Professional Documents
Culture Documents
hingga Propeller
Aditya Rifki Muttaqin
1610313008 Sistem Permesinan Kapal
1. Pengertian Propulsi
Untuk mendesain propeller ini tentunya kita harus mengetahui ukuran utama
kapal yang akan dirancang propellernya. Kemudian dari data tersebut dapat
menghitung/memperkirakan besarnya tahanan total dari kapal. Setelah
mengetahui nilai tahanan total kapal, langkah berikutnya adalah menghitung
daya main engine (BHP) yaitu daya mesin induk yang nantinya ditransmisikan
ke propeller untuk menghasilkan daya dorong. Sekaligus memilih main engine
yang tersedia di pasaran yang tepat untuk menghasilkan BHP seperti yang
diinginkan dan menghasilkan kecepatan kapal yang sesuai dengan rencana yang
telah dibuat. Apabila kita telah menentukan jenis dan spesifikasi engine hal yang
berikutnya dilakukan adalah pemilihan propeller yang akan digunakan.
Dalam hal ini propeller yang akan dipilih adalah propeller B-Series Wageningen,
dengan spesifikasi yang tertentu sesuai dengan diagram-diagram yang ada.
Propeller yang dipilih tersebut harus disesuaikan dengan
perhitunganperhitungan yang ada dan memenuhi nilai efisiensi tertinggi yang
dapat dicapai dan memenuhi syarat kavitasi. Ketika telah didapatkan jenis main
engine dan propeller yang akan digunakan, langkah berikutnya penentuan
kesesuaian engine dengan propeller melalui perhitungan Engine Propeller
Matching (EPM). Ketika engine dan propeller telah sesuai maka perencanaan
dapat dilanjutkan ke perencanaan poros propeller. Dalam perencanaan poros
data yang diperlukan adalah besarnya daya yang ditransmisikan ke propeller
yang disebut dengan SHP dan besarnya torsi yang diterima oleh poros tersebut.
Karena propeller ini menembus badan kapal maka diperlukan suatu alat yang
berfungsi untuk mengurangi air yang masuk ke dalam kapal. Alat tersebut biasa
dinamakan dengan stern tube. Sehingga untuk langkah selanjutnya adalah
menghitung atau merencanakan stern tube.
Poros propeller merupakan salah satu bagian terpenting dari instalasi penggerak
kapal. Putaran mesin ditransmisikan ke propeller melalui poros, maka poros
sangat mempengaruhi kerja mesin bila terjadi kerusakan. Yang perlu diketahui
adalah bahwa kedudukan poros propeller dengan mesin induk adalah harus
segaris atau dengan kata lain harus dalam satu garis sumbu. Jika kelurusan garis
atau sumbu porors dan mesin induk belum tercapai maka perlu dibuat tambahan
dudukan untuk mesin atau mengurangi tinggi dengan jalan mengurangi tebal
bantalan, asalkan tebal bantalanmasih dalam batas yang memenuhi kriteria tebal
minimum suatu bantalan. Bantalan juga digunakan untuk mengurangi terjadinya
getaran pada poros yang mengakibatkan berkurangnya efektifitas poros
propeller juga untuk menghindari terjadinya deformasi pada poros propeller.
Tenaga kerja yang dihasilkan mesin induk diteruskan dalam bentuk putaran
melalui serangkaian poros ke baling baling diberikan dorongan yang
dibangkitkan oleh baling baling diteruskan ke badan kapal oleh poros baling
baling. Rangkaian poros itu disebut “Shafting” dan pada umumnya terdiri dari
bagian bagian berikut :
1. Poros pendorong (Thrust Sahft)
2. Poros bagian tengah / poros antara (intermediate shaft)
3. Poros baling baling (propeller shaft)
Ketiga poros ini saling dihubungkan oleh flange couplings (sambungan flens)
Berdasarkan buku BKI VOL III tahun 2016 Section 4 halaman 3/12
Boss Propeller
• Perencanaan spie poros propeller atau pasak adalah baja lunak yang disisipkan antara
poros dengan boss propeller agar keduanya bersatu dan mampu mentransmisikan
putaran dari main engine. Pemilihan jenis pasak tergantung dari besarnya daya yang
disalurkan pada bagian poros balingbaling. Jika ditinjau dari segi pemasangannya,
pasak dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu : pasak benam, pasak pelana,
pasak bulat, pasak bintang (spline).
Seperti yang telah diatur pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI, 2006) bahwa
alur pasak pada poros yang meruncing atau membentuk konis harus
dirancang sedemikian mungkin, sehingga membentuk keruncingan yang
gradual. Selain itu ujung dari alur pasak tersebut juga tidak boleh terlalu
tajam. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar berikut :
Stern tube merupakan selubung poros yang terletak di bagian belakang poros
propeller.Bagian depan stern tube ini dibatasi oleh afterpeak bulkhead dan
bagian belakang disangga oleh sternpost. Stern tube ini berfungsi untuk
menjaga kekedapan kapal agar tidak terjadi kebocoran serta sebagai media
pelumasan poros. Terdapat 2 macam pelumasan poros pada stern tube, yaitu
menggunakan air laut dan minyak.
Dahulu pelumasan air laut lah yang sering digunakan, namun sejak tahun
1960an banyak digunakan pelumasan minyak, karna pada kapal-kapal besar
yang menggunakan system pelumasan air laut stern tube banyak
terkontaminasi dengan air laut yang banyak terdapat endapan lumpur dan
kotoran di dalamnya sehingga beban stern tube menjadi lebih besar dan
getaran yang dihasilkan semakin besar. Sehingga dijaman modern ini, pada
umumnya lebih banyak menggunakan pelumasan minyak.
Maka dari itu, dalam perencanaan stern tube disini menggunakan system
pelumasan minyak. Dimana untuk system kekedapannya akan dipasang seal
dibagian depan dan belakang stern tube serta rope guard untuk mencegah
kotoran yang bisa terselip di area sekitar propeller. Selain itu didalam stern
tube juga akan dipasang bantalan guna menumpu beban poros
Gambar 4.1 Stern tube menggunakan pelumas air laut
SISTEM LAINNYA
A. RODA GIGI REDUKSI. Roda gigi reduksi gunanya untuk mengubah putaran motor pokok
yang tinggi menjadi putaran yang rendah, yang sesuai dengan RPM propeller yang dipakai. Roda
gigi reduksi diperlukan sebab propeller akan mencapai effisiensi yang tinggi, bila berputar pada
putaran yang rendah, sedang apabila propeller berputar cepat, akan kehilangan effisiensinya.
B. LANDASAN DORONG. Landasan dorong gunanya untuk menerima daya dorong dari proses
propeller dan diteruskan ke badan kapal. Seperti diketahui, dengan berputarnya propeller maka akan
timbul daya dorong. Gaya dorong ini akan diteruskan oleh proses propeller, supaya gaya dorong ini
tidak mendorong motor pokok, maka dipasanglah landasan dorong yang berfungsi menerima gaya
dorong tersebut sehingga pada motor pokok tidak bekerja gaya aksial.
C. LANDASAN DUKUNG (saft bearing). Landasan dukung gunanya ialah menjaga agar
rangkaian poros propeller, tetap lurus dan untuk menyangga berat poros.