You are on page 1of 8

e-J.

Agrotekbis 5 (1) : 58 - 65 , Februari 2017 ISSN : 2338-3011

IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN ANATOMI JERUK LOKAL


(Citrus sp) DI DESA DODA DAN DESA LEMPE KECAMATAN LORE
TENGAH KABUPATEN POSO

Morphology AndAnatomy Identification of Local Citrus (Citrus Sp) in Doda


andLempe Village, Lore Tengah District - Poso Regency
Surya Oktafia Adelina1) Enny Adelina2)Hasriyanty2)
1)
Agrotecnology Student, Agriculture Faculty, TadulakoUniversity, Palu, E-mail : oktafiaadelina@gmail.com
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu Jl. Soekarno-Hatta Km 9,
Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah Telp. 0451-429738 E-mail : ennyadelina@gmail.com
E-mail : hasrianty.amran@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims was to determine the characteristics of citrus plants basedon
theirmorphology and anatomy of leafat Dodaand Lempe Villages, Lore Tengah District-Poso
Regency. The observation of morphologywas conducted in the field in both villages, while the
anatomical observation was conducted at Science and Seed TechnologyLaboratory and Pest and
Disease Laboratory of Agriculture Faculty of Tadulako University from October to
November2015.The morphology variable observed was the shape and color of the trunk, branching
form, canopy,canopydiameter, trunk surface, leaf adges and ends shape, leaf symmetry, flus color,
leaf upper and upper and lower surface, leaf mesophyl, leaf size, petiole shape and length. The
anatomy consist of density and stomata index. The result showed that morphology and anatomy
characteristics observed based on cluster analysis drawn in the shape of dendogram. The results of
cluster analysis was obtained that the citrus in both villages has two or three accessions, this initial
finding can be used later to discover good quality of citrus seedling.

Keywords: Citrus Anatomy, Dendogram, and Morphology.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanaman jeruk berdasarkan cirri
morfologi dan anatomi daun di Desa Doda dan Desa Lempe Kecamatan Lore Tengah Kabupaten
Poso. Pengamatan cirri morfologi dilaksanakan di Desa Doda, dan Lempe, sedangkan pengamatan
anatomi dilakukan di Laboratoroium Ilmu dan Teknologi Benih serta Laboratorium Hama dan
Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, mulai bulan Oktober hingga
November 2015. Peubah morfologi yang diamati meliputi bentuk dan warna batang, bentuk
percabangan, tajuk, diameter tajuk, permukaan batang, bentuk tepi dan ujung daun, simetri daun,
warna flus, permukaan atasdan bawah daun, daging daun, ukuran daun, warna tangkai daun, bentuk
tangkai, panjang tangkai. Peubahan anatomi daun terdiri atas kerapatan dan indeks stomata. Hasil
penelitian menunjukkan karakter morfologi dan anatomi yang diamati berdasarkan analisis cluster
yang digambarkan dalam bentuk dendrogram. Hasil analisis kluster kedua desa menghasilkan dua
sampai tiga aksesi yang dapat dijadikan sebagai langkah awal ditemukannya benih jeruk bermutu.

Kata Kunci : Anatomi Jeruk, Dendogram, and Morfologi.

PENDAHULUAN Asia. Cina dipercaya sebagai tempat


pertama kali jeruk tumbuh. Jeruk
Jeruk (Citrus sp) merupakan merupakan tanaman yang dapat tumbuh
tanaman buah tahunan yang berasal dari baik di daerah tropis dan subtropis. Jeruk

58
manis dapat beradaptasi dengan baik di Lempe Kecematan Lore Tengah Kabupaten
daerah tropis pada ketinggian 900-1200 Poso.dan di Laboratorium Ilmu dan
meter di atas permukaan laut dan udara Teknologi Benih dan di Laboratorium
senantiasa lembab, serta mempunyai Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas
persyaratan air tertentu. Pertanian, Universitas Tadulako. Dilaksanakan
Jeruk merupakan salah satu buah yang pada bulan Oktober 2015.
paling digemari di Indonesia. Hal ini
ditandai dengan semakin meningkatnya Alat dan Bahan. Alat yang digunakan
konsumsi jeruk di Indonesia dari tahun ke pada penelitian ini adalah mistar, meter,
tahun. Konsumsi buah jeruk pada tahun mikroskop, kamera, cuter, cool box, alat
1995-2004 mengalami peningkatan sebesar tulis menulis sedangkan bahan yang
12,15% per tahun. Di Sulawesi tengah meliputi kertas label, tisu, alkohol, aquades,
produksi jeruk pada tahun 2010 mencapai tali, plastik sampel, tanaman dan daun
28,406 ton per tahun, pada tahun 2011 jeruk.
produksi jeruk mengalami peningkatan Metode Percobaan. Penetapan lokasi
mencapai 73,020 ton per tahun. Total
penelitian ini berdasarkan informasi dan
konsumsi jeruk di Indonesia pada tahun
hasil survei yang telah dilakukan yaitu di
2004 mencapai 2161,90 ribu ton, sedangkan
Desa Doda dan Desa Lempe Kecamatan
produksi jeruk dalam negeri hanya 2071,08
ribu Ton (Deptan, 2009). Rendahnya Lore Tengah Kabupaten Poso, tujuannya
produksi jeruk di Indonesia antara lain adalah untuk mengidentifikasi morfologi
disebabkan tingkat produktivitasnya masih dan anatomi tanaman jeruk yang akan
rendah. digunakan pada percobaan Identifikasi
Pada umumnya buah jeruk genetik. Penelitian ini menggunakan
merupakan sumber vitamin C yang berguna metode deskriptif dengan cara survei secara
untuk kesehatan manusia. Sari buah jeruk langsung ke lokasi yang akan dijadikan
mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 g untuk tempat penelitian. Penentuan lokasi
bahan, tergantung jenisnya. Makin tua buah dipilih secara purposive (sengaja) dengan
jeruk, biasanya makin berkurang kandungan pertimbangan bahwa daerah ini memiliki
vitamin C-nya. Vitamin C terdapat dalam populasi tanaman jeruk yang lebih dominan
sari buah, daging dan kulit, terutama pada dibanding daerah lain.
lapisan terluar kulit buah. Daging buah Materi percobaan ini digunakan
jeruk memiliki kandungan vitamin C yang sebanyak 20 tanaman yang berasal dari 2
tinggi yang mampu menambah daya tahan desa yang menampakkan morfologi secara
tubuh. Selain daging jeruk, khasiat dan visual dan berdasarkan informasi petani dan
manfaat buah jeruk juga banyak terkandung masyarakat setempat tanaman tersebut
pada kulit jeruk. Kulit jeruk memiliki memiliki keunggulan dan karakter yang
kandungan manfaat yang tidak kalah berbeda dengan tanaman jeruk lainnya.
banyak dibandingkan dengan kandungan Materi ini sebagian besar diperoleh dari
buah jeruknya sendiri. Kandungan kulit tanaman yang ditanam penduduk. Bagian
jeruk memiliki manfaat diantaranya mulai tanaman yang dijadikan sampel adalah daun
dari penenang, penghalus kulit hingga obat ke tiga hingga daun ke lima dari pucuk.
anti nyamuk.Jeruk selain berfungsi sebagai Secara bertahap ketiga materi ini dilakukan
sumber gizi, juga merupakan salah satu identifikasi secara morfologi dan anatomi.
komoditas hortikultura yang berfungsi Identifikasi Morfologi. Kegiatan ini
sebagai sumber sumber devisa negara. dimaksudkan untuk mengkaji keragaman
morfologi kultivar-kultivar dari materi yang
METODE PENELITIAN diambil di lokasi tersebut. Bahan yang
digunakan adalah karakter batang (bentuk
Tempat dan Waktu. Penelitian ini batang, warna batang, bentuk percabangan,
dilaksanakan di Desa Doda dan Desa bentuk tajuk, diameter tajuk, permukaan

59
batang) dan karakter daun (bentuk daun, keragaman morfologi pada tiap sampel
tepi daun, ujung daun, simetri daun, warna pengamatan pada tiap desa yang telah
flus, permukaan atas, permukaan bawah, ditentukan sampai jarak euclidius tertentu.
daging daun, ukuran daun, warna tangkai Khusus di desa Doda hasil analisis kluster
daun, bentuk tangkai daun panjang tangkai pada skala 0.441 ada tiga aksesiyang
daun, tulang daun bagian atas. memiliki kemiripan morfologi dan anatomi
Identifikasi Anatomi. Kegiatan ini yaitu DD5, DD9,dan DD1. Pada skala 0.527
dimaksudkan untuk mengkaji perbedaan terbentuk tujuh kelompok yang beragam
struktur anatomi daun pada sejumlah (tidak mirip) yaitu DD6, DD7, DD3, DD5,
aksesi yang diambil dari lokasi penelitian. DD4 dan DD2, DD8, DD10. Dan pada skala
Identifikasi yang digunakan adalah lapisan 0.687 terbentuk dua kelompok yang
sel epidermis, stomata, ikatan pembuluh. beragam (tidak mirip) yaitu DD6, DD7 dan
Identifikasi anatomi yang diamati meliputi
DD10. Dan yang sangat spesifik dari
Kerapatan stomata, indeks stomata, ukuran
stomata, jumlah stomata, jumlah epidermis, sepuluh aksesi ini adalah DD6. Serta aksesi
dan ukuran epidermis. Pengamatan dilakukan yang memiliki kemiripan morfologi dan
terhadap rasio tebal jaringan epidermis anatomi yang berbeda diwakili oleh DD6,
dan jaringan palisade. Sedangkan kerapatan DD7 dan DD10 (Gambar 1).
dan jumlah stomata diambil dengan cara
pengolesan cutex pada permukaan bawah DD6
daun, penghitungan dilakukan di bawah DD7
mikroskop. DD3
DD5
Analisis Kluster. Langkah ini dimaksudkan DD9
untuk menilai kemiripan antar aksesi DD1
tanaman jeruk dengan metode analisis DD4
dendogram. Data-data morfologi dan DD2
anatomi daun, morfologi buah, yang DD8
dikumpulkan dari sejumlah aksesi jeruk DD10
ditransformsikan menjadi data biner dalam 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0
bentuk matriks. Dari matriks dan data biner Jarak
ini selanjutnya dihitung matriks kemiripan
antar nomor koleksi jeruk yang diamati.
Bedasarkan nilai kemiripan tersebut Gambar 1. Dendogram analisis kluster
dibuat pengelompokkan nomor-nomor jeruk di desa Doda Berdasarkan Karakeristik
koleksi jeruk tersebut, pengelompokkan ini morfologi dan anatomi Daun.
menggambarkan hubungan kemiripan antar
individu pohon aksesi jeruk yang diamati LM2
berdasarkan morfologi dan anatomi daun, LM5
dan morfologi buah, yang dianalisis. Untuk LM4
menyimpulkan kekerabatan antara jenis LM3
yang diamati, semua data yang terkumpul LM9
LM10
dianalisis dengan menghitung jarak Euclid
yang dipertautkan berdasarkan kekerabatan LM7
LM8
terdekat dengan bantuan komputer memakai LM1
program SYSTAT. LM6
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
HASIL DAN PEMBAHASAN Jarak

Hasil Gambar 2. Dendogram analisis kluster jeruk


Berdasarkan hasil survei dilapangan di desa Lempe berdasarkan morfologi dan
dan hasil pengolahan data diperoleh anatomi Daun.

60
DD6
DD7 sistem klasifikasi, namun semuanya
DD3 berpangkal pada karakter morfologi (Davis
DD5
DD9
DD1
dan Heywood 1963).
DD4
DD2
Selain itu pendekatan ini
DD8
LM2
memberikan jalan tercepat memperagakan
LM8
LM7
keanekaragaman dunia tumbuhan, dan
LM10
LM9
dapat dipakai sebagai sistem pengacuan
LM3
LM4
umum yang dapat menampung pernyataan
LM5
DD10
data-data dari bidang lainnya (Rifai 1976).
LM1 Walaupun karakter bunga merupakan
LM6
karakter yang paling berguna di dalam
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0
klasifikasi tumbuhan, menurut Stone (1970),
Jarak
dan Stone (1976) karakter vegetatif tertentu
seperti panjang daun, lebar daun, perbedaan
bentuk dan ukuran daun juga sangat
Gambar 3. Dendogram analisis kluster penting.
tanaman jeruk desa Doda dan Lempe Pendekatan anatomi dapat
Berdasarkan morfologi dan anatomi Daun. menunjukkan korelasi antara karakter
Untuk desa kedua yaitu desa Lempe anatomi dan karakter-karakter yang lain,
berdasarkan analisis kluster pada skala oleh karena itu data ini dapat digunakan
0.333 ada dua aksesi yang memiliki untuk menguatkan batasan-batasan takson,
kemiripan morfologi dan anatomi yaitu terutama untuk bukti-bukti taksonomi
LM9 dan LM10. Pada skala 0.645 terbentuk seperti karakter morfologi yang masih
dua kelompok yang beragam yaitu meragukan. Umumnya karakter anatomi
kelompok I ( yang diwakili LM1), dan merupakan basis yang dapat diandalkan
kelompok II (LM6) (Gambar 2). untuk membedakan jenis (Stone 1976),
Hasil dendogram berdasarkan ciri tetapi biasanya karakter anatomi ini
morfologi dan anatomi dari kedua desa memiliki kegunaan yang besar pada takson
tersebut yaitu desa Doda dan Lempe infragenerik.
menunjukkan bahwa pada skala 0.333 Secara anatomi, daun sangat
terdapat dua aksesi yang memiliki bervariasi dan menyediakan banyak
kemiripan morfologi dan anatomi yaitu karakter yang secara sitematik nyata.
LM9, dan LM10. Pada skala 0.799 Karakter-karakter yang digunakan adalah
terbentuk dua kelompok yang beragam lapisan sel epidermis, banyaknya lapisan
yaitu kelompok I (DD6), kelompok II hipodermis, stomata, sel-sel kristal dan
(diwakili DD7, dan LM6) (Gambar 3). ikatan pembuluh. Karakter anatomi yang
diamati meliputi ukuran stomata, kerapatan
Pembahasan stomata, indeks stomata, ada atau tidaknya
Karakter morfologi mudah dilihat papilla pada stomata, bentuk sel epidermis,
sehingga variasinya dapat dinilai dengan ukuran sel epidermis dan susunan sel
cepat jika dibandingkan dengan karakter- tetangga.
karakter lainnya. Menurut Stace (1981) Analisis kluster adalah data program
pembatasan takson yang baik dilakukan statistik yang tersedia untuk meganalisis
dengan menggunakan karakter-karakter data klasifikasi berdasarkan parameter
yang mudah dilihat, dan bukan oleh karakter - tertentu, salah satu antaranya adalah
karakter yang tersembunyi. Karakter program Systat. Data yang diperoleh dari
morfologi mempunyai peran penting di parameter pengamatan diubah menjadi
dalam sistematika, sebab walaupun banyak data biner kemudian dijadikan matriks
pendekatan yang dipakai dalam menyusun persamaan atau data jarak.

61
DD6 DD6 DD6 DD7 DD7 DD7

LM6 LM6 LM6

Gambar 4. Morfologi dan anatomi daun jeruk mewakili Desa Doda dan Lempe.

Data ini kemudian digunakan untuk tajuk pohon jeruk ada dua variasi yaitu
menyusun dendrogram melalui analisis menyebar dan tegak. Dikatakan menyebar
kluster (Bustaman dan Moeljopawiro, 1998) karena memiliki percabangan cendrung
Berdasarkan hasil dendogram desa ke samping, percabanganya lebih banyak,
Doda terdapat dua kelompok yang beragam. hingga menutupi batang dan memiliki
Kelompok I terdapat satu aksesi yaitu ranting-ranting kecil dengan daun yang
DD6, kelompok II terdapat sembilan aksesi lebat, pohon jeruk yang berbentuk menyebar
yang diwakili DD10. Desa kedua yaitu desa biasanya lebih banyak menghasilkan
Lempe, berdasarkan hasil dendogram buah dan memiliki bunga yang sehat
terdapat dua kelompok yang beragam. (Tobing, 2013).
Kelompok I terdapat sembilan aksesi yang Hasil penelitian menunjukan bahwa
diwakili oleh LM1, kelompok II terdapat rata-rata tanaman jeruk di desa Doda dan
satu aksesi yaitu LM6. Hasil penggabungan Lempe memiliki bentuk batang bersegi,
dari kedua desa, yaitu desa Doda dan bentuk ranting yang tidak beraturan dan
Lempe pada skala 0.687 terbentuk tiga memiliki tekstur batang tanaman yang
kelompok yang beragam. Kelompok I berumur 10 tahun ke atas berbentuk kasar
terdapat satu aksesi yaitu DD6, kelompok II dan berwarna coklat kehitaman, dengan
terdapat 18 aksesi yang diwakili DD7, dan bentuk percabangan melengkung keatas.
kelompok III terdapat satu aksesi yaitu Batang tanaman jeruk berkayu dan keras,
LM6. batang jeruk tumbuh tegak dan memiliki
Karakter morfologi tanaman jeruk percabangan serta ranting yang jumlahnya
berdasarkan sampel yang digunakan untuk banyak sehingga dapat membentuk mahkota
analisis kluster desa Doda dan Lempe yang tinggi hingga mencapai 15 meter atau
terlihat ada perbedaan dan juga terdapat lebih. Cabang tanaman jeruk ada yang
beberapa karakter yang sama. Seperti dari tumbuh tegak bersudut >450 dan ada yang
segi tinggi tanaman tersebut yang bervariasi bersudut <450, tergantung jenisnnya.
tergantung pada umur masing-masing Batang tanaman ada yang berduri dan tidak,
tanaman. Sebagian besar tanaman jeruk batang tanaman jeruk berkualitas halus,
yang terdapat di desa Doda dan Lempe warna kulit batang.
memiliki tajuk yang berbentuk tegak dan Bentuk daun tanaman jeruk yang
menyebar, dengan diameter tajuk yang terdapat di lokasi penelitian sebagian besar
paling besar 610 cm. Secara umum bentuk berbentuk Lanceolate (meruncing), bentuk

62
ujung daun Acute (runcing), tepi daun Warna daun suatu jenis tumbuhan
bergerigi, permukaan daun kasar, bentuk dapat berubah menurut kedaan tempat
tangkai daun Oblique (bundar dan lurus), tumbuhnya dan erat sekali dengan persediaan
dengan warna tangkai daun hijau, luas air dan makanan serta penyinaran dan
dan panjang tangkai daun bervariasi, warna pada umumnya warna daun pada sisi atas
flush daun hijau muda dan hijau. Daun dan bawah jelas berbeda, sisi atas tampak
tanaman jeruk termasuk daun tunggal, daun lebih hijau, mengkilap dan licin jika
terdiri dari dua bagian, yaitu lembaran daun dibandingkan dengan warna sisi bawah
besar dan kecil. Ujung daun runcing, daun (Tjitrosoepomo, 2009).
demikian pula pangkalnya juga meruncing, Lingkungan merupakan salah satu
tetapi daun agak rata, helai daun kaku faktor penting dalam proses pertumbuhan
dan tebal. Permukaan daun bagian atas tanaman, dengan adanya faktor tersebut
mengandung lilin, pektin, licin dan yang menyebabkan dua jenis tanaman yang
mengkilap berwarna hijau tua dan memiliki sama dapat berpeluang terjadinya perbedaan
tulang-tulang daun menyirip, sedangkan tampilan morfologi hingga fisiologi
permukaan daun bagian bawah berwarna tanaman itu sendiri. Menurut Ismail (2006),
hijau muda. Lingkungan merupakan suatu faktor
Bentuk daun bulat telur, panjangnya penentu keragaman dari suatu populasi
5-15 cm dan lebar 2-8 cm. Ujungnya tanaman pada sebuah daerah, ketinggian,
runcing sedikit tumpul dan biasanya sedikit cura hujan, suhu dan kelembaban dan faktor
berlekuk. Bagian tepi daun kadang-kadang pendukung pertumbuhan tanaman, artinya
bergerigi, halus tidak berbulu pada kedua perbedaan salah satu faktor lingkungan
permukaannya. Permukaan atas berwarna akan mempengaruhi karakter (baik
hijau tua mengkilat dengan titik-titik kuning morfologi maupun fisoilogi tanaman) dari
muda dan permukaan bawah berwarna hijau populasi sejenis.
muda sampai berwarna hijau kekuningan Stomata merupakan suatu celah
kusam dengan titik-titik hujau tua. Tulang pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel
daun bagian tengah bila dilihat dari penutup yang berisi kloroplas dan
permukaan bawah berwarna hijau muda, mempunyai bentuk serta fungsi yang
mempunyai cabang berjumlah 7-15 pasang. berlainan. kerapatan stomata pada sampel
Selain itu daun merupakan bagian tanaman jeruk dan indeks stomata, panjang
vegetatif tanaman yang paling tinggi dan lebar stomata yang tidak merata. Hal ini
keragamannya. Untuk pelepasan varietas disebabakan oleh faktor eksternal seperti
tanaman, morfologi daun merupakan bagian pencahayaan, suhu, kelembaban dan air.
pengamatan penting bagi tanaman buah- Keaadaan lingkungan mempengaruhi
buahan tahunan termasuk tanaman jeruk frekuensi stomata. Daun tanaman yang
seperti bentuk daun, tipe daun, sifat torehan, tumbuh pada lingkungan kering dan
ujung daun, belahan daun, warna daun, tipe dibawah cahaya dengan intensitas tinggi
daun dan ukuran daun (Direktoran cenderung memiliki stomata yang banyak.
Jendral Hortikultura, 2006). Tanaman jeruk Stomata berkembang dari sel protoderma.
memiliki warna daun yang berbeda antara Sel induk membagi diri menjadi dua sel
bagian atas dan bagian bawah daun, dimana yang terdiferensiasi menjadi dua sel
daun bagian atas lebih cerah terlihat penjaga. Pada mulanya sel tersebut kecil
dibandingkan pada permukan daun bagian dan bentuknya tidak menentu, tetapi
bawah. Beberapa nomor sampel daun selanjutnya berkembang melebar dan
yang memiliki warna sampel daun yang bentuknya khas. Selama perkembangan,
bervariasi. Adanaya perbedaan tersebut lamela tengah diantara dua sel penjaga
disebabkan oleh adanya pengaruh eksternal menggembung dan bentuknya seperti lensa
seperti lingkungan sekitar dan tempat sejenak sebelum bagian tersebut berpisah
tumbuhnya tanaman tersebut. menjadi aperture.

63
Jumlah dan ukuran stomata ukuran epidermis, jumlah stomata, jumlah
dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan. epidermis, kerapatan stomata, dan indeks
Sel-sel penutup yang mengelilingi stomata stomata.
mengendalikan pembukaan dan penutupan Saran
stomata. Penutupan stomata penting untuk
mencegah kehilangan air pada waktu Adanya penelitian lanjutan tentang
persediaan air terbatas sekaligus membatasi uji percobaan dengan menggunakan benih
pengambilan CO2 untuk fotosintesis. dari sampel tanaman jeruk terpilih untuk
Stomata membuka pada waktu siang hari dilihat ketahanan tanaman jeruk, serta
dan menutup pada waktu malam hari. penelitian lanjut tentang morfologi bunga
Proses membuka dan menutup stomata dan buah tanaman jeruk.
dipengaruhi oleh tekanan turgor pada sel
penutup. Bertambah dan berkurangnya DAFTAR PUSTAKA
ukuran aperture sel penjaga adalah akibat Bustaman dan Moeljopawiro. 1998. Identifikasi
dari perubahan tekanan turgor pada sel Keragaman Morfologi dan Genetik Manggis.
penjaga. Yogyakarta.
Kerapatan stomata dapat
Carquist S. 1961. Comparative plant anatomy : A
mempengaruhi dua proses penting pada guide to taxonomic and evolutionary
tanaman yaitu fotosintesis dan transpirasi. applications of anatomical data in
Levit (1951) menyatakan bahwa banyak angiosperm. Holt, Renehart & Winston, New
faktor yang mempengaruhi ketahanan York.
tanaman terhadap kekeringan termasuk
Davis PH dan VH Heywood. 1963. Principles of
diantaranya kecenderungan untuk Angiosperm Taxonomy144(3618). Oliver and
memperlambat dehidrasi seperti absorbsi Boyd, Edinburg and London. 558 p.
air permukaan secara efisien dan sistem
konduksi air, luas permukaan daun dan Direktoran Jendral Hortikultura, 2006. Pedoman
Pelepasan Varietas Hortikultura. Jakarta.
strukturnya. Menurut Miskin et al., (1972)
tanaman ”barley” yang mempunyai kerapatan Departemen Pertanian. 2009, Prospek dan Arah
stomata yang tinggi akan memiliki laju Pengembangan Agribisnis Jeruk tahun 2004.
transpirasi yang lebih tinggi daripada Dalam http://www.deptan.go.id
tanaman dengan kerapatan stomata yang
Ismail, I. 2006. Seleksi Pohon Induk Aren
rendah. Berdasarkan Ciri Morfologi Sebagai Sumber
Benih di Kecamatan Lore Utara, Skripsi.
KESIMPULAN DAN SARAN Fakultas Pertanian UNTAD, Palu.

Kesimpulan Levit, J. 1951. Frost, drought and heat resistance.


Annual Review of Plant Physiology2(4): 245-
Berdasarkan hasil penelitian dan 268.
pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil
Miskin, E.K., D.C. Rasmusson, and D.N. Moss.
penggabungan dari kedua Desa, yaitu Desa 1972. Inheritance and physiological effects of
Doda dan Lempe pada skala 0.687 stomatal frequency in Barley. Crop Science12
terbentuk tiga kelompok yang beragam. (18): 780-783.
Kelompok I terdapat satu aksesi yaitu DD6,
kelompok II terdapat 18 aksesi yang Rifai, MA. 1976. Sendi-Sendi Botani Sistematika.
Lembaga Biologi Nasional LIPI, Bogor.
diwakili DD7, dan kelompok III terdapat
satu aksesi yaitu LM6. Karakter pembeda Stace CA. 1981. Plant Taxonomy and Biosystematics.
morfologi yang pertama adalah tinggi Edward Arnold, London.
tanaman, diameter batang, panjang daun,
Stone BC. 1976. A review of Javanese Pandanaceae
dan lebar daun. Karakter pembeda anatomi which notes of plants cultivated in hortus
yang pertama adalah ukuran stomata, bogoriensis. Reinwardtia 8(2) : 309-318 .

64
Stone BC. A review of javanese Pandanaceae which Tjitrosoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan.
notes of plants cultivated in hortus Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
bogoriensis.Reinwardita8(2):309-318. 1972.
Tobing, Bayu dan Siregar. 2013, Identifikasi
Stone BC. The Morphology and Systematics of Karakter MorfologiDalam Penyusunan
Pandanus Today (Pandanaceae). Gardens Deskripsi Jeruk Siam (Citrus Nobilis)
‘Bulletin29(3): 137-142. 1976. Dibeberapa Daerah Kabupaten Karo Jurnal
Online Agroteknologi 2(1): 72-85.

65

You might also like