You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN KECURANGAN


(FRAUD) JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS KOTA
SEMARANG

Zafirah Rizka, Sutopo Patria Jati, Syamsulhuda BM


Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
E-mail: zafirahrizka@gmail.com

National Health Insurance (NHI) fraud is actions taken by the participants, BPJS
Kesehatan officers, medicines and medical devices providers intentionally by
obtaining financial benefits from the NHI program through fraudulent conduct that
isn’t in accordance with the provisions. In 2017, 26 puskesmas in 14 provinces
have fraud potential of their capita funds. The government is implementing NHI
fraud prevention program at puskesmas, as stated in the PMK RI no. 36 Year
2015. This study aims to analyze the implementation of PMK RI no.36 year 2015
in the Implementation of NHI fraud prevention program in Puskesmas Semarang
City. This research used descriptive qualitative method with purposive sampling
criteria toward 5 main informants and 2 informant triangulation. Processing and
data analysis based on validity and reliability with triangulation. The result of this
research shows that the establishment of NHI fraud prevention team is late
because of SK DKK legality weakness about NHI fraud prevention team, and
commitment of team members. Funding sources have not been allocated
specifically for this program and team members' ignorance on its. The absence of
monev activities, the planning of target, performance, budget, and technical
guidelines from Ministry of Health or Semarang’s specific regulation. And, SKB3
hasn’t give a clear direction. The main cause of this team late establishment is
SK DKK legality weakness about NHI fraud prevention team that affect to
commitment of team members. Ministry of Health is suggested to make technical
guidance related to PMK no. 36 of 2015. Semarang government is suggested to
improve the coordination across sectors, and strengthen SKK DKK with the
Mayor Regulation, so the legality is stronger. DKK Semarang is suggested to
increase commitment and performance of program implementation. Head of
Puskesmas is suggested to socialize prevention of NHI fraud to subordinates.
And BPJS Kesehatan is suggested to increase cooperation
Keywords : National Health Insurance, Fraud Prevention Program,
Puskesmas, Policy Implementation

PENDAHULUAN orang agar bisa berperilaku hidup


sehat demi tercapainya derajat
Pembangunan kesehatan ialah
kesehatan masyarakat setinggi-
investasi utama bagi pembangunan
tingginya. Demi tecapainya hal
SDM di Indonesia. Pembangunan
tersebut, diperlukan perencanaan
kesehatan sejatinya ialah upaya
pembangunan kesehatan yang
untuk meningkatkan kesadaran,
sistematis, terpadu, terarah dan
kemauan, serta kemampuan setiap

95
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menyeluruh, serta tak lepas dari Dalam upaya mewujudkan UHC


keterlibatan berbagai sektor serta yang diselenggarakan oleh BPJS
seluruh komponen bangsa dalam Kesehatan ini, pasti terdapat
pelaksanaannya.1 beberapa masalah yang terjadi,
Menurut Suwit Wilbulpolprasert, antara lain advokasi serta sosialisasi
Senior Advisor on Disease Control, JKN, kebijakan kelembagaan,
Ministry of Public Health, Bangkok, transformasi program, kepesertaan,
Thailand. Universal Health Coverage sistem rujukan, infrastruktur fasilitas
(UHC) ialah suatu konsep mengani kesehatan, SDM, capacity building,
reformasi pelayanan kesehatan pembiayaan, risiko adanya Fraud
meliputi segenap masyarakat yang JKN, dampak JKN kepada utilisasi,
ditinjau dari beberapa aspek yakni kepuasan provider dan peserta. 4
aksesibilitas serta ekuitas pelayanan Menurut Peraturan Menteri
kesehatan, Pelayanan kesehatan Kesehatan Republik Indonesia Nomor
yang berkualitas dan komprehensif 36 Tahun 2015 Tentang Pencegahan
yang mencakup pelayanan preventif, Kecurangan (Fraud) Dalam
promotif, kuratif hingga rehabilitatif Pelaksanaan Program Jaminan
serta mengurangi keterbatasan Kesehatan Pada Sistem Jaminan
finansial untuk memperleh Sosial Nasional. Kecurangan (Fraud)
pelayanan kesehatan bagi setiap dalam Pelaksanaan JKN, fraud ialah
penduduk. 2 tindakan yang dilakukan peserta,
Salah satu strategi demi petugas BPJS Kesehatan, pemberi
tercapainya UHC yaitu dengan pelayanan kesehatan, serta penyedia
adanya Sistem Jaminan Sosial obat dan alat kesehatan secara
Nasional (SJSN), yang di dalamnya sengaja oleh demi memperoleh
terdapat Jaminan Kesehatan keuntungan finansial dari program
Nasional (JKN) diselenggarakan JKN melalui perbuatan curang yang
menggunakan mekanisme asuransi tidak sesuai dengan ketentuan. 5
kesehatan sosial yang bersifat wajib Proyeksi fraud JKN yang tercatat
atau mandatory. Menurut Undang- ialah sebanyak 5 – 10 % atau
Undang Nomor 40 Tahun 2004 sebanyak Rp. 1,8 triliun – Rp. 3,6
tentang Sistem Jaminan Sosial triliun dari prediksi premi BPJS 2014.
Nasional (SJSN). Jaminan Menurut ICW di tahun 2017, terdapat
Kesehatan Nasional (JKN) yaitu 26 puskesmas di 14 provinsi yang
sebuah jaminan yang berguna untuk memiliki potensi fraud pengelolaan
menjamin peserta mendapatkan dana kapitasinya, seperti adanya
manfaat pemeliharaan kesehatan pemanfaatan dana kapitasi tidak
serta perlindungan demi sesuai peraturan perundang-
terpenuhinya kebutuhan dasar undangan sejumlah 2 kasus,
kesehatan, yang diberikan kepada pemaipulasian bukti
setiap orang yang sudah membayar pertanggungjawaban dan pencairan
iuran ataupun iurannya dibayarkan dana kapitasi sejumlah 1 temuan
oleh pihak Pemerintah. serta penatikan biaya peserta yang
seharusnya sudah dijamin dalam

96
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

biaya kapitasi dan atau non kapitasi dan fraud ,dan mendeteksi tindak
sesuai dengan standar tarif yang kecurangan yang dilakukan oleh
ditetapkan,sejumlah 5 temuan. pelaku.7 Maka, sesuai PMK no.36
Sedangkan menurut para penegak tahun 2015 DKK harus membangun
hukum untuk pengelolaan dana sistem pencegahan Kecurangan JKN
kapitasi periode 2014-2018 ditemukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat
8 kasus korupsi pengelolaan dana Pertama melalui penyusunan
kapitasi puskesmas di 8 daerah, yang kebijakan dan pedoman pencegahan
menimbulkan kerugian negara Kecurangan JKN, pengembangan
mencapai Rp. 5,8 miliar. Selain itu, di pelayanan kesehatan yang
awal Februari tahun 2018, KPK dalam berorientasi kepada kendali mutu dan
pelaksanaan Operasi Tangkap kendali biaya, dan pengembangan
Tangan (OTT) menemukan kasus budaya pencegahan Kecurangan JKN
pengelolaan dana kapitasi di sebagai bagian dari tata kelola
Jombang, dimana Kepala Dinas organisasi dan tata kelola klinis yang
Kesehatan mengumpulkan dana baik, melalui pembentukan tim
kapitasi dari 34 puskesmas untuk pencegahan Kecurangan JKN di
menyuap Bupati Jombang. Dana FKTP. Selain itu, DKK bertujuan untuk
kapitasi yang ditransferkan oleh BPJS menerima Pengaduan tentang fraud. 5
Kesehatan untuk FKTP, terutama Selain itu Kementerian
puskesmas, sangat rentan untuk Kesehatan, Badan Penyelenggara
dikorupsi. Dana kapitasi yang diterima Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
FKTP tahun 2014 sebesar Rp 8 triliun, dan KPK melakukan
2015 sebesar 10 triliun, 2016 sebesar penandatanganan Surat Keputusan
Rp13 triliun, dan terus meningkat Bersama (SKB) mengenai Tim
seiring bertambahnya jumlah peserta Bersama Penanganan Kecurangan
JKN. 6 dalam Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) pada pada bulan
Dalam hal pencegahan fraud,
Agustus 2017. Tim ini bertujuan untuk
dinas kesehatan Kabupaten/Kota
melakukan deteksi awal kecurangan
termasuk dalam institusi yang bekerja
dan cara penyelesaiannya, yang
sama dengan BPJS Kesehatan,
direncanakan bisa diterapkan di tahun
organisasi profesi, dan asosiasi
2018.8
fasilitas kesehatan untuk membangun
Pada era JKN, Puskesmas
sistem pencegahan kecurangan JKN.
merupakan fasilitas pelayanan
Menurut Laksono Trisnantoro, Guru
kesehatan tingkat pertama (FKTP)
Besar Universitas Gajah Mada
yang menyelenggarakan upaya
(UGM), DKK serta Kemenkes
kesehatan masyarakat (UKM) dan
menjadi pihak ketiga ketika jika ada
upaya kesehatan perorangan (UKP)
perselisihan antara BPJS Kesehatan
serta menjalin kerja sama dengan
dan faskes saat adanya dugaan fraud
BPJS Kesehatan untuk menjadi
sehinnga perlu adanya SDM yang
pemberi pelayanan kesehatan tingkat
berkualitas agar dapat
pertama bagi peserta JKN. Selaku
mengidentifikasi teknik-teknik klaim
pelaksana gatekeeper. Implementasi

97
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

konsep gatekeeper bertujuan demi secara deskriptif yang akan


meningkatkan kualitas pelayanan mendeskripsikan mengenai analisis
kesehatan di faskes tingkat lanjutan pelaksanaan program pencegahan
yang sebelumnya telah ditangani fraud JKN di puskesmas kota
terlebih dahulu oleh puskesmas Semarang oleh tim.11 Subyek dari
sehingga mengurangi beban kerja penelitian dipilih berdasarkan kriteria
rumah sakit.9 inklusi yang terdiri dari anggota tim
Komitmen kota Semarang pencegahan fraud JKN di Puskesmas
terhadap pemberantasan fraud selaku kota Semarang yakni para anggota
tolak ukur di propinsi Jawa Tengah tim pencegahan fraud meliputi Dinas
dalam gerakan pencegahan fraud Kesehatan Kota Semarang, BPJS
ditandai dengan dijadikannya Provinsi Kesehatan KC Semarang, Ikatan
Jawa Tengah sebagai proyek Dokter Indonesia Kota Semarang,
percontohan pengembangan tunas Perhimpunan Klinik dan Fasilitas
integritas KPK dan pemberian award Pelayanan Kesehatan Primer
dari KPK kepada Gubernur Jawa Indonesia, Sekretariat Kota
Tengah atas pengendalian gratifikasi. Semarang, Puskesmas Rawat Jalan
Selain itu, pada tahun 2016 lalu kota Kedungmundu Semarang, serta
Semarang selaku ibu kota Jawa Puskesmas Rawat Inap Mijen
Tengah terpilih sebagai sebagai Semarang. Adapaun kriteria eklusi
representasi dari adanya komitmen yakni tidak bersedia untuk
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diwawancarai, berpergian dalam
yang sangat tinggi kepada gerakan waktu yang lama atau tidak dapat
anti fraud, dalam acara National Anti ditentukan, dalam keadaaan sakit
Fraud Conference (NAFC).10 atau meninggal. Penelitian ini
Sehubungan dengan potensi dan menggunakan teori Menggunakan
kasus fraud yang tinggi, serta kota Teori Sistem Azrul Azwar,Teori
semarang sebagai representasi yaitu Komitmen Organisasi Allen & Meyer
dengan dijadikannya Provinsi Jawa dan Teori Implementasi Kebijakan
Tengah sebagai proyek percontohan Publik Donald S. Van Meter & Carl E.
pengembangan tunas integritas KPK Van Horn 12,13,14
dan pemberian award oleh KPK yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan tingginya komitmen
PENELITIAN
gerakan pencegahan fraud kota
Semarang, sehingga perlu diketahui Hasil penelitian menunjukan
pelaksanaan Program Pencegahan bahwa variabel kuantitas tenaga
Kecurangan (Fraud) Jaminan dalm tim ini sesuai PMK No. 36/2015,
Kesehatan Nasional di Puskesmas tim pencegahan Kecurangan JKN
Kota Semarang. terdiri atas unsur dinas kesehatan,
. organisasi profesi, BPJS Kesehatan,
METODE PENELITIAN dan asosiasi fasilitas kesehatan. Dan
SK DKK yang menyebutkan anggota
Penelitian ini menggunakan metode
tim terdiri dari 11 orang Jika, ada
penelitian kualitatif yang disajikan
tenaga tambahan akan diserahkan

98
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kepada kebijakan instansi masing- UHC Semarang, ditambah Perwal no.


masing. Seperti, DKK terdapat 3 62 tahun 2016 untuk SOTK DKK
tambahan tenaga kerja yang tidak Semarang. Peraturan dirasa sudah
termasuk dalam anggota tim yang jelas, namun implementasinya masih
tertulis dalam SK DKK. Variabel dirasa kurang. Hal ini sesuai dengan
kualitas tenaga menunjukkan bahwa teori Edward III, keberhasilan
pemilihan anggota tim pencegahan implementasi kebijakan salah satunya
fraud JKN berdasarkan jabatan, dipengaruhi oleh isi kebijakan (content
Untuk DKK telah diatur dalam Perwal of policy).14
No. 62 Tahun 2016 tentang SOTK
Untuk variabel materi
DKK Semarang, sedangkan untuk
menunjukkan bahwa belum ada
instansi yang lain tergantung dengan
aplikasi khusus yang digunakan tim
peraturan instansi masing-masing.
pencegahan fraud ini, namun bisa
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
menggunakan pelaporan online yang
dilakukan Wawan tahun 2010,
dapat mencegah terjadinya fraud JKN
seseorang yang berpendidikan lebih
(SIMPUS,dan P-Care). TKMKB
tinggi akan mempunyai pengetahuan
membantu program ini. UntukRS,
yang lebih luas mengenai segala
menggunakan aplikasi P-care untuk
sesuatu yang dikerjakannya
pasien BPJS Kesehatan, dan mulai
dibandingkan dengan seseorang
dikembangkannya finger print saat
yang tingkat pendidikannya lebih
hendak mendapatkan tindakan dokter.
rendah.15 Variabel sikap/ disposisi
Untuk mengoptimalkan kerjasama
implementor menunjukkan bahwa
dan fungsi SKB3, ditemukan bahwa
semua pihak, berkomitmen
pentingnya adanya juknis atau
(normative commitment)
regulasi kota Semarang yang lebih
mengerjakan sesuai tupoksi masing-
spesifik. Didukung dengan adanya
masing, menyadari bahwa program
aplikasi bisnis intelejen khusus BPJS
ini penting untuk mencegah kerugian
Kesehatan sehingga dapat
negara. Namun, pihak DKK
melaksanakan pencegahan fraud
Semarang lah yang masih terlihat
JKN. Hal ini sesuai penelitian Elvira
kurang komitmen dalam pelaksanaan
tahun 2012, fasilitas, alat, dan
program. Hal ini sesuai dengan
lingkungan yang jelas, mendukung
penelitian Tahir pada tahun 2011,
dalam melaksanakan kegiatan dan
implementasi suatu kebijakan yang
keberhasilan program yang
memiliki sumberdaya baik tetapi tidak
dilaksanakan.17
diimbangi oleh sikap dan komitmen
anggotanya, maka kebijakan tidak Untuk variabel perencanaan,
akan berjalanan sesuai apa yang kelaksanaan kegiatan perencanaan
diharapkan.16 dinilai kurang efektif karena hanya
melibatkan satu pihak dalam
Untuk variabel metode
merencanakannya, dan belum adanya
menunjukkan bahwa payung hukum
penentuan target,perencanaan
berupa PMK No. 36 Tahun 2015, dan
anggaran, dan timeline kegiatan. Hal
Perwal no. 43 Tahun 2017 tentang
ini sesuai dengan teori Sopiah,

99
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

perencanaan bidang kesehatan harus segi ketaatan, Tim ini kurang menaati
menentukan kebutuhan sumber daya peraturan yang ada, pembentukan tim
untuk menyelesaikan masalah ini harus menunggu inisiasi dari BPJS
tersebut, menetapkan tujuan program Kesehatan, tim jarang melakukan
tesebut, dan menyusun cara praktis rapat, ada anggota yang tidak pernah
demi tercapainya tujuan program. 13 diajak rapat sama sekali. TKMKB lah
yang sering melakukan rapat. Sesuai
Variabel pengorganisasian
dengan PMK No. 36 Tahun 2015 dan
menunjukkan bahwa penyusunan
SK DKK No. 441.91/877,
struktur organisasi dan pembagian
menyantumkan bahwa pembentukan
tugas semua dilakukan oleh DKK
paling lambat 6 bulan setelah
tanpa melibatkan anggota tim yang
diundangkan (30 Apil 2015) dan
lain berdasarkan PMK no. 36 tahun
pelaksanaan tugas ini dilaksanakan
2014 serta SK Dinkes 441.91/877. Hal
oleh semua anggota tim pencegahan
ini sesuai penelitian Sugiana tahun
fraud JKN terhadap Puskesmas ini.
2012, suatu kebijakan akan
Dilihat dari segi komunikasi antar
berpotensi gagal implementasinya
organisasi pelaksana diketahui bahwa
terutama jika kurangnya koordinasi
komunikasi dan koordinasi yang
vertikal atau horizontal antar staff
dilakuan oleh tim ini masih dirasa
maupun antar intansi yang terlibat. 18
kurang baik oleh anggotanya sendiri.
Variabel pelakasanaan dilihat dari Sesuai dengan PMK No. 36 Tahun
segi prestasi kerja menunjukkan 2015 dan Surat Keputusan Kepala
bahwa penyelesaian masalah prestasi Dinas Kesehatan Kota Semarang No.
kerja, akan ditindak secara berjenjang 441.91/877 yang menyebutkan
dari internal tim masing-masing anggota tim pencegahan fraud ini,dan
organisasi tersebut, kemudian tugas nya. Dilihat dari segi
berjenjang keatas. Bisa hingga kepemimpinan, dirasa masih kurang
ditindaklanjuti oleh BKD, inspektorat, berjalan, pelaksanaan tim ini masih
dll sesuai dengan Perwal Semarang diatas kertas saja, pihak BPJS
No. 62 Tahun 2016 Tentang SOTK Kesehatan lebih sering menginisasi
DKK, fungsi DKK Semarang dan rapat dan refreshing daripada pihak
setiap Kasubbag ialah pelaksanaan DKK Semarang (pj dan ketua
penilaian kinerja pegawai dalam program). Hal ini sesuai dengan
lingkup tanggungjawabnya. Dilihat penelitian Nawawi. 2010.
dari segi tanggung jawab, tim kepemimpinan sangat penting dalam
pencegahan fraud JKN ini masih membina, meyakinkan pihak lain agar
dirasa kurang karena dalam bisa menjalankan tugasnya. 20
pelaksanaannya hanya beberapa
Dilihat dari segi pelaksanaan
anggota saja yang aktif. Hal ini sesuai
tugas sosialisasi kebijakan,pedoman,
PMK No. 36 Tahun 2015 dan SK DKK
dan budaya baru yang berorientasi
No. 441.91/877, telah menyantumkan
pada kendali mutu dan kendali biaya,
bahwa pelaksanaan tugas ini
sosialisasi masih belum dilakukan
dilaksanakan oleh semua anggota tim
secara khusus oleh tim pencegahan
pencegahan fraud JKN. 19 Dilihat dari

100
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

fraud ini (oleh DKK dan BPJS penyelesaian masalah ini bisa
Kesehatan), materi yang diberikan dikendalikan oleh OP,BPJS, dan
masih umum (UHC) Sosialisasi DKK. Peran DKK dirasa masih
diperkirakan dilaksanakan sejak tahun kurang, karena BPJS sering bersurat
2017 hingga April 2018. Puskesmas kepada DKK jika menemukan kasus
menyataan sosialisasi hanya indikasi fraud JKN. Namun, sejauh ini
diberikan bacaan mengenai PMK belum ada tindak lanjut yang nyata
fraud yang berlaku, sehingga oleh DKK. Sementara, puskemas
menyebabkan ketidakpahaman dan menyatakan tidak adanya indikasi
kurang optimalnya pelayanan. Hal ini kejadian fraud JKN di Puskesmas
sesuai penelitian Thahir tahun 2011, Kota Semarang.
sosialisasi kebijakan berperan penting
Indikasi dan kejadian fraud JKN di
terhadap dampak pelayanan kepada
Puskesmas Semarang antara lain
masyarakat atau pasien. 21 Dilihat dari
memperpajang hari rawat inap &
segi pelaksanaan tugas mendorong
Pemalsuan data rekam medis :
pelaksanaan tata kelola organisasi
Kecurangan Laporan Keuangan
dan tata kelola klinik yang baik,
dalam bentuk Asset/Revenue
anggota tim pencegahan fraud yang
Overstatement dengan cara
lebih berwenang ialah DKK
pemalsuan bukti transaksi, &
(pembinaan akreditasi Puskesmas)
kecurangan Non-Financial
dan BPJS (syarat kerjasama faskes)
pemanipulasian dokumen internal.
sedangkan anggota yang lain belum
Sementara kejadian fraud yang
melaksanakan tugas ini. Dilihat dari
dilakukan oleh peserta BPJS
segi pelaksanaan tugas melakukan
Kesehatan duplikasi fungsi kartu oleh
upaya pencegahan,deteksi, dan
peserta BPJS Kesehatan, termasuk
penindakan kecurangan JKN di FKTP,
dalam penyalahgunaan Inventoris dan
kegiatan ini masih dilaksanakan
Aset Lainnya atau Misuse. Selain itu
terpisah oleh instansi masing-masing
ada perselisihan antara BPJS
seperti IDI bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dan Puskesmas seperti
saat menyelesaikan masalah JKN,
telatnya pembayaran kapitasi
adanya pelaporan online DKK yaitu
Puskesmas oleh BPJS Kesehatan.
SIMPUS dan BPJS yaitu P-care.
Sesuai PMK no 36/tahun 2015. Tim Dilihat dari pelaksanaan monev,
harus melakukan peningkatan menunjukkan bahwa Monev tim ini
kemampuan nakes dan manajemen belum dilakukan karena pelaksanaan
yang berhubungan dengan klaim. tim ini belum jelas, namun pihak DKK
Tetapi kegiatan ini belum dilakukan. menyatakan bahwa monev dilakukan
Maka, pelaksanaan kegiatan ini dengan rapat koordinasi 4x setahun.
kurang sesuai. Dilihat dari segi Untuk pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan tugas Menyelesaikan pada RS, DKK telah melaksanakan 1
Perselisihan Fraud JKN, terdapat tahun 1x
Indikasi dan kejadian fraud JKN di
Semarang ,namun belum ada yang Variabel penilaian menunjukkan
dibawa ke APH. Sejauh ini bahwa, penilaian untuk tim

101
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pencegahan fraud ini kurang berjalan belum adanya kebijakan khusus


secara optimal seperti belum adanya mengenai fraud JKN, dan hanya
target dan capaian, terdapat anggota adanya SK DKK mempengaruhi
belum melaksanakan rapat dengan pelaksanaan program pencegahan
anggota lainnya dan rancu dengan fraud JKN ini, karena SK DKK dinilai
kegiatan TKMKB, serta belum adanya kurang kuat legalitasnya untuk
instrumen penilaian. mengatur anggota tim yang berasal
dari berbagai instansi yang sederajad.
Variabel output menunjukkan
bahwa, program ini belum tercapai KESIMPULAN
dengan optimal karena tim
Penyebab utama pembentukan
pencegahan fraud terlambat terbentuk
tim terlambat ialah lemahnya legalitas
(18 Januari 2017), dan pelaksanaan
SK DKK tentang tim pencegahan
tim pencegahan fraud ini belum
fraud JKN yang berdampak pada
berjalan dengan baik dikarenakan
komitmen anggota tim, yang
masih dilaksanakan terpisah, tanpa
berdampak lebih jauh dala
koordinasi yang jelas.
terhambatnya pembentukan dan
Varibel lingkungan, menunjukkan pelaksanaan tim.
bahwa SKB 3 belum memberikan
SARAN
arahan kepada tim pencegahan fraud
secara menyeluruh yang seharusnya Disarankan Kemenkes RI
penindakan SKB3 khususnya KPK membuat juknis terkait PMK no. 36
dimulai sejak Januari 2018. Namun, Tahun 2015 agar implementasinya
eksistensi SKB3 cukup membuat lebih operasional. Disarankan pemkot
Puskesmas menjadi lebih berhati-hati semarang meningkatkan koordinasi
agar tidak terjadi fraud JKN. Para lintas sektor, dan memperkuat SKK
anggota hanya mengetahui tentang DKK dengan Perwal atau yang setara,
SK Dinkes 441.91/877 dan PMK no. agar legalitasnya lebih kuat dalam
36 Tahun 2015. Puskesmas hanya pelaksanaan program. DKK
mengetahui tentang PMK saja karena Semarang disarankan meningkatkan
kurangnya sosialisasi dari tim komitmen dan kinerja pelaksanaan
pencegahan fraud JKN ini. program. Kepala Puskesmas
Sementara untuk kota Semarang disarankan melakukan sosialisasi
telah berkomitmen dengan kepada bawahannya terkait
dijadikannya kota Semarang sebagai pencegahan fraud JKN. Serta BPJS
kota percontohan anti korupsi oleh Kesehatan disarankan lebih
KPK dan adanya perwal tentang meningkatkan kerja sama dengan
Semarang UHC. Namun, masih para anggota tim
belum munculnya regulasi dari kota
Semarang yang mengatur khusus DAFTAR PUSTAKA
mengenai pencegahan fraud sendiri. 1. Keputusan Menteri Kesehatan
Kota Semarang telah menjadi Republik Indonesia No. HK
lingkungan yang cukup kondusif, 02.02/Menkes/52/2015 Tentang
tetapi masih kurang optimal karena

102
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Rencana Strategis Kementrian 10. NAFC. Buku Pedoman National


Kesehatan Tahun 2015-2019 Anti Fraud Conference (NAFC) ;
2. IHPP Thailand. Universal Health 2016
Coverage : Thailand Experience; 11. Sastroasmoro S. Dasar-Dasar
2017 Metodologi Klinis. Edisi Ke-4.
3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun Jakarta: Sagung Seto; 2011.
2004 Tentang Sistem Jaminan 12. Azwar A. Pengantar Administrasi
Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta :
4. Maidin A, Palutturi S. Kajian Binarupa Aksara Publisher ; 2010
Implementasi Jaminan Kesehatan 13. Sopiah A. Perilaku Organisasi.
Nasional Lintas Provinsi. Makasar : Yogyakarta ; 2008
Universitas Hasanundin; 2016 14. Subarsono A. Analisis Kebijakan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi.
Republik Indonesia Nomor 36 In Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
Tahun 2015 Tentang Pencegahan 2012.
Kecurangan (Fraud) Dalam 15. Wawan. Teori & Pengukuran
Pelaksanaan Program Jaminan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Kesehatan Pada Sistem Jaminan Manusia. Yogyakarta: Muha
Sosial Nasional Medika; 2010
6. Workshop Blended Learning 16. Tahir A. Sikap Aparatur
Penyusunan Proposal Penelitian Pemerintah Terhadap
Pencegahan Dan Pengurangan Implementasi Kebijakan
Fraud Dalam Jaminan Kesehatan Transparansi di Gorontalo.
Nasional. FK UGM; 2016 Gorontalo, Universitas Negeri
7. Trisnantoro L. Desentralisasi Gorontalo ; 2011
Kesehatan Di Indonesia Dan 17. Kurniawati E. Evaluasi
Perubahan Fungsi Pemerintah : Pelaksanaan 11 T dalam
2001 - 2003 Apakah Merupakan Pelayanan Antenatal oleh Bidan di
Periode Uji Coba. Jogyakarta Puskesmas Singkawang Tengah
: Gajah Mada Press ; 2005 Kota Singkawang Tahun 2012,
8. Kementrian Kesehatan RI. Skripsi. Universitas Indonesia;
2015.Penandatanganan Surat 2012.
Bersama (SKB) Antara Kemenkes, 18. Sugiana PM. Implementasi
KPK Dan BPJS Kesehatan. Kebijakan Penanggulangan
Http://Www.Itjen.Kemkes.Go.Id/Ber Kemiskinan Melalui Program
ita/Detail/Penandatanganan_Surat Pemberdayaan Ekonomi Kelompok
_Bersama_Skb_Antara_Kemenkes Usaha Bersama (Kube) Di Jakarta
_Kpk_Dan_Bpjs_Kesehatanl Selatan. Jakarta, Skripsi FISIP
Universitas Indonesia;2012
Diakses Tanggal 17 Februari 2018.
19. Peraturan Menteri Kesehatan No.
9. BPJS Kesehatan. Panduan Praktis 36 Tahun 2015 Tentang
Gate Keeper Concept Faskes Pencegahan Kecurangan (Fraud)
BPJS Kesehatan ; 2015 Dalam Pelaksanaan Program

103
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Jaminan Kesehatan Pada Sistem 21. Tahir A. Sikap Aparatur


Jaminan Sosial Nasional Pemerintah Terhadap
20. Nawawi H. Manajemen Sumber Implementasi Kebijakan
Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Transparansi di Gorontalo.
Kompetitif. Yogyakarta : Gadjah Gorontalo, Universitas Negeri
Mada University Press.; 2003 Gorontalo ; 2011

104

You might also like