You are on page 1of 23

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUNITAS)

PENGERTIAN
Imun atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh
patogen serta sel tumor.

FUNGSI SISTEM IMUN


Pertahanan Tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit.
Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari
komponen tubuh.
Pendeteksi, sel abnormal (terjadi mutasi) terdeteksi oleh sel imun untuk
dimusnahkan.

RESPON KEKEBALAN TUBUH ANTIGEN


Imunitas Humoral
Respons kekebalan tubuh humoral atau imunitas humoral melibatkan aktivitas sel
B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa.
Pembentukan antibodi ini dipicu oleh kehadiran antigen. Antibodi secara spesifik
akan bereaksi dengan antigen. Antibodi umumnya tidak secara langsung
menghancurkan antigen yang menyerang, namun antibodi terlebih dahulu akan
mengikat antigen tersebut.

Imunitas Seluler
Respon kekebalan tubuh selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung
terhadap sel-sel asing atau jaringan yang terinfeksi. Respon kekebalan tubuh
seluler ini merupakan kekebalan yang ditunjang oleh sel T. Tugas utama imunitas
seluler adalah untuk menghancurkan sel tubuh yang telah terinfeksi patogen,
misalnya oleh bakteri atau virus.

MACAM-MACAM SISTEM IMUN


Sistem Imun Non-Spesifik
Pertahanan tubuh ini terdepan dalam menghadapi serangan berbagai
mikroorganisme, karena dapat memberikan respon langsung.
Pertahanan fisik/mekanik meliputi kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk
dan bersin.
Pertahanan Biokimia. Beberapa mikroorganisme dapat masuk melalui kelenjar
sebaseus dan folikel rambut. pH asam dari keringat, berbagai asam lemak yang
dilepas kulit mempunyai efek denaturasi protein membran sel kuman sehingga
dapat mencegah infeksi melalui kulit. Sedangkan lisozim dalam keringat, ludah,
air mata dan air susu ibu melindungi tubuh dari kuman garam positif. Selain itu
air susu ibu juga mengandung laktooksidase dan asam neuraminik, mempunyai
sifat antibakterial terhadap E.Coli dan Staphylicoccus.
Berdasarkan daerah gangguan oleh mikroorganisme/zat asing, pertahanan ini
dibagi menjadi:
Kekebalan eksternal dicegah oleh Kulit dan Membran Mukosa )
Kekebalan Internal dicegah oleh protein anti mikroba, sel-sel fagosit, peradangan
(inflamasi) dan demam).
 Sistem Imun Spesifik
Sistem imun spesifik merupakan sistem pertahanan tubuh lapis kedua,jika sistem
imun non-spesifik tidak mampu Mengeliminasi Agen penyakit. Sistem imun
spesifik pada umumnya terjalin kerjasama antara antibodi komplemen-fagosit dan
antara sel T-makrofag.

Struktur sistem imun merupakan suatu protein yang disintesis dengan mekanisme,
yaitu DNA—RNA —polipeptida sehingga informasi antibodi disandi dengan
DNA. Antibodi memiliki struktur protein tertentu.
Struktur sistem imun terdiri atas: Limfosit B, Limfosit T,
Antibodi/Immunoglobulin. Immunoglobulin merupakan sistem pertahanan tubuh
lapis ketiga yang bersifat spesifik. Fungsinya adalah merespon antigen yang
dihasilkan oleh mikroorganisme parasit yang masuk ke dalam tubuh mahluk
hidup. Antibod dibagi menjadi Immunoglobulin G ( Ig G ), Immunoglobulin M (
Ig M ), Immunoglobulin A ( Ig A ), Immunoglobulin D ( Ig D ), Immunoglobulin
E ( Ig E ).

Pertahanan spesifik: imunitas diperantai antibodi


Imunitas diperantai antibodi untuk respon imun yang diperantarai antibodi,
limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses
yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder. Jika sel limfosit B bertemu
dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan
menghasilkan beberapa sel limfosit B.
Semua Limfosit B segera melepaskan antibodi yang mereka punya dan
merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang
antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk
menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang
tersisa ini disebut limfosit B memori. Inilah proses respon imun primer.

Pertahanan spesifik: imunitas diperantai sel


Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah
limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh
kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah (biasanya neutrofil), maka
patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak
bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu disebut antigen. Respon imun akan
dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan limfosit T yang
sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit T
terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya.

TAHAPAN PENGHANCURAN ANTIGEN


Netralisasi, antibodi memblokir beberapa tempat antigen berikatan, sehinga
antigen tidak aktif. antibodi menetralkan dengan menyelemuti bagian beracun dari
bakteri sehingga sel fagosit dapat menerima bakteri tersebut.
Aglutinasi, terjadi penggumpalan antigen oleh antibodi. Hal ini dapat dilakukan
karena antibodi minimal memiliki dua daerah ikatan (binding site).
Presipitasi, dilakukan pada antigen terlarut oleh antibodi. Hal ini membuat antigen
tidak terlarut dan memudahkan ditangkap oleh sel fagosit.
Fiksasi Komplemen, antibodi yang berikatan akan mengaktifkan protein
komplemen untuk membentuk luka atau pori pada sel mikroba patogen sehingga
lisozim dapat memasuki sel mikroba dan menghancurkannya.
PENYAKIT PADA SISTEM IMUN
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
Juga dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit; yang mana
virus HIV menyerang sistem imun.

Autoimunitas
autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ dan
jaringan sendiri. Akibat autoimunitas:
Addison’s Disease yaitu kegagalan korteks kelenjar adrenal untuk memproduksi
hormon dalam jumlah yang adekuat sehingga akan mempengaruhi kerja tubuh
dalam menekan dan meregulasi tekanan darah serta mengatur keseimbangan air
dan garam, dapat terjadi pada semua kelompok umur dan menimpa pria-pria dan
wanita-wanita sama rata.
Diabetes Melitus yaitu penyakit yang disebabkan oleh kadar gula dalam darah
yang meningkat tinggi. penyakit ini akibat kekurangan hormon insulin. pada
dasarnya penyakit ini karena antibodi menyerang sel-sel beta di pankreas yang
insulin.
Myasthenia Gravis yaitu kelainan yang diakibatkan oleh antibodi yang menyerang
otot lurik. akibatnya otot lurik akan mengalami degradasi sehingga kemampuan
otot untuk menangkap asetil kolin akan berkurang.

Alergi
Alergi merupakan respons yang berlebihan atau hipersensitif terhadap antigen
yang masuk ke dalam tubuh. antigen penyebab alergi disebut dengan alergen.
alergen dapat berupa debu, serbuk sari , gigitan serangga , cuaca yang dingin dan
jenis makanan tertentu. reaksi terhadap alergi dapat bermacam-macam seperti
bersin, gatal-gatal, muntah, kesulitan bernafas bahkan dapat menimbulkan
kematian.
Penolakan Transplantasi
Penolakan transplantasi terbagi menjadi tiga kategori:
Penolakan Hiperakut, terjadi segera begitu transplantasi dilakukan.Dapat diatasi
dengan cara mencangkokkan organ pada resipien yang memiliki golongan sama
dengan donor.
Penolakan Akut, biasanya terjadi beberapa hari setelah transplantasi . Untuk
mengatasi ini biasanya diberikan obat,seperti siklosporin yang memengaruhi
respons molekul MHC resipien terhadap donor.
Penolakan Kronis, terjadi karena organ yang ditransplantasikan kehilangan fungsi
yang disebabkan oleh darah beku pada pembuluh dalam organ .
Isoimunitas
Isoimunitas adalah keadaan dimana tubuh mendapatkan kekebalan dari individu
lain yang melawan sel tubuhnya sendiri. Isoimunitas dapat muncul akibat
transfusi darah atau karena cangkok organ dari orang lain.

Penyakit Lupus
Penyakit Lupus adalah penyakit kronis yang merusak sistem kekebalan tubuh
(imunitas) dan memengaruhi berbagai macam jaringan, kulit, persendian, jantung,
darah, ginjal, dan otak. Penderita penyakit lupus sering disebut odipus (orang
hidup dengan lupus). Para penderita penyakit lupus akan menghidari hal-hal yang
mengakibatkan penyakitnya kambuh.
Kawasaki Disease
Kawasaki disease adalah penyakit yang menyerang anak-anak dibawah usia 5
tahun, dan 2 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki. Penyakit ini pertama
kali ditemukan oleh Dr. Tomisaku Kawasaki dari jepang pada tahun 1967 dan
saat itu dikenal sebagai mucocutaneous lymphnode syndrome yang menyerang
selaput lendir, kelenjar getah bening, lapisan pembuluh darah dan jantung.

DAFTAR PUSTAKA
http://a2knlg.blogspot.com/2016/08/rangkuman-sistem-kekebalan-
tubuh.html?m=1
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/09/sistem-kekebalan-tubuh-manusia-
artikel.html?m=1
http://ristihusni.blogspot.com/2014/12/makalah-sistem-imun-html?m=1
http://trianriyandi.blogspot.com/2016/06/sistem-imun-spesifik-dan-non-spesifik-
26.html?m=1
https://hisham.id/2015/05/pengertian-imunitas-adaptif.html
http://biologitopibiru.blogspot.com/2013/04/bagian-11-sistem-pertahanan-tubuh-
pada.html?m=1
http://nurul1991626.blogspot.com/2014/10/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
imunitas.html?m=1
http://analisbantul.blogspot.com/2014/10/pengantar-imunologi.html?m=1
http://desistikes.blogspot.com/2013/12/sistem-imunologi-dan-
hematologi.html?m=1
http://motivasiperawat.blogspot.com/2014/11/anatomy-dan-fisiologi-system-imun-
dan.html?m=1
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI

Pengertian Darah (Sanguis)


Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan
dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa
Yunani haima yang berarti darah.
A. Komposisi Darah
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45%
Korpuskuler (bagian padat darah).
Gambar 1.1 Skema susunan darah manusia
B. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki
warana kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan
0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti
lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut
dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan
mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan
tubuh ke organ pengeluaran.
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
1. Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
2. Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
mekanisme pembekuan darah, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas serum
dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber
fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah
suatu cairan berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi
yang dapat membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.

C. Korpuskuler (Bagian Padat Darah)


Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani
yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit
merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin
adalah biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna
merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat
darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan
mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-
15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0
mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam
amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang
maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan
hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk
piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar
6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-
sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah
jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara
normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah
merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah
merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya
sebanyak 4,5 juta.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana
eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya
akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar
sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati.
Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut
oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru.
Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta
eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO)
yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu
pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum
tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya
sekitar 1% dari semua darah yang beredar.
Fungsi dari sel darah merah :
· Mengantarkan Oksigen ke Seluruh Tubuh : setelah dibentuk oleh tumbuh
sumsum merah tulang, sel darah merah akan menyebar ke seluruh jaringan-
jaringan tubuh dengan membawa oksigen dari paru-paru lalu mengedarkannya
dan membawanya kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan.
· Penentuan Golongan Darah : Penentuan golongan darah ini dapat terjadi karena
ditentukan oleh ada tidaknya antigen aglutinogen dalam sel darah merah.
Golongan sel darah adalah A, B, AB, dan O
· Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh (Antibodi) : Menjaga sistem kekebalan tubuh
ini dapat terjadi karna adanya peran serta hemoglobin yang menangkal patogen
atau bakteri melalui proses lisis dengan mengeluarkan radikal bebas yang dapat
menghancurkan dinding dan membran sel patogen dan membunuh bakteri
· Pelebaran Pembuluh Darah : Pelebaran pembuluh darah dapat terjadi karena
eritrosit melepaskan senyawa dinamakan S-Nithrosothiol yang dilepaskan saat
hemoglobain mengalami terdeogsigenerasi sehingga akan melebarkan pembuluh
darah dan melancarkan darah menuju ke seluruh tubuh khususnya pada daerah
yang kekurangan darah.

2. Sel Darah Putih (Leukosit)


Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah.
Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada
orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.0009.000 sel darah putih. Tidak
seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel
darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler.
Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening),
bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel
darah merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
a.Leukosit Bergranula (Granulosit)
1)Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%.
Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-
macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi
bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung,
lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri
berkembang biak serta menghancurkannya
2)Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%.
Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh
cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah
tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi
dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan
membuang sisasisa sel yang rusak.
3)Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya
sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi
dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat
fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yang
disebut heparin.

b.Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)


1)Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir
bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai
30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan
berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.
2)Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat
atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.
Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam
tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda
asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk
menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi
antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang
lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen
untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri. Hal
tersebut juga berlaku sebaliknya.

Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
1)Sel Fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan
(fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam:
a)Neutrofil, terdapat dalam darah.
b)Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan
atau rongga tubuh.
2) Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari:
a) T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar
leher)
b) B Limfosit (B Sel) Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke
seluruh tubuh melalui pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan
dengan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh
tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan selaput lendir agar terhindar
dari lukosit. Namun selsel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut akan
menghasilkan interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat penghalang
terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah
terjadinya serangan virus.
Fungsi dari sel darah putih :
· Berfungsi menjaga kekebalan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit
·Melindungi badan dari serangan mikroorganisme pada jenis sel darah putih
granulosit dan monosit
· Mengepung darah yang sedang terkena cidera atau infeksi
· Menangkap dan menghancurkan organisme hidup
·Menghilangkan atau menyingkirkan benda-benda lain atau bahan lain seperti
kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya.
· Mempunyai enzim yang dapat memecah protein yang merugikan tubuh dengan
menghancurkan dan membuangnya
·Menyediakan pertahanan yang cepat dan juga kuat terhadap penyakit yang
menyerang.
· Sebagai pengangkut zat lemak yang berasal dari dinding usus melalui limpa lalu
menuju ke pembuluh darah
· Pembentukan Antibodi di dalam tubuh.

3. Keping Darah (Trombosit)


Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran
yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping
darah dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang
pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 – 300.000 butir keping darah.
Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8
hari. Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses pembekuan darah.
Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika
trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah.
Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang
terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium
(Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin
menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat
fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman
untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi. Fungsi trombosit adalah
berperan dalam proses pembekuan darah. Bila terdapat luka, trombosit akan
berkumpul ke tempat luka kemudian memicu pembuluh darah untuk mengkerut
(supaya tidak banyak darah yang keluar) dan memicu pembentukan benang-
benang pembekuan darah yang disebut dengan benag-benang fibrin. Benang-
benang fibrin tersebut akan membentuk formasi seperti jaring-jaring yang akan
menutupi daerah luka sehingga menghentikan perdarah aktif yang terjadi pada
luka. Selain itu, ternyata trombosit juga mempunyai peran dalam melawan infeksi
virus dan bakteri dengan memakan virus dan bakteri yang masuk dalam tubuh
kemudian dengan bantuan sel-sel kekebalan tubuh lainnya menghancurkan virus
dan bakteri di dalam trombosit tersebut.
FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel
darah). Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara
garis besar, fungsi utama darah adalah sebagai berikut:
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat
sisa metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang
aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu
berkisar antara 36 – 37oC.
3.Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel
darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
SISTEM HEMATOLOGI
Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah
manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang
disebabkan oleh sel – sel darah :
1.Anemia
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan tubuh (Handayani dan Haribowo, 2008).
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah
eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal (Dallman dan
Mentzer,2006).
Macam-macam anemia antara lain :
a) Anemia hemoragis
Anemia akibat kehilangan darah secara berlebihan. Secara normal cairan plasma
yang hilang akan diganti dalam waktu 1-3 hari namun dengan konsentrasi sel
darah merah yang tetap rendah. Sel darah merah akan kembali normal dalam
waktu 3-6 minggu.
b) Anemia aplastik
Sumsum tukang yang tidak berfungsi sehingga produksi sel darah merah
terhambat. Dapat dikarenakan oleh radiasi sinar gamma (bom atom), sinar X yang
berlebihan. Bahan-bahan kimia tertentu, obat-obatan pada orang dengan
keganasan.
c) Anemia megaboblastik
Vitamin B12, asam folat dan factor instrinsik (terdapat pada mukosa lambung)
merupakan factor yang berpengaruh terhadap pembentukan sel darah merah. Bila
salah satu factor diatas tidak ada maka produksi eritroblas dalam sumsum tulang
akan bermasalah. Akibatnya sel darah tumbuh terlampau besar dengan bentuk
yang aneh, memiliki membrane yang rapuh dan mudah pecah.
d)Anemia hemolitik
Sel darah merah yang abnormal ditandai dengan rapuhnya sel dan masa hidup
yang pendek (biasanya ada factor keturunan)
Contoh :
1)Sterositosis, sel darah merah kecil, bentuk sferis, tidak mempunyai struktur
bikonkaf yang elastic (mudah sobek)
2)Anemia sel sabit, 0,3-10% orang hitam di afrika barat dan amerika sel-selnya
mengandung tipe Hb yang abnormal (HbS), bila terpapar dengan O2 kadar rendah
Hb akan mengendap menjadi Kristal panjang didalam sel darah merah, sehingga
sel darah merah menjadi lebih panjang dan berbentuk mirip seperti bulan sabit.
Endapan Hb merusak membrane sel. Tekanan O2 jaringan yang rendah
menghasilkan bentuk sabit dan mudah sobek. Penurunan tekanan O2 lebih lanjut
membentuk sel darah semakin sabit dan penghancuran sel darah merah meningkat
hebat.
3)Eritroblastosis Fetalis,ibu dengan Rh(-) yang memiliki janin Rh(+) pada saat
kehamilan pertama, setalah ibu terpapar darah janin maka ibu secara otomatis
akan membentuk antibody terhadap Rh(+), sehingga pada kehamilan yang kedua
anti Rh ibu akan menghancurkan darah bayi dan bayi akan mengalami anemia
yang hebat hingga meninggal.
4)Hemolisis karena malaria atau reaksi dengan obat-obatan.
e)Nutrional anemia
- Anemia defisiensi besi (Fe)
- Anemia defisiensi asam folat (akibat kekurangan asupan atau gangguan absorbsi
GI track)
f) Anemia pernisiosa
Vitamin B12 penting untuk sintesa DNA yang berperan dalam penggandaan dan
pematangan sel. Faktor instrinsik berikatan dengan B12 sebagai transport khusus
absorbs B12 dari usus. Anemia pernisiosa bukan karena kekurangan intake B12
melainkan karena defisiensi factor instrinsik yang mengakibatkan absorbsi B12
terganggu.
g)Renal anemia
Terjadi karena sekresi eritropoitein dari ginjal berkurang akibat penyakit ginjal.
2.Leukemia
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a) Genetik
Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada penderita
kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma Bloom,
Fanconi’s Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van Creveld,
sindroma Kleinfelter, D-Trisomy sindrome, sindroma von Reckinghausen, dan
neurofibromatosis ( Wiernik, 1985; Wilson, 1991 ) . Kelainan-kelainan kongenital
ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan informasi gen, misal pada kromosom
21 atau C-group Trisomy, atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada
aneuploidy.
b) Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana
kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran . Hal ini berlaku
juga pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi ( Wiernik,1985 )
.
c)Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom
dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan
insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya ANLL ( Wiernik,1985;
Wilson, 1991 ).
d)Virus
Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus menyebabkan
leukemia pada hewan termasuk primata . Penelitian pada manusia menemukan
adanya RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi tidak
ditemukan pada sel-sel normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang
merupakan virus RNA yang menyebabkan leukemia pada hewan. ( Wiernik, 1985
) . Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia
adalah Human T-Cell Leukemia . Jenis leukemia yang ditimbulkan adalah Acute
T- Cell Leukemia . Virus ini ditemukan oleh Takatsuki dkk ( Kumala, 19990).
e) Bahan Kimia
Paparan kromis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan
peningkatan insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering
terpapar benzen. ( Wiernik,1985; Wilson, 1991 ) Selain benzen beberapa bahan
lain dihubungkan dengan resiko tinggi dari AML, antara lain : produk – produk
minyak, cat , ethylene oxide, herbisida, pestisida, dan ladang elektromagnetik (
Fauci, et. al, 1998 ) .
f) Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II ) dapat
mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML .
Kloramfenikol, fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan
kegagalan sumsum tulang yang lambat laun menjadi AML ( Fauci, et. al, 1998 ).
3. Hemofilia
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling
sering dijumpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten. Hemofilia
disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor IX (FIX),
dikelompokkan sebagai hemofolia A dan hemofiliaB. Kedua gen tersebut terletak
pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait-X (Ginsberg,2008).
Oleh karena itu, semua anak perempuan dari laki-laki yang menderita hemofilia
adalah karier penyakit, dan anak laki-laki tidak terkena.Anak laki-laki dari
perempuan yang karier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita penyakit
hemofilia.Dapat terjadi wanita homozigot dengan hemofilia (ayah hemofilia, ibu
karier), tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi.Kira-kira 33% pasien tidak
memiliki riwayat keluarga dan mungkin akibat mutasi spontan (Hoffbrand, Pettit,
1993).

4. Thalasemia
Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang
dimaksud dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini
pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali
ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA yang bernama Thomas B. Cooley
pada tahun 1925. Beliau menjumpai anak-anak yang menderita anemia dengan
pembesaran limpa setelah berusia satu tahun. Selanjutnya, anemia ini dinamakan
anemia splenic atau eritroblastosis atau anemia mediteranean atau anemia Cooley
sesuai dengan nama penemunya.
Thalasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari
ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang
membentuk hemoglobin (komponen darah).
Hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, mengandung zat besi (Fe).
Kerusakan sel darah merah pada penderita thalasemia mengakibatkan zat besi
akan tertinggal di dalam tubuh. Pada manusia normal, zat besi yang tertinggal
dalam tubuh digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.
Pada penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah yang rusak
itu menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati (lever). Jumlah zat besi
yang menumpuk dalam tubuh atau iron overload ini akan mengganggu fungsi
organ tubuh.Penumpukan zat besi terjadi karena penderita thalasemia memperoleh
suplai darah merah dari transfusi darah. Penumpukan zat besi ini, bila tidak
dikeluarkan, akan sangat membahayakan karena dapat merusak jantung, hati, dan
organ tubuh lainnya, yang pada akhirnya bisa berujung pada kematian.

5. Trombositopenia
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan dari
pembekuan darah pada orang normal jumlah trombosit didalam sirkulasi berkisar
antara 150.00-450.00/ul, rata – rata berumur 7-10 hari kira – kira 1/3 dari jumlah
trombosit didalam sirkulasi darah mengalami penghancuran didalam limpa oleh
karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit supaya tetap normal di
produksi 150.000- 450000 sel trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang
dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan
baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/mL (Sudoyo,
dkk ,2006). Trombositopenia dapat bersifat kongenital atau di dapat, dan terjadi
akibat penurunan reproduksi trombosit, seperti pada anemiaaplastik,
mielofibrosis, terapi radiasi atau leukimia, peningkatan penghancuran
trombosit, seperti pada infeksi tertentu ; toksisitas obat, atau koagulasi
intravaskuler, diseminasi (DIC); distribusi abnormal atausekuestrasi pada
limpa atau trombositopenia dilusional setelah hemoragiatau tranfusi sel darah
merah (Sandara, 2003).

DAFTAR PUSTAKA

Arvin, Kliegman Behrman.2012. Nelson Ilmu Keperawatan Anaked. 15, alih


bahasa Indonesia, A.Samik Wahab.Jakarta: EGC.
Carpenito-Moyet, Lynda Juall.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.ed.10,
alih bahasa,Yasmin Asih.Jakarta: EGC.
Doenges,M.E.2007.Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.ed. 4.Jakarta:EGC
Handayani, Wiwik & Sulistyo Andi. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba
Medika.Hofbrand,A.V,Pettit, J.E & Moss, P.A.H. 2005. Kapita Selekta
Hematologi. Jakarta: EGCKimberly, A. J. 2011. Kapita selekta Penyakit. Alih
bahasa, Dwi Widiarti. Jakarta : EGC.Kiswari, Rukman. 2014.
Hematologi dan Tranfusi.Jakarta: Erlangga.Kozier, B., Berman, A. And Shirlee,
alih bahasa Pamilih Eko Karyuni, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep Proses dan Praktik edisi VII Volume 1. Jakarta : EGC
Kumar. 2013. Dasar-Dasar Patofisiologi Penyakit. Jakarta: EGC
Bakta,I. M. 2006. Hematology klinik ringkas.jakarta:EGC
http://nursingprogramupnvj.blogspot.com/2013/10/sistem-hematologi.html

You might also like