You are on page 1of 14

TUGAS TERSTRUKTUR

EVIDANCE BASED DAN CRITICAL THINKING DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN

DISUSUN

KELOMPOK 8

LIA MARPIKASARI

LUTFIANA FARIDA

OLIVIA

RISTIKA WIDIYANTI

SHADELA JUNISKA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN PONTIANAK

JURUSAN D IV ALIH JENJANG

TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah “Evidance Based Dan
Critical Thinking Dalam Pelayanan Kebidanan”. Penulisan tugas ini adalah salah
satu syarat menempuh program studi DIV Kebidanan Ahli Jenjang Poltekess
Pontianak yang harus dilaksanakan.
Penulisan ini disusun berdasarkan dari berbagai sumber buku yang kami
rangkum menjadi satu serta dari berbagai sumber referensi yang kami peroleh.
Penulisan ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati
yang paling dalam, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada

1. Ibu Rahayu Budi Utami, S.SiT, M.Kes dan Ibu Tessa Siswina, M.Keb selaku
dosen pengampu mata kuliah “Evidance Based Dan Critical Thinking Dalam
Pelayanan Kebidanan”.
2. Teman – teman seangkatan yang selalu memberi dukungan dalam proses
penyelesaian tugas ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Namun
demikian diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak
yang memerlukannya.

Pontianak, 23 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Umum
1.3 Tujuan Khusus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian ASI
2.2 Pengertian ASI Esklusif
2.3 Manfaat ASI
2.4 Manfaat Daun Katuk Pada Ibu Post Partum
BAB III PICO
3.1 Skenario dan PICO
3.2 Merumuskan Pertanyaan Klinis Yang Dapat Dijawab
3.3 Merumuskan Bukti yang terbaik
BAB IV KAJIAN KRITIS
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu pola dalam pemberian asi kepada bayi adalah asi esklusif.
Asi esklusif merupakan pemberian asi tanpa makanan lain, cairan dan
air, diberikan sedini mungkin setelah selesai proses persalinan dan
diberikan tanpa jadwal sampai bayi berumur enam bulan (Purwanti,
2004).
Asi juga sering dikatakan seperti jaringan yang hidup seperti darah
yang dapat mengangkut nutrisi, tidak terpengaruh sistem biokimia,
meningkatkan imunitas tubuh dan membunuh kuman penyebab penyakit.
Makanan yang paling cocok untuk bayi adalah asi. Didalam asi
terkandung lebih dari seratus jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bayi dan tidak dapat disamakan dengan susu jenis
manapun. Komposisi gizi yang terkandung didalamnya dapat diserap
secara sempurna oleh sistem pencernaan bayi yang masih sangat terbatas
kemampuannya (Damayanti, 2010).
Sangat banyak manfaat yang diperoleh dari pemberian asi ekslusif.
Pemberian asi terutama asi ekslusif enam bulan akan memberikan
kekebalan tubuh yang baik pada anak. Anak dengan asi ekslusif enam
bulan memiliki resiko terkena penyakit gastrointestinal lebih kecil
dibanding anak yang tidak mendapat asi karena sel sel makrofag dalam
kolostrum asi yang memberi perlindungan terhadap jenis jenis infeksi
tertentu. Hal ini membuat bayi mendapatkan asi ekslusif memiliki
episode sakit yang lebih jarang dibanding mereka yang tidak
mendapatkan asi.
Besarnya manfaat asi ini tidak diikuti dengan kesadaran masyarakat
untuk memberikannya kepada anak. Berdasarkan data riskesdes tahun
2010 bayi yang mendapatkan asi esklusif di indonesia hanya 15,3 % .
Banyak faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan asi
esklusif kepada anak. Tingkat pendidikan ibu yang rendah, adanya
kebudayaan setempat yang mempengaruhi, usia ibu, pekerjaan ibu, tidak
adanya dukungan dari keluarga terdekat, kemudahan akibat kemajuan
teknologi sehingga lebih memilih susu formula serta produksi asi yang
tidak lancar akibat ibu mengalami kekurangan gizi menjadi faktor yang
memppengaruhi pemberian asi esklusif (siregar, 2004)
Salah satu makanna yang dapat memperlancar asi adalah daun katuk.
Tanaman daun katuk adalah tumbuh menahun, berbentuk semak perdu
dengan ketinggian antara 21/2-5m. Tanaman katuk terdiri atas akar,
batang, daun, bunga, buah dan biji. Sistem perakarannya menyebar
kesegala arah dan dapat mencapai kedalaman antara 30-50cm. Batang
tanaman tumbuh tegak dan berkayu. Tanaan katuk mempunyai daun
majemuk genap, berukuran kecil, berbentuk daun kelor. Hasil utama dari
tumbuhan ini adalah kandungan yang terdapat didalam daunnya, manfaat
yang bisa membantu memperlancar asupan asi pada ibu menyusui.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas tentang
“Pengaruh Daun Katuk Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Post Partum”.
1.2 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh daun katuk terhadap Produksi Asi Pada Ibu
Post Partum.
1.3 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian asi
2. Untuk mengetahui pengertian ASI ekslusif
3. Untuk mengetahui manfaat pemberian asi
4. Untuk mengetahui manfaat daun katuk bagi ibu post partum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dan larutan protein,
laktosa dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Kristiyan, 2011).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi
bayi yang bersifat alamiah. Asi mengandung berbagai zat gizi yang
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Dwi, 2012).
Air Susu Ibu (ASI) adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayi yang
disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah
atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna dan
mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang tersedia setiap saat, siap disajikan dalam suhu kamar dan
bebas dari kontaminasi (Rizki, 2013).
2.6 Pengertian ASI Esklusif
Asi ekslusif adalah pemberian asi tanpa makanan tambahan lain pada
umur 0-6 bulan, menurut who asi esklusif adalah pemberian asi saja pada
bayi sampai umur 6 bulan tanpa cairan ataupun makanan lainnya (Muryani,
2012).
Asi esklusif adalah pemberian asi tanpa makanan tambahan lain pada
bayi berumur 0-6 bulan. Bayi tidak diberi apa apa, kecuali makanan yang
langsung diproduksi oleh ibu karena bayi memperoleh nutrisi terbaiknya
melalui ASI (Yuliarti, 2010).
Asi esklusif adalah bayi yang hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
bahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, teh, dan air putih serta
tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim (Kristiyanasari, 2011).
WHO menyarankan supaya para ibu menyusui bayinya hanya dengan asi
selama 6 bulan penuh. Ini untuk menghindari alergi dan menjamin kesehatan
bayi yang optimal.
2.7 Manfaat Pemberian ASI
1. Untuk Bayi
Penelitian telah menunjukan bahwa di daerah tropis seperti
indonesia, filipina, india dan lainnya, bayi yang disusui dengan asi
mempunyai kemungkinan untuk hidup 6 kali lipat dari pada bayi yang
disusui dengan susu formula. Bayi yang disusui dengan asi menerima
antibodi dari air susu ibunya yang akan melindunginya dari penyakit
(Lim, 2007).
2. Untuk Ibu
Untuk ibu yang menyusi dengan asi, biasanya lebih cepat untuk
mengembalikan postur tubuhnya seperti sebelum hamil. Jarang ada ibu
ibu yang mengalami perdarahan pada masa setelah melahirkan. Biasanya
kondisi dan vasilitas mereka bisa kembali dengan cepat. Oksitosin,
merupakan hormon yang bertanggung jawab dalam penyaluran air susu
seorang ibu, juga bertanggung jawab untuk kehangatan dan perasaan
nikmat yang dirasakan seseorang ketika dia di cintai atau sedang jatuh
cinta. Kalau seorang ibu meneteki bayinya akan memperkuat hubungan
mereka. Sehingga akan mempengaruhi hubungan suaminya. Bila bayi
diberi ASI esklusif selama 6 bulan penuh, akan mengurangi kemungkinan
ibu untuk hamil lebih dini. Selaim itu bisa mengurangi kemungkinan ibu
untuk hamil lebih dini. Selain itu bisa mengurangi kemungkinan
kerapuhan tulang ibu (Lim, 2007).
3. Untuk Ayah
Kaum laki laki yang mendukung istrinya untuk menyusui dengan asi
tidak perlu membeli susu formula sehingga menghemat sebagian
kebutuhan bagi ekonomi rumah tangga (Lim, 2007).
2.8 Manfaat Daun Bagi Ibu Post Partum
ASI sangat berperan aktif terhadap anak/bayi. Asi adalah asupan
kebutuhan bayi yang paling utama yang segera dan harus terpenuhi. Kualitas
asi yang bagus jga memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan sang
bayi dan juga bagi ibu menyusui. Salah satu cara yang dapat meningkatkan
kualitas asi adalah dengan mengkonsumsi makanan laktogenik yang
mempunyai efek laktogogum.
Daun katuk (Sauropus androgynus) adalah salah satu tanaman yang
terbukti dapat meningkatkan produksi asi, serta dapat merangsang hormon
oksitosin untuk memacu pengeluaran dan pengaliran asi. Didalam daun katuk
terdapat cukup banyak kandungan kalori, protein, kalsium, zat besi, fosfor
dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia terutama untuk ibu
menyusui. Secara tradisional tumbuhan katuk digunakan sebagai bahan
makanan serta dapat juga digunakan sebagai obat bisul, demam, frambusia,
diuretik dan obat luar (Santoso, 2000).
Sejak dahulu pemanfaatan daun katuk sudah sangat populer. Daun katuk
biasanya dimakan sebagai lalapan dan diolah sebagai sayuran, namun cara ini
kurang efektif, karena tidak semua masyarakat menyukai rasa dari daun
katuk, terlebih penduduk perkotaan yang terlalu sibuk dan proses
pembuatannya tersebut sangat menyita waktu.
BAB III
SKENARIO DAN PICO
3.1 Skenario
Ny A umur 22 tahun P1 A0 M0 Post Partum Hari ke 2. Ibu mengeluh
bayinya rewel sering menangis karena air susu ibu tidak lancar. Dikarenakn
bayinya rewel, mertuanya sering menyuruhnya untuk memberikan susu
formula sebagai tambahan makanan tetapi ibu menolak karena selama hamil
bidan selalu menasehati bahwa susu terbaik untuk bayi adalah ASI yang
mengandung kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Maka dari itu ibu takut
bahwa nantinya ibu tidak bisa memberikan asi esklusif selama 6 bulan kepada
bayinya. Ibu pernah mendengar menurut kebudayaan setempat daun katuk
bermanfaat untuk memperlancar asi. Ibu pun bertanya kepada bidan apakah
daun katuk dapat melancarkan asi sehingga ibu bisa memberikan asi esklusif
kepada bayinya selama 6 bulan ?
3.2 Merumuskan Pertanyaan Klinis Yang Dapat Dijawab
P (Patien) Ibu Post Partum, Asinya tidak lancar
I (Intervensi) Mengkonsumsi daun katuk
C (Comparative) Tidak mengkonsumsi daun katuk
O (Outcome) Volume ASI meningkat (ASI lancar)
Pertanyaan :
Apakah mengkonsumsi daun katuk dapat memperlancar ASI ?
3.3 Menemukan Bukti Yang Terbaik

Untuk menjawab permasalahan yang diajukan, dilakukan penelusuran


pustaka secara on-line dengan kata kunci “Daun katuk memperlancar ASI”.
Penelusuran literatur dengan metode tersebut didapatkan 20 artikel. Dan
dipilih artikel no 2 yang paling relevan untuk menjawab permasalahan yang
diajukan. Artikel tersebut berjudul “Pengaruh Ekstra Daun Katuk Terhadap
Produksi ASI Ibu Post Partum”.
BAB IV
KAJIAN KRITIS

Apakah Bukti Tentang Aspek Terapi Ini Valid?


1. Apakah alokasi pasien terhadap terapi Ya
pada penelitian ini dilakukan secara penelitian ini menggunakan metode RCT
acak? Dan apakah daftar randomisasi (Randomizing Controlled Trial) dimana subjek
ini disembunyikan (concealed) secara acak dibagi menjadi 2 kelompok yang
(terhadap dokter yang terlibat dalam terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok
penelitian, penentuan pasien secara perlakuan
acak dalam amplop tertutup dengan
segel)? Atau apakah pada makalah
tersebut penjelasan pengambilan
sampel secara acak dijelaskan secara
rinci dan lengkap?
2. Apakah pengamatan pasien dilakukan Ya
secara cukup panjang dan lengkap? Penelitian ini dilakukan cukup panjang dari
dimulai pemberian daun katuk sampai
ditemukan hasil dengan ketentuan pengamatan
1 bulan dan masa pemberian daun katuk
sampai 7 hari post partum
3. Apakah semua pasien dalam Tidak
kelompok yang diacak, dianalisis (bila Tidak ada pasien yang drop out
drop out terlalu besar >20%,
dilakukan intention to treat analysis
dengan mengambil skenario
terburuk)?

4. Apakah pasien dan dokter tetap blind Tidak


dalam melakukan terapi yang
diberikan (karena tidak semua terapi
dapat dilakukan blind)?
5. Apakah semua kelompok Ya
diperlakukan sama, selain dari terapi
yang diuji?
6. Apakah kelompok terapi dan kontrol Ya
sama/mirip (similar) pada awal studi Kelompok yang digunakan sama antara
(biasanya ditunjukkan dalam tampilan kelompok control dan terapi yaitu ibu post
data dasar)? partum yang berada di RS
Apakah Bukti Tentang Aspek Terapi Yang Valid Ini Penting?
1. Seberapa besarkah pengaruh
terapi tersebut (besaran penting
ditunjukkan dengan menghitung
jumlah yang dibutuhkan untuk
diobati (JDD)?
2. Seberapa persisi estimasi dari
pengaruh terapi tersebut (besarnya
95% RK)?

Perhitungan sampel :
Pengurangan Resiko Pengurangan Jumlah Yang
Relatif (PRR) Resiko Absolut Dibutuhkan Untuk
(PRA) Diobati (JDD)
RKK RKE RKK-RKE RKK-RKE 1/PRA
RKK
53,3 % 46,7% 53,3%- 46,7%=12 % 53,3%-46,7% 1__=15%
53,3 % 6,6%
=6,6%
95% adalah rentang kepercayaan pada JDD=1/(batas RK dari PRA)
±1,96 √ RKKx(1-RKK)+ RKE x (1-RKE) = +1,96 √53,3 x (1-53,3) + 46,7x(1-46,7)=49,98
≠ pasien control ≠ pasien terapi 15 15
Apakah Kita Dapat Menerapkan Bukti Tentang Aspek Terapi Yang Valid
Dan Penting Ini Pada Pasien Kita?
1. Apakah pada pasien kita terdapat Tidak
perbedaan bila dibanding dengan Tidak ada perbedaan pasien kita
yang terdapat pada penelitian dengan yang terdapat pada penelitian,
tersebut tidak dapat diterapkan pada sehingga penelitian ini dapat diterapkan
pasien kita? pada pasien kita
2. Apakah terapi tersebut mungkin Ya/
dapat diterapkan pada pasien kita? Terapi ini mudah didapat dan harganya
terjaungkau sehingga memudahkan
pasien dari berbagai lapisan status
ekonomi manapun
3. Apakah pasien kita mempunyai Ya mempunyai potensi yang
potensi yang menguntungkan atau menguntungkan apabila terapi ini
merugikan bila terapi tersebut diterapkan
diterapkan?
4. Apakah nilai dan pengharapan pasien Pemberian terapi daun katuk dapat
kita, bila hasil akhir kita coba untuk memperlancar asi sehingga
mencegah dan mengobati, kita mempermudah pasien memberikan asi
tawarkan? esklusif terhadap bayinya.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan jurnal “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Katuk Terhadap


Produksi ASI Pada Ibu Post Partum” didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh
dalam pemberian ekstrak daun katuk terhadap produksi asi pada ibu post partum,
dimana volume asi meningkat pada kelompok pemberian daun katuk. Hal tersebut
sangat menguntungkan bagi negri berkembang seperti Indonesia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian daun katuk untuk memperlancar
ASI dapat diterapkan di Indonesia. Dengan biaya yang relatif murah dan daun
katuk mudah ditemukan maka hal tersebut dapat diterapkan diberbagai lapisan
masyarakat terutama pada ibu post partum.
DAFTAR PUSTAKA

Lim. Robin. 2007. Tumbuh Kembang Bayi dan Balita. Yogyakarta : Nuha Medika

Nindiyaningrum, R.A. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstra Daun Katuk Terhadap

Produksi ASI Pada Ibu Post Partum.http://ejournal.litbang.depkes.go.id

/index.php/MPK/article/view/903/802 diperoleh tanggal 22 september 2017

Weni, Kristiyan. 2011. Asi Menyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika

Wiryo, Hananto. 2002. Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut

Kedokteran Berbasis Bukti (KBB). Jakarta: Sagung Seto

You might also like