muntah
pengosongan Kolaborasi
lambung yang - Untuk mengurangi mual
lambat; obstruksi dan memungkinkan
pylorus usus; distensi pasien untuk makan
genitourinarius dan - Untuk memenuhi cairan
biliaris; stasis usus yang hilang akibat mual
bagian atas; kompresi dan muntah
eksternal pada
lambung, hati limpa
atau organ lain;
pembesaran yang
memperlambat fungsi
lambung; kelebihan
asupan makanan)
- Agen farmakologis
(mis. Analgesic, anti
virus untuk HIV,
aspirin, opioid) dan
agen kemoterapeutik
- Toksin
2. Konstipasi (00011) NOC : NIC : Observasi
domain: 3 eliminasi dan  Defekasi Observasi - untuk mengetahui tanda
pertukaran Kriteria Hasil :  Monitor tanda dan gejala dan gejala sulit BAB
kelas: 2 fungsi Setelah dilakukan tindakan konstipasi - sebagai acuan rencana
gastrointestinal keperawatan selama …x24  Kaji dan dokumentasikan: penanganan yang efektif
jam, masalah konstipasi (warna dan konsisensi - melihat apakah
Definisi : Penurunan pasien teratasi dengan feses pertama konstipasi dapat
frekuensi normal defekasi  Konstipasi menurun pascaoperasi; frekuensi, menyebabkan
yang disertai pengeluaran dibuktikan oleh indikator warna dan konsistensi komplikasi peritonitis
feses yang sulit atau tidak defekasi sebagai berikut: feses; keluarnya flatus; - melihat faktor yang
lampias atau pengeluaran - Tidak mengalami adanya impaksi; ada atau berkontribusi pada
feses yang sangat keras dan gangguan pola eliminasi tidak ada bisisng usus dan konstipasi
kering (dalam rentang yang distensi abdomenpada Mandiri
diharapkan) keempat kuadran abdomen - membentuk dan
Batasan Karakteristik : - Tidak ada gangguan feses  Pantau tanda dan gejala mempertahankan pola
 Nyeri abdomen lunak dan membentuk ruptur usus atau peritonitis eliminasi defekasi yang
 Nyeri tekan pada - Tidak mengalami teratur
abdomen dengan atau gangguan mengeluarkan  Identifikasi faktor - mencegah dan
tanpa resistensi otot feses tanpa bantuan (misalnya pengobatan, mengatasi konstipasi
yang dapat dipalpasi. - Tidak ada darah dalam tirah baring, dan diet) yang HE
 Anoreksia feses dapat menyebabkan atau - untuk memfasilitasi
 Perasaan penu atau - Tidak nyeri saat defekasi berkontribusi terhadap pengeluaran feses tanpa
tekanan pada rektum konstipasi nyeri
 Peningkatan tekanan - agar pasien dapat
abdomen Mandiri menghindari obat yang

 Indigesti - manajemen defekasi dapat mengakibatkan

 Mual - manajemen konstipasi konstipasi

 Nyeri saat defekasi - untuk menghindari


HE pasien mengonsumsi
 Tampilan atipikal
pada lansia  Anjurkan pasien untuk makanan yang tidak
meminta obat nyeri sebelum diperbolehkan/ rendah
(misalnya,perubahan
defekasi serat
status
mental,inkontinensia  Informasikan kepada pasien - untuk mencegah
kemungkinan konstipasi perubahan pada tanda
urine, jatu tanpa
akibat obat vital, perdarahan
sebab jelas,dan
kolaborasi
peningkatan suhu  Ajarkan kepada pasien - meningkatkan makanan
tubuh. tentang efek diet (misalnya, yang berserat agar
 Darah merah segar cairan dan serat) pada mempermudah dalam
menyertai eliminasi BAB
pengeluaran feses  Tekankan pentingnya - untuk mengetahui
 Perubahan pada suara menghindari mengejan tercapainya intervensi
abdomen selama defekasi yang diberikan dengan
(borborigmi) Kolaborasi mendengar apakah
 Perubahan pada pola  Konsultasi dengan ahli bising usus normal atau
defekasi gizi untuk meningkatkan tidak

 Penurunan frekuensi serat dan ciran dalam diet


 Penurunan volume  Konsultasi dengan dokter
feses tentang penurunan atau
 Distensi abdomen peningkatan frekuensi
 Feses yang bising usus
kering,keras,dan
padat
 Bising usus hipoaktif
atau hiperaktif
 Pengeluaran feses
cair
 Massa abdomen
dapat dipalpasi
 Massa rectal dapat
dipalpasi
 Bunyi pekak pada
perkusi abdomen
 Adanya feses seperti
pasta direktum
 Flatus berat
 Mengejan saat
defekasi
 Tidak mampu
mengeluarkan feses
 Muntah.
Faktor yang Berhubungan
:
 Fungsional
Kelemahan otot
abdomen
Kebiasan defekasi
yang tidak teratur
Perubahan
lingkungan saat ini
 Psikologis
Depresi
Stress emosi
Konfusi mental
 Farmakologi
Antasida yang
mengandung
aluminium
Kalsium karbonat
 Mekanis
Ketidakseimbangan
elektrolit
Obesitas
Hemoroid
 Fisiologis
Dehidrasi
Pola makan yang buruk.
3. Resiko syok (hipovolemik) NOC NIC Observasi
(00205) - pencegahan syok Observasi: - melihat jumlah cairan
Domain: 11 - manajemen syok - monitor input dan output yang masuk dan keluar
keamanan/perlindungan - monitor tanda awal syok dari dalam tubuh
Kelas: 2 cedera fisik Criteria hasil: - monitor status cairan - untuk mengetahui tanda-
Setelah dilakukan tindakan Mandiri: tanda syok yang terjadi
Definisi: rentan mengalami keperawatan selama … x24 - tempatkan pasien pada pada klien
ketidakcukupan aliran darah jam, masalah pasien teratasi posisi supinasi, kaki - mengetahui
ke jaringan tubuh, yang dengan elevasi ketidakseimbangan
dapat mengakibatkan - nadi dalam batas yang - berikan cairan intravena cairan pada klien
disfungsi seluler yang diharapkan dan oral dengan tepat Mandiri
mengancam jiwa, yang dapat - irama pernafasan dalam HE: - untuk peningkatan
mengganggu kesehatan. batas yang diharapkan - ajarkan keluarga dan preload dengan tepat
- serum-serum elektrolit pasien tentang tanda dan - untuk mengganti cairan
Faktor resiko: dalam batas normal gejala datangnya syok yang hilang
- Hipovolemia - ajarkan keluarga dan -
- Hipoksemia pasien tentang langkah HE
- Hipoksia untuk mengatasi gejala - Menambah informasi
- Infeksi syok pada klien dan keluarga
- sepsis Kolaborasi: - mengenai syok
- Agar klien dan keluarga
dapat mengatasi syok
secara mandiri
Kolaborasi : -
4. Nyeri akut (00132) Domain NOC : NIC : Observasi
12 : Kenyamanan Kelas 1 :  Pengendalian nyeri Observasi - Untuk mengetahui
Kenyamanan Fisik)  Tingkat nyeri  Lakukan pengkajian nyeri nyeri secara
secara komprehensif keseluruhan meliputi
Definisi : Pengalaman Kriteria Hasil : termasuk lokasi, lokasi nyeri,
sensori dan emosi yang tidak Setelah dilakukan tindakan karakteristik, durasi, karakteristik nyer,
menyenangkan akibat keperawatan selama … x24 frekuensi, kualitas dan durasi nyeri,
adanya kerusakan jaringan jam, masalah nyeri akut faktor presipitasi frekuensi nyeri,
yang actual atau potensial, pasien teratasi dengan  Observasi reaksi nonverbal kualitas dan faktor
atau digambarkan dengan dari ketidaknyamanan presipitasi nyeri
istilah seperti (International  Memperlihatkan  Evaluasi pengalaman nyeri yang dirasakan
Association forbthe study of pengendalian nyeri yang masa lampau - Untuk mengetahui
pain) ; awitan yang tiba-tiba dibuktikan oleh indikator reaksi nonverbal dari
atau perlahan dengan sebagai berikut: Mandiri ketidaknyamanan
intensitas ringan sampai - Sering mengalami  Ajarkan tentang teknik non yang dirasakan klien
berat dengan akhir yang awitan nyeri farmakologi (distraksi, - Untuk mengetahui
dapat diantisipasi atau dapat - Sering menggunakan tehnik relaksasi, imajinasi pengalaman nyeri
diantisipasi atau dapat tindakan pencegahan terbimbing, dll) klien dimasa lampau
diramalkan dan durasinya - Sering melaporkan nyeri
kurang dari 6 bulan. dapat dikendalikan HE Mandiri
 Menunjukkan tingkat nyeri  Informasikan kepada pasien - Untuk mengurangi
Batasan Karakteristik : yang dibuktikan dengan tenang prosedur yang dapat nyeri yang dirasakan
 Mengucapkan secara indikator sebagai berikut: meningkatkan nyeri dan
verbal atau - Tidak ada ekspresi nyeri tawarkan strategi koping HE
melaporkan nyeri pada wajah yang disarankan - Agar klien dapat
dengan isyarat - Tidak ada gelisah atau  Intstruksikan pasien untuk mencegah
 Posisi untuk ketegangan otot meningkatnya nyeri
mengindari nyeri - Tidak ada durasi episode menginformasikan kepada dengan
 Perubahan tonus otot nyeri perawat jika peredaan nyeri menggunakan
(dengan rentang dari - Tidak merintih dan tida dapat dicapai strategi koping
lemas tidak menangis - Untuk mengetahui
bertenaga rentang - Tidak gelisah Kolaborasi tercapainya terapi
dari lemas tidak  Tentukan pilihan analgesik tindakan
bertenaga sampai tergantung tipe dan keperawatan
kaku) beratnya nyeri
 Respon autonomic  Tentukan analgesik pilihan, Kolaborasi
(misalnya,diaphoresi rute pemberian, dan dosis - Agar analgesik (obat
s,perubahan tekanan optimal penahan sakit) dapat
dara,pernapasan atau  Berikan analgesik tepat diberikan sesuai tipe
nadi ; dilatasi pupil). waktu terutama saat nyeri dan beratnya nyeri
 Perubahan selera hebat sehingga nyeri dapat
makan teratasi.

 Perilaku distraksi - Agar analgesik (obat

(misalnya,mondar- penahan sakit) dapat

mandir,mencari diberikan sesuai rute


pemberian dan dosis
orang dan/atau sehingga nyeri dapat
aktivitas teratasi.
lain,aktivitas - Agar analgesik (obat
berulang). penahan sakit) dapat
 Perilaku ekspresif diberikan sesuai rute
(misalnya pemberian dan dosis
gelisah,merintih,men sehingga nyeri dapat
angis, kewaspadaan teratasi.
berlebian,peka - Agar analgesik (obat
terhadap penahan sakit) dapat
rangsang,dan diberikan saat nyeri
menghela napas hebat sehingga nyeri
panjang). dapat berkurang
 Wajah topeng (nyeri)
 Bukti nyeri yang
dapat diamati
 Gangguan tidur
(mata terlihat
kuyu,gerakan tidak
teratur atau tidk
menentu,dan
menyeringai).

Faktor yang Berhubungan


:
Agens-agens penyebab
cedera (misalnya, biologis,
kimia, fisik, dan psikologis)
5. Ansietas (00146) NOC NIC Observasi
Domain: 9 koping atau - Tingkat ansietas Observasi: - Untuk mengetahui
toleransi terhadap stress - Pengendalian diri terhadap - Kaji dan dokumentasi kecemasan yang
Kelas: 2 respon koping ansietas tingkat kecemasan pasien diukur dengan
- Konsentrasi termasuk reaksi fisik HARS (Hamilton
Definisi: perasaan tidak - Koping - Gali bersama pasien Anxiety Rating
nyaman atau kekhawatiran tentang tehnik yang Scale)
yang sangat disertai respons Criteria hasil: berhasil dan tidak berhasil - Agar perawat dapat
autonom (sumber sering kali Setelah dilakukan tindakan menurunkan ansietas melanjutkan
tidak spesifik atau tidak keperawatan selama … x24 tindakan
diketahui oleh individu), jam, masalah nyeri akut Mandiri: keperawatan
perasaan takut yang pasien teratasi dengan - Bimbingan antisipasi selanjutnya
disebabkan oleh antisipasi - Ansietas berkurang - Penurunan ansietas
terhadap bahaya - Menunjukkan - Tehnik menenangkan diri
pengendalian diri terhadap - Peningkatan koping Mandiri
ansietas - Dukungan emosi - Agar klien dapat
Batasan karakteristik: mempersiapkan diri
- Gelisah HE: sebelum terjadi
- resah - Informasikan tentang sesuatu
- Peningkatan ketegangan gejala ansietas - Untuk mengurangi
- Kesedihan yang - Ajarkan anggota keluarga ansietas klien
mendalam bagaimana membedakan - Untuk menenangkan
- Nyeri mendalam antara serangan panic dan diri terdahap ansietas
gejala penyakit fisik - Untuk mengurangi
Faktor yang berhubungan: rasa ansietas pada
- Stress Kolaborasi: klien
- Kebutuhan yang tidak - Berikan obat untuk - Untuk mendukung
terpenuhi menurunkan ansietas jika klien mengurangi
- Terpajan toksin perlu. ansietas yang
- Beri dorongan kepada dirasakan
pasien untuk
mengungkapkan secara HE
verbal pikiran dan perasaan - Agar klien /
keluarga klien dapat
mengetahui gejala
nyeri
- Agar keluarga klien
dapat membedakan
serangan panik dan
gejala penyakit fisik

Kolaborasi
- untuk mengurangi
ansietas yang
dirasakan klien
- agar perawat dapat
mengetahui
tercapainya tindakan
keperawatan yang
dilakukan agar dapat
melakukan tindakan
keperawatan
selanjutnya
6. Hipertermi (00007) NOC NIC Observasi
Domain: 11 keamanan atau - Termoregulasi Observasi: - untuk mengetahui
perlindungan - Tanda-tanda vital - Pantau hidrasi pengeluaran cairan
Kelas: 5 proses defensive - Pantau tekanan darah, saat terjadi
Kriteria Hasil: denyut nadi, dan frekuensi hipertermi
Definisi: peningkatan suhu Setelah dilakukan tindakan pernafasan - untuk mengetahui
tubuh diatas rentang normal keperawatan selama … x24 ketidaknormalan
jam, masalah nyeri akut Mandiri: tekanan darah,
Batasan karakteristik: pasien teratasi dengan - Terapi demam : Kompres denyut nadi dan
- Suhu tubuh meningkat dengan air hangat frekuensi pernapasan
diatas rentang normal - Suhu tetap normal - Regulasi suhu saat terjadi
- Teraba hangat - Keseimbangan cairan tetap - Gunakan mandi air hangat hipertermi
stabil
Faktor yang berhubungan: - Komplikasi seperti kejang HE: Mandiri
- Dehidrasi dapat dihindari - Ajarkan pasien atau - untuk mengurangi
- Penyakit atau trauma keluarga dalam mengukur hipertermi klien
- Peningkatan laju suhu untuk mencegah dan - agar klien dapat
metabolisme mengenali secara dini mempertahankan
hipertermia suhu klien pada
- Ajarkan indikasi keletihan batas normal
akibat panas dan tindak - untuk mengurangi
kedaruratan yang gangguan suhu
diperlukan tubuh klien
HE
Kolaborasi: - agar klien dapat
- Berikan obat antipiretik mencegah dan
jika perlu mengenali
hipertermia secara
komprehensif
- agar tidak terjadi
keletihan akibat
panas dan tindakan
kedaruratan saat
terjadi hipertermia

Kolaborasi
- untuk mengurangi
suhu tubuh klien
7. Ganguan pola tidur (00095) NOC NIC Observasi:
Domain: 4 aktivitas/istirahat - reduksi ansietas Observasi: - Untuk mengoptimalkan
Kelas: 1 tidur/istirahat - tingkat kenyamanan - monitor waktu makan dan kebutuhan tidur pasien
- tingkat nyeri minum dengan waktu tidur sesuai kebetuhan
Definisi: gangguan kualitas - istirahat: tingkat dan pola - monitor atau catat - Untuk mengetahui berapa
dan kuantitas waktu tidur - tidur: tingkat dan pola kebutuhan tidur pasien lama kebutuhan tidur pasien
akibat faktor eksternal setiap hari dan jam setiap harinya
criteria hasil: Mandiri:
Batasan karakteristik: Setelah dilakukan tindakan - determinasi efek-efek Mandiri:
- Perubahan pola tidur keperawatan selama … x24 medikasi terhadap pola - Untuk mencegah
normal jam, masalah nyeri akut tidur terjadinya gangguan
- Ketidak puasan tidur pasien teratasi dengan - fasilitasi untuk pola tidur karena efek
- menyatakan tidak merasa - jumlah jam tidur dalam mempertahankan aktivitas medikasi.
cukup istirahat batas normal 6 sampai 8 sebelum tidur - Untuk merangsang
jam perhari HE: timbulnya keletihan
faktor yang berhubungan: - pola tidur, kualitas dalam - Jelaskan pentingnya tidur sehingga pasien lebih
- gangguan batas normal yang adekuat mudah dalam istirahat.
- kurang control tidur - perasaan segar sesudah - Instruksikan untuk monitor HE:
tidur atau istirahat tidur pasien - Agar pasien memahami
Kolaborasi: pentingnya kebutuhan
- Kolaborasi pemberian obat tidur.
tidur - Agar pola tidur pasien
- Diskusikan dengan pasien terjaga dan teratur.
dan keluarga tentang tehnik
tidur pasien Kolaborasi:
- Untuk membantu pasien
mencapai kebutuhan
tidurnya.
- Untuk membantu pasien
menemukan cara mudah
untuk tidur.
8. Resiko infeksi (00004) NOC NIC Observasi
Domain: 11 - Status imun Observasi: -Untuk mencegah terjadinya
keamanan/perlindungan - Keperahan infeksi - Pantau tanda dan gejala infeksi
Kelas: 1 infeksi criteria hasil: infeksi -Untuk mengetahui faktor
Definisi: beresiko terhadap Setelah dilakukan tindakan - Kaji faktor yang dapat yang dapat memicu
invasi organisme patogen keperawatan selama … x24 meningkatkan kerentanan terjadinya infeksi dan
jam, masalah nyeri akut terhadap infeksi mencegah terjadinya infeksi
Faktor resiko: pasien teratasi dengan - Pantau hasil laboratorium -Untuk mengetahui
- Penekanan sistem imun - Faktor resiko infeksi akan Mandiri: penyebab terjadinya infeksi
- Penngkatan pemajanan hilang - Perawatan sirkulasi: Mandiri :
lingkungan tehadap - Terbebas dari tanda dan insufisiensi arteri -Untuk mengembalikan
patogen gejala infeksi - Skrining kesehatan sirkulasi pembuluh darah
- Kerusakan jaringan - Mengindikasikan status - Pengendalian infeksi arteri dapat menutup dan
gastrointestinal, HE: membuka dengan normal.
pernafasan, genitourinari, - instruksikan untuk menjaga - Untuk mengetahui keadaan
dan imun dalam batas higiene personal untuk normal atau abnormal organ
normal. melindungi tubuh terhadap tubuh maupun fungsinya
infeksi -Untuk menyembuhkan
- bantu pasien/keluarga infeksi
untuk mengidentifikasi
faktor lingkungan gaya HE :
hidup atau praktek - untuk melindungi tubuh
kesehatan yang terhadap infeksi
meingkatkan resiko infeksi - Agar pasien dan
- pengendalian infeksi: keluarga mengetahui
ajarkan pasien dengan faktor-faktor yang dapat
keluarga mengenai tanda mempengaruhi resiko
dan gejala infeksi serta infeksi.
kapan harus melakukannya - Agar pasien mengetahui
kepenyedia layanan tanda dan gejala infeksi
kesehatan
Kolaborasi: Kolaborasi:
- Berikan terapi antibiotik - Untuk mengurangi dan
bila diperlukan membunuh bakteri atau
- Melakukan tindakan virus penyebab infeksi.
operasi apabila diperlukan - Untuk mencegah
terjadinya penyebaran
infeksi pada pasien.

You might also like