Professional Documents
Culture Documents
A) densitas adalah perbandingan massa terhadap volume zat, dicari dengan membagi
massa batuan dengan volume batuan
berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu zat dengan kerapatan air. Dicari
dengan membagi kerapatannya dengan 103kg/m3
berat isi??
B) (lihat modul 1)
Kadar air= (berat basah- berat kering)/ berat kering *100%= 20,68%
Berat isi basah= berat basah/ volume=
Berat isi kering= berat kering/ volume=
Angka pori= porositas/1-porositas=0.44
Porositas=vv/v=0.4
Derajat kejenuhan= 18.27
2.
Kekasaran (roughness) merupakan permukaan bidang yang kasar sehingga dapat mencegah terjadinya
pergeseran antara dua bidang diskontinuitas.
Separasi merupakan jarak antara dua permukaan bidang diskontinuitas, umumnya diisi oleh material
lainnya atau air. Semakin besar jarak separasi akan semakin lemah bidang diskontinuitas tersebut
Kemenerusan (persistence) Panjang dari suatu kekar dapat dikuantifikasi secara kasar dengan
mengamati panjang jejak kekar pada suatu bukaan.Pengukuran ini masih sangat kasar dan belum
mencerminkan kondisi kemenerusan kekar sesungguhnya.
Material pengisi (infilling/gouge) Material pengisi berada pada celah antara dua dinding bidang kekar
yang berdekatan.
Tingkat kelapukan (weathering). Penentuan tingkat pelapukan kekar didasarkan pada perubahan warna
pada batuannya dan terdekomposisinya batuan atau tidak.Semakin besar tingkat perubahan warna dan
tingkat terdekomposisi, batuan semakin lapuk.
Terdapat sejumlah parameter diskontinuitas yang penting dalam discontinuity survey. Parameter tersebut
antara lain adalah rougness dari diskonitunitas, apperture/bukaan dan infill/isian dari diskontinuitas,
persistence/kemenerusan dari diskontinuitas, orientasi diskontinuitas dan spacing/ jarak antar
diskontinuitas. Parameter-parameter tersebut tergambarkan di bawah ini:
2
Gambar 1 Paramater-parameter utama dalam discontinuity survey (Hudson, 1989; dalam
Hudson dah Harrison, 1997)
4.
Klasifikasi perilaku massa batuan
Kajiam kualitas massa batuan
Kajiam kebutuhan perkuatan (ground support)
Mengidentifikasi parameter-parameter yang mempengaruhi kelakuan/sifat massa
batuan.
Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kesamaan
sifat dan kualitas.
Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap kelas massa
batuan.
3
Menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuan di suatu tempat
dengan kondisi massa batuan di tempat lain.
Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknik.
Menyediakan dasar acuan untuk komunikasi antara geologist dan engineer.
Bieniawski (1976) mempublikasikan suatu klasifikasi massa batuan yang disebut
Klasifikasi Geomekanika atau lebih dikenal dengan Rock Mass Rating (RMR). Klasifikasi
RMR (Rock Mass Rating) merupakan suatu klasifikasi geomekanik dengan metode empiris dalam
menentukan pembobotan dari massa batuan, yang digunakan untuk mengevaluasi ketahanan
massa batuan sebagai salah satu cara untuk menentukan kemiringan lereng maksimum dengan
memperhatikan 6 parameter. Setelah bertahun-tahun, klasifikasi massa batuan ini telah
mengalami penyesuaian dikarenakan adanya penambahan data masukan sehingga
Bieniawski membuat perubahan nilai rating pada parameter yang digunakan untuk
penilaian klasifikasi massa batuan tersebut. Pada penelitian ini, klasifikasi massa batuan
yang digunakan adalah klasifikasi massa batuan versi tahun 1989 (Bieniawski, 1989).
Parameter yang digunakan dalam klasifikasi massa batuan menggunakan Sistim RMR
yaitu:
4
5. Tanda rentang nilai usc berdasarkan jenisnya
Modulus elastisitas adalah ukuran kemampuan batuan untuk mempertahankan kondisi elastisnya.
Modulus elastisitas diperolej melalui uji kuat tekan uniaksial dan didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan yang diberikan terhadap suatu material pada salah satu sumbu
terhadap regangan yang dialami sepanjang sumbu tersebut.
Nisbah poisson adalah nilai mutlak dari perbandingan antara regangan lateral terhapap regangan
aksial.
Yield strength adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi
plastis yang ditetapkan. Nilai yield strength merupakan titik awal sebuah material bahan mulai
terdeformasi.
6. Klasifikasi pelapukan batuan Klasifikasi keteknikan batuan lapuk merupakan usaha untuk
mengetahui adanya urutan (sikuen) perubahan akibat adanya proses pelapukan fisik/mekanik
5
dan kimia yang berperan dalam individu atau kombinasinya, beserta informasi sifat-sifat
keteknikan pada masing-masing derajat pelapukannya.
Horizon : lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi dan mempunyai ciri-
ciri tertentu (khas)
6
Rqd: RQD didefinisikan sebagai prosentase panjang core utuh yang lebih dari 10 cm terhadap panjang
total core run. Rqd adalah sebuah ukuran kasar mengenai derajat keretakan pada massa batuan. Rqd
merupakan salah satu parameter yg digunakan untuk mengetahui kekuatan massa batuan adalah suatu
klasifikasi kualitas batuan didasarkan pada kerapatan diskontinuitas. RQD adalah ukuran presentasi
batuan yang terambil dari sebuah interfal lubang bor dan pola dikontinuitas pada massa batuan
Slaking: Slacking : peretakan dan pemecahan lignit dan batubara sub-bitumen diudara terbuka akibat pengeringan
alami. Slaking adalah proses di mana bahan-bahan tanah hancur dan hancur ketika terkena uap air. [1] Istilah ini
dapat diterapkan pada formasi geologi alami, tanah yang dimodifikasi oleh atau untuk penggunaan manusia, atau
untuk penggunaan bahan-bahan tanah di bidang manufaktur atau industri.
Liquid limit: Batas Cair adalah kadar air yang mana konsistensi tanah mulai berubah dari
keadaan plastik ke keadaan cair.
Desitas efektif: Ketika sebuah sistem terdiri dari sejumlah bahan yang
berbeda, densitas materi tersebut diambil bersama-sama, disebut
kepadatan efektif dengan simbol (ρ eff)