You are on page 1of 7

1.

A) densitas adalah perbandingan massa terhadap volume zat, dicari dengan membagi
massa batuan dengan volume batuan
berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu zat dengan kerapatan air. Dicari
dengan membagi kerapatannya dengan 103kg/m3
berat isi??
B) (lihat modul 1)
Kadar air= (berat basah- berat kering)/ berat kering *100%= 20,68%
Berat isi basah= berat basah/ volume=
Berat isi kering= berat kering/ volume=
Angka pori= porositas/1-porositas=0.44
Porositas=vv/v=0.4
Derajat kejenuhan= 18.27
2.

- Pemotongan lereng, hal tersebut akan mempengarhi pada kestabilan lereng,


sehingga membuat lereng tersebut memliki sudut yg lebih curam, dan akan
membuat nilai sigma 3 berkurang, dan akan mempengaruhi diagram lingkaran mohr
sehingga terjadinya keruntuhan.
- Pembebanan, hal ini juga mempengaruhi kestabilan lereng karena pembebanan
diatas nya akan membuat lereng menjadi menerima gaya yg lebih banyak, sehingga
nilai untuk sigma 1 akan bertambah dan mengubah bentuk dari lingkaran diagram
mohr sehingga dapat terjadinya keruntuhan
- Dari kondisi lereng yang basah juga dapat mengakibarkan bertambahnya fluida pori
yang akan memberikan tekanan pada dinding. Tekanan pori ini akan mengurangi
nilai efektif stress dan pada akhir nya akan mengurangi nilai principle stress(sigma
1dan3 berkurang). Keruntuhan akan terjadi kika tekanan pori melebihi kekuatan
batas material, dimana lingkaran mohr mulai menyentuh selubung keruntuhan.

3. Diskontinuitas adalah Diartikan sebagai segala sesuatu yang membatasi sikuen


kontinuitas batuan.Secara mekanik, diskontinuitas umumnya memiliki kuat tarik kecil
atau bahkan nol (zero tensile strength). Diskontinuitas adalah bidang lemah
1
padasuatu rock mass dengan nilai tensile strength/ kuat tarik sangat kecil bahkan tidak
memiliki nilaikuat tarik (Bell,2007).
Diskontinuitas tipe pertama ini memiliki nilai tensile strength yang kecil. Bidang perlapisan,
bidangfoliasi dan kekar yang tersementasi kuat termasuk dalam integral discontinuities.
Diskontinuitastipe kedua adalah mechanical discontinuites, yakni diskontinuitas yang memiliki
bukaan sebagaiakibat respon terhadap gaya dari luar atau pelapukan. Diskontinuitas tipe ini tidak
memiliki tensile strength tapi menghasilkan shear strength . Bidang perlapisan, bidang
foliasi, schistiosity, kekar, fractures, shears dan sesar termasuk mechanical discontinuities.
(Price, 2007).
0. Fault zone
1. Fault
2. Joint
3. Cleavage
4. Schistosity
5. Shear
6. Fissure
7. Tension
cracks
8. Foliation
9. Bedding

Kekasaran (roughness) merupakan permukaan bidang yang kasar sehingga dapat mencegah terjadinya
pergeseran antara dua bidang diskontinuitas.

Separasi merupakan jarak antara dua permukaan bidang diskontinuitas, umumnya diisi oleh material
lainnya atau air. Semakin besar jarak separasi akan semakin lemah bidang diskontinuitas tersebut

Kemenerusan (persistence) Panjang dari suatu kekar dapat dikuantifikasi secara kasar dengan
mengamati panjang jejak kekar pada suatu bukaan.Pengukuran ini masih sangat kasar dan belum
mencerminkan kondisi kemenerusan kekar sesungguhnya.

Material pengisi (infilling/gouge) Material pengisi berada pada celah antara dua dinding bidang kekar
yang berdekatan.

Tingkat kelapukan (weathering). Penentuan tingkat pelapukan kekar didasarkan pada perubahan warna
pada batuannya dan terdekomposisinya batuan atau tidak.Semakin besar tingkat perubahan warna dan
tingkat terdekomposisi, batuan semakin lapuk.

Spacing merupakan jarak antara kedua diskontinuitas

Terdapat sejumlah parameter diskontinuitas yang penting dalam discontinuity survey. Parameter tersebut
antara lain adalah rougness dari diskonitunitas, apperture/bukaan dan infill/isian dari diskontinuitas,
persistence/kemenerusan dari diskontinuitas, orientasi diskontinuitas dan spacing/ jarak antar
diskontinuitas. Parameter-parameter tersebut tergambarkan di bawah ini:

2
Gambar 1 Paramater-parameter utama dalam discontinuity survey (Hudson, 1989; dalam
Hudson dah Harrison, 1997)

4.
 Klasifikasi perilaku massa batuan
 Kajiam kualitas massa batuan
 Kajiam kebutuhan perkuatan (ground support)
 Mengidentifikasi parameter-parameter yang mempengaruhi kelakuan/sifat massa
batuan.
 Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kesamaan
sifat dan kualitas.
 Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap kelas massa
batuan.

3
 Menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuan di suatu tempat
dengan kondisi massa batuan di tempat lain.
 Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknik.
 Menyediakan dasar acuan untuk komunikasi antara geologist dan engineer.
Bieniawski (1976) mempublikasikan suatu klasifikasi massa batuan yang disebut
Klasifikasi Geomekanika atau lebih dikenal dengan Rock Mass Rating (RMR). Klasifikasi
RMR (Rock Mass Rating) merupakan suatu klasifikasi geomekanik dengan metode empiris dalam
menentukan pembobotan dari massa batuan, yang digunakan untuk mengevaluasi ketahanan
massa batuan sebagai salah satu cara untuk menentukan kemiringan lereng maksimum dengan
memperhatikan 6 parameter. Setelah bertahun-tahun, klasifikasi massa batuan ini telah
mengalami penyesuaian dikarenakan adanya penambahan data masukan sehingga
Bieniawski membuat perubahan nilai rating pada parameter yang digunakan untuk
penilaian klasifikasi massa batuan tersebut. Pada penelitian ini, klasifikasi massa batuan
yang digunakan adalah klasifikasi massa batuan versi tahun 1989 (Bieniawski, 1989).
Parameter yang digunakan dalam klasifikasi massa batuan menggunakan Sistim RMR
yaitu:

 Kuat tekan uniaxial batuan utuh


 Rock Quality Designatian (RQD)
 Spasi bidang dikontinyu.
 Kondisi bidang diskontinyu
 Kondisi air tanah.
 Orientasi/arah bidang diskontinyu
Batas dari daerah struktur tersebut biasanya disesuaikan dengan kenampakan perubahan struktur
geologi seperti patahan, perubahan kerapatan kekar, dan perubahan jenis batuan. RMR ini dapat
digunakan untuk terowongan. lereng, dan pondasi.

4
5. Tanda rentang nilai usc berdasarkan jenisnya

Modulus elastisitas adalah ukuran kemampuan batuan untuk mempertahankan kondisi elastisnya.
Modulus elastisitas diperolej melalui uji kuat tekan uniaksial dan didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan yang diberikan terhadap suatu material pada salah satu sumbu
terhadap regangan yang dialami sepanjang sumbu tersebut.

Nisbah poisson adalah nilai mutlak dari perbandingan antara regangan lateral terhapap regangan
aksial.
Yield strength adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi
plastis yang ditetapkan. Nilai yield strength merupakan titik awal sebuah material bahan mulai
terdeformasi.

batuan Modulus elastisitas Nisbah poisson


Andesit 0.2-0.35
batulempung 0.05-0.325

6. Klasifikasi pelapukan batuan Klasifikasi keteknikan batuan lapuk merupakan usaha untuk
mengetahui adanya urutan (sikuen) perubahan akibat adanya proses pelapukan fisik/mekanik

5
dan kimia yang berperan dalam individu atau kombinasinya, beserta informasi sifat-sifat
keteknikan pada masing-masing derajat pelapukannya.
Horizon : lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi dan mempunyai ciri-
ciri tertentu (khas)

7. Batuan dan tanah mempunyai perbedaan. Menurut Shower & Shower


(1967), batuan dan tanah dibedakan dalam beberapa hal, yaitu:
Batuan merupakan material kerak bumi yang terdiri atas mineral
penyusun bertekstur, berstruktur. Sifat-sifat yang menyolok :
• padu ( cemented )
• qu ( = unconfined compressive strength ) > 200 psi ≈ 14 kg/cm
• bila terdiri dari satu butir, ukuran butirnya ≥ boulder ( ≥ 256 mm)
• beratnya > 40 kg )
Tanah merupakan mineral penyusun yang atau tanpa material organik
sisa tumbuhan dan fauna yang terdekomposisi (lapuk), berstruktur dan
bertekstur. Sifat-sifat yang menyolok :
• urai, lepas, lunak ( loose, uncemented, soft )
• qu < 200 psi
• ukuran butirnya < 256 mm (catatan: lihat Klasifikasi Tanah)
• beratnya < 40 kg
PENGERTIAN
JRC merupakan singkatan dari joint roughness coefficient yang merupakan parameter dari
kekerasan dalam klasifikasi rock mass rating dari q system
Anisotropi: memiliki properti/sifat material yang berbeda dalam arah kristalografi berbeda

6
Rqd: RQD didefinisikan sebagai prosentase panjang core utuh yang lebih dari 10 cm terhadap panjang
total core run. Rqd adalah sebuah ukuran kasar mengenai derajat keretakan pada massa batuan. Rqd
merupakan salah satu parameter yg digunakan untuk mengetahui kekuatan massa batuan adalah suatu
klasifikasi kualitas batuan didasarkan pada kerapatan diskontinuitas. RQD adalah ukuran presentasi
batuan yang terambil dari sebuah interfal lubang bor dan pola dikontinuitas pada massa batuan
Slaking: Slacking : peretakan dan pemecahan lignit dan batubara sub-bitumen diudara terbuka akibat pengeringan
alami. Slaking adalah proses di mana bahan-bahan tanah hancur dan hancur ketika terkena uap air. [1] Istilah ini
dapat diterapkan pada formasi geologi alami, tanah yang dimodifikasi oleh atau untuk penggunaan manusia, atau
untuk penggunaan bahan-bahan tanah di bidang manufaktur atau industri.

IAEG: International Association for Engineering Geology and the Environment


Asosiasi ini bertujuan untuk mempromosikan dan mendorong kemajuan geologi teknik melalui
kegiatan teknologi dan penelitian. Pada saat yang sama berusaha untuk meningkatkan
pengajaran dan pelatihan dalam geologi teknik, dan untuk mengumpulkan, mengevaluasi dan
menyebarluaskan hasil kegiatan geologi teknik. Berat jenis: Berat jenis adalah perbandingan
relatif antara massajenis sebuah zat dengan massa jenis air murni.

Liquid limit: Batas Cair adalah kadar air yang mana konsistensi tanah mulai berubah dari
keadaan plastik ke keadaan cair.
Desitas efektif: Ketika sebuah sistem terdiri dari sejumlah bahan yang
berbeda, densitas materi tersebut diambil bersama-sama, disebut
kepadatan efektif dengan simbol (ρ eff)

You might also like